Anfisman Lusi 1 (Repaired)

29
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA “SISTEM GERAK PADA MANUSIA” OLEH : NAMA : LUSIANA HERMAN NIM : 120210103017 KELAS : A KELOMPOK : 5 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

description

Sistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. The 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (tumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh) (Irawan, 2013:7).Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat yang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopik fosfat kalsium, terutama hidroksiapatit, di dalam matriks kolagen. Kolagen itu sendiri tersusun dalam suatu cara kompleks yang berdimensi tiga. Karena tingginya kandungan kalsium dan fosfat, tulang berperan penting dalam homeostasis kalsium. Organ ini meindungi organ-organ vital dan menunjang beban terhadap gaya tarik bumi. Tulang tu asecar konstan diserap dan dibentuk tulang baru, sehingga tulang dapat berespons terhadap stress dan regangan yang menimpanya. Tulang adalah jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi baik dan aliran darah total 200-400 ml/menit pada manusia dewasa (Ganong, 1998:378).Sebagian besar tulang tersusun dari satu lapissan luar tulang kompak yang mengililingi tulang trabekular dan, pada umumnya, sebuah rongga sumsum tulang. Tulang trabekular atau berongga terbentuk dari spikulum-spikulum tulang yang dipisahkan oleh ruang-ruang. Tulang kompak jauh lebih padat dan secaara metabolis kurang aktif. Sekitar 75% tulang dalam tubuh adalah tulaang kompak, dan 25% trabekular. Pada tulang berongga, nutrien berdifusi dari CES tulang ke dalam trabekula, tetapi pada tulang kompak, nutrien disediakan melalui kanalis Haversian, yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Di sekeliling tiap kanalis Haversian, kolagen disusun dalam lapisan kosentris, membentuk silinder-silinder yang disebut osteon atau sistem Haversian dewasa (Ganong, 1998:378-379).Sel-sel yang terutama berperan dalam pembentukan dan resorpsi tulang adalah osteoblas dan osteoklas. Asteoblas adalah sel-sel pembentuk tulang yang berasal dari prekusor sel stroma di sumsum tulang. Sel-sel ini mensekresikan sejumlah besar kolagen tipe 1, protein matriks tulang yang lain, dan fosfatase alkali. Sel-sel iini berdiferensiasi menjadi osteosit, yaitu sel-sel bundar yang dikelilingi oleh matriks tulang dan ditemukan pada lakuna tulang. Osteosit mengirim prosesus-prosesus panjang ke dalam kanalikulus yang bercabang-cabang di seuruh tulang. Dalam kanalikulus, prosesus berkontak dengan prosesus osteosit lain dan membentuk Tigh Junction dengannya. Sel-sel ini juga berkontak dengan endosteum, yaitu lapisan sel-sel yang membatasi permukaan medula tulang. Fungsi utamanya adalah pertukaran Ca2+ dengan CES (Ganong, 1998:379).Osteoklas adalah sel multinukleus yang menimbulkan erosi dan menyerap tulang yang sebelumnya telah terbentuk. Sel-sel ini berasal dari sel bakal (stem sel) hematopoietik melalui monosit. Sel-sel ini melekat ke tulang me

Transcript of Anfisman Lusi 1 (Repaired)

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIASISTEM GERAK PADA MANUSIA

OLEH :

NAMA : LUSIANA HERMANNIM : 120210103017KELAS : AKELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2014

