89570329 Slide Pleno Mod2 Blk17
-
Upload
deska-pertiwi -
Category
Documents
-
view
111 -
download
7
Transcript of 89570329 Slide Pleno Mod2 Blk17
1.Mahasiswa mampu menjelaskan single denture
Single denture adalah salah satu bentuk dari GTP pada salah satu rahang saja.
Pembuatan atau perancangan single denture ini lebih sulitdaripada pembuatan GTP rahang atas dan rahang bawahsekaligus.Alasannya:
Kemampuan pasien untuk menghasilkan gaya tekan untuk kekuatan oklusi yang besar yang disebabkan oleh perlawanan terhadap gigi asli.
Ketidaksesuaian dari jaringan pendukung (mukosa) untuk menahan tekanan oklusi yang tinggi dari gigi asli lawan, yang menyebabkan hilangnya residual ridge alveolar.
Erupsi yang berlebihan dari gigi asli lawan menghasilkan oklusal plane yang tidak harmonis dan meminimalkan ruang vertical untuk pengaturan gigi tiruan.
Mesial drifting dari gigi asli lawan mengakibatkan meningkatnya angulasi axial bagian mesial (tilting) yang mana menyebabkan bentuk oklusal plane yang tidak harmonis.
Penanganan single denture: Oklusal adjustment dari gigi asli dapat menentukan
level dari oklusi, melalui:- Mengurangi keparahan kurva of spee.- Dataran oklusal yang disebabkan dari ekstruksi.- Gigi yang rotasi harus kontak dengan dataran oklusal.
Model diagnostic harus menunjukkan dataran oklusal. Mencegah single denture menyentuh 6-8 gigi anterior. Penyusunan gigi anterior harus memperhatikan
overbite dari hubungan gigi asli yang akan menunjukkan stabilitas dari gigi tiruan.
Pasien harus rajin control ke dokter gigi untuk penyesuaian oklusal untuk mencegah perubahan distribusi stress.
2.Mahasiswa mampu menjelaskan sindroma kombinasi
Sindroma kombinasi merupakan suatu perubahan kerusakan orla yang spesifik yang sering terlihat pada pasien yang menggunakan GTP rahang atas dan GTSL rahang bawah dengan perluasan distal.
Patogenesis :Perubahan bentuk dan kesehatan jaringan lunak pada sindrom ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Karena hanya gigi-gigi asli anterior rahang bawah yang masih tersisa, pasien cenderung memakai gigi-gigi ini lebih sering sebab lebih dapat menghasilkan daya yang maksimum. Fungsi anterior yang berlebih dan gerakan yang menyimpang ini terlalu menekan linggir anterior rahang atas sehingga resorpsi tulang alveolar terjadi. Dengan hilangnya tulang di bagian anterior, jaringan ikat hiperplastik yang flabby terbentuk pada linggir anterior. Jaringan hiperplastik ini tidak dapat mendukung landasan gigi tiruan dan dapat tergulung menjadi epulis fissuratum pada sulkus labial rahang atas.
Gejala Kehilangan tulang pada bagian anterior dari
linggir maksila. Tuberositas yang menonjol. Hyperplasia papilla dari mukosa palatum
keras. Ekstrusi dari gigi anterior rahang bawah. Kehilangan tulang alveolar dan ketinggian
linggir dibawah landasan GTP rahang bawah. Gangguan estetik. Penurunan dimensi vertical.
Pencegahan Menghindari kombinasi GTP rahnag atas
yang berkontak dengan gigi rahang bawah kelas I Kennedy.
Mempertahankan gigi-gigi posterior yang lemah sebagai penyangga dengan rekomendasi perawatan endodontic dan periodontik.
Membuat overdenture pada rahang bawah. Pemasangan implant.
Perawatan sindrom kombinasi: Perawatan Dasar dari Sindrom Kombinasi Kombinasi Bedah Pra Prostetik dan Prostodontik
Jaringan flabby (hiperplastik), hiperplasia papila, dan tuberositas yang membesar dilakukan bedah terlebih dahulu. Gigi tiruan dengan penyangga implant menghasilkan retensi, stabilisasi, fungsi, dan kenyamanan bagi pasien serta lebih stabil saat oklusi. GTS implant dibuat pada rahang bawah.
Pencetakan dengan menggunakan selective impression.
Penyesuaian oklusi linear. Untuk rahang bawah yang menggunakan GTSL,
dilakukan perbaikan terhadap cangkolan untuk menghindari daya ungkit.
3.Mahasiswa mampu menjelaskan diagnosa, rencana perawatan dan prognosa
Meliputi : Tipe pasien Metode perawatan yang akan dilakukan Prosedur Bahan yang dibutuhkan Waktu perawatan Biaya perawatan
Kondisi pasienPasien dengan beberapa gigi Pasien dengan atau tanpa kerusakan gigi
yang parah Immediate denture Pasien dengan radiks overdenture Pasien kehilangan gigi pada salah satu
rahang saja single denture
Pasien yang gigi-giginya habis Pasien yang baru kehilangan gigi Pasien yang telah lama tidak bergigi
Pasien yang satu rahangnya tak bergigi
Pertimbangan biomekanikal Ukuran lengkung rahang Disharmoni ukuran rahang Bentuk linggir alveolar Hubungan linggir Bentuk lengkung rahang Pandangan sagital linggir alveolar Bentuk palatum Otot-otot
Ukuran lengkung : Sebanding dengan dukungan Disharmoni ukuran rahang : Mempengaruhi penyusunan
gigi Bentuk linggir : Penting dalam merencanakan pencetakan Hubungan linggir alveolar : Biasanya terjadi karena
resorbsi Bentuk lengkung rahang : Mempengaruhi penyusunan
gigi dan pembentukan oklusinya Profil sagital dari sisa alveolar : Pada pasien yang gigi
posteriornya telah lama hilang. Daerah naiknya lereng pada bagian belakang ke arah retromolar pad dan ramus
Bentuk palatum : Palatum dangkal akan memudahkan gigi tiruan bergerak ke depan. Palatum terlalu tinggi mengurangi retensi
Saliva : Jumlah dan konsistensi saliva mempengaruhi stabilitas dan retensi
Perkembangan otot : Perhatikan otot lidah! Bibir dan pipi : Mempengaruhi pembentukan
sayap gigi tiruan. Lakukan muscle trimming/ border molding
Pengendalian otot : Latihan otot Pergerakan rahang : Mempengaruhi
pencatatan hubungan horizontal rahang TMJ : Secara klinis harus baik Mual/ gagging : Mempersulit perawatan
Prognosa : Berdasarkan temuan dari pemeriksaan dan
riwayat penyakit pasien Pasien harus diberikan penjelasan mengenai
kebutuhan perawatan dan tingkat keberhasilan
4.Mahasiswa mampu menjelaskan syarat GTP ideal
Syarat GTP : Retensi : kemampuan GT untuk melawan
gaya lepas arah vertikal, dalam keadaan GT tidak berfungsi
Stabilisasi : kemampuan GT untuk melawan gaya lepas ketika berfungsi (cth : fungsi artikulasi)
Support : dukungan jaringan pendukung sekitar (residual ridge, tulang alveolar, mukosa)
5.Mahasiswa mampu menjelaskan penentuan hubungan rahang
Dimensi vertikal : Jarak Vertikal antara 2 titik yang telah
ditentukan di atas mulut dan dibawah mulut pada garis tengah wajah yang dapat memberikan ekspresi normal pada wajah seseorang
Tinggi wajah yang ditentukan oleh besarnya ruang antar rahang
Dimensi vertikal oklusiJarak vertikal/ tinggi wajah pada saat gigi oklusi sentrik dan mandibula dalam keadaan relasi sentrik Dimensi vertikal istirahatJarak vertikal/ tinggi wajah pada saat gigi tidak berkontak dan mandibula dalam keadaan istirahat fisiologis. Posisi netral mandibula ketika otot membuka dan menutup mulut dalam keadaan seimbang
Hubungan horizontalPosisi yang paling menentukan
hubungan horizontal adalah relasi sentrik
Relasi sentrik : Hub horizontal maksilomandibula dimana
mandibula berada pada posisi paling posterior
Hub rb terhadap ra pada saat kondilus berada pada posisi paling posterior pd fossa glenoidalis dimana gerakan lateral dpt dilakukan
Dimensi vertikal mekanis Pedoman
◦ Jarak antar linggir◦ Pengukuran gigi tiruan lama◦ Profil radiograft◦ Rontgen foto posisi kondilus◦ Foto lama ◦ Kesejajaran linggir alveolus bag posterior◦ Tekanan gigit maksimum
Pengukuran◦ Pengukuran wajah
Metode fisiologis :FONETIK DAN ESTETIK
Istirahat fisiologis dengan mengucapkan huruf M
Pengucapan huruf DESIS S terdapat celah antara bite rim atas dan bawah + 1 mm
Harmonisasi estetik dari 1/3 wajah bagian bawah pada saat istirahat (bentuk dan permukaan kulit bibir, sudut labiomental)
Posisi istirahat fisiologis Paling sering digunakan, hasil pengukuran relatif
benar Dikemukakan oleh niswonger/ 1934 dan plesure/
1951 Beri tanda pada di atas bibir atas dan pada dagu Pasien duduk tegak kepala tidak ditopang, alanasi –
tragus sejajar lantai Pasien diminta menelan dan mandibula dalam
keadaan istirahat fisiologis ukur jarak tersebut Masukan biterim pasien diminta menelan dan
mandibula istirahat fisiologis lakukan pengukuran (hasilnya sama)
Pasien diinstruksikan melakukan oklusi sentrik, ukur Jika selisihnya 2 4 mm, pengukuran benar
Relasi sentrik :METODA STATIS
Pencatatan interoklusal Metoda gravitasi Metoda fungsional : Mengandalkan
aktivitas fungsional atau pergerakan mandibula pada saat catatan dilakukan. Menggunakan gothic arc tracing ekstra oral dan intra oral
Pencatatan interoklusal Pasien duduk nyaman dengan sandaran kepala Oklusal rim yang sudah memenuhi syarat
dimasukan kedalam mulut pasien Ibu jari dan jari telunjuk diletakan pada tepi
bukal sayap gigi tiruan ra dengan telapak tangan menutup wajah pasien
Tangan lain pada permukaan labial biterim rb untuk mencegah bergesernya biterim dari linggir dan merasakan gerakan ant-post mandibula
Pasien diminta membuka mulut kemudian menutup mulut dengan perlahan (mandibula didorong kebelakang tanpa paksaan)
Seluruh permukaan bite rim berkontak
6.Mahasiswa mampu menjelaskan GTP untuk maloklusi klas II dan klas III
Angle klas II: Divisi 1:
Posisi rahang bawah sering memajukan dan memundurkan rahang.
Ada 3 type: Pasien dengan overjet besar dari panjang mesio
distal lereng tonjol posterior dimana gigi insisivus tidak dapat kontak edge to edge.Cara dalam pembuatan GTP:- Gigi insisivus rahang bawah harus kontak pada palatum gigi tiruan bagisan miring di belakang insisivus atas.- Gunakan anasir yang bertonjol.- Kemiringan bidang palatal gigi insisivus sejajar dengan gigi posterior.
Pasien dapat kontak edge to edge dimana overjet lebih besar.Cara dalam pembuatan GTP:- Overbite diperkecil.- Gunakan gigi posterior tanpa tonjol.
Pasien yang dapat kontak insisivus edge to edge dimana overjet kecil atau sama dengan panjang mesio distal lereng tonjol gigi posterior.Cara dalam pembuatan GTP:- Gunakan gigi posterior yang bertonjol.- Dukungan bibir harus tetap sama.
Penyusunan gigi:- Gigi anterior disusun dengan posisi antero posterior.- Overbite dikurangi.- Gigi anterior disusun tegak dan digeser ke labial dan ke atas.
Divisi 2:Pasien yang hanya bisa menggerakkan rahangnya ke lateral saja, dimana overjetnya kecil dan overbite besar.
Cara dalam pembuatan GTP: Menyusun gigi insisivus atas lebih ke labial. Memendekkan insisivus rahang bawah. Gigi kaninus disusun tinggi sehingga overbite
lebih dangkal dari gigi insisivus. Overjet harus ditambah untuk memungkinkan
gerak anteroposterior selama berbicara dan mencegah benturan kontak incisal agar tidak mudah lepas.
Gunakan gigi dengan tonjolan.
Angle klas III Pasien hanya bisa menggerakkan rahang ke
lateral saja.
Cara dalam pembuatan GTP: Gigi anterior edge to edge. Inklinasi insisivus harus sama dengan gigi
posterior. Bagian servikal insisivus rahang atas lebih ke
labial sehingga plat labial lebih tebal. Usahakan gigi insisivus rahang atas terlihat
lebih menonjol dari gigi insisivus rahang bawah.
7.Mahasiswa mampu menjelaskan keluhan 7 permasalahan penggunaan GTP
a. Rasa nyeriPenyebabnya adalah:- Bentuk gigi tiruan yang tidak baik- Adanya tulang atau puncak alveolar yang tajam- Basis yang terlalu panjang sehingga melukai jaringan.
b. Lidah atau pipi tergigitPenyebabnya:- Kesalahan penentuan dimensi vertical.- Penyusunan gigi posterior terlalu ke bukal atau lingual.
c. Gigi tiruan berbunyi saat berfungsiPenyebabnya:- Dimensi vertical terlalu tinggi.- Retensi yang tidak baik.- Oklusi yang tidak seimbang.
d. Mulut pasien terlihat penuhPenyebabnya: Dimensi vertical tinggi. Basis di bagian labial terlalu lebar.
e. Rasa ingin muntah- Basis terlalu ke posterior.
- Terlalu tebalnya basis di bagian posterior.- Selama perawatan prosedurnya tidak hygiene.
f. Estetis Kesempurnaan di bawah hidung Bibir atas konkaf Gigi dan basis terlihat secara berlebihan Berhubungan dengan relasi rahang yang dipengaruhi dari
pemilihan dan penyusunan anasir gigi tiruaan.
Fonetik Ketebalan dari basis gigi tiruan dan kesalahan penyusunan anasir gigi tiruan.
MastikasiKesalahan dalam penyusunan dan pemilihan anasir gigi posterior.
Iritasi jaringan lunak1. Iritasi merata pada daerah pendukung gigi tiruan. 2. Iritasi pada puncak linggir alveolus3. Iritasi dekat vestibulum4. Iritasi pada lereng lingual anterior dan lereng lateral dan
linggir rahang bawah.5. Iritasi pada daerah retro milohioid6. Iritasi pada daerah tuberositas7. Iritasi pada daerah raphe mediana8. Iritasi mukosa labial9. Iritasi yang seiringan pada sulkus labial, daerah retro
milohioid Hilangnya retensi dan stabilisasi
Efek yang timbul selama pemakaian GTP: Denture stomatitis Flabby ridge
Disebabkan karena penekanan mukosa bagian anterior secara terus menerus.
Traumatic ulcerDisebabkan karena ketidakseimbangan oklusi dan kelebihan dari gigi tiruan.
Burning mouth syndromeDisebabkan dari iritasi mekanis dari pemakaian gigi tiruan, aktivitas otot mastikasi, perubahan parafungsional dari lidah.
Residual ridge resorptionDisebabkan karena penekanan sehingga tulang mengaktivasi osteoclas.
Denture irritation hyperplasiaDisebabkan karena trauma dari ketidakstabilan sayap gigi tiruan.
TERIMA KASIH...