BAB II IMT Dan Tekanan Darah

download BAB II IMT Dan Tekanan Darah

of 16

description

bab II IMT dan Tekanan Darah

Transcript of BAB II IMT Dan Tekanan Darah

BAB IITINJAUAN DAN RINGKASAN PUSTAKA2.1 Indeks Massa Tubuh2.1.1 Pengertian Indeks Massa TubuhIMT menggambarkan kelebihan dan kekurangan berat badan, dihitung dengan membagi berat badan dalam kilogram (kg) dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (m2). Interpretasi IMT tergantung umur dan jenis kelamin, karena lelaki dan perempuan memiliki lemak tubuh yang berbeda.10 Dua parameter yang berkaitan dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh yaitu berat badan merupakan salah satu parameter massa tubuh yang paling sering digunakan yang dapat mencerminkan jumlah dari beberapa zat gizi seperti protein, lemak, air dan mineral. Untuk mengukur Indeks Massa Tubuh, berat badan dihubungkan dengan tinggi badan (Gibson, 2005).11 Tinggi badan merupakan parameter ukuran panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan tulang.112.1.2 Cara Mengukur Indeks Massa TubuhBerdasarkan metode pengukuran IMT menurut WHO 2011, untuk menentukan indeks massa tubuh maka dilakukan dengan cara yaitu diukur terlebih dahulu berat badannya dengan timbangan kemudian diukur tinggi badannya dan dimasukkan ke dalam rumus.12 Rumus IMT di bawah ini adalah:

IMT = Berat Badan(kg)(Tinggi Badan)2 (m)

2.1.3 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh Tabel 1. Kategori IMT berdasarkan WHO (2005)Status GiziKlasifikasiCut-off point

Kurang

Kurus tingkat berat< 16.00

Kurus tingkat sedang16.00-16.99

Kurus tingkat ringan17.00-18.49

Normal-18.50-24.99

Lebih

Overweight>25.00

Pra-obese25.00-29.99

Obese>30.00

Obes kelas I30.00-34.99

Obes kelas II35.00-39.00

Obes kelas III40.00

Sumber : WHO (2005)2.1.4 Kelebihan berat badan Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi di mana perbandingan berat badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada bagian-bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita karena lemak. Menurut Flier (2008), seseorang dinyatakan mengalami obesitas dengan keadaan di mana massa sel lemak berlebihan serta tidak hanya berdasarkan berat badan saja karena pada orang-orang dengan massa otot besar dapat dianggap overweight tanpa peningkatan sel-sel lemak. Selain itu, menurut Sidartawan (2006), secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik.132.1.5 Kekurangan berat badan Underweight dapat diartikan sebagai berat badan rendah akibat gizi kurang. Gizi kurang terjadi karena tingkat konsumsi energi yang memang tidak mencukupi kebutuhan atau tingkat konsumsi mencukupi namun tubuh mengalami gangguan pencernaan sehingga zat gizi yang dimakan terbuang dengan percuma. Masalah KEP (kurang energi protein) adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang dapat menurunkan kualitas fisik dan mental serta meningkatkan resiko kematian. Kekurangan gizi mempunyai dampak yang negatif, karena orang yang mnderita kekurangan gizi khususnya energi, akan mempengaruhi kemampuan kerja, waktu untuk menyelesaikan pekerjaanya semakin panjang sehingga produktivitas menurun. Akibat gizi kurang yaitu terjadinya penurunan berat badan tingkat konsumsi energi yang tidak mencukupi menyebabkan lemak tubuh akan dipakai sebagai penyedia energi, hal ini biasanya ditandai dengan penurunan berart badan yang dratis.142.1.6 Faktor-faktor yang berhubungan dengan IMT2.1.6.1 Usia Prevalensi IMT lebih (obesitas) meningkat secara terus-menerus dari 20-60 tahun. Setelah usia 60 tahun, angka obesitas mulai menurun (Hill, e2005). Hasil Survei Kesehatan Inggris (2003) menyatakan bahwa kelompok usia 16-24 tahun tidak beresiko menjadi obesitas dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua. Kelompok usia setengah baya dan pensiunan memiliki resiko obesitas lebih tinggi.152.1.6.2 Jenis Kelamin Lebih banyak pria termasuk kategori kelebihan berat badan (overweight) dibandingkan wanita, sementara kebanyakan wanita termasuk kategori obesitas. Distribusi lemak tubuh juga berbeda berdasarkan jenis kelamin, pria cenderung mengalami obesitas viseral (abdominal) dibandingkan wanita. Proses-proses fisiologi diprcaya dapat berkontribusi terhadap meningkatnya simpanan lmak pada perempuan (Hill,2005)152.1.6.3 Postur tubuhSeseorang dengan postur tubuh yang atletis dengan IMT yang cenderung tinggi memiliki LBM (Lean Body Mass) lemak yang lebih tinggi dari pada massa lemaknya, menurut Heyward et al(2002), presentase lemak tubuh yang optimal untuk fitnes cenderung lebih rendah dibandingkan pada nilai tubuh optimal, karena lemak yang berlebih dapat mengurangi kinerja dan aktivitas fisik.16 Sebagai gambaran berikut ini:

