Post on 27-Jun-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGGUNAAN ALAT PERAGA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBAHASA TENTANG MEMBACA
ANAK KELOMPOK A DI TK LKMD SUDIMORO
TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN
2011/2012
SKRIPSI
Oleh :
NAMA : RIMA PRAMITASARI
NIM : X 8110039
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rima Pramitasari
NIM : X8110039
Jurusan/ Program Studi : Ilmu Pendidikan/ Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD)
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN ALAT PERAGA
PUZZLE UNTUK MENINGKATKANKETERAMPILAN BERBAHASA
TENTANG MEMBACA ANAK KELOMPOK A DI TK LKMD
SUDIMORO TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sangsi atas perbuatan saya.
Surakarta, Januari 2013
Yang Membuat Peryataan
Rima Pramitasari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENGGUNAAN ALAT PERAGA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN BERBAHASA TENTANG MEMBACA
ANAK KELOMPOK A DI TK LKMD SUDIMORO
TERAS BOYOLALI
Oleh
RIMA PRAMITASARI
X8110039
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia dini
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Rima Pramitasari PENGGUNAAN ALAT PERAGA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA TENTANG MEMBACA ANAK KELOMPOK A DI TK LKMD SUDIMORO TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2012.
Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca anak melalui pengunaan media puzzle di kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini melakukan tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah anak TK LKMD Sudimoro Kelompok A yang terdiri dari 23 anak yaitu 9 anak laki-laki dan 14 anak perempuan. Sumberdata berasal dari guru dan anak. Teknik pengumpulan data adalah dengan observasi, wawancara, tes dan dokumentasi. Validitas data menggunakan validitas isi dan triangulasi. Analisis data menggunakan model analisis kualitatif dengan model interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pengunaan alat peraga puzzle dapat meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca anak kelompok A. Ketuntasan pada siklus I sebesar 56,52%,dan siklus II sebesar 82,61%. Diskripsi pengunaan alat peraga puzzle untuk meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca anak kelompok A adalah sebagai berikut: anak-anak belajar membaca dengan alat peraga puzzle. Anak dibagi menjadi tiga kelompok yang pembagiannya sesuai dengan tempat duduk masing-masing anak. Selanjutnya anak mengerjakan tugas sesuai dengan kelompoknya. Kelompok satu mengerjakan puzzle baca secara individu dan kelompok yang dua mengerjakan dua tugas yang lainnya. Setelah selesai anak-anak bergantian mengerjakan tugas yang lainya sesuai dengan kelompoknya. Anak yang berhasil mengerjakan tugas puzzle mendapatkan nilai yang sesuai dengan kriteria penilaian.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pengunaan alat peraga puzzle dapat meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca anak kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
Kata kunci: alat peraga puzzle, keterampilan berbahasa tentang membaca
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Rima Pramitasari PUZZLE FIGURE USE TOOL TO IMPROVE READING SKILLS CHALLENGE CHILD LANGUAGE GROUP A IN TK LKMD SUDIMORO TERAS BOYOLALI SCHOOL YEAR 2011/2012. Thesis, Faculty of Teacher Training and Education University Eleven March. July 2012. The purpose of this research is to improve the language skills of children through the use of media reading puzzle in group A kindergarten LKMD Sudimoro Teras Boyolali Academic Year 2011/2012. This research class action (PTK). The experiment was conducted in two cycles with each cycle consisting of planning, action, observation, and reflection. Subjects were kindergartners LKMD Sudimoro A group consisting of 23 children are 9 boys and 14 girls. Sumberdata comes from teachers and children. Data collection techniques are observation, interviews, tests and documentation. The validity of the data using content validity and triangulation. Analysis of data using qualitative analysis model with an interactive model. The results showed that through the use of props puzzle can improve the language skills of children reading group A. Thoroughness of the first cycle of 56.52%, and 82.61% for the second cycle. Description of the use of props puzzle to improve the language skills of reading children of group A are as follows: children learn to read with props puzzle. Children were divided into three groups according to the seating division of each child. Furthermore, children do the work according to the group. The group working on the puzzle read one individual or group are two other two tasks. After completion of the kids take turns doing the other tasks in accordance with the group. Children who successfully puzzle task to get the corresponding value of the assessment criteria. Based on these results, we can conclude that the use of props puzzle can improve the language skills of reading A group of kindergarten children LKMD Sudimoro Teras Boyolali Academic Year 2011/2012. Keywords: puzzle props, language skills of reading
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTO
Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah, Terapi berusaha memperbaiki dari satu kesalahan itulah yang
terbaik.
Mulai dari yang kecil dan sedikit, setelah itu jadilah orang yang tak pantas
untuk dibayar sedikit.( Mario Teguh)
Sabar bukan lah sikap yang pasif, sabar adalah berusaha dengan penuh
kesungguhan dan segala upaya mengharap ridho Allah semata, apabila
kegagalan yang datang, bukanlah Allah tempat segala kesalahan
dilemparkan tetapi segala koreksi diri dan mencari jalan lain dengan tetap
di jalan ilahi.(Ali Bin Abi Thalib)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk:
Orang tuaku (Bpk Mujiyono & Ibu Dyah Agindari) Terimakasih untuk
kasih sayang dan doa-doa mu yang tiada putus, tanpamu kasih Allah SWT
takkan sampai pada kami.
Adik-adik ku(Bayu Adi Prakoso & Aples Tri Yanuar) Terimakasih atas
semangatnya, perhatian dan dukungannya. Kalian yang memmbuatku
memahami kebersamaan didalam keluarga kita.
Teman-teman tercinta terimakasih telah memberikan semangat dan
motivasi, semoga kita selalu diberikan kesuksesan. Amin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang. Atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga sekripsi ini dapat penulis selasaikan dengan
judul Pengunaan alat Peraga Puzzle Untuk Meningkatkan Keterampilan
Berbahasa Tentang Membaca Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Skirpsi ini disusun untuk mengetahui sebagaian dari pernyataan untuk
mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidika Guru Pendidikan Anak
Usia Dini, Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis menyadari bahwa banyak hambatan dalam penulisan skripsi
ini, namun berkat bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak maka
hambatan ini dapat diatasi. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini
penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PG-PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Anayanti Rahmawati, S.Psi, MA. Psi selaku Pembimbing II yang telah
memberikan dorongan, semangat dan bimbingan dalam skripsi ini.
6. Ibu Dalmini S.Pd Kepala yang merangkap sebagi guru kelas TK LKMD
Sudimoro Teras Boyolalai yang telah membarikan kesempatan dan
tempat guna pengambilan data dan penelitian.
7. Para siswa TK LKMD Sudimoro yang telah bersedia untuk berpartisipasi
dalam pelaksanaan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
8. Semua pihak yang telah membatu menyelesaikan penulisan skripsi ini
yang tidak mingkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa sekripsi ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan penulis. Meskipun demikian, penulis berharap semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Surakarta, Januari 2013
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................... i
HALAMAN PERYATAAN ............................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................... v
HALAMAN ABSTRAK .................................................................. vi
HALAMAN MOTO.......................................................................... viii
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................... ix
KATA PENGANTAR....................................................................... x
DAFTAR ISI..................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... xv
DAFTAR TABEL............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 6
C. Tujuan Masalah....................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 6
BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 8
A. Tinjauan Pustaka................................................................. 8
1. Penggunaan Alat peraga Puzzle..................................... 8
a. Alat Peraga.................................................................. 8
b. Alat Permainan Edukatif............................................. 10
c. Pengertian Puzzle ....................................................... 12
2. Keterampilan Berbahasa................................................ 14
a. Pengertian Keterampilan............................................. 14
b. Pengertian Bahasa....................................................... 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
c. Pengertian Membaca................................................... 17
d. Membaca Permulaan................................................... 18
e. Penilaian Keterampilan Berbahasa Tentang membaca 22
B. Penelitian yang Relevan........................................................ 23
C. Kerangka Berfikir............................................................. ... 24
D. Hipotesis............................................................................... 26
BAB II METODE PENELITIAN.................................................... 27
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................... 27
1. Tempat Penelitian............................................................ 27
2. Waktu Penelitian.............................................................. 27
B. Subyek Penelitian.................................................................... 27
C. Data dan Sumber Data............................................................ 27
1. Jenis Data.......................................................................... 27
2. Sumber Data..................................................................... 28
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................... 28
E. Uji Validasi Data..................................................................... 29
F. Analisis Data........................................................................... 30
G. Prosedur Penelitian............................................................... 33
H. Indikator Kerja...................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................... 40
A. Diskripsi Pratindakan ............................................................. 40
B. Deskripsi Data......................................................................... 41
1. Deskripsi Data Awal......................................................... 41
2. Dedikasi Data Tindakan.................................................... 43
a. Tindakan Siklus I............................................................. 43
1. Tahap Perencanaan Tindakan........................................ 44
2. Pelaksanaan Tindakan.................................................... 44
3. Observasi........................................................................ 47
4. Refleksi........................................................................... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
b. Tindakan Siklus II............................................................ 50
1. Tahap Perencanaan Tindakan............................... 51
2. Pelaksanaan Tindakan........................................... 51
3. Observasi............................................................... 53
4. Refleksi................................................................. 54
C. Perbandingan Hasil Penelitian....................................................... 56
D. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................. 59
BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN........................... 62
A. Simpulan................................................................................. 62
B. Implikasi................................................................................. 62
C. Saran....................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 65
LAMPIRAN....................................................................................... 67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berfikifir................................................................. 25
2. Analisis Data........................................................................... 32
3. Prosedur Penelitian................................................................. 33
4. Grafik Data Tes Awal.............................................................. 42
5. Grafik Siklus I......................................................................... 48
6. Grafik Perbandingan Tes Awal dan Siklus I........................... 49
7. Grafik Siklus II........................................................................ 54
8. Ggrafik Perbandingan Siklus I dan Siklus II.......................... 55
9. Grafik Perbandingan Tes Awal, Siklus I, Siklus II................. 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Indikator Kerja........................................................................ 39
2. Frekuensi Data Tes Awal........................................................ 42
3. Hasil Tes Awal........................................................................ 43
4. Ferkuensi Data Nilai Siklus I.................................................. 48
5. Frekuens Perbandingan Nilai Tes Awal dan Siklus I ............ 49
6. Perkembangan Hasil Tes Awal dan Siklus I........................... 49
7. Frekuensi Data Nilai Siklus II................................................ 54
8. Frekuensi perbandingan Nilai Siklus I dan Siklus II.............. 55
9. Perbandingan Hasil Siklus I dan Siklus II.............................. 55
10. Frekuensi Perbandingan Nilai Tes Awal, Siklus Idan Siklus II 58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Jadwal Penelitian.................................................................... 68
2 Format Wawancara I............................................................... 69
3 Format Wawancara II............................................................. 70
4 RKH Siklus I Putaran I............................................................ 71
5 Skenario Putaran I................................................................... 74
6 RKH Siklus I Putaran II.......................................................... 79
7 Skenerio Putaran II.................................................................. 84
8 RKH siklus I Putaran III.......................................................... 87
9 Skenario Putaran III................................................................ 92
10 RKH Siklus II Putaran I.......................................................... 95
11 Skenario Putaran I................................................................... 100
12 RKH Siklus II Putaran II......................................................... 103
13 Skenerio Putaran II................................................................. 108
14 RKH Siklus II Putaran III....................................................... 111
15 Skenerio Putaran III................................................................ 116
16 Lembar Observasi Prasiklus................................................... 119
17 Lembar Observasi Siklus I Putaran I...................................... 120
18 Lembar Observasi Siklus I Putaran II..................................... 121
19 Lembar Observasi Siklus I Putaran III.................................... 122
20 Lembar Observasi Siklus II Putaran I..................................... 123
21 Lembar Observasi Siklus II Putaran II.................................... 124
22 Lembar Observasi Siklus II Putaran III.................................. 125
23 Lembar Pengamatan Prasiklus................................................ 126
24 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Putaran I......................... 127
25 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Putaran II........................ 128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
26 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Putaran III....................... 129
27 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Putaran I........................ 130
28 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Putaran II....................... 131
29 Lember Pengamatan Guru Siklus II Putaran III..................... 132
30 Karakteristik Penilaian Membaca........................................... 133
31 Data Nilai Tes Awal................................................................ 135
32 Data Nilai Tes Siklus I Putaran I............................................ 136
33 Data Nilai Tes Siklus I Putaran II........................................... 137
34 Data Nilai Tes Siklus I Putaran III.......................................... 138
35 Data Nilai Tes Siklus I............................................................ 139
36 Data Nilai Tes Siklus II Putaran I........................................... 140
37 Data Nilai Tes Siklus II Putaran II.......................................... 141
38 Data Nilai Tes Siklus II Putaran III........................................ 142
39 Data Nilai Tes Siklus II........................................................... 143
40 Data Nilai Tes Siklus I dan Siklus II...................................... 144
41 Foto Siklus I............................................................................ 145
42 Foto Siklus II.......................................................................... 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan secara terus menerus mengalami perubahan dan
perkembangan, proses yang terjadi di dunia pendidikan secara langsung
menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma dalam masyarakat. Salah satu
tuntutan masarakat terhadap dunia pendidikan adalah mampu menciptakan
manusia yang memiliki kemampuan dan kecerdasan sedini mungkin.
Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan anak usia dini
yang termasuk dalam Pendidikan informal, yang melibatkan pendidik dan anak
didiknya, di dalam pendidikan Taman Kanak-kanak anak diwajibkan untuk
mengikuti aturan kegiatan yang dilakukan oleh guru. Guru merupakan contoh
yang sangat efektif bagi anak dan anak usia TK sangat senang meniru apa yang
mereka lihat. Guru harus berhati-hati dalam memberikan contoh baik itu berupa
ucapan dan perilaku. Apabila salah maka anak akan mengingatnya kemudian
menirunya. Hal ini dikarenakan anak usia TK memiliki ingatan yang sangat kuat.
