BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas,...

16
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Minat Belajar Getzel dalam Mardapi (2007: 106) mengemukakan “minat adalah suatu disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterempilan untuk rujukan perhatian atau pencapaian”. Menurut Kamisa (1997: 370), minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan. Menurut Tidjan (1976: 71), minat adalah gejala psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada perasaan senang. Hilgard dalam Slameto (2010: 57), memberi rumusan tentang minat sebagai berikut interest is persisting to pay attention to and enjoy some activity or content’. Dari pengertian tersebut jelas bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut. Dari definisi di atas maka peneliti kemukakan bahwa minat mengandung unsur sebagai berikut: a. Suatu gejala psikologis b. Pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik. c. Perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran d. Kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan. Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung kepada obyek tersebut.

Transcript of BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas,...

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Pengertian Minat Belajar

Getzel dalam Mardapi (2007: 106) mengemukakan “minat adalah suatu

disposisi yang terorganisir melalui pengalaman yang mendorong seseorang untuk

memperoleh objek khusus, aktivitas, pemahaman dan keterempilan untuk rujukan

perhatian atau pencapaian”. Menurut Kamisa (1997: 370), minat diartikan sebagai

kehendak, keinginan atau kesukaan. Menurut Tidjan (1976: 71), minat adalah gejala

psikologis yang menunjukan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek sebab ada

perasaan senang.

Hilgard dalam Slameto (2010: 57), memberi rumusan tentang minat sebagai

berikut „interest is persisting to pay attention to and enjoy some activity or content’.

Dari pengertian tersebut jelas bahwa minat itu sebagai pemusatan perhatian atau

reaksi terhadap suatu obyek seperti benda tertentu atau situasi

tertentu yang didahului oleh perasaan senang terhadap obyek tersebut.

Dari definisi di atas maka peneliti kemukakan bahwa minat mengandung

unsur sebagai berikut:

a. Suatu gejala psikologis

b. Pemusatan perhatian, perasaan dan pikiran dari subyek karena tertarik.

c. Perasaan senang terhadap obyek yang menjadi sasaran

d. Kemauan atau kecenderungan pada diri subyek untuk melakukan kegiatan

guna mencapai tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti

simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa minat

adanya pengertian subyek terhadap obyek yang menjadi sasaran karena obyek

tersebut menarik perhatian dan menimbulkan perasaan senang sehingga cenderung

kepada obyek tersebut.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

7

2.1.2. Klasifikasi Minat Belajar

Para ahli mencoba mengklasifikasikan minat berdasarkan pendekatan yang

berbeda satu sama lain, sehingga minat dapat dikategorikan seperti berikut ini:

Menurut Super & Krite dalam Suhartini (2001: 25) mengklasifikasikan minat

menjadi empat jenis berdasarkan bentuk pengekspresian dari minat, yaitu:

a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang

menunjukkan apakah seseorang itu menyukai atau tidak menyukai suatu

objek atau aktivitas

b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu

pada suatu kegiatan tertentu

c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau

keterampilan dalam suatu kegiatan

d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat atau

daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan.

Menurut Surya (2007: 122) menggolongkan minat menjadi tiga jenis

berdasarkan sebab-musabab atau alasan timbulnya minat, yaitu:

a. Minat Volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa

adanya pengaruh dari luar.

b. Minat Involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan

adanya pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.

c. Minat Nonvolunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa secara

paksa atau dihapuskan.

Kemudian Krapp, et.al dalam Suhartini (2001: 23) mencoba mengkategorikan

minat menjadi tiga, yaitu:

1. Minat Personal

2. Minat Situasional

3. Minat Psikologikal

Minat personal merupakan minat yang bersifat permanen dan relatif stabil

yang mengarah pada minat khusus mata pelajaran tertentu. Minat personal merupakan

suatu bentuk rasa senang ataupun tidak senang, tertarik tidak tertarik terhadap mata

pelajaran tertentu. Minat ini biasanya tumbuh dengan sendirinya tanpa pengaruh yang

besar dari rangsangan eksternal.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

8

Sedangkan minat situasional yaitu minat yang bersifat tidak permanen dan

relatif berganti-ganti, tergantung rangsangan dari eksternal. Rangsangan tersebut

misalnya dapat berupa metode mengajar guru, penggunaan sumber belajar dan media

yang menarik, suasana kelas, serta dorongan keluarga. Jika minat situasional dapat

dipertahankan sehingga berkelanjutan secara jangka panjang, minat situasional akan

berubah menjadi minat personal atau minat psikologis siswa, semua ini tergantung

pada dorongan atau rangsangan yang ada.

