5. entomologi

80

Transcript of 5. entomologi

Page 1: 5. entomologi
Page 2: 5. entomologi

DefinisiDefinisi : Ilmu yang mempelajari tentang : Ilmu yang mempelajari tentang vektor, kelainan dan penyakit yang vektor, kelainan dan penyakit yang disebabkan oleh arthropoda.disebabkan oleh arthropoda.

Siklus HidupSiklus Hidup : : Penting dipelajari dalam rangka Penting dipelajari dalam rangka

intervensi pencegahanintervensi pencegahan Mengalami metamorfosis :Mengalami metamorfosis :

– Metamorfosis sempurna : telur – larva – Metamorfosis sempurna : telur – larva – pupa – dewasa.pupa – dewasa.

– Metamorfosis tdk sempurna : telur – (larva) Metamorfosis tdk sempurna : telur – (larva) – nimfa – dewasa.– nimfa – dewasa.

ENTOMOLOGIENTOMOLOGI

Page 3: 5. entomologi

PERAN ARTHROPODAPERAN ARTHROPODA

1.1. Vektor dan hospes sementara Vektor dan hospes sementara (menularkan penyakit)(menularkan penyakit)

• Vektor penyakit protozoa : Malaria, Vektor penyakit protozoa : Malaria, Tripanosomiasis, Leismaniasis.Tripanosomiasis, Leismaniasis.

• Vektor penyakit cacing : Filariasis Vektor penyakit cacing : Filariasis (Filariasis limfatik & Non limfatik).(Filariasis limfatik & Non limfatik).

• Vektor penyakit virus, riketsia & bakteri.Vektor penyakit virus, riketsia & bakteri.• Vektor mekanik : Musca domestika, Vektor mekanik : Musca domestika,

Periplaneta. Periplaneta.

Page 4: 5. entomologi

2.2. Parasit :Parasit :• Menyebabkan penyakit : skabies, Menyebabkan penyakit : skabies,

dermodiosis, pedikulosis, ftiriasis, miasis.dermodiosis, pedikulosis, ftiriasis, miasis.

3.3. Menghasilkan toksin :Menghasilkan toksin :• Menimbulkan kelaianan pd tubuh Menimbulkan kelaianan pd tubuh

manusia.manusia.• Kontak : kupu-kupu, tungau debu.Kontak : kupu-kupu, tungau debu.• Sengatan : lebah, kalajengking.Sengatan : lebah, kalajengking.• Gigitan : kelabang, laba-laba, tarantula, Gigitan : kelabang, laba-laba, tarantula,

sengkenit.sengkenit.

Page 5: 5. entomologi

CARA PENULARANCARA PENULARAN

1.1. Penularan secara mekanikPenularan secara mekanik

2.2. Penularan secara biologikPenularan secara biologik

3.3. Penularan transovarianPenularan transovarian

Page 6: 5. entomologi

Arthropoda sebagai VektorArthropoda sebagai Vektor Penularan secara biologik :Penularan secara biologik :

– Propagatif : parasit hanya membelah Propagatif : parasit hanya membelah diri (diri (Versinia pestisVersinia pestis dalam pinjal dalam pinjal Xenopsylla cheopis).Xenopsylla cheopis).

– Sikliko propagatif : parasit berubah Sikliko propagatif : parasit berubah bentuk dan membelah diri (bentuk dan membelah diri (PlasmodiumPlasmodium dalam nyamuk Anopheles).dalam nyamuk Anopheles).

– Sikliko developmental : parasit hanya Sikliko developmental : parasit hanya berubah bentuk (berubah bentuk (Wuchereria bancroftiWuchereria bancrofti dalam nyamuk Culex quinquefasiatus).dalam nyamuk Culex quinquefasiatus).

Penularan Mekanik (lalat & kecoa)Penularan Mekanik (lalat & kecoa) Penularan secara transovarian (lalat)Penularan secara transovarian (lalat)

Page 7: 5. entomologi

Arthropoda sebagai Arthropoda sebagai ParasitParasit

EndoparasitEndoparasit : arthropoda hidup dalam : arthropoda hidup dalam jaringan tubuh host (larva lalat jaringan tubuh host (larva lalat miasis)miasis)

EkstoparasitEkstoparasit : arthropoda hidup pada : arthropoda hidup pada permukaan tubuh host (serangga-permukaan tubuh host (serangga-serangga penyebab kelainan pada serangga penyebab kelainan pada permukaan tubuh host)permukaan tubuh host)

Parasit permanen : tungau kudis, tuma.Parasit permanen : tungau kudis, tuma. Parasit periodik : nyamuk, sengkenit Parasit periodik : nyamuk, sengkenit

lunak (dari host satu ke host lain).lunak (dari host satu ke host lain).

Page 8: 5. entomologi

Arthropoda pengandung Arthropoda pengandung ToksinToksin

Kontak langsungKontak langsung : Ulat: Ulat Gigitan Gigitan : Kelabang: Kelabang SengatanSengatan : Kalajengking: Kalajengking TusukanTusukan : Triatoma: Triatoma

Page 9: 5. entomologi

MORFOLOGI NYAMUKMORFOLOGI NYAMUK

VEKTOR MALARIAVEKTOR MALARIA

AnopheliniAnophelini Stadium telur Stadium telur

diletakkan satu persatu terpisah diatas diletakkan satu persatu terpisah diatas permukaan airpermukaan air

berbentuk seperti perahu, bagian bawah berbentuk seperti perahu, bagian bawah konveks dan bagian atas konkaf dengan konveks dan bagian atas konkaf dengan sepasang pelampungsepasang pelampung

Page 10: 5. entomologi

Stadium LarvaStadium Larva mengapung sejajar permukaan airmengapung sejajar permukaan air

bagian badan yang khas : spirakel, tergal bagian badan yang khas : spirakel, tergal plate,plate,

bulu palmabulu palma Stadium PupaStadium Pupa

tabung pernapasan yang lebar dan pendektabung pernapasan yang lebar dan pendek Stadium DewasaStadium Dewasa

Palpus sama panjang dengan probosisPalpus sama panjang dengan probosisPalpus jantan : ujung berbentuk gadaPalpus jantan : ujung berbentuk gadaSisik sayap membentuk gambaran hitam Sisik sayap membentuk gambaran hitam putih ; ujung sisik tumpulputih ; ujung sisik tumpulPosterior abdomen melancipPosterior abdomen melancip

Page 11: 5. entomologi

VEKTOR FILARIASISVEKTOR FILARIASIS

AnopheliniAnophelini Non Anophelini Culcini : Aedes, Culex,Non Anophelini Culcini : Aedes, Culex,

Mansonia, Coquilettidia, ArmigeresMansonia, Coquilettidia, Armigeres Stadium Telur (Non Anophelini)Stadium Telur (Non Anophelini)

- - Diletakkan satu persatu di tepi pemukaan air (Aedes)Diletakkan satu persatu di tepi pemukaan air (Aedes)

- - Diletakkan berkelompok membentuk rakit:Diletakkan berkelompok membentuk rakit:• Diatas permukaan air (Culex)Diatas permukaan air (Culex)• Dibalik permukaan daun tanaman air (Mansonia)Dibalik permukaan daun tanaman air (Mansonia)

- Bentuk lonjong dengan ujung lancip dengan dinding- Bentuk lonjong dengan ujung lancip dengan dindingseperti anyaman kain kasa (Aedes)seperti anyaman kain kasa (Aedes)

- Bentuk seperti peluru senapanBentuk seperti peluru senapan- Bentuk seperti duri/sasaran bowling (mansonia)Bentuk seperti duri/sasaran bowling (mansonia)

Page 12: 5. entomologi

Stadium Larva (Non Anophelini)Stadium Larva (Non Anophelini)- Menggantung pada permukaan - Menggantung pada permukaan airair- Bagian badan yang khas :- Bagian badan yang khas :

•Sifon dengan bulu-bulu sifon dan Sifon dengan bulu-bulu sifon dan pektenpekten

•Sisir dengan dengan gigi-gigi sisirSisir dengan dengan gigi-gigi sisir•Segmen anal dengan pelanaSegmen anal dengan pelana

Stadium Pupa (Culicini) :Stadium Pupa (Culicini) :- Tabung pernapasan yang sempit - Tabung pernapasan yang sempit dan panjangdan panjang

Page 13: 5. entomologi

Stadium dewasa ( Culicini)Stadium dewasa ( Culicini)

-- Betina : Palpus lebih pendek daripada Betina : Palpus lebih pendek daripada probosisprobosis-- Jantan : Palpus lebih panjang daripada Jantan : Palpus lebih panjang daripada probosisprobosis-- Sisik sayap lebar asimetris (Mansonia)Sisik sayap lebar asimetris (Mansonia)-- Sisik sayap sempit dan panjang (Aedes, Sisik sayap sempit dan panjang (Aedes, Culex)Culex)-- Pada Aedes, sisik sayap membentuk Pada Aedes, sisik sayap membentuk kelompok kelompok sisik yang sewarna sehingga sisik yang sewarna sehingga tampak bintik-bintik tampak bintik-bintik putih-kuning/putih-putih-kuning/putih-coklat/putih-hitamcoklat/putih-hitam-- Ujung abdomen Aedes lancipUjung abdomen Aedes lancip-- Ujung abdomen Mansonia tumpul dan Ujung abdomen Mansonia tumpul dan terpancungterpancung

Page 14: 5. entomologi

VEKTOR PENYAKIT PROTOZOAVEKTOR PENYAKIT PROTOZOA

1.1. VEKTOR MALARIAVEKTOR MALARIA

Nyamuk Anopheles : dari 2000 Nyamuk Anopheles : dari 2000 spesies Anopheles, terdapat 60 spesies Anopheles, terdapat 60 spesies yang merupakan vektor spesies yang merupakan vektor malariamalaria

DAUR HIDUPDAUR HIDUP

Mengalami metamorfosis sempurna Mengalami metamorfosis sempurna selama 2-5 mg bergantung pada selama 2-5 mg bergantung pada spesies, makanan yang tersedia, spesies, makanan yang tersedia, suhu udarasuhu udara

Page 15: 5. entomologi

TEMPAT PERINDUKANTEMPAT PERINDUKAN

Bergantung pada spesies, terdiri atas Bergantung pada spesies, terdiri atas

tiga kawasan :tiga kawasan :

• Pantai : Pantai : An.sundaicus, An.subpictusAn.sundaicus, An.subpictus• PedalamanPedalaman : An. aconitus, An. : An. aconitus, An.

