132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
-
Upload
sebastian-cornellius-dicky-panduwinata -
Category
Documents
-
view
283 -
download
2
Transcript of 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
1/17
LARINGOMALASIA
PENDAHULUAN
Laringomalasia merupakan suatu kelainan dimana terjadi kelemahan struktur
supraglotik sehingga terjadi kolaps dan obstruksi saluran nafas. Sedangkan pada
trakeomalasia, kelemahan terjadi pada dinding trakea. Istilah laringomalasia pertama
kali diperkenalkan oleh Jackson pada tahun 1942.
Laringomalasia merupakan penebab utama stridor pada bai. !tiologi
laringomalasia masih belumdiketahui secara pasti. "etapi karena tinggina insiden
gangguan neuromuskuler pada bai dengan laringomalasia,beberapa peneliti
mempercaai bah#a gangguan inimerupakan bentuk hipotonia laring. $eneliti lain
berpendapat bah#a penakit refluks gastroesofageal angditemukan pada %&' bai
dengan laringomalasia, mungkin berperan, karena menebabkan edema supraglotis
dan mengubah resistensi aliran udara, sehingga menimbulkan obstruksi nafas.
Laringomalasia biasana bermanifestasi saat barulahir atau dalam usia
beberapa minggu kehidupan berupastridor inspirasi. (erdasarkan beberapa laporan,
sekitar %)*+)' kelainan laring pada bai baru lahir disebabkan olehlaringomalasia,
dan masih mungkin dianggap sebagai fasenormal perkembangan laring, karena
biasana gejala akan menghilang setelah usia 2 tahun.
Laringomalasia dapat terjadi sebagai kelainan tunggal atau dapat pula
berhubungan dengan anomalisaluran nafas atau organ lain. Lesi lain ditemukan pada
hampir 19' bai dengan laringomalasia. leh sebab itu beberapa peneliti
menarankan laringoskopi langsung dan bronkoskopi harus dilakukan pada bai
dengan laringomalasia untuk mencegah tidak terdiagnosisna kelainan saluran nafas
lain ang dapat mengancam ji#a.
"rakeomalasia dapat pula terjadi sebagai kelainan tunggal, tidak berhubungan
dengan laringomalasia ang dapat menimbulkan gejala stridor inspirasi, ekspirasi atau
bifasik.
Sebagian besar laringomalasia dantrakeomalasia bersifat ringan dan dapat
menghilang sendiri. -eadaan laringotrakeomalasia berat ang menimbulkan keadaan
apnea, kesulitan makan, gagal tumbuh dan korpulmonal membutuhkan interensi
bedah.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
2/17
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Laring, faring, trakea dan paru*paru merupakan deriatforegutembrional ang
terbentuk sekitar 1/ hari setelah konsepsi. "ak lama sesudahna, terbentuk alur faring
median ang berisi petunjuk*petunjuk pertama sistem pernapasan dan benih laring.
Sulkus atau alur laringotrakeal menjadi nata pada sekitar hari ke*21 kehidupan
embrio. $erluasan ke arah kaudal merupakan primordial paru. 0lur menjadi lebih
dalam dan berbentuk kantung dan kemudian menjadi dua lobus pada hari ke*2+ atau
ke*2/. bagian ang paling proksimal dari tuba ang membesar ini akan menjadi
laring. $embesaran aritenoid dan lamina epitelial dapat dikenali menjelang && hari,
sedangkan kartilago, otot dan sebagian besar pita suara plika okalis terbentuk
dalam tiga atau empat minggu berikutna. 3ana kartilago epiglotis ang tidakterbentuk hingga masa midfetal. -arena perkembangan laring berkaitan erat dengan
perkembangan arakus brankialis embrio, maka banak struktur laring merupakan
deriat dari aparatus brankialis. angguan perkembangan dapat berakibat berbagai
kelainan ang dapat didiagnosis melalui pemeriksaan laring secara langsung.
