Post on 27-Mar-2019
PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP
KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA PROGRAM STUDI
ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING
DALAM PROSES BERKATEKESE
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Yohanes Paulus Manubura
NIM: 101124019
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP
KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA PROGRAM STUDI
ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING
DALAM PROSES BERKATEKESE
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Yohanes Paulus Manubura
NIM: 101124019
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menerangi jalan hidup penulis,
Fransiskus Plain serta Elisabeth Supartika (Alm) selaku orang tua yang selalu
mendoakan serta mendukung penulis,
Antonio Orlando Yehezkiel selaku adik penulis,
Drs. E. Haryo Habirono dan dr. V. M. Prasanita W selaku orang tua yang
membimbing penulis selama berada di Yogyakarta,
Dorotea Desinta selaku orang yang selalu menemani dan menyemangati penulis,
Universitas Sanata Dharma yang sudah memberikan tempat untuk penulis
berkembang dan berdinamika,
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik yang
sudah memberikan tempat untuk belajar serta memaknai hidup,
Serta seluruh sahabat, teman dan keluarga yang selalu memberikan kasih sayang
serta semangat yang begitu luar biasa kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Don‟t worry about a thing, „cause every little thing gonna be all right”
(Three Little Birds-Bob Marley)
“Keinginan saya untuk sukses lebih besar daripada ketakutan saya untuk gagal”
(Panji Pragiwaksono)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah PENGARUH PELATIHAN TEATER
RAKYAT TERHADAP KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING
MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN
PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA
SEBAGAI FAKTOR PENTING DALAM PROSES BERKATEKESE. Judul
ini dipilih atas dasar pengamatan dan keprihatinan penulis akan perkembangan
kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD terutama dalam proses
berkatekese. Kemampuan public speaking merupakan salah satu kemampuan
yang sebenarnya perlu dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai seorang
calon katekis. Akan tetapi nampaknya memiliki kemampuan public speaking tidak
dianggap sebagai suatu keharusan bagi mahasiswa IPPAK-USD. Prodi IPPAK-
USD sendiri telah memberikan sarana bagi mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuan public speaking-nya melalui pelatihan teater rakyat. Namun,
kesempatan atau sarana yang telah diberikan oleh Prodi IPPAK-USD untuk
mengembangkan kemampuan public speaking melalui pelatihan teater rakyat
nampaknya tidak digunakan dengan baik dan kurang dimaknai secara sempurna
oleh mahasiswa sehingga masih banyak mahasiswa IPPAK-USD yang belum
sepenuhnya menggunakan kemampuan public speaking sebagai sarana bantu
dalam melaksanakan proses berkatekese.
Penulis dalam menanggapi permasalahan ini menggunakan kajian pustaka
guna menambah informasi serta pengetahuan atas permasalahan yang penulis
temukan. Selain itu penulis juga mengadakan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan public speaking yang dimiliki oleh
mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese terutama setelah
mereka mengikuti pelatihan teater rakyat. Dalam melaksanakan penelitian penulis
menggunakan instrumen penelitian berupa skala Likert yang penulis sebarkan
kepada 60 orang responden guna mendapatkan data yang penulis inginkan. Selain
itu penulis juga menggunakan instrumen observasi serta wawancara sebagai
instrumen tambahan dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan penulis mengetahui bahwa mahasiswa IPPAK-USD pada dasarnya
sudah sedikit banyak memiliki kemampuan public speaking akan tetapi masih
sedikit mahasiswa yang mampu menggunakan kemampuan public speaking-nya
dengan baik terutama dalam proses berkatekese.
Dari hasil tersebut penulis mencoba untuk memberikan sebuah usulan
kegiatan pelatihan public speaking. Harapannya melalui pelatihan tersebut
mahasiswa IPPAK-USD lebih terbantu lagi dalam mengembangkan kemampuan
public speaking-nya terutama untuk bisa diaplikasikan dalam rangka proses
berkatekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
The title of this thesis is THE INFLUENCE OF POPULAR THEATRE
TRAINING ONPUBLIC SPEAKING ABILITY OF STUDENTS AT
DEPARTMENT OF CATHOLIC RELIGIOUS EDUCATION, SANATA
DHARMA UNIVERSITY AS AN IMPORTANT FACTOR IN THE
PROCESS OF CATECHESIS. This title was chosen based on the author‟s
observation and concerns about the development of public speaking ability of the
students who are studying at the Department of Catholic Religious Education,
Sanata Dharma University, especially in the process of catechesis. Public
speaking is one of the ability to be mastered by students at the Department of
Catholic Religious Education, Sanata Dharma University as a catechist. However,
it seems that public speaking ability is not considered as one of ability which must
be mastered by Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma
University students. Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma
University has provided a program for the students to develop public speaking
skill through popular theatre training. But, the chance or program seems not be
used properly and defined less perfectly by the students, so there are still some
numbers of students at the Departement of Catholic Religious Education, Sanata
Dharma University who do not used public speaking ability in the process of
catechesis.
The author responsed to this problems by using textual study as additional
informations and also knowledges. The author also did a further research to know
more about public speaking ability of the students at the Department of Catholic
Religious Education, Sanata Dharma University in the process of catechesis,
especially after they participated in popular theatre training. In doing the research,
the author used Likert scale as a research instrument which were distributed to 60
respondents to get data. The author also used observation instument and interview
as the additional instuments in this research. The result of the research shows that
students at the Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma
University basically some of them have public speaking ability, but only few
students who can use their public speaking ability properly in the process of
catechesis.
From that result the author suggests a training on public speaking as a
program proposal. The author hopes that through the training the students of
Department of Catholic Religious Education, Sanata Dharma University will be
more helped to develope their public speaking ability,especially they can apply
their ability in the process of catechesis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, yang
karena berkat kasih karunia-Nya penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul: PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP
KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA PROGRAM STUDI
ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
UNIVERSITAS SANATA DHARMA SEBAGAI FAKTOR PENTING
DALAM PROSES BERKATEKESE.
Penulisan skripsi ini berangkat dari keprihatinan penulis akan
perkembangan kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD terutama
dalam rangka proses berkatekese. Penulis mengamati masih sedikit mahasiswa
yang mampu menggunakan kemampuan public speaking sebagai sarana bantu
untuk melaksanakan proses katekese walaupun Prodi IPPAK-USD sendiri telah
memberikan sarana berupa pelatihan teater rakyat guna membantu mahasiswa
dalam mengembangkan kemampuan public speaking-nya. Oleh sebab itu skripsi
ini penulis buat guna mengetahui sejauhmana perkembangan kemampuan public
speaking yang dimiliki mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese
terutama setelah mereka mendapatkan pelatihan teater rakyat.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini penulis mendapatkan
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Drs. FX. Heryatno W.W., SJ., M.Ed selaku Kaprodi IPPAK Universitas
Sanata Dharma yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam
penyelesaian skripsi ini.
2. Drs. Y. I. Iswarahadi, SJ, M.A selaku dosen pembimbing utama yang telah
dengan sabar dan sepenuh hati mendampingi, meluangkan waktu serta
memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Drs. L. Bambang Hendarto. Y. M.Hum selaku dosen pembimbing akademik
dan dosen penguji kedua yang telah membimbing, menyemangati,
mendampingi, mengarahkan, dan memberikan perhatian pada penulis selama
studi.
4. Dra. Yulia Supriyati, M.Pd selaku dosen penguji ketiga sekaligus dosen
pembimbing penelitian yang telah membantu, mengarahkan, serta
memberikan motivasi kepada penulis selama penulisan skripsi ini.
5. Segenap staf dosen dan karyawan Prodi IPPAK-USD yang telah membantu
dalam mengarahkan pengurusan administrasi dan memberikan semangat
hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Bapak dan adik yang selalu menyemangati, mendoakan, membimbing serta
memberikan nasihat bagi penulis hingga akhirnya skripsi ini dapat penulis
selesaikan.
7. Dorotea Desinta yang dengan cintanya selalu membantu, menyemangati dan
mendampingi penulis selama perjalanan studi hingga sampai penulisan
skripsi ini selesai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
cm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN.................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTTO........................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................... vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT .................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xiii
DAFTAR SINGKATAN .............................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ........................................................................... 5
E. Metode Penulisan ............................................................................ 5
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 6
BAB II. TEATER RAKYAT DAN PUBLIC SPEAKING ............................ 8
A. Teater Rakyat .................................................................................. 8
1. Pengertian Teater ........................................................................ 8
2. Pengertian Teater Rakyat ............................................................ 10
3. Bentuk Pelatihan Teater Rakyat ................................................. 11
a. Pendekatan dengan Seni Terpadu .......................................... 11
b. Pengamatan dan Penilaian terhadap Situasi Masyarakat
(Kunjungan Lapangan) .......................................................... 17
c. Produksi Pementasan Teater Rakyat ....................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4. Peranan Teater Rakyat dalam Pewartaan ..................................... 17
a. Teater Rakyat sebagai Pengembangan Spiritualitas Injili ......... 18
b. Teater Rakyat sebagai Medium Komunikasi ........................... 19
c. Teater Rakyat sebagai Media Pewartaan Alternatif bagi Kaum
Muda...................................................................................... 19
B. Public Speaking............................................................................... 21
1. Pengertian Public Speaking ........................................................ 21
2. Hal-hal yang harus Diperhatikan dalam Public Speaking ............ 22
a. Membangun Rasa Percaya Diri ............................................... 23
b. Teknik Vokal .......................................................................... 24
c. Bahasa Tubuh ......................................................................... 26
d. Menguasai Materi ................................................................... 27
3. Bentuk-bentuk Public Speaking ................................................. 28
a. Presentasi ................................................................................ 29
b. Pidato ..................................................................................... 29
c. MC (Master of Ceremony)....................................................... 30
d. Moderator ............................................................................... 30
e. Ceramah.................................................................................. 30
f. Khotbah .................................................................................. 30
g. Seminar .................................................................................. 31
h. Diskusi ................................................................................... 31
i. Simposium............................................................................... 31
j. Kolokium ................................................................................ 31
k. Lokakarya (Workshop) ............................................................ 32
l. Rapat ....................................................................................... 32
4. Fungsi Memiliki Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Prodi
IPPAK-USD dalam Proses Berkatekese ...................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB III. PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP
KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA IPPAK-USD
DALAM RANGKA PROSES BERKATEKESE ......................... 36
A. Kedudukan Pelatihan Teater Rakyat dalam Pendidikan Calon Katekis di
Prodi IPPAK-USD ......................................................................... 36
1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK-USD ............................................ 37
2. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Prodi IPPAK-USD .................... 40
3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK-USD .................................. 42
4. Pendidikan Teater Rakyat di Prodi IPPAK-USD ......................... 44
B. Metodologi Penelitian ..................................................................... 45
1. Tujuan Penelitian........................................................................ 45
2. Jenis Penelitian ........................................................................... 46
3. Metode Penelitian ....................................................................... 46
4. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 46
5. Responden Penelitian ................................................................. 47
6. Instrumen Penelitian ................................................................... 47
7. Variabel Penelitian ..................................................................... 52
8. Analisis Data .............................................................................. 55
C. Hasil Penelitian .............................................................................. 56
1. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat .......................... 56
2. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat ................................. 59
3. Manfaat setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam
Kegiatan Public Speaking ........................................................... 63
4. Pemahaman mengenai Public Speaking ...................................... 65
5. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai sarana untuk
Proses Berkatekese terutama setelah Mengikuti Proses Pelatihan
Teater Rakyat ............................................................................. 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
D. Hasil Penelitian Tambahan ............................................................. 76
1. Hasil Penelitian Observasi ......................................................... 76
2. Hasil Penelitian Wawancara........................................................ 77
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 81
1. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat ........................... 81
2. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat .................................. 82
3. Manfaat Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam Kegiatan
Public Speaking ........................................................................... 84
4. Pemahaman mengenai Public Speaking ....................................... 86
5. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai Sarana untuk
Proses Berkatekese Terutama Setelah Mengikuti Proses Pelatihan
Teater Rakyat ............................................................................. 88
F. Analisis Tambahan .......................................................................... 91
1. Observasi .................................................................................... 92
2. Wawancara .................................................................................. 94
G. Kesimpulan Hasil Penelitian ........................................................... 95
BAB IV. USULAN KEGIATAN PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BAGI
MAHASISWA IPPAK-USD DALAM RANGKA PROSES
BERKATEKESE .......................................................................... 97
A. Latar Belakang ............................................................................... 97
B. Tujuan Kegiatan .............................................................................. 100
C. Tema Kegiatan dan Sub Tema ......................................................... 100
D. Identitas Kegiatan............................................................................ 100
E. Peserta ............................................................................................ 100
F. Strategi Penyampaian ...................................................................... 101
G. Sarana dan Peralatan ....................................................................... 101
H. Sumber Bahan ................................................................................. 101
I. Matriks Kegiatan ............................................................................ 103
J. Gambaran dan Jadual Kegiatan Pelatihan ....................................... 105
K. Contoh Satuan Pendampingan Pelatihan Public Speaking............... 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
BAB V. PENUTUP ..................................................................................... 120
A. KESIMPULAN .............................................................................. 120
B. SARAN .......................................................................................... 122
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 125
LAMPIRAN ................................................................................................. 127
Lampiran 1: Panduan Skala Likert ....................................................... (1)
Lampiran 2: Panduan Observasi ........................................................... (6)
Lampiran 3: Pedoman Wawancara ....................................................... (7)
DAFTAR TABEL
Tabel 1: Tabel 1. Variabel Penelitian Skala Likert ............................... 52
Tabel 2: Tabel 2. Variabel Penelitian Observasi ................................... 53
Tabel 3: Tabel 3. Variabel Penelitian Wawancara ............................... 54
Tabel 4: Tabel 4. Pemahaman mengenai Pelatihan
Teater Rakyat (N=60) ............................................................. 56
Tabel 5: Tabel 5. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat (N=60) ... 59
Tabel 6: Tabel 6. Manfaat setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat,
terutama dalam Kegiatan Public Speaking(N=60) .................. 63
Tabel 7: Tabel 7. Pemahaman Mengenai Public Speaking (N=60) ....... 65
Tabel 8: Tabel 8. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking
sebagai Sarana untuk Proses Berkatekese terutama setelah
Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat (N=60) ............................ 70
Tabel 9: Tabel 9. Hasil Observasi ........................................................ 76
Tabel 10: Tabel 10. Matriks Kegiatan Pelatihan Public Speaking ......... 103
Tabel 11: Tabel 11. Jadwal Kegiatan Pelatihan Public Speaking .......... 105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singakatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Alkitab
Perjanjian Lama dan Baru dalam terjemahan baru yang diselenggarakan oleh
Lembaga Alkitab Indonesia, LAI, 2005.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Tradendae
KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex luris Canonici), diundangkan paus
Yohanes Paulus II, 25 Januari 1983.
C. Singkatan Lain
AKKI : Akademi Kateketik Katolik Indonesia
DIY : Daerah Istimewa Yogyakarta
FIPA : Fakultas Ilmu Pendidikan Agama
FKIP : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
LPTK : Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
MAWI : Majelis Agung Wali Gereja Indonesia
MC : Master of Ceremony
PAK : Pendidikan Agama Katolik
PUSKAT : Pusat Kateketik
PTS : Perguruan Tinggi Swasta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
SJ : Serikat Jesus
STFK : Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik
STKAT : Sekolah Tinggi Kateketik
USD : Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semua orang dapat berbicara, namun tidak semua orang juga mampu
berbicara dengan baik saat harus berbicara di depan umum dalam suatu acara
seminar, diskusi dan acara lainnya. Belakangan ini, kemampuan berbicara di
depan umum sungguh sangat dibutuhkan. Akan tetapi masih banyak orang yang
tidak mampu untuk berbicara di depan umum. Kemampuan untuk dapat berbicara
di depan umum itu sangat dibutuhkan oleh setiap orang, baik itu dipakai untuk
berpidato, untuk mempresentasikan suatu seminar, debat, maupun diskusi.
Kebanyakan orang yang tidak mampu untuk berbicara di depan umum itu
mempunyai alasan masih malu atau kesulitan untuk merangkai kalimat jika sudah
berada di depan umum. Kekurangan tersebut membuat seseorang sulit untuk
menyampaikan hal-hal atau pendapat yang seharusnya disampaikan kepada
banyak orang.
Keahlian untuk berbicara di depan umum atau yang lebih dikenal dengan
nama public speaking merupakan salah satu dari sarana berkomunikasi. Saat ini,
sudah banyak lembaga-lembaga pendidikan atau lembaga lainnya yang
menawarkan jasa untuk pelatihan public speaking. Beberapa universitas bahkan
memberikan jurusan khusus untuk pendidikan public speaking ini. Sebenarnya
kemampuan atau keahlian untuk dapat ber-public speaking dengan baik bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dilatih sendiri tanpa harus mengikuti pelatihan atau sekolah khusus dengan modal
utamanya adalah niat dan mental untuk berani tampil dan berbicara di depan
umum.
Kemampuan public speaking atau kemampuan berbicara di depan umum
ini juga dibutuhkan oleh seorang katekis dalam rangka pewartaan atau katekese.
Kemampuan public speaking dibutuhkan karena saat berkatekese mau tidak mau
seorang katekis harus bisa menyampaikan bahan katekese itu di depan banyak
orang, dan yang dihadapi oleh seorang katekis adalah bukan audience umum,
melainkan umat yang imannya perlu dibina lagi, sehingga proses penyampaiannya
juga dituntut untuk lebih baik daripada hanya sekedar berbicara asal dengan orang
lain, tanpa penyampaian yang baik proses katekese yang disampaikan tidak akan
menarik dan umat bisa memahami apa yang disampaikan oleh seorang katekis
dalam proses katekese.
Kemampuan seorang katekis untuk dapat ber-public speaking dengan baik
dalam kenyataan yang ada masih sangat kurang sekali, dan hal ini juga terlihat
dan dialami oleh para calon katekis yang saat ini mengenyam pendidikan di
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma (Prodi IPPAK-USD). Masih banyak dari para
mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang belum mampu untuk berbicara dengan baik
saat berada di depan umum. Hal ini bisa terjadi karena memang keterampilan
berbicara yang dimiliki oleh para mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang kurang atau
memang karena mental para mahasiswa yang masih kurang kuat untuk berbicara
di depan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Untuk mengatasi masalah tersebut, lembaga pendidikan ini membuat suatu
mata kuliah yang tujuannya mengajarkan para mahasiswa untuk mampu berbicara
di depan umum dan memiliki mental untuk dapat melakukan hal tersebut. Mata
kuliah yang memberikan pelatihan tersebut adalah mata kuliah teater rakyat. Mata
kuliah teater rakyat merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil
dan diikut oleh setiap mahasiswa Prodi IPPAK-USD di semester 2. Bentuk mata
kuliah teater rakyat ini adalah pelatihan selama satu minggu di Studio Audio
Visual Puskat yang bertempat di Sinduharjo, Ngaglik, Sleman dan persiapan
untuk pementasan teater selama satu bulan. Dalam pelatihan teater selama
sepekan ini, mental serta kemampuan berbicara setiap mahasiswa dilatih dalam
bentuk pelatihan teater yang nanti pada akhirnya hasil dari pelatihan ini
dipentaskan di hadapan banyak orang dalam bentuk permainan peran.
Dasar penting dari public speaking adalah kemampuan seseorang untuk
berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan sesuai baik itu bahasa
verbal maupun bahasa tubuh serta memiliki mental untuk dapat melakukan
kegiatan tersebut di depan banyak orang. Dasar public speaking tersebut ternyata
ada dalam pelatihan teater rakyat yang diikuti oleh para mahasiswa Prodi IPPAK-
USD di semester 2 dan harapannya dengan adanya pelatihan teater rakyat tersebut
para mahasiswa mampu untuk menerapkan kemampuan public speaking dalam
tiap kegiatan yang kondisinya harus berada di hadapan umum.
Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis mengangkat judul skripsi
“Pengaruh Pelatihan Teater Rakyat terhadap Kemampuan Public Speaking
bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Agama Katolik Universitas Sanata Dharma (IPPAK-USD) Sebagai Faktor
Penting Dalam Berkatekese”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merumuskan permasalahan
yang menjadi perhatian pokok penulis adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan pelatihan teater rakyat?
2. Apa pengertian dari public speaking ?
3. Sejauh mana kemampuan public speaking dimiliki oleh mahasiswa Prodi
IPPAK-USD dalam proses berkatekese setelah mengikuti pelatihan teater
rakyat?
C. TUJUAN PENULISAN
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan penulisan skripsi ini
adalah:
1. Mengerti maksud dari pelatihan teater rakyat
2. Memahami pengertian dari public speaking.
3. Menggali pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public
speaking mahasiswa Prodi IPPAK- USD yang menjadi faktor penting dalam
proses berkatekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan gambaran pada pihak Prodi IPPAK-USD bahwa pelatihan
teater rakyat merupakan salah satu mata kuliah yang bisa digunakan untuk
membantu mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan public speaking
terutama dalam proses berkatekese.
2. Memberikan pemahaman bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD bahwa
pelatihan teater rakyat juga menjadi salah satu sarana untuk
mengembangkan kemampuan public speaking di mana kemampuan tersebut
perlu dimiliki dan dikembangkan untuk digunakan sebagai sarana dalam
proses berkatekese.
3. Penulis sendiri menjadi semakin mendalami dan mendapatkan wawasan
serta pengetahuan mengenai manfaat dari pelatihan teater rakyat yang juga
dapat digunakan sebagai sarana latihan untuk meningkatkan kemampuan
public speaking yang menjadi faktor penting dalam proses berkatekese.
E. METODE PENULISAN
Pada penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penulisan
deskriptif-analitis. Pada penelitian ini penulis akan memaparkan dan menganalisis
permasalahan yang ada sehingga ditemukan pemecahan yang tepat dan sesuai.
Metode ini akan didukung dengan menggunakan penelitian kualitatif. Dalam
mencari data yang dibutuhkan untuk penelitian, penulis akan melakukan
observasi/pengamatan, wawancara serta menyebarkan kuisioner. Penulis akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
melakukan penelitan terhadap mahasiswa IPPAK-USD guna melihat bagaimana
perkembangan kemampuan public speaking mereka terutama dalam proses
berkatekese setelah mengikuti pelatihan teater rakyat.
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Penulis memilih judul skripsi “Pengaruh Teater Rakyat terhadap
Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Program Studi Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata
Dharma Sebagai Faktor Penting Dalam Berkatekese”. Judul skripsi ini
diuraikan dalam lima bab, yakni:
Bab I. Dalam bab I penulis akan memaparkan pendahuluan yang berisi
tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II. Dalam bab II penulis akan memaparkan teori mengenai pengertian
teater dan public speaking. Secara lebih detailnya bab ini berisi tentang pengertian
teater, pengertian teater rakyat, bentuk pelatihan teater rakyat, peranan teater
rakyat dalam pewartaan, pengertian public speaking, hal-hal yang harus
diperhatikan dalam public speaking, bentuk-bentuk public speaking, dan fungsi
memiliki kemampuan public speaking bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam
proses berkatekese.
Bab III. Dalam Bab III, penulis akan memaparkan sejarah singkat
mengenai Prodi IPPAK-USD, visi, misi, tujuan dan sasaran Prodi IPPAK-USD,
kurikulum Prodi IPPAK serta mengenai bentuk pelatihan teater rakyat di Prodi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
IPPAK. Pada bagian berikutnya penulis akan membahas metode penelitian
tentang pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public speaking
mahasiswa Prodi IPPAK-USD sebagai faktor penting dalam proses berkatekese,
yang meliputi tujuan penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, tempat dan
waktu penelitian, responden penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian,
analisis data, hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian.
Bab IV. Penulis dalam bab ini akan memberikan usulan kegiatan berupa
pelatihan public speaking yang ditujukan untuk mahasiswa IPPAK-USD guna
membantu mereka dalam mengembangkan kemampuan public speakingnya untuk
berkatekese.