BarbirostrisBarbirostris• Kaki gunung & gunungKaki gunung & gunung : An. : An.

Balabacencis, Balabacencis,

An maculatusAn maculatus

Page 16: 5. entomologi

PERILAKUPERILAKU Aktivitas dipengaruhi oleh kelembaban Aktivitas dipengaruhi oleh kelembaban

udara dan suhuudara dan suhu Umumnya aktif mengisap darah pada Umumnya aktif mengisap darah pada

malam hari atau sejak senja sampai dini malam hari atau sejak senja sampai dini hari ( = night-biters)hari ( = night-biters)

Jarak terbang 0,5 – 3 km, dipengaruhi Jarak terbang 0,5 – 3 km, dipengaruhi oleh transportasibdan kecepatan anginoleh transportasibdan kecepatan angin

Kesukaan bervariasi : zoofilik, antropofilik, Kesukaan bervariasi : zoofilik, antropofilik, dstdst

Tempat istirahat bervariasi : eksofilik, Tempat istirahat bervariasi : eksofilik, endofilikendofilik

Aktivitas menggigit bervariasi : eksofilik, Aktivitas menggigit bervariasi : eksofilik, endofagikendofagik

Page 17: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI Penentuan vektor malaria didasarkan atas Penentuan vektor malaria didasarkan atas

penemuan sporozoid malaria di kelenjar liur penemuan sporozoid malaria di kelenjar liur nyamuk yang hidup di alam bebas ( dengan nyamuk yang hidup di alam bebas ( dengan membedah nyamuk betina)membedah nyamuk betina)

Faktor yang perlu diketahui dalam menentukan Faktor yang perlu diketahui dalam menentukan vektor di suatu daerah endemi malaria :vektor di suatu daerah endemi malaria :

Kebiasaan nyamuk mengisap darah manusiaKebiasaan nyamuk mengisap darah manusiaLama hidup nyamuk betina dewasa yang lebih dari 10 Lama hidup nyamuk betina dewasa yang lebih dari 10

harihariNyamuk Anopheles dengan kepadatan yang tinggi & Nyamuk Anopheles dengan kepadatan yang tinggi &

dominandominanHasil infeksi percobaan di Lab yang menunjukkan Hasil infeksi percobaan di Lab yang menunjukkan

kemampuan untuk mengembangkan Plasmodium kemampuan untuk mengembangkan Plasmodium menjadi stadium sporozoidmenjadi stadium sporozoid

Page 18: 5. entomologi

Prevalens kasus malaria tidak sama di Prevalens kasus malaria tidak sama di antara daerah endemi malaria, antara daerah endemi malaria, bergantung pada perilaku spesies bergantung pada perilaku spesies nyamuk yang menjadi vektor, misalnya :nyamuk yang menjadi vektor, misalnya :

Di daerah Cilacap (vektor malaria: Di daerah Cilacap (vektor malaria: An.sundacusAn.sundacus) kasus malaria di temukan ) kasus malaria di temukan lebih banyak pada musim kemarau, karena lebih banyak pada musim kemarau, karena pembentukan tempat perindukan di muara pembentukan tempat perindukan di muara sungai untuk nyamuk tsb meningkatsungai untuk nyamuk tsb meningkat

Di daerah jawa barat (vektor malaria: Di daerah jawa barat (vektor malaria: An. An. AconitusAconitus) kasus malaria lebih banyak pada ) kasus malaria lebih banyak pada musim hujan, karena di sawah banyak musim hujan, karena di sawah banyak terbentuk perindukan untuk nyamuk tsb.terbentuk perindukan untuk nyamuk tsb.

Page 19: 5. entomologi

Pemberantasan Pemberantasan Malaria :Malaria :Pengobatan PenderitaPengobatan PenderitaPencegahan kontak antara Pencegahan kontak antara

nyamuk & manusianyamuk & manusiaPenyuluhan sanitasiPenyuluhan sanitasi

Page 20: 5. entomologi

2. VEKTOR PENYAKIT CACING2. VEKTOR PENYAKIT CACING (FILARIASIS)(FILARIASIS)

2.1. VEKTOR FILARIASIS LIMFATIK (NYAMUK)2.1. VEKTOR FILARIASIS LIMFATIK (NYAMUK) Nyamuk Anophelini (Nyamuk Anophelini (Tribus AnophelesTribus Anopheles) )

dan Non Anophelini (TribusCulicini, terdiri dan Non Anophelini (TribusCulicini, terdiri atas genus Culex, atas genus Culex, Aedes,Mansonia,Coquilettidia; dan Tribus Aedes,Mansonia,Coquilettidia; dan Tribus Taxorhytini, terdiri atas genus Taxorhytini, terdiri atas genus Taxorhynchites)Taxorhynchites)

Di Indonesia ditemukan 3 jenis parasit Di Indonesia ditemukan 3 jenis parasit nematoda penyebab filariasis limfatik nematoda penyebab filariasis limfatik pada manusia, yaitu pada manusia, yaitu Wucheria bancrofti, Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timoriBrugia malayi, dan Brugia timori

Page 21: 5. entomologi

Parasit-parasit tersebut disebarkan di seluruh Parasit-parasit tersebut disebarkan di seluruh kepulauan Indonesia oleh berbagai spesies kepulauan Indonesia oleh berbagai spesies nyamuk Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, nyamuk Aedes, Anopheles, Culex, Mansonia, Coquilettida dan ArmigeresCoquilettida dan Armigeres

Vektor utama filariasis bancrofti di perkotaan Vektor utama filariasis bancrofti di perkotaan adalah adalah Culex quinquefasciatusCulex quinquefasciatus, sedangkan di , sedangkan di pedesaan adalah berbagai spesies Anopheles, pedesaan adalah berbagai spesies Anopheles, Aedes kochi, Cx. Bitaeniorrhynchuss, Cx. Aedes kochi, Cx. Bitaeniorrhynchuss, Cx. Annulirostris dan Armigeres obsturbansAnnulirostris dan Armigeres obsturbans

Vektor utama filariasis malayi adalah berbagai Vektor utama filariasis malayi adalah berbagai spesies Anopheles, Mansonia dan Coquilettidiaspesies Anopheles, Mansonia dan Coquilettidia

Vektor utama filariasis timori adalah Vektor utama filariasis timori adalah Anopheles barbirotrisAnopheles barbirotris

Page 22: 5. entomologi

DAUR HIDUPDAUR HIDUP Metamorfosis sempurna selama 1–Metamorfosis sempurna selama 1–

2 minggu2 minggu

Tempat perindukan :Tempat perindukan :Nyamuk Anophelini : kawasan pantai, Nyamuk Anophelini : kawasan pantai,

pedalaman, kaki gunung dan gunungpedalaman, kaki gunung dan gunungNyamuk Non anophelini : Tempat ber Nyamuk Non anophelini : Tempat ber

air jernih ataupun keruh (polluted): air jernih ataupun keruh (polluted): Permukaan air dapat ditumbuhi Permukaan air dapat ditumbuhi bermacam-macam tanaman airbermacam-macam tanaman air

Page 23: 5. entomologi

PERILAKUPERILAKU Nyamuk Non Anophelini mempunyai Nyamuk Non Anophelini mempunyai

kebiasaan mengisap darah hospes yang kebiasaan mengisap darah hospes yang berbeda-beda, yaitu :berbeda-beda, yaitu :Culex : malam hari sajaCulex : malam hari sajaMansonia : Siang dan malam hariMansonia : Siang dan malam hariAedes : Siang hari sajaAedes : Siang hari saja

Jarak terbang bervariasi :Jarak terbang bervariasi :Culicini : biasanya pendek (rata-rata Culicini : biasanya pendek (rata-rata

beberapa puluh meter)beberapa puluh meter)Aedes vexans +/- 30 kmAedes vexans +/- 30 km

Umur Nyamuk dewasa (di alam/di Lab):+/- 2 Umur Nyamuk dewasa (di alam/di Lab):+/- 2 mgmg

Page 24: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI Faktor-faktor yang menentukan Faktor-faktor yang menentukan

penyebarluasan filariasis dan timbulnya penyebarluasan filariasis dan timbulnya daerah-daeah endemi filariasis, yaitu :daerah-daeah endemi filariasis, yaitu : Derajat infeksi alami hasil pembedahan nyamuk Derajat infeksi alami hasil pembedahan nyamuk

alam/liar yang tinggialam/liar yang tinggi Sifat antropofilik dan zoofilik yang meningkatkan Sifat antropofilik dan zoofilik yang meningkatkan

jumlah sumber infeksijumlah sumber infeksi Umur nyamuk yang panjang sehingga mampu Umur nyamuk yang panjang sehingga mampu

mengembangkan pertumbuhan larva mencapai mengembangkan pertumbuhan larva mencapai stadium infektif untuk disebarkan/ditularkanstadium infektif untuk disebarkan/ditularkan