Laring merupakan struktur kompleks ang telah bereolusi ang menatukan
trakea dan bronkus dengan faring sebagai jalur aerodigestif umum. Laring memiliki
kegunaan penting aitu 1 entilasi paru, 2 melindungi paru selama deglutisi
melalui mekanisme sfingterikna, & pembersihan sekresi melalui batuk ang kuat,
dan 4 produksi suara. Secara umum, laring dibagi menjadi tiga5 supraglotis, glotis
dan subglotis. Supraglotis terdiri dari epiglotis, plika ariepiglotis, kartilago aritenoid,
plika estibular pita suara palsu dan entrikel laringeal. lotis terdiri dari pita suara
atau plika okalis. 6aerah subglotik memanjang dari permukaan ba#ah pita suara
hingga kartilago krikoid. 7kuran, lokasi, konfigurasi, dan konsistensi struktur
laringeal, unik pada neonatus.
Laring dibentuk oleh kartilago, ligamentum, otot dan membrana mukosa.
"erletak di sebelah entral faring, berhadapan dengan ertebra cericalis &*%. (erada
di sebelah kaudal dari os hoideum dan lingua, berhubungan langsung dengan trakea.
6i bagian entral ditutupi oleh kulit dan fasia, di kiri kanan linea mediana terdapat
otot*otot infra hoideus. $osisi laring dipengaruhi oleh gerakan kepala, deglutisi, dan
fonasi.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
3/17
-artilago laring dibentuk oleh & buah kartilago ang tunggal, aitu kartilago
tireoidea, krikoidea, dan epiglotika, serta & buah kartilago ang berpasangan, aitu
kartilago aritenoidea, kartilago kornikulata, dan kuneiform. Selain itu, laring juga
didukung oleh jaringan elastik. 6i sebelah superior pada kedua sisi laring terdapat
membrana kuadrangularis. 8embrana ini membagi dinding antara laring dan sinus
piriformis dan dinding superiorna disebut plika ariepiglotika. $asangan jaringan
elastik lainna adalah konus elastikus membrana krikookalis. Jaringan ini lebih
kuat dari pada membrana kuadrangularis dan bergabung dengan ligamentum okalis
pada masing*masing sisi.
tot*otot ang menusun laring terdiri dari otot*otot ekstrinsik dan otot*otot
intrinsik. tot*otot ekstrinsik berfungsi menggerakkan laring, sedangkan otot*ototintrinsik berfungsi membuka rima glotidis sehingga dapat dilalui oleh udara respirasi.
Juga menutup rima glotidis dan estibulum laringis, mencegah bolus makanan masuk
ke dalam laring trakea pada #aktu menelan. Selain itu, juga mengatur ketegangan
tension plika okalis ketika berbicara. -edua fungsi ang pertama diatur oleh
medula oblongata secara otomatis, sedangkan ang terakhir oleh korteks serebri
secara olunter.
ongga di dalam laring dibagi menjadi tiga aitu, estibulum laring, dibatasi
oleh aditus laringis dan rima estibuli. Lalu entrikulus laringis, ang dibatasi oleh
rima estibuli dan rima glotidis. 6i dalamna berisi kelenjar mukosa ang membasahi
plika okalis. :ang ketiga adalah kaum laringis ang berada di sebelah ckudal dari
plika okalis dan melanjutkan diri menjadi kaum trakealis.
Laring pada bai normal terletak lebih tinggi pada leher dibandingkan orang
de#asa. Laring bai juga lebih lunak, kurang kaku dan lebih dapat ditekan oleh
tekanan jalan nafas. $ada bai laring terletak setinggi ;2 hingga ;4, sedangkan pada
orang de#asa hingga ;%. 7kuran laring neonatus kira*kira + mm anteroposterior, dan
membuka sekitar 4 mm ke arah lateral.
Laring berfungsi dalam kegiatan Sfingter, fonasi, respirasi dan aktifitas refleks.
