BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian Matematikaeprints.umm.ac.id/64171/3/BAB II.pdf9 BAB II...
Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. a. Pengertian Matematikaeprints.umm.ac.id/64171/3/BAB II.pdf9 BAB II...
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Matematika
Pada bagian ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan
pembelajaran matematika di Sekolah Dasar, yang meliputi: (a) Pengertian
Matematika, (b) Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar.
a. Pengertian Matematika
Daryanto dan Raharjo (2012:46) berpendapat bahwa matematika bisa
dipelajari untuk membekali siswa ketika di sekolah dengan beberapa
kompetensi agar siswa mempunyai kemampuan berpikir yang kreatif, kritis,
analisis, sistematis, dan logis. Maka harus ada interaksi yang baik antara
guru dan siswa dalam pembelajaran agar tercapai tujuannya yaitu siswa
mampu memahami dan menguasai materi. Sedangkan menurut Amir
(2014:73) pembelajaran matematika merupakan serangkaian kegiatan
terencana dalam memberikan pengalaman belajar yang bertujuan untuk
memperoleh siswa yang mempunyai pengetahuan matematika yang
dipelajari, terampil, cerdas, dan mampu memahami bahan ajar dengan baik.
Matematika sebagai salah satu dari tiga besar yang membagi dari ilmu
pengetahuan fisik, matematika dan teologi. Matematika secara bahasa
berasal dari Yunani yaitu “metheis” atau “manthenien” yang artinya
mempelajari, tetapi diduga kata itu erat hubungnnya dengan kata sansekerta
medha atau widya yang artinya ketahuan, kepandaian atau intelegensi
(Nasution, 2010:15). Sedangkan menurut Susanto (2013:185) matematika
10
merupakan salah satu disiplin ilmu yang meningkatkan kemampuan berfikir
dan berargumentasi, memberika kontribusi dalam penyelesaian masalah
sehari-hari dalam dunia kerja, serta memberikan dukungan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dari hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan pembelajaran
matematika merupakan proses pembelajaran yang mempelajari tentang
ilmu-ilmu matematika yang berkaitan dengan simbol-simbol dengan tujuan
dapat berguna dalam jenjang selanjutnya dan dalam kehidupan sehari-hari.
Proses tersebut dapat berhasil jika metode, teknik, pendekatan, strategi, dan
media yang digunakan oleh guru tersampaikan dengan baik sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar
Telah dijelaskan dalam pemaparan sebelumnya bahwa pelajaran
matematika merupakan proses pembelajaran yang mempelajari tentang
ilmu-ilmu matematika yang berkaitan dengan simbol-simbol dengan tujuan
dapat berguna dalam jenjang selanjutnya dan dalam kehidupan sehari-hari.
Sedangkan menurut Amir (2014:77) berpendapat bahwa pelajaran
matematika diberikan di tingkat SD untuk mendapatkan ilmu matematika
serta untuk mengembangkan daya berpikir siswa yang logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatif dan mengembangkan pola kebiasaan bekerjasama
dalam memecahkan masalah.
Siswa sekolah dasar umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun, sampai 12
atau 13 tahun. Dimana mereka berada pada fase operasional kongkret.
Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
11
berfikir untuk mengoprasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat kongkret (Heruman, 2007:1). Menurut Susanto
(2013:186) berpendapat bahwa pembelajaran matematika adalah suatu
proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan
kreativitas berfikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir
siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan
baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
matematika. Karakteristik matatematika menurut Soedjadi (2000:13) antara
lain; (1) Memiliki objek kajian abstrak, (2) Bertumpu pada kesepakatan, (3)
Berpola pikir deduktif, (4) Memiliki simbol yang kosong dari arti, (5)
Memperhatikan semesta pembicaraan, (6) Konsisten dalam sistemnya.
Menurut pemaparan tentang karakteristik pembelajaran matematika
tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar (KBM),
seorang guru harus memperhatikan dua dimensi secara bersamaan dalam
satu kesempatan yakni materi ajar dan peserta didik (Nasaruddin, 2013:65).
