BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf ·...

33
10 BAB II TINJAUAN TEORETIS A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri seseorang sehingga menjadi tertarik menyukai, dan menyenangi terhadap suatu objek atau benda.Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu perasaan, keinginan atau kesukaan terhadap suatu kegiatan, benda, barang, jabatan, pekerjaan, persoalan, atau situasi yang berkenaan dengan dirinya dan dapat memberikan kepuasan pribadinya. Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkaan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal lainnya, dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Menurut pendapat, Gunarso (1995: 68) dikutip oleh cahya heriawan (2010: 14) mengatakan bahwa minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. Pada dasarnya perilaku seseorang itu sesuai kebutuhan dan minat yang ada pada dirinya. Oleh karena itu prilaku individu merupakan gambaran tentang minat

Transcript of BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf ·...

Page 1: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

10

BAB II

TINJAUAN TEORETIS

A. Minat

1. Pengertian Minat

Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri seseorang sehingga

menjadi tertarik menyukai, dan menyenangi terhadap suatu objek atau

benda.Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu perasaan, keinginan atau

kesukaan terhadap suatu kegiatan, benda, barang, jabatan, pekerjaan, persoalan,

atau situasi yang berkenaan dengan dirinya dan dapat memberikan kepuasan

pribadinya.

Minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkaan

bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal lainnya, dan dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.Seseorang yang

memiliki minat terhadap suatu objek tertentu cenderung untuk memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut. Menurut pendapat, Gunarso

(1995: 68) dikutip oleh cahya heriawan (2010: 14) mengatakan bahwa minat

adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap

merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil

keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke

sesuatu yang telah menarik minatnya.

Pada dasarnya perilaku seseorang itu sesuai kebutuhan dan minat yang ada

pada dirinya. Oleh karena itu prilaku individu merupakan gambaran tentang minat

Page 2: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

11

seseorang yang berkenaan dengan aktivitas atau objek yang disenanginya.

Selanjutnya (Hurlock,1993) menjelaskan bahwa minat sangat penting, lebih lanjut

minat dalam situs (http://matheduunila.blogspot.com/2009/10/pengertian-

minat.html) menjelaskan sebagai berikut :

Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk

melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih. Ketika seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan. Ketika kepuasan menurun maka minatnya juga akan menurun. Sehingga minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara atau dapat berubah-ubah.

Selanjutnya Pintrich dan Schunk (1996) dalam situs (http://mathedu-

unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html) juga menyebutkan bahwa

minat merupakan sebuah aspek penting dari motivasi yang mempengaruhi

prestasi.

Dengan demikian dapatlah dikemukakan bahwa minat itu merupakan suatu

unsur kepribadian individu, serta minat akan mengerahkan tindakan individu

terhadap suatu objek atas dasar rasa senang atau tidak senang. Perasaan senang

merupakan dasar suatu minat. Minat seseorang akan dapat diketahui dari

pernyataan senang atau tidak senang ataupun suka atau tidak suka terhadap suatu

objek.

Salah satu kajian terhadap pengertian minat menurut (Gunarso, 1995 : 68).

(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf) seperti yang tertera pada

halaman 12.

Page 3: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

12

Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya.

Dengan demikian minat sebagai unsur motivasi dapat memberikan

keuntungan, kepuasan, dan dapat memenuhi kebutuhan seseorang. Suatu objek

akan diminati seseorang sesuai dengan adanya kebutuhan pada orang itu. Makin

kuat kebutuhan makin kuat pula seseorang untuk meminati suatu objek atau

situasi yang berkaitan dengan individu dan dapat memberikan kepuasan

pribadinya.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai definisi minat, pada prinsipnya

memiliki karakteristik yang sama yaitu adanya perasaan senang terhadap sesuatu,

mempunyai sifat positif, adanya keinginan dan kebutuhan untuk mencapai tujuan.

2. Proses Timbulnya Minat

Minat dapat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong individu

menghadapi atau berurusan dengan orang, keinginan atau bisa juga sebagai

pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat

dapat menjadi penyebab kegiatan dan partisipasi individu melakukan suatu

kegiatan. Arah pikiran individu barulah berpengaruh kalau minat individu itu

sendiri dengan situasi yang individu temukan sendiri.

Tingkah laku manusia dipengaruhi oleh pengalaman dan kesadaran yang

bersifat tanggapan atau jawaban sehingga memungkinkan berubahnya hubungan

antara gagasan dan proses pemikiran ketika hal ini dialami dan diekspresikan.

Sifat pengalaman yang dinamis pada suatu saat akan melahirkan suatu pemikiran

Page 4: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

13

yang kuat dan mantap. Sedangkan pada saat berikutnya akan melahirkan yang

lain.

Walaupun demikian, dasar perubahan pemikiran dan pandangan

berdasarkan kondisi lingkungan yang ada adalah karena pengaruh minat yang

melahirkan pengalaman yang nantinya akan mengarahkan pola jiwa individu.

Individu tak menyadari atau kenyataan bahwa demikian menonjol dan kuatnya

selektif yang digerakan oleh minat dan perasaan individu.

Minat timbul karena adanya kebutuhan dan keinginan yang berkenaan

dengan dirinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Crow & Crow (1984) dalam situs

(http://mathedu-unila.blogspot.com/2009/10/pengertian-minat.html) menjabarkan

bahwa minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memperhatikan seseorang,

Sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap

pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Minat dapat menjadi

sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan tersebut.

Lebih lanjut Sutjipto (2001) (www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/sutjipto.htm)

menjelaskan bahwa :

Minat adalah kesadaran seseorang terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu yang sadar. Karenanya minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Proses terbentuknya minat seringkali diikuti pula oleh berkurangnya atau

memudarnya minat individu. Kenyataan demikian seringkali dialami individu, dan

selama objek tersebut berhubungan dengan dirinya maka kedudukan minat akan

Page 5: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

14

tetap bertahan dan berlangsung selama objek yang menjadi perhatiannya

bermakna bagi dirinya.

3. Struktur Terbentuknya Minat

Menurut Kars Wohl (1974:37) dikutip oleh Heri Suhartono dalam Cahya

Heriawan (2010: 19) menggambarkan mengenai terbentuknya minat yang terdiri

dari beberapa komponen.Komponen tersebut dibagi lagi menjadi bagian-bagian

terkecil sehingga memiliki urutan secara hinarki, komponen yang satu dengan

yang lainnya berhubungan secara bertahap. Komponen-komponen tersebut

memiliki sub komponen masing-masing. Secara keseluruhan komponen dan

subkomponen tersebut merupakan suatu kebetulan struktur terbentuknya minat.

