Aspek Hidrologi dan Hidrolika Draikot.pptx

Click here to load reader

download Aspek Hidrologi dan Hidrolika Draikot.pptx

of 44

Transcript of Aspek Hidrologi dan Hidrolika Draikot.pptx

ASPEK HIDROLOGI DAN HIDROLIKA DALAM PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN

DR. IR. ALFIANSYAH YULIANUR BC

Dosen Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ASPEK HIDROLOGI DAN HIDROLIKA DALAM PERENCANAAN SISTEM DRAINASE PERKOTAAN BEBERAPA PENGERTIANSistem Drainase Perkotaan Sistem Drainase Perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah permukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan manusia. Sistem Drainase Lokal (Minor Urban Drainage)Sistem drainase loka adalah suatu jaringan sistem yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, daerah komersial, perkantoran dan kawasan indiustri, pasar dan kawasan parawisata. Sistem ini melayani area sekitar kurang lebih 10 Ha. Pengelolaan sistem drainase lokal menjadi tanggung jawab masyarakat, pengembang atau instansi pada kawasan masing-masing.Sistem Drainase Utama ( Major Urban Drainage) Sistem drainase utama adalah sistem jaringan drainase yang secara struktur terdiri dari saluran primer yang menampung saluran-saluran sekunder. Saluran sekunder menampung aliran dari saluran-saluran tersier. Saluran tersier menampung aliran dari daerah alirannya masing-masing. Pengendali Banjir (Flood Control)Pengendalian banjir adalah upaya mengendalikan aliran permukaan dalam sungai maupun dalam badan air yang lainnya agar tidak meluap seta melintas atau menggenangi daerah perkotaan. Pengendalian banjir merupakan tanggung jawab pemerintah provinsi arau pemerintah pusat.

ILUSTRASI DRAINASE LOKAL (MINOR) DAN DRAINASE UTAMA (MAJOR)

123456789101112LokalLokalLokalLokalLokalLokalUtama Utama Utama Utama Utama Utama PENDAHULUANMenurut Direktorat PPLP Kementerian Pekerjaan Umum (2012), sistem drainase perkotaan adalah sistem drainase dalam wilayah administrasi kota dan daerah perkotaan (urban). Sistem tersebut berupa jaringan pembuangan air yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan di daerah pemukiman yang berasal dari hujan lokal, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberi manfaat bagi kegiatan manusia.

Aspek Hidrologi: untuk mengetahui kelebihan air permukaan yang berasal dari hujan lokal.

Aspek Hidrolika: untuk merencanakan bangunan air, misalnya saluran yang berfungsi mengendalikan atau mengeringkan kelebihan air permukaan yang berasal dari hujan lokal.

Hubungan aspek hidrologi dan aspek hidrolika:Debit saluran (Qs ) Debit air permukaan (QT)

IQTQsData debit air permukaan tidak dapat diperoleh dari data pengukuran namun dari hasil perhitungan. Rumus yang lazim digunakan untuk menghitung debit ini adalah Rumus Rasional atau Rumus Rasional Modifikasi: 4MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI IQTQsQT = 0,278 C.Cs.I.ADimana:QT= debit air permukaan (m3/det);C = koefisien aliran;Cs = koefisien tampungan;I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi ( mm/Jam);A = luas daerah aliran saluran (km2);0,278= angka konversi satuan dari mm/jam dikali km2 menjadi m3/det. Tinggi hujan (mm) yang memiliki dimensi L jatuh pada luasan daerah aliran (km2) yang memiliki dimensi L2 akan menghasilkan volume air hujan yang memilki dimensi L3. Debit air permukaan (m3/det) adalah volume air hujan yang mengalir yang memililki dimensi L3T-1 sehingga data hujan yang digunakan harus data intensitas hujan (mm/jam) yang memiliki dimensi LT-1 yang dikalikan dengan luas daerah aliran (km2 ) yang memiliki dimensi L2 akan menghasilkan dimensi satuan L3T-1 . Konversi satuan 0,278 diperlukan untuk merubah mm/jam dikali dengan km2 menjadi m3/det . 5MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI IQTQsQT = 0,278 C.Cs.I.ADimana:QT= debit air permukaan (m3/det);C = koefisien aliran;Cs = koefisien tampungan;I = intensitas hujan selama waktu konsentrasi ( mm/Jam);A = luas daerah aliran saluran (km2);0,278= angka konversi satuan dari mm/jam dikali km2 menjadi m3/det. Variasi nilai intensitas hujan akan menghasilkan variasi nilai debit air permukaan. Nilai debit yang ditetapkan untuk dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan drainase perkotaan disebut debit banjir rencana atau debit rencana yang diperkirakan munculnya berulang dalam periode T tahun. Misalnya, debit rencana periode ulang 5 tahun (Q5) disamai atau dilampaui dalam 5 tahun sekali, dihasilkan dari intensitas hujan rencana periode ulang 5 tahun. Semakin besar periode ulang T tahun semakin besar debit rencana.6MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AKoefisien Aliran (C)Koefisien aliran (runoff coefficient) adalah perbandingan antara jumlah air hujan yang mengalir di atas permukaan tanah dengan jumlah air hujan yang jatuh dari atmosfir.