Selain itu agar siswa dapat berfikir secara logis, analitis, sistematis, kritis,
kreatif dan dalam kehidupan sehari-hari dapat secara mudah untuk
memecahkan masalah-masalah yang muncul menggunakan konsep
matematika yang telah diperoleh.
2. Materi Pecahan
a. Pengertian Pecahan
Menurut Heruman (2007) pecahan merupakan sebagian dari sesuatu
yang utuh. Bilangan pecahan dapat diartikann sebagai sebuah bilangan yang
memiliki pembilang dan juga penyebut. Pada bentuk bilangan ini,
12
pembilang dibaca terlebih dahulu baru disusul dengan penyebut. Sedangkan
menurut Rahmawati (2013) menyatakan pecahan adalah bilangan yang
bukan bilangan bulat atau tidak utuh. Bilangan pecahan terdiri dari
pembilang dan penyebut. Pecahan merupakan salah satu topik yang sulit
untuk diajarkan. Kesulitan itu terlihat dari kurang bermaknanya kegiatan
pembelajaran yang dilakukan guru, dan sulitnya pengadaan media
pembelajaran. Akibatnya, guru biasanya langsung mengajarkan pengenalan
angka, seperti pada pecahan
, 1 disebut pembilang dan 2 disebut penyebut
(Heruman, 2007:43).
Gambar 2.1 Pecahan
Pada gambar 2.1 daerah yang diarsir menunjukkan nilai pecahannya
yaitu satu (1) bagian dari empat (4) bagian keseluruhan. Maka ditulis
, dan
dibaca satu per empat. Ketika menyebutkan suatu bilangan pecahan,
diantara pembilang dan penyebut harus disisipkan kata “per”. Misalkan
seperti contoh diatas untuk bilangan
maka kita menyebutnya dengan “satu
per empat” atau “seperempat”. Dengan penjelasan sebagai berikut :
𝑎
𝑏 =
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
𝑝𝑒𝑛𝑦𝑒𝑏𝑢𝑡
13
Dapat disimpulkan bahwa pecahan adalah pembagian dua bilangan
bulat dengan bilangan yang dibagi disebut pembilang dan bilangan pembagi
disebut penyebut. Dalam mempelajari konsep bilangan pecahan pemahaman
yang baik mengenai konsep bilangan pecahan memerankan peranan penting
sehingga siswa akan memahami konsep bilangan pecahan tersebut dengan
lebih mudah.
b. Pengertian Pecahan Senilai
Menurut Heruman (2007:48) Pecahan Senilai adalah pecahan-pecahan
yang cara penulisannya berbeda, tetapi mempunyai hasil bagi sama dan
mewakili bagian atau daerah yang sama. Sedangkan menurut Joko Untoro
(2009:45) Pecahan Senilai adalah pecahan yang mempunyai nilai yang sama
dengan pecahan lain. Pecahan yang berbeda dapat bernilai sama asalkan
perbandingannya tetap. Dua pecahan dikatakan senilai apabila kedua
pecahan tersebut memiliki bentuk pecahan yang sederhana yang sama.
Kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam operasi penjumlahan pecahan
adalah penguasaan konsep nilai pecahan, pecahan senilai dan penjumlahan
bilangan bulat. Kemampuan penguasaan pecahan senilai lebih ditekankan
terutama dalam penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.
Perhatikan gambar berikut, daerah yang diarsir pada masing-masing
baris menunjukkan bagian
;
;
; dan
.
Gambar 2.2. Pecahan Senilai.
14
Terlihat pada gambar 2.2. Daerah persegi panjang pada gambar diatas
dibagi menjadi beberapa bagian yang sama. Bilangan dibawah masing-
masing gambar menunjukkan luas daerah yang diarsir. Karena luas daerah
yang diarsir pada masing-masing gambar tersebut sama, maka pecahan
;
;
; dan
bernilai sama, dan disebut pecahan-pecahan senilai. Mencari
pecahan yang senilai, caranya adalah mengalikan pembilang dan penyebut
dengan bilangan yang sama.
