134628811-TUGASAN-2-KERTAS-LAPORAN

download 134628811-TUGASAN-2-KERTAS-LAPORAN

of 20

Transcript of 134628811-TUGASAN-2-KERTAS-LAPORAN

  • ELM 3101

    1

    PENGENALAN

    Setiap individu mesti mempunyai agama.Agama yang dipilih seharusnya

    mampu memuaskan keperluan inteleknya. Prinsip agamanya tidak harus

    mengancam masyarakat. Tidak dapat dinafikan bahawa ahli sains dan psikologi

    telah memperluaskan pengetahuan kita tetapi mereka tidak berupaya memberitahu

    kita tujuan hidup manusia. Hanya suatu agama yang benar dapat menunjukkan

    matlamat hidup manusia.

    Manusia patut memilih agama yang bermakna dan rasional menurut

    keyakinannya tanpa bergantung kepada kepercayaan tradisi,kebudayaan dan teori-

    teori sahaja. Tidak ada sesiapa pun yang berhak memaksa seorang lain untuk

    menerima sebarang agama. Kemiskinan, buta huruf atau perasaan emosi

    manusia tidak harus dieksploitasi untuk mempengaruhi seseorang untuk memeluk

    sesuatu agama.

    Pemilihan agama untuk diri sendiri seharusnya satu hak yang bebas.Manusia

    patut bebas untuk memilih agamanya berdasarkan kecenderungan dan kemampuan

    inteleknya. Menganuti suatu agama tanpa kefahaman akan menjadikan agama itu

    hilang nilai rohaninya.Penganut pula hilang kemuliaannya sebagai seorang individu

    yang mampu berfikir dan menilai baik daripada buruk.

    Manusia berakal dan seharusnya dapat membezakan antara yang betul dan

    salah. Kita mesti dapat menyesuaikan diri kita kepada keadaan yang berlainan. Kita

    patut memilih agama yang sesuai dengan diri kita dan dapat memenuhi keperluan

    kecerdasan kita dengan bimbingan yang betul. Seseorang harus diberi peluang

    untuk memilih agamanya secara bebas tanpa sebarang paksaan.

    Agama [Sanskerta, a = tidak; gama = kacau] ertinya tidak kacau; atau adanya

    keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [dari

    religere, Latin] ertinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi

    agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan

    hubungannya dengan Ilahi.

    Dari sudut sosiologi, agama adalah tindakan-tindakan pada suatu sistem

    sosial dalam diri orang-orang yang percaya pada suatu kekuatan tertentu [yang

    supra natural] dan berfungsi agar dirinya dan masyarakat keselamatan. Agama

    merupakan suatu sistem sosial yang dipraktekkan masyarakat; sistem sosial yang

    dibuat manusia [pendiri atau pengajar utama agama] untuk berbhakti dan

    menyembah Ilahi. Sistem sosial tersebut dipercayai merupakan perintah, hukum,

    kata-kata yang langsung datang dari Ilahi agar manusia mentaatinya. Perintah dan

  • ELM 3101

    2

    kata-kata tersebut mempunyai kekuatan Ilahi sehingga dapat difungsikan untuk

    mencapai atau memperoleh keselamatan [dalam erti seluas-luasnya] secara pribadi

    dan masyarakat.

    Dari sudut kebudayaan, agama adalah salah satu hasil budaya. ertinya,

    manusia membentuk atau menciptakan agama karena kemajuan dan

    perkembangan budaya serta peradabannya. Dengan itu, semua bentuk-bentuk

    penyembahan kepada Ilahi [misalnya nyanyian, pujian, tarian, mantra, dan lain-lain]

    merupakan unsur-unsur kebudayaan. Dengan demikian, jika manusia mengalami

    kemajuan, perubahan, pertumbuhan, dan perkembangan kebudayaan, maka agama

    pun mengalami hal yang sama. Sehingga hal-hal yang berhubungan dengan ritus,

    nyanyian, cara penyembahan [bahkan ajaran-ajaran] dalam agama-agama perlu

    diadaptasi sesuai dengan sikon dan perubahan sosio-kultural masyarakat.

    Sedangkan kaum agamawan berpendapat bahawa agama diturunkan TUHAN

    Allah kepada manusia. ertinya, agama berasal dari Allah; Ia menurunkan agama

    agar manusia menyembahnya dengan baik dan benar; ada juga yang berpendapat

    bahawa agama adalah tindakan manusia untuk menyembah TUHAN Allah yang

    telah mengasihinya. Dan masih banyak lagi pandangan tentang agama, misalnya,

    agama ialah [sikon manusia yang] percaya adanya TUHAN, dewa, Ilahi; dan

    manusia yang percaya tersebut, menyembah serta berbhakti kepadanya, serta

    melaksanakan berbagai macam atau bentuk kewajiban yang bertalian dengan

    kepercayaan tersebut.

    Agama adalah cara-cara penyembahan yang dilakukan manusia terhadap

    sesuatu yang Dipercayai berkuasa terhadap hidup dan kehidupan serta alam

    semesta; cara-cara tersebut bervariasi sesuai dengan sikon hidup dan kehidupan

    masyarakat yang menganutnya atau penganutnya.

    Agama ialah percaya adanya TUHAN Yang Maha Esa dan hukum-hukumnya.

    Hukum-hukum TUHAN tersebut diwahyukan kepada manusia melalui utusan-

    utusannya; utusan-utusan itu adalah orang-orang yang dipilih secara khusus oleh

    TUHAN sebagai pembawa agama. Agama dan semua peraturan serta hukum-

    hukum keagamaan diturunkan TUHAN [kepada manusia] untuk kebahagiaan hidup

    manusia di dunia dan akhirat.

    Jadi, secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan

    menyembah Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan

    hidup dan kehidupan kepada manusia]; upaya tersebut dilakukan dengan berbagai

    ritus [secara pribadi dan bersama] yang ditujukan kepada Ilahi.

  • ELM 3101

    3

    Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadap penyataan

    TUHAN Allah. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN

    Allah, maka Ia menyatakan Dirinya dengan berbagai cara agar mereka mengenal

    dan menyembah-Nya. Jadi, agama datang dari manusia, bukan TUHAN Allah.

