Post on 23-Nov-2021
LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN METODE PEMBELAJARAN MELALUI SISTEM
E-LEARNING UNTUK MATA KULIAH FISIKA DASAR 1 DI
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
Oleh:
Swastya Rahastama, M.Si.
NDH. 35
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN XIII
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN KAJIAN
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH LEMBAGA
ADMINISTRASI NEGARA
SAMARINDA
2020
i
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Hasil Aktualisasi Peserta Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan XIII:
Nama : Swastya Rahastama, M.Si.
NDH : 35
NIP : 19921008 201903 1 018
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Instansi : Institut Teknologi Kalimantan
Judul Rancangan : Peningkatan metode pembelajaran melalui sistem e-
learning untuk mata kuliah Fisika Dasar I di Institut
Teknologi Kalimantan
Dinyatakan LAYAK untuk diajukan dalam Seminar Hasil Aktualisasi.
Mentor,
Dr. Eng. Lusi Ernawati, M.Sc.
NIP. 198808192012122002
Coach,
M. Harry Rahmadi, S.Pi., MM.
NIP. 198510092011011012
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Angkatan XIII Tahun 2020:
Nama : Swastya Rahastama, M.Si.
NDH : 35
NIP : 199210082019031018
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Instansi : Institut Teknologi Kalimantan
Judul Rancangan : Peningkatan metode pembelajaran melalui sistem e-
learning untuk mata kuliah Fisika Dasar I di Institut
Teknologi Kalimantan
TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Hasil Aktualisasi pada hari Kamis, 01 September 2020
di Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Lembaga
Administrasi Negara.
Narasumber,
Dr. Emy Rosana Saleh, M.Ed.
NIP. 197703072006042007
Coach,
M. Harry Rahmadi, S.Pi., MM.
NIP. 198510092011011012
iii
KARTU KONSULTASI COACH
KARTU KONSULTASI COACH Pelatihan Dasar Calon Pegawan Negeri Sipil Angkatan XIII
Nama peserta : Swastya Rahastama
NDH : 35
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Instansi : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nama Coach : M. Harry Rahmadi, S.Pi., MM.
No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Media
Konsultasi
TTD/Paraf
Coach
1. Selasa, 04
Agustus 2020
Konsultasi isu yang
akan diangkat menurut
pembahasan mentor di
lingkungan ITK
2. Rabu, 05
Agustus 2020
Konsultasi rancangan
kegiatan dari isu untuk
aktualisasi
3. Selasa, 11
Agustus 2020
Konsultasi draft
rancangan aktualisasi Whatsapp
4. Rabu, 12
Agustus 2020
Konsultasi revisi draft
rancangan aktualisai
dan pembekalan untuk
seminar rancangan
aktualisasi
5 Kamis, 13
Agustus 2020
Highlights seminar RA
serta pengarahan
aktualisasi
Zoom
6 Jum’at, 14
Agustus 2020
Pengiriman rancangan
aktualisasi revisi Whatsapp
7 Jum’at, 28
Agustus 2020
Progress kegiatan
pekan 2 Whatsapp
8 Jum’at, 04
September 2020
Progress kegiatan
pekan 3
iv
9 Jum’at, 11
September 2020
Progress kegiatan
pekan 4
10 Jum’at, 18
September 2020
Progress kegiatan
pekan 5
11 Jum’at, 25
September 2020
Progress kegiatan
pekan 6
12 Selasa, 29
September 2020
Revisi laporan
aktualisasi
13 Rabu, 30
September 2020
Coaching dan revisi
laporan aktualisasi Whatsapp
v
KARTU KONSULTASI MENTOR
KARTU KONSULTASI MENTOR Pelatihan Dasar Calon Pegawan Negeri Sipil Angkatan XIII
Nama peserta : Swastya Rahastama, M.Si.
NDH : 35
Jabatan : Dosen Asisten Ahli
Instansi : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nama Mentor : Dr. Eng. Lusi Ernawati, S.T., M. Sc.
No Hari/Tanggal Uraian Konsultasi Media
Konsultasi
TTD/Paraf
Mentor
1. Senin, 03
Agustus 2020
Mentoring kolektif mengenai isu yang ingin
didiskusikan
vi
Selasa, 04
Agustus 2020
Mengirimkan Rancangan aktualisasi kepada mentor
2. Rabu, 05
Agustus 2020
Konsultasi isu dan kegiatan
3. Kamis, 06
Agustus 2020
Memberikan form persetujuan ke mentor
vii
4.
Senin, 10
Agustus 2020
Mengirimkan Laporan rancangan aktualisasi
5. Selasa, 11
Agustus 2020
Diskusi mengenai teknis aktualisasi
viii
6. Rabu, 12
Agustus 2020
Mengiriman final laporan rancangan aktualisasi
7
Kamis, 3
September
2020
8
Sabtu, 5
September
2020
9
Jum’at, 11
September
2020
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, nikmat, serta karunia-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan kegiatan aktualisasi yang berjudul “Peningkatan Metode
Pembelajaran Melalui Sistem E-Learning Untuk Mata Kuliah Fisika Dasar 1 Di Institut Teknologi
Kalimantan”. Laporan aktualisasi ini dibuat sebagai bentuk dokumentasi atas kegiatan aktualisasi
yang telah dilakukan selama kurang lebih satu bulan.
Pertama-tama, penulis ingin menghaturkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Eng. Lusi
Ernawati, S.T., M.Sc. selaku mentor yang telah membimbing penulis untuk menyelesaikan
kegiatan aktualisasi ini, serta Bapak M. Harry Rahmadi, S.Pi., MM. selaku coach yang telah untuk
dapat menyelesaikan kegiatan aktualisasi. Tidak lupa penulis juga ingin menghaturkan terimakasih
kepada Institut Teknologi Kalimantan, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk
mengikuti pelatihan dasar CPNS 2020 angkatan XIII sebagai syarat untuk diangkat menjadi PNS.
Kemudian penulis juga ingin berterimakasih kepada LAN Samarinda yang telah memberikan
pelatihan dengan para Widyaiswara yang profesional dan kompeten di bidangnya.
Kegiatan aktualisasi ini bertujuan untuk melatih para CPNS untuk menerapkan nilai-nilai ANEKA
di Instansi tempat dia bekerja. Nilai dasar ANEKA harus diinternalisasi oleh seorang PNS sesuai
denga peran dan kedudukannya sebagai pelayan publik, yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti-Korupsi. Di dalam suatu organisasi pasti
terdapat isu-isu tertentu yang harus diselesaikan atau diperbaiki. Salah satu isu yang diangkat pada
kegiatan aktualisasi ini adalah pembelajaran jarak jauh yang terpaksa dilakukan akibat adanya
pandemik COVID-19. Pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan dengan memanfaatkan sistem e-
learning kuliah.itk.ac.id berbasis moodle. Oleh karena itu, penulis memiliki inisiatif untuk
menyelesaikan isu tersebut dengan membentuk sistem e-learning untuk mata kuliah Fisika Dasar
1. Harapannya, sistem e-learning ini dapat menjadi penunjang pembelajaran mahasiswa, baik di
era pandemik seperti sekarang maupun ke depannya.
Balikpapan, 29 September 2020
Swastya Rahatama, M.Si.
x
DAFTAR ISI
I.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
I.2 Tujuan Aktualisasi ................................................................................................................... 3
I.3 Manfaat Aktualisasi ................................................................................................................. 4
I.4 Ruang lingkup ......................................................................................................................... 4
I.5 Nilai-nilai ANEKA ................................................................................................................. 4
I.5.1 Akuntabilitas ................................................................................................................... 5
I.5.2 Nasionalisme ................................................................................................................... 7
I.5.3 Etika Publik ..................................................................................................................... 8
I.5.4 Komitmen Mutu ............................................................................................................ 10
I.5.5 Anti Korupsi .................................................................................................................. 12
I.6 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI ............................................................................. 13
I.6.1 Pelayanan Publik ........................................................................................................... 14
I.6.2 Manajemen ASN ........................................................................................................... 15
I.5.3 Whole of Government (WoG) ....................................................................................... 19
II.1 Profil Organisasi .................................................................................................................. 22
II.1.1 Profil Institut Teknologi Kalimantan ........................................................................... 22
II.1.2 Profil Program Studi Fisika ITK .................................................................................. 23
II.2 Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi ....................................................................................... 23
II.3 Nilai-nilai Organisasi ........................................................................................................... 24
II.4 Tugas dan Fungsi ................................................................................................................. 24
II.4.1 Tugas dan Fungsi ITK.................................................................................................. 24
II.4.2 Tugas dan Fungsi Prodi Fisika ..................................................................................... 26
II.5 Identifikasi Isu ..................................................................................................................... 28
III.1 Penetapan Isu ...................................................................................................................... 30
xi
III.2 Gagasan Pemecahan Isu ..................................................................................................... 32
III.3 Uraian Kegiatan Aktualisasi ............................................................................................... 34
III.4 Rencana Jadwal Kegiatan ................................................................................................... 40
III.5 Rencana Aksi ...................................................................................................................... 41
IV.1 Capaian Aktualisasi ............................................................................................................ 43
IV.1.1 Pelaksanaan Kegiatan 1 .............................................................................................. 43
IV.1.2 Pelaksanaan Kegiatan 2 .............................................................................................. 52
IV.1.3 Pelaksanaan Kegiatan 3 .............................................................................................. 62
IV.1.4 Pelaksanaan Kegiatan 4 .............................................................................................. 72
IV.2 Kendala dan Strategi .......................................................................................................... 79
IV.3 Role Model ......................................................................................................................... 79
V.1 Kesimpulan .......................................................................................................................... 81
V.1.1 Kesimpulan Umum ...................................................................................................... 81
V.1.2 Kesimpulan Khusus ..................................................................................................... 81
V.1.3 Rekomendasi ................................................................................................................ 82
V.2 Video Aktualisasi ................................................................................................................. 83
A.1 Dokumentasi RPP Fisika Dasar 1 Materi Dasar Pengukuran .............................................. 85
A.2 Video Pembelajaran Materi Dasar Pengukuran ................................................................. 104
A.3 Soal-soal latihan, pre-test, dan post-test pada laman kuliah.itk.ac.id ................................ 106
A.4 Pembahasan soal UAS dalam bentuk digital ..................................................................... 108
A.5 Dokumentasi Rapat ............................................................................................................ 110
A.6 Sistem Ujian Tengah Semester Fisika Dasar 1 pada kuliah.itk.ac.id ................................. 111
A.7 Publikasi Webinar .............................................................................................................. 112
A.8 Daftar hadir peserta ............................................................................................................ 114
A.9 Dokumentasi Webinar ....................................................................................................... 115
A.10 Kuisioner untuk Mahasiswa............................................................................................. 116
A.11 Kuisioner untuk Dosen .................................................................................................... 119
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Struktur Organisasi ITK ............................................................................................ 25
Gambar II.2 Struktur Organisasi Fisika ITK ................................................................................. 27
Gambar III.1 Persebaran nilai Fisika Dasar I Semester Gasal 2019/2020 ..................................... 31
Gambar IV.1 Pelaksanaan kegiatan diskusi dan konsultasi dengan ketua tim kurikulum fisdas
serta mentor yang dilakukan secara rutin. (18 Agustus 2020) ....................................................... 44
Gambar IV.2 Pemetaan kurikulum Fisika Dasar 1. (19 Agustus 2020) ........................................ 44
Gambar IV.3 Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan sub-CPMK. (20 Agustus 2020) ....... 45
Gambar IV.4 Deskripsi konten untuk pekan pertama (contoh) pada RPP. (21 Agustus 2020) ..... 46
Gambar IV.5 Detail pelaksanaan pembelajaran jarak jauh Fisika Dasar 1 yang akan dilakukan
pada pekan pertama (contoh), termasuk dengan soal-soal latihan. (24 Agustus 2020) ................. 46
Gambar IV.6 Koordinasi RPP dengan dosen-dosen pengampu Fisika Dasar 1. (24 Agustus 2020)
....................................................................................................................................................... 47
Gambar IV.7 Pembuatan materi video pembelajaran. (25 Agustus 2020) .................................... 48
Gambar IV.8 Perekaman video pembelajaran materi dasar pengukuran. (26 Agustus 2020) ....... 48
Gambar IV.9 Hasil editing video pembelajaran ditayangkan via Youtube. (27 Agustus 2020).... 49
Gambar IV.10 Soal pre-test, post-test, serta soal latihan pada video pembelajaran yang dimuat
dalam RPP untuk materi dasar pengukuran. (27 Agustus 2020) ................................................... 49
Gambar IV.11 Pengisian soal pre-test, post-test, dan latihan video pembelajaran pada bank soal
sistem pembelajaran e-learning kuliah.itk.ac.id. (28 Agustus 2020) ............................................ 50
Gambar IV.12 Diskusi bersama koordinator program studi Fisika yaitu Bapak Dian Mart
Shoodiqin, S.Si., M.Si. (24 Agustus 2020) .................................................................................... 53
Gambar IV.13 Rapat bersama pembahasan sistem UTS dan UAS Fisika Dasar secara daring. (28
Agustus 2020) ................................................................................................................................ 54
Gambar IV.14 Soal UTS dan UAS versi digital. (1 September 2020) .......................................... 55
Gambar IV.15 Pembahasan soal UTS dan UAS versi digital. (2 September 2020) ...................... 56
Gambar IV.16 Repositori daring soal UTS dan UAS serta pembahasannya di Google Drive. (3
September 2020) ............................................................................................................................ 56
Gambar IV.17 Sistem UTS dan UAS daring yang dibuat pada halaman kuliah.itk.ac.id. (4
September 2020) ............................................................................................................................ 57
Gambar IV.18 Contoh bentuk soal UTS dan UAS yang diberikan kepada mahasiswa. (4
September 2020) ............................................................................................................................ 58
Gambar IV.19 Pengujian hasil UTS dan UAS yang telah dilaksanakan melalui sistem moodle. (4
September 2020) ............................................................................................................................ 59
xiii
Gambar IV.20 Pengujian sistem feedback setelah ujian diselesaikan dan sistem pengiriman bukti
pengerjaan. (4 September 2020) .................................................................................................... 60
Gambar IV.21 Konten pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1 di laman kuliah.itk.ac.id. (7
September 2020) ............................................................................................................................ 63
Gambar IV.22 Bahan tayang sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1. (8 September 2020) ............. 64
Gambar IV.23 Komunikasi dengan mentor dan ketua tim pengembang kurikulum Fisika Dasar. (9
September 2020) ............................................................................................................................ 64
Gambar IV.24 Koordinasi dengan para narasumber pengisi acara webinar sosialisasi e-learning.
(10 September 2020) ..................................................................................................................... 65
Gambar IV.25 Koordinasi dengan UPT TIK ITK untuk peminjaman ruangan zoom meeting. (11
September 2020) ............................................................................................................................ 65
Gambar IV.26 Koordinasi dengan pimpinan tim Humas ITK dan Kapus TPB untuk memberikan
informasi terkait sosialisasi e-learning kepada para mahasiswa TPB. (11 September 2020) ....... 66
Gambar IV.27 Poster publikasi sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1. (14 September 2020) ....... 67
Gambar IV.28 Kegiatan sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1 kepada mahasiswa TPB. (18
September 2020) ............................................................................................................................ 67
Gambar IV.29 Absensi kehadiran dari google form yang tertulis pada google spreadsheet. (18
September 2020) ............................................................................................................................ 68
Gambar IV.30 Hasil polling mengenai kata-kata yang mendeskripsikan ilmu Fisika bagi para
mahasiswa TPB. ............................................................................................................................ 69
Gambar IV.31 Hasil polling mengenai pandangan mahasiswa terhadap Fisika. (18 September
2020) .............................................................................................................................................. 70
Gambar IV.32 Hasil polling mengenai pandangan mahasiswa terhadap Fisika. (18 September
2020) .............................................................................................................................................. 70
Gambar IV.33 Konsultasi dengan mentor untuk pembuatan kuisioner. (21 September 2020) ..... 73
Gambar IV.34 Diskusi dengan salah seorang dosen Fisika (Yohannes Dwi Saputra, S.Si., M.Si)
untuk pembuatan kuisioner. (21 September 2020) ........................................................................ 73
Gambar IV.35 Draft kuisioner untuk mahasiswa dan dosen pengampu Fisika Dasar 1. (22
September 2020) ............................................................................................................................ 74
Gambar IV.36 Jajak pendapat draft kuisioner sistem pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1
kepada para dosen pengampu. (23 September 2020) .................................................................... 75
Gambar IV.37 Pengiriman draft kuisioner sistem pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1 serta
progress kegiatan aktualisasi kepada mentor. (24 September 2020) ............................................. 75
Gambar IV.38 Pembuatan kuisioner secara digital menggunaan google form. (24 September
2020) .............................................................................................................................................. 76
xiv
Gambar IV.39 Kuisioner langsung diintegrasikan ke dalam sistem kuliah.itk.ac.id. (24 September
2020) .............................................................................................................................................. 77
Gambar IV.40 Momen saat berdiskusi dengan koordinator program studi Fisika. ....................... 80
Gambar V.1 Preview video aktualisasi latsar milik penulis. ......................................................... 83
Gambar A.1 Video opening ......................................................................................................... 104
Gambar A.2 Video pembelajaran bagian 1 .................................................................................. 104
Gambar A.3 Video pembelajaran bagian 2 .................................................................................. 105
Gambar A.4 Video pembelajaran bagian 3 .................................................................................. 105
Gambar A.5 Tampilan sistem pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1. ..................................... 106
Gambar A.6 Soal latihan video pembelajaran bagian 1............................................................... 106
Gambar A.7 Soal latihan video pembelajaran bagian 2............................................................... 107
Gambar A.8 Soal latihan video pembelajaran bagian 3............................................................... 107
Gambar A.9 Undangan rapat dikirimkan oleh Tendik ................................................................ 110
Gambar A.10 Proses rapat sedang berlangsung .......................................................................... 110
Gambar A.11 Sistem UTS daring ................................................................................................ 111
Gambar A.12 Sistem UAS daring ............................................................................................... 111
Gambar A.13 Koordinasi dengan Kapus TPB terkait sosialisasi yang akan dilakukan .............. 112
Gambar A.14 Koordinasi dengan teknisi zoom meeting UPT TIK ............................................. 112
Gambar A.15 Publikasi webinar di instagram Physics ITK Official. .......................................... 113
Gambar A.16 Google form untuk mengisi kehadiran peserta. .................................................... 114
Gambar A.17 Google spreadsheet menampilkan kehadiran peserta webinar. ............................. 114
Gambar A.18 Hasil render dari zoom meeting dikirimkan oleh UPT TIK. ................................. 115
Gambar A.19 Dokumentasi kegiatan webinar tampil di kanal youtube Physics ITK Official. ... 115
xv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Analisis isu yang ada di ITK ......................................................................................... 29
Tabel III.1 Penentuan isu prioritas menggunakan Metode USG ............................................... 31
Tabel III.2 Uraian kegiatan aktualisasi untuk penyelesaian isu ..................................................... 34
Tabel III.3 Jadwal kegiatan aktualisasi .......................................................................................... 40
Tabel III.4 Rencana Aksi Kegiatan I: Membuat bahan pembelajaran e-learning ......................... 41
Tabel III.5 Rencana Aksi Kegiatan II: Membuat sistem evaluasi semester Fisika Dasar I daring 41
Tabel III.6 Rencana Aksi Kegiatan III: Mengadakan webinar untuk sosialisasi sistem e-learning
Fisika Dasar I dan pemberian motivasi pembelajaran daring kepada mahasiswa TPB ................. 42
Tabel III.7 Rencana Aksi Kegiatan IV: Mengadakan webinar untuk sosialisasi sistem e-learning
Fisika Dasar I dan pemberian motivasi pembelajaran daring kepada mahasiswa TPB ................. 42
1
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara atau disingkat sebagai ASN, menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014, merupakan profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang bekerja pada instansi pemerintah (Republik Indonesia, 2014). ASN memiliki peran penting
terhadap pelaksanaan cita-cita luhur bangsa dan realisasi tujuan negara selaras dengan alinea
keempat pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pemerintah sebagai pemelihara serta pelindung warga negaranya, memerlukan penyediaan aparatur
sipil negara (ASN) yang profesional, netral, dan bebas dari intervensi, serta memiliki komitmen
dalam melakukan pelayanan publik bagi masyarakat yang prima sehingga mampu mempersatukan
dan menjaga kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Para ASN ini wajib memiliki kewarganegaraan Indonesia, dapat diangkat oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan di pemerintahan dan melaksanakan tugasnya jika
telah memenuhi syarat tertentu, dimana juga diatur dalam UU No.5 Tahun 2014. Oleh karena itu,
seleksi penerimaan ASN sangatlah ketat melalui proses yang selektif sehingga diharapkan para
ASN ini dapat membantu negara untuk mewujudkan cita-cita dan tujuannya.
