BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI...

14
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Jeruk Purut (Citrus hystrix DC) a. Deskripsi dan Klasifikasi Jeruk Purut (Sarwono, 2001) Gambar 1. Jeruk purut (Gambar diambil dari desa Sokaraja trngah) Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionta Super divisi : Spermathophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Sub kelas : Rosidae Ordo : Sapimdales Famili : Rutaceae Genus : Citus Spesies : Citrus hystrix DC Pohon jeruk purut berukuran rendah atau perdu namun di alam pohon jeruk purut bisa tumbuh sampai 12 meter. Batang yang tua berwatna hijau tua berbentuk bulat, polos atau berbintik. Tata letak tajuk tanaman tidak beraturan dan cabangnya rapat. Dahan dan rantingnya bersudut tajam, berwarna hijau tua, berbintik dan berduri diketiak daunnya. Duri-durinya pendek, kaku, hitam, ujungnya coklat Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Jeruk Purut (Citrus hystrix DC)

a. Deskripsi dan Klasifikasi Jeruk Purut (Sarwono, 2001)

Gambar 1. Jeruk purut

(Gambar diambil dari desa Sokaraja trngah)

Kingdom : Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta

Super divisi : Spermathophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub kelas : Rosidae

Ordo : Sapimdales

Famili : Rutaceae

Genus : Citus

Spesies : Citrus hystrix DC

Pohon jeruk purut berukuran rendah atau perdu namun di alam

pohon jeruk purut bisa tumbuh sampai 12 meter. Batang yang tua

berwatna hijau tua berbentuk bulat, polos atau berbintik. Tata letak

tajuk tanaman tidak beraturan dan cabangnya rapat. Dahan dan

rantingnya bersudut tajam, berwarna hijau tua, berbintik dan berduri

diketiak daunnya. Duri-durinya pendek, kaku, hitam, ujungnya coklat

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

5

dan panjangnya 0,2 cm-1 cm. Letak daun jeruk purut berpencar atau

tersebar dan bertangkai agak panjang serta bersayap panjang. Buah

jeruk purut berbentuk bulat sampai bundar, ukurannya relatif kecil

dibanding jeruk lainnya. Kulit jeruk purut tidak rata atau tidak halus,

rasanya asam dan berbau sedap

b. Kandungan Tanaman

Minyak atsiri dari daun jeruk purut mengandung komponen kimia

dengan l-sitronelal sebagai komponen utama (81,49%), sintronelol

(8,22%), linalol (3,69%), geraniol (0,31%). Perbedaan komposisi

mencolok inilah yang membedakan minyak kulit jeruk purut

dengan minyak kulit jeruk lainnya. Senyawa Sitronelal merupakan

senyawa aldehid yang memiliki potensi antibakteri kuat. Menurut

(Salman et al, 2015)

c. Minyak Atsiri

Minyak atsiri termasuk produk metabolit sekunder yang mudah

menguap dan terdapat dalam berbagai bagian tanaman seperti umbi,

akar, batang, kulit, daun, bunga dan biji. Tanaman penghasil

minyak atsiri diperkirakan di dunia berjumlah 150-200 jenis. Sekitar 40

spesies ada di Indonesia dan 15 jenis diantaranya telah diekspor.

Minyak atsiri dihasilkan dari tanaman dan mempunyai sifat mudah

menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai

rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya,

umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air.

Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu

daun, bunga, buah, biji, batang atau kulit dan akar (Mangun, et al.,

2012).

Minyak atsiri umumnya terdiri dari berbagai campuran

persenyawaan kimia yang terbentuk dari unsur karbon, hidrogen dan

oksigen serta persenyawaan golongan hidrokarbon dan hidrikarbon

teroksigenasi. Disamping itu minyak atsiri juga mengandung resin dan

lilin dalam jumlah kecil merupakan komponen tidak dapat menguap.

