file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu...

30
KAJIAN KURIKULUM 2013 DAN PERMASALAHAN PADA PROSES PEMBELAJARAN OLEH KELOMPOK I (SATU) 1. RISMA SUSANTI : A1A313048 2. NURHIKMAH : A1A31304 0 3. RHISKIKAH WAHYUNI : A1A313044 4. SANIA : A1A313052 5. MUH. ILMILLAH : A1A313034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

Transcript of file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu...

Page 1: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

KAJIAN KURIKULUM 2013 DAN PERMASALAHAN PADA

PROSES PEMBELAJARAN

OLEH

KELOMPOK I (SATU)

1. RISMA SUSANTI : A1A313048

2. NURHIKMAH : A1A313040

3. RHISKIKAH WAHYUNI : A1A313044

4. SANIA : A1A313052

5. MUH. ILMILLAH : A1A313034

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA

T.A 2014/2015KATA PENGANTAR

Page 2: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

Segala puji dan rasa syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami telah berhasil menyelesaikan

Makalah ini, yang berjudul kajian kurikulum 2013 dan permasalahan pada

proses pembelajaran.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat lepas

dari kesalahan dan kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, guna

kesempurnaan tugas ini.

Atas selesainya penyusunan tugas makalah ini, kami sampaikan rasa

terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, yang telah memberikan

bantuan dan dorongan, baik moril maupun materil. Semoga semua amal baik

yang telah diberikan kepada kami mendapatkan imbalan yang setimpal dari

Allah SWT.

Akhir kata kami berharap, semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkannya.

Penulis

DAFTAR ISI

Page 3: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................2

C. Tujuan Masalah............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3

A. Karakteristik Dalam Kurikulum 2013.........................................3

B. Proses Pembelajaran Dan Karangka Kerja Kurikulum 2013.......5

C. Kelebihan Dan Kelemahan Kurikulum 2013...............................9

D. Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Kelas Dan Solusinya......11

BAB III PENUTUP....................................................................................15

A. Kesimpulan ...............................................................................15

B. Saran .........................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Page 4: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.

Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang

ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah

tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu

persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum

yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang

betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada

kurikulum tersebut.

Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan

perkembangan dan tantangan zaman. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar

dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat

bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa.

Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah

satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses

berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa

kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan

sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas

yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2)

manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang

demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum

berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional

sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Karakteristik dalam Kurikulum 2013 ?

Page 5: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

2. Bagaimana proses pembelajaran dan kerangka Kerja Kurikulum 2013 ?

3. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?

4. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam kelas dan solusinya ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengatahui dan karakteristik dalam Kurikulum 2013

2. Mengatahui pembelajaran dan kerangka Kerja Kurikulum 2013

3. Mengatahui kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013

4. Mengatahui permasalahan yang dihadapi dalam kelas dan solusinya

BAB II

PEMBAHASAN

Page 6: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

A. Karakteristik dalam Kurikulum 2013

Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena

mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai

kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah

rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik

setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan,

kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu

satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang

dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan

dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:

a) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk

Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam

Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

b) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan

psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,

kelas dan mata pelajaran.

c) Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan

program pembelajaran yang terstruktur. SK juga merupakan fokus dari penilaian,

sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun

kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan, keterampilan dan

sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa peserta didik yang akan

belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal

d) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik

untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk

SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.

Page 7: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

e) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah

diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah

berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

f) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi

Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai

kompetensi dalam Kompetensi Inti.

g) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif

saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran

dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh

kompetensi inti.

h) Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan

perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,

mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata

kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi

i) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam

silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

j) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk

mata pelajaran dan kelas tersebut.

B. Proses Pembelajaran Kerangka Kerja Kurikulum 2013

Page 8: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler

dan pembelajaran ekstra-kurikuler.

1. Pembelajaran intra kurikuler

Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan

dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan

masyarakat. Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :

a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI

berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK

berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.

b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk

menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang

memuaskan (excepted).

2. Pembelajaran ekstra-kurikuler

Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas

yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin

setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan.

Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib. Kegiatan ekstra-kurikuler adalah

bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi

untuk:

a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak

dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,

b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan,

hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.

Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka Kerja

berikut:

1. Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat

Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan

mengenai kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan

berbangsa dan bernegara pada dekade ketiga dan keempat abad ke-21. Adanya

Page 9: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

tantangan seperti keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional seperti

APEC, WTO, ASEAN Community, CAFTA. Hasil dari analisis ini menunjukkan

bahwa penguasaan soft skills perlu mendapatkan prioritas dalam pengembangkan

kemampuan warganegara untuk kehidupan masa depan.

2. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum.

Setiap upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian

tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of

education) harus selalu dirancang untuk mencapai kualitas peserta didik dan

bangsa yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan

nasional memberi arah yang juga mengacu kepada pengembangan soft skills

yang berimbang dengan penguasaan hard skills.

3. Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi anak dan

psikologi perkembangan, tahap-tahap perkembangan kemampuan intelektual

peserta didik serta keterkaitan tingkat kemampuan intelektual peserta didik

dengan jenjang kemampuan kompetensi yang perlu mereka kuasai. Analisis ini

diperlukan agar kompetensi yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013

bersesuaian untuk menerapkan prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa

proses pembelajaran dimulai dari kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk

mencapai kemampuan di atasnya dapat diterapkan dalam pengembangan

kurikulum.

4. Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu pengembangan

Standar Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar Kompetensi

Lulusan yang sudah ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di arahkan untuk

lebih memberikan keseimbangan antara aspek sikap dengan pengetahuan dan

ketrampilan. Walau pun Standar Kompetensi Lulusan bukan kurikulum tetapi

berdasarkan pendekatan pendidikan yang berstandar standar sebagaimana yang

dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional maka pengembangan Standar Kompetensi Lulusan

merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan

Page 10: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

berdasarkan standar maka kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar

Kompetensi Lulusan.

5. Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi

dasar dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun

2005 tentang Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat Kerangka dasar Kurikulum

dan struktur kurikulum. Analisis terhadap dokumen kurikulum tersebut

menunjukkan bahwa desain kurikulum dikembangkan atas dasar pengertian

bahwa kurikulum adalah daftar sejumlah mata pelajaran. Oleh karena itu satu

mata pelajaran berdiri sendiri dan tidak berinteraksi dengan mata pelajaran

lainnya. Melalui pengembangan kurikulum yang demikian maka ada masalah

yang cukup prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai konten

berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan untuk

dikembangkan secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap

dan ketrampilan (intelektual dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum

yang menempatkan satu mata pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan

vertikal dengan mata pelajaran lain. Dari hasil analisis tersebut maka

dikembangkan desain baru yang memberikan jaminan keutuhan kurikulum

melalui keterkaitan vertikal dan horizontal konten.

6. Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka

dikembangkanlah Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup

Kerangka Filosofis, Yuridis, dan Konseptual. Landasan filosofis yang

dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar bagi

pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari aspek

intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang diperlukan untuk

mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai anggota masyarakat

dan bangsa yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi dalam

meningkatkan kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia.

Kerangka yuridis kurikulum adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari

setiap upaya pendidikan di Indonesia. Kerangka konseptual berkenaan dengan

Page 11: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

model kurikulum berbasis kompetensi yang dinyatakan dalam ketetapan pada

Undang-undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ditetapkan

antara lain termasuk penyederhanaan konten kurikulum, keseimbangan

kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik sebgai subjek dalam

belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model pembelajaran sains, dan

penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat (organizing element) bagi KD

mata pelajaran.

7. Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur kurikulum.

Struktur kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum terdiri atas sejumlah

mata pelajaran, pengelompokkannya, posisi mata pelajaran, beban belajar mata

pelajaran per minggu dan jumlah beban belajar keseluruhan per minggu.

Berdasarkan prinsip penyederhanaan kurikulum maka jumlah mata pelajaran

dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap mata pelajaran mau pun untuk

keseluruhan ditambah. Penambahan jam belajar adalah untuk memberikan waktu

yang cukup bagi peserta didik mengembangkan kompetensi ketrampilan dan

sikap melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains.

8. Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya dirumuskan

Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi

Dasar. Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin terjadinya integrasi Kompetensi

Dasar antarmata pelajaran dan antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi

Dasar melibatkan pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para

pakar pendidikan.

9. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan memenuhi

persyaratan yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus. Pengembangan

silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal mengenai kualitas hasil belajar

untuk seluruh Indonesia. Dalam silabus ditetapkan sebagai patokan minimal

adalah indikator yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar dan kemudian

diramu dalam Materi Pokok, proses pembelajaran yang dikembangkan dari

kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi. Keempat

Page 12: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

kemampuan ini dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa

ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik

dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar

sepanjang hayat. Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran karena silabus akan dikembangkan lebih

lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian diterjemahkan dalam proses

pembelajaran.

10. Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku

panduan guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari

KD sedangkan buku panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat

dalam buku teks peserta didik dan komponen petunjuk pembelajaran dan

penilaian. Adanya buku teks peerta didik dan guru adalah patokan yang

memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta

didk.

C. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013

Kelebihan Kurikulum 2013

1. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah

(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk

mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-

masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses

belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami

berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.

2. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari

pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan

keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian

dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.

Page 13: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,

terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

4. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,

pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.

Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan

kesemua program studi.

5. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau

kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk

memaksimalkan potensi mereka.

6. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya 

melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan

kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

Kelemahan Kurikulum 2013

1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang

sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung

dalam proses pengembangan kurikulum 2013.

2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam

kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional

(UN) masih diberlakukan.

3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa

Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu

pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

D. Permaslahan yang dihadapi dalam kelas dan solusinya

Page 14: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

Permasalahan yang sering terjadi dikelas

1. Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai

dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama.

Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa

dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang

studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas.

Apabila seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang

bersangkutan dikatakan bermasalah dalam pelajaran tersebut.

2. Siswa yang mengalami keterlambatan akademik, yakni siswa yang diperkirakan

memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakan

kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa yang terdapat dalam

satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa dengan

kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang

menyebabkan si siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan

kecerdasannya dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa

yang seharusnya sudah berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa

menerima kondisi sekitarnya.

3. Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat

IQ yang diatas rata-rata). Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi

diatas rata-rata normal tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal.

Misalnya KKM pada Mata Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai yang

dicapainya 70. Padahal seharusnya dengan tingkat intelegensi seperti itu, yang

bersangkutan bisa mendapat nilai minimal 80 bahkan lebih.

4. Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yakni keadaan atau kondisi

siswa yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jera dan bermalas-

malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung oleh kondisi atau

lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan belajar siswa.

Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam proses belajar

Page 15: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

anak bisa menyebabkan si anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar menjadi

kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat yang merupakan

media sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi siswa itu

sendiri.

5. Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi

siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik

dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,

membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan

sebagainya. Besarnya kesempatan yang diberikan oleh Guru untuk

menyelesaikan tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur pekerjaan yang

seharusnya diselesaikan segera setelah diperintahkan, Guru yang terlalu disiplin

dan berwatak tegas juga menjadi faktor berkurangnya perhatian (attention) yang

seharusnya diberikan oleh siswa kepada Guru.

6. Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, yaitu

siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu

yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.

Seringkali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada pertemuan

jauh sebelumnya kemudian siswa dituntut  untuk mengikuti dan menguasai

materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si siswa

menjadi tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.

7. Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam

hubungan intersosial. Pergaulan antar teman sepermainan yang tidak seumuran

dan tidak mengeyam bangku pendidikan menyebabkan si anak atau siswa

terpengaruh dengan pola perilaku dan pergaulan yang serampangan, seperti

berbicara dengan nada yang tinggi dengan orang yang lebih tua, sering

membuat kegaduhan atau keributan di dalam masyarakat. Kemudian siswa yang

bersangkutan membawa perilaku buruknya tersebut kedalam lingkungan

sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman lainnya terpengaruh

Page 16: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam memperlakukan

orang lain.

Solusi:

1. Perubahan strategi/metode belajar sesuai dengan kondisi real siswa. Saat

ini, metode belajar yang populer di Indonesia yang dikenal dengan

PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan). Aktif artinya ketika proses pembelajaran guru harus

menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya,

mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Inovatif artinya bagaimana

guru menciptakan pembelajaran yang bisa membuat siswanya berpikir

bahwa learning is fun, sehingga tertanam didalam pikiran siswanya tidak

akan ada lagi perasaan tertekan dengan tenggat waktu pengumpulan tugas

dan rasa bosan tentunya. Kreatif artinya  agar guru menciptakan kegiatan

belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan

siswa. Efektif artinya bagaimana guru mampu menciptakan apa yang harus

dikuasai oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tanpa

menyia-nyiakan waktu. Dan Menyenangkan artinya suasana belajar-

mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya

secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on

task”) tinggi.

2. Penggunaaan media belajar yang inovatif, yang mampu menarik perhatian

dan meotivasi siswa. Penggunaan perangkat tambahan seperti LCD

Projector atau OHP selain merupakan sarana untuk mempermudah

penyampaian guru juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan

perhatian belajar siswa. Sebab ada siswa yang mampu belajar cepat secara

audio visual dan nonaudio visual

3. Untuk mengusung peserta didik lebih antusias dalam mengikuti materti

pelajaran yang akan disajikan menggu depan, maka seharusnya guru

memberikan tugas yang intinya mengarahkan siswa untuk mempelajari

Page 17: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

materi tersebut. Akan lebih baik kalau tugas tersebut dalam bentuk studi

kasus untuk mengembangkan daya nalar siswa.

4. Menanamkan rasa suka terhadap pelajaran tersebut Memberi motivasi

kepada siswa Menjelaskan secara perlaahan sehingga siswa dapat mengikuti

pelajaran tersebut Menginovasi metode pembelajaran dan memberikan

referensi yang lengkap dan Guru tersebut seharusnya memeperhatikan

kondisi kelas dan menyesuaiakn sika dan metode belajarnya agar siswa

tidak bosan dan membuat siswa mau bertanya apa yang kurang dipahami

dari materi dengan menempatkan diri sebagai teman.

5. Guru melakukan sosialisasi tentang motivasi kepada siswa, motivasi yang

diberikan bisa dalam bentuk ceramah singkat yang diberikan sebelum

memulai proses pembelajaran. Selain itu, guru bersama guru mata pelajaran

secara aktif berdiskusi dalam rangka menciptakan motivasi sehingga siswa-

siswanya tidak mengalami kekurangan motivasi. Guru Bimbingan

Konseling juga memiliki peranan yang cukup besar dalam hal memotivasi

siswa, guru secara berkelanjutan memberikan penyuluhan dan motivasi

kepada siswa baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok.

Masalah belajar adalah suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh siswa

sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu ini dapat

berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang

dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak merugikan dan

memberikan dampak buruk bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya

dialami oleh siswa dengan kemampuan rendah atau biasa-biasa saja, akan tetapi juga

dapat dialami oleh siswa dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata normal atau

tinggi.

BAB III

Page 18: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

PENUTUP

A.   Kesimpulan

Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap dan keterampilan (intelektual

dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum yang menempatkan satu mata

pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata pelajaran

lain. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di

satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang

dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara

keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat. Masalah belajar adalah

suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh siswa sehingga dapat menghambat

kelancaran proses belajarnya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh

siswa dengan kemampuan rendah atau biasa-biasa saja, akan tetapi juga dapat dialami

oleh siswa dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata normal atau tinggi.

B. Saran

a. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Makalah ini,

sangat diharapkan akan adanya perbaikan.

b. Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya AMIN.

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar

http://bulekh.blogspot.com/2014/03/makalah-kurikulum-2013.html

http://mr-zanky.blogspot.com/2008/06/permasalahan-dan-solusi-dalam-

proses.html

http://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/masalah-masalah-dalam-belajar-

dan-penanggulangannya.html

http://yantisilfia.blogspot.com/2012/10/standar-kompetensi-kompetensi-

dasar.html

Page 20: file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. universitas sembilanbelas november kolaka. t.a . 201. 4 /201. 5. kata pengantar