Adapun komponen dan subkomponen terbentuk minat adalah sebagai

berikut :

1. Receiving (penerimaan atau perhatian) a. Awarenes (kesadaran) b. Willingness to receive (tertarik atau keinginan untuk menerima) c. Controlled or selected attention (control atau memberikan perhatian

secara selektif) 2. Responding (penanggapan)

a. Aquinsence in responding (menanggapi terdorong oleh saran) b. Willingness to respond (tertarik untuk menanggapi) c. Satisfaction in respond (menanggapi dengan penuh perasaan yang

bergairah) 3. Valuing (penilaian)

a. Acceptance of a value (menerima nilai) b. Preference for a value (tertarik untuk menanggapi) c. Commitment (pengorganisasian)

4. Organizating (pengorganisasian) a. Conceptualization of value (mengandung nilai) b. Organization of a value (memadukan nilai secara ajeg, mengembangkan

nilai) 5. Characterization by value complex (karakteristik pandangan hidup)

a. Generalized set (penyambung) b. Characterization (pemeranan, pelukisan watak)

Page 6: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

15

Sebagaimana penjelasan pada halaman 14 mengenai struktur terbentuknya

minat dari prilaku individu dapat penulis kemukakan bahwa, yang menimbulkan

minat individu pada suatu objek diawali dengan adanya perhatian atau penerimaan

(receiving). Dalam penerimaan ini adanya rasa kesadaran (awareness), yang

selanjutnya timbul keinginan untuk menerima (willingness to receive). Kemudian

perhatian pada objek yang akan menjadi minatnya dikontrol secara selektif

(controlled selected attention), selanjutnya adanya penanggapan responding

individu tersebut pada objek yang menjadi perhatiannya.

Ada tiga tahapan dalam menanggapi, yang pertama adanya tanggapan

karena terdorong oleh saran, permintaan atau suruhan (acquissence in

responding). Kedua adanya keinginan untuk menanggapi dengan penuh perasaan

yang bergairah, dan puas dalam menanggapi (statisfaction in responding). Setelah

itu baru adanya penilaian (valuing) pada objek yang menjadi minatnya. Pada

penelitian ini diawali dengan adanya penerimaan suatu nilai (acceptance of value),

hingga akhirnya timbul kesukaan terhadap nilai (preference of value) pada objek

yang menjadi minatnya.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat digambarkan bahwa struktur

terbentuknya minat pada individu terhadap suatu objek disebabkan karena adanya

komponen penerimaan, penanggapan dan penilaian. Minat tersebut dimulai dari

tahapan adanya kesadaran sehingga akhirnya kesukaan terhadap suatu nilai pada

objek yang menjadi minatnya, hal ini berlangsung sistematis.

Page 7: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

16

4. Beberapa kondisi yang mempengaruhi minat

1. Status ekonomi

Apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas

minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka

laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran

karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka orang

cenderung untuk mempersempit minat mereka.

2. Pendidikan

Semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang

dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek

yang dilakukan.

Seperti yang dikutip Notoatmojo, 1997 dari L.W. Green

(http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf) mengatakan

bahwa “Jika ada seseorang yang mempunyai pengetahuan yang baik, maka

ia mencari pelayanan yang lebih kompeten atau lebih aman baginya”.

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pelayanan kesehatan akan

mempengaruhi pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada sehingga

berpengaruh pada kondisi kesehatan mereka.

3. Tempat tinggal

Dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang

biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan

atau tidak.

Page 8: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

17

5. Faktor-Faktor Yang Mempegaruhi Minat

Minat pada hakekatnya adalah merupakan sebab akibat dari pengalaman,

minat berkembang sebagai hasil dari sesuatu kegiatan dan akan menjadi sebab

akan dipakai lagi dalam kegiatan yang sama. Menurut (Yuwono, 2001: 40) yang

terdapat dalam situs (http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf)

faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Kondisi pekerjaan

Tempat kerja yang memiliki suasana yang menyenangkan dengan didukung oleh kerja sama yang profesional, saling bantu dapat meningkatkan produksi.

2. Sistem pendukung Dalam bekerja sangat diperlukan sistem pendukung yang memadai bagi para pekerjanya sehingga diperoleh hasil produksi yang maksimal, misalnya fasilitas kendaraan, perlengkapan pekerjaan yang memadai, kesempatan promosi, kenaikan pangkat/kedudukan.

3. Pribadi pekerja 4. Semangat kerja, pandangan pekerja terhadap pekerjaannya, kebanggan

memakai atribut bekerja, sikap terhadap pekerjaannya.

Sedangkan menurut Totok Santoso (dalam Tri Wahyudi, 2002:18) dalam

situs (http://creasoft.files.wordpress.com/2008/04/2minat.pdf) yang menyatakan

bahwa faktor yang mempengaruhi tumbuh kembangnya minat adalah sebagai

berikut :

1. Motivasi dan cita-cita Adanya cita-cita dan dukungan oleh motivasi yang kuat dalam diri seseorang maka akan dapat membesarkan minat orang itu terhadap suatu objeknya. Sebaliknya apabila cita-cita dan motivasi tidak ada maka minat sulit ditumbuhkan.

2. Sikap terhadap suatu objek Sikap senang terhadap objek dapat membesarkan minat seseorang terhadap objek tersebut. Sebaliknya jika sikap tidak senang akan memperkecil minat seseorang.

3. Keluarga

Page 9: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

18

Keadaan keluarga terutama keadaan sosial ekonomi dan pendidikan keluarga dapat mempengaruhi minat seseorang terhadap objek tersebut.

4. Fasilitas Tersedianya fasilitas yang mendukung akan menjadikan minat seseorang terhadap suatu objek lebih besar.

5. Teman pergaulan Teman pergaulan yang mendukung misalnya diajak kompromi terhadap suatu hal yang menarik perhatiannnya maka teman tersebut dapat lebih meningkatkan minatnya, tetapi teman yang tidak mendukung mungkin akan menurunkan minat seseorang.