Bab V. Bab ini merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TEATER RAKYAT DAN PUBLIC SPEAKING
Teater rakyat adalah sebuah seni pertunjukan yang kisahnya berasal dari
realitas kehidupan masyarakat. Teater rakyat biasa dipentaskan di depan banyak
orang dalam bentuk suatu pertunjukan hiburan bagi masyarakat. Teater rakyat
juga menuntut para pemainnya untuk melakonkan suatu peran yang berasal dari
gambaran masyarakat pada umumnya. Untuk dapat melakonkan peran yang
didapat butuh suatu keahlian, keberanian serta mental untuk dapat melakukan itu
dari sang pemeran. Dalam bab II ini penulis akan memaparkan secara lebih
mendalam pengertian teater rakyat dan public speaking.
A. Teater rakyat
Dalam bagian ini penulis akan memaparkan penjelasan mengenai teater
rakyat dalam beberapa bagian yaitu: pengertian teater, pengertian tentang teater
rakyat, bentuk pelatihan teater rakyat, dan peran teater rakyat dalam pewartaan.
1. Pengertian Teater
Teater berasal dari kata Yunani, theatron, yang artinya tempat atau gedung
pertunjukan. Dalam perkembangannya kata teater memiliki arti yang lebih luas
dan diartikan sebagai hal yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam
batasan yang lebih sempit teater diartikan sebagai drama, yaitu lakon atau kisah
hidup manusia yang dipertunjukkan di atas pentas dan disaksikan orang banyak
(Murgiyanto dan Bandem, 1996: 9).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Dalam arti luas teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan
banyak orang. Sedangkan dalam arti sempit teater merupakan drama, kisah hidup
dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan oleh orang
banyak dengan media: percakapan, gerak dan laku, dengan atau tanpa dekor,
didasarkan pada naskah yang tertulis, dengan atau tanpa musik, nyanyian, tarian
(Tri, 2015: 3).
Teater secara umum sering disebut atau diartikan sebagai sebuah seni
pertunjukan yang juga turut melibatkan banyak unsur kesenian lainnya seperti
tarian, musik, suara, puisi, drama dan lain sebagainya. Teater atau drama yang
lebih dikenal dalam corak kesenian tradisional merupakan suatu pertunjukan yang
memaparkan segala bentuk kegiatan atau tingkah laku manusia dalam kehidupan
sehari-hari yang dipentaskan di atas panggung dan ditonton oleh masyarakat.
Sedangkan menurut pandangan Augusto Boal dalam bukunya Teater
Kaum Tertindas, “teater adalah kumpulan orang yang bernyanyi bebas di udara
terbuka”. Pertunjukan teater diciptakan oleh dan untuk masyarakat, dan karenanya
dapat disebut nyanyian dithyirambis (syair pujian). “Ia merupakan perayaan di
mana semua dapat ikut serta secara bebas” (Boal, 1974: 1).
Dari pandangan Augusto Boal ini dapat diartikan bahwa teater merupakan
suatu pertunjukan yang dibuat oleh masyarakat dan disajikan kembali untuk
masyarakat. Teater juga merupakan suatu perayaan di mana semua orang dapat
ikut serta secara bebas dalam suatu pertunjukan teater.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Pengertian Teater Rakyat
Dalam buku Media Memuliakan Kehidupan?, Sebuah Antologi
Komunikasi, Iswarahadi dan Tri mengatakan bahwa “pada awalnya teater rakyat
adalah sebuah pesta. Di dalam pesta tersebut tidak ada batasan antara pemain dan
penonton. Dalam teater rakyat semua orang boleh terlibat untuk mengungkapkan
perasaan dan ide mereka secara kreatif” (Iswarahadi, 2010 : 58).
Teater rakyat bukan hanya sekedar seni pertunjukan, tetapi lebih
merupakan seni yang ingin mengungkapkan realitas dengan menganalisis struktur
dalam masyarakat. Realitas yang diungkap lebih pada kehidupan masyarakat kecil
yang tertindas oleh ketidakadilan yang terjadi dalam lingkup kehidupan
bermasyarakat. Dalam karya tulisnya, Ismarwanto (1994:29) mengatakan bahwa:
Kata teater rakyat juga dikatakan sebagai sebuah sarana komunikasi dari,
oleh, dan untuk rakyat sendiri, informasi diterima, disampaikan dengan
cara dan tempat yang pantas. Sebagai sarana komunikasi, teater rakyat
ingin mengangkat situasi penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil serta
mencari solusi. Sebagai seni, teater rakyat menunjukkan realitas dan
permasalahan sosial. Dalam hal ini untuk mencapai suatu penyadaran dan
berujung perubahan pasti akan selalu mengalami konflik sosial yakni dari
pihak yang menderita dan dari pihak yang ingin menguasai. Oleh karena
itu orang sering mengatakan teater rakyat identik dengan pembela rakyat
kecil.
Sedangkan dalam bukunya, Iswarahadi (2010:46) berbicara bahwa :
Teater rakyat juga dipahami bukan sebagai seni pentas saja, tetapi juga
sebagai media pembebasan bagi rakyat. Pembebasan yang dimaksud
adalah pembebasan dari budaya bisu yang semakin memiskinkan rakyat
dalam sebuah struktur yang tidak adil. Media murah menjadi sarana rakyat
untuk mengekspresikan suara mereka melalui media yang mudah
terjangkau oleh masyarakat. Dalam teater rakyat rakyat dibiarkan untuk
membicarakan nasib mereka sendiri.
Teater rakyat merupakan salah satu sarana atau media untuk
berkomunikasi, menyampaikan pesan atau aspirasi lewat lakon-lakon serta dialog
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
yang dimainkan secara kreatif dan menarik. Lewat teater rakyat, peranan para
rakyat kecil yang tertindas akan selalu diangkat menjadi sebuah cerita dan dari
situlah akan muncul pesan atau aspirasi dari rakyat kecil yang sering kali tidak
tersampaikan kepada kalangan atas.
Teater rakyat tidak hanya diartikan sebagai kisah, seni, pesta, tontonan
atau bahkan hiburan saja melainkan menyangkut seluruh kegiatan dan proses
terjadinya kegiatan tersebut mulai dari proses perkuliahan, pelatihan, pementasan,
evaluasi, refleksi, diskusi, dan tindak lanjut serta aksi. Teater rakyat adalah alat
yang dapat membawa kesadaran sosial dalam masyarakat yakni mengembalikan
suara rakyat itu sendiri (Lapin, 2011: 91).
3. Bentuk Pelatihan Teater Rakyat
Sebuah seni pertunjukan tidak akan terjadi tanpa adanya proses latihan.
Teater rakyat sebagai salah satu bagian dari seni pertunjukan juga memiliki
latihan dasar yang perlu diikuti oleh para pemainnya sebelum memulai atau
memainkan sebuah pementasan. Pelatihannya tidak hanya berupa pelatihan yang
berkaitan dengan dasar-dasar permainan teater tapi juga sampai pada latihan
pembuatan naskah pementasan. Terdapat tiga tahapan persiapan yang berisi
materi pelatihan untuk bisa sampai pada suatu pementasan teater rakyat.
a. Pendekatan dengan Seni Terpadu
Maksud dari pendekatan ini adalah untuk memberi kebebasan kepada para
peserta dalam pengembangan potensi dalam bidang teater rakyat, khususnya dari
segi orientasi, artistik, dan organisasi. Dalam pendekatan ini terdapat lima bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
subjek kesenian yang harus diberikan kepada peserta pelatihan teater rakyat yaitu:
dinamika kelompok, ekspresi gerak, ekspresi vokal dan musik, ekspresi visual,
dan penulisan naskah improvisasi teater.
1) Dinamika kelompok
Maksud serta tujuan dari latihan dinamika kelompok ini adalah agar para
peserta mengenal sifat masing-masing anggotanya, baik dari nama, bentuk fisik,
sifat maupun watak tiap anggota kelompok. Dengan saling mengenal peserta
akan saling terbuka satu sama lain, sehingga nantinya bisa menghasilkan suatu
kerjasama yang baik dan solid antar peserta dalam suatu kelompok yang ada. Bila
peserta mampu melaksanakan latihan ini, peserta pasti akan juga mampu belajar
dan memerankan suatu profesi dan kelas sosial yang berbeda dari yang peserta itu
jalankan tiap harinya (Boal, 1974: 101).
Latihan dinamika kelompok ini biasanya dilakukan lewat permainan-
permainan yang sifatnya berkelompok. Pada akhir permainan biasanya peserta
diajak untuk menemukan makna dari permainan yang telah dilakukan dan makna
yang ditemukan tersebut akan menjadi pegangan bagi peserta dalam permainan
teater nantinya.
2) Ekspresi gerak
Dalam keseharian manusia lebih sering menggunakan kata-kata untuk
mengungkapkan segala sesuatunya dan membiarkan kemampuan ekspresif yang
begitu besar dari tubuh tak berkembang. Latihan ekspresi gerak mengajak para
peserta untuk mampu mengungkapkan sesuatu hal bukan hanya dengan kata-kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
saja, melainkan menggunakan jasmani mereka lewat gerak tubuh (Boal, 1974:
103).
a) Latihan dasar- dasar gerak
Latihan dasar gerak bersumber dari gerak kehidupan sehari-hari.
Tujuannya agar peserta mampu menguasai kelenturan tubuh, karena bermain
teater berati juga bermain menggunakan seluruh anggota tubuh kita. Jika tubuh
lentur tidak ada kendala bagi seorang aktor untuk melakukan perpindahan
blocking pada saat pementasan teater (Tri, 2015:7).
b) Ekspresi gerak “mencipta bentuk”
Latihan ini dibuat untuk menjalin kerjasama dalam kelompok, membuat
komposisi dengan kesadaran ruang, mengenal unsur artistik, unsur komposisi dan
teknik penampilan serta membantu mencitakan kelenturan tubuh .
Melalui proses latihan ini tidak hanya fisik saja yang dilatih namun juga
melatih kemampuan berkreasi dengan meniru gejala alam. Latihan pertama yaitu
mencipta bentuk diam atau statis yang biasanya diambil dari bentuk meja, gelas,
kursi, dan lain sebagainya.
Dalam latihan kedua peserta diajak untuk menciptakan bentuk bergerak
tanpa figur manusia, misalnya: ikan dalam akuarium, kereta kuda, ikan digoreng
dan lain sebagainya. Dalam latihan ketiga peserta diajak untuk menciptakan
bentuk bergerak dalam figur manusia, sebagai contoh: orang dalam mobil yang
berjalan, nelayan sedang mencari ikan dan lain-lain. Lewat latihan ini unsur-
unsur yang dipelajari adalah: garis, ruang, tingkatan (leveling), tekstur, warna,
gerak, suara, dan irama (Tri, 2015:7).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c) Ekspresi gerak, emosi dan motivasi
Dalam latihan ini peserta diajak untuk melakukan gerakan berdasarkan
sugesti yang diberikan. Sugesti yang diberikan berupa cerita yang dibawakan oleh
pelatih teater. Tujuan latihan ini adalah untuk merangsang imajinasi peserta lewat
sugesti cerita yang diberikan. Selain itu juga, peserta diajak pula untuk merangkai
emosi untuk menghasilkan ekspresi gerak yang baik, dilatihan terakhir dari
ekspresi gerak ini, peserta diajak untuk bergerak berdasarkan irama musik yang
diputar (Tri, 2015: 8).
3) Konflik
Konflik berarti pertentangan antara dua pihak untuk saling berlawanan.
Konflik adalah jantung cerita drama yang berfungsi untuk menghidupi lakon
drama. Terdapat tiga jenis konflik yang perlu dipelajari sebelum bermain drama,
yaitu:
Konflik fisik: latihannya bisa dengan tarik tambang
Konflik verbal: suatu konflik yang latihannya dengan melontarkan kata-kata
atau adu argumen dengan lawan main.
Konflik emosi: konflik yang latihannya atau memainkannya dengan hanya
memainkan ekspresi wajah (mimik).
4) Pernafasan (olah vokal)
Suara tidak hanya merupakan lagu saja, suara dapat mewujudkan warna
tergantung pada perasaan orang yang mendengarkan suara tersebut (Harymawan,
1993: 51).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Vokal atau suara merupakan unsur penting dalam memainkan sebuah
pentas teater/drama. Teknik vokal atau suara yang baik diperlukan untuk
menyampaikan gagasan para tokoh dalam bentuk dialog-dialog yang dimainkan
dalam suatu pementasan teater/drama. Untuk bisa menciptakan vokal atau suara
yang bagus dalam suatu pementasan maka diperlukan latihan terlebih dahulu,
bentuk latihan untuk mengolah vokal/suara adalah sebagai berikut:
Senam mulut
Latihan pernafasan
Melatih kejelasan ucapan (artikulasi)
Menjiwai cerita
Latihan dinamika (intonasi) dan progresi (teknik pengembangan suara)
Latihan irama (bisa dilakukan dengan menyanyi)
Dengan melakukan latihan-latihan ini seorang aktor atau pemain drama pasti akan
memiliki vokal/suara yang bagus saat melakukan pementasan teater/drama (Tri,
2015: 9).
5) Penulisan naskah
Naskah merupakan bagian yang penting juga dalam suatu pertunjukan
teater/drama. Naskah berisi jalan cerita dari pertunjukan yang akan dimainkan,
tema cerita, alur cerita, serta dialog-dialog yang perlu diucapkan oleh pemain
teater dalam pertunjukan teater/drama. Oleh karena itu, sebelum melakukan
pementasan, peserta wajib terlebih dahulu menciptakan naskah teater/drama.
Latihan untuk menciptakan naskah adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a) Dari cerpen ke tema dan sinopsis, langkah-langkahnya yaitu:
setiap peserta dibagikan satu buah cerpen yang ceritanya sama dan setelah
itu diminta untuk membaca cerpen tersebut,
setelah peserta memahami cerita, peserta diajak untuk membuat ringkasan
cerita dari cerpen yang telah dibaca tadi,
jika peserta sudah selesai membuat ringkasan cerita (sinopsis), peserta
dipersilahkan untuk mempresentasikan hasil kerjanya.
b) Dari tema, sinopsis ke cerpen, langkahnya yaitu:
setiap peserta diberikan satu buah sinopsis yang berisi cerita sama dan
diminta untuk membaca sinopsis tersebut,
setelah selesai membaca sinopsis, peserta diajak untuk menentukan tema
cerita dari sinopsis dan membuat cerpen,
jika sudah selesai, peserta mempresentasikan hasil karyanya.
c) Dari naskah drama ke tema, sinopsis dan treatment, langkah-langkahnya yaitu:
peserta masing-masing diberikan satu buah naskah drama dan diminta untuk
membacanya,
setelah memahami naskah yang dibaca, peserta diajak untuk menentukan
tema dan menjabarkannya ke dalam sinopsis serta treatment,
setelah selesai, peserta diberi kesempatan untuk mempresentasikan apa yang
telah dibuat.
d) Dari tema, sinopsis, treatment ke naskah drama, langkah pembuatannya yaitu:
Ini merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu peserta diminta untuk
membuat tema, sinopsis, treatment dan naskah drama dalam kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Hasil penulisan naskah yang telah dibuat dalam kelompok diwujudkan
dalam bentuk pementasan (Tri, 2015: 12).
b. Pengamatan dan Penilaian terhadap Situasi Masyarakat (Kunjungan
Lapangan)
Dalam tahap ini peserta diminta untuk terlibat langsung dalam kehidupan
bermasyarakat guna mengamati berbagai macam corak kehidupan di dalam suatu
masyarakat, mulai dari keadaan masyarakat sampai segala permasalahan yang
dialami dalam kehidupan masyarakat. Peserta diajak untuk mengadakan
serangkaian penelitian, pengamatan dan analisa yang dilakukan langsung dalam
kunjungan lapangan. Dengan adanya interaksi langsung dalam masyarakat,
diharapkan peserta bisa mencari tema yang cocok untuk pementasan teater rakyat
berdasarkan hasil refleksi pengamatan langsung peserta dalam suatu masyarakat
(Tri, 2015: 3).
c. Produksi Pementasan Teater Rakyat
Setelah menjalani semua jenis pelatihan, peserta melakukan pementasan
hasil kreasi sendiri yang telah dipersiapkan sebelumnya. Sumber cerita
pementasan teater rakyat adalah kejadian nyata dari situasi masyarakat yang
diperoleh dari kunjungan lapangan. Pementasan teater rakyat ini biasanya
dipentaskan di depan masyarakat umum dalam berbagai macam corak penampilan
teater rakyat (Tri, 2015: 3).
4. Peranan Teater Rakyat dalam Pewartaan
Teater rakyat memang memiliki peran dalam menyampaikan aspirasi atau
keinginan masyarakat kecil yang tidak dapat tersampaikan secara langsung, di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
balik itu pula teater rakyat ternyata juga memiliki peranan dalam proses
pewartaan.
a. Teater Rakyat sebagai Pengembangan Spiritualitas Injili.
Iswarahadi dalam bukunya Beriman dengan Bermedia mengatakan bahwa:
Dalam diri setiap orang tentu sudah ada spiritualitas yang ditanam sendiri
oleh Allah. Kita punya kewajiban untuk mengembangkannya. Spiritualitas
Injili tak lain tak bukan adalah kabar gembira. “You are the Good News!”
Benih- benih kabar gembira sudah ada dalam diri kita masing- masing.
Setiap pewarta sabda atau katekis hidup di tengah umat, dan harus di
tingkat basis. Seorang katekis mempunyai potensi untuk menggerakkan
umat.
Iswarahadi lebih memandang teater rakyat sebagai suatu gerakan bukan sebagai
organisasi. Teater rakyat berkaitan dengan katekis terutama dalam tugasnya untuk
mewartakan kabar gembira. Teater rakyat dalam menyajikan sebuah bentuk
pementasan bukan semata-mata untuk meninabobokan orang, melainkan untuk
menggugat kemapanan. Gerakan yang dimaksud tersebut bisa tumbuh apabila di
dalamnya ada “spiritualitas”.
Spiritualitas Injili dalam teater rakyat ditempatkan sama dengan
spiritualitas yang dimiliki oleh para umat basis pertama yang hadir di Amerika
Latin, di mana mereka pada saat itu dipandang memiliki kehidupan yang sama
dengan kehidupan jemaat Kristen pertama. Para umat basis ini sungguh- sungguh
menghayati hidup umat Kristen perdana dan bertindak atas sesamanya
berdasarkan semangat Injil (Iswarahadi, 2003: 56).
Dengan demikian teater rakyat memiliki peranan dalam pengembangan
spiritualitas Injili, di mana teater rakyat hadir bukan hanya sebagai sarana hiburan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
saja, melainkan lewat teater rakyat kabar gembira bisa sampai kepada umat dalam
balutan pementasan teater rakyat.
b. Teater Rakyat sebagai Medium Komunikasi
Dalam pewartaan-Nya Yesus seringkali menggunakan banyak
perumpamaan. Apa yang dilakukan oleh Yesus ini juga harus diikuti oleh para
pewarta dalam tugasnya di tengah umat. Teater rakyat adalah salah satu sarana
yang bisa dipakai dalam rangka pewartaan atau media komunikasi kepada umat.
Dalam kenyataannya teater rakyat sudah lama digunakan sebagai salah satu sarana
pewartaan oleh para umat basis yang ada di Amerika Latin pada tahun 1970-an.
Teater rakyat biasanya menyajikan permasalahan yang ada di antara umat.
Masalah tersebut disajikan dalam bentuk seni yang selanjutnya dijadikan bahan
diskusi oleh umat dan dari diskusi tersebutlah menghasilkan suatu komunikasi
aktif antar umat dalam melihat dan merefleksikan perumpamaan atau
permasalahan yang telah dihadirkan lewat pementasan teater rakyat (Iswarahadi,
2003: 64).
c. Teater Rakyat sebagai Media Pewartaan Alternatif bagi Kaum Muda
Proses pewartaan yang biasa- biasa saja atau yang sudah kuno seringkali
membuat banyak umat terutama kaum muda merasa enggan untuk melakukannya
bahkan menghindar untuk turut serta dalam rangka mewartakan Kerajaan Allah.
Padahal peran serta kaum muda justru sangat dibutuhkan dalam rangka
pewartaan, oleh karena semangat yang dimiliki masih berapi-api. Budaya di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tengah zaman sekarang ini juga turut serta melunturkan semangat kaum muda
untuk mau terlibat di dalam rangka karya pewartaan.
Teater rakyat merupakan salah satu media yang tepat untuk mengajak
kaum muda terlibat dalam kegiatan pewartaan. Salah satu contoh dari bentuk
pewartaan yang dimaksud seperti pementasan teater atau drama dalam homili
perayaaan ekaristi kaum muda di Gereja Santo Antonius Kotabaru. Pewartaan
yang dimaksudkan di sini yaitu bagaimana kaum muda ini ditantang untuk
mengalami pengalaman yang jarang atau bahkan belum pernah sama sekali
mereka alami. Lewat teater rakyat kaum muda pertama-tama diajak untuk melihat
terlebih dahulu realitas sosial masyarakat kecil dalam suatu kunjungan lapangan.
Dari pengalaman yang telah mereka dapatkan ini seringkali muncul rasa empati
dari diri mereka tentang kehidupan yang barangkali tidak pernah mereka alami
selama ini. Setelah itu mereka ditantang untuk berdinamika dalam latihan teater
rakyat untuk menampilkan kenyataan yang telah mereka lihat dalam sebuah
pementasan.
Tantangan yang kaum muda hadapi selama latihan adalah bagaimana
mereka mampu untuk menghadirkan realitas sosial yang tidak pernah mereka
alami sebelumnya. Apabila mereka telah mampu melewati tantangan tersebut,
seringkali mereka akan lebih membuka diri terhadap kehidupan kaum papa. Saat
inilah pewartaan telah terjadi terhadap kaum muda. Lewat teater rakyat kaum
muda biasanya akan lebih memiliki sikap berani untuk berpihak dan membela
kaum lemah, miskin serta tersingkir dan dari situlah Kerajaan Allah nampak lewat
apa yang kaum muda ini perjuangkan (Tri, 2010: 62).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
B. Public Speaking
Setelah memaparkan perihal yang berkaitan tentang teater rakyat, penulis
pada bagian ini akan memaparkan segala hal yang berkaitan dengan public
speaking dalam empat bagian, yaitu: pengertian public speaking, hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam public speaking, bentuk- bentuk public speaking, dan
fungsi kemampuan public speaking bagi mahasiswa Prodi IPPAK-USD dalam
proses berkatekese.
1. Pengertian Public Speaking
Public speaking merupakan salah satu seni berbicara, di mana seseorang
berbicara menyampaikan maksud atau tujuannya kepada orang banyak atau publik
bukan orang per orangan. Menurut Sukadi dalam bukunya Public Speaking Bagi
Pemula, yang dimaksud dengan public speaking adalah berbicara di depan
publik/sejumlah orang/umum yang dilakukan dalam rangka komunikasi (Sukadi,
1993: 5).
Dalam ilmu komunikasi public speaking juga dikenal dengan istilah
retorika atau pidato di depan umum. Pengertian sempit dari public speaking dalam
istilah retorika adalah ilmu bicara dan pengertian luasnya adalah ilmu penggunaan
bahasa, baik lisan maupun tulisan (Effendy, 1992: 53).
Dori Wuwur Hendrikus dalam bukunya yang berjudul Retorika ingin
mengartikan bahwa public speaking atau istilah lainnya retorika merupakan
kesenian untuk berbicara baik (Kunst, gut zu reden atau Ars bene dicendi), yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars,
techne)(Hendrikus, 1991: 14).
Sedangkan menurut Balqis Khayyirah dalam bukunya Cara Pintar
Berbicara Cerdas di Depan Publik, public speaking memiliki pengertian sebagai
suatu seni berbicara di depan umum tentang suatu hal atau topik secara lisan,
dengan tujuan mempengaruhi, mengajak, mendidik, mengubah opini, memberikan
penjelasan dan memberikan informasi (Khayyirah, 2013: 21).
Dari beberapa pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa public
speaking merupakan suatu bagian dari seni berbicara dan juga sebuah ilmu
tentang bagaimana seseorang mampu berkomunikasi secara lisan di depan publik
dengan tujuan mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mendidik, memberikan
penjelasan dan menyampaikan informasi, di mana kemampuannya diperoleh
seseorang berdasarkan talenta yang dimiliki ataupun karena memang mempelajari
ilmu tentang cara berbicara di depan publik.
