Ario Mifta. Aksi Hari Pendidikan (Aksi Aktivis Peneleh April - Mei 2016)

2
Jalan Mundur, Mundurnya Pendidikan di Negeriku “Aksi Mahasiswa Peduli Kampus” Pendidikan memang bukan segalahnya, tapi segalanyadimulai dari pendidikan. 2 Mei, mari kuliah di jalan. Pendidikan idealnya membebaskan peserta didik bukan membingungkan. Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam “Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus” melakukan Demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Kartini Pendidikan (02/05/2016) di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Aksi ini dimulai dengan Orasi dan pengondisian massa terkait mekanisme jalanya aksi di kampus UIN Maliki Malang oleh Sahabat Kordinator Lapangan. Eng ngarsa sung tuladha, Ing Madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Bangun kesadaran dan kepedulian terhadap pendidikan kita dari semua elemen. 2 Mei bukan sekedar bulan Ki Hajar Dewantara, lebih dari itu bulan Mei adalah momentum kepedulian pendidikan nasional untuk benar-benar merevolusi mental. Mahasiswa bukan kata benda, mari jadi kata kerja dan rebut perubahan bersama, tegas Sahabat Oratordalam orasinya. Aksi ini dilakukan dengan berjalan mundur mengelilingi kampus, menunjukkan bahwa semakin mundurnya sistem dan mutu pendidikan Indonesia. Pendidikan sudah terkontaminasi menjadi lembaga yang sangat birokratis dan bervisi industri. Pendidikan tidak lebih dari sekedar mesin pencetak tenaga kerja yang siap pakai untuk dunia industry. Pendidikan hanya sebagai pelengkap agenda liberalisasi ekonomi semata yang jauh sekali dari sikap kritis emansipatoris untuk membela kaum tertindas.

Transcript of Ario Mifta. Aksi Hari Pendidikan (Aksi Aktivis Peneleh April - Mei 2016)

Page 1: Ario Mifta. Aksi Hari Pendidikan (Aksi Aktivis Peneleh April - Mei 2016)

Jalan Mundur, Mundurnya Pendidikan di Negeriku “Aksi Mahasiswa Peduli Kampus”

Pendidikan memang bukan segalahnya, tapi segalanyadimulai dari pendidikan. 2 Mei, mari kuliah di

jalan. Pendidikan idealnya membebaskan peserta didik bukan membingungkan.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam “Gerakan Mahasiswa Peduli Kampus”

melakukan Demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Kartini Pendidikan (02/05/2016) di

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Aksi ini dimulai dengan Orasi dan

pengondisian massa terkait mekanisme jalanya aksi di kampus UIN Maliki Malang oleh

“Sahabat Kordinator Lapangan”.

Eng ngarsa sung tuladha, Ing Madya mangun karsa, Tut wuri handayani. Bangun

kesadaran dan kepedulian terhadap pendidikan kita dari semua elemen. 2 Mei bukan sekedar

bulan Ki Hajar Dewantara, lebih dari itu bulan Mei adalah momentum kepedulian pendidikan

nasional untuk benar-benar merevolusi mental. Mahasiswa bukan kata benda, mari jadi kata

kerja dan rebut perubahan bersama, tegas “Sahabat Orator” dalam orasinya.

Aksi ini dilakukan dengan berjalan mundur mengelilingi kampus, menunjukkan

bahwa semakin mundurnya sistem dan mutu pendidikan Indonesia. Pendidikan sudah

terkontaminasi menjadi lembaga yang sangat birokratis dan bervisi industri. Pendidikan tidak

lebih dari sekedar mesin pencetak tenaga kerja yang siap pakai untuk dunia industry.

Pendidikan hanya sebagai pelengkap agenda liberalisasi ekonomi semata yang jauh sekali

dari sikap kritis emansipatoris untuk membela kaum tertindas.

Page 2: Ario Mifta. Aksi Hari Pendidikan (Aksi Aktivis Peneleh April - Mei 2016)

Selanjutnya Massa aksi “Mahasiswa Peduli Kampus” ini berhenti di depan rektorat

dan membacakan tuntutan kepada pihak kampus agar pihak kampus mau menemui massa

aksi guna mempertanyakan keikut sertaan mahasiswa dalam merumuskan kebijakan kampus.

Selang tidak berapa lama, perwakilan pihak kampus menemui massa aksi dan didapati

kesepakatan bahwa massa aksi harus mengirimkan tuntutan tertulis dan pihak kampus

berjanji akan mengajak perwakilan mahasiswa dalam merumuskan kebijakan kampus.

Dengan adanya aksi ini “Mahasiswa Peduli Kampus” berharap timbulnya kesadran

akan pentingnya pendidikan di lingkungan bersama, mahasiswa menjadi aktor revolusi

mental dan carakter building, sebagai tanggung jawab manusia terdidik, birokasi dan pegiat

pendidikan harus bersih dari korupsi, serta mampu bersinergi dengan rakyat sipil demi

kemajuan pendidikan. (ArioMifta/Aktivis Peneleh)