Sayangnya, hingga saat ini persepsi yang terbentuk di masyarakat terhadap profesi ASN kurang
begitu memuaskan, terkait dengan isu-isu yang beredar seperti kinerja yang masih rendah, standard
pelayanan yang belum berorientasikan mutu, dan sebagainya. ASN dipandang sebelah mata karena
identik dengan profesi yang santai dan aman dari pemutusan hubungan kerja (PHK). Tentu saja hal
itu tidak sepenuhnya dibenarkan, karena reformasi birokrasi yang sudah digaungkan oleh
pemerintah telah berhasil menggenjot produktivitas ASN hingga mereka dapat berinovasi seiring
kemajuan zaman. Oleh karena itu, proses penerimaan ASN juga perlu diiringi oleh pembinaan,
pendidikan dan pelatihan sumber daya aparatur sipil negara untuk membentuk dan mengkader
aparatur yang berintegritas dan profesional. Sumber daya yang berkualitas tentu berimplikasi pada
perubahan pola pikir, sikap, dan perilaku ASN yang berintegritas dan professional sebagai dasar
reformasi birokrasi. Dengan demikian, perubahan yang cepat diharapkan dapat memperbaiki atau
bahkan meningkatkan citra ASN menjadi lebih baik.
ASN harus memulai perubahan dari diri sendiri. Nilai-nilai dasar ASN harus bisa tertanam dengan
baik agar sikap dan perilaku seorang ASN dalam mengemban amanah menjadi pelayan publik tidak
hanya sekedar jargon, tetapi menyeleraskan peran dan kedudukan ASN sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Pola pikir ASN harus diubah dari kerja repetitif menjadi kerja inovatif,
gagasan dan wewenang menjadi peranan dan tanggung jawab, serta sebuah jabatan publik menjadi
sebuah amanah yang kelak dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan masyarakat. Nilai-nilai
2
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
diperkenalkan sebagai wujud dari persyaratan seorang CPNS agar diterima sebagai PNS. Kelima
nilai tersebut tidak hanya harus dipahami, tetapi juga harus diamalkan dalam bentuk aktualisasi
agar menjadikan ASN sebagai abdi masyarakat yang berintegritas, profesional, netral, tidak
terintervensi politik, dan terhindar dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dosen di perguruan tinggi negeri sebetulnya merupakan bagian dari ASN, baik PNS, PPPK,
maupun tenaga pengajar honorer. Peranan dosen tentu saja didasarkan oleh Tri Dharma perguruan
tinggi, yaitu mendidik, meneliti, dan melakukan pengabdian pada masyarakat. Dosen dinyatakan
sebagai pendidik profesional sekaligus ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi menjadi
tanggungjawab demi dosen mewujudkan tujuan pendidikannasional, terutama dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara meningkatkan kualitas SDM Indonesia.
Guna mempersiapkan dan membekali CPNS agar dapat menjalankan tugas Tri Dharma
Pergurungan Tinggi dengan mengaktualisasikan nilai- nilai dasar ANEKA dan fungsi peran ASN
dalam manajemen, pelayanan, dan Whole of Government, maka diadakan kegiatan Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III. Melalui proses pembelajaran aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar
akan melandasi pelaksanaan setiap kegiatan peserta dan penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada
pelaksanaan setiap kegiatan yang telah dirancang oleh peserta di tempat tugas.
ITK merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang saat ini telah memiliki 5
jurusan dan 17 program studi. Salah satu program studi yang ada adalah prodi Fisika yang telah
berdiri sejak tahun 2013. Program Studi Fisika ITK difokuskan untuk menghasilkan lulusan yang
memiliki kemampuan menganalisis masalah dan menyelesaikan persoalan khususnya
menggunakan konsep fisika. Pada tahun 2018, Prodi Fisika ITK telah memperoleh akreditasi C
dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Namun demikian, terdapat banyak
hambatan dan tantangan yang dihadapi untuk mencapai visi, misi, serta tujuan pengembangan prodi
sehingga mampu merealisasikan visi dan misi tersebut.
Salah satu misi Prodi Fisika ITK adalah “melaksanakan pendidikan sarjana yang menghasilkan
lulusan sesuai dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia tingkat enam.” Salah satu cara
mewujudkan misi tersebut adalah melalui kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan model
pembelajaran yang sesuai dengan capaian pembelajaran yang diharapkan sehingga mendapatkan
lulusan yang diharapkan. Sesuai dengan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia), lulusan
sarjana harus memenuhi KKNI level-6. Ini menunjukkan bahwa lulusan sarjana harus mampu
menguasai konsep teorities dan mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan IPTEKS
pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap berbagai situasi
3
yang dihadapi. Guna menghasilkan lulusan yang sesuai dengan capaian tersebut, maka diperlukan
model pembelajaran yang ditargetkan melalui capaian pembelajaran lulusan (CPL) prodi Fisika.
Dinamika model pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kebutuhan industri dan
perkembangan zaman saja. Seperti yang kita ketahui bahwa kejadian luar biasa tahun 2020, yaitu
adanya pandemik global Covid-19 telah memaksa kita untuk beradaptasi terhadap kebiasaan baru.
Adaptasi ini termasuk dengan perubahan cara mengajar bagi seorang dosen yang dituntut untuk
mampu memberikan pelayanan pendidikan dengan bentuk pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Pandemik ini merupakan ‘panggilan’ untuk para pendidik agar mereka berinovasi untuk merubah
sistem pembelajaran yang sudah lama diterapkan sehingga para mahasiswa sebagai konsumen
pelayanan publik ini mendapatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan standard mutu pelayanan.
Pembelajaran jarak jauh menggunakan sistem e-learning merupakan salah satu cara untuk
menjamin mutu agar tetap menghasilkan capaian pembelajaran yang diharapkan. Jika sistem ini
tidak dikembangkan, maka dikhawatirkan mutu pembelajaran yang ada di institusi tidak mencapai
target dan menurunnya kualitas lulusan. Tentu saja penerapan awal sistem e-learning berguna
untuk menunjang, bukan menggantikan, karena perlu adanya kajian khusus dan pengembangan
lebih lanjut hingga pembelajaran dari sistem e-learning menghasilkan output yang sama dengan
pembelajaran klasikal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka disusunlah rancangan aktualisasi
ini sebagai bentuk internalisasi awal Dosen CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) untuk dapat
menanamkan nilai-nilai dasar ANEKA disertai pemahaman terhadap manajemen ASN, Whole of
Government, dan pelayanan publik. Dengan demikian, dosen dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan lebih profesional dan berintegritas.
I.2 Tujuan Aktualisasi
Pelatihan Dasar CPNS ini bertujuan untuk mengaktualisasikan lima Nilai-Nilai Dasar Profesi PNS
yang terdiri dari nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi
(ANEKA). Peserta pelatihan diharapkan dapat menerapkan apa yang telah didapat untuk Program
Studi Fisika Institut Teknologi Kalimantan (ITK) serta benar-benar memahami esensi dari nilai-
nilai dasar ANEKA.
Aktualisasi CPNS di setiap Unit Kerja dari masing-masing peserta bertujuan untuk memberikan
kesempatan kepada CPNS untuk merkontribusi menyelesaikan permasalahan maupun
memperbaiki dan mengoptimalkan yang telah ada di Unit Kerja terkait. Pada kegiatan aktualisasi
ini Penulis mengambil judul “Peningkatan Metode Pembelajaran melalui Sistem E-learning untuk
Mata Kuliah Fisika Dasar I di Institut Teknologi Kalimantan”. Penentuan judul ini dilatarbelakangi
dari keadaan pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini sehingga proses pembelajaran diubah menajadi
4
sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sehingga perlu ada pengembangan sistem e-learning untuk
menunjang PJJ pada mata kuliah Fisika Dasar I di ITK.
I.3 Manfaat Aktualisasi
Manfaat diangkatnya isu mengenai “Belum tersedianya bahan ajar mata kuliah Pengatar Data
Spasial”, diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Bagi penulis • Internalisasi nilai-nilai dasar ASN dan peran ASN dalam pelaksanaan
tugas dan tanggungjawab sebagai dosen Program Studi Fisika, Institut
Teknologi Kalimantan;
• Memberikan pengayaan bahan ajar yang dapat dikembangkan
menjadi sumber belajar bagi mahasiswa.
Bagi unit kerja di
Program Studi
Fisika Institut
Teknologi
Kalimantan
• Mendukung terwujudnya visi Program Studi Fisika ITK, yaitu
menjadi lembaga pendidikan dan pengembangan fisika yang unggul
serta berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis
pada potensi sumber daya Kalimantan;
• Mendukung pencapaian misi Program Studi Fisika ITK, yaitu
melaksanakan pendidikan sarjana yang menghasilkan lulusan sesuai
dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia tingkat enam.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka disusunlah rancangan aktualisasi ini sebagai bentuk
internalisasi awal Dosen CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) untuk dapat menanamkan nilai-nilai
dasar ANEKA disertai pemahaman terhadap manajemen ASN, Whole of Government, dan
pelayanan publik. Dengan demikian, dosen sebagai ASN dapat menjalankan tugas dan
kewajibannya dengan lebih profesional dan berintegritas.
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan di lingkungan Program Studi Fisika di kampus Institut Teknologi
Kalimantan yang berkedudukan di Kota Balikpapan mulai tanggal 16 Agustus hingga 26
September September 2020.
I.4 Ruang lingkup
Tanggal pelaksanaan kegiatan aktualisasi berlangsung dari 16 Agustus sampai dengan 26
September. Lokasi kegiatan aktualisasi berada di lingkungan Institut Teknologi Kalimantan yang
beralamat di Soekarno Hatta km.15, Karang Joang, Balikpapan.
I.5 Nilai-nilai ANEKA
Selama bertugas dan menjalankan fungsinya sebagai pelayan publik, seorang ASN harus
menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai dasar untuk mencapai tujuan organisasi yang selaras
dengan cita-cita Negara Republik Indonesia. Beberapa nilai-nilai dasar yang harus dijunjung tinggi
5
oleh para ASN, yaitu akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
yang dapat disingkat sebagai ANEKA. Adapun penjelasan dari masing-masing nilai ANEKA akan
dijelaskan pada sub-sub-bab berikut ini.
I.5.1 Akuntabilitas
Secara tekstual, akuntabilitas merupakan kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab. Sebagai seorang ASN,
pertanggungjawaban ini terkait dengan tanggungjawabnya mengemban amanah untuk menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik sesuai standard pelayanan. Akuntabilitas berbeda dengan
responsibility, yang dimaknai sebagai kewajiban untuk bertanggungjawab (Kusumari dkk., 2015).
Salah satu faktor utama dalam upaya mendapatkan kepercayaan masyarakat dan memperbaiki citra
pemerintahan yang buruk adalah SDM yang memiliki nilai akuntabilitas dalam dirinya selama
penyelenggaraan tugas pemerintahan. Untuk itu, diperlukan upaya dalam menciptakan lingkungan
pemerintahan yang akuntabel. Nilai-nilai dasar akuntabilitas dapat dilihat sebagai berikut :
a. Kepemimpinan
Untuk menciptakan lingkungan pemerintahan yang akuntabel, dapat dimulai dari pimpinan dengan
cara memberikan contoh kepada bawahannya atau lebih dikenal dengan konsep lead by example.
Pemimpin dapat mencontohkan bagaimana melakukan pekerjaan dengan kominten tinggi sehingga
memberi pengaruh positif bagi institusi maupun pihak-pihak terkait agar memiliki komitmen yang
kuat pula. Selain itu pola kepemimpinan lead by example juga dapat menghindarkan bawahan dari
sikap-sikap yang menghambat upaya menciptakan lingkungan yang akuntabel baik hambatan
politis maupun dalam hal keterbatasan sumber daya.
b. Transparansi
Transparansi dalam upaya menciptakan lingkungan akuntabel memiliki peran sebagai berikut
(Kusumari dkk., 2015):
• Mendorong komunikasi yang lebih besar dan kerjasama antara kelompok internal dan
eksternal;
• Memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam
pengambilan keputusan;
• Meningkatkan akuntabilitas dalam keputusan-keputusan;
• Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan kepada pimpinan secara keseluruhan
c. Integritas
Dengan menjunjung tinggi integritas dalam melaksanakan tugas, maka institusi pemerintahan dapat
memberikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan stakeholders. Integritas institusi terkait
6
dengan pelaksanaan tugas dan fungsi yang sesuai dengan peraturan perundangan, kontrak kerja,
kebijakan dan peraturan lainnya yang berlaku.
d. Tanggungjawab
Tanggungjawab atau responsibilitas tidak hanya berlaku bagi institusi saja, namun juga diwajibkan
kepada setiap individu yang ada di dalam institusi tersebut. Responsibilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keputusan- keputusan yang telah dibuat sebagai konsekuensi tugas.
Adapun uraian mengenai responsibitas individu/perseorangan dan responsibilitas institusi adalah
sebagai berikut:
• Responsibilitas perseorangan
Responsibilitas perseorang dicirikan dengan adanya pengakuan terhadap tindakan yang
telah diutuskan dan tindakan yang telah dilakukan, pengakuan terhadap etika dalam
pengambilan keputusan, serta keterlibatan konstituen yang tepat dalam keputusan yang
tepat dalam keputusan.
• Responsibilitas institusi
Responsibilitas institusi dicirikan dari adanya perlindungan terhadap publik dan sumber
daya, pertimbangan kebijakan yang lebih besar dalam pengambilan keputusan, penempatan
PNS dan individu yang lebih baik sesuai dengan kompetensinya, serta kepastian kebijakan
dan prosedur yang ditetapkan dan fungsinya untuk melindungi sumber daya organisasi.
e. Keadilan
Keadilan merupakan landasan utama untuk mencapai lingkungan yang akuntabel. Keadilan sangat
erat dengan pengambilan keputusan dan kebijaksanaan, sehingga pimpinan harus menjadi motor
penggerak dalam mempromosikan keadilan di institusinya. Tidak tercapainya keadilan akan
berakibat pada hilangnya kepercayaan dan kredibilitas institusi yang menyebabkan Kurang
efektifnya kinerja institusi tersebut.
f. Kepercayaan
Salah satu dampak positif dari terciptanya keadilan dalam suatu institusi adalah meningkatnya
kepercayaan, sehingga upaya menciptakan lingkungan yang akuntabel akan lebih mudah tercapai.
Sebalikya, jika kepercayaan berkurang maka lingkungan yang akuntabel pun tidak akan dapat
tercapai.
g. Keseimbangan
7
Keseimbangan antara akuntabilitas, kewenangan, harapan dan kapasitas sangat diperlukan dalam
menciptakan lingkungan yang akuntabel. Setiap individu dalam institusi harus dapat menggunakan
kewenangan untuk meningkatkan kinerja. Peningkatan kinerja ini juga berdampak pada perlunya
perubahan kewenangan yang disesuaikan dengan kebutuhan institusi yang selalu berkembang.
Selain itu, adanya harapan dalam mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan antara kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki.
h. Kejelasan
Dalam mempertahankan lingkungan yang akuntabel, diperlukan kejelasan dalam pelaksanaan
wewenang dan tanggungjawab individu maupun kelompok. Setiap individu maupun kelompok
perlu memahami secara jelas mengenai apa yang menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan. Fokus
utama dalam kejelasan adalah untuk mengetahui kewenangan, peran dan tanggungjawab, misi
organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i. Konsistensi
Untuk menjamin stabilitas institusi, konsistensi merupakan hal yang wajib diterapkan dalam
institusi. Penerapan kebijakan, prosedur, maupun sumberdaya yang tidak konsisten akan berakibat
pada sulitnya mencapai lingkungan yang akuntabel. Hal ini akan berdampak pada kurangnya
kredibilitas dan komitmen anggota dalam institusi.
I.5.2 Nasionalisme
Sebagai seorang ASN, tentu saja rasa nasionalisme menjadi fondasi utama karena menjadi bagian
dari penyelenggaraan pemerintah. Sejak proses seleksi pun ASN sudah melalui beberapa kriteria
tentang wawasan kebangsaan yang dibutuhkan, guna melihat seberapa tingkat nasionalisme calon
ASN tersebut. Tidak hanya sekedar wawasan , tetapi kemampuan mengaktualisasikan nasionalisme
dalam menjalankan fungsi dan tugasnya merupakan hal yang lebih penting. Dengan rasa
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN sepatutna memiliki orientasi berpikir untuk
kepentingan publik, bangsa dan negara. Pegawai ASN mengindahkan pemikiran ego sektoral
dangan mental bloknya, tetapi akan senantiasa melayani untuk bangsa dan negara.
Pemahaman mengenai nasionalisme salah satunya dapat dilihat dari pemahaman mengenai nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila. Berikut merupakan penjelasan mengenai nilai-nilai
Pancasila:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-nilai ketuhanan diharapkan dapat membangun dan memperkuat karakter dan kepribadian
seorang ASN, dimana dirinya merasa selalu diawasi pekerjaannya oleh Tuhan Yang Mahas Esa.
8
Etos kerja yang positif dan kepercayaan diri dapat terbentuk seiring dengan bagaimana nilai-nilai
ketuhanan ditanamkan pada individu.
b. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam memberikan pelayanan publik, ASN haruslah bersikap adil tanpa membeda-bedakan
kelompok atau golongan tertenu. Dengan melandaskan pada prinsip kemanusiaan ini, berbagai
tindakan dan perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan tidak sepatutnya
mewarnai kebijakan dan perilaku aparatur negara. Fenomena kekerasan, kemiskinan,
ketidakadilan, dan kesenjangan sosial merupakan kenyataan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan. Sehingga aparatur negara dan seluruh komponen bangsa perlu bahu membahu
menghapuskan masalah tersebut dari kehidupan berbangsa. (Latief dkk., 2015).
c. Persatuan Indonesia
Persatuan indonesia bagi ASN dipahami sebagai semangat dalam gotong royong, kebersamaan,
senasib dan sepenanggungan. Terdapat dua tujuan nasionalisme yang hendak disasar dari semangat
gotong royong, yaitu kedalam dan keluar. Ke dalam, kemajemukan dan keanekaragaman budaya,
suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak boleh dipandang sebagai hal negatif
dan menjadi ancaman yang bisa saling menegaskan. Sedangkan ke luar, nasionalisme Indonesia
adalah nasionalisme yang memuliakan kemanusiaan universal dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian, dan keadilan antar umat manusia (Latief dkk., 2015).
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hitmat, Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
ASN sebagai bagian dari penyelenggara negara perlu menerapkan praktik musyawarah mufakat
dalam setiap pengambilan keputusan dan kebijakan. Hal ini sangat berpengaruh bagi pelayanan
publik agar tidak terjadi konflik kepentingan yang pada akhirnya mengurangi kualitas pelayanan
publik itu sendiri.
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Setiap ASN harus sadar bahwa manusia memiliki hak yang sama dan kedudukan yang sama dalam
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Keadilan sosial juga merupakan amanat dari pancasila
dan UUD 1945, dimana terkandung di dalam pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi: “Perekonomian
berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang”.
I.5.3 Etika Publik
Nilai-nilai etika dan kode etik seorang ASN wajib diimplementasikan selama menjalani tugas
karena ASN mencerminkan pemerintahan yang berkuasa secara tidak langsung. Etika seorang ASN
merupakan refleksi terhadap suatu standard atau norma yang menentukan tindakan dan keputusan
untuk mengarahka kebijakan publik dalam rangka menjalani tanggung jawabnya sebagai pelayan
9
publik. Ketaatan terhadap etika publik yang baik menunjukkan individu yang memiliki komitmen
moral tinggi. Nilai-nilai etika tentu berkenaan dengan kode etik yaitu aturan yang mengikat ASN
untuk mengatur tingkah lakunya di dalam kelompok melalui ketentuan tertulis yang diharapkan
dapat dijunjung tinggi oleh ASN agar selalu bersikap professional. Kode etik ASN diatur dalam
peraturan perundang-undang. Landasan hukum etika publik bagi ASN adalah sebagai berikut
(Kumorotomo dkk., 2015):
1. UU No. 5 tahun 2014 tentang ASN;
2. PP No. 5 tahun 2010 tentang Disiplin PNS;
3. PP No. 42 tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS;
4. PP No. 30 tahun 1980 tentang Peraturan Disipin PNS;
5. PP No. 21 tahun 1975 tentang Sumpah/Janji PNS.
Berdasarkan peraturan perundang-undangan, kode etik ASN antara lain adalah sebagai berikut
(Republik Indonesia, 2014):
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan-perundangan yang berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efsien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
Etika publik sangat penting tidak hanya untuk menjaga konsistensi, tetapi juga meningkatkan
kualitas pelayanan publik sesuai dengan dinamika sosial. Unsur-unsur ASN harus memiliki etika
dan moralitas untuk menghadapi tuntutan aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dilayani.
Dimensi etika publik terbedakan menjadi tiga hal, yaitu (Kumorotomo dkk., 2015):
a. Dimensi kualitas pelayanan publik
ASN harus mampu mengidentifikasi masalah-masalahan dan konsep etika yang khas dalam
pelayanan publik, sehingga diperlukan perspekif pencarian sistematik bentuk pelayanan publik
10
dengan mempertimbangkan interaksi nilai-nilai di masyarakat serta nilai-nilai yang dijunjung oleh
lembaga publik.
b. Dimensi modalitas
Pelaksanaan tugas ASN harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral, hukum, dan politik atas
keputusan atau tindakan yang diambil untuk memberikan pelayanan terhadap rakyat. Dimensi
moralitas ini berkaitan erat dengan akuntabilitas dan transparansi dalam menjalankan tugas dan
perannya. ASN harus dapat memberikan informasi yang relevan dan terbuka terhadap
organisasinya maupun masyarakat dimana hal ini menunjukkan bahwa peraturan, prosedur, dan
pelaksanaan tugas harus jelas dan lengkap serta diketahui oleh pihak yang melaksanakan dan
pimpinan organisasi.
c. Dimensi integritas publik
Integritas publik dimaksudkan kualitas dari pejabat publik yang sesuai nilai, standar, aturan moral
yang diterima masyarakat. Pembentukan moral, niat baik yang didukung oleh lingkungan
dan pengalaman yang menyediakan infrastruktur etika berupa sarana yang mendorong dan
memberi sanksi bagi yang melanggar norma-norma dalam pelayanan publik.