2. Hal- hal yang Harus Diperhatikan dalam Public Speaking
Berbicara di depan publik atau di depan umum bukanlah hal yang mudah.
Banyak tantangan dan kesulitan yang seringkali terjadi, dan kesulitan tersebut
menjadi penghambat seorang pembicara untuk menyampaikan informasi atau
pesan yang harus diberikan kepada publik. Untuk bisa dan mampu berbicara di
depan publik seseorang harus memiliki beberapa keterampilan yang dipakai untuk
membuat suasana komunikasi terhadap khalayak umum dapat berjalan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lancar, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pembicara dalam
melakukan kegiatan public speaking.
a. Membangun Rasa Percaya Diri
Memiliki rasa percaya diri merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh
para pembicara. Perasaan takut, grogi, dan cemas biasanya muncul dalam diri
seorang pembicara saat mulai menghadapi audiens akan tetapi apabila seorang
pembicara mampu mengatasi segala perasaan tersebut dengan meningkatkan rasa
percaya dirinya pasti seorang pembicara akan mampu untuk berbicara di hadapan
publik (Khayyirah, 2013:92).
Untuk itu Charles Bonar Sirait yang merupakan seorang pembawa acara
terkenal menuliskan dalam bukunya The Power Of Public Speaking teknik
penting untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di depan publik:
1) Lakukan riset: lakukan analisis tentang bagaimana situasi yang akan dihadapi,
siapa saja audiensnya, berasal dari kalangan mana, usia rata- rata audiens,
tujuan acara, serta persepsi yang timbul bagi para audiens saat melihat
penampilan pembawa acara. Semakin dalam riset yang dilakukan, semakin
besar rasa percaya diri tumbuh.
2) Latihan: jadikan latihan menjadi suatu kegiatan yang dicintai, lakukan latihan
kapan saja dan di mana saja, jangan pernah melakukan latihan hanya pada
saat diminta dalam suatu acara saja. Semakin sering seorang pembicara
berlatih berbicara, maka rasa percaya diri saat di atas panggung pun semakin
meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3) Visualisasi penampilan terakhir: ingat- ingat lagi segala hal yang dilakukan
saat pernah melakukan suatu presentasi, tentang hal yang menarik, maupun
yang gagal dilakukan. Keberhasilan yang pernah dibuat maupun kegagalan
yang pernah dibuat akan meningkatkan kembali rasa percaya diri. Namun jika
masih pemula, rekam hasil latihan dengan handycam atau kamera video yang
ada, jika sudah mintalah beberapa orang terdekat untuk mengevaluasi hasil
presentasi yang telah dilakukan. Masukan dari orang terdekat biasa juga
menjadi salah satu dorongan untuk meningkatkan rasa percaya diri (Sirait,
2007: 50).
b. Teknik Vokal
Teknik vokal sangat menentukan baik atau buruknya seorang pembicara
dalam membawakan bahan pembicaraannya kepada audiens. Teknik vokal perlu
dimiliki oleh setiap pembicara karena berfungsi untuk dapat mengatur artikulasi,
tempo bicara, serta volume suara yang diperlukan saat berbicara di depan umum.
Selain itu yang perlu diperhatikan juga dalam melatih vokal, seorang pembicara
pertama-tama perlu juga memperhatikan dan melatih cara pernafasan, karena
pernafasan juga menentukan baik atau tidaknya vokal seorang pembicara.
Menurut Ninda Nindiani dalam bukunya Sukses Jadi MC, seorang
pembicara perlu memperhatikan pernafasannya, karena jika seorang pembicara
memiliki nafas yang pendek pembicara tersebut cenderung berbicara tersengal-
sengal. Oleh karena itu, seorang pembicara perlu melatih terus pernafasannya agar
memiliki nafas panjang saat berbicara. Pernafasan yang baik adalah dengan
menggunakan pernafasan perut/diafragma, karena diyakini bahwa pernafasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
perut/diafragma lebih kuat dan lebih panjang daripada pernafasan dada (Nindiani,
2014:74).
Seorang pembicara juga harus memiliki jenis karakter dan kualitas suara
yang baik, Charles Bonar Sirait mengatakan bahwa ada 5 jenis karakter dan
kualitas suara yang baik, yaitu: menyenangkan untuk didengar, dinamis
(memberikan impresi penuh tenaga dan kekuatan), ekspresif (kaya akan nuansa),
jelas (segar, dan punya power kuat untuk didengar) dan yang terakhir adalah
mengalir wajar dan tidak dibuat-buat (Sirait, 2007: 70).
Seorang pembicara rata-rata berbicara dengan gerak laju kira-kira 300
suku kata tiap menitnya, atau 5 buah per detiknya. Suku kata tersebut harus
ditangkap dan diterjemahkan menjadi pemikiran. Apabila suku kata tersebut
diproyeksikan secara lemah, tertelan, atau tertekan, maka terjadi sesuatu hal yang
hilang dalam sebuah komunikasi. Oleh karena itu artikulasi yang jelas dari
pembicara sangatlah penting dimiliki untuk dapat berbicara kepada publik agar
komunikasi dapat berjalan dengan lancar (Encarnacion dan Carpio, 2005:108).
Seorang pembicara juga harus memperhatikan tempo bicara. Tempo bicara
yang ideal adalah tempo yang tidak terlalu lambat dan tidak terlalu cepat. Apabila
seorang pembicara berbicara terlalu cepat, bisa terjadi artikulasi menjadi tidak
jelas yang mengakibatkan informasi kepada publik tidak bisa diterima dengan
baik (Nindiani,2014: 75).
Volume suara saat berbicara di depan publik juga perlu diatur oleh
pembicara. Volume suara lebih diartikan sebagai keras lembutnya seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam berbicara. Idealnya bagi seorang pembicara, volume suara bisa terdengar
sampai ke telinga para audiens yang hadir dalam suatu ruangan atau tempat
(Nindiani, 2014: 75).
c. Bahasa Tubuh
Seorang pembicara yang baik selain mengandalkan vokalnya juga pasti
akan mengandalkan tubuhnya dalam menyampaikan suatu informasi atau pesan
saat berbicara di depan umum. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
oleh beberapa ahli, gerak tubuh justru memberikan kontribusi yang paling
penting, yakni sebesar 55% dari seluruh aspek yang harus dikuasai oleh seorang
pembicara saat harus menyampaikan informasi atau hal lainnya di depan umum
(Sirait, 2007: 100).
Yang dimaksud dengan bahasa tubuh adalah suatu proses pertukaran
pikiran dan gagasan, di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat,
ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan),
diam, waktu, suara, postur, dan gerakan tubuh (Khayyirah, 2013:129). Bahasa
tubuh merupakan bentuk kemampuan mental dan fisik manusia, sebuah
komunikasi non verbal yang terdiri dari gerakan tubuh, ekspresi wajah, gerakan
mata dan bentuk postur tubuh.
Banyak manfaat yang dapat diambil oleh seorang pembicara jika bisa
menggunakan bahasa tubuhnya saat berbicara di depan umum. Gerak tubuh dapat
membantu seorang pembicara untuk menjelaskan atau mengklarifikasi arti dari
pembicaraan yang sedang dibawakan kepada para audiens. Bahasa tubuh juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
membantu untuk menyampaikan isi dari pembicaraan yang sedang dibawakan,
selain itu bisa juga bermanfaat untuk menarik minat atau perhatian para audiens
kepada pembicara yang sedang menyampaikan pembicaraan karena gerakan tubuh
bisa menghilangkan situasi pembicaraan yang monoton. Manfaat bahasa tubuh
lainnya adalah bisa membantu pembicara untuk menghilangkan ketegangan dan
kegugupan saat berada di atas panggung atau saat menghadapi para audiens
penggunaan bahasa tubuh juga bisa membantu seorang pembicara dalam
mengatur sebuah pembicaraan sehingga pembicaraan terlihat jelas atau terdengar
baik bisa sampai kepada audiens yang sedang mendengarkan (Sirait, 2007: 103).
d. Menguasai Materi
Untuk dapat melakukan pembicaraan di depan umum sangatlah penting
seorang pembicara untuk menguasai materi atau bahan yang akan disampaikannya
kepada audiens. Seorang pembicara tidak akan mungkin bisa berbicara dengan
lancar jika tidak mempunyai materi yang akan dibicarakan di depan banyak orang.
Oleh karena itu penting bagi seorang pembicara untuk mempersiapkan sebuah
materi pembicaraan serta melatih menguasai materi tersebut sehingga nantinya
pesan atau informasi bisa sampai kepada audiens.
Menurut Balqis Khayyirah dalam bukunya yang berjudul Cara Pintar
Berbicara Cerdas di Depan Publik seorang pembicara dapat mempersiapkan
bahan atau materinya dengan dua cara sederhana namun sangat baik jika
digunakan, yaitu dengan cara brainstorming dan mind map. Brainstorming
merupakan suatu cara membuat materi dengan mengumpulkan atau mengeluarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
seluruh ide atau gagasan tanpa harus diseleksi atau dikritisi terlebih dahulu.
Sedangkan mind map adalah suatu metode untuk mengelola informasi secara
keseluruhan, termasuk di dalamnya menyimpan informasi, mengorganisasikan
informasi, skala prioritas, belajar memahami informasi, meninjau kembali, dan
mengingat informasi. Mind map merupakan teknik mencatat kreatif dengan
memanfaatkan cara kerja otak. Setelah itu bisa seorang pembicara bisa segera
membuat kerangka materi yang akan disampaikan, kerangka materi dibuat agar
memudahkan pembicara untuk membawakan suatu materi yang telah dipersiapkan
(Khayyirah, 2013:75).
Setelah materi dipersiapkan, yang paling penting lagi bagi seorang
pembicara adalah menguasai materi yang telah disiapkannya. Cara menguasai
materi yang telah dipersiapkan adalah dengan membuat daftar konsep tentang hal-
hal yang ingin disampaikan. Menguasai materi bukan berarti menghafal materi
yang telah dipersiapkan (Khayyirah, 2013: 89).
3. Bentuk- bentuk Public Speaking
Public speaking atau sering dikenal dengan seni berbicara di depan umum
memiliki macam-macam bentuk. Bentuk public speaking dibagi menurut jenis
penggunannya atau tujuannya. Dori Wuwur Hendrikus dalam bukunya membagi
public speaking ke dalam dua jenis yaitu monologika dan dialogika. Monologika
yaitu ilmu tentang seni berbicara secara monolog, di mana hanya seorang saja
yang berbicara, sedangan yang dimaksud dengan dialogika adalah suatu ilmu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tentang seni berbicara, di mana terdapat dua orang atau lebih yang berbicara atau
ikut ambil bagian dalam satu proses pembicaraan (Hendrikus, 2010: 16).
Macam-macam bentuk public speaking lebih jelas lagi diterangkan oleh
Balqis Khayyirah ke dalam beberapa bentuk, yaitu:
a. Presentasi
Presentasi merupakan suatu kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat, atau
informasi kepada orang lain, presentasi biasanya digunakan dalam kegiatan
pendidikan atau kegiatan bisnis. Tujuan dari presentasi bisa berbagai macam,
misalnya untuk membujuk (dibawakan oleh wiraniaga), memberi informasi
(dibawakan oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (dibawakan oleh
orang yang membantah suatu pendapat tertentu). Ciri-ciri dari suatu
presentasi adalah: dilakukan secara formal, disusun secara matang atau
terencana, biasanya sudah ditentukan (waktu, tempat, dan materi), dibantu
dengan alat peraga maupun alat bantu presentasi, dipandu oleh moderator,
ada pihak lain yang digunakan sebagai sasaran presentasi, dan diikuti dengan
sesi tanya jawab dan memiliki tujuan atau target tertentu.
b. Pidato
Suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang
banyak, atau dengan kata lain pidato adalah mengungkapkan gagasan yang
disampaikan atau ditujukan kepada orang lain. Tujuan dari pidato yaitu untuk
mempengaruhi orang lain, memberi pemahaman atau informasi kepada orang
lain serta membuat orang lain senang dan puas dengan ucapan yang
disampaikan secara menghibur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
c. MC (Master of Ceremony)
MC berarti “penguasa acara”, pemandu acara, pengendali acara, pembawa
acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara. MC memiliki peran untuk
mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan mengisi
acara, serta bertanggung jawab atas kelancaran, ketepatan waktu, kemeriahan,
maupun kekhidmatan acara dari awal hingga akhir.
d. Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin, mengatur, dan memandu suatu
kegiatan diskusi. Moderator berbeda dengan MC, moderator lebih sering
dijumpai dalam acara diskusi atau debat. Moderator adalah orang yang paling
berkuasa dalam suatu diskusi atau debat. Moderator mempunyai hak untuk
memilih siapa yang diberi kesempatan untuk bertanya kepada penyaji.
e. Ceramah
Ceramah merupakan kegiatan komunikasi satu arah, di mana pembicara
menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi
berupa tanggapan atau respon. Ceramah bertujuan untuk memberikan nasihat
dan petunjuk kepada audiens.
f. Khotbah
Khotbah adalah suatu pidato lisan yang dibuat oleh seorang nabi atau anggota
ulama mengenai Al-Kitab, teologis, agama, atau moral. Biasanya seorang
pengkhotbah memegang perilaku kepercayaan, hukum, atau manusia dalam
konteks sekarang dan masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
g. Seminar
Seminar merupakan pertemuan ilmiah yang secara sistematis mempelajari
suatu topik khusus, di bawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam
bidang tersebut. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah
secara ilmiah, sehingga pesertanya pun orang yang ahli dalam bidangnya.
h. Diskusi
Diskusi berarti bertukar pikiran tentang suatu masalah, baik untuk
memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, maupun mencari jalan
keluar dari masalah tersebut. Diskusi dengan kata lain adalah suatu kegiatan
tukar-menukar informasi, pendapat, dan unsur pengalaman secara teratur,
dengan maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti
tentang suatu hal.
i. Simposium
Simposium merupakan suatu rangkaian pidato pendek di depan para
pendengar dengan seorang pemimpin (moderator). Simposium menampilkan
beberapa pembicara dan para pembicara ini mengemukakan aspek-aspek
pandangan yang berbeda dari sebuah topik yang sama.
j. Kolokium
Dalam kolokium beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh pendengar mengenai topik yang ditentukan.
Kolokium berbeda dengan simposium, dalam kolokium para ahli tidak
mengajukan (makalah) sebagai prasaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
k. Lokakarya (Workshop)
Lokakarya adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya
merupakan sebuah pertemuan ilmiah kecil.
l. Rapat
Suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi bersifat tatap muka, yang
sering diselenggarakan oleh banyak organisasi. Rapat merupakan alat untuk
mendapatkan mufakat melalui musyawarah kelompok (Khayyirah, 2013:36-
55).
Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa public speaking tidak
terikat dengan satu jenis atau satu bentuk saja, melainkan memiliki banyak
bentuk. Bentuk-bentuk dari public speaking ini ada karena berdasarkan kebutuhan
dan sifatnya masing-masing. Seorang pembicara yang baik pasti akan melakukan
kegiatan public speaking-nya berdasarkan kebutuhannya berbicara dan
menyesuaikan dengan bentuk dari public speaking yang ada.
4. Fungsi Memiliki Kemampuan Public Speaking bagi Mahasiswa Prodi
IPPAK-USD dalam Proses Berkatekese
Dalam anjuran apostolic Catechesi Tradendae, Sri Paus Yohanes Paulus II
mengartikan katekese:
Katekese ialah pembinaan iman anak-anak, kaum muda dan orang-orang
dewasa dalam iman, yang khususnya mencakup penyampaian ajaran
Kristen yang pada umumnya diberikan secara organis dan sistematis
dalam, dengan maksud mengantar para pendengar memasuki kepenuhan
hidup Kristen (CT, Art. 18).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Dengan kata lain katekese diartikan sebagai usaha-usaha dari pihak Gereja
untuk menolong umat agar semakin memahami, menghayati, dan mewujudkan
imannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam katekese terdapat unsur
pewartaan, pengajaran, pendidikan, pendalaman, pembinaan, pengukuhan serta
pendewasaan. Metode yang sesuai perlu dicarikan agar katekese dalam ragam
bentuknya bergema dalam hati pendengar dan berbuah nyata (Telambanua,
1999:5).
Dalam tulisannya Marcel Beding menuliskan bahwa katekese merupakan
salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena melalui katekese tiap umat
sebenarnya berusaha menyampaikan pesan khusus dari Allah untuk keselamatan
manusia. Allah berkomunikasi dengan umat melalui orang-orang lain (Ibr 1:1)
dan Yesus merupakan metodenya yang sempurna dan cemerlang (Ibr 1:2). Dari
kutipan ini secara sederhana dapat dikatakan bahwa Yesus merupakan jembatan
komunikasi paling baik yang pernah diciptakan oleh Allah (Praedicamus, 2008:
25).
Yesus merupakan seorang public speaker atau komunikator paling hebat
dan paling baik pada zaman-Nya. Ia banyak sekali menyampaikan pesan
mengenai Kerajaan Allah kepada banyak orang, baik itu dalam khotbahNya di
bukit (Mat 5-7) sampai setelah Ia bangkit dari kematian pun, Yesus tetap
memberikan dan menyampaikan pesan Allah kepada para muridNya untuk
memberitakan Injil ke seluruh dunia (Mrk 16: 1-8). Rasul Paulus semasa hidupnya
juga dikenal Gereja sebagai seorang komunikator ulung. Rasul Paulus memiliki
cara berkomunikasi yang berbeda dari Yesus. Rasul Paulus lebih banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menggunakan surat sebagai sarana berkomunikasi dengan umat pada saat itu.
Surat- surat yang ditulis oleh Rasul Paulus sebagai sarana berkomunikasi dan
pesan dalam surat tersebut masih bisa diterima umat sampai pada zaman sekarang
ini. Surat- surat yang ditulis itu termuat di dalam Kitab Suci.
Mahasiswa Prodi IPPAK-USD merupakan para mahasiswa yang dididik
secara khusus menjadi seorang katekis atau pewarta sabda Allah. Para mahasiswa
ini mempunyai tugas khusus untuk melanjutkan karya Yesus serta para muridNya
untuk mewartakan kabar gembira. Sesuai dengan apa yang tertulis dalam Kitab
Hukum Kanonik (KHK) kanon 773 para mahasiswa Prodi IPPAK-USD yang
nantinya setelah lulus menjadi seorang katekis memiliki tugas pokok sebagai
seorang katekis yaitu, mewartakan sabda Allah dan memberi kesaksian
(KHK’1983: kan. 773).
Untuk menjadi seorang katekis mahasiswa Prodi IPPAK-USD
mendapatkan pendidikan khusus untuk mengembangkan keterampilannya sebagai
seorang katekis. Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki oleh seorang katekis
adalah kemampuan berkomunikasi. Dalam buku Katekese Umat, Yosef Lalu, Pr
mengatakan bahwa seorang katekis perlu memiliki keterampilan untuk
berkomunikasi, karena komunikasi yang terjadi dalam proses katekese umat
merupakan komunikasi antara orang-orang dengan pengalaman tertentu pada
situasi tertentu yang dilatarbelakangi oleh kebudayaan tertentu, sehingga perlu
adanya komunikasi yang menekankan pada aspek berelasi, mampu menyatukan,
mampu mengumpulkan serta mengarahkan agar sampai pada suatu tindakan
nyata, mampu juga mengungkapkan diri, berbicara dan mendengarkan. Selain itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
juga mampu menciptakan suasana yang memudahkan peserta katekese umat
untuk bisa mengungkapkan diri dan mendengarkan pengalaman orang lain (Lalu,
2005: 121).
Untuk bisa berkomunikasi dengan baik seorang katekis perlu memiliki
kemampuan untuk ber-public speaking. Penting bagi seorang katekis untuk dapat
memiliki kemampuan public speaking karena berguna untuk berkomunikasi
kepada umat yang didampinginya selain itu pula dapat menunjang para katekis
untuk mampu berbicara di depan publik mengingat kegiatan berkatekese
menuntut katekis untuk berbicara di depan publik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
PENGARUH PELATIHAN TEATER RAKYAT TERHADAP
KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING MAHASISWA IPPAK- USD DALAM
RANGKA PROSES BERKATEKESE
Pada bab III ini penulis akan menguraikan pengaruh pelatihan teater rakyat
terhadap kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka
proses berkatekese. Dalam bab ini penulis akan menguraikan terlebih dahulu
kedudukan pelatihan teater rakyat dalam pendidikan calon katekis di Prodi
IPPAK-USD. Pada bagian berikutnya penulis akan membahas metodologi
penelitan yang berisi jenis penelitian seperti apa yang akan penulis gunakan guna
mendapatkan hasil yang penulis inginkan. Setelah itu penulis juga akan
membahas hasil penelitian berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis
dapatkan. Melalui hasil penelitian yang nantinya diperoleh, penulis berharap bisa
mengetahui sejauh mana kemampuan public speaking yang dimiliki oleh
mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses berkatekese terutama setelah
mengikuti pelatihan teater rakyat yang diberikan Prodi IPPAK-USD.
A. Kedudukan Pelatihan Teater Rakyat dalam Pendidikan Calon Katekis di
Prodi IPPAK-USD
Tugas sebagai katekis pada zaman sekarang ini tidaklah mudah. Berbagai
kemampuan perlu dimiliki dan dikembangkan oleh mahasiswa IPPAK-USD yang
nantinya akan menjadi seorang katekis profesional. Salah satu kemampuan yang
perlu dimiliki oleh mahasiswa IPPAK-USD sebagai seorang katekis adalah
kemampuan public speaking. Seorang katekis perlu memiliki kemampuan public
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
speaking karena kemampuan tersebut sangat berpengaruh dan sangat menunjang
seorang katekis dalam melakukan proses berkatekese terutama jika katekis
tersebut ingin menciptakan sebuah proses katekese yang menarik di depan umat.
Di Prodi IPPAK-USD kemampuan public speaking mahasiswa diajarkan
serta dikembangkan lewat pelatihan teater rakyat. Pada bagian ini penulis akan
memberikan pemamparan tentang sejarah, visi, misi, kurikulum dan perjalanan
pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD, sehingga diketahui bahwa Pelatihan
Teater Rakyat memiliki pengaruh terhadap proses berkatekese melalui
kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD.
1. Sejarah Singkat Prodi IPPAK-USD
Pada tahun 1959 Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (sekarang KWI)
merencanakan usaha-usaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendalaman
hidup beriman dan untuk memperbarui pelaksanaan katekese di Indonesia. MAWI
menyerahkan rencana tersebut kepada P. F. Heselaars SJ yang kemudian
bekerjasama dengan P.C. Carry SJ (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Pada tahun 1960 P. Haselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik dengan
kegiatan-kegiatan antara lain, menerbitkan buku-buku, mengadakan penataran
para guru dan ceramah-ceramah untuk kelompok-kelompok kategorial lainnya.
Pada saat itu telah disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang
terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Oleh sebab itu pada
tanggal 1 Agustus 1962 didirikanlah Yayasan Akademi Kateketik Katolik
Indonesia (AKKI) yang menyelenggarakan pendidikan tinggi Kateketik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3
April 1964 di Yogyakarta (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Pusat Kateketik beserta AKKI pada mulanya bertempat di Jl. P. Senopati
20 Yogyakarta. Pada tahun 1968 atas prakarsa Bapak Julius Kardinal
Darmoyuwono Pr, kedua lembaga tersebut menempati gedung sendiri di Jl.
Abubakar Ali 1, Yogyakarta. Tempat yang baru ini dapat memenuhi kebutuhan
akan ruang-ruang kuliah, perpustakaan dan ruang baca, kesekretariatan, kantor
kerja staff, laboratorium audio visual, sanggar-sanggar kesenian, aula, ruang
pameran dan ruang rekreasi (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Pada tanggal 11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri
PTIP dengan SK No. 108/B.SWT/P/65. Pada tahun 1966 diselenggarakan ujian
tingkat Sarjana Muda untuk pertama kalinya. Setelah beberapa kali
menyelenggarakan ujian negara, pada tanggal 31 Desember 1969 AKKI
memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Menteri P dan K
dengan SK No. 0170 tahun 1969 (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong
perubahan nama lembaga. Pada tanggal 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M.
