Akankah Agama Berakhir

5

Click here to load reader

description

agama islam

Transcript of Akankah Agama Berakhir

Page 1: Akankah Agama Berakhir

Akankah agama berakhir?

Artinya:Dari Abdullah bin Amr bin ‘ash r.a. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda, “Bahawasanya Allah swt. tidak mencabut (menghilangkan) akan ilmu itu dengan sekaligus dari (dada) manusia. Tetapi Allah swt. menghilangkan ilmu itu dengan mematikan alim ulama. Maka apabila sudah ditiadakan alim ulama, orang ramai akan memilih orang-orang yang jahil sebagai pemimpin mereka. Maka apabila pemimpin yang jahil itu ditanya, mereka akan berfatwa tanpa ilmu pengetahuan. Mereka sesat dan menyesatkan orang lain.”

H.R. Muslim

KeteranganSekarang ini alim-ulama sudah berkurangan. Satu demi satu pergi meninggalkan kita. Kalau peribahasa Melayu mengatakan, “patah tumbuh, hilang berganti”, peribahasa ini tidak tepat herlaku kepada alim ulama. Mereka patah payah tumbuh dan hilang payah berganti. Sampailah suatu saat nanti permukaan bumi ini akan kosong dari Ulama. Maka pada masa itu sudah tidak bererti lagi kehidupan di dunia ini. Alam penuh dengan kesesatan. Manusia telah kehilangan nilai dan pegangan hidup. Scbenarnya, alim ulamalah yang memberikan makna dan erti pada kehidupan manusia di permukaan bumi ini. Maka apabila telah pupus alim ulama, hilanglah segala sesuatu yang bernilai.

Di ahir-akhir ini kita telah melihat gejala-gejala yang menunjukkan hampirnya zaman yang dinyatakan oleh Rasulullah saw. tadi. Di mana bilangan alim ulama hanya tinggal sedikit dan usaha untuk melahirkannya pula tidak mendapat perhatian yang sewajarnya. Pondok-pondok dan sekolah-sekolah agama kurang mendapat perhatian daripada cerdik pandai. Mereka banyak mengutamakan pengajian-pengajian di bidang urusan keduniaan yang dapat meraih keuntungan harta benda dunia. Ini lah realiti masyarakat kita di hari ini. Oleh itu, perlulah kita memikirkan hal ini dan mencari jalan untuk menyelesaikannya

Artinya:Dari Miqdam bin Ma’dikariba r.a. berkata: Bahawasanya Rasulullah saw. bersabda, “Hampir tiba suatu masa di mana seorang lelaki yang sedang duduk bersandar di atas katilnya, lalu disampaikan orang kepadanya sebuah hadis daripada hadisku maka ia berkata : “Pegangan kami dan kamu hanyalah kitabullah (al-Quran) sahaja. Apa yang di halalkan oleh al-Quran kami halalkan. Dan apa yang ia haramkan kami haramkan”. (Kemudian Nabi saw. melanjutkan sabdanya, “Padahal apa yang diharamkan oleh Rasulullah saw. samalah hukumnya dengan apa yang diharamkan oleh Allah swt.”

H.R. Abu Daud

KeteranganLelaki yang dimaksudkan di dalam hadis ini adalah seorang yang mengingkari kedudukan Hadis sebagai sumber hukum yang kedua selepas al-Quran. Ia hanya percaya kepada alQuran sahaja. Baginya, hadis tidak perlu untuk dijadikan sumber hukum dan tempat rujukan. Golongan ini tidak syak lagi telah terkeluar dari ikatan Agama Islam dan pada realitinya seseorang itu tidak akan dapat memahani al-Quran jika tidak merujuk kepada hadis Nabi saw.. AI-Quran banyak menerangkan hal-hal yang besar dan garis panduan umum. Maka Hadislah yang berfungsi untuk memperincikan isi dan kandungan serta kehendak ayat-ayatnya serta menghuraikan dan menerangkan yang musykil. OIeh kerana itu, syariat tidak akan sempurna kalau hanya dengan al-Quran sahaja, tetapi ia mesti disertai dengan hadis Nabi saw. 

Page 2: Akankah Agama Berakhir

<<

Nasehat agama

Siapa tidak miris jika melihat potret buram kehidupan manusia di akhir jaman sekarang ini. Gaya hidup "hayawaniyyah" yang kian merajarela ditandai dengan tidak terbendungnya perilaku kriminalitas dan pergaulan bebas tidak hanya pada kalangan dewasa namun juga sudah merambah pada kalangan anak-anak dan remaja. Tidak dipungkiri kalau kehadiran teknologi informasi yang semakin maju namun disalahgunakan telah ikut menyumbang bejatnya moral di tengah-tengah kehidupan manusia saat ini.

Pertanyaan yang seringkali muncul mengiringi kenyataan seperti di atas adalah apa solusi yang tepat agar kita bisa menbentengi diri sehingga tidak terbawa arus derasnya kehidupan jaman yang semakin hari semakin menyesakkan?

Para ahli berusaha keras mencari solusi tersebut. Berbagai pendekatan dan sudut pandang terus digali agar bisa keluar dari kenyataan yang memilukan ini. Tapi sebagai ummat Islam, kehidupan akhir jaman seperti ini sudah sejak jauh-jauh hari diramalkan Rasulullah. namun beliau telah menyediakan solusi jitu agar setiap ummat Islam tidak tenggelam didalamnya. Kata kunci dari salah satu dari solusi yang ditawarkan Rasulullah diungkap dalam hadits berikut ini :

ل�ن�ا ق� ة� يح� الن ص� الد�ين� ال� ق� ل م� و�س� ع�ل�ي�ه� الل ه� ل ى ص� الن ب�ي نأ� الد ار�ي� ت�م�يم" ع�ن�

م� ت�ه� و�ع�ام ل�م�ين� ال�م�س� ة� ئ�م� و�أل� ول�ه� س� ل�ر� و� ل�ك�ت�اب�ه� و� ل�ل ه� ال� ق� ل�م�ن�

Dari Tamim ad-Dari bahwa nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Agama itu adalah nasihat." Kami bertanya, "Nasihat untuk siapa?" Beliau menjawab, "Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, dan para pemimpin kaum muslimin, serta kaum awam mereka."  ( Hr. Muslim ).

Terdapat dua kata dalam hadits di atas yang menjadi kata kunci yang saya maksud, yaitu : Agama dan Nasihat. Kata pertama menjadi jawaban dari solusi, dan kata kedua menjadi jawaban dari fungsi. Jelasnya, solusi keluar dari kondisi akhir jaman yang carut marut, agama jawabannya, karena agama mengandung unsure penting yang disebut nasehat. Semrawutnya akhir jaman tak bisa dilepaskan dari akibat pengisi akhir jaman tersebut yang "amburasut' ( kacau ), karenanya diperlukan kata-kata bermakna untuk meluruskan kesemrawutan tersebut, dialah yang disebut nasehat.

Lebih jauh mengenai maksud hadits di atas, redaksi "agama adalah nasehat" kurang lebih sama pengertiannya dengan redaksi dalam salah satu hadits Rasulullah yang berbunyi : "Haji adalah arafah". Meruju pada redaksi ini, wukuf di arafah dipandang seolah mewakili sepenuhnya dari manasik haji. Padahal manasik haji begitu banyak. Ini menunjukkan bahwa wukuf di Arafah merupakan tiang dan bagian terpenting dari haji. Demikian halnya dengan "agama adalah nasehat'. Nasehat merupakan tiang dan penopang agama. Dengan kata lain, agama ( Islam ) memiliki fungsi menasehati dan meluruskan segenap manusia agar tidak tersesat.

Secara kebahasaan, Kata an-nashihah tidak memiliki padanan kata, an-nashihah berasal dari kata an nush-hu yang menunjuk pada beberapa makna, seperti bersih, bebas dari para sekutu,

Page 3: Akankah Agama Berakhir

rapat dan tidak berjauhan. Secara istilah, makna nasehat secara umum dimaknai sebagai pandangan yang diberikan dengan harapan datangnya kebaikan pada orang yang dinasihati.

Definisi di atas hanya berlaku pada sesama manusia. Dan menjadi berkembang ketika kata nasehat tersebut disandarkan pada Allah, kitab dan rasul-Nya sesuai yang tercantum dalam hadits di atas. Jika "nasihat" dalam hal ini merupakan kata kerja, maka kata tersebut memerlukan subjek dan objek. Jika nasehat disandarkan pada kaum muslimin, maka agama menjadi subjek dan kaum muslimin sebagai objek. Sementara kata "nasehat" yang disandarkan kepada Allah, kitab-Nya dan Rasul-Nya, maka Allah, kitab dan rasul-Nya merupakan subjek yang melahirkan dan menjaga otensitas dari agama itu sendiri. Agama sebagai media dan objeknya tetap segenap manusia. Sehingga sebagian pandangan mengatakan bahwa yang dimaksud nasehat yang disandarkan kepada ketiganya adalah merapatnya hubungan seorang hamba dengan ketiganya dan menunaikan hak-hak mereka dengan baik.

Ibnu Daqiqil 'Id memberi penjelasan hadits ini yang saya ringkas sebagai berikut :

1.      Nasihat untuk Allah maksudnya hendaknya segenap manusia tetap beriman semata-mata kepada-Nya, menjauhkan diri dari syirik dan sikap ingkar terhadap sifat-sifat-Nya, memberikan kepada Allah sifat-sifat sempurna dan segala keagungan, mensucikan-Nya dari segala sifat kekurangan, menaati-Nya, menjauhkan diri dari perbuatan dosa, mencintai dan membenci sesuatu semata karena-Nya.

2.      Nasihat untuk kitab-Nya maksudnya beriman kepada firman-firman Allah dan diturunkan-Nya firman-firman itu kepada Rasul-Nya, mengakui bahwa itu semua tidak sama dengan perkataan manusia dan tidak pula dapat dibandingkan dengan perkataan siapapun.

3.      Nasihat untuk Rasul-Nya maksudnya membenarkan ajaran-ajarannya, mengimani semua yang dibawanya, menaati perintah dan larangannya, membelanya semasa hidup maupun setelah wafat.

4.      Nasihat untuk para pemimpin umat islam maksudnya menolong mereka dalam kebenaran, menaati perintah mereka dan memperingatkan kesalahan mereka dengan lemah lembut, memberitahu mereka jika mereka lupa, memberitahu mereka apa yang menjadi hak kaum muslim, tidak melawan mereka dengan senjata, mempersatukan hati umat untuk taat kepada mereka (tidak untuk maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya), dan makmum shalat dibelakang mereka, berjihad bersama mereka dan mendo'akan mereka agar mereka mendapatkan kebaikan.

5.      Nasihat untuk seluruh kaum muslim maksudnya memberikan bimbingan kepada mereka apa yang dapat memberikan kebaikan bagi mereka dalam urusan dunia dan akhirat.

Jika kelima komponen nasehat yang terlahir dari agama diatas merapat pada setiap insane saat ini, maka segala kebejatan yang kita saksikan di akhir jaman ini tidak dapat menggerus perjalanan hidup kita. Meski akhir jaman identik dengan segala keburukan, namun dengan nasehat, akhir jaman akan menjadi akhir yang indah.

Page 4: Akankah Agama Berakhir

Wallahu a'lam bish-shawab.