Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

19
BAB I PENDAHULUAN Akhlak Tasawuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadirannya saat ini semakin dirasakan. Secara historis atau teologis, Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup ummat agar selamat dunia dan akhirat. Tidak berlebihan misi utama Rasulullah Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam dapat berada dekat dengan Allah Swt. Dalam bidang ilmu Tasawuf, yang menjadi objeknya adalah ajaran-ajaran ulama sufi masa lampau, disamping itu juga membahas tentang cara-cara pembersihan diri menuju Allah Swt. Tujuan utama ajaran Tasawuf dalam Islam ialah memberikan pemahaman dan membudayakan pengalaman sesuai dengan tingkat dan perkembangan ajaran Islam. Melalui ajaran Tasawuf ini diharapkan dapat mengetahui dan pandai mengendalikan dirinya pada saat berinterakrsi dengan orang lain atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan, dan sebagainya. 1

Transcript of Akhlak Tasawuf Dalam Islam (Emmi)

BAB I

BAB I PENDAHULUAN

Akhlak Tasawuf adalah merupakan salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadirannya saat ini semakin dirasakan. Secara historis atau teologis, Akhlak Tasawuf tampil mengawal dan memandu perjalanan hidup ummat agar selamat dunia dan akhirat. Tidak berlebihan misi utama Rasulullah Saw adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari cara dan jalan bagaimana seorang Islam dapat berada dekat dengan Allah Swt. Dalam bidang ilmu Tasawuf, yang menjadi objeknya adalah ajaran-ajaran ulama sufi masa lampau, disamping itu juga membahas tentang cara-cara pembersihan diri menuju Allah Swt. Tujuan utama ajaran Tasawuf dalam Islam ialah memberikan pemahaman dan membudayakan pengalaman sesuai dengan tingkat dan perkembangan ajaran Islam.

Melalui ajaran Tasawuf ini diharapkan dapat mengetahui dan pandai mengendalikan dirinya pada saat berinterakrsi dengan orang lain atau pada saat melakukan berbagai aktivitas dunia yang menuntut kejujuran, keikhlasan, tanggung jawab, kepercayaan, dan sebagainya.

Dengan mengetahui betapa penting dan betapa terkenalnya istilah tasawuf ini, maka apakah sebenarnya ilmu Akhlak Tasawuf itu? Maka dalam makalah yang sederhana ini penulis telah menyajikan berbagai pembahasan yang meliputi pembahasan tentang tasawuf yang mengacu kepada berbagai referensi yang dijadikan sebagai rujukan oleh penulis.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian AkhlakAda dua pendekatan yang digunakan untuk mendefinisikan akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan) dan pendekatan terminologi (peristilahan). Dari sudut kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi madjid afal, yufilu ifalan yang berarti perangai, ath-thabiah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kezaliman), al-maruah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).

Namun akar kata akhlak dari akhlaqa sebagaimana tersebut di atas nampaknya kurang pas, sebab isim masdar dari kata akhlaqa bukan akhlak tetapi ikhlak. Berkenaan dengan ini maka timbul pendapat yang menyatakan bahwa secara linguistik akhlak merupakan isim jami atau isim ghair mustaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata, melainkan kata tersebut memang sudah demikian adanya. Kata akhlak adalah kata jama dari kata khilqun atau khuluqun, yang artinya sama dengan akhlak sebagaimana telah disebutkan di atas. Baik kata akhlak atau khuluq kedua-duanya dijumpai pemakaiannya dalam al-Quran sebagai berikut.

((((( (((((((( (((((( ((((((( (((

Artinya : Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.(Q.S. al-Qalam, 68:4)(((( ((((((( (((( (((((( ((((((((((( ((((( Artinya : (Agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu.(Q.S. As-Syuara, 26 :137)

Sedangkan menurut istilah (terminologi) para ulama mendefinisikan akhlak sebagai berikut :

1. Menurut Ibnu Maskawih akhlak adalah: sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan.

2. Menurut Imam Al-Gazali akhlak adalah: suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang pertimbangan pikiran lebih dahulu.