Contoh penjelasan gambar 2.2 :
x
=
=
x
=
=
senilai dengan:
;
; dan
.
x
=
=
Berdasarkan contoh diatas dapat dikatakan bahwa pecahan yang senilai
dapat diperoleh, jika pembilang dan penyebut dari suatu pecahan dikalikan
dengan bilangan yang sama. Terlihat dari penjelasan gambar,
bagian sama
besarnya dengan
bagian,
bagian, dan
bagian. Dengan demikian bahwa
bilangan pecahan
;
;
; dan
adalah senilai dan dapat ditulis
=
=
=
.
15
3. Media Pembelajaran
Pada bagian ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan media
pembelajaran yang meliputi: (a) Pengertian media pembelajaran; (b) Manfaat
dan fungsi media pembelajaran; dan (c) Klasifikasi media pembelajaran.
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yang merupajan bentuk jamak dari kata
“medium”. Secara harfiah, artinya adalah “perantara” atau “pengantar”. Oleh
karena itu, media dipahami sebagai perantara atau pengantar sumber pesan
kepada penerima sumber pesan. Sanjaya (dalam Haryono, 2014:47)
mengatakan media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat
mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Dalam kata
lain media belajar merupakan alat dan bahan yang digunakan untuk membantu
dalam penyampaian materi pembelajaran. Sedangkan menurut Anitah
(2014:11) Media pembelajaran adalah saluran atau jembatan dari pesan-pesan
pembelajaran (messages) yang disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada
penerima pesan (siswa) dengan maksud agar pesan-pesan tersebut dapat
diserap dengan cepat dan tepat sesuai dengan tujuannya.
Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan
media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
mengungkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Arsyad (2014:3) Media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
proses belajar mengajar demi tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan
pembelajaran di sekolah pada khususnya.
16
Anitah (2014:37) menyebutkan 3 hal utama yang perlu dijadikan
pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu:
a. Tujuan Pemilihan Media Pembelajaran
Memilih media pembelajaran yang akan digunakan harus berdasarkan maksud
dan tujuan pemilihan yang jelas yaitu digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
pemberian informasi yang sifatnya umum atau sekedar hiburan saja. Jika
digunakan untuk kegiatan pembelajaran, apakah untuk pembelajaran yang
sifatnya individual atau kelompok (klasikal). Tujuan pemilihan ini sangat
berkaitan dengan kemampuan dalam menguasai berbagai jenis media
pembelajaran beserta karakteristiknya.
b. Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi
keandalannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Pemahaman
terhadap karakteristik berbagai media pembelajaran merupakan kemampuan
dasar yang perlu dimiliki dalam kaitannya dalam pemilihan media pembelajaran
ini. Selain itu, kemampuan ini memberikan kemungkinan untuk menggunakan
berbagai jenis media pembelajaran secara bervariasi, apabila kurang memahami
karakteristik media pembelajaran tersebut akan dihadapkan kepada kesulitan-
kesulitan.
c. Alternatif Media Pembelajaran yang dapat dipilih
Memilih media pada dasarnya merupakan proses mengambil atau menentukan
keputusan dari berbagai pilihan (alternatif) yang ada. Selain itu bisa bisa
menentukan media mana yang akan digunakan apabila terdapat berbagai media
yang dapat diperbandingkan, apabila media pembelajaran itu hanya ada satu
17
jenis maka tidak akan bisa memilih tetapi harus menggunakan media
pembelajaran yang ada tersebut.
b. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran
Media menjadi unsur yang penting dalam pembelajaran, maka dalam
pemilihan media harus berdasarkan kebutuhan siswa yang nantinya dapat
membantu siswa dalam belajar. Media dalam pembelajaran berfungsi
memperjelas pesan yang disampaikan guru (Primasari dkk, 2014:67). Pada
dasarnya media untuk memudahkan siswa belajar karena dapat memberikan
pengalaman yang konkrit, dpat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran,
dapat mengaktifkan indera serta dapat menyambungkan antara teori dan
realitanya. Menurut Haryono (2014:49-50) Media pembelajaran memiliki
beberapa fungsi yang diantaranya memberikan pengalaman yang abstrak
menjadi lebih konkrit, memperoleh gambaran jelas tentang benda yang sulit
diamati langsung, membangkitkan motivasi dan merangsang peserta didik
untuk belajar, dan memudahkan peserta didik untuk membandingkan,
mengamati, mendeskripsikan suatu benda.
Menurut Haryono (2014:50) media memiliki beberapa fungsi diantaranya
sebagai berikut:
a. Membantu mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran.
b. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.
c. Mengatasi keterbatasan ruang.
d. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
e. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
f. Menghilangkan kebosanan siswa.
18
g. Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu.
h. Melayani gaya belajar siswa yang beraneka ragam.
Sedangkan manfaat dari media pembelajaran menurut Arsyad (dalam
Hariyono, 2014:51) adalah sebagai berikut:
a. Dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar
dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
b. Dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat
memunculkan motivasi belajar, interaksi intens yang lebih baik antar siswa
dengan lingkungannya.
c. Dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu.
d. Memberikan pengalaman yang sama kepada setiap siswa.
Menurut Arsyad (dalam Haryono 2014:51) manfaat media diantaranya
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar, meningkatkan dan mengarahkan
perhatian peserta didik sehingga dapat memunculkan motivasi belajar, dan
memberikan pengalaman yang sama kepada setiap peserta didik.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat dari
penggunaan media pembelajaran yakni membantu guru dalam menyampaikan
materi dan membantu peserta didik dalam memahami materi. Melalui
penggunaan media, tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Manfaat dari
penggunaan media dapat maksimal apabila guru dapat memilih dan
menggunakan media secara tepat sesuai dengan kebutuhan siswa dalam
pembelajaran.
19
c. Klasifikasi Media Pembelajaran
Bentuk media dalam penyampaiannya sangat bergantung dengan informasi
yang akan disampaikan kepada siswa nantinya. Berdasarkan taksonomi media,
Gagne mengklasifikasikan jenis-jenis media berdasarkan fungsi pembelajaran
yaitu media demonstrasi, penyampaian lisan, media cetak, gambar diam,
gambar gerak, film dengan suara, dan mesin pembelajaran (Munadi dalam
Primasari, 2014:67).
Media pembelajaran memiliki berbagai bentuk, berdasarkan bentuk fisiknya
dapat diklasifikasikan antara lain, (1) media dua dimensi, (2) media tiga
dimensi, (3) media pandang dan diam, dan (4) media pandang gerak (Hariyono,
2014:52). Adapun jenis media yang sering digunakan menurut (Sanaky,
2013:57) sebagai berikut: (1) media cetak berupa buku, brosur, leaflet, dan
majalah, (2) media pameran berupa benda-benda sesungguhnya, (3) media yang
diproyeksikan berupa slide suara, dan film strip, (4) rekaman audio, (5) video
dan VCD merupakan gambar bergerak yang disertai dengan unsur suara, (6)
media komputer. Pada media komputer didalamnya memuat aplikasi unsur
audio visual berupa multimedia. Pada umumnya multimedia hanya berupa
video bersuara atau film.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media
diklasifikasikan menjadi dua yaitu berdasarkan fisiknya dan berdasarkan jenis
maupun cara penyajiannya. Mengembangkan sebuah media perlu
memperhatikan prinsip media dan prinsip penggunaan media agar tidak hanya
menarik dan menyenangkan akan tetapi memiliki manfaat untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang efektif. Salah satu jenis media yang dikembangkan
20
dalam penelitian ini adalah media MARKA WEB di desain sedemikian rupa
sesuai prinsip-prinsip diatas sehingga diharapkan menjadi media yang layak dan
memiliki daya guna yang baik untuk materi Pecahan Senilai Matematika kelas
IV SD.
