Post on 22-Jan-2016
description
MODUL MENTAL EMOSIONALKELOMPOK 4
Mengalami kecelakaan tetapi ketawa terbahak-bahak
PENDAHULUANPemakaian ganja/cannabis paling sering dilakukan dengan cara
merokok dalam bentuk seperti sigaret dan sering disebut “joint”. Tembakau sering juga ditambahkan untukmemudahkan dalam membakarnya. Pemakaian hashish juga sering dicampur dengantembakau dan dengan cara merokok seperti juga cigaret, namun lebih banyak yangmenggunakan pipa air yang lebih dikenal dengan “bong”
Efek psikologis dan kesehatan yang segera setelah seseorang mengkonsumsi ganja adalah euphoria, relaksasi, perubahan persepsi, dan intensifikasi dari pengalaman pancaindra yang luar biasa, seperti makan, melihat film, dan mendengarkan musik. Efek kognitifnya meliputi berkurangnya memori jangka pendek dan kehilangan hubungan. ketrampilan dan reaksi motoriknya juga mengalami kemunduran.
Efek tidak nyaman yang biasa terjadi dari ganja adalah gelisah, panik, dan perasaan tertekan. Pengaruh ini hanya terjadi pada mereka yang belum terbiasa dengan ganja dan pasien yang diberikan THC untuk tujuan pengobatan. Bagi mereka yang telah terbiasa dengan ganja maka mereka akan menginginkan harapan-harapan yang lebih tinggi lagi dengan konsumsi yang lebih banyak sehingga menimbulkan efek delusi dan halusinasi.
LAPORAN KASUS
Skenario 1Tn G anda, 25 tahun dimasukkan ke UGD RSU Trisakti dengan
diantar oleh polisi setelah mengendarai sepeda motornya menabrak pohon. Ia jatuh dengan akibat hematoma pada daerah kepala pelipis kiri, tetapi tidak pingsan. Di kamar tunggu, ia banyak bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak, gelisah, tremor kecil dan berkeringat banyak. Penampilan dan status gizi pasien baik.
Skenario 2Sejak remaja, Tn G anda sudah merokok dan kadang-kadang
minum alkohol tapi tidak pernah mabok. Sejak satu tahun yang lalu ia merokok ganja terutama pada malam hari libur. Pada pemeriksaan fisik tensi 150/70, nadi 120, suhu 36,5oC, pupil melebar, konjungtiva merah. Ia masih dapat bekerja biasa dan tidak ada masalah dalam pergaulan sosialnya
Skenario 31). Pemeriksaan Status Mental ( terdapat dipersonalisasi dan derealisasi, tetapi waham dan halusinasi
tidak ada )2). Pemeriksaan diagnostic lanjut.Pemeriksaan Fisik Umum : dalam batas normalPemeriksaan Neurologis : tanpa deficit neurologiEKG : normal. Pemeriksaan radiologi kepala tidak ada kelainanLaboratorium darah dan urine : normal, kecuali tetrahidrokanabiol
positif.Skenario 4Perkembangan masa kanak dan remaja tidak ada kelainan yang
berarti, hanya ia mengeluh dididik oleh ayahnya “terlalu keras dan disiplin”. Setelah menginjak dewasa, ia menunjukkan cirri kepribadian yang sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berfikir berulang-ulang. Ia tahu bahwa fikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi akibatnya ia menjadi gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur lebih nyenyak. Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya.
Scenario 5Pasien belum pernah berobat ke psikiater, tapi beberapa kali berobat
pada dokter umum dan berikan “obat penenang dan obat tidur” dengan tujuan agar lebih tenang dan tidur lebih nyenyak.