I.5.4 Komitmen Mutu
Komitmen mutu diperlukan ASN agar dapat membantu terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan yang baik dan bersih. Oleh karena itu, ASN harus dapat memberikan pelayanan yang
prima kepada masyarakat sehingga tercipta kepuasan pada pihak-pihak yang dilayani. Kinerja ASN
yang baik akan dapat memberikan konstribusi positif untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan
institusi tempat bekerja, sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Dalam menjalankan
tugasnya, ASN harus memiliki komitmen untuk (Yuniarsih dan Taufiq, 2015):
a. Menciptakan berbagai tindakan kreatif dalam memberikan pelayanan publik;
b. Menunjukkan perilaku kreatif dan inovatif dalam menampilkan kinerja dan memberikan
layanan komitmen terhadap mutu;
c. Mampu menjalankan fungsi dan perannya sebagai aparatur yang bertanggungjawab.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan, yaitu (Yuniarsih
dan Taufiq, 2015):
1. Efektif
Efektif diartikan sebagai berhasil guna atau mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan target
yang direncanakan. Sedangkan, efektivitas dipahami sebagai tingkat ketercapaian target, baik
kualitas maupun kuantitas kerja. Dalam pelaksanaan tugasnya, efektivitas kinerja ASM dapat
dilihat dari bagaimana AS mampu melaksanakan tugas sesuai dengan target capaian yang telah
11
ditentukan. Efektivitas kerja ini dapat dicapai apabila terdapat ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, ketersediaan fasilitas pendukung kinerja, dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil tanpa menimbulkan
keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan
bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme yang telah diatur oleh
instansi dan peraturan perundangan terkait.
3. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif, sehingga akan memotivasi
setiap individu untuk membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses
dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya (Yuniarsih dan Taufiq, 2015). Mutu merupakan
salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Pelaksanaan pelayanan publik, harulah berorientasi pada mutu, bukan pada profit atau keuntungan
yang didapatkan atas pelayanan tersebut. Oleh karena itu, ASN perlu memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar pelayanan publik yang berorientasi mutu. Adapun nilai-
nilai dasar orientasi mutu adalah sebagai berikut (Yuniarsih dan Taufiq, 2015):
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/clients;
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
customers/clients tetap setia;
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan tidak
ada pemborosan;
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan
kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi;
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan;
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain:
12
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
I.5.5 Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya kerusakan, kebobrokan dan
kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar
biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas (KPK, 2015). Dampak kerusakan akibat korupsi tidak hanya sementara,
namun juga memiliki efek jangka panjang. Ada (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti
korupsi yang harus ditanamkan oleh seorang ASN, yaitu:
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi penegakan integritas diri
seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
Seseorang dituntut untuk berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri sendiri
maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat kasih sayang. Individu yang
memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia
malah berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang sehingga tidak terlalu banyak
bergantung pada orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya
untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang kotor demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin merupakan kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan konsistensi untuk terus
mengembangkan potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya
dalam menjalani tugasnya. Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan
utama dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan dengan cara yang mudah.
5. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa keberadaan dirinya di
13
muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala
tindak tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka
seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil kerjanya demi
terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar- besarnya. Ia mencurahkan daya pikir dan
kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
7. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari kebutuhannya dan berupaya
memenuhi kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup
dalam gelimang kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah ilmu
pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta sebanyak- banyaknya.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk menyatakan kebenaran
dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan
penyangkalan secara tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang menyimpang dari hal yang
semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak
kepada hal-hal yang menyimpang.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia terima sesuai dengan jerih
payahnya. Ia tidak akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila
ia seorang pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya. anti korupsi: akuntabilitas, transparasi, kewajaran, kebijakan, kontrol kebijakan.
I.6 Peran dan Kedudukan ASN dalam NKRI
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki kedudukan dan peranan yang penting dan strategis dalam
pemerintahan. Hal ini dikarenakan ASN merupakan tonggak utama pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan nasional sehingga dibutuhkan SDM yang berkualitas, memiliki
kesadaran yang tinggi terhadap tanggung jawabnya sebagai aparatur negara, abdi negara, serta abdi
14
masyarakat. Dalam rangka mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi tantangan
global, pemerintah telah membentuk Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang ASN yang
didalamnya berisi tekad untuk mengelola ASN agar lebih professional dalam menjalankan
tanggung jawabnya.
Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI dapat dilihat dari kemampuan dalam memahami
manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government (WoG).
I.6.1 Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala bentuk pelayanan umum
yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat dan daerah serta di lingkungan BUMN/BUMD
dalam bentuk barang atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berikut adalah tiga
unsur pelayanan publik yang meliputi (Purwanto dkk., 2015):
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik.
b. Penerima layanan yaitu orang atau masyarakat atau organisasi yang berkepetingan.
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan. Adapun asas-asas pelayanan
publik, antara lain transparansi, akuntabilitas, kondisional, partisipatif, dan keamanan hak.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan optimal adalah sebagai
berikut: Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan pelayanan optimal adalah
sebagai berikut (Purwanto dkk., 2015):
1. Partisipatif.
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat pemerintah perlu
melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik
harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan
pelayanan publik yang diselenggarakan tersebut.
3. Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
4. Tidak Diskriminatif
15
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh membedakan antara satu
warga negara dengan warga negara yang lain atas dasar perbedaan identitas warga negara.
5. Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi berbagai persyaratan dan
membayar fee untuk memperoleh layanan yang mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah
dan murah. Hal ini perlu ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi mandat
konstitusi.
6. Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapainya
dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang
sedikit, dan biaya yang murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat dijangkau oleh warga negara
yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan
biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8. Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan secara
terbuka kepada masyarakat. Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan
akan tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat
luas melalui media publik.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi kelompok rentan
dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah ketika berhadapan dengan
kelompok yang kuat.
I.6.2 Manajemen ASN
Yang dimaksud dengan manajemen ASN yaitu pengelolaan ASN untuk mencetak pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, tidak terlibat dalam intervensi politik, bebas
dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN menitikberatkan pada pengaturan
16
profesi pegawai dengan tutjuan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul dan selaras
dengan perkembangan zaman.
I.6.2.1 Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna
untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Konsep yang dibangun dalam Undang-Undang
ASN harus diperjelas agat profesionalitas birokrasi dapat terbangun dengan baik. Berikut adalah
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN (Fatimah dan Irawati, 2015):
a. Pegawai ASN berdasarkan jenisnya terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk
pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK ialah warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, dan diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang bekewajiban menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah dan harus bersih dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Hal ini dikarenakan untuk menjaga birokrasi agar
tidak terperngaruh partai politik yang dimaksudkan untuk menjamin keutuhan,
kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian, pikiran dan
tenaga pada tugas yang benar-benar menjadi tanggung jawabnya. Atas hal tersebut,
pembinaan karir pegawai ASN terutama di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu
pejabat karir tertinggi.
c. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN
merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting, mengingat dengan
adanya desentralisasi dan otonomi daerah, sering terjadinya isu putra daerah yang hampir
terjadi dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah.
Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
I.6.2.2 Peran ASN
Dalam menjalankan kedudukannya sebagai pegawai ASN, berikut adalah fungsi dan tugas yang
dimiliki oleh pegawai ASN:
1. Pelaksana Kebijakan Publik
17
Maksud dari pelaksana kebijakan publik adalah ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk
melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka dari itu ASN diharuskan untuk senantiasa
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya.
Selain itu, ASN harus selalu mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan Publik
ASN memiliki fungsi, tugas, dan peran untuk memberikan pelayanan publik yang profesional dan
berkualitas. Pelayanan publik merupakan suatu kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat Persatuan dan Kesatuan Bangsa
ASN memiliki fungsi, tugas, dan peran untuk mempererat persatuan dan kesatuan NKRI. ASN
harus selalu setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN
harus selalu menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara
dari pada kepentingan diri pribadi, seseorang ataupun golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa
dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya yang terpenting
adalah asas persatuan dan kesatuan.
I.6.2.3 Hak dan Kewajiban ASN
Hak ialah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu kepentingan yang
dilindungi oleh hukum, baik itu kepentingan pribadi maupun kepentingan umum. Hak dapat
diartikan juga sebagai sesuatu yang patut atau layak diterima setiap orang. Hak-hak yang diberikan
kepada ASN bertujuan agar setiap ASN dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik, produktivitas semakin meningkat, kesejahteraan terjamin dan akuntabel. Hak-hak ASN dan
PPPK yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN adalah sebagai berikut (Republik
Indonesia, 2014):
a. Gaji, tunjangan, dan fasilitas;
b. Cuti;
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
d. Perlindungan;
e. Pengembangan kompetensi.
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
a. Gaji dan tunjangan;
b. Cuti;
18
c. Perlindungan;
d. Pengembangan kompetensi.
Selain hak-hak yang telah disebutkan di atas, setiap pegawai ASN memiliki hak dan kesempatan
untuk mengembangkan kompetensi seperti yang tertera pada pasal 70 UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN. Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa
(Republik Indonesia, 2014):
a. Jaminan kesehatan;
b. Jaminan kecelakaan kerja;
c. Jaminan kematian;
d. Bantuan hukum.
Sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban ialah suatu beban atau tanggungan yang bersifat
kontraktual. Kewajiban dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang sepatutnya diberikan.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN, pegawai ASN memiliki kewajiban sebagai
berikut (Republik Indonesia, 2014):
(1) Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
(2) Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
(3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
(4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
(5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
(6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
(7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan; dan
(8) Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
I.6.2.4 Kode Etik dan Perilaku
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN sebagai profesi harus
berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku ASN memiliki tujuan
yaitu untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN (Republik Indonesia, 2014).
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
19
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yangberwenang sejauh tidak
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yangmemerlukan
informasi terkait kepentingan kedinasan
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status kekuasaan dan jabatannya untuk
mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai disiplin ASN
I.5.3 Whole of Government (WoG)
WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif fungsional satu atap” yang
digunakan untuk mengatasi masalah yang sulit dipecahkan dan diatasi. Whole of Government
memiliki tujuan yaitu untuk menciptakan Good Governance dengan mengedepankan tiga pilar
utama, yaitu pemerintah, swasta/bisnis dan masyarakat. WoG sangat diperlukan dikarenakan
beberapa alasan sebagai berikut (Suwarno dan Sejati, 2017):
a. Dorongan publik untuk terwujudnya integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan
agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik;
b. Mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi pemerintah sebagai penyelenggara
kebijakan dan layanan publik;
c. Adanya nuansa kompetisi antar sektor, dimana satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap
sektor lain, atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan namun justru
kontraproduktif atau ‘saling membunuh’;
d. Tumbuhnya ego sektoral (mentalitas silo) yang mendorong perilaku dan nilai individu maupun
kelompok yang menyempit pada kepentingan sektornya yang kontra produktif terhadap tujuan-
tujuan yang lebih besar atau yang berskala nasional; dan
e. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya
mendorong adanya potensi disintegrasi.
Berikut ini adalah beberapa cara pendekatan WoG yang pernah dipraktekkan oleh beberapa negara,
termasuk Indonesia dalam level-level tertentu, baik dari sisi penataan institusi formal maupun
informal.
a. Pendekatan yang dilakukan dengan cara menguatkan koordinasi antar lembaga. Penguatan
20
koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga yang dikoordinasikan masih
terjangkau dan manageable. Namun dalam prakteknya, span of control atau rentang kendali
yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu alternatif yang bisa dilakukan adalah dengan cara
mengurangi jumlah lembaga yang ada sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah
koordinasi. Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi akan dapat dilakukan
dengan lebih mudah.
b. Salah satu cara melakukan WoG adalah dengan membentuk lembaga koordinasi khusus,
pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas untuk mengkoordinasikan sektor
atau kementrian. Lembaga koordinasi ini biasanya diberikan status lembaga setingkat lebih
tinggi, atau setidaknya setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.
c. Membangun gugus tugas yang merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang dilakukan di
luar struktur formal, yang setidaknya tidak permanen. Pembentukan gugus tugas ini biasanya
menjadi salah satu cara agar SDM yang terlibat dalam koordinasi tersebut dicabut sementara
dari lingkungan formalnya untuk berkonsentrasi dalam proses koordinasi tadi.
d. Koalisi sosial. Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi antar sektor
atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan khusus dalam koordinasi.
Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di dalam praktinya adalah sebagai berikut
(Suwarno dan Sejati, 2017):
1. Kapasitas SDM dan institusi
SDM dan institusi yang terlibah dalam WoG tida memiliki kapasitas yang sama. Perbedaan
kapasitas ini bisa menjadi kendala yang serius saat pendekatan WoG, misalnya mendorong
terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, yang terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi
yang berbeda.
2. Nilai dan budaya organisasi
Nilai dan budaya organisasi dapat menjadi kendala saat terjadi upaya kolaborasi dengan
kelembagaan.
3. Kepemimpinan
Salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG adalah kepemimpinan. Kepemimpinan yang
dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan budaya
organisasi serta memberdayakan dan mengoptimalkan kinerja SDM yang tersedia
Praktik WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang terkait
dengan pelayanan publik. Berikut ini adalah jenis pelayanan publik yang dikenal dapat didekati
21
oleh pendekatan WoG:
a. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang menghasilkan berbagai
produk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa
meliputi KTP, status kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan, atau penguasaan atas
barang, termasuk dokumen-dokumen resmi seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat
tanah dan lain- lain.
b. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
warga masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan lain- lain.
c. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang yang dibutuhkan warga
masyarakat, seperti jalan, jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-
lain.
d. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan peraturan perundang-
undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Nilai-nilai dasar Whole of Government
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan seluruh sektor yang bekaitan
dengan pelayanan publik berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini (Suwarno dan Sejati, 2017):
1. Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan efisien antar lembaga dalam
menjalankan kegiatan kelembagaan.
2. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar lembaga sehingga menjadi kesatuan
yang utuh.
3. Sinkronisasi
Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang berasal dari berbagai sumber,
dengan menyingkronkan seluruh sumber tersebut.
4. Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait data/proses disuatu lembaga
untuk mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya.
22
DESKRIPSI ORGANISASI
II.1 Profil Organisasi
II.1.1 Profil Institut Teknologi Kalimantan
Dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembanguanan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun
2011-2025, ITK didirikan sebagai pelaksana strategis dalam bidang penguatan kemampuan
Sumber Daya Manusia (SDM) pada bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) nasional di
Koridor Ekonomi Kalimantan. Hingga tahun 2012, Kalimantan Timur hanya memiliki satu
universitas negeri yaitu Universitas Mulawarman dan beberapa Politeknik di Samarinda dan
Balikpapan. Pemeretaan ekonomi yang tengah di kejar pemerintah saat ini, mengingat kekayaan
Sumber Daya Alam (SDA) dan pertambahan penduduk di Kalimantan Timur yang terus meningkat,
maka dirasa perlu adanya penambahan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) untuk mendukung
pengembangan dan pembangunan daerah Kalimantan.
Harapan berdirinya ITK di Kalimantan adalah dapat memberikan dampak positif baik secara
langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat umum maupun industri di sekitarnya. Dengan
adanya pusat pendidikan dan penelitian yang fokus dibangun untuk memanfaatkan SDA di
Kalimantan, tentu saja targetnya adalah pembangunan wilayah secara optimal. Oleh karena itu,
para lulusan ITK diharapkan dapat mengolah, meningkatkan daya saing, serta membangun wilayah
khususnya Kalimantan Timur. Tujuan tersebut sesuai dengan fokus MP3EI bahwa Kalimantan
sebagai koridor ekonomi pusat pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional. Sejalan
dengan kebijakan pemerintah pusat untuk melakukan akselerasi pertumbuhan ekonomi sehingga
dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi secara nasional.
Pada tahun 2012, Institut Teknologi Kalimantan sudah memulai proses perkuliahan, dimana ITK
menerima mahasiswa angkatan pertama sebanyak 100 mahasiswa yang terdistribusi pada 5
program studi awal ITK, yaitu: Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Perkapalan, Teknik Kimia
dan Teknik Sipil. Jalur penerimaan mahasiswa ITK tersebut dilakukan melalui Seleksi Masuk ITK
(SMITeK) yang merupakan hasil kerjasama antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Surabaya dengan Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur, melalui beasiswa Kaltim Cemerlang.
Pada tahun 2013, ITK menyelenggarakan SMITeK dengan membuka jalur mandiri nasional untuk
calon mahasiswa yang berasal dari luar Kaltim. Selain itu, juga dibuka lima program studi baru,
yaitu program studi Teknik Material dan Metalurgi, Fisika, Matematika, Sistem Informasi, dan
Perencanaan Wilayah dan Kota. SMITek pada tahun 2014 diselenggarakan melalui 2 jalur, yaitu
Seleksi Lokal Berbeasiswa Pemprov Kaltim dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SBMPTN).
23
Kemudian pada tahun 2014, ITK diresmikan sebagai PTN oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono dan akhirnya pada tahun berikutnya, seluruh mahasiswa melaksanakan kuliah di
kampus ITK Karang Joang, Balikpapan. Dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014, ITK memiliki
total mahasiswa sebanyak 263 mahasiswa yang melakukan kegiatan akademik dan proses
perkuliahan di kampus ITS Surabaya.
II.1.2 Profil Program Studi Fisika ITK
Lulusan prodi Fisika dirancang untuk memiliki kemampuan menganalisis masalah dan
menyelesaikan persoalan khususnya menggunakan konsep fisika yang telah dipelajari.
Keterampilan tersebut tidak hanya mutlak diperlukan pada bidang kerja spesifik fisika seperti pada
instansi penelitian LIPI, BPPT, BMKG, R&D atau Quality Control (QC) suatu perusahaan, bidang
pertambangan, Laboratorium/Klinik Kesehatan, Radiologi pada Rumah Sakit, Laboratorium di
SMA dan Universitas. Tetapi juga diperlukan pada bidang kerja umum seperti pegawai negeri sipil
(PNS) di pemerintahan, pegawai BUMN seperti pada Bank, sebagai supervisor dalam suatu proses
industri dan banyak posisi lainnya. Kemampuan diatas juga menjadi dasar bagi keterampilan
entrepreneurship lulusan Fisika ITK, dimana solusi yang diberikan pada permasalahan di
masyarakat dapat memberikan keuntungan ekonomi.
II.2 Visi, Misi, dan Tujuan Organisasi
Saat ini ITK merupakan suatu perguruan tinggi negeri satuan kerja dari Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) sehingga memiliki visi, misi dan tujuan
yang diturunkan dari visi, misi, dan tujuan Kemendikbud.
II.2.1.1 Visi ITK
Visi ITK adalah “Menjadi perguruan tinggi yang menghasilkan karya unggul dan berperan aktif
dalam pengembangan potensi daerah Kalimantan pada tahun 2035”.
II.2.1.2 Misi ITK
Menghasilkan lulusan yang unggul dan berbudi pekerti luhur yang dapat berkontribusi dalam
pembangunan nasional;
1. Menghasilkan karya Tridharma Perguruan Tinggi yang bermutu dan bermanfaat bagi
masyarakat ;
2. Memberikan layanan pendidikan tinggi yang prima dengan berdasarkan prinsip pengelolaan
organisasi yang transparan, akuntabel, responsibel, adil dan kredibel.
3. Mewujudkan ITK sebagai kampus merdeka
II.2.1.3 Tujuan ITK
24
Dengan visi dan misi seperti pada penjabaran sebelumnya, terdapat tujuan yang hendak dicapai
antara lain:
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
bidang pemanfaatan sumber daya alam;
2. Berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan energi nasionalyang ramah lingkungan melalui
inovasi teknologi;
3. Mewujudkan teknologi pengelolaan sumber daya alam yang mendorong kemajuan ekonomi
masyarakat;
II.3 Nilai-nilai Organisasi
Nilai organisasi yang dijunjung oleh seluruh sivitas akademika ITK baik pada level jurusan
maupun program studi dan juga sebagai karakter dasar organisasi terangkum dalam kata
“SPECTA” yang dapat diuraikan sebagai:
Solid, ikatan persaudaraan yang saling toleran dan membangun antar semua elemen;
Peduli, sikap empati terhadap sesama dan peka terhadap masalah lingkungan sekitar;
Cerdas, cakap, tanggap dan ikut andil dalam penyelesaian masalah lingkungan sekitar; dan
Beriman dan Bertaqwa, berlandaskan iman dan taqwa kepada tuhan Yang Maha Esa dalam
menimba dan mengamalkan ilmu.
II.4 Tugas dan Fungsi
II.4.1 Tugas dan Fungsi ITK
Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Baru, ITK dilengkapi dengan struktur organisasi yang
disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan Tridharma Perguruan
Tinggi. Organisasi di ITK masih belum kompleks dan mengedepankan prinsip efektivitas dan
efisiensi koordinasi kelembagaan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Ristekdikti No. 40 Tahun 2015
Tentang Organisasi dan Tata Kelola (OTK) ITK, bentuk organisasi ITK dapat disajikan pada
Gambar II.1.
