09E00166_2
-
Upload
williamsamin -
Category
Documents
-
view
28 -
download
4
description
Transcript of 09E00166_2
-
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository 2008
KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN
UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN
T E S I S
Oleh
RONALD REZEKI TARIGAN 067020008/AR
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
2 0 0 8
S
EK O L A
H
PASCASARJ
ANA
-
KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN
UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN
T E S I S
Untuk Memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Arsitektur
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
RONALD REZEKI TARIGAN 067020008/AR
SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N 2 0 0 8
-
Judul Tesis : KAJIAN ASPEK EKONOMI PADA PENGELOLAAN TANAH PEMAKAMAN UMUM (TPU) KRISTEN DI KOTA MEDAN Nama Mahasiswa : Ronald Rezeki Tarigan Nomor Pokok : 067020008 Program Studi : Teknik Arsitektur
Menyetujui, Komisi Pembimbing
(Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD) Ketua
(Salmina W. Ginting, ST, MT) Anggota
Ketua Program Studi,
(Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc)
Direktur,
(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B. M.Sc) Tanggal Lulus: 04 Desember 2008
-
Telah diuji pada Tanggal: 04 Desember 2008 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD
Anggota : 1. Salmina W. Ginting, ST, MT
2. Ir. Rahmad Dian, MT
3. Ir. Rudolf Sitorus, MLA
4. Ir. Erlisa, ST, MT
-
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository 2008
ABSTRAK
Perkembangan fisik Kota Medan secara umum bergerak sangat cepat, ini diakibatkan oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat Kota Medan yang sangat tinggi. Masyarakat merupakan bagian dari sebuah kota harus menyadari bahwa mereka harus mati atau meninggal dan sedini mungkin perlu direncanakan tempat pemakaman yang layak, tertata dan terkelola dengan baik guna menghindarkan kesembrautan tata letaknya.
Setelah manusia mengalami kematian, pada masyarakat tertentu terdapat suatu penilaian terhadap orang yang meninggal yaitu dengan memberikan ruang khusus tersendiri. Salah satu bentuk apresiasi manusia kepada orang yang sudah meninggal yaitu menyediakan lahan dalam bentuk ruang yang disebut makam. Sebagai contoh kasus dipilih mengenai aspek ekonomi pada manajemen pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan yang merupakan salah satu cara guna menghindari tekanan-tekanan yang ditimbulkan oleh perkembangan Kota Medan.
Tujuan penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan dari sudut pandang aglomerasi dapat mendorong munculnya kegiatan-kgiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi dan membuktikan bahwa peranan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen sangat potensial dalam meningkatkan Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD). Lokasi penelitian direncanakan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B yang dikelola oleh pemerintah Kota Medan.
Adapun hasil yang dapat diambil dalam kajian ini adalah untuk menemukan konsep manajemen pemakaman yang baik, khususnya untuk Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B yang berpotensi secara ekonomi sehingga menjadi contoh proyek dalam menciptakan pemakaman baru baik secara fisik maupun manajemen pengelolaannya kedepan di Kota Medan.
Kata Kunci: Manajemen Lahan, Aspek Ekonomi Lahan, Lahan Pemakaman, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
-
Ronald Rezeki Tarigan : Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan, 2008 USU Repository 2008
ABSTRACT Development of Medan city physic generally moves rapidly, this is caused by claim and need of people in Medan City that is very high. People is part of city must be aware that they should die and it is important to plan the funeral, orderly, and managed well to avoid the irregularity. After human experiences the death, in certain people there is a evaluation on dead man namely by giving special room. One of forms of human appreciation to dead ma namely to prepare the land in the form called grave. For example, the case is choosen about aspect of economy from management of Christian Public Grave in Medan city as one of way to avoid the pressures caused by development of Medan city. The goal of research on Economic Aspect Review in Grave general management for Christian in Medan city from vie of agglomeration can promote the emergence of another activities that is very potential in economy and to proove that role of Christian Public Grave is very potential in ceasing the source of Native Regional Income. The location of research in plan is Christian General Grace of Simalingkar B, managed by government of Medan city. The result gained in this research is to find the good concept of grave management, especially for Land of General Grace Simalingkar B that is potential in economy thus a project sample in creating the new grave area physically or management in the future in Medan city. Keyword: Management of land, aspect of Land economy, land of funeral, native regional revenue (PAD).
-
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan dan memanjatkan doa puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak berkesudahan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan tesis ini tepat pada waktunya.
Tesis yang berjudul Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah
Pemakaman Umum (TPU) Kristen Di Kota Medan. Ini disusun sebagai persyaratan
untuk memperoleh Gelar Magister Teknik dalam Program Studi Teknik Arsitektur pada
Sekolah Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara (USU).
Dengan segala hormat dan kerendahan hati, pada kesempatan yang baik ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa.B, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara (USU);
2. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Arsitektur
Universitas Sumatera Utara (USU);
3. Prof. Julaihi Wahid, Dipl.Arch, B.Arch, M.Arch, PhD selaku Ketua Komisi
Pembimbing I dan Ibu Salmina W. Ginting, ST, MT, selaku Pembimbing II yang
banyak memberikan masukan, arahan serta ikut membantu dalam penyelesaian tesis
ini sesuai jadwal waktu yang ditetapkan;
4. Ir. Dwira N Aulia, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Magister Teknik Arsitektur
Universitas Sumatera Utara (USU);
5. Bapak dan Ibu Dosen Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara (USU) yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengajarannya
selama mengikuti perkuliahan;
-
6. Novi, Staff administrasi pengelola Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU);
7. Rekan-rekan mahasiswa Program Magister Teknik Arsitektur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Angkatan 06 yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu ;
8. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Kabar Tua Tarigan dan Ibu Duma Elly Anne
Br. Ujung serta abang saya Roy Tarigan, adik-adik yang saya sayangi (Denny
Tarigan, Fridolin Tarigan, Imelda Tarigan);
9. Orang tua saya yang terkasih, Bapak Sihar Cibro dan Ibu Yetty Br. Ujung, SH atas
kesempatan yang diberikan, baik moril maupun materiil kepada saya;
10. Salam terima-kasih yang sebesar-besarnya, terkhusus buat adik saya Renhard
Tarigan dan Brenlit Ginting yang telah berjibaku membantu saya, baik waktu,
tenaga yang diberikan hingga selesainya tesis ini;
11. Semua pihak yang telah membantu, baik moril maupun materiil dalam penyelesaian
tesis ini.
Dan penulis menyadari sepenuhnya bahwa yang disajikan dalam tesis ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan. Akhirnya penulis berharap dan berdoa semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Medan, 04 Desember 2008
Penulis,
-
RIWAYAT HIDUP
Nama : RONALD REZEKI TARIGAN
Tempat/ Tanggal Lahir : Tigalingga, 14 Januari 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Lada 1 No. 2 Perumnas Simalingkar Medan
Pendidikan :
1. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 030301 Hutarakyat, Sidikalang Tamat (1992)
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) RK. ST. Paulus, Sidikalang Tamat (1995)
3. Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5, Medan Tamat (1998)
4. Sarjana Teknik Arsitektur Institut Teknologi Medan (ITM), Medan Tamat (2003)
5. Magister Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara (USU), Medan Tamat (2008)
-
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................................ i
ABSTRACT ..............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP ..................................................................................................vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 8
1.5. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 10
2.1. Defenisi Aglomerasi ............................................................................ 10
2.2. Tinjauan Teori ..................................................................................... 11
2.2.1. Konsep Ekonomi Aglomerasi (Agglomeration Economies) ..... 11
2.3. Teori Aglomerasi ................................................................................. 12
2.3.1. Teori Neo Klasik ........................................................................ 12
-
2.3.2. Teori Eksternalitas Dinamis ....................................................... 13
2.3.3. Teori Ekonomi Geografi Baru (The New Economic Geography) ............................................. 14
2.4. Kasus-Kasus Algomerasi Perkotaan ................................................... 15
2.4.1. Aglomerasi Perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta ........... 15
2.4.2. Konsentrasi Geografis Industri Manufaktur di Greater Jakarta dan Bandung Periode 1980-2000: Menuju Satu
Daerah Aglomerasi .................................................................. 18
2.5. Pemakaman ........................................................................................... 20
2.5.1 Pemakaman di Kota Medan ...................................................... 22
2.5.2. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan ....... 34
2.6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang Sah .......................................... 36
2.6.1. Sektor Pemakaman sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) ................................................ 36
2.6.2. Target dan Hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Medan ...... 39
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 44
3.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 44
3.2. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 44
3.3. Lokasi Penelitian .................................................................................. 45
3.4. Jadwal Penelitian ................................................................................. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 49
4.1. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ............................................................................. 49
4.1.1. Lokasi ...................................................................................... 49
4.1.2. Kondisi Umum Tanah Pemakaman Umum (TPU ) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B
-
Kecamatan Medan Tuntungan ............................................. 60
4.1.3. Kapasitas Tanah Pemakaman Umum (TPU ) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ..................... 61
4.2. Aglomerasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ... .......................................................................... 63
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................... 80
5.1. Kesimpulan dan Saran ...................................................................... 80
5.1.1. Kesimpulan ............................................................................. 80
5.1.2. Saran ........................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 85
-
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
2.1. Daftar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Yang Dikelola Oleh Pemko Medan ..............................................................................................24
2.2. Daftar Tanah Wakaf / Yayasan Dalam Daerah Kota Medan ........................25
2.3. Target dan Realisasi Sektor Pemakaman Tahun 1996-2002 ........................40
2.4. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002 ................................42
3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada PengelolaanTanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan ...............................................................................................46
4.1. Kondisi umum tapak .....................................................................................60
4.2. Jumlah Pemakaman Baru (dewasa) di Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Periode
Tahun 2000 s/d 2005 .....................................................................................62
4.3. Jumlah Pemakaman Baru (anak-anak) di Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan Periode
Tahun 2000 s/d 2005 .....................................................................................62
-
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
1.1. Kerangka Pemikiran dan Penelitian ............................................................. 9
2.1. Target dan Realisasi Pemakaman 1996-2000 ............................................... 40
2.2. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002 ................................ 42
2.3. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemakaman Jenazah .................... 43
2.4. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemindahan Kerangka Jenazah/Tulang Belulang ......................................... 43
4.1. Lokasi Pemakaman Umum Kristen di Kota Medan, Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan................ 50
4.2. Peta sebaran pengguna areal Pemakaman Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan................ 51
4.3. Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ............................ 52
4.4. Situasi dan Kondisi Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................................. 53
4.5. Situasi dan Kondisi Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................................. 54
4.6. Situasi dan Kondisi Site Plan Lokasi Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan............................................... 55
4.7. Peta udara dan Kondisi Site Plan Lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan .............................................. 56 4.8. Aglomerasi yang terjadi disekitar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ..................................................................... 64
-
4.9. Tukang Nisan ............................................................................................... 66
4.10. Tukang Bunga ............................................................................................... 67
4.11. Tukang Konstruksi Makam/Kuburan sedang bekerja di lokasi Pemakaman .................................................................................................. 69
4.12. Tukang Peti Jenazah .................................................................................... 70
4.13. Tempat Parkir disekitar Pemakaman ........................................................... 72
4.14. Sarana Toilet ................................................................................................. 73
4.15. Kantin di Sekitar Pemakaman ...................................................................... 74
4.16. Tukang Air Bersih ......................................................................................... 75
4.17. Penjaga Kuburan ........................................................................................... 76
4.18. Ragam bentuk kuburan yang dimiliki masyarakat di dekat lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan. .......................... 78
4.19. Site Plan Tanah Kaplingan Pemakaman yang dijual masyarakat di dekat lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ................................................................................................. 79
5.1. Tambahan Usulan Aglomerasi yang terjadi disekitar Tanah Pemakaman Umum Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan ............................ 84
-
DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman
1. Lampiran Hasil Perhitungan Sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Lapangan Pekerjaan ............................................................................ 87
2. Lampiran Proyeksi Penduduk Kota Medan ................................................ 126
3. Lampiran Sebaran Diagram Batang Penggunaan Makam Simalingkar B Tahun 2006 ................................................................................................. 134
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.6. Latar Belakang
Tingkat pertumbuhan penduduk Kota Medan kurun waktu 1990-2004 sebesar
1,0% lebih rendah dari tingkat pertumbuhan penduduk Sumatera Utara yaitu sebesar
1,2%. Tingkat pertumbuhan penduduk kota Medan tersebut juga lebih rendah dari
Kabupaten Deli Serdang (2,10%) dan Kota Binjai (1,68%). Angka pertumbuhan tersebut
menunjukkan bahwa kota-kota sekitar kota Medan dibandingkan kota inti/kota Medan
sehingga kondisi tersebut menunjukkan bahwa kota-kota sekitarnya mempunyai peran
yang besar dalam menampung laju urbanisasi perkotaan.