Jenis minat psikologikal merupakan minat yang erat kaitannnya dengan

adanya interaksi antara minat personal dengan minat situasional yang terus menerus

dan berkesinambungan. Jika siswa memiliki pengetahuan yang cukup tentang suatu

mata pelajaran, dan dia memiliki kesempatan untuk mendalaminya dalam aktivitas

yang terstruktur di kelas atau pribadi (di luar kelas) serta mempunyai penilaian yang

tinggi atas mata pelajaran tersebut maka dapat dinyatakan bahwa siswa memiliki

minat psikologikal.

2.1.3. Pentingnya Minat Belajar

Proses belajar yang maksimal terjadi apabila seorang siswa mempunyai minat

terhadap pelajaran tertentu maka siswa tersebut akan merasakan senang dan dapat

memberi perhatian pada mata pelajaran sehingga menimbulkan sikap keterlibatan

ingin belajar. Menurut Djamarah (2002: 81) “Sesuatu yang menarik minat dan

dibutuhkan anak, akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan

bersungguh-sungguh dalam belajar”. Senada dengan hal ini Loekmono (1994: 62)

berpendapat bahwa “Minat merupakan salah satu hal yang ikut menentukan

keberhasilan seseorang dalam segala bidang, baik dalam studi, kerja, dan kegiatan-

kegiatan lain, hal tersebut karena minat akan memunculkan perhatian yang spontan

terhadap bidang tersebut”. Dengan demikian proses belajar akan berjalan lancar bila

disertai dengan minat belajar sehingga dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang-bidang tertentu.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

9

Menurut Rachman (1997: 151), minat besar pengaruhnya terhadap belajar

anak. Bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa

tidak dapat belajar dengan sebaik-baiknya. Jika ada siswa kurang atau tidak berminat

terhadap belajar perlu diusahakan cara membangkitkan minat tersebut. Minat dapat

ditumbuhkan dengan berbagai cara. Cara tersebut antara lain ialah memvariasikan

media pembelajaran, mengembangkan metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal

yang menarik dan berguna bagi kehidupan siswa, dan mengkaitkan dengan hal-hal

yang berhubungan dengan cita-cita.

Dari uraian di atas, dapatlah diambil suatu kesimpulan bahwa minat sangat

penting dalam kegiatan belajar, karena tanpa adanya minat terhadap suatu pelajaran,

maka kegiatan proses belajar tidak akan berjalan dengan baik dan pada akhirnya

keberhasilan dalam belajar tidak akan tercapai dengan baik pula.

2.1.4. Indikator Minat Belajar

Pada umumnya minat seseorang tehadap sesuatu akan diekspresikan melalui

kegiatan atau aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Sehingga untuk mengetahui

indikator minat dapat dilihat dengan cara menganalisis kegiatan-kegiatan yang

dilakukan individu atau objek yang disenangi, karena minat merupakan motif yang

dipelajari yang mendorong individu untuk aktif dalam kegiatan tertentu. Dengan

demikian untuk menganalisis minat belajar dapat digunakan beberapa indikator minat

sebagai berikut:

Menurut Sukartini dalam Suhartini (2001: 26) analisis minat dapat dilakukan

terhadap hal-hal sebagai berikut:

1. Keinginan untuk mengetahui/ memiliki sesuatu

2. Objek-objek kegiatan yang disenangi

3. Jenis kegiatan untuk mencapai hal yang disenangi

4. Usaha untuk merealisasikan keinginan atau rasa senang terhadap sesuatu.

Pendapat tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan Slameto (2010: 180),

bahwa:

“Suatu minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa anak didik lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya, dapat pula

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

10

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Anak didik yang

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberi perhatian

yang lebih besar terhadap subjek tersebut.”

