Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

19
BAB I PENDAHULUAN Akhlak Tasawuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadirannya saat ini semakin dirasakan. Secara historis atau teologis, Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup ummat agar selamat dunia dan akhirat. Tidak berlebihan misi utama Rasulullah Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam dapat berada dekat dengan Allah Swt. Dalam bidang ilmu Tasawuf, yang menjadi objeknya adalah ajaran-ajaran ulama sufi masa lampau, disamping itu juga membahas tentang cara-cara pembersihan diri menuju Allah Swt. Tujuan utama ajaran Tasawuf dalam Islam ialah memberikan pemahaman dan membudayakan pengalaman sesuai dengan tingkat dan perkembangan ajaran Islam. Melalui ajaran Tasawuf ini diharapkan dapat mengetahui dan pandai mengendalikan dirinya pada saat berinterakrsi dengan orang lain atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan, dan sebagainya. 1

Transcript of Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

Page 1: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

BAB I

PENDAHULUAN

Akhlak Tasawuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual

muslim yang kehadirannya saat ini semakin dirasakan. Secara historis atau

teologis, Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup

ummat agar selamat dunia dan akhirat. Tidak berlebihan misi utama Rasulullah

Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Tasawuf merupakan

suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang

Islam dapat berada dekat dengan Allah Swt. Dalam bidang ilmu Tasawuf, yang

menjadi objeknya adalah ajaran-ajaran ulama sufi masa lampau, disamping itu

juga membahas tentang cara-cara pembersihan diri menuju Allah Swt. Tujuan

utama ajaran Tasawuf dalam Islam ialah memberikan pemahaman dan

membudayakan pengalaman sesuai dengan tingkat dan perkembangan ajaran

Islam.

Melalui ajaran Tasawuf ini diharapkan dapat mengetahui dan pandai

mengendalikan dirinya pada saat berinterakrsi dengan orang lain atau pada saat

melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan,

tanggung jawab, kepercayaan, dan sebagainya.

Dengan mengetahui betapa penting dan betapa terkenalnya istilah tasawuf

ini, maka apakah sebenarnya ilmu Akhlak Tasawuf itu? Maka dalam makalah

yang sederhana ini penulis telah menyajikan berbagai pembahasan yang meliputi

pembahasan tentang tasawuf yang mengacu kepada berbagai referensi yang

dijadikan sebagai rujukan oleh penulis.

1

Page 2: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak

Ada dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu

pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Dari

sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar (bentuk

infinitif) dari kata akhlaqa yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan)

tsulasi madjid af’al, yuf’ilu if’alan yang berarti perangai, ath-thabi’ah (kelakuan,

tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kezaliman), al-maru’ah (peradaban yang

baik), dan al-din (agama).1

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas

nampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak tetapi

ikhlak. Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang menyatakan bahwa

secara linguistik akhlak merupakan isim jami’ atau isim ghair mustaq, yaitu isim

yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian

adanya. Kata akhlak adalah kata jama’ dari kata khilqun atau khuluqun, yang

artinya sama dengan akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata akhlak

atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya dalam al-Qur’an sebagai

berikut.

Artinya : “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”(Q.S. al-Qalam, 68:4)

÷bÎ) !#x»yd wÎ) ß,è=äz tûüÏ9¨rF{$# ÇÊÌÐÈ

Artinya : (Agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.”(Q.S. As-Syu’ara, 26 :137)

Sedangkan menurut istilah (terminologi) para ulama

mendefinisikan akhlak sebagai berikut :

1Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hlm. 1

2

Page 3: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

1. Menurut Ibnu Maskawih akhlak adalah: sifat yang tertanam

dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan

tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan.

2. Menurut Imam Al-Gazali akhlak adalah: suatu sifat yang

tertanam dalam jiwa yang pertimbangan pikiran lebih dahulu.

3. Menurut Mu’jam al-Wasith: akhlak adalah sifat yang tertanam

dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam

perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran

dan pertimbangan.2

Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak

yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara satu

dengan yang lainnya. Definisi-definisi akhlak tersebut secara

subtansial tampak saling melengkapi, dengan demikian kita

dapat menyimpulkan lima ciri yang terdapat dalam perbuatan

akhlak yaitu :

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat

dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi

kepribadiannya.

2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan

mudah dan tanpa melakukan pemikiran.

3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari

dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan

atau tekanan dari luar.

4. Bahwa perbuatan adalah perbuatan yang dilakukan yang

sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak

(khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang

2Ibid. hlm 2

3

Page 4: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan

karena keinginan dipuji orang atau kerana ingin mendapatkan

sesuatu pujian.3

B. Pengertian Tasawuf

Dari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubung-

hubungkan untuk menjelaskan kata-kata tasawuf. Misalnya Harun Nasution

menyebutkan sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Rosihan Anwar, lima istilah

yang berkenaan dengan tasawuf. Yaitu al-Suffah (ahl al-Sufaah) yaitu orang yang

ikut pindah dengan Nabi ke Madinah, saf (barisan), sufi (suci), shofos (Bahasa

yunani): (khitmad), dan suf (kain wol).4

Keseluruhan kata ini bisa saja dihubungkan dengan tasawuf. Misalnya,

seperti dibawah ini :

1. Al-Suffah adalah orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekkah ke

Madinah. Misalnya menggambarkan keadaan orang yang rela mencurahkan

jiwa dan raganya, harta benda, dan lain sebagainya hanya untuk allah.

2. Saf juga menggambarkan orang yang selalu berada dibarisan depan dalam

beribadah kepada allah dan melakukan amal kebajikan.

3. Sufi menggambarkan orang yang selalu memelihara dirinya dari perbuatan

dosa dan maksiat.

4. Suf menggambarkan orang yang hidup sederhana dan tidak mementingkan

kehidupan dunia.

5. Shofos yaitu bahasa yunani yang menggambarkan keadaan jiwa yang

senantiasa cenderung kepada kebenaran.

Dengan keterangan-ketarangan diatas dapat kita simpulkan bahwa tasawuf

adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, rela

3Ibid. hlm 1474Rosihon Anwar, dkk. Ilmu Tasawuf. (Bandung : Pustaka Setia, 2006). hlm 9-11

4

Page 5: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

berkorban untuk kebaikan dan selelu bersikap bijaksana.sikap jiwa yang demikian

itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia.

Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah (terminologi) atau pendapat

para ahli amat bergantung kepada sudut pandang yang digunakan masing-masing.

Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan

tasawuf :

1. Manusia sebagai makhluk terbatas: dari sudut pandang ini maka tasawuf dapat

didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan

pengaruh kehidupan dunia, dan memusatkan dirinya kepada Allah Swt.

2. Manusia sebagai makhluk yang harus berjuang : dari sudut pandang ini maka

tasawuf ini dapat didefinisakan sebagai upaya memperindah diri dengan

akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah Swt.

3. Manusia sebagai makhluk yang berTuhan: dari sudut pandang ini maka

tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaran fitrah (keTuhanan) yang

didapat mengarahkan jiwa agar tertunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang dapat

menghubungkan diri kepada Tuhan.

Jika ketiga definisi ini digabungkan maka segera tampak bahwa tasawuf

pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat

membebaskan dirinya dari kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak mulia dan

dekat kepada Allah Swt.

C. Singkronisasi Penggabungan Nama

Setelah kita menguraikan akhlak dan tasawuf dimana akhlak adalah

perbuatan manusia baik dan buruknya, semua prilaku tersebut merupakan

tampilan luar dari anggota badan atau jasmani dan tampilan luar ini disebut

dengan dimensi raga. Sedangkan tasawuf ini merupakan tampilan dalam dan

disebut dimensi dalam yang dinamakan dengan jiwa.5

5Badawi A.R. Syatahat al-Syufiyah, (Kairo : Al-Misriyah, 1949), hlm.

5

Page 6: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

Jadi Akhlak Tasawuf merupakan jiwa dan raga selalu berdampingan yang

tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian keselarasan antara akhlak dan tasawuf

selalu berhubungan dengan jiwa dan raga.

D. Ruang Lingkup Akhlak

Ruang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam,

khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan maka ruang lingkup akhlak

adalah sebagai berikut.

1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak Terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan

yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan

sebagai Khaliq. Ada beberapa alasan mengapa manusia perlu berakhlak

kepada Allah.

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan al-Qur’an berkaitan dengan

kelakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya

melakukan bentuk larangan hal-hal negatif, seperti membunuh, menyakiti

badan akan mengambil harta tanpa mengambil alasan yang benar, melainkan

juga sampai kepada menyakiti hati sampai kepada menyakiti hati dengan jalan

menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau

salah, walaupun sambil memberukan materi kepada yang yang disakiti

hatinya. 6

3. Akhlak Terhadap Lingkungan/alam

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang

disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda

yang tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan kepada lingkungan

bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Khalifah mengandung arti

6Ali Hasan dkk. Agama Islam. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995), hlm. 115-116.

6

Page 7: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai

tujuan penciptaannya.

Sering dengan adanya akhlak manusia terhadap

lingkungan \ alam maka perlu juga bagai mana hakekat

hubungan manusia dengan alam, makaq dengan demikian

dari berbagai aspek – aspek, baik ia dari segi pandangan

islam terhadap alam dan juga bagai mana kedudukan

manusia di alam ini, antara lain:

a. Pandangan Islam tentang alam.

Berpegang pada dalil-dalil Al-Quran yang ada, maka

alam semesta ini diciptakan oleh Allah adalah untuk

kepentingan manusia untuk di pelajari agar manusia dapat

menjalanjkan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia

di muka bumi ini, firman nya Q.S Al-Mulk ayat 15, yang

berbunyi :

Artinya : “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

b. Manusia sebangai pemanfaat dan penjanga kelesatarian

alam.

Tuhan telah melengkapi manusia dengan potensi–

potensi rohaniah yang lebih dari makhluk lainnya,

terutama dengan potensi akal, maka pada manusia juga di

benai tugas, di samping tugas dalam pemanfaatan alam ini

dengan sebaik-baiknya dan juga tugas untuk memelihara

7

Page 8: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

dan melestarikannya dilarang merusaknya.firmannya, Q.S

Al-Jum’ah ayat 10 yang berbunyi.

Artinya: “Maka apabila telah selesai melaksanakan mengertjakan sembahyang, hendak lah kamu bertebaran di muka bumi ini dan carilah karunia Allah sebanyak- banyaknya, mudah- mudahan kamu memperoleh kemenangan”

c. Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi dan paling

mulia.

d. Manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Manusia diberikan kedudukan oleh Allah sebagai

penguasa, pengatur kehidupan di muka bumi.

e. Manusia sebagai hamba Allah.

Sebagai hamba Allah ini memang menjadi tujuan Allah

menciptakan manusia dan makhluk lainnya . firmannya dalam

Q.S Ali-Imran ayat 83:

Artinya : “Apa adahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan”

f. Manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab

Setelah dengan kemampuan akalnya manusia meneliti

dunianya dan dirinya sendiri, dan kemudian mengerti bahwa

hakikatnya di ciptakannya manusia dasn alam semesdta ini

semata – mata utuk menyembah kepada Allah dan manusia

juga di berikan kedudukan yang istimewa oleh Allah. Maka

8

Page 9: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

manmusia dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa-

apayang telah di perbuat di atas dunia ini kelak di akhirat7

E. Ruang Lingkup Tasawuf

Ruang lingkup tasawuf dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi materi dan

segi ilmiah.

Dari segi materi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagai jalan atau cara yang ditempuh dalam membersihkan batin dari segala

macam akhlak mazmumah dan mengisinya dengan akhlak mahmudah,

menjauhkan diri dari segala macam penyakit hati dan mengobatinya dengan

rumus iman dan takwa.

2. Memberikan dorongan-dorongan agar berlomba-lomba dalam kebaikan

semaksimal mungkin serta menjauhi larangan-larangan Allah Swt. sehingga

dapat naik ke makam terpuji serta diridhai Allah Swt. akhirnya dapat

menikmati kebahagiaan yang sejati dan abadi.

Ruang lingkup tasawuf dari segi ilmiah berakar dari ilmu tauhid yang

berikan empat macam ilmu yaitu:

1. Metafisika: pengetahuan tentang alam gaib. Dalam tasawuf banyak sekali

terdapat hal-hal yang menyangkut metafisika yang tidak sanggup dilihat

dengan akal pikiran dan rumusan-rumusan fisika. Pembahasannya banyak

mengacu kepada masalah rasa (zaug) dan keyakinan akan adanya yang gaib.

Misalnya tentang keTuhanan, malaikat, alam arwah dan lain sebagainya.

2. Etika: yaitu ilmu tentang tingkah laku, kesopanan, budi pekerti dan

sebagainya. Disini jelaslah bahwa tasawuf berintikan ilmu akhlak, karena di

dalamnya dibahas tentang akhlak mazmumah yang wajib ditinggalkan dan

akhlakul mahmudah yang harus dimiliki, dihayati dan diamalkan dalam

kehidupannya karena tasawuf berisikan dengan mutiara-mutiara alam.

7Muzayyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. 2008), hlm. 83-84

9

Page 10: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

3. Psikologi: yaitu ilmu tentang jiwa yang berbeda dengan ilmu umum.

Psikologi tasawuf mempunyai karakteristik tersendiri yang selain menyelidiki

gejala jiwa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga berisi teori-teori

perawatan dan pengawasan agar selalu berjalan di atas rel yang benar menuju

ridho Allah Swt.

4. Estetika: yaitu tentang keindahan yang melahirkan seni. Dalam diri manusia

ada gharizah seni, suka kepada keindahan. Estetika tasawuf mendorong

manusia mengembangkan gharizah seni dan mempertinggi seni dan

mempertinggi rasa, untuk dijadikan sebagai sarana ma’rifah, wasilah

mengenal kebenaran.

F. Korelasi Akhlak Dan Tasawuf

Untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian yang ditujukan oleh ajakan

Tasawuf, jiwa memerlukan pendidikan dan pelatihan mental yang panjang. Oleh

karena itu, pada tahap pertama amalan Tasawuf diformulasikan dalam bentuk

pengetahuan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat, dengan kata

lain, untuk berada di hadapan Allah dan sekaligus mencapai tingkat kebahagiaan

yang optimum. Manusia harus lebih dahulu mengidentifikasikan eksistensi

dirinya dengan ciri-ciri ke-Tuhanan melalui penyucian jiwa raga yang bermula

dari pembentukan pribadi yang bermoral sempurna atau berakhlak mulia.8

Dari penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Akhlak itu

adalah bahagian atau rangkaian dari Tasawuf, dan Tasawuf itu membina akhlak

seseorang itu menjadi baik, atau akhlakul karimah. Disinilah letak atau titik temu

antara Akhlak dengan Tasawuf. Hubungan tasawuf dengan akhlak, tasawuf

adalah proses pendekatan diri pada Tuhan dengan mensucikan hati sesuci-

sucinya. Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk

8Ibid, hlm. 55.

10

Page 11: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

manusia.9 Jadi kaitan atau hubungannya yaitu bahwa orang yang suci hatinya

akan tercermin dalam air muka dan perilakunya yang baik.

G. Tujuan Mempelajari Akhlak Tasawuf

1. Akhlak

Tujuan mempelajari akhlak di antaranya adalah mengindari pemisahan

antara akhlak dan ibadah. Atau bila kita memakai istilah menghindari

pemisahan agama dengan dunia.

2. Ilmu Akhlak.

Bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia

dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan

yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap yang buruk ia berusaha

untuk menghindarinya.

3. Tasawuf.

Tujuan tasawuf adalah fanaa’ untuk mencapai ma’rifatullah yaitu

leburnya pribadi pada kebaqaan Allah dalam keadaan dimana perasaan

keinsanan lenyap rasa keTuhanan dalam keadaan semua rahasia yang

membatasi diri dengan Allah tersingkap kasyaf atau terbuka. Ketika itu antara

diri dengan Allah menjadi satu dalam baqanya, bersatunya hamba dengan

penciptanya dimana seseorang telah sampai kepada hakikat fanaa’. Secara

filosofis: adalah meniadakan diri supaya ada. Dengan jalan tasawuf seseorang

dapat mengenal Tuhan dengan merasakan adanya, tidak sekedar mengenal

Tuhan itu ada.

4. Ilmu tasawuf.

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa ilmu tasawuf adalah tuntunan

yang dapat menyampaikan manusia untuk mengenal Allah dengan sebenar-

benarnya (ma’rifah), oleh karena itu tasawuf merupakan jalan yang sebaik-

baiknya.

9http://tafany , wordpress,com/2007/11/15 etika-moral-akhlak-by-carina-dkk.

11

Page 12: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan. Dan adapun

kesimpulan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tasawuf itu adalah usaha pembersihan diri, berjuang memerangi hawa nafsu,

mencari jalan kesucian dengan ma’rifat manusia keabadian, saling

mengingatkan antara manusia serta berpegang teguh kepada janji Allah dan

mengikuti syari’at dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhannya.

2. Tentang sumber dari tasawuf adalah banyak pendapat yang masing-masing

memberikan pendapatnya, yaitu seperti ada yang menyatakan sumber tasawuf

adalah berasal dari kebiasaan-kebiasaan pemeluk agama kristen. Yang

menjadi objek pembahasan tasawuf adalah manusia terutama hati atau jiwa.

Tasawuf membahas tentang sikap mental manusia dalam berhubungan dengan

Allah dan berhubungan dengan makhluk.

3. Hubungan akhlak dengan tasawuf adalah Akhlak itu adalah bahagian atau

rangkaian dari Tasawuf, dan Tasawuf itu membina akhlak seseorang itu

menjadi baik, atau akhlakul karimah. Disinilah letak atau titik temu antara

Akhlak dengan Tasawuf.

12

Page 13: Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

B. Saran

Dalam pembahasan ini pemakalah berharap kepada kita semua setelah

mempelajari/mengetahui akhlak tasawuf supaya dapat merubah atau memperbaiki

akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari dan membersihkan diri dari segala sifat-

sifat yang tercela dan menghiasi/membina diri dari segala sifat-sifat yang terpuji.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Anwar, Rosihon dkk. Ilmu Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 2006.

Arifin. Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Badawi A.R. Syatahat al-Syufiyah, Kairo : Al-Misriyah, 1949.

Hasan, Ali dkk. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995.

http://tafany, wordpress,com/2007/11/15 etika-moral-akhlak-by-carina-dkk.

13