Industri memanfaatkan minyak atsiri sebagai campuran farfum. Peran

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

6

minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

tetapi juga sebagai pengikat bau. Minyak terbang itu juga mampu

membawa nutrisi ke seluruh dinding sel. Bila hendak memanfaatkan

minyak atsiri secara langsung pada kulit, campurkan dengan

minyak pengencer seperti minyak almon atau virgin coconut oil (VCO).

Minyak pengencer berfungsi mencegah iritasi, menahan penguapan

dan meningkatkan kelembaban kulit

Salah satu kandungan minyak atsiri daun jeruk purut yang paling

dominan adalah Sitronelal. Minyak atsiri dari kulit jeruk purut

mengandung komponen kimia dengan l-sitronelal sebagai komponen

utama (81,49%), sintronelol (8,22%), linalol (3,69%), geraniol (0,31%).

Perbedaan komposisi mencolok inilah yang membedakan minyak

kulit jeruk purut dengan minyak kulit jeruk lainnya (Yuliani, 2011).

Senyawa Sitronelal merupakan senyawa aldehid yang memiliki potensi

anti bakteri kuatsetara dengam golongan femnol (Bassole et al., 2013)

2. Destilasi minyak atsiri (Nareswari, 2011)

Pada industri minyak atsiri dikenal tiga macam metode destilasi yang

umum di gunakan. Metode destilasi yang umumnya di pakai dalam

industri minyak atsiri, yaitu :

a. Destilasi dengan air

Pada metode ini, bahan yang akan disuling atau didestilasi dengan

tujuan mengambil minyak atsiri akan kontak langsung dengan air

mendidih. Bahan yang didestilasi, akan mengapung diatas air atau

terendam secara sempurna, tergantung dari bobot jenis dan jumlah

bahan yang disuling. Air dipanaskan dengan metode pemanasan yang

biasa dilakukan, yaitu dengan panas langsung, mantel uap, pipa uap

melingkar tertutup atau dengan memakai pipa uap melingkar terbuka

atau berlubang. Metode ini memiliki ciri khas yaitu adanya kontak

langsung antara bahan dan air yang mendidih. Beberapa jenis bahan

harus di suling dengan metode ini, terutama untuk bahan-bahan yang

harus tercelup dan harus bergerak bebas dalam air mendidih. Jika

disuling dengan metode uap langsung bahan ini akan merekat dan

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

7

membentuk gumpalan besar yang kompak, sehingga uap tidak dapat

berpenetrasi kedalam bahan.

b. Destilasi dengan air dan uap

Pada metode penyulingan ini, bahan olahan diletakkan diatas rak-

rak atau saringan berlubang. Ketel suling diisi dengan air sampai

permukaan air berada tidak jauh dari bawah saringan. Air dapat

dipanaskan dengan cara, uap jenuh yang basah dan bertekanan rendah.

Ciri khas metode ini adalah :

1) Uap selalu dalam keadaan basah, jenuh dan tidak terlalu panas.

2) Bahan yang disuling hanya berhubungan dengan uap dan tidak

dengan air panas.

c. Destilasi dengan uap

Metode ketiga disebut penyulingan uap, atau penyulingan uap

langsung, dan prinsipnya sama dengan yang telah dibahas diatas,

bedanya pada metode ini air tidak diisikan dalam ketel. Uap yang

digunakan adalah uap jenuh pada tekanan lebih dari 1 atmosfer. Uap

dialirkan melalui pipa uap melingkar yang berpori yang terletak

dibawah bahan, dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang terletak

dibawah bahan dan uap bergerak ke atas melalui bahan yang terletak

diatas saringan.