Perubahan tingkat pertumbuhan kota Medan tersebut selama kurun waktu tahun
1970-2004 mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Hal ini tentunya mempunyai
implikasi pada perubahan guna lahan pertanian menjadi guna lahan pemukiman,
perkantoran, dan perdagangan, jasa dan industri dan fasilitas sosial lainnya.
Pertambahan penduduk di perkotaan yang sangat tinggi mengakibatkan
meningkatnya kebutuhan tanah. Selain itu, meningkatnya kegiatan sosial-ekonomi di
perkotaan sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan kota juga merupakan
penyebab meningkatnya permintaan terhadap tanah.
Meningkatnya permintaan tanah dan terbatasnya persediaan tanah di perkotaan
merupakan penyebab terus meningkatnya nilai tanah perkotaan. Dari sisi penyediaan
infrastruktur perkotaan yang mempergunakan tanah sebagai basis kegiatan, maka terus
meningkatnya harga tanah di perkotaan merupakan kendala bagi peningkatan pelayanan
-
sarana dan prasarana tersebut termasuk areal untuk pemakaman sudah sangat mendesak
pengadaannya sekarang ini, sedangkan pada sisi lain peningkatan pelayanan merupakan
tangung jawab pemerintah daerah yang harus dipenuhi. Ironisnya masalah penting yang
dialami pemerintah kota didunia ketiga adalah kurangnya sumber-sumber pembiayaan
dan kapasitas dalam menyediakan infrastruktur perkotaan tersebut.
Dengan gambaran seperti di atas, hal ini juga dialami oleh pemerintah kota
Medan dalam hal menyediakan infrastruktur kota termasuk areal pemakaman.
Terbatasnya tanah dan anggaran pemerintah kota serta meningkatnya kebutuhan akan
infrastruktur membuat pemerintah kota kesulitan dalam menangani/menyediakan areal
pemakaman di perkotaan.
Melihat perkembangan kota Medan sangat membutuhkan terwujudnya sarana dan
prasarana perkotaan yang handal guna mendukung stabilisasi nilai kehidupan diperkotaan
baik langsung maupun tidak langsung. Kota Medan saat ini dalam perkembangan menuju
kota metropolitan dimana kegiatan ekonominya dapat dijadikan sebagai mesin
perekonomian di kawasan Sumatera-Utara, dan dari acuan tersebut diatas wajar melihat
peningkatan pembangunan yang semakin menuju ke ciri pembangunan yang
berkelanjutan dan berkesinambungan dan dapat dikatakan bahwa pembangunan kota
Medan sangat menggembirakan.
Perkembangan fisik kota Medan secara umum bergerak sangat cepat, ini
diakibatkan oleh tuntutan dan kebutuhan masyarakat kota Medan yang sangat tinggi.
Dengan demikian masyarakat yang merupakan bagian dari sebuah kota harus menyadari
bahwa mereka harus mati atau meninggal. Dengan mengalami kematian dalam hidup ini
berarti kita harus mengetahui suatu paham yakni paham kematian akhir dari sebuah
-
kehidupan. Perlu dipertimbangkan apabila pertumbuhan penduduk ada, berarti tingkat
kematian juga kurang lebih pasti seimbang, jadi harus dipikirkan kemana nantinya
seseorang itu dikuburkan, sehingga wajar direncanakan sedini mungkin untuk
mengantisipasi kejadian ini nantinya.
Setiap peristiwa pasti memiliki awal dan akhir. Sama halnya dengan kehidupan di
dunia, di awali dengan kelahiran dan diakhiri dengan kematian. Kelahiran disambut
gembira dengan berbagai pengharapan terhadap kehidupan si anak kelak. Sedangkan
kematian identik dengan kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam. Sebagai
penghormatan terakhir, bisanya proses pemakamam dilakukan sakral mungkin sesuai
dengan agama dan adat yang berlaku. Kemudian, jenazah dimakamkan di area
pemakaman di tata dan dikelola sedemikian rupa sebagai wujud rasa sayang dari orang
yang ditinggalkan.
Setelah manusia mengalami kematian, pada masyarakat tertentu terdapat suatu
penilaian terhadap orang yang mengalami kematian/meninggal yaitu dengan memberikan
ruang khusus tersendiri. Proses kematian ini mengindikasikan terjadinya pemisahan
antara ruang yang mati dan ruang yang hidup. Salah satu bentuk apresiasi manusia
terhadap yang sudah meninggal disediakan lahan dalam bentuk ruang yang disebut
makam.
Tanah pemakaman merupakan suatu tanda peringatan dan juga dapat
menggambarkan salah satu defenisi yang dapat mencerminkan ciri dari sebuah kota.
Makam adalah simbol dari kehadiran yang mati sekaligus analogi peralihan dua dunia
sehingga perlu direncanakan sedini mungkin untuk menghindarkan kesembrautan tata
letaknya.
-
Fisik pemakaman dapat kita kaitkan dengan dunia arsitektur yang disebut juga
seni (art). Dalam perkembangan selanjutnya, bahwa kehadiran bentuk simbolis ini dapat
dihadirkan dengan satu pandangan yang mempunyai tujuan tertentu dan berkembang
menjadi sebuah kajian yang didalamnya berisikan hal-hal yang mempengaruhi wujud
arsitektur pemakaman itu sendiri. Maka dengan sendirinya analisis ini dimaksudkan
untuk mengajak cara pandang masyarakat luas terhadap kematian yang bisa
mempengaruhi pembentukan dan penataan arsitektur pemakaman yang modern tetapi
harus didasari jiwa yang religius. Sehingga paham kematian dalam masyarakat yang
percaya dengan konsep pemakaman ini akan mempengaruhi pembentukan fisik
pemakaman serta akan lebih memperkaya arsitektur pemakaman itu sendiri dan akan
lebih memperdalam pemahaman manusia akan kehidupan dan kematian.
Manajemen Tanah Pemakaman Umum (TPU) di kota Medan nantinya dapat
menciptakan suatu manajemen yang baik bagi mereka yang mengalami kematian dan
kehidupan. Ini didasari oleh nilai-nilai sejarah dan potensi dari kawasan yang akan dapat
memberikan nilai ganda bagi perkembangan suatu wilayah secara ekonomi sehingga
menghasilkan berbagai kegiatan-keiatan (aglomerasi) yang berpotensi secara ekonomi
dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan. Kajian
ini nantinya akan memberikan suatu rekomendasi dalam bentuk solusi yang baik dalam
mengatasi segala masalah dengan aristektur pemakaman agar tertata fisik dan manajemen
pengelolaannya pada kawasan pemakaman eksisting. Pengelolaan manajemen tempat
pemakaman yang tidak keseluruhannya dikelola oleh Pemerintah Kota Medan adalah
salah satu masalah yang belum terkoordinir, pemakaman yang multi fungsi, disamping
-
terbenturnya anggaran dan sempitnya lahan juga kultur kebiasaan penduduk yang
heterogen, saling memiliki budaya kebiasaan dan tata cara penguburan.
Untuk penambahan lahan terlebih dahulu harus diadakan penelitian tentang lokasi
yang strategis baik tempat, kondisi dan luas areal, sedangkan teknis pelaksanaannya
harus matang dan disesuaikan dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) serta
profesionalisme petugas pengelola yang kesemuanya ini membutuhkan dana yang tidak
sedikit.
Dengan keterbatasan sumber tadi, Pemerintah Kota Medan dalam hal ini Dinas
Pertamanan Kota Medan secara bertahap mulai memikirkan pentingnya infrastruktur
seperti pemakaman di kota Medan, disamping bersumber dari APBD propinsi Sumatera
Utara atau bahkan bantuan dari Pemerintah Pusat.
Berdasarkan uraian dan analisa diatas maka rencana judul penelitian ini adalah
Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU)
Kristen di Kota Medan.