Berdasarkan uraian di atas maka faktor yang mempengaruhi minat siswa

dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah sebagai berikut :

1. Faktor Intrinsik

Minat intrinsik adalah minat yang berasal dari dalam diri

seseorang. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi atau mendorong

siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga adalah sebagai berikut :

a. Minat untuk berprestasi

Keinginan atau minat untuk berprestasi yang dimiliki oleh setiap

orang individu pasti ada, tapi keinginan itu cenderung mempunyai

presentasi yang berbeda-beda. Kecenderungan itu timbul apabila individu

tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhan atau merasakan

bahwa sesuatu akan dipelajari bermakna dari dirinya.

b. Minat untuk mengisi waktu luang

Diketahui juga bahwa dalam mengisi waktu luang mereka juga

didasari karena adanya faktor kesenangan, mendapatkan teman, waktu

luang, dan untuk menjaga kesehatan. Tentunya rasa senang atau tertarik

yang dimiliki oleh setiap individu akan timbul pada seseorang bilamana

Page 10: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

19

bidang-bidang yang ditawarkan pada dirinya dirasa akan memenuhi

kebutuhan-kebutuhannya.

2. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang muncul dari luar

individu. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a. Pelaksanaan kegiatan

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler disekolah sangat erat

kaitannya dengan metode pengajaran serta fasilitas yang memadai. Dalam

penyampaian materi adalah penting, dengan memperhatikan metode yang

digunakan dalam penyampaian materi. Cara yang tidak sesuai akan

membosankan sehingga akan mengurangi minat terhadap apa yang

disampaikan. Begitu juga fasilitas yang tidak kalah pentingnya dalam

menumbuhkan minat ekstrinsik siswa untuk mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler olahraga. Dengan adanya fasilitas yang memadai akan

menambah keyakinan siswa untuk mengikuti kegiatan tersebut.

b. Media

Bentuk-bentuk mass media antara lain adalah buku-buku tentang

olahraga, majalah, surat kabar, radio, televisi dan bentuk-bentuk lain yang

sangat berpengaruh terhadap minat siswa dalam menekuni dan

mempraktekkan. Latihan yang telah diberikan pada saat latihan akan

diwujudkan dalam pertandingan. Siswa yang mempunyai minat tinggi

akan memanfaatkan sumber informasi untuk memperluas wawasannya.

Page 11: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

20

Semakin berkembangnya jalur informasi yang ada hubungannya dengan

olahraga akan semakin mengangkat minat siswa terhadap olahraga.

c. Penghargaan

Penghargaan dalam hubungannya dengan minat siswa dalam mengikuti

kegiatan ekstrakuriluler olahraga sangat menunjang. Dalam suatu pertandingan

perlu adanya hadiah sebagai suatu penghargaan bagi mereka yang berprestasi.

B. Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga

Peran pendidikan mesti dipahami bukan saja dalam konteks mikro

(kepentingan anak didik yang dilayani melalui proses interaksi pendidikan),

melainkan juga dalam konteks makro, yaitu kepentingan masyarakat. Dalam hal

ini termasuk kegiatan ekstrakurikuler olahraga merupakan suatu kegiatan yang

berada di luar jam pelajaran sekolah, artinya bisa diadakan di lingkungan

masyarakat itu sendiri.

Oleh karena pendidikan selain terjadi di sekolah juga terjadi di lingkungan

masyarakat itu sendiri, maka pendidikan khususnya seperti kegiatan

ekstrakurikuler olahraga harus mampu memperhitungkan individualitas atau

karakteristik perbedaan antar individu peserta didik.

Demikian halnya terjadi pada pembinaan pendidikan jasmani di sekolah,

dimana tujuannya adalah bersifat mendidik, sehingga dalam prosesnya aktivitas

jasmani harus merupakan wahana atau pengalaman belajar bagi siswa. Melalui

pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang dalam pencapaian

tujuan pendidikan.

Page 12: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

21

Tujuan pendidikan jasmani dalam peningkatan melalui kegiatan

ekstrakurikuler olahraga merupakan cetusan aspirasi masyarakat, dikaitkan

dengan harapan tentang profil individu warga masyarakat pada masa yang akan

datang. Pendidikan selalu berorientasi untuk menyongsong masa depan, oleh

karena itu dikenal dengan istilah pendidikan jangka panjang yang akan dicapai

selama 20-25 tahun, dan pendidikan jangka menengah 5-10 tahun sebagai sasaran

antara tujuan jangka panjang tersebut.

Hasil seketika (outcome) yang dicapai melalui proses belajar mengajar

melalui kegiatan ekstrakurikuler olahraga lajimnya tertuang dalam tujuan

intruksional yang dipaparkan dalam ungkapan yang lebih khas. Rumusanya

menggambarkan perubahan perilaku yang relatif melekat, dan berdasarkan

gambaran itu dapat diketahui adanya kemajuan belajar siswa melalui kegiatan

ekstra. seperti dalam Cahya Heriawan (2010 : 25), menguraikan sejumlah struktur

dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yang terdiri dari :

1. Visi dan Misi

Visi kegiatan ekstrakurikuler adalah berkembangnya potensi, bakat dan

minat secara optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik

yang berguna untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat. Sedangkan misi

kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Menyediakan sejumlah kegiatan keolahragaan yang dapat dipilih oleh

peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka.

Page 13: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

22

2. Menyelenggarakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik

mengespresikan diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau

kelompok.

2. Fungsi Kegiatan EkstraKurikuler

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan

potensi, bakat, dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan

suasana rileks, menggembirakan, dan menyenangkan bagi peserta didik

yang menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

3. Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan

potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan

dan diikuti secara sukarela peserta didik.

c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut

keikutsertaan peserta didik secara penuh.

d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang

disukai dan menggembirakan peserta didik.

Page 14: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

23

e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun

semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

4. Format Kegiatan Ekstrakurikuler

a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik

secara perorangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh

kelompok-kelompok peserta didik.

c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik

dalam satu kelas.

d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik

antar sekolah.

e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau

sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.

5. Perencanaan Kegiatan

Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler mengacu pada jenis-jenis

kegiatan yang memuat unsur-unsur:

1. Sasaran kegiatan

2. Substansi kegiatan

3. Pelaksana kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya

4. Waktu dan tempat

5. Sarana

Page 15: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

24

6. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan, dan keteladanan

dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor, dan tenaga kependidikan

di sekolah/madrasah.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan

sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana

sebagaimana telah direncanakan.

