Anemia 1

download Anemia 1

of 19

Transcript of Anemia 1

ANEMIAA.Konsep Dasar Medis Pengertian Anemia adalah suatu keadaan dimana berkurangnya kadar Hb jumlah eritrosit dalam darah tepi dibawah nilai normal sesuai umur dan jenis kelamin. - Batas Hb terendah : 6 bln 6 th >6 th : 11gr /dl : 12gr /dl

- Kadar Hb normal : - Hari pertama : 15 23,5 - 2 3 bln - 6 bln 6 th : 9 12,5 : 11 14,5

- 6 th 14 th : 12 15,5 Pembagian Anemia : 1. Anemia mikrositik hipokrom a. b. a. Anemia defisiensi besi Anemia penyakit kronik 2. Anemia Makrositik Defisiensi vitamin B12 b. Defisiensi asam folat 3. Anemia karena perdarahan 4. Anemia hemolitik 5. Anemia aplastik Fatofisiologi Fatofisiologi anemia terdiri dari Anemia defisiensi Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah ini hanya kirakira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2 4 g, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita

Anemia Pasca Perdarahan Perdarahan akut : mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian Perdarahan kronik : pengeluaran darah biasanya sedikit-sedikit sehingga tidak diketahui pasien. Penyebab yang sering timbul antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna karena pemakaian analgesik, dan epistaksis Anemia Hemolitik Merupakan kelainan darah yang didapat, di mana autoantibody igG yang dibentuk terikat pada membrase sel darah merah (SDM) antibody ini umumnya berhadapan langsung dengan komponen dasar dari sistem Rh dan sebenarnya dapat terlihat pada SDM semua orang. Anemia Aplastik Terjadi karena ketiksanggupan sum-sum tulang untuk membentuk sel-sel darah Anemia Defisiensi Besi Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah ini hanya kirakira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2 4 g, kira-kira 50 mg/kg BB pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Umumnya akan terjadi anemia dimorfik, karena selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam Folat. Etiologi Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang (ankilostamiasis). Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia. Bila disertai malnutrisi, baru akan terjadi anemia. Penyebab lain dari anemia defisiensi adalah : Diet yang tidak mencukupi Absorpsi yang menurun Kebutuhan yang meningkat pada kehamilan, laktasi Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah

Hemoglobinuria Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru Manifestasi Klinis Selain gejala-gejala umum anemia, defisiensi Fe yang berat akan mengakibatkan perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang halus, keilosis, dan sebagainya.Di dapapatkan tanda-tanda malnutrisi. Pemeriksaan Penunjang Defisiensi Fe berlangsung secara bertahap secara bertahap dan lambat. Pada tahap pertama yang terjadi adalah penurunan simpanan Fe. Terjadi anemia tetapi belum terjadi perubahan pada ukuran sel darah merah. Feritin serum menjadi lebih rendah, kurang dari 30 mg/l, sementara Total Iron Binding Capacity (TIBC) serum meningkat. Setelah simpanan Fe habis, produksi sel darah merah tetap dilakukan. Fe serum akan mulai menurun, kurang dari 30mg/dl, dan saturasi transferin menurun hingga kurang dari 15%. Pada tahap awal Mean Corpuscular Volume (MCV) tetap normal. Pada keadaan lanjut, MCV mulai menurun dan ditemukan gambaran sel mikrositik hipokrom. Kemudian terjadi anisositosis diikuti dengan poikilositosis. Didapatkan sel darah merah yang mikrositik hipokrom. Serum Iron (SI) menurun, sedangkan Iron Binding Capacity (IBC) bertambah. Tanda patognomonik adalah tidak ditemukannya hemosiderin dalam sum-sum tulang atau serum feritin 40 tahun yang tidak dapat menjalani transplantasi sumsum tulang dan pada pasien yang telah mendapat transfusi berulang. Transplantasi sumsum tulang.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN Pengkajian-

Aktivitas / Istirahat Keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.

Gejala :

Tanda :

Takikardia/takipnea, dispnea pada bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. kelemahan otot dan penurunan kekuatan. ataksia, tubuh tidak tegak. bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan.

-

Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis, mis., perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB); angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan) Riwayat endokarditis infektif kronis Palpitasi (takikardia kompensasi).

Gejala :

Tanda :

TD : Peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural Disritmia : Abnormalitas EKG, mis., depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T: takikardia Bunyi jantung : Murmur sistolik (DB) Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. Sklera : Biru atau putih seperti mutiara (DB) Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonstriksi kompensasi). Kuku : Mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB)

Rambut : Kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara prematur (AP)-

Integritas Ego Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, mis., penolakan transfusi darah. Depresi. Makanan/Cairan Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah / masukan produk tinggi (DB). Nyeri mulut dan lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual / muntah, dispepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau pika untuk es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB)

Gejala : Tanda :-

Gejala :

Tanda :

Lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12. Turgor kulit : Buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : Selitis, mis., inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah (DB).