I. JUDUL Sistem Gerak Pada Manusia

II. TUJUANMahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia.

III. DASAR TEORISistem rangka adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian sistem rangka ini bersama-sama menyusun kerangka tubuh. Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organ-organ, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuh dan memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. The 206 tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam tubuh. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (tumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh) (Irawan, 2013:7).Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat yang tersusun oleh kristal-kristal mikroskopik fosfat kalsium, terutama hidroksiapatit, di dalam matriks kolagen. Kolagen itu sendiri tersusun dalam suatu cara kompleks yang berdimensi tiga. Karena tingginya kandungan kalsium dan fosfat, tulang berperan penting dalam homeostasis kalsium. Organ ini meindungi organ-organ vital dan menunjang beban terhadap gaya tarik bumi. Tulang tu asecar konstan diserap dan dibentuk tulang baru, sehingga tulang dapat berespons terhadap stress dan regangan yang menimpanya. Tulang adalah jaringan hidup yang memiliki vaskularisasi baik dan aliran darah total 200-400 ml/menit pada manusia dewasa (Ganong, 1998:378).Sebagian besar tulang tersusun dari satu lapissan luar tulang kompak yang mengililingi tulang trabekular dan, pada umumnya, sebuah rongga sumsum tulang. Tulang trabekular atau berongga terbentuk dari spikulum-spikulum tulang yang dipisahkan oleh ruang-ruang. Tulang kompak jauh lebih padat dan secaara metabolis kurang aktif. Sekitar 75% tulang dalam tubuh adalah tulaang kompak, dan 25% trabekular. Pada tulang berongga, nutrien berdifusi dari CES tulang ke dalam trabekula, tetapi pada tulang kompak, nutrien disediakan melalui kanalis Haversian, yang mengandung pembuluh-pembuluh darah. Di sekeliling tiap kanalis Haversian, kolagen disusun dalam lapisan kosentris, membentuk silinder-silinder yang disebut osteon atau sistem Haversian dewasa (Ganong, 1998:378-379).Sel-sel yang terutama berperan dalam pembentukan dan resorpsi tulang adalah osteoblas dan osteoklas. Asteoblas adalah sel-sel pembentuk tulang yang berasal dari prekusor sel stroma di sumsum tulang. Sel-sel ini mensekresikan sejumlah besar kolagen tipe 1, protein matriks tulang yang lain, dan fosfatase alkali. Sel-sel iini berdiferensiasi menjadi osteosit, yaitu sel-sel bundar yang dikelilingi oleh matriks tulang dan ditemukan pada lakuna tulang. Osteosit mengirim prosesus-prosesus panjang ke dalam kanalikulus yang bercabang-cabang di seuruh tulang. Dalam kanalikulus, prosesus berkontak dengan prosesus osteosit lain dan membentuk Tigh Junction dengannya. Sel-sel ini juga berkontak dengan endosteum, yaitu lapisan sel-sel yang membatasi permukaan medula tulang. Fungsi utamanya adalah pertukaran Ca2+ dengan CES (Ganong, 1998:379).Osteoklas adalah sel multinukleus yang menimbulkan erosi dan menyerap tulang yang sebelumnya telah terbentuk. Sel-sel ini berasal dari sel bakal (stem sel) hematopoietik melalui monosit. Sel-sel ini melekat ke tulang melalui perluasan membran yang mengelilingi suatu daerah terpisah antara tulang dan bagian osteoklas (Ganong, 1998:379).Tulang tengkorak dibentuk melalui osifikasi membran (pembentukan tulang intramembranosa). Tulang-tulang panjang mula-mula dibentuk modelnya dalam tulang rawan kemudian diubaha menjadi tulang melalui osifikasi yang berawal di batang tulang (pembentukan tulang enkondral). Selama pertumbuhan, terjadi pemisahan daerah-daerah khusus di ujung-ujung setiap tulang panjang (epifisis) dari batang tulang oleh suatu lempeng tulang rawan yang aktif berprolifersi, lempeng epifisis. Dengan diletakkannya tulang baru pada ujung batang tulang oleh lempeng ini, tulang memanjang. Lebar lempeng epifisis setara dengan kecepatan pertumbuhan tulang. Lebar dipengaruhi oleh jumlah hormon tetapi paling mencolok oleh hormon pertumbhan hipofisis dan IGF-I. Perubahan dalam lebar lempeng epifisis tibia digunakan sebgai titik akhir pada tibia test, suatu bioassay yang digunakan untuk mengukur hormon pertumbuhan. Pertumbuhan tulang linier