BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development...

37
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test ) 1. Pengertian dari DDST (Denver Development Screening Test) DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnostik atau test IQ. DST menurut Soetjiningsih (1995) merupakan : a. Test yang mudah dan cepat (15-20) menit dapat diandalkan dan mempunyai validitas yang tinggi. b. Test yang secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100 persen bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyata 89 persen dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6 tahun kemudian. Menurut Frankernburg dan Borowitz (1986) DST tidak hanya mengidentifikasi lebih dari separo dengan kelainan bicara. Dan frankernburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi dari DDST dinamakan Denver II. 2. Aspek perkembangan yang dinilai Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R, yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan. 8

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DDST (Denver Development Screening Test)

1. Pengertian dari DDST (Denver Development Screening Test)

DDST adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan

perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnostik atau test IQ. DST

menurut Soetjiningsih (1995) merupakan :

a. Test yang mudah dan cepat (15-20) menit dapat diandalkan dan

mempunyai validitas yang tinggi.

b. Test yang secara efektif dapat mengidentifikasikan antara 85-100

persen bayi dan anak-anak prasekolah yang mengalami keterlambatan

perkembangan, dan pada “follow up” selanjutnya ternyata 89 persen

dari kelompok DDST abnormal mengalami kegagalan di sekolah 5-6

tahun kemudian.

Menurut Frankernburg dan Borowitz (1986) DST tidak hanya

mengidentifikasi lebih dari separo dengan kelainan bicara. Dan

frankernburg melakukan revisi dan standarisasi kembali DDST dan juga

perkembangan pada sektor bahasa ditambah, yang kemudian hasil revisi

dari DDST dinamakan Denver II.

2. Aspek perkembangan yang dinilai

Terdiri dari 105 tugas perkembangan pada DDST dan DDST-R,

yang kemudian pada Denver II dilakukan revisi dan restandarisasi dari

DDST sehingga terdapat 125 tugas perkembangan.

8

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

Perbedaan lainnya adalah, pada Denver II terdapat :

a. Peningkatan 86 persen pada sektor bahasa

b. Pemeriksaan untuk artikulasi bahasa

c. Skala umur yang baru

d. Kategori yang baru untuk interprestasi pada kelainan yang ringan

e. Skala penilaian tingkah laku

f. Materi training yang berbeda. Semua pada petunjuk pelaksanaan

hanya 28 point, pada Denver II menjadi 31 point.

3. Tugas perkembangan

Semua tugas perkembangan itu disusun berdasarkan urutan

perkembangan dan diatur dalam 4 kelompok besar yang disebut sektor

perkembangan, yang meliputi :

a. Perilaku sosial (Personal Sosial)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi

dan berinteraksi dengan lingkungan.

b. Gerakan Motorik Halus (Fine Motor Adaptive)

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati

sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi

yang cermat.

c. Bahasa (Language)

Kemampuan yang memberikan respons terhadap suara, mengikuti

perintah dan berbicara spontan.

9

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

d. Gerakan motorik kasar (Gross Motor)

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

4. Alat yang digunakan

a. Alat peraga : benang wol, manik-manik, kubus warna merah kuning,

hijau, biru, permainan anak, botol kecil, bola teknis, bel kecil, kertas

dan pensill

b. Lembar formulir DDST

c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap :

1) Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia 1 tahun , 2 tahun dan 3 tahun

b) Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya

hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian

dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

5. Penilaian

Dari buku Tumbuh Kembang Anak, Soetjiningsih (1995) tentang

bagaimana melakukan penilaian, apakah lulus (Passed = P), gagal (Fail =

F), ataukah anak tidak mendapat kesempatan untuk melaksanakan tugas

(No Opportunity =N.O). Kemudian ditarik garis kronologis yang

memotong garis horizontal tugas perkembangan pada formulir DDST.

Setelah itu dihitung pada masing-asing sektor, berapa yang P dan berapa

yang F, selanjutnya berdasarkan pedoman, hasil test diklasifikasikan

dalam : normal, abnormal, meragukan (questionable) dan tidak dapat di

test (untesable) (Soetjiningsih, 1995).

10

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

a. Abnormal

1) Bila didapat 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor / lebih

2) Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih

keterlambatan PLUS 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan

dan pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertikal usia.

b. Meragukan

1) Bila ada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih

2) Bila dalam satu sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan

pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertikal usia. Tidak dapat di test

3) Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test menjadi

abnormal atau meragukan.

c. Tidak dapat di test

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hail test menjadi

abnormal aau meragukan.

d. Normal

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu

ditetapkan terlebih dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari

untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu tahun. Bila dalam

perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama

dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas. Perhitungan umur

adalah sebagai berikut misalnya budi lahir pada tanggal 23 Mei 1992

11

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

dari kehamilan yang cukup bulan dan test dilakukan pada tanggal 5

Oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut:

a. 1994-10-5 (saat test dilakukan)

b. 1992-5-23 (saat Budi lahir)

Umur Budi 2-5-12 = 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari

adalah lebih kecil dari 15 hari maka, dibulatkan ke bawah

sehingga umur Budi adalah 2 tahun 4 bulan. Kemudian garis umur

ditarik vertikal pada lembar DDST yang memotong kotak-kotak

tugas perkembangan pada ke-4 sektor.

Tugas-tugas yang terletak di sebelah kiri itu, pada umumnya

telah dapat dikerjakan oleh anak-anak seusia Budi, (2 tahun 4

bulan). Apabila Budi gagal mengerjakan tugas tersebut (F), maka

berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas-tugas

yang gagal dikerjakan itu terletak dalam kotak yang terpotong oleh

garis vertikel umur, maka ini bukan suatu keterlambatan, karena

pada kontrol lebih lanjut masih mungkin terdapat perkembangan

lagi. Begitu pula pada kotak-kotak disebelah kanan garis umur.

Panjang ujung kotak sebelah kiri terdapat kode-kode R dan nomor.