3. Kulit

Kulit merupakan organ tubuh yang terletak dibagian terluar dari

tubuh manusia. Kulit sangat sensitif untuk menerima berbagai rangsangan

dari luar tubuh dan kulit merupakan selimut yang menutupi permukaan

tubuh yang memiliki fungsi utama sebagai pelindung tubuh dari

berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsinya seperti

pembentukan pada lapisan tanduk, pengaturan suhu tubuh, dan

pembentukan pigmen untuk melindungi kulit dari bahaya sinar matahari,

baik sinar UV-A dan UV-B. Kulit adalah organ terluas (1,5-1,75 m²) dan

terberat (kira-kira 15% dari berat badan).

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

8

Rata-rata tebal kulit adalah 1-2 mm, dengan daerah tertebal adalah

telapak tangan dan kaki yaitu kira-kira 6 mm dan yang paling tipis adalah

alat vital pria yaitu 0,5 mm (Pitaloka, 2009).

Gambar 2. stuktur kulit (Djuanda, 2011)

Ada beberapa jenis-jenis kulit, (Wahyuningtyas et al., 2015)

a. Kulit Normal

Kulit normal adalah kulit yang secara umum dalam kondisi yang

baik. Khususnya untuk wajah, kulit normal membutuhkan perawatan

seperti pembersihan, dan penggunaan pelindung wajah secara rutin agar

menjaga kesehatan dan kecantikan kulit wajah yang optimal dan

terhindar dari kerusakan kulit.

b. Kulit Kering

Kulit kering adalah keadaan kulit yang mempunyai kelenjar

sebasea yang kurang aktif dalam memproduksi minyak tubuh sehingga

kehilangan kelembabannya dalam stratum korneum. Pada kondisi ini

kulit membutuhkan pelembaban yang dapat meningkatkan minyak

tubuh yang hilang dan merangsang kelenjar sebasea untuk

menghasilkan minyak, sehingga keadaan kulit bisa menjadi normal.

c. Kulit Berminyak

Pada kondisi kulit berminyak kulit pada wajah mempunyai

kelenjar sebasea yang begitu aktif dan memproduksi minyak tubuh

yang berlebih sehingga meningkatkan kelembaban pada stratum

korneum. Perawatan untuk kulit berminyak yang tepat adalah dengan

menjaga pola hidup yang sehat dan seimbang, serta penggunaan

kosmetik yang tidak mengandung lemak berlebih.

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

9

d. Kulit Kombinasi

Dua jenis kulit pada satu wajah seperti pada daerah T, dahi,

hidung dan dagu berminyak. Sedangkan bagian wajah lainnya normal

atau bahkan cenderung kearah kering. Maka perawatan yang dilakukan

adalah sesuai dengan keadaan kulit tiap bagian.

e. Kulit Berjerawat

Kondisi kulit yang mengandung P acnes. Proses terjadinya

komedo atau P acnes adalah karena adanya aktivitas kelenjar

minyak yang berlebihan dan akhirnya menggumpal pada kandung

rambut (hair folicle), sehingga menyumbat pada lubang pori-pori. Pada

proses pembentukan P acnes disebabkan oleh adanya komedo, dengan

adanya komedo tersebut terjadi peradangan pada kulit karena adanya

bakteri yang bisa dikenal dengan P. acnes.

4. Jerawat

Acne vulgaris merupakan sebuah gangguan yang umum terjadi pada

kulit wajah, pada umumnya hal ini diawali dengan terbentuknya mikro

komedo, dan terjadi inflamasi kronis dari bagian polisebasea. Lokasi dari

acne vulgaris umumnya berada pada daerah wajah terutama pada remaja

yang berimbas signifikan pada usia remaja. Meskipun bersifat self-

limiting, tetapi acne vulgaris dapat bertahan di kulit selama bertahun-tahun

dan dapat mengakibatkan luka pada kulit dan pembentukan jaringan parut

(Dipiro et al., 2008).

