50578722 LP Keracunan

8
LAPORAN PENDAHULUAN KERACUNAN Nama : Meta Oktarina NPM : 1006803594 A. KERACUNAN ALKOHOL Keracunan alkohol terjadi bila seseorang menghabiskan sejumlah besar minuman keras dalam jangka waktu singkat. Keracunan alkohol juga sering terjadi pada percobaan bunuh diri dengan meminum produk-produk rumah tangga yang mengandung etanol, isopropanol, atau metanol. Pada otak, alkohol mempengaruhi kinerja reseptor neurotransmitter sehingga mengakibatkan: 1. peningkatan produksi norepinephrine dan dopamine 2. penurunan transmisi acetylcholine 3. peningkatan transmissi GABA 4. peningkatan produksi beta-endorphin di hypothalamus Ada 3 golongan minuman beralkohol, yaitu : - Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % , misalnya bir dan lain – lain. - Golongan B : kadar etanol 5 – 20 %, misalnya berbagai jenis minuman anggur - Golongan C : kadar etanol 20 – 45%, misalnya whiskey, vodka, TKW, manson, House dan lain lain. Tanda dan gejala keracunan alkohol : 1. Pusing, seperti mau pingsan 2. Muntah-muntah

Transcript of 50578722 LP Keracunan

Page 1: 50578722 LP Keracunan

LAPORAN PENDAHULUAN

KERACUNAN

Nama : Meta Oktarina

NPM : 1006803594

A. KERACUNAN ALKOHOL

Keracunan alkohol terjadi bila seseorang menghabiskan sejumlah besar minuman keras

dalam jangka waktu singkat. Keracunan alkohol juga sering terjadi pada percobaan bunuh

diri dengan meminum produk-produk rumah tangga yang mengandung etanol, isopropanol,

atau metanol.

Pada otak, alkohol mempengaruhi kinerja reseptor neurotransmitter sehingga mengakibatkan:

1. peningkatan produksi norepinephrine dan dopamine

2. penurunan transmisi acetylcholine

3. peningkatan transmissi GABA

4. peningkatan produksi beta-endorphin di hypothalamus

Ada 3 golongan minuman beralkohol, yaitu :

- Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % , misalnya bir dan lain – lain.

- Golongan B : kadar etanol 5 – 20 %, misalnya berbagai jenis minuman anggur

- Golongan C : kadar etanol 20 – 45%, misalnya whiskey, vodka, TKW, manson, House dan

lain lain.

Tanda dan gejala keracunan alkohol :

1. Pusing, seperti mau pingsan

2. Muntah-muntah

3. Serangan jantung

4. Nafas yang lambat atau tidak seperti biasa

5. Kulit tubuh membiru

6. hipotermia

7. Tidak sadarkan diri (sudah parah)

Page 2: 50578722 LP Keracunan

Komplikasi

Alkohol dapat mengiritasi perut dan menyebabkan muntah. Alkohol juga dapat mengganggu refleks muntah. Selain itu ada resiko secara tidak sengaja menghirup muntahan ke paru-paru, hal ini akan menyebabkan gangguan pernafasan yang fatal. Muntahan yang banyak juga berakibat pada dehidrasi. Selain itu juga menyebabkan henti fungsi jantung yang menuju padakematian.

Tatalaksana kegawat daruratan

Pemberian oksigen berkonsentrasi 100% melalui nasal kanul sebanyak 3 L/ menit

karena klien mengalami hipoventilasi

Berikan dextrose 5 % melalui IV untuk mengatasi hipoglikemi

Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah banyak. Cairan yang dipakai adalah air biasa atau susu.

Upayakan pasien emesis, efektif bila dilakukan dalam 4 jam setelah racun ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari atau suruh penderita untuk berbaring tengkurap, dengan kepala lebih rendah dari pada bagian dada. Emesis tidak boleh dilakukan pada penderita tidak sadar.

Etanol dengan cepat diabsorbsi dari perut dan usus halus. Overdosis pada alkohol

biasanya ditangani dengan kumbah lambung. Lebih efektif jika klien tiba di IGD kurang

dari 1 jam setelah mengkonsumsi.

Berikan thiamin. Thiamin digunakan sebagai kofaktor untuk membuat adenosin trifospat.

Jika glukosa telah diberikan terlebih dahulu sebelum thiamin, thiamin yang tersedia

(yang telah berkurang) akan habis untuk memecah glukosa. Wernicke-Korsakoff

encephalopathy dan permanent psycosis dapat terjadi.

-Jika penderita pernah mengalami serangan kejang-kejang, berikan fenittoin 500mg dan

diulangi 4-6 jam kemudian. Selanjutnya sehari 300mg.

B. KERACUNAN CO (KARBON MONOKSIDA)

Page 3: 50578722 LP Keracunan

Inhalasi gas CO ke dalam saluran napas

Gas CO masuk ke dalam paru-paru Mengalir ke alveoli Masuk ke dalam darah

Gas CO segera mengikat hemoglobin ditempat oksigen juga mengikat hemoglobin

Oksigen terdesak dan lepas dari hemoglobin

Kematian Jaringan

Pengurangan pelepasan oksigen dari darah ke jaringan tubuh Membentuk karboksi hemoglobin (COHb)

Pasokan oksigen oleh darah ke jaringan berkurang Hipoksia jaringan Terjadi peningkatan ekstraksi O2 di jaringan

PATOFISIOLOGI KERACUNAN CO

TINGKAT KERACUNAN DAN GEJALANYA:Keracunan ringan Sakit kepala berdenyut di pelipis yang khas, akibat refleks vasodilatasi jaringan SSP yang

hipoksia

Keracunan berat Tremor tidak menetap, korea, spastik, distonia, kekakuan dan bradikinesia (gerakan pelan

yang tidak normal)

Gagal fungsi pengertian (cognitive impairment), gangguan keseimbangan, gangguan

fungsi penglihatan dan pendengaran, koma dan kematian

Keracunan akut Kematian segera, karena edema menyeluruh jaringan otak

Long term-sequele Gangguan neuropsikiatri, berupa dementia, psikosis dan manik depresi. Efek lambat ini

berhubungan dengan lesi white matter hipotesanya adalah berubahnya fungsi membran

akibat pajanan terus-menerus

Dapat timbul pada awal keracunan atau beberapa hari minggu setelah masa penyembuhan

Kerusakan ini merupakan hasil kombinasi keadaan hipoksia, hipoperfusi, vasodilatasi dan

edema serebral yang menyebabkan penurunan pasokan dan penggunaan glukosa,

sehingga timbul asidosis setempat

TATA LAKSANA KERACUNAN CO

Page 4: 50578722 LP Keracunan

1) Pindahkan dari sumber pajanan gas CO. Pindahkan klien ke tempat dengan udara bebas

yang segar.

2) Pemberian oksigen 100%, merupakan hal yang mendasar dengan masker karet yang ketat,

atau menggunakan endo-tracheal tube pada klien yang tidak sadar agar oksigen benar-

benar masuk, yang akan mengurangi waktu paruh (half life) ikatan COHb secara

perlahan-lahan, sehingga memper-baiki hipoksia jaringan.

3) Terapi hiperbarik, dengan oksigen bertekanan 3 atmosfer yang akan cepat sekali

memperpendek waktu paruh COHb. Masih diperdebatkan mengenai indikasinya.

4) Pemantauan secara terus-menerus sirkulasi perifer secara komprehensif (periksa nadi

perifer, pengisian kapiler, warna, suhu, tekanan darah normal, dan ekstremitas)

5) Pantau status cairan, meliputi asupan dan haluaran.

C. KERACUNAN MAKANAN

INTERVENSI

Primary life-saving: ABCD dan stabilitaskan pasien

Secondary life-saving

Cegah aspirasi dari gejala mual dan muntah

Berikan terapi farmakologi, dan IV sesuai indikasi

Cegah dekontaminasi gastrointestinal

Cegah absorpsi keracunan

Berikan terapi antidote

Keluarkan racun dengan cara muntah dan beri sodium bikarbonat.

Periksa darah untuk mendeteksi racun pada serum

Dukung pengeluaran melalui urin dan feses

D. KERACUNAN OBAT

Page 5: 50578722 LP Keracunan

1.ASETAMINOFENGejala keracunan asetaminofen terjadi melalui 4 tahapan:

1. Stadium I (beberapa jam pertama) : belum tampak gejala

2. Stadium II (setelah 24 jam) : mual dan muntah; hasil pemeriksaan menunjukkan

bahwa hati tidak berfungsi secara normal

3. Stadium III (3-5 hari kemudian) : muntah terus berlanjut; pemeriksaan menunjukkan

bahwa hati hampir tidak berfungsi, muncul gejala kegagalan hati

4. Stadium IV (setelah 5 hari) : penderita membaik atau meninggal akibat gagal hati.

TINDAKAN DARURAT

Tindakan darurat yang dapat dilakukan di rumah adalah segera memberikan sirup ipekak

untuk merangsang muntah dan mengosongkan lambung.

Di rumah sakit, dimasukkan selang ke dalam lambung melalui hidung untuk menguras

lambung dengan air. Untuk menyerap asetaminofen yang tersisa, bisa diberikan arang aktif

melalui selang ini.

Kadar asetaminofen dalam darah diukur 4-6 jam kemudian.

Jika anak telah menelan sejumlah besar asetaminofen (terutama jika kadarnya dalam darah

sangat tinggi), biasanya diserikan asetilsistein untuk mengurangi efek racun dari

asetaminofen, yang diberikan setelah arang dikeluarkan.

Kegagalan hati bisa mempengaruhi kemampuan darah untuk membeku, karena itu diberikan

suntikan vitamin K1 (fitonadion). Mungkin perlu diberikan transfusi plasma segar atau faktor

pembekuan.

Prognosis tergantung kepada jumlah asetaminofen yang tertelan dan tindakan pengobatan.

Jika pengobatan dimulai dalam waktu 8 jam setelah keracunan, atau dosis yang tertelan masih

dibawah dosis racun, maka prognosisnya sangat baik.

2. ASPIRIN

Overdosis aspirin (salisilisme) pada anak yang telah meminum aspirin dosis tinggi selama

beberapa hari biasanya lebih berat.

Bentuk salisilat yang paling beracun adalah minyak wintergreen (metil salisilat), yang

merupakan komponen dari obat gosok dan larutan penghangat. Seorang anak dapat

meninggal karena menelan kurang dari 1 sendok teh metil salisilat murni.

Page 6: 50578722 LP Keracunan

Gejala awal dari salisilisme adalah mual dan muntah, diikuti dengan pernafasan yang cepat,

hiperaktivitas, peningkatan suhu tubuh dan kadang kejang.

Anak menjadi mengantuk, mengalami kesulitan dalam bernafas dan pingsan.

Kadar aspirin yang tinggi dalam darah menyebabkan anak menjadi sering berkemih, dan hal

ini bisa menyebabkan dehidrasi.

TINDAKAN DARURAT

Dilakukan pengurasan lambung sesegera mungkin. Jika anak dalam keadaan sadar, diberikan

arang aktif melalui mulut atau melalui selang yang dimasukkan ke dalam lambung.

Untuk mengatasi dehidrasi ringan, anak diharuskan minum sebanyak mungkin (susu maupun

jus buah).

Untuk dehidrasi yang lebih berat, diberikan cairan melalui infus.

Demam diatasi dengan kompres hangat.

Untuk mengatasi perdarahan bisa diberikan vitamin K1.

Prognosis tergantung kepada kadar salisilat dalam darah. Kadar yang bisa menimbulkan

keracunan adalah 150-300 mg/kg berat badan.