dapat terjadi selama epifisis terpisah dari batang tulang, tetapi pertubuhan ini terhenti setelah epifisis menyatu dengan batang (penutupan epifisis). Epifisis dari berbagai tulang menutup dengan urutan yang teratur, epifisis yang terakhir menutup setelah pubertas. Usia normal saat masing-masing epifisis menutup telah diketahui, dan usia tulang seorang yang berusia muda dapat ditentukan dengan melakukan pemeriksaan sinar-X atas tulang dan menentukan epifisis mana yang masih terbuka mana yang sudah menutup (Ganong, 1998:379).Tulang merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi utama sebagai pembentuk rangka dan alat gerak tubuh, pelindung organ-organ internal, serta tempat penyimpanan mineral (kalsium-fosfat). Proses pembentukan tulang disebut dengan osifikasi. Proses osifikasi terjadi pada masa perkembangan fetus (prenatal) dan setelah individu lahir (postnatal). Pada tulang panjang perkembangan terjadi sampai individu mencapai dewasa. Jaringan tulang bersifat dinamis karena secara konstan mengalami pembaharuan yang dikenal dengan proses remodeling. Remodeling tulang merupakan suatu proses yang kompleks yang melibatkan resorpsi tulang yang diikuti dengan pembentukan tulang baru. Remodeling tulang ditujukan untuk pengaturan homeostasis kalsium, memperbaiki jaringan yang rusak akibat pergerakan fisik, kerusakan minor karena faktor stres dan pembentukan kerangka pada masa pertumbuhan. Jaringan tulang memiliki tiga tipe sel yakni osteosit, osteoblas, dan osteoklas. Proses remodeling melibatkan osteoblas dan osteoklas melalui mekanisme signal parakrin dan endokrin. Osteoklas merupakan sel dengan beberapa inti sel dan berkembang dari hematopoetic stem cells serta memiliki fungsi dalam meresorpsi tulang, sedangkan osteoblas memiliki fungsi sebagai penghasil matriks organik (yang terdiri atas protein kolagen dan nonkolagen) serta mengatur proses mineralisasi (kalsium-fosfat) pembentuk osteoid. Osteoblas berkembang dari osteoprogenitor yang terdapat di bagian dalam periosteum dan sumsum tulang (Djuwita, 2012:75-76).Ketidakseimbangan antara resorpsi dan pembentukan tulang pada proses remodeling tulang dapat mengakibatkan kepadatan tulang berkurang sehingga dapat menimbulkan penyakit metabolik tulang. Berkurangnya kepadatan sel tulang dapat diakibatkan oleh berkurangnya jumlah osteosit atau kurangnya kadar mineral, namun keduanya dapat mengakibatkan kerapuhan tulang . Proses diferensiasi osteoblas merupakan salah satu faktor penting dalam proses remodeling tulang. Proses proliferasi dan diferensiasi osteoblas diatur oleh growth factor (faktor pertumbuhan) yang dihasilkan oleh osteoblas. Growth factor yang berperan diantaranya insulin growth factor (IGF I dan II), bone morphogenic proteins (BMPs), fibroblast growth factor (FGF), dan platelet-derived growth factor (PDGF) yang bekerja secara autokrin dan parakrin, serta hormon estrogen (Djuwita, 2012:76).Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk otot-otot kerangka. Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang hioid. Kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul yang terdiri dari anggota gerak atas dang anggota gerak bawah (Pearce, 2002:43).Tengkorak adalah tulang kerangka dari kepala yang disusun menjadi dua bagian yakni kranium yang terdiri atas delapan tulang dan kerangka wajah yang terdiri atas empat belas tulang. Rongga tengkorak mempunyai permukaan atas yang dikenal sebagai kubah tengkorak, licin pada permukaan luar dan pada permukaan dalam ditandai dengan gili-gili dan lekukan supaya dapat sesuai dengan otak dan pembuluh darah. Permukaan bawah dari rongga dikenal sebagai dasar tengkorak atau basis kranii. Ia ditembusi oleh banyak lubang supaya dapat dilalui serabut saraf dan pembuluh darah. Tulang tengkorak terdiri dari 1 tulang oksipital, 2 tulang parietal, 1 tulang frontal, 2 tulang temporal, dan 1 tulang etmoid (Pearce, 2002:44-45).Variasi anatomi banyak terdapat pada tubuh manusia, baik pada struktur pembuluh darah, saraf, otot hingga tulang dan lain-lain, termasuk struktur tulang tengkorak. Pada tulang tengkorak, variasi dapat terjadi pada sutura, sinus, foramen, canalis dan struktur lainnya. Variasi anatomi pada tubuh manusia ini dapat dipengaruhi oleh beberapa sebab, yakni: jenis kelamin, perubahan usia, korelasi antara sisi tubuh (kesimetrisan tubuh), lateralitas (ke-cenderungan munculnya ciri atau sifat yang lebih sering timbul pada satu sisi saja), hubungan antar sifat atau ciri: kecenderungan munculnya dua atau lebih sifat-sifat atau ciri secara bersamaan (Oktavian, 2010:47).Rangka dari dada atau torax terssusun atas tulang dab tulang rawan. Torax berupa sebuah rongga berbentuk kerucut, di bawah lebih lebar daripada di atas dan di belakang lebih panjang daripada di depan. Di sebelah belakang torax dibentuk oleh kedua belas vertebra torakalis, di depan oleh sternum dan di samping oleh kedua belas pasang iga, yang melingkari badan mulai dari belakang dari tulang belakang sampai ke sternum di depan. Sternum atau tulang dada adalah sebuah tulang pipih yang terbagi atas tiga bagian yakni manubrium sternii, badan sternum, dan tulang xifoid (Pearce, 2002:53).Kolumna vertebralis atau rangkaian tulang belakang adalah sebuah struktur lentur yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra atau ruas tulang belakang. Diantara tiap dua ruas tulang pada tulang belakang terdapat bantalan tulang rawan. Seluruhnya terdapat 33 ruas tulang, 24 buah diantaranya adalah tulang-tulang terpisah dan 9 ruas sisanya bergabung membentuk 2 tulang. Vertebra dikelompokkan dan dinamai sesuai dengan daerah yang ditempatinya. Tujuh vertebra servikal atau ruas tulang bagian leher membentuk daerah tengkuk. Dua belas vertebra torakalis atau ruas tulang punggung yang membentuk bagian belakang torax atau dada. Lima vertebra lumbalis atau ruas tulang pinggang memebentuk daerah lumbal atau pinggang. Lima vertebra sakralis atau ruas tulang kelangkang membentuk sakrum atau tulang kelangkang. Empet vertebra kosigeus atau ruas tulang tungging membentuk tulang koksigeus atau tulng tungging (Pearce, 2002:56).Gelang panggul adalah penghubung antara badan dan anggota bawah. Sebagian dari kerangka axial, yaitu tulang sakrum dan tulang koksigeus, yang letaknya terjepit antara dua tulang koxa, turut membentuk gelang ini. Dua tulang koxa itu bersendi satu dengan lainnya di tempat simfisis pubis. Pelvis terbagi atas panggul besar atau pelvis mayor yang merupakan suatu pasu dan terletak di bawah garis tepi atau linea terminalis, dan panggul kecil dibentuk oleh tulang ilium yang melebar di atas linea terminalis. Pintu atas panggul yang disebut aditus pelvis (inlet) dibentuk oleh promontorium dari sakrum, garis ilio-pektinal (di setiap sisi) dan krista dari tulang-tulang pubis (tulang duduk). Pintu bawah panggul (outlet) atau exitus pelvis dilingkari oleh os koksigeus dan tuberositas iskhii (Pearce, 2002:62).Kerangka anggota atas dikaitkan pada kerangka badan dengan perantaraan gelang bahu, yang terdiri atas klavikula dan skapula. Di bawahnya terdapat tulang-tulang yang membentuk kerangka lengan, lengan bawah dan tapak tangan yang seluruhnya berjumlah 30 buah tulang. Kerangka anggota atas terdiri dari humerus, ulna, radius, 8 tulang karpal, 5 tulang metakarpal, 14 falanx (Pearce, 2002:66). Tulang dari extremitas bawah atau anggota gerak bawah dikaitkan kepada batang tubuh dengan perantara gelang panggul. Anggota bawah terdiri atas 31 tulang yakni 1 tulang koxa, 1 femur, 1 tibia, 1 fibula, 1 patela, 1 tulang tarsal, 5 tulang metatarsal, dan 14 falanx (Pearce, 2002:75).Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Demikian maka artrologi mempelajari persendian. Terdapat tiga jenis utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan, dan sendi sinovial. Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tiada mungkin gerakan antara tulang-tulangnya misalnya sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan-antara dan hanya mungkin sedikit gerakan, misalnya simfibis pubis dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan kedua tulang pubis. Sendi sinovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya. Terdapat enam jenis sendi sinorvial yakni sendi datar atau sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana (Pearce, 2002:87-89).IV. METODE PENELITIAN4.1 Alat Torso dan praktikan4.2 Bahan 4.3 Cara Kerjaa. Struktur anatomi sistem gerakMenampilkan torso di depan kelas

Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada manusia

Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia dan menggambar torso secara lengkap beserta keterangannya

b. Jenis-jenis gerak pada manusiaMempraktekan beberapa jenis gerakan pada manusia seperti abduksi, aduksi, dan lain sebagainya

Menggambar jenis-jenis gerak pada manusia

V. HASIL PENGAMATAN

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum anatomi dan fisiologi manusia kali ini kami membahas sistem gerak pada manusia. Praktikum kali ini bertujuan agar mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak pada manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia. Sistem gerak atau sistem rangka pada manusia adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang angota badan atas dan bawah. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem gerak tersebut terdiri atas tulang, sendi, dan otot. Ketiganya bekerja sama membentuk sistem gerak. Tulang, otot, dan sendi, ketiganya bersatu membentuk satu kesatuan dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Tulang merupakan organ yang sangat keras yang berfungsi sebagai alat gerak, penyokong tubuh, tempat melekatnya otot, dan melindungi organ yang lunak. Terdiri atas senyawa kalsium klorida (CaCl2), kalsium fosfat (Ca2PO4), magnesium klorida (MgCl2), barium klorida (BaCl2) dan barium sulfat (BaSO4). Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang tidak dapat digerakan jika tidak terdapat otot. Hal ini dikarenakan fungsi tulang sebagai penyokong tubuh sehingga tulang memiliki struktur yang kaku, dengan struktur yang kaku tersebut sehingga tulang tidak dapat melaakukan gerakannya sendiri. Otot dikatakan sebagai alat gerak aktif. Hal ini dikarenakan otot memiliki senyawa kimia yakni protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin. Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehingga pada saat otot menempel pada tulang dan bergerak, secara otomatis tulang juga akan ikut bergerak. Adapun sendi merupakan penghubung antartulang dalam tubuh. Persambungan, sendi atau artikulasio adalah istilah yang digunakan untuk menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Demikian maka artrologi mempelajari persendian. Terdapat tiga jenis utama: sendi yang fibrus, sendi tulang rawan, dan sendi sinovial. Sendi fibrus atau sinartroses adalah sendi yang tak dapat bergerak atau merekat ikat, maka tiada mungkin gerakan antara tulang-tulangnya misalnya sutura atau sela antara tulang pipih tengkorak. Sendi tulang rawan atau amfiartroses adalah sendi dengan gerakan sedikit, dan permukaan persendiannya dipisahkan oleh bahan-antara dan hanya mungkin sedikit gerakan, misalnya simfibis pubis dimana sebuah bantalan tulang rawan mempersatukan kedua tulang pubis. Sendi sinovial atau diartroses adalah persendian yang bergerak bebas dan terdapat banyak ragamnya. Terdapat enam jenis sendi sinorvial yakni sendi datar atau sendi geser, sendi putar, sendi engsel, sendi kondiloid, sendi berporos, dan sendi pelana.Adapun macam-macam tulang yang kami amati berdasarkan bentuknya yakni:1. Tulang pipa (tulang panjang) merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa atau silindris (diafise), dengan kedua ujung tulang membulat ( epifise). Diafise merupakan bagian tengah tulang yang memanjang dan di tengahnya terdapat rongga, epifise merupakan bagian ujung tulang yang tersusun dari tulang rawan. Diantara diafise dan epifise terdapat metafise. Metafise tersusun dari tulang rawan. Pada metafise terdapat cakra epifise, yaitu bagian tulang pipa yang memiliki kemampuan unutk tumbuh memanjang. Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga yang di dalamnya berisi sumsum tulang. Sumsum tulang merupakan kumpulan pembuluh darah dan saraf. Sumsum tulang pipa berupa sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah, sedangkan sumsum tulang kuning merupakan tempat pembentukan sel-sel lemak. Tulang pipa berfungsi untuk persendian. Tulang pipa umumnya ditemukan pada tulang paha, tulang betis, dan tulang hasta.2. Tulang pendek merupakan tulang-tulang yang lebih kecil dan tidak ada perbedaan yang nyata antara ukuran panjang dan lebarnya. Bentuk tulang pendek seperti kubus, paku, atau berbentuk bulat.Tulang pendek dapat bergerak bebas. Tulang seperti ini ditemukan pada ruas tulang belakang, tulang telapak tangan dan kaki.3. Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lempengan-lempengan pipih yang lebar. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh bagian bawahnya. Terdapatpada tulang pinggul, belikat, dan tempurung kepala.4. Tulang tidak beraturan merupakan tulang dengan bentuk kompleks yang berhubungan dengan fungsi khusus.Tulang tidak beraturan ditemukan pada tulang rahang, tulang-tulang kepala, dan ruas-ruas tulang belakang.Selain macam-macam tulang berdasarkan bentuknya, tulang manusia dan vetebrata lainnya tersusun dari tulang rawan atau kartilago dan tulang sejati atau tulang keras (osteon). Tulang rawan berbeda dengan tulang keras karena, memiliki perbedaan pada teksturnya, sel penyusunnya, matriks sel dan kelenturannya. Tulang rawan bersifat lentur dan berwarna lebih terang. Sebaliknya, tulang sejati bersifat tidak lentur dan berwarna lebih gelap. Tulang sejati dan tulang rawan merupakan jaringan ikat khusus. Jaringan ikat ini mengandung sel-sel yang berasal dari mesoderm atau mesenkim (jaringan ikat embrional) dan dikelilingi oleh suatu matriks yang disekresi oleh sel dari jaringan ikat itu sendiri. Seluruh sel-sel jaringan ikat membentuk oval dan banyak dari sel tersebut memiliki tonjolan-tonjolan kecil. Matriks memiliki dua komponen utama yaitu substansi dasar yang tak terbentuk dan serat-serat.1. Tulang rawan (kartilago) bersifat lentur (elastis). Pada orang dewasa tulang rawan terdapat pada telinga, ujung hidung, dan ruas antar tulang belakang, antar ruas tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi tulang, dan pada cakra efifis. Tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang yang disebut kondrosit.Kondrosit yang matang dibentuk dari sel-sel tulang rawan muda yang disebut kondroblas. Tulang rawan diselubungi oleh selaput yang disebut perikondrium.Kondrosit merupakan sel-sel bulat yang besar dengan sebuah nukleus bening dan dua buah atau lebih nukleolus (anak inti sel). Kondrosit terdapat dalam ruang-ruang di dalam tulang rawan yang di sebut lakuna.Dinding lacuna menebal membentuk kapsula rawan.Suatu ruang yang bening terlihat diantara kapsul adan dinding sel diakibatkan karena adanya penyusutan kondrosit selama hidupnya yang segera dipecah untuk membentuk kondrosit-kondrosit yang matang. Di dalan suatu lakuna, pada umumnya terdapat 2 buah atau lebih sel tulang rawan. Kumpulan sel-sel seperti ini disebut sel isogenik. Tulang rawan dibedakan menjadi 3 yaitu tulang rawan hialin,tulang rawan elastin, tulang rawan fibrosa ( serat)a. Kartilago hyalin: Tulang rawan hialin berwana putih ke biru-biruan atau bening pada keadaan segar. Tulang rawan hialin terdapat pada semua rangka janin yang belum menjadi tulang, tulang rawan iga, tulang rawan sendi dari persendian-persendian, dan tulang-tulang rawan pada saluran pernapasan.b. Kartilago Elastin: Tulang rawan elastin berwarna buram kekuningan, serta bersifat fleksibel dan elastis. Sel-selnya sama dengan sel tulang rawan hialin dan dapat berdiri sendiri atau berkelompok.Tulang rawan elastin terdapat pada telinga luar dan epligotis (tulang rawan yang menutup celah menuju trakea.c. Kartilago fibrosa: Serat (fibrosa) berwarna buram keputihan dan keras. Jumlah sel lebih sedikit dan berdiri sendiri atau mengelompok. Tulang rawan ini dikelilingi oleh sebuah kapsul dari matriks tulang rawan dan dapat dijumpai pada ruas tulang belakang.2. Tulang sejati (osteon) sering disebut sebagai tulang, tersusun dari sel-sel tulang yang sangat kompak pada permukaanya.Sel-sel tulang banyak menganduk matriks yang terdiri dari senyawa kalsium dan fosfat yang membuat tulang menjadi keras. Sel-sel tulang merupakan sel-sel penyusun jaringan ikat khusus yang berasal dari sel-sel mesenkim, sel ini banyak terdapat karena adanya peningkatan suplai darah dan membentuk calon sel-sel tulang (osteogenik atau osteoprogenitor). Tulang terdiri dari osteosit dan matriks. Osteosit merupakan sel-sel tulang matang pembentuk tulang, osteosit dibentuk oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel tulang muda.Selain itu terdapat juga osteoklas yang merupakan sel-sel besar berinti banyak serta berfungsi memindahkan matriks dari tulang lama dan menyisakan ruang untuk membentuk tulang baru. Matriks penyusun tulang memiliki berat sekitar 65% berat seluruh tulang. Jenis-jenis matriks penyusun tulang yaitu : semen, kolagen dan mineral. Semen : Tersusun oleh senyawa karbohidrat. Kolagen : Berbentuk seperti serabut. Kolagen yang diikat oleh sel tulang akan memberikan cirri tulang yang keras, dan bila tulang tidak memiliki kolagen tulang akan