Selain itu menurut Djamarah (2002: 132) mengungkapkan bahwa minat dapat

diekspesikan anak didik melalui:

1. Pernyataan lebih menyukai sesuatu daripada yang lainnya.

2. Partisipasi dalam aktif dalam suatu kegiatan.

3. Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap sesuatu yang

diminatinya tanpa menghiraukan yang lain (fokus).

Dari kedua pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa minat belajar

siswa dapat dilihat dari perhatian yang lebih besar dalam melakukan aktivitas yang

mereka senangi dan ikut terlibat atau berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa indikator minat dari beberapa ahli yang dijelaskan di atas maka

peneliti membuat indikator minat yakni meliputi aspek perhatian, aspek ketertarikan,

dan aspek rasa senang. Minat yang diungkap melalui penelitian ini adalah minat

belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS khususnya pada kompetensi kegiatan

ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.1.5 Cara Membangkitkan Minat Belajar Anak

Menurut Usman (1996: 27), “pada hakikatnya anak berminat terhadap belajar

dan guru sendiri hendaknya berusaha meembangkitkan minat anak terhadap belajar”.

Simanjuntak (1993: 58) mengemukakan “Minat dapat timbul pada seseorang jika

menarik perhatian terhadap suatu objek”.

Menurut Simanjuntak (1993: 58) cara membangkitkan minat belajar anak

diperlukan beberapa syarat: belajar harus menarik perhatian, sebagai contohnya

mengajar dengan cara yang menarik, mengadakan selingan, menjelaskan dari yang

mudah ke sukar atau dari yang konkret ke abstrak, penggunaan alat peraga. Obyek

atau keadaan yang kekuatannya menarik akan menimbulkan minat misalnya

menyelenggarakan percobaan, menyelenggarakan berbagai bentuk keterampilan,

mengadakan pameran karyawisata. Masalahnya berulang-ulang terjadi, jika berulang-

ulang terjadi akan mendorong peserta didik membangkitkan minat belajar karena

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

11

masalah tersebut sering muncul sehingga merupakan suatu kebiasaan. Semua

kegiatan harus kontras, hal-hal yang sama bahkan kontras dapat menarik perhatian

seseorang.

Menurut Rachman (1997: 151) untuk menumbuhkan perhatian dan minat para

siswa, pembelajaran dapat dikembangkan melalui pendekatan pembelajaran terpadu.

Sedangkan menurut Rooijakkers (2008: 25) cara menumbuhkan minat dengan

menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah

diketahui kebanyakan siswa.

Chatarina (2007: 186) mengemukakan “pengaitan pembelajaran dengan minat

siswa adalah sangat penting, dan karena itu tunjukkanlah bahwa pengetahuan yang

dipelajari itu sangat bermanfaat bagi mereka”. Dalam upaya memperkuat atau

menumbuhkan minat dan untuk memelihara minat yang telah dimiliki siswa, pihak

guru pun dapat membantu hal tersebut. Menurut Djamarah (2002: 133) ada beberapa

macam cara yang dapat guru lakukan untuk membangkitkan minat anak didik,

diantaranya sebagai berikut:

a. Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela

belajar tanpa paksaan. Contoh dalam pembelajaran IPS yaitu guru dapat

mejelaskan manfaat IPS dalam kehidupan sehari-hari, serta gambaran sejarah

yang lain.

b. Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman

yang dimiliki anak didik, sehingga mudah menerima bahan pelajaran. Contoh

dalam pembelajaran IPS yaitu guru dapat menhubungkan materi dengan bukti-

bukti peninggalan sejarah yang ada disekitarnya.

c. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar

yang baik dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan

kondusif. Contoh dalam IPS yaitu siswa diajak ke tempat penting peninggalan

sejarah.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

12

d. Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks

perbedaan individual anak didik. Contohnya: guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.

Komponen-komponen proses belajar mengajar yang harus dilaksanakan sebagai

usaha membangkitkan minat belajar anak atau anak didik antara lain merumuskan

tujuan pengajaran, mengembangkan/ menyusun alat-alat evaluasi, menetapkan

kegiatan belajar mengajar, merencanakan program dengan menggunakan model

pembelajaran yang tepat.