C. Karakteristik Siswa SD

Dilihat dari segi usia , siswa sekolah dasar termasuk ke dalam golongan

usia anak besar berkisar 6 tahun sampai 11 tahun. Masa anak besar memiliki

karekteristik yang berbeda dengan anak-anak yang usianya lebih muda, ini

disebabkan usia anak besar cenderung senang bermain, senang bergerak, senang

bekerja dengan kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara

langsung. Masa anak sering disebut usia berkelompok yang sering ditandai

dengan adanya minat terhadap aktivitas teman sebaya dan meningkatnya

keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, karena

hanya dengan demikian terdapat cukup teman untuk bermain dan berolahraga

yang dapat memberikan kebahagiaan. Menurut Havighurst dalam Desmita

(2009:35) perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi :

1. Menguasai ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan

aktivitas fiisik 2. Membina hidup sehat 3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok 4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin

Page 16: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

25

5. Belajar membaca, menulis dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat

6. Memperoleh sejumlah konsep yang perlukan untuk berpikir efektif 7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai 8. Mencapai kemandirian pribadi Dalam hal ini keterkaitan antara perkembangan dengan kebutuhan anak

sekolah dasar menurut McClelland dalam Alex Sobur (2003: 285) mengemukakan

bahwa “Perbedaan dalam kebutuhan seseorang untuk berprestasi sudah nampak

sejak usia 5 tahun.” Karena pada umumnya anak usia 5 tahun merupakan pada

permulaan anak besar yang mempunyai sejumlah besar keterampilan yang mereka

pelajari selama tahun-tahun prasekolah, seperti yang dikemukakan oleh Nurlan

Kusmaedi (2007: 98) bahwa ketrampilan yang dipelajari anak-anak besar

dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1. Lingkungan 2. Kesempatan untuk belajar 3. Bentuk tubuh 4. Apa yang sedang digemari oleh teman-teman sebaya

Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, pendidik

dituntut untuk memberikan bantuan berupa untuk :

1. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan ketrampilan fisik

2. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepaada siswa untuk belajara bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang

3. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.

4. Melaksakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya

Page 17: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

26

Lebih lanjut menurut Desmita (2009: 27) mengemukakan bahwa

perkembangan tiap-tiap individu tidak sama. Hal ini sangat dipengaruhi oleh

berbagai faktor-faktor. Secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibedakan

atas tiga faktor, yaitu :

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu Diantara faktor-faktor di dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan individu adalah : - Bakat atau pembawaan - Sifat-sifat keturunan - Dorongan dan instink

2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu Diantara faktor-faktor luar yang mempengaruhi perkembangan individu adalah : - Makanan - Iklim - Kebudayaan - Ekonomi - Kedudukan anak dalam lingkungan keluarga

3. Faktor-faktor umum Diantara faktor-faktor umum yang mempengaruhi perkembangan individu adalah, sebagai berikut : - Intelegensi - Jenis kelamin - Kelenjar gondok - Kesehatan - Ras

Dari pendapat para tokoh di atas tersebut ciri pokok karekteristik usia

anak besar cenderung mudah terpengaruh oleh temen-teman sebaya dalam

melakukan kegiatan atau aktivitas yang berada di lingkungan sekitarnya, terutama

di sekolah dalam merealisasikan kebutuhan, baik untuk berprestasi, berkuasa, dan

berafiliasi. Dari ketiga kebutuhan tersebut kebutuhan berprestasi merupakan

kebutuhan yang paling kuat dalam mempengaruhi perilaku anak.

Page 18: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

27

D. Minat Siswa dalam Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler

Berdasarkan hal diatas kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang

memanfaatkan waktu di luar jam pelajaran sekolah yang bertujuan agar siswa dapat

memanfaatkan sebagai tempat berkembangnya potensi, bakat dan minat secara

optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang berguna

untuk diri sendiri, keluarga, dan masyarakat.

Minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler dapat diartikan dengan

adanya tingkah laku siswa yang menunjukkan rasa ketertarikan pada suatu kegiatan

yang dilakukannnya. Ketertarikan siswa merupakan faktor yang mempengaruhi

keinginan untuk melakukan suatu kegiatan, aktivitas yang sesuai dengan kemauan

untuk melakukan kegitan tersebut. Dalam hal ini berbagai kegiatan-kegiatan yang

berada di sekolah merupakan kegiatan positif dalam mengembangkan kepribadian

peserta didik, namun setiap peserta didik memiliki ketertarikan yang berbeda dalam

menekuni kegiatan-kegiatan tersebut. Minat siswa dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler olahraga merupakan suatu kondisi yang menggambarkan bahwa siswa

tesebut tertarik dalam melakukan aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam kegiatan

ekstrakurikuler olahraga yang dilakukan. Dengan Adanya minat tersebut maka siswa

yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga menunjukkan tingkah laku positif

dalam upaya pengembangan kepribaian yang positif secara optimal serta dapat

terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dan dapat merealisasikannya dalam mencapai

tujuan dari keikutsertaannya melakukan kegiatan tersebut.

Page 19: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

28

E. Pengertian Motif

Untuk dapat menjelaskan mengenai motif, maka terlebih dahulu harus

dapat membedakan antara motif dan motivasi. Karena penggunaan istilah motif

dan motivasi sering bergantian, keduanya sulit dibedakan.

Tingkah laku seseorang hakekatnya ditentukan oleh berbagai kebutuhan

untuk mencapai tujuan. Tingkah laku ini terjadi karena adanya dorongan dari apa

yang difikirkan, dipercaya, dan dirasakan. Menurut Husaeni dan Noor (1981)

yang dikutip oleh Husdarta (2010:32) yaitu,”motif adalah suatu rangsangan,

dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku”.

Dalam mempelajari tingkah laku manusia pada umumnya, seharusnya

mengetahui apa yang dikerjakan, bagaimana ia melakukannya, dan mengapa ia

melakukannya. Dengan kata lain, kita hendaklah know what, know how, dan know

why dari tingkah lakunya. Persoalan know why ini berkenaan dengan pemahaman

motif-motif manusia dalam perbuatannya. Lebih lanjut Natawijaya (1979: 86)

yang dikutif oleh Husdarta (2010:32) mengemukakan pengertian motif sebagai

berikut :

Yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu disebut motif.jadi motif merupakan suatu pengertian yang meliputi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu. Motif bagi manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat yang menjadi penggerak yang berasal dari dalam diri manusia yang memberi tujuan atau arah kepada tingkah laku manusia.