Misal, hujan yang jatuh di atas pasir tidak menghasilkan aliran permukaan, maka nilai koefisien aliran, C sama dengan 0.

Sebaliknya jika hujan jatuh di atas lantai semen, semua hujan berubah menjadi aliran permukaan, maka nilai koefisien aliran, C samadengan 1.

Di alam nilai koefisien aliran, C berkisar antara 0 sampai dengan 1. I = 100 QT = 0 f = 100 pasirC = 0I = 100 QT = 100 f = 0 semenC = 1I = 100 QT = 40 f = 60 Tanah C = 0,47MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AKoefisien Aliran (C)Contoh koefisien aliran: a. kawasan pemukiman= 0,60b. kawasan industri= 0,70c. kawasan perdagangan= 0,80d. jalan aspal= 0,90e. jalan tanah= 0,70f. daerah tak terbangun (tanah liat)= 0,20 g. daerah tak terbangun (lempung) = 0,35Suatu daerah aliran ditutupi oleh berbagai jenis atau tipe penutup lahan, C daerah aliran dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata proporsional.

Ci = koefisien kawasan iAi = luas kawasan i IQTQsperdaganganpemukiman tak terbangun 8MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AKoefisien Aliran (C)Contoh Soal 1:Suatu daerah aliran memiliki luas 0,2 km2 :kawasan pemukiman 0,04 km2;kawasan perdagangan 0,08 km2;kawasan daerah tak terbangun 0,06 km2;jalan aspal 0,01 km2; danjalan tanah 0,01 km2.Nilai koefisien aliran daerah aliran tersebut?.

IQTQsperdaganganpemukiman tak terbangun Penyelesaian 1:- kawasan pemukiman = 0,04/0,2 x 0,6= 0,12- kawasan perdagangan= 0,08/0,2 x 0,8= 0,32- kawasan daerah tak terbangun = 0,06/0,2 x (0,2+0,35)/2= 0,085- jalan aspal= 0,01/0,2 x 0,9= 0,045- jalan tanah= 0,01/0,2 x 0,70= 0,035 +Nilai koefisien aliran (C) daerah aliran = 0,605

9MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AKoefisien Tampungan (Cs)Daerah aliran yang memiliki jaringan saluran yang berliku-liku akan memiliki lintasan lebih panjang dan waktu aliran lebih lama di saluran sehingga memberi efek tampungan. Efek tampungan ini dapat memperkecil debit rencana. Besar koefisien tampungan berkisar 0 < Cs 1.

IQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun QsIQT2perdaganganpemukiman tak terbangun

Tc = waktu konsentrasi (jam);Td = waktu aliran air mengalir di dalam saluran dari hulu hingga ke tempat titik tinjauan (jam). 10MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AWaktu Konsentrasi (Tc) Waktu sebuah titik hujan yang jatuh di tempat terjauh untuk mengalir di atas tanah ke tempat pengukuran disebut waktu konsentrasi. Waktu konsentrasi untuk drainase perkotaan terdiri dari waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui permukaan tanah dari tempat terjauh ke saluran terdekat (inlet time) ditambah waktu untuk mengalir di dalam saluran ke tempat pengukuran (conduit time).

