Ddit Bab i - II-(Revised)_2 ILMU TANAH

Post on 21-Dec-2015

29 views 0 download

Transcript of Ddit Bab i - II-(Revised)_2 ILMU TANAH

Ir. Joko Maryanto, M.Si.

Drs. Prasmaji Sulistyanto, M.Si.

DASAR-DASAR ILMU TANAH(PNU 1209)

M. NAZARUDIN BUDIONO TAMAD

DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Tanah

1.2. Konsepsi tentang Tanah

1.3. Lingkup yang Dipelajari

II. BAHAN PENYUSUN TANAH

2.1. Bahan Anorganik/Mineral

2.2. Bahan Organik

2.3. Udara

2.4. Air

III. PROSES PEMBENTUKAN TANAH3.1. Faktor Pembentuk Tanah3.2. Proses Pelapukan3.3. Profil dan Solum3.4. Pedon dan Polipedon

IV. SIFAT FISIKA TANAH4.1. Warna Tanah4.2. Tekstur Tanah4.3. Struktur Tanah4.4. Konsistensi Tanah

4.5. Bobot Jenis Isi, Bobot Jenis Partikel dan Porositas Tanah

UJIAN TENGAH SEMESTER

V. SIFAT KIMIA TANAH5.1. Koloid Tanah5.2. Kapasitas Tukar Kation5.3. Kejenuhan Basa5.4. pH Tanah dan Pengapuran

VI. DASAR KESUBURAN TANAH DAN PEMUPUKAN6.1. Pengertian Kesuburan6.2. Unsur Hara6.3. Mekanisme Penyerapan Hara6.4. Pengertian Pupuk dan Pemupukan6.5. Teknik Pemberian Pupuk

VII. DASAR PENGAWETAN TANAH DAN AIR7.1. Pengertian Pengawetan Tanah dan Air7.2. Erosi Tanah7.3. Metode Pengawetan Tanah dan Air

VIII. DASAR KLASIFIKASI TANAH8.1. Sistem Klasifikasi8.2. Beberapa Jenis Tanah di Indonesia

IX. DASAR SURVEI DAN EVALUASI LAHAN9.1. Survei Tanah9.2. Evaluasi Lahan

UJIAN AKHIR

1. KEHADIRAN MINIMAL 75%

2. KETERLAMBATAN MASUK KELAS MAKSIMAL 15 MENIT

3. PENILAIAN:A ≥ 80B 66,00 - 79,99C 56,00 - 65,99D 46,00 - 55,99E < 46

4. PROPORSI PENILAIAN:TUGAS TERSTRUKTUR = 20%PRAKTIKUM = 30%UJIAN SISIPAN = 25%UJIAN UTAMA = 25%

DAFTAR PUSTAKA BUKU WAJIB:Sarwono Hardjowigeno S. 2007. Ilmu Tanah.

Penerbit Akademi Pressindo. Jakarta

BUKU ANJURAN:Baver, L.D., W.H. Gardner and W.R. Gardner. 1972. Soil Physics.

John Wiley and Sons, Inc. New York.Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul,

M.A. Diha, Go Ban Hong dan H.H. Bailey, 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Penerbit Unila. Lampung

Soegiman. 1982. Ilmu Tanah (terjemahan). Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Penerbit Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.

Van Wambeke, A., 1992. Soils of Tropics, Properties and Appraisal. Mc.Graw-Hill, Inc. New York.

PRAKTIKUM:

1.PENDAFTARAN: MULAI 9 MARET 2015

2.PELAKSANAAN: KELAS B : MULAI 19 MARET 2015

3.MAHASISWA YANG MENGULANG TIDAK DIWAJIBKAN MENGULANG PRAKTIKUM KECUALI NILAI PRAKTIKUMNYA BELUM LULUS (KURANG DARI 46).

4.MAHASISWA WAJIB MENGIKUTI SELURUH ACARA PRAKTIKUM

PENDAHULUAN

PERTUMBUHAN DAN

PRODUKSI

Dipengaruhi oleh :

Faktor dalam (genetik)

tetap

Faktor luar

berubah

Biotik

Abiotik

Menguntungkan Merugikan

Iklim Tanah

1.1 Pengertian Tanah beragam

a. Pedologi :

b. Edapologi :

Membahas tanah tentang sebagai ilmu pengetahuan yang murni (pure sciences) mis. Genesa Tanah, Klasifikasi Tanah

Membahas tanah dari sudut tumbuhan

(disini diperhatikan berbagai sifat tanah yang ada hubungannya dengan pertumbuhan & produksi tanaman)

“ Kumpulan benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horison-

horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara

yang merupakan media untuk tumbuhnya tanaman ”.