2.1.5 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Gagne dalam

Hamzah (2007: 137) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan kapasitas terukur

dari perubahan individu yang diinginkan berdasarkan ciri-ciri atau variabel

bawaannya melalui perlakuan pengajaran tertentu. Sedangkan menurut Reigeluth

dalam Hamzah (2007: 138) menyebutkan bahwa hasil belajar adalah semua efek yang

dapat dijadikan sebagi indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah

kondisi yang berbeda. Degeng dalam Hamzah (2007: 139) mengemukakan bahwa

hasil belajar biasanya mengikuti pelajaran tertentu yang harus dikaitkan dengan

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Hasil belajar adalah kemampuan yang

diperoleh anak setelah melalui suatu kegiatan belajar.

Menurut Bloom dalam Anni (2007: 7) ada tiga ranah (domain) hasil belajar,

yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

a. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan penilaian.

b. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang

kemampuanya itu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi

dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

c. Ranah Psikomotor

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

13

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi

neuromuscular (menghubungkan dan mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan dari pada afektif dan psikomotor

karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus

menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Dari beberapa pendapat para ahli tentang hasil belajar dapat diambil beberapa

kata kunci, yaitu: keluaran, masukan, pemrosesan, dan ranah. Jadi dapat disimpulkan

bahwa hasil belajar adalah keluaran yang dapat ditunjukkan siswa setelah melakukan

kegiatan memproses masukan yang diterima dalam ranah kognitif, afektif, maupun

psikomotor yang bersifat relatif menetap/ bertahan dan dapat diamati. Kegiatan

memproses informasi dalam hal ini pada hakekatnya merupakan kegiatan belajar

yang dilakukan siswa.

2.1.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Aronson dalam Arends (2008: 13) mengemukakan bahwa Jigsaw merupakan

tipe pembelajaran kooperatif yang didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab

siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Siswa tidak

hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan

dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

Menurut Silberman (2001: 51), Jigsaw Learning merupakan sebuah teknik

dipakai secara luas yang memiliki kesamaan dengan teknik “pertukaran dari

kelompok ke kelompok” (group-to-group exchange) dengan suatu perbedaan penting

setiap peserta didik mengajarkan sesuatu.

Menurut Isjoni (2009: 77), pembelajaran kooperatif Jigsaw merupakan salah

satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu

dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal.

Anita Lie (2002: 68) mengemukakan bahwa dalam teknik jigsaw guru

memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa

mengaktifkannya agar pembelajaran lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan

sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan

untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

14

Pada model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, terdapat kelompok asal dan

kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan

siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam.

Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu

kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang

ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan

tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada

anggota kelompok asal. Yuzar dalam Isjoni (2009: 78), menyatakan dalam

pembelajaran kooperatif jenis Jigsaw siswa belajar kelompok kecil yang terdiri dari

4-6 orang, heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang positif dan

bertanggung jawab secara mandiri. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas

ketuntasan bagian bahan pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan bahan

tersebut kepada anggota kelompok asal. Dalam hal ini, menurut Soejadi dalam Isjoni

(2009: 78), jumlah anggota dalam satu kelompok apabila semakin besar, dapat

mengakibatkan semakin kurang efektif kerjasama antara para anggotanya.

Ciri-ciri model pembelajaran tipe Jigsaw adalah sebagai berikut:

a. Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara

kooperatif.

b. Kelompok dibentuk dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah.

c. Jika dalam kelas terdapat siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya, jenis

kelamin yanng berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap kelompokpun terdiri

dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda pula.

d. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Menurut Arends (2008: 13), langkah-langkah penerapan model pembelajaran

Jigsaw, yaitu:

a. Membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4-6 orang.

b. Masing-masing kelompok mengirimkan satu orang wakil mereka untuk

membahas topik, wakil ini disebut dengan kelompok ahli.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

15

c. Kelompok ahli berdiskusi untuk membahas topik yang diberikan dan saling

membantu untuk menguasai topik tersebut.

d. Setelah memahami materi, kelompok ahli menyebar dan kembali ke kelompok

masing-masing, kemudian menjelaskan materi kepada rekan kelompoknya.

e. Guru memberikan tes individual pada akhir pembelajaran tentang materi yang

telah didiskusikan.