Tc = To + Td

Tc = waktu konsentrasi (jam);Td = waktu aliran air mengalir di dalam saluran dari hulu hingga ke tempat titik tinjauan (jam). IQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun ToTdtitik tinjauan QsIQT2perdaganganpemukiman tak terbangun TdTotitik tinjauan 11MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AWaktu Konsentrasi (Tc) Contoh rumus inlet time, To (Rumus Kirpich)

IQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun ToTdtitik tinjauan

To = inlet time ke saluran terdekat (menit);Lo = jarak aliran terjauh di atas tanah hingga saluran terdekat (m)So = kemiringan permukaan tanah yang dilalui aliran di atasnya.Td ditentukan oleh panjang saluran yang dilalui aliran dan kecepatan aliran di dalam saluran:

L1 = jarak tempuh aliran di dalam saluran ke tempat pengukuran (m);V = kecepatan aliran di dalam saluran (m/det).QsIQT2perdaganganpemukiman tak terbangun TdTotitik tinjauan 12MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AWaktu Konsentrasi (Tc) Contah Soal 2:

Sebuah daerah aliran seperti gambar di atas, Lo = 400 m; So = 0,0006; L1 = 500 m; S1 = 0,0004; V = 0,5 m/det. Hitung waktu konsentrasi (Tc) dan Koefisien tampungan (Cs).

b. Daerah aliran yang sama, namun sudah ada jaringan saluran di dalamnya (gambar di bawah). Lo = 100 m; So = 0,0004; L1 tersier = 600 m; V tersier = 0,3 m/det ; L1 sekunder = 200 m; V sekunder = 0,5 m/det; S1 = 0,0004. Hitung waktu konsenttrasi (Tc) dan Koefisien tampungan Cs. .

IQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun ToTdtitik tinjauan QsIQT2perdaganganpemukiman tak terbangun TdTotitik tinjauan Saluran tersier Saluran sekunder 13MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AIQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun ToTdtitik tinjauan

Waktu Konsentrasi (Tc Penyelesaian 2:

a. 14MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AWaktu Konsentrasi (Tc) Penyelesaian 2:

b.

QsIQT2perdaganganpemukiman tak terbangun TdTotitik tinjauan Saluran tersier Saluran sekunder 15MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AIntensitas Hujan (I) Intensitas hujan ialah ketinggian hujan selama kurun waktu hujan terjadi. Data intensitas hujan hanya dapat diperoleh dengan menggunakan alat pencatat hujan otomatis. Di Indonesia kebanyakan data hujan diperoleh dari alat ukur hujan tidak otomatis yang mengukur hujan harian atau hujan 24 jam. Apabila yang tersedia hanya data hujan harian, maka intensitas hujan dapat diestimasi dengan menggunakan Rumus Mononobe. IQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun ToTdtitik tinjauan

I = intensitas hujan (mm/jam); R24 = curah hujan harian (mm);T = lama atau durasi hujan yang terjadi (jam);Tinggi Hujan (mm)Lama hujan (jam) 012345616MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AIntensitas Hujan (I) Rumus rasional mensyaratkan data intensitas hujan yang digunakan harus berasal dari intensitas hujan yang durasi hujannya, T sama atau lebih besar dari waktu konsentrasi, Tc. Penerapan Rumus Mononobe pada rumus rasional, durasi hujan, T diganti dengan waktu konsentarsi, Tc.