    Pada setiap agama mempunyai sasaran atau tujuan penyembahan atau

    Sesuatu Yang Ilahi dan disembah. Ia bisa disebut TUHAN, Allah, God, Dewa, El,

    Ilah, El-ilah, Lamatuak, Debata, Gusti Pangeran, Deo, Theos atau penyebutan lain

    sesuai dengan konteks dan bahasa masyarakat [bahasa-bahasa rakyat] yang

    menyembah-Nya. Penyebutan tersebut dilakukan karena manusia percaya bahwa Ia

    yang disembah adalah Pribadi yang benar-benar ada; kemudian diikuti memberi

    hormat dan setia kepada-Nya. Jadi, jika ada ratusan komunitas bangsa, suku, dan

    sub-suku di dunia dengan bahasanya masing-masing, maka nama Ilahi yang

    mereka sembah pun berbenda satu sama lain. Nama yang berbenda itu pun,

    biasanya diikuti dengan pencitraan atau penggambaran Yang Ilahi sesuai sikon

    berpikir manusia yang menyembahnya.

    Dalam keterbatasan fiikirannya, manusia melakukan pencitraan dan

    penggambaran Ilahi berupa patung, gambar, bahkan wilayah atau lokasi tertentu

    yang dipercayai sebagai tempat tinggalJadi, kaum agama tidak bisa mengklaim

    bahawa mereka paling benar menyebut Ilahi yang disembah. Sehingga nama-nama

    lain di luarnya adalah bukan Ilahi yang patut disembah dan dipercayai atau diimani.

    Pada setiap agama ada keterikatan kuat antara yang menyembah [manusia]

    dan yang disembah atau Ilahi. Ikatan itu menjadikan yang menyembah [manusia,

    umat] mempunyai keyakinan tentang keberadaan Ilahi. Keyakinan itu dibuktikan

    dengan berbagai tindakan nyata [misalnya, doa, ibadah, amal, perbuatan baik, moral,

    dan lain-lain] bahwa ia adalah umat sang Ilahi. Hal itu berlanjut, umat membuktikan

    bahwa ia atau mereka beragama dengan cara menjalankan ajaran-ajaran agamanya.

    Ia harus melakukan doa-doa; mampu menaikkan puji-pujian kepada TUHAN yang ia

    sembah; bersedia melakukan tindakan-tindakan yang menunjukkan perhatian

    kepada orang lain dengan cara berbuat baik, sedekah, dan lain sebagainya.

    Pada umumnya, setiap agama ada sumber ajaran utama [yang tertulis maupun

    tidak tidak tertulis]. Ajaran-ajaran tersebut antara lain: siapa Sang Ilahi yang

    disembah umat beragama; dunia; manusia; hidup setelah kematian; hubungan antar

    manusia; kutuk dan berkat; hidup dan kehidupan moral serta hal-hal [dan peraturan-

    peraturan] etis untuk para penganutnya. Melalui ajaran-ajaran tersebut manusia atau

  • ELM 3101

    4

    umat beragama mengenal Ilahi sesuai dengan sikonnya sehari-hari; sekaligus

    mempunyai hubungan yang baik dengan sesama serta lingkungan hidup dan

    kehidupannya.

    Ajaran-ajaran agama dan keagamaan tersebut, pada awalnya hanya

    merupakan uraian atau kalimat-kalimat singkat yang ada pada Kitab Suci. Dalam

    perkembangan kemudian, para pemimpin agama mengembangkannya menjadi

    suatu sistem ajaran, yang bisa saja menjadi suatu kerumitan untuk umatnya; dan

    bukan membawa kemudahan agar umat mudah menyembah Ilahi.

    Secara tradisional, umumnya, pada setiap agama mempunyai ciri-ciri spesifik

    ataupun berbeda dengan yang lain. Misalnya,

    pada setiap agama ada pendiri utama atau pembawa ajaran; Ia bisa saja

    disebut sebagai nabi atau rasul, guru, ataupun juruselamat

    agama harus mempunyai umat atau pemeluk, yaitu manusia; artinya harus

    ada manusia yang menganut, mengembangkan, menyebarkan agama

    agama juga mempunyai sumber ajaran, terutama yang tertulis, dan sering

    disebut Kitab Suci; bahasa Kitab Suci biasanya sesuai bahasa asal sang

    pendiri atau pembawa utama agama

    agama harus mempunyai waktu tertentu agar umatnya melaksanakan ibadah

    bersama, ternasuk hari-hari raya keagamaan

    agama perlu mempunyai lokasi atau tempat yang khusus untuk melakukan

    ibadah; lokasi ini bisa di puncak gunung, lembah, gedung, dan seterusnya .

    Malaysia merupakan sebuah Negara yang berbilang kaum .Oleh itu ,

    terdapat berbagai suku kaum yang menganut beberapa jenis agama. Secara

    majoritinya menganut agama islam. Manakala selebihnya adalah buddha, hindu,

    khristian dan mungkin lainnya tidak disebutkan..

    Setiap kepercayaan agama di Malaysia pasti menerapkan ajaran nilai-nilai

    murni kepada penganutnya. Hatta jadikan lah agama sebagai pegangan

    keharmonian bukan untuk berpecah belah dalam kehidupan seharian di rumpun

    yang harmoni.

    Saya berbangsa Cina , oleh itu agama yang saya anuti ialah agama Buddha .

    Saya memilih agama Buddha disebabkan ibu bapa saya menganuti agama ini dan

    juga agama ini mudah, bernas dan berkesan. Buddhisme tiada dogma dan

    peraturan yang menyempitkan alam pemikiran manusia. Segala yang dilakukan itu

    terpulang kepada budi bicara kita sendiri .

  • ELM 3101

    5

    Agama ini selalu menggalakkan manusia menghadapi kenyataan hidup tanpa

    bertindak sebagai seorang hipokrit. Kita harus menerima kenyataan apabila

    menghadapinya. Oleh itu, umat Buddhis tidak menolak fakta berkenaan dengan

    dunia ini yang dijumpai oleh para saintis dan para cendekiawan. Walaupun Buddha

    telah memberi lebih penekanan kepada spirituil, beliau tidak pernah mengabaikan

    kemajuan duniawi manusia. Di dalam ajarannya kita akan menemui nasihat yang

    praktikal untuk bekerja dengan betulnya tanpa membuang masa serta berusaha dan

    bertindak dengan bijaknya demi kemajuan umat manusia. Beliau menyatakan

    bahawa seseorang harus menunaikan kewajipannya kepada keluarga, sanak-

    saudara, rakan-rakan, masyarakat, negara serta seluruh dunia.