Soerjanto Partaningrat SH, AKKI berubah nama menjadi Sekolah Tinggi
Kateketik Pradnyawidya. Pada tanggal 23 Juni 1971 tingkat sarjana Sekolah
Tinggi Kateketik Pradnyawidya memperoleh status terdaftar dari Direktorat
Pendidikan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/ DPT/B/71.
Pada semester gasal tahun akademik 1984-1985 dilaksanakan proses
perubahan jenjang dan program pendidikan, serta dilakukan penataan kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
nama unit jurusan/program studi dengan status diakui di Lingkungan Koordinasi
Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V, DIY. Berdasarkan proses itu, Sekolah
Tinggi Kateketik Pradnyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana
muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana
satu (S1) dengan nama Sekolah Tinggi Filsafat Kateketik Pradnyawidya. Program
sarjana satu ini berstatus diakui dengan SK Mendikbud No. 043/0/1985 tertanggal
28 Januari 1985. STFK Pradnyawidya memperoleh penetapan kembali status
diakui pada tanggal 14 Mei 1986 dengan SK Mendikbud No. 0362/0/1986. Pada
tahun akademik 1991/1992, tepatnya tanggal 26 Desember 1991, STFK
Pradnyawidya memperoleh status disamakan dengan SK No. 660/0/1991 (Staf
Dosen IPPAK, 2010: 1).
Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK
(Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau yang memiliki akta mengajar
dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan
jalur dari jalur non kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut
mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada FKIP USD.
Setelah melalui proses merger yang cukup lama, berdasar SK Mendikbud No.
08/D/O/1995 tertanggal 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi
Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik,
Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan
status disamakan (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI No 002/BAN-PT/AK-II/XII/1998
tertanggal 22 Desember 1998 FIPA USD telah terakreditasi dengan mendapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
nilai B. Pada tahun 1999 pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama
program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA
USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu
Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) dan menjadi
bagian FKIP USD (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
Pada tahun 2003 IPPAK mengajukan akreditasi. Berdasarkan SK BAN PT
Depdiknas RI nomor 014/BAN-PT/AK-VII/S1/IV/2004 IPPAK mendapat
peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajuan akreditasi. Berdasarkan
SK BAN PT Depdiknas RI nomor 015/BAN-PT/AK-XII/S1/VI/2009 IPPAK
kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen IPPAK, 2010: 1).
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Prodi IPPAK-USD
Adapun visi, misi, tujuan, motto serta sasaran Prodi IPPAK-USD adalah
sebagai berikut:
Visi:
Terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin
bermartabat (Staf Dosen IPPAK, 2010: 4).
Misi:
Mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang
memasyarakat dan mampu mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi
masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Staf Dosen IPPAK, 2010: 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tujuan:
Menghasilkan sarjana pendidikan yang beriman mendalam, berkompeten,
berkepribadian, dan berintegritas, dengan sikap yang unggul dapat membantu
sesama umat beriman mengembangkan imannya, yang dapat berprofesi menjadi
Guru Agama Katolik, katekis, dan pengembang karya katekese melalui kerjasama
dengan tokoh-tokoh umat dan pemimpin gerejawi lainnya serta mampu
menghasilkan karya-karya pengembangan katekese (puskat.or.id).
Motto:
Mewujudkan katekis yang Pradnya-Widya (Bijaksana dan berilmu) (Staf Dosen
IPPAK, 2010: 5).
Sasaran:
a. Sasaran Jangka Panjang:
Prodi IPPAK mengambil bagian dalam mewujudkan sasaran jangka panjang
universitas yang mau menjadi world class university yang masuk 500 besar
dunia pada tahun 2030 sesuai visi dan misi.
b. Sasaran Jangka Menengah
Prodi IPPAK mengambil bagian dalam mewujudkan sasaran jangka menengah
universitas yang mau menjadi Asian class university yang masuk 200 besar
Asia pada tahun 2015 sesuai visi dan misi.
c. Sasaran Jangka Pendek
Semakin mantapnya jati diri IPPAK. Sasaran ini diarahkan untuk
mengembangkan Prodi IPPAK agar lebih berperan dalam pewartaan Gereja
Indonesia sesuai visi dan misinya. Melalui peningkatan kualitas pengajaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Prodi IPPAK semakin
berkembang sebagai lembaga pendidikan katekis dan pengembang karya
katekese di Indonesia.
Kurikulum yang semakin relevan terhadap perkembangan zaman dan
kebutuhan stakeholder. Sasaran ini dimaksudkan untuk menunjang tercapainya
pengembangan spiritualitas dan kompetensi lulusan yang sesuai dengan
tuntutan jaman dan kebutuhan stakeholder.
Semakin meningkatnya kualitas pembelajaran, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat yang berbasis ICT.
Berkembangnya penguasaan soft skills mahasiswa, dalam rangka penggalian
program-program unggulan Prodi yang berguna bagi mahasiswa dan alumni
dalam konteks pengembangan. Secara khusus sasaran ini memberi perhatian
pada pengembangan penguasaan soft skills mahasiswa demi pengembangan
habitus baru Gereja Indonesia.
Meningkatnya kerja sama dengan alumni, stakeholder, lembaga-lembaga
sejenis di Indonesia, dan program religious education tingkat ASEAN.
3. Gambaran Kurikulum Prodi IPPAK-USD
Dalam Peraturan Akademik Universitas disebutkan bahwa program studi
adalah unsur pelaksanaan pendidikan akademik dan/atau profesional pada jurusan
yang diselenggarakan atas dasar suatu kurikulum yang disusun dengan
berpedoman pada kurikulum yang ditentukan konsorsium Pola Ilmiah Pokok
Universitas dan kekhususan lain (Staf Dosen IPPAK, 2010: 11).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan pada Peraturan Akademik Universitas, penyelenggaraan
pendidikan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik telah diatur (Staf Dosen IPPAK, 2010: 11).
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Universitas Sanata Dharma menyelenggarakan Program Sarjana Strata 1 (S1)
dengan Sistem Kredit Semester (SKS) seperti yang tercantum dalam Peraturan
Akademik Universitas Sanata Dharma. Sistem Kredit Semester adalah sistem
penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi mahasiswa dan beban
penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit atas dasar waktu semester yang
setara dengan 16-19 minggu kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya, termasuk 2-3
minggu kegiatan penilaian.
Beban studi mahasiswa Prodi IPPAK-USD adalah 148 SKS (termasuk
skiripsi), yang terdiri dari 8 SKS untuk Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
(MPK), 42 SKS Mata Kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK), 54 SKS Mata
Kuliah Keahlian Berkarya (MKB), 38 SKS Mata Kuliah Perilaku Berkarya
(MPB), dan 6 SKS Mata Kuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB). Pada
semester pertama mahasiswa wajib mengambil paket mata kuliah yang telah
ditentukan Program Studi. Pada semester berikutnya beban studi yang maksimal
boleh diambil mahasiswa berpedoman pada besarnya Indeks Prestasi Mahasiswa
(IPS) yang dicapai pada semester sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
4. Pendidikan Teater di Prodi IPPAK-USD
Dalam pendidikan teater di Prodi IPPAK-USD, mahasiswa yang
merupakan calon katekis diperkenalkan bahwa teater merupakan seni pertunjukan
yang memadukan berbagai potensi diri (raga, jiwa, dan roh) dan berbagai unsur
kesenian (tari, vokal, rupa, dan ekspresi). Melalui latihan teater ini diharapkan
agar para mahasiswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang berkembang
secara mantap, selain itu juga agar para mahasiswa memiliki sikap dan jatidiri
yang terbentuk untuk mampu melaksanakan pewartaan di tengah umat. Proses
pelatihan dan penyamaian materi teater di Prodi IPPAK-USD terbagi menjadi tiga
tahapan, yaitu pendekatan dengan seni terpadu, pengamatan dan penilaian
terhadap suatu situasi di lingkungan masyarakat (kunjungan lapangan), dan
produksi pementasan teater rakyat. (Staf Dosen IPPAK, 2010: 52).
a. Tahap I: Pendekatan dengan seni terpadu.
Tahap ini dimaksudkan untuk memberi kebebasan para peserta dalam
pengembangan potensi mereka dalam bidang teater rakyat, khususnya dari
segi-segi orientasi, artistik, dan organisasi. Dalam program ini dengan
pendekatan interdisipliner mahasiswa diperkenalkan dengan, unsur-unsur
kesenian, unsur- unsur artistik, unsur ekspresi drama (kualitas penampilan),
sumber-sumber improvisasi, perbedaan dengan seni teater rakyat tradisional,
teknik pemeranan dan penyutradaraan, serta dinamika kelompok melalui
beberapa bidang subjek kesenian yang berbeda seperti, dinamika kelompok,
ekspresi gerak, ekspresi vokal dan musik, ekspresi visual, dan juga penulisan
naskah improvisasi teater.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Tahap II: Pengamatan dan Penilaian terhadap situasi di lingkungan
masyarakat (kunjungan lapangan).
Dalam tahap ini seluruh mahasiswa dilibatkan dengan bermacam corak tata
kehidupan masyarakat. Dengan mengadakan serangkaian pengamatan,
penelitian, integrasi dan analisa langsung terhadap kenyataan sosial,
diharapkan mereka akan mampu mengidentifikasi masalah, kebutuhan
potensi masyarakat yang dikunjungi dalam pementasan teater rakyat dengan
tema yang merefleksikan situasi kehidupan masyarakat dan lingkungannya
guna mengembangkan suatu kesadaran sosial.
c. Tahap III: Produksi Pementasan Teater Rakyat.
Pementasan kreasi para mahasiswa sendiri secara kelompok. Sumber cerita
adalah kejadian nyata dari situasi masyarakat (hasil kunjungan lapangan)
yang disajikan dalam bermacam-macam corak penampilan teater rakyat
seperti, sandiwara komedi, drama puisi, teater fabel, dan drama
eksperimental.
B. Metodologi Penelitian
Uraian metodologi penelitian yang penulis buat mencakup tujuan
penelitian, jenis penelitian, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian,
responden penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian, dan analisis data.
1. Tujuan Penelitian
a. Mengerti maksud dari pelatihan teater rakyat
b. Memahami pengertian dari public speaking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Menggali pengaruh pelatihan teater rakyat terhadap kemampuan public
speaking mahasiswa Prodi IPPAK- USD yang menjadi faktor penting dalam
proses berkatekese.
2. Jenis Penelitian
Penulis dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian ex post facto.
Jenis penelitian ex post facto yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
sesuatu yang sudah terjadi dan kemudian melihat ke belakang untuk melihat
faktor- faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Jamal, 2011: 190).
3. Metode Penelitian
Terdapat dua metode penelitian yaitu metode penelitian dengan metode
eksperimen dan survai, namun dalam penelitian ini penulis memilih untuk
menggunakan metode penelitian survai. Penulis melakukan survai kepada
mahasiswa IPPAK- USD dalam rangka proses berkatekese, penulis ingin
mengetahui sejauhmana kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD
saat melakukan proses berkakatekese, terutama setelah mereka melewati proses
pelatihan teater rakyat. Penulis memilih metode survai karena metode ini dapat
dilakukan pada penelitian dengan populasi besar maupun populasi kecil. Adapun
tujuannya adalah mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok
obyek/populasi (Jamal, 2011: 44).
4. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Kampus V IPPAK-USD (Ilmu Pendidikan
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma), yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
terletak di Jalan Ahmad Jazuli No 2, Kota Baru dan waktu penelitian dilaksanakan
pada bulan Oktober tahun 2015.
5. Responden Penelitian
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan
adalah teknik insidental sampling. Insidental sampling adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan kebetulan yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang
kebetulan bertemu itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2009: 67).
Responden penelitian yang diambil adalah mahasiwa IPPAK-USD yang
sudah mengikuti pelatihan teater rakyat yakni para mahasiswa yang saat ini berada
di semester III (tiga) sampai dengan semester XI (sebelas). Dari data yang penulis
peroleh jumlah keseluruhan mahasiswa IPPAK-USD untuk semester gasal tahun
ajaran 2015/2016 adalah 286 mahasiswa, sedangkan yang penulis ambil sebagai
responden sebanyak 60 mahasiswa di mana responden sebanyak 60 mahasiswa
dipilih secara acak berdasarkan tiap-tiap angkatan yang penulis temukan.
6. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen utama adalah penulis sendiri
sebagai peneliti, akan tetapi karena fokus penelitiannya sudah jelas maka penulis
mengembangkan instrumen penelitian sederhana lewat beberapa teknik
pengumpulan data, yaitu dengan menggunakan observasi (pengamatan), skala
Likert, serta wawancara.
Menurut Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian
Kualitatif pengamatan digunakan untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya;
pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama,
baik dari pihak peneliti maupun dari pihak subjek (Moleong, 2008: 175). Alasan
peneliti menggunakan observasi (pengamatan) sebagai salah satu bagian dari
instrumen penelitian ini juga ditegaskan oleh Sugiyono dalam bukunya
Memahami Penelitian Kualitatif, yang dikutip kalimat dari Marshall yang
mengatakan bahwa melalui observasi, seorang peneliti belajar tentang perilaku,
dan makna dari perilaku tersebut (Sugiyono, 2008: 64).
Teknik observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah dengan
teknik observasi sistematik. Observasi sistematik biasa disebut juga observasi
berkerangka atau structured observation. Dalam observasi sistematik ini kerangka
kategorisasi yang akan diamati telah dibuat terlebih dahulu. Isi dan luas situasi
yang akan diobservasi dalam observasi sistematik umumnya lebih terbatas, begitu
juga dengan wilayah atau scope penelitiannya juga ikut dibatasi sesuai dengan
tujuan penelitian (Sutrisno, 1983: 147).
Alat observasi yang penulis gunakan dalam observasi ini adalah check list.
Check list adalah suatu daftar yang berisi nama- nama subyek dan faktor- faktor
yang hendak diselidiki (Sutrisno, 1983: 151). Penulis memilih check list sebagai
alat observasi karena dengan menggunakan check list penulis bisa mencatat tiap-
tiap kejadian ataupun faktor- faktor yang hendak penulis teliti dengan lebih detail
lagi. Berikut penulis cantumkan daftar check list yang telah dibuat. Dalam check
list ini penulis sekaligus membuat pedoman skor yang digunakan untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
tingkat kemampuan public speaking yang dimiliki oleh responden. Berikut ini
adalah pedoman skor yang penulis buat:
Skor 10 : sangat baik
Skor 9-8 : baik
Skor 7-6 : cukup
Skor 4-3 : kurang
Skor 2-1 : sangat kurang
Check List Tentang Kemampuan Public speaking Mahasiswa IPPAK-USD
Dalam Rangka Proses Berkatekese.
Faktor yang diamati Nama:
Keterampilan berbicara
Volume suara saat berbicara
Kejelasan artikulasi
Penggunaan bahasa tubuh
Kepercayaan diri di depan umat
Penguasaan materi katekese
Tempo berbicara
Ekspresi saat berbicara
Penampilan di depan umat
Mampu membangun suasana yang
menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Instrumen penelitian kedua yang penulis gunakan adalah skala Likert.
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2010: 134). Oleh
karena pengertian tersebut penulis memilih skala Likert sebagai salah satu
instrumen penelitian yang akan digunak penulis untuk mengukur nilai variabel
dalam penelitian ini. (terlampir)
Untuk mengelola data yang akan dikumpulkan, melalui skala Likert dan
guna mengetahui dan menetukan jumlah prosentase dari setiap variabel, maka
digunakan rumus di bawah ini (Riduwan, 2004:87).
A
X 100 % =.....
N
Contoh: apakah anda sering menjadi pembicara dalam seminar? adapun
jumlah responden sebanyak 30 orang. Dari 30 orang tersebut ada yang
menjawab sering = 20 orang, jarang = 5 orang, tidak pernah = 5 orang. Maka
untuk menentukan hasilnya dapat menggunakan cara berikut:
20
X100%= 66,7%, dan sebagainya.
30
A= Jumlah yang menjawab
N= Jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dalam penelitian ini penulis juga menggunakan instrumen peneltian
dengan teknik wawancara. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk
bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2008: 72). Wawancara digunakan
untuk mengetahui jawaban yang lebih mendalam dari responden yang berkaitan
dengan permasalahan yang sedang diteliti.
Penulis menggunakan wawancara semi terstruktur (semistructure
interview) di mana wawancara ini pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan penulis
memilih jenis wawancara ini adalah agar penulis bisa menemukan permasalahan
yang lebih terbuka lagi dari responden (Sugiyono, 2008: 73). Berikut ini pedoman
wawancara yang telah penulis siapkan.
Pedoman Wawancara
1) Apa Anda sudah mengikuti pelatihan teater rakyat?
2) Apakah Anda mengerti yang dimaksud dengan public speaking?
3) Apakah pelatihan teater rakyat membantu anda untuk mengembangkan
kemampuan public speaking anda?
4) Apakah kemampuan public speaking anda semakin baik setelah mengikuti
pelatihan teater rakyat terutama saat anda melaksanakan proses berkatekese?
5) Apakah menurut anda mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan
public speaking?
6) Mengapa kemampuan public speaking dibutuhkan oleh seorang katekis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
7. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 3). Dalam penelitian ini
penulis meneliti dua variabel yakni mengenai pelatihan teater rakyat dan
kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD.
Tabel 1. Variabel Penelitian Skala Likert (N=60)
No. Variabel Indikator No. Soal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pelatihan
Teater Rakyat
Pemahaman
mengenai pelatihan
teater rakyat.
Tujuan mengikuti
pelatihan teater
rakyat.
Manfaat setelah
mengikuti pelatihan
teater rakyat,
terutama dalam
kegiatan public
speaking.
1, 2, 3, 4
5, 6, 7, 8, 9,
10, 12
11, 27, 14
4
7
3
2. Kemampuan
Public
Pemahaman
mengenai public
13, 15, 16,
17, 18, 19,
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
speaking speaking.
Manfaat memiliki
kemampuan public
speaking sebagai
sarana untuk proses
berkatekese
terutama setelah
mengikuti proses
pelatihan teater
rakyat.
20
21, 22, 23,
24, 25, 26,
28, 29, 30
9
Jumlah item yang diungkap 30
Tabel 2. Variabel Penelitian Observasi (N=6)
No. Variabel Indikator No. Soal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pelatihan
Teater Rakyat
Mampu menerapkan
ilmu yang telah
didapatkan dalam
pelatihan teater
rakyat sehingga
mampu menciptakan
suasana katekese
yang menarik.
5, 6, 9, 10
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Kemampuan
Public
speaking
Mampu
menggunakan
kemampuan public
speaking dalam
berkatekese.
1, 2, 3, 4,
7, 8
6
Jumlah item yang diungkap 10
Tabel 3. Variabel Penelitian Wawancara (N= 5)
No. Variabel Indikator No. Soal Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pelatihan
Teater Rakyat
Manfaat yang
dirasakan setelah
mengikuti pelatihan
teater rakyat,
terutama dalam
perkembangan
kemampuan public
speaking.
1, 3, 4
3
2. Kemampuan
Public
speaking
Pemahaman
mengenai public
speaking.
2
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Mengetahui sejauh
mana manfaat
memiliki
kemampuan public
speaking sebagai
sarana untuk proses
berkatekese.
5, 6
2
Jumlah item yang diungkap 6
8. Analisis Data
Dalam melakukan analisis data penulis menggunakan teknik reduksi data.
Penulis menggunakan teknik reduksi data, karena data yang diperoleh dari
lapangan jumlahnya cukup banyak. Oleh karena itu perlu dicatat secara teliti dan
rinci kemudian perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.
Sugiyono menerangkan bahwa mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan perhatian pada hal-hal yang penting, lalu dicari
tema dan polanya (Sugiyono, 2008: 62). Dengan demikian data yang telah
direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila
diperlukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
C. Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis memberikan hasil penelitian yang penulis peroleh
dari 60 orang responden berdasarkan pada variabel yang tercantum dalam skala
Likert yang berisi pernyataan-pernyataan yang telah penulis buat dan telah disebar
secara acak guna mendapatkan jawaban yang penulis butuhkan untuk penelitian
ini. Di bawah ini adalah tabel-tabel hasil penelitian yang telah dikelompokkan
berdasarkan variabelnya.
1. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat.
Tabel 4: Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat (N= 60)
No. Pernyataan Jumlah
SS
(1)
S
(2)
N
(3)
TS
(4)
STS
(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Mahasiswa IPPAK
telah mengikuti
pelatihan teater
rakyat.
60
(100%)
2. Pelatihan teater
rakyat memang lebih
baik diberikan
selama satu pekan
saja.
21
(35%)
12
(20%)
18
(30%)
8
(13,3%)
1
(1,7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
3. Teater rakyat
merupakan salah
satu sarana atau
media untuk
berkomunikasi,
menyampaikan
pesan atau aspirasi
lewat lakon-lakon
serta dialog yang
dimainkan secara
kreatif dan menarik.
39
(65%)
14
(23,3%)
7
(11,7%)
4. Teater rakyat bukan
hanya sekedar seni
pertunjukan, tetapi
lebih merupakan
seni yang ingin
mengungkapkan
realitas, dengan
menganalisis
struktur dalam
masyarakat.
42
(70%)
16
(26,6%)
1
(1,7%)
1
(1,7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Keterangan:
SS (1) : Sangat Setuju
S (2) : Setuju
N (3) : Netral
TS (4) : Tidak Setuju
STS (5) : Sangat Tidak Setuju
Dari tabel di atas dapat dilihat sejauh mana mahasiswa Prodi IPPAK-USD
memiliki pemahaman mengenai pelatihan teater rakyat. Pada soal nomer 1 dapat
dilhat bahwa mahasiswa yang penulis ambil sebagai responden seluruhnya telah
mengikuti pelatihan teater rakyat, karena hasil jawaban dari pernyataan nomer 1
menunjukkan bahwa 60 (100%) responden telah mengikuti pelatihan teater rakyat.
Dalam soal nomer 2 didapatkan hasil 21 (35%) responden yang menyatakan
sangat setuju apabila pelatihan teater rakyat hanya diadakan selama satu pekan
saja. Lalu pada soal nomer 3, 39 (65%) responden menyatakan sangat setuju
bahwa teater rakyat merupakan salah satu sarana atau media untuk berkomunikasi,
menyampaikan pesan atau aspirasi yang dibawakan lewat lakon-lakon serta dialog
yang dimainkan secara kreatif dan menarik. Dalam soal nomer 4 didapatkan hasil
42 (70%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa teater rakyat bukan
hanya sekedar seni pertunjukan, tetapi lebih merupakan seni yang ingin
mengungkapkan realitas dengan menganalisis struktur dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
2. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat.
Tabel 5: Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat (N= 60)
No. Pernyataan Jumlah
SS
(1)
S
(2)
N
(3)
TS
(4)
STS
(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
5. Pelatihan teater rakyat
membantu saya untuk
dapat berekespresi dan
berkreasi sebebas
mungkin.
36
(60%)
14
(23,3%)
9
(15%)
1
(1,7%)
6. Teater rakyat menurut
saya juga salah satu
bagian dari
pengembangan
spiritualitas Injili.
27
(45%)
20
(33,3%)
13
(21,7%)
7. Pelatihan teater rakyat
diberikan bukan
sebagai media
pengembangan seni
saja, tetapi juga
sebagai salah satu
media pewartaan.
37
(61,7%)
17
(28,3%)
6
(10%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
8. Tujuan diadakannya
pelatihan teater rakyat
di Prodi IPPAK-USD
adalah agar para
mahasiswa memiliki
kemampuan
berkomunikasi yang
berkembang mantap,
selain itu juga agar
para mahasiswa
memiliki sikap dan
jatidiri yang terbentuk
untuk mampu
melaksanakan
pewartaan di tengah
umat.
33
(55%)
21
(35%)
5
(8,3%)
1
(1,7%)
9 Teater rakyat adalah
salah satu sarana yang
bisa dipakai dalam
rangka pewartaan atau
media komunikasi
kepada umat
30
(50%)
21
(35%)
9
(15%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
10 Pelatihan teater rakyat
yang diberikan di
Prodi IPPAK-USD
bertujuan untuk
membentuk saya
menjadi seorang
katekis yang handal.
