5020-16467-1-PB

5
7/23/2019 5020-16467-1-PB http://slidepdf.com/reader/full/5020-16467-1-pb 1/5 JKK, tahun 2014, volume 3 (1), halaman 17- 21 ISSN 2303-1077 17 SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL KULIT BATANG CERIA ( Baccaurea hookeri ) Mangasih Pandapotan Panjaitan 1* , Andi Hairil Alimuddin 1 , Adhitiyawarman 1  1 Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi78124, Pontianak *Email: [email protected] ABSTRAK Kulit batang Ceria (Baccaurea hookeri) merupakan salah satu bagian tanaman yang berpotensi sebagai sumber senyawa antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dari kulit batang Ceria. Sampel kulit batang Ceria diekstraksi dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator, kemudian dilakukan uji skrining fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalam ekstrak kulit batang Ceria. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol mengandung golongan senyawa flavonoid, alkaloid, polifenol dan steroid. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode penangkapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin (DPPH). Hasil pengujian dengan metode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50 56,47µg/mL. Nilai IC 50  pada ekstrak metanol tersebut berpotensi kuat untuk antioksidan namun, masih lebih rendah dibanding asam askorbat yang memiliki nilai IC 50  sebesar 18,72µg/mL. Kata kunci: kulit batang Ceria, DPPH, antioksidan PENDAHULUAN Pembentukan radikal bebas yang memicu terjadinya reaksi berantai dapat dihambat oleh senyawa antioksidan. Berdasarkan sumber perolehannya terdapat dua jenis antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik.  Antioksidan alami lebih banyak diminati dibandingkan antioksidan sintetik, karena antioksidan sintetik dikhawatirkan memiliki efek samping, dan menyebabkan antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan (Kuncahyo dan Sunardi, 2007).  Antioksidan alami mampu melindungi tubuh terhadap kerusakan yang disebabkan spesies oksigen reaktif, serta mampu menghambat terjadinya penyakit degeneratif (Kuncahyo dan Sunardi, 2007). Antioksidan alami dapat diperoleh dari berbagai jenis tanaman karena mengandung senyawa kimia tertentu yang berpotensi sebagai antioksidan. Salah satu tanaman di Kalimantan Barat yang dapat dipromosikan sebagai sumber senyawa antioksidan adalah tumbuhan Ceria (Baccaurea hookeri ) yang merupakan tumbuhan hutan dan termasuk genus Baccaurea. Penelitian ini difokuskan pada uji aktivitas antioksidan ekstrak kulit batang tumbuhan Ceria. Berdasarkan penelusuran literatur, informasi mengenai kandungan senyawa kimia dan aktivitas biologi dari Kulit Batang Ceria sampai saat ini belum ditemukan. Akan tetapi, dari genus yang sama yaitu buah Tampoi (Baccaurea marcocapra) telah diperoleh informasi tentang aktivitas antioksidan. Tirtana, dkk (2012) menyatakan bahwa tampoi mengandung golongan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, dan saponin. Aktivitas antioksidan dari buah tampoi dilaporkan memiliki nilai IC 50 33,11µg/mL. Melalui pendekatan kemotaksonomi, kemungkinan besar kedua tumbuhan tersebut memiliki kemiripan kandungan senyawa. Oleh karena itu maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kandungan golongan senyawa kimia ekstrak metanol kulit batang Ceria. Penelitian ini diawali dengan mengekstrak bagian kulit batang Ceria yang telah diserbukkan dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol yang diperoleh dipekatkan menggunakan rotary evapporator sehingga diperoleh ekstrak kental metanol. Selanjutnya, estrak metanol yang diperoleh dilakukan uji fitokimia untuk menentukan pola penyebaran kandungan golongan senyawa metabolit sekunder dan penentuan aktivitas antioksidan. METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan  Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain : Alat-alat gelas, plat tetes, rotari evaporator dan spektrofotometer UV-Vis. Bahan kimia dan pereaksi yang digunakan adalah metanol, diklorometana, n-heksana, etil

Transcript of 5020-16467-1-PB

Page 1: 5020-16467-1-PB

7/23/2019 5020-16467-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/5020-16467-1-pb 1/5

JKK, tahun 2014, volume 3 (1), halaman 17- 21  ISSN 2303-1077 

17

SKRINING FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDANEKSTRAK METANOL KULIT BATANG CERIA (Baccaurea hookeri )

Mangasih Pandapotan Panjaitan1*, Andi Hairil Alimuddin1, Adhitiyawarman1 1Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,

Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi78124, Pontianak*Email: [email protected]

ABSTRAK

Kulit batang Ceria (Baccaurea hookeri) merupakan salah satu bagian tanaman yang berpotensi sebagaisumber senyawa antioksidan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antioksidan dari kulitbatang Ceria. Sampel kulit batang Ceria diekstraksi dan dipekatkan menggunakan rotary evaporator,kemudian dilakukan uji skrining fitokimia untuk mengetahui golongan senyawa yang terkandung dalamekstrak kulit batang Ceria. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol mengandunggolongan senyawa flavonoid, alkaloid, polifenol dan steroid. Pengujian aktivitas antioksidanmenggunakan metode penangkapan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazin (DPPH). Hasil pengujian denganmetode DPPH menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC 50

56,47µg/mL. Nilai IC 50   pada ekstrak metanol tersebut berpotensi kuat untuk antioksidan namun, masihlebih rendah dibanding asam askorbat yang memiliki nilai IC 50  sebesar 18,72µg/mL.

Kata kunci: kulit batang Ceria, DPPH, antioksidan

PENDAHULUAN

Pembentukan radikal bebas yang memicuterjadinya reaksi berantai dapat dihambat olehsenyawa antioksidan. Berdasarkan sumberperolehannya terdapat dua jenis antioksidan,

yaitu antioksidan alami dan antioksidan sintetik. Antioksidan alami lebih banyak diminatidibandingkan antioksidan sintetik, karenaantioksidan sintetik dikhawatirkan memiliki efeksamping, dan menyebabkan antioksidan alamimenjadi alternatif yang sangat dibutuhkan(Kuncahyo dan Sunardi, 2007).

 Antioksidan alami mampu melindungitubuh terhadap kerusakan yang disebabkanspesies oksigen reaktif, serta mampumenghambat terjadinya penyakit degeneratif(Kuncahyo dan Sunardi, 2007). Antioksidanalami dapat diperoleh dari berbagai jenistanaman karena mengandung senyawa kimiatertentu yang berpotensi sebagai antioksidan.Salah satu tanaman di Kalimantan Barat yangdapat dipromosikan sebagai sumber senyawaantioksidan adalah tumbuhan Ceria (Baccaureahookeri ) yang merupakan tumbuhan hutan dantermasuk genus Baccaurea.

Penelitian ini difokuskan pada uji aktivitasantioksidan ekstrak kulit batang tumbuhan Ceria.Berdasarkan penelusuran literatur, informasi

mengenai kandungan senyawa kimia danaktivitas biologi dari Kulit Batang Ceria sampaisaat ini belum ditemukan. Akan tetapi, dari genusyang sama yaitu buah Tampoi (Baccaurea

marcocapra) telah diperoleh informasi tentangaktivitas antioksidan. Tirtana, dkk (2012)menyatakan bahwa tampoi mengandunggolongan senyawa metabolit sekunder sepertialkaloid, flavonoid, dan saponin. Aktivitasantioksidan dari buah tampoi dilaporkan memiliki

nilai IC5033,11µg/mL.Melalui pendekatan kemotaksonomi,

kemungkinan besar kedua tumbuhan tersebutmemiliki kemiripan kandungan senyawa. Olehkarena itu maka perlu dilakukan penelitian untukmengetahui kandungan golongan senyawa kimiaekstrak metanol kulit batang Ceria.

Penelitian ini diawali dengan mengekstrakbagian kulit batang Ceria yang telah diserbukkandengan cara maserasi menggunakan pelarutmetanol. Ekstrak metanol yang diperolehdipekatkan menggunakan rotary evapporatorsehingga diperoleh ekstrak kental metanol.Selanjutnya, estrak metanol yang diperolehdilakukan uji fitokimia untuk menentukan polapenyebaran kandungan golongan senyawametabolit sekunder dan penentuan aktivitasantioksidan.

METODOLOGI PENELITIAN

Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini

antara lain : Alat-alat gelas, plat tetes, rotarievaporator dan spektrofotometer UV-Vis.Bahan kimia dan pereaksi yang digunakan

adalah metanol, diklorometana, n-heksana, etil

Page 2: 5020-16467-1-PB

7/23/2019 5020-16467-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/5020-16467-1-pb 2/5

JKK, tahun 2014, volume 3 (1), halaman 17- 21  ISSN 2303-1077 

18 

asetat, kloroform, akuades, glukosa, asam asetatglasial, bubuk magnesium, amil alkohol, besi (III)klorida 1%, diklorometana:amoniak (9:1), asamsulfat 2 N, pereaksi Wagner, pereaksiDragendorf, anhidrida asam asetat, asamkloridapekat, buffer fosfat pH 7, DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan asam askorbat.

Cara KerjaSampling dan Preparasi Sampel

Sampel yang digunakan pada penelitian iniadalah kulit batang Ceria (Baccaurea hookeri ),yang berasal di daerah Batang TarangKabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. Sampelkulit batang ceria dibersihkan, dikeringkan laludipotong tipis-tipis dan dikering anginkan.Sampel kering dihaluskan sampai menjadiserbuk halus.

Ekstraksi sampelSerbuk kering kulit batang ceria dilakukan

maserasi dengan pelarut metanol pada suhuruang. Proses maserasi dilakukan selama 3x24 jam. Ekstrak kemudian disaring untukmendapatkan filtrate dan residu, kemudian residudimaserasi kembali dengan metanol sampaididapat larutan jernih. Ekstrak metanoldipekatkan dengan rotari evaporator sehinggadiperoleh ekstrak kental metanol kemudiandilakukan uji fitokimia dan uji aktivitas

antioksidan.

Uji fitokimiaa. Pengujian golongan alkaloid

Sampel ditambahkan 10mL diklorometana :amoniak (9:1), kemudian ditambahkan 20 tetesH2SO4  2N, dikocok dan didiamkan hinggaterbentuk 2 lapisan. Lapisan bagian atasdireaksikan dengan pereaksi Mayer. Uji ini positif jika terdapat endapan putihb. Pengujian golongan polifenol

Sampel diteteskan pada 2 bagian plat tetes.

Satu bagian plat tetes sebagai control dansisanya ditetesi dengan larutan FeCl3. Polifenolpositif apabila timbul warna biru sampai hitam.c. Pengujian golongan flavonoid

Pengujian Flavonoid dilakukan dengancara ekstrak methanol diteteskan pada 2 bagianplat tetes. Satu bagian plat tetes sebagai kontrol,lalu sisanya dapat diidentifikasi dengan sedikitbubuk magnesium dan HCl pekat yang akanmembentuk larutan berwarna merah kuning atau jingga.d. Pengujian golongan steroid

Sampel ditambahkan 10 mL diklorometana,kemudian diteteskan pada plat tetes laludikeringkan. Selanjutnya ditambahkan 2-3 tetes

anhidrida asetat. Adanya steroid ditunjukkandengan terbentuknya warna hijau-biru.

3.3.5 Uji Aktivitas AntioksidanPengujian aktivitas antioksidan dilakukan

terhadap sampel kulit batang Ceria dan asamaskorbat sebagai pembanding. Uji aktivitas

antioksidan dilakukan dengan menggunakanmetode penangkapan radikal DPPH sesuaiprosedur yang dilakukan oleh Setyaningsih,2003.

Larutan sampel kulit batang Ceria dibuatdengan variasi konsentrasi 10, 50, dan 100ppm,selanjutnya diambil dari masing-masing sampelsebanyak 1 mL dan ditambahkan 3 mL larutanDPPH 0,0040% dalam metanol. Kemudiancampuran ini dikocok dan disimpan dalam ruanggelap selama 30 menit agar reaksi sempurna,selanjutnya diukur absorbansinya denganSpektrometer UV-Vis pada panjang gelombang520nm. Pengujian dilakukan denganpengulangan 3 kali dan absorbansi yangdiperoleh dihitung % penghambatnya denganrumus (Setyaningsih, 2003) :

Selanjutnya ditentukan kurva regeresilinear antara konsentrasi sampel dan persenpenghambatan rata-rata. Penentuan aktivitas

antioksidan dilakukan dengan menghitung nilaikonsentrasi penghambatan (IC50), Nilai IC50

diperoleh dari persamaan y = ax + b pada kurvaregresi linear hubungan konsentrasi (x) danpersentase peredaman (y). Hasil IC50  dariEkstrak maupun fraksi dikatakan aktif sebagaiantioksidan jika memiliki IC50 < 200µg/ml(Kresnawaty dan Zainuddin, 2009).

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Preparasi Sampel

Penelitian ini menggunakan sampel KulitBatang Ceria. Sampel tersebut merupakantumbuhan lokal yang banyak ditemukan didaerah Kalimantan Barat, khususnya diKabupaten Sanggau. Sampel kulit batang Ceriasebanyak 520g dibersihkan dari kotoran, dikeringanginkan selama 1 minggu lalu dihaluskan.Sampel kering yang diperoleh sebesar 500gdimaserasi menggunakan pelarut metanol yangdiperoleh dari redestilasi metanol teknis. Tujuanredestilasi adalah untuk menghilangkan senyawapengotor dalam metanol. 

Proses maserasi sampel berlangsungselama 3x24 jam yang bertujuan untukmengekstrak senyawa yang terdapat di dalam

Page 3: 5020-16467-1-PB

7/23/2019 5020-16467-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/5020-16467-1-pb 3/5

JKK, tahun 2014, volume 3 (1), halaman 17- 21  ISSN 2303-1077 

19 

N

NO2

NH(C6H5)2

NO2

O2N

OO

OH OH

HC

CH2OH

OH

-

N

NO2

NH(C6H5)2

NO2

O2N

OO

OHO

-CH

-

CH2OH

OH

NH

NO2

NH(C6H5)2

NO2

O2N

OO

OO

-CH

CH2OH

OH

sampel. Maserasi merupakan prosesperendaman sampel dalam pelarut padatemperatur ruang. Adanya perbedaan tekananantara luar dan dalam sel menyebabkan adanyapemecahan dinding dan membran sel, sehinggametabolit sekunder yang terdapat di dalamsitoplasma akan terlarut ke dalam pelarut

organik. Pemekatan maserat sampel denganrotary evaporator akan memperoleh ekstrakkental (ekstrak kasar). Ekstrak kasar Kulit batangCeria yang diperoleh berupa ekstrak berwarnamerah tua kecoklatan dengan berat ekstraksebesar 11,01g (2,202% dari berat sampelkeseluruhan). 

Skrining FitokimiaSkrining fitokimia merupakan metode

pendekatan yang dapat digunakan dalammenentukan keberadaan senyawa metabolitsekunder tanaman. Golongan senyawa metabolitsekunder ditentukan secara kualitatif denganmelihat adanya perubahan warna, pengendapanatau pembentukan busa sesuai dengan pereaksiyang digunakan pada ekstrak metanol kulitbatang Ceria. 

Pengujian flavonoid dilakukan denganmereduksi flavonoid dengan magnesium danasam klorida pekat sehingga menghasilkanwarna jingga. Hasil pengujian menunjukkanbahwa golongan senyawa flavonoid terdapat

pada sampel. Hal ini disebabkan flavonoidmerupakan golongan senyawa fenol alam yangsebagian besar penyebarannya terdapat kulitbatang tanaman. Jadi, semua ekstrak kasarsampel dapat mengandung flavonoid, namundengan jumlah yang berbeda sehingga akanmempengaruhi nilai aktivitas antioksidannya.

Pengujian untuk mengidentifikasi polifenoldilakukan dengan mereaksikan larutan FeCl3 1%dengan sampel. Senyawa FeCl3 akan bereaksidengan gugus hidroksi pada polifenol sehinggaakan terbentuk warna biru hitam, biru ungu. Pada

penelitian ini diperoleh bahwa senyawa polifenolterdapat pada ekstrak metanol dari kulit batangCeria. 

Pengujian golongan senyawa steroiddilakukan dengan pereaksi Liebermann-Burchard(anhidrida asetat -H2SO4). Steroid yang dihidrolisdengan asam sulfat pekat akan menghasilkangugus hidroksi dan bereaksi dengan anhidridaasetat. Hasil positif pada uji ini ditandai denganterbentuknya larutan berwarna hijau yangberasal dari reaksi antara steroid dengan asam(CH3COOH dan H2SO4), dan pada ekstrak

metanol positif mengandung steroid.

Pengujian Aktivitas Menggunakan MetodeDPPH

Pengujian aktivitas antioksidan padaekstrak metanol dari kulit batang Ceriaditentukan menggunakan metode DPPH. Padapenelitian ini menggunakan asam askorbatsebagai pembanding (kontrol positif). Pengujian

aktivitas antioksidan diawali dengan pembuatanlarutan sampel kulit batang Ceria. Sampeldiencerkan dengan pelarut metanol untukmendapatkan variasi konsentrasi 10, 50 dan 100ppm. Selanjutnya dilakukan uji yang sama untuklarutan pembanding yaitu larutan asam askorbatdengan variasi konsentrasi 2, 4, 6, 8 dan 10 ppm,dengan tujuan untuk mengatahui besarnya nilaipenghambatan dari konsentrasi pembandingyang paling terkecil. Pereaksi DPPH dibuatdalam konsentrasi sebesar 40 ppm harus dijagapada suhu ruang dan terlindung cahaya karenaDPPH mudah teroksidasi. Selanjutnya adalahpencampuran larutan sampel dan larutanpembanding dengan pereaksi DPPH didiamkanselama 30 menit sebelum dilakukan pengukurandengan spektrofotometer. Proses pendiaman inibertujuan untuk memberikan waktu pada larutansampel dan larutan pembanding untuk bereaksidengan cara meredam radikal bebas DPPH.

Gambar 1. Mekanisme reaksi asam askorbatdengan metode DPPH

Spektrofotometer UV-Vis digunakan untukmendapatkan hasil pengukuran absorbansi dan

persen penghambatan dari setiap sampel.Berdasarkan data pengukuran nilai absorbansidan persen penghambatan maka dapat dianalisis

Page 4: 5020-16467-1-PB

7/23/2019 5020-16467-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/5020-16467-1-pb 4/5

JKK, tahun 2014, volume 3 (1), halaman 17- 21  ISSN 2303-1077 

20 

pengaruh konsentrasi sampel denganpersentase penghambatan, yaitu peningkatanaktivitas sebanding dengan bertambahnyakonsentrasi. Aktivitas penghambatan radikalbebas dinyatakan sebagai persentasepenghambatan dari DPPH. Gambar 1menunjukkan mekanisme reaksi asam askorbat

dan DPPH (Cholisoh dan Utami, 2008).

Penentuan aktivitas antioksidan dilakukandengan menghitung nilai konsentrasipenghambatan (IC50). Nilai IC50 diperoleh daripersamaan y = ax + b pada kurva regresi linearhubungan konsentrasi (x) dan persentaseperedaman (y). Nilai IC50  merupakankonsentrasi efektif yang dibutuhkan untukmenghambat sebesar 50% dari konsentrasiradikal DPPH. Suatu senyawa dapat dikatakansebagai antioksidan kuat jika memiliki IC

50<100ppm (Mega dan Swastini, 2010). Hasil daripenentuan nilai IC50  didapat dari persamaankurva regresi linear dari persentasepenghambatan sebagai sumbu y dan konsentrasiantioksidan pada sumbu x yang ditampilkan padaGambar 2.

Gambar 2. Kurva regresi linear ekstrak metanoldari kulit batang Ceria.

Nilai IC50 dihitung dengan cara

memasukkan nilai 50% ke dalam persamaanregresi linear sebagai sumbu y kemudiandihitung nilai x sebagai konsentrasi IC50.Persamaan regresi linear memiliki nilai b yangpositif, sehingga menunjukkan bahwa kurva nilaipenghambatan antioksidan merupakan kurvapeningkatan. Koefisien b merupakan koefisienarah regresi linier dan menyatakan perubahanrata-rata variabel y untuk setiap perubahanvariabel x sebesar satu unit. Dari data terlihatpada ekstrak metanol, didapatkan nilai b = +46,161, sehingga dapat dikatakan untuk setiap x

(konsentrasi sampel) bertambah 1 ppm, maka y(%inhibisi) bertambah / meningkat sebesar

46,161. (Mardawati, dkk., 2008).

Persamaan linear dari ekstrak metanol pada kulitbatang ceria ditunjukkan adanya nilai b positifdan memiliki nilai R2 sebesar 0.855. Hal inimenunjukkan bahwa sekitar 85% derajatperedaman dipengaruhi oleh konsentrasi sampelyang berkontribusi sebagai antioksidan dankurang dari 15% dipengaruhi oleh faktor lain,

yang tidak berpotensi sebagai antioksidan(Javanmardi et al, 2003 ). Berdasarkanpersamaan yang didapat, maka selanjutnyaditentukan nilai IC50. Nilai IC50  pada ekstrakmetanol kulit batang Ceria yang dihasilkanadalah sebesar 56,47 μg/mL. Menurut Zuhradkk., 2008, nilai IC50  dianggap sebagai ukuranyang baik untuk efisiensi antioksidan senyawa-senyawa murni ataupun ekstrak. Semakin kecilnilai IC50 berarti semakin tinggi aktivitasantioksidannya.

Secara spesifik suatu senyawa dikatakansebagai antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50ppm, kategori kuat untuk IC50

bernilai 50-100ppm, kategori sedang jika bernilai101-150ppm dan untuk kategori lemah jika nilaiIC50  bernilai 151-200ppm. Sampel yang memilikinilai IC50>200ppm dianggap tidak bersifatantioksidan. Berdasarkan hasil yang diperoleh,maka ekstrak metanol kulit batang Ceriadisimpulkan dapat berpotensi sebagaiantioksidan. Pada akhirnya tumbuhan kulitbatang Ceria dapat dibudidayakan umumnya di

daerah lain karena dapat menjadi alternatifantioksidan alami yang murah dan mudahdiperoleh.

SIMPULANBerdasarkan hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini, dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut:

1. Pada kulit batang Ceria (baccaurea hookeri )terkandung golongan senyawa alkaloid,flavonoid, polifenol dan steroid.

2. Aktivitas yang antioksidan pada ekstrakmetanol dengan IC5056,479 μg/mL.

DAFTAR PUSTAKACholisoh, Z dan Utami, W., 2008, Antiradical

 Activity of Ethanolic 70% Stinky Bean( Archidendron jiringa) Extract, J. Phar , 1:33-40.

Fessenden, R.J. dan Fessenden, J.S., 1997,Kimia Organik, Edisi ke-3, Pudjaatmaka, A.H. (alih bahasa), Erlangga, Jakarta.

Javanmardi J., Stushroff C., Locke E., Vivanco

J.M. 2003, Antioxidant activity and TotalPhenolic Content of Iranian Ocimum Accessions, 83:547-550.

46,0335

51,0555

52,3688

y = 0,068x + 46,16R² = 0,855

45

50

55

0 20 40 60 80 100 120

   %    I  n

   h   i   b   i  s   i

Konsentrasi (ppm)

Page 5: 5020-16467-1-PB

7/23/2019 5020-16467-1-PB

http://slidepdf.com/reader/full/5020-16467-1-pb 5/5

JKK, tahun 2014, volume 3 (1), halaman 17- 21  ISSN 2303-1077 

21 

Kuncahyo, I., Sunardi, 2007, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Belimbing Wuluh( Avverhoa bilimbi , L) Terhadap 1,1  –Diphenyl -2 Picrylhidrazyl (DPPH); SeminarNasional Teknologi Yogyakarta, ISSN:1978-9777.

Kresnawaty, I dan Zainuddin, A, 2009, Aktivitas

 Antioksidan dan Antibakteri dari Derivat MetilEkstrak Etanol Daun Gambir (Uncariagambir ), Jurnal Penelitian Tanaman Industri.(Littri), 15(4): 145-151.

Mardawati, E, Filianty, F dan Marta, H, 2008,Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak KulitManggis (Garcinia mangostana) dalamRangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggisdi Kecamatan Puspahiang KabupatenTasikmalaya., Laporan Akhir PenelitianPeneliti Muda, Universitas Padjajaran.

Mega, I.M dan Swastini, D.A., 2010, ScreeningFitokimia dan Aktivitas Antiradical BebasEkstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinopsverteegii ), J. Kim, 4(2): 187-192.

Setyaningsih, A., 2003, Studi PendahuluanBahan Aktif dari Bintang Laut ( Astropecten

sp.) sebagai Antioksidan (Skripsi), Bogor,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Institut Pertanian Bogor.

Soeksmanto dan Hapsari, 2007, Kandungan Antioksidan pada Beberapa BagianTanaman Mahkota Dewa, Phaleriamacrocarpa  (Scheff) Boerl, (Thymelaceae),

Pusat Penelitian Bioeknologi, Lembaga IlmuPengetahuan Indonesia (LIPI), FakultasFarmasi, Universitas Pancasila, Jakarta.

Tirtana E., 2012, Analisa Makronutrien, UjiFitokimia dan Aktivitas Antioksidan padaBuah Tampoi (Baccaurea marcocapra)(Skripsi), Pontianak, Fakultas Matematikadan Ilmu Pengetahuan Alam, UniversitasTanjungpura. 

Windono, T., 2001, Uji Peredam Radikal BebasTerhadap DPPH dari Ekstrak Kulit Buah danBiji Anggur (Vitis vinifera) J. Artocarpus,1(1): 34-43. 

Zuhra, C.F., Juliati, B.T dan Herlince, S., 2008, Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoiddari Daun Katuk (Sauropus androgunus (L)Merr.), J. Bio, 3(1):7-10.