    Oleh itu umat Buddhis tidak harus mengabaikan tanggungjawab dan

    kewajipan mereka untuk menjadikan dunia ini lebih aman dan bahagia dengan

    menyumbangkan tenaga mengikut kemampuan masing-masing. Buddha tidak

    campur tangan dalam urusan kerajaan atau undang-undang yang ditetapkan oleh

    kerajaan. Buddha tidak menentang sebarang adat sosial dan tradisi sekiranya adat

    itu tidak merugikan tetapi sebaliknya memberi manfaat kepada masyarakat. Pada

    masa yang sama beliau tidak menggunakan kuasa politik atau tentera untuk

    mengembangkan ajarannya walaupun terdapat raja dan menteri yang menjadi

    pengikutnya.

    Agama ini yang mengajar kita untuk berbakti kepada orang lain,

    mengorbankan keselesaan hidup untuk menolong umat manusia serta mengikuti

    disiplin dan peraturan agama bukannya kerana telah diturunkan oleh suatu kuasa

    ghaib tetapi diamalkan secara sukarela. Dengan mengikuti prinsip yang baik seperti

    ini berdasarkan keyakinan diri, kita bukan sahaja mendapat peluang untuk

    menjadi sempurna tetapi kita juga dapat membantu orang lain hidup dengan

    tenteram.

    Penyempurnaan ini ialah tahap tertinggi yang harus dicapai demi

    menyelamatkan diri seseorang. Penyempurnaan ini tidak boleh dicapai melalui

    pertolongan mana-mana tuhan ataupun orang tengah.

    Mengikut agama ini, kita dapat melihat akibat semua perbuatan baik atau

    buruk di dalam jangka hidup ini sendiri. Kenikmatan syurga atau Nibbana dapat

    diselami di dalam hidup ini juga. Tidak perlu tunggu hingga mati untuk melihat akibat

    tersebut seperti yang diajar dalam agama lain.

    Sebab itulah Buddha selalu mempersilakan kita untuk datang dan menyelidik

    ajarannya, bukannya datang dan mempercayai secara membuta tuli. Beliau juga

    menasihati kita untuk memilih satu agama yang sesuai dengan menimbangkan serta

    menyelidik dengan pelbagai cara tanpa berdasarkan emosi ataupun kepercayaan

    membuta tuli. Inilah sebabnya agama Buddha dikenali sebagai ajaran yang

    berasaskan analisis. Di sini, kita dapat melihat analisis minda dan jasad dari segi

    saintifik mahupun falsafah. Aspek ini sudah tentu merupakan suatu aspek yang

    dihargai oleh para cendekiawan moden.

  • ELM 3101

    6

    Agama Buddha merupakan satu agama yang berdasarkan kebebasan yang

    tidak membendung kegiatan seseorang sekiranya kegiatan itu bermoral dan tidak

    menyakiti orang lain. Umat Buddhis mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk

    menyusun kegiatan keluarga mereka tanpa melanggar prinsip-prinsip agama yang

    asas. Agama ini adalah seperti satu lombong emas bagi para intelek menjalankan

    kajian dan mencari aspek-aspek yang lebih mendalam bagi bidang psikologi,

    falsafah, sains dan hukum alam sejagat. Lombong emas ini juga adalah penting bagi

    perkembangan spirituil dan menyelamatkan umat manusia daripada belenggu

    dengan ketidakpuasan dan pergolakan. Tidaklah menghairankan selama 2500 tahun

    agama Buddha telah dapat meyakinkan kebanyakan orang dalam hampir setiap

    negara di benua Asia. Pada masa itu, penduduk negara-negara tersebut telah

    menyambut ajaran Buddha sebagai satu utusan untuk keamanan dunia. Disebabkan

    ini juga, agama Buddha dapat diperkenalkan tanpa sebarang masalah, tanpa

    mengeksploitasikan orang lain ataupun menggugat sistem yang sedia ada.

    Agama ini merupakan satu agama yang mempunyai prinsip-prinsip agama

    yang sejati, yang dapat dipertahankan asasnya tanpa sebarang perubahan, tidak

    kira masa, tempat dan situasi sekalipun. Keupayaan untuk memahami nilai idea-idea

    agama ini mungkin akan hilang daripada ingatan manusia. Manusia mungkin

    mengalami masalah untuk mengamalkan prinsip-prinsip ini dalam suatu masyarakat

    yang kehilangan amanah. Walau bagaimanapun, nilai prinsip-prinsip yang berharga

    ini akan disanjungi oleh setiap manusia yang bertamadun dan memahami prinsipnya

    pada bila-bila masa pun.

  • ELM 3101

    7

    ASAL USUL AGAMA BUDDHA

    Buddha Sakyamuni dilahirkan sebagai Putera Siddhatta di sempadan negeri

    India dan Nepal yang pada ketika itu dikenali sebagai Kapilavathu. Beliau dilahirkan

    dalam suku kaum Sakya kepada Raja Suddhodana dan Permaisuri Maha Maya.

    Selepas tujuh hari putera dilahirkan, Permaisuri Maha Maya mangkat dan beliau pun

    dibesarkan oleh pengasuh istana di bawah jagaan emak saudara beliau, Maha

    Pajapati Gotami. Putera Siddhatta dididik dan dilatih untuk menjadi bakal raja yang

    arif di samping gagah perkasa dalam hal peperangan. Segala kemewahan

    kebendaan dikurniakan ke atas beliau untuk menghindarkan timbulnya niat untuk

    meninggalkan rumah tangga seperti yang ditilik oleh penasihat-penasihat Raja

    Suddhodana. Pada umur 16 tahun, beliau telah dikahwinkan dengan sepupu beliau,

    Puteri Yasodhara, mengikut adat India. Seorang putera telah dilahirkan beberapa

    tahun kemudian dan diberi nama Rahula.

    Walaupun kehidupan dalam istana mewah dan serba mencukupi, Putera

    Siddhatta masih berikhtiar untuk melihat keadaan di luar istana. Ketika bersiar-siar

    di luar istana, beliau terserempak dengan seorang tua yang uzur, kemudian seorang

    pesakit yang mengerang kesakitan, seterusnya mayat dan seorang pertapa.