Suatu tingkah laku yang dilatar belakangi oleh adanya motif disebut

tingkah laku bermotivasi. Tingkah laku bermotivasi mengarah pada tujuan, karena

motif individu mendorongnya untuk mencapai tujuan.

Page 20: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

29

Berdasarkan para ahli di atas, jelas kiranya bahwa setiap motif bertalian

dengan suatu tujuan, suatu cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang

bersangkutan, maka makin kuat pula motifnya. Motif itu sangat berguna bagi

tindakan atau perbuatan seseorang. Sherif dan Sherif (1956) dalam Alex Sobur

(2009:267), menyimpulkan guna atau fungsi motif-motif seperti berikut ini :

Motif sebagai suatu istilah genetik yang meliputi semua faktor internal yang mengarah pada berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua pengaruh internal, seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi, dan selera sosial, yang bersumber dari fungsi-fungsi tersebut.

Lebih lanjut menurut pendapat Giddens (1991:64) dalam Alex Sobur

(2009:267) mengatakan bahwa ‘”Motif sebagai impuls atau dorongan yang

memberi energi pada tindakan manusia sepanjang lintasan kognitif/perilaku ke

arah pemuasan kebutuhan.”

Dengan membanding-bandingkan beberapa pendapat mengenai motif dari

para ahli, maka sifat-sifat motif sebagai berikut :

1. Merupakan sumber penggerak dan pendorong dari dalam diri subjek, yang terorganisasi.

2. Terarah pada tujuan tertentu secara selektif. 3. Untuk mendapat kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak

menyenangkan. 4. Dapat disadari atau tidak disadari. 5. Ikut menentukan pola kegiatan. 6. Suatu tindakan dapat didorong oleh berbagai motif. 7. Bersifat dinamik, dapat berubah dan dapat dipengaruhi. 8. Merupakan ekspresi dari suatu emosi atau afeksi. 9. Ada hubungannya dengan unsur kognitif dan konatif.

Page 21: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

30

Dengan memperhatikan sifat-sifat motif tersebut dan dengan membanding-

bandingkan berbagai pendapat mengenai motif, dapatlah penulis ajukan batasan

pengertian sebagai berikut :

Motif adalah sumber penggerak dan pendorong yang bersifat dinamik, dapat dipengaruhi, merupakan determinan sikap dan pendorong suatu tindakan terarah pada tujuan tertentu untuk mendapatkan kepuasan atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan, baik disadari atau tidak disadari, dan ada hubungannya dengan aspek kognitif, konatif dan afektif.

F. Motif Berprestasi

Motif Berprestasi menurut McClelland merupakan salah satu dari tiga

motif sosial yang mendasari perilaku individu. kedua motif yang lain adalah motif

affiliasi, yaitu motif yang mengarahkan perilaku orang untuk menjalin hubungan

dengan orang lain. serta motif kekuasaan yaitu yang mendorong orang untuk

menguasai atau mendominasi orang lain.

Mengacu pada konsep Mc clelland (Sunaryo kartadinata, 1979:42-44)

dalam Achmad Affandi (2011: 43) mengemukakan tujuh unsur Motif Berprestasi,

yaitu kebutuhan berprestasi (N), keinginan berprestasi (I), antisipasi (Ga),

hambatan (Bp-Bw), bantuan (NuP), suasana perasaan (G), dan tema prestai

(9Ach.T).

1) Kebutuhan berprestasi (N) menunjukkan adanya keinginan, harapan, penetapan untuk mencapai hasil yang didasarkan secara eksplisit. Keinginan atau harapan berkenaan dengan sesuatu yang bersifat umum.

2) Keinginan berprestasi (I) menunjukkan perilaku dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Usaha tersebut baik yang bersifat jasmani ataupun rohaniah.

3) Antisipasi (Ga) menggambarkan bagaimana individu membuat perhitungan terhadap pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Antisipasi ini banyak menunnjukkan kegagalan/keberhasilan

Page 22: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

31

4) Hambatan (Bp- Bw), menggambarkan rintangan atau kesukaran yang di atasi dalam mencapai tujuan. Hambatan tersebut dapat bersumber dari diri individu atau factor-faktor di luar sekitarnnya.

5) Bantuan (NuP), menunnjukkan adanya orang-orang yang bersimpati, membantu dan mendorong untuk mencapai tujuan. Bantuan ini kearah pencapaian tujuan yang bersifat kontiniu.

6) Suasana perasan (G) menggambarkan perasaan-perasaan yang dihayati individu dalam pencapaian tujuan. Perasaan ini meliputi perasaan positif dan negative.

7) Tema berprestasi (Ach, T) menunjukkan gambaran keseluruhan dari apa yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan konsep unsure-unsur berprestasi di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa Motif Berprestasi berkaitan dengan tujuan untuk memenuhi

atau melampaui suatu standar keunggulan, baik standar yang menyangkut prestasi

diri sendiri maupun prestasi orang lain. dalam hubungan dengan prestasi diri

sendiri, dengan demikian individu akan berusaha menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya dan secepat mungkin berusaha meningkatkan prestasi yang pernah

di capai sebelumnya. dalam hubungannya dengan prestasi orang lain, individu

akan berusaha menampilkan hasil kerja yang lebih baik dibandingkan hasil kerja

orang lain.

Kebutuhan berprestasi sebagai tujuan dasar dalam merealisasikan

pencapaian prestasi yang tinggi dan dapat diekspresikan dengan cara melakukan

kegiatan atau aktivitas yang dianggap bermanfaat bagi prestasi dirinya sendiri

maupun prestasi orang lain. Bentuk proses pencapaian kebutuhan berprestasi yaitu

dengan terpenuhinya aspek-aspek tanggung jawab pribadi, kebutuhan akan umpan

balik, dan ketekunan dalam suatu kegiatan termasuk dalam mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler olahraga di sekolah. Semua itu mendukung tercapainya prestasi

akademik yang tinggi dan prestasi yang baik akan memberikan kepuasan pribadi

Page 23: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

32

tersendiri bagi individu. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh McClelland

dalam buku Alex Sobur (2003: 285) menjelaskan pengertian kebutuhan berprestasi

“Kebutuhan untuk berprestasi merupakan suatu daya dalam mental manusia untuk

melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien

daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya.”