Hubungan antara kelompok asal dan kelompok ahli digambarkan sebagai

berikut:

Kelompok Asal

Kelompok Ahli

Gambar 2.1 Ilustrasi Kelompok Jigsaw

Gambar 2.2 Pembentukan Kelompok Jigsaw

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

16

Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap

pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan

mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian,

siswa saling tergantung satu dengan yang lain dan harus bekerja sama secara

kooperatif untuk mempelajari materi yang ditugaskan.

Teori yang mendukung model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yaitu teori

Vygotsky. Teori ini berusaha mengembangkan model konstruktivistik belajar mandiri

dari Piaget menjadi belajar kelompok. Dalam membangun sendiri pengetahuannya,

peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beranekaragam

dengan guru sebagai fasilitator. Kegiatan itu dapat berupa diskusi kelompok kecil,

diskusi kelas, mengerjakan tugas kelompok, tugas mengerjakan ke depan 2-3 orang

dalam waktu yang sama dan untuk soal yang sama (sebagai bahan pembicaraan/

diskusi kelas), tugas menulis (karya tulis, karangan), tugas bersama membuat laporan

kegiatan pengamatan kajian materi, dan tugas menyampaikan penjelasan atau

mengkomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang terkait dengan

materi dengan kegiatan yang beragam peserta didik akan membangun pengetahuan

sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan,

pencatatan, pengerjaan, dan presentasi.

Tugas guru adalah menyediakan atau mengatur lingkungan belajar siswa, dan

mengatur tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa, serta memberikan dukungan

dinamis, sedemikian hingga setiap siswa dapat berkembang secara maksimal dalam

zona perkembangan masing-masing peserta didik. Guru sekiranya bisa

memanfaatkan, baik teori Piaget maupun teori Vygotsky dalam upaya untuk

melakukan proses pembelajaran yang efektif. Guru perlu mengupayakan supaya

setiap siswa berusaha agar bisa mengembangkan diri masing-masing secara

maksimal, yaitu mengembangkan kemampuan berfikir dan bekerja secara independen

(sesuai dengan teori Piaget). Dilain pihak, guru perlu juga mengupayakan supaya

tiap-tiap siswa juga aktif berinteraksi dengan siswa-siswa lain dan orang-orang lain di

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

17

lingkungan masing-masing (sesuai dengan teori Vygotsky). Jika kedua hal itu

dilakukan, perkembangan kognitif tiap-tiap siswa akan terjadi secara optimal.

Menurut Ibrahim, dkk (2000: 7), pembelajaran kooperatif dikembangkan

untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu:

a. Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk memperbaiki prestasi siswa atau tugas-

tugas akademis penting lainnya. Model pembelajaran kooperatif unggul dalam

membantu siswa memahami konsep-konsep sulit.

b. Penerimaan terhadap keragaman

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari

orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan

ketidakmampuannya.

c. Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif yaitu mengajarkan kepada siswa

keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

Ibrahim, dkk (2000: 18), mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

memberikan manfaat bagi siswa yang hasil belajarnya rendah, di antaranya:

a) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas; b) Rasa harga diri menjadi lebih

tinggi; c) Memperbaiki terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah; d) Memperbaiki

kehadiran; e) Angka putus sekolah menjadi rendah; e) Penerimaan terhadap

perbedaan individu menjadi lebih besar; f) Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil;

g) Konflik antar pribadi berkurang; h) Sikap apatis berkurang; i) Pemahaman yang

lebih mendalam; j) Motivasi lebih besar; k) Hasil belajar lebih tinggi; l) Retensi lebih

lama; dan m) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

2.1.7. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model

pembelajaran kooperatif Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:

a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli

yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

b. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat.

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

18

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara

dan berpendapat.

2.1.8. Hubungan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dengan Hasil

Belajar Siswa

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dengan sesamanya dalam

suatu kelompok belajar untuk mencapai tujuan belajar dan guru bertindak sebagai

motivator. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Hasil

belajar oleh Benyamin Bloom diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu: ranah

kognitif, ranah afektif, ranah psikomotor.