Sebagian besar otot*otot laring adalah adduktor, satu*satuna otot abduktor adalah m.
krikoaritenoideus posterior.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
4/17
sehingga dapat meningkatkan tekanan intra thorakal ang dibutuhkan untuk batuk dan
bersin. $lika okalis berperan dalam menghasilkan suara, dengan mengeluarkan suara
secara tiba*tiba dari pulmo, dapat menggetarkan ibrasi plika okalis ang
menghasilkan suara. =olume suara ditentukan oleh jumlah udara ang menggetarkan
plika okalis, sedangkan kualitas suara ditentukan oleh caitas oris, lingua, palatum,
otot*otot facial, dan kaitas nasi serta sinus paranasalis.
ANAMNESIS
6ari anamnesis dapat kita temukan 5
i#aat stridor inspiratoris diketahui mulai 2 bulan a#al kehidupan. Suara biasa
muncul pada minggu 4*% a#al.
Stridor berupa tipe inspiratoris dan terdengar seperti kongesti nasal, ang biasana
membingungkan. >amun demikian stridorna persisten dan tidak terdapat sekret
nasal.
Stridor bertambah jika bai dalam posisi terlentang, ketika menangis, ketika
terjadi infeksi saluran nafas bagian atas, dan pada beberapa kasus, selama dan
setelah makan.
"angisan bai biasana normal
(iasana tidak terdapat intoleransi ketika diberi makanan, namun bai kadang
tersedak atau batuk ketika diberi makan jika ada refluks pada bai.
(ai gembira dan tidak menderita.
PEMERIKSAAN FISIK
$ada pemeriksaan fisis ditemukan,
$ada pemeriksaan bai terlihat gembira dan berinteraksi secara #ajar.
6apat terlihat takipneu ringan
"anda*tanda ital normal, saturasi oksigen juga normal
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
5/17
(iasana terdengar aliran udara nasal, suara ini meningkat jika posisi bai
terlentang
"angisan bai biasana normal, penting untuk mendengar tangisan bai selama
pemeriksaan
Stridor murni berupa inspiratoris. Suara terdengar lebih jelas di sekitar angulus
sternalis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
6/17
o "es ini dilakukan di ruang operasi di ba#ah anestesi umum oleh dokter
bedah "3". 6okter melihat kotak suara dan tenggorokan dengan
teleskop. 6okter mungkin merekomendasikan tes ini jika tes @*ra
menunjukkan sesuatu ang abnormal atau jika dokter 0nda memiliki
kecurigaan masalah saluran napas tambahan.
adiologi
o $eran radiologi konensional posisi anteroposterior dan lateral pada
laringomalasia tidak terlalu banak membantu karena kelainan ini
merupakan suatu proses dinamik, namun dapat membantu
meningkirkan penebab lain.
$emeriksaan radiologi leher posisi anteroposterior dan lateral
bermanfaat untuk menentukan ukuran adenoidal dan tonsillar,
ukuran dan ketajaman epiglotik, profil retropharngeal dan
subglottic dan anatomi.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
7/17
o ;" scan dan 8I bermanfaat untuk melihat saluran nafas dan struktur
jaringan lunak di sekitarna, termasuk bukti adana kompresi askuler
$emeriksaan tambahan lain berupa p3 $robe dan
!sophagogastroduodenoscop !6
o -edua pemeriksaan ini lebih menitik beratkan pada keterlibatan asam
lambung. $enakit refluks gastroesofageal !6 juga dicurigai
sebagai penebab laringomalasia, namun dapat pula terjadi sebalikna
dimana laringomalasia menebabkan !6 akibat perubahan gradien
tekanan intraabdominalAintratorakal.
o $robe p3 adalah tes di mana sebuah tabung kecil ditempatkan melalui
hidung bai dan masuk ke kerongkongan. "es ini akan mengukur asam
ang dapat timbul akibat refluks isi lambung ke osefagus ataupun
bahkan sampai pada tenggorokan. 6okter mungkin merekomendasikan
tes ini jika pasien ada derajat regurgitasi asam muntah atau gumoh.
o !6 adalah sebuah tes diagnostik ang dilakukan di ruang operasi di
ba#ah anestesi umum. Selama !6, dokter akan mencari tanda*tandaperadangan kronis dari iritasi asam ang dapat terjadi di perut atau
kerongkongan. 6okter mungkin merekomendasikan ini jika probe p3
secara signifikan abnormal atau ada kecurigaan kuat !6 signifikan
berdasarkan sejarah dan pemeriksaan klinis.
DIAGNOSIS
6iagnosis laringomalasia ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik, laringoskopi fleksibel dan radiologi.
$emeriksaan utama untuk diagnosis laringomalasia adalah dengan
menggunakan laringoskopi fleksibel. 3a#kins dan ;lark menatakan bah#a
laringoskopi fleksibel efektif untuk diagnosis bahkan pada neonatus. $emeriksaan ini
dilakukan dengan posisi tegak melalui kedua hidung. 8elalui pemeriksaan ini dinilai
pasase hidung, nasofaring dan supraglotis. 6engan cara ini bentuk kelainan ang
menjadi penebab dapat terlihat dari atas.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
8/17
Laringoskopi fleksibel dapat membantu meningkirkan diagnosis anomali
laring lainna seperti kista laring, paralisis pita suara, malformasi pembuluh darah,
neoplasma, hemangioma subglotis, gerakan pita suara paradoks, stenosis glotis dan
#eb glotis. $emeriksaan laringoskopi fleksibel memiliki beberapa kerugian, aitu
risiko terle#atkanna diagnosis laringomalasia ringan bila pasien menangis dan
kurang akurat dalam menilai keadaan subglotis dan trakea.
8asih menjadi perdebatan di kalangan ahli apakah setiap bai dengan
laringomalasia harus melalui pemeriksaan laringoskopi dan bronkoskopi meskipun
pemeriksaan tersebut masih merupakan standar baku untuk menilai obstruksi nafas,
mengingat pemeriksaan ini memiliki beberapa kelemahan bagi kelompok umur
neonatus, seperti resiko anestesi dan instrumentasi, alat endoskopi ang khusus,
membutuhkan ahli anestesi ang handal, dan biaa ang mahal.
lne dkk membuat kategori kandidat angsebaikna dilakukan laringoskopi
dan bronkoskopi.
-riteriana adalah5
1. (ai laringomalasia dengan gangguan pernafasan ang berat, gagal tumbuh,
mengalami fase apnea, atau pneumonia berulang.
2. (ai dengan gejala ang tidak sesuai dengan gambaran laringomalasia ang
ditunjukkan oleh laringoskopi fleksibel.
&. (ai dengan lesi di laring.
4. (ai ang akan dilakukan supraglotoplasti
$ada trakeomalasia, diagnosis ditegakkan dengan trakeobronkoskopi, dimana
penurunan diameter trakea lebih dari )B' pada saat ekspirasi dianggap abnormal.
$emeriksaan lain ang dapat dilakukan adalah esofagogram, sine*tomografi komputer
atau ultrafast, danMagnetic Resonance Imaging 8I. !sofagogram berguna untuk
melihat anomali askular seperti arkus aorta dobel serta dapat menilai bila ada
perubahan pada dimensi anteroposterior trakea. Sinetomografi komputer atau
ultrafast merupakan modalitas terbaru ang tidak inasif dan dapat menunjukkan
letak, luas, derajat, dan dinamika kolapsna trakea dan bronkus. Sementara itu
pemeriksaan dengan 8I baik untuk menilai adana anomali askular dan massa
mediastinum, tapi kurang sensitif untuk membedakan stenosis trakea dari
trakeomalasia.
$eran radiologi konensional posisi anteroposterior dan lateral pada
laringotrakeomalasia tidak terlalu banak membantu karena kelainan ini merupakan
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
9/17
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
10/17
KISTA KONGENITAL
>eonatus dengan kista kongenital biasana mengalami obstruksi jalan nafas
atau gangguan pertumbuhan. !pisode obstruksi jalan nafas dapat membingungkan dan
dapat dianggap sebagai akibat suatu gangguan kejang. Suara dan proses menelan
biasana normal. -ista dapat berasal dari pangkal lidah, plika ariepiglotika, atau
korda okalis palsu. (ilamana mungkin, kista harus dieksisi, lebiih baik secara
endoskopis. Jika hal ini tidak mungkin, maka dilakukan aspirasi atau marsupialisasi.