Kalau terdapat kode R maka tugas perkembangan cukup

ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat kode

nomor maka tugas perkembangan di test sesuai petunjuk

dibaliknya formulir (Soetjiningsih,1995).

12

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

B. Perkembangan (Development)

1. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan psikologis sebagai hasil dari proses

pemotongan fungsi psikis dan fisik pada diri anak yang ditunjang oleh

faktor lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju

kedewasaan (Suherman,2002). Menurut Harlimsyah (2007)

perkembangan anak adalah segala perubahan yang terjadi pada diri anak

dilihat dari berbagai aspek antara lain aspek fisik (motorik), emosi,

kognitif dan psikososial (bagaimana anak berinteraksi dengan

lingkungan). Aspek perkembangan anak yang diketahui orang tua yaitu:

a. Perkembangan Fisik

Berkaitan dengan perkembangan gerakan motorik, yakni

perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang

terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan spiral cord

(Harlimsyah, 2007). Perkembangan fisik adalah hasil dari perubahan

bentuk dan fungsi dari organisme (Soetjiningsih, 1995). Perkembangan

motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah

gerakan tubuh menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau

seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu

sendiri, misalnya : kemampuan duduk, menendang, berlari, naik turun

tangga. Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan

otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh

kesempatan belajar dan berlatih, misalnya : kemampuan memindahkan

13

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menulis.

Perkembangan motorik kasar dan halus sangat diperlukan anak agar

dapat berkembang optimal. Bedanya, perkembangan motorik kasar

tergantung kematangan anak sedangkan perkembangan motorik halus

anak bisa dilatih. Anak yang perkembangannya kurang biasanya

disebabkan stimulasi dari lingkungan yang kurang (Harlimsyah, 2007).

b. Perkembangan Emosi

Perkembangan ini harus dipupuk sejak dini. Misalnya, orang tua

harus bisa memberikan kehangatan, sehingga anak merasa nyaman.

Anak akan belajar dari model di lingkungannya. Orang tua yang tak

pernah memberi kehangatan pada anak akan mempengaruhi

kemampuan berinteraksi dengan lingkungan. Akibat lain anak bisa

merasa takut mencoba, malu bertemu dengan orang (Harlimsyah,

2007). Perkembangan emosi, seperti aspek lain dari perkembangan,

berkaitan dengan umur. Ia harus belajar untuk mengatasi frustasi yang

diuraikan sebagai suatu status yang bisa menimbulkan kekecewaan.

Pengendalian emosi perlu pembelajaran bagaimana mengarahkan

rangsangan yang diterima dan menentukan arah yang harus dijalani.

Lingkungan yang baik akan menjamin stabilitas emosional (Sacharin,

1996). Perkembangan emosi anak mempunyai ciri khas dengan proses

gerak maju mundur (Progression and Regression). Orang tua dapat

membantu perkembangan anak melalui berbagai cara. Yang paling

penting adalah kehidupan keluarga yang bahagia dan stabil tanpa

14

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

ketegangan, serta cara merawat anak yang penuh kesabaran dalam

menghadapi segala macam konfliknya (Suherman, 2000).

c. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif atau proses berfikir adalah proses

menerima, mengolah sampai memahami info yang diterima. Aspeknya

antara lain intelegensi, kemampuan memecahkan masalah, serta

kemampuan berfikir logis (Harlimsyah, 2007). Kemampuan ini

berkaitan dengan bahasa dan bisa dilatih sejak anak mulai memahami

kata. Pada tahap dimana anak mulai memberikan respon dan

memahami kata, bisa dimasukkan informasi sederhana. Misalnya,

aturan-aturan yang ada di lingkungan. Mengenalkan konsep-konsep

dasar, seperti warna dan angka. Proses pengenalan dilakukan dengan

cara bermain. Hambatan bidang kognitif bisa dilihat dari seberapa

cepat atau lambat anak menangkap informasi yang diberikan, seberapa

sulit anak mengungkapkan pikiran. Keterlambatan seperti ini berkaitan

dengan kapasitas intelektual yang akan menjadi terbatas pula.

d. Perkembangan Psikososial

Perkembangan psikososial dimulai pada kehidupan awal bayi.

Tersenyum dapat dianggap sebagai respon sosial. Pertama kali senyum

timbul sebagai respon terhadap orang asing juga terhadap wajah yang

dikenal. Peningkatan pertukaran sosial terjadi secara cepat ketika anak

mulai bicara (Sacharin, 1996). Umur 6 bulan senyuman menjadi lebih

selektif, terutama senyum terhadap ibu, ayah dan saudara kandung.

15

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

Anak juga akan malu terhadap orang asing. Antara usia 2 – 3 tahun

anak menunjukkan minat yang nyata untuk melihat anak lain dan

berusaha mengadakan kontak sosial (Hurlock, 1998). Peran orang tua

terhadap anak adalah mengajarkan cara beradaptasi dengan

lingkungan. Hambatan perkembangan sosial membuat anak

mengalami kecemasan, sulit berinteraksi dengan orang yang baru

dikenal, bisa juga jadi pemalu (Harlimsyah, 2007). Sebaliknya orang

tua over protektif, anak menjadi sulit berpisah dengan orang tua, sulit

mengajarkan sesuatu sendiri karena tidak pernah diberi kesempatan.

e. Perkembangan Psikoseksual

Perkembangan psikoseksual pertama kali dikemukakan oleh

Sigmund Frcud (dalam Wong, 1999), psikoseksual merupakan proses

perkembangan anak dengan pertambahan kematangan fungsi struktur

dan kejiwaan yang menimbulkan dorongan untuk mencari rangsangan

dan kesenangan untuk menjadi dewasa melalui tahapan berikut :

1) Tahap oral (0-1 tahun

Kenikmatan didapat dengan cara menghisap, menggigit,

mengunyah, atau bersuara. Ketergantungan sangat tinggi dan selalu

minta dilindungi untuk mendapatkan rasa aman. Masalah yang

terjadi pada tahap ini adalah masalah menyapih dan makan.