Dominasi terhadap spesies nyamuk lainnya yang Dominasi terhadap spesies nyamuk lainnya yang ditunjukkan dengan kepadatan yang tinggi di ditunjukkan dengan kepadatan yang tinggi di daerah endemidaerah endemi

Mudahnya menggunakan tempat-tempat Mudahnya menggunakan tempat-tempat penampung air sebagai tempat perindukan yang penampung air sebagai tempat perindukan yang sesuaisesuai

Page 25: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)EPIDEMIOLOGI (Lanjutan) Pemberantasan :Pemberantasan :

Pengobatan semua penderita filariasisPengobatan semua penderita filariasisUpaya pengendalian vektor dengan Upaya pengendalian vektor dengan

cara yang mudah dan biaya rendahcara yang mudah dan biaya rendahPerlindungan/pencegahan terhadap Perlindungan/pencegahan terhadap

gigitan vektorgigitan vektorMeningkatkan pengetahuan penduduk Meningkatkan pengetahuan penduduk

mengenai filariasis dan penularannya mengenai filariasis dan penularannya

partisipasi dalam partisipasi dalam pemberantasanpemberantasan

Page 26: 5. entomologi

2.2. VEKTOR FILARIASIS NON LIMFATIK2.2. VEKTOR FILARIASIS NON LIMFATIK ((LALATLALAT)) Lalat dari genus simulium (Lalat dari genus simulium (Black flyBlack fly) dan ) dan

Chrysops (Chrysops (Horse Flyl Deer flyHorse Flyl Deer fly))

Yang mengisap darah biasanya hanya lalat Yang mengisap darah biasanya hanya lalat betina, aktif pada pagi dan sore haribetina, aktif pada pagi dan sore hari

Simulium damnosumSimulium damnosum adalah vektor adalah vektor Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus di Afrika : di Afrika : Simulium Simulium metalicum, S.ochraceum dan S. callidiummetalicum, S.ochraceum dan S. callidium adalah vektor adalah vektor Onchocerca volvulusOnchocerca volvulus di Amerika di Amerika

Chrysops silacea dan C. dimidiataChrysops silacea dan C. dimidiata adalah adalah vektor vektor Loa-loa di AfrikaLoa-loa di Afrika

Page 27: 5. entomologi

HOSPES PERANTARAHOSPES PERANTARAAdalah jasad tempat parasit tumbuh Adalah jasad tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang dapat menjadi bentuk infektif yang dapat ditularkan kepada hospesnya ditularkan kepada hospesnya (misalnya manusia)(misalnya manusia)

1)1) Cyclops dan DiaptomusCyclops dan Diaptomus

Adalah hospes perantara cacing Adalah hospes perantara cacing Diphyllobathrium latumDiphyllobathrium latum

2)2) Potamon dan CombarusPotamon dan Combarus

Adalah hospes perantara cacing Adalah hospes perantara cacing paragonimus westermaniparagonimus westermani

Page 28: 5. entomologi

3. VEKTOR PENYAKIT VIRUS, RIKETSIA, 3. VEKTOR PENYAKIT VIRUS, RIKETSIA, DAN BAKTERIDAN BAKTERI

3.1. VEKTOR PENYAKIT VIRUS3.1. VEKTOR PENYAKIT VIRUS

3.1.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue3.1.1. Penyakit Demam Berdarah Dengue

(DHF= Dengue Hemorrhagic Fever)(DHF= Dengue Hemorrhagic Fever) Merupakan penyakit virus yang sangat Merupakan penyakit virus yang sangat

berbahayaberbahaya Sampai saat ini masih merupakan Sampai saat ini masih merupakan

masalah kesehatan masyarakatmasalah kesehatan masyarakat Vektor utama adalah nyamuk kebun Vektor utama adalah nyamuk kebun

((Aedes aegyptiAedes aegypti), vektor potensial adalah ), vektor potensial adalah Aedes albapictusAedes albapictus

Page 29: 5. entomologi

DAUR HIDUPDAUR HIDUP

Metamorfosis sempurna selama 9 Metamorfosis sempurna selama 9 harihari

Tempat perindukan : tempat-Tempat perindukan : tempat-tempat berisi air bersih yang tempat berisi air bersih yang letaknya berdekatan dengan letaknya berdekatan dengan rumah penduduk (tidak lebih dari rumah penduduk (tidak lebih dari 500 m), meliputi tempat 500 m), meliputi tempat perindukan buatan manusia dan perindukan buatan manusia dan tempat perindukan alamiahtempat perindukan alamiah

Page 30: 5. entomologi

PERILAKUPERILAKU Nyamuk dewasa betina mengisap darah Nyamuk dewasa betina mengisap darah

manusia pada siang hari (dari pagi hingga manusia pada siang hari (dari pagi hingga petang) dengan waktu puncak setelah petang) dengan waktu puncak setelah matahari terbit(8.00-10.00) dan sebelum matahari terbit(8.00-10.00) dan sebelum matahari terbenam (15.00-17.00)matahari terbenam (15.00-17.00)

Pengisapan darah dilakukan didalam dan Pengisapan darah dilakukan didalam dan diluar rumahdiluar rumah

Tempat istirahat :Tempat istirahat : Semak-semak/tanaman rendah dan rerumputan di Semak-semak/tanaman rendah dan rerumputan di

halaman rumah atau kebunhalaman rumah atau kebun Benda-benda yang tergantung didalam rumahBenda-benda yang tergantung didalam rumah

Umur Nyamuk betina dewasa dialam: 10 Umur Nyamuk betina dewasa dialam: 10 hari ,di Lab: 2 blnhari ,di Lab: 2 bln

Jarak terbang +/- 40 m ; mampu terbang 2 kmJarak terbang +/- 40 m ; mampu terbang 2 km

Page 31: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI Ae aegypti tersebar luas di seluruh Ae aegypti tersebar luas di seluruh

IndonesiaIndonesia Ae aegypti ditemukan di kota-kota Ae aegypti ditemukan di kota-kota

pelabuhan padat penduduk, juga di pelabuhan padat penduduk, juga di temukan di pedesaan sekitar kota temukan di pedesaan sekitar kota pelabuhanpelabuhan

Penyebarab Ae. Aegypti dari Penyebarab Ae. Aegypti dari pelabuhan ke desa dikarenakan larva pelabuhan ke desa dikarenakan larva yang terbawa melalui transportasi yang terbawa melalui transportasi yang mengangkut benda-benda yang mengangkut benda-benda berisi air hujanberisi air hujan

Page 32: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)EPIDEMIOLOGI (Lanjutan) PengendalianPengendalian

Perlindungan perorangan dari gigitan nyamuk (kawat kasa, Perlindungan perorangan dari gigitan nyamuk (kawat kasa, kelambu, penyemprotan dinding rumah dengan insektisida, kelambu, penyemprotan dinding rumah dengan insektisida, penggunaan repellent saat berkebun)penggunaan repellent saat berkebun)

Pembuangan atau mengubur benda-benda yang dapat Pembuangan atau mengubur benda-benda yang dapat menampung air hujanmenampung air hujan

Mengganti air atau membersihkan tempat-tempat air Mengganti air atau membersihkan tempat-tempat air seminggu sekaliseminggu sekali

AbatisasiAbatisasi Fogging dengan malathion minimal dua kali dengan jarak Fogging dengan malathion minimal dua kali dengan jarak

10 hari di daerah yang terkena wabah10 hari di daerah yang terkena wabah Pendidikan Kesehatan MasyarakatPendidikan Kesehatan Masyarakat Memonitor kepadatan populasi Ae aegypti penting dalam Memonitor kepadatan populasi Ae aegypti penting dalam

upaya mengevaluasi adanya ancaman DHF dan untuk upaya mengevaluasi adanya ancaman DHF dan untuk meningkatkan tindakan pengendalian vektormeningkatkan tindakan pengendalian vektor

Pengukuran kepadatan populasi nyamuk yang belum Pengukuran kepadatan populasi nyamuk yang belum dewasa : memeriksa tempat-tempat perindukan di dalam dewasa : memeriksa tempat-tempat perindukan di dalam dan di luar rumah (sebanyak 100 rumah di daerah dan di luar rumah (sebanyak 100 rumah di daerah pemeriksaan)pemeriksaan)

Page 33: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)EPIDEMIOLOGI (Lanjutan)

Angka indeks yang perlu diketahui :Angka indeks yang perlu diketahui :Angka rumah (Angka rumah (house indexhouse index): persentase ): persentase

rumah yang positif larva Ae. Aegyptirumah yang positif larva Ae. AegyptiAngka tempat perindukan (Angka tempat perindukan (container container

IndexIndex): persentase tempat perindukan ): persentase tempat perindukan yang positif larva Ae. Aegyptiyang positif larva Ae. Aegypti

Angka Breteau (Angka Breteau (Breteau IndexBreteau Index): jumlah ): jumlah tempat perindukan yang positif larva tempat perindukan yang positif larva Ae. Aegypti dalam tiap 100 rumahAe. Aegypti dalam tiap 100 rumah

Page 34: 5. entomologi

3.1.2 PENYAKIT JAPANESE B. ENCEPHALITIS3.1.2 PENYAKIT JAPANESE B. ENCEPHALITIS

Di temukan di Asia Tenggara (Filipina, Di temukan di Asia Tenggara (Filipina, Kamboja, Muangthai, Malaysia, Kamboja, Muangthai, Malaysia, Singapura)Singapura)