Pada kegiatan ekstrakurikuler olahraga di sekolah terjalinnya komunikasi dan

interaksi antara pelatih dengan siswa dan antara siswa dengan siswa lainnya dapat

mempengaruhi akan terpenuhinya suatu kebutuhan dalam mencapai tujuan yang

positif.

Pada perilaku peserta didik terpenuhinya kebutuhan berprestasi dapat

diamati dari berbagai macam kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Kegiatan-

kegiatan yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan yang tinggi pada umumnya dapat

digolongkan dalam dua kategori yaitu kegiatan yang diarahkan kepada tujuan dan

kegiatan tujuan. Konsep/faham ini adalah penting bagi anak sekolah dasar sebagai

pembekalan, karena berpengaruh terhadap kekuatan kebutuhan yang berlainan, yang

dapat bermanfaat dalam memahami berperilaku. Menurut Mc. Clelland dalam Alex

Sobur (2003: 285) mengemukakan bahwa “Perbedaan dalam kebutuhan untuk

berprestasi sudah nampak sejak anak berusia 5 tahun”. Pernyataan tersebut

menyimpulkan bahwa aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh usia anak besar

yang berkisar 5-11 tahun menggambarkan akan potensi pada diri anak tersebut yang

dapat disebut sebagai motivasi berprestasi. Lebih lanjut McClelland mengemukakan

bahwa Kebutuhan untuk berprestasi merupakan suatu daya dalam mental manusia

untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih

efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya.”

Page 24: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

33

Berdasarkan hal tersebut, kebutuhan berprestasi adalah merupakan salah satu

motif-motif sosial. Kebutuhan peserta didik untuk berprestasi di sekolah

diekspresikan dengan cara-cara atau kegiatan dan aktivitas yang berkenaan dengan

kebutuhan prestasi belajarnya sendiri. Berkaitan dengan hal itu, motif berprestasi

merupakan hal yang penting bagi perkembangan masa akhir usia anak besar

untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam berbagai bidang, membantu peserta

didik untuk berkembang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Motif berprestasi

membantu individu dalam mendorong ke arah suatu kegiatan yang hebat,

sehingga dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat dan menimbulkan dampak

dalam kehidupan, khususnya pencapaian hasil belajar di sekolah.

Mengenai penjelasan kebutuhan berprestasi menurut McLelland dan

Atkinson yang dikutip oleh Djiwandono dalam situs

http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-berprestasi/ “Motif yang

paling penting dalam psikologi pendidikan adalah kebutuhan dalam berprestasi, di

mana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu

kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses.”

Perilaku merupakan konsep penting dalam setiap proses komunikasi,

karena dapat merupakan efek dari kegiatan ini. Beberapa ahli memberikan definisi

mengenai perilaku, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Komponen dari Berprestasi

Mengenai penjelasan ini karakteristik dan sikap motif berprestasi ala

McClelland dalam situs http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-

berprestasi/ seperti yang tertera pada halaman 34.

Page 25: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

34

1. Pencapaian adalah lebih penting daripada materi. 2. Mencapai tujuan atau tugas memberikan kepuasan pribadi yang lebih besar

daripada menerima pujian atau pengakuan. 3. Umpan balik sangat penting, karena merupakan ukuran sukses (umpan

balik yang diandalkan, kuantitatif dan faktual).

2. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Berprestasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi (Gage & Berliner, 1992;

Winkel,1997) dalam situs http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-

berprestasi/ terdapat dua faktor yaitu :.

1. Faktor Internal

a. Intelegensi Taraf inteligensi seseorang dapat tercermin dalam prestasi sekolahnya di semua mata pelajaran (Winkel, 1997). Jadi, ada korelasi antara inteligensi dengan kesuksesan di sekolah (Gage & Berliner, 1992) menyatakan bahwa “Peserta didik dengan taraf inteligensi yang tinggi diharapkan dapat mencapai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki taraf inteligensi yang lebih rendah.” Namun inteligensi bukan satu-satunya faktor penentu keberhasilan prestasi akademik karena masih ada faktor lainnya seperti motivasi dan kepribadian serta faktor eksternal.

b. Motivasi Berkaitan dengan kebutuhan berprestasi, motivasi merupakan daya dorong dari dalam diri maupun daya dorong dari orang lain agar dapat memenuhi (motif) dalam pencapaian prestasi baik untuk diri sendiri maupun prestasi orang lain. (Sukadji, 2000) berpendapat bahwa motivasi merupakan tenaga dorong selama tahapan proses belajar yang berfungsi untuk, seperti yang tertera dibawah ini : 1) Mencari dan menemukan informasi mengenai hal-hal yang dipelajari 2) Menyerap informasi dan mengolahnya 3) Mengubah informasi yang didapat ini menjadi suatu hasil

c. Kepribadian Kepribadian merupakan suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik seseorang yang menentukan bagaimana individu dapat menyesuaikan diri secara unik dengan lingkungannya (Allport dalam Hurlock, 1978) Kepribadian dapat berubah dan dimunculkan dalam bentuk tingkah laku. Organisasi adalah hubungan antar traits yang selalu berubah dan diwujudkan dalam bentuk traits-traits yang dominan. Sedangkan sistam psikofisik adalah kebiasaan-kebiasaan, sikap-sikap, nilai-nilai, kepercayaan-kepercayaan, keadaan emosi dan dorongan-

Page 26: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

35

dorongan. Sistem inilah yang akan mendorong seseorang untuk menentukan penyesuaian dirinya sebagai hasil belajar atau pengalaman.

2. Faktor eksternal a. Lingkungan rumah

Lingkungan rumah terutama orang tua, memegang peranan penting serta menjadi guru bagi anak dalam mengenal dunianya. Orang tua adalah pengasuh, pendidik dan membantu proses sosialisasi anak. Seperti yang dikemukakan Utami Munandar (1999) dalam situs (http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-berprestasi/) mengatakan bahwa “Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka semakin baik prestasi anak. Termasuk juga sejauh mana keluarga mampu menyediakan fasilitas tertentu untuk anak (televisi, internet, dan buku bacaan).”

b. Lingkungan sekolah Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan yang nyaman sehingga anak terdorong untuk belajar dan berprestasi. Ada beberapa karakteristik lingkungan sekolah yang nyaman sebagai tempat belajar (Burstyn & Stevens dalam Ormrod, 2006) dalam situs (http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-berprestasi/), yaitu sebagai berikut : 1) Sekolah mempunyai komitmen untuk mendukung semua usaha

murid agar sukses baik dalam bidang akademik maupun sosial. 2) Adanya kurikulum yang menantang dan terarah. 3) Adanya perhatian dan kepercayaan murid serta orang tua terhadap

sekolah. Adanya ketulusan dan keadilan bagi semua murid, baik untuk murid dengan latar belakang keluarga yang berbeda, beda ras maupun etnik.