dua Fungsi utama tanah1. Sebagai gudang hara / makanan2. Sebagai matriks yang memberi tunjangan

mekanik dan tempat air / hara ditambahkan

1. Hilangnya / berkurangnya hara

2. Munculnya senyawa racun3. Erosi4. Penggenangan air (water

loging)

Dapat rusak disebabkan oleh :

1.2 Konsepsi Tentang Tanah

Solum Tanah

Regolit(Bahan Induk)

Batuan Induk

Residual

Angkutan

(bed rock)

Profil tubuh tanah

Batuan segar

Soil

ILMU YANG BERHUBUNGAN DENGAN TANAH

FISIKA TANAHKIMIA TANAHKESUBURAN TANAHMIKROBIOLOGI TANAHKONSERVASI TANAH DAN AIRMINERALOGI TANAHGENESIS DAN KLASIFIKASI TANAHSURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHANGEOGRAFI TANAH

II. SUSUNAN TANAH

Tanah berfase 3 : 1. Padat2. Gas3. Cair Non padat

Susunan / Komponen

Non padat

Padat Anorganik

Organik

Gas / Udara

Cair / Air

45 %5 %

25 %

25 %Komposisi Ideal untuk tanah anorganik

1. Tanah Anorganik

2. Tanah Organik Syarat : Pasir B.O 20 % Liat B.O 30 %

2.1 Fase Padat

a. Bahan anorganik berasal dari pelapukan batuan

Butir Tunggal( Partikel )

Fraksi

PASIR

DEBU

LIAT

50 μm - 2 mm

2 μm - 50 μ

< 2 μm

(Sand)

(Silt)

(Clay)

b. Bahan organik ( 2 - 5 % )

Sisa-sisa tanaman dan atau hewan terutama yang telah mengalami pelapukan

Sumber primer : Tanaman / Tumbuhan

Sumber sekunder : Hewan / Ternak

BAHAN ANORGANIK (MINERAL)

Bahan mineral berasal dari pelapukan batuan

Batuan dikelompokkan:

1. batuan beku

2. batuan sedimen

3. batuan metamorfik (malihan)

MINERAL PRIMER & SEKUNDER

Mineral primer:

Mineral yang berasal langsung dari batuan yang dilapuk (terdapat pada fraksi pasir dan debu)

Mineral sekunder:

Mineral bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah berlangsung (terdapat pada fraksi liat)

MINERAL PRIMER TANAH DAN UNSUR HARA

-------------------------------------------------------------------------Mineral Unsur hara-------------------------------------------------------------------------Kuarsa (SiO2) --Kalsit CaDolomit Ca, MgFeldspar: - Ortoklas K - Plagioklas Na, CaMika: - Muskovit K - Biotit K, Mg, FeAmfibol (hornblende) Ca, Mg, Fe, Na---------------------------------------------------------------------------

MINERAL PRIMER TANAH DAN UNSUR HARA

--------------------------------------------------------

Mineral Unsur hara

--------------------------------------------------------

Piroksin Ca, Mg, Fe

Olivin Mg, Fe

Leusit K

Apatit P

--------------------------------------------------------

MINERAL SEKUNDER

Beberapa jenis mineral sekunder (mineral liat) yang sering ditemukan di dalam tanah:

1. Kaolinit

2. Haloisit

3. Montmorilonit

4. Gibsit

5. Al-Fe oksida

BAHAN ORGANIK

KOMPONEN TANAH

BAHAN ANORGANIK

BAHAN ORGANIK

UDARA

AIR

DAERAH TROPIS BO 1 – 6 %.

Bahan Organik Tanah Sisa – sisa tanaman dan atau hewan,

terutama yang telah mengalami proses

dekomposisi.

1. TANAMAN SUMBER PRIMER

( ANORGANIK ORGANIK )

2. HEWAN SUMBER SEKUNDER ( ORGANIK ORGANIK )

(SOM)

Komposisi BO tanah

Salah satu hasil proses dekomposisi adalah senyawa RESISTEN (tidak berubah). Senyawa Ini merupakan Senyawa Kompleks Yang di Kenal Dengan “HUMUS”

DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK

CEPAT

LAMBAT SEKALI (RESISTEN)

GULA, PATI, PROTEIN SEDERHANAPROT KASARHEMI SELULOSASELULOSALIGNIN, LEMAKLILIN. DSB

B.O Bersifat Kompleks & Mempunyai Ketahanan Yang Berbeda Terhadap Dekomposisi.

