135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

download 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

of 10

Transcript of 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    1/23

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA ORGANIK DASAR

    ANALISIS SIFAT KARBOHIDRAT

     NAMA : RAHMAYANTI

     NIM : H31112278

    GOL/KEL : H5B/14

    HARI/TGL : SELASA/02 APRIL 2013

    ASISTEN : AYUSTI DIRGA

    LABORATORIUM KIMIA DASAR

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    2/23

    BAB I

    PENDAHULUAN 

    1.1 Latar Belakang

    Karbohidrat merupakan senyawa organik yang paling banyak terdapat di

    alam. Hampir seluruh tanaman dan hewan mensintesis dan memetabolisme

    karbohidrat. Karbohidrat disintesis dalam tanaman selama fotosintesis.

    Karbohidrat adalah segolongan besar senyawa organik yang paling melimpah di

     bumi atau senyawa organik terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. 

     Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (bahasa arab:gula), dan karbohidrat

    sederhana mempunyai rasa manis sehingga dikaitkan dengan gula.  Karbohidrat

    merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam

     bentuk serat (Fiber) seperti selulosa, pentin, serta lignin. Selain sebagai sumber

    energi, karbohidrat juga berfungsi sebagai untuk menjaga keseimbangan asam

     basa dalam tubuh, berperan penting dalam proses metabolism dalam tubuh, dan

     penbetukan struktur sel dengan mengikat protein dan lemak. Karbohidrat

    memiliki rumus senyawa (Cn(H2O)n.

    Pada tumbuhan yang berklorofil, karbohidrat dibentuk melalui reaksi

    antara karbon dioksida dan molekul airdengan bantuan sinar matahari disebut

    fotosintesis.

    Sebagian besar mikroorganisme mengoksidasi glukosa menjadi karbon

    dioksida, air, dan energi yang diperlukan oleh sel-selnya. Senyawa karbohidrat

    seperti gula dan pati ( starch) berada dalam makanan, sedangkan selulosa terdapat

    dalam kayu, kertas, dan katun.

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    3/23

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    4/23

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Karbohidrat banyak terdapat di alam, di antaranya dalam bentuk pati,

    kapas, gula pasir, dan kayu. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau

    keton. Nama karbohidrat atau ‘hidrat dari karbon’ adalah istilah yang dilontarkan

     pada masa awal dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa ini

    mempunyai bobot molekul kelipatan CH2O, misalnya C6H10O5 

    (Wilbraham,1992).

    Sebagian besar mikroorganisme mengoksidasi glukosa menjadi karbon

    dioksida, air, dan energi yang diperlukan oleh sel-selnya. Senyawa karbohidrat

    seperti gula dan pati ( starch) berada dalam makanan, sedangkan selulosa terdapat

    dalam kayu, kertas, dan katun. Semuanya merupakan karbohidrat yang

    mempunyai kemurnian relatif tinggi (Riswiyanto,2002).

    Karena karbohidrat sangat berlimpah dalam dunia biologi, mereka

    dikenal dengan sejumlah nama. Dengan demikian, molekul yang kita sebut

    karbohidrat termasuk gula seperti glukosa (gula darah), sukrosa (gula meja), pati,

    dan selulosa. Banyak karbohidrat dengan struktur yang sangat kompleks

    ditemukan dalam akar, batang, dan daun dari semua tanaman. Molekul ini dibuat

    dalam reaksi sumber energi utama yang adalah matahari (Oullette, 1994).

    Karbohidrat dapat dibagi menjadi tiga kelas struktural besar ~

    monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Karbohidrat yang tidak dapat

    dihidrolisis menjadi molekul yang lebih kecil adalah monosakarida. Contohnya

    adalah glukosa dan fruktosa. Karbohidrat yang dibuat dari "beberapa"

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    5/23

    monosakarida ~ biasanya 2 sampai 10 atau lebih ~ adalah oligosakarida.

    Oligosakarida yang disebut disakarida, trisakarida, dan sebagainya, tergantung

     pada jumlah unit monosakarida terkait. Laktosa disakarida, juga disebut "gula

    susu", mengandung satu molekul glukosa dan satu galaktosa. Maltosa, disakarida

    lain, berisi dua unit glukosa. Polisakarida berisi ribuan monosakarida kovalen

    terkait. Contohnya termasuk pati dan selulosa yang dibuat oleh tanaman (Oullette,

    1994).

    Monosakarida adalah polihidroksi~ aldehida atau keton, umumnya

    dengan rantai C- bercabang. Contoh terkenal adalah glukosa, fruktosa dan

    galaktosa. Oligosakarida adalah karbohidrat yang secara formal polimerisasi dari

    monosakarida dengan penghapusan air untuk memberikan asetal penuh. Dalam

     polisakarida, yang terdiri dari monosakarida n, jumlah n sebagai aturan > 10. Oleh

    karena itu, kandungan dari berat molekul polimer yang tinggi sangat berbeda dari

    karbohidrat lainnya. Dengan demikian, polisakarida seringkali jauh kurang larut

    dalam air dibandingkan dengan mono-dan oligosakarida. Mereka tidak memiliki

    rasa manis dan pada dasarnya invert (Belitz dkk, 2009).

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    6/23

    Monosakarida juga dapat dikelompokkan menurut jumlah atom karbon

    yang dimilikinya. Bila mengandung tiga atom karbon maka monosakarida

    tersebut disebut triosa; sedangkan bila mengandung empat atom karbon maka

    disebut tetrosa; pentosa untuk yang mengandung lima atom karbon; heksosa

    untuk yang mengandung enam atom karbon; dan seterusnya (Ngili, 2009).

    Disakarida adalah suatu karbohidrat yang jika dihidrolisis menghasilkan

    dua molekul monosakarida. Beberapa contoh disakarida adalah sebagai berikut

    (Riswiyanto, 2002).

    1.  Maltosa

    2.  Sukrosa

    Maltosa dapat diperoleh sebanyak 81% dari hidrolisis pati (starch)

    dengan menggunakan enzil amilase. Maltosa dengan rumus struktur C12H22O11 

    dapat mereduksi pereaksi Fehling/Tollens, oleh karena itu disebut juga gula

     pereduksi. Maltosa juga dapat bereaksi dengan fenilhidrazina menghasilkan

    osazon. Selain itu, jika direaksikan dengan Br 2/H2O akan membentuk asam

    monokarboksilat. Maltosa dapat mengalami mutarotasi, jika dihidrolisis

    menghasilkan molekul α- dan β-D-glukopiranosa. Tingkat kemanisan β-maltosa

    adalah sepertiga dari gula pasir, sedangkan α-maltosa merupakan bahan

     pembuatan minuman bir (Riswiyanto,2002).

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    7/23

    Sukrosa biasa dikenal dengan gula meja, dapat diperoleh dari tanaman

     sugar cane dan  sugar beet (kentang/umbi manis). Di indonesia dapat juga

    diperoleh dari tanaman aren (air nira). Sukrosa mempunyai rumus molekul

    C12H22O11. Sukrosa tidak dapat mereduksi Tollens/Fehling/Benedict dan juga

    tidak dapat membentuk osazon. Selain itu, sukrosa tidak dapat melakukan

    mutarotasi, ini menunjukkan bahwa sukrosa tidak mengandung C-anomer pada

    ujungnya. Dengan kata lain, ujung molekul sukrosa bukanlah suatu hemiasetal,

    tidak mempunyai gugus  – OH bebas. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

    sukrosa dibentuk oleh dua molekul monosakarida yang membentuk ikatan 1-α →

    2-β-glikosida pada kedua atom C-anomernya (Riswiyanto, 2002).

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    8/23

    Polisakarida merupakan senyawa polimer yang terdiri dari ratusan

     bahkan ribuan molekul monosakarida. Polisakarida merupakan polimer yang

    terbentuk di alam. Ada tiga jenis polisakarida yang paling banyak ditemukan,

    yaitu selulosa, pati ( starch), dan glikogen (Riswiyanto, 2002).