4) Adanya kebijakan dan peraturan sekolah yang jelas, misalnya : panduan perilaku yang baik, konsekuensi yang konsisten, penjelasan yang jelas, kesempatan menjalin interaksi sosial serta kemampuan menyelesaikan masalah.

5) Adanya partisipasi murid dalam pembuatan kebijakan sekolah. Adanya mekanisme tertentu sehingga siswa dapat menyampaikan pendapatnya secara terbuka tanpa rasa takut.

6) Mempunyai tujuan untuk meningkatkan perilaku prososial seperti berbagi informasi, membantu dan bekerja sama.

7) Membangun kerja sama dengan komunitas keluarga dan masyarakat. Mengadakan kegiatan untuk mendiskusikan isu-isu menarik dan spesial yang berkaitan dengan murid.

3. Karakteristik Orang yang Memiliki Kebutuhan Berprestasi Tinggi

McClelland (Marwisni Hasan 2006) yang terdapat dalam situs

http://moethya26.wordpress.com/2010/11/10/motivasi-berprestasi/ menyatakan

Page 27: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

36

bahwa orang yang mempunyai motif dan motivasi berprestasi yang tinggi

memiliki ciri-ciri atau sebagai berikut :

1. Mempunyai tanggung jawab pribadi Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya akan puas dengan hasil pekerjaannya karena merupakan hasil usahanya sendiri. Contoh : Mengerjakan tugasnya sendiri, tidak mencontek.

2. Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar keunggulan Menetapkan nilai yang akan dicapai. Nilai yang lebih tinggi dari nilai sendiri atau lebih tinggi dari nilai yang dicapai orang lain. Untuk mencapai nilai yang sesuai dengan standar keunggulan, siswa harus menguasai secara tuntas materi yang dipelajari. Contoh : Nilai standar 75, nilai yang ingin di capai 90.

3. Berusaha bekerja kreatif Siswa yang bermotif prestasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas sekolahnya. Cara belajar yang kreatif.

4. Berusaha mencapai cita-cita Siswa yang mempunyai cita-cita akan belajar denngan baik dan memiliki motivasi yang tinggi. Contoh : rajin mengerjakan tugas , belajar dengan keras, tekun, tidak mengulur waktu untuk belajar.

5. Memiliki tugas yang moderat Memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah serta membagi tugas menjadi beberapa bagian sehingga muda dikerjakan

6. Melakukan kegiatan sebaik-baiknya Melakukan kegiatan belajar sebaik mungkin dan tidak ada yang dilupakan. Contoh : membuat kegiatan belajar, mengerjakan soal-soal latihan, belajar kelompok.

7. Mengadakan antisipasi Melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Contoh : menyiapkan peralatan sekolah sebelum berangkat sekolah, datang lebih awal dari jadwal masuk, mengerjakan soal-soal untuk latihan, membaca materi untuk berikutnya. Melakukan kegiatan untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Contoh : menyiapkan peralatan sekolah sebelum berangkat sekolah, datang lebih awal dari jadwal masuk, mengerjakan soal-soal untuk latihan, membaca materi untuk berikutnya.

G. Pendidikan Jasmani di Sekolah

Pendidikan jasmani di sekolah merupakan suatu upaya agar dapat

mengaktualisasikan seluruh potensi aktivitasnya sebagai manusia (peserta didik)

Page 28: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

37

berupa sikap tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah menuju

kebulatan pribadi sesuai cita-cita kemanusiaan, hal ini sependapat dengan yang

dikemukakan oleh Supandi (1990: 29) dalam Endang Suryana (2007: 41) bahwa

“Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh

sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani.”

Dalam hal ini aktivitas jasmani di implemaentasikan sebagai kegiatan

pelaku gerak untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional

yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial.

Pendidikan jasmani menjadi bagian dari proses pendidikan secara

keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Melalui

pendidikan jasmani diharapkan peserta didik akan tumbuh dan berkembang

dengan keadaan jasmani secara sehat, dan segar, serta menumbuhkembangkan

kepribadian peserta didik agar lebih harmonis dalam menjalankan kehidupannya.

Mengutamakan kepentingan peserta didik menjadi skala prioritas dalam

pendidikan jasmani, karena hal ini penting untuk melibatkan peserta didik secara

aktif dan berkaitan dengan hal ini usia anak sekolah dasar pada umumnya

memiliki kecenderungan ingin selalu bergerak, berbagai bentuk dan corak gerakan

yang diperoleh usia anak sekolah dasar merupakan dasar di dalam memasuki

tahap-tahap perkembangannya, baik perkembangan yang berhubungan dengan

pengetahuan, nilai dan sikap maupun keterampilan gerak itu sendiri (kognitif,

afektif, dan psikomotor). Oleh karena itu anak usia sekolah dasar hendaknya

diberikan kesempatan untuk melakukan berbagai bentuk gerakan melalui program

kegiatan yang berada di luar jam sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga

Page 29: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

38

yang berhubungan erat dengan upaya menumbuhkembangkan keterampilan gerak,

aktivitas mata pelajaran pendidikan jasmani.

Berdasarkan uraian diatas pendidikan jasmani dapat dikatakan sebagai

suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan

melalui gerakan fisik dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan

jasmani seperti kegiatan ekstrakurikuler olahraga yang merupakan upaya dalam

menumbuhkembangkan pengetahuan, nilai sikap, dan keterampilan gerak.

H. Motif Berprestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda dalam mencapai

tujuannya, namun di dalam lingkungan sekolah setiap peserta didik berlomba-

lomba untuk dapat merealisasikan suatu tujuannya agar tercapai. Kebutuhan usia

anak sekolah dasar untuk berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani

merupakan suatu dorongan dari dalam diri untuk dapat merealisasikan tujuan

tersebut yaitu, berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani. Motif yang

mendasar adalah kebutuhan-kebutuhan atau dorongan yang bersifat jasmaniah

seperti yang dikemukakan Chaplin dalam Dedih Suryana (2005: 37) bahwa motif

adalah dorongan yang menggerakkan individu bertingkah laku. Dalam hal ini

motif berprestasi merupakan kebutuhan-kebutuhan yang tertuju untuk mencapai

prestasi dari kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut.