24
(40%)
19
(31,7%)
15
(25%)
2
(3,3%)
12 Teater rakyat
merupakan salah satu
media alternatif untuk
pewartaan terutama
bagi orang muda.
28
(46,7%)
18
(30%)
11
(18,3%)
2
(3,3%)
1
(1,7%)
Tabel di atas berisi tentang pernyataan-pernyataan dari tujuan mengikuti
pekatihan teater rakyat, dan ternyata mahasiswa Prodi IPPAK-USD memiliki
pengetahuan yang bervariasi mengenai tujuan yang mereka tahu dan dapatkan
setelah mengikuti pelatihan teater rakyat. Pada soal pernyataan nomer 5, 36 (60%)
responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa teater rakyat
memiliki tujuan untuk membantu mahasiswa IPPAK-USD untuk bisa berekspresi
dan berkreasi sebebas mungkin. Dalam soal nomer 6, responden sebanyak 27
orang (45%) menyatakan setuju bahwa teater rakyat juga bertujuan untuk
membantu mahasiswa IPPAK-USD dalam mengembangkan spiritualitas Injili.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Untuk soal nomer 7, 37 orang responden (61,7%) menyatakan sangat setuju
bahwa pelatihan teater rakyat diberikan bukan sebagai media pengembangan seni
saja, tetapi juga sebagai salah satu media pewartaan. Dalam pernyataan nomer 8
dinyatakan bahwa tujuan diadakannya pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-
USD adalah agar para mahasiswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang
berkembang mantap, selain itu juga agar para mahasiswa memiliki sikap dan
jatidiri yang terbentuk untuk mampu melaksanakan pewartaan di tengah umat,
dan dari pernyataan ini 33 responden (55%) menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut. Dalam soal nomer 9, 30 (50%) responden menyatakan sangat
setuju bahwa teater rakyat adalah salah satu sarana yang bisa dipakai dalam
rangka pewartaan atau media komunikasi kepada umat. Soal nomer 10 berisi
pernyataan bahwa “pelatihan teater rakyat yang diberikan di Prodi IPPAK-USD
bertujuan untuk membentuk saya menjadi seorang katekis yang handal”, dan dari
soal tersebut 24 (40%) orang responden menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan dalam soal tersebut. Sedangkan dalam soal nomer 12, 28 (46,7%)
orang responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa teater rakyat
juga bertujuan sebagai salah satu alternatif untuk pewartaan, terutama untuk orang
muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
3. Manfaat Setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam
Kegiatan Public Speaking.
Tabel 6: Manfaat Setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat,
terutama dalam Kegiatan Public Speaking (N= 60)
No. Pernyataan Jumlah
SS
(1)
S
(2)
N
(3)
TS
(4)
STS
(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
11. Prodi IPPAK-
USD mendidik
saya sebagai
seorang calon
katekis yang
handal
berkomunikasi
lewat pelatihan
teater rakyat.
26
(43,3%)
27
(45%)
6
(10%)
1
(1,7%)
14. Saya sudah
mendapatkan
dasar-dasar ilmu
mengenai public
speaking dalam
pelatihan teater
rakyat.
33
(55%)
21
(35%)
3
(5%)
3
(5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
27. Pelatihan teater
rakyat membantu
saya dalam
melatih mental,
terutama untuk
bisa berbicara di
depan umum.
42
(70%)
17
(28,3%)
1
(1,7%)
Dari tabel di atas, didapatkan tiga soal yang berkaitan dengan manfaat
mengikuti pelatihan teater rakyat, terutama dalam kegiatan public speaking. Pada
soal nomer 11, didapatkan hasil 27 (45%) responden yang menyatakan setuju
bahwa Prodi IPPAK-USD mendidik mahasiswanya untuk menjadi katekis yang
handal berkomunikasi melalui pelatihan teater rakyat. Dalam soal nomer 14,
responden sebanyak 33 orang (55%) menyatakan sangat setuju bahwa dalam
pelatihan teater rakyat mahasiswa IPPAK-USD telah mendapatkan dasar-dasar
ilmu mengenai public speaking. Dan dalam soal terakhir, yaitu soal nomer 27
responden sebanyak 42 orang (70%) menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan
teater rakyat bermanfaat sebagai sarana untuk untuk melatih mental mahasiswa
IPPAK-USD, terutama untuk bisa berbicara di depan umum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
4. Pemahaman mengenai Public Speaking.
Tabel 7: Pemahaman mengenai Public Speaking (N= 60)
No. Pernyataan Jumlah
SS
(1)
S
(2)
N
(3)
TS
(4)
STS
(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
13. Saya sudah pernah
mendengar,
membaca, serta
mempelajari ilmu
tentang public
speaking.
31
(51,7%)
17
(28,3%)
9
(15%)
2
(3,3%)
1
(1,7%)
15. Menurut saya
public speaking
merupakan seni
dalam berbicara di
mana seseorang
berbicara
menyampaikan
maksud atau
tujuannya kepada
orang banyak atau
publik bukan orang
40
(66,7%)
18
(30%)
2
(3,3%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
per orangan.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
16. Public speaking
merupakan salah
satu bagian dari
ilmu komunikasi.
37
(61,7%)
19
(31,7%)
4
(6,7%)
17. Kemampuan public
speaking diperoleh
seseorang bukan
hanya berdasarkan
talenta yang
dimiliki, tetapi juga
karena mempelajari
ilmu tentang cara
berbicara di depan
publik.
30
(50%)
25
(41,7%)
5
(8,3%)
18. Untuk bisa
menguasai public
speaking seseorang
tidak hanya
dituntut mampu
percaya diri saja,
melainkan juga
39
(65%)
16
(26,6%)
4
(6,7%)
1
(1,7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
harus mampu
menguasai teknik
vokal yang baik,
mampu menguasai
materi pembahasan
serta menguasai
teknik bahasa
tubuh.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
19. Artikulasi yang
jelas dari seorang
pembicara
sangatlah penting
dimiliki untuk
dapat berbicara
kepada publik agar
komunikasi dapat
berjalan dengan
lancar.
40
(66,7%)
16
(26,6%)
3
(5%)
1
(1,7%)
20.
Selain vokal,
bahasa tubuh juga
membantu untuk
38
(63,3%)
17
(28,3%)
5
(8,3%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
menyampaikan isi
dari pembicaraan
yang sedang
dibawakan, selain
itu bisa juga
bermanfaat untuk
menarik minat atau
perhatian para
audiens kepada
pembicara yang
sedang
menyampaikan
pembicaraan
karena gerakan
tubuh bisa
menghilangkan
situasi pembicaraan
yang monoton.
Pada soal nomer 13, sebanyak 31 (51,7%) responden memilih pernyataan
sangat setuju jika para responden sudah pernah mendengar, membaca, serta
mempelajari ilmu tentang public speaking. Dalam soal nomer 15, 40 (66,7%)
orang responden meyatakan sangat setuju dengan pernyataan tentang public
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
speaking yang merupakan seni dalam berbicara di mana seseorang berbicara
menyampaikan maksud atau tujuannya kepada orang banyak atau publik bukan
orang per orangan. Berikutnya, dalam soal nomer 16 yang berisi tentang
pernyataan bahwa public speaking merupakan salah satu bagian dari ilmu
komunikasi, sebanyak 37 (61,7%) responden menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan tersebut. Pada soal nomer 17, responden sebanyak 30 (50%) orang
menyatakan sangat setuju jika kemampuan public speaking juga bisa diperoleh
dengan mempelajari ilmu tentang cara berbicara di depan publik, bukan hanya
berdasarkan talenta yang dimiliki. Dalam soal nomer 18, responden sebanyak 39
(65%) orang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan bahwa untuk bisa
menguasai public speaking seseorang tidak hanya dituntut mampu percaya diri
saja, melainkan juga harus mampu menguasai teknik vokal yang baik, mampu
menguasai materi pembahasan serta menguasai teknik bahasa tubuh. Soal nomer
19 berisi pernyataan tentang artikulasi yang jelas dari seorang pembicara
sangatlah penting dimiliki untuk dapat berbicara kepada publik agar komunikasi
dapat berjalan dengan lancar, dan dari pernyataan tersebut sebanyak 40 (66,7%)
orang responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Soal
nomer 20, sebanyak 38 (63,3%) responden menyatakan sangat setuju bahwa
selain vokal, bahasa tubuh juga membantu untuk menyampaikan isi dari
pembicaraan yang sedang dibawakan, selain itu bisa juga bermanfaat untuk
menarik minat atau perhatian para audiens kepada pembicara yang sedang
menyampaikan pembicaraan karena gerakan tubuh bisa menghilangkan situasi
pembicaraan yang monoton.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
5. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai Sarana untuk
Proses Berkatekese Terutama Setelah Mengikuti Proses Pelatihan Teater
Rakyat.
Tabel 8: Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai Sarana
untuk Proses Berkatekese Terutama Setelah Mengikuti Proses Pelatihan
Teater Rakyat (N= 60)
No. Pernyataan Jumlah
SS
(1)
S
(2)
N
(3)
TS
(4)
STS
(5)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
21. Katekese
merupakan salah
satu bentuk
kegiatan
komunikasi,
karena melalui
katekese tiap umat
sebenarnya
berusaha
menyampaikan
pesan khusus dari
Allah untuk
keselamatan
manusia.
33
(55%)
20
(33,3%)
6
(10%)
1
(1,7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
22. Ketika berkatekese
di tengah umat
saya sudah
menggunakan
teknik berbicara
yang baik.
18
(30%)
26
(43,3%)
14
(23,3%)
2
(3,3%)
23. Setiap mahasiswa
IPPAK-USD perlu
memiliki
kemampuan public
speaking.
35
(58,3%)
18
(30%)
5
(8,3%)
1
(1,7%)
1
(1,7%)
24. Mahasiswa
IPPAK-USD pada
umumnya sudah
memiliki
kemampuan public
speaking.
7
(11,7%)
26
(43,3%)
16
(26,6%)
7
(11,7%)
4
(6,7%)
25. Seorang katekis
dituntut untuk
memiliki
kemampuan public
speaking karena
33
(55%)
22
(36.6%)
4
(6,7%)
1
(1,7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
salah satu tuntutan
untuk menjadi
seorang katekis
profesional perlu
memiliki
keterampilan
dalam
berkomunikasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
26. Jika memiliki
kemampuan public
speaking yang
baik, seorang
katekis mampu
menciptakan
suasana katekese
yang menarik.
34
(56,6%)
15
(25%)
9
(15%)
1
(1,7%)
1
(1,7%)
28. Pelatihan teater
rakyat sangat
membantu saya
terutama saat saya
berkatekese di
tengah umat,
31
(51,7%)
21
(35%)
8
(13,3%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
karena lewat
pelatihan teater
rakyat kemampuan
public speaking
saya semakin baik.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
29. Dalam pelatihan
teater rakyat
diajarkan cara
menggunakan
teknik vokal yang
baik dan benar
yang dibutuhkan
juga untuk
mengembangkan
kemampuan public
speaking, terutama
saat berkatekese di
tengah umat.
33
(55%)
20
(33,3%)
6
(10%)
1
(1,7%)
30. Suatu proses
katekese akan
menarik apabila
katekisnya pandai
40
(66,7%)
16
(26,6%)
4
(6,7%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
berkomunikasi
dengan umat.
Pada soal nomer 21, sebanyak 33 (50%) responden menyatakan sangat
setuju bahwa katekese merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena
melalui katekese tiap umat sebenarnya berusaha menyampaikan pesan khusus dari
Allah untuk keselamatan manusia. Lalu pada soal nomer 22, responden sebanyak
26 (43,3%) menjawab setuju dengan pernyataan bahwa para responden sudah
menggunakan teknik berbicara yang baik ketika berkatekese di tengah umat. Pada
soal nomer 23, responden sebanyak 35 (58,3%) orang menyatakan sangat setuju
bahwa setiap mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan public
speaking. Dalam soal nomer 24, hanya 7 (11,7%) responden yang menjawab
sangat setuju bahwa mahasiswa IPPAK-USD pada umumnya sudah memiliki
kemampuan public speaking, selebihnya responden sebanyak 26 (43,3%) hanya
menjawab setuju saja dari pernyataan tersebut. Soal nomer 25, responden
sebanyak 33 (50%) menyatakan sangat setuju bahwa, seorang katekis dituntut
untuk memiliki kemampuan public speaking, karena salah satu tuntutan untuk
menjadi seorang katekis profesional adalah perlu memiliki keterampilan dalam
berkomunikasi. Dalam soal nomer 26, dinyatakan bahwa jika memiliki
kemampuan public speaking yang baik, seorang katekis mampu menciptakan
suasana katekese yang menarik, dan dari peryataan tersebut responden sebanyak
34 (56,6%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sebanyak 31(51,7%) responden menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan yang ada dalam soal nomer 28 bahwa pelatihan teater rakyat sangat
membantu para responden saat mereka berkatekese di tengah umat, karena setelah
melewati pelatihan teater rakyat kemampuan public speaking mereka semakin
baik lagi dari sebelumnya. Dalam soal nomer 29, sebanyak 33 (50%) responden
menjawab sangat setuju dalam pelatihan teater rakyat yang telah diikuti diajarkan
cara menggunakan teknik vokal yang baik dan benar yang dibutuhkan juga untuk
mengembangkan kemampuan public speaking, terutama saat berkatekese di
tengah umat. Dalam soal terakhir, yaitu soal nomer 30 responden sebanyak 40
(66,7%) menjawab sangat setuju bahwa suatu proses katekese akan menarik
apabila katekisnya pandai berkomunikasi dengan umat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
D. Hasil Penelitian Tambahan
1. Hasil Penelitian Observasi
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan didapatkan hasil
penelitian yang dilakukan dengan observasi sebagai berikut:
Tabel 9
Hasil Observasi
Keterangan:
Skor 10 : sangat baik
Skor 9-8 : baik
Skor 7-6 : cukup
Skor 4-3 : kurang
Skor 2-1 : sangat kurang
No Faktor yang diamati Nama: Alf-
on
Ari Kris
-tin
Nan-
ang
Jam-
il
Tika
1. Keterampilan berbicara 8 7 7 8 9 6
2. Volume suara saat berbicara 8 8 6 8 9 7
3. Kejelasan artikulasi 7 7 6 8 8 6
4. Penggunaan bahasa tubuh 7 8 6 7 7 6
5. Kepercayaan diri di depan umat 7 8 7 8 9 6
6. Penguasaan materi katekese 8 9 8 9 9 8
7. Tempo berbicara 7 8 7 8 7 7
8. Ekspresi saat berbicara 8 4 6 8 7 6
9. Penampilan di depan umat 8 9 7 8 8 7
10. Mampu membangun suasana yang
menarik
8 9 6 8 8 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
2. Hasil Penelitian Wawancara
Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, penulis juga menggunakan
instrumen penelitian wawancara dalam penelitian ini. Berikut ini adalah hasil
wawancara yang telah penulis dapatkan.
Pedoman Wawancara
a) Apa Anda sudah mengikuti pelatihan teater rakyat?
b) Apakah Anda mengerti yang dimaksud dengan public speaking?
c) Apakah pelatihan teater rakyat membantu anda untuk mengembangkan
kemampuan public speaking anda?
d) Apakah kemampuan public speaking anda semakin baik setelah mengikuti
pelatihan teater rakyat terutama saat anda melaksanakan proses
berkatekese?
e) Apakah menurut anda mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki
kemampuan public speaking?
f) Mengapa kemampuan public speaking dibutuhkan oleh seorang katekis?
1) Jawaban dari Fransiska Siki (Mahasiswi IPPAK-USD semester III)
a) Iya, saya sudah mengikuti pelatihan teater rakyat.
b) Iya, saya lumayan mengerti apa yang dimaksud dengan public speaking.
c) Iya benar sekali, pelatihan teater rakyat membantu saya untuk
mengembangkan kemampuan public speaking bagi diri saya.
d) Tepat sekali, saya merasa menjadi lebih baik, karena dalam pelatihan
teater rakyat tidak hanya dilatih berbicara saja tapi juga dilatih bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menggunakan bahasa tubuh dan ekspresi saat berbicara dan itu ternyata
berguna bagi saya saat melaksanakan proses katekese.
e) Menurut saya, kemampuan public speaking perlu dimiliki mahasiswa
IPPAK-USD, karena saat berkatekese di tengah umat kemampuan public
speaking sangat diperlukan agar umat yang dilayani dapat memahami apa
yang kita sampaikan dengan baik.
f) Sama seperti apa yang sudah saya utarakan sebelumnya, penting bagi
seorang katekis memiliki kemampuan public speaking, karena dengan
memiliki kemampuan public speaking seorang katekis akan mampu
menciptakan suasana katekese yang menarik kepada umat.
2) Jawaban dari Elisabeth Dwi Setiani (Mahasiswi IPPAK-USD
semester VII)
a) Iya, saya sudah mengikuti pelatihan teater rakyat di semester II.
b) Kurang lebih saya sedikit mengerti apa yang dimaksud dengan public
speaking.
c) Bagi saya, dengan adanya pelatihan teater rakyat sangat membantu saya
dalam mengembangkan kemampuan public speaking.
d) Setelah mengikuti pelatihan teater rakyat, saya lebih berani berbicara dan
merasa kemampuan public speaking saya lebih baik dari sebelumnya.
e) Mahasiswa IPPAK-USD sangat perlu untuk memiliki kemampuan public
speaking, karena kemampuan tersebut akan dibutuhkan oleh para
mahasiswa dalam praktik-praktik katekese di lapangan.
f) Kemampuan public speaking sangat penting dimiliki oleh seorang katekis,
karena sebagai seorang katekis pastinya akan lebih banyak berbicara di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
depan umat terutama dalam berkatekese jadi apabila seorang katekis tidak
memiliki kemampuan public speaking menurut saya mustahil akan mampu
berkatekese dengan baik.
3) Jawaban dari Kartika Putri Dinanti (Mahasiswi IPPAK-USD
semester IX)
a) Iya, saya sudah mengikuti pelatihan teater rakyat.
b) Kurang lebih saya sudah mengerti tentang public speaking.
c) Benar sekali, dalam pelatihan teater rakyat saya merasa terbantu untuk
mengembangkan kemampuan public speaking.
d) Iya, saya merasa kemampuan public speaking saya sedikit bertambah
setelah mengikuti pelatihan teater rakyat.
e) Menurut saya, mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan public
speaking karena nantinya bermanfaat saat digunakan dalam praktik-
praktik lapangan.
f) Seorang katekis perlu memiliki kemampuan public speaking, karena
dengan memiliki kemampuan public speaking akan membantu seorang
katekis untuk menciptakan suasana katekese yang menarik.
4) Jawaban dari Arthi Rosa Widya P (Mahasiswi IPPAK-USD semester
V)
a) Saya sudah mengikuti pelatihan teater rakyat.
b) Setau saya public speaking itu adalah saat kita berbicara di depan umum
dalam suatu kegiatan dan orang lain mendengarkan kita dan yang saya
tahu juga pidato juga termasuk dalam kegiatan public speaking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
c) Iya, pelatihan teater rakyat sedikit banyak sudah membantu saya dalam
mengembangkan kemampuan public speaking.
d) Saya merasa lebih kemampuan public speaking saya lebih berkembang
setelah mengikuti pelatihan teater rakyat, yang dulunya saya pemalu
sekarang lebih berani, setidaknya setelah mengikuti pelatihan teater rakyat
saya lebih berani berbicara di depan forum.
e) Iya, menurut saya mahasiswa IPPAK-USD umumnya perlu memiliki
kemampuan public speaking.
f) Katekis memang perlu memiliki kemampuan public speaking, karena jika
katekis memiliki kemampuan public speaking maka dalam penyampaian
materi yang berkaitan dengan katekese kepada umat katekis tersebut akan
mampu lebih baik lagi menyampaikan materi tentang katekese dan bisa
komunikatif dengan umat.
5) Jawaban dari Wikan (Mahasiswa IPPAK-USD semester III)
a) Iya, saya sudah mengikuti pelatihan teater rakyat.
b) Sedikit banyak saya mengerti tentang public speaking.
c) Benar sekali, pelatihan teater rakyat sangat membantu saya dalam
mengembangkan kemampuan public speaking bagi diri saya.
d) Setelah pelatihan teater rakyat saya sekarang ini tidak malu lagi saat
diminta untuk berbicara di depan umum.
e) Menurut saya mahasiswa IPPAK-USD memang sangat perlu memiliki
kemampuan public speaking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
f) Tujuan dari seorang katekis memiliki kemampuan public speaking adalah
agar dalam pewartaan sabda kepada umat bisa komunikatif sehingga warta
itu dapat tersampaikan dengan versi yang menarik dan unik serta dapat
dimengerti oleh umat.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah mendapatkan hasil penelitian yang didapat dari responden, pada
bagian ini penulis akan menguraikan pembahasan dari hasil penelitian yang telah
penulis peroleh.
1. Pemahaman mengenai Pelatihan Teater Rakyat
Dari hasil yang telah didapatkan dalam Tabel 4 mengenai pemahaman para
mahasiswa IPPAK-USD tentang pelatihan teater rakyat, penulis mendapatkan
hasil sebagai berikut. Pada pernyataan nomer 1, 60 (100%) orang responden yang
penulis pilih secara acak semuanya menjawab sangat setuju dengan pernyataan
bahwa responden telah mengikuti pelatihan teater rakyat. Para responden juga
kebanyakan menyatakan bahwa pelatihan teater rakyat baiknya memang hanya
diberikan selama satu pekan saja. Ini terbukti dari 21 (35%) orang responden yang
menyatakan sangat setuju dengan pernyataan ini, walaupun ada 1 (1,7%) orang
responden yang menyatakan sangat tidak setuju apabila pelatihan teater rakyat
hanya diberikan selama satu pekan saja.
Teater rakyat merupakan salah satu sarana atau media untuk
berkomunikasi, menyampaikan pesan atau aspirasi lewat lakon-lakon serta dialog
yang dimainkan secara kreatif dan menarik. Dari pernyataan tersebut sebanyak 39
(65%) responden menyatakan sangat setuju bahwa teater rakyat memang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
diciptakan sebagai salah satu sarana untuk berkomunikasi, dan teater rakyat
dipakai pula sebagai alat untuk menyampaikan pesan atau aspirasi yang
dimainkan lewat lakon serta dialog yang diciptakan secara menarik dan kreatif.
Lewat pelatihan teater rakyat para peserta diajak memahami bahwa teater
rakyat itu bukan hanya sekedar seni pertunjukan saja, tetapi lebih merupakan seni
yang ingin mengungkapkan realitas dengan menganalisis struktur dalam
masyarakat, dan dari pernyataan ini para responden yang seluruhnya telah
mengikuti pelatihan teater rakyat ternyata telah memahami pernyataan ini,
terbukti sebanyak 40 (70%) responden menyatakan sangat setuju atas pernyataan
ini, walaupun ada juga 1 (1,7%) responden yang tidak setuju dengan pemahaman
tentang teater rakyat ini. Kesimpulannya 1 orang responden ini kurang memahami
betul seni mengenai teater rakyat.
2. Tujuan Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat
Dalam Tabel 5, penulis membahas tujuan yang telah dipahami dan
dimengerti oleh para responden setelah mereka mengikuti pelatihan teater rakyat.