4. E-Learning
a. Pengertian E-Learning
E-Learning merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan
informasi menggunakan perangkatn elektronik yang terhubung dengan internet.
E-Learning adalah pembelajaran yang disusun ialah dengan tujuan
menggunakan suatu sistem elektronik atau juga komputer sehingga mampu
untuk mendukung suatu proses pembelajaran. Sedangkan menurut Sutabri
(2014:139) Sistem pembelajaran elektronik (Electronic Learning) disingkat e-
learning adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-Learning
(Electronic Learning) merujuk pada pembelajaran yang didukung melalui web
ini dapat dilakukan di dalam kelas sebagai pendukung pengajaran tradisional,
seperti siswa belajar melalui web dirumah atau didalam ruang kelas, e-learning
juga dapat dilakukan dalam ruang kelas virtual, dimana semua kegiatan
dilakukan online dan pelaksanaan kelas tidak melakukan secara langsung.
Clark dan Mayer dalam Lantip (2011:210) memaparkan bahwa “E-Learning
as training delivered on a computer (including CD-ROM, Internet, or Intranet)
that is designed to support individual learning or organizational perfomance
goals”. Pengertian ini berarti bahwa di dalam E-Learning, media komputer
didesain untuk mendukung pembelajaran individual maupun pencapaian tujuan
kinerja suatu organisasi. Deni Darmawan (2014:10) menyatakan bahwa internet
21
pada dasarnya adalah kumpulan informasi yang tersedia di komputer yang bisa
diakses karena adanya jaringan yang tersedia di komputer tersebut. Oleh karena
itu, e-learning bisa dilaksanakan karena jasa internet. Bahkan e-learning
disebut pula dengan nama online course karena aplikasinya memanfaatkan jasa
internet.
b. Manfaat, Kelebihan serta Kekurangan E-Learning
Manfaat e-learning menurut Rohmah (2016:12) dengan adanya e-learning
dalam pembelajaran yaitu:
a. Dengan adanya e-learning maka dapat mempersingkat waktu pembelajaran
dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
b. E-Learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan
materi.
c. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-
bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang
sedimikian itu peserta didik dapat memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran.
d. Dengan e-learning proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di
dalam ruangan kelas saja, tetapi dengan bantuan peralatan komputer dan
jaringan, para siswa dapat secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-
mengajar.
Menurut Kusnandar (2011:46) bahwa guru profesional adalah guru yang
senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam
interaksi belajar mengajar yang disesuaikan dengan perkembangan zaman, serta
22
senantiasa mengembangkan kemampuannya secara berkelanjutan, baik dalam
segi ilmu yang dimilikinya maupun pengalamannya.
Kelebihan yang dimiliki e-learning menurut Deni Darmawan (2014:86) adalah:
a. Meningkatkan pengemasan (pengkreasian) materi pembelajaran.
b. Dapat menerapkan konsep strategi pembelajaran yang baru dan efesien.
c. Interaksi pembelajaran lebih luas dengan multisumber belajar.
d. Pendidik dan peserta didik dapat dengan mudah berkomunikasi melalui
fasilitas internet tanpa dibatasi jarak dan waktu.
e. Bila peserta didik memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan
mata pelajaran yang dipelajarinya, maka ia dapar melakukan akses di
internet ketika itu juga secara lebih mudah dan cepat.
f. Berbagai informasi dan materi terorganisasi dalam satu wadah materi
pembelajaran online.
Kekurangan media e-learning menurut Rusman (2012:351-352) adalah:
a. Kurangnya interaksi antara pendidik dan peserta didik, bahkan antar sesama
peserta didik secara fisik, sehingga hal ini dapat memperlambat
terbentuknya nilai sikap dan sosial dalam proses pembelajaran.
b. Ketika proses pembelajaran dengan menggunakan e-learning ini tidak
dipersiapkan dengan matang, maka proses pembelajarannya pun akan
cenderung mengabaikan aspek akademik dan sosial anak, bahkan akan lebih
menjurus pada main-main dan keasikan mereka yang tidak berdasar.
c. Tidak semua tempat tersedia fasilitas komputer lebih-lebih internet.
d. Kurangnya tenaga kerja yang mengetahui dan memiliki keterampilan
mengoperasikan komputer, lebih-lebih internet.
