BAB II

16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari struktur tulang, “epiphiseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi). 1 2.2 Anatomi Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal oleh sendi radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar yang mengandung fibrokartilago triangularis. Membrana interosea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan patah tersebut. Selain itu, radius dan ulna dihubungkan oleh otot antar tulang, yaitu m. supinator, m.pronator teres, m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius. 1 13

description

referat

Transcript of BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Fraktur atau patah tulang adalah terputus atau hilangnya kontinuitas dari struktur

tulang, “epiphiseal plate” serta “cartilage” (tulang rawan sendi).1

2.2 Anatomi

Kedua tulang lengan bawah dihubungkan oleh sendi radioulnar yang diperkuat

oleh ligamentum anulare yang melingkari kapitulum radius dan di distal oleh sendi

radioulnar yang diperkuat oleh ligamen radioulnar yang mengandung fibrokartilago

triangularis. Membrana interosea memperkuat hubungan ini sehingga radius dan ulna

merupakan satu kesatuan yang kuat. Oleh karena itu, patah yang hanya mengenai satu

tulang agak jarang terjadi atau bila patahnya hanya mengenai satu tulang, hampir selalu

disertai dislokasi sendi radioulnar yang dekat dengan patah tersebut. Selain itu, radius

dan ulna dihubungkan oleh otot antar tulang, yaitu m. supinator, m.pronator teres,

m.pronator kuadratus yang membuat gerakan pronasi-supinasi. Ketiga otot itu bersama

dengan otot lain yang berinsersi pada radius dan ulna menyebabkan patah tulang lengan

bawah disertai dislokasi angulasi dan rotasi, terutama pada radius.1

Radius bagian distal bersendi dengan tulang karpus, yaitu tulang lunatum dan

navikulare ke arah distal, dan dengan tulang ulna bagian distal ke arah medial. Bagian

distal sendi radiokarpal diperkuat dengan simpai di sebelah volar dan dorsal, dan

ligamen radiokarpal kolateral ulnar dan radial. Antara radius dan ulna selain terdapat

ligamen dan simpai yang memperkuat hubungan tersebut, terdapat pula diskus

artikularis, yang melekat dengan semacam meniskus yang berbentuk segitia, yang

melekat pada ligamen kolateral ulnar. Ligamen kolateral ulnar bersama dengan

meniskus homolognya dan diskus artikularis bersama ligamen radioulnar dorsal dan

volar, yang kesemuanya menghubungkan radius dengan ulna, disebut kompleks rawan

fibroid triangularis ( TFCC = Triangularfibro cartilage complex ). Gerakan sendi

radiokarpal adalah fleksi dan ekstensi pergelangan tangan serta gerakan deviasi radial

13

dan ulnar. Gerakan fleksi dan ekstensi dapat mencapai 90˚ oleh karena adanya dua sendi

yang bergerak yaitu sendi radiolunatum dan sendi lunatum-kapinatum dan sendi lain di

korpus. Gerakan pada sendi radioulnar distal adalah gerak rotasi.

2.3 Patofisiologi dan Diagnosis

Trauma yang menyebabkan fraktur di daerah pergelangan tangan biasanya

merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebelah volar atau

dorsal. Jatuh pada permukaan tangan sebelah volar menyebabkan dislokasi fragmen

fraktur sebelah distal ke arah dorsal. Dislokasi ini menyebabkan bentuk lengan bawah

dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu, seperti yang terjadi pada fraktur

Colles. Sebaliknya, jatuh pada permukaan tangan sebelah dorsal menyebabkan dislokasi

fragmen distal ke arah volar seperti yang terjadi pada fraktur Smith. Pada keduanya

masih terdapat komponen gaya ke arah deviasi radial dan deviasi ulna yang dapat

menyebabkan patahnya tulang karpus. Jatuh pada permukaan tangan bagian volar

dengan tangan dalam posisi deviasi radial dapat menyebabkan fraktur pada tulang

navikulare (os skafoid) sedangkan Jatuh dengan tangan dorsofleksi maksimal dapat

menyebabkan dislokasi tulang lunatum.

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan.