Melalui pelatihan teater rakyat ternyata membantu mahasiswa IPPAK-USD untuk
dapat berekspresi serta berkreasi sebebas mungkin, dan hal ini banyak disetujui
oleh para responden, terbukti sebanyak 36 (60%) responden menyatakan sangat
setuju dengan pernyataan ini, dan hanya 1 (1,7%) responden saja yang
menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan ini. Penulis menyimpulkan
bahwa 1 orang yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut
tidak mengikuti pelatihan teater rakyat dengan baik. Salah satu tujuan dari
mengikuti pelatihan teater rakyat adalah mengembangkan spiritualitas Injili dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
ternyata para responden juga mengetahui tujuan ini, terbukti dari 60 orang
responden, 27 (45%) responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan
tersebut. Penulis menyimpulkan bahwa sebagian dari mahasiswa IPPAK-USD
yang telah mengikuti pelatihan teater rakyat sudah mengerti bahwa lewat teater
rakyat, berarti mereka juga turut serta mengembangkan spiritualitas Injili melalui
cara berteater. Para responden yang merupakan mahasiswa IPPAK-USD juga
mengerti bahwa tujuan dari diberikannya pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-
USD bukan hanya sebagai media pengembangan seni saja, akan tetapi juga
digunakan sebagai salah satu media pewartaan. Hal ini terbukti dari jumlah
responden sebanyak 37 (61,7%) orang menyatakan sangat setuju dengan
pernyataan ini.
Dalam pernyataan berikutnya tentang tujuan pelatihan teater rakyat
dikatakan bahwa tujuan diadakannya pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD
adalah agar para mahasiswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang
berkembang mantap, selain itu juga agar para mahasiswa memiliki sikap dan
jatidiri yang terbentuk untuk mampu melaksanakan pewartaan di tengah umat,
dan dari pernyataan ini 33 (55%) responden menyatakan sangat setuju, akan tetapi
dalam pernyataan ini juga ada 1 (1,7%) responden yang menyatakan tidak setuju
dengan pernyataan ini. Penulis menyimpulkan bahwa 1 orang responden itu
belum benar-benar memahami tujuan pelatihan teater rakyat yang diberikan di
Prodi IPPAK-USD. Pada pernyataan berikutnya, 30 (50%) responden meyatakan
sangat setuju bahwa teater rakyat juga bisa dipakai sebagai salah satu sarana
dalam rangka pewartaan atau sebagai sarana media komunikasi kepada umat. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
jawaban tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa mahasiswa IPPAK-USD
berarti telah mengerti bahwa teater rakyat bisa digunakan sebagai sarana
pewartaan atau bisa dipakai juga sebagai media komunikasi kepada umat.
Pada soal nomer 10, yang juga masih berkaitan dengan tujuan pelatihan
teater rakyat, didapatkan hasil 24 (40%) responden menyatakan sangat setuju
bahwa pelatihan teater rakyat yang diberikan di Prodi IPPAK-USD bertujuan
untuk membentuk mahasiswa IPPAK-USD menjadi seorang katekis yang handal.
Akan tetapi ada 2 (3,3%) responden yang menyatakan tidak setuju dengan
pernyataan ini dan menurut penulis 2 orang ini perlu lebih memahami lagi tujuan
dari diberikannya pelatihan teater rakyat yang telah diberikan di Prodi IPPAK-
USD. Dalam soal terakhir, didapatkan hasil 28 (46,7%) responden yang
menyatakan sangat setuju bahwa teater rakyat merupakan salah satu media
alternatif untuk pewartaan terutama bagi kaum muda.
Dari hasil yang telah didapatkan ini, penulis dapat menyimpulkan secara
keseluruhan bahwa mahasiswa IPPAK-USD yang telah mengikuti pelatihan teater
rakyat, sudah banyak yang memahami tujuan dari pelatihan teater rakyat yang
diberikan di Prodi IPPAK-USD, karena dengan memahami tujuan diberikannya
pelatihan tater rakyat diharapkan agar para mahasiswa nantinya dapat menjadi
seorang katekis yang handal saat berkatekese di tengah umat.
3. Manfaat Setelah Mengikuti Pelatihan Teater Rakyat, terutama dalam
Kegiatan Public speaking
Pada bagian ini penulis akan membahas hasil yang didapatkan dari Tabel 6
mengenai manfaat yang didapatkan oleh para mahasiswa IPPAK-USD setelah
mereka mengikuti pelatihan teater rakyat, terutama dalam kegiatan public
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
speaking. Dalam soal nomer 11, didapatkan hasil 26 (43,3%) responden yang
menyatakan sangat setuju bahwa Prodi IPPAK-USD telah mendidik mahasiswa
IPPAK-USD sebagai seorang calon katekis yang handal berkomunikasi lewat
pelatihan teater rakyat. Akan tetapi ada juga 1 (1,7%) responden yang menyatakan
tidak setuju dengan pernyataan ini. Penulis menyimpulkan bahwa 26 orang
responden yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut sudah
merasakan manfaatnya saat mereka melaksanakan praktik katekese di tengah
umat, dan 1 orang responden yang menyatakan tidak setuju dengan pernyataan
tersebut barangkali belum pernah melaksanakan praktik katekese di tengah umat.
Pada soal momer berikutnya, didapatkan hasil 33 (55%) orang responden yang
menyatakan sangat setuju bahwa mereka telah mendapatkan dasar-dasar ilmu
mengenai public speaking saat mengikuti pelatihan teater rakyat. Ini menunjukkan
bahwa responden yang memberikan jawaban sangat setuju telah mengikuti
pelatihan teater rakyat dengan baik, sedangkan 3 (5%) responden yang
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan ini barangkali kurang memperhatikan
selama mengikuti pelatihan teater rakyat. Dalam soal berikutnya, sebanyak 42
(70%) responden menyatakan sangat setuju bahwa pelatihan teater rakyat
memiliki manfaat bagi mahasiswa IPPAK-USD untuk membantu mereka dalam
melatih mental, terutama mental untuk bisa berbicara di depan umum, walaupun
ada 1 (1,7%) responden yang sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.
Penulis dapat menyimpulkan bahwa 1 orang responden yang tidak setuju dengan
pernyataan tersebut belum mampu merasakan manfaat yang didapatkan lewat
pelatihan teater rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Dari hasil yang didapatkan, penulis dapat menyimpulkan bahwa
mahasiswa IPPAK-USD sebagian besar telah mengetahui dan merasakan manfaat
yang mereka dapatkan lewat pelatihan teater rakyat, terutama dalam kegiatan
public speaking. Dengan merasakan manfaatnya, penulis berharap agar para
mahasiswa IPPAK-USD mampu menggunakan kemampuan public speaking
mereka yang telah mereka dapatkan lewat pelatihan teater rakyat untuk digunakan
dalam kegiatan berkatekese di tengah umat.
4. Pemahaman mengenai Public speaking
Pada Tabel 7 penulis telah memperoleh hasil dari para responden
mengenai sejauh mana pemahaman mereka mengenai public speaking. Sebagian
besar dari responden yang merupakan mahasiswa IPPAK-USD ternyata sudah
pernah mendengar, membaca, serta mempelajari ilmu tentang public speaking. Ini
terbukti dari 60 responden, 31 (51,7%) responden menyatakan sangat setuju
dengan pernyataan yang tertera dalam soal nomer 13, hanya 2 (3,3%) responden
yang menyatakan tidak setuju dan 1 (1,7%) responden yang menyatakan sangat
tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar mahasiswa IPPAK-USD sudah banyak mengetahui ilmu tentang
public speaking. Public speaking merupakan seni dalam berbicara di mana
seseorang berbicara menyampaikan maksud atau tujuannya kepada orang banyak
atau publik bukan orang per orangan. Dari pernyataan tersebut responden
sebanyak 40 (66,7%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut,
sehingga penulis dapat melihat bahwa mahasiswa IPPAK-USD kebanyakan telah
mengerti tentang pengertian dari public speaking. Pada soal berikutnya, penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
mendapatkan hasil 37 (61,7%) responden yang menyatakan sangat setuju bahwa
public speaking itu juga merupakan salah satu bagian dari ilmu komunikasi.
Dalam soal nomer 17 didapatkan hasil 30 (50%) responden yang menyatakan
sangat setuju bahwa kemampuan public speaking itu diperoleh bukan hanya
berdasarkan talenta yang dimiliki, melainkan juga karena mempelajari ilmu
tentang berbicara di depan umum. Lalu dalam soal nomer 18, responden sebanyak
39 (65%) orang menyatakan sangat setuju bahwa untuk bisa menguasai public
speaking seseorang tidak hanya dituntut mampu percaya diri saja, melainkan juga
harus mampu menguasai teknik vokal yang baik, mampu menguasai materi
pembahasan serta menguasai teknik bahasa tubuh dan hanya 1 (1,7%) responden
saja yang meyatakan tidak setuju dengan pernyataan ini. Penulis menyimpulkan
bahwa 1 orang responden ini tidak mengetahui dengan baik bahwa modal untuk
mampu menguasai public speaking bukan hanya percaya diri saja, melainkan
masih banyak aspek lain yang perlu dipertimbangkan sebagai modal untuk bisa
menguasai kemampuan public speaking yang baik.
Untuk dapat menjadi seorang pembicara yang baik, kemampuan artikulasi
juga perlu dimiliki karena dengan memiliki kemampuan artikulasi yang baik,
seorang pembicara akan mampu menyampaikan pesan kepada publik dengan
lancar dan jelas, dan pernyataan ini ternyata juga sudah banyak diketahui oleh
para responden, terbukti sebanyak 40 (66,7%) reponden menyatakan sangat setuju
dengan pernyataan ini, dan hanya 1 (1,7%) responden saja yang menyatakan tidak
setuju dengan pernyataan ini sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa
responden yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan ini perlu belajar lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
banyak lagi soal pemahaman tentang public speaking. Dalam soal nomer 20,
penulis mendapatkan hasil 38 (63,3%) dari responden yang menjawab sangat
setuju bahwa selain vokal, bahasa tubuh juga membantu untuk menyampaikan isi
dari pembicaraan yang sedang dibawakan, selain itu bisa juga bermanfaat untuk
menarik minat atau perhatian para audiens kepada pembicara yang sedang
menyampaikan pembicaraan karena gerakan tubuh bisa menghilangkan situasi
pembicaraan yang monoton.
Dari hasil yang didapatkan penulis dapat menyimpulkan secara
keseluruhan bahwa mahasiswa IPPAK-USD umumnya sudah memiliki
pemahaman tentang ilmu public speaking, dan hanya sedikit mahasiswa saja yang
belum paham dengan ilmu mengenai public speaking. Penulis mengharapkan
semoga dengan memiliki pemahaman tentang ilmu public speaking, kemampuan
public speaking mahasiswa IPPAK-USD bisa berkembang sehingga dapat
digunakan dalam proses berkatekese di tengah umat.
5. Manfaat Memiliki Kemampuan Public Speaking sebagai Sarana untuk
Proses Berkatekese terutama Setelah Mengikuti Proses Pelatihan Teater
Rakyat
Dalam bagian berikut ini penulis ingin membahas tentang sejauh mana
para responden yang merupakan mahasiswa IPPAK-USD merasakan manfaat
memiliki kemampuan public speaking yang bisa digunakan sebagai sarana untuk
proses berkatekese terutama setelah mereka mengikuti proses pelatihan teater
rakyat. Pada soal nomer 21, didapatkan hasil 33 (55%) responden yang
menyatakan sangat setuju bahwa katekese merupakan salah satu bentuk kegiatan
komunikasi, karena melalui katekese tiap umat sebenarnya berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
menyampaikan pesan khusus dari Allah untuk keselamatan manusia. Hanya 1
(1,7%) responden saja yang menyatakan sangatt tidak setuju dengan pernyataan
ini. Penulis menyimpulkan bahwa 1 responden yang merupakan mahasiswa
IPPAK-USD ini perlu mempelajari dengan lebih baik lagi soal katekese. Dalam
soal nomer 22, sebanyak 18 (30%) responden menyatakan sangat setuju bahwa
mereka telah menggunakan teknik bicara yang baik saat berkatekese di tengah
umat dan terdapat 2 (3,3%) responden yang menyatakan tidak setuju kalau mereka
telah menggunakan teknik berbicara yang baik saat berkatekese di tengah umat.
Itu menandakan bahwa 2 responden ini perlu berlatih lebih banyak lagi soal teknik
berbicara yang baik di depan publik. Responden sebanyak 35 (58,3%)
menyatakan sangat setuju jika setiap mahasiswa IPPAK-USD memang perlu
memiliki kemampuan public speaking. Namun dalam soal nomer 23 ini ada juga 1
(1,7%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju jika mahasiswa IPPAK-
USD perlu memiliki kemampuan public speaking. Dalam soal nomer 24,
dinyatakan bahwa mahasiswa IPPAK-USD pada umumnya sudah memiliki
kemampuan public speaking dan dari pernyataan tersebut 26 (43,3%) responden
menyatakan setuju jika umumnya mahasiswa IPPAK-USD sudah memiliki
kemampuan public speaking, namun ada 7 (11,7%) yang menyatakan tidak setuju
dan 4 (6,7%) responden yang menyatakan sangat tidak setuju atas pernyataan
tersebut.
Seorang katekis dituntut untuk memiliki kemampuan public speaking
karena salah satu tuntutan untuk menjadi seorang katekis profesional perlu
memiliki keterampilan dalam berkomunikasi. Dari pernyataan nomer 25 ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
responden sebanyak 33 (55%) menyatakan sangat setuju jika seorang katekis
dituntut untuk memiliki kemampuan public speaking sebagai salah satu syarat
untuk menjadi katekis profesional. Dari hasil ini penulis sedikit menyimpulkan
bahwa mahasiswa IPPAK-USD sudah mengetahui syarat untuk menjadi katekis
yang profesional adalah dengan memiliki kemampuan public speaking. Dalam
soal berikutnya, dinyatakan bahwa jika memiliki kemampuan public speaking
yang baik, seorang katekis mampu menciptakan suasana katekese yang menarik,
dan pernyataan ini ditanggapi dengan jawaban sangat setuju oleh responden
sebanyak 34 (56,6%) orang. Dari jawaban ini dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa IPPAK-USD sudah mengerti bahwa suasana katekese yang menarik
dapat diciptakan jika mereka memiliki kemampuan public speaking yang baik.
Responden sebanyak 31 (51,7%) menyatakan sangat setuju bahwa dengan
setelah mengikuti pelatihan teater rakyat mereka sangat terbantu saat berkatekese
di tengah umat, karena lewat pelatihan teater rakyat kemampuan public speaking
mereka menjadi lebih baik lagi sehingga mereka mampu melaksanakan proses
berkatekese dengan baik pula. Dalam soal nomer 39, 33 (55%) responden
menyatakan sangat setuju bahwa dalam pelatihan teater rakyat diajarkan cara
menggunakan teknik vokal yang baik dan benar yang dibutuhkan juga untuk
mengembangkan kemampuan public speaking, terutama saat berkatekese di
tengah umat, hanya 1 (1,7%) responden saja yang menyatakan tidak setuju bahwa
selama pelatihan teater rakyat diajarkan cara menggunakan teknik vokal yang baik
dan benar. Dalam soal yang terakhir, didapatkan hasil 40 (66,7%) responden yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
menyatakan sangat setuju bahwa suatu proses katekese akan menarik apabila
katekisnya pandai berkomunikasi dengan umat.
Dari hasil yang telah penulis dapatkan dari para responden, penulis dapat
menyimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa IPPAK-USD sudah
mendapatkan serta menikmati manfaat yang mereka peroleh setelah melalui
pelatihan teater rakyat, yaitu berupa perkembangan kemampuan public speaking
walaupun masih ada sebagian mahasiswa yang merasa belum berkembang
kemampuan public speaking-nya setelah mengikuti pelatihan teater rakyat.
Dengan memiliki kemampuan public speaking yang baik para mahasiswa IPPAK-
USD yang merupakan calon katekis akan mampu menciptakan suasana katekese
yang menarik bagi umat, karena salah satu tuntutan seorang katekis untuk bisa
menjadi katekis profesional adalah memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik, dan mahasiswa IPPAK-USD sebenarnya telah mendapatkan sarana untuk
melatih kemampuan tersebut melalui pelatihan teater rakyat yang diberikan oleh
Prodi IPPAK-USD.
F. Analisis Tambahan
Dalam penelitian ini penulis juga melaksanakan penelitian tambahan
berupa observasi dan wawancara guna memperoleh hasil maksimal dalam
peneltian ini. Penulis telah mendapatkan hasil penelitian dari responden yang
telah penulis observasi selama mereka melaksanakan proses katekese dan penulis
juga telah mewawancarai beberapa responden yang menurut penulis responden
tersebut bisa membantu penulis dalam memperoleh hasil yang penulis inginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
1. Observasi
Tabel 9 berisi hasil observasi yang penulis lakukan terhadap responden
saat mereka melaksanakan proses katekese. Dapat dilihat bahwa para responden
yang merupakan mahasiswa IPPAK-USD dan telah mengikuti pelatihan teater
rakyat memiliki hasil yang memuaskan dalam melaksanakan katekese di tengah
umat. Rata- rata mereka telah memiliki keterampilan berbicara yang cukup baik
dan terlihat dalam tabel bahwa skor keterampilan berbicara yang mereka miliki
berkisar antara skor 9-6. Lalu untuk item berikutnya rata-rata skor yang penulis
berikan saat observasi juga memuaskan, karena para responden ini sudah mampu
mengatur volume berbicara mereka saat berkatekese di tengah umat. Untuk item
berikutnya mengenai kejelasan artikulasi, para responden kebanyakan sudah baik,
terbukti skor para responden ini berkisar di angka 8-6 yang artinya mereka
memiliki kejelasan artikulasi yang cukup baik.
Dalam observasi penulis juga menilai bagaimana para responden ini
mampu menggunakan bahasa tubuh mereka. Dari hasil observasi rata-rata para
responden mendapatkan skor 8, 7 dan 6. Hasil ini masuk dalam kategori cukup
baik dan artinya para responden telah cukup baik mampu menggunakan bahasa
tubuh mereka saat berkatekese di tengah umat. Kepercayaan diri di depan umat
juga masuk dalam bagian yang penulis observasi. Untuk masalah kepercayaan diri
di depan umat menurut penulis para responden ini telah cukup baik ini terbukti
dengan skor yang penulis berikan berkisar dari angka 9-6, artinya para responden
telah mampu menciptakan kepercayaan diri dalam diri mereka sendiri saat tampil
di depan umat. Penulis juga menilai sejauh mana penguasaan materi katekese
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
yang dimiliki oleh para responden saat mereka berkatekese di depan umat. Hasil
yang diperoleh sangat baik karena skor yang didapatkan berkisar di angka 9 dan 8,
itu artinya untuk penguasaan materi katekese yang akan dibawakan telah dikuasai
dengan sangat baik oleh para responden.
Tempo berbicara para responden saat berkatekese juga menjadi salah satu
aspek yang penulis nilai dalam observasi ini. Para responden umumnya cukup
baik menguasai tempo saat mereka berbicara di depan umat, terbukti skor untuk
tempo berbicara mereka berada di angka 8 dan 7 yang artinya penguasaan mereka
dalam tempo saat berbicara cukup baik. Aspek berikutnya yang menjadi penilaian
dalam observasi ini adalah ekspresi saat berbicara. Penulis melihat beberapa
responden telah cukup baik karena mampu berekspresi berbicara di depan umat,
walaupun ada satu responden yang kurang baik menggunakan ekspresi saat
berbicara. Untuk skor penilaian dalam aspek ini diperoleh angka 8-4. Aspek
berikutnya yang menjadi penilaian adalah mengenai penampilan di depan umat.
Para responden dalam aspek ini mendapatkan skor angka antara 9-7, artinya
penampilan mereka sudah baik saat tampil di depan umat. Penilaian terakhir
dalam observasi ini adalah mengenai kemampuan para responden menciptakan
suasana katekese yang menarik bagi umat. Hasil yang diperoleh dalam penilaian
berada di angka 9-6, artinya para responden telah mampu menciptakan suasana
katekese yang menarik bagi umat saat mereka berkatekese.
Kesimpulan yang penulis dapatkan dalam hasil observasi ini adalah rata-
rata para responden yang merupakan mahasiswa IPPAK-USD, setelah mereka
mengikuti pelatihan teater rakyat mereka memiliki kemampuan public speaking
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
yang berkembang cukup baik ini terbukti dari bagaimana mereka mampu
mengaplikasikan ilmu public speaking yang telah didapatkan lewat pelatihan
teater rakyat kedalam suatu proses katekese, sehingga mereka mampu
menciptakan suasana katekese yang menarik.
2. Wawancara
Dari hasil wawancara yang telah penulis dapatkan penulis dapat
mengetahui bahwa pelatihan teater rakyat yang diberikan oleh Prodi IPPAK-USD
ternyata sangat membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan public
speaking mereka. Dari jawaban para responden penulis mengetahui bahwa
kebanyakan mahasiswa IPPAK-USD sebelum mengikuti pelatihan teater rakyat
baru memiliki sedikit kemampuan public speaking dan tidak berani jika disuruh
berbicara di depan umum. Setelah mengikuti pelatihan teater rakyat mereka
memiliki kemampuan public speaking yang lebih dari sebelumnya. Para
responden menyatakan bahwa setelah mengikuti pelatihan teater rakyat mereka
mengetahui bagaimana cara untuk menggunakan bahasa tubuh dan juga mampu
berekspresi dengan baik saat mereka berbicara di depan banyak orang.
Menurut para responden, sangat penting bagi mahasiswa IPPAK-USD
memiliki kemampuan public speaking, karena kemampuan public speaking akan
banyak digunakan dalam melaksanakan praktik-praktik lapangan yang diberikan
di kampus, sehingga sangat sulit jika mahasiswa IPPAK-USD tidak memiliki
kemampuan public speaking yang baik. Kemampuan public speaking bagi para
responden juga penting dimiliki oleh para katekis, karena dalam berkatekese
seorang katekis akan berbicara di tengah umat untuk mewartakan dan mengajar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
jika tidak memiliki kemampuan public speaking yang baik, proses katekese yang
diciptakan tidak akan menarik dan monoton. Selain itu juga kemampuan public
speaking dibutuhkan oleh katekis untuk bisa berkomunikasi dengan baik saat
berkatekese di tengah umat. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang katekis
untuk memiliki kemampuan public speaking yang baik.
G. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan dengan menggunakan
beberapa instrumen penelitian maka didapatkan kesimpulan bahwa mahasiswa
Prodi IPPAK-USD sebagian besar sudah mengerti tentang public speaking
terutama setelah mereka melewati proses pelatihan teater rakyat yang diberikan
oleh pihak program studi. Tujuan dari adanya pelatihan teater rakyat di Prodi
IPPAK-USD adalah untuk menjadikan mahasiswa mampu untuk menjadi pewarta
yang tangguh di tengah umat serta kreatif dalam menyajikan sebuah pewartaan
bagi umat.
Pengetahuan mengenai public speaking nampaknya kurang diterapkan
dengan baik oleh mahasiswa terutama dalam proses berkatekese. Hal ini
dibuktikan dengan jawaban dari beberapa responden yang tertuang dalam
instrumen penelitian skala Likert bahwa masih banyak dari mahasiswa Prodi
IPPAK-USD belum sepenuhnya memiliki kemampuan public speaking terutama
dalam penggunaanya untuk proses berkatekese.
Oleh karena itu penulis dapat menyimpulkan lewat penelitian yang telah
didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa Prodi IPPAK-USD belum
sepenuhnya memahami, mengerti serta mampu menggunakan kemampuan public
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
speaking mereka dengan baik terutama dalam rangka proses berkatekese setelah
mereka mengikuti pelatihan teater rakyat. Akan tetapi dalam penelitian yang telah
penulis lakukan ini kiranya masih diperlukan peneletian lebih lanjut lagi guna
mendapatkan hasil yang lebih baik karena dalam penelitian ini penulis memilih
responden penelitian berdasarkan pada siapa saja yang secara kebetulan bertemu
dengan penulis dan dapat digunakan sebagai sampel serta cocok dijadikan sebagai
sumber data sehingga dalam penelitan yang penulis lakukan ini kemungkinan
terjadinya kesalahan cukup besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
BAB IV
USULAN KEGIATAN PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BAGI
MAHASISWA IPPAK-USD DALAM RANGKA PROSES BERKATEKESE
Dalam bab ini penulis akan memberikan penjabaran mengenai usulan
kegiatan pelatihan public speaking yang digunakan untuk mengembangkan
kemampuan public speaking mahasiswa IPPAK-USD dalam rangka proses
berkatekese. Penulis membuat usulan kegiatan ini sebagai sebuah kegiatan tindak
lanjut atas hasil penelitian yang telah penulis dapatkan. Usulan kegiatan yang
terdapat dalam bab ini nantinya akan penulis uraikan dalam bentuk latar belakang
kegiatan pelatihan, tujuan, rumusan tema kegiatan beserta penjabaran sub tema,
identitas kegiatan, peserta kegiatan, strategi penyampaian kegiatan, sarana atau
peralatan kegiatan, sumber bahan, matrikulasi kegiatan, gambaran kegiatan, serta
contoh satuan pendampingan kegiatan pelatihan.