Perkembangan acne vulgaris berkaitan dengan peningkatan produksi

sebum, keratinasi yang abnormal dalam kanal polisebasea

(hiperkornifikasi), kolonisasi bakterial dan inflamasi. Diet (kecuali

individu tertentu) dan kurangnya kebersihan, serta keadaan premenstruasi,

menjadi suatu penyebab yang paling mendasari memperparahnya acne

vulgaris. Kosmetik dengan dasar minyak, minyak rambut dan pelembab

juga bisa menjadi penyebab atau pemicu acne vulgaris. Selain itu kondisi

panas dan lembab yang merangsang pengeluaran keringat juga dapat

memperparah Acne vulgaris (Dipiro et al., 2008).

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

10

Ganbar 3. struktur kulit (Yahya, 2005)

Ada beberapa jenis komedo, diantaranya adalah :

a. Blackheads adalah bentuk komedo yang berupa tonjolan putih

diatasnya ada titik hitam. Blackheads hanya berupa penimbunan lemak

yang terokdasi dan tidak meradang atau infeksi.

b. Whiteheads adalah bentuk komedo yang tertutup dimana tonjolan putih

tidak terjadi oksidasi sehingga tidak terdapat titik hitam karena tidak

teroksidasi.

c. Millia atau millicum adalah karena adanya akumulasi minyak yang

tersumbat dibawah kulit shingga kelaianan menyerupai whiteheads

namun tertutup rapat dan keras dengan warna putih atau kuning.

d. Acne juvenilis adalah bentuk acne yang tidak meninggalkan bekas

pada kulit karena bentuknya kecil-kecil dan tidak terjadi penanahan.

e. Acne vulgaris adalah bentuk kerawat besar dengan disertai pernanahan

yang menimpa hingga lapisan dermis sehingga pada pasca kesembuhan

akan meninggalkan bekas yang berupa jaringan parut (Anisah, 2015)

5. Propionbiacterium acnes

Propionibacterium acnes merupakan bakteri flora normal yang

berada di kulit terutama di wajah yang berperan pada patogenesis jerawat

yang menjadi faktor terjadinya inflamasi . Bacteri ini berbentuk batang dan

dapat hidup di udara serta menghasilkan spora. P. acnes termasuk bacteri

gram positif anaerob. Bukti menunjukkan bahwa, dalam kondisi tertentu,

P. acnes dapat bertindak sebagai oportunistik patogen. Keterlibatan P.

acnes dipembentukan dan keparahan acne vulgaris diterima secara luas,

meskipun data yang benar-benar valid yang tepat tetap langka. Selain itu,

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

11

P. acnes telah terdeteksi diberbagai infeksi oportunistik seperti

endokarditis dan osteomyelitis dan infeksi pasca bedah parah

(Brzuszkiewicz et al., 2011 ).

Klasifikasi Propionibacterium acnes yaitu :

Gambar 4. Kulit dengan P. Acnes (Yahya, 2005)

Klasifikasi Propionibacterium acnes (Damayanti, 2014)

Kerajaan : Bacteria

Filum : Actinobacteria

Kelas : Actinobacteridae

Ordo : Actinomycetales

Famili : Propionibactericeae

Genus : Propionibacterium

Spesies : Propionibacterium acnes

Peradangan mungkin menjadi konsekuensi dari peningkatan

produksi sebum, pengelupasan keratinosit, dan pertumbuhan bakteri P.

acnes dapat memicu lesi peradangan jerawat dengan memproduksi

mediator inflamasi biologis aktif sehingga memicu pelepasan sitokin

proinflamasi (Dipiro et al, 2008).

Acne vulgaris adalah penyakit yang terjadi pada unit polisebasea

(yang mengandung folikel rambut dan kelenjar sebasea). Kelenjar sebasea,

dominan pada wajah, dada, dan punggung atas. Kelenjar ini menyediakan

sebum pada kanal folikel dan akhirnya ke permukaan kulit melalui

pembukaan folikel (pori-pori). Isi kanal folikuler yaitu keratinosit, P.

acnes dan asam lemak bebas.