    Selulosa merupakan komponen utama kayu dan serat tanaman,

    sedangkan katun yang berasal dari kapas merupakan selulosa murni. Selulosa

    tidak larut dalam air, dan bukan merupakan karbohidrat pereduksi. Jika

    dihidrolisis dalam suasana asam makan akan menghasilkan banyak molekul D-

    glukosa. Pati ( starch) berbeda dengan selulosa. Pada selulosa monomer D-glukosa

    terhubung satu dengan yang lain secara β, sedangkan pada tepung (pati) monomer

    D-glukosanya terhubung secara α. Molekul pati umumnya terdiri dari 20%

    amilosa dan 80% amilopektin. Molekul amilosa terdiri dari ratusan monomer α-D-

    glukosapiranosa, berbentuk spiral (heliks), serta mempunyai massa molar 60.000-

    6000.000 g/mol. Sebaliknya amilopektin berbentuk rantai cabang, di mana

    cabangnya dengan pita polimer yang lain terletak pada atom C-6. Setiap 20 hingga

    25 satuan α-D-glukosapiranosa baru terdapat percabangan. Massa molar

    amilopektin adalah 200.000 hingga 2.000.000 g/mol. Glikogen merupakan jenis

     polisakarida yang strukturnya mirip dengan amilopektin, tetapi dengan tingkat

     percabangan yang lebih tinggi daripada percabangan yang terdapat pada

    amilopektin, yaitu setiap 10 satuan α-D-glukosapiranosa terdapat satu

     percabangan pada atom C-6, sedangkan pada amilopektin setiap 20 atau 25 satuan

    α-D-glukosapiranosa baru terdapat percabangan pada atom C-6. Glikogen

    mempunyai massa molar hingga 100.000.000 g/mol. Glikogen berfungsi sebagai

    cadangan atau simpanan energi bagi tubuhnya. Glikogen banyak disimpan pada

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    9/23

    hati dan jaringan otot yang jarang diguanakan untuk bergerak atau beraktivitas

    (Riswiyanto, 2002).

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    10/23

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    11/23

     benedict, tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan benedict. Lalu ditambahkan 1 ml

    larutan glukosa 10%, kemudian tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air dan

    diamati perubahan yang terjadi.

    Pada disakarida dilakukan 2 perlakuan yaitu reaksi sukrosa dengan

    larutan perak beramoniak dan uji benedict. Pada reaksi glukosa dengan larutan

    dengan larutan perak beramoniak, pertama-tama tabung reaksi diisi dengan 2 ml

    larutan AgNO3  0,1 M. kemudian ditambahkan dengan NH4OH sampai endapan

    yang terbentuk tepat melarut lagi (NH4OH berlebih). Dalam larutan tadi

    dimasukkan 1 ml larutan sukrosa 10% dan dikocok. Tabung reaksi ini kemudian

    di panaskan dalam penangas air lalu diamati perubahan yang terjadi. Pada uji

     benedict, tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan benedict. Lalu ditambahkan 1 ml

    larutan sukrosa 10%, kemudian tabung reaksi dipanaskan dalam penangas air dan

    diamati perubahan yang terjadi.

    Pada polisakarida dilakukan 2 perlakuan yaitu reaksi amilum dengan

    yodium dan hidrolisis amilum. Pada reaksi amilum dengan yodium, tabung reaksi

    diisi dengan 3 ml larutan amilum 2%. Lalu ditambahkan 5 tetes larutan yodium

    0,1 M dan kocok. Tabung reaksi kemudian dipanaskan dalam penangas air selama

     beberapa menit, didinginkan dan diamati perubahan yang terjadi. Pada hidrolisis

    amilum, tabung reaksi diisi dengan 5 ml larutan amilum 2%. Lalu ditambahkan 3-

    5 tetes HCL pekat. Tabung reaksi ini kemudian dipanaskan dalam penangas air

    sampai larutan mendidih selama beberapa menit. Setelah itu ditambahkan

     beberapa tetes larutan NaOH 10% hingga larutan tersebut bersifat basa. Kemudian

    3 ml dari larutan ini diambil dan di masukkan ke dalam tabung reaksi lain dan

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    12/23

    ditambahkan 2 ml larutan benedict. Tabung reaksi ini kemudian dipanaskan dalam

     penangas air selama 5 menit dan diamati perubahan yang terjadi.

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    13/23

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Pengamatan

    4.1.1. Tabel Pengamatan Monosakarida

    1. Reaksi Glukosa dengan Larutan Perak Beramoniak

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    AgNO3 + sedikit NaOH

    AgNO3 + kelebihan NaOH

    AgNO3 + NH4OH + glukosa

    Keruh

    Endapan putih

    Terbentuk cermin perak

    2. Reaksi Glukosa dengan Larutan Fehling

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    Fehling A + Fehling B

    Fehling + Glukosa

    Biru

    Endapan merah

    3. Uji Benedict

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    Benedict + Glukosa Endapan dan larutan berwarna orange

    4.1.2 Tabel Pengamatan Disakarida

    1. Reaksi Sukrosa dengan Larutan Perak Beramoniak

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    Larutan perak beramoniak + sukrosa Perak/ larutan abu-abu

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    14/23

    2. Uji Benedict

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    Benedict + sukrosa Endapan orange /larutan jingga

    4.1.3 Tabel Pengamatan Polisakarida

    1. Reaksi amilum dengan yodium

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    Larutan amilum

    Amilum + I2 

    Amilum + I2 + pemanasan

    Setelah didinginkan

    Putih keruh

    Ungu pekat

    Hitam

    Hitam

    2. Hidrolisis Amilum

    Zat-zat yang direaksikan Warna endapan/larutan

    Larutan amilum

    Amilum + HCL panas

    Amilum + HCL + NaOH +

    Benedict

    Keruh

    Bening

    Keruh/ 1 fase

    4.2 Reaksi

    4.2.1 Reaksi Monosakarida

    1. Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

    2AgNO3  + 2NH4 OH Ag2O(s) + 2NH4 NO3 (aq) + H2O

    Ag2O + R-CHO R-COOH + 2Ag(gugus aldehid (cermin perak)

     pada glukosa) 

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    15/23

    2.Reaksi glukosa dengan Fehling

    R-CHO + 2CuO R-COOH + Cu2O(aldehid pada glukosa) (endapan merah bata) 

    3. Uji Benedict

    Benedict + R-CHO endapan merah bata(glukosa)

    4.2.2 Reaksi Disakarida

    1. Reaksi sukrosa dengan larutan perak amoniak

    2AgNO3  + 2NH4 OH Ag2O(s) + 2NH4 NO3 (aq) + H2O

    Ag2O + R-CHO R-COOH + 2Ag

    (sukrosa) 

    2.Uji benedict

    Benedict + R-CHO endapan merah bata(sukrosa) 

    4.2.3 Reaksi polisakarida

    1. Reaksi amilum dan yodium

    Amilum + I2  larutan berwarna biru

    2.Hidrolisis amilum

    3I2 + 6NaOH 5NaI + NaIO + 3H2O(suasana basa) 

    5NaI + NaIO3 + 6HCl 3I2 + 6NaCl + 3H2O

    4.3 Pembahasan

    a. Monosakarida

      Reaksi glukosa dengan larutan perak beramoniak

    Pada percobaan ini, 1 ml AgNO3 0,1 M dicampurkan dengan NH4OH berlebih,

    hingga endapan yang telah terbentuk melarut kembali. Lalu menambahkan 1 ml

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    16/23

    larutan glukosa 10% kemudian dikocok. Setelah dikocok larutan berwarna keruh

    dan terdapat endapan berwarna putih, endapan ini berasal dari perak nitrat yang

    mengalami inonisasi dalam larutan. Kemudian tabung reaksi dipanaskan selama

     beberapa menit dan menghasilkan endapan cermin perak. Endapan ini berasal dari

    hasil reduksi Ag+ menjadi Ag.

      Reaksi glukosa dengan larutan fehling

    Fehling A dan fehling B setah dicampurkan berwarna biru. Setelah dicampurkan

    glukosa warnanya menjadi hijau tua. Namun setelah dipanaskan terdapat endapan

     berwarna merah bata. Hal ini disebabkan oleh larutan fehling yang mengandung

    cupri sulfat, Kalium tartat, dan Natrium hidroksida. Warna endapan pada larutan

    tergantung pada jenis gula reduksinya. Endapan CuO yang terbentuk, adalah hasil

    reduksi ion Cu2+ dari kupri menjadi Cu+.

      Uji benedict

    Sebelum dipanaskan, larutan glukosa yang telah direaksikan dengan benedict

    menghasilkan warna biru. Seelah dipanaskan, terbentuk endapan dan larutan

     berwarna orange. Hal ini disebabkan oleh hasil reaksi antara benedict dengangula

    reduksi yang menghasilkan endapan yang berasal dari kupro oksida (Cu2O) yang

    merupakan salah satu komponen dari larutan benedict.

     b. Disakarida

      Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

    Setelah larutan AgNO3  direaksikan dengan NH4OH berlebih, warna larutan

    menjadi keruh. Setelah larutan ditambahkan dengan sukrosa, larutan berwarna

    abu-abu agak hitam. Setelah dipanaskan terdapat endapan cermin perak padat,

    meski masih terdapat sedikit cairan. Hal ini disebabkan karena AgNO3  dan

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    17/23

     NH4OH berlebih mengandung perak nitrat yang bereaksi positif dengan sukrosa,

    dan mereduksi Ag+ menjadi Ag.

     

    Uji benedict

    Setelah benedict direaksikan dengan sukrosa 10%, warna larutan menjadi biru.

    Setelah dipanaskan terdapat endapan berwarna orange yang disebabkan oleh

    reaksi benedict dengan gula reduksi akan terjadi proses oksidasi yang

    menghasilkan endapan Cu2O atau kupro oksida yang berwarna orange.

    c. polisakarida

      Reaksi amilum dengan yodium

    Larutan amilum yang berwarna putih keruh setelah direaksikan dengan I2 

    menghasilkan warna ungu pekat. Hal ini menunjukkan bahwa amilum yang

    digunakan adalah jenis amilopeptin, yang jika direaksikan dengan yodium

    menghasikan warna ungu. Setelah dipanaskan larutan berwarna hitam.

      Hidrolisis amilum

    Larutan amilum yang berwarna keruh direaksikan dengan HCl panas berubah

    warna menjadi bening. Setelah direaksikan dengan NaOH larutan menjadi keruh

    kembali. Setelah ditambahkan benedict dan dipanaskan , larutan berwarna coklat

    kekuningan. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa dalam suasana

    asam amilum menjadi bening, sedangkan pada suasana basa (setelah dicampur

    dengan NaOH) amilum berubah warna menjadi keruh kembali.

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    18/23

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan

    Karbohidrat terbagi atas tiga kelas struktural yaitu monosakarida,

    disakarida, dan polisakarida. Dalam percobaan yang dilakukan monosakarida

    yang diambil sebagai sampel adalah glukosa, disakarida yang dijadikan sampel

    adalah sukrosa, sedangkan polisakarida yang dijadikan sampel percobaan adal

    amilum. Monosakarida dan disakarida jika direaksikan dengan larutan perak

     beramoniak akan menghasilkan endapan cermin perak yang disebabkan adanya

    reduksi Ag+ menjadi Ag.

    5.2. Saran

    Bahan yang digunakan untuk praktikum sebaiknya diperiksa terlebih

    dahulu. Misalnya pada amilum, terdapat kekurangan sampel. Begitu juga

     beberapa sampel yang lainnya. Sebaiknya praktikan juga dikurangi. Karena

    laboratorium terasa sesak ketika praktikum sedang berlangsung, karena

     banyaknya praktikan yang ada.

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    19/23

    DAFTAR PUSTAKA

    Belitz, H.D, Grosch, W, dan Schieberle, P. 2009. Food Chemistry. Verlag BerlinHeidelberg : Berlin.

     Ngili, Yohanis. 2009.  Biokimia: Struktur dan Fungsi Biomolekul. Graha Ilmu :

    Jakarta

    Ouellette, J. Robert. 1994. Organic Chemistry. York graphic services : New York

    Riswiyanto. 2002. Kimia Organik . Erlangga : Jakarta

    Wilbraham, C. Antony, dan Matta S. Michael. 1992.  Pengantar Kimia Organik

    dan Hayati. ITB : Bandung

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    20/23

    LEMBAR PENGESAHAN

    Asisten

    AYUSTI DIRGA

    Makassar, 02 April 2013

    Praktikan

    RAHMAYANTI

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    21/23

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    22/23

    -  Panaskan dalam penangas air.

     b.  Disakarida

    Reaksi sukrosa dengan larutan perak beramoniak

    -  Isi tabung reaksi dengan 2 ml larutan AgNO3 0,1 M.

    -  Tambahkan (NH4OH) berlebih

    -  Masukkan kedalam tabung reaksi 1 ml larutan sukrosa 10% dan

    kocok

    -  Panaskan di dalam penangas air

    Uji benedict

    -  Isi tabung dengan 2 ml larutan Benedict

    -  Tambahkan 1 ml larutan glukosa 10%

    -  Panaskan dalam penangas air.

    c.  Polisakarida

    Reaksi amilum dengan yodium

    -  Isi sebuah tabung reaksi dengan 3 ml larutan amilum 2%.

    -  Tambahkan 5 tetes larutan yodium 0,1 M dan kocok

    Endapan orange

    Sukrosa

    Endapan cermin perak

    Sukrosa

    Endapan orange

    Polisakarida

  • 8/20/2019 135432172 LAPORAN PRAKTIKUM Analisis Karbohidrat

    23/23

    -  Panaskan tabung dalam penangas air

    Hidrolisis amilum

    -  Isi sebuah tabung reaksi dengan 5 ml larutan amilum 2%

    -  Tambahkan 3-5 tetes HCl pekat

    -  Panaskan tabung reaksi sampai larutan mendidih selama beberapa

    menit.

    -  Tambahkan beberapa tetes larutan 10 NaOH 10%, sampai larutan

     bersifat basa.

    -  Ambil 3 ml larutan ini dan masukkan ke dalam tabung reaksi lain

    dan tambahkan 2 ml larutan benedict

    -  Panaskan dalam penangas air.

    Hitam

    Polisakarida

    Coklat kekuningan