Tabel 2. Klasifikasi tingkatan presentase lemak tubuh pada laki-laki dan perempuanTingkatLaki-laki (%)Perempuan (%)

Atletik6-1010-15

good/baik11-1416-19

Acceptible/ masih normal15-1820-25

Overweight/ BB lebih19-2426-19

Obesitas25 atau lebih30 atau lebih

2.1.6.4 Genetik Membahas mengenai lemak tubuh sangat terkait dengan penderita obesitas yang memilik presentase lemak tubuh tinggi, sehingga fakto-faktor yang terkait dengan obesitas tidak jauh berbeda dengan faktor-faktor yang mempengaruhi status lemak tubuh, diantaranya ada faktor keturunan atau genetik. Terdapat beberapa hal yang memungkinkan keturanan sebagai faktor resiko kejadian obesitas yaitu :efesiensi alur metabolik, proporsi asupan makanan yang lebih besar daripada yang digunakan, keseimbangan dan fungsi hormonal, jumlah sel lemak, selera dan rasa kenyang, respon thermogenesis terhadap makanan.162.1.6.5 Pola makan Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang dapat dilihat ketika makanan itu dimakan. Terutama sekali berkenan dengan jenis dan proporsinya, dan atau kombinasi makanan yang dimakan oleh individu, masyarakat atau sekelompok populasi.Kenyamanan modern dan makanan siap saji juga berkontribusi terhadap epidemi obesitas. Banyak keluarga yang mengonsumsi makanan siap saji yang mengandung tinggi lemak dan tinggi gula. Alasan lain yang meningkatkan kejadian obesitas yaitu peningkatan porsi makan. Hal ini terjadi di rumah makan, restoran siap saji dan dirumah.Penelitian menunjukan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi makanan tinggi lemak lebih cepat mengalami peningkatan berat badan dibanding mereka yang mengkonsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan jumlah kalori yang sama. Ukuran dan frekuensi asupan makan juga memengaruhi peningkatan berat badan dan lemak tubu (Abramovitz, 2004).152.1.6.6 Kebiasaan MerokokKecenderungan seseorang untuk mengalami peningkatan berat badan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor misalnya berhenti merokok. Merokok menyebabkan peningkatan rasio metabolisme dan cenderung untuk menurunkan intake makanan dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.Prevalensi penduduk merokok setiap hari tinggi pada kelompok usia produktif (25-64 tahun). Pada saat ini prevalensi perokok pada laki-laki 11 kali lebih tinggi dibandingkan perempuan, tetapi rerata roko dihisap oleh perokok perempuan lebih banyak dibanding laki-laki (12-16 batang) (riskesdas,2007).152.1.6.7 Aktifitas FisikAktifitas fisik mencerminkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh kontraksi otot menghasilkan energi ekspenditur. Berjalan kaki, bertanam, menaiki tangga, bermain bola, menari, merupakan aktifitas fisik yang baik untuk dilakukan. Untuk kepentingan kesehatan, aktifitas fisik haruslah sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam seminggu. Untuk penurunan aktifitas fisik sekitar 60 menit dalam sehari (Warldlaw,2007).14 Rendahnya aktifitas fisik merupakan faktor resiko untuk peningkatan berat badan dan sekali atau dua kali jalan-jalan pendek setiap minggu tidak cukup untuk mengompensasi hal ini. Sebagai contoh, latihan fisik selama 30 menit per hari yang dianjurkan oleh American Heart Foundation dan WHO tidak cukup untuk mencegah peningkatan berat badan dan obesitas, latihan fisik yang dibutuhkan ialah selama 45-60 menit per hari (Astrup,2005).15