A. Latar Belakang
Mahasiswa Prodi IPPAK-USD adalah mahasiswa yang dididik serta
dipersiapkan untuk menjadi seorang katekis. Dalam kegiatan perkuliahan yang
mereka ikuti pasti mereka akan menemukan praktik-praktik lapangan yang
berkaitan dengan kegiatan katekese guna mempersiapkan mereka untuk menjadi
katekis profesional. Katekese merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi,
karena melalui katekese tiap umat sebenarnya berusaha menyampaikan pesan
khusus dari Allah untuk keselamatan manusia. Allah berkomunikasi dengan umat
melalui orang-orang lain (Ibr 1:1) dan Yesus merupakan metodenya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sempurna dan cemerlang (Ibr 1:2) (Praedicamus, 2008: 25). Oleh sebab itu
mahasiswa IPPAK-USD akan dituntut untuk dapat berbicara serta berkomunikasi
dengan baik saat berkatekese dengan umat karena nantinya syarat untuk menjadi
seorang katekis yang profesional adalah memiliki keterampilan berkomunikasi.
Public speaking atau kemampuan berbicara di depan umum merupakan
salah satu bagian dari ilmu komunikasi, di mana kemampuan public speaking ini
dibutuhkan oleh mahasiswa IPPAK-USD untuk digunakan sebagai sarana dalam
berkatekese. Kemampuan public speaking sangat penting dimiliki oleh mahasiswa
IPPAK-USD karena dengan memiliki kemampuan public speaking mahasiswa
IPPAK-USD akan terbantu untuk bisa berkomunikasi dengan umat yang
didampinginya, selain itu pula dengan memiliki kemampuan public speaking
mahasiswa IPPAK-USD akan terbantu untuk bisa menciptakan suasana katekese
yang menarik dan tidak monoton, sehingga umat yang didampingi bisa merasa
terbantu dikembangkan imannya. Kemampuan public speaking didapatkan atau
diperoleh bukan karena seseorang memang memiliki bakat atau talenta di bidang
tersebut melainkan juga karena mau mempelajari serta berlatih untuk bisa
berbicara di depan umum secara terus menerus. Melatih kemampuan public
speaking bisa dengan mengikuti pelajaran khusus public speaking atau dengan
mengikuti pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk melatih atau mengembangkan
kemampuan public speaking.
Pelatihan teater rakyat menjadi salah satu sarana penunjang pengembangan
kemampuan public speaking. Berdasarkan hasil penelitan yang telah penulis
dapatkan pada bab sebelumnya, responden yang merupakan mahasiswa IPPAK-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
USD dan telah mengikuti pelatihan teater rakyat juga menyatakan bahwa dengan
mengikuti pelatihan teater rakyat mereka terbantu dalam mengembangkan
kemampuan public speaking-nya, terutama dalam hal mental untuk berbicara dan
tampil di depan umum. Teater rakyat bukan hanya sebuah seni pertunjukan saja,
melainkan sebuah seni pertunjukan yang di dalamnya berisi suatu pesan atau
aspirasi masyarakat yang perlu disampaikan kepada banyak orang melalui sebuah
pentas teater. Oleh sebab itu teater rakyat dengan public speaking memiliki suatu
hubungan kedekatan, yaitu bertitik tolak pada kemampuan menyampaikan isi atau
pesan yang perlu dibawakan dan diberikan kepada publik. Selain itu juga unsur-
unsur pelatihan teter rakyat dengan pelatihan public speaking hampir sama, di
mana tujuan dari pelatihan keduanya tersebut adalah agar seseorang mampu
menyampaikan pesan atau aspirasi dengan menarik, sehingga pesan atau aspirasi
bisa tersampaikan dengan baik kepada pendengar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis dapatkan kenyataannya
kebanyakan mahasiswa IPPAK-USD belum mampu untuk mengembangkan
kemampuan public speaking-nya dalam proses berkatekese walaupun
pengetahuan mengenai public speaking sudah mereka dapatkan saat mengikuti
pelatihan teater rakyat. Padahal kemampuan public speaking itu perlu dimiliki
oleh mahasiswa IPPAK-USD terutama dalam proses berkatekese.
Oleh sebab itu penulis mengusulkan kegiatan pelatihan public speaking
bagi mahasiswa IPPAK-USD demi menanggapi kekurangan mahasiswa IPPAK-
USD dalam public speaking. Harapannya melalui pelatihan ini mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
IPPAK-USD nantinya mampu berkatekese dan menjadi seorang katekis yang
handal bagi umat, sehingga iman umat makin berkembang.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk membantu mahasiswa IPPAK-USD
dalam mengembangkan kemampuan public speaking yang digunakan sebagai
salah satu sarana bantu dalam kegiatan berkatekese, sehingga nantinya mahasiswa
IPPAK-USD mampu menciptakan suasana katekese yang menarik bagi umat.
C. Tema Kegiatan dan Sub Tema
Tema serta sub tema yang akan diangkat dalam kegiatan pelatihan ini
adalah:
1. Tema : Public Speaking sebagai Sarana Berkatekese.
2. Sub tema : - Mengenal Public Speaking
- Public Speaking; Bentuk Aplikasinya dalam Kegiatan
Berkatekese.
D. Identitas Kegiatan
1. Nama Kegiatan : Pelatihan Public Speaking untuk Berkatekese.
2. Waktu : 08.00-17.00
3. Tempat : Auditorium Kampus V Universitas Sanata Dharma
E. Peserta
Peserta yang akan mengikuti pelatihan ini adalah mahasiswa IPPAK-USD
yang sudah mengikuti mata kuliah teater rakyat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
F. Strategi Penyampaian
Model pelatihan ini terdiri dari pemberian informasi yang berkaitan
dengan materi-materi public speaking juga bentuk aplikasinya dalam kegiatan
berkatekese, selain itu juga peserta akan diajak untuk berdinamika dalam bentuk
diskusi kelompok, dan peserta juga akan diminta untuk mempraktikkan secara
individu mengenai apa yang telah diperolehnya selama pelatihan dan akan ada
juga evaluasi yang berkaitan dengan cara peserta dalam berpublic speaking.
Pencapaian yang ingin didapatkan dalam pelatihan ini adalah mahasiswa IPPAK-
USD mampu untuk menerapkan pengetahaun yang telah mereka dapatkan
mengenai public speaking ke dalam bentuk proses berkatekese sehingga nantinya
mampu menciptakan suasana katekese yang menarik bagi umat.
G. Sarana/Peralatan
Dalam pelatihan ini sarana/peralatan yang dibutuhkan adalah:
- Laptop, LCD dan sound system.
- Spidol, kertas flap, papan tulis.
- Alkitab, hand out.
H. Sumber Bahan
Sumber bahan yang akan digunakan dalam pelatihan public speaking ini antara
lain:
Alkitab Deuterokanonika. (1976). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan
Lembaga Biblika Indonesia.
Hendrikus, Dori Wuwur. (1991). Retorika. Yogyakarta: Kanisius.
Khayyirah, Balqis. (2013). Cara Pintar Berbicara Cerdas di Depan Publik.
Yogyakarta: Diva Press.
Kitab Hukum Kanonik. (2006). (terjemahan Dr. Rubiyatmoko, Editor). Bogor:
Grafika Mardi Yuana
Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Nindiani, Ninda. (2013). Sukses Jadi MC. Yogyakarta: Kanisius.
Sirait, Charles Bonar. (2007). The Power Of Public Speaking. Jakarta: Gramedia.
Sukadi, G. (1993). Public Speaking Bagi Pemula. Jakarta: Grasindo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
I. Matriks Kegiatan
Tema Umum : Public Speaking sebagai Sarana Berkatekese.
Tujuan Kegiatan : Membantu mahasiswa IPPAK-USD dalam mengembangkan kemampuan public speaking yang digunakan
sebagai salah satu sarana bantu dalam kegiatan berkatekese sehingga nantinya mahasiswa IPPAK-USD mampu menciptakan
suasana katekese yang menarik bagi umat.
Tabel 10
Matriks Kegiatan Pelatihan Public Speaking
No. Tema Tujuan Materi Metode Sarana Sumber Bahan
1. Mengenal
Public speaking.
Mengenalkan lebih
dalam segala hal
mengenai public
speaking.
Materi untuk
tema “Mengenal
Public speaking”.
Informasi
Sharing
Tanya-jawab
Diskusi
Laptop
LCD
Sound
system
Hand Out
Public Speaking
bagi Pemula
Retorika
Cara Pintar
Berbicara Cerdas
di Depan Publik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
The Power Of
Public Speaking
2. Public speaking;
bentuk
aplikasinya
dalam kegiatan
berkatekese
Membantu
mahasiswa IPPAK-
USD untuk
mengetahui bentuk
aplikasi public
speaking terutama
dalam kegiatan
berkatekese.
Materi untuk
tema “Public
speaking; bentuk
aplikasinya dalam
kegiatan
berkatekese”.
Informasi
Sharing
Tanya-jawab
Diskusi
Dinamika
Kelompok
Pleno
Laptop
LCD
Sound
system
Hand Out
Alkitab
Spidol
Kertas Flap
Kitab Hukum
Kanonik
Katekese Umat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
J. Gambaran dan Jadwal Kegiatan Pelatihan
Dalam kegiatan pelatihan ini penulis sendiri akan memimpin jalannya
acara, namun untuk penyelenggaraan pelatihan ini penulis akan melibatkan
beberapa dosen dan teman-teman mahasiswa IPPAK-USD sebagai satu kesatuan
tim penyelenggara. Penulis juga akan mengundang beberapa narasumber ternama
dalam bidang public speaking yang nantinya akan berperan sebagai pengisi materi
dalam kegiatan pelatihan public speaking.
Berikut ini adalah penjabaran alokasi waktu dan acara pelatihan public
speaking:
Tabel 11
Jadwal Kegiatan Pelatihan Public Speaking
Waktu Acara Penanggung Jawab
08.00-08.30 Registrasi peserta Pelatihan
Public Speaking
Penulis dan Tim
08.30-09.00 Pembukaan, Doa, Sambutan
dari Kaprodi IPPAK-USD
Penulis dan Tim
09.00-10.45 Sesi I
Materi 1:
Pengantar materi dengan stand
up comedy
Mengenal Public Speaking
Penulis dan Narasumber
10.45-11.00 Snack Penulis dan Tim
11.00-12.45 Materi 2: Public Speaking;
Bentuk Aplikasinya dalam
Kegiatan Berkatekese.
Tanya jawab
Penulis dan Narasumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
12.45-13.00 Pembagian kelompok kecil
Penugasan
Penulis dan Tim
13.00-13.30 Makan siang Penulis dan Tim
13.30-13.35 Ice breaking Penulis dan Tim
13.35-14.00 Sesi II
Lanjutan membuat tugas
Penulis dan Tim
14.00-15.00 Praktik public speaking
individu dalam kelompok
Penulis dan tim
15.00-16.00 Evaluasi praktik dalam
kelompok kecil
Penulis dan tim
16.00-16.30 Kesimpulan Penulis dan tim
16.30-17.00 Evaluasi dalam kelompok
besar dan saran
Penutup
Penulis dan tim
K. Contoh Satuan Pendampingan Pelatihan Public Speaking
Berdasarkan pada usulan kegiatan pelatihan public speaking di atas, maka
pada bagian ini penulis akan mengemukakan salah satu contoh satuan
pendampingan kegiatan pelatihan public speaking. Penulis akan menjabarkan
salah satu contoh satuan pendampingan pelatihan public speaking yang ada dalam
sesi I yaitu satuan pendampingan materi 1 mengenai mengenal public speaking.
Satuan Pendampingan
A. Identitas
1. Judul sesi : Mengenal Public Speaking
2. Tujuan : Agar mahasiswa IPPAK-USD mengetahui lebih banyak
dan lebih dalam lagi mengenai public speaking.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3. Peserta : Mahasiswa IPPAK-USD
4. Tempat : Auditorium Kampus V Universitas Sanata Dharma
5. Pelaksana : Yohanes Paulus Manubura
6. Narasumber : Lusy Laksita
B. Pemikiran Dasar
Kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan yang perlu
dimiliki setiap orang kecuali orang tersebut memang sejak lahir memiliki
kekurangan dalam hal berbicara. Akan tetapi tidak semua orang yang mampu
berbicara memiliki kemampuan berbicara yang baik. Orang yang bisa bicara
kadang-kadang juga memiliki kelemahan dalam hal berbicara atau berkomunikasi
dengan orang lain. Padahal mampu berbicara dengan baik kepada orang lain
merupakan salah satu kemampuan yang banyak dibutuhkan pada saat ini. Banyak
orang-orang mampu berbicara, namun tidak pintar atau tidak mampu jika disuruh
berbicara di depan orang banyak.
Mahasiswa IPPAK-USD merupakan mahasiswa yang dididik untuk
menjadi seorang pewarta atau katekis di tengah umat. Untuk bisa menjadi katekis
yang baik bagi umat, mereka perlu memiliki kemampuan berbicara yang baik pula
karena salah satu syarat untuk bisa menjadi seorang katekis yang baik dan
profesional adalah peru memiliki kemampuan berkomunikasi. Prodi IPPAK-USD
sendiri telah memberikan beberapa mata kuliah yang bertujuan untuk membantu
mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan public speaking mereka terutama
dalam kegiatan berkatekese. Akan tetapi pada kenyataannya sebagian besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
mahasiswa Prodi IPPAK-USD belum sepenuhnya memahami, mengerti serta
mampu menggunakan kemampuan public speaking mereka dengan baik terutama
dalam rangka proses berkatekese walaupun mereka sudah mendapatkan
pengetahuan tentang public speaking dari mata kuliah yang diberikan oleh pihak
program studi.
Oleh sebab itu diperlukan suatu pelatihan yang bertujuan untuk lebih
memantapkan serta membantu mahasiswa IPPAK-USD agar mampu
menggunakan pengetahuan public speaking yang telah didapatkan untuk
digunakan dalam kegiatan berkatekese. Pelatihan public speaking merupakan
salah satu pelatihan yang tepat sebagai salah satu kegiatan pelatihan bagi
mahasiswa IPPAK-USD agar mampu mengembangkan kemampuan public
speaking mereka sehingga mampu menggunakan kemampuan tersebut dalam
rangka proses berkatekese.
C. Tujuan Kegiatan
Membantu mahasiswa IPPAK-USD dalam mengembangkan kemampuan
public speaking sehingga mampu menggunakan kemampuan tersebut dalam
rangka proses berkatekese.
D. Materi
Peserta akan diajak untuk mengetahui tentang bagaimana cara untuk
membangun rasa percaya diri, menggunakan teknik vokal serta bahasa tubuh yang
baik dan benar serta cara untuk dapat menguasai materi public speaking yang
akan dibawakan. Peserta juga akan diperkenalkan dengan bentuk-bentuk public
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
speaking seperti pidato, simposium, dan bentuk lain yang menjadi bagian dari
public speaking.
E. Sumber Bahan
1. Hendrikus, Dori Wuwur. (2010). Retorika. Yogyakarta: Kanisius.
2. Khayyirah, Balqis. (2013). Cara Pintar Berbicara Cerdas di Depan Publik.
Yogyakarta: Diva Press.
3. Nindiani, Ninda. (2013). Sukses Jadi MC. Yogyakarta: Kanisius.
4. Sirait, Charles Bonar. (2007). The Power Of Public speaking. Jakarta:
Gramedia.
5. Sukadi, G. (1993). Public speaking Bagi Pemula. Jakarta: Grasindo.
F. Metode
Metode penyampaian yang akan digunakan dalam kegiatan pelatihan ini
yaitu dengan memberikan informasi berupa materi mengenai public speaking.
Setelah itu dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab antara peserta dengan narasumber
berkaitan dengan materi mengenai public speaking yang telah disampaikan.
G. Sarana
Sarana yang akan digunakan dalam kegiatan pelatihan ini adalah:
1. Hand out : berisi bahan materi pelatihan kegiatan public speaking
yang diberikan untuk peserta dan pendamping.
2. Laptop : digunakan untuk memutar materi yang akan diberikan
dalam bentuk slide show.
3. LCD : alat untuk menampilkan slide show dari laptop kepada
peserta.
4. Sound system : biasanya terdiri dari microphone dan speaker yang dipakai
sebagai alat bantu pengeras suara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
H. Proses Pendampingan
1. Pengantar (Stand Up Comedy)
“Selamat pagi teman-teman semua perkenalkan nama saya Yones. Saya
merupakan salah satu mantan dari Prodi IPPAK, walaupun saya sekarang sudah
jadi mantan tapi saya tidak dicampakkan seperti pengalaman saya dengan mantan-
mantan saya yang sekarang menjauhi saya, menghapus nomer kontak saya,
memblokir pertemanan di media sosial sampai akhirnya mereka menghilangkan
saya dari pikiran mereka. Sedih, sakit, tapi mau protes juga tidak bisa jadi pasrah
saja. Di sini saya akan membawakan pengantar tentang materi “Mengenal Public
Speaking”. Public speaking, salah satu ilmu dari komunikasi, sesuatu hal yang
kalau didenger akan dianggap mudah tapi pada praktiknya susah untuk dijalankan.
Banyak sekali orang beranggapan bahwa yang dibutuhkan untuk bisa berpublic
speaking itu hanya kepintaran seseorang dalam berbicara, siapa yang bilang?
Kalau hanya sekedar pintar berbicara anak TK sekarang yang umur 5 tahun juga
sudah pada pinter berbicara. Yang dibutuhkan untuk bisa berpublic speaking atau
kata lainnya adalah berbicara didepan orang banyak bukan hanya itu. Butuh
adanya persiapan materi yang akan dibawakan, latihan vokal, penguasaan bahasa
tubuh sampai mengolah rasa kepercayaan diri. Kemampuan public speaking
memang sangat dibutuhkan setiap orang terutama saya dan teman-teman semua
para calon katekis yang hadir di tempat ini. Saat kita berkatekese di tengah umat
mau tidak mau kita harus mampu membawakan proses berkatekese dengan baik
dan menarik, salah satunya selain materi adalah bagaimana cara kita
menyampaikan materi tersebut melaui cara bicara kita. Jangan sampai saat kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
berkatekese di depan umat, materi katekese yang kita bawakan menjadi suatu
cerita pengantar tidur untuk umat. Berikutnya kita akan mengenal lebih jauh lagi
tentang public speaking. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama dengan
tenang menikmati kegiatan pelatihan ini dalam materi “Mengenal Public
speaking” bersama seorang broadcaster, MC dan public speaker handal sekaligus
pemilik sekolah broadcast yang terkenal di Yogyakarta. Marilah kita sambut
bersama Ibu Lusy Laksita”.
2. Kegiatan Inti
Pada bagian ini pendamping akan memberikan penjelasan mengenai
materi public speaking kepada peserta. Materi yang akan dibawakan adalah
pengertian public speaking, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam public speaking
serta bentuk-bentuk public speaking.
a. Pengertian Public Speaking
Apakah diantara teman-teman sekalian ada yang sudah tahu tentang
pengertian dari public speaking? Public speaking merupakan salah satu seni
berbicara, di mana seseorang berbicara menyampaikan maksud atau tujuannya
kepada orang banyak atau publik bukan orang per orangan. Banyak para ahli
public speaking mendefinisikan atau mengartikan kata public speaking dengan
pemahaman mereka masing-masing. Dalam buku Public Speaking Bagi Pemula
dikatakan bahwa public speaking adalah berbicara di depan publik/sejumlah
orang/umum yang dilakukan dalam rangka komunikasi (Sukadi, 1993: 5).
Sedangkan Hendrikus mengartikan bahwa public speaking atau istilah lainnya
retorika merupakan kesenian untuk berbicara dengan baik (Kunst, gut zu reden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
atau Ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan
keterampilan teknis (ars, techne) (Hendrikus, 1991: 14).
Namun secara sederhana public speaking merupakan suatu bagian dari
seni berbicara dan juga sebuah ilmu tentang bagaimana seseorang mampu
berkomunikasi secara lisan di depan publik dengan tujuan mempengaruhi,
memotivasi, mengajak, mendidik, memberikan penjelasan dan menyampaikan
informasi, di mana kemampuannya diperoleh seseorang berdasarkan talenta yang
dimiliki ataupun karena memang mempelajari ilmu tentang cara berbicara di
depan publik.
b. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Public Speaking
Berbicara di depan publik atau di depan umum bukanlah hal yang mudah.
Banyak tantangan dan kesulitan yang seringkali terjadi, dan kesulitan tersebut
menjadi penghambat seorang pembicara untuk menyampaikan informasi atau
pesan yang harus diberikan kepada publik. Untuk bisa dan mampu berbicara di
depan publik seseorang harus memiliki beberapa keterampilan yang dipakai untuk
membuat suasana komunikasi terhadap khalayak umum dapat berjalan dengan
lancar, maka ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh para pembicara dalam
melakukan kegiatan public speaking.
1) Membangun Rasa Percaya Diri
Teknik penting untuk bisa meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di
depan publik adalah dengan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Lakukan riset: lakukan analisis tentang bagaimana situasi yang akan dihadapi,
siapa saja audiensnya, berasal dari kalangan mana, usia rata- rata audiens,
tujuan acara, serta persepsi yang timbul bagi para audiens saat melihat
penampilan pembawa acara.
Latihan: berlatihlah sebelum kita tampil di depan publik, jadikan latihan
menjadi suatu kegiatan yang dicintai, lakukan latihan kapan saja dan di mana
saja, jangan pernah melakukan latihan hanya pada saat diminta dalam suatu
acara saja. Semakin sering seorang pembicara berlatih berbicara, maka rasa
percaya diri saat di atas panggung pun semakin meningkat.
Visualisasi penampilan: ingat- ingat lagi segala hal yang dilakukan saat
pernah melakukan suatu presentasi, tentang hal yang menarik, maupun yang
gagal dilakukan. Keberhasilan yang pernah dibuat maupun kegagalan yang
pernah dibuat akan meningkatkan kembali rasa percaya diri. Namun jika
masih pemula, rekam hasil latihan dengan handycam atau kamera video yang
ada, jika sudah mintalah beberapa orang terdekat untuk mengevaluasi hasil
presentasi yang telah dilakukan.
2) Teknik Vokal
Teknik vokal sangat menentukan baik atau buruknya seorang pembicara
dalam membawakan bahan pembicaraannya kepada audiens. Teknik vokal perlu
dimiliki oleh setiap pembicara karena berfungsi untuk dapat mengatur artikulasi,
tempo bicara, serta volume suara yang diperlukan saat berbicara di depan umum.
Cara latihannya dengan cara mengucapkan huruf-huruf vokal a-i-u-e-o secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
terus-menerus sampai suara atau vokal yang dihasilkan terdengar jelas. Mintalah
bantuan rekan untuk mendengarkan vokal yang kita ucapkan. Selain itu yang
perlu diperhatikan juga dalam melatih vokal, seorang pembicara perlu juga
memperhatikan dan melatih cara pernafasan, karena pernafasan juga menentukan
baik atau tidaknya vokal seorang pembicara. Pernafasan yang baik untuk
digunakan oleh seorang pembicara adalah dengan menggunakan pernafasan perut
bukan pernafasan dada. Cara melatih pernafasan perut adalah dengan menarik
nafas dalam-dalam dengan menggunakan hidung, lalu tahan udara yang sudah kita
hirup tadi di dalam perut dan setelah itu menghembuskannya secara perlahan
melalui mulut. Ada baiknya jika latihan pernafasan ini juga disatukan dengan
mengucapkan huruf vokal a-i-u-e-o saat menghembuskan nafas.
