Post on 29-Dec-2015
description
Kelompok 3 : Ahmad syamsudin, M.Abdul Gofar, Wahid abdurrahman, Windu, Diki Fauzi, Hadian
FUNGSI HAMILTON
Persamaan Hamilton untuk gerak juga dinamakan persamaan kanonik gerak. Pandanglah sebuah
fungsi dari koordinat umum :
k
kk LpqH (1)
Untuk sebuah sistem dinamik sederhana, energi kinetik sistem adalah fungsi kuadrat dari q dan energi
potensialnya merupakan fungsi q saja :
)q(V)q,q(TL kkk (2)
Berdasarkan teorema Euler untuk fungsi homogen, diperoleh:
k k
k
k k
k
k
kk T2q
Tq
q
LqLpq
(3)
Subtitusi persamaan (3) ke persamaan (1), kita peroleh :
k
kk VT)VT(T2LpqH (4)
Persamaan ini tak lain adalah energi total dari sistem yang kita tinjau. Selanjutnya, pandang n buah
persamaan yang ditulis sebagai :
k
kq
Lp
(k = 1,2, β¦n) (5)
dan nyatakan dalam q dalam p dan q :
),( kkkk qpqq (6)
Kelompok 3 : Ahmad syamsudin, M.Abdul Gofar, Wahid abdurrahman, Windu, Diki Fauzi, Hadian
Dengan persamaan (5) dan (6), kita dapat nyatakan fungsi H (persamaan (1)) yang bersesuaian dengan
variasi kk q,p sebagai berikut :
k
k
k
k
k
kkkk qq
Lq
q
LpqqpH
(7)
Dari persamaan (5), kq
L
= kp dan menurut defenisi kk q/Lp , oleh karena itu:
k
kkk qppqH (8)
Variasi fungsi H selanjutnya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
k
k
k
k
k
Hp
p
HH (9)
Dari persamaan (8) dan (9), akhirnya diperoleh :
Dua persamaan terakhir ini dikenal dengan persamaan kanonik Hamilton untuk gerak. Persamaan Hamilton
banyak dipakai dalam mekanika kuantum (teori dasar gejala atomik).
(10)
k
k
pq
H
(11)
k
k
qp
H
Kelompok 3 : Ahmad syamsudin, M.Abdul Gofar, Wahid abdurrahman, Windu, Diki Fauzi, Hadian
Contoh soal :
Tunjukkanlah gerak partikel massa π yang bergerak dipermukaan silinder berjari-jari a, ditarik oleh gaya
yang sebanding dengan jaraknya ke sumbu-π§.
Penyelesaian :
Berdasrkan koordinat silinder π, π§, π :
πΎ =1
2ποΏ½ΜοΏ½2 +
1
2ππ2οΏ½ΜοΏ½2 +
1
2ποΏ½ΜοΏ½2
Karena π = π β οΏ½ΜοΏ½ = 0, maka :
πΎ =1
2ππ2οΏ½ΜοΏ½2 +
1
2ποΏ½ΜοΏ½2
Karena οΏ½βοΏ½ = βππ, maka :
π =1
2ππ2 =
1
2π(π2 + π§2)
πΏ = πΎ β π = (1
2ππ2οΏ½ΜοΏ½2 +
1
2ποΏ½ΜοΏ½2) β (
1
2π(π2 + π§2)) =
1
2π(π2οΏ½ΜοΏ½2 + οΏ½ΜοΏ½2) β
1
2π(π2 + π§2)
ππ =ππΏ
ποΏ½ΜοΏ½π
β ππ§ = ποΏ½ΜοΏ½; ππ = ππ2οΏ½ΜοΏ½
Sehingga :
πΎ =ππ
2
2ππ2+
ππ§2
2π
Kelompok 3 : Ahmad syamsudin, M.Abdul Gofar, Wahid abdurrahman, Windu, Diki Fauzi, Hadian
dan :
π» = πΎ + π = (ππ
2
2ππ2+
ππ§2
2π) +
1
2π(π2 + π§2)
οΏ½ΜοΏ½π =ππ»
πππ
; βοΏ½ΜοΏ½π =ππ»
πππ
;
ππ»
ππ§= βοΏ½ΜοΏ½
π§= ππ§ β οΏ½ΜοΏ½
π§= βππ§ (π)
ππ»
ππ= βοΏ½ΜοΏ½
π= 0 β π
π= ππππ π‘ππ (π)
ππ»
πππ§
= οΏ½ΜοΏ½ =π
π§
πβ π
π§= ποΏ½ΜοΏ½ (π)
ππ»
πππ
= οΏ½ΜοΏ½ =π
π
ππ2β π
π= ππ2οΏ½ΜοΏ½ (π)
Dari persamaan (π) dan (π), kita peroleh :
ποΏ½ΜοΏ½ + ποΏ½ΜοΏ½ = 0 β π = βπ
π;
Dengan bentuk solusi :
π§ = π΄ cos(ππ‘ + π)
dan dari persamaan (π) dan (π), kita peroleh :
ππ = ππ2οΏ½ΜοΏ½ = ππππ π‘ππ