25
Gambar II.1 Struktur Organisasi ITK
Jurusan adalah unsur Pelaksana Akademik yang merupakan himpunan sumber daya pendukung
program studi dalam 1 (satu) rumpun disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi, yang
mengkoordinasikan penggunaan sumber daya dan pengelolaan pendidikan akademik, vokasi, dan
atau profesi dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi dan atau seni;
Program Studi adalah unsur Pelaksana Akademik di ITK, yang mencakup kesatuan rencana belajar
sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum
serta ditujukan agar peserta didik dapat menguasai pegetahuan, keterampilam, dan sikap sesuai
dengan sasaran kurikulum;
Biro adalah unsur pelaksana administrasi ITK yang mempunyai fungsi menyelenggarakan
pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unsur di lingkungan ITK. Biro di ITK terdiri
yaitu Biro Umum dan Akademik, yang terbagi menjadi dua bagian:
Bagian Akademik dan Perencanaan yang bertugas untuk melaksanakan pelayanan di bidang
akademik pembinaan kemahasiswaan dan kegiatan kerja sama serta penyusunan dan evaluasi
rencana, program, dan anggaran. Bagian ini kemudian terdiri dari subbagian akademik dan
kemahasiswaan dan subbagian perencanaan.
26
Bagian Umum dan Keuangan yang bertugas melaksanakan urusan ketatausahaan, hubungan
masyarakat, hukum, ketatalaksanaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, dan pengelolaan
barang milik negara. Bagian Umum kemudian terdiri atas subbagian umum dan kepegawaian dan
subbagian keuangan dan barang milik negara.
Lembaga adalah unsur pelaksana akademik di bawah Rektor yang melaksanakan tugas dan fungsi
di bidang penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Lembaga di ITK adalah Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Unit Pelaksana Teknis adalah unsur penunjang akademik yang mempunyai fungsi mendukung
terselenggaranya Tridharma Perguruan Tinggi. Unit Pelaksana Teknis di lingkungan ITK meliputi
Unit Pelayanan Pengadaan dan Unit Pelayanan Teknis Perpustakaan.
Senat merupakan organ ITK yang menjalankan fungsi pemberian pertimbangan dan pengawasan
akademik yang mempunyai tugas/wewenang menetapkan kebijakan pengawasan di bidang
akademik, memberikan pertimbangan terhadap norma akademik yang diusulkan oleh Rektor,
memberikan pertimbangan terhadap kode etik sivitas akademika yang diusulkan oleh Rektor,
mengawasi penerapan norma akademik dan kode etik sivitas akademika, dan memberikan
pertimbangan terhadap ketentuan akademik yang dirumuskan dan diusulkan oleh Rektor.
Satuan Pengawas merupakan organ ITK yang menjalankan fungsi pengawasan bidang non-
akademik untuk dan atas nama Rektor dan mempunyai tugas/wewenang sebagai menetapkan
kebijakan program pengawasan internal bidang non-akademik, melakukan pengawasan internal
terhadap pengelolaan pendidikan bidang non-akademik, menyusun laporan hasil pengawasan
internal, memberikan saran dan/atau pertimbangan mengenai perbaikan pengelolaan kegiatan
nonakademik pada Rektor atas dasar hasil pengawasan internal, dan mengevaluasi kinerja tahunan
unit kerja berkaitan dengan pelaksanaan program kerja tahunan dan rencana kerja dan belanja, yang
selanjutnya melaporkan hasilnya pada Wakil Rektor Bidang Non Akademik dan Rektor.
Dewan Pertimbangan merupakan organ ITK yang menjalankan fungsi pemberian pertimbangan
bidang non-akademik antara lain meliputi organisasi, sumber daya manusia, administrasi,
keuangan, kerja sama, hubungan masyarakat, sarana dan prasarana serta perencanaan dan
pengembangan yang mempunyai tugas/wewenang memberikan pertimbangan terhadap kebijakan
Rektor bidang non- akademik, merumuskan saran/pendapat terhadap kebijakan Rektor bidang
nonakademik, dan memberikan pertimbangan kepada Rektor dalam mengelola ITK.
II.4.2 Tugas dan Fungsi Prodi Fisika
Berdasarkan OTK ITK Tahun 2015, pelaksana program studi terdiri atas ketua jurusan dan
sekertaris jurusan. Ketua dan sekertaris jurusan diangkat oleh rektor, kemudian kepala laboratorium
diangkat oleh rektor atas usulan ketua jurusan. Meskipun demikian, organisasi Prodi FISIKA
27
belum sepenuhnya dibentuk sehingga penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan tri dharma
perguruan tinggi langsung dilakukan oleh program studi yang dipimpin oleh Koordinator Program
Studi.
Gambar II.2 Struktur Organisasi Fisika ITK
Dalam menjalankan pengelolaan program studi, Prodi Fisika ITK memiliki susunan organisasi
seperti pada Gambar II.2. Penunjukkan Koordinator Program Studi dilaksanakan melalui
penugasan dari rektor. Staff pengisi komponen dalam struktur organisasi dipilih berdasarkan rapat
Program Studi. Fungsi dan tugas pokok masing-masing unsur adalah sebagai berikut:
a. Koordinator Program Studi: Memimpin prodi untuk mencapai visi misi organisasi, mengatur
segala urusan dan kegiatan prodi sesuai dengan arahan kebijakan pusat.
b. Koordinator Kurikulum: Membantu koorprodi dalam pengelolaan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, melakukan kontrol terhadap pembuatan RPS dan evaluasi, serta merumuskan
inisiasi evaluasi dan pengembangan kurikulum prodi.
c. Koordinator Kemahasiswaan: Membina dan mengarahkan kegiatan kemahasiswaan, dan
memonitor segala kegiatan kemahasiswaan agar selaras dengan tujuan program studi.
d. Koordinator Kerjasama: Mengembangkan dan mengelola kerjasama dengan stakeholders
lain seperti perguruan tinggi, lembaga penelitian, LSM, lembaga pemerintah, dan swasta.
Tugas Pokok Peserta di Unit Kerja
28
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengrtahuan dan teknologi melalui pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012.
Adapun tugas dosen secara rinci berdasarkan peraturan tersebut adalah:
e. Tugas Bidang Pendidikan
Dosen sebagai anggota Sivitas Akademika memiliki tugas mentransformasikan Ilmu Pengetahuan
dan/atau Teknologi yang dikuasainya kepada Mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan
Pembelajaran sehingga Mahasiswa aktif mengembangkan potensinya. Sebagai seorang dosen di
Program Studi FISIKA, tupoksi di bidang pendidikan sebagai berikut:
• Melaksanakan pelaksanaan pembelajaran dengan mempersiapkan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) dan bahan ajar dalam bentuk presentasi maupun modul ajar;
• Melaksanakan pembelajaran dalam bentuk kuliah, diskusi, praktikum atau studi lapangan;
• Melaksanakan evaluasi pembelajaran melalui pembuatan soal dan pengoreksian Ujian
Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester;
• Melaksanakan pembimbingan ke mahasiswa untuk penyelesaian tugas akademik seperti
Kerja Praktek dan Tugas Akhir;
• Menjadi contoh keteladanan moral dalam ucapan, sikap, dan perilaku dalam keseharian;
• Meningkatkan kompetensi diri melalui pelatihan.
f. Tugas Bidang Penelitian
Dosen sebagai ilmuwan wajib mengembangkan ilmunya melalui pelaksanaan penelitan dengan
menghasilkan publikasi penelitian. Tugas dosen sebagai peneliti di Program Studi FISIKA adalah
pelaksanaan penelitian yang berujung pada hasil penelitian yang diterbitkan melalui publikasi
ilmiah seperti seminar nasional, seminar internasional, jurnal nasional dan internasional.
g. Tugas Pengabdian Kepada Masyarakat
Selain pendidikan dan penelitian, tugas dosen sebagai garda terdepan penggerak masyarakat, dosen
juga wajib melaksanakan pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat yang dilaksanakan
seperti penyuluhan kepada masyarakat, memberikan pelayanan kepada masyarakat dan menulis
karya ilmiah hasil pengabdian masyarakat.
II.5 Identifikasi Isu
ITK sebagai PTNB, tentu memiliki permasalahan baik yang ada di pusat maupun di ruang lingkup
lebih kecil seperti program studi. Beberapa permasalahan atau isu ini terjadi pada tugas Tri Dharma
Perguruan Tinggi baik pada bidang pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat. Proses
habituasi pada pelatihan dasar CPNS diharapkan mampu untuk meningkatkan kepekaan CPNS
29
terhadap isu yang ada di sekitarnya, serta dapat memberikan kontribusi yang sejalan dengan nilai-
nilai dasar ANEKA. Peserta latsar CPNS diwajibkan untuk mencari isu yang mendesak dan
mengaktualisasikan hal-hal yang telah dipelajari selama pelatihan selama kurang lebih satu bulan
di dalam lingkungan kerjanya tersebut.
Peserta mengawali identifikasi isu melalui diskusi dengan mentor yang dilanjutkan dengan
wawancara dengan koordinator prodi, untuk memastikan adanya isu tersebut. Proses penyusunan
isu ini diidentifikasi berdasarkan kemajuan perkembangan Prodi Fisika ITK saat ini sehingga isu
yang diidentifikasi masih relevan dan masih terjadi sampai saat ini.
Tabel II.1 Analisis isu yang ada di ITK
No Aspek
Identifikasi Isu Deskripsi Isu Dampak Isu
Kedudukan dan
Peran ASN
1. Penjaminan
Mutu Internal
ITK
Peraturan yang
diturunkan dari statuta
ITK belum lengkap
Beberapa peraturan
belum sehingga belum
ada dasar hukum pada
penerapanya
Whole of
Government
2. Kurikulum,
Pembelajaran,
dan Suasana
Akademik
Akibat pandemik Covid-
19, proses pembelajaran
diubah menjadi sistem
pembelajaran jarak jauh.
Sistem e-learning perlu
dibangun untuk
menunjang PJJ pada mata
kuliah Fisika Dasar I
Metode PJJ dari setiap
dosen berbeda, jika
dibiarkan tanpa adanya
sistem e-learning yg
jelas, pemahaman
mahasiswa
dikhawatirkan tidak
merata.
Pelayanan
Publik
3. Kurikulum,
Pembelajaran,
dan Suasana
Akademik
Sistem praktikum jarak
jauh untuk Fisika Dasar
I saat ini belum sesuai
dengan standard
pelayanan
Pemahaman mahasiswa
terkait materi yang
dilakukan eksperimen
pada praktikum belum
terstandard dengan baik
Pelayanan
Publik
Sumber: Dianalisis dari diskusi dengan mentor dan wawancara dengan korprodi, 2020
30
Analisis Isu dan Gagasan Pemecahan
III.1 Penetapan Isu
Berdasarkan hasil identifikasi isu yang dilakukan oleh peserta, setiap komponen isu ini dapat
dikaitkan kedudukan dan peran ASN dalam bingkai NKRI, yaitu pada Manajemen ASN, Whole of
Government, dan Pelayanan Publik. Sebagai seorang dosen PTN, peserta memiliki tugas untuk
melayani publik yaitu pelayanan kepada mahasiswa, orang tua mahasiswa, dan masyarakat umum,
selaraskan dengan pembukaan UUD RI 1945 yaitu memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dari beberapa isu yang telah dibahas sebelumnya, peserta menentukan prioritas isu yang harus
segera diatasi atau setidaknya mendapatkan perbaikan melalui kegiatan aktualisasi sesuai dengan
target waktu satu bulan. Untuk menenentukan prioritas isu tersebut, peserta menggunakan alat
bantu analisis yaitu metode Urgency, Seriousness, dan Growth (USG). Tendensi terhadap salah
satu isu dilihat berdasarkan tiga kriteria, yaitu Urgency (Kedesakan), Seriousness (Keseriusan), dan
Growth (Pertumbuhan/Perkembangan). Isu prioritas ditentukan dengan skoring menggunakan
skala 1-5 sesuai tiga kriteria tersebut saat identifikasi isu dilakukan. Secara lebih detail, deskripsi
dari skor yang diberikan pada ketiga kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah
tersebut diselesaikan. Nilai skor urgensi adalah 1-5 dengan keterangan sebagai berikut:
1: tidak mendesak
2: kurang mendesak
3: cukup mendesak
4: mendesak
5: sangat mendesak
b. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak masalah
tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan system
atau tidak. Nilai skor tingkat keseriusan adalah 1-5 dengan keterangan sebagai berikut:
1: tidak serius
2: kurang serius
3: cukup serius
4: serius
5: sangat serius
c. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut berkembang
31
sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. Nilai skor tingkat perkembangan adalah 1-5
dengan keterangan sebagai berikut:
1: tidak serius
2: kurang serius
3: cukup serius
4: serius
5: sangat serius
Tabel III.1 Penentuan isu prioritas menggunakan Metode USG
No Isu U S G Total
Nilai
Rangking
1. Peraturan yang diturunkan dari
statuta ITK belum lengkap 3 3 3 9 3
2.
Akibat pandemik Covid-19, proses
pembelajaran diubah menjadi
sistem pembelajaran jarak jauh.
Sistem e-learning perlu dibangun
untuk menunjang PJJ pada mata
kuliah Fisika Dasar I
5
5
4
14
1
3.
Sistem praktikum jarak jauh untuk
Fisika Dasar saat ini belum sesuai
dengan standard pelayanan
5
3
3
11
2
Sumber: Analisis penulis bersama mentor, 2020
Gambar III.1 Persebaran nilai Fisika Dasar I Semester Gasal 2019/2020
Dari hasil pembahasan isu melalui diskusi bersama mentor, ketiga isu ini memiliki Urgency,
Seriousness, dan Growth yang berbeda. Hasil analisis dari isu-isu yang ada di ITK saat ini disajikan
pada Tabel III.2, dimana skor tertinggi menurut analisis USG terhadap isu-isu yang ada di sekitar
lingkungan kerja peserta adalah isu nomor 2, yaitu perlunya untuk mengembangkan sistem e-
32
learning untuk menunjang pembelajaran jarak jauh pada mata kuliah Fisika Dasar I. Gambar III.1
menunjukkan bagaimana distribusi nilai mahasiswa untuk mata kuliah Fisika Dasar I kurang begitu
memuaskan, dimana untuk mata kuliah ini didominasi oleh nilai C. Harapannya jika ada sistem e-
learning sebagai penunjang metode pembelajaran, distribusi nilai mahasiswa dapat lebih baik.
a. Urgency (level 5)
Akibat adanya isu pandemik Covid-19, kegiatan perkuliahan didesak untuk memanfaatkan metode
pembelajaran jarak jauh selaras dengan kebijakan pemerintah untuk menekan angka penyebaran
dan mempercepat penanggulangan bencana nasional tersebut. Desakan ini membuat para tenaga
pengajar harus melakukan inovasi pembelajaran agar pelayanan publik tidak berhenti, dimana salah
satunya adalah memanfaatkan media pembelajaran daring. Jika tidak dilakukan, maka tentu saja
mahasiswa tidak mendapatkan mutu pelayanan yang baik.
b. Seriousness (level 5)
Mata kuliah Fisika Dasar I merupakan mata kuliah tahun pertama yang wajib diambil untuk setiap
mahasiswa baru di ITK, karena mata kuliah ini adalah pengetahuan yang dibutuhkan untuk
menunjang mahasiswa selanjutnya pada program studi mereka masing-masing. Hal ini menjadi
sangat serius bagi para mahasiswa yang baru masuk dan mau tidak mau melakukan pembelajaran
jarak jauh karena dikhawatirkan mereka tidak dapat pemahaman yang cukup tentang Fisika Dasar.
Selain itu, sistem ini dapat menjadi alat akuntabilitas untuk mengontrol perkembangan
pembelajaran setiap dosen secara otomatis dengan mengambil data yang tersedia pada kelas daring.
c. Growth (level 4)
Pada semester sebelumnya, PJJ diterapkan dengan sistem yang belum terstandardkan, dimana
setiap pengajar memanfaatkan media pembelajaran daring yang berbeda-beda dengan ritme yang
tidak terukur. Alhasil, berdasarkan wawancara peserta dengan beberapa mahasiswa yang tahun lalu
mengambil mata kuliah Fisika Dasar, pemahaman yang mereka dapatkan tidak maksimal dan tidak
merata. Jika isu ini terus dibiarkan, maka kualitas pendidikan yang diberikan ITK terutama prodi
Fisika sebagai penanggung jawab mata kuliah Fisika Dasar tidak dapat terjamin dan mahasiswa
tidak merasa puas terhadap pelayanan publik dalam bidang pengajaran. Selain itu, konsep blended
learning yang mungkin akan diterapkan tahun depan juga membutuhkan sistem e-learning,
sehingga diharapkan aktualisasi ini juga dapat mempersiapkan sistem tersebut.
III.2 Gagasan Pemecahan Isu
Berdasarkan hasil analisis isu didapatkan gagasan dan kegiatan sebagai berikut.
Isu : Akibat pandemik Covid-19, proses pembelajaran diubah menjadi sistem
pembelajaran jarak jauh. Sistem e-learning perlu dibangun untuk menunjang
33
PJJ pada mata kuliah Fisika Dasar I
Gagasan :
Peningkatan metode pembelajaran melalui sistem e-learning untuk mata kuliah
Fisika Dasar I di Institut Teknologi Kalimantan
Kegiatan : 1. Membuat video pembelajaran dan latihan soal untuk e-learning untuk
materi Besaran dan Satuan.
2. Membuat sistem evaluasi semester Fisika Dasar I daring.
3. Mengadakan webinar untuk sosialisasi sistem e-learning Fisika Dasar I
dan pemberian motivasi pembelajaran daring kepada mahasiswa TPB
4. Membuat kuisioner untuk pembelajaran daring bagi para mahasiswa
dan dosen pengampu untuk ujicoba materi pertama dan persiapan untuk
akhir semester.
34
III.3 Uraian Kegiatan Aktualisasi
Tabel III.2 Uraian kegiatan aktualisasi untuk penyelesaian isu
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Hasil (Output) Kegiatan Keterkaitan substansi mata
pelatihan
Kontribusi
Terhadap Visi
Misi
Penguatan
Nilai
Organisasi
1 Membuat video
pembelajaran dan latihan
soal untuk e-learning untuk
materi Besaran dan Satuan.
Penjelasan:
Kegiatan pertama merupakan
bagian untuk membuat
sistem e-learning sejalan
dengan isu yang dipilih.
1. Berdiskusi dengan mentor dan
ketua tim pengembang
kurikulum Fisika Dasar I;
2. Memetakan kurikulum Fisika
Dasar I berdasarkan silabus
kurikulum 2020 lalu
menyusun RPP dan bahan ajar
daring yang dibutuhkan;
3. Berkoordinasi dengan dosen-
dosen Fisika lain untuk
membuat bahan ajar lanjutan;
4. Membuat video pembelajaran
daring untuk materi pertama
Besaran dan Satuan (sebanyak
1. Rancangan
Pelaksanaan
Pembelajaran daring
Fisika Dasar I
2. Video pembelajaran
daring Fisika Dasar I
3. Soal latihan, pretest,
posttest pembelajaran
daring Fisika Dasar I
Akuntabilitas: Transparan
dalam pengembangan RPP
daring kepada tim kurikulum.
Nasionalisme: Asas gotong
royong atau kerjasama
dalam membuat bahan
pembelajaran e-learning
(Nilai pancasila sila ke-3).
Etika Publik: Tidak melanggar
kode etik saat menghimpun
dan koordinasi dengan dosen-
dosen pengampu Fisika Dasar
untuk membuat bahan ajar
pada materi tertentu.
Sejalan dengan
Visi ITK dan
Misi ITK poin
(2)
Sejalan
dengan Nilai
Organisasi
Solid, Peduli,
Cerdas
35
4 video + latihan soal di antara
video);
5. Membuat soal pretest dan
postest dan latihan soal daring
untuk materi pertama Besaran
dan Satuan.
Komitmen Mutu: Inovatif
dan kreatif dalam
mengembangkan bahan
pembelajaran video maupun
membuat soal latihan.
Anti Korupsi: Jujur dan tidak
berbuat curang terhadap apa
yang dicapai pada progress
penyusunan RPP.
2 Membuat sistem evaluasi
semester Fisika Dasar I
daring.
Penjelasan:
Kegiatan kedua merupakan
pembangunan sistem
evaluasi secara daring untuk
meninjau tingkat pemahaman
mahasiswa sejalan dengan
isu yang dipilih.
1. Berkoordinasi dengan
koordinator program studi
Fisika untuk melakukan rapat
bersama prodi Fisika;
2. Mengadakan rapat bersama
para dosen pengampu Fisika
Dasar I untuk brainstorming
terkait dengan sistem evaluasi
tengah dan akhir semester jika
dilakukan secara daring;
3. Pengumpulan soal-soal
1. Dokumen soal dan
pembahasan evaluasi
Fisika Dasar I dalam
bentuk digital
2. Dokumentasi rapat
3. Sistem UTS dan UAS
berbasis daring.
Akuntabilitas: Komitmen dan
pertanggungjawaban atas
kerahasiaan soal-soal yang
akan dijadikan evaluasi.