2) Tahap anal (1-3 tahun)

Kepuasan pada tahap ini didapat melalui pengeluaran feces, anak

menunjukkan keakuan, bersikap narsistik (cinta terhadap dirinya

16

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

sendiri), dan sangat egoistik. Anak mulai mempelajari struktur

tubuhnya. Pada fase ini tugas yang dilaksanakan anak adalah

latihan kebersihan. Masalah muncul adalah obsesif atau gangguan

pikiran pandangan sempit, sifat introver (tertutup), ekstrover

impulsif (terbuka tapi kurang mampu mengendalikan diri).

3) Tahap oedipal / phalik (3-6 tahun)

Kepuasan pada tahap ini terletak pada rangsangan otocrotik,

yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan dari beberapa daerah

erogennya, dan timbul rasa ingin tahu mengenai perbedaan yang

terdapat pada lawan jenisnya. Selain itu, anak laki-laki cenderung

menyukai ibu daripada ayahnya, demikian juga sebaliknya anak

perempuan, cenderung menyukai ayahnya.

4) Tahal laten (6-12 tahun)

Pada tahap ini anak mengembangkan keterampilan dan sifat yang

dimilikinya. Energi disalurkan untuk mencari pengetahuan dan

berinteraksi dengan kelompok atau kawan sebaya, dorongan libido

mulai mereda.

5) Tahap genital (12 tahun ke atas)

Tahap ini diawali dengan pubertas, kematangan sistem reproduksi,

dan produksi hormon seks. Sumber kepuasan utama adalah daerah

genitalia, namun energi juga diragukan untuk berinteraki dengan

orang lain dan memperiapkan pernikahan.

17

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

Tabel 2.1 Ringkasan kemajuan perkembangan lahir sampai 5 tahun (Sacharin, 1996)

Umur Motorik/Sensorik Sosial Bahasa Manipulatif

Sampai 1

bl

Refleks-refleks primitif,

dapat menghisap,

menggenggam,

memberikan respon

terhadap suara-suara

mengejutkan1-3 bLn Menegakkan kepala

sebentar, mengadakan

gerakan-gerakan

merangkak jika tengkurap.

Memberikan respon

senyum

3-4 bln Mengangkat kepala dari

posisi tengkurap dalam

waktu yang singkat.

Memalingkan kepala ke

arah suara.

Tersenyum. Bersuara jika diajak

bicara.

Mulai mengamati

tangan sendiri ;

Mampu untuk

memegang

kerincingan.6-9 bln Berguling dari sisi ke sisi

ketika terlentang.

Memalingkan kepala pada

orang yang berbicara.

Memperlihatkan

kegembiraan dengan

berlagak dan tersipu-

sipu.

Bervokalisasi – suara-

suara bergumam, suara

seperti “da”, “ma”.

Mulai

memindahkan

benda dari satu

tangan ke tangan

lainnya. Mampu

memanipulasi

benda-benda.9-10

bulan

Duduk dari posisi

berbaring ; berpindah ;

merangkak.

Mengenal dan

menolak orang asing ;

meniru ; berteriak

untuk menarik

perhatian.

Ngoceh dan

bervokalisasi ;

mengatakan kata-kata

seperti da-da, mam-

mam.

Memungut benda

diantara jari-jari

dan ibu jari.

1 tahun Merangkak dengan baik

menarik badan sendiri

untuk berdiri ; dapat

berjalan dengan

dibimbing.

Menurut perintah

sederhana, meniru

orang dewasa.

Memperlihatkan

berbagai emosi.

Mengucapkan kata-

kata tunggal/

Memegang gelas

untuk minum.

18

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

1 ½

tahun

Berjalan tanpa ditopang;

menaiki tangga atau

peralatan rumah tangga

(kursi)

Ingin bermain dekat

anak-anak lain.

Meminta minum.

Mengenal gambar-

gambar binatang.

Mengenal beberapa

bagian tubuhnya.

Telah menggunakan

20 kata-kata yang

dapat dimengerti.

Mencoret-coret,

membalik-balik

halaman,

bermain dengan

balok-balok

bangunan secara

konstruktif.2 tahun Mampu berlari, memanjat,

menaiki tangga, membuka

pintu.

Mulai bermain dengan

anak-anak lain.

Mulai menggunakan

dua atau tiga kata

secara bersama.

Berpakaian

sendiri, tidak

mampu untuk

mengikat atau

memasang

kancing.3 tahun Berlari bebas, melompat,

mengendari sepeda roda

tiga.

Mengetahui nama dan

jenis kelaminnya

sendiri dapat diberi

pengertian ; bermain

secara konstruktif dan

imitatif.

Berbicara dengan

kalimat-kalimat

pendek.

Menggambar

lingkaran ;

menggambar

gambar-gambar

yang dapat

dikenal.

4-5 tahun Mengetahui banyak

huruf-huruf dari

alphabet ; mengetahui

lagu kanak-kanak ;

dapat menghitung

sampai 10.

Bernyanyi,

berdendang.

2. Hal-hal yang penting dalam perkembangan konsep menurut Alimul

Hidayat (2006) :

a. Kemampuan untuk melihat adanya hubungan : untuk mampu

menangkap arti, anak itu harus mampu melihat adanya hubungan

antara pengalaman baru dan lama. Kemampuan ini berkembang

bahkan sebelum bayi berusia satu tahun dan selanjutnya berkembang

19

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

dengan cepat. Pada tiap usia, melihat hubungan secara tepat lebih

mudah bila materi baru mempunyai persamaan dengan pengalaman

masa lampau.

b. Kemampuan untuk menguasai arti yang tersirat : anak-anak

menangkap hal-hal berdasarkan apa yang dilihat dan tidak menangkap

arti yang tidak dilihat. Bila artinya halus atau kiasan, anak yang lebih

besarpun biasanya tidak menangkapnya.

c. Kemampuan bernalar. Untuk mampu mengerti secara tepat apa yang

dihadapi dan apa yang dilihat, anak harus menggunakan pemikiran

yang induktif dan kadang-kadang bahkan penilaian yang deduktif atau

kreatif. Karena kemampuan mental tersebut berkembang secara

lambat, anak yang lebih besarpun sering salah menginterprestasikan

apa yang diamati.