menjadi rapuh.Mineral : Mineral yang umum terdapat di dalam matriks berupa kalsium fosfat dan kalsium karbonat yang umumnya terdapat di matriks. Mineral tersebut akan menentukan kelenturan tulang, namun hanya konsentrasi kalsium yang menyebabkan tulang menjadi keras.Selain pengamatan tentang struktur anatomi sistem rangka kami juga mempelajari tentang sendi dan juga pergerakan atau jenis-jenis yang ditimbulkan oleh persendian. Sendi merupakan hubungan antar tulang sehingga tulang mampu digerakkan. Hubungan antara dua tulang atau lebih disebut persendian atau artikulasi. Komponen Penunjang Sendi,berfungsi untuk memperkuat sendi dan memudahkan pergerakan, terdiri dari : Ligamen, merupakan jaringan ikat yang berfungsi mengikat bagian luar ujung tulang yang membentuk persendian dan mencegah berubahnya posisi tulang (diskolasi). Kapsul sendi, merupakan lapisan serabut yang berfungsi melapisi sendi dan menghubungkan dua tulang yang membentuk persendian.Cairan sinovial, merupakan cairan pelumas pada ujung-ujung tulang yang terdapat pada bagian kapsul sendi. Tulang rawan hialin, merupakan jaringan tulang rawan yang menutupi kedua ujung tulang yang membentuk persendian. Perlindungan ini penting untuk menjaga benturan yang keras. Tipe Persendian, terdiri dari :1. Diartrosis, merupakan persendian yang memungkinkan terjadinya gerak yang sangat bebas. Persendian ini memiliki komponen pendukung seperti kapsul sendi dan cairan sinovial. Berdasarkan arah pergerakannya dikelompokkan menjadi lima, yaitu : sendi peluru, putar,pelana, engsel dan luncur.a. Sendi putar, merupakan persendian yang memungkinkan gerak berputar atau rotasi. Sendi putar terdapat diantara tulang tengkorak dan tulang atlas.b. Sendi peluru, merupakan persendian yang memungkinkan gerakan ke segala arah. Sendi peluru dapat ditemukan pada hubungan antara lengan atas dengan gelang bahu / tulang belikat, dan tulang paha dengan tulang pinggul.c. Sendi pelana, merupakan persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi, namun tidak ke semua arah. Sendi pelana dapat ditemukan pada jari-jari tangan dan telapak tangand. Sendi engsel, merupakan persendian yang memungkinkan gerakan satu arah. Sendi engsel dapat ditemukan pada siku dan lutute. Sendi luncur/ sendi geser, merupakan persendian yang memungkinkan gerakan rotasi pada satu bidang datar saja. Sendi luncur dapat ditemukan pada pergelangan tangan dan kaki, ruas ruas tulang belakang dan tulang selangka2. Sinarthrosis Sinartrosis, merupakan persendian yang tidak memungkinkan adanya pergerakan. Persendian ini dekelompokkan menjadi dua, yaitu : sinartrosis sinkondrosis dan sinartrosis sinfibrosis.a. Sinartrosis sinkondrosis merupakan sinartrosis yang tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan, contohnya : hubungan tulang rusuk dengan tulang dada.b. Sinartrosis sinfibrosis merupakan sinartrosis yang tulangnya dihubungkan oleh jaringan ikat serabut, contoh : hubungan antar sendi tulang tengkorak. Hubungan atara tulang tengkorak disebut sutura.Gerak Yang Muncul Karena Adanya Persendian Adalah :a. Fleksi dan ekstensi.Fleksi merupakan gerak menekuk atau membengkokkan. Ekstensi merupakan gerak meluruskan. Sehingga merupakan kebalikan gerak fleksi. Gerak ekstensi lebih lanjut hingga melebihi posisi anatomi tubuh disebut hiperekstensi.b. Adduksi dan abduksi.adduksi merupakan gerak mendekati tubuh.Sebaliknya, abduksi merupakan gerakan menjauhi tubuh.c. Elevasi dan depresi.Elevasi merupakan gerak mengangkat. Sebaliknya, depresi merupakan gerak menurunkan.d. Supinasi dan pronasi.Supinasi merupakan gerak menengadahkan tangan. Sebaliknya, gerak pronasi merupakan gerak menelungkupkan tangan.e. Inversi dan eversi.Inversi merupakan gerak memiringkan telapak kaki kearah dalam tubuh. Eversi merupakan gerak memiringkan telapak kaki kearah luar.VII. KESIMPULANStruktur anatomi sistem gerak terdiri dari kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak, tulang belakang, tulang dada, dan tulang hioid. Kerangka appendikuler terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul yang terdiri dari anggota gerak atas dan anggota gerak bawah. Jenis-jenis gerak yang ditimbulkan oleh adanya persendian antara lain fleksi dan ekstensi, abduksi dan adduksi, supinasi dan pronasi, elevasi dan depresi, inversi dan eversi.VIII. SARANSebaiknya pada saat praktikum, praktikan setelah dijelaskan satu persatu diberi kesempatan untuk menunjuk bagian secara acak sehingga lebih paham

