8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air 2.1.1 Pengertian Air Air ...

29
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air 2.1.1 Pengertian Air Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air, sungai rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP No. 82 Tahun 2001). Menurut Soemirat (2009) air merupakan pelarut universal , hampir semua jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni, didapat di dalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, species kimiawi yang ada di dalam air berjumlah sangat besar. Pengertian air tawar sebagaimana menurut Kusnoputranto (2000) adalah air tawar yang tidak termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air bersumber pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang ketersediaannya sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering dikenal dengan air hujan. 2.1.2 Sumber Sumber Air Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letaknya, sumber air dapat dibedakan atas (Chandra, 2007) : 1. Air Angkasa Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu, mikroorganisme, dan gas misalnya karbon monoksida, nitrogen dan amonia. 8 Universitas Sumatera Utara

Transcript of 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air 2.1.1 Pengertian Air Air ...

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

2.1.1 Pengertian Air

Air adalah semua air yang terdapat di atas dan di bawah permukaan tanah

kecuali air laut dan air fosil. Sumber air adalah wadah air yang terdapat di atas

dan di bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertian ini akuifer, mata air,

sungai rawa, danau, telaga, waduk dan muara (PP No. 82 Tahun 2001).

Menurut Soemirat (2009) air merupakan pelarut universal , hampir semua

jenis zat dapat larut di dalam air. Air juga merupakan cairan biologis, yakni,

didapat di dalam tubuh semua organisme. Dengan demikian, species kimiawi

yang ada di dalam air berjumlah sangat besar.

Pengertian air tawar sebagaimana menurut Kusnoputranto (2000) adalah

air tawar yang tidak termasuk salju dan es. Di Indonesia jumlah dan pemakaian air

bersumber pada air tanah, air permukaan dan air atmosfer, yang ketersediaannya

sangat ditentukan oleh air atmosfer atau sering dikenal dengan air hujan.

2.1.2 Sumber – Sumber Air

Air yang berada di permukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai

sumber. Berdasarkan letaknya, sumber air dapat dibedakan atas (Chandra, 2007) :

1. Air Angkasa

Air angkasa atau air hujan merupakan sumber utama air di bumi. Walau

pada saat presipitasi merupakan air yang paling bersih, air tersebut cenderung

mengalami pencemaran ketika berada di atmosfer. Pencemaran yang

berlangsung di atmosfer itu dapat disebabkan oleh partikel debu,

mikroorganisme, dan gas misalnya karbon monoksida, nitrogen dan amonia.

8

Universitas Sumatera Utara

9

2. Air Permukaan

Air permukaan yang meliputi badan – badan air semacam sungai, danau,

telaga, waduk, rawa, terjun, dan sumur permukaan, sebagian besar berasal dari

air hujan yang jatuh ke permukaan bumi.

3. Air Tanah

Air tanah berasal dari air hujan yang jatuh ke permukaan bumi yang

kemudian mengalami perkolasi atau penyerapan ke dalam tanah dan

mengalami proses filtrasi secara alamiah. Proses – proses yang telah dialami air

hujan tersebut, di dalam perjalanannya ke bawah tanah membuat air menjadi

lebih baik dan lebih murni dibandingkan air permukaan.

2.1.3 Peranan Air Bagi Kehidupan Manusia

Lingkungan air sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia.

Kehidupan manusia dapat berlangsung hanya bila kebutuhan air secara kualitatif

dan kuantitatif dapat dipenuhi (Ricki, 2005). Air di dalam tubuh manusia, berkisar

antara 50 – 70% dari seluruh berat badan. Kehilangan air untuk 15% dari berat

badan dapat mengakibatkan kematian. Karenanya orang dewasa perlu minum

minimum 1,5 – 2 liter sehari (Juli Soemirat, 2009).

Adapun fungsi air bagi manusia antara lain adalah sebagai berikut (Harini,

2007):

1. Mempertahankan kelembaban organ-organ tubuh. Jika organ tubuh

kekurangan air bentuknya akan mengempis karena kehilangan kelembaban.

2. Untuk mempertahankan volume dan kekentalan darah dan getah bening.

3. Mengatur suhu tubuh. Jika kekurangan air tubuh akan menjadi panas

Universitas Sumatera Utara

10

4. Untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kulit akan menjadi kasar dan

berkerut jika kekurangan air.

5. Sebagai mediator dan saluran dari berbagai reaksi kimia di dalam tubuh,

proses metabolisme tubuh memerlukan air.

Pendayagunaan air di berbagai bidang pada kehidupan manusia

sebagaimana menurut Soemirat (2009) adalah pendayagunaan air dalam bidang

budaya antara lain adalah untuk transportasi, membentuk tenaga mekanis ataupun

listrik, untuk industri, dan sarana olahraga dan rekreasi. Perkembangan budaya ini

terjadi sebagai akibat dari adanya kebutuhan yang dirasakan manusia dan adanya

interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungan air.

Selanjutnya menurut Soemirat (2009) dari sekian banyak manfaat air,

jumlah air yang di konsumsi hanya merupakan sebagian kecil saja, yakni yang

tergolong penyediaan air minum dan bersih. Namun demikian dari kelompok

inipun, yang betul di konsumsi sangat sedikit. Manusia hanya mengkomsumsi air

2 liter per hari, demikian pula dengan jumlah air yang dikonsumsi hewan dan

tumbuhan hanya sedikit saja. Sebaliknya sebahagian besar air digunakan sebagai

media untuk mencuci ,menggelontor kotoran, membersihkan rumah dan mandi.

Masyarakat selalu mempergunakan air untuk keperluan dalam kehidupan

sehari-hari, air juga digunakan untuk produksi pangan yang meliputi perairan

irigasi, pertanian, mengairi tanaman, kolam ikan dan untuk minum ternak.