$ada pasien tertentu diperlukan trakeotomu dan pembedahan luar.
HEMANGIOMA
3emangioma pada daerah subglotis pada laring dibicarakan disini karena
merupakan suatu tumor ang terutama terjadi pada bai diba#ah usia enam ulan.
Separuh penderita hemangioma laring juga memiliki hemangioma eksterna pada
kepala atau leher. Stridor plus hemangioma ang nata sangat kuat menongsong
diagnosis. "umor*tumor ini bukanlah neoplasma sejati namun lebih merupakan
kelainan askular, tumor cenderung beregresi biasana menjelang usia 12 bulan.
ejala hemangioma tidak berupa perdarahan, namun berupa sumbatan jalan nafas.
Suara dan proses menelan biasana normal. 3emangioma terletak sangat dekat
dengan korda okalis, aitu diatas lokasi trakeotomi dan benar*benar subglotis.
adiogram lateral dapat memperlihatkan suatu massa dalam jalan nafas. Secara
endoskopis, ditemukan massa ang licin dan dapat ditekan, seringkali pada dinding
posterior atau lateral tetapi seringkali dengan trakeotomi dan membutuhkan #aktu
untuk regresi. !ksisi laser kini dapat dilakukan. adiasi dosis rendah juga telah
dilakukan, namun kini dihindari karena kekha#atiran akan timbulna karsinoma
tiroid lanjut.
ETIOLOGI
-elainan kongenital laring pada laringomalasia kemungkinan merupakan akibat
dari kelainan genetik atau kelainan embriologik. Calaupun dapat terlihat pada saat
kelahiran, beberapa kelainan baru nampak secara klinis setelah beberapa bulan atau
tahun. 6ua teori besar mengenai penebab kelainan ini adalah bah#a kartilago imatur
kekurangan struktur kaku dari kartilago matur, sedangkan ang kedua mengajukan
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
11/17
teori inerasi saraf imatur ang menebabkan hipotoni. Sindrom ini banak terjadi
pada golongan sosio ekonomi rendah, sehingga kekurangan giDi mungkin merupakan
salah satu faktor etiologina.
EPIDEMIOLOGI
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
12/17
umumna dikategorikan ke dalam tiga tipe besar berdasarkan bagian anatomis
supraglotis ang mengalami prolaps #alaupun kombinasi apapun dapat terjadi. "ipe
pertama melibatkan prolapsna epiglotis di atas glotis. :ang kedua melipatna tepi
lateral epiglotis di atas dirina sendiri, dan ang ketiga prolapsna mukosa aritenoid
ang berlebihan ke dalam jalan napas selama periode inspirasi.
Laringomalasia merupakan penebab tersering dari stridor inspiratoris kronik
pada bai. (ai dengan laringomalasia memiliki insidens untuk terkena refluks
gastroesophageal, diperkirakan sebagai akibat dari tekanan intratorakal ang lebih
negatif ang dibutuhkan untuk mengatasi obstruksi inspiratoris. 6engan demikian,
anak*anak dengan masalah refluks seperti ini dapat memiliki perubahan patologis
ang sama dengan laringomalasia, terutama pada pembesaran dan pembengkakan darikartilago aritenoid.
GAMBARAN KLINIS
Laringomalasia merupakan suatu proses jinak ang dapat sembuh spontan
pada +B' bai saat usia 1*2 tahun. ejala stridor inspirasi kebanakan timbul segera
setelah lahir atau dalam usia beberapa minggu atau bulan ke depan. Stridor dapat
disertai dengan retraksi sternum, interkostal, dan epigastrium akibat usaha pernafasan.
$ada beberapa bai tidak menimbulkan gejala sampai anak mulai aktif sekitar
& bulan atau dipicu oleh infeksi saluran nafas. Stridor ang terjadi bersifat beribrasi
dan bernada tinggi. Stridor akan bertambah berat sampai usia / bulan, menetap
sampai usia 9 bulan dan bersifat intermitten dan hana timbul bila usaha bernafas
bertambah seperti saat anak aktif, menangis, makan, kepala fleksi atau posisi supinasi.