Secara klinis, dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles atau fraktur

Smith. Bila fraktur terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat

berdasarkan tanda klinis patah tulang. Hal yang mungkin terlewat dalam diagnosis

adalah adanya fraktur tulang navikulare atau adanya dislokasi tulang lunatum. Secara

klinis pada fraktur navikulare didapati nyeri tekan pada tabatier anatomik.

2.4 Klasifikasi Fraktur Antebrachii

2.4.1 Fraktur Colles

Definisi

Cedera yang diuraikan oleh Abraham Colles pada tahun 1814 adalah fraktur dari

radius 1/3 distal 1inchi dari articuler dengan fragmen distal ke arah dorsal dan dialami

oleh wanita tua. Insidennya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis

14

pasca menopause. Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada

tangan yang terentang.

Klasifikasi

Ada banyak klasifikasi yang digunakan pada fraktur ekstensi dari radius distal. Namun

yang paling sering digunakan adalah sistem klasifikasi oleh frykman. Berdasarkan

sistem ini maka fraktur colles dibedakan menjadi 4 tipe berikut 4.

Tipe IA : Fraktur radius ekstra artikuler

Tipe IB : Fraktur radius dan ulna ekstra artikuler

Tipe IIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal.

Tipe IIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal.

Tipe IIIA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radioulnar.

Tipe IIIB : Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radioulnar.

Tipe IVA : Fraktur radius distal yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi

radioulnar.

Tipe IVB :Fraktur radius distal dan ulna yang mengenai sendi radiokarpal dan sendi

radioulnar.

Trauma / Kelainan yang Berhubungan

Fraktur ekstensi radius distal sering terjadi bersamaan dengan trauma atau luka

yang berhubungan, antara lain 4:

1. Fraktur prosesus styloideus (60 %)

2. Fraktur collum ulna

3. Fraktur carpal

15

4. Subluksasi radioulnar distal

5. Ruptur tendon fleksor

6. Ruptur nervus medianus dan ulnaris

Manifestasi Klinis

Kita dapat mengenali fraktur ini (seperti halnya Colles jauh sebelum radiografi

diciptakan) dengan sebutan deformitas garpu makan malam, dengan penonjolan

punggung pergelangan tangan dan depresi di depan. Pada pasien dengan sedikit

deformitas mungkin hanya terdapat nyeri tekan lokal dan nyeri bila pergelangan tangan

digerakkan. (2) Selain itu juga didapatkan kekakuan, gerakan yang bebas terbatas, dan

pembengkakan di daerah yang terkena.

Diagnosis

Diagnosis fraktur dengan fragmen terdislokasi tidak menimbulkan kesulitan.

Secara klinis dengan mudah dapat dibuat diagnosis patah tulang Colles. Bila fraktur

terjadi tanpa dislokasi fragmen patahannya, diagnosis klinis dibuat berdasarkan tanda

klinis patah tulang.

Pemeriksaan radiologik juga diperlukan untuk mengetahui derajat remuknya

fraktur kominutif dan mengetahui letak persis patahannya. Pada gambaran radiologis

dapat diklasifikasikan stabil dan instabil. Stabil bila hanya terjadi satu garis patahan,

sedangkan instabil bila patahnya kominutif. Pada keadaan tipe tersebut periosteum

bagian dorsal dari radius 1/3 distal tetap utuh. Terdapat fraktur radius melintang pada

sambungan kortikokanselosa, dan prosesus stiloideus ulnar sering putus. Fragmen

radius:

1. Bergeser dan miring ke belakang

2. Bergeser dan miring ke radial

3.Terimpaksi. Kadang-kadang fragmen distal mengalami peremukan dan kominutif

yang hebat.

16

Penatalaksanaan

- Fraktur tak bergeser (atau hanya sedikit sekali bergeser), fraktur dibebat dalam slab

cast yang dibalutkan sekitar dorsum lengan bawah dan pergelangan tangan dan dibalut

kuat dalam posisinya.

- Fraktur kominutif berat dan tak stabil tidak mungkin dipertahankan dengan cast; untuk

keadaan ini sebaiknya dilakukan fiksasi luar, dengan pen proksimal yang mentransfiksi

radius dan pen distal, sebaiknya mentransfiksi dasar-dasar metakarpal kedua dan

sepertiga.