Menurut Wardhana (2001), banyaknya pemakaian air tergantung kepada kegiatan

yang dilakukan sehari-hari, rata-rata pemakaian air di Indonesia 100 liter / orang /

hari dengan perincian 5 liter untuk air minum, 5 liter untuk air masak, 15 liter

untuk mencuci, 30 liter untuk mandi dan 45 liter digunakan untuk jamban.

Universitas Sumatera Utara

11

2.1.4 Peranan Air Terhadap Penularan Penyakit

Menurut Achmadi (2008) penyakit sebagian besar dikaitkan dengan

adanya hubungan interaktif antara kehidupan manusia dengan bahan, kekuatan,

atau zat yang tidak dikehendaki yang datang dari luar tubuhnya atau

lingkungannya. Kekuatan, zat, atau bahan yang masuk ke dalam tubuh tersebut

bisa merupakan benda hidup atau benda mati. Sehingga dapat menganggu fungsi

ataupun bentuk suatu organ.

Dalam peranannya terhadap penularan penyakit sebagaimana menurut

Soemirat (2009) peran air dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacam –

macam yaitu sebagai berikut :

1. Air sebagai penyebar mikroba pathogen

2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi ,sehingga orang tidak dapat

membersihkan dirinya dengan baik

4. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.

Sedangkan dalam hal memindahkan penyakit, menurut Kusnoputranto

(2000) air berperan melalui 4 cara yaitu :

1. Cara Water Borne

Cara water borne merupakan penularan penyakit dimana air sebagai

medianya. Kuman pathogen berada di dalam ar minum untuk manusia dan

hewan. Yang termasuk penyakit yang dihantarkan melalui air ini antara lain ;

penyakit kholera, typoid, hepatitis dan disentri basiler.

Universitas Sumatera Utara

12

2. Cara Water Washed

Cara water washed merupakan penularan penyakit behubungan dengan

air yang digunakan untuk kebersihan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh

tersedianya air yang cukup, maka penyakit – penyakit tertentu dapat

dikurangi penularannya pada manusia. Yang termasuk penyakit karena

kurangnya air untuk kebersihan seseorang ini antara lain ; infeksi kulit dan

selaput lendir, infeksi oleh insekta parasit pada kulit.

3. Cara Water Based

Cara water based merupakan penularan penyakit melalui penjamu

(host) di air. Contoh penyakit yang ditularkan melalui water based adalah

Schistomiasis. Penjamu (host) perantara ini hidup di air contohnya siput air.

Dalam hal ini larva Schistomiasis hidup dalam siput air hingga berubah

bentuk menjadi cercaria dan menembus kulit manusia yang berada dalam air

tersebut. Penyakit ini disebut Schistomiasis.

4. Cara Water Related Insecta Vector

Cara water related insect vector merupakan penularan penyakit melalui

vector yang menggunakan air sebagai tempat berkembangbiaknya. Contoh

penyakit yang ditularkan melalui vector yang hidupnya bergantung pada air

ini seperti malaria oleh vector nyamuk Anopheles dan demam berdarah oleh

vector nyamuk Aedes aegypty.

2.2 Kolam Renang

2.2.1 Pengertian Kolam Renang

Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi

dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya.

Universitas Sumatera Utara

13

Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan

banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya

adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-

fasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga (squash, tenis, dll) dan rumah

makan.

Sehubungan dengan banyaknya kolam renang yang dipandang dari

beberapa segi maka kolam renang dapat diartikan sebagai tempat pemandian yang

termasuk artivical bathing places dapat merupakan out door pool atau indoor

pool atau kombinasinya. Arivical bathing places ini sering pula digunakan sebagai

tempat sarana olahraga dan rekreasi. Jadi kolam renang yang kita maksud disini

adalah artivical bathing places yang dari segi letaknya termasuk kepada out door

pool (Ferdianus, 2007).

Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend

PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum

tahun 1992, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan

tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya,

menggunakan air bersih yang telah diolah.

2.2.2 Air Kolam Renang

Menurut Permenkes RI (1990) tentang syarat – syarat pengawasan kualitas

air, air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk

olahraga renang dan kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan.

2.2.3 Pertukaran Air Kolam Renang

Ada tiga tipe kolam renang berdasarkan cara pertukaran air kolam renang

(Koren, 2002):

Universitas Sumatera Utara

14

1. Fill and Draw Type

Pada tipe ini, air yang bersih dimasukkan kedalam kolam renang

digunakan dalam periode waktu tertentu dan ketika air telah tampak kotor

kolam renang akan dikosongkan dan diisi kembali dengan air yang bersih.

2. Flow Through Type

Pada tipe ini air yang bersih dialirkan kedalam kolam renang melalui

salah satu bagian kolam dan pada bagian yang lain air dialirkan keluar kolam

sehingga air berganti secara terus menerus dan air kolam tetap dalam keadaan

bersih. Kolam renang dengan tipe ini merupakan kolam renang terbaik tetapi

membutuhkan banyak air. Kolam renang dengan tipe ini terdapat di daerah

pegunungan yang dekat dengan sumber aliran air.

3. Recirculating Type

Pada tipe ini air yang telah dipakai dan kotor, secara terus menerus

dialirkan melalui instalasi penyaringan dan dipompakan kembali kedalam

kolam renang setelah bersih dan diberi desinfektan.

2.3 Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

Pada umumnya kolam renang pada kapasitas besar, telah memiliki water

treatment, yang mana sistem pengelolaan mengharuskan adanya filter (saringan)

dan pompa sirkulasi. Menggunakan klorin untuk mematikan bakteri/virus,

sekaligus mencegah proses pelumutan pada kolam renang dan menggunakan

tawas dan PAC dalam mengendapkan mikroorganisme yang telah mati (Isa,

2010).

Universitas Sumatera Utara

15

2.3.1 Sistem Sirkulasi Air Kolam Renang

Secara garis besar, kolam renang dengan tipe pertukaran air resirkulasi

digolongkan atas dua sistem sirkulasi yaitu sistem sirkulasi overflow dan sistem

sirkulasi skimmer dimana keduanya memiliki fungsi dan tujuan yang sama yaitu

memastikan air kolam yang agar tetap bersih dan dapat digunakan kembali.

1. Sistem Sirkulasi Overflow.

Kolam renang dengan sistem sirkulasi overflow ditandai dengan air

kolam yang melimpah baik pada satu sisi atau keseluruhannya. Air kolam

yang melimpah tersebut nantinya mengalir kedalam saluran yang berada di

sisi luar kolam renang, saluran ini dikenal dengan gutter overflow. Sistem ini

mengharuskan kolam renang memiliki balancing tank yang merupakan

tempat penampungan air yang mengalir melalui saluran gutter overflow. Air

yang ada di balancing tank ini dengan menggunakan mesin pompa akan

masuk kedalam filter untuk mengalami proses penyaringan kotoran air kolam

renang sehingga air yang masuk kedalam kolam renang melalui lubang inlet

merupakan air yang bersih.

2. Sistem Sirkulasi Skimmer

Berbeda dengan sirkulasi overflow, pada kolam renang dengan sistem

sirkulasi skimmer air kolam tidak melimpah pada bagian sisi – sisinya

karenadinding kolam di desain lebih tinggi dari elevasi kolam renang. Pada

sistem ini proses sirkulasi air kolam renang tidak memerlukan balancing

tank, air yang mengalir melalui outlet langsung dialirkan dari kolam menuju

sebuah bak pengumpul yaitu skimmer box, skimmer box ini juga menjadi

tempat pemisah air dengan sampah dan kotoran yang mengapung yang ikut

Universitas Sumatera Utara

16

masuk melalui lubang outlet. Air kolam renang yang terkumpul di box

skimmer ini kemudian dipompakan kedalam filter dan air bersih yang telah

melalui proses filterisasi dikembalikan lagi ke dalam kolam. Jika terjadi

penambahan tinggi air kolam renang akibat pengguna kolam atau air hujan,

akan langsung dibuang ke saluran buangan. Penambahan air jika terjadi

pengurangan volume akibat penguapan dan lain sebagainya dilakukan di

dalam kolam.

2.3.2 Perlengkapan Sistem Pengolahan Air Kolam Renang

1. Pompa Sirkulasi

Pompa ini berfungsi sebagai pompa transfer yang mengirim air yang

dihisap dari dalam Balancing Tank (untuk system overflow) atau dari skimmer

(untuk system skimmer) ke dalam kolam renang. Kapasitas pompa air yang

digunakan salam sistem pengolahan air kolam renang harus sesuai dengan

volume air dan lama sirkulasi air kolam perharinya, agar sirkulasi air berjalan

dengan baik dan menghasilkan kualitas air yang baik untuk digunakan.

Cara menentukan kapasitas pompa air yang diperlukan oleh suatu

kolam renang dimulai dengan mengukur volume air kolam renang

berdasarkan ukuran panjang, lebar dan kedalaman air kolam renang dan

kemudian membagikannya berdasarkan berapa lama proses sirkulasi

perharinya. Sebagai contoh, kolam renang dengan ukuran panjang 16 m, lebar

4 m dan kedalaman air 1,2 m maka volume air yang dibutuhkan oleh kolam

renang tersebut adalah 76,8 m3. Lamanya sirkulasi air dilakukan perharinya

berbeda – beda untuk setiap kolam renang, tergantung dengan berapa jam

operasional kolam renang dilakukan. Untuk kolam renang umum biasanya

Universitas Sumatera Utara

17

waktu pengoperasian selama 6 – 8 jam perhari, sedangkan untuk kolam

renang pribadi selama 4 – 6 jam perhari. Sebagai contoh, kolam renang

dengan volume air 76,8 m3 tersebut akan mengalami sirkulasi selama 6 jam

perhari, maka pompa yang perlukan adalah pompa yang memiliki kapasitas

pompa air sebesar 12,8 m3/ jam.

2. Filter

Sesuai namanya, alat ini berfungsi untuk melakukan penyaringan atau

filtrasi terhadap air yang akan masuk ke dalam kolam. Kotoran – kotoran

dalam air akan disaring oleh alat ini, sehingga air yang kembali ke dalam

kolam dalam kondisi bersih. Ada 2 tipe filter berdasarkan medianya :

a. Sand Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah pasir silica

dengan ukuran agregat tertentu sesuai kebutuhan.

b. Cartridge Filter : Media filtrasi dari filter jenis ini adalah berbentuk spons

atau kasa khusus dengan ukuran dan kerapatan sesuai dengan kebutuhan.

Ukuran filter yang digunakan di suatu kolam renang dapat ditentukan

berdasarkan kapasitas pompa air yang digunakan dan kekuatan aliran air (flow

rate) yang masuk kedalam kolam renang. Standart flow rate yang sering

digunakan dalam menentukan besaran tanki filter kolam renang adalah 40

m3/jam/m

2. Semakin kecil nilai flow rate semakin bagus proses filterisasinya,

namun dapat dipastikan akan semakin mahal harganya karna semakin kecilnya

nilai flow rate akan menjadikan ukuran diameter tanki filternya semakin besar.

Sebagai contoh, suatu kolam renang yang memiliki kapasitas pompa

12,8m3/jam

dengan flow rate air 40 m

3/ jam/m

2 dapat kita tentukan ukuran

Universitas Sumatera Utara

18

diameter filter yang dibutuhkan dengan menghitungnya dengan cara sebagai

berikut :

Untuk menentukan diameter filter yang diperlukan :

Dengan perhitungan diatas dapat diketahui bahwa filter yang diperlukan dalam

proses filterisasi air kolam renang adalah filter dengan ukuran diameter 63cm.

3. Balancing Tank

Alat ini juga sesuai dengan namanya, berfungsi melakukan

penyeimbangan terhadap volume air kolam dan dipergunakan untuk kolam

yang menggunakan sistem sirkulasi overflow. Ketika kolam digunakan atau

ketika terjadi hujan, air kolam akan meluap dan ditampung oleh balancing

tank. Sebaliknya, ketika pengguna kolam keluar dari kolam atau terjadi

penguapan, maka air yang tertampung dalam balancing tank tadi akan

dikirim kembali ke dalam kolam. Sehingga semaksimal mungkin tidak

terdapat air yang terbuang, kecuali jika sudah tidak tertampung lagi dalam

balancing tank.

12,8 m3 / jam

40 m3 /jam/m

2

= 0,32 m2

¼ π D2 = 0,32 m

2

0,785 D2 = 0,32 m

2

0.32 m2

D2 =

0,785

D = 0,63 m = 63 cm

Universitas Sumatera Utara

19

5. Skimmer Box

Alat ini dipergunakan untuk kolam dengan sistem sirkulasi skimmer,

fungsinya sebagai titik hisap untuk pompa sirkulasi.

6. Inlet

Inlet adalah titik dimana air masuk kembali ke dalam kolam setelah

melalui proses pengolahan. Jumlah inlet yang diperlukan oleh suatu kolam

renang dapat ditentukan berdasarkan kapasitas pompa yang digunakan oleh

kolam renang tersebut. Kapasitas yang dimiliki oleh satu inlet dalam

mengalirkan air berkisar 5-7m3/jam, maka apabila kolam renang

menggunakan pompa dengan kapasitas 12,8 m3/jam maka diperlukan 2 buah

titik inlet pada kolam renang tersebut.

7. Maindrain

Maindrain pada dasarnya dipergunakan khusus untuk membuang atau

menguras air kolam, namun pada sebagian sistem kolam yang menggunakan

sistem sirkulasi overflow, maindrain dipergunakan pula sebagai titik hisap

untuk pompa – pompa fitur kolam seperti air mancur dan lain- lain.

2.3.3 Bahan Kimia Pengolahan Air Kolam

Kejernihan air kolam tidak semata – mata tergantung pada sistem

sirkulasi. Dalam air dapat muncul bakteri atau tumbuhan kecil yang dapat

mengganggu kesehatan dan kenyamanan pengguna kolam renang dan tidak dapat

tersaring oleh filter. Oleh sebab itu, air kolam perlu mendapatkan perawatan

dengan menggunakan bahan – bahan kimia tertentu dengan kadar tertentu.

Bahan kimia yang sering dipergunakan antara lain :

Universitas Sumatera Utara

20

1. Kaporit : Bahan kimia ini dipergunakan untuk menahan dan mencegah

timbulnya lumut atau bakteri.

2. Soda Ash : Bahan kimia ini berfungsi untuk menaikkan kadar pH air kolam.

3. Tawas : Bahan kimia ini dipergunakan untuk mengendapkan partikel –

partikel pengotor air kolam yang tidak tersaring oleh filter.

4. Bahan – bahan kimia lain seperti HCl, PAC dan lain sebagainya (Isnanto,

2010)

Pemberian bahan kimia di air kolam renang bertujuan untuk menjaga

kualitas air kolam renang tetap baik, pemberian bahan kimia dapat dilakukan

dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Khlorinasi

Proses pendesinfeksian air dengan menggunakan khlor aktif bertujuan untuk

meningkatkan kualitas air sehingga dapat mengendalikan jumlah bakteri yang

ada dalam air kolam renang. Residu khlor yang ideal untuk air kolam renang

adalah 0,2 – 0,5 mg/liter. Jika residu khlor di air kurang dari baku mutu yang

ditentukan maka dilakukan penambahan sedikit demi sedikit hingga menjadi

sesuai dengan baku mutu air kolam renang. Dosis pemberian zat khlor pada air

kolam renang adalah 2 gram per m3 air kolam renang. Sebaliknya jika jumlah

residu melebihi batas baku mutu, maka sebaiknya kolam renang tidak digunakan,

dapat ditunggu beberapa jam hingga residu khlor di air turun akibat penguapan

yang tejadi. Pemberian zat khlor di air kolam renang sebaiknya dilakukan pada

sore hari menjelang malam, sebab sinar matahari yang panas dapat mengurangi

kadar khlor dalam air akibat penguapan yang terjadi.

Universitas Sumatera Utara

21

Selain pemberian zat khlor sesuai dengan dosis perharinya, perlu dilakukan

juga shock treatment perbulannya, pada beberapa jenis dari lumut dan bakteri

akan timbul kekebalan terhadap pemberian zat khlor yang berkadar rendah, oleh

karena itu perlu pemberian dengan kadar tinggi. Shock treatment ini dilakukan

sebulan sekali dengan dosis yang diberikan adalah 4 kali lipat dari dosis rata-rata

pemberian zat khlor perharinya.

b. Pemberian Soda Ash

Soda Ash atau disebut juga Karbonat Natrium (Na2CO3) berbentuk

serbuk halus putih. Pemberian Soda Ash pada air kolam renang dimaksudkan

untuk menaikkan pH air kolam renang agar sesuai dengan baku mutu kualitas air

kolam renang. Jika hasil test pH air dinyatakan masih dibawah nilai baku mutu,

maka dilakukan pemberian soda ash pada air kolam renang sedikit demi sedikit

hingga nilai pH nya sesuai dengan baku mutu, adapun dosis yang diberikan adalah

1 Kg per 64 m3 air kolam. Setelah penambahan Soda Ash, air dalam kolam renang

di sirkulasikan kembali, setelah 1/2 jam lalu di check lagi pHnya. Jika nilai pH

nya belum ideal, tambahkanlah bahan kimia yang sesuai dengan petunjuk diatas.

c. Pemberian Terusi

Terusi (CuSo4) pada umumnya berupa kristal biru yang mudah larut

dalam air. Bahan kimia yang ini berguna untuk mengendalikan mikro organisme

yang hidup dalam air, merupakan fungisida yaitu mencegah pertumbuhan jamur

di dinding kolam renang. Selain itu terusi ini banyak digunakan karena dapat

membirukan air kolam renang. Dosis yang dapat ditambahkan pada kolam renang

adalah dengan melarutkan terlebih dahulu terusi dengan air bersih, dengan

perbandingan 1:10. 1 kg terusi dilarutkan dalam 10 liter air bersih kemudian

Universitas Sumatera Utara

22

diaduk sampai semua terlarut dan diamkan sampai mengendap. Setelah ada

endapan hanya gunakan air larutan terusi yang bersih saja, endapan tidak

digunakan. Penggunaan terusi pada kolam renang umum sebaiknya apabila

sedang banyak pengguna kolam renang saja, pemberian dilakukan sore hari untuk

kemudian keesokan paginya dilakukan proses vakum.

d. Pemberian Tawas

Tawas (Kal(SO4)2.12H2O) digunakan untuk menjernihkan air kolam

renang, dengan prinsip kerja sebagai koagulan yang berfungsi untuk membentuk

flokuasi partikel – partikel dalam air sehingga dapat terikat dan mengendap di

dasar kolam. Fungsi tawas hampir sama dengan penggunaan PAC yaitu sebagai

koagulan.

e. Pemberian HCl

Hcl digunakan untuk menurunkan PH dalam air dan menurunkan anggka

sisa khlor yang terlalu tinggi di air kolam renang.

2.4 Kualitas Air Kolam Renang

Kelayakan air dapat diukur secara kualitas dan kuantitas. Kelayakan secara

kualitas menurut Effendi (2003) adalah sifat air dan kandungan makhluk hidup,

zat, energi, atau komponen lain dalam air yang mencakup kualitas fisik, kimia dan

biologis.

Menurut Permenkes RI (1990) tentang syarat – syarat pengawasan kualitas

air, air kolam renang adalah air didalam kolam renang yang digunakan untuk

olahraga renang dan kualitasnya harus memenuhi syarat kesehatan yaitu sesuai

dengan PERMENKES RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 pada Lampiran III

Daftar Persyaratan Air Kolam Renang.

Universitas Sumatera Utara

23

2.4.1 Kualitas Fisik

1. Bau

Air kolam renang yang memenuhi standar kualitas harus bebas dari bau

yang mengganggu. Biasanya bau disebabkan oleh bahan – bahan organik

yang dapat membusuk serta senyawa kimia lainnya seperti phenol, jika air

berbau maka akan mengganggu estetika.

2. Benda Terapung

Air kolam renang yang memenuhi standar harus bebas dari benda –

benda terapung. Biasanya benda – benda terapung disebabkan oleh sampah

disekitar kolam renang.

3. Kejernihan

Kejernihan air kolam renang dapat dilihat dengan meletakkan piringan

sechi pada dasar kolam yang terdalam dan dapat dilihat dari tepi kolam pada

jarak lurus 7 meter.Kejernihan air dapat dipengaruhi oleh banyaknya zat

padat yang tersuspensi baik yang bersifat anorganik maupun organik yang

menyebabkan kekeruhan pada air. Zat organik dapat menjadi makanan

bakteri yang ada pada air, sehingga mendukung perkembangbiakannya.

Bakteri ini juga merupakan zat organik tersuspensi sehingga pertambahannya

akan menambah pula kekeruhan air. Demikian pula dengan algae yang

berkembangbiak karena adanya zat hara N,P,K akan menambah kekeruhan

air. Air yang keruh akan sulit didesinfeksi, karena mikroba terlindung oleh

zat tersuspensi tersebut. Hal ini tentu berbahaya bagi kesehatan, bila mikroba

tersebut pathogen (Soemirat, 2009).

Universitas Sumatera Utara

24

2.4.2 Kualitas Kimiawi

Adanya permasalahan seperti senyawa – senyawa kimia yang beracun,

perubahan warna, rasa dan bau, serta reaksi – reaksi kimia yang tidak diharapkan

menyebabkan diperlukannya standar kualitas air. Standar kualitas air memberikan

batas konsentrasi maksimum yang dianjurkan dan diperbolehkan bagi berbagai

parameter kimia, pada konsentrasi yang berlebihan kehadiran unsur – unsur

tersebut dalam air akan memberikan pengaruh – pengaruh negative, baik bagi

kesehatan maupun sipemakainya (Suriawiria, 2003).

1. Aluminium

Aluminium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak

digunakan, sehingga banyak terdapat di lingkungan. Sumber alamiah Al

terutama adalah bauxite dan cryolit. Dalam dosis yang tinggi Al dapat

menimbulkan luka pada usus. Al dalam bentuk debu akan diakumulasikan di

dalam paru – paru, selain itu Al juga dapat menyebabkan iritasi kulit, selaput

lendir dan saluran pernafasan (Soemirat, 2009). Dalam air kolam renang

keberadaan Al disebabkan oleh penggunaan bahan kimia Tawas

(KAl(SO4)2.12H2O) yang berfungsi sebagai koagulan.

2. Kesadahan (CaSO3)

Kesadahan dapat menyebabkan pengendapan pada dinding pipa.

Kesadahan yang tinggi disebabkan sebagian besar oleh Calcium, Magnesium,

Strontium dan Ferum. Masalah yang mungkin timbul adalah sulitnya sabun

membusa (Soemirat, 2009).

Universitas Sumatera Utara

25

3. Oksigen (O2)

Oksigen terlarut adalah jumlah oksigen dalam miligram yang terdapat

dalam satu liter air. Oksigen terlarut umumnya berasal dari difusi udara

melalui permukaan air, aliran air masuk, air hujan, dan hasil dari proses

fotosintesis plankton atau tumbuhan air. Oksigen terabsorbsi yang tidak

sesuai standar dapat mengakibatkan bakteri / kuman yang ada dalam air

berkembang sehingga dapat menginfeksi di dalam tubuh jika tertelan (Depkes

RI, 1996).

4. pH

pH adalah merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan intensitas

keadaan asam atau basa sesuatu larutan (Sutrisno, 2004). Sesuai dengan

standar kualitas air kolam renang, pH air kolam renang berada pada nilai 6,5

– 8,5. Bila pH air lebih kecil atau lebih besar dari 6,5 – 8,5 akan

menyebabkan tidak efektifnya pelaksanaan proses desinfeksi yang dilakukan

pada air kolam renang dan juga dapat menyebabkan korosi pada pipa – pipa

air kolam renang. Menurut Soemirat (2009) air merupakan bahan pelarut

yang sangat baik, dengan pH yang tidak netral air dapat melarutkan berbagai

element kimia yang dilaluinya.

5. Sisa Chlor

Bila jumlah khlor yang ditambahkan cukup banyak dan tidak semuanya

dihancurkan atau diikat maka bagian lain akan tetap tinggal bebas dalam air,

bentuk ini disebut sisa khlor bebas atau khlor bebas. Persyaratan sisa khlor

untuk air kolam renang yaitu 0,2 – 0,5 mg/liter. Apabila sisa khlor dalam air

berlebih maka dapat berikatan dengan ion natrium sehingga menimbulkan

Universitas Sumatera Utara

26

rasa asin dan merusak pipa – pipa air kolam. Sebaliknya jika sisa khlor air

kurang, maka tidak dapat membunuh bakteri dalam air sehingga menjadi

penyebab tersebarnya penyakit melalui air yang didistribusikan (Depkes RI,

1991).

6. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) sebetulnya diperlukan bagi perkembangan tubuh manusia.

Tetapi, dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gejala gastro-intestinal,

mengganggu system saraf pusat, kerusakan ginjal dan hati, muntaber, pusing

kepala, anemia, kramp, konvulsi, shock, dan dapat meninggal. Dalam dosis

rendah dalam air, Cu dapat menyebabkan kesat, perubahan warna, serta

korosi pada pipa, sambungan dan peralatan dapur (Soemirat, 2009).

Cu sering digunakan sebagai desinfektan dalam bentuk CuSO4 yaitu terusi.

Senyawa CuSO4 selanjutnya akan mengalami akumulasi, dan karena adanya

paparan sinar matahari akan mengakibatkan naiknya suhu air, hal ini

mengakibatkan aktifnya logam Cu yang bersifat toksik (Irawan, 1994).

2.4.3 Kualitas Mikrobiologi

1. Koliform Total

Sumber – sumber air di alam umumnya mengandung bakteri, baik air

angkasa, air permukaan maupun air tanah. Jumlah dan jenis bakteri berbeda

sesuai dengan tempat dan kondisi yang mempengaruhinya. Penyakit yang

ditransmisikan melalui faecal material dapat disebabkan oleh virus, bakteri,

protozoa, dan metazoan. Oleh karena itu air yang digunakan untuk keperluan

sehari – hari harus bebas dari bakteri patogen (Juli Soemirat, 2009). Air yang

Universitas Sumatera Utara

27

mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran

manusia (Sutrisno, 2004).

Sesuai dengan standar kualitas air kolam renang pada PERMENKES RI

(1990) bahwa pada air kolam renang koliform total harus berjumlah 0 per

100 l air, artinya tidak diperbolehkan adanya koliform total pada air kolam

renang.

2. Jumlah Kuman

Sesuai dengan standar kualitas air pada PERMENKES RI (1990)

jumlah kuman /1 ml air adalah 0 – 200. Bila jumlah koloni melebihi 200

dalam 1 ml air akan banyak mengakibatkan infeksi pada kulit ataupun

jaringan selaput lendir seperti dermatitis, kurap air dan konjungtivitis.

2.5 Cara Pemeriksaan Kualitas Air

Didalam pemeriksaan air dikenal dua cara yaitu (Depkes RI, 1991):

1. Pemeriksaan air di lapangan

2. Pemeriksaan air di laboratorium

Pemeriksaan air dilapangan dimaksudkan untuk mengadakan pemeriksaan

air di lokasi dimana contoh air itu diambil. Biasanya pemeriksaan air dilapangan

dilakukan untuk parameter suhu, bau, rasa, warna sedangkan yang lainnya

dilakukan dilaboratorium.

2.6 Kulit

2.6.1 Anatomi Kulit

Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Menurut Djuanda (2008) luas kulit orang dewasa

1.5m2 dengan berat kira – kira 15% berat badan. Kulit merupakan organ yang

Universitas Sumatera Utara

28

essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Pembagian

kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu:

1. Lapisan Epidermis, terdiri atas stratum korneum atau lapisan tanduk, stratum

lusidum, stratum granulosum atau lapisan keratohialin, stratum spinosum atau

stratum malphigi dan stratum basale.

2. Lapisan Dermis, lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada

epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastic dan fibrosa padat dengan

elemen – elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi atas

dua bagian yaitu pars pailare yaitu bagia yang menonjol ke epidermis yang

berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah dan pars retikulare yaitu

bagian dibawahnya yang menonjol kearah subkutan.

3. Lapisan Subkutis, kelanjutan dari lapisan dermis yang terdiri atas jaringan

ikat longgarberisi sel – sel lemak didalamnya.

2.6.2. Fungsi Kulit

Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup dan menjamin

kelangsungan hidup. Kulit juga menyokong penampilan dan kepribadian

seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat

penting, selain fungsi utama yang menjamin kelangsungan hidup juga mempunyai

arti lain yaitu estetik, ras, indikator sistemik dan sarana komunikasi non verbal

antara individu satu dengan yang lainnya.

Fungsi utama kulit ialah proteksi, absorbsi, ekskresi, persepsi, pengaturan

suhu tubuh, pembentukcan pigmen, pembentukan vitamin D dan keratinisasi

(Djuanda, 2008).

Universitas Sumatera Utara

29

1. Fungsi Proteksi

Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau

mekanis misalnya tekanan, gesekan atau tarikan, gangguan kimiawi misalnya

zat kimia yang bersifat iritan, gangguan yang bersifat panas seperti radiasi

dan sinar UV dan gangguan infeksi luar terutama kuman / bakteri maupun

jamur.

2. Fungsi Absorbsi

Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2 dan uap air memungkinkan kulit

ikut mengambil bagian dalam fungsi respirasi. Kemampuan absorbsi kulit

dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan

jenis vehikulum.

3. Fungsi Ekskresi

Kelenjar – kelenjar kulit mengeluarkan zat – zat yang tidak berguna lagi

atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan

amonia.

4. Fungsi Persepsik

Kulit mengandung ujung – ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.

Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan – badan Ruffini di dermis

dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan – badan Krause yang

terletak di dermis.

5. Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh

Kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit.

Universitas Sumatera Utara

30

6. Fungsi Pembentukan Pigmen

Sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di lapisan basal dan sel ini

berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah sel basal : melanosit adalah 10:1.

Jumlah melanosit dan jumlah sel serta besarnya butiran pigmen (melanosom)

menentukan warna kulit ras maupun individu.

7. Fungsi Pembentukan Vitamin D

Pembentukan vitamin D dimungkinkan dengan mengubah 7

dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan

tubuh akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal tersebut, sehingga

pemberian vitamin d sitemik tetap perlu dilakukan.

8. Fungsi Keratinisasi

Keratinosit terjadi melalui proses sintesis dan degradasi menjadi

lapisan tanduk. Proses ini berlangsung normal selama kira – kira 14 – 21 hari,

dan memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

2.6.3 Penyakit Kulit

Jumlah agen yang menjadi penyebab penyakit kulit sangat banyak, antara

lain (Fregert, 1988) :

a. Agen – agen fisik, antara lain disebabkan oleh tekanan atau gesekan, kondisi

cuaca, panas, radiasi, dan serat – serat mineral. Agen – agen fisik

menyebabkan trauma mekanik, termal atau radiasi langsung pada kulit.

Kebanyakan iritan langsung merusak kulit dengan jalan :

1. Mengubah pH nya

2. Bereaksi dengan protein – protein

3. Mengekstraksi lemak dari lapisan luarnya

Universitas Sumatera Utara

31

4. Merendahkan daya tahan kulit

b. Agen – agen kimia terbagi menjadi empat kategori yaitu :

1. Iritan primer berupa asam, basa, pelarut lemak, detergen, garam – garam,

dan logam.

2. Sensitizer berupa logam dan garam – garamnya, senyawa – senyawa yang

berasal dari analin, derivat nitro aromatik, resin, bahan – bahan kimia

karet, obat – obatan, antibiotik, kosmetik, terpentin, tanam – tanaman dan

lain – lain.

3. Agen – agen aknegenik berupa nafialen dan bifenil , minyak mineral dan

lain – lain.

4. Photosensitizer berupa antrasen, pitch, derivat asam amino benzoat,

hidrokarbon aromatik klor, pewarna akridin dan lain – lain.

c. Agen – agen biologis , seperti mikroorganisme, parasit kulit dan produk –

produknya. Jenis agen biologis ini umumnya merupakan zat pemicu

terjadinya penyakit kulit, karena penggunaan air yang tidak meningkatkan

aktifitas mikroorgnisme yang terdapat pada kulit. Contoh : panu dan kurap.

Menurut Graham (2005) keluhan gangguan pada kulit adalah rasa gatal –

gatal (pada saat pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari), muncul bintik –

bintik merah/ bentol-bentol/ bula-bula yang berisi cairan bening ataupun nanah

pada kulit permukaan tubuh timbul ruam – ruam.

Menurut Mansjoer dkk (2000) , gangguan kulit bisa disebabkan oleh

jamur, parasit hewani dan disebabkan oleh bakteri bila memungkinkan untuk

menginfeksi manusia.

Universitas Sumatera Utara

32

a. Gangguan kulit oleh jamur

1. Dermatofitosis merupakan penyakit pada jaringan yang mengandung zat

tanduk misalnya stratum korneum pada epidermis, rambut dan kuku, yang

disebabkan golongan jamur dermatofita. Disebut juga tinea, kurap, herpes

sirsinata.

2. Pitiriasis Versikolor adalah penyakit jamur kronik, berupa bercak

berskuama halus berwarna putih dapat kemerahan maupun coklat sampai

coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang – kadang menyerang

ketiak, lipatan paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala

yang berambut. Pitiriasis Versikolor sering disebut panu.

b. Gangguan kulit oleh parasit hewani

1. Skabies : Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi kulit

terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis. Cara penularannya yaitu dengan

kontak langsung dan kontak tidak langsung (melalui benda) misalnya

pakaian, handuk, sprai, bantal, dll.

2. Pedikulosis : Infeksi kulit/rambut pada manusia yang disebabkan parasit

obligat Pediculus humanus. Pediculusis terdiri dari (1) Pedikulosis kapitis

adalah penyakit kulit yang menyerang anak usia muda dan cepat meluas

dalam lingkungan hidup yang padat misalnya asrama dan panti asuhan. (2)

Pedikulosis korporis, penyakit ini biasanya menyerang orang dewasa

terutama pada orang dengan higiene yang buruk. (3) Pedikulosis Pubis,

penyakit ini mengenai orang dewasa dan dapat digolongkan dalam

penyakit menular seksual serta dapat pula mengenai jenggot dan kumis.

Universitas Sumatera Utara

33

Infeksi ini juga dapat mengenai anak – anak yaitu di alis atau bulu mata

dan pada tepi batas rambut kepala.

c. Gangguan kulit yang disebabkan oleh bakteri

Salah satu gangguan kulit yang disebabkan oleh adanya bakteri adalah

penyakitkusta yang disebabkan oleh M.leprae. M.leprae merupakan basil tahan

asam (BTA), bersifat obligat intraseluler, menyerang syaraf perifer, kulit, organ

alin seperti mukosa saluran nafas bagian atas, dan sumsum tulang kecuali susunan

saraf pusat.

Gangguan pada kulit sering terjadi karena berbagai faktor penyebab,

antara lain yaitu iklim, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan hidup sehat, alergi

dan lain-lain. Adapun gejala gangguan kulit antara lain (Widoyono, 2008) :

1. Gatal – gatal (saat pagi, siang, malam ataupun sepanjang hari)

2. Muncul bintik – bintik merah (kemerahan), kehitaman, bercak keputihan,

bentol – bentol, berair dan bengkak.

3. Muncul ruam – ruam, bersisik.

4. Kadang disertai demam.

Beberapa jenis gangguan kulit antara lain (Widoyono, 2008) :

1. Gatal, merupakan ejenis sensasi yang sebenarnya merupakan sejenis rasa

nyeri yang sangat ringan. Gatal dapat ditimbulkan oleh macam – macam

sebab dan tidak selalu menunjukkan kelainan kulit.

2. Eksim, merupakan penyakit kulit yang ditandai dengan kulit kemerah –

merahan, bersisik, pecah – pecah, terasa gatal terutama pada malam hari

(eksim kering), timbul gelembung – gelembung kecil yang mengandung air

atau nanah, bengkak, melepuh, tampak merah, sangat gatal dan terasa panas

Universitas Sumatera Utara

34

dan dingin yang berlebihan pada kulit (eksim basah). Bagian tubuh yang

sering diserang eksim yaitu tangan, kaki, lipatan paha dan telinga.

3. Kudis, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit/tungau yang

gatal yaitu Sarcoptes scabiei var hominis. Kudis lebih sering terjadi di daerah

yang hygiene perorangannya buruk.

4. Kurap, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Gjalanya

antara lain yaitu: kulit menjadi tebal dan timbul lingkaran – lingkaran,

bersisik, lembab, berair dan terasa gatal, kemudian timbul bercak keputih –

putihan. Kurap biasanya timbul karena kurang menjaga kebersihan kulit.

Bagian tubuh yang biasanya terserang kurap yaitu tengkuk, leher dan kulit

kepala.

5. Bisul, merupakan infeksi kulit berupa tonjolan, tampak memerah yang akan

membesar, berisi nanah dan terasa panas, dapat tumbuh di semua bagian

tubuh yang lembab. Faktor yang meningkatkan resiko terkena bisul antara

lain kebersihan yang buruk, luka yang terinfeksi, kosmetik yang menyumbat

pori dan pemakaian bahan kimia.

6. Dundruff (ketombe) yaitu sejenis eksim yang mengenai kulit kepala dan

ditandai dengan terbentuknya sisik halus yang mudah lepas dari kulit.

7. Urtica atau Kaligata yaitu sejenis kelainan pada kulit yang ditandai rasa gatal

hampir diseluruh tubuh yang disertai munculnya penonjolan pada kulit tubuh,

sebagai akibat sifat alergi terhadap sesuatu yang dimakan, atau mengenai

tubuh orang yang bersangkutan.

Universitas Sumatera Utara

35

8. Panu merupakan penyakit kulit akibat infeksi jamur. Infeksi jamur dapat

macam – macam, pengobatannya biasanya membutuhkan waktu lama, paling

sedikit 30 hari dengan obat khusus jamur.

9. Jerawat (Acne vulgaris) merupakan penyakit yang terjadi akibat

terganggunya aliran sebum oleh benda asing sehingga terbentuk pimple yang

diikuti infeksi ringan. Benda asing itu juga dinamakan komedo. Dengan

demikian, pangkal penyakit ini adalah sebum yang banyak diproduksi.

10. Vitiligo merupakan kelainan pada kulit yang ditandai dengan hilangnya

pigmen melanin sehingga bagian kulit itu menjadi putih. Kelainan ini yang

bersifat bawaan dan sebagai penyakit auto- immune, tetapi pada sebagian

besar penderita penyebabnya tidak jelas. Vitiligo ini harus dibedakan dengan

perubahan kulit yang menjadi lebih putih sebagai infeksi jamur.

Universitas Sumatera Utara

36

2.8 Kerangka Konsep

Sistem Pengolahan

Air Kolam Renang

1. Sistem Sirkulasi

2. Sistem Penyaringan

3. Proses Desinfeksi

Karakteristik Kolam

Renang

1. Jumlah dan luas

kolam renang

2. Sumber air

3. Tarif

4. Jumlah pengunjung

5. Fasilitas

Keluhan

Penyakit

Kulit Pada

Pengguna

Kolam

Renang

Kualitas Air Kolam

Renang

1.Kualitas Fisik

(bau, benda terapung, dan

kejernihan)

2.Kualitas Kimiawi

(Al, CaSO3,O2, pH, Cu

dan sisa klor)

3. Kualitas Mikrobiologi

( Koliform total dan

jumlah kuman)

Memenuhi syarat

Permenkes

No.416/MENKES

/PER/IX/1990

Tidak Memenuhi

syarat Permenkes

No.416/MENKES/PER/

IX/1990

Pemeriksaan

Laboratorium

Universitas Sumatera Utara