1.Kimia Koloid Ppt - Copy
-
Upload
melisa-adrian -
Category
Documents
-
view
290 -
download
24
Transcript of 1.Kimia Koloid Ppt - Copy
1
Disusun oleh : Yelmida A
2
TOPIK
Pengantar Kimia Koloid &Kimia Permukaan
Larutan Non-Elektrolit & Larutan Elektrolit
Energi Bebas Gibbs & Kesetimbangan Kimia
Kesetimbangan Fasa dan Diagram Fasa Elektrokimia dan Sel Elektrokimia Kinetika Reaksi
2 SKS
Referensi
1. Bird, T.,(1987) ,“ Physical Chemistry”, Alih bahasa Kwee Ie Tjien, Cet. I, Gramedia,
Jakarta 2. R.A., Alberty dan F. Daniels, (1983), “ Kimia
Fisika “, Erlangga, Jakarta, 3. Sukarjo, (1985), “ Kimia Fisika “, Penerbit
Bina Aksara, Yokjakarta4. S.K Dogra and S.Dogra, “Physical Chem.
Through Problems”, Wiley Eastern Limited 1984
Perkenalan :Bioda Dosen Pengampu
Nama : Dra. DRASTINAWATI, MSi
Nip : 19590823 198702 2 001
Alamat : Jl. Limbat No. 09 Labuh Baru Barat
Keluarga : 2 orang putra (kuliah) dan
Tata tertib sebelum kuliah dimulai :
1. Hubungi Dosen 1 hari sebelumnya untuk memastikan diadakan perkuliahan
2. Hubungi Dosen 2 jam sebelum masuk kelas
3. 15 menit sebelum mulai kuliah persiapkan ruangan, infokus, leptop dll oleh komtim
PERTEMUAN ke.1
Kontrak perkuliahan
Kontrak Perkulianhan
Tata tertib selama kuliah berlangsung
1. Diharapkan 10 menit sebelum kuliah dimulai mahasiswa/I harus sudah berada didalam kelas.
2. Setelah kuliah berlangsung, tidak dibenarkan lagi mahasiswa masuk (mengikuti perkuliahan), setelah usai kuliah mahasiswa yang terlambat tsb harap menghadap dosen di ruang Prodi
3. Kehadiran perlu diperhatikan, bagi mahasiswa yang 3 kali absen tanpa kabar maka tidak dibenarkan ikut UTS / UAS
4. Tidak dibenarkan memakai pakaian yang kurang sopan, makan dan minum di kelas, Hp dimatikan dan harus memakai sepatu
5. Pada waktu UTS/UAS, mahasiswa harus memakai pakaian hitam putih dan memakai sepatu serta membawa tanda pengenal ujian dan peralatan tulis
6. Jika 30 menit dosen belum tiba, maka perkuliahan ditiadakan
Penilaian :
UTS ( 40 % ) UAS ( 40 % ) Kuis ( 10 % ) Tugas / pekerjaan rumah ( 10 % ) Absen berpengaruh (3 x absen
tanpa kabar tidak dibenarkan ikut UTS/UAS)
7
Tiga macam campuran yang penting:
• Larutan,• Dispersi koloid, • Suspensi
Larutan adalah suatu campuran yang bersifat homogen
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan atau suspensi.
Suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan atau dengan sentrifugasi.
8
Tabel 1. Perbedaan larutan, koloid dan suspensi
LARUTAN DISPERSI KOLOID
SUSPENSI
Semua bentuk partikeldari atom,ion ataumolekul (0,1 – 1 nm)
Partikel paling sedikit satukomponen atom, ion ataumolekul kecil (1 – 1000 nm)
Partikel paling sedikit satukomponen yang dapat dilihat dibawah mikroskop
Stabil terhadap gravitasi
Kurang Stabil Tidak stabil
Homogen Perbatasan homogen Tidak Homogen
Tembus Cahaya Buram Tidak tembus
Tidak ada efek Tyndall
Efek Tyndall Tidak transparan
Tidak ada gerak Brown
Gerak Brown Partikel terpisah
Tidak dapat dipisahkan denganpenyaringan
Tidak dapat dipisahkandengan penyaringan
Dapat dipisahkandengan penyaringan
9
Penyelidikan terhadap zat yang berupa larutan pertama kali dilakukan oleh Thomas Graham (1861)
Kecepatan difusi : - cepat - lambat
- tidak berdifusi
Graham membagi larutan berdasarkan kecepatan diffusi menjadi :
1. KRISTALOID : Bila zat dilarutkan dalam suatu pelarut maka diperoleh larutan yang homogen yang tidak dapat dibedakan dan mudah berdifusi melalui membran
– larutan gula – larutan garam.
10
2. KOLOID : campuran yang juga bersifat homogen tapi dapat dibedakan.
Kecepatan difusi koloid sangat lambat , hampir tak berdiffusi
Perbedaan utama antara KOLOID dan KRISTALOID berdasarkan ukuran partikelnya :
- KRISTALOID : 10 Ao ( Larutan sejati )
- KOLOID : 10 Ao - 10.000 Ao
- SUSPENSI : > 10.000 Ao
11
Koloid tidak dapat berdifusi melalui membran.
Proses pemisahan berdasarkan difusi pada membran semipermiable : DIALISIS
12
suatu campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100 nm), sehingga terkena efek Tyndall.
Bersifat homogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang dikenakan kepadanya; sehingga tidak dijumpai pengendapan, misalnya.
KOLOID :
13
Di dalam larutan koloid secara umum, selalu terdiri dari dua fase:
Fase terdispersi, yakni zat yang terlarut di dalam larutan koloid, berupa partikel-partikel berukuran koloid
Fase pendispersi, yakni zat pelarut di dalam larutan koloid, merupakan medium tempat partikel koloid tersebut tersebar.
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya.
14
Tabel 2. Jenis-jenis Dispersi Koloid
FASA
TERDISPERSI
MEDIA
PENDISPERSI
JENIS CONTOH
Gas Cair Busa Busa sabun
Gas Padat Busa Padat Batu apung
Cair Gas Aerosol Cair Kabut, halimun, awan
Cair Cair Emulsi Krim, susu, saos
Cair Padat Emulsi Padat Mentega, keju
Padat Gas Asap Debu, partikulat dalam asap
Padat Cair Sol Pati dalam air, jeli, cat
padat padat Sol Padat Aloy, mutiara
15
a. Ditinjau dari jenis partikelnya, koloid dibedakan atas :
- dispersi koloid - larutan koloid sejati / larutan
makromolekul. - koloid asosiasi.
Klasifikasi Koloid
16
DISPERSI KOLOID :
Terdiri dari zat-zat yang tidak larut dengan partikel –partikel yang terdiri dari gabungan banyak molekul.
Misal : - dispers koloid Au , AS2 S3
- minyak dalam air.
- Kedua fase terdispersi dan dispers medium dapat berupa gas, padat, cair,
- Secara termodinamik, dispers koloid tidak stabil karena nisbah permukaan dan volume sangat besar
17
LARUTAN KOLOID SEJATI / LARUTAN MAKRO MOLEKUL
Terdiri dari larutan dengan zat terlarut yang BM nya tinggi ( makro molekul : misal pati, protein ).
Secara termodinamik sistim ini stabil. Dapat disintesis, misal polistiren, nylon Sifat larutan polimer ini mirip sol liofil
18
KOLOID ASOSIASI KOLOID ELEKTROLIT :
•Sistim terdiri dari molekul yang BM nya rendah yang beragregasi membentuk partikel berukuran koloid.
•Secara TD sistim ini juga stabil. Contoh : larutan sabun dan deterjen, alkil
sulfat dan sulfonat.
19
SABUN
molekul organik - gugus liofil ( hidrofilik ) - gugus liofob ( hidrofobik )
20
BAGAIMANA SABUN DAN DETERGENT BEKERJA
21
Klasifikasi Koloid
b. Berdasarkan sifat adsorpsi partikel koloid terhadap medium pendispersinya, dikenal 2 macam koloid :
1.Koloid liofil yaitu koloid yang ”senang cairan” (bahasa Yunani : liyo = cairan; philia = senang). Partikel koloid akan mengadsorpsi molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di sekeliling partikel koloid itu. Mis : kanji,protein, agar-agar
2.Koloid liofob yaitu koloid yang ”benci cairan” (phobia = benci). Partikel koloid tidak mengadsorpsi molekul cairan. Misal : sol sulfida dan sol logam
22
c. Berdasarkan jenis muatannya dikenal dua macam koloid, yaitu :
•Koloid bermuatan positif , misal koloid Fe(OH)3 mengadsorbsi ion H+ , sehingga menjadi bermuatan (+). Karena muatan senama maka koloid Fe(OH)3, akan tolak-menolak sesamanya sehingga partikel-partikel koloid tidak akan saling menggerombol.
•Koloid bermuatan negatif, misal koloid As2S3 mengadsorbsi ion OH- dalam larutan sehingga akan bermuatan (-)
Klasifikasi Koloid
23
Karena muatannya sejenis, maka terdapat gaya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga memberikan kestabilan pada sistem koloid.
Namun secara keseluruhan system koloid bersifat netral, karena partikel koloid yang bermuatan ini akan menarik ion-ion dengan muatan berlawanan dalam medium pendispersinya.
24
SOL , EMULSI , Busa
SOL :Dispersi koloid dimana fase
terdispersinya merupakan zat padat
Sol Liofobik butir – butir koloid tidak suka pelarut.
Sol Liofilik butir – butir koloid suka pelarutnya.
d. Koloid berdasarkan fasa zat pendispersi dan zat terdispersinya:
Klasifikasi Koloid
25
Berdasarkan medium pendispersinya, sol dapat dibagi menjadi:
1. Sol Padat, merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contoh : paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.
2. Sol Cair (Sol), merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contoh : cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat,
3. Sol Gas (Aerosol Padat), merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contoh : debu di udara, asap pembakaran, dll.
26
Berdasarkan medium pendispersinya, emulsi dapat dibagi menjadi: • Emulsi Gas (Aerosol Cair) : medium pendispersi
gas. Aerosol cair seperti hairspray dan baygon,
• Emulsi Cair : medium pendispersi cair , yang melibatkan campuran dua zat cair yang tidak dapat saling melarutkan
• Emulsi Padat atau Gel, merupakan emulsi didalam medium pendispersi zat padat. Gel dapat dianggap terbentuk akibat penggumpalan sebagian sol cair.
EMULSI :Dispersi koloid dimana fase terdispersinya adalah zat cair
27
Emulsi Cair yang paling dikenal : • Emulsi minyak dalam air (O / W )
• Emulsi air dalam minyak ( W / O )
Agar stabil EMULGATOR
Sifat emulsi cair yang penting ialah: • Demulsifikasi. Kestabilan emulsi cair dapat
rusak akibat pemanasan, pendinginan, proses sentrifugasi, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengelmusi.
• Pengenceran. Diencerkan dengan medium pendispersinya
28
Ditinjau dari segi kepolaran, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan non polar.
Salah satu emulsi adalah susu, di mana lemak terdispersi dalam air.
Dalam susu terkandung kasein suatu protein yang berfungsi sebagai zat pengemulsi.
29
Emulsi Padat / Gel
Gel merupakan emulsi didalam
medium pendispersi zat padat. Berdasarkan sifat elastisitasnya, gel dapat
dibagi menjadi:
• Gel elastis, contoh adalah sabun dan gelatin
• Gel non-elastis, contoh adalah gel silika Gel memiliki sifat tiksotropi : menjadi cairan
ketika digoyang, tetapi kembali memadat ketika dibiarkan tenang
30
Dengan mengganti cairan dengan gas, dimungkinkan untuk membentuk aerogel ('gel udara'), yaitu bahan dengan sifat yang khusus, seperti massa jenis rendah, luas permukaan yang sangat besar, dan isolator panas yang sangat baik.
Aerogel adalah zat berdasar-silikon dan merupakan benda padat kepadatan-terendah di dunia. Dia terbentuk dari 99,8% udara dan foam yang kaku dengan kepadatan 3 miligram per cm³.
31
Aerogel dibuat dengan mengeringkan sebuah gel yang terdiri dari silika koloid dalam sebuah lingkungan yang ekstrim.
Alkohol cair, seperti ethanol dicampur dengan prekursor silikon alkoksida membentuk sebuah gel silikon dioksida (gel silika).
Melalui proses yang disebut pengeringan superkritikal, alkohol disingkirkan dari gel.
Biasanya dilakukan dengan menukar etanol dengan CO2 cair dan membuat CO2 berada di atas titik kritis.
Terakhir menghilangkan seluruh cairan dari gel dan menggantikannya dengan gas, tanpa membuat struktur gel rusak atau berkurang volumenya.
32
Koloid Buih / Busa
Buih merupakan koloid dimana fase terdispersinya merupakan gas.
Berdasarkan medium pendispersinya, buih dapat dibagi menjadi:• Buih Cair (Buih), sistem koloid dengan fase
terdispersi gas dan medium pendispersi zat cair. Contohnya adalah buih yang dihasilkan alat pemadam kebakaran dan kocokan putih telur.
• Buih Padat, fase terdispersi gas dan medium pendispersi zat padat .Contoh : roti,styrofoam, batu apung
33
SIFAT – SIFAT KOLOID
1. Menurut ukuran partikelnya :10 A - 10.000A. Umumnya dengan BM besar. Misalnya albumin BM = 44.000.
2. EFEK TYNDALL
Ahli fisika Inggris
Tahun 1869 Tyndall menemukan : bila seberkas sinar dilewatkan pada larutan koloid maka cahaya tadi akan kelihatan.
34
Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar.
Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan.
Penghamburan cahaya terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut
Contoh efek Tyndall : sinar matahari yang dihamburkan partikel koloid di angkasa ; langit berwarna biru pada siang hari dan jingga pada sore hari ; debu dalam ruangan akan terlihat jika ada sinar masuk melalui celah.
35
Berkas cahaya akan kelihatan karena adanya pantulan atau hamburan cahaya oleh permukaan partikel koloid.
Efek Tyndall Mikroskop UltraDapat digunakan untuk memperkirakan BM koloid karena intensitas hamburan cahaya bergantung pada ukuran partikel
Efek Tyndall merupakan Sifat Optik.
36
3. GERAK BROWN
Gerak Brown adalah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan).
Dibawah mikroskop ultra,akan terlihat partikel-partikel tersebut akan bergerak membentukzig zag.
37
Koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri.
Gerak Brown dipengaruhi oleh :suhu ukuran partikel koloid
Gerak Brown merupakan SIFAT KINETIK
38
Sifat kinetik ini timbul, bisa disebabkan oleh :• Gerakan termal dari partikel koloid
• Pengaruh gravitasi Pergerakan partikel koloid bukan karena
penguapan lokal, tapi akibat tumbukan acak dengan molekul pelarut. Partikel koloid cukup kecil, tumbukan cenderung tidak seimbang, sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak brown
Pengaruh gravitasi, bisa bersifat alami atau buatan.
39
4. ADSORPSIPeristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain
pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel
Partikel koloid sol memiliki kemampuan untuk mengadsorpsi partikel-partikel pada permukaannya, baik partikel netral atau bermuatan (kation atau anion) karena mempunyai permukaan yang sangat luas.
40
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3
bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S -2.
41
Sifat adsorbsi digunakan dalam proses:
• Pemutihan gula tebu.
• Norit.
• Penjernihan air.
Misal : koloid antara obat diare dan cairan dalam usus yang akan menyerap kuman penyebab diare.
42
5. ELEKTROFORESISPartikel sol bermuatan listrik, maka partikel ini akan bergerak dalam medan listrik.
Pergerakan ini disebut elektroforesis
Partikel koloid yang bermuatan positif bergerak menuju elektrode negatif dan sebaliknya
43
Koloid akan membentuk suatu permukaan bermuatan listrik bila berhubungan dengan medan listrik
Peristiwa elektroforesis merupakan SIFAT ELEKTRIK
Terjadinya Elektroforesis
44
Adanya muatan listrik pada butir-butir koloid menyebabkan terjadinya beda potensial antara permukaan zat padat dan larutan
Menurut Helmholtz dan Debye-Huckel, pada permukaan koloid terdapat lapisan rangkap listrik, karena adanya ion-ion yang mengimbangi, butir-butir koloid tersebut selalu bergerak
Gerakan koloid dalam alat elektroforesis menentukan jenis muatan partikel koloid
45
PEMBUATAN KOLOID SOL
Metode kondensasi : merupakan metode bergabungnya partikel-partikel kecil larutan sejati yang membentuk partikel-partikel berukuran koloid.
Metode dispersi : merupakan metode dipecahnya partikel-partikel besar sehingga menjadi partikel-partikel berukuran koloid.
46
A. Metode Kondensasi
Pembuatan koloid sol dengan metode ini umumnya dengan cara kimia (dekomposisi rangkap, hidrolisis, dan redoks) atau dengan penggantian pelarut.
1. Reaksi dekomposisi rangkap- Sol As2S3, dibuat dengan cara mengalirkan H2S perlahan-lahan melalui larutan As2O3 dingin sampai terbentuk sol As2S3 yang berwarna kuning terang;
As2O3 (aq) + 3H2S(g) As2S3 (koloid) + 3H2O(l)
- Sol AgCl, dibuat dengan mencampurkan larutan AgNO3 encer dan larutan HCl encer;
AgNO3 (ag) + HCl(aq) AgCl (koloid) + HNO3 (aq)
47
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
- Sol Fe(OH)3, dibuat dengan hidrolisis larutan FeCl3 dengan memanaskan larutan FeCl3, atau reaksi hidrolisis garam Fe dalam air mendidih;
FeCl3 (aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
`- Sol Al(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al dalam air mendidih;
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) Al(OH)3 (koloid) + 3HCl(aq)
2. Reaksi hidrolisis
48
- Sol emas atau sol Au, dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dengan reduktor HCOH;
2AuCl3 (aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
- Sol belerang dibuat dengan mereduksi SO2 yang terlarut dalam air dengan mengalirkan gas H2S ;
2H2S(g) + SO2 (aq) 3S(s) + 2H2O(l)
3. Reaksi redoks
49
4. Penggantian pelarut
Dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut, setelah diganti pelarutnya menjadi berukuran koloid.
Misal : membuat sol belerang yang sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam alkohol seperti etanol .
Belerang terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh.
Selanjutnya larutan belerang dalam etanol ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk.
50
B. Metode Dispersi
Metode ini melibatkan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi berukuran koloid, kemudian didispersikan dalam medium pendispersinya.
Ada 3 cara dalam metode ini, yaitu:• Cara Mekanik
• Cara peptisasi
• Cara Busur Bredig
51
1.Cara Mekanik
Cara mekanik : penghalusan partikel-partikel kasar zat padat dengan penggilingan partikel-partikel berukuran koloid.
Misal :- industri makanan untuk membuat jus buah,
selai, krim, es krim,dsb.- Industri kimia rumah tangga untuk membuat
pasta gigi, semir sepatu, deterjen, dsb.- Industri kimia untuk membuat pelumas padat,
cat dan zat pewarna.- Industri-industri lainnya seperti industri plastik, farmasi, tekstil, dan kertas.
52
2. Cara peptisasi
Cara peptisasi adalah :pembuatan koloid daributir-butir kasar atau dari suatu endapan denganbantuan suatu zat pemecah. Zat pemecah dapat berupa elektrolit, Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ;
- Endapan Al(OH) 3 oleh AlCl3.
53
3. Cara Busur Bredig Cara busur Bredig biasanyadigunakan untuk membuatsol-sol logam, seperti Ag, Au, Pt. Logam yang akan diubah jadi
partikel koloid digunakan sebagai elektrode. Kemudian kedua logam dicelupkan ke dalam
medium pendispersinya (air suling dingin) sampai kedua ujungnya saling berdekatan.
Kedua elektrode diberi loncatan listrik. Panas yang timbul menyebabkan logam
menguap, dan terkondensasi menghasilkan pertikel-pertikel kolid.
54
Koagulasi Koloid
Jika partikel-partikel koloid bersifat netral, maka akan terjadi penggumpalan dan pengendapan karena pengaruh gravitasi.
Proses penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan ini disebut : koagulasi.
55
Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Faktor-faktor yang menyebabkan koagulasi:• Perubahan suhu.
• Pengadukan.
• Penambahan ion dengan muatan besar (contoh: tawas).
• Pencampuran koloid positif dan koloid negatif.
56
Penghilangan muatan listrik pada partikel koloid dapat dilakukan empat cara :
1. Menggunakan prinsip elektroforesisProses elektroforesis adalah pergerakan partikel-partikel koloid yang bermuatan ke elektrode dengan muatan berlawanan. Ketika partikel mencapai elektrode, maka system koloid akan kehilangan muatannya dan bersifat netral.
2. Penambahan koloid lain dengan muatan berlawananKetika koloid bermuatan positif dicampur dengan koloid bermuatan negatif, maka muatan tersebut akan saling menghilang dan bersifat netral.
57
3. Penambahan elektrolitJika suatu elektrolit ditambahkan pada system koloid, maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan mengasorpsi ion positif (kation) dari elektrolit. Begitu juga sebaliknya. Dari adsorpsi ini maka terjadi proses koagulasi.
4. PendidihanKenaikan suhu menyebabkan jumlah tumbukan antara partikel dengan molekul air bertambah banyak. Akibatnya elektrolit yang teradsorpsi pada permukaan koloid lepas dan partikel jadi tidak bermuatan.
58
Kestabilan Koloid
Partikel-partikel koloid bermuatan sejenis, sehingga terjadi gaya tolak-menolak yang mencegah partikel-partikel koloid bergabung dan mengendap akibat gaya gravitasi.
Jadi, selain gerak Brown, muatan koloid juga berperan besar dalam menjaga kestabilan koloid.
59
Sistem koloid di mana partikel terdispersinya mempunyai daya adsorpsi relatif besar disebut koloid liofil , koloid ini bersifat lebih stabil.
Jika partikel terdispersinya mempunyai gaya absorpsi yang cukup kecil, maka disebut koloid liofob yang bersifat kurang stabil. Yang berfungsi sebagai koloid pelindung ialah koloid liofil.
Koloid pelindung
60
Koloid pelindung ialah koloid yang mempunyai sifat dapat melindungi koloid lain dari proses koagulasi.
Sol liofob/ hidrofob mudah terkoagulasi dengan sedikit penambahan elektrolit, tetapi menjadi lebih stabil jika ditambahkan koloid pelindung yaitu koloid liofil
61
PEMURNIAN KOLOID
a.Dialisys :Proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya menggunakan membran semipermiable
Pemisahan atau pemurnian koloid dapat dilakukan dengan cara :
62
b. Elektro dialysis Proses dialysis di
bawah pengaruh medan listrik.
Elektrodialisis hanya dapat digunakan untuk memisahkan partikel-partikel zat terlarut yang berupa elektrolit
63
Partikel-partikel kolid tidak dapat disaring biasa seperti dengan kertas saring
Kertas saring diresapi dengan selulosa seperti selofan penyaring ultra
Proses pemurnian dengan menggunakan penyaring ultra ini termasuk lambat, jadi tekanan harus dinaikkan
c. Penyaring ultra
64
Koloid Dalam Kehidupan Sehari-hari
Sifat karakteristik koloid yang penting, yaitu sangat bermanfaat untuk mencampur zat-zat yang tidak dapat saling melarutkan secara homogen dan bersifat stabil untuk produksi skala besar.
65
Selain industri, sistem koloid juga banyak dijumpai dalam kehidupan kita sehari-hari• Penggumpalan darah
• Pembentukan delta di muara sungai
• Pengambilan endapan pengotor
• Pemutihan gula
66