Yang menjadi studi kasus umum dalam tesis ini dipilih berdasarkan data dari
Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Pertamanan Kota Medan, adapun Tanah
Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan terdiri
dari:
1. Pemakaman Kristen Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Kelurahan Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Selayang;
2. Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B
Kecamatan Medan Tuntungan;
-
3. Pemakaman Kristen Patumbak Jalan Turi Ujung Kelurahan Timbang Deli Kecamatan
Medan Amplas;
4. Pemakaman Kristen Abdullah Lubis Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura
Kecamatan Medan Baru;
5. Pemakaman Kristen Padang Bulan Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan
Baru;
6. Pemakaman Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei
Wampu Kecamatan Medan Baru;
7. Pemakaman Kristen Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jalan Iskandar
Muda Kecamatan Medan Petisah.
Tetapi dalam pembahasan kajian ini hanya ditentukan 1 (satu) lokasi saja yaitu
Tanah Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.
1.7. Perumusan Masalah
Dengan melakukan berbagai observasi di tempat-tempat pemakaman di seluruh
Kota Medan, maka disimpulkan akan muncul berbagai masalah penting diantarannya
adalah :
1. Dari tujuh lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan enam
diantaranya tidak berfungsi lagi, hanya satu lokasi saja yang dapat diberdayakan
secara ekonomi tetapi belum maksimal;
2. Manajemen Pemakaman dari seluruh Tanah Pemakaman Umum (TPU) di Kota
Medan belum dikelola dengan baik;
3. Masyarakat belum disadarkan bahwa Tanah Pemakaman Umum sebenarnya potensial
secara ekonomi;
-
4. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen kota Medan secara ekonomi tidak memberi
sumbangan besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD);
5. Tidak terkoordinasi dengan baik, karena tidak adanya investor swasta yang ingin
menjadikan pemakaman sebagai peluang bisnis yang sangat menguntungkan.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengkaji aspek ekonomi Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota
Medan dari sudut pandang Aglomerasi yaitu bahwa kegiatan utama pemakaman di
Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen dapat mendorong munculnya kegiatan-
kegiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi;
2. Menelusuri potensi ekonomi tersebut dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kota Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Nantinya hasil penelitian ini akan bermanfaat terhadap perkembangan kota
Medan khususnya dalam manajemen penataan pemakaman yang ada di kota Medan
antara lain :
1. Sebagai bahan masukan untuk penelitian lanjutan dalam bidang pengembangan
sarana dan prasarana sosial bermasyarakat dalam kota;
2. Sebagai bahan masukan kepada pemerintah Kota Medan di dalam setiap pengambilan
kebijakan pembangunan kota khususnya masalah pemakaman.
1.5. Kerangka Pemikiran
Melalui penjelasan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, maupun
manfaat penelitian ini nantinya akan tercipta suatu solusi yang tepat sebagai panduan
dalam mengambil kebijakan manajemen pembangunan Kota Medan.
-
Untuk lebih jelasnya Kerangka Penelitian di aplikasikan dalam bentuk struktur urutan
sebagai berikut:
Gambar. 1. Kerangka Pemikiran dan Penelitian
LATAR BELAKANG
GAGASAN IDE Memberdayakan Kawasan Pemakaman Agar Berfungsi Secara Ekonomi
MASALAH a. Dari tujuh lokasi TPU Kristen di kota Medan enam diantaranya tidak berfungsi lagi, hanya satu lokasi
saja yang dapat diberdayakan secara ekonomi tetapi belum maksimal. b. Manajemen Pemakaman dari seluruh TPU di kota Medan belum dikelola dengan baik. c. Masyarakat belum disadarkan bahwa Tanah Pemakaman Umum sebenarnya potensial secara ekonomi d. TPU Kristen kota Medan secara ekonomi tidak memberi sumbangan besar bagi PAD
TUJUAN a. Untuk mengkaji aspek ekonomi Tanah Pemakaman Umum (TPU)
Kristen di Medan dari sudut pandang Aglomerasi yaitu bahwa kegiatan utama pemakaman di Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen dapat mendorong munculnya kegiatan kegiatan lain yang sangat potensial secara ekonomi.
b. Menelusuri potensi ekonomi tersebut dalam upaya meningkatkan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota Medan.
PENGUMPULAN DATA
ANALISA - Lokasi (Karakter) - Kegiatan Pemakaman - Dampak lain akibat
kegiatan pemakaman
KESIMPULAN/SARAN
SURVEY LAPANGAN
LITERATUR WAWANCARA STUDY BANDING
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Aglomerasi
Apa yang dimaksud dengan aglomerasi? Montgomery (1988) mendefinisikan
aglomerasi sebagai konsentrasi spasial dari aktifitas ekonomi di kawasan perkotaan
karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of proximity) yang
diasosasiakan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja, dan konsumen
(Montgomery, 1988). Ini senada dengan Markusen (1996) yang menyatakan bahwa
aglomerasi merupakan suatu lokasi yang tidak mudah berubah akibat adanya
penghematan eksternal yang terbuka bagi semua perusahaan yang letaknya berdekatan
dengan perusahaan lain dan penyedia jasa dan bukan akibat kalkulasi perusahaan atau
para pekerja secara individual.
Sementara itu, para ahli ekonomi perkotaan mendefinisikan kota sebagai hasil
dari produksi aglomerasi secara spasial. Ini pada gilirannya mendorong tumbuhnya
literatur mengenai formasi kota. Perspektif moderen menunjukkan beberapa kelemahan
teori Klasik mengenai aglomerasi. Pada konteks ini, tiga jalur pemikiran dapat
diidentifikasi. Pertama, teori-teori baru mengenai eksternalitas dinamis (dynamic
externalities). Kedua, mazab pertumbuhan perkotaan. Ketiga, paradigma berbasis biaya
transaksi.
Dalam menjelaskan fenomena aglomerasi, banyak ekonom mendefinisikan kota
sebagai hasil dari proses produksi aglomerasi secara spasial. Dalam khasanah studi
-
perkotaan yang secara intensif dilakukan oleh para ekonom agaknya dapat diidentifikasi
empat periode evolusi pemikiran (Quigley, 1998: 127-9). kebanyakan studi
memformalkan model yang mencoba menjelaskan daya tarik lokasi kawasan perkotaan.
2.2. Tinjauan Teori
2.2.1. Konsep Ekonomi Aglomerasi (Agglomeration Economies)
Dalam konteks ekonomi geografi, konsep aglomerasi berkaitan dengan
konsentrasi spasial dari penduduk dan kegiatan-kegiatan ekonomi (Malmberg dan
Maskell, 2001). Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Montgomery dalam
Kuncoro (2002) bahwa aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di
kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang berdekatan (economies of
proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan
konsumen. Keuntungan-keuntungan dari konsentrasi spasial sebagai akibat dari ekonomi
skala (scale economies) disebut dengan ekonomi aglomerasi (agglomeration economies).
(Mills dan Hamilton, 1989). Pengertian ekonomi aglomerasi juga berkaitan dengan
eksternalitas kedekatan geografis dari kegiatan-kegiatan ekonomi, bahwa ekonomi
aglomerasi merupakan suatu bentuk dari eksternalitas positif dalam produksi yang
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan kota. (Bradley
and Gans, 1996). Ekonomi aglomerasi diartikan sebagai penurunan biaya produksi karena
kegiatan-kegiatan ekonomi berlokasi pada tempat yang sama. Gagasan ini merupakan
sumbangan pemikiran Alfred Marshall yang menggunakan istilah localized industry
sebagai pengganti dari istilah ekonomi aglomerasi. Ahli ekonomi Hoover juga membuat
klasifikasi ekonomi aglomerasi menjadi 3 jenis (Isard, 1979) yaitu large scale economies
-
merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan karena membesarnya skala produksi
perusahaan tersebut pada suatu lokasi, localization economies merupakan keuntungan
yang diperoleh bagi semua perusahaan dalam industri yang sama dalam suatu lokasi dan
urbanization economies merupakan keuntungan bagi semua industri pada suatu lokasi
yang sama sebagai konsekuensi membesarnya skala ekonomi (penduduk, pendapatan,
output atau kemakmuran) dari lokasi tersebut. Berbeda dengan pendapat para ahli
ekonomi yang lain, OSullivan (1996) membagi ekonomi aglomerasi menjadi dua jenis
yaitu ekonomi lokalisasi dan ekonomi urbanisasi. Dalam hal ini yang dimaksud dengan
ekonomi aglomerasi adalah eksternalitas positif dalam produksi yaitu menurunnya biaya
produksi sebagian besar perusahaan sebagai akibat dari produksi perusahaan
lain meningkat.
2.3. Teori Aglomerasi
2.3.1. Teori Neo Klasik
Sumbangan terbesar Teori Neo Klasik adalah pengenalan terhadap ekonomi
aglomerasi dengan argumentasi bahwa aglomerasi muncul dari prilaku para pelaku
ekonomi dalam mencari keuntungan aglomerasi berupa ekonomi lokalisasi dan ekonomi
urbanisasi. (Kuncoro, 2002). Asumsi yang digunakan oleh teori neo-klasik adalah
constant return to scale dan persaingan sempurna. Alfred Weber dikenal sebagai pendiri
teori lokasi modern yang berkenaan dengan tempat, lokasi dan geografi dari kegiatan
ekonomi. Minimalisasi biaya yang dikombinasikan dengan bobot input-input yang
berbeda dari perusahaan dan industri menentukan lokasi optimal bagi suatu perusahaan.
Weber secara eksplisit memperkenalkan konsep ekonomi aglomerasi, skala efisien
-
minimum, dan keterkaitan ke depan dan ke belakang. Konsep ini menjadi dasar
berkembangnya teori perdagangan regional baru. Dalam sistem perkotaan teori neo
klasik, mengasumsikan adanya persaingan sempurna sehingga kekuatan sentripetal
aglomerasi disebut sebagai ekonomi eksternal murni. (Krugman, 1998). Kekuatan
sentripetal muncul dari kebutuhan untuk pulang-pergi (commute) ke pusat bisnis utama
dalam masing-masing kota yang menyebabkan suatu gradien sewa tanah dalam masing-
masing kota. Menurut Krugman (1998), keterbatasan teori neo klasik diantaranya adalah
melihat bahwa ekonomi eksternal yang mendorong adanya aglomerasi masih dianggap
sebagi misteri (blackbox). Disamping itu sistem perkotaan neo klasik adalah non spasial
yang hanya menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.
