file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu...
-
Upload
nguyentruc -
Category
Documents
-
view
234 -
download
0
Transcript of file · Web viewprogram studi pendidikan matematika. fakultas keguruan dan ilmu...
KAJIAN KURIKULUM 2013 DAN PERMASALAHAN PADA
PROSES PEMBELAJARAN
OLEH
KELOMPOK I (SATU)
1. RISMA SUSANTI : A1A313048
2. NURHIKMAH : A1A313040
3. RHISKIKAH WAHYUNI : A1A313044
4. SANIA : A1A313052
5. MUH. ILMILLAH : A1A313034
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
T.A 2014/2015KATA PENGANTAR
Segala puji dan rasa syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami telah berhasil menyelesaikan
Makalah ini, yang berjudul kajian kurikulum 2013 dan permasalahan pada
proses pembelajaran.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak dapat lepas
dari kesalahan dan kekurangan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca, guna
kesempurnaan tugas ini.
Atas selesainya penyusunan tugas makalah ini, kami sampaikan rasa
terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak, yang telah memberikan
bantuan dan dorongan, baik moril maupun materil. Semoga semua amal baik
yang telah diberikan kepada kami mendapatkan imbalan yang setimpal dari
Allah SWT.
Akhir kata kami berharap, semoga tugas makalah ini bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkannya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan Masalah............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................3
A. Karakteristik Dalam Kurikulum 2013.........................................3
B. Proses Pembelajaran Dan Karangka Kerja Kurikulum 2013.......5
C. Kelebihan Dan Kelemahan Kurikulum 2013...............................9
D. Permasalahan Yang Dihadapi Dalam Kelas Dan Solusinya......11
BAB III PENUTUP....................................................................................15
A. Kesimpulan ...............................................................................15
B. Saran .........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional kita masih menghadapi berbagai macam persoalan.
Persoalan itu memang tidak akan pernah selesai, karena substansi yang
ditransformasikan selama proses pendidikan dan pembelajaran selalu berada di bawah
tekanan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemajuan masyarakat. Salah satu
persoalan pendidikan kita yang masih menonjol saat ini adalah adanya kurikulum
yang silih berganti dan terlalu membebani anak tanpa ada arah pengembangan yang
betul-betul diimplementasikan sesuai dengan perubahan yang diinginkan pada
kurikulum tersebut.
Kurikulum sifatnya dinamis karena selalu berubah-ubah sesuai dengan
perkembangan dan tantangan zaman. Persaingan ilmu pengetahuan semakin gencar
dilakukan oleh dunia internasional, sehingga Indonesia juga dituntut untuk dapat
bersaing secara global demi mengangkat martabat bangsa.
Dari sekian banyak unsur sumber daya pendidikan, kurikulum merupakan salah
satu unsur yang memberikan kontribusi yang signifikan untuk mewujudkan proses
berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak dapat disangkal lagi bahwa
kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan
sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas
yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; dan (2)
manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, man-diri; dan (3) warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Karakteristik dalam Kurikulum 2013 ?
2. Bagaimana proses pembelajaran dan kerangka Kerja Kurikulum 2013 ?
3. Apa kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013 ?
4. Apa saja permasalahan yang dihadapi dalam kelas dan solusinya ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengatahui dan karakteristik dalam Kurikulum 2013
2. Mengatahui pembelajaran dan kerangka Kerja Kurikulum 2013
3. Mengatahui kelebihan dan kelemahan kurikulum 2013
4. Mengatahui permasalahan yang dihadapi dalam kelas dan solusinya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Karakteristik dalam Kurikulum 2013
Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena
mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai
kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah
rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik
setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan,
kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu
satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang
dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan
dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.
Dalam kurikulum 2013 memiliki karakteristik diantaranya:
a) Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk
Kompetensi Inti (KI) satuan pendidikan dan kelas, dirinci lebih lanjut dalam
Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
b) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (kognitif dan
psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah,
kelas dan mata pelajaran.
c) Standar kompetensi merupakan kerangka yang menjelaskan dasar pengembangan
program pembelajaran yang terstruktur. SK juga merupakan fokus dari penilaian,
sehingga proses pengembangan kurikulum adalah fokus dari penilaian, meskipun
kurikulum lebih banyak berisi tentang dokumen pengetahuan, keterampilan dan
sikap dari pada bukti-bukti untuk menunjukkan bahwa peserta didik yang akan
belajar telah memiliki pengetahuan dan keterampilan awal
d) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik
untuk suatu tema untuk SD/MI, dan untuk mata pelajaran di kelas tertentu untuk
SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
e) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar dijenjang pendidikan menengah
diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah
berimbang antara sikap dan kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
f) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi
Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai
kompetensi dalam Kompetensi Inti.
g) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif
saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal) diikat oleh
kompetensi inti.
h) Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik,
mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata
kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi
i) Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD). Dalam
silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
j) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk
mata pelajaran dan kelas tersebut.
B. Proses Pembelajaran Kerangka Kerja Kurikulum 2013
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra-kurikuler
dan pembelajaran ekstra-kurikuler.
1. Pembelajaran intra kurikuler
Pembelajaran intra kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan
masyarakat. Pembelajaran didasarkan pada prinsip berikut :
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler Proses pembelajaran di SD/MI
berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK
berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.
b. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang
memuaskan (excepted).
2. Pembelajaran ekstra-kurikuler
Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas
yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin
setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan.
Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib. Kegiatan ekstra-kurikuler adalah
bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum. Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi
untuk:
a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak
dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,
b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan,
hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.
Proses pengembangan kurikulum digambarkan dalam diagram Kerangka Kerja
berikut:
1. Pengembangan Kurikulum 2013 diawali dengan analisis kebutuhan masyarakat
Indonesia. Analisis kebutuhan tersebut merupakan analisis kesenjangan
mengenai kemampuan yang perlu dimiliki warganegara bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara pada dekade ketiga dan keempat abad ke-21. Adanya
tantangan seperti keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional seperti
APEC, WTO, ASEAN Community, CAFTA. Hasil dari analisis ini menunjukkan
bahwa penguasaan soft skills perlu mendapatkan prioritas dalam pengembangkan
kemampuan warganegara untuk kehidupan masa depan.
2. Analisis Tujuan Pendidikan Nasional sebagai arah pengembangan kurikulum.
Setiap upaya pengembangan kurikulum haruslah didesain untuk pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Kurikulum sebagai jiwa pendidikan (the heart of
education) harus selalu dirancang untuk mencapai kualitas peserta didik dan
bangsa yang dirumuskan dalam tujuan pendidikan. Kajian dari tujuan pendidikan
nasional memberi arah yang juga mengacu kepada pengembangan soft skills
yang berimbang dengan penguasaan hard skills.
3. Analisis kesiapan peserta didik dilakukan terutama dari kajian psikologi anak dan
psikologi perkembangan, tahap-tahap perkembangan kemampuan intelektual
peserta didik serta keterkaitan tingkat kemampuan intelektual peserta didik
dengan jenjang kemampuan kompetensi yang perlu mereka kuasai. Analisis ini
diperlukan agar kompetensi yang dikembangkan dalam Kurikulum 2013
bersesuaian untuk menerapkan prinsip belajar. Prinsip belajar mengatakan bahwa
proses pembelajaran dimulai dari kemampuan apa yang sudah dimiliki untuk
mencapai kemampuan di atasnya dapat diterapkan dalam pengembangan
kurikulum.
4. Berdasarkan analisis tersebut maka ditetapkan bahwa perlu pengembangan
Standar Kompetensi Lulusan baru yang menggantikan Standar Kompetensi
Lulusan yang sudah ada. Standar Kompetensi Lulusan Baru di arahkan untuk
lebih memberikan keseimbangan antara aspek sikap dengan pengetahuan dan
ketrampilan. Walau pun Standar Kompetensi Lulusan bukan kurikulum tetapi
berdasarkan pendekatan pendidikan yang berstandar standar sebagaimana yang
dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional maka pengembangan Standar Kompetensi Lulusan
merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Sesuai dengan pendekatan
berdasarkan standar maka kurikulum harus dikembangkan berdasarkan Standar
Kompetensi Lulusan.
5. Analisis berikutnya adalah kajian terhadap desain kurikulum 2006 yang menjadi
dasar dari KTSP dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun
2005 tentang Standar Isi. Dalam Standar Isi terdapat Kerangka dasar Kurikulum
dan struktur kurikulum. Analisis terhadap dokumen kurikulum tersebut
menunjukkan bahwa desain kurikulum dikembangkan atas dasar pengertian
bahwa kurikulum adalah daftar sejumlah mata pelajaran. Oleh karena itu satu
mata pelajaran berdiri sendiri dan tidak berinteraksi dengan mata pelajaran
lainnya. Melalui pengembangan kurikulum yang demikian maka ada masalah
yang cukup prinsipiil yaitu konten kurikulum yang dikategorikan sebagai konten
berkembang (developmental content) tidak mendapatkan kesempatan untuk
dikembangkan secara baik. Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap
dan ketrampilan (intelektual dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum
yang menempatkan satu mata pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan
vertikal dengan mata pelajaran lain. Dari hasil analisis tersebut maka
dikembangkan desain baru yang memberikan jaminan keutuhan kurikulum
melalui keterkaitan vertikal dan horizontal konten.
6. Berdasarkan rumusan Standar Kompetensi Lulusan yang baru maka
dikembangkanlah Kerangka dasar Kurikulum yang antara lain mencakup
Kerangka Filosofis, Yuridis, dan Konseptual. Landasan filosofis yang
dikembangkan adalah bersifat eklektik yang mampu memberikan dasar bagi
pengembangan individu peserta didik secara utuh yaitu baik dari aspek
intelektual, moral, sosial, akademik, dan kemampuan yang diperlukan untuk
mengembangkan kehidupan individu peserta didik, sebagai anggota masyarakat
dan bangsa yang produktif, dan memiliki kemampuan berkontribusi dalam
meningkatkan kehidupan pribadi, masyarakat, bangsa, dan ummat manusia.
Kerangka yuridis kurikulum adalah berbagai ketetapan hukum yang mendasari
setiap upaya pendidikan di Indonesia. Kerangka konseptual berkenaan dengan
model kurikulum berbasis kompetensi yang dinyatakan dalam ketetapan pada
Undang-undang Sisdiknas. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ditetapkan
antara lain termasuk penyederhanaan konten kurikulum, keseimbangan
kepentingan nasiional dan daerah, posisi peserta didik sebgai subjek dalam
belajar, pembelajaran aktif yang didasarkan pada model pembelajaran sains, dan
penetapan Kompetensi Inti sebagai unsur pengikat (organizing element) bagi KD
mata pelajaran.
7. Kegiatan pengembangan berikutnya adalah penetapan struktur kurikulum.
Struktur kurikulum menggambarkan kerangka kurkulum terdiri atas sejumlah
mata pelajaran, pengelompokkannya, posisi mata pelajaran, beban belajar mata
pelajaran per minggu dan jumlah beban belajar keseluruhan per minggu.
Berdasarkan prinsip penyederhanaan kurikulum maka jumlah mata pelajaran
dikurangi tetapi jam belajar baik untuk setiap mata pelajaran mau pun untuk
keseluruhan ditambah. Penambahan jam belajar adalah untuk memberikan waktu
yang cukup bagi peserta didik mengembangkan kompetensi ketrampilan dan
sikap melalui proses pembelajaran yang berorientasi pada sains.
8. Berdasarkan struktur kurikulum yang telah ditetapkan, selanjutnya dirumuskan
Kompetensi Inti setiap kelas yang menjadi pengikat dari berbagai Kompetensi
Dasar. Adanya Kompetensi Inti lebih menjamin terjadinya integrasi Kompetensi
Dasar antarmata pelajaran dan antarkelas. Proses pengembangan Kompetensi
Dasar melibatkan pengembang kurikulum yang terdiri dari guru, dosen, dan para
pakar pendidikan.
9. Berdasarkan Kompetensi Dasar yang telah direviu dan dinyatakan memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan maka dikembangkan silabus. Pengembangan
silabus dimaksudkan agar ada patokan minimal mengenai kualitas hasil belajar
untuk seluruh Indonesia. Dalam silabus ditetapkan sebagai patokan minimal
adalah indikator yang dikembangkan dari Kompetensi Dasar dan kemudian
diramu dalam Materi Pokok, proses pembelajaran yang dikembangkan dari
kegiatan observasi, menanya, mengasosiasi, dan mengomunikasi. Keempat
kemampuan ini dikembangkan selama dua belas tahun sehingga kreativitas, rasa
ingin tahu, kemampuan berpikir kritis dan kemampuan belajar peserta didik
dapat menjadi kebiasaan-kebiasaan yang memberikan kebiasaan belajar
sepanjang hayat. Silabus tidak membatasi kreativitas dan imaginasi guru dalam
mengembangkan proses pembelajaran karena silabus akan dikembangkan lebih
lanjut oleh guru menjadi RPP yang kemudian diterjemahkan dalam proses
pembelajaran.
10. Berdasarkan KD dan silabus dikembangkan buku teks peserta didik dan buku
panduan guru. Buku teks peserta didik berisikan konten yang dikembangkan dari
KD sedangkan buku panduan guru terdiri atas komponen konten yang terdapat
dalam buku teks peserta didik dan komponen petunjuk pembelajaran dan
penilaian. Adanya buku teks peerta didik dan guru adalah patokan yang
memberikan jaminan kualitas hasil belajar minimal yang harus dimiliki peserta
didk.
C. Kelebihan dan Kelemahan kurikulum 2013
Kelebihan Kurikulum 2013
1. Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah
(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk
mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan kompetensinya masing-
masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan subjek belajar dan proses
belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk bekerja dan mengalami
berdasarkan kompetensi tertentu, bukan transfer pengetahuan.
2. Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi mendasari
pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan pengetahuan dan
keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah
dalam kehidupan sehari-hari, serta pengembangan aspek-aspek kepribadian
dapat dilakukan secara optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
3. Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,
terutama yang berkaitan dengan keterampilan.
4. Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif,
pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi menjadi satu.
Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan
kesemua program studi.
5. Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau
kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi kesempatan untuk
memaksimalkan potensi mereka.
6. Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya
melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru untuk meningkatkan
kecakapan profesionalisme secara terus menerus.
Kelemahan Kurikulum 2013
1. Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang
sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah dilibatkan langsung
dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
2. Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam
kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai karena kebijakan ujian nasional
(UN) masih diberlakukan.
3. Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena rumpun ilmu
pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.
D. Permaslahan yang dihadapi dalam kelas dan solusinya
Permasalahan yang sering terjadi dikelas
1. Siswa yang tidak mampu mencapai tujuan belajar atau hasil belajar sesuai
dengan pencapaian teman-teman seusianya yang ada dalam kelas yang sama.
Sesuai dengan tujuan belajar yang tercantum dalam Kurikulum bahwa siswa
dikatakan lulus atau tuntas dalam suatu pelajaran jika telah memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh tiap-tiap guru bidang
studi. KKM dibuat berdasarkan intake (pencapaian) siswa di dalam kelas.
Apabila seorang siswa tidak mencapai kriteria tersebut, maka yang
bersangkutan dikatakan bermasalah dalam pelajaran tersebut.
2. Siswa yang mengalami keterlambatan akademik, yakni siswa yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak menggunakan
kemampuannya secara optimal. Belum tentu semua siswa yang terdapat dalam
satu kelas memiliki kemampuan yang sama, ada beberapa siswa dengan
kemampuan intelegensi diatas rata-rata bahkan super. Kondisi inilah yang
menyebabkan si siswa cerdas ini harus menyesuaikan kebutuhan asupan
kecerdasannya dengan kemampuan teman-teman sekelasnya, sehingga siswa
yang seharusnya sudah berhak diatas teman-teman sebayanya dipaksa
menerima kondisi sekitarnya.
3. Siswa yang secara nyata tidak dapat mencapai kemampuannya sendiri (tingkat
IQ yang diatas rata-rata). Maksudnya, yaitu siswa yang memiliki intelegensi
diatas rata-rata normal tetapi tidak mencapai tujuan belajar yang optimal.
Misalnya KKM pada Mata Pelajaran A sebanyak 65, kemudian nilai yang
dicapainya 70. Padahal seharusnya dengan tingkat intelegensi seperti itu, yang
bersangkutan bisa mendapat nilai minimal 80 bahkan lebih.
4. Siswa yang kekurangan motivasi dalam belajar, yakni keadaan atau kondisi
siswa yang kurang bersemangat dalam belajar seperti jera dan bermalas-
malasan. Siswa yang seperti ini biasanya didukung oleh kondisi atau
lingkungan apatis, yang tidak peduli terhadap perkembangan belajar siswa.
Lingkungan keluarga yang apatis, yang tidak berperan dalam proses belajar
anak bisa menyebabkan si anak menjadi masa bodoh, sehingga belajar menjadi
kebutuhan yang sekedarnya saja. Lingkungan masyarakat yang merupakan
media sosialisasi turut berperan penting dalam proses memotivasi siswa itu
sendiri.
5. Siswa yang bersikap dan memiliki kebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi
siswa yang kegiatannya atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistik
dengan seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu,
membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui dan
sebagainya. Besarnya kesempatan yang diberikan oleh Guru untuk
menyelesaikan tugas menyebabkan siswa mengulur-ulur pekerjaan yang
seharusnya diselesaikan segera setelah diperintahkan, Guru yang terlalu disiplin
dan berwatak tegas juga menjadi faktor berkurangnya perhatian (attention) yang
seharusnya diberikan oleh siswa kepada Guru.
6. Siswa yang sering tidak mengikuti proses belajar mengajar di kelas, yaitu
siswa-siswa yang sering tidak hadir atau menderita sakit dalam jangka waktu
yang cukup lama sehingga kehilanggan sebagian besar kegiatan belajarnya.
Seringkali materi pelajaran yang telah disampaikan oleh Guru pada pertemuan
jauh sebelumnya kemudian siswa dituntut untuk mengikuti dan menguasai
materi pelajaran dalam waktu yang relatif singkat menyebabkan si siswa
menjadi tertekan dan terbebani oleh materi belajar yang banyak.
7. Siswa yang mengalami penyimpangan perilaku (kurangnya tata krama) dalam
hubungan intersosial. Pergaulan antar teman sepermainan yang tidak seumuran
dan tidak mengeyam bangku pendidikan menyebabkan si anak atau siswa
terpengaruh dengan pola perilaku dan pergaulan yang serampangan, seperti
berbicara dengan nada yang tinggi dengan orang yang lebih tua, sering
membuat kegaduhan atau keributan di dalam masyarakat. Kemudian siswa yang
bersangkutan membawa perilaku buruknya tersebut kedalam lingkungan
sekolah yang lambat laun menyebabkan teman-teman lainnya terpengaruh
dengan pola perilakunya, baik dalam berbicara ataupun dalam memperlakukan
orang lain.
Solusi:
1. Perubahan strategi/metode belajar sesuai dengan kondisi real siswa. Saat
ini, metode belajar yang populer di Indonesia yang dikenal dengan
PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan). Aktif artinya ketika proses pembelajaran guru harus
menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif untuk bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Inovatif artinya bagaimana
guru menciptakan pembelajaran yang bisa membuat siswanya berpikir
bahwa learning is fun, sehingga tertanam didalam pikiran siswanya tidak
akan ada lagi perasaan tertekan dengan tenggat waktu pengumpulan tugas
dan rasa bosan tentunya. Kreatif artinya agar guru menciptakan kegiatan
belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan
siswa. Efektif artinya bagaimana guru mampu menciptakan apa yang harus
dikuasai oleh siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung tanpa
menyia-nyiakan waktu. Dan Menyenangkan artinya suasana belajar-
mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya
secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on
task”) tinggi.
2. Penggunaaan media belajar yang inovatif, yang mampu menarik perhatian
dan meotivasi siswa. Penggunaan perangkat tambahan seperti LCD
Projector atau OHP selain merupakan sarana untuk mempermudah
penyampaian guru juga berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan
perhatian belajar siswa. Sebab ada siswa yang mampu belajar cepat secara
audio visual dan nonaudio visual
3. Untuk mengusung peserta didik lebih antusias dalam mengikuti materti
pelajaran yang akan disajikan menggu depan, maka seharusnya guru
memberikan tugas yang intinya mengarahkan siswa untuk mempelajari
materi tersebut. Akan lebih baik kalau tugas tersebut dalam bentuk studi
kasus untuk mengembangkan daya nalar siswa.
4. Menanamkan rasa suka terhadap pelajaran tersebut Memberi motivasi
kepada siswa Menjelaskan secara perlaahan sehingga siswa dapat mengikuti
pelajaran tersebut Menginovasi metode pembelajaran dan memberikan
referensi yang lengkap dan Guru tersebut seharusnya memeperhatikan
kondisi kelas dan menyesuaiakn sika dan metode belajarnya agar siswa
tidak bosan dan membuat siswa mau bertanya apa yang kurang dipahami
dari materi dengan menempatkan diri sebagai teman.
5. Guru melakukan sosialisasi tentang motivasi kepada siswa, motivasi yang
diberikan bisa dalam bentuk ceramah singkat yang diberikan sebelum
memulai proses pembelajaran. Selain itu, guru bersama guru mata pelajaran
secara aktif berdiskusi dalam rangka menciptakan motivasi sehingga siswa-
siswanya tidak mengalami kekurangan motivasi. Guru Bimbingan
Konseling juga memiliki peranan yang cukup besar dalam hal memotivasi
siswa, guru secara berkelanjutan memberikan penyuluhan dan motivasi
kepada siswa baik secara perorangan (individu) maupun secara kelompok.
Masalah belajar adalah suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh siswa
sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu ini dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang
dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak merugikan dan
memberikan dampak buruk bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh siswa dengan kemampuan rendah atau biasa-biasa saja, akan tetapi juga
dapat dialami oleh siswa dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata normal atau
tinggi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konten kurikulum berkembang seperti nilai, sikap dan keterampilan (intelektual
dan psikomotorik) memerlukan desain kurikulum yang menempatkan satu mata
pelajaran dalam jaringan keterkaitan horizontal dan vertikal dengan mata pelajaran
lain. Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di
satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang
dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara
keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat. Masalah belajar adalah
suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh siswa sehingga dapat menghambat
kelancaran proses belajarnya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh
siswa dengan kemampuan rendah atau biasa-biasa saja, akan tetapi juga dapat dialami
oleh siswa dengan tingkat kecerdasan di atas rata-rata normal atau tinggi.
B. Saran
a. Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Makalah ini,
sangat diharapkan akan adanya perbaikan.
b. Semoga makalah ini dapat menjadi inspirasi dan bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya AMIN.
DAFTAR PUSTAKA
http://bulekh.blogspot.com/2014/03/makalah-kurikulum-2013.html
http://mr-zanky.blogspot.com/2008/06/permasalahan-dan-solusi-dalam-
proses.html
http://occiie23.wordpress.com/2012/07/05/masalah-masalah-dalam-belajar-
dan-penanggulangannya.html
http://yantisilfia.blogspot.com/2012/10/standar-kompetensi-kompetensi-
dasar.html