-

Higiene Kurang bertenaga, penampilan tak rapih. Neurosensori sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinitus, ketidakmampuan berkonsentrasi. Insomania, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah; parestesia tangan/kaki (AP); klaudikasi sensasi menjadi dingin.

Tanda :-

Gejala :

Tanda :

Peka rangasang, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons lambat dasn dangkal. oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP) Epistaksis, perdarahan dari lubang-lubang (aplastik)

Gangguan koordinasi, ataksia, penrunan rasa getar dan posisi, tanda Romberg positif, paralisis (AP).-

Nyeri/Kenyamanan Nyeri abdomen samar; sakit kepala (DB) Pernapasan Riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas. Takipnea, ortopnea, dan dispnea Keamanan Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis., benzen, insektisida, fenilbutazon, naftalen. Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan. Penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

Gejala :-

Gejala : Tanda :-

Gejala :

Tanda :

Demam rendah, mengigil, berkeringat malam. Limfadenopati umum. Petekie dan ekimosis (aplastik).

-

Seksualitas Perubahan aliran menstruasi, mis., menoragia atau amenore. Hilangnya libido (pria dan wanita) impotent.

Gejala :

tanda :-

Serviks dan dinding vagina pucat. Penyuluhan/Pembelajaran Kecenderungan keluarga untuk anemia (DB/AP) Penggunaan antikonvulsan masa lalu/saat ini, antibiotik, agen kemoterapi (gagal sumsum tulang), asipirin, obat antiinflamasi, atau antikoagulan.

gejala :

Adanya/berulangnya episode perdarahan aktif (DB). Riwayat penyakit hati, ginjal; masalah hematoragi; penyakit seliak atau penyakit malabsorpsi lain; enteritis regional; manifestasi cacing pita; poliendokrinopati; masalah autoimun (mis., antibodi pada sel parietal, faktor intrinsik, antibodi tiroid dan sel T). Pembedahan sebelumnya, mis., splenektomi; eksisi tumor; penggantian katup prostetik; eksisi bedah duodenum atau reseksi gaster, gastrektomi parsial / total (DB/AP). Riwayat adanya masalah dengan penyembuhan luka atau perdarahan, infeksi kronis, (RA). Penyakit granulomatus kronis, atau kanker (sekunder anemia).-

Perimbangan : DRG menunjukkan Rencana Pemulangan : Dapat memerlukan bantuan dalam pengobatan (injeksi); aktivitas perawatan diri dan/atau pemeliharaan rumah, perubahan rencana diet.

rerata lama dirawat : 4,6 hari.-

PENYIMPANGAN KDM Nutrisi kurang dari kebutuhan Intake tidak adekuat Penurunan nafsu makan Penurunan absorbsi nutrisi yang diperlukan dalam pembentukan eritrosit Gangguan metabolisme eritrosit Gangguan pada struktur dinding eritrosit Gangguan pembentukan nukleotida Dinding eritrosit mudah pecah Kerusakan pembentukan eritrosit (hemolisis) Keaktifan sumsum tulang untuk kompensasi penghancuran eritrosit Kurang pengetahuan Koping kurang efektif Perubahan status kesehatan Terjadinya ketidak seimbangan antara penghancuran eritrosit dan pembentukan eritropoetik Kegagalan pembentukan sel darah merah Peningkatan pertahanan sekunder Peningkatan Ketikulosit Kurang asupan untuk eritropoetik

Gangguan ekstra seluler (acquired) Gangguan intrakopuskuler (kongenital)

nu

Penu

Resiko Infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN PERENCANAAN INTERVENSI 1.Awasitanda vital, kaji pengisian kabiler,warna kulit 2.Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi 3 Awasi upaya pernapasan;auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi advetisius 4.Selidiki keluhan nyeri dada,palpitasi 5. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi

N DIAGNOSA o KEPERAWATAN 1 Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan berkurangnya komparten seluler yang penting untuk menghantarkan oksigen/zat nutrisi ke sel

TUJUAN Klien menunjukkan perfusi adekuat mis.,tanda vital stabil;membran mukosa warnah merah muda,pengisian kapiler baik,haluan urine adekuat;mental seperti biasa

RASIONAL 1.Memberikan informasi tentang derajat berfusi jaringan dan membantu menentukan kebutuhan 2.Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler 3.Dispnea, genericik menunjukkan GJK karena Regangan jantung lama/peningkatan kopensasi Cura jantung 4.Iskemea seluler mempengaruhi jaringan miokardi potensial resiko infark 5.Memaksimalkan teraspor oksigen kejaringan 1.Mempengaruhi pilihan tentang intervensi/bantuan 2.Menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera 3.Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan 4.Meningkatkan istirahat untuk menurunkan

2

Tidak toleransi terhadap aktivitas berhubungan dengan tidak seimbangnya kebutuhan pemakaian dan suplai oksigen

Klien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi,mis.,TTV masih dalam rentang normal pasien

1.kaji kemempuan pasien untuk melekukan tugas/AKS normal, catat laporan kelelahan,keletihan dan Kesulitan menyeselesaikan tugas. 2.Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan kelemahan otot 3.Awasi TD,nadi,pernapasan, selama dan sudah aktivitas, catat respons terhadap tingkat aktivitas

16

4.Berikan linkungan tenang 5.Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya selera makan Klien menunjukkan perilaku,perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau mempertahankan berat badan yang sesuai 1.Kaji riwayat nutrisi ,termasuk makanan yang disukai 2.Obsevasi dan catat masukan makanan pasien 3.Timbang berat badan tiap hari 4.Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau makan diantara waktu makan 5.Kolaborasi konsul pada ahli gizi 4 Resiko tinggi Integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologis Klien mampu mempertahankan integritas kulit 1.Kaji intgritas kulit,catat perubahan pada turgor,gangguan warna,hangat lokal,eritama,ekskoriasi 2.Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang bila pasien tidak bergerak atau di tempat tidur 3.Ajarkan permukaan kulit kering dan bersih, batasi penggunaan sabun 4.Bantu untuk latihan rentang gerak pasif

kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru 5.Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing,berdenyut, dan peningkatan resiko cedera 1.Mengidentifikasi defisiensi,menduga kemungkinan intervensi 2.Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan 3.Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensin nutrisi 4.Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster 5.Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual 1.Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi,nutrisi ,dan imobilisasi.Jaringan dapat menjadi rapuh dan cendrung untuk infeksi dan rusak 2.Meningkatkan sirkulasi kesemua area kulit membatasi iskemia jaringn/mempengaruhi hipoksia seluler 3.Area lembab,terkontamnasi memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik.sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan dan meningkatkan iritasi 4.Meningkatkan sirkulaasi jaringan,mencegah statis

17

5

Konstipasi atau diare berhubungn dengan penurunan masukan diet;perubahan proses pencernaan efek samping terapi obat

Klien menunjukkan perubahan prilaku/pola hidup,yang diperlukan sebagai penyebab,faktor pemberat

atau aktif 5.Kolaborasi gunakan alat pelindung,mis.,kulit domba,keranjang,kasur tekanan udar/air,pelindung tumit/siku,dan bantal sesuai indikasi 1.Observasi warna feses,konsistensi,frekuensi,dan jumlah 2.Auskultasi bunyi usus 3.Awasi masukkan makanan dan haluan dengan perhatian khusus pada makanan/cairan 4.Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam tolerans jantung 5.Hindari makanan yang membentuk gas 6.Kolaborasi konsul dengan ahli gizi untuk memberikan diet seimbang dengan tinggi serat dan bulk

5.Menghindari kerusakan/menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit

1.Membantu mengidentifikasi penyebab/faktor pemberat dan intervensi yang tepat. 2.Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada kontipasi 3.Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet 4.Membantu dalam memperbaiki konsisntensi feses bila konstipasi. Akan membantu mempertahankan status hidrasi pada diare 5.Menurunkan distres gastrik dan distensi abdomen 6.Serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi 1.Mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bakterial 2.Menurunkan resiko kolonisasi/infeksi bakteri 3.Menurunkan resiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi 4.Meningkatkan ventilasi semua segmen paru

6

Resiko tnggi terhadap infeksi berhubungan denganpertahanan sekunder tidak adekuat mis., penurunan hemoglobin leukopenia,atau penurunan granulosit

Meningkatkan penyembuhan luka,bebas drainase purulen atau eritema, dan demam

1.Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan pasien 2.Pertahankan teknik aseptik ketat pada prosedur/perawatan luka 3.Berikan perawatan kulit,perianal dan oral dengan cermat

18

4.Dorong perubahan posisi/ ambulansi yang sering,latihan batuk, dan napas dalam 5.Kolaborasi ambil spesimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi 7 Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang terpajan informasi Klien dapat mengidentifikas faktor penyebab. Dan melakukantindakan yan perlu/perubahan pola hidup 1.Berikan informasi tentang anemia spesifik 2.Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostik 3.jelaskan bahwa darah diambil untuk pemeriksaan laboratorium tidak akan memperburuk anemia 4.Kaji sumber-sumber(mis.,keuangan dan memasak) 5.Dorong untuk menghentikan merokok

dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pnemunia 5.Membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen khusus dan menpengaruhi pilihan pengobatan 1.Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat 2.Ansietas/takut tentang ketidak tahuan meningkatkan tingkat stres,yang selanjutnya meningkatkan beban jantung 3.Ini sering merupakan kekuatiran yang tidak di ungkapkan yang dapat memperkuat ansietas pasien 4.Sumber tidak adekuat dapat mempengaruhi kemampuan untuk membuat/menyiapkan makanan yang tepat 5.Menurunkan ketersediaan oksigen dan menyebabkan vasokontriksi

19