    Keempat-empat jenis coretan hidup ini telah mengubah pandangan beliau mengenai

    kehidupan. Semenjak itu, Putera Siddhatta asyik memikirkan soal kesengsaraan

    manusia dan bermuram sahaja. Pada umur 29 tahun, beliau telah mengambil

    keputusan untuk meninggalkan segala kemewahan untuk mencari jawapan kepada

    sebab-musabab kesengsaraan.

    Pada mulanya, beliau mengikut kumpulan pertapa yang terkemuka pada

    masa itu dan berbincang dengan mereka mengenai kehidupan. Dua orang pertapa

    terkemuka yang beliau pernah berguru ialah Alara Kalama dan Udaka Ramaputta.

    Akan tetapi kaedah mereka tidak dapat menyelesaikan masalah dasar manusia.

    Oleh itu, dengan hati yang cekal, beliau telah berazam untuk mencari jalan untuk

    menamatkan kesengsaraan manusia dengan sendirinya. Selama enam tahun beliau

    bertapa dan menyeksa diri sendiri dengan pelbagai cara berhabis-habisan tetapi

    pencerahan tidak juga tercapai. Akhirnya beliau mengambil keputusan untuk

    meninggalkan sikap melampau ini dan mengikuti sikap kesederhanaan dalam

  • ELM 3101

    8

    kehidupan. Pada fajar bulan purnama Vesak ketika beliau berumur 35 tahun, beliau

    berjaya mencapai pencerahan.

    Setelah memahami misteri kehidupan, beliau telah berangkat untuk

    menyampaikan dan berkongsi pengalaman beliau dengan manusia yang sedia

    mendengar ajaran beliau. Usaha ini mengambil masa selama 45 tahun di Utara India,

    khususnya di sepanjang tebing Sungai Gangga sehingga beliau menghembuskan

    nafas terakhir ketika berumur 80 tahun. Beliau telah berjaya merobohkan jurang

    kasta antara pengikut-pengikut beliau dan mengajar tentang kesamaan antara

    makhluk. Pengikut-pengikut beliau memakai jubah kuning tanda keamanan dan

    kesamaan. Mereka telah diseru untuk memperkembangkan ajaran Buddha demi

    kebaikan umat manusia dan makhluk lain. Oleh itu, mereka dikehendaki menuju ke

    arah yang berlainan supaya dapat menguntungkan lebih banyak makhluk. Kegiatan

    pengikut-pengikut ini berkembang luas selepas itu dan terus disebarkan dengan giat

    dan teratur oleh Maharaja Asoka, tiga ratus tahun selepas pemergian Buddha.

    Gema laungan Cahaya Asia masih kuat kedengaran hari ini. Buddha disanjung

    dalam sejarah manusia kerana beliau menekankan keamanan mental dan fizikal.

    Ajaran ini telah berjaya menanamkan benih keamanan dalam sanubari ramai kaum

    di Dunia Timur. Mereka sudah yakin bahawa mereka bertanggungjawab ke atas

    segala perbuatan mereka dan potensi manusia adalah tidak terbatas. Pesanan

    terakhir Buddha kepada pengikut-pengikut beliau ialah teruskan usaha untuk

    mencapai ketenangan akhir Nibbana. Usaha turun-temurun ini akan

    berkepanjangan supaya Cahaya Asia tetap menerangi dunia ini!

  • ELM 3101

    9

    PEMIKIRAN DAN DOKTRIN-DOKTRINNYA

    Pemeluk Buddha percaya bahawa Buddha adalah anak Tuhan, penyelamat

    manusia dari segala tragedi dan penderitaan. Dialah yang menanggung segala

    kesalahan manusia. Mereka juga berkeyakinan bahawa penjelmaan Buddha terjadi

    melalui proses persenyawaan antara roh suci dengan perawan 'maya'. Mereka

    mengatakan, kelahiran Buddha ditandai dengan munculnya sebuah bintang di langit

    yang disebut Bintang Buddha.

    Ketika Buddha lahir ke dunia, menurut keyakinan mereka, tentara-tentara

    langit bergembira ria,para Mala'ikat mengalunkan lagu cinta, menyambut

    kelahirannya yang penuh berkah.Sebenarnya orang-orang bijak telah mengetahui

    tentang kelahiran dan sifat-sifat ketuhanan Buddha. Karena itu baru saja satu hari

    setelah kelahirannya, manusia sudah berduyun-duyun menyambutnya. Bahkan

    ketika Buddha masih bayi, ia berkata kepada ibunya bahawa dirinya adalah manusia

    paling agung.

    Pada suatu hari Buddha masuk ke salah satu candinya. Kemudian patung-

    patung yang ada di dalam candi tersebut berwujud di hadapannya. Syetan telah

    gagal memalingkannya.Oleh pengikut Buddha diyakini pula bahawa hari-hari terakhir

    dalam kehidupannya telah terjadi perubahan pada dirinya. Misalnya, seberkas

    cahaya turun mengitari kepalanya dan jasadnya disinari cahaya yang terang

    benderang. Sehingga orang-orang yang menyaksikannya berkata,"Ini bukan

    manusia. Dia adalah Tuhan Yang Agung."

    Penganut Buddha bersembahyang menyembah Buddha. Mereka

    berkeyakinan bahawa Buddha dapat memasukkan ke nirwana. Sembahyang,

    menurut mereka, harus dilaksanakan dalam upacara pertemuan yang dihadiri oleh

    orang-orang Buddha yang banyak.

    Ketika Buddha meninggal, para pengikutnya berkata, "Ia naik ke langit

    bersama jasadnya setelah menyelesaikan tugasnya di bumi."Selain itu, pengikut

    Buddha meyakini kembalinya Buddha ke bumi untuk kedua kalinya, untuk

    memulihkan kedamaian dan keberkahan.

    Menurut mereka Buddha adalah Yang Agung, Tunggal dan Amali. Buddha

    adalah zat dari cahaya yang bukan cahaya biasa. Dialah yang akan menghisab

    orang-orang yang sudah mati atas amal perbuatan mereka. Buddha telah

    meninggalkan ajaran-ajaran yang wajib dikerjakan manusia sampai qiyamat.