1234Titik Tinjauan(a)

1 jam1 jam1 jam1 jam1 jam2 jam3 jam4 jamQ11;Q12;Q13;Q14Q21;Q22;Q23;Q24Q31;Q32;Q33;Q34Q41;Q42;Q43;Q441234Q11;Q12;Q13;Q14;Q15Q21;Q22Q23Q24;Q25Q31;Q32;Q33Q34;Q35Q41;Q42;Q43;Q44; Q45

Titik Tinjauan(b)

Titik Tinjauan(c)

1234Q11;Q12;Q13Q21;Q22;Q23Q31;Q32;Q33Q41;Q42;Q43012341234567890012341234567890Q t T T = Tc Qp t Q < Qp Tc T 012341234567890 Tc t QQpQ(c)(b) )(a)Jika durasi hujan T lebih kecil dari waktu konsentrasi Tc, maka debit berasal dari sebagian luas daerah aliran sehingga debit puncak lebih kecil. 17MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AHujan Rencana (RT) Hujan rencana (RT) yang dimaksud adalah hujan harian maksimum yang akan digunakan untuk menghitung intensitas hujan (I).

Kemudian intensitas ini digunakan untuk mengestimasi debit banjir rencana (QT). Diasumsikan debit banjir periode ulang 5 tahun dihasilkan oleh hujan rencana periode ulang 5 tahun. QT = 0,278 C.Cs.I.A

RT = Hujan rencana periode ulang T tahun (mm);R = hujan harian tahunan maksimum rata-rata (mm);K = faktor frekuensi untuk periode ulang T tahun sesuai dengan tipe sebaran data hujan;Sd = standar deviasi (mm);Ri = hujan harian maksimum tahunan ke i;n = jumlah data atau tahun.18MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AHujan Rencana (R T)

Sebaran Gumbel Sebaran data curah hujan harian maksimum tahunan akan mengikuti sebaran nilai-nilai ekstrim, misalnya Sebaran Gumbel :

K = faktor frekuensi sebaran Gumbel;T = periode ulang T tahun.Yn = reduced meanSn = reduced standar deviasin0123456789100.49520.49960.50350.50700.51000.51280.51570.51810.52020.5220200.52360.52520.52680.52830.52960.53000.58200.58820.53430.5353300.53620.53710.53800.53880.53960.54000.54100.54180.54240.5430400.54360.54420.54480.54530.54580.54680.54680.54730.54770.5481500.54850.54890.54930.54970.55010.55040.55080.55110.55150.5518600.55210.55240.55270.55300.55330.55350.55380.55400.55430.5545700.55480.55500.55520.55550.55570.55590.55610.55630.55650.5567800.55690.55700.55720.55740.55760.55780.55800.55810.55830.5585900.55860.55870.55890.55910.55920.55930.55950.55960.55980.55991000.5600n0123456789100.94960.96760.98330.99711.00951.02061.03161.04111.04931.0565201.06281.06961.07541.08111.08641.09151.09611.10041.10471.1080301.11241.11591.11931.12261.12551.12851.13131.13391.13631.1388401.14131.14361.14581.14801.14991.15191.15381.15571.15741.1590501.16071.16231.16381.16581.16671.19811.16961.17081.17211.1734601.17471.17591.17701.17821.17931.18031.18141.18241.18341.1844701.18541.18631.18731.18811.18901.18981.19061.19151.19231.1930801.19381.19451.19531.19591.19671.19731.19801.19871.19941.2001901.20071.20131.20261.20321.20381.20441.20441.20491.20551.20601001.2065Reduced Mean (Yn)Reduced Standar Deviasi (Sn)19MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.AHujan Rencana (R T)Contoh Soal 3: Diketahui data curah hujan harian maksimum tahunan selama 10 tahun (1978-1987) . Tentukan hujan rencana periode ulang 5 tahun yang terjadi apabila tipe sebaran data tersebut mengikuti tipe sebaran Gumbel. NoTahunR24 maks (mm)(Ri-Rrerata)2(1)(2)(3)(4)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.1978197919801981198219831984198519861987115877055578513653197141237,16158,76876,161989,161814,76213,161324,962171,569486,761713,96Jumlah99619986,4

20MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.ADebit Rencana (QT) Contah Soal 4:Dari data contoh soal 1 3, hitung debit rencana dari kedua daerah aliran tergambar.

C = 0,605; Cs = 0,86; Tc = 0,85 jam R5= 149, 5 mm; A = 0,2 km2 .IQT1Qsperdaganganpemukiman tak terbangun ToTdtitik tinjauan

21MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.ADebit Rencana (QT) Contah Soal 4:Dari data contoh soal 1 3, hitung debit rencana dari kedua daerah aliran tergambar.

b. C = 0,605; Cs = 0,73; Tc = 0,90 jam R5= 149, 5 mm; A = 0,2 km2 .

QsIQT2perdaganganpemukiman tak terbangun TdTotitik tinjauan Saluran tersier Saluran sekunder

22MEMAHAMI RUMUS RASIONAL MODIFIKASI QT = 0,278 C.Cs.I.APersamaan Numeris Debit Rencana (QT) Rumus Rasional Modifikasi perlu diturunkan dalam bentuk persamaan numeris agar dapat diselesaikan dengan pengeoperasian aritmatika.

23PERENCANAAN DIMENSI SALURAN QS QTKriteria Teknissaluran yang digunakan saluran dengan lapisan atau pasangan; muka air rencana lebih rendah dari muka tanah yang akan dilayani;aliran berlangsung cepat, namun tidak menimbulkan erosi;kapasitas saluran membesar searah aliran;hidrolika saluran drainase mengacu kepada aliran seragam, yaitu dengan asumsi kemiringan muka air saluran sejajar dengan dasar saluran; apabila terjadi aliran berubah lambat laun atau aliran berubah tiba-tiba yang berakibatkan muka air di saluran naik sementara, maka dianggap kenaikan muka air ini masih cukup diatasi dengan tinggi jagaan saluran. F = Tinggi JagaanY = Tinggi aliran B = Lebar saluran F = Tinggi Jagaan Y = Tinggi aliran Permukaan tanah Dasar saluran Permukaan air24Debit Saluran (Qs)Debit suatu penampang saluran (Qs) dapat diperoleh dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini. Qs = As.VAs = luas penampang saluran tegak luus arah aliran (m2);V = kecepatan rata-rata aliran di dalam saluran (m/det).

n = koefisiesn kekasaran ManningR = jari-jari hidrolis (m);S1= kemiringan dasar saluranP = keliling basah saluran (m).F = Tinggi JagaanY = Tinggi aliran B = Lebar saluran AsF = Tinggi Jagaan Y = Tinggi aliran Permukaan tanah Dasar saluran Permukaan airVS1PERENCANAAN DIMENSI SALURAN 25QS = As VKoefisien kekasaran Manning (n)

n = koefisiesn kekasaran ManningR = jari-jari hidrolis (m);S1= kemiringan dasar saluranP = keliling basah saluran (m).F = Tinggi JagaanY = Tinggi aliran B = Lebar saluran AsF = Tinggi Jagaan Y = Tinggi aliran Permukaan tanah Dasar saluran Permukaan airVS1NoSaluran PasanganKoefisien Manning (n)1.2.3.4. 5.6.Baja Semen Beton dengan plasterBeton tanpa plasterPasangan batu disemenPasangan batu kosong0,0120,0150,0150,0200,0250,035PERENCANAAN DIMENSI SALURAN 26QS = As VSaluran Penampang Hidrolis Terbaik Saluran Penampang Hidrolis Terbaik, penampang yang memiliki luas terkecil untuk suatu debit tertentu atau memiliki keliling basah terkecil dengan hantaran maksimum. NoPenampang MelintangLuas(A)Kelililing Basah(P)Jari-jariHidrolis(R)Lebar Puncak(T)1.2.3.4.5.6.Trapesium (setengah segi enam)Persegipanjang (setengah bujur Sangkar)Segitiga (setengah bujur sangkar)Setengah lingkaranParabolaLengkung Hidrolis3/3.Y22Y2Y2/2.Y24/3.2.Y21,3959.Y26/3.Y4Y4/2.YY8/3.2.Y2,9836.Y.Y.Y.2.Y.Y.Y0,46784.Y4/3.Y2Y2Y2Y2.2.Y1,917532.YF Y B = 2Y Y F 23 Y23 YPERENCANAAN DIMENSI SALURAN 27QS = As VPersamaan Numeris Saluran Penampang Hidrolis TerbaikPersamaan numeris saluran penampang hidrolis terbaik diperlukan untuk penyelesaian perhitungan perencaanaan dimensi saluran dengan pengeoperasian aritmatika. Sebagai contoh penampang empat persegi panjang.

Penampang Hidrolis Terbaik Empat Persegi Panjang

a. Kedalaman aliran (Y)

b. Luas penampang basah saluran(As)

c. Debit saluran (Qs) F = Tinggi JagaanY = Tinggi aliran B = Lebar saluran AsF = Tinggi Jagaan Y = Tinggi aliran Permukaan tanah Dasar saluran Permukaan airVS1PERENCANAAN DIMENSI SALURAN 28QS = As VPendekatan Kecepatan DitetapkanKecepatan maksimum saluran beton Vmaks = 3 m/det- Kecepatan maksimum saluran pasangan batu Vmaks = 2 m/det- Kecepatan minumum tidak tumbuh rumput Vmin = 0,76 m/detDilakukan pemeriksaan slope dasar saluran S1 harus lebih besar dari slope permukaan tanah S. Jika diperoleh S1 0,001

Trial 3:Qs = (Qs + QT)/2 = (0,125 + 0,110)/2 = 0,118 m3/detV = (Qs/3,375)1/4 = (0,118/3,375)1/4 = 0,432 m/det

Nilai |Qs QT| = 0,118 0,110 = 0,008 > 0,00139QS = QT PERENCANAAN DIMENSI SALURAN Pendekatan Slope Dasar Saluran Ditetapkan Penyelesaian 6Trial 4:Qs = (Qs + QT)/2 = (0,118 + 0,110)/2 = 0,114 m3/detV = (Qs/3,375)1/4 = (0,114/3,375)1/4 = 0,429 m/detNilai |Qs QT| = 0,114 0,110 = 0,004 > 0,001Trial 5:Qs = (Qs + QT)/2 = (0,114 + 0,110)/2 = 0,112 m3/detV = (Qs/3,375)1/4 = (0,112/3,375)1/4 = 0,427 m/detNilai |Qs QT| = 0,112 0,109 = 0,003 > 0,001

40QS = QT PERENCANAAN DIMENSI SALURAN Pendekatan Slope Dasar Saluran Ditetapkan Penyelesaian 6Trial 6:Qs = (Qs + QT)/2 = (0,112 + 0,109)/2 = 0,111 m3/detV = (Qs/3,375)1/4 = (0,111/3,375)1/4 = 0,426 m/detNilai |Qs QT| = 0,111 0,109 = 0,002 > 0,001Trial 7:Qs = (Qs + QT)/2 = (0,111 + 0,109)/2 = 0,110 m3/detV = (Qs/3,375)1/4 = (0,110/3,375)1/4 = 0,425 m/detNilai |Qs QT| = 0,110 0,109 = 0,001 Perhitungan selesai.

41QS = QT PERENCANAAN DIMENSI SALURAN Pendekatan Slope Dasar Saluran Ditetapkan Penyelesaian 6Setelah nilai kecepatan aliran V = 0,425 m/det diketahui, maka dihitung:

a. Kedalaman aliran (Y)b. Lebar saluran (B) B = 2 Y = 2 X 0,360 = 0,720 m

c. Tinggi jagaan (F) diambil F = 30% Y = 30% X 0,360 = 0,108 m

Kontrol:Debit saluran (Qs)A = B.Y = 0,720 . 0,360 = 0,2592 m2V = 0,425 m/detQs = A.V = 0,2592 . 0,425 = 0,110 m3/det42QS = QT PERENCANAAN DIMENSI SALURAN Pendekatan Slope Dasar Saluran Ditetapkan Penyelesaian 6Kontrol:Debit banjir rencana (QT)

43QS = QT PERENCANAAN DIMENSI SALURAN Pendekatan Slope Dasar Saluran Ditetapkan Penyelesaian 6Gambar penampang melintang saluran:F = 0,11 m Y = 0,36 m 0,10 m 0,10 m 0,10 m B = 0,72 m 0,10 m Gambar penampang memanjang saluran:Permukaan tanah So = 0,0004 Dasar saluran S1 = 0,0004F = 0,11 m Y = 0,36 m 44