BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back...

26
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik 1. Low Back Pain a. Definisi Low Back Pain adalah sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak dan tidak nyaman di daerah punggung bagian bawah. Dalam masyarakat LBP tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan , status sosial, tingkat pendidikan, semua bisa terkena LBP. Lebih dari 80% umat manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP. 7 b. Etiologi Penyebab nyeri punggung bawah ada barbagai macam, dibedakan dalam kelompok dibawah ini 1 1) Nyeri punggung bawah mekanis, yaitu timbul tanpa kelainan struktur anatomis seperti otot atau ligamen, atau timbul akibat trauma, deformitas, atau perubahan degeratif pada suatu struktur misalnya diskus intervertebralis. 2) Penyakit sistemik seperti spondilitis inflamasi, infeksi, keganasan tulang, dan penyakit paget pada tulang bisa menyebabkan nyeri di area lumbosakral 3) Skiatika (sciatica) adalah nyeri yang menjalar dari bokong ke tungkai kemudian ke kaki, sering disertai parastesia dengan distribusi yang sama ke kaki. Gejala ini timbul akibat penekanan nervus iskiadikus, biasanya akibat penonjolan diskus intervertebralis ke lateral. Pembagian penyebab dari LBP ini berdasarkan oleh frekuensi kejadian adalah 1 a) Penyebab luar biasa : langsung (20%)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritik

1. Low Back Pain

a. Definisi

Low Back Pain adalah sindroma klinik yang ditandai dengan

gejala utama nyeri atau perasaan lain yang tidak enak dan tidak

nyaman di daerah punggung bagian bawah. Dalam masyarakat LBP

tidak mengenal perbedaan umur, jenis kelamin, pekerjaan , status

sosial, tingkat pendidikan, semua bisa terkena LBP. Lebih dari 80%

umat manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP.7

b. Etiologi

Penyebab nyeri punggung bawah ada barbagai macam,

dibedakan dalam kelompok dibawah ini1

1) Nyeri punggung bawah mekanis, yaitu timbul tanpa kelainan

struktur anatomis seperti otot atau ligamen, atau timbul akibat

trauma, deformitas, atau perubahan degeratif pada suatu struktur

misalnya diskus intervertebralis.

2) Penyakit sistemik seperti spondilitis inflamasi, infeksi,

keganasan tulang, dan penyakit paget pada tulang bisa

menyebabkan nyeri di area lumbosakral

3) Skiatika (sciatica) adalah nyeri yang menjalar dari bokong ke

tungkai kemudian ke kaki, sering disertai parastesia dengan

distribusi yang sama ke kaki. Gejala ini timbul akibat penekanan

nervus iskiadikus, biasanya akibat penonjolan diskus

intervertebralis ke lateral.

Pembagian penyebab dari LBP ini berdasarkan oleh frekuensi

kejadian adalah1

a) Penyebab luar biasa : langsung (20%)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

5

1. Berasal dari spinal : termasuk kondisi seperti infeksi, tumor,

tuberkulosis, tractus spondilosis

2. Berasal bukan dari spinal : termasuk masalah dilain sistem

seperti saluran urogenital, saluran gastroinstetinal, prolaps

uterus, keputihan kronik pada wanita, dan lain-lain.

b) Penyebab biasa : tidak langsung (80%)

Kejadian ini berkisar sekitar 8 dari 10 kasus. Kasus yang bisa

bervariasi mulai dari ketengangan otot, keseleo. Penyebab dari

berbagai penyakit ini adalah

1. Kebiasaan postur tubuh yang kurang baik

2. Cara mengangkat beban berat yang salah

3. Depresi

4. Aktivitas yang tidak biasa dan berat

5. Kebiasaan kerja dan kinerja yang salah

Catatan : dari 90% kasus, tidak ditemukan kejadian yang serius,

hanya saja kasus yang nyeri punggung biasa.3

Pada dasarnya, timbulnya rasa nyeri pada LBP diakibatkan

oleh terjadinya tekanan pada susunan saraf tepi yang terjepit pada

area tersebut. Secara umum kondisi ini seringkali terkait dengan

trauma mekanik akut, namun dapat juga sebagai akumulasi dari

beberapa trauma dalam kurun waktu tertentu. Akumulasi trauma

dalam jangka panjang seringkali ditemukan pada tempat kerja.

Kebanyakan kasus LBP terjadi dengan adanya pemicu seperti kerja

berlebihan, penggunaan kekuatan otot berlebihan, ketegangan otot,

cedera otot, ligamen, maupun diskus yang menyokong tulang

belakang. Namun, keadaan ini dapat juga disebabkan oleh keadaan

non-mekanik seperti peradangan pada ankilosing spondilitis dan

infeksi, neoplasma, dan osteoporosis.8

c. Anatomi

Bagian tulang belakang (spinal) yang berupa tulang secara

anatomis dapat dibagi menjadi dua bagian. Bagian anterior terdiri

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

6

atas serangkaian corpus vertebra berbentuk silinder yang saling

dihubungkan lewat diskus intervertebralis dan disatukan dengan kuat

oleh ligamentum longitudinalis. Bagian posterior terdiri atas unsur

yang lebih halus yang membentang dari corpus vertebra sebagai

pedikulus dan melebar ke arah posterior untuk memebentuk lamina

yang bersama struktur ligamentum membentuk canalis vertebra.