DAFTAR PUSTAKA

Djuwita, Ita dkk. 2012. Proliferasi Dan Diferensiasi Sel Tulang Tikus Dalam Medium Kultur In Vitro Yang Mengandung Ekstrak Batang Cissus Quadrangula Salisb. (Sipatah-Patah). Jurnal Kedokteran Hewan , ISSN : 1978-225X Vol. 6 No. 2.

Ganong, Wiliam F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Irawan, Albertus Bobby. 2013. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia. Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013, Vol 2 No 1.

Oktavian, Antonius dkk. 2010. Variasi Foramen Mentale pada Tulang Mandibula Tengkorak Manusia Koleksi Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih. JURNAL BIOLOGI PAPUA, ISSN: 2086-3314Volume 2, Nomor 2.

Pearce, Evelin C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

f. Jenis-jenis gerak pada manusia

NoNama GerakKeterangan

1Fleksi Gerak menekuk atau membengkokkan

2Ekstensi Gerak meluruskan

3Adduksi Gerak mendekati tubuh

4Abduksi Gerak menjauhi tubuh

5Elevasi Gerak mengangkat

6Depresi Gerak menurunkan

7Supinasi Gerak menengadahkan tangan

8Pronasi Gerak menelungkupkan tangan

9Inversi Gerak memiringkan telapak kaki kearah dalam tubuh

10Eversi Gerak memiringkan telapak kaki kearah luar tubuh