3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang anak yang sudah dimulai sejak konsepsi sampai

dewasa ini mempunyai ciri-ciri yaitu (Soetjiningsih, 1995) :

a. Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak dari konsepsi

sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan

lingkungan. Ini berarti bahwa tumbuh kembang anak sudah terjadi

sejak di dalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan suatu

masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan

mudah dipahami.

20

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa percepatan atau masa

perlambatan, serta laju tumbuh kembang yang berlainan diantara

organ-organ.

c. Pola perkembangan anak adalah sama pada semua anak, tetapi

kecepatannya berbeda antara anak satu dengan yang lainnya.

d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi sistem susunan

syaraf.

e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.

f. Arah perkembangan anak adalah sefalokaudal

g. Refleks primitif seperti reflek memegang dan berjalan akan

menghilang.

4. Anamnesis Tumbuh Kembang Anak

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam anamnese tumbuh kembang anak,

adalah sebagai berikut :

a. Anamnesia faktor prenatal dan perinatal

b. Merupakan faktor yang penting untuk mengetahui perkembangan anak

dan harus menyangkut faktor risiko untuk terjadinya gangguan

perkembangan fisik dan mental anak, termasuk fakor risiko untuk

buta, tuli, palsi cerebralis dan lain-lain.

c. Kelahiran premature

d. Harus dibedakan antara bayi premature dengan bayi yang dismatur

dimana telah terjadi retardasi mental pertumbuhan intrauterine

21

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

e. Bayi premature, karena dia lahir lebih cepat dari kelahiran normal,

maka harus diperhitungkan periode pertumbuhan intrauterine yang

tidak sempat dilalui tersebut.

f. Anamnesis harus menyangkut faktor lingkungan yang mempengaruhi

perkembangan anak.

g. Misalnya untuk meneliti perkembangan motorik anak, harus

dinyatakan berat badannya, karena erat hubungannya dengan

perkembangan motorik anak tersebut.

h. Penyakit-penyakit yang mempengaruhi tumbuh kembang dan

malnutrisi.

i. Anamnesis kecepatan pertumbuhan anak.

j. Merupakan informasi yang sangat penting yang harus dinyatakan pada

ibu pada saat pertama kali datang.

k. Pola perkembangan anak dalam keluarga

l. Anamnesis tentang perkembangan anggota keluarga lainnya, karena

ada kalanya perkembangan motorik dalam keluarga tersebut dapat

lebih cepat atau lambat. Setelah anamnesis dapat diketahui tahap-tahap

dalam tumbuh kembang (Soetjiningsih, 1995).

5. Tahap-tahap tumbuh kembang anak dan remaja

Walaupun terdapat variasi yang sangat besar, akan tetapi setiap anak

akan melalui suatu “milestone” yang merupakan tahapan dari tumbuh

kembang anak dan setiap tahapan mempunyai ciri-ciri tersendiri. adapun

tahap-tahap tumbuh kembang anak (Cecily, 2002):

22

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

a. Masa pranatal

1) Masa mudigah / embrio : konsepsi – 8 minggu

2) Masa janin / fetus : 9 minggu – lahir

b. Masa bayi

1) Masa neonatal : usia 0-28 hari

2) Masa neonatal dini : 0-7 hari

3) Masa neonatal lanjut : 8-28 hari

4) Masa pasca neonatal : 29 hari – 1 tahun

5) Masa pra sekolah : usia 1 – 6 tahun

c. Masa sekolah : 6-10 / 20 tahun

1) Masa praremaja : usia 6-10 tahun

2) Masa remaja :

a) Masa remaja dini : Wanita, usia 8-13 tahun

b) Masa remaja lanjut : Wanita, usia 13-18 tahun dan Pria, usia

15-20 tahun

Menurut Sigmund Freud, periodesasi perkembangan dibagi 6 fase:

a. Fase oral (0-1 tahun), fase masa ini, mulut merupakan central pokok

keaktifan yang dinamis.

b. Fase anal (1-3 tahun), terjadi dorongan dan tahanan yang berpusat

pada alat pembuangan kotoran.

c. Fase falis (3-5 tahun), fase ini alat-alat kelamin merupakan daerah

organ paling perasa.

23

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

d. Fase laten (5-12 tahun), cenderung impuls-impuls untuk berada pada

kondisi tertekan.

e. Fase pubertas (12-20 tahun), fase ini impuls-impuls kembali menonjol,

seseorang anak akan sampai pada fase kematangan.

f. Fase genital (>20 tahun), seseorang telah sampai pada dewasa muda.

Menurut Erik H. Erikson perkembangan anak dibagi dalam 8 tahap :

a. Masa oral-sensorik yaitu masa kepercayaan vs ketidakpercayaan.

b. Masa anal-muskular yaitu kebebasan vs perasaan malu-malu atau

ragu-ragu

c. Masa genital-locomotor yaitu inisiatif vs rasa bersalah

d. Masa laten yaitu ada gairah vs rendah diri

e. Masa remaja yaitu identitas vs kekaburan peran

f. Masa dewasa yaitu kemesraan vs keterasingan

g. Masa dewasa muda yaitu generativitas vs kehampaan

h. Masa kematangan yaitu integritas ego vs kesedihan

6. Tahap Perkembangan anak usia 1 – 3 tahun

Menurut Cecily (2002) tahap perkembangan anak usia 1-3 tahun :

1. Berat badan

a) Toddler menambah berat badan sebanyak 2,2 kg per tahun.

b) Penambahan berat badan menurun secara seimbang.

2. Tinggi badan

a) Tinggi badan meningkat kira-kira 7,5 cm per tahun.