3. Menurut Mujam al-Wasith: akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.

Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak yang bertentangan, melainkan memiliki kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Definisi-definisi akhlak tersebut secara subtansial tampak saling melengkapi, dengan demikian kita dapat menyimpulkan lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak yaitu :

1. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadiannya.

2. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah dan tanpa melakukan pemikiran.

3. Bahwa perbuatan akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.

4. Bahwa perbuatan adalah perbuatan yang dilakukan yang sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara.

5. Sejalan dengan ciri yang keempat, perbuatan akhlak (khususnya akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena keinginan dipuji orang atau kerana ingin mendapatkan sesuatu pujian.

B. Pengertian TasawufDari segi bahasa terdapat sejumlah kata atau istilah yang dihubung-hubungkan untuk menjelaskan kata-kata tasawuf. Misalnya Harun Nasution menyebutkan sebagaimana dijelaskan dalam bukunya Rosihan Anwar, lima istilah yang berkenaan dengan tasawuf. Yaitu al-Suffah (ahl al-Sufaah) yaitu orang yang ikut pindah dengan Nabi ke Madinah, saf (barisan), sufi (suci), shofos (Bahasa yunani): (khitmad), dan suf (kain wol).

Keseluruhan kata ini bisa saja dihubungkan dengan tasawuf. Misalnya, seperti dibawah ini :

1. Al-Suffah adalah orang yang ikut pindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah. Misalnya menggambarkan keadaan orang yang rela mencurahkan jiwa dan raganya, harta benda, dan lain sebagainya hanya untuk allah.

2. Saf juga menggambarkan orang yang selalu berada dibarisan depan dalam beribadah kepada allah dan melakukan amal kebajikan.

3. Sufi menggambarkan orang yang selalu memelihara dirinya dari perbuatan dosa dan maksiat.

4. Suf menggambarkan orang yang hidup sederhana dan tidak mementingkan kehidupan dunia.

5. Shofos yaitu bahasa yunani yang menggambarkan keadaan jiwa yang senantiasa cenderung kepada kebenaran.

Dengan keterangan-ketarangan diatas dapat kita simpulkan bahwa tasawuf adalah sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, rela berkorban untuk kebaikan dan selelu bersikap bijaksana.sikap jiwa yang demikian itu pada hakikatnya adalah akhlak yang mulia.

Adapun pengertian tasawuf dari segi istilah (terminologi) atau pendapat para ahli amat bergantung kepada sudut pandang yang digunakan masing-masing. Selama ini ada tiga sudut pandang yang digunakan para ahli untuk mendefinisikan tasawuf :

1. Manusia sebagai makhluk terbatas: dari sudut pandang ini maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai upaya mensucikan diri dengan cara menjauhkan pengaruh kehidupan dunia, dan memusatkan dirinya kepada Allah Swt.

2. Manusia sebagai makhluk yang harus berjuang : dari sudut pandang ini maka tasawuf ini dapat didefinisakan sebagai upaya memperindah diri dengan akhlak yang bersumber dari ajaran agama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Swt.

3. Manusia sebagai makhluk yang berTuhan: dari sudut pandang ini maka tasawuf dapat didefinisikan sebagai kesadaran fitrah (keTuhanan) yang didapat mengarahkan jiwa agar tertunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang dapat menghubungkan diri kepada Tuhan.

Jika ketiga definisi ini digabungkan maka segera tampak bahwa tasawuf pada intinya adalah upaya melatih jiwa dengan berbagai kegiatan yang dapat membebaskan dirinya dari kehidupan dunia, sehingga tercermin akhlak mulia dan dekat kepada Allah Swt.

C. Singkronisasi Penggabungan NamaSetelah kita menguraikan akhlak dan tasawuf dimana akhlak adalah perbuatan manusia baik dan buruknya, semua prilaku tersebut merupakan tampilan luar dari anggota badan atau jasmani dan tampilan luar ini disebut dengan dimensi raga. Sedangkan tasawuf ini merupakan tampilan dalam dan disebut dimensi dalam yang dinamakan dengan jiwa.

Jadi Akhlak Tasawuf merupakan jiwa dan raga selalu berdampingan yang tidak bisa dipisahkan. Dengan demikian keselarasan antara akhlak dan tasawuf selalu berhubungan dengan jiwa dan raga.

D. Ruang Lingkup AkhlakRuang lingkup akhlak adalah sama dengan ruang lingkup ajaran islam, khususnya yang berkaitan dengan pola hubungan maka ruang lingkup akhlak adalah sebagai berikut.

1. Akhlak Terhadap Allah

Akhlak Terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai Khaliq. Ada beberapa alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah.2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan al-Quran berkaitan dengan kelakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini bukan hanya melakukan bentuk larangan hal-hal negatif, seperti membunuh, menyakiti badan akan mengambil harta tanpa mengambil alasan yang benar, melainkan juga sampai kepada menyakiti hati sampai kepada menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib seseorang dibelakangnya, tidak perduli aib itu benar atau salah, walaupun sambil memberukan materi kepada yang yang disakiti hatinya.

3. Akhlak Terhadap Lingkungan/alam

Yang dimaksud dengan lingkungan adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda yang tak bernyawa. Pada dasarnya akhlak yang diajarkan kepada lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. Khalifah mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya.

Sering dengan adanya akhlak manusia terhadap lingkungan \ alam maka perlu juga bagai mana hakekat hubungan manusia dengan alam, makaq dengan demikian dari berbagai aspek aspek, baik ia dari segi pandangan islam terhadap alam dan juga bagai mana kedudukan manusia di alam ini, antara lain:

a. Pandangan Islam tentang alam.

Berpegang pada dalil-dalil Al-Quran yang ada, maka alam semesta ini diciptakan oleh Allah adalah untuk kepentingan manusia untuk di pelajari agar manusia dapat menjalanjkan fungsi dan kedudukannya sebagai manusia di muka bumi ini, firman nya Q.S Al-Mulk ayat 15, yang berbunyi :

(((( ((((((( (((((( (((((( (((((((( ((((((( ((((((((((( ((( (((((((((((( ((((((((( ((( (((((((((( ( (((((((((( (((((((((( ((((

Artinya :Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.b. Manusia sebangai pemanfaat dan penjanga kelesatarian alam.

Tuhan telah melengkapi manusia dengan potensipotensi rohaniah yang lebih dari makhluk lainnya, terutama dengan potensi akal, maka pada manusia juga di benai tugas, di samping tugas dalam pemanfaatan alam ini dengan sebaik-baiknya dan juga tugas untuk memelihara dan melestarikannya dilarang merusaknya.firmannya, Q.S Al-Jumah ayat 10 yang berbunyi.

((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((((((( ((( (((((((( ((((((((((((( ((( (((((( (((( ((((((((((((( (((( (((((((( (((((((((( ((((((((((( (((( Artinya: Maka apabila telah selesai melaksanakan mengertjakan sembahyang, hendak lah kamu bertebaran di muka bumi ini dan carilah karunia Allah sebanyak- banyaknya, mudah- mudahan kamu memperoleh kemenangan c. Manusia sebagai makhluk yang paling tinggi dan paling mulia.

d. Manusia sebagai khalifah di muka bumi.

Manusia diberikan kedudukan oleh Allah sebagai penguasa, pengatur kehidupan di muka bumi.

e. Manusia sebagai hamba Allah.

Sebagai hamba Allah ini memang menjadi tujuan Allah menciptakan manusia dan makhluk lainnya . firmannya dalam Q.S Ali-Imran ayat 83:(((((((( (((((((( ((( ((( ((((((((((((( (((((((((( ((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((

Artinya : Apa adahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan Hanya kepada Allahlah mereka dikembalikanf. Manusia sebagai makhluk yang bertanggung jawab

Setelah dengan kemampuan akalnya manusia meneliti dunianya dan dirinya sendiri, dan kemudian mengerti bahwa hakikatnya di ciptakannya manusia dasn alam semesdta ini semata mata utuk menyembah kepada Allah dan manusia juga di berikan kedudukan yang istimewa oleh Allah. Maka manmusia dituntut untuk bertanggung jawab terhadap apa- apayang telah di perbuat di atas dunia ini kelak di akhirat

E. Ruang Lingkup TasawufRuang lingkup tasawuf dapat dilihat dari dua segi, yaitu segi materi dan segi ilmiah.

Dari segi materi dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Sebagai jalan atau cara yang ditempuh dalam membersihkan batin dari segala macam akhlak mazmumah dan mengisinya dengan akhlak mahmudah, menjauhkan diri dari segala macam penyakit hati dan mengobatinya dengan rumus iman dan takwa.

2. Memberikan dorongan-dorongan agar berlomba-lomba dalam kebaikan semaksimal mungkin serta menjauhi larangan-larangan Allah Swt. sehingga dapat naik ke makam terpuji serta diridhai Allah Swt. akhirnya dapat menikmati kebahagiaan yang sejati dan abadi.

Ruang lingkup tasawuf dari segi ilmiah berakar dari ilmu tauhid yang berikan empat macam ilmu yaitu:

1. Metafisika: pengetahuan tentang alam gaib. Dalam tasawuf banyak sekali terdapat hal-hal yang menyangkut metafisika yang tidak sanggup dilihat dengan akal pikiran dan rumusan-rumusan fisika. Pembahasannya banyak mengacu kepada masalah rasa (zaug) dan keyakinan akan adanya yang gaib. Misalnya tentang keTuhanan, malaikat, alam arwah dan lain sebagainya.

2. Etika: yaitu ilmu tentang tingkah laku, kesopanan, budi pekerti dan sebagainya. Disini jelaslah bahwa tasawuf berintikan ilmu akhlak, karena di dalamnya dibahas tentang akhlak mazmumah yang wajib ditinggalkan dan akhlakul mahmudah yang harus dimiliki, dihayati dan diamalkan dalam kehidupannya karena tasawuf berisikan dengan mutiara-mutiara alam.

3. Psikologi: yaitu ilmu tentang jiwa yang berbeda dengan ilmu umum. Psikologi tasawuf mempunyai karakteristik tersendiri yang selain menyelidiki gejala jiwa dan faktor-faktor yang mempengaruhinya juga berisi teori-teori perawatan dan pengawasan agar selalu berjalan di atas rel yang benar menuju ridho Allah Swt.

4. Estetika: yaitu tentang keindahan yang melahirkan seni. Dalam diri manusia ada gharizah seni, suka kepada keindahan. Estetika tasawuf mendorong manusia mengembangkan gharizah seni dan mempertinggi seni dan mempertinggi rasa, untuk dijadikan sebagai sarana marifah, wasilah mengenal kebenaran.

F. Korelasi Akhlak Dan TasawufUntuk mencapai kesempurnaan dan kesucian yang ditujukan oleh ajakan Tasawuf, jiwa memerlukan pendidikan dan pelatihan mental yang panjang. Oleh karena itu, pada tahap pertama amalan Tasawuf diformulasikan dalam bentuk pengetahuan sikap mental dan pendisiplinan tingkah laku yang ketat, dengan kata lain, untuk berada di hadapan Allah dan sekaligus mencapai tingkat kebahagiaan yang optimum. Manusia harus lebih dahulu mengidentifikasikan eksistensi dirinya dengan ciri-ciri ke-Tuhanan melalui penyucian jiwa raga yang bermula dari pembentukan pribadi yang bermoral sempurna atau berakhlak mulia.

Dari penjelasan diatas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Akhlak itu adalah bahagian atau rangkaian dari Tasawuf, dan Tasawuf itu membina akhlak seseorang itu menjadi baik, atau akhlakul karimah. Disinilah letak atau titik temu antara Akhlak dengan Tasawuf. Hubungan tasawuf dengan akhlak, tasawuf adalah proses pendekatan diri pada Tuhan dengan mensucikan hati sesuci-sucinya. Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk manusia. Jadi kaitan atau hubungannya yaitu bahwa orang yang suci hatinya akan tercermin dalam air muka dan perilakunya yang baik.

G. Tujuan Mempelajari Akhlak Tasawuf1. Akhlak

Tujuan mempelajari akhlak di antaranya adalah mengindari pemisahan antara akhlak dan ibadah. Atau bila kita memakai istilah menghindari pemisahan agama dengan dunia.

2. Ilmu Akhlak.Bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan yang baik ia berusaha melakukannya, dan terhadap yang buruk ia berusaha untuk menghindarinya.

3. Tasawuf.

Tujuan tasawuf adalah fanaa untuk mencapai marifatullah yaitu leburnya pribadi pada kebaqaan Allah dalam keadaan dimana perasaan keinsanan lenyap rasa keTuhanan dalam keadaan semua rahasia yang membatasi diri dengan Allah tersingkap kasyaf atau terbuka. Ketika itu antara diri dengan Allah menjadi satu dalam baqanya, bersatunya hamba dengan penciptanya dimana seseorang telah sampai kepada hakikat fanaa. Secara filosofis: adalah meniadakan diri supaya ada. Dengan jalan tasawuf seseorang dapat mengenal Tuhan dengan merasakan adanya, tidak sekedar mengenal Tuhan itu ada.

4. Ilmu tasawuf.

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa ilmu tasawuf adalah tuntunan yang dapat menyampaikan manusia untuk mengenal Allah dengan sebenar-benarnya (marifah), oleh karena itu tasawuf merupakan jalan yang sebaik-baiknya.BAB III

PENUTUP

A. KesimpulanDari uraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan. Dan adapun kesimpulan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Tasawuf itu adalah usaha pembersihan diri, berjuang memerangi hawa nafsu, mencari jalan kesucian dengan marifat manusia keabadian, saling mengingatkan antara manusia serta berpegang teguh kepada janji Allah dan mengikuti syariat dalam mendekatkan diri dan mencapai keridhannya.

2. Tentang sumber dari tasawuf adalah banyak pendapat yang masing-masing memberikan pendapatnya, yaitu seperti ada yang menyatakan sumber tasawuf adalah berasal dari kebiasaan-kebiasaan pemeluk agama kristen. Yang menjadi objek pembahasan tasawuf adalah manusia terutama hati atau jiwa. Tasawuf membahas tentang sikap mental manusia dalam berhubungan dengan Allah dan berhubungan dengan makhluk.

3. Hubungan akhlak dengan tasawuf adalah Akhlak itu adalah bahagian atau rangkaian dari Tasawuf, dan Tasawuf itu membina akhlak seseorang itu menjadi baik, atau akhlakul karimah. Disinilah letak atau titik temu antara Akhlak dengan Tasawuf.

B. Saran

Dalam pembahasan ini pemakalah berharap kepada kita semua setelah mempelajari/mengetahui akhlak tasawuf supaya dapat merubah atau memperbaiki akhlaknya dalam kehidupan sehari-hari dan membersihkan diri dari segala sifat-sifat yang tercela dan menghiasi/membina diri dari segala sifat-sifat yang terpuji.DAFTAR KEPUSTAKAANAbuddin Nata. Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Anwar, Rosihon dkk. Ilmu Tasawuf. Bandung : Pustaka Setia, 2006.

Arifin. Muzayyin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Badawi A.R. Syatahat al-Syufiyah, Kairo : Al-Misriyah, 1949. Hasan, Ali dkk. Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995.http://tafany, wordpress,com/2007/11/15 etika-moral-akhlak-by-carina-dkk.

Abuddin Nata. Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hlm. 1

Ibid. hlm 2

Ibid. hlm 147

Rosihon Anwar, dkk. Ilmu Tasawuf. (Bandung : Pustaka Setia, 2006). hlm 9-11

Badawi A.R. Syatahat al-Syufiyah, (Kairo : Al-Misriyah, 1949), hlm.

Ali Hasan dkk. Agama Islam. (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, 1995), hlm. 115-116.

Muzayyin Arifin. Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara. 2008), hlm. 83-84

Ibid, hlm. 55.

HYPERLINK "http://tafany" http://tafany, wordpress,com/2007/11/15 etika-moral-akhlak-by-carina-dkk.

PAGE 13