BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1....
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1....
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa
postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa
perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat
kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6
minggu atau 40 hari pascapersalinan.
Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011:
1) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah
masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Menurut Anggraeni (2010: 1) Waktu masa nifas yang paling
lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan
atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika
sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau
tetap keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi jika darah keluar
-
10
terus dan tidak masa haid dan darah itu tidak berhenti mengalir perlu
diperiksakan kedokter atau bidan.
b. Periode Masa Nifas
Menurut Siswosudarmo dan Emilia (2008: 152), periode masa nifas
terdiri dari:
1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3) Remote puerperium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. waktu untuk sehat bisa berminggu-
minggu, bulan atau tahunan.
c. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas
Menurut Sarwono (2008: 122), Perubahan fisiologi yang terjadi pada
ibu nifas terdiri dari:
1) Perubahan fisik
2) Involusi uterus dan pengeluaran lokhea
3) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu
4) Perubahan sistem tubuh lainnya
5) Perubahan psikis
-
11
d. Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009: 88), adaptasi psikologi ibu
masa nifas terdiri tiga fase yaitu:
1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. pada saat itu,
fokus perhatian ibu pada dirinya sendiri. Pengalaman setelah
persalinan sering diceritakan berulang-ulang.
2) Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari
setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak
mampuannya dan tanggung jawab dalam merawat bayi, ibu
memiliki rasa sensitif sehingga ibu mudah tersinggung.
3) Fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran
barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu
sudah dapat menyesuaikan diri. Merawat diri dan bayinya, serta
kepercayaan diri sudah meningkat.
e. Involusi
Menurut Saleha, (2009: 4), adalah perubahan pada uterus setelah
persalinan yang berangsur-angsur kembali seperti semula yang sama
dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil.
-
12
Tabel 2.1 Perubahan Tinggi Fundus Uteri menurut masa
involusi uterus
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil atau normal 50-60 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sumber: (vivian dan Sunarsih 2011: 57)
f. Definisi Gizi
Menurut Atika Proverawati (2009: 1) Ilmu gizi didefinisikan
sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan
yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkan serta faktor-
faktor yang mempengaruhinya. sedangkan gizi adalah suatu proses
penggunaan makanan yang di konsumsi secara normal oleh suatu
organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
oregan-organ serta menghasilkan energi.
g. Pengertian Gizi Masa Nifas
Gizi pada ibu nifas menurut Waryana (2010: 68) yaitu makanan
yang harus dikonsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan
cukup energi. makanan yang dikonsumsi seharusnya mengandung
sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur
dan pelindung (mineral, vitamin, dan air). kebutuhan gizi ibu nifas
terutama pada menyusui bila menyusui akan meningkat 25%. karena
guna untuk proses penyembuhan karena habis melahirkan dan untuk
-
13
produksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi. makanan yang
dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan
makan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri
yang akan di konsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.
makanan seimbang yang harus di konsumsi adalah porsi cukup dan
teratur, tidak terlalu asin, pedas, atau berlemak, tidak mengandung
alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna.
h. Zat Gizi Ibu Menyusui
Menurut Sulistyoningsih (2011: 154) Berikut ini beberapa zat gizi
yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:
1) Energi
Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20%
protein, dan 20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500-
700 kkal, dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali dengan
porsi yang ditambah. Meningkatnya kebutuhan energi ini karena
diasumsikan tiap 100cc ASI mampu memasok 67-77 kall,
sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada bulan pertama
dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini
menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat
badan ibu kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat
menyebabkan kegemukan
.
-
14
2) Protein
Setiap ASI mengandung 1,2 gram, sehingga selama menyusui ibu
membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.
meningkatnya kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk
protein susu juga dibutuhkan untuk sintesis hormon yang
dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan hormon yang
mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang
meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi
makanan sumber protein yang bisa dikonsumsi. Sumber protein
yang dapat diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging sapi, telur,
susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan
protein tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari
protein ibu yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi
kurus dan setelah menyusui akan meras lapar.
3) Lemak
Lemak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena
asam lemak tak jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak
dan pembentukan retina. Asam lemak tak jenuh ganda dapat
diperoleh dari minyak jagung, minyak biji kapas serta ikan salmon
dan ikan haring.