24

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

b) Proporsi tubuh berubah ; lengan dan kaki tumbuh dengan laju yang

lebih cepat dari pada kepala dan badan.

c) Lordosis lumbar pada medula spinalis kurang terlihat.

d) Tubuh toddler tidak begitu gemuk dan pendek.

e) Tungkai mempunyai tampilan yang bengkok (torsi tibialis).

3. Lingkar kepala

a) Fontanel anterior menutup pada usia 15 bulan.

b) Lingkar kepala meningkat 2,5 cm per tahun.

c) Gigi – mular pertama dan kedua serta gigi taring mulai muncul.

4. Perkembangan Motorik Kasar

a. Usia 15 bulan

1. Berjalan sendiri dengan jarak kedua kaki lebar.

2. Merayapi tangga.

3. Dapat melempar objek.

b. Usia 18 bulan

1. Mulai bisa berlari ; jarang jatuh.

2. Menaiki dan menuruni tangga.

3. Menaiki perabot.

4. Bermain dengan mainan-mainan yang dapat ditarik.

5. Dapat mendorong perabot yang ringan ke sekeliling

ruangan.

6. Duduk sendiri diatas bangku.

25

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

c. Usia 24 bulan

1. Berjalan dengan gaya berjalan yang stabil.

2. Berlari dengan sikap yang lebih terkontrol.

3. Berjalan naik dan turun tangga dengan menggunakan dua

kaki

4. Melompat dengan kasar.

5. Membantu membuka baju sendiri.

6. Menendang bola tanpa kehilangan keseimbangan.

d. Usia 30 bulan

1. Dapat menyeimbangkan diri sementara dengan satu kaki.

2. Menggunakan kedua kaki untuk melompat.

3. Melompat ke bawah dari atas perabot.

4. Mengendarai sepeda roda tiga.

5. Perkembangan Motorik Halus

a. Usia 15 bulan

1. Membangun menara yang terdiri dari dua balok.

2. Membuka kotak.

3. Memasukkan jari ke lubang.

4. Menggunakan sendok tetapi menumpahkan isinya.

5. Membalik halaman buku.

b. Usia 18 bulan

1. Membangun menara yang terdiri dari tiga balok.

2. Mencoret-coret sembarangan.

26

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

3. Minum dari cangkir.

c. Usia 24 bulan

1. Minum dari cangkir yang dipegang dengan satu tangan.

2. Menggunakan sendok tanpa menumpahkan isinya.

3. Membangun menara yang terdiri dari empat balok.

4. Mengosongkan isi botol.

5. Menggambar garis vertikal dan bentuk lingkaran.

d. Usia 30 bulan

1. Memegang krayon dengan jari.

2. Menggambar dengan asal.

3. Mampu membangun menara yang terdiri dari tiga balok.

6. Perkembangan Psikoseksual (Fase anal)

a. Fokus tubuh – area anal.

b. Tugas perkembangan – belajar untuk mengatur defekasi dan

urinasi.

c. Krisis perkembangan – toilet training.

d. Keterampilan koping yang umum – temper tantrum, negativisme,

bermain dengan feses dan urin, perilaku regresif, seperti menghisap

ibu jari, mengeriting rambut menjadi simpul-simpul, menangis,

iritabilitas dan mencibir.

e. Kebutuhan seksual – sensasi menyenangkan berhubungan dengan

fungsi eksetori ; anak mengeksploitasi tubuh secara aktif.

f. Bermain – anak senang bermain dengan eksreta (feses)

27

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

g. Peran orang tua – untuk membantu anak mencapai kontinensia

tanpa kontrol yang terlalu ketat atau overpermissive.

7. Perkembangan Psikososial (Otonomi vs. Rasa Malu dan Ragu)

a. Tugas perkembangan: belajar untuk asertif dalam mengekspresikan

kebutuhan, keinginan, dan kemauan.

b. Krisis perkembangan: toilet training, pengalaman anak-anak untuk

pertama kali, paksaan sosial terhadap perilaku oleh orang tua.

c. Keterampilan koping yang umum – temper tantrum, menangis,

aktivitas fisik, negativisme, menahan napas, mencari perhatian,

bermain dan regresi.

d. Bermain – anak melakukan dan mencari kesempatan dan aktivitas

bermain ; mencari perhatian pemberi asuhan; mengeksploitasi

tubuh; menikmati sensasi dari gerakan motorik halus dan kasar;

bermain secara aktif dengan objek; belajar untuk berinteraksi

dengan cara yang disetujui secara sosial.

e. Peran orang tua – untuk berperan sebagai agens pensosialisasi

untuk peran dasar konduksi; melakukan restriksi untuk pertama

kalinya terhadap perilaku anak; berfokus langsung dari gratifikasi

primer dan immediate terhadap kebutuhan anak.

8. Perkembangan Moral (Tahap Prakonvensional)

a. Konsep toddler tentang benar dan salah terbatas.

b. Orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

perkembangan kesadaran anak.

28

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

9. Perkembangan Kepercayaan (Tahap Intuitif Projektif)

a. Keyakinan dipelajari dari orang tua.

b. Anak menirukan praktik dan sikap keagamaan.

10. Perkembangan Motorik Kasar Usia 36 bulan

a. Pakai dan ganti baju sendiri.

b. Berjalan mundur.

c. Naik turun tangga, berganti-ganti kaki.

d. Berdiri sesaat di atas satu kaki.

11. Perkembangan Kognitif (Tahap Praoperasional)

Anak berkembang dari perilaku sensomotor sebagai alat

pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan menjadi

pembentukan pikiran simbolik.

a. Mengembangkan kemampuan untuk membentuk representasi

mental terhadap objek dan orang.

b. Mengembangkan konsep waktu.

c. Memiliki perspektif egosentris; memberi arti sendiri untuk realitas.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari pikiran :

a. Animisme: keyakinan bahwa benda mempunyai perasaan,

kesadaran dan pikiran seperti manusia.

b. Artifisialisme: keyakinan bahwa sebuah agens kuat (natural atau

supernatural) menyebabkan terjadinya suatu peristiwa.

c. Sentrasi: kemampuan berfokus pada satu aspek saja dari situasi.