Guru disarankan dalam memberikan pembelajaran di TK harus efektif agar anak
dapat menangkap pembelajaran yang diberikan guru.
Program pembelajaran adalah seluruh rencana kegiatan yang saling terkait
untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yaitu pencapaian kemampuan anak
dalam pendidikan. Perencanaan pembelajaran tidak bisa lepas dari peran media
pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran. Pemanfaatan media secara kreatif
oleh guru akan sangat menentukan keberhasilan anak. Saat ini guru khususnya
guru Taman Kanak-kanak dituntut untuk kreatif dalam menggunakan alat peraga
atau media belajar, agar anak dapat memahami konsep-konsep dengan benar
dalam proses pembelajaran. Akan tetapi kenyataan dilapangan masih ada
sebagian guru yang belum memahami secara baik bagaimana menggunakan alat
peraga yang tepat dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena
mereka beranggapan bahwa untuk mendapatkan media pembelajaran tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
semudah yang diharapkan, kondisi ini menyebabkan suasana pembelajaran
kurang efektif dan monoton yang menyebabkan anak mengalami kejenuhan.
Konsep pembelajaran di Taman Kanak-kanak adalah dengan
mengembangkan konsep bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
Dunia bermain adalah dunianya anak-anak, kebutuhan utama anak adalah
terpenuhinya kebutuhan mereka akan bermain. Banyak jenis permainan dan alat
permainan yang menarik minat anak untuk dimainkan salah satunya adalah
permainan puzzle.
Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak terdapat beberapa bidang
pengembangan yang di kembangkan dalam pembelajaran di Taman Kanak-kanak.
Pengembangan tersebut meliputi pengembangan kognitif, pengembangan fisik
motorik, pengembangan nilai agama dan moral, sikap perilaku dan pengembangan
bahasa. Pengembangan kognitif yang melibatkan kemampuan berfikir anak
bagaimana cara menyelesaikan masalah. Perkembangan fisik motorik yaitu
perkembangan dan kemampuan fisik anak. Pengembangan nilai agama dan moral
yaitu perkembangan yang melibatkan agama dan cara sopan santun di mana anak
tersebut berada. Sikap perilaku yang mengembangkan bagaimana cara
bersosialisasi dengan orang lain. Perkembangan bahasa yaitu mengembangkan
kemampuan berbahasa anak yang meliputi membaca, menulis, menyimak,
berbicara.
Departemen Pendidikan Nasional (2004:3) menjelaskan bahwa berbahasa
termasuk dalam bidang kemampuan dasar yaitu kegiatan yang dipersiapkan oleh
guru untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas sesuai dengan tahap
perkembangan anak. Tujuan dari bidang kemampuan berbahasa yaitu agar anak
mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa yang sederhana secara tepat,
mampu berkomunikasi secara efektif dan membangkitkan minat untuk dapat
berbahasa Indonesia.
Nurbiana Dhieni dkk (2005:3.1) mengatakan bahwa perkembangan
bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, terdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dari beberapa tahap sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangan.
Perkembangan berbahasa anak yang terdiri dari keterampilan menyimak,
berbicara, menulis dan membaca. Setiap keterampilan tersebut mempunyai sifat
sendiri-sendiri. Keterampilan menyimak mempunyai sifat yang reseptif,
sedangkan keterampilan berbicara sangat berhubungan kuat dengan keterampilan
menyimak, karena dari keterampilan tersebut seseorang dapat menerima dan
memberi informasi. Keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa
yang paling akhir dikuasai oleh pembelajaran yang lainnya. Keterampilan
membaca dapat diperoleh melalui belajar di sekolah, keterampilan berbahasa ini
merupakan suatu keterampilan yang sangat unik serta berperan penting bagi
kehidupan manusia.
Dari perkembangan bahasa tersebut mempunyai hubungan sangat erat
antara keterampilan yang satu dengan keterampilan lainnya, keterampilan
menyimak dengan berbicara merupakan keterampilan berbahasa lisan, keduanya
membutuhkan simbol-simbol lisan. Pada dasarnya bahasa yang digunakan dalam
percakapan dipelajari anak menyimak dan menirukan pembicaraan. Anak tidak
hanya menirukan pembicaraan yang mereka pahami, tetapi juga menirukan hal-
hal yang mereka tidak pahami. Ross dan Roe dalam Darmiyati Zuchdi dan
Budiasih, (2001:115) mengatakan bahwa orang tua dan guru diharuskan menjadi
model berbahasa yang baik, supaya anak tidak menirukan pembicaraan yang
memalukan atau tidak benar.
Hubungan antara menyimak dengan membaca memungkinkan seseorang
menerima informasi dari orang lain. Dalam menyimak perlu disajikan simbol-
simbol, karena menyimak mempunyai sifat lisan sedangkan membaca bersifat
tertulis. Sehingga keterampilan menyimak bagus untuk mengembangkan kesiapan
membaca, karena menyimak memerlukan proses mental yang sama dengan
membaca, kecuali pada tingkat penyandiannya.
Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang saling melengkapi.
Tidak ada yang perlu ditulis kalau tidak ada yang membaca. Begitu juga dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sebaliknya tidak ada yang dibaca kalau tidak ada yang menulis. Keduanya
merupakan keterampilan membaca bahasa tertulis, dengan menggunakan simbol-
simbol yang dapat dilihat yang mewakili kata-kata yang diucapkan serta
pengalaman dibalik kata-kata tersebut.
Alat peraga puzzle merupakan salah satu jenis permainan edukatif. Dewi
Fauziah (2000:45) mengatakan bahwa permainan edukatif adalah satu jenis
permainan yang didalamnya terdapat unsur pendidikan atau belajar. Dwijiastuti
(2007:29) permainan edukatif adalah semua alat yang digunakan anak untuk
memenuhi kebutuhan naluri bermainnya. Hampir semua sekolah memiliki puzzle
sebagai alat bermain anak disekolah, banyak ragam dan jenis puzzle yang ada
tetapi banyak guru yang belum memanfaatkan puzzle yang ada itu sebagai alat
peraga, keberadaannya disekolah baru sebatas ada sebagai alat bermain anak.
Puzzle sebagai alat bermain sangat mudah untuk digunakan dan dipelajari anak,
selain itu puzzle sangat menarik karena tampilannya warna-warni dengan
beraneka gambar. Warna dan gambar yang menarik bagi anak menjadikan anak
lebih tertarik untuk mengetahui bagaimana cara memasangkannya.
Alat peraga puzzle digunakan sebagai bahan pembelajaran karena alat
peraga ini selain untuk memenuhi naluri bermain anak juga sebagai sumber
belajar yang diperlukan untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak
usia dini atau usia Tanan Kanak-kanak. Aspek-aspek perkembangan anak usia
Taman Kanak-kanak dalam permainan ini selain membaca huruf juga di sertakan
gambar yang menarik bagi anak. Maimunah Hasan (2009:336) menjelaskan
bahwa alat peraga puzzle dapat membantu mengajari si kecil belajar membaca.
Agar pembelajaran membaca lebih efektif maka guru sekarang diharapkan
supaya lebih mengembangkan kemampuan menggunakan alat peraga. Anak juga
akan lebih tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Alat peraga puzzle dapat
melatih anak memusatkan pikiran karena menbutuhkan konsentrasi ketika
mencocokkan kepingan-kepingan puzzle. Alat peraga ini meningkatkan
keterampilan anak menyelesaikan masalah sederhana. Akan tetapi banyak guru
yang belum memanfaatkan puzzle sebagai media pembelajaran bahasa,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
pembelajaran yang dilaksanakan terkesan monoton dan membosankan sementara
di almari sekolah banyak sekali terdapat puzzle bergambar dengan tulisan kata
tidak dimanfaatkan.
Hubungan antara keterampilan bahasa yang dijelaskan diatas secara umum
di TK LKMD Sudimoro belum mencakup semua hubungan tersebut. Hal ini
dapat dilihat dari kemampuan berbahasa anak yang masih tergolong rendah, hal
ini dapat dilihat dari keterampilan mengenal huruf hanya setengah tuntas (√)
sebesar 52% atau 12 anak dari 23 anak dan keterampilan membaca atau
melafalkan huruf hanya setengah tuntas (√) sebesar 30% atau 7 anak dari 23 anak.
(lampiran 31 hal 135)
Dari prosentase diatas dapat diketahui bahwa keterampilan berbahasa
tentang membaca anak kelompok A masih rendah, hal ini disebabkan beberapa
faktor yaitu terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam
pembelajaran bahasa, kurangnya kreativitas guru dalam mencari dan
menyediakan media pembelajaran yang efektif bagi anak. Guru Taman Kanak-
kanak mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa,
terutama pada keterampilan membaca. Walaupun pembelajaran pada anak usia
dini di Taman Kanak-kanak di kelompok A, anak baru diajarkan konsep mengenal
huruf dan suku kata, akan tetapi pembelajaran bahasa tingkat awal sangat perlu
dilakukan. Ini juga dapat membantu anak dalam mencapai kemampuan
berbahasa atau berkomunikasi.
Berdasarkan kenyataan dan permasalahan yang diuraikan diatas, peneliti
tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “PENGGUNAAN ALAT
PERAGA PUZZLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
BERBAHASA TENTANG MEMBACA ANAK KELOMPOK A DI TK LKMD
SUDIMORO TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/2012.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang masalah diatas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah penggunaan alat peraga puzzle dapat meningkatkan keterampilan
berbahasa tentang membaca anak kelompok A di TK LKMD Sudimoro Teras
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 ?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini yaitu :
“Untuk meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca anak
melalui pengunaan media puzzle di kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras
Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.”
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dan masukkan bagi penelitian yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran
melalui alat peraga yang efektif.
2) Memberi informasi bagi guru untuk menentukan alat peraga yang
tepat untuk meningkatkan keterampilan berbahasa tentang
membaca.
3) Sebagai masukan bagi guru untuk menggunakan alat peraga dalam
meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
b. Bagi Siswa
Meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca melalui alat
peraga puzzle.
c. Bagi Sekolah
Meningkatkan kualitas keterampilan berbahasa tentang membaca anak
melalui alat peraga puzzle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Penggunaan Alat Peraga Puzzle
a. Alat Peraga (Media)
Kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak, anak memerlukan alat peraga
atau media atau alat permainan, karena alat tersebut memiliki peran penting dalam
pembelajaran anak TK serta merupakan sumber belajar bagi anak. Menurut
Badrun Zaman dkk (2005:2.22) alat permainan merupakan alat bantu bermain
sambil belajar yang meliputi alat-alat untuk kegiatan bermain bebas dan kegiatan-
kegiatan dibawah bimbingan guru.
Romiszowski dalam Dwijiastuti (2007:2) mengatakan bahwa media adalah
pembawa pesan yang berasal dari suatu pesan yaitu berupa orang atau benda pada
penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima pesan itu adalah anak.
Pembawa pesan atau media itu berinteraksi dengan siswa melalui indra mereka.
Siswa dirangsang oleh media itu untuk menggunakan inderanya untuk menerima
pesan itu secara lebih lengkap.
Yulia NS unduh pada tangal 14 April 2012 mengatakan bahwa media
adalah alat menyampaikan atau mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak
usia TK, sehingga mengahasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik.
Sebagai alat untuk mencapai tujuan. Tidak selamanya media atau alat peraga
berfungsi secara optimal. Oleh karena itu dalam menggunakan media guru perlu
memikirkan alasan yang kuat dan memperhatikan karakteristik anak didiknya.
Heinich, Molendra dan Russell (Badru Zaman dkk,2005:4.4) mengatakan
bahwa media merupakan saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa latian
dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara, yaitu perantara sumber pesan dengan penerima sumber pesan.
Pembelajaran di TK terdapat pesan-pesan yang harus dikomunikasikan. Pesan
tersebut merupakan isi dari tema atau topik pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Sebagai persyaratan pembuatan media pembelajaran harus mengetahui
berbagai jenis dan karakteristik media pembelajaran yang dapat digunakan
sebagai media pembelajaran di TK. Media pembelajaran dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu media visual, audio, audio visual.
1) Media visual adalah media yang menampilkan pesan melalui pengelihatan
pemirsa atau media yang hanya dapat dilihat. Media visual terdiri atas media
yang dapat diproyeksikan dan tidak diproyeksikan. Guru TK banyak yang
mengunakan media ini dalam menyampaikan pembelajaran yang akan
disampaikan.
2) Audio adalah media yang mengandung pesan auditif yaitu hanya dapat
didengar, yang dapat dirangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan
anak untuk mempelajari tema.
3) Media audiovisual yaitu media yang merupakan kombinasi dari media audio
dan visual. Dengan mengunakan media ini anak semakin lengkap dan optimal.
Peran guru dengan mengunakan media ini sebagai fasilitator belajar yaitu
memberi kemudahan bagi anak untuk belajar.
Badru Zaman dkk (2005:4.10) menjelaskan bahwa Media pembelajaran
juga mampu memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya
kemampuan-kemampuan belajar anak TK yang diharapkan. Terdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan dalam pemanfaatan media pembalajaran di TK, yaitu
sebagai berikut:
a) Pengunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan
situasi pembelajaran yang lebih efektif.
b) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media
pembelajaran sebagai salah satu komponen yang tidak berdiri sendiri,
tetapi saling berhubungan dengan komponen lainnya dalam rangka
menciptakan situasi belajar yang diharapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
c) Media pembelajaran dalam penggunaan harus relevan dengan tujuan dan
isi pembelajaran. Hal ini mengandung makna bahwa pengunaan media
dalam pembelajaran harus selalu melihat kepada tujuan atau kemampuan
yang akan dikuasai anak dan bahan ajar.
d) Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. Hal ini
mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran anak dapat
menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan ledih cepat.
e) Media pembelajaram berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran. Pada umumnya hasil belajar anak dengan media
pembelajaran lebih tahan lama mengendap dalam pikirannya sehingga
kualitas pembelajaran memiliki nilai yang tinggi.
f) Media pembelajaran melatih dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir.