Nasionalisme: Saling
menghormati terhadap
perbedaan pendapat saat
diskusi maupun melakukan
brainstorming. (Nilai
pancasila sila ke-3)
Etika Publik: Taat pada
Sejalan dengan
Visi ITK dan
Misi ITK poin
(2)
Sejalan
dengan nilai
organisasi
Solid, Peduli,
Cerdas
36
evaluasi yang telah dibuat
tahun-tahun sebelumnya serta
pembahasannya untuk di-
digitalisasi dan di masukkan
dalam repository daring;
4. Membuat sistem Ujian Tengah
Semester dan Ujian Akhir
Semester daring via moodle;
5. Melakukan uji coba dan
evaluasi terhadap sistem UTS
dan UAS daring.
aturan forum yang berlaku
saat mengadakan rapat
bersama para dosen pengampu
Fisika Dasar I.
Komitmen Mutu: Efektif
dalam melakukan proses
digitalisasi soal-soal dan
pembahasan menggunakan
program dokumen prosesor.
Efisien dalam proses
melakukan ujicoba dan
evaluasi sistem UTS dan UAS
daring.
Anti Korupsi: Jujur terhadap
pembuatan soal-soal UTS dan
UAS yang ada pada sistem
evaluasi daring dengan tidak
membocorkan dan meminta
komisi kepada mahasiswa.
3 Mengadakan webinar untuk
sosialisasi sistem e-learning
1. Mempersiapkan materi untuk
webinar sosialisasi sistem;
1. Poster publikasi
webinar
Akuntabilitas: Kejelasan
dalam penyampaian saat
Sejalan dengan
Visi ITK dan
Sejalan
dengan nilai
37
Fisika Dasar I dan pemberian
motivasi pembelajaran daring
kepada mahasiswa TPB.
Penjelasan:
Kegiatan ketiga bertujuan
untuk memperkenalkan
sistem e-learning kepada
para mahasiswa TPB untuk
menunjang pembelajaran
Fisika Dasar I di semester
yang akan datang sekaligus
memberikan mereka
motivasi untuk menghadapi
perkuliahan secara daring.
2. Berkonsultasi dengan mentor
dan ketua tim pengembang
kurikulum Fisika Dasar I.
3. Menghubungi dan memastikan
narasumber motivator hadir
untuk mengisi webinar dengan
tujuan memberikan motivasi
pada mahasiswa baru;
4. Mempersiapkan alat dan
sistem untuk webinar serta
publikasi kepada para
mahasiswa dan dosen
bekerjasama dengan tim
Humas ITK;
5. Menyelenggarakan webinar
terkait sosialisasi sistem e-
learning dan motivasi belajar
daring pada mahasiswa TPB.
2. Bukti absen kehadiran
peserta webinar
3. Dokumentasi berupa
video rekaman
kegiatan webinar
sosialisasi kepada para audiens
saat webinar. Transparan
terhadap penggunaan anggaran
selama acara.
Nasionalisme: Asas
kerjasama antar Unit yang
ada di ITK (Nilai pancasila
sila ke-3).
Etika Publik: Mengadakan
webinar dengan menggunakan
bahasa yang sopan dan
bersikap santun dan ramah.
Komitmen Mutu: Membuat
slide webinar yang kreatif
agar menarik, tanpa
mengurangi subtansi dari
capaian.
Anti Korupsi: Transparan
terhadap penggunaan dana
baik saat menghubungi
narasumber, maupun saat
Misi ITK poin
(2)
organisasi
Solid, Peduli,
Cerdas
38
mempersiapkan alat dan
sistem webinar. Jujur dengan
tidak meminta uang komisi
dari mahasiswa untuk webinar.
4 Membuat kuisioner untuk
pembelajaran daring bagi
para mahasiswa dan dosen
pengampu dan
mempersiapkannya untuk
akhir semester.
Penjelasan:
Kegiatan terakhir bertujuan
untuk membuat sistem
feedback terkait dengan
pembelajaran daring yang
telah diterapkan guna
meningkatkan kualitas pada
semester berikutnya.
1. Berdiskusi dengan mentor dan
tim pengembang kurikulum
Fisika Dasar I;
2. Membuat draft kuisioner
sistem pembelajaran e-
learning untuk akhir semester
untuk mahasiswa dan dosen
pengampu;
3. Berkonsultasi dengan mentor
dan tim pengembang
kurikulum Fisika Dasar I
terkait draft kuisioner yang
telah dibuat;
4. Membuat kuisioner di dalam
google form dan memasukkan
kuisioner di dalam sistem e-
learning pada akhir semester.
Form kuisioner akhir
semester untuk
mahasiswa dan dosen
terintegrasi di laman
kuliah.itk.ac.id
Akuntabilitas: Transparan
pada proses pembuatan
kuisioner kepada tim
pengembang kurikulum.
Nasionalisme: Adil dalam
memberikan kesempatan
untuk mengisi kuisioner bagi
para mahasiswa maupun dosen
sebagai tenaga pengajar (Nilai
pancasila sila ke-5)
Etika Publik: Taat aturan saat
meminta konsultasi terkait
pembuatan kuisioner.
Komitmen Mutu: membuat
pertanyaan-pertanyaan
kuisioner efektif dengan
media yang inovatif sesuai
Sejalan dengan
Visi ITK dan
Misi ITK poin
(2)
Sejalan
dengan nilai
organisasi
Solid, Cerdas
39
yang dibutuhkan untuk
penjaminan mutu.
Anti Korupsi: Jujur dan
transparan saat melakukan
proses digitalisasi dan tidak
ada pertanyaan yang
dimodifikasi, sehingga ke
depannya ada celah untuk
memanfaatkan anggaran
perbaikan karena penjaminan
mutu tidak sesuai.
40
III.4 Rencana Jadwal Kegiatan
Tabel III.3 Rencana jadwal kegiatan aktualisasi
No Kegiatan
Minggu Ke:
1-2 3 4-5 6
1 Membuat bahan pembelajaran e-learning
2 Membuat sistem evaluasi semester Fisika
Dasar I daring
3 Mengadakan webinar untuk sosialisasi
sistem e-learning Fisika Dasar I dan
pemberian motivasi pembelajaran daring
kepada mahasiswa TPB
4 Membuat kuisioner untuk pembelajaran
daring bagi para mahasiswa dan dosen
pengampu untuk diedarkan pada akhir
semester.
41
III.5 Rencana Aksi
Tabel III.4 Rencana Aksi Kegiatan I: Membuat bahan pembelajaran e-learning
Tahapan Kegiatan
Minggu Pertama
(Agustus 2020)
Minggu Kedua
(Agustus 2020)
17 18 19 20 21 24 25 26 27 28
Berdiskusi dengan mentor dan
ketua tim pengembang kurikulum
Fisika Dasar I;
L
I
B
U
R
Memetakan kurikulum Fisika Dasar
I berdasarkan silabus kurikulum
2020 lalu menyusun RPP dan bahan
ajar daring yang dibutuhkan;
Berkoordinasi dengan dosen-dosen
Fisika lain untuk membuat bahan
ajar sesuai materi yang ditentukan;
Membuat video pembelajaran
daring untuk materi pertama
Besaran dan Satuan (sebanyak 6-8
video);
Membuat soal pretest dan postest
(kuis akhir) dan latihan soal daring
untuk materi pertama Besaran dan
Satuan (sebanyak 30 soal).
Tabel III.5 Rencana Aksi Kegiatan II: Membuat sistem evaluasi semester Fisika Dasar I daring
Tahapan Kegiatan
Minggu Ketiga
(Agustus –
September 2020)
31 1 2 3 4
Berkoordinasi dengan koordinator program studi
Fisika untuk melakukan rapat bersama prodi
Fisika;
Mengadakan rapat bersama para dosen pengampu
Fisika Dasar I untuk brainstorming terkait dengan
sistem evaluasi tengah dan akhir semester jika
dilakukan secara daring;
Pengumpulan soal-soal evaluasi yang telah dibuat
tahun-tahun sebelumnya serta pembahasannya
untuk di-digitalisasi dan di masukkan dalam
repository daring;
Membuat sistem Ujian Tengah Semester dan
Ujian Akhir Semester daring via moodle;
Melakukan uji coba dan evaluasi terhadap sistem
UTS dan UAS daring.Berdiskusi dengan mentor
dan ketua tim pengembang kurikulum Fisika
Dasar I;
42
Tabel III.6 Rencana Aksi Kegiatan III: Mengadakan webinar untuk sosialisasi sistem e-learning
Fisika Dasar I dan pemberian motivasi pembelajaran daring kepada mahasiswa TPB
Tahapan Kegiatan
Minggu Keempat
(September 2020)
Minggu Kelima
(September 2020)
7 8 9 10 11 14 15 16 17 18
Mempersiapkan materi untuk webinar
sosialisasi sistem;
Berkonsultasi dengan mentor dan ketua
tim pengembang kurikulum Fisika
Dasar I.
Menghubungi dan memastikan
narasumber motivator hadir untuk
mengisi webinar dengan tujuan
memberikan motivasi pada mahasiswa
baru;
Mempersiapkan alat dan sistem untuk
webinar serta publikasi kepada para
mahasiswa dan dosen bekerjasama
dengan tim Humas ITK;
Menyelenggarakan webinar terkait
sosialisasi sistem e-learning dan
motivasi belajar daring pada mahasiswa
TPB.
Tabel III.7 Rencana Aksi Kegiatan IV: Mengadakan webinar untuk sosialisasi sistem e-learning
Fisika Dasar I dan pemberian motivasi pembelajaran daring kepada mahasiswa TPB
Tahapan Kegiatan
Minggu Keenam
(September 2020)
21 22 23 24 25
Berdiskusi dengan mentor dan tim pengembang
kurikulum Fisika Dasar I; (100%)
Membuat draft kuisioner sistem pembelajaran e-
learning untuk akhir semester untuk mahasiswa dan
dosen pengampu; (100%)
Berkonsultasi dengan mentor dan tim pengembang
kurikulum Fisika Dasar I terkait draft kuisioner yang
telah dibuat; (100%)
Membuat kuisioner di dalam google form dan
memasukkan kuisioner di dalam sistem e-learning
pada akhir semester.
43
PELAKSANAAN AKTUALISASI
IV.1 Capaian Aktualisasi
Proses aktualisasi merupakan cara seorang CPNS dalam memgamalkan dan membuktikan nilai-
nilai ANEKA yang telah dipelajari secara teori pada pelatihan dasar CPNS. Kegiatan-kegiatan di
instansi terkait harus dilaksanakan dengan nilai-nilai ANEKA. Berdasarkan hasil kegiatan
aktualisasi, penulis merangkum capaian nilai ANEKA dalam setiap kegiatan sebagai berikut.
IV.1.1 Pelaksanaan Kegiatan 1
Kegiatan Membuat video pembelajaran dan latihan soal untuk e-learning untuk
materi dasar pengukuran.
Tanggal Pelaksanaan 18-28 Agustus 2020
Output Kegiatan Dokumen RPP; Video Pembelajaran; Soal-soal latihan, pre-test dan
post-test sesuai tujuan pembelajaran
Proses pertama terkait dengan kegiatan latsar yang dilakukan oleh penulis adalah melaksanakan
kegiatan untuk membuat materi video pembelajaran serta latihan-latihan soalnya lalu memasukkan
ke dalam sistem e-learning yang dimiliki oleh kampus ITK. Tujuan pembuatan video pembelajaran
ini adalah mempersiapkan konten untuk sistem proses belajar mengajar secara jarak jauh via
internet.
IV.1.1.1 Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan Dasar
Tahapan kegiatan ini merupakan pembahasan bersama tim kurikulum TPB fisika dasar serta mentor
untuk menganalisis isu terkait dengan pembelajaran e-learning. Oleh karena adanya pandemik
COVID-19, mentor sedang tidak berada di kampus sehingga hanya dapat berkomunikasi via online
video conference. Suasana di kampus juga cenderung sepi karena lonjakan kasus yang ada di
Balikpapan selama masa aktualisasi berlangsung, dan beberapa kali terdapat penutupan kampus
sehingga menghambat pertemuan langsung penulis dengan rekan-rekan sejawat lainnya. Dalam
kegiatan ini, penulis harus menerapkan nilai Etika Publik dan Komitmen Mutu, dimana penulis
berusaha untuk tetap menjalin komunikasi dengan baik tanpa melanggar etika seorang ASN kepada
tim pengembang kurikulum maupun mentor, serta berusaha untuk berpikir inovatif agar masalah
dapat terselesaikan dengan efektif.
44
Gambar IV.1 Pelaksanaan kegiatan diskusi dan konsultasi dengan ketua tim kurikulum fisdas
serta mentor yang dilakukan secara rutin. (18 Agustus 2020)
Pada tahapan kegiatan kedua ini, penulis bekerjasama dengan tim kurikulum TPB Fisika Dasar 1
untuk memetakan pokok bahasan yang akan dikaji pada mata kuliah Fisika Dasar 1. Pemetaan ini
terkait seberapa dalam materi yang perlu diajarkan, kemudian tahapan pembelajaran agar
mahasiswa dapat mencapai capaian pembelajaran mata kuliah tersebut, hingga bentuk asesmen
yang akan diberikan kepada mahasiswa untuk menguji pemahaman mereka pada setiap materi.
Studi literatur mengenai tujuan pembelajaran diambil dari acuan buku belajar fisika karya Randall
D Knight, dengan menerapkan WOG penulis meminjam buku di perpustakaan untuk dipelajari
lebih lanjut. Tampilan dari hasil pemetaan kurikulum ditunjukkan pada Gambar IV.2.
Gambar IV.2 Pemetaan kurikulum Fisika Dasar 1. (19 Agustus 2020)
Setelah itu, penulis merumuskan tujuan pembelajaran mata kuliah bersama tim kurikulum TPB
Fisika Dasar secara daring melalui spreadsheet dan juga pertemuan jarak jauh menggunakan google
meets. Pada kegiatan ini penulis, tahapan pembelajaran yang sudah dipelajari lalu ditentukan
bagaimana tujuan pembelajaran yang dapat digabungkan serta tingkat kedalaman materi yang
dibutuhkan oleh mahasiswa TPB di ITK. Selain itu, dipetakan juga pokok bahasan yang dirujuk
oleh tujuan pembelajaran tersebut.
45
Dalam kegiatan ini, penulis banyak menerapkan kerjasama sebagai nilai dasar nasionalisme dengan
pengembang kurikulum Fisika Dasar 1, karena untuk memetakan pokok bahasan dari kurikulum
baru bukanlah hal mudah. Penulis harus melakukan riset terlebih dahulu dengan melihat silabus
yang ada pada universitas baik lokal maupun luar negeri. Selain itu, penulis juga tidak
mengindahkan konten minimal pembelajaran yang telah disediakan oleh himpuna fisika Indonesia
(PSI). Selain itu, nilai akuntabilitas juga diterapkan agar setiap progress yang dilakukan selalu
diberikan kepada tim secara transparan sebagai bentuk tanggung jawab pekerjaan yang diemban.
Gambar IV.3 Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan sub-CPMK. (20 Agustus 2020)
Setelah tujuan pembelajaran selesai dipetakan, lalu dibentuklah rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) jarak jauh yang diturunkan dari rencana pembelajaran semester (RPS). RPP
jarak jauh ini berisi detail daripada pelaksanaan pembelajaran secara jarak jauh setiap pekannya
terkait dengan pokok bahasan yang dikaji, bagaimana proses pembelajaran jarak jauh berlangsung,
serta indikator tercapainya sub capaian pembelajaran mata kuliah. Konten pembelajaran dari RPP
didasarkan pada tujuan pembelajaran yang akan ditempuh selama satu pekan tersebut. Pembuatan
RPP dari pekan pertama hingga pekan ke-enambelas membutuhkan waktu yang cukup lama karena
perlu mempelajari sistem e-learning yang akan digunakan terkait dengan aktivitas-aktivitas yang
tersedia pada moodle yang juga masih dalam tahap pengembangan.
46
Gambar IV.4 Deskripsi konten untuk pekan pertama (contoh) pada RPP. (21 Agustus 2020)
Pada proses ini, penulis banyak menerapkan nilai-nilai komitmen mutu untuk memikirkan inovasi
bagaimana proses pembelajaran yang dapat membuat mahasiswa sebagai konsumen pelayanan
publik menjadi lebih termotivasi untuk belajar, dengan konten yang tidak membosankan tanpa
mengindahkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pengembangan RPP ini juga haruslah
transparan dengan rasa tanggung jawab tinggi sebagai nilai dasar akuntabilitas yang diemban oleh
penulis sebagai CPNS.
Gambar IV.5 Detail pelaksanaan pembelajaran jarak jauh Fisika Dasar 1 yang akan dilakukan
pada pekan pertama (contoh), termasuk dengan soal-soal latihan. (24 Agustus 2020)
47
Dalam tahapan kegiatan ini, penulis berupaya untuk menerapkan nilai akuntabilitas sebagai wujud
transparansi dalam pengembangan RPP kepada dosen-dosen pengampu Fisika Dasar dan juga
menerapkan peran WOG sebagai PIC pembelajaran e-learning yang dibalut nilai nasionalisme
untuk melakukan kerjasama dalam membuat konten materi Fisika Dasar 1. Selain itu, dalam rapat
koordinasi ini, penulis juga tidak mengindahkan nilai-nilai etika publik terutama bagaimana penulis
menghormati atasan yaitu ketua Jurusan Sains, Teknologi Pangan, dan Kemaritiman (JSTPK) serta
koordinator program studi Fisika.
Selama koordinasi berlangsung, tidak ada respon negatif terhadap RPP yang dirumuskan oleh
penulis beserta tim pengembang kurikulum TPB Fisika Dasar. Hanya saja terdapat beberapa
masukan agar mahasiswa tidak menjadi bosan terhadap pembelajaran, seperti bagaimana kita
memberikan asesmen agar tidak terlalu banyak dan lebih mengedepankan mereka untuk belajar
secara mandiri. Selain itu, sesi sinkronous yang dibuat juga setidaknya harus dilaksanakan oleh
dosen pada setiap pekannya. Kemudian dari koordinator program studi Fisika, RPP yang telah
dibuat sangat diapresiasi. Penulis juga menerapkan nilai anti-korupsi dengan selalu berbuat jujur
terhadap saat proses koordinasi dengan tidak menutup-nutupi bagaimana penyusunan RPP ini
dijalankan bersama dengan tim pengembang kurikulum. Dalam menentukan tugas pada RPP,
semangat gotong royong yang menjadi nilai dasar nasionalisme untuk mengisi konten e-learning
oleh masing-masing dosen, sehingga dapat menghasilkan sistem pembelajaran yang berkualitas.
Gambar IV.6 Koordinasi RPP dengan dosen-dosen pengampu Fisika Dasar 1. (24 Agustus 2020)
Pada tahapan kegiatan ini, penulis membuat video pembelajaran terkait materi pertama yang akan
dipelajari oleh mahasiswa, yaitu dasar pengukuran. Sebelum membuat video pembelajaran, penulis
terlebih dahulu melakukan studi literatur terhadap materi yang akan diajarkan. Studi literatur
penulis lakukan di perpusatakaan ITK. Sebagai bentuk nilai akuntabilitas, buku yang dipinjam oleh
penulis segera dikembalikan ke tempatnya setelah digunakan untuk menulis materi. Bahan tayang
yang akan diajarkan ditulis pada slide power point terlebih dahulu. Penulis juga melakukan
48
koordinasi dengan tim videografer mahasiswa Fisika untuk membantu pengambilan video
pembelajaran yang dilakukan di laboratorium Fisika Dasar dan perpustakaan ITK. Dalam hal ini,
penulis melakukan tindakan anti-korupsi dan komitmen mutu dengan tidak memberikan mahasiswa
suatu nilai yang spesial karena telah bersedia membantu penulis saat merekam video pembelajaran.
Gambar IV.7 Pembuatan materi video pembelajaran. (25 Agustus 2020)
Setelah berkoordinasi dengan tim mahasiswa dan mempersiapkan bahan tayang, kemudian penulis
melakukan pengambilan video pembelajaran dengan menggunakan alat-alat pribadi penulis.
Penulis juga telah meminta izin kepada laboran serta penjaga perpustakaan ITK untuk dapat
melakukan perekaman video di unit tempat mereka bekerja, dan bertanggung jawab atas segala hal
yang terjadi selama kegiatan berlangsung.
Gambar IV.8 Perekaman video pembelajaran materi dasar pengukuran. (26 Agustus 2020)
Dari hasil rekaman video pembelajaran, penulis kemudian melakukan editing video secara pribadi
dengan harapan agar tampilan dari video pembelajaran menjadi lebih menarik tanpa mengurangi
konten pembelajaran sedikitpun. Selain itu, video pembelajaran ini akan menjadi referensi para
dosen pengampu lain dalam membuat video yang telah ditugasi dalam RPP sehingga secara tidak
langsung penulis memiliki tanggung jawab untuk memberikan kualitas video dan juga audio
keluaran yang terbaik.
49
Gambar IV.9 Hasil editing video pembelajaran ditayangkan via Youtube. (27 Agustus 2020)
Selama pembuatan video ini, nilai-nilai komitmen mutu sangatlah diterapkan, terutama bagaimana
penulis berusaha untuk memberikan video pembelajaran yang kreatif dan juga menarik agar para
mahasiswa dapat memahami materi serta senang belajar fisika. Sebagai pelayan publik yang baik,
seorang dosen harus dapat menjiwai karakter sebagai pendidik yang bertujuan untuk mencerdaskan
para mahasiswa yang diampunya. Video pembelajaran yang dibuat kemudian diunggah ke dalam
situs youtube.com agar para mahasiswa dapat mudah mengakses video tersebut nantinya.
Gambar IV.10 Soal pre-test, post-test, serta soal latihan pada video pembelajaran yang dimuat
dalam RPP untuk materi dasar pengukuran. (27 Agustus 2020)
Untuk memantau perkembangan kemampuan mahasiswa, maka dibutuhkan suatu instrumen
pengukuran berupa pre-test dan post-test. Pre-test bertujuan untuk melihat kemampuan mahasiswa
sebelum mereka mendapatkan materi video pembelajaran, dan post-test adalah untuk melihat
bagaimana perkembangan mahasiswa setelah mendapatkan materi asinkronous yang diberikan oleh
50
para dosen. Metode asinkronous yang diberikan berupa video pembelajaran serta soal-soal latihan
diantara tiga bagian video pembelajaran yang ditayangkan. Soal-soal latihan ini bertujuan agar
mahasiswa dapat melatih untuk memahami materi yang disampaikan pada video pembelajaran,
serta untuk membantu mahasiswa untuk belajar mandiri terkait dengan pertanyaan yang mungkin
tidak secara tekstual dituangkan dalam video pembelajaran.
Gambar IV.11 Pengisian soal pre-test, post-test, dan latihan video pembelajaran pada bank soal
sistem pembelajaran e-learning kuliah.itk.ac.id. (28 Agustus 2020)
Saat pembuatan soal pre-test, post-test, maupun soal latihan ini penulis tidak serta merta membuat
begitu saja, tetapi penulis juga telah mencari bentuk-bentuk soal dari studi literatur sebelumnya.
Kemudian setelah soal-soal tersebut dikonfirmasi dengan tim pengembang kurikulum TPB Fisika
Dasar, barulah soal tersebut diunggah dalam situs pembelajaran e-learning yang dimiliki oleh ITK,
51
yaitu kuliah.itk.ac.id. Konten-konten soal yang telah dibuat sebelumnya dimasukkan dalam bank
soal dalam situs tersebut, selain itu bentuk-bentuk soal juga divariasikan dari mulai pilihan ganda,
persoalan dengan jawaban lebih dari satu, serta soal dalam bentuk pencocokan antara pertanyaan
dengan jawaban yang tersedia. Hal ini bertujuan agar pelayanan yang diberikan dapat lebih
maksimal kepada mahasiswa dengan harapan bentuk soal ini dapat melatih kemampuan mahasiswa
terutama kemampuan Psikomotorik. Setelah dimasukkan ke dalam bank soal, dipastikan kembali
bahwa jawaban-jawaban yang diberikan dalam soal sudah tepat dengan memberikan keleluasan
kepada para dosen yang bertanggungjawab mengampu Fisika Dasar, dimana seluruh dosen tersebut
diundang dalam kelas Fisika Dasar yang telah dibuatkan oleh penulis.
IV.1.1.2 Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Pembuatan video pembelajaran serta pengisian konten e-learning ini merupakan itikad untuk
meningkatan kualitas pendidikan di ITK, terutama dalam mata kuliah Fisika Dasar. Mata kuliah
Fisika Dasar ini merupakan mata kuliah yang wajib diambil oleh seluruh mahasiswa baru ITK,
sehingga hal ini akan menjadi kesan bagi mahasiswa baru terhadap ITK. Kampus ITK merupakan
kampus baru, namun bukan tidak mungkin ITK dapat mengejar ketertinggalannya dengan kampus-
kampus top dalam negeri jika kita dapat memberikan kualitas pelayanan yang prima. Oleh karena
itu, walau hanya sebagian kecil saja dari seluruh mata kuliah yang ada, namun diharapkan kegitaan
pertama ini dapat membantu ITK dalam mewujudkan visi organisasinya, yaitu menjadi perguruan
tinggi yang menghasilkan karya unggul dan berperan aktif dalam pengembangan potensi daerah
Kalimantan pada tahun 2035. Selain itu, kegiatan ini juga mendukung misi ITK yaitu memberikan
layanan pendidikan tinggi yang prima dengan berdasarkan prinsip pengelolaan organisasi yang
transparan, akuntabel, responsibel, adil dan kredibel.
IV.1.1.3 Penguatan Nilai Organisasi
Nilai organisasi yang dianut oleh ITK adalah SPECTA, yang merupakan akronim dari Solid,
Peduli, Cerdas, Beriman dan Bertaqwa. Tahapan-tahapan dalam kegiatan pertama ini membantu
menguatkan nilai-nilai yang ada pada SPECTA tersebut, contohnya adalah bagaimana saat penulis
melakukan koordinasi baik saat memetakan kurikulum bersama tim pengembang Fisika Dasar,
maupun saat berkoordinasi dengan dosen-dosen terkait dengan pembagian tugas dari RPP yang
telah dibuat oleh penulis dan disetujui oleh tim pengembang kurikulum Fisika Dasar. Selain itu,
pembuatan video pembelajaran yang menarik, atraktif, tanpa mengurangi konten tujuan
pembelajaran merupakan cara penulis untuk peduli terhadap mahasiswa yang menjadi objek pada
pelayanan publik yang diberikan oleh dosen.
IV.1.1.4 Analisis Dampak Kegiatan
Kegiatan ini memberikan dampak kepada para dosen pengampu maupun mahasiswa ke depannya.
52
Dengan adanya video pembelajaran ini, para dosen pengampu tidak perlu melaksanakan sesi
sinkronous lebih lama seperti kelas tatap muka. Sementar dari mahasiswa saat ini masih belum
diketahui dengan pasti dampaknya. Hal ini karena mahasiswa belum masuk kuliah dan menjalani
kegiatan yang ada dalam konten e-learning secara efektif pada saat aktualisasi ini dilaksanakan.
Namun, dengan adanya revolusi pembelajaran melalui sistem e-learning dan seluruh isi konten-
konten yang ada dalam e-learning ini, diharapkan mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk
belajar secara jarak jauh lebih baik dibanding hanya mengandalkan sesi pertemuan sinkronous saja.
Selain menghabiskan kuota, sesi pertemuan sinkronous juga kurang begitu efektif dibandingkan
pertemuan langsung karena interaksi yang dirasa tidak maksimal. Para dosen pengampu tidak dapat
mengecek kemampuan mahasiswanya satu per satu ketika mereka sedang mengerjakan latihan soal.
Menurut beberapa mahasiswa juga lebih sulit memahami materi secara pertemuan daring. Oleh
karena itu, dengan adanya video pembelajaran serta konten e-learning keseluruhan ini, sesi
sinkronous juga tidak berlangsung lebih lama karena mahasiswa dapat menjalankan sesi
asinkronous terlebih dahulu.
IV.1.1.5 Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan hasil kegiatan pertama ini, seluruh tahapan kegiatan dilaksanakan dengan lancar dan
efektif. Penerapan nilai-nilai ANEKA terbukti membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan
pertama ini, terutama saat berkoordinasi dengan mentor, tim pengembang kurikulum, maupun
dengan para dosen pengampu Fisika Dasar. Selain itu, berlandaskan nilai komitmen mutu dan
akuntabilitas, dengan adanya e-learning ini maka diharapkan seluruh nilai yang diberikan kepada
mahasiswa dapat lebih transparan dan mereka mendapatkan feedback yang lebih cepat karena
seluruhnya sudah secara otomatis keluar menggunakan sistem. Namun, konten e-learning yang
tertuang dalam RPP juga harus terus diperbaiki melalui timbal balik yang diberikan oleh mahasiswa
di akhir semester. Dengan demikian, kualitas pembelajaran Fisika Dasar di ITK dapat meningkat
bahkan bersaing secara global nantinya.
IV.1.2 Pelaksanaan Kegiatan 2
Kegiatan Membuat sistem evaluasi semester Fisika Dasar I daring.
Tanggal Pelaksanaan 31 Agustus- 04 September 2020
Output Kegiatan Dokumen soal dan pembahasan UTS UAS; Dokumentasi rapat; Sistem
UTS dan UAS pada laman kuliah.itk.ac.id
Pengetahuan mahasiswa yang didapatkan selama menempuh mata kuliah Fisika Dasar 1 perlu
diketahui untuk memastikan indikator pembelajaran yang mereka haruskan tercapai. Cara untuk
mengetahui batas kemampuan mahasiswa ini adalah melalui suatu evaluasi pembelajaran. Sistem
53
evaluasi pembelajaran secara default dilakukan dua kali untuk satu semester, yaitu evaluasi tengah
semester dan evaluasi akhir semester. Bentuk evaluasi yang digunakan adalah sistem ujian tulis.
Namun di era pandemik seperti ini, tidak memungkinkan untuk melakukan ujian tulis secara
langsung di kampus. Oleh karena itu, diperlukanlah sistem evaluasi secara jarak jauh melalui situs
kuliah.itk.ac.id.
IV.1.2.1 Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan Dasar
Dalam hal pembuatan sistem evaluasi daring ini, penulis tidak bisa langsung menentukan secara
pribadi maupun dengan tim kurikulum TPB Fisika Dasar saja. Terlebih dahulu, penulis
membutuhkan masukan-masukan serta kesepakatan dengan seluruh dosen pengampu Fisika Dasar
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran Fisika Dasar ini. Hal ini berkaitan dengan nilai
akuntabilitas baik kepada para mahasiswa sebagai stakeholder, maupun kepada atasan sebagai
bentuk pertanggungjawaban atas nilai yang akan diberikan sebagai indikator capaian mahasiswa.
Selain itu, dengan menerapkan nilai anti-korupsi agar para dosen dapat segera memberikan
transparansi terhadap nilai yang diberikan pada mahasiswa sehingga tidak ada celah tawar menawar
nilai antara dosen dengan mahasiswa jika ada hal yang tidak dikehendaki.
Gambar IV.12 Diskusi bersama koordinator program studi Fisika yaitu Bapak Dian Mart
Shoodiqin, S.Si., M.Si. (24 Agustus 2020)
Pertama-tama, penulis berdiskusi dengan Bapak Dian Mart Shoodiqin, S.Si., M.Si. selaku
koordinator program studi Fisika dan juga atasan para dosen Fisika untuk meminta izin membuat
rapat kepada para pengampu Fisika Dasar. Beliau juga merupakan role model bagi penulis baik
sebagai seorang dosen senior maupun seorang atasan yang memberikan arahan terkait dengan
keputusan-keputusan selain hal akademis. Agenda rapat adalah untuk membahas sistem evaluasi
Fisika Dasar secara jarak jauh. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui keluhan-keluhan para
dosen pengampu yang selama ini telah melaksanakan pembelajaran Fisika Dasar. Penerapan nilai
54
etika publik serta sikap saling menghormati menurut nilai nasionalisme sangat penting ketika
berdiskusi dengan atasan agar dapat saling bertukar pikiran dengan tata krama yang baik.
Setelah mendapatkan persetujuan untuk mengadakan rapat bersama para dosen pengampu Fisika
Dasar I, kemudian penulis mempersiapkan jadwal untuk rapat tersebut. Penggunaan google
calendar sangat membantu penulis dalam melihat jadwal rekan-rekan dan menemukan jadwal yang
cocok untuk dilaksanakannya rapat prodi. Kemudian dengan menerapkan prinsip WOG, penulis
meminta bantuan kepada tenaga pendidik JSTPK untuk membuat undangan rapat prodi fisika.
Undangan rapat dikirimkan via google mail yang langsung terintegrasi dengan google calendar
para dosen sehingga mereka dapat diberikan notifikasi sesaat sebelum rapat dilaksanakan.
Gambar IV.13 Rapat bersama pembahasan sistem UTS dan UAS Fisika Dasar secara daring. (28
Agustus 2020)
Rapat berlangsung dengan khidmat walaupun secara jarak jauh melalui google meets. Para dosen
pengampu berkesempatan hadir seluruhnya sehingga dapat dilakukan langsung pembahasan sistem
UTS dan UAS secara daring. Selama rapat berlangsung, penulis tetap menaati aturan forum sesuai
dengan etika publik agar tidak menyela maupun tidak menyerang argumen-argumen yang diberikan
oleh para dosen. Hal ini sangat diperlukan agar pembahasan tidak menjadi panjang dan cepat
menemukan titik temu terhadap setiap pendapat yang diberikan. Penanaman nilai nasionalisme
tentang persatuan juga dapat membantu sikap saling menghormati agar tata krama selama rapat
berlangsung tetap dapat terjaga. Berdasarkan notulensi rapat, terdapat beberapa poin penting,
diantaranya adalah:
1) Pelaksanaan UTS dan UAS secara daring dilaksanakan dengan menggunakan sistem yang
disediakan oleh kuliah.itk.ac.id.
2) Pelaksanaan UTS dan UAS harus sinkronous, dimana mahasiswa harus hadir pada jam
55
ujian yang nanti ditentukan lebih lanjut.
3) Agar proses pemeriksaan hasil jawaban lebih mudah, pada sistem dapat digunakan grade
otomatis berdasarkan soal yang diberikan.
4) Bentuk soal berupa isian singkat dengan jawaban yang tidak membutuhkan tanda desimal,
ataupun tipe drag and drop text jika tipe soalnya adalah bentuk formulasi.
5) Selama ujian berlangsung, mahasiswa harus menyiapkan kertas dan pulpen sebagai bukti
pengerjaan yang nanti akan diunggah melalui sistem.
6) Mahasiswa diwajibkan mengunggah bukti pengerjaan agar para dosen dapat menilai tidak
hanya berdasarkan sistem, namun juga proses pengerjaan para mahasiswa tersebut.
Sistem evaluasi daring yang telah disetujui kemudian dipersiapkan oleh penulis. Sebelum membuat
sistem UTS dan UAS daring, terlebih dahulu penulis ingin mendapatkan contoh-contoh soal UTS
dan UAS dari beberapa tahun sebelumnya yang masih belum dituliskan lalu seluruhnya akan
direkap di penyimpanan daring. Selain itu, penulis juga membuat pembahasan soal UTS dan UAS
yang sebelumnya masih dalam tulisan-tulisan tangan untuk diketik agar dapat disimpan dalam
media penyimpanan daring. Hal ini bertujuan agar bank soal UTS dan UAS Fisika Dasar 1 dapat
tersimpan dengan baik, sehingga sewaktu-waktu soal-soal dan jawaban ini dibutuhkan untuk
akreditasi ataupun untuk memberikan kisi-kisi evaluasi, maka para dosen dapat dengan mudah
mengakses file tersebut secara daring melalui google drive.
Gambar IV.14 Soal UTS dan UAS versi digital. (1 September 2020)
Kegiatan ini erat kaitannya dengan penerapan WOG, dimana seluruh dosen dapat mengakses
dengan mudah kapanpun dimanapun mereka butuhkan bank soal ini. Seluruh pembahasan yang
telah diunggah juga dapat dikoreksi dan lebih transparan. Harapannya, para dosen pengampu Fisika
Dasar juga dapat memberikan masukan terhadap konten bank soal untuk UTS dan UAS selain dari
soal-soal UTS dan UAS tahun-tahun sebelumnya.
56
Gambar IV.15 Pembahasan soal UTS dan UAS versi digital. (2 September 2020)
Agar proses rekap soal dan pembahasan UTS dan UAS ini menjadi bernilai komitmen mutu,
penulis berusaha untuk menyelesaikannya secara efektif dengan menggunakan Equation Tools
yang tersedia pada pemroses dokumen Word. Equation Tools ini membantu dalam penulisan huruf-
huruf matematis dengan cepat karena hanya perlu memasukkan simbol-simbol yang tersedia,
berikut juga perintah-perintah tertentu untuk memunculkan simbol tersebut.
Gambar IV.16 Repositori daring soal UTS dan UAS serta pembahasannya di Google Drive. (3
September 2020)
Seluruh dokumen-dokumen yang sudah di-digitalisasi kemudian di unggah pada situs google
drive pada akun yang dimiliki oleh prodi Fisika. Tidak lupa juga penulis membagikan akses
google drive ini kepada para dosen pengampu Fisika Dasar dengan tujuan memberikan
kemudahan dalam hal mendukung pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Sebelumnya penulis
juga memberikan arahan agar seluruh dosen dapat menanamkan rasa tanggung jawab dan
mengupayakan kerjasamanya saat mengakses folder ini, agar tidak serta merta merubah tanpa
57
sepengetahuan admin situs Fisika sebagai penanggung jawab akun-akun Fisika.
Setelah soal-soal telah masuk ke dalam repositori daring, barulah konten dari sistem UTS dan UAS
dapat dilengkapi. Sistem UTS dan UAS daring ini dibuat di situs kuliah.itk.ac.id berbasis moodle
yang dapat diakses oleh seluruh dosen pengampu Fisika Dasar. Penulis juga telah melengkapi
aktivitas-aktivitas pembelajaran setiap pekannya sesuai dengan konten RPP yang telah disetujui
bersama. Pada pekan 8 dan pekan 16, akan diadakan evaluasi tengah semester dan akhir semester.
Sistem dari evaluasi yang sebelumnya telah disetujui melalui rapat kemudian dibuat oleh penulis
di dalam situs ini, bersama dengan soal-soal yang akan dimuat sebagai bahan evaluasi mahasiswa.
Gambar IV.17 Sistem UTS dan UAS daring yang dibuat pada halaman kuliah.itk.ac.id. (4
September 2020)
Sistem UTS dan UAS daring ini memiliki terbagi pada dua aktivitas, yaitu aktivitas berupa
pengisian jawaban secara sinkronous dan pengiriman bukti pengerjaan. Tujuannya adalah jika
terdapat mahasiswa yang mengalami permasalahan jaringan saat mengerjakan, mereka dapat
melampirkan bukti pengerjaannya berupa foto hasil pengerjaannya pada kertas tulis agar nilai tidak
58
serta merta langsung dikeluarkan oleh sistem dan dosen dapat memberikan nilai sesuai dengan
proses yang mereka jalani. Hal ini menjadi komitmen mutu sebagai seorang dosen kepada para
mahasiswa selaku stakeholder, agar mereka mendapatkan penilaian yang adil sesuai dengan
kemampuan mereka masing-masing.
Gambar IV.18 Contoh bentuk soal UTS dan UAS yang diberikan kepada mahasiswa. (4
September 2020)
Dalam hal ini, mahasiswa tidak dapat mengakses dengan cara memberikan restriction access pada
saat pengaturan dilakukan. Tujuannya adalah agar kerahasiaan soal UTS dan UAS ini dapat terjaga
hingga saat waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan nilai anti-korupsi, para dosen pengampu
termasuk penulis wajib merahasiakan bentuk soal maupun isi dari soal UTS dan UAS yang akan
diberikan kepada mahasiswa dan tidak boleh menerima apapun agar mahasiswa dapat melihatnya.
Penulis juga harus memastikan sebagai PIC web-learning dimana jika terjadi kebocoran soal, maka
akses dari dosen tersebut akan dicabut sehingga ke depannya saat soal telah diubah dosen tersebut
tidak dapat melihat sebagai konsekuensi kecurangan yang dia lakukan.
Sistem UTS maupun UAS daring yang telah dibuat belum dapat dipastikan berjalan dengan baik,
maka dari itu sudah sepatutnya ada ujicoba terhadap sistem yang baru ini. Seluruh dosen pengampu
diharapkan dapat mencoba sistem UTS dan UAS daring dengan tujuan mendapatkan respon jika
terdapat bug maupun kesalahan pada sistem. Penguji-cobaan sistem dilakukan langsung pada
halaman kuliah.itk.ac.id pada kelas daring yang telah dibuat oleh penulis.
59
Gambar IV.19 Pengujian hasil UTS dan UAS yang telah dilaksanakan melalui sistem moodle. (4
September 2020)
UTS dan UAS diuji coba dengan mengerjakan soal UTS dan UAS langsung pada sistem. Jika
seluruh soal telah dikerjakan pada sistem, maka terdapat tampilan hasil jawaban yang tertera sesuai
60
dengan Gambar IV.19 sehingga mahasiswa dapat mengecek kembali jawaban mereka sebelum
mengirimnya secara permanen pada sistem. Setelah mahasiswa yakin dengan jawabannya, mereka
dapat mengirimkan langsung kepada sistem dan mendapatkan summary dari hasil ujian seperti
Gambar IV.20, kemudian langsung diarahkan untuk mengirimkan bukti pengerjaan mereka dalam
bentuk file foto yang dimasukkan dalam file PDF dengan penamaan format tertentu.
Gambar IV.20 Pengujian sistem feedback setelah ujian diselesaikan dan sistem pengiriman bukti
pengerjaan. (4 September 2020)
Mahasiswa juga diberikan feedback setelah mereka selesai mengerjakan soal ujian. Untuk
pengiriman bukti, diberikan waktu kurang lebih 30 menit setelah mereka selesai mengerjakan agar
jika terdapat gangguan koneksi dsb, mereka memiliki banyak waktu untuk mencari solusinya.
Sistem ini merupakan portal pelayanan publik diperuntukkan bagi para mahasiswa bukan untuk
menyulitkan, tetapi untuk memudahkan proses pembelajaran. UTS dan UAS daring merupakan alat
ukur capaian pembelajaran seorang mahasiswa, dan diharapkan menjadi alat bantu bukan suatu
61
momok yang menyeramkan. Walaupun terbilang baru, sistem ujian jarak jauh ini sudah harus dapat
diterapkan seiring terus dilakukan perbaikan sebagai komitmen mutu bagi penulis sebagai
pengemban tugas PIC web learning untuk memberikan pelayanan publik terbaik.
IV.1.2.2 Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini memberikan integrasi dari sistem pembelajaran serta evaluasi secara daring. Selain itu
kegiatan ini juga membantu para dosen jika mereka membutuhkan contoh-contoh soal karena sudah
masuk di dalam repositori. Dalam kegiatan ini merupakan wujud dalam memberikan layanan
pendidikan tinggi yang prima dengan berdasarkan prinsip pengelolaan organisasi yang transparan,
akuntabel, responsibel, adil dan kredibel, sesuai dengan visi ITK yaitu menjadi perguruan tinggi
yang menghasilkan karya unggul dan berperan aktif dalam pengembangan potensi daerah
Kalimantan pada tahun 2035. Kegiatan ini juga berperan sebagai pengemban misi ITK yang
pertama adalah memberikan layanan pendidikan tinggi yang prima dengan berdasarkan prinsip
pengelolaan organisasi yang transparan, akuntabel, responsibel, adil dan kredibel.
IV.1.2.3 Penguatan Nilai Organisasi
Selama kegiatan ini berlangsung, kerahasiaan terhadap bentuk soal serta konten dari UTS dan UAS
menjadi tanggung jawab penuh para dosen pengampu Fisika Dasar. Hal ini sesuai dengan nilai
organisasi yang dipegang oleh ITK, yaitu beriman dan bertakwa tertuang dalam SPECTA.
Seseorang yang beriman dan bertakwa harus bisa jujur dan mampu memegang amanahnya. Oleh
karena itu, para dosen pengampu terutama penulis dapat menerapkan nilai organisasi ini baik saat
kegiatan berlangsung, maupun sampai nanti proses pembelajaran selesai. Selain itu, dengan adanya
persetujuan dari hasil rapat terkait dengan pelaksanaan sistem UTS Dan UAS daring, hal ini
menguatkan solidaritas dari para dosen pengampu.
IV.1.2.4 Analisis Dampak Kegiatan
Kegiatan pembuatan sistem evaluasi ini tidak hanya berdampak pada penulis pribadi tetapi juga
para dosen pengampu Fisika Dasar secara umum. Selama merekap soal UTS dan UAS lalu
membuat repositori daring untuk seluruh soal dan pembahasan UTS dan UAS, penulis terus
berkoordinasi agar para dosen dapat mengecek hasil rekapan tersebut. Dengan menerapkan nilai
akuntabilitas, maka seluruh proses-proses perekapan soal serta pembuatan sistem UTS dan UAS
secara daring dapat dipertanggung jawabkan baik kepada ketua prodi maupun kepada tim
pengembang kurikulum Fisika Dasar. Sikap saling menghormati berdasarkan nilai nasionalisme
antar dosen pengampu terutama penulis sebagai pemimpin agenda rapat sangat diperlukan agar
perdebatan antara sistem UTS dan UAS daring tidak berlangsung alot dan cepat menemukan
solusinya. Selama kegiatan berlangsung, penulis juga tidak mengindahkan nilai etika publik
terutama saat berbicara kepada atasan maupun saat forum diskusi berlangsung. Penguji-cobaan
62
sistem evaluasi daring merupakan tekad penulis untuk menanamkan nilai komitmen mutu, agar
para mahasiswa tidak mendapatkan banyak kendala saat pengerjaan UTS maupun UAS nantinya.
Kejujuran sebagai nilai anti-korupsi wajib diemban selama melaksanakan kegiatan ini, terutama
agar tidak membocorkan rahasia terkait dengan soal-soal UTS dan UAS daring yang dibuat.
IV.1.2.5 Kesimpulan dan Rekomendasi
Dari hasil kegiatan ini dapat disimpulkan bahwa pembuatan sistem UTS dan UAS daring ini dapat
membantu para dosen pengampu untuk mengukur pemahaman mahasiswanya secara jarak jauh.
Selain itu dengan adanya repositori daring yang dibuat, para dosen pengampu dapat terbantu untuk
melihat bagaimana bentuk-bentuk soal yang akan diujikan sehingga mereka mendapatkan referensi
untuk memberikan soal-soal latihan kepada para mahasiswanya sebelum melaksanakan UTS dan
UAS daring. Agar sistem UTS dan UAS darig ini lebih baik, ke depannya perlu juga dipantau agar
mahasiswa dapat mengerjakan secara on-cam dan dosen dapat memantau selama pengerjaan,
sehingga dapat memastikan bahwa mahasiswa mengerjakan evaluasi secara jujur sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki.
IV.1.3 Pelaksanaan Kegiatan 3
Kegiatan Mengadakan webinar untuk sosialisasi sistem e-learning Fisika Dasar
I dan pemberian motivasi pembelajaran daring kepada mahasiswa TPB
Tanggal Pelaksanaan 07 September - 18 September 2020
Output Kegiatan Poster publikasi webinar; Bukti kehadiran mahasiswa; Dokumentasi
berupa video rekaman kegiatan webinar (via YouTube)
Sistem pembelajaran jarak jauh Fisika Dasar 1 melalui laman kuliah.itk.ac.id yang telah dibuat
sedemikian rupa belum tentu dipahami oleh seluruh mahasiswa. Sistem navigasi dari situs ini masih
belum sempurna, karena belum tersedia kontak jika membutuhkan troubleshooting kepada admin.
Situs ini masih dalam tahap pengembangan dan membutuhkan waktu hingga seluruh fitur untuk
pelayanan pembelajaran tersedia. Selain itu, mahasiswa tahun pertama merupakan mahasiswa yang
baru mengenal dunia kampus dan perlu waktu untuk beradaptasi terhadap proses pembelajaran
yang akan mereka tempuh selama kuliah di ITK. Ditambah lagi, para mahasiswa memiliki latar
belakang kemampuan mengoperasikan teknologi yang berbeda, karena terdapat mahasiswa dari
beberapa daerah yang agak tertinggal tidak memiliki ketersediaan teknologi yang sama dengan
mahasiswa dari daerah yang sudah lebih maju. Oleh karena itu, dibutuhkan sosialisasi e-learning
dengan tujuan mengenalkan situs kuliah.itk.ac.id serta sistem pembelajaran jarak jauh untuk mata
kuliah Fisika Dasar 1 yang mereka tempuh selama 1 semester. Tidak hanya itu, tahapan kegiatan
ini juga bertujuan untuk memberikan motivasi mengenai kiat-kiat sukses belajar Fisika, karena
selama ini Fisika terbilang ‘angker’berkaitan dengan banyaknya rumus-rumus dan perhitungan.
63
IV.1.3.1 Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan Dasar
Setelah dipastikan seluruh konten pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1 sudah siap, maka barulah
sosialisasi dapat dilakukan. Pertama-tama, materi untuk sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1 dibuat
berdasarkan konten pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1 pada laman kuliah.itk.ac.id. Pembuatan
slide sebagai bahan tayang sosialisasi ini berisikan hal-hal teknis terkait dengan pelaksanaan
pembelajaran mata kuliah Fisika Dasar 1 secara jarak jauh, terkait dengan kegiatan pembelajaran,
deskripsi konten pembelajaran, serta teknis pelaksanaan setiap aktivitas pembelajaran. Dengan
menerapkan nilai komitmen mutu, slide PPT didesain sebaik mungkin agar para mahasiswa dapat
memahami materi sosialisasi yang diberikan.
Gambar IV.21 Konten pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1 di laman kuliah.itk.ac.id. (7
September 2020)
Setelah mempersiapkan materi apa yang akan diberikan pada sosialisasi kepada mahasiswa, penulis
berkonsultasi terlebih dahulu dengan mentor serta ketua tim pengembang kurikulum Fisika Dasar
sebagai wujud transparansi dan tanggung jawab dari konten sosialisasi e-learning yang akan
diberikan kepada mahasiswa.
64
Gambar IV.22 Bahan tayang sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1. (8 September 2020)
Penulis banyak menerapkan nilai-nilai etika publik selama berkomunikasi dengan mentor dan ketua
tim pengembang kurikulum Fisika Dasar. Dukungan juga diberikan agar pelaksanaan sosialisasi
lancar dan tidak ada kendala.
Gambar IV.23 Komunikasi dengan mentor dan ketua tim pengembang kurikulum Fisika Dasar. (9
September 2020)
Selain mempersiapkan bahan konten dari e-learning, penulis juga menghubungi narasumber-
narasumber yang akan mengisi acara webinar sosialisasi tersebut. Pertama-tama penulis
menghubungi Bapak Agus Rifani, S.Si., M.Sc. sebagai dosen Fisika yang paling senior di ITK dan
memiliki pengalaman cukup banyak terkait dengan bidang pengajaran Fisika. Oleh karena itu,
penulis merasa beliau dapat memberikan saran dan motivasi dalam belajar Fisika agar sukses
memahami materi-materi yang disampaikan oleh para dosen. Selain Bapak Agus, penulis juga
menghubungi rekan yang bertugas membuat dan mengembangkan basis sistem e-learning
menggunakan moodle danyaitu Bapak Muchammad Chandra Cahyo Utomo, M.Kom. Hal-hal
teknis yang tidak dimengerti oleh penulis mengenai dasar dari sistem moodle akan dijelaskan oleh
beliau. Koordinasi terhadap kedua narasumber dilakukan untuk menentukan jadwal sosialisasi,
65
merupakan bentuk penerapan nilai persatuan dalam nasionalisme serta dalam komunikasi tetap
tidak mengindahkan etika publik kepada atasan dan rekan sejawat.
Gambar IV.24 Koordinasi dengan para narasumber pengisi acara webinar sosialisasi e-learning.
(10 September 2020)
Berdasarkan hasil koordinasi tersebut, disetujui bahwa webinar akan dilakukan 3 hari sebelum
pelaksanaan kuliah dimulai, yaitu hari jum’at tanggal 18 September 2020. Hal ini berkenaan dengan
selesainya kegiatan orientasi ITK yaitu SPIN-ETAM serta masih dalam masa perwalian semester
Ganjil TA 2020/2021. Undangan untuk para narasumber dikirimkan melalui google mail yang
langsung terintegrasi dengan google calendar. Namun penulis juga memastikan sebelum hari
pelaksanaan agar para narasumber tidak lupa dengan kegiatan sosialisasi tersebut secara manual.
Gambar IV.25 Koordinasi dengan UPT TIK ITK untuk peminjaman ruangan zoom meeting. (11
September 2020)
Untuk melaksanakan sosialisasi e-learning, penulis membutuhkan bantuan kerjasama dari UPT
TIK ITK yang diketuai oleh Bapak Tegar Palyus Fiqar, S.T., M.Kom. Berhubung beliau sedang
tidak berada di kampus, oleh karena itu komunikasi dilakukan via whatsapp untuk memastikan
ruangan zoom meeting pada saat jadwal pelaksanaan sosialisasi dapat digunakan. Hal ini berkenaan
dengan jumlah peserta yang kemungkinan besar mencapai 900 orang lebih jika seluruh mahasiswa
TPB hadir pada sosialisasi ini. Setelah jadwal disetujui, Bapak Tegar kemudian menghubungi
teknisi penanggung jawab akun zoom ITK yaitu Mas Ridho. Berdasarkan hasil komunikasi,
66
ternyata ruangan zoom dapat digunakan sekitar pukul 15.30 ke atas, berkaitan dengan adanya
pertemuan lain yang dilaksanakan pada hari yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan
WOG di ITK cukup baik dan terstruktur, sehingga penulis dapat mengintegrasikan program
sosialisasi sesuai dengan jadwal yang dimiliki oleh ITK.
Setelah memastikan jadwal pelaksanaan sosialisasi kepada UPT TIK, berikutnya penulis
membutuhkan bantuan untuk menginformasikan kepada para mahasiswa TPB terkait dengan
rencana sosialisasi tersebut. Dengan melakukan koordinasi kepada tim Humas ITK yang dipimpin
oleh Ibu Diah Arlita Oktaviany. Beliau memberikan arahan untuk menghubungi langsung kepala
pusat (kapus) TPB, Ibu Primadina Hasanah, S.Si., M.Sc. Kemudian setelah menghubungi Kapus
TPB, beliau menyambut baik rencana sosialisasi dan memberikan saran untuk segera membuat
poster publikasi untuk disebarkan kepada para mahasiswa TPB semasa mereka masih menjalani
orientasi kampus. Momen orientasi ini tidak ingin dilewatkan oleh penulis, oleh karena itu setelah
mendapatkan persetujuan dari Kapus TPB, penulis langsung membuat poster publikasi agar
sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Koordinasi yang baik ini sekali lagi membuktikan bahwa penerapan WoG di ITK
berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur.
Gambar IV.26 Koordinasi dengan pimpinan tim Humas ITK dan Kapus TPB untuk memberikan
informasi terkait sosialisasi e-learning kepada para mahasiswa TPB. (11 September 2020)
Selama melakukan koordinasi dengan UPT TIK, tim Humas, maupun Kapus TPB ITK, penulis
tidak lupa untuk menerapkan nilai-nilai etika publik. Selain itu, penulis dari nilai anti-korupsi
bahwa setiap koordinasinya penulis melakukan secara transparan dan sesuai dengan prosedur.
Poster publikasi dibuat sendiri oleh penulis dengan menerapkan nilai komitmen mutu, dimana
kreatifitas dibutuhkan untuk membuat poster publikasi yang menarik. Poster kemudian dikirimkan
kepada kepala Kapus TPB sebagai bentuk dari tanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan.
67
Gambar IV.27 Poster publikasi sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1. (14 September 2020)
Pelaksanaan webinar ini dibantu oleh seorang mahasiswi sebagai MC dan moderator untuk
membantu menjembatani para narasumber dengan peserta webinar. Melalui zoom meeting yang
disediakan oleh ITK, kegiatan webinar terlaksana pada hari jum’at tanggal 18 September 2020
pukul 16.00 – 17.45 WITA. Narasumber pertama yang memberikan materi adalah Bapak Agus
Rifani, S.Si., M.Sc. Beliau membawakan materi tentang kiat-kiat belajar Fisika dan tips bagaimana
menyelesaikan persoalan-persoalan Fisika. Kemudian materi dilanjutkan dengan pengenalan
sistem e-learning moodle oleh Bapak M. Chandra Cahyo Utomo, M.Kom. Narasumber terakhir
adalah penulis sendiri yang telah membuat sistem e-learning untuk Fisika Dasar 1, bertujuan untuk
mengenalkan sistem pembelajaran jarak jauh yang akan diterapkan selama satu semester.
Gambar IV.28 Kegiatan sosialisasi e-learning Fisika Dasar 1 kepada mahasiswa TPB. (18
68
September 2020)
Kehadiran peserta pada webinar menurut absensi yang diberikan saat sesi sosialisasi berlangsung
adalah sebanyak 488 mahasiswa melalui google form. Sebagai bukti bahwa tidak ada data
manipulasi, setiap responden dari google form akan diambil alamat e-mailnya dan mereka juga
mendapatkan bukti telah mengikuti webinar ini. Hal ini menjadi penerapan nilai akuntabilitas
sebagai bentuk pertanggungjawaban penulis terhadap Kapus TPB.
Gambar IV.29 Absensi kehadiran dari google form yang tertulis pada google spreadsheet. (18
September 2020)
Tidak hanya itu, di tengah sesi sosialisasi dibuat sebuah polling dari dua pertanyaan terkait dengan
ilmu Fisika. Pertama-tama, ditanyakan bagaimana para mahasiswa mendeskripsikan Fisika
menggunakan satu kata. Berdasarkan hasil polling pada Gambar IV.30, diketahui bahwa kata-kata
yang paling sering keluar adalah rumit, menantang, menyenangkan, susah, membingungkan, dll.
Hal ini menunjukkan bahwa Fisika masih menjadi momok sebagai ilmu sains yang cenderung rumit
dan berkaitan dengan banyak rumus yang membuat banyak mahasiswa kesulitan.
69
Gambar IV.30 Hasil polling mengenai kata-kata yang mendeskripsikan ilmu Fisika bagi para
mahasiswa TPB.
Polling kedua berkaitan dengan pandangan para mahasiswa tentang Fisika. Berbeda dengan polling
sebelumnya, jawaban dari polling ini sudah diatur menjadi 4 jawaban, yang dapat dilihat pada
Gambar IV.31. Hasil polling ini menunjukkan bahwa hampir setengah dari mahasiswa mengatakan
bahwa asik atau tidaknya belajar Fisika lebih tergantung kepada guru pengajarnya. Hal ini menjadi
refleksi bagi penulis dan dosen pengampu lain bahwa menjadi dosen Fisika haruslah dapat
memberikan pengajaran yang berkualitas dengan mengedepankan pencapaian mahasiswa.
Seluruh hasil polling ini dapat segera dilihat oleh mahasiswa sebagai bentuk transparansi pembuat
acara dengan para peserta webinar. Dengan begitu, mahasiswa dapat melihat refleksi teman-teman
maupun diri mereka sendiri atas pendapatnya tentang Fisika. Artinya, para dosen pengampu nanti
haruslah mengubah bayangan mahasiswa terhadap Fisika agar lebih menyenangkan dan lebih
atraktif. Fisika merupakan pelajaran tentang kehidupan dan gejala-gejala yang ada di alam semesta.
Dengan memahami Fisika, kita dapat lebih mengenal asal kita bahkan kita dapat memprediksi
bagaimana akhir dari alam semesta ini berdasarkan keteraturan-keteraturan dari Hukum Fisika.
70
Gambar IV.31 Hasil polling mengenai pandangan mahasiswa terhadap Fisika. (18 September
2020)
Agar mahasiswa yang berhalangan hadir pada sesi webinar dapat menonton kembali sehingga
mereka dapat mengikuti pembelajaran Fisika jarak jauh nantinya, rekaman video webinar diunggah
ke kanal youtube milik Fisika ITK. Hal ini juga berkenaan dengan sikap keadilan sosial bagi para
mahasiswa, sebagai bagian dari nilai nasionalisme. Mungkin saja mahasiswa yang berhalangan
hadir karena sakit atau tidak memiliki koneksi internet yang bagus, padahal materi yang diberikan
sangatlah penting untuk menunjang proses pembelajaran jarak jauh yang akan dijalaninya selama
satu semester.
Gambar IV.32 Hasil polling mengenai pandangan mahasiswa terhadap Fisika. (18 September
71
2020)
IV.1.3.2 Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengarahan kepada para mahasiswa TPB agar mereka
dapat melaksanakan pembelajaran jarak jauh terutama untuk mata kuliah Fisika Dasar 1 dengan
lancar. Walaupun pada praktiknya mungkin mereka masih akan mengalami beberapa kendala,
namun setidaknya dengan adanya sosialisasi ini para mahasiswa dapat mengetahui alur
pembelajaran jarak jauh yang telah dibuat sedemikian rupa. Kegiatan ini selaras dengan visi ITK
yaitu menjadi perguruan tinggi yang menghasilkan karya unggul dan berperan aktif dalam
pengembangan potensi daerah Kalimantan pada tahun 2035 serta memberikan penguatan terhadap
misi organisasi ITK yaitu memberikan layanan pendidikan tinggi yang prima dengan berdasarkan
prinsip pengelolaan organisasi yang transparan, akuntabel, responsibel, adil dan kredibel.
IV.1.3.3 Penguatan Nilai Organisasi
Kegiatan ini merupakan wadah bagi para mahasiswa untuk mendapatkan pengarahan yang baik
dari penulis selaku penanggung jawab konten e-learning. Tidak hanya itu, dengan adanya kekuatan
motivasi yang diberikan oleh narasumber, maka diharapkan nilai-nilai solid, peduli, cerdas,
beriman dan bertakwa (SPECTA) tertanam dalam benak mahasiswa. Kegiatan ini menguatkan nilai
terutama solid, peduli, dan cerdas baik kepada para narsumber maupun kepada para mahasiswa
sebagai objek utama dalam dunia kampus.
IV.1.3.4 Analisis Dampak Kegiatan
Saat sesi webinar berlangsung, banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang dilemparkan oleh para
peserta webinar yang mengindikasikan bahwa hasil sosialisasi ini memiliki dampak yang positif
dan mahasiswa juga turut aktif mengikuti webinar ini. Kegiatan webinar untuk sosialisasi ini tidak
hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bertanya seputar e-learning saja, tetapi juga
ada yang bertanya seputar bagaimana belajar Fisika secara efektif dan mudah memahami ilmu
Fisika. Oleh karena itu, webinar ini dapat mendukung terciptanya jalinan komunikasi awal yang
baik dari para mahasiswa kepada para dosen narasumber. Bagi penulis sendiri, dengan menerapkan
nilai ANEKA selama kegiatan ini berlangsung, seperti absensi kehadiran para peserta webinar serta
video dokumentas sebagai bentuk akuntabilitas berjalannya acara, kerjasama yang dilakukan
bersama para narasumber dan unit-unit yang terkait sebagai nilai nasionalisme, koordinasi yang
dilakukan menjadi lebih baik dan teratur sesuai dengan pelajaran etika publik, pembuatan materi
bahan tayang yang efektif dan efisien menurut nilai komitmen mutu, serta transparansi pada setiap
proses kegiatannya sebagai nilai anti korupsi.
IV.1.3.5 Kesimpulan dan Rekomendasi
72
Kegiatan webinar ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk menjalankan proses
pembelajaran jarak jauh mata kuliah Fisika Dasar pada semester ganjil 2020/2021 dengan baik.
Webinar dilaksanakan dengan lancar dan output yang jelas, dimana dapat dilihat pada lama youtube
akun Fisika ITK. Adapun rekomendasi yang dapat diberikan adalah agar para dosen pengampu
dapat juga memberikan arahan jika terdapat kendala-kendala selama proses pembelajaran jarak
jauh berlangsung.
IV.1.4 Pelaksanaan Kegiatan 4
Kegiatan Membuat kuisioner untuk pembelajaran daring bagi para mahasiswa
dan dosen pengampu dan mempersiapkannya untuk akhir semester
Tanggal Pelaksanaan 21 September - 25 September 2020
Output Kegiatan Form kuisioner akhir semester untuk mahasiswa dan dosen
terintegrasi di laman kuliah.itk.ac.id
Sistem pembelajaran e-learning yang baru diterapkan semester ini tentu masih memiliki banyak
kekurangan. Situs yang digunakan juga masih dalam tahap pengembangan dan beberapa bug masih
kerap kali ditemukan selama diakses. Hal ini juga dirasakan oleh penulis sebagai pengisi konten
pada situs kuliah.itk.ac.id. Oleh karena itu, perlu adanya suatu timbal balik agar sistem
pembelajaran e-learning ini dapat terus ditingkatkan dan diperbaiki. Kuisioner merupakan salah
satu metode pengumpulan data sampel secara acak berdasarkan suatu populasi sebagai objek yang
diteliti, berisikan pertanyaan-pertanyaan singkat yang akan dijawab oleh responden. Jawaban-
jawaban dari responden sebagai data haruslah dirahasiakan dari orang lain, baik terkait identitas
responden maupun isi dari setiap poin jawaban. Sebagai bentuk kejujuran yang terkandung dalam
nilai anti-korupsi, penulis harus menjaga kerahasiaan dari jawaban kuisioner tersebut.
IV.1.4.1 Keterkaitan dengan Substansi Mata Pelatihan Dasar
Keterbatasan waktu dalam membuat perkuliahan jarak jauh pada sistem yang baru ini cenderung
menghasilkan berbagai kesalahan. Selain membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan mempelajari
sistem, penulis juga membutuhkan waktu untuk membuat konten pembelajaran daring. Dalam
pelaksanaan kuliah nanti, baik dari pihak mahasiswa maupun tenaga pengajar pasti akan mengalami
kesulitan. Oleh karena itu, berdasarkan prinsip keadilan menurut sila kelima, perlu dilihat sudut
pandang dari mahasiswa maupun dari dosen pengampu. Dengan melakukan konsultasi bersama
mentor serta melakukan diskusi dengan pak Yohanes Dwi Saputra, S.Si., M.Si. sebagai senior yang
sudah lama mengampu mata kuliah Fisika Dasar, penulis dapat memiliki pandangan menurut
tenaga pengajar.
73
Gambar IV.33 Konsultasi dengan mentor untuk pembuatan kuisioner. (21 September 2020)
Gambar IV.34 Diskusi dengan salah seorang dosen Fisika (Yohannes Dwi Saputra, S.Si., M.Si)
untuk pembuatan kuisioner. (21 September 2020)
Draft kuisioner dibentuk berdasarkan dua kriteria, yaitu dari segi pengalaman pengguna dan konten
pembelajaran e-learning yang disediakan. Selama melakukan konsultasi, penulis menerapkan etika
publik yang baik terhadap atasan serta nilai komitmen mutu saat proses penyusunan draft kuisioner.
Dari hasil konsultasi tersebut, diperolehlah draft kuisioner untuk mahasiswa dan dosen. Terdapat
sekitar 35 pertanyaan, dengan rincian 10 pertanyaan untuk pengalaman pengguna serta 25
pertanyaan terkait dengan pembelajaran e-learning. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuisioner
tidak dibuat panjang, agar responden tidak malas untuk mengisi kuisioner tersebut.
74
Gambar IV.35 Draft kuisioner untuk mahasiswa dan dosen pengampu Fisika Dasar 1. (22
September 2020)
Seluruh kegiatan untuk membuat draft kuisioner ini sangat memperhatikan nilai komitmen mutu,
agar pembuatan kuisioner ini betul-betul efektif dengan output yang jelas dibutuhkan bagi
pengembang situs e-learning Fisika. Peran dosen sebagai pelayan publik mewajibkan kita untuk
terus meningkatkan kualitas pelayanan yang kita berikan melalui timbal balik yang diberikan oleh
para mahasiswa sebagai konsumen jasa yang diberikan oleh kampus.
75
Gambar IV.36 Jajak pendapat draft kuisioner sistem pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1
kepada para dosen pengampu. (23 September 2020)
Gambar IV.37 Pengiriman draft kuisioner sistem pembelajaran e-learning Fisika Dasar 1 serta
progress kegiatan aktualisasi kepada mentor. (24 September 2020)
Setelah menyelesaikan draft kuisioner, kemudian dilakukanlah jajak pendapat kepada para dosen
pengampu Fisika Dasar 1. Tujuannya adalah untuk memberikan masukan terkait dengan kuisioner
pembelajaran yang akan diterbitkan bagi para mahasiswa. Untuk para dosen, draft kuisioner hanya
dikonsultasikan dengan mentor dan tim pengembang kurikulum Fisika Dasar 1. Dengan semangat
kerjasama dan gotong royong, hasil pendapat para dosen membangun agar kuisioner dapat
diberikan hanya akhir semester saja.
76
Gambar IV.38 Pembuatan kuisioner secara digital menggunaan google form. (24 September
2020)
Untuk menjamin nilai akuntabilitas dari kuisioner yang diberikan lebih transparan dan dapat
dipertanggung-jawabkan, maka kuisioner ini dibuat secara daring dengan memanfaatkan google
form. Selain itu, hal ini juga menjamin kejujuran terhadap kuisioner yang telah di-digitalisasi. Data-
data akan langsung terkirim pada spreadsheet dan dapat dilihat langsung oleh tim pengembang
kurikulum, sehingga tidak ada celah untuk memanipulasi data berdasarkan nilai anti-korupsi.
Kemudian kuisioner ini di-embedkan pada sistem kuliah.itk.ac.id pada akhir semester, seperti
terlihat pada Gambar IV.39. Pengumuman untuk mengisi kuisioner selanjutnya akan diberitakan
77
melalui UPT TIK dan tim Humas ITK, sesuai dengan integrasi pekerjaan menurut WoG di ITK.
Gambar IV.39 Kuisioner langsung diintegrasikan ke dalam sistem kuliah.itk.ac.id. (24 September
2020)
IV.1.4.2 Kontribusi terhadap Visi Misi Organisasi
Pembuatan kuisioner untuk pembelajaran daring mata kuliah Fisika Dasar 1 ini merupakan
tindakan penulis sebagai bagian dari organisasi ITK untuk mewujudkan visi organisasi, yaitu
menjadi perguruan tinggi yang menghasilkan karya unggul dan berperan aktif dalam
pengembangan potensi daerah Kalimantan pada tahun 2035. Dengan adanya timbal balik dari
78
mahasiswa sebagai stakeholder, maka perbaikan mutu pendidikan dapat terus dilakukan. Kegiatan
ini juga sejalan dengan misi yang diemban oleh organisasi, yaitu memberikan layanan pendidikan
tinggi yang prima dengan berdasarkan prinsip pengelolaan organisasi yang transparan, akuntabel,
responsibel, adil dan kredibel.
IV.1.4.3 Penguatan Nilai Organisasi
Tahapan-tahapan kegiatan yang dijalani penulis selama pembuatan kuisioner secara daring ini
dapat meningkatkan terutama solid, peduli, dan cerdas, sesuai dengan nilai yang dipegang teguh
oleh ITK. Kuisioner ini merupakan cara mahasiswa untuk dapat berkontribusi membangun suasana
perkuliahan yang kondusif serta didukung fasilitas-fasilitas yang memadai, termasuk sistem e-
learning fisika dasar. Selain itu, hal ini juga akan berdampak pada profesionalitas dosen sebagai
penanggung jawab konten-konten yang ada dalam kelas daring. Dengan begitu, ITK dapat
mencetak insan-insan yang cerdas dan memiliki sikap-sikap yang menunjukkan seseorang yang
beriman dan bertaqwa.
IV.1.4.4 Analisis Dampak Kegiatan
Dari kegiatan pembuatan kuisioner ini, dampak pada organisasi ke depannya adalah pengembangan
sistem pendidikan yang berkualitas dengan adanya peran aktif dari seluruh civitas akademika ITK,
sehingga ITK dapat menjadi kampus yang siap menghadapi era revolusi industri 4.0. Kuisioner ini
dapat menjadi acuan pengembangan sistem e-learning, terutama mata kuliah Fisika Dasar sebagai
mata kuliah wajib tahun pertama. Walau era pandemik nanti akan berakhir, tetapi sistem
pembelajaran asinkronous yang disediakan oleh ITK dapat terus digunakan, bahkan jika
memungkinkan dapat memberikan kesempatan bagi pelajar-pelajar dari luar kampus ITK untuk
dapat mengambil mata kuliah Fisika Dasar secara asinkronous dari ITK. Untuk itu, kuisioner ini
sangat penting untuk mencapai kampus ITK yang go-digital.
IV.1.4.5 Kesimpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan ini, dapat disimpulkan bahwa pembuatan kuisioner
memiliki andil besar pada perbaikan kualitas layanan pendidikan. Ditambah lagi, sistem
pembelajaran e-learning yang akan diterapkan ini masih sangat baru, sehingga kemungkinan besar
kendala-kendala akan ditemukan selama perkuliahan jarak jauh berlangsung. Dengan adanya
timbal balik dari mahasiswa, maka diharapkan konten-konten dapat diramu lebih matang dan
disesuaikan dengan saran-saran yang diberikan. Inovasi-inovasi dalam perbaikan layanan harus
rutin dilakukan sesuai dengan nilai dasar komitmen mutu. Selain dari mahasiswa, kuisioner ini juga
dibuat untuk para dosen pengampu agar perbaikan sistem tidak hanya dari segi pelayanan pendidika
kepada mahasiswa, namun juga dari segi pengajar yang akan memberikan kuliah. Seiring dengan
meningkatnya fasilitas pendidikan, maka tentu kualitas lulusan juga akan meningkat dan
79
harapannya dapat membawa nama ITK ke kancah internasional.
IV.2 Kendala dan Strategi
No Kegiatan Kendala Strategi
1
Membuat video
pembelajaran dan latihan
soal untuk e-learning untuk
materi Besaran dan Satuan.
Alat perekaman video
belum tersedia dari prodi
Fisika
Peminjaman alat perekaman
video kepada tim mahasiswa
2
Membuat sistem evaluasi
semester Fisika Dasar I
daring.
Menentukan waktu rapat
yang cocok untuk semua
dosen
Menggunakan google
calendar untuk integrasi
jadwal kegiatan para dosen
3
Mengadakan webinar
untuk sosialisasi sistem e-
learning Fisika Dasar I dan
pemberian motivasi
pembelajaran daring
kepada mahasiswa TPB.
Ruangan zoom meeting
yang hanya bisa digunakan
30 menit sebelum acara
dimulai.
Memberikan pengarahan
kepada para narasumber
untuk dapat hadir tepat
waktu 30 menit sebelum
acara dan melakukan
persiapan.
4
Membuat kuisioner untuk
pembelajaran daring bagi
para mahasiswa dan dosen
pengampu dan
mempersiapkannya untuk
akhir semester.
Belum adanya referensi
untuk membuat kuisioner
yang ditujukan untuk
tenaga pengajar.
Melakukan diskusi bersama
dosen senior untuk
mendapatkan gambaran
terkait kuisioner untuk
dosen.
IV.3 Role Model
Pemimpin yang baik tidak hanya memberikan perintah saja, tetapi harus mencontohkan dan
membimbing hingga menjadi pekerja yang dewasa. Itulah yang tergambar oleh penulis saat
berdiskusi dengan Bapak Dian Mart Shoodiqin, S.Si., M.Si. Beliau adalah seorang panutan (role
model) penulis selama menjalani karir sebagai seorang dosen di ITK, khususnya di program studi
Fisika. Cara beliau berkomunikasi dan menyatukan ego yang mungkin timbul di antara dosen-
dosen Fisika sangat lihai. Walaupun usianya masih tergolong muda, tetapi sifat kepemimpinannya
sudah cukup dewasa.
Jarang sekali di Universitas lain, bahkan di program studi lain yang memiliki koordinator program
studi seperti Bapak Dian Mart Shoodiqin, S.Si., M.Si. Sikapnya yang santai tetapi selalu
80
mengedepankan capaian pekerjaan timnya, membuat dirinya memiliki keunikan sendiri dalam
memimpin program studi Fisika. Beliau juga tidak pernah memarahi anak buahnya, akan tetapi
memberikan arahan dan motivasi yang penting untuk menyelesaikan pekerjaan karena semua yang
tugas yang diberikan adalah untuk kemajuan bersama.
Gambar IV.40 Momen saat berdiskusi dengan koordinator program studi Fisika.
Di luar lingkungan kerja, beliau juga tidak segan untuk bercengkrama bersama para dosen-dosen
lainnya. Selain humoris, beliau juga memiliki bakat dalam menyanyikan musik dangdut yang
sesekali menghibur para dosen saat berkumpul. Di balik itu semua, beliau juga telah menyiapkan
strategi untuk memajukan program studi Fisika yang sangat baik. Terbukti saat ini program studi
Fisika ITK sudah lebih produktif dalam hal riset, serta peminat dari prodi ini melonjak pada PMB
tahun 2020 ini. Capaian-capaian yang telah beliau raih tentu harus diteruskan oleh seseorang nanti,
jika beliau ingin melanjutkan studi doktoralnya nanti. Penulis berharap agar beliau bisa lebih
memimpin ITK ke depannya tanpa melupakan gaya kepemimpinannya sekarang ini.
Berikut adalah sekilas biodata beliau:
Nama : Dian Mart Shoodiqin, S.Si., M.Si.
NIP/NIDN : 198803212019031010
Tempat, tanggal lahir : Lumajang, 21 Maret 1988
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : Penata Muda Tk.1/ III b
Perguruan Tinggi : Institut Teknologi Kalimantan
Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta km.15, Karang Joang, Balikpapan Utara,
Kalimantan Timur
Telepon : 0542-8530801, Fax: 0542-8530800
Alamat Rumah : Jl. Pondok kelapa permai II blok cc/17, Duren Sawit, Jakarta Timur
Telepon : 0858-5187-3511
E-mail : dianms@lecturer.itk.ac.id
81
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
V.1.1 Kesimpulan Umum
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi adalah cara bagi seorang CPNS untuk menerapkan dan
menginternalisasi nilai-nilai dasar yang terdiri dari lima aspek, yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme,
Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Harapannya, nilai-nilai ini terus
diamalkan selama PNS melaksanakan tugasnya sebagai pelayan publik sesuai dengan kedudukan
dan perannya di Institusi tempat dia ditugaskan.
V.1.2 Kesimpulan Khusus
Berdasarkan kegiatan-kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan oleh penulis, kesimpulan yang dapat
diambil adalah sebagai berikut:
1. Video pembelajaran dan soal-soal latihan digital pada sistem e-learning milik ITK yaitu
kuliah.itk.ac.id telah berhasil dibuat. Konten daripada video pembelajaran ini diharapkan
dapat membantu pemahaman mahasiswa terkait mata kuliah Fisika Dasar, dibantu dengan
soal-soal latihan baik pre-test dan post-test, maupun latihan yang ada diantara video. Dengan
adanya sistem pembelajaran e-learning ini, sesi sinkronous yang selama ini dikritisi terkait
dengan kuota yang dibutuhkan oleh mahasiswa dapat dikurangi jamnya karena mereka dapat
belajar melalui konten pembelajaran asinkronous.
2. Saat pandemik berlangsung, mendadak seluruh kegiatan pembelajarn dipaksa untuk dijadikan
sistem daring. Evaluasi yang biasanya dilakukan secara langsung di kelas juga terdampak.
Pada semester sebelumnya, sistem UTS dan UAS sangat tidak efektif karena belum disiapkan
dengan baik. Sistem UTS dan UAS daring yang telah dibuat oleh penulis diharapkan mampu
menjadi solusi untuk mengukur kemampuan mahasiswa dalam memahami mata kuliah Fisika
Dasar secara jarak jauh.
3. Sistem pembelajaran jarak jauh Fisika Dasar 1 melalui e-learning telah disosialisasikan
kepada para mahasiswa melalui kegiatan webinar menggunakan zoom meeting. Webinar ini
dihadiri oleh 488 mahasiswa TPB yang didata dengan menggunakan google form dan google
spreadsheet. Tidak hanya itu, pemberian motivasi belajar Fisika oleh narasumber dirasa efektif
karena peserta yang begitu antusias untuk bertanya saat sesi webinar berlangsung.
82
4. Kuisioner untuk para mahasiswa dan dosen yang akan dibagikan pada akhir semester
diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memperbaiki sistem e-learning, baik
dari segi pengalaman pengguna maupun konten e-learning. Dengan menggunakan google
form maka data hasil kuisioner dapat langsung dilihat oleh tim pengembang kurikulum dan
juga pengembang e-learning kampus.
V.1.3 Rekomendasi
V.1.3.1 Rekomendasi Umum
Hasil pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini sebaiknya dapat diterapkan dan terus diperbaiki untuk
menunjang kegiatan pengajaran nantinya. Terlebih, mata kuliah Fisika Dasar cenderung ditakuti
oleh banyak mahasiswa, sehingga dengan menggunakan konten e-learning diharapkan mahasiswa
tidak bosan dalam mengikuti kuliah yang konvensional.
V.1.3.2 Rekomendasi Khusus
Adapun rekomendasi khusus yang dapat diberikan untuk memperbaiki atau menunjang kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Video pembelajaran dapat dibuat animasi, agar mahasiswa lebih tertarik untuk belajar tanpa
mengurangi konten dari tujuan pembelajaran. Soal-soal latihan dapat dibuat dengan model
open-ended question atau bentuk modular dengan kasus-kasus yang relevan pada dunia nyata.
2. Untuk memastikan pelaksanaan UTS dan UAS daring lebih bersih, sebaiknya mahasiswa wajib
menyalakan kamera selama ujian yang dapat dipantau langsung oleh dosen. Selain itu, dapat
juga digunakan safe exam browser agar para mahasiswa tidak bisa membuka situs pencarian
seperti google, yahoo, dsb. Namun kendala masih terdapat pada kemampuan mahasiswa untuk
mengakses sistem tersebut sehingga tidak diterapkan untuk saat ini.
3. Sebaiknya waktu pembukaan ruang zoom meeting khusus untuk para narasumber bisa lebih dari
30 menit sebelum acara dimulai. Hal ini agar masalah-masalah teknis dapat dicarikan solusinya,
seperti wajah moderator yang kurang begitu bagus tampilannya saat diberikan virtual
background. Berhubung jadwal pemakaian ruangan zoom meeting milik ITK penuh, maka hal
ini tidak bisa dilaksanakan.
4. Kuisioner perkuliahan ini agar dapat difasilitasi langsung oleh pusat penjaminan mutu, sehingga
dapat langsung terintegrasi oleh pusat.
83
V.2 Video Aktualisasi
Seluruh kegiatan aktualisasi ini didokumentasikan dan ditayangkan pada situs Youtube. Tujuannya
adalah kegiatan aktualisasi yang dilakukan dapat dilihat oleh publik dengan harapan bisa
memberikan gambaran terkait kegiatan pelatihan dasar CPNS.
Gambar V.1 Preview video aktualisasi latsar milik penulis.
Video aktualisasi latsar dapat dilihat di laman: https://youtu.be/Wpzsk3scBwY
84
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, E., dan Irawati, E. (2015): Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III:
Manajemen Aparatur Sipil Negara, LAN RI.
KPK, T. P. (2015): Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III: Anti Korupsi,
LAN RI.
Kumorotomo, W., Wirapradja, N. R., dan Imbaruddin, A. (2015): Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III: Etika Publik, LAN RI.
Kusumari, B., Dwiputriati, S., dan Allo, E. L. (2015): Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III: Akuntabilitas, LAN RI.
Latief, Y., Suryanto, A., dan Muslim, A. A. (2015): Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Golongan III: Nasionalisme, LAN RI.
Purwanto, E. A., Tyastianti, D., Taufiq, A., dan Novianti, W. (2015): Modul Pendidikan dan
Pelatihan Prajabatan Golongan III: Pelayanan Publik, LAN RI.
Republik Indonesia (2014): Undang-undang Republik Indonesia No.5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, 1–104.
Suwarno, Y., dan Sejati, T. A. (2017): Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan
III: Whole of Government, LAN RI, diperoleh melalui situs internet:
https://scholar.google.com/scholar?cluster=7655782595613993771&hl=en&oi=scholarr.
Yuniarsih, T., dan Taufiq, M. (2015): Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III:
Komitmen Mutu, LAN RI.