- Fraktur yang bergeser harus direduksi di bawah anestesi. Tangan dipegang dengan erat

dan traksi diterapkan di sepanjang tulang itu (kadang-kadang dengan ekstensi

pergelangan tangan untuk melepaskan fragmen; fragmen distal kemudian didorong ke

tempatnya dengan menekan kuat-kuat pada dorsum sambil memanipulasi pergelangan

tangan ke dalam fleksi, deviasi ulnar dan pronasi.

Posisi kemudian diperiksa dengan sinar X. Kalau posisi memuaskan, dipasang

slab cast dorsal, membentang dari tepat di bawah siku sampai leher metakarpal dan 2/3

keliling dari pergelangan tangan itu. Slab ini dipertahankan pada posisinya dengan

pembalut kain krep. Posisi deviasi ulnar yang ekstrim harus dihindari; cukup 20 derajat

saja pada tiap arah.

Lengan tetap ditinggikan selama satu atau dua hari lagi; latihan bahu dan jari

segera dimulai setelah pasien sadar. Kalau jari-jari membengkak, mengalami sianosis

atau nyeri, harus tidak ada keragu-raguan untuk membuka pembalut. Setelah 7-10 hari

dilakukan pengambilan sinar X yang baru; pergeseran ulang sering terjadi dan biasanya

diterapi dengan reduksi ulang; sayangnya, sekalipun manipulasi berhasil, pergeseran

ulang sering terjadi lagi. Fraktur menyatu dalam 6 minggu dan, sekalipun tak ada bukti

penyatuan secara radiologi, slab dapat dilepas dengan aman dan diganti dengan

pembalut kain krep sementara.

17

Gambar 2 : Fraktur Colles

2.4.3 Fraktur Smith

Definisi

Fraktur smith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior (volar), karena itu

sering disebut reverse Colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien

jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi

pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya transversal, kadang-

kadang intraartikular. Penggeseran bagian distal radius bukan ke dorsal, melainkan ke

arah palmar. Patah tulang ini lebih jarang terjadi.

Manifestasi klinik

Penonjolan dorsal fragmen proksimal, fragmen distal di sisi volar pergelangan,

dan deviasi tangan ke radial (garden spade devormity).

Gambaran radiologis

Terdapat fraktur pada metafisis radius distal; foto lateral menunjukkan bahwa

fragmen distal bergeser dan miring ke anterior-sangat berlawanan dengan fraktur colles.

18

Penatalaksanaan

Pengobatannya merupakan kebalikan dari pengobatan patah tulang Colles dan

pascareduksi, posisi dipertahankan dalam posisi dorsofleksi ringan, deviasi ulnar, dan

supinasi maksimal. Lalu diimobilisasi dengan gips di atas siku selama 4-6 minggu.

Gambar 3 : Fraktur Smith

2.4.4 Fraktur Barton volar

Fraktur Barton volar sebetulnya masih bagian dari fraktur Smith. Reduksi

biasanya cukup dengan tarikan dan supinasi, tetapi karena garis patah tulang miring

reposisi yang dicapai biasanya tetap tidak stabil sehingga kadang pembedahan akan

lebih baik hasilnya. Epalsiolisis harus diusahakan untuk reposisi secara anatomis

mungkin agar tidak terjadi gangguan pertumbuhan. Hal ini dapat dilakukan secara

tertutup, kadang secara terbuka. Dengan atau tanpa reposisi operatif dapat dipakai kawat

K yang kecil yang cukup kuat untuk fiksasi intern sehingga fiksasi dapat dicapai tanpa

merusak cakram epiflsis.

19

2.4.5 Fraktur Monteggia

Definisi

Monteggia mempublikasikan fraktur ini sebagai fraktur sepertiga proksimal ulna

disertai dislokasi ke anterior dari kapitulum radius. Ternyata kemudian terbukti bahwa

dislokasi ini dapat terjadi ke lateral dan juga ke posterior. Penyebabnya biasanya trauma

langsung terhadap ulna, misalnya sewaktu melindungi kepala pada pukulan, sehingga

disebut patah tulang tangkis.

Gambaran klinik

Pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah dan apabila terdapat

dislokasi ke anterior, kapitulum radius akan dapat diraba pada fosa kubitus. Pergelangan

tangan dan tangan harus diperiksa untuk mencari ada tidaknya tanda-tanda cedera pada

saraf radialis. Terdapat 2 tipe yaitu tipe ekstensi (lebih sering) dan tipe fleksi. Pada tipe

ekstensi gaya yang terjadi mendorong ulna kearah hiperekstensi dan pronasi. Sedangkan

pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan kearah fleksi yang menyebabkan fragmen

ulna mengadakan angulasi ke posterior.

Gambaran radiologis

Gambaran radiologis jelas memperlihatkan adanya fraktur ulna yang disertai

dislokasi sendi radio-humeral. Pada kasus biasa kaput radius berdislokasi kedepan, dan

terdapat fraktur pada sepertiga bagian atas ulna dengan pelengkungan kedepan. Kadang-

kadang dislokasi radius disertai dengan fraktur olekranon. Kadang-kadang kapur radius

berdislokasi keposterior dan fraktur ulna melengkung kebelakang ( Monteggia

kebelakang). Pada fraktur ulna yang terisolasi, selalu diperlukan pemeriksaan sinar X

pada siku.

20

Gambar 4. Fraktur Montegia

Pengobatan

Dengan cara konservatif atau non operatif biasanya berhasil pada anak, tetapi

metode operatif sering menjadi pilihan pada fraktur Monteggia pada orang dewasa.

Petunjuk untuk keberhasilan terapi adalah memulihkan panjangnya ulna yang

mengalami fraktur, hanya setelah itu sendi yang berdislokasi dapat sepenuhnya

direduksi. Pada anak-anak kadang-kadang dapat dilakukan manipulasi, tetapi pada orang

dewasa lebih baik dilakukan reduksi terbuka dan pemasangan flat. Kalau kaput radius

dapat direduksi secara tertutup, begitu lebih baik dan bila tidak harus diterapi dengan

operasi. Lengan diimobilisasi dalam cast dengan siku yang difleksikan selama 6

minggu. Setelah itu dianjurkan gerakan aktif.

2.4.6 Fraktur Galeazzi

Definisi

Fraktur ini merupakan fraktur distal radius disertai dislokasi atau subluksasi

sendi radioulnar distal. Terjadinya fraktur ini biasanya akibat trauma langsung sisi

lateral ketika jatuh. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan,

terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang

memberi gaya supinasi.

Gambaran klinis

Fraktur Galeazzi jauh lebih sering terjadi daripada fraktur Monteggia. Ujung

bagian bawah ulna yang menonjol merupakan tanda yang mencolok. Perlu dilakukan

pemeriksaan untuk lesi saraf ulnaris yang sering terjadi2. Gambaran klinisnya

21

bergantung pada derajat dislokasi fragmen fraktur. Bila ringan. nyeri dan tegang hanya

dirasakan pada daerah fraktur; bila berat, biasanya terjadi pemendekan lengan bawah.

Tampak tangan bagian distal dalam posisi angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan

dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.

Gambaran radiologis

Fraktur melintang atau oblique yang pendek ditemukan pada sepertiga bagian

bawah radius, dengan angulasi atau tumpang-tindih. Sendi radioulnar inferior

bersubluksasi atau berdislokasi.

Pengobatan

Dilakukan reposisi dan imobilisasi dengan cast di atas siku, posisi netral untuk

dislokasi radius ulna distal, deviasi ulnar, dan fleksi. Secara konservatif mungkin kurang

memuaskan dan bila demikian. terapi bedah menjadi pilihan.

Gambar 5 : Fraktur Galeazi

22

23

DAFTAR PUSTAKA

1. Apley A, Graham & Solomon, Louis. BukuAjar Ortopedi & Fraktur Sistem

Apley Edisi VII. 1995. Jakarta: Widya Medika.

2. De Jong, Wim. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. 2005. Jakarta: EGC

3. Doenges M, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan

dan Pemdokumentasian Perawatan pasien. Edisi III. EGC:Jakarta

4. Mansjoer, Arief, ed. Kapita Selekta Kedokteran. 2000. Jakarta: Media

Aesculapius

5. http://medlinux blogspot.com, diakases tanggal 25 Februari 2013

6. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/imagepages/9205.htm, diakses

tanggal 25 Februari 2013

24