2.3.2. Teori Eksternalitas Dinamis
Teori-teori eksternalitas dinamis percaya bahwa kedekatan geografis
memudahkan transmisi ide, maka transfer teknologi merupakan hal penting bagi kota
(Glaeser, et.al. 1992). Teori eksternalitas dinamis didasarkan pada teori yang
dikemukakan oleh Marshall-Arrow-Romer (MAR), Porter dan Jacob. Teori-teori ini
mencoba menjelaskan secara simultan bagaimana membentuk kota dan mengapa kota
tumbuh. Eksternalitas MAR menekankan pada transfer pengetahuan antar perusahaan
dalam suatu industri. Menurut MAR monopoli lokal merupakan hal yang lebih baik
dibandingkan dengan kompetisi lokal sebab lokal monopoli menghambat aliran ide dari
industri lain dan eksternalitas diinternalisasi oleh inovator. Seperti halnya MAR, Porter
mengatakan bahwa dengan transfer pengetahuan tertentu, konsentrasi industri secara
-
geografis akan mendorong pertumbuhan. Berbeda dengan MAR, Porter menyatakan
bahwa kompetisi lokal lebih penting untuk mempercepat adopsi inovasi.
Tidak seperti MAR dan Porter, Jacob percaya bahwa transfer pengetahuan paling penting
adalah berasal datang dari industri-industri inti. Variasi dan keberagaman industri yang
berdekatan secara geografis akan mendukung inovasi dan pertumbuhan dibandingkan
dengan spesialisasi secara geografis.
2.3.3. Teori Ekonomi Geografi Baru (The New Economic Geography)
Teori ekonomi geografi baru berupaya untuk menurunkan efek-efek aglomerasi
dari interaksi antara besarnya pasar, biaya transportasi dan increasing return dari
perusahaan. Dalam hal ini ekonomi aglomerasi tidak di asumsikan tetapi diturunkan dari
interaksi ekonomi skala pada tingkat perusahaan, biaya transportasi dan mobilitas faktor
produksi. Teori ekonomi geografi baru menekankan pada adanya mekanisme kausalitas
sirkular untuk menjelaskan konsentrasi spasial dari kegiatan ekonomi (Krugman dan
Venables dalam Martin & Ottavianno, 2001). Dalam model tersebut kekuatan sentripetal
berasal dari adanya variasi konsumsi atau beragamnya intermediate good pada sisi
produksi. Kekuatan sentrifugal berasal dari tekanan yang dimiliki oleh konsentrasi
geografis dari pasar input lokal yang menawarkan harga lebih tinggi dan menyebarnya
permintaan. Jika biaya transportasi cukup rendah maka akan terjadi aglomerasi. Dalam
model eksternalitas teknologi, transfer pengetahuan antar perusahaan memberikan
insentif bagi aglomerasi kegiatan ekonomi. Informasi diperlakukan sebagai barang publik
dengan kata lain tidak ada persaingan dalam memperolehnya. Difusi informasi ini
kemudian menghasilkan manfaat bagi masing-masing perusahaan. Dengan
-
mengasumsikan bahwa masing-masing perusahaan menghasilkan informasi yang
berbeda-beda, manfaat interaksi meningkat seiring dengan jumlah perusahaan. Karena
interaksi ini informal, perluasan pertukaran informasi menurun dengan meningkatnya
jarak. Hal ini memberikan insentif bagi pengusaha untuk berlokasi dekat dengan
perusahaan lain sehingga menghasilkan aglomerasi.
2.4. Kasus-Kasus Aglomerasi Perkotaan
2.4.1. Aglomerasi Perkotaan di Daerah Istimewa Yogyakarta
Dalam menjelaskan fenomena aglomerasi, banyak ekonom mendefinisikan kota
sebagai hasil dari proses produksi aglomerasi secara spasial. Dalam khasanah studi
perkotaan yang secara intensif dilakukan oleh para ekonom agaknya dapat diidentifikasi
empat periode evolusi pemikiran (Quigley, 1998: 127-9). Pada perode pertama, yaitu
beberapa dasawarsa setelah Perang Dunia I, fokus analisis adalah pada faktor-faktor yang
mempengaruhi lokasi perusahaan dan rumah tangga dalam suatu kota. Pada periode
kedua, yang dimulai pada pertengahan dasawarsa 1960-an, kebanyakan studi
memformalkan model yang mencoba menjelaskan daya tarik lokasi kawasan perkotaan.
Periode ketiga muncul dari analisis yang intensif mengenai kota-kota utama di AS
(misalnya, New York) dan memperkenalkan konsep eksternalitas, yang muncul akibat
skala ekonomis. Saat ini, kita berada dalam pertengahan periode keempat dalam mencoba
memahami perekonomian kota. Pada periode ini, kota digunakan untuk menganalisis
hakekat dan sebab-sebab pertumbuhan ekonomi. Kebanyakan analisis aglomerasi secara
implisit mengasumsikan bahwa formasi dan perkembangan kota dapat dipahami bila
mekanisme konsentrasi produksi secara spasial telah dimengerti dengan benar.
-
DIY adalah provinsi yang unik secara demografik. Jumlah penduduk DIY hanya
sekitar 3,1 juta jiwa pada tahun 2000 dan memiliki angka pertumbuhan penduduk 0,72%,
yang paling rendah di Indonesia. Dengan sekitar 60% penduduk tinggal di daerah
perkotaan, DIY merupakan provinsi dengan penduduk paling padat kedua di Indonesia,
setelah DKI Jakarta. Rata-rata tingkat kepadatan penduduk DIY pada tahun 2000 sebesar
980 orang/km2, dengan tingkat kepadatan tertinggi di Kota Yogyakarta (12.228
orang/km2) dan terendah di Gunung Kidul (451 orang/km2).
Aglomerasi penduduk DIY cenderung berada di kota Yogjakarta dan kabupaten
Sleman. Dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,51% per tahun selama 1990-2000,
Kabupaten Sleman memiliki pertumbuhan penduduk tertinggi di Propinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, diikuti Bantul dan Gunungkidul, sedang Kodya Yogya dan
Kulonprogo mengalami pertumbuhan negatif. Dari segi jumlah penduduk, Kabupaten
Sleman juga memiliki penduduk terbesar diikuti Bantul,Gunungkidul, Jogja dan
Kulonprogo.
Secara demografis hal ini menunjukkan bahwa di Sleman terdapat aktivitas yang
tinggi dalam bidang kependudukan berupa bertambahnya para pendatang, meningkatnya
angka kelahiran, dan banyaknya pasangan usia subur. Pada gilirannya, ini menunjukkan
adanya fenomena perkotaan, terutama Extended Yogyakarta urban region, yaitu kota
Yogyakarta ditambah kecamatan-kecamatan di Kabupaten Sleman yang berbatasan
langsung dengan Yogyakarta.
Dari uraian di atas, dengan melihat komposisi penduduk Sleman, maka dapat
disimpulkan bahwa wilayah selatan Kabupaten Sleman yang meliputi kecamatan
Gamping, Melati, Ngaglik dan Depok ditambah lagi dengan Kecamatan Godean dan
-
Sleman memang merupakan basis pertumbuhan perkotaan yang membentuk satu
aglomerasi dengan Kota Yogyakarta. Kecamatan Godean, Sleman dan Ngaglik, kendati
terletak agak jauh dari Kota Yogyakarta, telah berkembang menjadi arah kegiatan
masyarakat di wilayah kecamatan sekitarnya sehingga menjadi pusat pertumbuhan.
Indikator kependudukan ketiga kecamatan/kota tersebut memiliki kepadatan penduduk
yang cukup tinggi yang mencerminkan tingginya aktivitas kependudukan sebagai salah
satu fenomena perkotaan. Dinamika aktivitas ekonomi di DIY menimbulkan konsentrasi
aktivitas ekonomi di Kota Yogyakarta dan kabupaten Sleman. Aglomerasi ekonomi di
kedua daerah ini nampaknya tumbuh pesat, sebagaimana tercermin dari tingginya
pertumbuhan ekonomi yang melebihi rata-rata DIY. Menjamurnya rumah makan, rumah
kos, berbagai aktivitas perdagangan dan jasa, berjalan seiring dengan dibangunnya
universitas dan hotel.
Apakah aglomerasi penduduk juga sejalan dengan aglomerasi industri di DIY?
Identifikasi wilayah perkotaan juga bisa dilakukan dengan melihat konsentrasi spasial per
kecamatan dari Industri Besar dan Menengah (IBM) yang ada di Kabupaten Sleman.
Dengan menggunakan metode identifikasi kluster yang telah dikembangkan dalam
literatur Industri terakhir (Kuncoro, 2002), adanya akses jalan, khususnya ring road dan
jalan raya yang menghubungkan Kota Yogyakarta dan Magelang, ikut berperanan dalam
membentuk aglomerasi industri di sepanjang kedua jalan ini.
2.4.2. Konsentrasi Geografis Industri Manufaktur di Greater Jakarta dan Bandung
Periode 1980-2000: Menuju Satu Daerah Aglomerasi
-
Menurut studi yang dilakukan oleh Amini Hidayati dan Mudrajad Kuncoro
menyatakan bahwa pertumbuhan sektor industri yang cukup pesat menunjukkan
keberhasilan industrialisasi yang tidak terlepas dari berbagai kebijakan dan strategi yang
telah ditempuh pemerintah untuk mendorong dan merangsang investasi disektor
industri,diantaranya melalui penerapan strategi industri substitusi impor maupun strategi
promosi ekspor. Namun demikian, ternyata keberhasilan ini tidak diiringi dengan
penyebaran aktifitas industri yang merata secara spasial. Aktifitas industri Indonesia
hanya terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu saja. Dalam studinya menemukan bahwa
pusat konsentrasi industri manufaktur Indonesia berlokasi di pulau Jawa dengan
konsentrasi yang membentuk pola dua kutub (bipolar pattern). Pola konsentrasi yang
ditemukan oleh Kuncoro memperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hill,
yaitu di ujung barat pulau Jawa yang meliputi Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang,
Bekasi) dan Bandung. Sedangkan di ujung timur pulau Jawa berpusat di kawasan
Surabaya. Sementara itu apabila menyimak lebih mendalam perkembangan konsentrasi
industri di kutub barat pulau Jawa yang meliputi Greater Jakarta dan Bandung, maka
akan terlihat beberapa fenomena yang cukup menarik untuk diamati lebih lanjut.