Setelah itu keadaan makin membaik. ata*rata stridor terjadi adalah selama 4 tahun 2
bulan. "idak ada korelasi antara lama berlangsungna stridor dengan derajat atau
#aktu serangan.
8asalah makan sering terjadi akibat obstruksi nafas ang berat. $enderita
laringomalasia biasana lambat bila makan ang kadang*kadang disertai muntah
sesudah makan. -eadaan ini dapat menimbulkan masalah giDi kurang dan gagal
tumbuh. (erdasarkan pemeriksaan radiologi, refluks lambung terjadi pada /B' dan
regurgitasi pada 4B' setelah usia & bulan. 8asalah makan dipercaa sebagai akibat
sekunder dari tekanan negatif ang tinggi di esofagus intratorak pada saat inspirasi.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
13/17
Ostructive sleep apnea 2&' dan central sleep apnea 1B' juga ditemukan
pada laringomalasia.-eadaan hipoksia dan hiperkapnia akibat obstruksi nafas
atas ang lama akan berisiko tinggi untuk terjadina serangan apnea ang mengancam
ji#a dan timbul hipertensi pulmonal ang dapat menebabkan kor pulmonal, aritmia
jantung, penakit paru obstruksi kronis, masalah kognitif dan personal sebagai akibat
sekunder dari laringomalasia. (erdasarkan letak prolaps dari struktur supraglotis,
lne dkk membuat klasifikasi untuk laringomalasia. -lasifikasina adalah5
"ipe 1, aitu prolaps dari mukosa kartilago aritenoid ang tumpang tindihE "ipe 2,
aitu memendekna plika ariepiglotikaE "ipe &, aitu melekukna epiglotis ke arah
posterior.
ambar 2 5 tipe laringomalasia
FAKTOR RISIKO
isiko terjangkit Laringomalasia meningkat bila 0nda5
0dalah seorang laki*laki
(ai menderita refluks asam lambung
PENCEGAHAN
"idak ada cara pencegahan khusus untuk Laringomalasia saat ini.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
14/17
PENATALAKSANAAN
-ira*kira hampir 9B' kasus laringomalasia bersifat ringan dan tidak
memerlukan interensi bedah. $ada keadaan ini, hal ang dapat dapat dilakukan
adalah memberi keterangan dan keakinan pada orang tua pasien tentang prognosis
dan tidak lanjut ang teratur hingga akhirna stridor menghilang dan pertumbuhan
ang normal dicapai.
$ada keadaan ringan, bai diposisikan tidur telungkup, tetapi hindari tempat
tidur ang terlalu lunak, bantal dan selimut. Jika secara klinis terjadi hipoksemia
saturasi oksigen F9B', harus diberikan oksigenasi.
$ada laringomalasia ang berat, akan tampak gejala obstruksi nafas ang
disertai retraksi retraksi sternal dan interkosta, baik saat tidur atau terbangun, sulitmakan, refluks berat dan gagal tumbuh. 0nak*anak ang mengalami hal ini berisiko
mengalami serangan apnea. -eadaan hipoksia akibat obstruksi nafas dapat
menebabkan hipertensi pulmonal dan terjadi korpulmonal.
8enurut Jackson dan Jackson, 1942, pada keadaan ang berat ini maka
interensi bedah tidak dapat dihindari dan penatalaksanaan baku adalah membuat
jalan pintas berupa trakeostomi sampai masalah teratasi. >amun pada anak*anak,
resiko morbiditas dan mortalitas trakeostomi berisiko tinggi.
$ada tahun 1922, Iglauer mempelopori tindakan operasi pada laringomalasia
dengan cara membuang ujung epiglotis. 6i tahun 1944, Sch#artD membuang sebagian
epiglotis dengan irisan berbentuk =. GalDa dkk, 19/+ melaporkan pada akhir*akhir ini
peran bedah endoskopi pada struktur supra glotis telah menjadi alternatif dibanding
trakeostomi, dan memberikan harapan ang lebih baik. $eran bedah laring mikro
dengan menggunakan laser ;2 telah mulai digunakan sejak tahun 19+B*an. =augh
merupakan orang pertama ang melakukan epiglotidektomi dengan laser ;2 dengan
pendekatan endoskopi pada tahun 19+/.