3) Bahasa Tubuh
Seorang pembicara yang baik selain mengandalkan vokalnya juga pasti
akan mengandalkan tubuhnya dalam menyampaikan suatu informasi atau pesan
saat berbicara di depan umum. Bahasa tubuh adalah suatu proses pertukaran
pikiran dan gagasan, di mana pesan yang disampaikan dapat berupa isyarat,
ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak (lambang yang digunakan),
diam, waktu, suara, postur, dan gerakan tubuh. Bahasa tubuh merupakan bentuk
kemampuan mental dan fisik manusia, sebuah komunikasi non verbal yang terdiri
dari gerakan tubuh, ekspresi wajah, gerakan mata dan bentuk postur tubuh. Salah
satu cara untuk bisa menggunakan bahasa tubuh adalah dengan rajin berlatih
pengolahan tubuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
4) Menguasai Materi
Untuk dapat melakukan pembicaraan di depan umum sangatlah penting
seorang pembicara untuk menguasai materi atau bahan yang akan disampaikannya
kepada audiens. Seorang pembicara tidak akan mungkin bisa berbicara dengan
lancar jika tidak mempunyai materi yang akan dibicarakan di depan banyak orang.
Oleh karena itu penting bagi seorang pembicara untuk mempersiapkan sebuah
materi pembicaraan serta melatih materi tersebut sehingga nantinya pesan atau
informasi bisa sampai kepada audiens. Cara untuk mempersiapkan bahan atau
materi dengan dua cara sederhana namun sangat baik jika digunakan, yaitu
dengan cara brainstorming dan mind map. Brainstorming merupakan suatu cara
membuat materi dengan mengumpulkan atau mengeluarkan seluruh ide atau
gagasan tanpa harus diseleksi atau dikritisi terlebih dahulu. Sedangkan mind map
adalah suatu metode untuk mengelola informasi secara keseluruhan, termasuk di
dalamnya menyimpan informasi, mengorganisasikan informasi, skala prioritas,
belajar memahami informasi, meninjau kembali, dan mengingat informasi.
Setelah materi dipersiapkan, yang paling penting lagi bagi seorang
pembicara adalah menguasai materi yang telah disiapkannya, cara menguasai
materi yang telah dipersiapkan adalah dengan membuat daftar konsep tentang hal-
hal yang ingin disampaikan. Menguasai materi bukan berarti menghafal materi
yang telah dipersiapkan.
c. Bentuk-bentuk Public Speaking
Terdapat macam-macam bentuk public speaking yang dapat diterapkan
tergantung pada kebutuhan seorang pembicara. Berikut adalah penjelasannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
1) Presentasi
Presentasi merupakan suatu kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat, atau
informasi kepada orang lain, presentasi biasanya digunakan dalam kegiatan
pendidikan atau kegiatan bisnis. Tujuan dari presentasi bisa berbagai macam,
misalnya untuk membujuk (dibawakan oleh wiraniaga), memberi informasi
(dibawakan oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan (dibawakan oleh orang
yang membantah suatu pendapat tertentu). Ciri-ciri dari suatu presentasi adalah:
dilakukan secara formal, disusun secara matang atau terencana, biasanya sudah
ditentukan (waktu, tempat, dan materi), dibantu dengan alat peraga maupun alat
bantu presentasi, dipandu oleh moderator, ada pihak lain yang digunakan sebagai
sasaran presentasi, diikuti dengan sesi tanya jawab dan memiliki tujuan atau target
tertentu.
2) Pidato
Suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang
banyak, atau dengan kata lain pidato adalah mengungkapkan gagasan yang
disampaikan atau ditujukan kepada orang lain. Tujuan dari pidato yaitu untuk
mempengaruhi orang lain, memberi pemahaman atau informasi kepada orang lain
serta membuat orang lain senang dan puas dengan ucapan yang disampaikan
secara menghibur.
3) MC (Master of Ceremony)
MC berarti “penguasa acara”, pemandu acara, pengendali acara, pembawa
acara, pengatur acara, atau pemimpin upacara. MC memiliki peran untuk
mengumumkan susunan acara dan memperkenalkan orang yang akan mengisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
acara, serta bertanggung jawab atas kelancaran, ketepatan waktu, kemeriahan,
maupun kekhidmatan acara dari awal hingga akhir.
4) Moderator
Moderator adalah orang yang memimpin, mengatur, dan memandu suatu
kegiatan diskusi. Moderator berbeda dengan MC, moderator lebih sering dijumpai
dalam acara diskusi atau debat. Moderator adalah orang yang paling berkuasa
dalam suatu diskusi atau debat. Moderator mempunyai hak untuk memilih siapa
yang diberi kesempatan untuk bertanya kepada penyaji.
5) Ceramah
Ceramah merupakan kegiatan komunikasi satu arah, di mana pembicara
menyampaikan gagasannya kepada pihak lain dan tidak memerlukan reaksi
berupa tanggapan atau respon. Ceramah bertujuan untuk memberikan nasihat dan
petunjuk kepada audiens.
6) Khotbah
Khotbah adalah suatu pidato lisan yang dibuat oleh seorang nabi atau
anggota ulama mengenai Al-Kitab, teologis, agama, atau moral. Biasanya seorang
pengkhotbah memegang perilaku kepercayaan, hukum, atau manusia dalam
konteks sekarang dan masa lalu.
7) Seminar
Seminar merupakan pertemuan ilmiah yang secara sistematis mempelajari
suatu topik khusus, di bawah pimpinan seorang ahli dan berwenang dalam bidang
tersebut. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara
ilmiah, sehingga pesertanya pun orang yang ahli dalam bidangnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
8) Diskusi
Diskusi berarti bertukar pikiran tentang suatu masalah, baik untuk
memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, maupun mencari jalan keluar
dari masalah tersebut. Diskusi dengan kata lain adalah suatu kegiatan tukar-
menukar informasi, pendapat, dan unsur pengalaman secara teratur, dengan
maksud mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas dan teliti tentang suatu
hal.
9) Simposium
Simposium merupakan suatu rangkaian pidato pendek di depan para
pendengar dengan seorang pemimpin (moderator). Simposium menampilkan
beberapa pembicara dan para pembicara ini mengemukakan aspek-aspek
pandangan yang berbeda dari sebuah topik yang sama.
10) Kolokium
Dalam kolokium beberapa ahli diundang untuk memberi jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan oleh pendengar mengenai topik yang ditentukan.
Kolokium berbeda dengan simposium, dalam kolokium para ahli tidak
mengajukan (makalah) sebagai prasaran.
11) Lokakarya (Workshop)
Lokakarya adalah suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah lokakarya
merupakan sebuah pertemuan ilmiah kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
12) Rapat
Suatu bentuk media komunikasi kelompok resmi bersifat tatap muka, yang
sering diselenggarakan oleh banyak organisasi. Rapat merupakan alat untuk
mendapatkan mufakat melalui musyawarah kelompok.
Seperti yang telah dikemukakan di atas, bahwa public speaking tidak
terikat dengan satu jenis atau satu bentuk saja, melainkan memiliki banyak
bentuk. Bentuk-bentuk dari public speaking ini ada karena berdasarkan kebutuhan
dan sifatnya masing-masing. Seorang pembicara yang baik pasti akan melakukan
kegiatan public speaking-nya berdasarkan kebutuhannya berbicara dan
menyesuaikan dengan bentuk dari public speaking yang ada.
3. Penutup
Teman-teman sekalian tadi kita sudah mengenal bersama lebih dalam lagi
tentang public speaking. Semoga apa yang sudah diberikan dalam materi tadi
dapat menjadi salah satu pengetahuan baru bagi teman-teman dan berguna bagi
teman-teman kelak saat harus mendapat bagian dalam kegiatan public speaking di
tempat teman-teman bertugas nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa hal berupa kesimpulan
dan saran sebagai sebuah bagian penutup dari skripsi ini. Pada bagian kesimpulan
penulis akan memberikan kesimpulan dari isi skripsi ini berdasarkan pada apa
yang telah penulis buat. Lalu pada bagian saran penulis akan memberikan saran
bagi Prodi IPPAK-USD terutama dalah hal pengembangan public speaking untuk
proses berkatekese bagi mahasiswa.
A. Kesimpulan
Dalam bab sebelumnya penulis telah mendapatkan hasil bahwa proses
katekese akan menarik jika katekis yang memimpin jalannya proses katekese
mampu menciptakan suasana katekese yang menarik. Suasana katekese yang
menarik dan tidak monoton tercipta jika katekis tersebut mampu berkomunikasi
secara baik dengan umat. Oleh sebab itu seorang katekis perlu memiliki
kemampuan public speaking, karena dengan memiliki kemampuan public
speaking seorang katekis pasti mampu menciptakan suasana katekese yang
menarik bagi umat. Dengan memiliki kemampuan public speaking seorang
katekis pasti terampil saat berkomunikasi dengan umat, sehingga proses katekese
akan berjalan lancar dan suasana katekese juga tidak akan monoton. Mengingat
bahwa kemampuan public speaking penting dimiliki oleh setiap katekis, maka
penulis menegaskan perlu adanya pembinaan lebih lanjut akan perkembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
kemampuan public speaking terutama bagi mahasiswa IPPAK-USD yang
nantinya juga akan menjadi seorang katekis profesional.
Dalam penelitian yang telah didapatkan penulis masih banyak dari
mahasiswa Prodi IPPAK-USD belum sepenuhnya memiliki kemampuan public
speaking terutama dalam penggunaanya untuk proses berkatekese. Di Prodi
IPPAK-USD sendiri sebenarnya sudah diberikan mata kuliah yang dikhususkan
untuk menunjang mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan public
speaking. Salah satu mata kuliah itu adalah mata kuliah teater rakyat. Mata kuliah
teater rakyat diberikan kepada mahasiswa bukan semata-mata ingin menjadikan
mahasiswa seorang aktor atau artis panggung yang hebat, melainkan mengajak
mahasiswa untuk bisa berkreasi sekreatif mungkin, mampu mengembangkan daya
kreasi yang dimilikinya, dan berani untuk tampil mengeksplorasi diri di depan
banyak orang. Melalui latihan teater rakyat para mahasiswa diharapkan agar
memiliki kemampuan berkomunikasi yang berkembang secara mantap, selain itu
juga supaya para mahasiswa memiliki sikap dan jatidiri yang terbentuk untuk
mampu melaksanakan pewartaan di tengah umat.
Penulis menduga bahwa mahasiswa IPPAK-USD kurang memahami
public speaking secara lebih mendalam. Ada dugaan bahwa mata kuliah yang
dikhususkan untuk pengembangan public speaking kurang dipahami dan dimaknai
sebagai sebuah tempat untuk mengembangkan kemampuan public speaking.
Melainkan hanya dimengerti sebagai sebuah rutinitas kuliah yang memang harus
dijalani saja. Oleh sebab itu ada kemungkinan mahasiswa IPPAK-USD cenderung
kurang memahami bahwa kemampuan public speaking perlu dimiliki oleh mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
karena dengan memiliki kemampuan public speaking mereka bisa terbantu dalam
melaksanakan praktik katekese di tengah umat.
Dari apa yang telah penulis teliti serta amati didapatkan kesimpulan bahwa
mahasiswa IPPAK-USD kebanyakan masih kurang mengembangkan
kemampuannya di bidang public speaking, sehingga perlu diberikan suatu
pelatihan atau pembelajaran mengenai public speaking terutama kemampuan
public speaking untuk proses berkatekese. Harapannya dengan memiliki
kemampuan public speaking yang baik, mahasiswa IPPAK-USD mampu menjadi
seorang calon katekis yang profesional dan handal sehingga mampu mewartakan
karya keselamatan Allah di tengah umat dengan penuh semangat.
B. Saran
Kemampuan public speaking diperlukan oleh katekis untuk dapat
berkomunikasi secara baik dengan umat. Dengan memiliki kemampuan public
speaking seorang katekis kiranya dapat membuat suasana katekese menjadi
menarik dan tidak monoton, sehingga umat bisa merasa terbantu dalam proses
pengembangan imannya. Dari hasil penelitian serta pengamatan yang telah
penulis lakukan penulis mendapati bahwa masih banyak mahasiswa IPPAK-USD
yang kurang memiliki kemampuan untuk bisa ber-public speaking, terutama
dalam rangka proses berkatekese. Sementara itu mahasiswa IPPAK-USD
merupakan seorang calon katekis yang nantinya akan berkarya untuk mewartakan
karya keselamatan Allah di tengah umat sehingga penting bagi mahasiswa
IPPAK-USD untuk memiliki kemampuan public speaking yang digunakan
sebagai salah satu sarana dalam proses berkatekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Oleh sebab itu pada bagian ini penulis ingin memberikan saran yang
harapannya dapat membantu mahasiswa IPPAK-USD dalam mengembangkan
kemampuan public speaking untuk digunakan dalam kegiatan berkatekese.
Berikut ini saran yang akan penulis berikan:
1. Bagi Pihak Kampus
Mahasiswa IPPAK-USD merupakan calon pewarta yang nantinya akan
berkarya di tengah umat. Sebagai seorang calon pewarta atau katekis para
mahasiswa perlu memiliki suatu keterampilan berbicara sehingga pada saat berada
di tengah umat mereka mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Oleh karena
itu perlu diupayakan adanya suatu pelatihan khusus untuk bisa berbicara dengan
baik di depan umat. Salah satunya adalah dengan memberikan pelatihan public
speaking bagi mahasiswa IPPAK-USD. Walaupun kampus sudah memberikan
mata kuliah yang berkaitan dengan pengembangan public speaking akan tetapi
kiranya tetap dibutuhkan suatu pelatihan yang lebih spesifik lagi mengenai
pengembangan kemampuan public speaking, terutama public speaking untuk
katekese.
2. Bagi Mahasiswa IPPAK-USD
Sebagai seorang calon katekis profesional kiranya perlu disadari bahwa
salah satu syarat untuk menjadi seorang katekis yang profesional dan handal
adalah memiliki kemampuan berkomunikasi. Oleh sebab itu perlu adanya
kesadaran untuk meningkatkan kemampuan public speaking yang dapat
digunakan sebagai sarana untuk menciptakan proses katekese yang menarik bagi
umat. Selain itu juga perlu adanya kesadaran bahwa Prodi IPPAK-USD telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
memberikan mata kuliah khusus yang berisi tentang pengenalan ilmu public
speaking, kiranya diperhatikan dengan seksama dan dipahami bahwa mengikuti
perkuliahan yang berkaitan dengan public speaking tidak semata-mata hanya
terampil pada saat itu saja, melainkan harapannya agar mahasiswa ke depannya
bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam kegiatan berkatekese.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab Deuterokanonika. (1976). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan
Lembaga Biblika Indonesia.
Beding, Marcel. (2008). Prinsip-Prinsip Komunikasi. Jakarta. Praedicamus, vol
VII No. 22, hal 25.
Boal, Augusto. (1974). “Teater Kaum Tertindas”. Terjemahan Pekerja Teater
Pinggiran.
Carpio, Rustica C. Ph.D dan Encarnacion, Anacleta M. Ph. D. (2005). Private And
Public Speaking. Jakarta: Obor.
Effendy, Onong Uchjana. (1992). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hadi, Sutrisno. (1983). Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan
Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.
Harymawan, RMA. (1993). Dramaturgi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hendrikus, Dori Wuwur. (1991). Retorika. Yogyakarta: Kanisius.
Ismarwanto, Dwi Merkurius. (1993). Peranan Teater Rakyat Bagi Perubahan
Sosial Warga di Kawasan Rahayu Samirono. (Skripsi).
Iswarahadi, Y.I. (2003). Beriman dengan Bermedia. Yogyakarta: Kanisius.
_________________.(Penyuting). (2010). Media Memuliakan Kehidupan?,
Sebuah Antologi Komunikasi. Yogyakarta: Kanisius.
Jamal, Ma’mur Asmani. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
Khayyirah, Balqis. (2013). Cara Pintar Berbicara Cerdas di Depan Publik.
Yogyakarta: Diva Press.
Kitab Hukum Kanonik. (2006). (terjemahan Dr. Rubiyatmoko, Editor). Bogor:
Grafika Mardi Yuana.
Lalu, Yosef. (2005). Katekese Umat. Jakarta: Komisi Kateketik KWI.
Lapin. (2011). Peranan Teater Rakyat Dalam Memperkembangkan Kesadaran
Sosial Mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. (Skripsi).
Moleong, L. (2007). Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pusat Pastoral.
_________________. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Tri Tri, F.X. (2015). Jendela Untuk Mengenal Teater Rakyat. Diktat Mata Kuliah
Teater Rakyat untuk Mahasiswa Semester II Prodi IPPAK, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Murgiyanto, Sal. Dr dan Bandem, I Made. Prof. Dr. (1996). Teater Daerah
Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.
Nindiani, Ninda. (2013). Sukses Jadi MC. Yogyakarta: Kanisius.
Sirait, Charles Bonar. (2007). The Power Of Public Speaking. Jakarta: Gramedia.
Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
_________________.(2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
_________________.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sukadi, G. (1993). Public Speaking Bagi Pemula. Jakarta: Grasindo.
Staf Dosen IPPAK. (2010). Panduan Program Studi IPPAK. Yogyakarta:
IPPAK USD.
Telambanua, M. (1999). Ilmu Kateketik. Jakarta: Obor.
Yohanes Paulus II.(1995). Catechesi Tradendae. (R.Hardawirjana, Penerjemah).
Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(1)
NIM:
Jenis kelamin:
Angkatan:
Skala Likert
Silahkan mengetengahkan pernyataan Anda dibawah ini dengan memberi tanda
centang (√) pada kolom yang telah disediakan.
Contoh: Pelatihan teater rakyat sangat penting.
Setuju ! √ ! ! ! ! ! Tidak setuju.
Setuju ! ! ! ! ! √ ! Tidak setuju.
1. Saya telah mengikuti pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
2. Pelatihan teater rakyat memang lebih baik diberikan selama satu pekan
saja.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
3. Teater rakyat merupakan salah satu sarana atau media untuk
berkomunikasi, menyampaikan pesan atau aspirasi lewat lakon-lakon
serta dialog yang dimainkan secara kreatif dan menarik.(hal. 4)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
4. Teater rakyat bukan hanya sekedar seni pertunjukan, tetapi lebih
merupakan seni yang ingin mengungkapkan realitas, dengan
menganalisis struktur dalam masyarakat.(hal. 3)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
5. Pelatihan teater rakyat membantu saya untuk dapat berekespresi dan
berkreasi sebebas mungkin.(hal. 5)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
6. Teater rakyat menurut saya juga salah satu bagian dari pengembangan
spiritualitas Injili.(hal. 11)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
7. Pelatihan teater rakyat diberikan bukan sebagai media pengembangan
seni saja, tetapi juga sebagai salah satu media pewartaan.(hal. 11)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
8. Tujuan diadakannya pelatihan teater rakyat di Prodi IPPAK-USD
adalah agar para mahasiswa memiliki kemampuan berkomunikasi
yang berkembang mantap, selain itu juga agar para mahasiswa
memiliki sikap dan jatidiri yang terbentuk untuk mampu melaksanakan
pewartaan di tengah umat.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
9. Teater rakyat adalah salah satu sarana yang bisa dipakai dalam rangka
pewartaan atau media komunikasi kepada umat.(hal. 12)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
10. Pelatihan teater rakyat yang diberikan di Prodi IPPAK-USD bertujuan
untuk membentuk saya menjadi seorang katekis yang handal.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
11. Prodi IPPAK-USD mendidik saya sebagai seorang calon katekis yang
handal berkomunikasi lewat pelatihan teater rakyat.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
12. Teater rakyat merupakan salah satu media alternatif untuk pewartaan
terutama bagi orang muda.(hal. 13)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
13. Saya sudah pernah mendengar, membaca, serta mempelajari ilmu
tentang public speaking.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
14. Saya sudah mendapatkan dasar-dasar ilmu mengenai public speaking
dalam pelatihan teater rakyat.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju
15. Menurut saya public speaking merupakan seni dalam berbicara di
mana seseorang berbicara menyampaikan maksud atau tujuannya
kepada orang banyak atau publik bukan orang per orangan.(hal. 14)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(3)
16. Public speaking merupakan salah satu bagian dari ilmu
komunikasi.(hal. 15)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
17. Kemampuan public speaking diperoleh seseorang bukan hanya
berdasarkan talenta yang dimiliki, tetapi juga karena mempelajari ilmu
tentang cara berbicara di depan publik.(hal. 15)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
18. Untuk bisa menguasai public speaking seseorang tidak hanya dituntut
mampu percaya diri saja, melainkan juga harus mampu menguasai
teknik vokal yang baik, mampu menguasai materi pembahasan serta
menguasai teknik bahasa tubuh.(hal. 16)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
19. Artikulasi yang jelas dari seorang pembicara sangatlah penting dimiliki
untuk dapat berbicara kepada publik agar komunikasi dapat berjalan
dengan lancar. (hal 19)
Selalu ! ! ! ! ! ! Tidak pernah.
20. Selain vokal, bahasa tubuh juga membantu untuk menyampaikan isi
dari pembicaraan yang sedang dibawakan, selain itu bisa juga
bermanfaat untuk menarik minat atau perhatian para audiens kepada
pembicara yang sedang menyampaikan pembicaraan karena gerakan
tubuh bisa menghilangkan situasi pembicaraan yang monoton. (hal.
20)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
21. Katekese merupakan salah satu bentuk kegiatan komunikasi, karena
melalui katekese tiap umat sebenarnya berusaha menyampaikan pesan
khusus dari Allah untuk keselamatan manusia. (hal. 26)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
22. Ketika berkatekese di tengah umat saya sudah menggunakan teknik
berbicara yang baik.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
23. Setiap mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan public
speaking.(hal 28)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
24. Mahasiswa IPPAK-USD pada umumnya sudah memiliki kemampuan
public speaking.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
25. Seorang katekis dituntut untuk memiliki kemampuan public speaking
karena salah satu tuntutan untuk menjadi seorang katekis profesional
perlu memiliki keterampilan dalam berkomunikasi.(hal. 28)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
26. Jika memiliki kemampuan public speaking yang baik, seorang katekis
mampu menciptakan suasana katekese yang menarik.(hal. 28)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
27. Pelatihan teater rakyat membantu saya dalam melatih mental, terutama
untuk bisa berbicara di depan umum.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
28. Pelatihan teater rakyat sangat membantu saya terutama saat saya
berkatekese di tengah umat, karena lewat pelatihan teater rakyat
kemampuan public speaking saya semakin baik.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
29. Dalam pelatihan teater rakyat diajarkan cara menggunakan teknik
vokal yang baik dan benar yang dibutuhkan juga untuk
mengembangkan kemampuan public speaking, terutama saat
berkatekese di tengah umat.
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
30. Suatu proses katekese akan menarik apabila katekisnya pandai
berkomunikasi dengan umat.(hal 28)
Setuju ! ! ! ! ! ! Tidak setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(5)
Keterangan:
Kadar nilai skala likert: Setuju ! 1 ! 2 ! 3 ! 4 ! 5 !
Tidak setuju.
1: sangat setuju
2: setuju
3: ragu
4: tidak setuju
5: sangat tidak setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
Lampiran 2: Instrumen Observasi
Check List Tentang Kemampuan Public speaking Mahasiswa IPPAK-USD
Dalam Rangka Proses Berkatekese.
Faktor yang diamati Nama:
Keterampilan berbicara
Volume suara saat berbicara
Kejelasan artikulasi
Penggunaan bahasa tubuh
Kepercayaan diri di depan umat
Penguasaan materi katekese
Tempo berbicara
Ekspresi saat berbicara
Penampilan di depan umat
Mampu membangun suasana yang
menarik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Lampiran 3: Pedoman Wawancara
1) Apa Anda sudah mengikuti pelatihan teater rakyat?
2) Apakah Anda mengerti yang dimaksud dengan public speaking?
3) Apakah pelatihan teater rakyat membantu anda untuk mengembangkan
kemampuan public speaking anda?
4) Apakah kemampuan public speaking anda semakin baik setelah mengikuti
pelatihan teater rakyat terutama saat anda melaksanakan proses berkatekese?
5) Apakah menurut anda mahasiswa IPPAK-USD perlu memiliki kemampuan
public speaking?
6) Mengapa kemampuan public speaking dibutuhkan oleh seorang katekis?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI