AMINOGLIKOSIDA

download AMINOGLIKOSIDA

of 23

description

AMINOGLIKOSIDA

Transcript of AMINOGLIKOSIDA

AMINOGLIKOSIDA

AMINOGLIKOSIDAOLEHMuthia Fadhila1111012024AMINOGLIKOSIDADihasilkan oleh fungi Streptomyces & micromonospora.Mekanisme kerjanya : bakterisid, yakni:berpenetrasi pada dinding bakteri dan mengikatkan diri pada ribosom dalam selContoh : streptomisin, kanamisin, gentamisin, amikasin, neomisinYang termasuk antibiotika golongan aminoglikosidaSreptomisin dari Streptomyces griseus th 1943Neomisin Streptomyces fradiae 1949Framisetin Streptomyces lavandulae 1953Kanamisin Streptomyces kanamyceticus 1957Paromomisin Streptomyces rimosus1959Gentamisin Micromonospora purpurea 1963Tobramisin Streptomyces tenebrarius 1968Amikasin Asilasi kanamisin A 1972PenggolonganAminoglikosida dapat dibagi atas dasar rumus kimianya sebagai berikut :Streptomisin yang mengandung satu molekul gula-amino dalam molekulnyaKanamisin dengan turunan amikasin, dibekasin, gentamisin, dan turunannya netilmisin dan tobramisin, yang semuanya memiliki dua molekul gula yang dihubungkan oleh sikloheksanNeomisin, framisetin dan paramomisin dengan tiga gula-amino.

Tabel STRUKTUR AMINOGLIKOSID KANAMISIN, GENTAMISIN, TOBRAMISIN, AMIKASIN. NETILMISIN

STREPTOMISIN. Utk infeksi non-tuberkulosis dan infeksi kuman gram-negatif penggunaan streptomisin sudah sangat terdesak oleh aminoglikosid lain dan derivat kuinolon yg lbh poten dan aman. Indikasi lain ialah tularemia, sampar paru dan bubonik. Utk berbagai infeksi kuman gram-negatif dan beberapa infeksi kuman gram-positif, penggunaan streptomisin sering digabungkan dg antimikroba lain. Penggabungan dg tetrasiklin digunakan pd tularemia dan bruselosis berat (untuk terapi tularemia ringan digunakan terapi obat tunggal tetrasiklin): pd penyakit sampar, streptomisin digabung dg sulfadiazin; kombinasi streptomisin dg penisilin digunakan pula pd endokarditis bakterial yg disebabkan oleh Str. viridans atau Enterococcus. Dlm keadaan tertentu streptomisin dpt dipertimbangkan utk meningitis oleh Ps. aeruginosa, chancroid dan granuloma inguinale.Streptomisin jangan digunakan bersama obat lain yg bersifat ototoksik, karena toksisitasnya dpt bersifat aditif.

KANAMISIN DAN KELOMPOK NEOMISIN. Kanamisin aktif thd E. coli, Enterobacter, Klebsiella, Proteus, Salmonella, Shigella, Vibrio, Neisseria, Staphylococcus, dan Mycobacterium. Kanamisin parenteral digunakan pada infeksi oleh kuman yang sensitif; a.l. infeksi perforasi abdomen dan saluran kemih oleh Proteus, bakteremia oleh kuman enterik. Thd infeksi S. aureus, kanamisin sudah terdesak oleh antimikroba lain yg lbh efektif dan kurang toksik. Sbg tuberkulostatik, penggunaan kanamisin hanya diterapkan jika benar-benar diperlukan, berdasarkan pertimbangan toksisitasnya. Neomisin terbanyak digunakan topikal, baik untuk infeksi kulit maupun untuk infeksi mukosa oleh kuman yang sensitif.

GENTAMISIN, TOBRAMISIN, NETILMISIN DAN SISOMISIN. Gentamisin sistemik (parenteral) diindikasikan utk infeksi oleh kuman gram-negatif yg sensitif; a.l. Proteus, Pseudomonas, Klebsiella, Serratia, E. coli dan Enterobacter.Kuman-kuman ini antara lain menyebabkan bakteremia, meningitis, osteomielitis, pneumonia, infeksi luka bakar, infeksi saluran kencing, infeksi telinga-hidung-tenggorok dan tularemia. Dalam keadaan tertentu gentamisin digunakan pula terhadap gonore dan infeksi S. aureus. Sedapat mungkin, gentamisin sistemik hanya diterapkan pada infeksi yang berat saja. Pada septisemia yang diduga disebabkan kuman gram-negatif, secara empirik dapat diberikan gentamisin sambil menunggu hasil identifikasi dan penentuan sensitivitas kuman penyebab. Tobramisin tidak jauh berbeda sifatnya dengan gentamisin, termasuk spektrum antimikrobanya: karena itu, tobramisin dapat digunakan sebagai pengganti gentamisin.AMIKASIN. Kuman yang sensitif terhadap amikasin antara lain ialah E. coli, Kl. pneumoniae, Ps. aeruginosa, Serratia marcescens, Providentia stuartii, Proteus, Salmonella, Enterobacter, S. aureus dan S. albus. Amikasin sangat berguna untuk infeksi gram- negatif, terutama yang telah resisten terhadap gentamisin. Terhadap infeksi berat oleh kuman gram-negatif, amikasin sekurang-kurangnya sama efektif dengan gentamisin.Secara in vitro, berdasarkan ukuran berat. amikasin kurang poten dibandingkan dengan aminoglikosid lainnya; tetapi amikasin cukup efektif secara klinis, sebab obat ini resisten terhadap berbagai enzim yang menginaktifkan gentamisin, tobramisin atau kanamisin.

Mekanisme KerjaAktivitasnya adalah bakterisid, berdasarkan dayanya untuk menembus dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom (Partikel-partikel kecil dalam protoplasma sel yang kaya akan RNA, tempat terjadinya sintesa protein) di dalam sel. Proses transalasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa proteinnya dikacaukan.

Efek ToksikReaksi toksik dapat terjadi pada SSP berupa *Efek Ototoksik (gangguan pendengaran dan keseimbangan) *Efek Nefrotoksik (gangguan pada ginjal)

Gejala lain pada SSP adalah gangguan pernafasan.

Kadar plasma yang menimbulkan efek toksik tidak jauh dari kadar yang dibutuhkan untuk efek terapi.

Penyesuaian dosis dapat dilakukan dengan memperpanjang interval pemberian atau mengurangi dosis, atau keduanya.

Efek Ototoksik:Efek ototoksik terjadi pada saraf otak ke 8 (nervus auditorius) yang mengenai komponen vestibular dan akustik.

Setiap aminoglikosida berpotensi menyebabkan dua efek toksik dalam derajat yang berbeda.

Streptomisin dan gentamisin lebih mempengaruhi vestibular.

Neomisin, kanamisin, amikasin dan dihidrostreptomisin lebih mempengaruhi akustik.

Tobramisin mempengaruhi akustik dan vestibular. Gangguan vestibular:Gejala:- sakit kepala - pusing - mual - muntah - gangguan keseimbangan

Pemulihan : 12-18 bulan ada yang menetap, dapat meluas ke ujung serabut saraf kohlea.

Dosis toksik: 2 g sehari selama 60-120 hari kejadian toksik sampai 75% 1 g sehari selama 60-120 hari kejadian toksik sampai 25 % Gangguan akustik:

Gangguan tidak selalu di kedua telinga sekaligus ttp bertahap. Dapat berkembang jadi tuli saraf.Kerusakan berupa degenarasi sel rambut organ corti.Gangguan akustik terjadi pada anak-anak.Gejala awal : tinnitus

Frekuensi kejadian: Streptomisin 4-15% Gentamisin, amikasin, tobramisin 25 % Kanamisin 30%

Neomisin paling sering menimbulkan tuli saraf.Neomisin topikal 5% juga dapat menimbulkan tuli saraf.

Efek nefrotoksik:Gejala:- Kemampuan ginjal menurun - Protein uria ringan - Filtrasi glomerulus menurun - Nekrosis tubuli berat ditandai dengan kenaikan kreatinin, hipokalemia, hipokalsemia. - Gangguan terjadi reversibelNefrotoksik terkuat : Neomisin Terlemah : Streptomisin

Efek neurotoksik lain: Streptomisin i.p menyebabkan gangguan pernafasan.

Perubahan biologi:Gangguan mikroflora tubuh dan absorpsi usus.Dapat menyebabkan superinfeksi pseudomonas: kanamisin

Kandidiasis: Penggunaan oral gentamisinIndikasiWalaupun spektrum luas, jangan digunakan untuk setiap infeksi karena: - Resistensi cepat berkembang - Toksisitas relatif tinggi - Tersedianya antibiotika lain yang efektif tapi toksisitasnya rendah.

Streptomisin SO4: Tuberkulosis, pneumonia, bruselosis. Bentuk bubuk , LarutanNeomisin SO4 : Infeksi mata, telinga, kulit, diare krn E.coli. Bentuk salep, krem, larutan, tablet, bubuk steril untuk i.m.Kanamisin: Enteritis dan sirosis hatiGentamsin dan tobramisin; Infeksi abdomen, jar. Halus, tulang, sendi, sal.kemih, pneumonia dan meningitis KombinasiInteraksiAminoglikosida dg as. etakrinatOtotoksik meningkatAminoglikosida dg furosemidOtotoksik meningkatAminiglikosida/antikoagulan Produksi vit K di usus berkurang Neomisin/Penisilin V Absorpsi penisilin berkurang Aminoglikosida/relaksan otot rangka Efek relaksan meningkat Aminoglikosida/aminoglikosid Ototoksik dan nefrotoksik aditif Gentamisin/Karbenisilin Inaktivasi gantamisin Tobramisin/Heparin Aritmia jantung Aminoglikodida/karbenisilin Nefrotoksik meningkat Aminoglikosida/sefalodporin Nefrotoksik meningkat InteraksiFarmakokinetikaAminoglikosid sbg polikation bersifat sangat polar, shg sangat sukar diabsorpsi melalui saluran cerna. Kurang dr 1 % dosis yg diberikan diabsorpsi lewat saluran cerna. Pemberian per oral hanya dimaksudkan utk mendptkan efek lokal dlm saluran cerna saja, misalnya pd persiapan prabedah usus. Utk mendptkan kadar sistemik yg efektif aminoglikosid perlu diberikan secara parenteral. Neomisin, framisetin dan paromomisin tidak dianjurkan untuk penggunaan sistemik, maka farmakokinetiknya hanya disinggung sepintas lalu.AMINOGLIKOSID PARENTERAL

Aminoglikosid dlm btk garam sulfat yg diberikan im baik sekali absorpsinya. Kadar puncak dlm darah dicapai dlm waktu rata-rata sampai 2 jam. Pengikatan oleh protein plasma darah hanya jelas terilhat pd streptomisin, yaitu dan seluruh aminoglikosid dlm darah. Yg lain tdk diikat oleh protein plasma.FARMAKOKINETIK AMINOGLIKOSIDA

PEMILIHAN OBATPedoman utk memilih aminoglikosid tergantung dr berbagai faktor. Sensitivitas strain kuman sangat dipengaruhi oleh berbagai keadaan, a.l. perkembangan sifat resistensi akibat penggunaan antimikroba. Untuk aminoglikosid perlu dipertjmbangkan pula kemungkinan timbulnya resistensi silang. Gentamisin yang sudah cukup luas digunakan, di beberapa tempat sudah mempertihatkan resistensi yg cukup tinggi. Di tempat di mana gentamisin masih menunjukkan efektivitas yg tinggi, sebaiknya dibatasi penggunaan aminoglikosid lain yg relatif baru agar tetap dimiliki pilihan pengganti jika diperlukan.Di samping ini, perlu dtpertimbangkan sifat farmakokinetik dan kemungkinan terjadinya toksisitasResistensiResistensi dapat terjadi agak pesat akibat terbentuknya enzim yang merombak struktur antibiotikum. Informasi genetis bagi enzim-enzim itu dapat ditulari melalui plasmid, hingga resistensi dapat menjalar ke kuman lain.Streptomisin dan kanamisin paling sering mengalami resistensi, amikasin paling jarang. Masalah resistensi merupakan kesulitan utama dalam penggunaan Streptomisin secara kronik; misalnya pada terapi Tuberkulosis atau endokarditis bakterial subakut. Resistensi terhadap Streptomisin dapat cepat terjadi, sedangkan resistensi terhadap Aminoglikosid lainnya terjadi lebih berangsur-angsur.Sediaan dari Aminoglikosid

Sediaan dari Aminoglikosid dapat dibagi dalam dua kelompok:Sediaan Aminoglikosid sistemik untuk pemberian IM atau IV yaitu Amikasin, Gentamisin, Kanamisin dan StreptomisinSediaan Aminoglikosid topikal terdiri dari Aminosidin, Kanamisin, Neomisin, Gentamisin dan Streptomisin. Dalam kelompok topikal termasuk juga semua Aminoglikosid yang diberikan per oral untuk mendapatkan efek lokal dalam lumen saluran cerna.Sediaan Aminoglikosid pada umumnya tersedia sebagai garam sulfat.