Pertama, dewasa ini terdapat kecenderungan perkembangan aktifitas industri manufaktur
di kota-kota inti (core region) dalam hal ini Metropolitan Jakarta dan Bandung terlihat
menurun. Sementara itu di kota-kota pinggiran (fringe region) seperti Bogor, Tangerang,
dan Bekasi (Botabek) aktifitas industri manufaktur justru semakin meningkat. Fakta ini
dapat dilihat dari sudut pangsa tenaga kerja, nilai tambah maupun jumlah perusahaan
yang beroperasi di wilayah ini selama dua dekade terakhir. Kedua, terdapat fenomena
pengelompokan (aglomerasi) industri yang cenderung membentuk suatu koridor
-
pembangunan diantara wilayah metropolitan Jakarta dengan metropolitan Bandung
(gambar 4). Secara fenomenal dapat dibuktikan dengan meningkatnya jumlah desa urban
di sepanjang koridor-koridor tersebut. Sedangkan secara geografis konsentrasi industri
terlihat tersebar di sepanjang koridor Jakarta Bandung, sehingga wilayah perkotaan di
Jabotabek dan Metropolitan Bandung hampir menyatu atau membentuk suatu jaringan
kota (network cities) (Laquian, 1998: 1; Kuncoro, 2000: 185). Mengacu pada beberapa
fenomena yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini berusaha mengidentifikasi dan
meneliti di daerah mana saja aglomerasi industri berlokasi dalam lingkup kedua Greater
(Jakarta dan Bandung), bagaimana pola dan dinamikanya selama periode 1980-2000.
2.5. Pemakaman
Life (Kehidupan), menurut webster Dictionary adalah The state of animal or plant
in which its organs are capable of performing their function (New Websters Dictinary for
english Languange,1997) Sedangkan death (kematian) The act or fact of dying; The total
and permanent cessation of all the vital function of an animal or plant, The state of being
dead; Loss or absent of spiritual life; Lost or deprivation of civil life (New Websters
Dictinary for english Languange,1997)
The Enchicolopedia of religon mempertegas arti diatas bahwa keberadaan
kehidupan dan dapat didefenisikan dari tanda tanda nyata, antara lain adanya nafas,
kesadaran, fungsi akal, dan pergerakan fisik, (Mircia Eliade. The enclopedia of religion)
dalam Charles dkk,2003. Sedangkan kematian adalah keberadaan yang berada secara
esensial dari kehidupan di dunia, kehidupan antara yang lahir dan yang mati. Kematian
-
umumnya diyakini sebagai nasib alami manusia yang ditetapkan oleh Tuhan atau dewa.
(Mircia Eliade. The enclopedia of religion).
Berdasarkan definisi umum di atas, proses peralihan dari kehidupan kematian
dapat ditandai dengan hilangnya atau lepasnya jiwa yang mengisi manusia, yaitu suatu
kekuatan yang menyebabkan gerak dan dapat hidup langsung begitu lepas dari tubuh
jasmani. (Koencaraningrat. Ritus peralihan di Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, 1985 :
52). Jiwa dianggap tidak pembusukan (dekomposisi) atau bersifat kekal. (Loise Leahy.SJ.
Misteri Kematian, suatu pendekatan filsafat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum 1998
: 48). Anggapan ini menghadirkan pemikiran bahwa jiwa akan mengalami hal yang sama
seperti saat jasmani masih hidup. Adanya kepercayaan akan kekekalan jiwa dan
keterikatan yang hidup dengan yang mati mendorong masyarakat tertentu untuk
memberikan perlakuan khusus pada kematian.
Bentuk perlakuan khusus terhadap kematian sebenarnya behubungan dengan
penghargaan manusia tehadap orang yang meninggal. Caranya adalah dengan selalu
berusaha untuk mempersembahkan atau memberikan suatu kepada orang yang telah
meninggal, baik itu persembahan doa maupun persembahan fisik. Menurut
Koentjaraningrat (1987:393), bentuk perlakuan khusus terhadap kematian berkaitan salah
satu unsur universal kebudayaan yaitu sistim religi yang berkembang di masyarakat.
Dengan unsur ini manusia akan membayangkan wujud dunia gaib, dewa dan makhluk
halus yang mendiaminya, sifat Tuhan serta hakekat hidup dan mati dan mengalami
ketakutan terhadapnya sehingga mendorong manusia untuk selalu menyertakan perlakuan
khusus dalam menjalankan setiap tahap kehidupannya. Pelakuan khusus ini penting
-
karena adanya gagasan bahwa setiap perubahan yang terjadi dalam hidup manusia
melibatkan aksi dan reaksi antara sesuatu yang suci dan duniawi.
Pada masyarakat tertentu, terdapat suatu bentuk perlakuan khusus terhadap orang
meninggal yaitu dengan memberikan ruang khusus. Hal ini terdorong oleh proses
kematian yang sering melambangkan proses pemisahan antara orang yang hidup dengan
yang mati. Setelah kematian, manusia akan mengalami proses transisi kematian, dan
akhir dari proses itu adalah pengiriman orang yang mati ke dunia kematian (the world of
death). Pernyataan yang serupa dikemukakan oleh Waterrson (1990) bahwa orang-orang
percaya yang mati akan menempati The land of the dead, yang diidentikkan dengan
kehidupan di dunia.
Dari pernyataan-pernyataan di atas maka dapat dikatakan bahwa ada perbedaan
Ruang untuk yang mati dengan Ruang yang hidup. Anggapan tersebut kemudian
berkembang sehingga bentuk perlakuan khusus terhadap kematian ada yang berhubungan
dengan masalah spasial (kekurangan).
2.5.1. Pemakaman di Kota Medan
Berdasarkan Sumber Data dari Dinas Pertamanan Koa Medan Tahun 2004 Tanah
Pemakaman Umum di kota Medan terdapat sebanyak 115 kawasan dengan luas areal
1.084.565,80 m2 (108,46 Ha) yang menyebar di seluruh kecamatan di Kota Medan. Areal
TPU tersebut dibagi menjadi 2 yakni :
1. Pemakaman Umum adalah areal pemakaman untuk umum yang pengelolanya
dilakukan oleh pemerintah Kota Medan sebanyak 8 unit dengan luas keseluruhan
-
sebanyak 45,5 Ha diantaranya adalah TPU Sei Batu Gingging, Jl. Gajah Mada, Jl.
Abdullah Lubis dan TPU Simalingkar B;
2. Pemakaman bukan umum adalah areal pemakaman yang disediakan untuk anggota
golongan berdasarkan etnis dan agama, yang dikelola oleh badan sosial, yayasan dan
kelompok lainnya. Jumlah pemakaman bukan umum ini sebanyak 107 unit dengan
luas 629.565 m2 (62,96 Ha) diantaranya adalah TPU Jl. SM. Raja. Jl. Sei Deli dan
TPU Islam Guru Patimpus. (Dinas Pertamanan Koa Medan Tahun, 2004).
Secara umum, dalam peraturan daerah Kota Medan No. 9 Tahun 1987 tentag
Izin Pengunaan Tanah Tempat Pemakaman yang kemudian berubah menjadi Perda No.
2 Tahun 2002 tentang Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat hanya
menjelaskan kegiatan yang berhubungan dengan pengurusan pemakaman maupun
pemindahan kerangka jenazah serta penggunaan mobil jenazah, dimana kegiatan tersebut
harus mendapat persetujuan dari Pemerintah Kota Medan atau pejabat yang dihunjuk
yaitu Dinas Pertamanan Kota. (Gordon Angkasa Raya Situmorang, 2006)
Adapun lokasi pemakaman yang telah direncanakan untuk pelaksanaan maksud
tersebut diatas adalah :
1. Lokasi Pemakaman yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan (Dinas Pertamanan
Kota Medan) adalah:
a. Taman Pemakaman umum Kristen Gajah Mada Ujung, jalan Gajah Mada Perempatan
Jalan Sei Wampu Kecamatan Medan Baru;
b. Taman Pemakaman Umum Kristen Gajah mada Lama, jalan Gajah Mada Perempatan
Jalan Iskandar Muda Kec. Medan Petisah;
c. Lokasi Pemakaman Islam Sei Batu Gingging (Jalan Sei Batu Gingging Medan).
-
2. Lokasi Pemakaman yang dikelola oleh Badan Sosial, yayasan atau badan keagamaan
adalah :
a. Lokasi Pemakaman Islam Kayu Besar (Jalan Thamrin Medan) ;
b. Lokasi Pemakaman warga Arab (Jalan Brigjen Katamso Medan) ;
c. Lokasi Pemakaman Islam (Jalan Halat Medan) ;
d. Lokasi Pemakaman Islam (Jalan Guru Patimpus Medan).
Tabel. 2.1. Daftar Tanah Pemakaman Umum (TPU) Yang Dikelola Oleh Pemko Medan
NO NAMA PEMAKAMAN/ ALAMAT LUAS
AREAL (M2) KELURAHAN/ KECAMATAN KETERANGAN
1 Tanjung Selamat Jln. Flamboyan 10.000 Tj. Selamat/ M. Selayang Kristen
2 Simalingkar B Jl. Bunga Rampe 65.000 Simalingkar B/M
Tuntungan Kristen
3 Patumbak Jl. Turi Ujung 40.000 Timbang
Deli/M.Amplas Kristen
4 Abdullah Lubis Jl. Abdullah Lubis 15.000 Babura/M. Baru Kristen
5 Padang Bulan Jl. Letjend Jamin Ginting 20.000 M. Baru Kristen
6
Gajah Mada Ujung Jl. Gajah Mada Perempatan Jl. Sei Wampu
19.000 M. Baru Kristen
7
Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jl. Iskandar Muda
19.000 M. Petisah Kristen
8 Sei Batu Gingging Jl. Sei Batu Gingging 15.000 Babura/ M. Baru Islam
9 Deli Tua Jl. Deli Tua 25.000 Kab Deli serdang Hindu/Budha/ Gelandangan
Jumlah 453.000
-
Tabel. 2.2. Daftar Tanah Wakaf / Yayasan Dalam Daerah Kota Medan
NO NAMA TANAH WAKAF LUAS
AREAL (M2)
STATUS TANAH WAKAF
KETERANGAN
1
Perkuburan Kayu Besar Jl Thamrin Kel. P. Pasar
Kec. M. Kota 30000 Islam
2 Pekuburan Jl. Kemiri 5590 Islam
3 Pekuburan Jl. S.M. Raja/ Mesjid Raya 4960 Islam
4 Pekuburan Jl. Purwosari P. Brayan
Bengkel 20000 Islam
5 Pekuburan Jl. Glugur Darat II Kec.M.
Timur
6 Pekuburan Jl. Krakatau P. Brayan Darat
II Kec. Timur
1577 Bersertifikat Islam
7 Pekuburan Kel. P. Brayan Darat I
Kec. M. Timur 5988 Islam
8 Pekuburan Jl. Mabar Kel Sidodadi
Kec. M. Perjuangan 2379 Bersertifikat Islam
9 Pekuburan Jl. Santosa Baru
Kec. M. Perjuangan Islam
10 Pekuburan Jl. Sei Kera Islam
11 Pekuburan Jl. Krakatau P. Brayan Darat
II Bersertifikat Islam
12 Bersertifikat Jl. Tuasan /Psr III
Kec. M. Perjuangan Islam
13 Perkuburan Jl. Tuasan/Psr III
Kec. M. Perjuangan Kristen
14 Bersertifikat Jl. Sei Deli Kel. Silalas
Kec. M. Barat 4030 Islam
15 Bersertifikat Jl. G. Patimpus Kel. Silalas
Kec. M. Barat 6815 Islam
16 Bersertifikat Jl. Semangka Kel. Silalas 1800 Islam
-
17
Bersertifikat Jl. Karya Gg. Wakaf Kel.
Sei Agul Kec M. Barat
18739 Islam
18
Bersertifikat Jl. Ling II P. Brayan Kota
Kec. M. Barat 2236 Bersertifikat Islam
19 Perkuburan
Jl. Lingk. IV P. Brayan Kec. M. Barat
1600 Bersertifikat Islam
20
Perkuburan Jl. K.L. Yos Sudarsono
Belawan Kota
Kec. M. barat
4888 Islam
21 Perkuburan Jl. Pembangunan Islam
22 Perkuburan
Jl. Letjend. J. Ginting Kec. M Baru
7267 Islam
23
Perkuburan Al-Hasanah Jl. Sei Tuntungan Kel.
Babura Kec. M. Baru
3613 Islam
24
Perkuburan Jl. Kapt. Pattimura Kel.
Darat Kec. M. Baru
6678 Islam
25
Perkuburan Pasar VI Lingk. VIII Kel.
Besar Kec.M. Labuhan
14437 Islam
26 Pekuburan Jl. Sutomo Ujung Islam/Hindu
27 Perkuburan
Lingk. IX Kel. Bear Kec. M. Labuhan
1206 Islam
28 Perkuburan
Lingkungan XII Kel. Besar Kec. M. Labuhan
8416 Bersetifikat Islam
29 Perkuburan
Lingk. XIII Kel. Besar Kec. M. Labuhan
6782 Islam
30 Perkuburan Lingk. VIII Kel. Pekan
Labuhan Kec. M. Labuhan
5684 Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
31 Perkuburan Lingk. V Kel Sei Mati
Kec M. Labuhan 1295 Islam
32
Perkuburan
Lingk. VI Kel. Sei Mati Kec. M. Labuhan
4416
Islam
33 Perkuburan Kamp. Bahari
Kel. Sei Mati Kec. M. Labuhan
2034 Islam
34
Perkuburan Lingk. XI Kel. Pekan
Labuhan Kec. M. Labuhan
1080 Islam
35 Perkuburan
Lingk. II Martubung Kec. M. Labuhan
2250 Islam
36
Perkuburan
Lingk. VI Kel. Kota Bangun Kec. M. Deli
9980
Islam
37 Perkuburan
Lingk. VI Kel. Kota Bangun Kec. M. Deli
196
Islam
38 Perkuburan
Lingk. III Kel. Mabar Kec. M. Deli
1350
Islam
39 Perkuburan
Lingk. III Km. 6,5 Tj. Mulia Kec. M. Deli
9000
Islam
40 Perkuburan
Lingk. Kel. Tj. Mulia Kec. M. Deli
6785
Islam
41 Perkuburan
Jl. Yos Sudarso Km 7 Kec. M. Deli
6928
Islam
42
Perkuburan Gg. Surya Lingk. VII Tj.
Mulia Kec. M. Deli
224
Islam
43
Perkuburan Jl. Aluminium III Lingk.
XIII Tj. Mulia Kec. M. deli
31752
Islam
44 Perkuburan
Lingk. I Kel. Titi Papan Tj. Mulia Kec. M. Deli
316
Islam
45 Perkuburan Lingk. XII Kel. Titi Papan 1000
Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
Tj. Mulia Kec. M. Deli
46 Perkuburan Jl. Merak Kel Sei Sikambing 1601 Islam
47 Perkuburan
Jl. Kamboja Kec. M. Sunggal
3089
Islam
48 Perkuburan
Lingk. Seroja. Kel. Sunggal Kec. M. Sunggal
1010
Bersertifikat Islam
49 Perkuburan
Lingk. P. Baris Kel. Lalang Kec. M. Sunggal
8788
Bersertifikat Islam
50
Perkuburan Masyarakat Karo
Jl. Flamboyan Kel. Tj. Selamat
Kec M. Tuntungan
Kristen
51 Perkuburan
Kel. Tj. Selamat Kec. M. Tuntungan
8218
Islam
2319 52
Perkuburan Kel. Baru Ladang Baru
Kec. M Tuntungan Islam
53
Perkuburan Jl. Kuba IV 4235 Kec. M. Denai
54 Perkuburan
Jl. Panglima Denai Kec. M Amplas
Islam
55 Perkuburan
Jl. Pertahanan Kec. M. Amplas
Kristen
56 Perkuburan
Sp. Apros /Polonia Kec. M. Denai
Islam
57 Perkuburan
Jl. Sempurna Ujung Kec. M. Kota
Kristen
58 Perkuburan
Gg. Lia Lingk. I Menteng Kec. M. Denai
1484 Sertifikat Islam
59 Perkuburan
Jl. Menteng VII Kel. Binjai Kec. M. Denai
1167 Islam
60 Perkuburan
Jl. Menteng VII Kel. Binjai Kec. M. Denai
1500 Sertifikat Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
61 Perkuburan Jl. B. Katamso Gg. Sawah
Titi Kuning Kec. M. Johor
750 Islam
62 Perkuburan
Gg. Sepakat Link I Kec. M. Johor
2225 Islam
63 Perkuburan
Lingk. V Kel Titi Kuning Kec M. Johor
400 Islam
64 Perkuburan
Gg. Halim Kel Titi Kuning Kec. M. Johor
600 Islam
65
Perkuburan Jl. Karya Utama Kel. P.
Mansyur Kec M. Johor
9000 Islam
66
Perkuburan Jl. Karya Utama Kel. P.
Mansyur Kec. M. Johor
18849 Islam
67
Perkuburan Jl. Suka Rahmat Kel. Suka
Maju Kec. M. Johor
2275 Islam
68 Perkuburan Gg. Alam Kec. M. Johor 2600 Islam
69
Perkuburan LIngk X Titi Kuning Gg.
Sawah Kec M. Johor
820 Islam
70 Perkuburan
Kel. Kuala Bekala Kec. M. Johor
6827 Islam
71
Perkuburan Jl. B. Katamso Km 8,2
Kedai Durian
Kec. M. Johor
1900 Sertifikat Islam
72
Perkuburan JL. Stasiun Ujung Kedai
Durian Kec. M. Johor
6944 Sertifikat Islam
73
Perkuburan Jl. Stasiun Ujung Kedai
Durian Kec. M. Johor
10920 Sertifikat Islam
74 Perkuburan Jl. Ika Bakti Lingk IV
Gedung 2322 Sertifikat Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
Johor Kec. M. Johor
75 Perkuburan Kuala Bekala Kec. M. Johor Islam
76
Perkuburan Jl. Sari Lingk. I Kedai
Durian Kec. M. Johor
3000 Islam
77 Perkuburan
Kel. Indra Kasih Kec. M. Tembung
4570 Sertifikat Islam
78
Perkuburan HS I/II Jl. SM Raja/Bajak Kel.
Harjosari II Kec. M. Amplas
6905 Sertifikat Islam
79 Perkuburan
Jl. Panglima Denai Kec. M Amplas
7562 Islam
80
Perkuburan
Jl. Menteng VII Gg. Seroja Kec. M. Amplas
577
Islam
81 Perkuburan
Jl. Menteng VII Gg. Wakaf Kec. M. Amplas
12000 Islam
82 Perkuburan
Timbang Deli Kec. M. Amplas
6000 Islam
83 Perkuburan
Gg. Ujung Link. V. Tj Gusta Kec. M. Helvetia
8741 Sertifikat Islam
84 Perkuburan
Kelo Helvetia Kec. M. Helvetia
10729 Sertifikat Islam
85
Perkuburan Jl. Buntu No. 53 Cinta
Damai Kec. M. Helvetia
4216 Islam
86
Perkuburan Jl. Gatot Subroto sei
Kambing Kec. M. Petisah
18000 Islam
87 Perkuburan
Jl. Kel sari Rejo Kec. M. Polonia
2502 Islam
88 Perkuburan
Jl B. Katamso Kamp. Baru Kec. M. Maimun
6574 Sertifikat Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
89 Perkuburan Jl. B. Katamso Gg.
Sempurna Sei Mati Kec. M. Maimun
4418 Sertifikat Islam
90 Perkuburan Mandailing Jl B. Katamso Sei Mati
Kec. M. Maimun 26432 Sertifikat Islam
91 Perkuburan
Gg. Pelita Kamp. Baru Kec. M. Maimun
8579 Sertifikat Islam
92 Perkuburan
Jl. B Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun
2584 Sertifikat Islam
93 Perkuburan Minang
Jl. B. Katamso Gg. Perwira Sei Mati Kec. M. Maimun
4141 Sertifikat Islam
94 Perkuburan
Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun
4245 Sertifikat Islam
95 Perkuburan
Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun
2318 Sertifikat Islam
96 Perkuburan
Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun
6540 Islam
97
Perkuburan
Jl. B. Katamso Sei Mati Kec. M. Maimun
5760
Islam
98 Perkuburan
Jl. B. Katamso Kamp. Baru Kec. M. baru
6814 Sertifikat Islam
99 Perkuburan
Jl. Saudara Beringin Kec. M. Selayang
3658 Sertifikat Islam
100 Perkuburan
P. B. Selayang II Kec. M. Selayang
7816 Sertifikat Islam
101 Perkuburan Tj. Sari Kec. M. Selayang 7667 Sertifikat Islam
102 Perkuburan
Asam Kumbang Kec. M. Selayang
4376 Sertifikat Islam
103
Perkuburan Mesjid Juang Jl. H.M. Yamin Sei Kera
Hilir I Kec. M. Perjuangan
6057 Islam
104 Perkuburan Jl. Ibrahim Umar Sei Kera
Kec. M. Perjuangan 4600 Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
105 Perkuburan Jl. Setia Jadi Tegal Rejo
Kec. M. Perjuangan 1000 Sertifikat Islam
106 Perkuburan
Sei Kera Hulu Kec. M. Perjuangan
3680 Islam
107 Perkuburan
Lingk.39 Rengas Pulau Kec. M. Marelan
195 Islam
108 Perkuburan
Lingk. 14 Rengas Pulau Kec. M. Marelan
600 Islam
109 Perkuburan
Lingk. 33 Rengas Pulau Kec. M. Marelan
1327 Islam
110 Perkuburan
Lingk 38. Rengas Pulau Kec. M. Marelan
1500 Islam
111 Perkuburan
Lingk 17 Rengas Pulau Kec. M. Marelan
2120 Islam
112 Perkuburan
Lingk. IX Terjun Kec. M. Marelan
1994 Islam
113 Perkuburan
Lingk. 32 Rengas Pulau Kec. M. Marelan
412 Islam
114 Perkuburan
Lingk. 14 Rengas Pulau Kec. M. Marelan
945 Islam
115 Perkuburan
Lingk. X Labuhan Deli Kec. M. Marelan
1400 Islam
116 Perkuburan Jl. Halat Kec. M. Area 40000 Islam
117 Perkuburan Jl. IsmailiayahKec. M. Area 8376 Islam
Lanjutan Tabel. 2.2
-
2.5.2. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota Medan
Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Medan terdiri dari:
8. Pemakaman Kristen Tanjung Selamat Jalan Flamboyan Kelurahan Tanjung Selamat
Kecamatan Medan Selayang;
9. Pemakaman Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe Kelurahan Simalingkar B
Kecamatan Medan Tuntungan;
10. Pemakaman Kristen Patumbak Jalan Turi Ujung Kelurahan Timbang Deli Kecamatan
Medan Amplas;
11. Pemakaman Kristen Abdullah Lubis Jalan Abdullah Lubis Kelurahan Babura
Kecamatan Medan Baru;
12. Pemakaman Kristen Padang Bulan Jalan Letjen Jamin Ginting Kecamatan Medan
Baru;
13. Pemakaman Kristen Gajah Mada Ujung Jalan Gajah Mada Perempatan Jalan Sei
Wampu Kecamatan Medan Baru;
Keterangan :
- Sudah Sertifikat 33 Lokasi 185.008 m2
- Belum Sertifikat 71 Lokasi 431.416 m2
Jumlah 104 Lokasi
616.424 m2
- Lokasi Yang Belum Tertata 13 Lokasi
Jumlah
117 Lokasi
-
14. Pemakaman Kristen Gajah Mada Lama Jl. Gajah Mada Perempatan Jalan Iskandar
Muda Kecamatan Medan Petisah.
Tanah pemakaman umum dan bukan tanah pemakaman umum dalam
melaksanakan kegiatan mempunyai perbedaan antara lain :
Tanah Pemakaman Umum
1. Melaksanakan kegiatan administrasi sesuai dengan Peraturan Daerah yang telah
ditetapkan;
2. Anggaran biaya yang dipergunakan disesuaikan dengan APBD;
3. Untuk penambahan lahan ataupun pembenahan lokasi, terlebih dahulu harus membuat
pengajuan /usulan dan mendapat persetujuan dari DPRD.
Tanah Pemakaman Bukan Umum
1. Melaksanakan kegiatan sesuai peraturan yang telah disepakati oleh para
pengurus/anggota;
2. Anggaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan dana yang tersedia pada kas yayasan
dan atas pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan atas musyawarah para pengurus
/anggota;
3. Untuk penambahan lahan atau pembenahan lokasi pemakaman berdasarkan atas
musyawarah para pengurus/anggota dan disesuaikan dengan dana yang tersedia pada
kas.
Pengelolaan tempat pemakaman yang tidak keseluruhannya dikelola oleh
Pemerintah kota Medan adalah salah satu masalah yang belum terkoordinir, pemakaman
yang multi fungsi, disamping terbenturnya anggaran dan sempitnya lahan juga kultur
kebiasaan penduduk yang heterogen, saling memiliki budaya kebiasaan dan tata cara
-
penguburan yang berbeda. Untuk penambahan lahan terlebih dahulu harus diadakan
penelitian tentang lokasi yang strategis baik tempat, kondisi dan luas areal, sedangkan
teknis pelaksanaannya harus matang dan disesuaikan dengan Rencana Umum Ruang
Kota (RUTRK) serta profesionalisme petugas pengelola yang kesemuanya ini
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan keterbatasan sumber tadi, Pemerintah
Kota Medan dalam hal ini Dinas Pertamanan Kota Medan secara bertahap menata
pemakaman di kota Medan, disamping bersumber dari APBD Propinsi Sumatera Utara
atau bahkan bantuan dari Pemerintah Pusat.
2.6. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Yang Sah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak seluruhnya memiliki kesamaan, terdapat
pula sumber-sumber pendapatan lainnya , yaitu penerimaan lain-lain yang sah, menurut
Devas bahwa: kelompok penerimaan lain-lain dalam pendapatan daerah tingkat II
mencakup penerimaan kecil-kecil, seperti hasil penjualan alat berat dan bahan jasa.
Penerimaan dari swasta, bunga simpan giro dan bank serta penerimaan denda kontraktor.
Namun walaupun demikian sumber penerimaan daerah sangat bergantung pada potensi
daerah itu sendiri.
2.6.1 Sektor Pemakaman sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pelaksanaan pekerjaan pada pemakaman adalah pekerjaan pelayanan masyarakat
yang memerlukan pertapakan tanah untuk tempat pemakaman jenazah dalam hal ini
harus menempuh prosedur yang berlaku sesuai dengan perda No. 9 Tahun 1987 berbunyi
Izin Penggunaan Tanah Tempat Pemakaman berubah menjadi perda No. 32 Tahun
-
2002 berbunyi Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. Seksi
pemakaman dalam melaksanakan kegiatannya setiap tahun dibebani dengan target oleh
pemerintah kota Medan dan persetujuan dari DPRD Kota Medan. Masyarakat yang
memerlukan pertapakan tanah pemakaman terlebih dahulu harus memenuhi beberapa
syarat antara lain :
1. Surat keterangan dari kelurahan atau rumah sakit;
2. Surat keterangan dari Dinas Kesehatan yang telah disediakan;
3. Mengisi formulir permohonan yang telah disediakan.
Masyarakat yang ingin memindahkan kerangka jenazah keluarganya ke tempat
lain terlebih dahulu harus memenuhi syarat yaitu :
a. Surat keterangan dari lurah tempat domisili ahli waris;
b. Surat keterangan dari Dinas Kesehatan Kota Medan;
c. Surat keterangan dari Sekretaris Daerah (Sekda) bagi jenazah yang akan dibawa ke
luar kota;
d. Mengisi formulir permohonan izin yang telah disediakan.
Masyarakat yang ingin mempergunakan mobil jenazah untuk mengangkut jenazah
keluarganya, terlebih dahulu memenuhi syarat yaitu membuat/mengisi formulir
permohonan izin yang telah disediakan. Adapun bidang pekerjaan yang terdapat pada
seksi pemakaman meliputi antara lain :
A. Bidang Administrasi
1. Menerbitkan surat izin pemakaman;
2. Menerbitkan surat izin pemindahan kerangka jenazah;
3. Menerbitkan surat izin penguburan kembali kerangka jenazah yang telah dibongkar;
-
4. Menerbitkan surat izin pemakaian mobil jenazah;
5. Mengeluarkan surat perintah jalan (SPJ) kepada supir mobil jenazah yang akan keluar
kota;
6. Menerbitkan surat perpanjangan izin retribusi penggunaan tanah tempat pemakaman;
7. Membuat surat pengantar/perintah ke lokasi pemakaman untuk penggalian lubang.
Adapun Tanah Pemakaman Umum (TPU) yang dikelola oleh Pemerintah Kota
Medan ada 9 (Sembilan) lokasi yang mempunyai luas areal sekitar 453.000 m2 atau 45,3
Ha dan dikerjakan 38 orang tenaga kerja dengan tenaga pengawas sebanyak 8 orang
tenaga swakelola dan 1 orang tenaga Pegawai Negeri Sipil.
B. Bidang Lapangan
1. Membersihkan lokasi pemakaman;
2. Menggali / menutup lubang;
3. Melayani masyarakat yang datang berziarah ke tempat pemakaman kepada ahli waris
yang datang berziarah.
Merujuk peraturan yang mengatur tentang pemakaman dituangkan pada Perda
No. 9 tahun 1987 berbunyi Izin Penggunaan Tanah Tempat Pemakaman kemudian
berubah menjadi Perda No. 32 tahun 2002 berbunyi Retribusi Pelayanan Pemakaman
dan Pengabuan Mayat dengan perincian dan masa berlaku sebagai berikut :
1. Pemakaman dewasa = Rp. 65.000/2 Tahun
2. Pemakaman anak = Rp. 55.000/2 Tahun
3. Pembangunan bina/tanda peringatan makam = Rp. 25.000/Jenazah
4. Membongkar makam dan menutup kembali = Rp. 25.000/Jenazah
5. Mengubur kembali jenazah yang telah dibongkar = Rp. 25.000/Jenazah
-
6. Memperpanjang izin retribusi pemakaman 50% dari izin pemakaman dewasa dan
anak-anak
7. Pengabuan Mayat :
a. Pengabuan Terbuka = Rp. 200.000/Jenazah
b. Pengabuan Tertutup = Rp. 300.000/Jenazah
c. Menyemayamkan Jenazah = Rp. 15.000/Hari
8. Wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar,
dikenakan denda 2% setiap bulannya
Perincian biaya untuk pemakaian mobil jenazah adalah sebagai berikut :
1. Pemakaian dalam kota = Rp. 40.000/trip
2. Pemakaian ke luar kota adalah panjang jalan yang dilalui x Rp. 800,- + pemakaian
dalam kota (.. Km x Rp. 800,- + Rp. 40.000,-)
Pemakaian mobil jenazah diatur pada Perda No. 6 Tahun 1999 berbunyi
Retribusi Kekayaan Daerah. Untuk memperoleh tempat pemakaman bukan umum
setiap pemohon dikenakan pungutan sebesar Rp. 15.000 sampai dengan Rp.
30.000/jenazah sesuai dengan lokasi tanah makam yang ditetapkan dengan keputusan
Kepala Daerah. Pengutipan dilakukan oleh pengelola pemakaman bukan umum dengan
ketentuan 25 % dari pungutan tersebut disetor ke kas Pemerintah Daerah sebagai sumber
Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Dinas Pertamanan Kota Medan, 2003).
-
2.6.2. Target dan Hasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Medan
Subdis Pemakaman dalam melaksanakan kegiatan setiap tahun dibebani target
Pendapatan Asli Daerah (PAD), berdasarkan hal tersebut diatas maka hasil-hasil yang
telah dicapai dari tahun 1996 s/d 2002 adalah sebagai berikut :
Tabel. 2.3. Target dan Realisasi Sektor Pemakaman Tahun 1996-2002
Target Realisasi
No
Tahun
Anggaran Rp. Rp.
Keterangan
1 1996/1997 36.000.000 27.154.250 Tidak memenuhi
2 1997/1998 40.000.000 52.610.800 Over target
3 1998/1999 40.000.000 33.906.000 Tidak memenuhi
4 1999/2000 89.627.000 79.698.200 Tidak memenuhi
5 2000 (9 Bulan) 70.000.000 56.445.000 Tidak memenuhi
6 2001 100.000.000 86.571.250 Tidak memenuhi
7 2002 125.000.000 79.850.000 Tidak memenuhi
8
2003
150.000.000
165.780.293
Over Target
9
2004
175.000.000
131.710.586
Tidak memenuhi
10
2005
200.000.000
127.640.879
Tidak memenuhi
11
2006
225.000.000
223.571.171
Tidak memenuhi
12
2007
250.000.000
219.501.464
Tidak memenuhi
-
Dari uraian tersebut diatas dapat dilihat bahwa target yang dibebankan khususnya
dari sektor pemakaman belumlah memenuhi apa yang diharapkan karena masih banyak
target yang dibebankan tidak tercapai, hal ini disebkan masa berlaku izin 4 tahun
sementara yang dibebankan berlaku 1 tahun sekali, sehingga izin retribusi yang telah
dibayar oleh ahli waris untuk yang akan datang tidak dapat ditagih akan tetapi menunggu
sampai 4 tahun kedepan (masa berlaku izin terakhir).
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan, 2007 Gambar. 2.1. Target dan Realisasi Pemakaman 1996-2007
-
Tabel 2.4. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002
Target Realisasi
No
Tahun
Anggaran Rp. Rp.
Keterangan
1 2000 2.520.000 2.944.000 Over Target
2 2001 2.520.000 2.720.000 Over Target
3 2002 2.720.000 2.788.000 Over Target
2.300.000
2.400.000
2.500.000
2.600.000
2.700.000
2.800.000
2.900.000
3.000.000
2000 2001 2000Tahun Anggaran
Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002
TargetRealisasi
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan 2002 Gambar. 2.2. Target dan Realisasi Mobil Jenazah Tahun 2000-2002
-
Sumber : Dinas Pertamanan Kota Medan, 2008 Gambar. 2.3. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemakaman Jenazah
Sumber: Dinas Pertamanan Kota Medan, 2008 Gambar. 2.4. Skets Prosedur Untuk Memperoleh Izin Pemindahan Kerangka Jenazah/Tulang Belulang
LURAH Surat Kematian
DINAS KESEHATAN Surat Keterangan
DINAS PERTAMANAN IZIN PEMAKAMAN
LOKASI/TEMPAT PEMAKAMAN
AHLI WARIS/ PENGURUS STM
LURAH Surat Pengantar ( Dari Domisili
Ahli Waris )
DINAS KESEHATAN Surat Keterangan
SEKETARIS DAERAH KOTA MEDAN Surat Keterangan
DINAS PERTAMANAN - Izin Pemindahan Kerangka
Jenazah/Tulang Belulang - Lokasi Pemakaman /Tempat
Pemakaman
AHLI WARIS/ PENGURUS STM
-
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada kasus ini adalah Model Deskriptif yang
dapat diartikan suatu cara dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu
set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki (Nazir, 1985)
Menurut Nazir (1985) dengan metode deskriptif ini juga diselidiki kedudukan
fenomena dan faktor yang akan melihat hubungan antara suatu faktor dengan faktor
lainnya. Oleh karena itu, penelitian deskriptif ini juga dinamakan studi kasus. Jadi pada
penelitian ini yang diarahkan pada metode deskriptif dimana kasusnya berjudul Kajian
Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di
Kota Medan.
Cakupan yang digunakan sebagai bentuk Metode Analisa Data dalam melakukan
Kajian dan Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen
di Kota Medan adalah menggunakan metode Kualitatif yang diartikan akan dapat
memberikan deskripsi atas apa yang diteliti.
-
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data Primer yang akan
menjelaskan hasil dari pengumpulan data penelitian yang juga berupa informasi
mengenai persepsi tentang permasalahan yang akan diangkat sesuai dengan judul :
Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di
Kota Medan.
Adapun data-data yang rencananya dikumpulkan adalah :
a. Data Lokasi;
b. Data Luas Tanah Pemakaman Umum (TPU);
c. Data Manajemen Pengelolaan;
d. Data Aglomerasi yang terjadi.
3.3. Lokasi Penelitian
Rencana lokasi penelitian direncanakan pada daerah yang ada lokasi Tanah
Pemakaman Umum (TPU) Kristen yang berada di kota Medan secara keseluruhan, tetapi
dalam pembahasannya ditentukan 1 (satu) lokasi studi seperti sudah diutarakan
sebelumnya untuk dikaji yaitu Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B,
Jalan Bunga Rampe, Kelurahan Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan.
3.4. Jadwal Penelitian
Direncanakan jangka waktu dalam meneliti kasus yang diangkat diperlukan
selama kurang 6 (enam) bulan, adapun bagiannya adalah terdiri dari :
1. Persiapan Survei;
44
-
2. Survei dan Kompilasi Data;
3. Analisa Data;
4. Olah Hasil Penelitian;
5. Pembahasan hasil Penelitian;
6. Kesimpulan dan Saran (Rekomendasi).
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Kajian Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum ( TPU ) Kristen di Kota Medan
JADWAL PEKERJAAN Bulan 1 Bulan - 2 Bulan - 3 Bulan - 4 Bulan 5 N
o TAHAPAN
PENELITIAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Survei
2 Survei dan Kompilasi Data
3 Analisis Data 4 Olah hasil data
penelitian
5 Pembahasan hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
6
( rekomendasi )
a. Persiapan Survei
Tahapan persiapan survei dilakukan dalam 2 minggu, dengan distribusi waktu
pada kegiatan studi literatur dan kegiatan persiapan survei, dengan perincian;
a. penyelesaian surat-surat dan pengurusan perijinan;
b. pembuatan program pelaksanaan survei;
c. merancang daftar data yang dibutuhkan, serta pembuatan peta-peta survei;
d. persiapan hal-hal lain yang berhubungan dengan kelancaran survei.
b. Survei
Terdiri dari dua jenis pokok kegiatan, yaitu :
-
a. Survei primer, yang dilakukan dengan terjun langsung kelokasi studi dengan
wawancara dan obeservasi lapangan;
b. Survei sekunder, dilakukan dengan pengumpulan data sekunder yang sifatnya
instansional, dengan cara menghubungi instansi, lembaga dan dinas-dinas yang
berkaitan dengan pemakaman di Kota Medan.
c. Kompilasi Data
Kompilasi data dilakukan dengan proses seleksi, pengelompokan data secara siste-
matis sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam analisis dan penulisan tesis
penelitian.
d. Analisis Data
Kegiatan pokok analisis adalah menelaah, mengolah serta menilai data yang telah
tersusun sehingga dihasilkan interpretasi data sesuai dengan tujuan penelitian tesis.
Kegiatan ini direncanakan memerlukan waktu 3 (tiga) minggu.
e. Olah Hasil Data Penelitian
Memerlukan waktu penyelesaian selama 6 (enam) minggu untuk hasil data.
Pengolahan data dilakukan sesuai dengan permasalahan, tujuan, dan sasaran
penelitian tesis. Setiap perkembangan hasil penelitian dikonsultasikan dengan
pembimbing tesis melalui proses bimbingan tesis.
f. Pembahasan Hasil Penelitian
Setelah draft olah hasil data penelitian dirampungkan dan dengan persetujuan
pembimbing diarahkan kepembahasan hasil penelitian guna mendapatkan hasil untuk
pembahasan lanjutan. Pembahasan ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
-
g. Kesimpulan dan Saran (Rekomedasi)
Bagian ini merupakan hasil rekapitulasi akhir dari setiap kegiatan, dan setiap hasil
kegiatan ini baik itu dari awal sampai dengan tahap rekomendasi merupakan wujud
nyata dari penelitian.
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B Jl. Bunga Rampe
Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan
4.1.1. Lokasi
Rencana lokasi penelitian direncanakan adalah Tanah Pemakaman Umum (TPU)
Kristen yang dikelola oleh pemerintah kota Medan dan berada di kota Medan secara
keseluruhan, tetapi dalam pembahasannya ditentukan 1 (satu) dari 7 (tujuh) lokasi studi
yaitu Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen Simalingkar B, Jalan Bunga Rampe Kel.
Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.
Berdasarkan uraian dan analisa diatas maka judul penelitian ini adalah Kajian
Aspek Ekonomi Pada Pengelolaan Tanah Pemakaman Umum (TPU) Kristen di Kota
Medan
Adapun alasan dipilih lokasi tersebut diatas adalah:
1. Faktor Fisik Pemakaman (arsitektur)
Bentuk dari fisik makam yang ada pada saat ini umumnya sudah bagus dan tertata
rapi sehingga menciptakan keserasian di lokasi Tanah Pemakaman Umum (TPU)
Kristen Simalingkar B dengan melihat keseragaman bentuk dan simbol salib yang
ada. Pola Pedestrian sudah tertata rapi dan beraturan tetapi masih kurang maksimal
untuk membuat para pengunjung merasa lebih aman dan nyaman. Vegetasi yang
terdapat di lokasi belum memadai dan kurang lengkap.
2. Faktor Administrasi