Oleh karena itu, dapat terjadinya verbalitas.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga merupakan alat
bantu belajar anak untuk mencapai keberhasilan belajar anak terutama dalam
pembelajaran di Taman Kanak-kanak. Dalam penelitian ini peneliti mengunakan
media visual yang berupa gambar.
b. Alat Permainan Edukatif
Anggani Sudono 1995 dalam blog.elearning.unesa.ac.id/alin-sumarno di
unduh pada tangal 14 April 2012 menjelaskan bahwa aktivitas permainan
merupakan satu cara yang dapat digunakan oleh guru untuk mencelupkan anak
kedalam ranah belajar. Semua yang dikemas ke dalam kegiatan bermain yang
mengandung unsur belajar.
Semua kegiatan yang sangat digemari anak TK adalah kegiatan bermain.
Walaupun kegiatan ini dapat dilakuan tanpa menggunakan alat permainan, tetapi
hampir kegiatan bermain justru menggunakan alat permainan. Menurut Mayke
Sugianto, T, 1995 dalam Dwijastuti. (2007:30)” Alat permainan adalah semua alat
yang digunakan anak untuk memenuhi kebutuhan naluri bermainnya”. Alat
permainan edukatif adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara kusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
kepentingan pendidikan. Berkaitan dengan alat permainan yang dirancang untuk
tujuan meningkatkan aspek-aspek perkembangan anak TK.
Lebih jauh lagi permainan dapat dikategorikan sebagai alat permainan
edukatif untuk anak TK jika memenuhi cirri-ciri sebagai berikut:
1) Ditujukan untuk anak usia TK
2) Berfungsi mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak TK
3) Dapat digunakan dengan berbagai cara, bentuk, dan bermacam tujuan
aspek perkembangan atau bermanfaat multiguna.
4) Aman bagi anak
5) Direncana untuk mendorong aktivitas dan kreatifitas.
6) Bersifat konstruktif atau ada sesuatu yang dihasilkan.
Alat permainan edukatif untuk anak usia TK selalu dirancang dengan
pemikiran yang mendalam disesuaikan dengan rentang usia TK. APE untuk anak
rentangan usia 4-5 tahun tertentu berbeda dengan APE untuk rentanan usia 5-6
tahun. Contohnya Puzzle untuk anak 4-5 tahun memiliki bentuk sederhana dengan
potongan yang tidak terlalu banyak kepingan. Jumlah kepingan puzzle untuk anak
usia 5-6 tahun, lebih banyak lagi. Jadi menggunakan APE dirancang untuk
rentang tertentu.
APE juga dirancang untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan
anak TK. Aspek-aspek yang dapat digunakan adalah aspek fisik (motorik halus
dan kasar), emosi, sosial, bahasa, kognitif, dan moral. Setiap APE dapat
difungsikan secara multiguna. Walaupun masing-masing alat permainan memiliki
kekhususan untuk mengenbangkan aspek perkembangan tertentu, tidak jarang
satu alat permaiana dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan.
Dari uraian di atas dapat di disimpulkan bahwa alat permainan edukatif
adalah alat permainan yang ditujukan bagi anak untuk mengembangkan aspek-
aspek perkembangan anak serta dapat mendorong kreativitas anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
c. Pengertian Puzzle
Agus N. Cahyo (2011:85) menjelaskan bahwa Permainan puzzle
merupakan permainan klasik dari luar negeri. Permainan ini masuk ke indonesia
di impor dari luar negeri. Sekarang permainan ini sudah banyak ditemui di
indonesia dengan bentuk beragam. Permainan ini tidak di telan oleh zaman, yang
sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, karena permainan ini merupakan
permainan murah dan sederhana untuk melatih kecerdasan otak kiri. Permainan
ini memiliki banyak ragam didalam bentuk warna, manfaatnya juga bagus untuk
kecerdasan otak. Diantara manfaat itu adalah dapat membantu seseorang belajar
memecahkan masalah. Selain itu permainan pazzle melatih kreatifitas,
mengembangkan kemempuan motorik halus, serta logika seseorang.
Maimunah Hasan (2009:336) mengatakan bahwa permainan puzzle adalah
permainan yang tidak asing bagi anak. Permainan puzzle dapat digunakan sebagai
alat belajar membaca. Permainan puzzle juga tidak hanya efektif untuk membantu
anak belajar membaca saja, tetapi juga meningkatkan kemampuan belajar dan
kognitif.
Puzzle adalah salah satu bentuk permainan yang membutuhkan ketelitian,
melatih kita untuk memusatkan pikiran, karena kita harus berkonsentrasi ketika
menyusun kepingan-kepingan puzzle tersebut hingga menjadi sebuah gambar
yang utuh dan lengkap. Puzzle termasuk permainan anak yang memiliki nilai-nilai
edukatif menurut mainananak yang di unduh pada tangal 27 september 2011.
Puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar/huruf sehingga menjadi
sebuah gambar yang utuh. Permainan ini tentu permainan yang sudah dikenal
semua orang, bahkan mungkin di seluruh dunia. Tua, muda, besar, kecil semua
menyukainya, dan permainan ini hadir dalam berbagai bentuk dan versi. Kita bisa
menemukan puzzle dengan jumlah kepingan yang fantastis, hingga mencapai
ribuan keping gambar, bukan perkara mudah untuk dapat menyusun puzzle yang
mempunyai kepingan banyak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Di usia 2 tahun, kemampuan balita untuk memegang dan mengambil
benda sudah berkembang, mereka juga bisa memasang kepingan-kepingan puzzle.
Melalui puzzle, balita belajar memahami konsep bentuk, warna, ukuran dan
jumlah., tentunya bentuk puzzle yang digunakan lebih sederhana dan mempunyai
warna yang lebih mencolok. Memasang kepingan puzzle berarti mengingat
gambar utuh, kemudian menyusun komponennya menjadi sebuah gambar benda.
Cara anak menyelesaikan gambar utuh puzzle adalah dengan menggunakan
metode coba dan salah. Warna dan bentuk kepingan, dua hal yang diperhatikan
anak saat memasang puzzle. Bermain puzzle melatih anak memusatkan pikiran
karena harus berkonsentrasi ketika mencocokkan kepingan-kepingan puzzle.
Tidak hanya mencocokan, permainan ini meningkatkan keterampilan anak
menyelesaikan masalah sederhana.
Berikut ini ada beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan memahami kosa kata:
a) Spelling puzzle, yakni puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan
huruf-huruf acak untuk dijodohkan menjadi kosa kata yang benar.
b) Jigsaw puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk
dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk
dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan
yang paling akhir.
c) The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat
yang berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.
d) The letter(s) readiness puzzle, yakni puzzle yang berupa gambar-
gambar disertai dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf
itu belum lengkap.
e) Crosswords puzzle, yakni puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan
yang harus dijawab dengan cara memasukan jawaban tersebut ke dalam
kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Peran guru adalah mengkreasi puzzle tidak hanya sebagai alat bermain
anak tetapi juga sebagai alat pembelajaran. Kaitannya dengan pembelajaran
bahasa guru dapat memilih puzzle atau memodifikasi sendiri. Misal untuk
mengenalkan huruf pada anak guru menyediakan puzzle bergambar, dimana
dalam gambar puzzle itu ada tulisan huruf awal dari kata, angka sesuai gambar,
contoh puzzle gambar ikan untuk mengenalkan huruf i. Ada juga puzzle huruf
abjad, anak-anak diajak bermain mengurutkan huruf, disini kreativitas guru sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran.
Ketersediaan puzzle, ketertarikan anak untuk bermain puzzle yang tinggi,
manfaat puzzle bagi pembelajaran anak semuanya tidak akan dapat berfungsi
secara optimal jika dalam prakteknya guru tidak mau secara kreatif menggunakan
puzzle sebagai media belajar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan ada beberapa jenis puzzle yang dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa. Jenis puzzle tersebut diantaranya Spelling
puzzle, yakni puzzle, Jigsaw puzzle, The thing puzzle, yakni puzzle, The letter(s)
readiness puzzle, Crosswords puzzle, yakni puzzle. Puzzle tersebut yang dapat
digunakan untuk belajar membaca anak. Jenis puzzle yang digunakan guru dalam
penelitian yaitu Jigsaw puzzle berupa pertanyaan yang dijawab dan diambil huruf
pertama untuk dirangkai menjadi kata, The letter(s) readiness puzzle berupa
gambar disertai dengan huruf, Spelling puzzle berupa gambar dan huruf acak
untuk dijodohkan.
2. Keterampilan Berbahasa
a. Pengertian Keterampilan
Keterampilan berasal dari kata “terampil” yang berarti cakap dalam
menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan berarti kecakapan untuk
menyelesaikan tugas dalam Depdikbud (1990: 935). Menurut Muhiddin Syah
dalam Fitria Wulandari (2006:35) „Keterampilan adalah suatu kegiatan yang
berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otak yang lazimnya dalam kehidupan
jasmaniah. Sedangkan menurut ST Vebrianto (1991: 18) dalam Fitria Wulandari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
“Keterampilan dapat mempunyai arti luas dan arti sempit adalah kemudahan,
kecepatan, dan ketepatan dalam tingkah laku motorik yang juga disebut manual
skill. Dalam arti luas keterampilan mencakup manual skill, intelektual skill, social
skill.
Endy Syamsul Bahri dalam Fitria Wulandari (2006:46) „Keterampilan
adalah kecakapan, kecekatan, kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan baik
dan cermat�. Sedangkan menurut Fitria Wulandari (2006:47) “keterampilan
adalah keahlian khusus untuk mengerjakan usaha tertentu sebagai manifestasi dari
pengalaman, pengetahuan yang dapat diasosiasikan dalam bentuk karya”. Umi
Chulsum & Windy Novia (2006:49), Keterampilan adalah usaha untuk mencapai
kompetensi yang cekat, cepat dan tepat untuk memperoleh sesuatu yang ingin
dikuasai atau kecakapan untuk mengerjakan tugas. Dari berbagai pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan adalah kecakapan, kemampuan, dan
keahlian seseorang dalam melakukan suatu tindakan untuk dapat menyelesaikan
tugas yang diberikan baik dalam pemikiran dan tingkah laku.
Dawson, et al dalam buku Henry Guntur Tarigan (1979:1) mengartikan
bahwa keterampilan sangat erat sekali berhubungan dengan proses “berpikir yang
mendasari bahasa seseorang yang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil
seseorang berbahasa, semakin cerah dan jelas jalan pikirannya. Setiap guru
haruslah menyadari serta memahami benar bahwa membaca adalah suatu
keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencangkup atau melibatkan
serangkaian keterampilan-keterampilan yang lebih kecil.
Menurut Broughton et al dalam buku Henry Guntur Tarigan (1979:11)
mengemukakan keterampilan membaca mencakup 3 komponen antara lain :
a) Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca b) Korelasi aksara besertatanda-tanda baca dengan unsur-unsu linguistik
yang formal c) Hubungan lebih lanjut dari A dan B dengan makna atau meaning.
Keterampilan A merupakan suatu kemampuan mengenal bentuk-bentuk
yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam
hubunganhubungan berpola yang teratur.
Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan
tanda-tanda hitam di atas kertas, yaitu gambar-gambar berpola tersebut dengan
bahasa. Hubungan-hubungan itu jelas sekali terlihat terjadi antara unsur-unsur dari
pola-pola tersebut, pada hakikatnya keterampilan itu akan selalu mengalami
perubahan-perubahan pula.
Keterampilan C yang mencangkup keseluruhan keterampilan membaca,
pada hakikatnya merupakan keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan
atau abilitas untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui
unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna
yang dilambangkan oleh kata-kata tersebut.
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa keterampilan adalah keahlian
khusus untuk mengerjakan usaha tertentu sebagai pengetahuan yang dapat
disosialisasikan dalam bentuk karya.
b. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu faktor mendasar yang membedakan manusia dengan
hewan. Bahasa sebagai anugrah dari Sang Pencipta memungkinkan individu
memposisikan dirinya sebagai makhluk yang berbudaya. Sedangkan membaca
merupakan bagian dari berbahasa anak.
Salah satu bidang perkembangan dalam pertumbuhan kemampuan dasar di
taman kanak-kanak adalah perkembangn bahasa. Bahasa memungkinkan anak
untuk menterjemahkan pengalaman kedalam simbol-simbol yang dapat digunakan
berkomunikasi dan berpikir. Menurut Nurbiana dhieni dkk (2005:14) bahasa
adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain. Yang terdiri
dari beberapa sistem yaitu fonologi, morfologi,sintaksis, semaktik dan pragmatik.
Badudu dalam Nurbiana dhieni dkk (2005;1.8) menyatakan bahwa bahasa
adalah alat penghubung atau komunikasi antara anggota masyarakat yang terdiri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya.
Bahasa sebagai suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer (manasuka)
digunakan masyarakat dalam rangka untuk bekerja sama, berinteraksi, dan
mengidentifikasikan diri. Berbahasa berarti menggunakan bahasa berdasarkan
pengetahuan individu tentang adat dan sopan santun. Dari uraian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa bahasa merupakan suatu sistem lambang yang
digunakan sebagai alat komunikasi oleh anggota masyarakat yang bersifat asbitrer
dan manusiawi.
c. Pengertian Membaca
Ahmat Susanto (2011:74) mengatakan bahwa membaca adalah alat untuk
berpikir, mengespresikan diri dan berkomunikasi. Nurbiana Dhieni dkk (2005:53)
mengemukakan bahwa membaca merupakan keterampilan bahasa tulis yang
reseptif. Kemampuan membaca termasuk kegiatan yang komplek dan melihatkan
berbagai keterampilan. Jadi, kegiatan membaca merupakan suatu kesatuan
kegiatan yang terpadu yang mencakup beberapa kegiatan seperti mengenali huruf
dan kata menghubungakan dengan bunyi, maknanya serta menarik kesimpulan
mengenai maksud bacaan. Proses yang dialami dalam membaca adalah berupa
penyajian kembali dan penafsiran suatu kegiatan dimulai dari mengenal huruf,
kata, ungkapan, frase, frase kalimat dan wacana kegiatan membaca.
Menurut penelitian Beryl Charlton,Randy Lee Williams dan TF
McLaughlinds (2005) mengatakan bahwa indicated that each student improved
their performance on reading when educational games were in effect. Maksud
dari pernyataan tersebut bahwa setiap siswa menujukan peningkatan dalam
pembelajaran mengunakan permainan membaca yang di berlakukan dalam
kegiatan belajar.
Tzu (1984:48) dalam Ahmad Susanto (2011:84) mengatakan bahwa
pengertian membaca adalah menerjemahkan simbol (huruf) ke dalan suara yang
dikombinasikan dengan kata-kata. Kata disusun sehingga kita dapat belajar
memahaminya dan kita dapat membaca catatan. Untuk dapat membaca dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
baik maka perlu disertai dengan kesiapan membaca. Kesiapan membaca ini dapat
diidentifikasi dari berbagai perilaku yang diperhatikan anak yaitu:
1. Rasa ingin tahu tentang benda-benda didalam lingkungan, manusia, proses, dan sebagainya.
2. Mampu untuk menerjemahkan atau membaca gambar dengan mengidentifikasi dan mengambarkannya.
3. Menyeluruh dalam pembelajaran. 4. Melalui kemampuan berkomunikasi dengan bahasa percakapan
khususnya dalam kalimat. 5. Memiliki kemampuan untuk membedakan persamaan dan perdedaan
dalam suara secara cukup baik untuk memcocokan atau suara dengan lainnya.
6. Keinginan untuk belajar membaca. 7. Memiliki kematangan emosional yang cukup untuk dapat konsentrasi
dan terus menerus dalam suatu tugas. 8. Memiliki percaya diri dan stabilitas emosi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah alat untuk
menerjemahkan simbol-simbol yang berguna untuk berkomunikasi. Karena
seseorang yang ingin dapat membaca harus mempunyai kesiapan membaca.
Dengan berbagai cara dan percaya bahwa setiap orang dapat membaca dengan
cara belajar.
d. Membaca Permulaan
Kemampuan membaca yang diperoleh pada membaca permulaan akan
sangat berpengaruh terhadap kemampuan membaca lanjutan. Menurut Damiyati
Zuchdi dan Budiasih (2001:57) Membaca permulaan sebagai kemampuan yang
mendasari kemampuan berikutnya maka kemampuan membaca pemulaan benar-
benar memerlukan perhatian guru sebab jika dasar itu tidak kuat pada tahap
membaca lanjut anak akan mengalami kesulitan untuk dapat memiliki
kemampuan membaca yang memadai. Oleh karena itu, bagi mana pun guru
haruslah berusaha sungguh-sungguh agar dapat memberikan dasar kemampuan
membaca yang menadai kepada anak didik. Hal ini akan dapat terwujud melalui
pelaksanaan pembelajaran yang baik. Untuk dapat melaksanakan pembelajaran
secara baik, parlu pada perencanaan, baik mengenai metode dan
perkembangannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Menurut Erin Fitzpatrick, T. F. McLaughlin dan Kimberly P. Weber
(2004) Metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan
yang terpendapat dalam bahasa inggris sebagai berikut:
A reading methodology that has been used with great success is Direct Instruction (Adams & Engelmann, 1996; Carnine et al., 2004; Gersten, 1985; Gersten, Carnine, &Woodward, 1987; Gersten & Keating, 1987). Direct Instruction teaching procedures rely on: (a) providing the learner with phonic skills needed to decode, and (b) a set of instructional prompts and cues that allow similar teaching methods across students and instructors (i.e. teachers, parents, and para-educators). Direct Instruction also emphasizes frequent teacher-student interaction guided by carefully sequenced lessons utilizing principles of learning and advanced strategies for obtaining generalization of reading skills (Engelmann & Carnine, 1982). Maksud dari pernyataan diatas, sebuah metode untuk meningkatkan
kemampuan membaca yang telah digunakan dengan kesuksesan besar adalah
Instruksi Langsung . Menurut Adams & Engelmann, 1996; Carnine et al., (2004)
Gersten, 1985; Gersten, Carnine, &Woodward, (1987) Gersten & Keating, (1987),
Prosedur Instruksi langsung mengajar bergantung pada: (a) menyediakan pelajar
dengan keterampilan phonic yang diperlukan untuk memecahkan kode, dan (b)
satu set instruksional petunjuknya dan isyarat yang memungkinkan metode
pengajaran yang sama di seluruh siswa dan instruktur (misalnya guru, orang tua,
dan para pendidik- ). Instruksi langsung juga sering menekankan interaksi guru-
siswa dipandu oleh pelajaran dengan menggunakan prinsip-prinsip rangkaiaan
belajar dan strategi canggih untuk memperoleh generalisasi keterampilan
membaca menurut Engelmann & Carnine (1982).
Akhadiah 1992 dalam Damiyati Zuchdi dan Budiasih (2001:61) Dalam
pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa metode dapat digunakan
diantara lain:
1. Metode abjad dan Metode Bunyi
Metode abjad dan metode bunyi, merupakan metode-metode yang
sudah sangat tua. Dalam penerapannya, kedua metode tersebut sering
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
mengunakan kata-kata lepas. Beda metode abjad dan metode bunyi terletak
pada pengucapan huruf. Pada metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad,
sedangkan pada metode bunyi diucapkan sesuai dengan bunyinya.
2. Metode kupas rangkai suku kata dan Metode kata lembaga
Metode kupas rangkai suku kata dan metode kata lembaga dalam
penerapannya menggunakan cara mengurangi dan merangkaikan. Untuk
metode kupas rangkai suku kata dengan memperkenalkan huruf kepada
siswa, suku kata yang sudah dikenal oleh siswa diuraikan menjadi huruf,
kemudian huruf dirangkai menjadi siku kata. Sedangkan metode Lembaga
disajikan dengan kata-kata, salah satu diantaranya merupakan kata lembaga
yaitu kata yang sudah dikenal oleh anak. Kata tersebut diuraikan menjadi
suku kata, suku kata uraian menjadi huruf. Setelah itu suku kata dirangkai
menjadi suku kata.
3. Metode global
Metode Global timbul karena adanya pengaruh psikologi gestal, yang
pendapat bahwa suatu kebulatan atau kesatuan akan lebih bermakna dari pada
jumlah bagian-bagiannya. Penerapan kepada siswa beberapa kalimat, untuk
dibaca. Setelah dapat membaca kalimat-kalimat itu, salah satu diantaranya
dipisahkan untuk dikaji, dengan cara menguraikannya atas kata, suku kata,
huruf-huruf. Sesudah siswa dapat membaca huruf-huruf, kemudian huruf
dirangkaikan lagi sehingga terbentuk suku kata, suku-suku menjadi kata, dan
kata-kata menjadi kalimat lagi.
4. Metode struktural analitik sintetik.
Metode SAS (struktural analatik sintetik)metode ini dibagi menjadi
dua yaitu: (1) tanpa buku, (2) mengunakan buku. Mengenai hal ini
Momo(1979) dalam Darmiyati Zuchdi dan Budiaisah (2001:63) pada tahap
tanpa buku mengemukakan beberapa cara sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a) Merekam bahasa siswa adalah bahasa anak sendiri digunakan dalam bahan bacan sehinga siswa tidak akan mengalami kesulitan.
b) Menampilkan gambar sambil bercerita, dalam hal ini guru memperlihatkan gamabar kepada anak sambil bercerita sesuai dengan gambar tersebut. Cerita guru tersebut sebagai dasar untuk membaca anak.
c) Membaca gambar, dalam membaca gambar guru memberi satu kalimat yang belum lengkap sambil memperlihatkan gambar tersebut.
d) Membaca gambar dengan kartu kalimat
Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2009:289) Prinsip
dari model pembelajaran keterampilan membaca adalah:
a) Reading for pleasure, maksudnya adalah membaca untuk memperoleh kesenangan.
b) Reading for information, yaitu membaca untuk memperoleh informasi.
Dari kedua hal diatas membaca dapat dirumuskan menjadi memahami
isi dari apa yang tertulis, dan mengeja atau melafalkan apa yang tertulis.
Tujuan umum dari keterampilan membaca, yaitu:
a) Mengenali naskah atau tulisan suatu bahasa;
b) Memaknai dan menggunakan kosa kata asing;
c) Memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dan
insplisit;
d) Memahami makna konseptual;
e) Memahami nilai komunikatif dari suatu kalimat;
f) Memahami hubungan dalam kalimat, antar kalimat, antar paragraf;
g) Menginterpretasikan bacaan;
h) Mengidentifikasi informasi penting dalam wawancara;
i) Membedakan antar gagasan utama dan gagasan penunjang;
j) Menentukan hal-hal penting untuk dijadikan rangsangan;
k) Skiming;
l) Secenning untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dari tujuan membaca diatas dapat di simpulkan bahwa membaca
mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menndapatkan informasi yang di
inginkan oleh pembaca.
Membaca meliputi beberapa tingkat yaitu tingkat pemula, menegah,
mahir. Dari tingkat yang ada dalam penelitian ini yang perlu di jelaskan
adalah Tujuan pembelajaran membaca bagi peserta didik pemula yaitu:
a) Mengenali lambang-lambang (simbol-simbol bahasa)
b) Mengenali kata dan kalimat
c) Menemukan ide pokok dan kata-kata kunci
d) Menceritakan kembali isi bacaan pendek
Untuk tujuan pembelajaran membaca bagi peserta didik pemula yaitu
untuk mengenali lambang-lambang dalam suatu kalimat. Dari Keterampilan
berbahasa anak usia TK peneliti mengambil dua variabel atau indikator untuk di
teliti. Keterampilan berbahasa anak yang akan diteliti terdiri dari dua keterampilan
yaitu anak keterampilan anak mengenal huruf, dan keterampilan membaca.
Kesimpulan tentang materi dalam pembelajaran keterampilan berbahasa
tentang membaca untuk anak usia dini mengunakan metode: abjad dan bunyi,
kupas rangkai kata dan kata lembang, global dan struktural analitik sintetik.
Metode yang ada ini dapat disajikan dalam kegiatan pembelajaran keterampilan
berbahasa tentang membaca untuk anak TK. Model keterampilan membaca untuk
pembelajaran di Taman Kanak-kanak mengunakan model Reading for pleasure,
maksudnya adalah membaca untuk memperoleh kesenangan dan Reading for
information, yaitu membaca untuk memperoleh informasi.
e. Penilaian Keterampilan Berbahasa Tentang Membaca
Keterampilan merupakan keahlian yang dimiliki seseorang. Pada berbagai
situasi dan tempat anak selalu mengunakan keterampilan berbahasanya. Bahasa
merupakan suatu cara untuk berkomunikasi. Pembelajaran di TK selalu
mengunakan alat peraga, sehingga dalam penilaian keterampilan berbahasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
tentang membaca memerlukan alat peraga untuk menilai apakah keterampilan
berbahasa tersebut dapat dinilai dengan alat peraga.
Penilaian menurut kecermatan dan ketelitian guru. Hal itu penting
diperhatikan karena guru terlibat dalam keterampilan berbahasa sebagai model
dan berkolaborasi dengan peserta didik ataupun alat peraga. Guru dapat terlibat
sepenuhnya atau sebagian saja. Dalam situasi ini guru harus melakukan penilaian.
Sebelum pengunaan alat peraga digunakan guru harus menetapkan alat peraga apa
yang akan digunaka dalam keterampilan berbahasa.
Alat peraga yang akan diguna adalah alat peraga puzzle. Penilaian akan
dilakakan dengan mengunakan metode percakapan, pemberian tugas, unjuk kerja,
dan demonstrasi. Alat penilaian keterampilan berbahasa tentang membaca dengan
mengunakan skala penilaian. Membari tanda lingkaran penuh (●) yang mendapat
nilai tuntas, tanda cek klis (√) yang mendapat nilai setengah tuntas, tanda
lingkaran kosong (○) yang mendapat nilai tidak tuntas. Bentuk skala penilaian
keterampilan berbahasa tentang membaca melalui alat peraga puzzle.
Aspek perkembangan yang dinilai dalam keterampilan berbahasa tentang
membaca melali alat peraga puzzle adalah mengenal konsep huruf dan melafalkan
huruf. Semua itu diukur dari hasil unjuk kerja peserta didik melalui menyebutkan
simbol huruf, dan melafalkan huruf.
B. Penelitian yang Relevan
Supadmi (2011) mengadakan Penelitian yang berjudul “Pengunaan Alat
Peraga Puzzle Huruf Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan
Pada Anak Kelompok B TK 03 Wukirsawit Kecamatan Jatiyoso Kabupaten
Karanganyar. Berdasarkan hasil penelitian Supadmi dapat disimpulkan bahwa
tindakan pada siklus petama menunjukan adanya peningkan hasil nilai yang lebih
baik dibandikan sebelum diadakan KKM, siklus I dapat di tunjukan guru
pertemuan 1 sebesar 20% , pertemuan 2 sebesar 35%, pertemuan 3 sebesar 45%.
Aspek menyabtkan huruf atau kata pada pertemuan 1 sebesar 25%, pertemuan 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
sebasar 30%pada pertemuan 3 sebesar 50%. Sedangkan pada siklus II: putaran 1
sebesar 55%, putaran 2 sebesar 70%, putaran 3 sebesar 80%.
Nita Sri Haryanti (2011) mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Melalui Penggunaan Media
Gambar di TK ABA III Sumberlawang Sragen”. Berdasarkan penelitian Nita Sri
Haryanti bahwa dari hasil penelitiannya mengalami peningkatan mulai dari
prasiklus 44% menjadi 60% pada siklus I , dari siklus I ke siklus II menjadi 77%,
pada siklus 3 menjadi 85%.
Yuliani (2011) mengadakan penelitian yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Permainan Kartu
Gambar Pada Kelompok B TK Dharma Wanita Pulutan Wetan Wuryantoro”.
Berdasarkan penelitian Yuliani bahwa dari hasil penelitiannya mengalami
peningkatan pada silkus I mencapai 52% dan siklus II mencapai 78%.
Berdasarkan penelitian yang relevan di atas dapat memperkuat peneliti
untuk mengangkat masalah dengan judul pengunaan alat peraga puzzle untuk
meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca anak kelompok A di TK
LKMD Sudimoro.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan kerangka pemikiran sebagai berikut: pengunaan alat peraga puzzle
dapat mempengaruhi keterampilan membaca anak, karena alat peraga puzzle
merupakan permainan edukatif yang menarik bagi anak. Membaca permulaan
mempunyai peran penting dalam kemajuan seorang anak. Karena dengan
membaca anak akan mendapatkan wawasan dan mempertinggi daya pikirnya dan
mempertajam pandangannya. Untuk anak usia TK membaca masih mengunakan
simbol-simbol yang dapat dimengerti anak. Sehingga guru dan orang tua sangat
berperan untuk perkembangan membaca permulaan anak. Dengan pemberian
rangsangan yang baik maka anak akan dapat berkembang dengan optimal dalam
pembelajaran membacanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
Kondisi awal sebelum diadakan penelitian guru di kelompok A masih
mengunakan metode pembelajaran yang kurang inovatif. Sehingga kemampuan
mengenai keterampilan berbahasa tentang membaca anak kurang.
Tindakan peneliti untuk meningkatkan keterampilan berbahasa tentang
membaca anak adalah penggunaan alat peraga puzzle. Alat peraga mempunyai
peran penting dalam membantu pertunbuhan dan perkembangan anak. Melalui
alat peraga tidak hanya jasmani anak yang berkembang, tetapi juga kognitif sosial
emosional, fisik motorik dan bahasanya. Alat peraga puzzle sangat menarik bagi
anak karena dari alat peraga tersebut dapat banayak tema yang dipilih untuk
dikembangkan dan anak memperoleh kesempatan yang sama. Selain itu
pengalaman merupakan hal yang sangat berharga bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan dan secara tidak langsung dapat meningkatkan
minat mereka terhadap keterampilan berbahasa tentang membaca.
Kondisi akhir setelah pembelajaran mengunakan alat peraga puzzle, maka
keterampilan berbahasa tentang membaca anak meningkat.
Berdasarkan uraian di atas kerangka pemikiran dapat digambarkan secara
sistematik kedalam bagan 1 berikut:
Gambar. 1
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Belum menggunakan alat peraga puzzle
Menggunakan alat peraga puzzle untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa tentang membaca anak
Setelah penggunaan alat peraga puzzle keterampilan berbahasa tentang menbaca anak meningkat
Siklus II
Indikator ketercapaian anak tuntas KKM
Siklus I Keterampilan berbahas tentang membaca anak
meningkat
keterampilan berbahasa kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir yang telah diungkap,
maka hipotesis dari penelitian adalah “Penggunaan Alat Peraga Puzzle dapat
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Tentang Membaca Anak Kelompok A TK
LKMD Sudimoro Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kalas ini dilaksanakan di TK LKMD Sudimoro,
Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Peneliti memilih tempat tersebut kerana:
a. Beberapa pertimbangan diantaranya adalah biaya, waktu dan tempat
penelitian memudahkan peneliti dalam memperoleh data serta lokasi
penelitian yang mudah dijangkau.
b. Pembelajaran melalui alat peraga puzzle belum pernah dilaksanakan di TK
LKMD Sudimoro.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2011/2012. Penelitian dilaksanakan mulai pada Bulan Pebruari 2012 sampai
dengan pada Bulan Peberari Tahun 2013. Jadwal (lampiran 1 halaman 68)
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas A TK LKMD Sudimoro Kecamatan
Teras Kabupaten Boyolali dengan jumlah 23 anak. Meliputi 13 anak perempuan
dan 10 siswa laki-laki.
Pada dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda tetapi
mereka adalah siswa dari golongan menengah yaitu ekonomi sedang dan mereka
dari daerah yang berbeda-beda.
C. Data dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan berupa :
a. Daftar nilai siswa kelompok A dalam kemampuan membaca anak melalui alat
peraga puzzle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Masukan, saran dari observer yang dilakukan sebelum, selama dan sesudah
tindakan penelitian.
c. Dokumen berupa kurikulum, rencana kegiatan harian, hasil prestasi siswa, dan
foto proses pembelajaran.
2. Sumber Data
Data yang diambil berdasarkan dua sumber yaitu:
a. Anak kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali. Berupa hasil belajar
anak dalam mengikuti pembelajaran selama II siklus.
b. Guru kelas kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali. Berupa hasil
wawancara dengan guru kelompok A Sudimoro Teras Boyolali.
D. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam melaksanakan penelitian ini yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data adalah pengamatan atau observasi, wawancara, tes,
dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Hadeli (2006:85) observasi adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara menggadakan pengamatan terhadap objek baik secara langsung
maupun tidak langsung. Observasi dilakukan pada anak kelompok A TK LKMD
Sudimoro Teras Boyolali untuk memenuhi kegiatan siswa selama proses
pembelajaran. Selain itu observasi juga dilakuakn pada guru untuk menegtahui
kinerja guru dalam pembelajaran. Observasi dilaksanakan pada setiap pertemuan
siklus I dan siklus II.
2. Wawancara
Menurut Hadeli (2006:82) wawancara adalah alat tukar menukar informasi
yang tertua dan danyak digunakan manusia dari seluruh zaman. Wawancara
dilakukan terhadap guru sebelum peneliti mengadakan tindakan. Hasil wawancara
digunakan untuk mencari dan menggali keterangan yang jelas dan pasti tentang
keterampilan berbahasa anak kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
3. Tes
Menurut Hartono (2011:36) Tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa
jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Tes yang
digunakan mengukur keterampilan berbahasa (membaca) anak. Tes dilakukan
berdasarkan aspek-aspek untuk menilai keterampilan berbahasa anak yaitu
meyusun puzzle huruf, mengeja atau melafalkan huruf. Tes diberikan kepada anak
kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali pada setiap petemuan siklus I
dan siklus II.
4. Dokumen
Dokumen menurut Hartono (2011:36) berupa arsip yang ada,seperti
kurikulum, Rencana kegiatan harian yang dibuat guru, buku atau materi pelajaran,
hasil tulisan atau karangan siswa, dan nilai yang diberikan guru. Dengan demikian
dokumen digunakan untuk menjaring data awal yang berupa daftar nilai
kemampuan berbahasa (membaca) anak kelompok A dalam bermain puzzle.
Untuk mengetahui perkembangan siswa dokumen yang digunakan berupa foto
proses pembelajaran dan hasil evaluassi anak.
E. Uji Validasi Data
Cara yang digunakan untuk mengukur validitas data yaitu menggunakan
menggunakan validitas isi dan triangulasi.
1. Validitas isi
Tes dikatakan memiliki isi apabila di dalamnya mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan oleh guru
dalam pembelajaran. Pada penelitian ini data yang diukur menggunakan validitas
isi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan berbahasa anak
kelompok A.
2. Triangulasi
Triangulasi menurut Lexy J. Moleong (2010:330) merupakan tehnik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Triangulasi yang digunakan yaitu:
a. Triangulasi data
Triangulasi data disebut juga triangulasi sumber menurut Lexy J.
Moleong (2010:330) berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan
alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Triangulasi data
dilaksanakan dengan cara membandingkan data hasil pengamatan
dengan data hasil wawancara.
b. Triangulasi metode menurut H. B. Sutopo (2006:95) triangulasi
metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan
menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda.
Misalnya wawancara dan observasi. Penggunaan metode pengumpulan
data yang berbeda ini diusahakan mengarah pada sumber data yang
sama untuk menguji kemantapan informasinya.
F. Analisis Data
Teknik analisis data digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
kualitatif dengan model interaktif. Milles dan Huberman mengatakan bahwa
model analisis interaktif mempunyai 4 komponen pokok yaitu pengumpulan data,
reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi).
a. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber
antara lain buku-buku yang relevan, informasi dan peristiwa di lapangan.
Sedangkan pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi.
b. Reduksi Data
Reduksi data yaitu proses pemilihan, penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data kasar atau mentah dari lapangan. Reduksi data secara terus-
menerus selama kegiatan penelitian di lapangan. Bahkan sebelum data terkumpul,
antisipasi akan adanya reduksi data sudah nampak. Dalam tahap reduksi data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
tersebut terdapat proses meringkas, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-
gugus, membuat pemilihan data, dan menulis memo. Kegiatan ini dilakukan untuk
menjelaskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian dan
pendekatan pengumpulan data.
c. Penyajian Data
Sajian data dilakukan merangkai data atau informasi yang telah direduksi
dalam bentuk narasi kalimat, gambar/skema, maupun tabel yang memungkinkan
kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini merupakan rangkaian
kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah
dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam penelitian, yang
memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada analisis/tindakan lain
berdasarkan pemahaman tersebut.
Pada awal pengumpulan data hingga penyajian data, peneliti melakukan
pencatatan dan membuat pertanyaan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data
dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara
mendalam.
d. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan yang telah dicatat, dilihat,
ditemui serta di dengar yang berdasarkan pada konfigurasi yang telah dirancang.
Kesimpulan yang dihasilkan memerlukan verifikasi agar benar-benar valid dan
dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dari hasil verifikasi ini dapat
diperoleh data yang telah teruji validitasnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Model interaktif menurut Milles dan Huberman dalam H. B. Sutopo
(2006:120) yaitu:
Gambar 2 Analisis Data (Milles dan Huberman)
Langkah-langkah analisis :
1. Melakukan analisis awal bila data yang didapat di kelas rendah sudah cukup,
maka dapat dikumpulkan.
2. Mengembangkan bentuk sajian data tentang menyusun matriks yang berguna
untuk penelitian lanjut. Pengumpulan Data, Reduksi Data, Sajian data,
Penarikan Data
3. Melakukan analisis data di kelas dan mengembangkan matriks antar kasus,
melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data apabila dalam
persiapan analisis ternyata ditemukan data yang kurang lengkap atau kurang
jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus.
4. Melakukan analisis dikembangkan struktur sajian datanya bagi susunan
laporan.
5. Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
6. Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bagian dari pengembangan saran.
7. Laporan akhir penelitian.
Pengumpulan Penyajian
Reduksi data Kesimpulan/
verifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
G. Prosedur Penelitian
Bentuk penelitian adalah tindakan kelas (classroom action research)
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dalam kelas
sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai
guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Menurut Sarwiji Suwardi
(2009:11) hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata (action)yang dilakukan
guru ( dan bersama pihak lain) untuk memechkan masalah yang dihadapi dalam
proses belajar mengajar.
Menurut Kurt lewin dalam Sarwiji Suwandi (2009:27) penelitian tindakan
kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk spiral. Setiap langkah
memiliki empat tahap yaitu perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).
Secara sistematis langkah- langkah tetsebut dapat dilihat pada gambar
tabel berikut ini:
Gambar 3 Prosedur Penelitian (Kurt lewin)
Perencanaan
(planing)
Tindakan
(action)
Refleksi
(reflecting)
Pengamatan
(Observing)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri 2 siklus yang masing-masing
siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Pelaksanaan
dilakukan dengan mengadakan pembelajaran dalam siklus sesuai dengan siklus
ada 3 kali tatap muka yang masing-masing 2 kali 60 menit. Tiap menit siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain
untuk mengetahui hasil belajar kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.
Berdasarkan temuan di kelas. Peneliti berusaha meningkatkan kemampuan
berbahasa anak kelompok A dengan alat peraga puzzle.
Adapun prosedur penelitian tindakan kelas secara rinci diuraikan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan yang
didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan. dalam hal ini guru
dan peneliti menyamakan persepsi tentang permasalahan yang ditemui dan
menjabarkannya serinci mungkin. Bentuk recana tersebut dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1) Menentukan kopetensi dasar.
2) Mengembangkan silabus menjadi Rencana Kegiatan Harian (RKH).
3) Mempersiapkan metode pembelajaran permainan berbahasa.
4) Mempersiapkan sumber belajar.
5) Menyusun lembar kerja siswa menyatu dengan RKH.
6) Mengembangkan format evalusi pembelajaran.
b. Tindakan
Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya adalah
melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu pada langkah-
langkah kegiatan mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Pada pertemuan I, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi:
1) Guru menentukan masalah yang berkaitan dengan materi
pembelajaran berbahasa.
2) Guru mempersiapkan metode pembelajaran alat peraga puzzle.
3) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pengalaman anak
dalam kehidupan sehari-hari dengan materi pembelajaran penyusunan
puzzle, misalnya menyusun puzzle gambar binatang kuda yang
dibawahnya ada susunan huruf kuda menjadi sebuah susunan.
Kegiatan inti adalah sebagai berikut :
1) Guru memberikan penjelasan berbagai macam bentuk puzzle.
2) Siswa menyebutkan bentuk-bentuk puzzle.
3) Guru menjelaskan penyusunan potongan puzzle untuk dijadikan
sebuah gambar dan tulisan.
4) Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas
menyusun puzzle.
5) Siswa secara berkelompok menyelesaikan penyusunan puzzle.
Sedangkan guru menilai kemampuan menyusun potongan puzzle dan
kecakapannya dalam menyusun puzzle.
Kegiatan akhir adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan
gambar puzzle yang mereka tidak mengerti.
2) Guru dan siswa bersama-sama memantapkan materi dengan
membuat kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan pesan moral kepada siswa.
Pada pertemuan II, kegiatan awal yang dilaksanakan meliputi:
1) Guru menentukan masalah yang berkaitan dengan materi
pembelajaran kemampuan berbahasa.
2) Guru mempersiapkan alat peraga puzzle dengan cara berlomba.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
3) Guru memberikan apersepsi dengan mengaitkan pengalaman anak
dalam kehidupan sehari-hari dengan materi pembelajaran berbahasa
melalui bentuk yang sama seperti benda-benda yang sering ditemui.
Kegiatan inti adalah sebagai berikut:
1) Guru mengingatkan anak tentang bentuk-bentuk puzzle.
2) Guru meminta menyebutkan benda-benda yang seperti puzzle yang
di tunjukan oleh guru.
3) Anak menunjukan benda yang sesuai dengan bentuk puzzle yang di
minta guru.
4) Setiap siswa diberi tugas dengan cara berlomba menemukan bentuk
puzzle yang diminta guru.
5) Guru menilai kemampuan berbahasa anak.
6) Guru memberi hadiah kepada siswa yang kemampuan berbahasanya
meningkat.
Kegiatan akhir adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan kesempatan pada anak untuk menanyakan puzzle
yang kurang dimengerti bentuknya.
2) Guru dan anak bersama-sama memantapkan materi dengan membuat
kesimpulan dari pokok bahasan yang telah dipelajari.
3) Guru memberikan pesan moral kepada siswa.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara cermat setiap
gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat dari
tindakan-tindakan tersebut. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah
ditetapkan dalam indikator.
1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai
a) Penampilan guru didalam kelas
b) Cara penyampaian materi pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
c) Cara pengelolaan kelas
d) Cara menyampaikan bimbingan kelompok yang dibutuhkan
e) Suara guru untuk menyampaikan pelajaran
2. Indikator keberhasilan anak yang akan dicapai adalah:
a) Keaktifan anak dalam pembelajaran
b) Meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa
c) Kemampuan anak mengerjakan puzzle
d) Banyak anak yang bertanya
e) Peningkatan anak dalam bekerjasama
d. Refleksi
Reflesi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa, mensintesa, dan
menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar pemikiran untuk
tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh belum maksimal.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus ke II ini adalah dengan melakukan identifikasi
masalah dan penerapan alternatif pemecahan masalah.
Kegiatan ini dijabarkan sebagai berikut:
1) Mempelajari sumber-sumber belajar pokok bahasan berbahasa
tentang membaca.
2) Menentukan pokok bahasan.
3) Mengembangkan silabus menjadi Rencana Kegiatan harian (RKH).
4) Mempersiapkan permainan yang melibatkan kemampuan bahasa
yaitu permainan puzzle.
5) Mempersiapkan sumber belajar.
6) Menyusun lembar kerja siswa yang menyatu dengan RKH.
7) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran.
b. Tindakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada
siklus I sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau proses peningkatan
keterampilan berbahasa pada anak.
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus I dan memonitor
serta membantu anak jika menemui kesulitan.
d. Refleksi
Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran tentang
dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu diperbaiki dan yang
harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang maksimal.
H. Indikator Kerja
Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) indikator kerja merupakan rumusan
kinerja yang akan dijadikan aman / tolak ukur dalam menentukan keberhasilan
atau keefektifan penelitian. Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca.
Pada bagian ini perlu dikemukakan tolak ukur keberhasilan penelitian
yang dilakukan. Dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian akan
tercapai, jika rata-rata yang diperoleh anak pada siklus I adalah tuntas (●)
mencapai 80%. Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil jika rata-rata
diperoleh anak adalah tuntas (●) sebesar 80%. Indikator kinerja dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Aspek yang
Diukur
Prosentase yang
Ditargetkan
Cara Memngukur
Mengenal huruf
abjad
80%
Di amati saat pembelajaran, dilihat
saat pembelajaran berlangsung apakah
anak memperhatikan yang di jelaskan
dan dilihat hasil karya anak yang
benar dan yang salah
Melafalkan huruf
80%
Di amati apakah anak dapat
melafalkan huruf saat diminta
menyebutkan huruf.
Merangkai huruf
menjadi suku
kata 80%
Di amati apakah anak dapat
merangkai huruf menjadi kata saat
mengerjakan tugas yang diberikan.
Meramgkai suku
kata menjadi
huruf 80%
Di amati apakah anak dapat
merangkain suku kata menjadi kata
saat mengerjakan tugas yang
diberikan.
Tabel. 1 Indikator Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. DESKRIPSI PRATINDAKAN KONDISI AWAL
Lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini
adalah TK LKMD SUDIMORO. Sekolah ini terletak di Desa Sudimoro,
Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. TK LKMD Sudimoro merupakan Taman
Kanak-kanak yang berkualitas menengah. Sekolahan ini memiliki 2 bangunan
utama yang terdiri dari ruang kelas dan kantor. Halaman sekolahnya cukup luas
dan di pingir jalan raya.
Demi kelancaran progam-progam sekolah dan meningkatnya mutu
pendidikan di sekolah, maka segenap komponen pengelola TK LKMD Sudimoro
baik kepala sekolah, komite, guru, karyawan senantiasa melaksanakan tugas
sesuai dengan tanggung jawab masing-masing sebagaimana tertuang dalam
progam kerja yang telah direncanakan pada setiap tahun pelajaran. Mekanisme
kerja segenap pengelola TK LKMD Sudimoro tersebut berada di bawah
koordinasi dan pengawas kepala sekolah.
Fasilitas yang ada disekolah ini cukup memadai. Berbagai jenis alat
peraga untuk berbagai bidang pengembangan dalam kegiatan belajar anak tersebut
dengan lengkap, namun itu semua jarang digunakan dan hanya disimpan dalam
almari kelas. Selain itu ada juga alat peraga yang kurang terawat, sehingga alat
peraga tersebut menjadi rusak.
Murid di TK LKMD Sudimoro pada tahun pelajaran 2011/ 2012
sebanyak yaitu 117 anak yang terdiri dari kelompok B dua kelas yang terdiri dari
50 anak dan kelompok A tiga kelas yang terdiri dari 67 anak. Peneliti
mengunakan kelompok A1 yang terdiri dari 23 anak, laki-lakinya sebanyak 10
anak, sedangkan anak perempuan sebanyak 13 anak.
Karakter anak kelompok A tempat penelitian tidak berbeda dengan kelas
lain. Kebanyakan anak di bidang pengembangan bahasa kurang menyenangkan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
sehingga keterampilan berbahasa anak kurang optimal. Anak kurang aktif dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, hal itu menyebabkan rendahnya
keterampilan anak pada bidang pengembangan bahasa. Latar belakang ini yang di
jadikan pangkal dalam berbagai permasalahan dalam upaya meningkatkan
keterampilan membaca.
Dengan penelitian ini diharapkan anak TK LKMD Sudimoro lebih
tertarik dan termotivasi untuk belajar membaca sehingga keterampilan membaca
anak meningkat.
B. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, telah terdahulu melakukan
kegiatan observasi dan tes awal pada anak TK LKMD Sudimoro, Kecamatan
Teras, Kabupaten Boyolali tentang membaca.
Berdasarkan hasil observasi sebelum melaksanakan yang ditemui
pada diri anak, antara lain:
a. Pada pembelajaran berlangsung,
1) Siswa menunjukan sikap jenuh dan bosan saat pembelajaran
berlangsung, ditunjikkan dengan anak mengobrol sendiri dan
memperhatikan teman yang usil.
2) Tidak berani tampil atau maju kedepan kelas.
3) Kurang antusias saat mengerjakan tugas dari guru.
b. Rendahnya hasil belajar siswa yang ditunjukkan dari tes awal tentang
membaca yaitu dari 23 anak hanya 21,74% atau 5 anak yang mendapat
nilai tuntas (●).
Fakta hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa
sebagian besar anak mendapatkan nilai rendah atau tidak tuntas
(○). Dengan demikian hasil belajar anak kelompok A TK
LKMD Sudimoro, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali perlu
ditingkatkan. Adapun nilai anak disajikan dalam tabel. 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Tes Awal Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro
No Rentan Nilai Frekuensi Prosentase
1. Tuntas (•) 5 21,74%
2. Setengah tuntas (√) 4 17,39%
3. Tidak tuntas (○) 14 60,87%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan Tabel 3.
Dapat digambarkan pada gambar 4.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Tuntas Setengah Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 4. Grafik Data Nilai Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Tes Tes Awal Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro
Berdasarkan nilai di atas dapat difahami bahwa sebelum dilaksanakan
tindakan, anak kelompok A TK LKMD Sudimoro sebanyak 23 anak hanya 9 anak
atau 39,13% yang memperoleh di atas batas nilai ketentuan minimal. Sebanyak
14 anak atau 60,87% memperoleh nilai di bawah batas nilai ketuntasan. Maka
peneliti mendapatkan konsultasi dengan dewan guru untuk melaksanakan
pembelajaran melalui pengunaan alat peraga puzzle.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 3. Hasil Keterampilan Berbahasa tentang Membaca pada Tes Awal
Keterangan Tes Awal
Nilai Terendah ○
Nilai Tertinggi ●
Rata-rata nilai √
Siswa Belajar tuntas 21,74%
Analisis hasil evaluasi dari tes awal memperoleh nilai rata-rata
kemampuan anak mengerjakan tugas dengan benar adalah tidak tuntas (○)
dimana hasil tersebut masih dibawah rata-rata yang diinginkan dari pihak guru
atau peneliti, dan sekolah yaitu (●) tuntas. Sedangkan besarnya prosentase anak
tuntas pada materi membaca sebesar 21,74% saja, dari pihak sekolah ketentuan
anak diharapkan mencapai lebih dari 80%. Dari hasil analisis tes awal tersebut,
maka dilakukan tindakan lanjutan untuk meningkatkan keterampilan membaca,
aktivitas anak pada kegiatan belajar mengajar, khususnya untuk materi pokok
membaca.
Dari hasil tes awal pada tabel di atas dapat disimpulkan sementara anak
kelompok A TK LKMD Sudimoro masih kurang. Adanya beberapa indikator
yang kurang, tidak sesuai yang diharapkan sehingga memberikan indikasi bahwa
anak masih belum begitu paham pada beberapa indikator belajar materi membaca.
2. Dedikasi Data Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian adalah dua siklus. Siklus pertama
terdiri dari tiga pertemuan dan siklus dua terdiri dari tiga pertemuan. Masing-
masing pertemuan dilaksanakan selama tiga jam pembelajaran yang tiap jam
terdiri dari 20 menit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
a. Tindakan Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama satu minggu mulai tanggal 8
Mei sampai 15 Mei 2012. Dalam tahap tindakan selama siklus I terdiri dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.
1). Tahap Perencanaan Tindakan
Tahap perencanaan dimulai dengan koordinasi dengan guru kelas.
Koordinasi meliputi pembagian tugas, penentuan jadwal diskusi dan
jadwal kerja.
Tahap perencanaan siklus I
a. Mempersiapkan dan menyusun Rencana Kegiatan Harian atau RKH
yang disusun berdasarkan silabus atau Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) Tahun 2012. Rencana Kegiatan Harian yang
disusun peneliti memuat tiga kali pertemuan, masing-masing
pertemuan dalam waktu tiga jam pelajaran dilaksanakan adalah
pembelajaran membaca yang dilaksanakan dengan menggunakan alat
peraga puzzle. Mengingat pembelajaraan dengan alat peraga puzzle
adalah pembelajaran yang membawa pengalaman nyata anak dalam
pembelajaran maka RKH disusun senyata mungkin supaya dalam
pembelajaran membaca dapat terangkum dalam pembelajaran yang
dilaksanakan meningalkan makna dan menyenangkan anak.
b. Menyiapkan kelas senyaman mungkin agar tidak mengganggu proses
pembelajaran nantinya. Pengaturan meja dan kursi agar anak nyaman
saat pembelajaran berlangsung.
c. Membuat dan menyiapkan lembar observasi dan lembar wawancara.
Lembar observasi yang dibuat bukan hanya untuk anak saja tetapi juga
untuk guru. Penggunaan lembar observasi akan mempermudah hal-hal
apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
2). Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I ini guru kelas bertindak sebagai
pemimpin jalannya kegiatan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh
peneliti dan seorang observer. Pembelajaran yang disusun untuk siklus I
dengan mengunakan alat peraga puzzle ini dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan.
a. Pertemuan pertama
Urutan pelaksanan tindakan siklus I putaran pertama adalah
sebagai berikut:
1) Mengawali pembelajaran dengan berbaris didepan kelas.
2) Anak masuk kedalam kelas duduk di bawah dan dilanjutkan
dengan berdoa.
3) Anak diajak bernyanyi sesuai dengan tema yaitu binatang.
4) Anak diminta menyebutkan binatang yang hidup di air
5) Peneliti menunjukkan gambar-gambar binatang yang hidup di
air dalam bentuk gambar dan puzzle, dan anak diminta
menyebutkan namanya,
6) Peneliti meminta anak maju kedepan untuk memasangkan
gambar tersebut di tempatnya yang pas.
7) Anak diajak bernyanyi lagi binatang air yaitu kura-kura.
8) Anak diminta duduk dikursi, lalu diterangkan tugas
9) Memasangkan potongan ikan menjadi bentuk ikan yang utuh
10) Menyebutkan huruf pertama gambar yang di pasang.
11) Anak mengerjakan tugas sesuai dengan kelompoknya
b. Pertemuan Kedua
Urutan pelaksanaan tindakan siklus I putaran kedua adalah sebagai
berikut:
1) Mengawali pembelajaran dengan berbaris didepan kelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
2) Anak masuk kedalam kelas duduk di bawah dan dilanjutkan
dengan berdoa.
3) Anak diajak bernyanyi sesuai dengan tema yaitu binatang.
4) Anak diminta menyebutkan binatang yang dapat terbang
5) Peneliti menunjukan gambar-gambar binatang yang dapat
terbang dalam bentuk gambar dan puzzle, dan anak diminta
menyebutkan namanya,
6) Peneliti meminta anak maju kedepan untuk memasangkan
gambar tersebut di tempatnya yang pas.
7) Anak diajak bernyanyi lagi binatang yang dapat terbang yaitu
proses terjadinya kupu-kupu.
8) Anak diminta duduk dikursi, lalu diterangkan tugas.
9) Memasangkan potongan kupu-kupu menjadi bentuk kupu-
kupu yang utuh.
10) Menyebutkan huruf pertama gambar yang di pasang.
11) Anak mengerjakan tugas sesuai dengan kelompoknya
c. Putaran ketiga
Urutan pelaksanan tindakan siklus I putaran ketiga adalah sebagai
berikut:
1) Mengawali pembelajaran dengan berbaris didepan kelas.
2) Anak masuk kedalam kelas duduk di bawah dan dilanjutkan
dengan berdoa.
3) Anak diajak bernyanyi sesuai dengan tema yaitu binatang.
4) Anak diminta menyebutkan binatang yang bertelur.
5) Peneliti menunjukkan gambar-gambar binatang yang bertelur
dalam bentuk gambar dan puzzle, dan anak diminta
menyebutkan namanya,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
6) Peneliti meminta anak maju kedepan untuk memasangkan
gambar tersebut di tempatnya yang pas.
7) Anak diajak bernyanyi binatang yang bertelur yaitu kura-kura.
8) Anak diminta duduk dikursi, lalu diterangkan tugas.
9) Memasangkan potongan angsa menjadi bentuk angsa yang utuh.
10) Menyebutkan huruf pertama gambar yang di pasang.
11) Anak mengerjakan tugas sesuai dengan kelompoknya.
3). Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti bekerja sama dengan
guru kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pada siklus I
dengan panduan lembar observasi. Dari kegiatan observasi tersebut
diperoleh gambar tentang jalannya kegiatan belajar mengajar yang
secara garis besarnya sebagai berikut:
a). Bagi Guru
(1) Kurang memberikan infotmasi secara tepat.
(2) Kurang memberikan motivasi anak secara individu.
(3) Kurang perhatian terhadap anak.
(4) Kurang mampu mengkondisikan anak ke arah pembelajaran
yang kondusif.
b). Bagi Anak
(1) Anak kurang memperhatikan pembelajaran yang diberikan
oleh peneliti.
(2) Siswa tidak tertarik terhadap apersepsi yang diberikan oleh
peneliti.
(3) Rasa ingin tahu dan keberanian masih rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4). Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dari hasil membaca anak, guru, dan
peneliti berdiskusi dan melakukan refleksi sebagai berikut:
a) Untuk mendorong keberanian anak merespon stimulus guru, guru
perlu membuat interaksi anak dalam pembelajaran yang lebih
beragam. Perbaikan pada siklus II adalah guru lebih menciptakan
suasana yang lebih menarik dalam pembelajaran dan meganti
kelompok kerja agar memberikan suasana belajar yang baru bagi
anak.
b) Untuk hasil membaca sudah terlihat peningkatan dari segi mengenal
huruf dan melafalkannya.
c) Menambah huruf yang akan di baca.
Tabel 4. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Siklus I Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro
Nomor Rentan Nilai Frekuensi Prosentase
1. Tuntas (●) 13 56,52%
2. Setengah Tuntas (√) 9 39.13%
3. Tidak Tuntas (○) 1 4,35%
Jumlah 23 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan tabel maka dapat digambarkan dalam grafik 5.
0
2
4
6
8
10
12
14
Tuntas Setengah Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 5. Grafik Data Nilai Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Siklus I Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro
Dari data tersebut dapat difahami bahwa setelah melaksanakan siklus I
anak memperoleh nilai tuntas sebanyak 13 anak atau 56,52%, anak yang setengah
tuntas sebanyak 9 anak atau 39,13% dan yang tidak tuntas sebanyak 1 anak atau
4,35%.
Tabel 5. Perbandingan Frekuensi Nilai anak Kelompok A TK LKMD
Sudimoro pada Tes Awal dan Tes Siklus I
No Rentang Nilai Tes awal Siklis I
F % F %
1. Tuntas (●) 5 21,74 13 56,52
2. Setengah Tuntas (√) 4 17,39 9 39,13
3. Tidak Tuntas (○) 14 60,87 1 4,35
23 100 23 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Berdasarkan tabel perbandingan dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini:
0
2
4
6
8
10
12
14
Tes Awal Siklus I
Tuntas
Setengah tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 6. Grafik Data Perbandingan Nilai Keterampilan Berbahasa
tentang Membaca pada Tes Awal dan Nilai Siklus I Anak
Kelompok A TK LKMD Sudimoro
Tabel 6. Perkembangan Hasil Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Tes awal dan Tes Siklus I anak Kelompok A TK
LKMD Sudimoro
Keterangan Tes Awal Siklus I
Nilai Terendah ○ ○
Nilai Tertinggi ● ●
Rata-rata nilai √ √
Siswa Belajar tuntas 21,74% 56,52%
Dari hasil analisis data prestasi anak hasil tes siklus I pada tabel 5
dapat disimpulkan bahwa prosentase hasil tes siswa yang tuntas naik
menjadi 56,52% atau 13 anak dengan nilai tuntas, yang semula pada tes
awal hanya terdapat 21,74% atau 5 anak mencapai batas tuntas. Besarnya
nilai tidak tuntas pada tes awal yang diperoleh anak sebesar 60,87% atau
14 dan anak yang mendapatkan nilai setengah tuntas sebesar 17,39% atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
4 anak. Sedangkan pada siklus I anak yang tidak tuntas sebesar 4,35% atau
1 anak dan yang setengah tuntas sebesar 39,13% atau 9 anak. Nilai
tersebut sudah mengalami peningkatan tetapi yang diinginkan guru atau
peneliti nilai ketuntasannya adalah 80% tuntas. Dan didalam penelitian
masih di temukan kekurangan-kekurangan antara lain:
a). Bagi Guru
(1) Guru masih belum optimal melibatkan anak dalam pengunaan
media pembelajaran pada saat proses belajar mengajar.
(2) Guru belum optimal dalam memberikan pujian bagi siswa yang
telah menjawab pertanyaan dengan benar.
(3) Guru belum optimal dalam memberikan respon positif terhadap
partisipasi siswa
(4) Guru belum optimal dalam membantu kegiatan siswa dalam kelas.
b). Bagi siswa
(1) Anak masih sulit mendiskripsikan puzzle.
(2) Masih ada beberapa anak yang ramai.
(3) Anak sudah mulai aktif dalam kegiatan belajar, tetapi perlu
ditingkatkan lagi agar belajarnya lebih optimal.
b. Tindakan Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 1 minggu mulai tanggal 4
juni 2012 sampai 9 juni 2012. Dalam tahap siklus I terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Peneliti dan guru mendiskusikan rencana tindakan yang akan
dilaksanakan dalam proses penelitian selanjutnya. Rencana kegiatan
dalam siklus II ini meliputi pembuatan rencana pembelajaran
berbahasa tentang membaca dengan alat peraga puzzle yang lebih
bervariasi dari siklus yang sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Tahap Perencanaan siklus II
a) Tahap perencanaan pembelajaran siklus II lebih menekankan
pada pengunaan dan pengenalan huruf.
b) Guru dan peneliti menyiapkan lembar observasi.
c) Mendatangkan sumber belajar lain.
2) Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus II ini guru kelas sebagai
pemimpin jalannya kegiatan. Pelaksanan pembelajaran diamati oleh
seorang observer.
Pembelajaran yang disusun pada siklus II dengan mengunakan
alat peraga puzzle yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan.
a. Pertemuan Pertama
1) Mengawali pembelajaran dengan berbaris didepan kelas.
2) Anak masuk kedalam kelas duduk di bawah dan dilanjutkan
dengan berdoa.
3) Anak diajak bernyanyi sesuai dengan tema yaitu binatang.
4) Anak diajak bernyanyi kelinci bermain musik.
5) Anak diminta menyebutkan binatang yang berkaki empat
6) Peneliti menunjukkan gambar-gambar binatang yang berkaki
empat dalam bentuk gambar dan puzzle, dan anak diminta
menyebutkan namanya.
7) Anak diminta duduk dikursi, lalu diterangkan tugas.
8) Peneliti meminta anak maju kedepan untuk memasangkan
potongan gambar kuda di tempatnya yang pas.
9) Peneliti menerangkan tugas memasangkan potongan kuda
menjadi bentuk kuda yang utuh.
10) Anak diminta menyebutkan dan diminta menempelkan atau
memasangkan huruf di kotak-kotak yang ada di bawah
gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
11) Anak diminta mengerjakan tugas sesuai kelompoknya.
b. Pertemuan kedua
1) Mengawali pembelajaran dengan berbaris didepan kelas.
2) Anak masuk kedalam kelas duduk di bawah dan dilanjutkan
dengan berdoa.
3) Anak diajak bernyanyi sesuai dengan tema yaitu binatang.
4) Anak diajak tepuk ayam.
5) Anak diminta duduk dikursi, lalu diterangkan tugas.
6) Anak diminta menyebutkan binatang yang berkaki dua.
7) Peneliti menunjukkan gambar-gambar binatang yang berkaki
dua dalam bentuk gambar dan puzzle, dan anak diminta
menyebutkan namanya.
8) Peneliti meminta anak maju kedepan untuk memasangkan
potongan gambar ayam di tempatnya yang pas.
9) Anak diterangkan tugas memasangkan potongan ayam
menjadi bentuk ayam yang utuh.
10) Anak diminta menyebutkan dan menempelkan atau
memasangkan huruf di kotak-kotak yang ada di bawah
gambar menjadi kata ayam.
11) Anak diminta mengerjakan tugas sesuai kelompoknya.
c. Pertemuan ketiga
1) Mengawali pembelajaran dengan berbaris didepan kelas.
2) Anak masuk kedalam kelas duduk di bawah dan dilanjutkan
dengan berdoa.
3) Anak diajak bernyanyi sesuai dengan tema yaitu binatang.
4) Anak diajarkan lagu kelinci.
5) Anak diminta duduk dikursi, lalu diterangkan tugas.
6) Anak diminta menyebutkan binatang yang melahirkan.
7) Peneliti menunjukkan gambar-gambar binatang yang
melahirkan dalam bentuk gambar dan puzzle, dan anak
diminta menyebutkan namanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
8) Peneliti meminta anak maju kedepan untuk memasangkan
potongan gambar kucing di tempatnya yang pas.
9) Memasangkan potongan kucing menjadi bentuk kucing yang
utuh.
10) Anak diminta menyebutkan dan diminta menempelkan atau
memasangkan huruf di kotak-kotak yang ada di bawah
gambar menjadi kata kucing.
11) Anak diminta mengerjakan tugas sesuai kelompoknya.
3) Observasi
Selama pelaksanaan pembelajaran peneliti bekerja sama
dengan guru kelas untuk mengamati jalannya pembelajaran. Pada
siklus II dengan panduan lembar observasi. Dari kegiatan observasi
tersebut diperoleh gambar tentang jalannya kegiatan belajar mengajar
yang secara garis besarnya sebagai berikut:
a). Bagi guru
(1) Sudah memberikan informasi secara tepat.
(2) Sudah memberikan motivasi anak secara individu.
(3) Sudah lebih perhatian terdadap anak.
(4) Mampu mengkondisikan anak ke arah pembelajaran yang
kondusif.
b). Bagi Anak
(1) Anak memperhatikan pembelajaran yang diberikan oleh
peneliti.
(2) Rasa ingin tahu dan keberanian besar.
4) Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dari hasil membaca anak, guru,
dan peneliti berdiskusi dan melakukan refleksi sebagai berikut:
a) Hasil membaca anak meningkat, anak sudah teranpil mencapai
target Kriteria Ketentuan Minimum (KKM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
b) Berdasarkan amatan dan analisis hasil membaca anak, guru dan
peneliti sepakat untuk mengakhiri siklus tindakan dalam
pembelajaran membaca.
Tabel 7. Frekuensi Data Nilai Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Siklus II Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro.
Nomor Rentan Nilai Frekuensi Prosentase
1. Tuntas (●) 19 82.61%
2. Setengah Tuntas (√) 4 17,39%
3. Tidak Tuntas (○) 0 0%
Jumlah 23 100%
Berdasarkan tabel maka dapat digambarkan dalam gambar grafik dibawah ini:
0
5
10
15
20
Tuntas Setengah Tuntas Tidak Tuntas
Gambar 7. Grafik Data Nilai Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Siklus II Anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro.
Dari data tersebut dapat difahami bahwa setelah melaksanakan siklus II
anak memperoleh nilai tidak tuntas sebanyak 0 anak atau 0%, anak yang setengah
tuntas sebanyak 4 anak atau 17,39% dan yang tuntas sebanyak 19 anak atau
82.61%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 8. Perbandingan Frekuensi Nilai Keterampilan Berbahasa tentang
Membaca pada anak Kelompok A TK LKMD Sudimoro
pada Siklus I dan Siklus II
No Rentang Nilai Siklus I Siklis II
F % F %
1. Tuntas (●) 13 56,52 19 82.61
2. Setengah Tuntas (√) 9 39,13 4 17,39
3. Tidak Tuntas (○) 1 4,35 0 0
23 100 23 100
Berdasarkan tabel perbandingan dapat dilihat dari gambar grafik di bawah ini:
0
5
10
15
20
Siklus I Siklus II
Tuntas
Setengah tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 8. Grafik Data Perbandingan Nilai Keterampilan Berbahasa
tentang Membaca pada Siklus I dan Nilai Siklus II Anak
Kelompok A TK LKMD Sudimoro
Tabel 9. Perkembangan Hasil Keterampilan Berbahasa tentang Membaca
pada Siklus I dan Siklus II anak Kelompok A TK LKMD
Sudimoro.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Keterangan Siklus I Siklus II
Nilai Terendah ○ -
Nilai Tertinggi ● ●
Rata-rata nilai √ √
Siswa Belajar tuntas 56,52% 82,61
Dari hasil analisis data prestasi anak hasil tes siklus II tabel dapat
disimpulkan bahwa prosentase hasil tes anak yang tuntas naik menjadi
82,61% atau 19 anak dengan nilai tuntas, yang semula pada siklus I hanya
terdapat 56,52% atau 13 anak mencapai batas tuntas. Besarnya nilai tidak
tuntas yang diperoleh anak sebesar 13,04% atau 3 anak dan anak yang
mendapatkan nilai setengah tuntas sebesar 39,13% atau 9 anak.