PEMBAHASAN
Nama : Tn G Umur : 25 tahun Jenis Kelamin : laki-laki Alamat : - Pekerjaan : - Status : - Keluhan utama : Mengalami kecelakaan tetapi ketawa terbahak-bahak Riwayat gangguan sekarang :
Banyak bicara Marah-marah Tremor kecil tertawa terbahak-bahak gelisah berkeringat banyak
Riwayat psikiatri /gangguan dahulu . Setelah menginjak dewasa, ia menunjukkan ciri kepribadian yang
sering bimbang, selalu tepat waktu, tertib dan sering berfikir berulang-ulang. Ia tahu bahwa fikiran tersebut tidak rasional dan ingin menghilangkannya, tetapi akibatnya ia menjadi gelisah. Sebelum tidur ia selalu mengunci pintu lima kali agar dapat tidur lebih nyenyak. Kadang-kadang ia juga merasa sedih karena masalah pekerjaannya
Kondisi medik umum : status gizi baik Riwayat penggunaan zat : Sejak satu tahun lalu ia merokok ganjaRiwayat keluarga : ia mengeluh dididik oleh ayahnya “terlalu keras dan disiplin”Riwayat pengobatan :beberapa kali berobat pada dokter umum dan berikan “obat
penenang dan obat tidur” dengan tujuan agar lebih tenang dan tidur lebih nyenyak
Riwayat sosial / ekonomi : Sejak remaja ia sudah merokokMasih dapat bekerja dan tidak ada masalah dalam pergaulan
sosialnya
Pemeriksaan status mentalGambaran umum : penampilan baik Alam perasaan : ambivalensi,labilFungsi intelektual : Perilaku gelisah Gangguan persepsi : -Proses Pikiran : kompulsifSensorium dan kognitif : Kesadaran biologik,
kompos mentis, kesadaran psikologik dan sosial terganggu
Pengendalian impuls : Pertimbangan dan tilikan : -Reliabilitas : -PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan fisik dan neurologis tidak
ditemukan kelainan Normal
Pemeriksaan LanjutanPemeriksaan fisik• Tensi : 150/70 Terjadinya takikardia akibat daripada
penggunaan ganja• Nadi : 120 Terjadinya takikardia akibat daripada
penggunaan ganja• Suhu : 36,5oC normal• Pupil melebar Terjadi midriasis diduga akibat
daripada penggunaan ganja• Konjungtiva merah Terjadi dilatasi pembuluh darah
konjungtiva akibat penggunaan ganjaPemeriksaan laboratoriumdarah dan urine : normal, kecuali tetrahidrokanabiol positifPEMERIKSAAN PENUNJANGPemerikasaan EKG normal Pemeriksaan radiologi kepala normalPada pemeriksaan laboratorium darah Normal Pada pemeriksaan laboratorium urin tetrahidrokanabinol
positif
Anamnesis TambahanRiwayat Penyakit Sekarang Ada atau tidak gangguan psikosis seperti banyak
bicara, marah-marah, tertawa terbahak-bahak dan gelisah?
Ada atau tidak mengkonsumsi ganja atau alkohol sebelum kecelakaan?
Riwayat Penyakit DahuluPenyakit lain yang dihidapi atau pernah ada atau tidak penyakit hipertensi kerana tekanan
darah pasien agak tinggi? Riwayat Kebiasaan • alkohol berapa banyak alkohol pada setiap
kali konsumsi?• penggunaan ganja berapa banyak ganja atau
dosis yang diambil setiap kali mengkonsumsi?
Hipotesis
1. penyalahgunaan alkohol/narkotika /obat-obatan
2. sindroma putus alkohol3. trauma akibat kecelakaan
Neurofarmakologi Ganja.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, komponen utama dari kanabis (ganja) adalah tetrahidrokanabinol, tetapi tanaman kanabis mengandung lebih 400 zat kimia, yang kira-kira 60 buah di antaranya secara kimiawi berhubungan dengan tetrahidrokanabinol. Pada manusia, tetrahidrokanabinol secara cepat dikonversi menjadi 11-hidroksi tetrahidrokanabinol, suatu metabolit yang aktif di dalam system saraf pusat.
Suatu reseptor spesifik untuk kanabinol telah diidentifikasi, diklon (cloned), dan dikarakterisasi. Reseptor adalah anggota dari keluarga reseptor yang berkaitan dengan protein G. Reseptor kanabinoid diikat dengan protein G inhibitor (Gi), yang berikatan dengan adenilil siklase di dalam pola menginhibisi. Reseptor kanabinoid ditemukan dalam konsentrasi yang tertinggidi ganglia basalis, hipokampus, dan serebelum, dengan konsentrasi yang lebih rendah di korteks serebral. Reseptor tidak ditemukan di batang otak, suatu kenyataan yang konsisten dengan efek kanabis yang minimal pada fungsi pernafasan dan jantung.\
FORMULASI DIAGNOSTIKMenurut DSM-IV Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Delusional
Pemakaian kanabis yang belum lamaPerilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakma
secara klinis ( misalnya gangguan koordinasi motorik, euforia, kecemasan, sensasi waktu menjadi lambat, gangguan pertimbangan, penarikan sosial) yang berkembang segera atau segera setelah pemakaian kanabis.
Dua ( atau lebih) tanda berikut, berkembang dalam 2 jam pemakaian kanabis
Injeksi konjungtiva Peningkatan nafsu makan Mulut kering TakikardiaGejala tidak disebabkan oleh kondisi medis umum dan tidak
diterangkan lebih baik oleh gangguan mental lain.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL AKSIS I F12.01 : riwayat kanabis ada
trauma AKSIS II F 60.0 Ciri Kepribadian
Paranoid AKSIS III (-) AKSIS IV Masalah dengan hukum dan
criminal. AKSIS V GAF 75 Gejala sementara
dapat diatasi dalam disabilitas
TERAPI
Obat penenang dan obat tidur.Rawat inap ( rehabilitas) dengan alasan supaya untuk
mengelakan pasien kembali menggunakan ganja dan membantu menghentikan kecanduan
1. Psikofarmaka Sewaktu pasien datang dalam keadaan darurat dilakukan :
Diberi Obat penenang untuk gelaja psikosisnya. Pemantauan dan perawatan hematoma pada pelipis kiri. Memastikan keadaan umum pasien stabil.
Terapi selanjutnya :
2. Farmakoterapi : antianxietas : benzodiazepine. Contoh : diazepam, antipsikosis : fenotiazin, klorpromazin- hendaya dalam menilai
realitas
Terapi nonmedika mentosaPsikoterapi psikososial : Memperbaiki
fungsi psikologi dan fungsi adaptasi sosial-rehab (berkelompok)- lingkungan. Pergaulan dan mendapat
dukungan keluarga- kepolisian (akan terjerat hokum setelah
rehab)
Hokum pidana yang terdapat pada pasien iniMenurut UU RI No.22/1997 tentang narkotika, yang dimaksud
dengan narkotika ialah zat atau obat, baik yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, baik sintetik maupun semi sintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan dan kecanduan. Tiga golongan zat yang termasuk kategori ini ialah opioda tanaman ganja, dan kokain.
Menurut UU R.I No. 5/1997 tentang Psikotropika, yang dimaksud dengan psikotropika ialah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
UU Narkotika (pasal 45) dan UU Psikotropika (pasal 37) menyebutkan bahwa pecandu/pengguna narkotika dan psikotropika wajib menjalani pengobatan dan/atau perawatan.
PROGNOSIS
Prognosis :Ad vitam : Ad bonamAd Sanationam : dubia ad bonamAd fungsionam : dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA
1. Kaplan H.I. Sadock B.J. ,Kaplan dan Sadock, Sinopsis Psikiatri: Gangguan Psikotik Lain, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Williams & Wilkins, Baltimore, Philadelphia; 2007; p.771-84.
2. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III (PPDGJ III), Departemen Kesehatan RI., Direktorat Jenderal Pelayanan Medik; 1993.
3. Maramis WF, Maramis AA. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. 2nd ed. Surabaya: Airlangga University Press; 2009. P. 369-78
4. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa,Rujukan Ringkas PPDGJ-III.Cetakan I. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Atma Jaya; 2001. P. 36-39, 104
5. Ebert H.M dan rakan-rakan, CURRENT Diagnosis and Treatmant PSYCHIATRY, Mc Graw Hill LANGE, 2nd ed, Singapore, 2008 ; p. 230-261
6. Fauman M.A, Study Guide to DSM-IV, America Psychiatric Press Inc, Washington, DC, London, England, 1st ed, 1994 ; p. 97-137