    Dikatakan, Buddha telah mendirikan kerajaan agama di muka bumi ini.

  • ELM 3101

    10

    Orang Buddha harus terikat kepada 8 hal, sehingga ia mampu mencapai

    kemenangan dan mengalahkan hawa nafsunya. Delapan hal tersebut ialah

    1. Cenderung kepada yang benar dan lurus serta kosong dari pengaruh syahwat

    dan kelezatan.Ini semua harus terjelma pada waktu akan melakukan perbuatan apa

    saja.

    2. Bersifat benar dan lurus, tidak terpengaruh hawa nafsu.

    3. Berpenampilan benar dan lurus.

    4. Keyakinan yang lurus yang dibarengi ketenangan dan ketentraman jiwa terhadap

    apa yang dilakukannya.

    5. Sesuai antara ucapan dengan apa yang di dalam hati.

    6. Sesuai antara prilaku dan kalbu serta lisan.

    7. Kehidupan yang benar, yang bersendikan meninggalkan segala kelezatan.

    8. Usaha yang benar yang mengarah kepada kelurusan hidup berdasarkan ilmu dan

    kebenaran serta meninggalkan segala kelezatan duniawi..

    Kaum Buddha terpecah menjadi dua golongan, Buddha yang taat beragama

    dan Buddha awam.Buddha taat ialah orang Buddha yang menjalankan seluruh

    ajaran Buddha dan wasiat-wasiatnya.Sedangkan Buddha awam ialah orang Buddha

    yang menerapkan sebagian ajaran dan wasiat-wasiatnya.

    Budhisme mempunyai dua aliran, aliran utara dan aliran selatan. Aliran Utara

    ialah pengikut Buddha sampai menuhankannya. Sedangkan aliran Selatan ialah

    pengikut Buddha yang agak wajar dalam memandang Buddha. Aliran Utara yang

    kitab-kitab sucinya ditulis dalam bahasa Sansekerta. Aliran ini berkembang

    di Cina, Jepang, Nepal dan Sumatera (pada masa Kerajaan Sriwijaya, pen).

    Aliran Selatan yang kitab-kitab sucinya ditulis dalam bahasa Pali, tersebar di Birma,

    Sailan dan Siam .

  • ELM 3101

    11

    CARA MENGAMALKAN AGAMA BUDDHA DALAM RUTIN HARIAN INDIVIDU ,

    AKTIVITI KELUARGA DAN AKTIVITI TAHUNAN

    Sebagai seorang Buddhis, wajar untuk kita memiliki sebuah imej atau gambar

    Buddha di dalam rumah, bukan sebagai perhiasan untuk dipamerkan. Akan tetapi

    sebagai satu objek penghargaan dan penghormatan. Rupabentuk Patung Buddha

    yang tenang, yang melambangkan Metta (kasih sayang suci), kesucian dan

    kesempurnaan melahirkan satu sumber inspirasi yang boleh menolong kita

    mengatasi segala kesulitan, keresahan atau salah faham semasa menjalankan

    kegiatan harian kita di dalam dunia yang serba pancaroba ini. Hidup penuh dengan

    rintangan yang boleh dihindari jika kita melaksanakan ajaran-ajaran mulia daripada

    Guru Agung kita. Ketika menghormati Buddha, kita dapat bermeditasi walaupun

    sebentar, dengan memusatkan fikiran kita pada sifat-sifat Buddha yang agung dan

    mulia kita dapat menyempurnakan diri melalui inspirasinya.

    Sebagai penganut Agama Buddha, kita juga harus untuk memberi

    penghormatan kepada Guru Agung kita setipa hari . Amalan ini boleh dilakukan

    pada awal pagi atau lewat malam sebelum tidur. Ketika melakukan amalan ini, puja

    berfaedah jika usaha dibuat untuk membaca Sutta. Cara hidup begini satu amalan

    Buddhis yang mulia. Ibu-bapa harus memupuk amalan-amalan agama yang

    bermanfaat dan yang dihormati sepanjang zaman dikalangan anak-anak mereka

    dengan menyedari dan menghargai pusaka yang berharga ini.

    Ibu-bapa yang beragama Buddha digalakkan menghantar anak-anak mereka ke

    Sekolah Minggu Buddhis atau kelas-kelas agama untuk melatih mereka menjadi

    anak-anak yang bertanggungjawab dan warganegara yang baik.

    Sementara seseorang Buddhis digalakkan untuk melaksanakan amalan agama

    di dalam rumah, mereka juga diingatkan supaya tidak melupakan atau mengabaikan

    kewajipan sosial mereka terhadap kegiatan-kegiatan di vihara (wat) pada hari bulan

    purnama dan hari bulan-baru (hari pertama dan hari ke-15 kalendar Cina. Kunjungan

    ke sesebuah vihara dan menyertai dalam upacara keagamaan dianggap sebagai

    satu perbuatan yang berpahala. Mengamal Delapan Sila (Attha Sila) oleh para

    penganut pada perayaan tanggal satu dan limabelas merupakan satu perbuatan

    yang berpahala serta berpatutan. Mereka yang menyertai upacara ini diminta untuk

    berpakaian sederhana yang serba putih dan berada di vihara selama sehari

    mengambil bahagian di dalam upacara-upacara keagamaan seperti meditasi,

  • ELM 3101

    12

    perbincangan agama, membaca buku-buku agama serta mngembangkan kasih

    sayang suci.

    Di dalam setiap agama terdapat objek-objek atau simbol-simbol yang diberi

    penghormatan. Di dalam agama Buddha terdapat tiga objek agama yang utama

    untuk tujuan tersebut, iaitu:-

    1. Saririka atau relik-relik Buddha.

    2. Uddesika atau simbol-simbol agama seperti imej Buddha dan pagoda

    3. Paribhogika atau barang-barang peribadi yang digunakan oleh Buddha

    1. Patung Sang Buddha

    Patung Sang Buddha ini bentuknya bermacam-macam. Ada yang menggunakan

    bentuk seperti payung yang ada di Candi Borobudur, ada yang menggunakan gaya

    India, Thailand, Srilanka, dan sebagainya. Sesungguhnya patung Sang Buddha

    bukan melambangkan atau mewujudkan manusia Siddhattha Gotama. Jadi kalau

    Saudara berada di depan patung Sang Buddha, jangan Saudara membayangkan

    bahawa Sang Buddha itu seperti patung yang ada di hadapan Saudara atau yang

    pernah Saudara lihat. Kalau kita mengingat kembali riwayat hidup Sang Buddha, kita

    akan melihat bahawa ketika Beliau masih menjadi bodhisatva, sesungguhnya Beliau

    memiliki satu kehidupan yang sangat berlebihan; ada harta, tahta dan wanita.

    Namun Pangeran Siddhattha adalah manusia yang mempunyai cara berfikir yang

    berbeda. Ketika Beliau menyedari bahawa hidup ini sesungguhnya tidak kekal dan

    tidak memuaskan, Beliau pun memutuskan untuk mencari ubat yang dapat

    mengatasi ketuaan, sakit, lahir dan mati; walaupun sangat menderita, Beliau terus

    berjuang. Bahkan pada suatu hari Beliau bertekad untuk tidak akan berdiri dari

    tempat duduknya sebelum menemukan ubat sakit, tua, lahir dan mati; dan malam itu

    juga Beliau berhasil menembus hakikat hidup yang tidak kekal yang disebut

    mencapai Nibbana/padamnya keinginan, yang sekarang diperingati setiap hari

    Waisak. Inilah sesungguhnya makna yang terkandung dari patung Sang Buddha

    iaitu lambang semangat yang tidak pernah putus asa. Ketika melihat patung Sang

    Buddha, hendaknya muncul semangat untuk bekerja, semangat untuk berjuang

    dalam meraih cita-cita. Kita bersujud di depan patung Sang Buddha adalah untuk

    menghormati Guru kita yang telah mengajarkan kebenaran, jadi bukan menyembah

  • ELM 3101

    13

    pada patung. Dengan demikian, kita tidak akan pernah kekurangan/kehilangan

    semangat dalam perjuangan hidup kita.

    2. Lilin

    Lilin ini sesungguhnya juga merupakan suatu lambang. Seperti lilin yang rela

    hancur demi menerangi kegelapan, demikian juga hendaknya seorang umat Buddha

    hendak berkorban untuk kebahagiaan makhluk lain. Pengorbanan besar telah

    diberikan oleh Guru kita; 6 tahun menderita dan membaktikan diri selama 45 tahun

    untuk mengajarkan Dhamma setiap hari. Kita pun sebagai murid-muridnya

    hendaknya bersikap demikian; seperti lilin yang menerangi kegelapan, demikian juga

    hendaknya kita sebagai umat Buddha seperti menjadi pelita di dalam kehidupan

    bermasyarakat dengan kebenaran yang dibabarkan oleh Sang Buddha.

    3. Bunga

    Bunga melambangkan ketidakkekalan; hari ini indah dan wangi tetapi esok akan

    layu, lusa akan membusuk dan dibuang. Demikian pula dengan diri kita; hari ini kita

    masih sihat, kuat dan cantik tetapi dengan berlalunya sang waktu; kesihatan,

    kekuatan dan kecantikan kita pun akan berkurang. Seperti bunga yang sekarang

    segar, esok akan layu dan dibuang; demikian juga hendaknya kita selalu menyedari

    bahawa pada suatu ketika kita pun akan dibuang, berpisah dengan yang dicintai dan

    berkumpul dengan yang dibenci. Oleh kerana itu, tidak ada gunanya kita sombong

    kerana semua ada batasnya dan tidak kekal. Ini adalah Dhamma yang dipesankan

    lewat altar.

    4. Air

    Air ini melambangkan pembersih segala kotoran. Seperti air yang membersihkan

    semua debu-debu kekotoran; demikian juga ajaran Sang Buddha hendaknya

    membersihkan segala kekotoran yang melekat di batin dan fikiran kita baik

    ketamakan, kebencian mahupun kebodohan.

    5.Dupa

    Dupa, sama ada dalam bentuk serbuk atau colok, dibakar untuk

    melambangkan perbuatan menyucikan fikiran atau jasad kita.

  • ELM 3101

    14

    Pembakaran dupa akan melepaskan asap yang harum ke udara. Dari jauh

    kita sudah dapat menghidunya. Begitu juga perbuatan dan niat baik kita akan dirasai

    oleh orang ramai.

    Dupa yang sedang membakar serupa juga dengan kewujudan kita. Serbuk

    dupa atau colok diibaratkan jasad kita dan hujung colok yang membakar diibaratkan

    hati, sentiasa dalam perubahan. Tanpa pembakaran, dupa tidak membawa apa

    makna dan tanpa hati, jasad tidak akan wujud.

    Selepas satu masa colok atau dupa akan habis dibakar ataupun apabila

    keadaan yang tidak sesuai wujud, dupa dan colok akan terpadam. Ini mencerminkan

    ketidakkekalan (Anicca), penderitaan (Dukkha) dan ketidakakuan (Anatta).

    Upacara yang dijalankan oleh penganut buddha

    1) Bersujud

    Bersujud di hadapan patung Buddha bukanlah memuja berhala. Ini

    merupakan ungkapan rasa hormat yang mendalam. Sujud merupakan

    pernyataan bahawa Buddha telah mencapai Penerangan Sempurna dan

    Tertinggi. Dengan melakukan ini seseorang dapat menekan keinginan,

    perasaan menang sendiri, dan menjadi lebih siap mempelajari ajaran Buddha.

    2) Beranjali

    Meletakkan kedua telapak tangan di depan dada (anjali) merupakan suatu

    tradisi untuk menyatakan penghormatan tertinggi kepada Tiga Permata.

    Ketika seorang umat Buddha menyapa yang lain, mereka mengatupkan

    kedua telapak tangan seperti sekuntum bunga teratai yang kuncup, sedikit

    membungkukkan badan, dan dengan perlahan berkata ?Sekuntum teratai

    (simbol kesucian dalam Agama Buddha) untukmu, seorang Buddha di masa

    depan.? Salam ini memberikan pengakuan adanya benih-benih Penerangan

    Sempurna atau benih Kebuddhaan di dalam diri orang lain oleh karenanya

    kita mengharapkan kebaikan dan kebahagiaan untuknya. Meletakkan kedua

    telapak tangan juga mempunyai efek pemusatan dan penenangan pikiran.

    3) Pradaksina

    Pradaksina merupakan kegiatan mengelilingi sebuah obyek pemujaan seperti

    stupa (sebuah bangunan bersejarah tempat menyimpan reliks suci), pohon

    Bodhi (pohon di mana Buddha duduk di bawahnya saat Beliau mencapai

  • ELM 3101

    15

    Penerangan Sempurna), atau Pratima Buddha, sebanyak tiga kali atau lebih

    sebagai wujud sikap hormat. Ini dilakukan dengan meditasi berjalan searah

    jarum jam; seseorang menjaga agar tetap berada di sisi kanan obyek

    pemujaan.

    4) Persembahan

    Memberikan persembahan di altar merupakan wujud bakti, yang

    menunjukkan penghormatan dan pemujaan kepada Tiga Permata. Setiap

    benda yang dipersembahkan memiliki makna masing-masing.

  • ELM 3101

    16

    PERAYAAN

    1) Hari Wesak

    Hari Wesak merupakan hari terpenting bagi penganut agama Buddha kerana

    hari Wesak melambangkan Kelahiran, Pencerahan Agung, dan Kewafatan Gautama

    Buddha. Hari Wesak juga dikenali dengan nama Visakah Puja atau Buddha Purnima

    di India, Vesak di Singapura,Visakha Bucha di Thailand, dan Wesak di Sri Lanka.

    Lazimnya,penganut ajaran Buddha akan mengunjungi kuil Buddha pada waktu pagi

    untuk memberikan penghormatan kepada Buddha,yang dilambangkan oleh simbol-

    simbol Buddha seperti Pagoda, patung Buddha, pokok Bodhi dan Sarikata (relik

    Buddha). Pengikut agama Buddha boleh membawa persembahan yang ringkas

    seperti bunga, lilin dan colok dan mempersembahkannya kepada Guru mereka yang

    agung. Persembahan simbolik ini mengingatkan kita bahawa seperti juga bunga

    yang cantik akan layu di dalam masa yang pendek dan lilin dan colok akan habis

    membakar dengan cepatnya, hidup kita juga menghadapi pereputan dan disintegrasi.

    Umat Buddhis diajar menjauhkan diri daripada membunuh sebarang makhluk hidup.

    Mereka digalakkan menjamu makanan vegetarian pada hari tersebut. Di setengah

    negara, terutamanya di Sri Lanka, dua hari diperuntukkan untuk merayakan hari

    Wesak dan semua kedai minuman keras dan rumah sembelih ditutup atas warta

    kerajaan. Ribuan burung dan binatang juga dibebaskan sebagai tanda simbolik

    memberikan kebebasan kepada mereka yang di dalam tawanan.

    Para penganut juga akan melafazkan semula Tisarana(Tiga Perlindungan:

    Buddha, Dhamma dan Sangha) untuk memperbaharui komitmen mereka kepada

    ajaran Buddha. Perlindungan, dalam pengertian ajaran Buddha merujuk kepada

    perlindungan daripada kesengsaraan dan ketidakpuasan duniawi.

    * Berlindung kepada Buddha membawa maksud menyanjungi Buddha sebagai Guru

    Agung yang telah menunjukkan cara untuk mendapat kedamaian dalam kehidupan.

    * Berlindung kepada Dhamma bermaksud keyakinan serta mengamalkan ajaran

    Buddha untuk mendapat kedamaian dalam hidup iaitu Nibbana.

    * Berlindung kepada Sangha bermaksud mendapat sokongan serta menyokong

    sesama umat Buddha dalam mengamalkan ajaran Buddha.Memusatkan fikiran

    kepada lapan prinsip "Precepts" sementara para sami yang memakai

    sarung kuning akan membaca kitab Buddha "Sutras".

    Selepas itu penganut Buddha akan bersembahyang dan melepaskan burung

    merpati. Hari Wesak juga merupakan hari memberi makan kepada orang miskin dan

    sedekah kepada para sami. Hari Wesak dirayakan oleh semua penganut ugama

  • ELM 3101

    17

    Buddha di seluruh dunia.Dikalangan penganut Buddha di Singapura dan Taiwan,

    terdapat amalan mencederakan diri ketika menyambut hari Wesak seperti berjalan di

    atas bara api sebagai menyambut hari kelahiran dewa Bao-sheng Da-di.

    Ia dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan (purnama sidhi) untuk

    memperingati tiga peristiwa penting, iaitu:

    1. Kelahiran Siddharta Buddha di Taman Lumbini pada tahun 623 S.M.

    2. Siddharta Buddha mendapat ilham Agung dan menjadi Buddha di Buddha-Gaya

    pada usia 35 tahun di tahun 588 S.M.

    3. Buddha Gautama mangkat di Kusinara pada usia 80 tahun di tahun 543 S.M.

    2) Hari Upavasatha

    Saat Upavasatha (Uposatha) atau bulan baru dan bulan purnama (tanggal 1

    dan 15 penanggalan bulan), banyak umat Buddha berkumpul di vihara untuk

    bermeditasi, membuat persembahan, mengulang khotbah Dharma, dan melakukan

    penghormatan pada Tiga Permata. Beberapa umat Buddha juga melaksanakan

    vegetarian pada hari-hari tersebut, sebagaimana mereka menjalankan delapan sila.

    3) Hari Ullambana

    Ullambana adalah perwujudan rasa hormat umat Buddha kepada leluhur

    mereka dan cinta kasih mereka kepada semua makhluk yang menderita di alam

    sengsara. Peringatan Ullambana pada tanggal 15 bulan 7 penanggalan bulan,

    didasarkan pada kejadiaan saat Maudgalyayana (Mogallana), seorang pengikut

    Buddha, melalui kekuatan meditasinya menemukan bahwa ibunya dilahirkan

    kembali di alam sengsara. Karena sedih, ia meminta bantuan Buddha yang

    kemudian menasehatinya untuk membuat persembahan kepada Sangha, kaerna

    jasa kebajikan dair perbuatan itu dapat membebaskan penderitaan ibunya dan juga

    makhluk lain di alam sengsara. Membuat persembahan untuk membebaskan

    penderitaan orang yang telah meninggal dan makhluk lain di alam sengsara menjadi

    perayaan umum yang popular.Ullambana diperingati dengan mempersembahkan

    kebutuhan-kebutuhan Sangha, mengulang khotbah Dharma, dan melakukan

    perbuatan-perbuatan amal. Jasa kebajikan dari perbuatan-perbuatan ini akan

    dilimpahkan kepada semua makhluk.

  • ELM 3101

    18

    4) Upacara Perpindahan Cahaya

    Dalam upacara ini, umat memegang sebatang liling yang menyala sambil berjalan

    berkeliling batas tepi vihara, objek suci, atau bangungan bersejarah dengan meditasi

    berjalan. Mereka memanjatkan mantara atau nama Buddha sebagai pujian kepada-

    Nya. Upacara ini melambangkan cahaya Kebijaksanaan (menyebarkan Kebenaran)

    ke segala penjuru dunia untuk menghalau sisi gelap ketidaktahuan. Secara pribadi

    ini memiliki makna menyalakan lampu Kebijaksanaan dalam diri seseorang.

    Nyala api yang dapat dipindahkan ke lilin lain yang tak terhitung banyaknya tanpa

    memadamkan nyalanya sendiri, melukiskan bahwa Kebijaksanaan dapat dibagikan

    tanpa mengurangi bagian orang yang membagikan. Terbakarnya sumbu disertai

    lelehnya lilin mengingatkan kita pada ketidakkekalan dan perubahan-perubahan

    semua benda yang terkondisi, termasuk hidup kita sendiri. Merenngkan hal ini dapat

    membantu kita menghargai setiap momen dalam hidup tanpa menjadi melehat

    padanya. Perhatian dapat dilatih dengan menjaga agar nyala lilin tidak padam. Ini

    menggambarkan penjagaan pikiran dari faktor-faktor negatif yangmerusak

    kehidupan spiritual. Dalam upacara ini, semangat dapat ditumbuhkan dengan

    melihat secercah api kecil yang menerangi lautan kegelapan, sampai lautan cahaya

    yang saling membagi penerangan bagi semua.

    5) Upacara Tiga Langkah Satu Sujud

    Dalam upacara ini, para pengikut biasanya berbaris sebelum terbitnya matahari

    untuk pengitari batas tepi vihara, membungkukkan badang sekali setiap tiga langkah,

    sambil memanjatkan mantra-mantra atau nama Buddha sebagai penghormatan

    bagi-Nya. Pada setiap sujud, Buddha dapat divisualisasikan sedang berdiri di atas

    telapak tangan kita yang terbuka dan kita sambut dengan hormat. Telapak tangan

    yang terbuka melambangkan bunga teratai, lambang merekahnya kesucian

    (walaupun akar-akar bunga teratai beradai di lumpur kejahatan, bunganya mekar

    dengan kesucian dan bersih dari lumpur). Setiap sujud merupakan penyampaian

    rasa hormat kepada Buddha (atau pada seluruh Buddha dan Bodhisattva yang tidak

    terhitung jumlahnya). Latihan ini membantu pemurniaan pikiran, menekan ego, dan

    mengurangi rintangan-rintangan sepanjang jalan spiritual sambil seseorang

    menyesali tindakan-tindakan buruk yang lalu dan mengingnkan perkembangan

    spiritual. Dengan perhatian penuh para perbuatan, ucapan dan pikiran selama

    latihan, konsentrasi dan ketenangan dapat dicapai.

  • ELM 3101

    19

    Upacara yang panjang ini mengingatkan seseorang kepada perjalanan menuju

    Penerangan Sempurna yang panjang dan sukar. Tetapi ini juga mengingatkan kita

    bahwa sejauh kita telah bertekad, seluruh rintangan akan dapat ditanggulangi.

    Keteguhan dalam melengkapi latihan ini walaupun ada rintangan juga dapat

    membantu memperkuat keyakinan kepada Buddha dan ajaran-ajaranNya yang

    menuntun kita menuju Penerangan Sempurna.Merekahnya fajar pada akhir upacara

    melambangkan cahaya Kebijaksanaan menghalau kegelapan kebodohan karena

    seseorang telah maju selangkah dalam perjalanan menuju Penerangan Sempurna.

  • ELM 3101

    20

    KEPENTIGAN AGAMA BUDDHA KEPADA DIRI PENGKAJI

    Agama adalah pegangan yang harus ada dalam diri setiap manusia.Tanpa

    pegangan agama, maka akan goyahlah kehidupan manusia.Peranan agama yang

    paling dominant adalah ia dapat menjadi pemangkin kepada pembangunan manusia.

    Pegangan agama juga boleh menjadi asas kepada ketamadunan dan acuan

    kepada latar budaya masyarakat.Agama juga dapat membentuk pandangan

    semesta seseorang dan sesebuah masyarakat serta perilaku dan tindakan mereka

    dalam kehidupan. Ini dapat dilihat dari segi pertuturan, perilaku dan gaya hidup

    seseorang manusia.

    Selain itu agama memainkan peranan yang penting dalam membentuk

    pandangan dunia dalam kehidupan manusia serta mendatangkan ketenangan dan

    keamanan di kalangan penduduk dunia sehinggakan agama itu dijadikan sebagai

    sumber kekuatan dan mekanisme yang berpengaruh dalam pembentukan

    keselamatan serantau. Ini dibuktikan dengan prinsip agama buddha yang

    bencikan peperangan. Agama buddha juga melarang umatnya untuk memulakan

    peperangan dan menggalakkan menyelesaikan masalah dengan aman

    (perbincangan).

    Agama dan tamadun merupakan perkara yang sinonim. Tanpa agama sesuatu

    tamadun tidak akan membangun dengan cepat. Ini kerana agama mampu

    memberikan suatu lonjakkan paradigma kepada tamadun yang sedang ingin

    membangun dan ia juga merupakan salah satu elemen yang menolak dan

    menggerakkan sesebuah tamadun dalam kehidupan. Mari kita singkap sejarah

    Dinasti Sung yang tidak bermoral kerana maharajanya secara dictator dan kejam.

    Dinasti ini pernah di labelkan "zaman pencerobohan orang gasar". Akibat kerajaan

    maharaja yang kejam dan tidak bermoral rakyatnya memberontak di bawah

    pimpinan petani dan akhirnya dinasti tersebut Berjaya digulingkan.

    Dengan ini dapat disimpulkan bahawa agama memainkan peranan yang amat

    vital dalam kehidupan manusia dan seterusnya dalam pembinaan tamadun.