Sedangkan pada siklus II anak yang tidak tuntas sebesar 0% atau tidak ada
dan yang setengah tuntas sebesar 17,39% atau 4 anak. Nilai tersebut sudah
mencapai target yang di inginkan peneliti dan guru. Untuk pencapaiana
ketuntasan menjadi 100% peneliti menyerahkan pada peneliti selanjutnya
untuk mencapai ketuntasan tersebut.
C. Perbandingan Hasil Penelitian
Setelah melaksanakan pada setiap siklus diperoleh hasil peningkatan
keterampilan membaca yang ditandai dengan hasil.
Analisis hasil penelitian berdasarkan pelaksanaan tindakan, observasi
dari sikap dan perilaku anak pada siklus I dapat ditemukan sebagai berikut:
a. Hasil belajar dilihat dari segi afektif adalah
1) Kemauan anak untuk menerima pelajaran cukup
2) Perhatian anak sudah cukup baik dalam memperhatikan pelajaran
yang disampaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
3) Keberanian anak dalam mendemontrasikan media sudah baik.
b. Hasil belajar dilihat dari segi psikomotorik adalah:
1) Tidak ada anak yang terlambar masuk kelas
2) Anak mau menyiapkan kebutuhan belajar
c. Hasil belajar kognitif anak.
Dari hasil analisis perkembangan hasil belajar kognitif anak siklus
I dapat disimpulkan bahawa prosentase hasil tes anak tuntas naik 56,52%
dengan nilai tuntas. Anak yang tuntas pada siklus I sebesar 56,52%, yang
semula pada tes awal 21,74% anak mencapai tuntas. Berdasarkan nilai
terendah anak saat tes awal sebesar 60,87% pada siklus I sebesar 4,35%.
Selanjutnya peneliti melaksanakan tindakan pada siklus II dengan
materi membaca. Pembelajaran mengunakan alat peraga puzzle yang lebih
banyak dan menarik melakukan variasi metode dan pemberian pertanyaan.
Setelah melaksanakan tindakan siklus II ditemukan perkembengan belajar
anak, dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
a. Perkembangan hasil belajar afektif anak sebagai berikut:
1) Siswa memperhatikan pelajaran dengan sungguh- sungguh.
2) Kemauan untuk menerima pembelajaran dari guru meningkat.
3) Perhatian, minat dan motivasi terhadap pembelajaran guru
meningkat.
4) Anak aktif dalam pembelajaran.
b. Perkembangan hasil belajar psikomotorik anak sebagai berikut:
1) Tidak ada anak yang terlambat masuk kelas.
2) Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh
c. Perkembangan hasil belajar kognitif anak.
Dari hasil analisis data perkembangan hasil belajar kognitif anak
dapat disimpulkan bahwa nilai terendah yang diperoleh pada siklus I naik
menjadi 56,52% dan pada siklus II naik lagi menjadi 82,61%. Yang
semula pada Siklus I nilai tidak tuntas 4,35% dan naik pada siklus II turun
menjadi 0%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 10. Perbandingan Frekuensi Nilai Keterampilan Berbahasa tentang
Membaca pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II anak TK
LKMD Sudimoro.
No Rentang Nilai Tes awal Siklis I Siklus II
F % F % F %
1. Tuntas (●) 5 21,74 13 56,52 19 82.61
2. Setengah Tuntas (√) 4 17,39 9 39,13 4 17,39
3. Tidak Tuntas (○) 14 60,87 1 4,35 0 0
Jumlah 23 100 23 100 23 100
Berdasarkan tabel maka dapat digambarkan dalam gambar grafik dibawah ini:
02468
101214161820
Tes Awal Siklus I Siklus II
Tuntas
Setengah Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 9. Grafik Perbandingan Nilai Keterampilan Berbahasa tentang
Membaca pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II Anak Kelompok A TK
LKMD Sudimoro
Dalam peningkatan keterampilan membaca anak dari tes awal,
siklus I, Siklus II dapat dilihat di bawah ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
a. Anak yang mendapatkan nilai tidak tuntas pada tes awal sebanyak 14
anak; pada sikus I menjadi 1 anak; dan pada sikus II tidak ada anak yang
mendapatkan nilai tidak tuntas.
b. Anak yang mendapatkan nilai setengah tuntas pada tes awal sebanyak 4
anak; pada Siklus I menjadi 9 anak: dan pada siklus II menjadi 4 anak.
c. Anak yang mendapat nilai tuntas pada tes awal sebanyak 5 anak; pada
siklus I anak yang tuntas menjadi 13 anak; dan Pada siklus II yang
menjadi 19 anak.
d. Nilai pada penelitian ini dapat dikatakan naik karena dari tes awal anak
yang mendapatkan nilai tuntas hanya 21, 74%, pada siklus I menjadi
56,52%, pada siklus II menjadi 82,61%.
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I dan siklus II, secara umun telah menunjukan perubahan yang
signifikan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran semakain mantap dan
luwes dengan kekurangan-kekurangan kecil diantaranya kontrol waktu.
Prosontase hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor anak
meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan anak mencetuskan
pendapat, mengeluarkan pendapat, berinteraksi dengan guru, mampu
mendemontrasikan, kerjasama dengan kelompok meningkat, dan
menyelesaikan tugas-tugas yang lainnya. Partisipasi anak yang aktif dan
kreatif anak dalam pembelajaran yang semakin meningkat, suasana kelas
pun menjadi lebih hidup dan menyenangkan dan pada akhirnya
keterampilan berbahasa tentang membaca anak kelompok TK LKMD
Sudimoro meningkat. Berdasarkan pemehaman peningkatan pengaruh
globalisasi yang ditandai dengan hasil belajar yang telah dicapai anak
maka Pelaksanaan Penelitian Tindakan kelas (PTK) diangap cukup dan
diakhiri pada siklus ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan pelaksanana pada siklus I dan siklus II dapat dinyatakan
bahwa keterampilan berbahasa tentang membaca mengunakan alat peraga puzzle
dapat meningkatkan hasil belajar anak kelompok A TK LKMD Sudimoro, baik
hasil belajar kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
1. Perkembangan hasil belajar afektif anak sebagai berikut:
a. Anak memperhatikan pelajaran dengan sungguh-sungguh.
b. Kemauan untuk menerima pembelajaran dari guru meningkat.
c. Perhatian, minat, dan motivasi terhadap kegiatan guru meningkat.
d. Anak aktif dalam kegiatan.
2. Perkembangan hasil belajar psikomotorik anak sebagai berikut:
a. Tidak ada anak yang terlambat masuk kelas.
b. Menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh.
Dari hasil perkembangan belajar anak dari segi afektif maupun
psikomotorik, partisipasi anak dalam pembelajaran meningkat, mereka
lebih banyak memperhatikan. Dengan partisipasi anak yang aktif dan
kreatif, suasana kelas pun menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
Keterampilan membaca meningkat, yang tentunya berpengaruh terhadap
keterampilan membaca anak.
3. Perkembangan hasil belajar kognitif anak.
Pada siklus I setelah diadakan tes keterampilan awal dilanjutkan
dengan anak menerima materi membaca dengan mengidentifikasikan dan
mendiskripsikan puzzle. Proses pembelajaran disampaikan dengan
setrategi dan terencana dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup.
Kegiatan ini terfokus mengidentifikasi anak mulai dari memperhatikan
penjelasan, melaksanakan pengamatan untuk memperoleh kesimpulan.
Setelah dilaksanakan siklus I dan di evaluasi dapat dilihat adanya
peningkatan hasil belajar anak yaitu masih ada anak yang mendapatkan
nilai tidak tuntas sebanyak 1 anak dan setengah tuntas sebanyak 9 anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Siklus II merupakan lanjutan dari siklus sebelumnya untuk
memantapkan dan mencapai tujuan peneliti. Pembelajaran yang
disampaikan tentang membaca dengan indukator yang sama pada siklus I,
namun diadakan peningkatan pengunaan alat peraga puzzle yang
digunakan. Hal ini bertujuan agar anak lebih aktif dan antusias dalam
pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar disampaikan dengan strategi
terencana sebagai mana siklus I dan kegiatan pembelajaran dilaksanakan
lebih optimal. Hasil siklus II menunjukan peningkatan hasil belajar anak
yaitu dengan nilai tuntas mencapai 82,61%.
Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran
pada setiap siklus, secara umum telah menunjukan perubahan yang
siknifikan. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan nilai tidak tuntas anak,
nilai setengah tuntas anak dan nilai tuntas anak dari tes awal hinga pada
siklus II.
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
berbahasa tentang membaca anak dengan mengunakan alat peraga puzzle
pada kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras Boyolali yang ditandai
dengan peningkatan hasil belajar kognitif. Selain itu juga adanya
peningkatan hasil belajar afektif maupun psikomotor anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
BAB V
SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan
dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa pengunaan alat peraga puzzle dalam
keterampilan bahasa tentang membaca dapat ditingkatkan pada anak kelompok A
TK LKMD Sudimoro. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata terjadi peningkatan
yaitu pada tes awal sebesar 21,74% atau sebanyak 5 anak; siklus I 56,52% atau
sebanyak 13 anak; dan pada siklus II 82,61% atau sebanyak 19 anak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pengunaan alat peraga puzzle dapat
meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca pada anak kelompok TK
LKMD Sudimoro Teras Boyolali. Masih ada 4 anak yang belum mendapatkan
nilai tuntas/ setengah tuntas, peneliti sudah mengadakan bimbingan sesuai dengan
Tingkat Pencapaian Perkembangan (TPP). Untuk selanjutnya keempat anak
tersebut peneliti serahkan pada guru kelomopok B TK LKMD Sudimoro Teras
Boyolali.
B. Implikasi
Pembahasan dalam penelitian ini menyebutkan bahwa dengan pengunaan
alat peraga puzzle yang benar dan baik dapat neningkatkan keterampilan
berbahasa tentang membaca pada anak kelompok A. Pengunaan alat peraga atau
media yang tepat akan membuat anak lebih mudah belajar dan menangkap
pembelajaran anak juga akan lebih aktif dalam kegiatan belajar. Seperti yang
dikatakan Badru Zaman dkk (2005:4.10) bahwa Media pembelajaran juga mampu
memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya kemampuan-
kemampuan belajar anak TK yang diharapkan. Pelaksanaan pengunaan alat
peraga puzzle untuk meningkatkan keterampilan berbahasa tentang membaca
dapat menciptakan kegiatan belajar menjadi menyenangkan dan aktif. Anak dapat
menunjukan sikap aktif terampil dalam belajar, dapat menyebutkan bagian-bagian
tubuh binatang, menyebutkan huruf yang seharusnya ada dalam gambar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pengunaan alat peraga puzzle dapat meningkatkan minat belajar anak, kreatifitas
anak, kenyamanan belajar dan kemudahan belajar anak memahami materi belajar
yang di berikan guru. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan mempunyai
implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pengunaan alat peraga puzzle dapat
meningkatkan membaca anak kelompok A TK LKMD Sudimoro Tahun ajaran
2011/2012. Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi guru TK
dalam meningkatkan keterampilan berbahasa. Pengunaan alat peraga puzzle
dalam pembelajaran akan lebih menarik dan menyenangkan bagi anak. Bagi
anak yang belum terampil membaca akan termotivasi untuk meningkatkan
prestasi belajarnya.
2. Implikasi Praktis
Pengunaan alat peraga puzzle dapat mempermudah melafalkan atau
menyebutkan sebuah huruf dan memperluaas pemikiran dalam menyebutkan
huruf dan melafalkan huruf dengan alat bantu gambar dalam bentuk puzzle.
Bagi anak yang belum terampil membaca akan termotivasi untuk
meningkatkan prestasi belajar anak.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus
II, bahwa pengunaan alat peraga puzzle dapat meningkatkan kemampuan
berbahasa tentang membaca pada anak kelompok A TK LKMD Sudimoro Teras
Boyolali, dapat disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
Usahakan lingkungan lingkungan belajar yang nyaman bagi anak dan
mewujudkan kegiatan yang kreatif dalam setiap belajar anak dengan
memberikan fasilitas belajar sesuai kebutuhan dan perkembangan anak seperti
puzzle yang digunakan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
2. Bagi Guru
Gunakan dan pilih sumber belajar dan media yang tepat dalam setiap
pembelajaran untuk mempermudah anak dalam menerima materi yang
disampaikan. Memberikan penguatan dengan reward meskipun sederhana
pada setiap hasil belajara anak karena akan menumbuhkan minat dan
semangat belajar. Pengunaan alat peraga dalam setiap pebelajaran yang di
ciptakan guru di sekolah akan menjadi menyenangkan. Alat peraga lain seperti
puzzle, kartu kata, papan planel untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
yang lain, meningkatkan tanggung jawab.
3. Bagi Anak Didik
Berikan bimbingan dengan mengembangkan rasa ingin tahu dalam kegiatan
belajar yang menstimulasi seluruh aspek perkembangan, keaktifan, kreatifitas
dan tingkatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas. dengan mengunakan alat
peraga puzzle, atau dengan alap peraga lainnya.
4. Bagi Peneliti Lain
Bagi para peneliti yang lain, supaya mengadakan penelitian mengunakan alat
peraga puzzle untuk menentukan faktor-faktor yang turut mendukung
peningkatan keterampilan berbahasa tentang membaca, sehingga penelitian ini
akan menjadi lebih sempurna.