29

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

d. Partisipasi: keyakinan bahwa kejadian timbul untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan anak.

e. Sinkretisme: penggunaan sebuah penjelasan yang spesifik untuk

suatu kejadian sebagai jawaban untuk melukiskan situasi yang

berbeda secara alami dari yang asli.

f. Jukstaposisi: bentuk rudimenter dari asosiasi dan pemikiran;

menghubungkan dua kejadian tapi bukan hubungan sebab akibat.

g. Transduksi: bentuk rudimenter dari asosiasi dan pemikiran;

mengasosiasikan fakta yang tidak signifikan dalam hubungan

sebab akibat.

h. Ireversibilitas: ketidakmampuan membalikkan proses berpikir;

ketidakmampuan untuk menelusuri kembali jalan pikiran

kesimpulan sampai awalnya.

12. Perkembangan Bahasa

a. Usia 2 tahun

1. Menggunakan kalimat dengan dua dan tiga kata.

2. Menggunakan holofrasis.

3. Lebih dari setengah pembicaraannya dapat dimengerti.

b. Usia 3 tahun

1. Banyak bertanya.

2. Berbicara saat ada maupun tidak ada orang.

3. Menggunakan pembicaraan telegrafis (tanpa kata preposisi,

kata sifat, kata keterangan, dll)

30

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

4. Mengucapkan konsonan berikut : d, b, t, k, dan y.

5. Menghilangkan w dari pembicaraannya.

6. Mempunyai perbendaharaan kata sebanyak 900 kata.

7. Memakai kalimat tiga kata (subyek – kata kerja – obyek)

8. Menyatakan namanya sendiri.

9. Membuat kesalahan suara spesifik (s, sh, ch, z, th, r, dan l)

10. Menjamakkan kata-kata.

11. Mengulangi ungkapan dan kata-kata dengan tanpa tujuan.

13. Perkembangan Psikoseksual (Tahap Falik)

a. Fokus tubuh – genital.

b. Tugas perkembangan: peningkatan kesadarannya akan organ seks

dan minatnya dalam seksualitas.

c. Krisis perkembangan: Oedipus dan Elektra komplek; ketakutan

akan kastrasi; ketakutan adanya gangguan pada tubuh;

perkembangan prasyarat untuk identitas laki-laki atau perempuan;

identifikasi dengan orang tua dari jenis kelamin yang sama (pada

keluarga dengan hanya satu orang tua, pemecahan krisis selama

krisis ini mungkin lebih sulit)

d. Keterampilan koping umum: pembentukan reaksi; transisi dari

perasaan negatif pada orang tua dengan jenis kelamin yang berbeda

menjadi perasaan positif; masturbasi selama masa stres dan isolasi.

e. Temperamen, sedikit banyaknya kecemburuan dan perilaku

bervariasi sesuai pengalaman anak di masa lalu

31

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

f. Bermain: permainan dramatis, yaitu anak-anak memerankan peran

orang tua dan peran jenis kelamin yang sama.

7. Penilaian perkembangan anak

Perkembangan anak mendapat perhatian yang penting untuk

dipahami dengan skrining dapat diketahui adanya masalah pada

perkembangan pada anak, yang tidak berarti diagnosa pasti dari kelainan

tersebut telah ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam

pemeriksaan tumbuh kembang anak sehari-hari yang dapat memberikan

petunjuk kalau ada seseorang yang perlu mendapat perhatian

(Soetjiningsih, 1995). dan masih diperlukan lagi anamnese yang baik,

pemeriksaan fisik yang pasti, dan pemeriksaan petunjuk lainnya agar

diagnosis dapat dibuat, intervensi dapat dilakukan dengan baik. Tujuan

dari penilaian perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995):

a. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal yang merupakan

risiko terjadinya kelainan perkembangan tersebut.

b. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang memerlukan

pengobatan atau konseling genetik.

c. Mengetahui kapan anak perlu dirujuk ke senter berikutnya

Tahap-tahap penilaian perkembangan anak (Soetjiningsih, 1995)

1. Anamnese

Tahap anamnese yang lengkap, karena kelainan perkembangan

dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dengan anamnese yang teliti

maka salah satu penyebab dapat diketahui.

32

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

2. Pemeriksaan fisik

Dilakukan untuk melengkapi anamnese diperlukan pemeriksaan

fisik, agar diketahui apabila terdapat kelainan fisik yang dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak. Misalnya: berbagai sindrom,

penyakit jantung rawan, tanda-tanda penyakit defisiensi dan lain-lain.

3. Pemeriksaan neurologi

Dimulai dengan anamnese masalah neurology dan keadaan-

keadaan yang juga dapat mengakibatkan gangguan neurology, seperti

trauma lahir, persalinan yang lama, asfiksia berat, dan sebagainya.

Kemudian dilakukan pemeriksaan neurology yang teliti, maka dapat

membantu dalam diagnosis suatu kelainan, misalnya kalau ada

penyakit-penyakit degeneratif, palsi serebralis, adanya lesi intrakrasial

4. Skrining gangguan perkembangan anak

Pada tahap ini dianjurkan untuk menggunakan instrumen untuk

skrining guna mengetahui kelainan pada perkembangan anak, misalnya

dengan menggunakan DDST (Denver Development Screening Test),

test IQ, atau tes psikologik lainnya.

5. Evaluasi pada lingkungan anak

Tumbuh kembang anak merupakan hasil interaksi antara faktor

genetik dengan lingkungan bio-phsiko-psikososial. Untuk deteksi dini,

kita juga melakukan evaluasi lingkungan anak tersebut. Misal dapat

digunakan HSQ (Home Screening Questionere).