HUMUS

Senyawa organik komplek yang resisten, berwarna coklat kehitaman, amorphous dan bersifat koloidal yang di modifikasikan / disintesiskan dari jaringan berasal tumbuhan atau hewan oleh berbagai M.O

DEKOMPOSISI B.O REAKSI ENZYMATIS

HASIL :

1. Energi yang dibebaskan Diperlukan oleh M.O Tertinggal dalam sisa B.O Dibebaskan sebagai panas

2. Hasil akhir yang sederhana Karbon CO2 ; CO3²ˉ ; HCO3ˉ ; CH4

Nitrogen NH4 ; NO2 ; NO3ˉ ; N Belerang S ; H2S ; SO2ˉ

Fosfor H2PO4 ˉ ; HPO4²ˉ Senyawa – senyawa lain

3. Senyawa kompleks Humus

Perubahan Protein ( B.O ) N Tersedia

SIFAT-SIFAT HUMUS :

1. Bersifat koloidal2. Luas permukaan & daya jerap melebihi liat

5. Kohesi dan plastisitas rendah.

6. Memberikan warna gelap pada tanah

3. KTK tinggi < 150 – 300 me / 100 gram

4. Daya jerap air tinggi ( 80 – 90% dr bobotnya)

HUMUS

Sangat variabel & heterogen Sifatnya sangat berbeda dari senyawa asal pembentukannya

Bahan organik merupakan bahan yang pentig karena berpengaruh secara positif terhadap sifat-sifat tanah ( fisika, biologi, kimia)

“kunci kesuburan tanah”Usaha untuk mempertahankan / meningkatkan kandungan B.O tanah:

3. Tindakan yang berhubungan dengan pencegahan erosi

2. Menambahkan dari luar dalam bentuk pupuk organik

1. Mengembalikan sebanyak-banyaknya sisa-sisa tanaman kedalam tanah

a) Pupuk Kandang :

b) Pupuk Kompos:

c) Pupuk hijau:

Campuran kotoran ternak dan urine serta siss-sisa makanan yang kadang-kadang tercampur alas kandangnya

Jenis pupuk yang terjadi karena proses penghancuran oleh alam atas bahan organik terutama daun, sampah, jerami

Daun-daun segar family leguminosae

2.2 Fase Non Padat

a. Fase Cair Air Tanah = lengas tanah

Fungsi air Pertumbuhan tanaman1. Sumber hara2. Pelarut hara3. Bagian dari sel tanaman4. Pengolahan tanah (sawah)

Jumlah air di dalam tanah tergantung :1. Banyaknya curah hujan2. Kemampuan menahan air3. Besarnya evapotranspirasi4. Tingginya permukaan air tanah

Cara menentukan kadar air antara lain dengan metode gravimetri (penimbangan)

Ditinjau dari ketersediaannya untuk tanaman

1. Air berlebihan2. Kapasitas lapang = air tersedia3. Titik layu permanen = air tidak tersedia

Kadar Air

1. Kadar Air gravimetrik (berat)

2. Kadar Air Volumetrik

Bobot air

Bobot padatan tanahX 100%=

Volume air

Volume Total TanahX 100%=

MACAM AIR TANAH1. Air higroskopik Air yang diserap tanah sangat kuat sehingga

tidak dapat digunakan tanaman

2. Air kapiler Air yang dapat bergerak ke samping atau ke atas

karena gaya kapiler. Sebagian besar air kapiler merupakan air yang tersedia bagi tanaman

3. Air gravitasi Air yang tidak dapat diserap tanah karena adanya

pengaruh gaya gravitasi

Partikel Tanah

Air higroskopisAir kapiler Air gravitasi

Air kapiler (sebagian besar tersedia bagi tanaman)

(1) Kapasitas lapang Menunjukkan jumlah air terbanyak yang dapat

ditahan oleh tanah

(2) Titik layu permanen Pada kondisi ini, akar tanaman mulai tidak mampu lagi

menyerap air dari tanah, sehingga tanaman menjadi layu

(3) Air tersedia Merupakan selisih antara kadar air pada kapasitas

lapang dan kadar air pada titik layu permanen

Tabel 1. Tegangan air

-------------------------------------------------------------------------Kelembaban tanah Tegangan air Bar (atm) pF-------------------------------------------------------------------------Jenuh air 0 0Kapasitas lapang 1/3 2,53Titik layu permanen 15 4,18Koefisien higroskopik 31 4,50Kering oven 10.000 7,0--------------------------------------------------------------------------

b. Fase Gas Udara tanah

Komponen udara tanah = udara atmosfer

dengan catatan : Kandungan uap air lebih tinggiKandungan CO2 lebih tinggi

Kandungan O2 lebih rendah

O2 dalam tanah diperlukan oleh: 1. Organisme tanah2. Akar tanaman

Pernafasan akar ENERGI Penyerapan hara