Di Indonesia penyakit tersebut belum Di Indonesia penyakit tersebut belum banyak di pelajari, tetapi kemungkinan banyak di pelajari, tetapi kemungkinan besar penyakit tsb juga ada di Indonesia besar penyakit tsb juga ada di Indonesia karena :karena : Banyak kasus meninggal dengan gejala Banyak kasus meninggal dengan gejala

klinis yang sama dengan klinis yang sama dengan Jap. B. encephalitisJap. B. encephalitis Kepadatan nyamuk vektor cukup tinggi dan Kepadatan nyamuk vektor cukup tinggi dan

telah dapat di isolasi virus telah dapat di isolasi virus Jap.B.encephalitisJap.B.encephalitis dari tubuh nyamuk yang di tangkap di dari tubuh nyamuk yang di tangkap di sekitar Jakartasekitar Jakarta

Page 35: 5. entomologi

Gejala Klinis : demam, sakit kepala, Gejala Klinis : demam, sakit kepala, mual, muntah, lemas, malaise, mental mual, muntah, lemas, malaise, mental disorientation. Kematian terjadi 2-4 disorientation. Kematian terjadi 2-4 hari setelah terinfeksi virushari setelah terinfeksi virus

Vektor : Vektor : Culex tritaeniorhynchusCulex tritaeniorhynchus & & Cx. Cx. GelidusGelidus

Tempat peristirahatan : dekat Tempat peristirahatan : dekat kandang ternak (kerbau, sapi, babi)kandang ternak (kerbau, sapi, babi)

Mengisap darah manusia dan darah Mengisap darah manusia dan darah binatang (kerbau, sapi,babi,burung, binatang (kerbau, sapi,babi,burung, bebek) pada malam hari di dalam bebek) pada malam hari di dalam atau luar rumahatau luar rumah

Page 36: 5. entomologi

3.1.3. PENYAKIT CHIKUNGUYA3.1.3. PENYAKIT CHIKUNGUYA

Belum banyak dipelajari di indonesia, Belum banyak dipelajari di indonesia, namun kemungkinan besar ditemukan namun kemungkinan besar ditemukan penyakit tsb di Indonesia, karena virus penyakit tsb di Indonesia, karena virus ChikunguyaChikunguya telah dapat diisolasi dari telah dapat diisolasi dari nyamuk liar nyamuk liar Ae. AegyptiAe. Aegypti di Jakarta di Jakarta

Gejala klinis mirip Gejala klinis mirip Jap. B. encephalitisJap. B. encephalitis

Vektor : Ae aegyptiVektor : Ae aegypti

Page 37: 5. entomologi

3.1.4. PENYAKIT DEMAM 3.1.4. PENYAKIT DEMAM KUNINGKUNING

Vektor : Ae aegyptiVektor : Ae aegypti

Belum pernah dilaporkan di Indonesia Belum pernah dilaporkan di Indonesia walaupun vektornya tersebar di walaupun vektornya tersebar di seluruh Indonesiaseluruh Indonesia

Di Amerika Selatan dan Afrika Selatan Di Amerika Selatan dan Afrika Selatan penyakit tsb dilaporkan ada sejak penyakit tsb dilaporkan ada sejak puluhan tahunpuluhan tahun

Gejala Klinis : pusing, sakit punggung, Gejala Klinis : pusing, sakit punggung, demam, muntah. Kematian terjadi 5-8 demam, muntah. Kematian terjadi 5-8 hari setelah terinfeksihari setelah terinfeksi

Page 38: 5. entomologi

3.2. VEKTOR PENYAKIT RIKETSIA3.2. VEKTOR PENYAKIT RIKETSIA

3.2.1. Penyakit Demam Semak3.2.1. Penyakit Demam Semak

Demam semak = Demam semak = Scrub typhus, tsutsugamushi Scrub typhus, tsutsugamushi disease, Delikoortsdisease, Delikoorts

Di temukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Di temukan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, IrjaSulawesi, Irja

Penyebab penyakit : Penyebab penyakit : Rikettsia tsutsugamushiRikettsia tsutsugamushi Gejala klinis : kepala pusing, apati, malaise, Gejala klinis : kepala pusing, apati, malaise,

limfodenitis, adanya escar.limfodenitis, adanya escar. Angka kematian berkisar 1 - 60%Angka kematian berkisar 1 - 60% Vektor : Leptotrombidium akamusi, L. deliensis, Vektor : Leptotrombidium akamusi, L. deliensis,

L. fletsheriL. fletsheri

Page 39: 5. entomologi

DAUR HIDUPDAUR HIDUP Metamorfosis tak sempurna (telur-larva-Metamorfosis tak sempurna (telur-larva-

nimfa-dewasa) nimfa-dewasa)

selama 1 – 2 bulanselama 1 – 2 bulan

Stadium larva mengisap darah manusia Stadium larva mengisap darah manusia dan binatang mamaliadan binatang mamalia

Penularan transovarian : sejak larva Penularan transovarian : sejak larva LeptotrombidiumLeptotrombidium

mendapatkan infeksi Rickettsia sampai mendapatkan infeksi Rickettsia sampai menjadi larva generasi berikutnya menjadi larva generasi berikutnya masih tetap infektifmasih tetap infektif

Page 40: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI

R. tsutsugamushiR. tsutsugamushi biasanya hidup biasanya hidup sebagai parasit tikus ladangsebagai parasit tikus ladang

Pencegahan Penularan :Pencegahan Penularan :Menghindari kontak dengan tungau saat Menghindari kontak dengan tungau saat

bekerja di ladang/hutan di daerah bekerja di ladang/hutan di daerah endemi, yaitu membedaki kaos kaki dan endemi, yaitu membedaki kaos kaki dan sepatu yang dipakai dengan serbuk DDT sepatu yang dipakai dengan serbuk DDT 10%10%

Menelan kloramfenikol 500 mg sehari Menelan kloramfenikol 500 mg sehari selama 10 hari selama bertugas di selama 10 hari selama bertugas di ladang/hutanladang/hutan

Page 41: 5. entomologi

3.3. VEKTOR PENYAKIT BAKTERI3.3. VEKTOR PENYAKIT BAKTERI3.3.1. Vektor Penyakit Sampar3.3.1. Vektor Penyakit Sampar Pernah di temukan secara endemi di Jawa Tengah Tahun Pernah di temukan secara endemi di Jawa Tengah Tahun

1968 terjadi epidemi di Boyolali dengan banyak kematian1968 terjadi epidemi di Boyolali dengan banyak kematian Di sebabkan oleh bakteri Di sebabkan oleh bakteri Yersinia pestisYersinia pestis Vektor : Pinjal Vektor : Pinjal Xenopsylla cheopis, Stivalius cognatus, Xenopsylla cheopis, Stivalius cognatus,

Neopsylla sondaicaNeopsylla sondaica Manusia terinfeksi melalui gigitan pinjal atau tinja pinjal Manusia terinfeksi melalui gigitan pinjal atau tinja pinjal

yang mengandung yang mengandung Y. pestisY. pestis Gejala Klinis : peradangan dan pembesaran kelenjar limfe Gejala Klinis : peradangan dan pembesaran kelenjar limfe

terbentuk benjolan/bubo (disebut pes bubo/bubonic terbentuk benjolan/bubo (disebut pes bubo/bubonic plague) plague) Y. pestisY. pestis masuk ke dalam peredaran darah masuk ke dalam peredaran darah (disebut pes septikimia/septichemic plague) masuk (disebut pes septikimia/septichemic plague) masuk kedalam paru (disebut pes paru/pulmonic plague). kedalam paru (disebut pes paru/pulmonic plague). Penderita dapat meninggal dalam 2-3 hari setelah Penderita dapat meninggal dalam 2-3 hari setelah terinfeksiterinfeksi

Cara penularan : PropagatifCara penularan : Propagatif

Page 42: 5. entomologi

DAUR HIDUPDAUR HIDUP

Pinjal hidup sebagai parasit tikus Pinjal hidup sebagai parasit tikus ladang dan bersarang di antara ladang dan bersarang di antara bulu tikusbulu tikus

Mengalami metamorfosis Mengalami metamorfosis sempurna selama 18 harisempurna selama 18 hari

Page 43: 5. entomologi

EPIDEMIOLOGIEPIDEMIOLOGI Penyakit pes sebenarnya adalah penyakit tikus Penyakit pes sebenarnya adalah penyakit tikus

(zoonosis)(zoonosis) Pemberantasan:Pemberantasan:

Menangkap tikus dengan perangkap dan membunuhnyaMenangkap tikus dengan perangkap dan membunuhnya Memberantas tikus dengan insektisida DDT dan BHC (bensin Memberantas tikus dengan insektisida DDT dan BHC (bensin

heksaklorida)heksaklorida) Upaya pemberantasan tsb berbahaya, yaitu bila pinjal Upaya pemberantasan tsb berbahaya, yaitu bila pinjal

kehilangan hospesnya (tikus), pinjal mencari hospes kehilangan hospesnya (tikus), pinjal mencari hospes baru.baru.