6. Evaluasi pengelihatan dan pendengaran anak

33

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

Skrining pendengaran anak, melalui anamnese atau

menggunakan audio meter kalau ada alatnya.

7. Evaluasi bahasa dan bicara anak

Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui apakah

kemampuan anak dalam berbicara masih dalam bata tertentu yang

normal atau tidak.

8. Evaluasi Penyakit Metabolik

Salah satu penyebab gangguan pada perkembangan anak adalah

disebabkan oleh adanya penyakit metabolik. Dari anamnese dapat

dicurigai adanya penyakit metabolik, apabila ada anggota keluarga

lainnya ada yang terkena penyakit yang sama.

9. Intelegensi dari hasil penemuan

Berdasarkan anamnese dan semua pemerisaan tersebut dibuat

suatu kesinambungan diagnosis dari gangguan tersebut. Kemudian

ditetapkan penatalaksanannya, konsultasi kemana dan prognosisnya.

8. Tugas Perkembangan

1. Pengertian

Development task adalah tugas-tugas yang harus diselesaikan dan

dipecahkan oleh setiap individu pada setiap periode perkembangannya

(Republika, 2006). Dengan mempelajari tugas-tugas perkembangan

dalam hubungannya dengan pendidikan sebagai berikut:

a. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan itu, manusia dapat

merumuskan tujuan hidupnya. Menurut Havighurst : “Tugas-tugas

34

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

perkembangan adalah tujuan-tujuan sementara pendidikan atau

segala sesuatu yang harus dipecahkan dan dipelajari atau dicapai

oleh anak (individu) dalam proses perkembangan hidupnya.

b. Tugas perkembangan memberikan petunjuk tentang waktu dan

usaha-usaha pendidikan yang harus dilaksanakan.

c. Tugas perkembangan menghendaki bentuk pendidikan tertentu

yang menunjuk kepada materi, usaha dan metode pendidikan.

2. Masa Kanak-kanak (Infancy-Early Childhood : 0-6 tahun)

Titik permulaan masa kanak-kanak terjadi pada masa 0-6 tahun.

Jumlah Development task pada masa kini dapat dibicarakan

sekehendak hati jumlahnya. Hal ini tergantung dari kenyataan biologis,

psikis, sosial. Namun dengan demikian untuk kepentingan pendidikan

cukup setiap perkembangan dibicarakan 6-10 buah development task.

Setiap tugas perkembangan terdiri atas kesatuan kegiatan misalnya:

tugas bergerak sendiri berjalan, melompat dan lari. Adapun tugas

perkembangan pada masa kanak-kanak ini (Alimul Hidayat, 2006):

a. Belajar berjalan

b. Belajar mengambil makanan-makanan yang keras (padat)

c. Belajar berbicara

d. Belajar menguasai pengeluaran barang-barang yang tidak berguna

dalam badan anak, sehingga caranya dapat diterima secara sosial

(“Toilet Training”)

35

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

e. Belajar membedakan jenis kelamin, serta dapat melakukan kerja

kooperatif dengan jenis kelamin yang lain.

f. Belajar mencapai stabilitas fisiologis

g. Pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan-

kenyataan yang bersifat sosial dan yang bersifat fisik.

h. Belajar untuk menghubungkan diri sendiri secara emosional

dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain.

i. Belajar membedakan baik dan buruk yang berarti mengembangkan

kata hati.

3. Perkembangan Bio-Sosial pada masa Kanak-kanak (Early

Childhood)

Ciri-ciri utama tugas-tugas perkembangan pada periode ini ialah

tugas bersifat bio-sosial, menurut Alimul Hidayat (2006) adalah :

a. Tugas perkembangan tersebut mempunyai dasar biologis yaitu

adanya bagian-bagian dan alat-alat dalam badan yang menjadi

pelengkap pertumbuhannya.

b. Tugas-tugas perkembangan tersebut mempunyai dasar-dasar sosial

(terutama pengaruh keluarga besar artinya dalam sukses dan

gagalnya anak dalam mempelajari tugas-tugas perkembangan).

Dan tugas perkembangan yang bersifat bio-sosial pada Early

Childhood meliputi:

1. Belajar sikap dasar terhadap tanggung jawab, kewajiban dan

terhadap keyakinan.

36

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

2. Belajar kesadaran akan otonomi

9. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Usia 1-3 Tahun

Ada beberapa faktor yang dapat diuraikan menjadi berbagai macam

faktor yang secara khusus dan langsung berpengaruh terhadap tumbuh

kembang menurut Narendra (2002) adalah sebagai berikut:

a. Faktor Keturunan atau Genetik

Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti

bahwa bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor

keturunan. Faktor hereditas akan berpengaruh pada cepat

pertumbuhan, kematangan penulangan, gizi, alat seksual dan saraf.

Walaupun konstitusi seseorang ditentukan oleh bakat, namun faktor

lingkungan memberi pengaruh dan sudah mulai berperan sejak

konsepsi, dalam perkembangan embrional intra uterin dan seterusnya.

b. Faktor Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh adalah hormon pertumbuhan

(growth hormon,GH) yang merangsang pertumbuhan Epifise dari

pusat tulang paling panjang, tanpa GH anak akan tumbuh dengan

lambat dan kematangan seksualnya terhambat. Pada keadaan

Hipopituitarisme terjadi gejala-gejala anak bertumbuh pendek, anak

genetalia kecil, umur tulang melambat, dan Hipoglikemi berat.

Hiperpituitari, kelainan yang timbul yaitu akromegali yang disebabkan

oleh hipersekresi GH, pertumbuhan linier, gigantisme, serta hormon

kelenjar tiroid yang pengaruhi pertumbuhan

37

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

c. Faktor Gizi

Kecukupan pangan yang essensial baik kualitas maupun

kuantitas sangat penting untuk pertumbuhan normal. Pada malnutrisi

protein kalori yang berat terjadi kelambatan pertumbuhan tulang dan

maturasi, kelambatan penyatuan epifise sekitar satu tahun

dibandingkan dengan anak gizi cukup, dan proses pubertas juga

terlambat. Banyak zat atau unsur yang penting untuk pertumbuhan,

yaitu yodium, kalsium, fosfor, magnesium, besi, fluor, vitamin A, B12,

C dan D dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.

d. Faktor Lingkungan

1) Faktor fisik, termasuk sinar matahari, udara segar, sanitasi, polusi,

iklim dan teknologi.