4) Vitamin dan Mineral
Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.
Kebutuhan vitamin dan mineral ibu menyusui seperti Vitamin A,
-
15
Thiamin, Riboflavin, Niasin, Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam
folat. Vitamin yang perlu mendapatkan diperhatikan khusus
diantaranya Vitamin A, Vitamin D, Vitamin C dan Vitamin B.
i. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas
Kebutuhan Dasar Ibu Nifas menurut Saleha (2009: 71) yaitu sebagai
berikut:
1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal
2) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.
3) Minum sedikitnya 3 liter / hari, terutama setelah menyusui.
4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
2. Pantang Makan
a. Pengertian pantang makan
Pantang makanan menurut blok Suparyanto (2010) adalah
bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para
individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya
Menurut Suhardjo,ddk. (1987), dalam Kartasapoetra dan
Marsetyo. (2010: 12) Dalam survey konsumsi pangan tentang adanya
pantangan-pantangan tersebut mengemukakan bahwa Sehubung
dengan pangan yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan,
dijumpai banyak pola pantangan, takhayul dan larangan pada beragam
kebudayaan dan daerah yang berlainan didunia. Pola pantangan dianut
-
16
oleh suatu golongan masyarakat atau oleh bagaian yang lebih besar
dari penduduk. Pola lain yang berlaku untuk kelompok dalam suatu
penduduk tertentu pada suatu waktu tertentu dalam hidupnya. Bila pola
pantangan makanan berlaku untuk seluruh penduduk sepanjang
hidupnya, kekuranga zat gizi tidak akan berkembang. Apapun sebab
dari penolakan itu, kalau pola pantang makan hanya berlaku sebagian
penduduk tertentu dan jika sub kelompok ini, karena sebab-sebab lain,
sudah rawan gizi, kemungkinan lebih besar kekurangan gizi akan
timbul. Pada ibu yang menyusui, di Indonesia banyak wanita yang
mengurangi makan sesudah melahirkan anak untuk menjaga bentuk
tubuhnya. Di jawa, makan telur dipantangkan selama ibu sedang
menyusui anaknya, karena diduga telur bisa menyebabkan perdarahan.
Di kalimantan tengah ada berbagai jenis ikan tertentu yang dipandang
karena bisa menyebabkan air susu berbau amis dan bayinya sakit perut.
b. Bahan makanan yang harus dihindari ibu menyusui
Menurut Istiany dan Rusilanti (2013: 77) bahan makanan yang
harus dihindari atau tidak boleh di konsumsi oleh ibu menyusui antara
lain:
1) Bahan makanan yang berbau merangsang seperti petai, bawang,
jengkol.
2) bahan makanan yang merangsang seperti cabe, merica, jahe, karena
dapat menyebabkan bayi mengalami diare.
-
17
3) Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan
ibu menjadi gemuk
4) Bahan makanan atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol.
c. Hal-hal yang harus dihindari selama masa nifas
Menurut Dewi Kurnia, pujiastuti, dan Fajar (2013: 35) hal-hal yang
harus dihindari selama menyusui antara lain:
1) Mengonsumsi kafein yang berlebihan karena mengakibatkan sering
buang air kecil, padahal ibu hamil butuh banyak cairan.
2) Penggunaan obat-obatan karena beberapa zat yang terkandung didalam
obat dapat meresap kedalam air susu.
3) Nikotin pada rokok karena nikotin dalam rokok meresap dalam ASI.
Ditubuh bayi, zat ini akan mengendap di ginjal dan hati yang bisa
menyebabkan bayi keracunan.
d. Jenis makanan yang dipantang ibu nifas
Menurut blok Suparyanto (2010) jenis makanan yang dipantang ibu
nifas anatara lain:
1) Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit
penyembuhan luka dan pantang makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu alergi dengan telur
maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe dsb
2) Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis
buah-buahan yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air,
-
18
karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat
hamil kembali
3) Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung,
daun genjer, daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang
pedas tidak boleh dimakan karena dianggap akan mengakibatkan
kemaluan menjadi licin
4) Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka,
durian, kluih, talas, ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap
akan menyebabkan perut menjadi gendut seperti orang hamil
5) Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang
mengandung cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate
dengan alasan bahwa semuanya dianggap akan menyebabkan perut
menjadi besar.
6) Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom
dan kunyit bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi
cepat kembali pulih dan sepet.
7) Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan
buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare.
Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.
8) Ibu melahirkan tidak boleh makan ikan sepert ikan mujair, udang, ikan
belanak, ikan lele, ikan basah karena dianggap akan menyebabkan
perut menjadi sakiti
-
19
9) Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur
garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.
e. Bahan pangan yang baik untuk ibu Nifas
Menurut Istiany dan Rusilanti, (2013: 77) bahan pangan yang baik
untuk ibu menyusui meliputi:
1) Karbohidrat
a) Nasi Merah
Kandungan nasi merah memberikan tubuh kalori yang memadai
untuk memproduksi ASI dengan kualitas yang terbaik, dan serat
yang baik bagi pencernaan ibu selama masa menyusui.
b) Roti gandum dan Pasta
Kedua jenis pangan ini diperkaya dengan folat dan sangat baik
untuk ibu menyusui. Roti gandum juga memberikan dosis yang
sehat dari serat dan zat besi.
c) Ubi
Ubi juga menjadi sumber energi untuk memproduksi ASI. Rasanya
yang manis memberikan cukup energi dalam memenuhi kebutuhan
kalori selama masa menyusui.
2) Protein
a) Protein nabati
Protein nabati merupakan kacang-kacanga, terutama yang berwarna
gelap seperti kacang hitam dan kacang ginjal, kacang kedelai
-
20
dengan hasil olahan berupa (tahu dan tempe), kacang hijau, kacang
merah, kacang polong, dan lain-lain
b) Protein Hewani
Protein hewani merupakansegala bentuk produk olahan dari hewani
meliputi:
(1) Daging sapi dianjurkan yang memiliki lemak sedikit atau tanpa
lemak, bisa didapatkan pada bagian daging khas dalam, karena
selain menyediakan protein, daging juga kaya akan zat bezi.
(2) Susu selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D,
produk susu adalah salah satu sumber kalsium yang terbaik.
Kalsiuum dapat membantu perkembangan tulang bayi.
(3) Ayam 100 gram daging ayam megandung 74% air, 22%
protein, 13 miligram zat kalsium, 190 miligramzat fosfor dan
1,5 miligram zat besi sehingga cukup baik di konsumsi oleh ibu
menyusui.
(4) Telur, kuning telur adalah salah satu dari beberapa sumber
alami vitamin D. selain itu, telur juga serbaguna untuk
memenuhi kebutuhan protein sehari-hari.
(5) Ikan menjadi sumber protein hewani yang sangantt dianjurkan
untuk setiap hari, karena alas an sebagai berikut:
(a) Daging putih mengandung asam lemak tak jenuh omega 3
dan protein yang berisi asam amino taurin dan sepuluh jenis
asam amino esensial.
-
21
(b) Daging merah mengandung asam lemak tak jenuh omega 3,
protein vitamin A dan B.
(c) Kulit ikan mengandung vitamin A dan B2.
(d) Tulang ikan mengandung mineral, terutama kalsium dan
fosfor.
(e) Isi perut mengandung vitamin dan mineral
(f) Kepala dan mata mengandung polisakarida yang berperan
dalam kelembutan kulit dan pembuluh darah.
3) Lemak
Lemak adalah kompenen terbesar didalam ASI, agar terpenuhi
aman, dan menunjang untuk mengaja kualitas ASI.beberapa
makanan tinggi kandungan asam lemak tak jenuh yaitu kacang
kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak kacang
kedelai, minyak kacang tanah, minyak kanola, dan minyak zaitun
menjadi pilihan yang baik dalam memenuhi kebutuhan akan
lemak dalam ASI.
a) Vitamin larut lemak
Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. untuk
memperkaya kandungan ASI, konsumsi vitamin A tersebut
bisa di dapat dari susu, mentega, telur, minyak ikan, wortel,
sayuran hijau, kacang polong, buah warna kuning, dan minyak
sawit. Tidak ada perbedaan terhadap asupan vitamin D, E, dan
-
22
K pada masa sebelum menyusui, sayuran hijau kaya dengan
vitamin A, ibu menyusui perlu mendapatkan.
b) Vitamin larut air
Vitamin larut air adalah vitamin B komplek dan C. kelebihan
vitamin larut air adalah tidak tidak disimpan dalam bentuk
cadangan, melainkan akan terbuang melalui air seni. Pada
dasarnya vitamin larut air ini sudah terdapat pada pangan yang
mengandung karbohidrat, protein dan lemak, karena sifat
dasarnya sebagai mikro nutrient.
c) Mineral
mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASI.
Kandungan mineral dalam ASIa sesuai dengan laju
pertumbuhan manusia, sehingga konsentrasinya lebih rendah
disbanding susu hewan. Rendahnya konsentrasi mineral pada
ASI ditujukan untuk mengurangi beban pada ginjal bayi.
Kecuali mineral penting seperti magnesium, kalsium, besi dan
seng.bahan pangan penunjang kebutuhan akan mineral bagi ibu
menyusui biasanya didampingi denagn zat makro nutrient
lain.
d) Air
Kompenen ASI pertama adalah air. ASI adalah cairan yang yang
sifatnya isotonikdengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar
lebih banyak mengonsumsi air, minimal sepuluh gelas sehari.
-
23
Pemenuhan akan kebutuhan air bisa didapat dari air mineral, jus buah,
air sayur, air kacang hijau, dan susu. Mengonsumsi cairan yang
mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan, karena memiliki
fungsi ganda dalam memenuhi produksi ASI.
f. Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan
Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52), faktor yang mempengaruhi
pola makan yaitu sebagai berikut :
1) Faktor Ekonomi
Variabel ekonomi yang masih cukup dominan dalam mempengaruhi
konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.
Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli
pangan dengan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan
pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara kualitas
dan kuantitas.
2) Faktor Sosial Budaya
Pantang makan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat
dipengaruhi oleh faktor budaya atau kepercayaan. Pantangan yang
didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang
atau nasihat yang dianggap baik maupun tidak baik yang lambat laun
akan menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan suatu masyarakat
mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi
seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan
dikonsumsi.
-
24
3) Faktor Agama
Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan
individu yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan
atau minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan atau
minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang
mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi
pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.
4) Pendidikan
Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,
akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan
kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang
dengan pendidikan rendah biasanya yang penting mengenyangkan,
sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak
dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya,
kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan
memilih bahan makanan sumber protein dan berusaha
menyeimbangkan dengan kebutuhan zat gizi lain.
5) Lingkungan
Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan
perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan
keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik
maupun cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat berpengaruh
besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang terhadap
-
25
makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam
keluarga.
3. Perilaku
a. Pengertian Perilaku
Perilaku menurut Notoadmodjo (2010: 20) adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang
tidak dapat diamati langsung maupun tidak langsung dapat diamati pihak
luar.
Menurut Wawan dan Dewi ( 2010: 56) Perilaku pada dasarnya
adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan serta lingkungan.
b. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan (healthy behavior) menurut Notoadmodjo (2010: 23)
adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati
(observable) atau yang tidak dapat di amati (unobservable) yang
berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.
Tabel 2.4 Perilaku Kesehatan Positif dan Perilaku Kesehatan Negatif
Perilaku Positif Perilaku Negative
Makan tiga kali sehari Tabu atau berpantang terhadap makanan
tertentu yang tidak sesuai dengan konsep
ilmu gizi.
Makan berdasrkan prinsip menu
seimbang
Pengolahan makanan yang keliru,seperti
memotong sayur dahulu, baru mencucinya,
bukan sebaliknya
Ibu hamil makan lebih banyak dari
biasanya
Pengaruh jumlah makanan pada saat hamil
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada
anak sampai umur 2 tahun
Tidak mau memberikan ASI dan diganti
dengan susu formula.
Sumber: ( Supariasa, 2012: 19) .
-
26
Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang itu berperilaku
positif atau negatif antara lain: tingkat pendidikan, kepercayaan,
pandangan hidup, nilai-nilai yang ada, norma-norma, serta adat-istiadat
yang ada dimasyarakat dan sosial ekonomi.
c. Ranah Perilaku
Menurut Bloom dalam buku Notoadmojo (2010: 27), ranah perilaku
meliputi:
1) Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu
seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dsb). Sebagian besar pengetahuan seseorang
diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran secara garis
besar pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. untuk
mengetahui seseorang itu tahu sesuatu dapat menggunakan
perrtanyaan-pertanyaan.
b) Memahami (comprehension)
Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek
tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut
harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang obyek yang
diketahui.
-
27
c) Aplikasi (apllication)
Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahi obyek
yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan dengan
prinsip yang sudah diketahui dengan stimulasi yang lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemempuan seseorang untuk menjabarkan atau
memisahkan, kemudian mencari kompenen-kompenen yang
terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui.
tingkatan analisis adalah apabila seseorang tersebut telah dapat
membedakan, memilsahkan, mengelompokan, membuat diagram
(bagan) terhadap pengetahuan atas obyek.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari
kompenen-kompenen pengetahuan yang dimiliki. dengan kata lain
sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi-formulasi yang telah ada
f) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan penelitian terhadap suatu obyek tertentu. penilaian
didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan oleh norma-norma
yang berlaku di masyarakat.
-
28
2) Sikap (attitude)
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulasi atau obyek
tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak
baik, dan sebagainya)
Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan
berdasarkan intensitasnya sebagai berikut :
a) Menerima (feceiving)
Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau menerima
stimulasi yang diberikan (obyek).
b) Menanggapai (responding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau obyek yang dihadapi.
c) Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subyek atua seseorang memberikan nilai
yang positif terhadap obyek atau stimulasi dalam arti
membahasnya.
d) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang diyakininnya, harus berani mengambil resiko
bila ada orang lain mencemooh atau ada resiko lainnya.
-
29
3) Tindakan atau Praktik (practice)
Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah kecenderungan
untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud tindakan perlu
faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan
menurut kualitasnya yaitu
a) Praktik terpimpin (guided response)
Subyek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
b) Praktik secara mekanisme
Subyek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan
sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan
mekanis.
c) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah
berkembang, artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas
atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau
tindakan atau prilaku yang berkualitas.
d. Latar Belakang Perilaku
Perilaku dilatarbelakangi tiga faktor menurut Lawrence Green (1980:
117), yaitu:
-
30
1) Faktor presdiposisi merupakan anteseden terhadap perilaku menjadi
dasar atau motivasi bagi perilaku. yang meliputi pengetahuan, sikap ,
keyakinan, nilai, persepsi.
2) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang
memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Yang termasuk
sumber daya pribadi di samping sumber daya komuniti yang terwujud
dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak bersedianya fasilitas –
fasilitas atau sarana – sarana kesehatan. Misalnya fasilitas pelayanan
kesehatan, personalia, sekolahan, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi,
jamban.
3) Faktor penguat merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan
kesehatan memperoleh dukungan atau tidak yaitu terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Misalnya
teman sejawat, keluarga, perawat. Dokter, pasien, bidan.
4. Karakteristik
a. Pengertian Karakteristik
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri
khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwataan tertentu.
b. Macam-macam karakteristik menurut Wawan dan Dewi (2010: 16 )
Macam-macam karakteristik yaitu sebagai berikut :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tentu yang
-
31
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatam dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan
untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang
kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang
akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan
serta dalm pembangunan Nursalam (2003) pada umumnya makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang
menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan berkerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang
-
32
belum tinggi kedewasaan. Hal ini akan sebagai dari pengalaman
jiwa.
-
33
B. Kerangka Teori
Bagan 2.4 Kerangka Teori
Sumber : Teori Perilaku Lawrence W. Green (1980: 120) .
Suliastiyoningsih (2011: 52)
Wawan dan Dewi (2010: 16)
Faktor Predoposisi
1. Pengetahuan 2. Keyakinan 3. Nilai 4. Sikap 5. Pendidikan 6. Pengalaman 7. Pekerjaan 8. Ekonomi 9. Budaya
Faktor Pemungkin
1. Ketersediaan sumber daya
kesehatan 2. Keterjangkauan sumber daya
kesehatan 3. Prioritas dan komeitmen
masyarakat atau pemerintah
terhadap kesehatan 4. Keterampilan yang berkaitan
dengan kesehatan
Perilaku
Faktor penguat
1. Keluarga 2. Teman sebaya 3. Guru 4. Majikan
5. Petugas kesehatan