Jalan keluar:Jalan keluar: Tikus yang tertangkap dibersihkan pinjalnya kemudian Tikus yang tertangkap dibersihkan pinjalnya kemudian

dilepas dan ditangkap kembali pada penangkapan berikutnyadilepas dan ditangkap kembali pada penangkapan berikutnya Mempertahan populasi tikus di daerah endemi pada jumlah Mempertahan populasi tikus di daerah endemi pada jumlah

minimal ttt dan di pantau dengan indeks pinjalminimal ttt dan di pantau dengan indeks pinjal

Page 44: 5. entomologi

4. VEKTOR MEKANIK4. VEKTOR MEKANIK4.1. MUSCA4.1. MUSCA Musca domestika (lalat rumah) berperan sebagai Musca domestika (lalat rumah) berperan sebagai

vektor mekanik amebiasis, disentri basilaris dan vektor mekanik amebiasis, disentri basilaris dan penyakit cacing usus di Indonesiapenyakit cacing usus di Indonesia

Mudah berkembang biakMudah berkembang biak Tempat perindukan : timbunan sampah sekitar Tempat perindukan : timbunan sampah sekitar

rumah, tinja manusia dan binatangrumah, tinja manusia dan binatang Jarak terbang : 10 kmJarak terbang : 10 km Umur lalat dewasa: 2-4 mingguUmur lalat dewasa: 2-4 minggu Mengurangi populasi lalat:Mengurangi populasi lalat:

Membersihkan rumah dan pekarangan dari Membersihkan rumah dan pekarangan dari sampahsampah

Memasang kawat kasaMemasang kawat kasa Menutup makananMenutup makanan Mengadakan samijagaMengadakan samijaga

Page 45: 5. entomologi

PENGENDALIAN VEKTORPENGENDALIAN VEKTOR

Pengendalian vektor terdiri atas :Pengendalian vektor terdiri atas : Pengendalian secara alamiPengendalian secara alami : yang berperan : yang berperan

adalah faktor-faktor ekologi yang bukan adalah faktor-faktor ekologi yang bukan merupakan tindakan manusia, yaitu merupakan tindakan manusia, yaitu topografi, ketinggian, iklim, musuh alami topografi, ketinggian, iklim, musuh alami vektorvektor

Pengendalian secara buatanPengendalian secara buatan : dilakukan atas : dilakukan atas usaha manusia, yaitu :usaha manusia, yaitu :

1)1) Pengendalian lingkungan (Pengendalian lingkungan (enviromental controlenviromental control) ) terdiri atas :terdiri atas : Modifikasi lingkungan (Modifikasi lingkungan (environmental modificationenvironmental modification)) Manipulasi lingkungan (Manipulasi lingkungan (environmental manipulationenvironmental manipulation))

Page 46: 5. entomologi

PENGENDALIAN VEKTOR (Lanjutan)PENGENDALIAN VEKTOR (Lanjutan)2)2) Pengendalian Kimiawi : menggunakan bahan kimia pembunuh Pengendalian Kimiawi : menggunakan bahan kimia pembunuh

serangga (insektisida) ataupun penghalau serangga (repellent)serangga (insektisida) ataupun penghalau serangga (repellent)3)3) Pengendalian MekanikPengendalian Mekanik

Menggunakan alat yang langsung dapat membunuh, menangkap Menggunakan alat yang langsung dapat membunuh, menangkap atau menghalau, menyisir, mengeluarkan serangga dari jaringan atau menghalau, menyisir, mengeluarkan serangga dari jaringan tubuhtubuh

4)4) Pengendalian FisikPengendalian FisikMeliputi pemanasan, pembekuan, hembusan angin,penyinaranMeliputi pemanasan, pembekuan, hembusan angin,penyinaranTujuan: mengganggukehidupan seranggaTujuan: mengganggukehidupan serangga

Pengendalian BiologikPengendalian BiologikMenggunakan pemangsa dan parasit sebagai musuh alami Menggunakan pemangsa dan parasit sebagai musuh alami seranggaserangga

6)6) Pengendalian GenetikaPengendalian GenetikaBertujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan Bertujuan mengganti populasi serangga yang berbahaya dengan populasi baru yang tidak merugikan, melalui pengubahan populasi baru yang tidak merugikan, melalui pengubahan kemampuan reproduksi dengan cara memandulkan serangga kemampuan reproduksi dengan cara memandulkan serangga jantanjantan

7)7) Pengendalian LegislatifPengendalian LegislatifTujuan mencagah tersebarnya serangga berbahaya dari satu Tujuan mencagah tersebarnya serangga berbahaya dari satu daerah lain atau dari luar negeri ke Indonesia daerah lain atau dari luar negeri ke Indonesia

Page 47: 5. entomologi

ANTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI ANTROPODA PENYEBAB ALERGI DAN REAKSI TOKSIKTOKSIK

1.1. KONTAKKONTAK

1.1. Kupu-kupu1.1. Kupu-kupu Larva kupu-kupu (ulat bulu) mengandung Larva kupu-kupu (ulat bulu) mengandung

toksin, bila kontak dengan manusia toksin, bila kontak dengan manusia kelainan erusisme (urtikaria, nyeri,gatal)kelainan erusisme (urtikaria, nyeri,gatal)

Kontak dengan bulu pada abdomen Kontak dengan bulu pada abdomen kupukupu dewasa Lepidopterisme kupukupu dewasa Lepidopterisme (dermatitis mirip (dermatitis mirip giant urticariagiant urticaria))

Epidemiologi : Terdapatnya kasus di Epidemiologi : Terdapatnya kasus di suatu daerah dipengaruhi oleh spesies suatu daerah dipengaruhi oleh spesies kupu-kupu, keadaan daerah dan kupu-kupu, keadaan daerah dan kebiasaan masyarakat sebagai kebiasaan masyarakat sebagai petani/pekerja kebunpetani/pekerja kebun

Page 48: 5. entomologi

1.2. Tungau Debu (1.2. Tungau Debu (Dematophagoides Dematophagoides

pteronyssimuspteronyssimus)) Ditemukan pada debu rumah di tempat Ditemukan pada debu rumah di tempat

tidur,karpet,lantai dan luar rumah seperti tidur,karpet,lantai dan luar rumah seperti sarang burung dan permukaan kulit binatangsarang burung dan permukaan kulit binatang

Penyebab asma alergi karena seluruh tubuh Penyebab asma alergi karena seluruh tubuh tungau mengandung alergentungau mengandung alergen

Epidemiologi : Populasi tungau debu dalam Epidemiologi : Populasi tungau debu dalam rumah tergantung pada :rumah tergantung pada :• Ketinggian tempat tinggal dari permukaan lautKetinggian tempat tinggal dari permukaan laut• IklimIklim• Binatang yang ada dalam rumahBinatang yang ada dalam rumah• SanitasiSanitasi• Suhu dan kelembaban udaraSuhu dan kelembaban udara

Page 49: 5. entomologi

2. SENGATAN2. SENGATAN

2.1. Lebah2.1. LebahMemiliki alat penyengat yang Memiliki alat penyengat yang

mengeluarkan toksinmengeluarkan toksinAkibat sengatan : ringan (nyeri,gatal) dan Akibat sengatan : ringan (nyeri,gatal) dan

berat (mual,demam,sesak napas,kolaps)berat (mual,demam,sesak napas,kolaps)

2.2. Kalajengking2.2. KalajengkingMemiliki alat penyengat yang Memiliki alat penyengat yang

mengeluarkan toksinmengeluarkan toksinAkibat sengatan:nyeri, dapat Akibat sengatan:nyeri, dapat

menimbulkan keracunan sistemik menimbulkan keracunan sistemik kematian karna syok dan paralisis kematian karna syok dan paralisis pernapasanpernapasan

Page 50: 5. entomologi

3. GIGITAN3. GIGITAN3.1. Kelabang3.1. Kelabang

Menimbulkan nyeri dan eritema karena toksin yang Menimbulkan nyeri dan eritema karena toksin yang keluarkeluar

3.2. Laba-laba3.2. Laba-labaMenyebabkan kelainan yang disebut araknidisme Menyebabkan kelainan yang disebut araknidisme

(arachnidisme) ; menurut sifat toksinnya terdiri (arachnidisme) ; menurut sifat toksinnya terdiri atas araknidisme nekrotik dan araknidisme atas araknidisme nekrotik dan araknidisme sistemiksistemik

3.3. Sengkenit3.3. SengkenitMengandung toksin yang dapat menyebabkan Mengandung toksin yang dapat menyebabkan

paralisisparalisisEpidemiologi : Di Indonesia, terutama di Nusa Epidemiologi : Di Indonesia, terutama di Nusa

Tenggara, banyak terdapat peternakan sapi Tenggara, banyak terdapat peternakan sapi dapat ditemukan kasus paralisis karena sengkenitdapat ditemukan kasus paralisis karena sengkenit

Page 51: 5. entomologi

ANTROPODA PENYEBAB ANTROPODA PENYEBAB PENYAKITPENYAKIT

1.1. SKABIESSKABIES Adalah penyakit kudis, yaitu penyakit kulit yang Adalah penyakit kudis, yaitu penyakit kulit yang

disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap tungau tungau Sarcoptes scabiei varietas hominis Sarcoptes scabiei varietas hominis

Gejala klinis; gatal-gatal terutama pada malam hari Gejala klinis; gatal-gatal terutama pada malam hari (pruritus nokturna) didahului dengan timbulnya (pruritus nokturna) didahului dengan timbulnya bintik-bintik merah (rash)bintik-bintik merah (rash)

Tungau hidup dalam terowongan kulit (berwarna Tungau hidup dalam terowongan kulit (berwarna putih abu) di jari tangan, pergelangan tangan, siku putih abu) di jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar, pada bayi menyerang telapak tangan bagian luar, pada bayi menyerang telapak tangan dan kakidan kaki

Epidemiologi : Penyakit ini dapat terjadi pada satu Epidemiologi : Penyakit ini dapat terjadi pada satu keluarga, tetangga yang berdekatan, bahkan bisa keluarga, tetangga yang berdekatan, bahkan bisa terjadi di seluruh kampungterjadi di seluruh kampung

Page 52: 5. entomologi

2. DEMODIASIS2. DEMODIASIS Infestasi oleh tungau folikel rambut Infestasi oleh tungau folikel rambut

(Demodex follicularum)(Demodex follicularum) Hidup di folikel rambut dan kelenjar Hidup di folikel rambut dan kelenjar

keringat terutama disekitar hidung dan keringat terutama disekitar hidung dan kelopak mata sebagai parasit permanen, kelopak mata sebagai parasit permanen, kadang-kadang ditemukan dikulit kepalakadang-kadang ditemukan dikulit kepala

Menyebabkan kelainan:blefaritis,akne Menyebabkan kelainan:blefaritis,akne rosasea,impetigo kontangiosa disertai rosasea,impetigo kontangiosa disertai gatal dan dapat terjadi infeksi sekundergatal dan dapat terjadi infeksi sekunder

Epidemiologi: bersifat kosmopolit dan Epidemiologi: bersifat kosmopolit dan tidak berbahayatidak berbahaya

Page 53: 5. entomologi

3. PEDIKULOSIS3. PEDIKULOSIS

Adalah gangguan yang disebabkan Adalah gangguan yang disebabkan infestasi tuma, misalnya gangguan pada infestasi tuma, misalnya gangguan pada rambut kepala disebabkan oleh tuma rambut kepala disebabkan oleh tuma kepala (pediculus humanus var.capitis)kepala (pediculus humanus var.capitis)

Menimbulkan papula merah dan rasa gatal Menimbulkan papula merah dan rasa gatal karena air liur tumakarena air liur tuma

Epidemiologi :Epidemiologi : Infestasi mudah terjadi dengan kontak langsungInfestasi mudah terjadi dengan kontak langsungPencegahan : Menjaga kebersihan kulit kepalaPencegahan : Menjaga kebersihan kulit kepalaPemberantasan : Menggunakan tangan,sisir Pemberantasan : Menggunakan tangan,sisir

serit, insektisida golongan klorin (benzen heksa serit, insektisida golongan klorin (benzen heksa klorida)klorida)

Page 54: 5. entomologi

4. FTIARIASIS4. FTIARIASIS

Ftiariasis (pedikulosis pubis) adalah Ftiariasis (pedikulosis pubis) adalah gangguan pada daerah pubis disebabkan gangguan pada daerah pubis disebabkan oleh infestasi tuma oleh infestasi tuma phtirus pubisphtirus pubis

Gangguan utama adalah rasa gatal Gangguan utama adalah rasa gatal didaerah pubisdidaerah pubis

Epidemiologi : Penularan dapat terjadi bila Epidemiologi : Penularan dapat terjadi bila ada kontak langsung, terutama pada ada kontak langsung, terutama pada waktu hubungan seksualwaktu hubungan seksual

Page 55: 5. entomologi

5. MIASIS5. MIASIS Adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan Adalah infestasi larva lalat ke dalam jaringan

atau alat tubuh manusiaatau alat tubuh manusia Merupakan penyakit yang biasanya dianggap Merupakan penyakit yang biasanya dianggap

sebagai kontaminasi larva lalat ke dalam lukasebagai kontaminasi larva lalat ke dalam luka Secara klinis miasis dibagi menjadi :Secara klinis miasis dibagi menjadi :

1)1) Miasis Kulit/subkutisMiasis Kulit/subkutis: larva diletakkan pada kulit : larva diletakkan pada kulit utuh atau luka dan membuat terowongan utuh atau luka dan membuat terowongan berkelok-kelok sehingga terbentuk ulkus yang luasberkelok-kelok sehingga terbentuk ulkus yang luas

2)2) Miasis NasofaringMiasis Nasofaring: Terjadi pada anak dan bayi, : Terjadi pada anak dan bayi, khususnya yang mengeluarkan sekret dari khususnya yang mengeluarkan sekret dari hidungnya dan yang tidur tanpa kelambu hidungnya dan yang tidur tanpa kelambu larva yang diletakkan mampu menembus kulit larva yang diletakkan mampu menembus kulit lunak bayi dan membuat ulkuslunak bayi dan membuat ulkus

Page 56: 5. entomologi

5. MIASIS (Lanjutan)5. MIASIS (Lanjutan)

3)3) Miasis IntestinalMiasis Intestinal ; terjadi secara kebetulan karena ; terjadi secara kebetulan karena menelan makanan yang terkontaminasi telur atau menelan makanan yang terkontaminasi telur atau larva lalat, Lalat menetas di lambung dan larva lalat, Lalat menetas di lambung dan menyebabkan mual, muntah, diare, spasme menyebabkan mual, muntah, diare, spasme abdomen, dapat pula menimbulkan luka pada abdomen, dapat pula menimbulkan luka pada dinding ususdinding usus

4)4) Miasis Urogenital Miasis Urogenital ; Larva lalat ditemukan pada ; Larva lalat ditemukan pada vagina dan urine. Menyebabkan piuria, uretritis, vagina dan urine. Menyebabkan piuria, uretritis, sistitissistitis

5)5) Miasis Mata (oftalmomiasis) : Miasis Mata (oftalmomiasis) : Belum banyak di Belum banyak di temukan di Indonesiatemukan di Indonesia

Pencegahan : menghindari kontak dengan lalat; Pencegahan : menghindari kontak dengan lalat; memusnahkan tempat perindukan lalat; menutup memusnahkan tempat perindukan lalat; menutup makanan dengan baikmakanan dengan baik

Page 57: 5. entomologi

MORFOLOGI UMUM MORFOLOGI UMUM ANTROPODAANTROPODA

Antopoda mempunyai 4 tanda morfologi yang Antopoda mempunyai 4 tanda morfologi yang jelas :jelas :

1)1) Badan beruas-ruasBadan beruas-ruas2)2) Umbai-umbai; beruas-ruas; tumbuh Umbai-umbai; beruas-ruas; tumbuh

menurut fungsinya,menurut fungsinya,- Pada kepala antena dan mandibula- Pada kepala antena dan mandibula- Pada Toraks kaki dan sayap- Pada Toraks kaki dan sayap- Pada abdomen kaki pengayuh- Pada abdomen kaki pengayuh

3)3) Eksoskelet : sebagai penguat tubuh, Eksoskelet : sebagai penguat tubuh, pelindung alat dalam, tempat melekat otot, pelindung alat dalam, tempat melekat otot, pengatur penguapan air, penerus rangsang pengatur penguapan air, penerus rangsang yang berasal dari luar badanyang berasal dari luar badan

4)4) Bentuk badan simetris bilateralBentuk badan simetris bilateral

Page 58: 5. entomologi

NYAMUKNYAMUKMorfologiMorfologi Berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuhBerukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh Kepala memiliki probosis halus dan panjang: pada Kepala memiliki probosis halus dan panjang: pada

betina berfungsi sebagai alat penghisap darah, pada betina berfungsi sebagai alat penghisap darah, pada jantan sebagai alat penghisap bahan-bahan cair seperti jantan sebagai alat penghisap bahan-bahan cair seperti cairan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan keringatcairan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan keringat

Di kiri kanan probosis terdapat palpus (5ruas) dan Di kiri kanan probosis terdapat palpus (5ruas) dan antena (15 ruas)antena (15 ruas)

Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) Antena pada nyamuk jantan berambut lebat (plumose) dan pada betina berambut jarang (pilose)dan pada betina berambut jarang (pilose)

Sebagian besar toraks yang tampak (mesonatum) Sebagian besar toraks yang tampak (mesonatum) dilputi bulu halus, berwarna putih/kuning dan dilputi bulu halus, berwarna putih/kuning dan membentuk gambaran yang khas untuk masing-membentuk gambaran yang khas untuk masing-masing spesiesmasing spesies

Memiliki 3 pasang kaki (hexapoda) yang melekat pada Memiliki 3 pasang kaki (hexapoda) yang melekat pada torakstoraks

Page 59: 5. entomologi

Daur HidupDaur Hidup Mengalami metamorfosis sempurna: telur – Mengalami metamorfosis sempurna: telur –

larva – pupa – dewasa; stadium telu-larva-pupa larva – pupa – dewasa; stadium telu-larva-pupa hidup dalam air, stadium dewasa hidup hidup dalam air, stadium dewasa hidup beterbanganbeterbangan

Nyamuk dewasa mengisap darah manusia dan Nyamuk dewasa mengisap darah manusia dan binatang untuk pembentukan telurbinatang untuk pembentukan telur

Telur diletakkan diatas permukaan air Telur diletakkan diatas permukaan air (Anopheles,Aedes,Culex) atau dibalik (Anopheles,Aedes,Culex) atau dibalik permukaan daun tumbuh-tmbuhan air permukaan daun tumbuh-tmbuhan air (Mansonia)(Mansonia)

Tempat perindukan (breeding place); tempat Tempat perindukan (breeding place); tempat nyamuk meletakkan telur-telurnya untuk nyamuk meletakkan telur-telurnya untuk kemudian telur-telur tsb menetas menjadi larva kemudian telur-telur tsb menetas menjadi larva pupa dewasa pupa dewasa

Tempat perindukan untuk masing-masing Tempat perindukan untuk masing-masing spesies berlainanspesies berlainan

Page 60: 5. entomologi

PerilakuPerilaku Umur nyamuk tidak sama; betina hidup lebih lama Umur nyamuk tidak sama; betina hidup lebih lama

daripada jantan. Biasanya umur nyamuk sekitar 2 daripada jantan. Biasanya umur nyamuk sekitar 2 minggu, namun ada yang dapat hidup hingga 2-3 minggu, namun ada yang dapat hidup hingga 2-3 bulan (bulan (Anopheles punctipennisAnopheles punctipennis))

Hospes yang disukai nyamuk berbeda-beda :Hospes yang disukai nyamuk berbeda-beda :- - Nyamuk hanya mengisap darah manusia = antropofilikNyamuk hanya mengisap darah manusia = antropofilik- Nyamuk hanya mengisap darah binatang = zoofilik- Nyamuk hanya mengisap darah binatang = zoofilik- Nyamuk lebih suka mengisap darah binatang daripada - Nyamuk lebih suka mengisap darah binatang daripada manusia= Antropopozoofilikmanusia= Antropopozoofilik

Nyamuk istirahat setelah mengisap darah :Nyamuk istirahat setelah mengisap darah :- Nyamuk lebih suka beristirahat di dalam rumah = - Nyamuk lebih suka beristirahat di dalam rumah = endofilikendofilik- Nyamuklebih suka beristirahat diluar rumah = - Nyamuklebih suka beristirahat diluar rumah = eksofilikeksofilik

Page 61: 5. entomologi

Perilaku (Lanjutan)Perilaku (Lanjutan) Aktivitas menggigit berbeda-beda :Aktivitas menggigit berbeda-beda :

Nyamuk menghisap darah pada malam hari : Night- Nyamuk menghisap darah pada malam hari : Night- bitersbiters

Nyamuk menghisap darah pada siang hari : Day-bitersNyamuk menghisap darah pada siang hari : Day-bitersNyamuk menghisap darah didalam rumah : EndofagikNyamuk menghisap darah didalam rumah : EndofagikNyamuk menghisap darah diluar rumah : EksofagikNyamuk menghisap darah diluar rumah : Eksofagik

Jarak terbang nyamuk berbeda-beda menurut Jarak terbang nyamuk berbeda-beda menurut spesies:spesies: Jarak terbang nyamuk betina lebih jauh daripada Jarak terbang nyamuk betina lebih jauh daripada

jantanjantanAedes aegypti jarak terbangnya pendek : Anopheles Aedes aegypti jarak terbangnya pendek : Anopheles

dapat terbang sampai 1,6 km, Aedes vexans dapat dapat terbang sampai 1,6 km, Aedes vexans dapat mencapai 30 kmmencapai 30 km

Page 62: 5. entomologi

1.2. VEKTOR TRIPANOSOMIASIS 1.2. VEKTOR TRIPANOSOMIASIS AFRIKAAFRIKA

Tripanosomiasis Afrika : Penyakit tidur afrika atau Tripanosomiasis Afrika : Penyakit tidur afrika atau African sleeping sicknessAfrican sleeping sickness

Vektor : lalat tse tse (Glossina)Vektor : lalat tse tse (Glossina) Terdapat 2 spesies yang berperan sbg vektor biologik Terdapat 2 spesies yang berperan sbg vektor biologik

tripanosomiasis ; tripanosomiasis ; Glossina morsitansGlossina morsitans (menularkan (menularkan Tripanosoma rhodesienseTripanosoma rhodesiense si Afrika bag timur) & si Afrika bag timur) & Glossina palpalis (menularkan Glossina palpalis (menularkan trypanosoma trypanosoma gambiensegambiense di Afrika bagian barat) di Afrika bagian barat)

Mengalami metamorfosis sempurnaMengalami metamorfosis sempurna Jantan dan betina menghisap darah terutama pada Jantan dan betina menghisap darah terutama pada

pagi haripagi hari Habitat :Habitat :

Glossina morsitansGlossina morsitans; daerah terbuka dengan tanah yang keras; daerah terbuka dengan tanah yang keras Glossina palpalisGlossina palpalis : daerah berpasir atau tanah disekitar : daerah berpasir atau tanah disekitar

sungai/danau yang banyak ditumbuhi pohonsungai/danau yang banyak ditumbuhi pohon

Page 63: 5. entomologi

1.3. VEKTOR TRIPANOSOMIASIS 1.3. VEKTOR TRIPANOSOMIASIS AMERIKAAMERIKA Tripanosomiasis Amerika (penyakit Tripanosomiasis Amerika (penyakit

Chagas) disebabkan oleh Chagas) disebabkan oleh Tripanosoma Tripanosoma cruzicruzi

Vektor : Vektor : Triatoma rubrofasciataTriatoma rubrofasciata & & Rhodnius prolixusRhodnius prolixus (vektor biologik(vektor biologik

Mengalami metamorfosis tidak sempurna Mengalami metamorfosis tidak sempurna (telur-nimfa-dewasa)(telur-nimfa-dewasa)

Stadium telur, nimfa, dewasa berada pada Stadium telur, nimfa, dewasa berada pada satu habitat yaitu celah-celah dinding satu habitat yaitu celah-celah dinding rumah yang retakrumah yang retak

Page 64: 5. entomologi

1.4. VEKTOR LEISMANIASIS1.4. VEKTOR LEISMANIASIS

Leismaniasis disebabkan oleh Leismaniasis disebabkan oleh Leishmania Leishmania donovani, Leishmania tropika & Leismania donovani, Leishmania tropika & Leismania brasiliensebrasiliense

Vektor : Vektor : Phlebotamus longipalpisPhlebotamus longipalpis (lalat (lalat pasir= pasir= sand flysand fly))

Mengalami metamorfosis sempurnaMengalami metamorfosis sempurna

Jantan dan betina mengisap darahJantan dan betina mengisap darah

Page 65: 5. entomologi

PENGENDALIAN VEKTORPENGENDALIAN VEKTOR

TUJUANTUJUAN Mengurangi/menekan populasi vektor Mengurangi/menekan populasi vektor

serendah-rendahnyaserendah-rendahnya Menghindarkan terjadinya kontak antara Menghindarkan terjadinya kontak antara

vektor dan manusiavektor dan manusia

TERDIRI ATAS :TERDIRI ATAS :

1)1) Pengendalian secara alamiPengendalian secara alami : yang : yang berperan adalah faktor-faktor ekologi yang berperan adalah faktor-faktor ekologi yang bukan merupakan tindakan manusia, yaitu bukan merupakan tindakan manusia, yaitu topografi, ketinggian, iklim, musuh alami topografi, ketinggian, iklim, musuh alami vektorvektor

Page 66: 5. entomologi

2)2) Pengendalian secara buatanPengendalian secara buatan : dilakukan atas usaha manusia : dilakukan atas usaha manusia yaitu :yaitu :

Pengendalian lingkungan Pengendalian lingkungan ((environmental controlenvironmental control))

Pengendalian kimiawiPengendalian kimiawi Pengendalian FisikPengendalian Fisik Pengendalian BiologikPengendalian Biologik Pengendalian GenetikPengendalian Genetik Pengendalian LegislatifPengendalian Legislatif

Page 67: 5. entomologi

PENGENDALIAN SECARA ALAMIPENGENDALIAN SECARA ALAMI Rintangan penyebaran serangga : gunung, Rintangan penyebaran serangga : gunung,

lautan, danau, sungai yang luaslautan, danau, sungai yang luas Daerah ketinggian : ketidakmampuan Daerah ketinggian : ketidakmampuan

mempertahankan hidup didaerah ketinggian mempertahankan hidup didaerah ketinggian tertentutertentu

Pengaruh cuaca dan iklim :Pengaruh cuaca dan iklim : Perubahan musim gangguan pada seranggaPerubahan musim gangguan pada serangga Iklim panas, udara kering, tanah tandus atau iklim Iklim panas, udara kering, tanah tandus atau iklim

dingin tidak memungkinkan dingin tidak memungkinkan perkembangbiakanseranggaperkembangbiakanserangga

Angin besar dan curah hujan yang tinggi Angin besar dan curah hujan yang tinggi mengurangi jumlah populasi seranggamengurangi jumlah populasi serangga

Pemangsa serangga : burung, katak, cicakPemangsa serangga : burung, katak, cicak Penyakit seranggaPenyakit serangga

Page 68: 5. entomologi

PENGENDALIAN PENGENDALIAN LINGKUNGANLINGKUNGAN

Mengelola lingkungan sehingga terbentuk Mengelola lingkungan sehingga terbentuk lingkungan yang tidaklingkungan yang tidak

cocok yang dapat mencegah/membatasi cocok yang dapat mencegah/membatasi perkembangan vektorperkembangan vektor

A.A. Modification LingkunganModification LingkunganTidak merusak keseimbangan alam, tidak Tidak merusak keseimbangan alam, tidak mencemari lingkungan, harus dilakukan mencemari lingkungan, harus dilakukan terus menerusterus menerus

Pengaturan sistem irigasiPengaturan sistem irigasi Penaganan sampahPenaganan sampah Pengaliran air tergenang hingga keringPengaliran air tergenang hingga kering

Page 69: 5. entomologi

B. Manipulasi LingkunganB. Manipulasi Lingkungan

Pembersihan/pemeliharaan sarana Pembersihan/pemeliharaan sarana fisik yang telah adafisik yang telah ada

Agar tidak terbentuk perindukan Agar tidak terbentuk perindukan atau peristirahatanatau peristirahatan

SeranggaSeranggaMembersihkan tanaman airMembersihkan tanaman airMelestarikan tanaman bakauMelestarikan tanaman bakauMelancarkan aliran air gotMelancarkan aliran air got

Page 70: 5. entomologi

PENGENDALIAN KIMIAWIPENGENDALIAN KIMIAWI Menggunakan bahan kimia untuk membunuh Menggunakan bahan kimia untuk membunuh

(insektisida) atau(insektisida) ataumengusir serangga (repellent).mengusir serangga (repellent).

Keuntungan :Keuntungan :Dapat dilakukan segera, meliputi daerah luas, hasil Dapat dilakukan segera, meliputi daerah luas, hasil diperolehdiperolehdalam waktu singkatdalam waktu singkat

Kerugian:Kerugian: Hasil bersifat sementaraHasil bersifat sementara Potensi mencemari lingkunganPotensi mencemari lingkungan Potensi menimbulkan resistensi serangga Potensi menimbulkan resistensi serangga Dapat membunuh pemangsa seranggaDapat membunuh pemangsa serangga Penolakan oleh pendudukPenolakan oleh penduduk

Menuangkan solar/minyak tanah pada permukaan Menuangkan solar/minyak tanah pada permukaan tempat perindukantempat perindukan

Penggunaan larvisida untuk larva nyamuk; Penggunaan larvisida untuk larva nyamuk; herbisida untuk tanaman air tempat berlindungnyaherbisida untuk tanaman air tempat berlindungnya larva nyamuk, insektisida untuk nyamuk dewasalarva nyamuk, insektisida untuk nyamuk dewasa

Page 71: 5. entomologi

PENGENDALIAN MEKANIKPENGENDALIAN MEKANIK

Menggunakan alat yang Menggunakan alat yang langsung dapat membunuh, langsung dapat membunuh, menangkap, menghalau atau menangkap, menghalau atau mengeluarkan serangga dari mengeluarkan serangga dari jaringan tubuhjaringan tubuh

Baju pelindung, kawat kasa, Baju pelindung, kawat kasa, sisir serit, ovitrapsisir serit, ovitrap

Page 72: 5. entomologi

PENGENDALIAN FISIKPENGENDALIAN FISIK Pemanasan (suhu 60°C dapat Pemanasan (suhu 60°C dapat

membnuh serangga)membnuh serangga) Pembekuan (membunuh serangga)Pembekuan (membunuh serangga) Pengadaan hembusan angin keras Pengadaan hembusan angin keras

(mengganggu aktivitas serangga)(mengganggu aktivitas serangga) Penyinaran (membunu atau Penyinaran (membunu atau

mengganggu kehidupan serangga; mengganggu kehidupan serangga; sinar lampu kuning dapat sinar lampu kuning dapat menghalau nyamuk)menghalau nyamuk)

Page 73: 5. entomologi

PENGENDALIAN BIOLOGIKPENGENDALIAN BIOLOGIK Mengembangbiakkan dan memanfaatkan Mengembangbiakkan dan memanfaatkan

pemangsa dan parasit sebagai musuh secara pemangsa dan parasit sebagai musuh secara alami seranggaalami serangga

Pengendali larva nyamuk :Pengendali larva nyamuk : Nematoda: Nematoda: Ramanomermis iyengariRamanomermis iyengari & & Ramanomermis Ramanomermis

culiciforax culiciforax menembus tubuh larva dan hidup sebagai menembus tubuh larva dan hidup sebagai parasit sehingga larva matiparasit sehingga larva mati

Bakteri : Bakteri : Bacillus thuringiensisBacillus thuringiensis untuk untuk AnophelesAnopheles

Bacillus sphaerincusBacillus sphaerincus untuk untuk Cx. Cx. quinquefasciatusquinquefasciatus

Protozoa : Protozoa : Pleistophora culicisPleistophora culicis dan dan Nosema algeraeNosema algerae Jamur : Jamur : Langenidium giganticumLangenidium giganticum dan dan CoelomycesCoelomyces

stegomydaestegomydae untuk larva nyamuk untuk larva nyamuk

Tolypocladium cylindrosporumTolypocladium cylindrosporum utk larva utk larva nyamuk & larva nyamuk & larva lalatlalat

Virus : Virus : Cytoplasmic polyhidrosisCytoplasmic polyhidrosis untuk larva kupu-kupu untuk larva kupu-kupu

Page 74: 5. entomologi

PENGENDALIAN BIOLOGIK (Lanjutan)PENGENDALIAN BIOLOGIK (Lanjutan)

Pengendali nyamuk dewasa :Pengendali nyamuk dewasa :Antropoda Antropoda Arrenurus madarazziArrenurus madarazzi ( Parasit ( Parasit nyamuk dewasanyamuk dewasa

Predator/pemangsa larva nyamuk:Predator/pemangsa larva nyamuk: Ikan : Ikan : Panchax panchaxPanchax panchax (ikan kepala (ikan kepala

timah)timah) Lebistus reticularisLebistus reticularis (Guppy/water (Guppy/water

ceto)ceto) Gambusia affinitisGambusia affinitis (ikan gabus) (ikan gabus)

Larva nyamuk yang lebih besar : Larva nyamuk yang lebih besar : Toxorrhynchites amboinensis, Culex fuscanusToxorrhynchites amboinensis, Culex fuscanus

Larva capungLarva capungCrustaceae (udang-udangan) : mesocyclopsCrustaceae (udang-udangan) : mesocyclops

Page 75: 5. entomologi

PENGENDALIAN GENETIKAPENGENDALIAN GENETIKA Tujuan: Mengganti populasi serangga yang Tujuan: Mengganti populasi serangga yang

berbahaya dengan populasi baru yang tidak berbahaya dengan populasi baru yang tidak merugikanmerugikan

Cara :Cara : Memandulkan serangga jantan dengan bahan Memandulkan serangga jantan dengan bahan

kimia atau radiasikimia atau radiasi Mengawinkan antara strain nyamuk sehingga Mengawinkan antara strain nyamuk sehingga

sitoplasma telur tidak dapat ditembus spermasitoplasma telur tidak dapat ditembus sperma Mengawinkan serangga antar spesies terdekat Mengawinkan serangga antar spesies terdekat

sehingga di dapatkan keturunan jantan yang sterilsehingga di dapatkan keturunan jantan yang steril Kekurangan : Pengendalian genetika baru Kekurangan : Pengendalian genetika baru

dalam skala laboratorium, belum berhasil dalam skala laboratorium, belum berhasil baik di lapanganbaik di lapangan

Page 76: 5. entomologi

PENGENDALIAN LEGISLATIFPENGENDALIAN LEGISLATIF

Tujuan : Mencegah tersebarnya serangga Tujuan : Mencegah tersebarnya serangga berbahaya dari satu daerah ke daerah berbahaya dari satu daerah ke daerah lain atau dari luar negeri ke Indonesialain atau dari luar negeri ke Indonesia

Cara : Menegakkan peraturan dengan Cara : Menegakkan peraturan dengan sanksi pelanggaran oleh pemerintahsanksi pelanggaran oleh pemerintah

Contoh : Contoh : Karantina di pelabuhan laut dan udara untuk Karantina di pelabuhan laut dan udara untuk

mencegah masuknya hama tanaman dan mencegah masuknya hama tanaman dan vektor penyakitvektor penyakit

Penyemprotan insektisida di kapal yang Penyemprotan insektisida di kapal yang berlabuh atau pesawat yang mendaratberlabuh atau pesawat yang mendarat

Page 77: 5. entomologi

INSEKTISIDAINSEKTISIDA Bahan yang mengandung persenyawaan Bahan yang mengandung persenyawaan

kimia untuk membunuh seranggakimia untuk membunuh serangga

Syarat inektisida yang baik :Syarat inektisida yang baik :Daya bunuh besar dan cepat, namun tidak Daya bunuh besar dan cepat, namun tidak

membahayakanmembahayakanHewan vertebrata dan manusiaHewan vertebrata dan manusiaMurah dan mudah di dapatMurah dan mudah di dapatSusunan kimia stabil dan tidak mudah terbakarSusunan kimia stabil dan tidak mudah terbakarMdah digunakan dan dapat dicampurkan Mdah digunakan dan dapat dicampurkan

dengan berbagai pelarutdengan berbagai pelarutTidak berwarna dan tidak berbau menyengatTidak berwarna dan tidak berbau menyengat

Page 78: 5. entomologi

Efektivitas insektisida bergantung pada :Efektivitas insektisida bergantung pada :Bentuk insektisidaBentuk insektisidaCara masuk kedalam badan seranggaCara masuk kedalam badan serangga Jenis kandungan bahan kimiaJenis kandungan bahan kimiaKonsentrasi dan dosis insektisidaKonsentrasi dan dosis insektisida

Faktor yang harus diperhatikan untuk Faktor yang harus diperhatikan untuk mengendalikan serangga dengan insektisida :mengendalikan serangga dengan insektisida :Species seranggaSpecies seranggaUkuran dan susunan badan seranggaUkuran dan susunan badan seranggaStadium seranggaStadium seranggaSistem pernapasan dan bentuk mulutSistem pernapasan dan bentuk mulutHabitat seranggaHabitat seranggaPerilaku serangga termasuk kebiasaan makannyaPerilaku serangga termasuk kebiasaan makannya

Page 79: 5. entomologi

VEKTOR & HOSPES VEKTOR & HOSPES PERANTARAPERANTARA

VEKTORVEKTOR : Suatu jasad (biasanya serangga) : Suatu jasad (biasanya serangga) yang dapat menularkan parasit pada yang dapat menularkan parasit pada manusia dan hewan. Vektor harus selalu manusia dan hewan. Vektor harus selalu ada dalam rantai penularan penyakit-ada dalam rantai penularan penyakit-penyakit tertentu.penyakit tertentu.

HOSPES PERANTARAHOSPES PERANTARA : Hospes tempat : Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada manusia yang siap ditularkan kepada manusia (hospes).(hospes).

HOSPESHOSPES : Species yang dihinggapi parasit, : Species yang dihinggapi parasit, yang mungkin menderita berbagai kelainan yang mungkin menderita berbagai kelainan fungsi organ sehingga menjadi sakit.fungsi organ sehingga menjadi sakit.

Page 80: 5. entomologi