2) Lingkungan biologis, termasuk di dalamnya hewan dan tumbuhan;

lingkungan yang sehat; pembuangan sampah dan air limbah rumah

tangga harus baik; halaman rumah yang baik.

3) Lingkungan psikososial, termasuk di dalamnya latar belakang

keluarga, hubungan dalam keluarga, cara anak dibesarkan dan

interaksi dengan masyarakat sekitar.

e. Faktor Sosial Ekonomi

1) Faktor ekonomi sangat mempengaruhi keadaan sosial keluarga jika

keadaan ini baik maka dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan

pokok keluarga. Dan akan lebih terjamin bagi anggota keluarga

untuk mendapatkan pendidikan yang baik pula.

38

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

2) Faktor politik serta keamanan dan pertahanan suatu negara juga

sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.

3) Faktor lain yang berpengaruh adalah pelayanan kesehatan yang

didapat selama tumbuh kembangnya (Suryanah, 1996).

C. Pendidikan

Pendidikan terbagi dalam beberapa pengertian antara lain:

1. Suatu kegiatan atau usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadiannya dengan jalan membina potensi pribadinya, yang berupa

rokhani (cipta, rasa, karsa) dan jasmani.

2. Suatu proses perubahan perilaku menuju kepada kedewasaan dan

penyempurnaan kehidupan manusia.

3. Merupakan hasil atau potensi yang dicapai oleh perkembangan

manusia, dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam mencapai

tujuannya. Pendidikan merupakan kemajuan masyarakat dan

kebudayaan sebagai suatu kesatuan (Soekidjo Notoadmojo (1993):

Pendidikan menurut Yoyi Suryo P, (2001) menyatakan bahwa

pendidikan pada dasarnya adalah penanaman pengetahuan serta

pengembangan mental maupun ketrampilan yang berlangsung dengan jangka

waktu tertentu, sejak mulai pelaksanaannya sebaiknya juga diawali dari

analisis kebutuhan sampai dengan studi penerapan pendidikan tersebut di

tempat diharapkannya peserta didik dapat bekerja dan tidak berhenti sampai

pada evaluasi hasil pendidikan saja. UU RI No. 20 tahun 2003 : Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

39

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan-pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulai, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Edgar Eaure dkk,

menyatakan bahwa tingkat pendidikan itu terdiri dari (1) pendidikan tinggi,

pendidikan menengah (2), pendidikan dasar, pendidikan prasekolah

Dengan adanya tingkat pendidikan secara langsung atau tidak langsung

akan mempengaruhi pola pikir, sudut pandang. Pendidikan orang tua

merupakan factor yang penting dalam perkembangan anak. Dengan

pendidikan yang baik, orang tua dapat menerima segala informasi dari luar

terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga anak

tentang kesehatan dan pendidikannya. Kebanyakan anak anak meniru orang

tuanya, sehingga keluarga berperan sebagai peletak dasar pola pembentukan

kepribadian anak. Lembaga pendidikan hanya memberikan isinya saja,

selanjutnya ditentukan watak dan warnanya oleh si anak itu sendiri sesuai

dengan kemampuan anak itu dalam perkembangannya (Purwnto,1998).

40

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

D. Pengetahuan (Knowledge)

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang

dengan jalan apapun atau segala sesuatu yang diketahui orang lain

yang didapat. Pengetahuan dapat juga dikatakan sebagai khasanah

mental yang langsung turut memperkaya kehidupan kita.

2. Domain Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya suatu persepsi seseorang. Tingkat pengetahuan

seseorang juga mempengaruhi persepsi dan perilaku individu, yang

mana makin tinggi pengetahuan seseorang maka makin baik

menafsirkan sesuatu. Pengetahuan dibagi menjadi enam domain yaitu :

a. Tahu (Know), diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat itu

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh

karena itu, tahu ini merupakan tingkat yang paling rendah, kata kerja

untuk mengukur orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, mengatakan.

41

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

b. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang ketahui, dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang paham

suatu objek atau materi haus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Aplication), diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real. Aplikasi diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih

dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama

lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

seperti menggambarkan,membedakan, memisahkan.

e. Sintesis (syntetis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun farmasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas,

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

42

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

- Tingkat pendidikan - Tingkat pengetahuan

Tentang perkembangan Anak

Perkembangan anak

diukur dengan DDST

Variabel Independent Variabel Dependent

E. Kerangka Teori

Gambar 1.2 Kerangka Teori

(Sumber: Lawrence Green (1988) yang dimodifikasi : Notoatmodjo, 2003)

F. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Teori

43

Perkembangan Anak Diukur Dengan DDST

Faktor Prediposisi

1. Tingakt pendidikan 2. Tingkat pengetahuan

Faktor Pemungkin

1. Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit

2. Fasilitas umum: media massa (koran, TV, Radio)

Faktor Penguat

Sikap Petugas kesehatanPerilaku petugas kesehatan

Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan: 1. Faktor Keturunan 2. Faktor hormon3. Faktor gizi 4. Faktor sosial dan

budaya 5. Faktoh lingkungan

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST Denver Development ...digilib.unimus.ac.id/files//disk1/107/jtptunimus-gdl...BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DDST (Denver Development Screening Test) 1.

G. Hipotesa Penelitian

1. Ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan anak usia

1-3 tahun menggunakan DDST (Denver Development Screening Test)

di Kelurahan Penanggulan Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.

2. Ada hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan

tingkat perkembangan anak usia 1-3 tahun menggunakan DDST

(Denver Development Screening Test) di Kelurahan Penanggulan

Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal.

44