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

12

Pada saat terjadi penyumbatan pada unit pilosebasea maka terjadilah

komedo yang merupakan awal dari lesia acne. Warna coklat atau hitam

bukan hasil akumulasi kotoran, tetapi melanin (pigmen). Acne terjadi

ketika hormon androgen meningkat (terutama pada masa pubertas) yang

menyebabkan peningkatan ukuran kelenjar sebaseus sehingga produksi

menjadi tinggi. Kelebihan sebum menyebabkan folikel tersumbat yang

akhirnya menjadi acne. Selain disebabkan karena meningkatnya produksi

sebum, acne juga disebabkan karena hiperkreatinisasi dan inflamasi.

Peradangan atau trauma folikel dapat menyebabkan inflamasi dan

membentuk ”whitehead” atau ”komedo tertutup”. Jika dinding folikel

pecah, isi folikel menuju ke dermis dan menimbulkan gangguan klinis

seperti bintil, dan mungkin dapat menjadi lebih besar, lesi inflamasi

sekunder untuk aktivitas lokal P. acnes (Dipiro et al., 2008).

6. Pengujian Aktivitas Antibakteri (Wahyuni, 2014)

Pengujian terhadap aktivitas antimikroba dilakukan untuk

mengetahui obat-obat atau zat aktif yang paling poten untuk kuman

penyebab penyakit terutama penyakit kronis. Pengujian ini dapat

dilakukan dengan beberapa cara, yaitu :

a. Metode Difusi

Cakram kertas saring, cawan yang berliang renik atau silinder

tidak beralat, yang mengandung zat uji dalam jumlah tertentu

ditempatkan dalam media yang telah ditanami mikroba uji. Setelah di

inkubasi, hasil yang diperoleh adalah :

1) Radical zone, yaitu daerah di sekitar zat uji dimana sama sekali tidak

diketemukan adanya pertumbuhan bakteri.

2) Irradical zone, yaitu suatu daerah di sekitar zat uji yang

pertumbuhan bakteri dihambat oleh zat uji tersebut

b. Dilusi Cair atau Dilusi Padat

Metode ini menggunakan antimikroba dengan kadar yang

menurun secara bertahap, baik dengan media cair atau padat. Kemudian

media diinokulasi bakteri uji dan dieramkan. Tahap akhir dilarutkan

antimikroba dengan kadar yang menghambat atau mematikan. Kerugian

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

13

metode ini yaitu uji kerentanan dilusi agar membutuhkan waktu yang

lama, dan kegunannya terbatas pada suatu keadaan tertentu. Sedangkan

keuntungan metode ini yaitu bahwa uji tersebut memungkinkan adanya

hasil kuantitatif, dimana menunjukkan jumlah obat tertentu yang

diperlukan untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme yang

diuji Metode ini mengukur MIC atau KHM (Minimum Inhibitory

Concentration atau Kadar Hambat Minimum) dan MBC atau KBM

(Minimum Bactericidal Concentration atau Kadar Bunuh Minimum).

7. Konsentrasi Hambat Minimum (Nuraina, 2015)

Aktifitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja, cara kerja dan

juga di tentukan oleh konsentrasi hambat minimum (KHM). KHM adalah

konsentrasi minimum dari suatu zat yang memiliki efek daya hambat

pertumbuhan mikroorganismeyang di tandai dengan tidak adanya keruhan

pada media tumbuh bakterisetelah di inkubasi pada suhu 37 selama 18-

24 jam. Penetapan KHM dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Cara cair

Metode penentuan KHM dengan cara cair digunakan media cair

yang telah di tambahkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan

bakteri atau jamur dengan pengenceran tertentu kemudian

diinokulasikan biakan bakteri atau jamur dalam jumlah yang sama.

Respon zat uji ini ditandai dengan kejernihan atau kekerugan pada

tabung setelah diinkubasi.

b. Cara padat

Metode penentuan KHM dengan cara padat menggunakan media

padat yang telah dicampur dengan larutan zat uji dengan berbagai

konsentrasi. Dengan cara ini suatu cawan petri dapat digores lebih dari

satu jenis mikroba untuk diperoleh nilai KHM.

8. Sabun Cair

a. Definisi Sabun Cair

Sabun merupakan produk campuran garam natrium dengan asam

stearat, palmitat dan oleat yang berisi sedikit komponen asam miristat

dan lauret (Tranggono, 2007). Jenis sabun wajah yang umum beredar di

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

14

masyarakat berwujud padat dan cair. Kebanyakan konsumen saat ini

lebih tertarik pada sabun wajah berbentuk cair dibandingkan dengan

wajah padat. Sabun cair wajah efektif untuk mengangkat kotoran yang

menempel pada permukaan kulit baik yang larut air maupun larut

lemak. Sabun cair merupakan sediaan pembersih kulit berbentuk cair

yang terbuat dari bahan sabun dengan penambahan bahan-bahan yang

diinginkan (SNI, 1996).

b. Uraian Bahan

1) Minyak atsiri daun jeruk purut

Minyak atsiri daun jeruk purut mengandung senyawa-senyawa

seperti citronellal 86,31%; citronellol 6,37%; citronellyl acetate

3,46%; linalool 1,94%, sabiene bicyclo 1,16%; dan trans-

caryophyllene bicyclo 0,77%. Perbedaan komposisi mencolok

inilah yang membedakan minyak kulit jeruk purut dengan

minyak kulit jeruk lainnya (Anonimous, 2009). Senyawa Sitronelal

merupakan senyawa aldehid yang memiliki potensi anti bakteri kuat

persen minyak atsiri kulit jeruk purut. Kandungan minyak atsiri daun

jeruk purut sebesar 2-2,5% (Salman et al., 2015)

2) Asam stearat

Asam stearat berbentuk kasar, putih atau kuning pucat, agak

mengkilat, kristal atau serbuk putih kekuningan. Kelarutan sangat

mudah larut dalam benzen, karbon tetraklorida, kloroform, dan eter;

mudah larut dalam etanol (95%), heksana, dan propilen glikol;

praktis tidak larut dalam air. Pada formulasi sabun cair muka, asam

stearat berfungsi untuk membentuk badan sabun pada proses

pencampuran dengan minyak kelapa (Setyoningrum , 2010). Asam

stearat berfungsi sebagai emulgator (Rowe, 2009).

Gambar 5. Stuktur asam stearat (Rowe, 2009)

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

15

3) Minyak kelapa

Minyak kelapa adalah minyak lemak yang diperoleh dengan

pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L. Minyak kelapa

berwujud jernih, tidak berwarna atau kuning pucat, bau khas, dan

tidak tengik. Kelarutan larut dalam 2 bagian etanol (96%) pada suhu

60 ºC, sangat mudah larut dalam kloroform dan dalam eter. Minyak

kelapa memiliki suhu lebur antara 23º sampai 26 ºC (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 1979). Berfungsi sebagai basis sabun

cair. Minyak kelapa mengandung ± 53% asam laurat yang akan

tersaponifikasi dengan adanya penambahan basa seperti KOH dan

NaOH (Setyoningrum, 2010).

4) Kalium hidroksida (KOH)

Kalium hidroksida berwarna putih atau hampir putih,

higroskopis berbentuk bulat kecil, serpihan atau memanjang.

Kelarutan larut dalam 1 bagian air, 3 bagian etanol 96%, sangat

mudah larut dalam etanol mutlak P mendidih. Berfungsi sebagai

agen pembasa (Rowe, 2009)

5) Ethylenediaminetetraacetic Acid (EDTA)

EDTA berwujud hablur padat, putih, dan berbau khas.

Kelarutan praktis larut dalam air dan propilen glikol, mudah larut

dalam etanol (95%), dalam kloroform dan dalam eter. EDTA

berfungsi sebagai antioksidan, mengcegah bau tengik.