Catharina (2007: 7-12), “Hasil belajar pada ranah kognitif mencakup

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sistesis, penilaian. Ranah Afektif

mencakup penerimaan, penanggapan, penilaian, pengorganisasian, pembentukan pola

hidup. Ranah psikomotor mencakup persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan

terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian, kreativitas.” Berdasarkan ketiga ranah

tersebut, dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terdapat

kegiatan yang aktif antara siswa dan guru selama proses belajar. Dengan demikian,

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diharapkan dapat mengatasi

permasalahan pembelajaran yang masih terpusat pada guru (teacher centred) dengan

pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centred) dan hasil belajar siswa yang

meningkat.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

19

2.2. Kajian Hasil-Hasil Penelitian yang Relevan

a. Hasil penelitian dari Mardhiyah (2009) dengan judul “Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran Matematika melalui Metode

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw di SDN Purworejo Kec. Suruh Kab.

Semarang Semester I Tahun Ajaran 2009/ 2010”. Skripsi Program PGSD UKSW.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan ketuntasan

hasil evaluasi dari tiap siklus pada materi luas bangun datar. Pada kondisi awal

dari jumlah siswa 27 siswa terdapat 20 siswa yang telah tuntas belajarnya, pada

siklus 1 ketuntasan belajar siswa dapat mencapai 100% setelah dilakukan tindak

lanjut berupa perbaikan untuk siswa yang belum tuntas belajar dan pengayaan

untuk siswa yang telah tuntas dalam belajar. Siklus 2 ketuntasan belajar siswa

meningkat menjadi 100% tanpa kegiatan tindak lanjut. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dapat

meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV Semester I SDN

Purworejo, Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester I Tahun Ajaran

2009/ 2010.

b. Hasil penelitian Cicik Asti Tahapsari (2010) dengan judul “Peningkatan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tentang materi

Pengaruh Globalisasi melalui pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw bagi siswa

kelas IV SD N Wulung 4 Randublatung Kabupaten Blora Tahun 2009/ 2010”.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan ketuntasan

prestasi belajar. Kondisi awal siswa yang tuntas sebanyak 8 anak (40%). Siklus 1

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 15 siswa (75%), dan pada siklus 1I

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 20 siswa (100%). Dengan demikian

penggunaan model kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa kelas IV SD N Wulung 4 Randublatung Kabupaten Blora Semester I

Tahun Ajaran 2009/ 2010.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

20

2.3. Kerangka Pikir

Berkembangnya model pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar

memiliki implikasi yang luas baik bagi siswa maupun bagi guru. Karena model

pembelajaran inovatif adalah penerapan model pembelajaran yang dipilih dan

diterapkan secara fleksibel untuk disesuaikan dengan perkembangan kemampuan

siswa dan pengalamannya. Bagi guru, pemahaman tentang penggunaan metode

inovatif akan mampu mengubah pola pembelajaran pada siswa di sekolah. Sedangkan

bagi siswa penerapan model pembelajaran di kelas akan memupuk minat belajar dan

semangat siswa untuk menerima konsep materi dari guru.

Keberhasilan atas hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak hal, baik yang

berasal dari dalam dan dari luar diri siswa. Salah satu faktor yang diangkat dalam

penelitian ini adalah model pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

secara efektif dan efisien. Untuk mengimplementasikan model dan rencana

pembelajaran digunakanlah model pembelajaran Jigsaw. Kerangka berpikirnya dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir

Jigsaw

Kerja dalam kelompok

membangkitkan

perhatian, ketertarikan,

dan rasa senang dalam

belajar.

Setiap anak dalam

kelompok ahli menggali

informasi selengkap

mungkin untuk diajarkan

ke kelompok asal

Minat Hasil

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA - repository.uksw.edu€¦ · pengertian minat menurut beberapa ahli di atas, peneliti simpulkan bahwa minat adalah gejala psikologis yang menunjukkan bahwa

21

2.4. Hipotesis Penelitian

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada mata

pelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dalam pemanfaatan SDA, siswa mampu

memahami materi dengan baik dan diduga meningkatkan minat dan hasil belajar IPS

siswa kelas IV SD Negeri 01 Sugihan Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan.