29 Teori Balok Kolom Bergoyang

download 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

of 7

Transcript of 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    1/7

    12/14/20

    Pertemuan XXIX :

    BALOK-KOLOM dengan GOYANGAN

    Beam Column with Sway)

    Mata Kuliah : Struktur Baja

    Kode MK : TKS 4019

    Pengampu : Achfas Zacoeb

    Balok-kolom merupakan elemen struktur aksial (tekan atau tarik)

    atau aksial + lentur.

    Jika lentur dan aksial memiliki pengaruh yang signifikan maka

    batang tersebut disebut balok-kolom (beam-column).

    Kombinasi momen + gaya tarik tidak terlalu menimbulkan

    masalah, karena gaya tarik akan mengurangi besarnya lendutan

    akibat momen.

    Kombinasi momen + gaya tekan akan menambah besarnya

    lendutan yang akan menambah besarnya momen sampai mencapai

    kondisi keseimbangan (equilibrium).

    Pendahuluan

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    2/7

    12/14/20

    Pendahuluan (lanjutan)

    Gambar 1. Elemen pada struktur portal statis tak tentu

    Struktur portal statis tak tentu seperti pada Gambar1 tersusun atas

    beberapa elemen :

    Batang CDdapat direncanakan sebagai elemen lentur (balok) saja

    akibat beban gravitasi q2, karena beban aksial P2 sudah ditahan

    oleh pengaku (bracing) bentuk X. Batang DEakan menahan gaya

    tarik, direncanakan sebagai elemen batang tarik.

    Batang CF akan menahan gaya tekan, direncanakan sebagai

    elemen batang tekan.

    Batang AB, AC, BD, CE, dan DFakan menahan gaya aksial dan

    gaya lentur (elemen balok-kolom).

    Batang AB menahan gaya lentur akibat beban gravitasi q1 dan

    beban aksial P1.

    Pendahuluan (lanjutan)

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    3/7

    12/14/20

    Pada kolom tak bergoyang disebut efek P ,

    jika balok-kolom memikul momen lentur

    sepanjang bagian tanpa pengekang lateral akan

    melendut pada bidang momen lenturnya.

    Hal ini akan menghasilkan momen sekunder

    sebesar gaya tekan (P) dikalikan dengan

    lendutannya ().

    Mu= Mntu+ (P )

    dengan :

    Mu : momen lentur terfaktor

    Mntu: momen lentur terfaktor orde

    pertama akibat beban yang tidak

    menimbulkan goyangan

    Efek Pdelta

    Pada kolom bergoyang disebut efek P ,

    dimana ujung kolom akan mengalami

    perpindahan lateral relatif.

    Hal ini akan menghasilkan momen sekunder

    sebesar gaya tekan (P) dikalikan dengan

    lendutannya ( ).

    Mu= Mltu+ (P )

    dengan :

    Mu : momen lentur terfaktor

    Mltu: momen lentur terfaktor orde

    pertama akibat beban yang dapat

    menimbulkan goyangan

    Efek Pdelta (lanjutan)

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    4/7

    12/14/20

    Kebanyakan peraturan perancangan sekarang mengizinkan

    penggunaan analisis orde 2 dengan metode pembesaran momen

    yang dihitung dengan maksimum bending momen hasil dari lentur

    yang didapat dari analisis orde 1 dikalikan dengan faktor

    pembesaran (amplification factor).

    Untuk menghitung momen tambahan akibatdan , SNI 03-1729-

    2002 mengijinkan penggunaan rumus interaksi semi empiris

    dengan memakai analisis orde 1 (Pasal 7.4.3) dan mengalikan

    momen yang diperoleh dengan faktor pembesaran (amplification

    factor) b (untuk elemen struktur tak bergoyang) dan s (untukelemen struktur bergoyang).

    Efek Pdelta (lanjutan)

    Faktor pembesaran (amplification factor) dapat dijelaskan dengan

    bantuan Gambar 2sebagai berikut :

    Faktor Pembesaran

    Gambar 2. Elemen balok-kolom

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    5/7

    12/14/20

    Lendutan awal sembarang titik dapat didekati dengan fungsi sinus

    dan dihitung dengan Pers. (1).

    y0= sinx

    L . e (1)

    Hubungan momen dengan kelengkungan :

    d2

    dx2=

    EI (2)

    dari Gambar 2:

    Mu= Pu y0 y (3)

    d2

    dx2=

    .+

    EI

    d2

    dx2

    EIy =

    .

    EI sin

    x

    L (4)

    Faktor Pembesaran (lanjutan)

    Kondisi batas : x = 0y = 0, dan x = Ly = 0, sehingga :

    y = B sinx

    L (5)

    dengan B merupakan konstanta.

    Substitusi Pers. (5)ke Pers. (4):

    2

    L2Bsin

    x

    L

    EI

    B sinx

    L

    = .

    EI

    sinx

    L

    (6)

    Penyelesaian untuk konstanta B :

    B =

    .

    2

    2

    =

    2

    2

    =

    (7)

    dengan P=2EI

    L2beban kritis Euler

    Faktor Pembesaran (lanjutan)

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    6/7

    12/14/20

    jadi :

    y =

    sin

    x

    L (8)

    Substitusi Pers. (8)ke Pers. (3):

    Mu= Pu sinx

    L . e

    sin

    x

    L (9)

    Momen maksimum terjadi di x = L/2 :

    Mu mak= Pu e

    = Pu. e 1

    = M0

    faktor pembesaran

    Faktor Pembesaran (lanjutan)

    1. Calculate the cross section properties: area, principal axes,

    moments of inertia, section moduli, radius of gyration, effective

    lengths and slenderness ratios.

    2. Evaluate the type of section based on the (b/t)ratio of the plate

    elements, as plastic, compact, semi-compact, or slender.

    3. Check for resistance of the cross-section under the combined

    effects as governed by yielding.

    4. Check for resistance of member under the combined effects as

    governed by buckling.

    Steps in Analyzing

  • 7/24/2019 29 Teori Balok Kolom Bergoyang

    7/7

    12/14/20

    Kerjakan Soal No. P.11.7

    Hal. 279 (BukuPerencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD)

    Latihan

    TERIMA KASIH

    DAN

    SEMOGA LANCAR STUDINYA

    http://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdfhttp://localhost/var/www/apps/conversion/tmp/scratch_3/ok%20Struktur%20Baja%20Metode%20LRFD%20Agus.pdf