Gambar 6. Struktur EDTA (Suyanta et al., 2005)

6) Gliserin

Gliserin berwujud cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,

manis, higroskopik. Kelarutan praktis tidak larut dalam benzen,

kloroform, minyak lemak; sedikit larut dalam aseton; larut dalam 11

bagian etil asetat dan 500 bagian eter; mudah larut dalam etanol

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

16

(95%), metanol, air. Gliserin berfungsi sebagai kosolven, emolien,

solven, humektan, agen antimikroba (Rowe, 2009).

Gambar 7. Struktur gliserin (Rowe, 2009).

c. Kontrol sifat fisik sabun cair

1) Organoleptik

Uji organoleptis meliputi warna, bau, dan konsistensi dapat

digunakan sebagai indikator kualitatif ketidakstabilan fisik sediaan

yang berhubungan dengan kenyamanan sediaan oleh pengguna.

2) Bobot jenis

Uji bobot jenis suatu sediaan merupakan perbandingan antara

bobot zat dibanding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya

25oC). Menurut FI III bobot jenis adalah perbandingan bobot zat

terhadap air dengan volume yang sama ditimbang di udara pada suhu

yang sama (Anonim, 1979). Bobot jenis pada percobaan akan

digunakan metode piknometer. Persyaratan untuk bobot jenis yang

ditetapkan dalam Standar Nasional Indonesia yaitu minimal 1,01–

1,10 g/cm3 (Noor et al., 2009).

3) Viskositas

Pengujian viskositas dan sifat alir dilakukan untuk mengetahui

besarnya tahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin tinggi

viskositas maka akan semakin besar tahanannya. Viskositas

dipengaruhi oleh suhu, yang untuk cairan akan menurun bila suhu

dinaikkan (Sinko, 2006). Kriteria viskositas yang baik yaitu 14.550-

17.300 cps (Noor et al.,2009).

4) Keasaman (pH)

Uji pH digunakan untuk mengetahui pH sabun cair apakah

sesuai dengan pH kulit yang akan mempengaruhi kenyamanan dan

keamanan penggunannya. Selain itu pH dapat mempengaruhi difusi

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/4158/3/BAB II_RIZKI AZMI NURMAJID_FARMASI'177.pdf · 6 minyak atsiri dalam campuran bukan hanya memberi keharuman,

17

obat dari sediaan (Astuti et al., 2012). Kriteria untuk pH kulit wajah

yaitu 4,5-5,5 (Noor et al., 2009).

5) Tinggi dan kestabilan busa

Uji tinggi dan kestabilan busa yaitu suatu kemampuan sediaan

membentuk busa setelah pengocokan 1% larutan sabun cair wajah

dalam air suling dan air sadah. Pengujian ini berpengaruh juga pada

kelembaban kulit.

B. Kerangka Konsep

Gambar 8. Kerangka konsep penelitian

Meningkatnya jumlah daun jeruk purut

Memformulasikan minyak atsiri daun jeruk purut menjadi produk sabun cair

wajah anti jerawat

Uji aktivitas antibakteri terhadap

bakteri P.acne Uji fisik sediaan sabun cair wajah

Kandungan minyak atsiri daun jeruk

purut berpotensi salah satunya sebagai

antibakteri dalam mengobati penyakit

jerawat

Prevalensi jerawat (acne vulgaris)

terjadi sekitar 80% dari populasi

antara usia 12 – 25 tahun

Zona hambat

Analisis deskriptif secara statistik dengan metode

ANOVA

Pemeriksaan organoleptis

(bentuk, rasa warna),

homogenitas, stabilitas,

bobot jenis, viskositas, pH,

tinggi dan kestabilan busa

Formulasi Sabun Cair..., Rizki Azmi Nurmajid, Fakultas Farmasi UMP, 2017