2.2 Tekanan Darah2.2.1 Pengertian tekanan darahTekanan darah adalah tekanan hidrostatik yang diberikan oleh darah terhadap dinding pembuluh darah (Tortora, 2009). Tekanan ini harus diatur secara ketat karena dua alasan. Pertama, tekanan tersebut harus cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong yang cukup; tanpa tekanan ini, otak dan jaringan lain tidak akan menerima aliran darah yang adekuaat seberapapun penyesuaian lokal mengenai resistensi arteriol ke organ-organ tersebut yang dilakukan. Kedua, tekanan tidak boleh terlalu tinggi, sehingga menimbulkan beban kerja tambahan bagi jantung dan meningkatkan risiko kerusakan pembuluh serta kemungkinan rupturnya pembuluh-pembuluh halus.17Tekanan darah juga dipengaruhi oleh volume darah yang ada di sistem kardiovaskular. Volume darah normal pada orang dewasa adalah sekitar 5 liter.Adanya penurunan pada volume darah, misalnya pada perdarahan, menurunkan jumlah darah yang dialirkan melalui arteri tiap menit. Penurunan yang sedikit dapat dikompensasi oleh mekanisme homeostatis yang mempertahankan tekanan darah. Namun, apabila terjadi penurunan volume darah lebih dari 10% dari totalnya, maka akan terjadi penurunan tekanan darah. Sebaliknya, apabila terjadi peningkatan volume darah, maka akan cenderung menaikkan tekanan darah.172.2.2 Klasifikasi tekanan darahMenurut The Seventh Report of the Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure (JNC 7), tekanan darah dibagi menjadi normal, prehipertensi, hipertensi stage 1,dan hipertensi stage 2.18Tabel 3. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7KategoriSistolikDiastolik

Normal100

2.2.3 Fisiologi tekanan darah Tekanan darah terutama dikontrol oleh sistem saraf simpatik (kontrol jangka pendek) dan ginjal (kontrol jangka panjang) Mekanisme yang berhubungan dengan penyebab hipertensi melibatkan perubahan perubahan pada curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Saraf simpatik mengeluarkan norepinefrin, sebuah vasokonstriktor yang mempengaruhi pembuluh arteri dan arteriol sehingga resistensi perifer meningkat. Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali ke normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan reflex autoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal. Oleh karena curah jantung yang meningkat terjadi konstriksi sfingter pre-kapiler yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tahanan perifer. Pada stadium awal sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap.192.2.3.1 Curah Jantung Curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa jantung (volume sekuncup) selama 1 menit (frekuensi jantung) : Curah jantung = frekuensi jantung x volume sekuncup Tekanan darah (TD) bergantung pada curah jantung dan tahanan vaskular perifer : Tekanan darah = curah jantung x tahanan vaskular perifer. Bila volume darah meningkat dalam spasium tertutup, seperti pembuluh darah, tekanan dalam spasium tersebut meningkat. Jadi, jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik. Curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung, atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat daripada perubahan kontraktilitas otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah, mengakibatkan penurunan tekanan darah.20

2.2.3.2 Tahanan Perifer Sirkulasi darah melalui jalur arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena. Arteri dan arteriol dikelilingi oleh otot polos yang berkontraksi atau relaks untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan jaringan lokal. Misalnya, apabila lebih banyak darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri perifer berkontriksi, menurunkan suplai darah. Darah menjadi lebih banyak tersedia bagi organ utama karena perubahan tekanan di perifer. Normalnya, arteri dan arteriol tetap berkontriksi sebagian untuk mempertahankan aliran darah yang konstan. Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskular dan diameterpembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh, semakin besar tahanan vaskular terhadap aliran darah. Dengan naiknya tahanan, tekanan arteri juga naik. Pada dilatasi pembuluh darah dan tahanan turun, tekanan darah juga turun.20

Kontraktilitas

Preloadafterload

Pemendekan serta miokardium

Ukuran ventrikel kiri

Kecepatan denyut jantung

Kecepatan denyut jantung

Resistensi perifer

Kecepatan denyut jantung

Kecepatan denyut jantung

Gambar 1. Skema Berbagai Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Arteri2.2.4 Pengukuran tekanan darahPengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode lansung dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metode Tidak Lansung dengan menggunakan sphygmomanometer atau tensimeter.20 Tekanan darah dapat diukur dengan dua cara,yaitu :

2.2.4.1 Cara Perabaan (Palpasi) Pengukuran tekanan darah secara palpasi hanya dapat menetapkan sistolik saja. Cara pengukurannya sebagai berikut: manset dibalutkan pada lengan sampel, dengan cara memompa bola karet ditiupkan udara kedalamnya sambil memegang nadi sampel, pada suatu tekanan tertentu dimana nadi tidak teraba lagi tekanan manometer diturunkan perlahan-lahan dengan jari tetap meraba nadi, pada suatu saat tertentu akan teraba nadi lagi ini disebut tekanan sistolik dengan mencatat berapa nilai dalam mmHg (Oktia Woro K.H. dkk, 2005:11)212.2.4.2 Cara Pendengaran (Auskultasi) Cara auskultasi memerlukan tensimeter dan stetoskop dalam pemeriksaan. Cara pengukurannya adalah pompakan udara kedalam manset sehingga kolom air raksa naik dan tangan pemeriksa yang meraba nadi sudah tidak merasakan denyut nadi lagi. Sesudah itu ujung stetoskop diletakan pada Fossa cubiti. Udara dikeluarkan secara perlahan-lahan, sehingga suatu saat terdengar suara yang dapat dibedakan dalam lima fase, yaitu: fase I: suara gelombang nadi yang pertama yang melalui manset, menyerupai suara pertama jantung yang lemah. Fase II: suara menjadi lebih keras dan diikuti oleh desingan seperti tiupan. Fase III: suara menjadi maksimal, dan desingan mulai hilang. Fase IV: sekonyong-konyong suara menjadi kurang nyata, menjadi suara tertutup. Fase V: suara hilang (Oktia Woro K.H. dkk, 2005:11).212.3 Hipertensi2.3.1 Pengertian hipertensiTekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap dinding pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan bervariasi tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik) dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik). Pada keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat yang ditimbulkan karena darah dipompakan melalui pembuluh darah dengan kekuatan berlebih.22Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.Penderita hipertensi mengalami peningkatan tekanan darah melebihi batas normal, di mana tekanan darah normal sebesar 120/80 mmHg. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung, tahanan perifer pada pembuluh darah, dan volume atau isi darah yang bersirkulasi. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung koroner, left ventricle hypertrophy, dan stroke yang merupakan pembawa kematian tinggi.222.3.2 Etiologi Hipertensi Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu: Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahuin peyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya, seperti genetik, lingkungan, sistem renin angiotensin, sistem saraf otonom, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko seperti merokok, alkohol, obesitas, dan lain-lain (Lauralee, 2001).23 Hipertensi sekunder, terdapat sekitar 5% kasus. Penyebab spesifiknya diketahui, misalnya 1) Penyakit ginjal : glomerulonefritis akut, nefritis kronis, penyakit poliarteritis, diabetes nefropati, 2) Penyakit endokrin : hipotiroid, hiperkalsemia, akromegali, 3) koarktasio aorta, 4) hipertensi pada kehamilan, 5) kelainan neurologi, 6) obat-obat dan zat-zat lain (Lauralee, 2001).232.3.3 Patofisiologi Hipertensi Menurut Udjianti (2010), empat sistem kontrol yang berperan dalam mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri, pengaturan volume cairan, sistem renin angiotensin dan autoregulasi vaskular. Sistem baroreseptor merupakan monitor derajat tekanan arteri dan meniadakan peningkatan tekanan arteri melalui mekanisme perlambatan jantung oleh respon vagal (stimulasi parasimpatis) dan vasodilatasi. Namun, pada hipertensi kontrol ini gagal menurunkan tekanan darah dan belum jelas penyebabnya.Bila tubuh menglami kelebihan garam dan air, tekanan darah akan meningkat melalui mekanisme fisiologi yang kompleks yang mengubah aliran balik vena ke jantung dan mengakibatkan peningkatan curah jantung. Bila ginjal masih berfungsi secara adekuat, peningkatan tekanan arteri dapat meningkatkan diuresis dan penurunan tekana darah. Kondisi patologis yang mengubah ambang tekanan pada ginjal dalam mengeksresikan garam dan air akan meningkatakan tekanan arteri sistemik.Renin dan aniotensin memegang peranan penting dalam pengaturan tekanan darah. mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). Angiotensin II inilah yang berperan penting dalam meningkatkan tekanan darah karena bersifat vasokonstriktor kuat pada pembuluh darah dan juga berperan dalam pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah.242.3.4 Faktor resiko hipertensia. Umur Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar risiko terserang hipertensi. Arteri kehilangan elastisitasnya atau kelenturannya seiring bertambahnya umur. Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada segala umur, namun paling sering dijumpai pada orang berumur 35 tahun atau lebih. Sebenarnya wajar bila tekanan darah sedikit meningkat dengan bertambahnya umur. Hal ini disebabkan oleh perubahan alami pada jantung, pembuluh darah, dan hormon. 25b. Jenis Kelamin Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang cukup bervariasi. Hingga usia 55 tahun lebih banyak ditemukan pada pria. Namun setelah terjadi menopause (biasanya setelah usia 50 tahun), tekanan darah pada wanita meningkat terus, hingga usia 75 tahun tekanan darah tinggi lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria.25c. Riwayat Keluarga Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Penelitian menunjukkan bahwa tekanan darah seorang anak akan lebih mendekati tekanan darah orangtuanya. Hal ini menunjukkan bahwa gen yang diturunkan, dan bukan hanya faktor lingkungan (seperti makanan atau status sosial),berperan besar dalam menentukan tekanan darah25d. Asupan Garam Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping ada faktor lain yang berpengaruh. Hipertensi hampir tidak pernah ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang minimal. Asupan garam kurang dari 3 gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi yang rendah, sedangkan jika asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi meningkat menjadi 15-20 %. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah jantung dan tekanan darah.26e. Obesitas Pada orang obesitas terjadi penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah karena berasal dari kandungan makanan berlemak dan berkalori tinggi serta kolesterol tinggi. Dapat menyebabkan penimbunan lemak disepanjang pembuluh darah sehingga terjadi penyempitan pada pembuluh darah dan memacu jantung untuk memompa darah lebih kuat akibatnya tekanan darah menjdai meningkat.27Keadaan berat badan lebih, kelainan ini dapat diukur dengan body mass index (BMI) atau index massa tubuh (IMT). BMI dihitung dengan membagi berat badan badan dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Berdasarkan WHO (2000) dikatakan obesitas jika BMI 30 kg/m2.f. Merokok Rokok dapat menaikan tekann darah. Nikotin dalam tembakau penyebab meningkatnya tekanan darah segera setelah hisapan pertama. Nikotin diserap oleh pembuluh darah amat kecil di dalam paru-paru dan di edarkan ke aliran darah. Hanya dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin. Hormon yng kuat ini akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi.26 Hasil Riskesdas yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes RI pada tahun 2007 menunjukkan secara nasional, persentase nasional merokok setiap hari pada penduduk umur > 10 Tahun adalah 23,7%.25g. Kurangnya Aktifitas Fisik Orang yang kurang aktif melakukan olahraga pada umumnya cenderung mengalami kegemukan. Latihan fisik aerobik sedang secara teratur (jalan atau renang selama 30-45 menit 3-4 kali semingu) mungkin lebih efektif menurunkan tekanan darah dibandingkan olahraga berat seperti lari, jogging. teratur diketahui dapat mengurangi kekakuan pembuluh darah dan meningkatkan daya tahan jantung serta paru-paru sehingga mampu menurunkan tekanan darah.252.4 Hubungan berat badan lebih dengan hipertensiPenyebab tekanan darah tinggi pada berat badan berlebih adalah kompleks. Peningkatan tonus vascular dan garam serta air ginjal adalah penyebab utama hipertensi pada obesitas. Mekanisme yang mendasarinya termasuk hiperleptinemia, meningkatnya asam lemak bebas (FFA), hiperinsulinisme dan insulin resisten, kesemuanya ini akan menyebabkan stimulasi dari saraf simpatis, meningkatnya tonus vascular, disfungsi endothelial, dan retensi sodium ginjal. Sebagai tambahan, meningkatnya aktivitas renin-angiotensin-system (RAS), sebagai efek dari aktivasi simpatis dan bertambahnya sintesis jaringan adiposa, mengakibatkan meningkatnya retensi garam dan air ginjal3

2.5 Ringkasan PustakaRingkasan pustaka diuraikan dalam tabel dibawah ini:Tabel 4 Ringkasan pustakaNo.PenelitiLokasiStudi DesainSubjek StudiVariabel Yang DitelitiLama Waktu StudiHasil

1. Hendrick3Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraStudi data cross-sectional Mahasiswan = 57. Mengetahui status gizi dengan menggunakan IMT =BB/TB2 Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spygnomanometer raksa-Semakin tinggi IMT seseorang maka akan disertai juga dengan peningkatan darah sistolik dan tekanan diastolik