Motif berprestasi siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani yaitu

adanya tingkah laku yang menggambarkan bahwa siswa dapat menunjukkan

kecenderungan untuk berprestasi sebagai upaya mencapai tujuan. Melalui

Page 30: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

39

ketekunan atau adanya ketertarikan melakukan kegiatan-kegitan yang

berhubungan dengan aktivitas jasmani di sekolah merupakan suatu gambaran

bahwa siswa mempunyai kebutuhan untuk berprestasi pada mata pelajaran

jasmani.

Berdasarkan uraian di atas penulis mendapatkan kesimpulan bahwa untuk

berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani membutuhkan suatu daya

dalam mental dan dorongan dari dalam diri anak untuk dapat melakukan aktivitas

kegiatan dengan sebaik-baiknya dan mampu menghasilkan kontribusi yang nyata

bagi prestasi belajar di sekolah, baik prestasi diri sendiri maupun prestasi orang

lain, dengan kata lain motif berprstasi yang dimiliki siswa berpengaruh terhadap

segala bentuk kegiatan dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa itu sendiri.

I. Anggapan Dasar

Dari suatu penelitian yang dimulai dari perumusan masalah, prosedur,

langkah – langkah dan kesimpulan perlu didasari oleh anggapan dasar, sehingga

menjadi suatu kesatuan yang utuh dalam suatu pola penelitian. Menurut

Surachmad dalam Arikunto (2006: 65) memberi penjelasan mengenai anggapan

dasar bahwa ” anggapan dasar atau postulat adalah suatu titik tolak pemikiran

yang sebenarnya diterima oleh penyelidikan itu.”

Adapun yang menjadi anggapan dasar yang akan diajukan pada penelitian

ini bahwa Perilaku seseorang pada hakikatnya ditentukan oleh suatu kebutuhan

untuk mencapai tujuan, Mcclelland mengungkapkan bahwa perbedaan kebutuhan

untuk berprestasi sudah nampak pada anak sejak umur 5 tahun atau pada awal

Page 31: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

40

anak menjadi siswa sekolah dasar. Dalam teori kebutuhan di tegaskan bahwa

tingkah laku seseorang pada hakikatnya bertujuan untuk memenuhi tujuan. Seperti

halnya yang di ungkapkan Winkle (1983) bahwa “Motif adalah daya penggerak

dari dalam diri dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi mencapai tujuan” atau motif merupakan suatu kondisi internal atau disposisi

(Kesiapsiagaan). Menurut Mclelland menyatakan bahwa pada dasarnya setiap

individu memiliki tiga motif sosial dan salah satu diantara motif tersebut yang

sangat mempengaruhi perilaku individu dalam melaksanakan suatu kegiatan yaitu

motif berprestasi. McClelland menyatakan bahwa motif berprestasi atau

kebutuhan untuk berprestasi dapat membantu individu dalam mendorong ke arah

suatu kegiatan yang hebat, sehingga dapat mencapai kemajuan yang teramat cepat

dan menimbulkan dampak dalam kehidupan. Menurut Sri Mulyani (1982) motif

berprestasi merupakan objek yang sangat penting dalam olahraga. Lebih lanjut ia

memaparkan bahwa “Motif berprestasi adalah motif yang mendorong individu

untuk berpacu dengan ukuran keunggulan. Adanya kegiatan ekstrakurikuler

olahraga adalah penyebab dari timbulnya minat pada diri siswa untuk melakukan

kegiatan yang tertuju pada suatu kebutuhan.

Adanya ketertarikan siswa sekolah dasar terhadap suatu kegiatan di

sekolah termasuk dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga didasarkan

oleh suatu kebutuhan untuk mencapai tujuan dengan menunjukkan adanya suatu

daya mental siswa dalam melakukan suatu kegiatan yang lebih baik lebih, cepat,

lefektif dan efisien daripada kegiatan yang dilakukan sebelumnya melalui

kegiatan ekstrakurikuler olahraga tersebut dan dapat mendorong usaha-usaha

Page 32: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

41

siswa untuk berpacu dengan ukuran keunggulan dalam upaya memenuhi

kebutuhan berprestasi siswa pada mata pelajaran pendidikan jasmani. Dedih

Surana (2005: 43) menjelaskan bahwa “Suatu kegiatan akan berjalan lancar

apabila ada minat atau motif itu akan bangkit bila ada minat yang besar.” yang

dikarenakan minat dan motif merupakan sumber penggerak bagi prasangka

seseorang seseorang sehingga giat melakukan yang tertuju pada suatu

ketertarikan kegiatan sebagai usaha membangkitkan motif-motif sosial diantara

motif-motif tersebut yang sangat mempengaruhi perilaku seseorang adalah motif

untuk berprestasi. Karakterisitik anak usia sekolah dasar juga adalah masa-masa

tinggi akan berkeinginan untuk selalu bergerak Havighurst menyatakan bahwa

perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi :

1. Menguasai ketrampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fiisik

2. Membina hidup sehat 3. Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok 4. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin 5. Belajar membaca, menulis dan berhitung agar mampu berpartisipasi

dalam masyarakat 6. Memperoleh sejumlah konsep yang perlukan untuk berpikir efektif 7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai 8. Mencapai kemandirian pribadi

Jadi jelaslah bahwa adanya suatu ketertarikan siswa dalam melakukan

kegiatan ekstrakurikuler olahraga dapat membangkitkan dorongan dari dalam diri

siswa untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik dalam mencapai suatu

tujuan yang didasarkan untuk memenuhi kebutuhan siswa dalam berprestasi pada

mata pelajaran pendidikan jasmani.

Page 33: BAB II 1. - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_sdpj_0702721_chapter2(1).pdf · A. Minat 1. Pengertian Minat Minat merupakan aspek yang terdapat pada setiap diri

42

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis diperlukan sebagai penjelasan problematika yang dicarikan

pemecahannya”. Hipotesis merupakan jawaban sementara suatu masalah yang

kemudian kebenarannya diuji berdasarkan data yang empirik. Berdasarkan

anggapan dasar yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis yang penulis

ajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat hubungan yang signifikan antara

minat siswa dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler olahraga dengan motif

berprestasi pada mata pelajaran pendidikan jasmani.”