Jenis operasi ang dilakukan pada laringomalasia adalah supraglotoplasti ang
memiliki sinonim epiglotoplasti dan ariepiglotoplasti.
(erdasarkan klasifikasi lne terdapat tiga teknik supraglotoplasti ang dapat
dilakukan. "eknik ang dipilih tergantung pada kelainan laringomalasiana.
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
15/17
ambar &5 Supraglottoplasti
$ada tipe 1, dimana terjadi prolaps mukosa aritenoid pada kartilago aritenoid
ang tumpang tindih, dilakukan eksisi jaringan mukosa ang berlebihan pada bagian
posterolateral dengan menggunakan pisau bedah atau dengan laser ;2.
Laringomalasia tipe 2 dikoreksi dengan cara memotong plika ariepiglotika ang
pendek ang menebabkan mendekatna struktur anterior dan posterior supraglotis.
Laringomalasia tipe & ditangani dengan cara eksisi mele#ati ligamen glosoepiglotika
untuk menarik epiglotis ke depan dan menjahitkan sebagian dari epiglotis ke dasar
lidah.
PROGNOSIS
$rognosis laringomalasia umumna baik. (iasana bersifat jinak, dan dapat
sembuh sendiri, dan tidak berpengaruh pada tumbuh kembang anak. $ada sebagianbesar pasien, gejala menghilang pada usia dua tahun, sebagian lain pada usia satu
tahun. $ada beberapa kasus, #alaupun tanda dan gejala menghilang, kelainan tetap
ada. $ada keadaan seperti ini, biasana stridor akan muncul saat beraktifitas ketika
de#asa.
KOMPLIKASI
Laringomalasia dapat menebabkan komplikasi sebagai berikutna5
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
16/17
DAFTAR PUSTAKA
1. 0dams L, (oies L, 3igler $0. Boies Buku Aar !"!. $enerbit buku
kedokteran !;.Jakarta. 199+.
#. (aile (J, ;alhoun -3. "ead and $eck %urger& Otolaringolog&' (olume
one' #nddition. Lippincott H aen $ublishers. $hiladelphia, 7S0.
*. (allenger JJ. +en&akit !elinga' "idung' !enggorok' ,epala dan eher' ilid
%atu' disi 1*.(inarupa 0ksara. Jakarta. 1994
/. (luestone ;6, Slan !S, -enna 80.+ediatric Otolaringolog&' (olume !0o'
*rddition. C( Saunders ;ompan, $hiladelphia, 7S0.
. (e 8. aringomalacia. 0ailable at http5AA###.emedicine.comA
pedAtopic12/B.htm. 0ccessed on 6ecember 11th2BB%.
2. 6hingra $L. 3isease of ar' $ose' and !hroat' #nd dition. (I ;hurchill
Liingstone. >e# 6elhi. 2BB2.
4. Lal#ani 0-. 5urrent 3iagnosis and !reatment in Otolaringolog& "ead and
$eck %urger&. Lange 8edical (ook, 8c ra#*3ill ;ompan. >e# :ork,
7S0. 2BB4.
6. Lee -J.ssential Otolaringolog& "ead and $eck %urger&' 6th
dition. 8c
ra#*3ill 8edical $ublishing 6iision. >e# :ork, 7S0. 2BB&.
7. Luhulima JC.Anatom
18.
11.
1#.
1*.
1/.1. i III' +rogram +endidikan 3okter ilid I' "ead and $eck. (agian 0natomi
30S. 8akassar 2BB2
12. $aston
-
8/11/2019 132539127 Makalah Pbl Laringomalasia
17/17
16. "ucker 38. !he ar&n9' #nd dition."hieme 8edical $ublishing 6iision.
hio, 7S0. 199&.