23
c. MARKA WEB
Website merupakan perkembangan rekayasa perangkat lunak dengan jutaan
alamat situs yang berbagi file, seperti teks dan gambar yang saling terhubung
dengan internet dengan berbagai protokol-protokol yang mendukung. Menurut
Sidik (2014:1) Web pada awalnya adalah ruang informasi dalam internet,
dengan menggunakan teknologi hypertext, pemakai dituntut untuk menemukan
informasi dengan mengikuti link yang disediakan dalam dokumen web yang
ditampilkan dalam browser web. Website menurut Hariyanto (2015:2) dapat
diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks,
data gambar, data animasi, suara, video, dan atau gabungan dari semuanya,
baik, yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian
bangunan yang saling terkait, dimana masing-masing dihubungkan dengan
jaringan-jaringan halaman (hyperlink).
Website juga merupakan salah satu media penyampaian informasi dan
publikasi yang mudah diakses dari mana saja, kapan saja tanpa terbatas oleh
wilayah geografis yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah. Website matematika
yang baik, hendaknya menyesuaikan dengan perkembangan kemampuan
matematika peserta didik. Pemilihan media digital website harus memenuhi
beberapa kriteria mengenai materi matematika, yaotu sebagai berikut, (1) media
harus menyediakan pemaknaan yang jelas dan sama bagi bermacam-macam
latar belakang peserta didik; (2) media menyediakan wadah perpindahan
(transisi) dari materi dasar aritmatika menuju materi materi pra-aljabar; dan (3)
media mendorong peserta didik mengaplikasikan materi matematika pada
bidang lainnya, sosial, dan ilmu pengetahuan (Scruggs, 2007).
24
Menurut Darmawan (2014) teknologi pembelajaran menjadi pemecahan
masalah pembelajaran dengan membawa kemudahan model pembelajaran pada
inovasi berbasis teknologi informasi, yaitu pembelajaran dengan animasi,
pembelajaran dengan permainan (games), dan pembelajaran tutorial berbasis
komputer.
d. e-learning MARKA
Media e-learning MARKA “Gemar Matematika” adalah aplikasi website
yang bisa diakses oleh siswa kelas IV sekolah dasar. Di dalam situs tersebut
berbagi informasi mengenai materi pelajaran pecahan senilai untuk siswa kelas
IV, terdapat latihan soal, quiz beserta pembahasan jawaban yang benar. Media
e-learning MARKA ini dapat mengerjakan tugas dan memahami materi
menjadi lebih mudah hanya melalui genggaman.
e. Karakteristik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
Peserta didik sekolah dasar umumnya berumur sekitar 6 atau 7 tahun,
sampai 12 atau 13 tahun. Dimana mereka berada pada fase operasional kongret.
Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
berfikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat kongkret (Heruman, 2007:1). Menurut (Indrayati,
2015:85) pada fase ini anak memperoleh kecakapan untuk menunjukkan logika
operasional dasar, tetapi hanya melalui pengalaman konkret.
Menurut Permendikbud no 57 tahun 2014, karakteristik yang dimiliki anak-
anak usia Sekolah Dasar pada umumnya adalah senang bergerak, senang
bermain, senang melakukan sesuatu secara langsung, senang bekerja dalam
kelompok. Sehingga perlu menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan
25
karakteristik yang bersifat baru, menantang, menyenangkan dan bersifat
mendidik oleh pihak guru dan pihak sekolah. Pihak sekolah harus mampu
menghadirkan suasana lingkungan belajar yang menuntut peserta didik mampu
berinteraksi dalam proses pembelajaran.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pengembangan media MARKA WEB relevan dengan beberapa peneliti
terdahulu. Berikut disajikan dalam tabel persemaan dan perbedaan yang
mendukung mengenai pengembangan yang dilakukan oleh peneliti.
Berdasarkan penelitian relevan atau terdahulu yang dilakukan oleh Qoriatul
Ulfa Mahmudah tahun 2018 yang berjudul Pengembangan Media
Pembelajaran Matematika Papan 3D pada Materi Operasi Pecahan Senilai
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SDN Bunulrejo 3
Malang. Persamaan yang dilakukan oleh keduanya adalah mengembangkan
media dengan materi yang sama yaitu pecahan senilai. Perbedaan dari
penelitian terdahulu atau sebelumnya adalah peneliti mengembangkan media
alat peraga sedangkan peneliti sekarang mengembangkan media MARKA
WEB. Perbedaan berikutnya penelitian terdahulu terfokus pada peningkatan
hasil belajar, sedangkan peneliti sekarang berfokus pada materi pelajaran
matematika yaitu materi pecahan senilai kelas IV. Model penelitian terdahulu
ini mengikuti model pengembangan Borg & Gall. Teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara dan angket. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa hasil uji coba pengembangan media papan 3D Pecahan
Senilai memiliki tingkat kevalidan dan kemenarikan yang tinggi, perbedaan
hasil test uji coba produk pada kelas IVB sebagai kelas eksperimen
26
menunjukkan rata-rata 96,3, sedangkan hasil tes kelas IVA sebagai kelas
kontrol menunjukkan rata-rata 74,5.
Terdapat pula penelitian relevan lainnya yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Ginanjar Dwi Basuki pada tahun 2015 yang berjudul Pengembangan E-
learning berbasis MOODLE pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
bagi Siswa Kelas V SDN Kotagede 1. Persamaan yang dilakukan oleh
keduanya adalah mengembangkan media e-learning. Perbedaan pada penelitian
terdahulu dengan sekarang adalah pada materi. Penelitian terdahulu
menggunakan materi IPA dan peneliti sekarang menggunakan mata pelajaran
matematika materi pecahan senilai serta kelas yang digunakan peneliti
terdahulu adalah kelas V dan peneliti yang sekarang menggunakan kelas IV.
Penelitian pengembangan ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan yang
diadopsi dari model penelitian pengembangan Borg & Gall. Penelitian dan
pengumpulan informasi, perencanaan penelitian, pengembangan produk awal,
uji lapangan awal yang melibatkan 4 siswa, revisi hasil uji lapangan awal, uji
lapangan lebih luas melibatkan 8 siswa, revisi uji lapangan, uji kelayakan yang
melibatkan 26 siswa, dan revisi hasil kelayakan Subjek uji coba dalam
penelitian adalah siswa V SDN Kotagede 1 Yogyakarta. Data dikumpulkan
melalui angket dan observasi saat uji coba, kemudian data hasil penelitian
dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kuantitatif.
27
C. Kerangka Pikir
Gambar 3.1. Kerangka Pikir
Analisis Kebutuhan
1. Kebutuhan akan media inovatif untuk meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran
matematika.
2. Kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya berpusat pada siswa (children centered).
3. Penggunaan media agar siswa bersemangat dengan adanya media yang dapat dioperasikan sendiri yang
dikemas dengan menarik
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengembangan MARKA WEB pada materi pecahan senilai bagi
siswa kelas IV SD?
2. Bagaimana respon siswa pada pengembangan MARKA WEB pada materi
pecahan senilai bagi siswa kelas IV SD?
Model ADDIE
Analyze
Analisis
kebutuhan siswa
Design
Perancangan
media
pembelajaran
Development
Pengembangan
menghasilkan
prototype produk
Implementation
Implementasi
produk
Evaluate
Evaluasi
penelitian
Produk
Pengembangan media MARKA WEB pada Materi Pecahan Senilai kelas IV SD