Unsur posterior dihubungkan dengan vertebra di dekatnya

lewat dua buah sendi sinovial bentuk faset kecil sehingga

memungkinkan gerakan dalam derajat yang paling kecil di antara

setiap dua buah segmen tetapi secara kesatuan akan menghasilkan

kisaran gerakan yang agak luas (gambar 1). Processus spinosus dan

transversus yang kokoh menonjol ke arah lateral serta posterior dan

berfungsi sebagai tempat perlekatan otot yang menggerakkan,

menunjang serta melindungi columna vertebra. Stabilitas tulang

belakang bergantung pada dua tipe tunjangan, yaitu tipe tunjangan

yang dihasilkan oleh articulatio tulang (terutama oleh persendian

diskus serta articulatio sinoval unsur – unsur posterior) dan tipe

kedua yang dihasilkan oleh struktur penunjang ligamentum (pasif)

serta muskuler (aktif).

Struktur ligamentum cukup kuat, tetapi karena struktur ini

maupun corpus vertebra, yaitu compleks diskus, tidak memiliki

kekuatan integral yang memadai untuk bertahan terhadap gaya luar

biasa yang bekerja pada columna bahkan pada saat melakukan

gerakan yang sederhana.2

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

7

Gambar 2.1. Kiri: pandangan superior vertebra lumbal yang sudah dikupas. Kanan : pandangan lateral dua buah vertebra lumbal yang berhubungan lewat sendi (artikulasio). B = corpus vertebra; SC = canalis spinalis; IVF = foramen intervertebralis; IF = fasies artikularis inferior; SF = fasies artikularis superior; P = pedikulus; TP = prosesus transversus; SP = prosesus spinosus; L = lamina (diadapasi dari DB Levine, dalam DJ McCarty (ed): Arthritis and allied conditions: A Textbook of rheumatology, 10th ed., Philadelphia, Lea & Febiger, 11585)

Sekalipun, maka kontraksi volunter dan reflektoris otot

sakrospinal, abdominal, gluteal, psoas serta hamstring mampu

mempertahankan sebagian besar stabilitas tulang belakang. Struktur

vertebra dan paravertebra diinervasi oleh cabang – cabang dari saraf

spinalis segmental yang keluar dari foramen neuralis pada tiap batas

tulang belakang. Saraf sinovertebralis, yang dianggap saraf sensoris

utama yang mensuplai struktur tulang belakang lumbal, muncul dari

saraf spinalis sebeleum percabangannya menjadi suatu ramus

anterior dan posterior. Saraf sinovertebralis untuk memberi

persarafan sensoris kepada ligamentum longitudinal posterior,

bagian luar anulus fibrosus posterior, dura anterior, dura selubung

akar saraf dan vena – vena epidural, semua di dalam canalis spinalis.

Saraf utama lain yang mensuplai struktur spinalis dan

paraspinalis muncul dari ramus primer posterior. Ramus primer

posterior saraf spinalis lebih jauh terbagi menjadi cabang medial dan

lateral. Bersama saraf ini mensuplai bagian posterior tulang

belakang, termasuk sendi faset, seperti juga otot dan fasia

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

8

paraspinalis. Sebagai tambahan, tiga saraf spinalis lumbal memberi

sensasi kutaneus kepada kulit dari pinggang.

Bagian belakang tubuh yang memiliki kebebasan bergerak

terbesar dan dengan demikian yang paling sering terkena cedera,

adalah daerah servikal dan lumbal. Selain pergerakan sadar yang

diperlukan untuk membungkuk, berputar dan pergerakan lainnya,

banyak aksi tulang belakang yang bersifat refleks dan merupakan

dasar postur. 2

Gambar 2.2. Anatomi Vertebra

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

9

Gambar 2.3. Lumbal 3 – Sakral 1

d. Faktor Resiko8

1) Usia

Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada mereka yang

berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada

dekade kelima. Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama

semakin meningkat hingga umur sekitar 55 tahun.

2) Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama

terhadap keluhan nyeri pinggang sampai umur 60 tahun, namun

pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat mempengaruhi

timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan

ini lebih sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus

menstruasi, selain itu proses menopause juga dapat menyebabkan

kepadatan tulang berkurang akibat penurunan hormon estrogen

sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

10

3) Status Antropometri

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko

timbulnya nyeri pinggang lebih besar, karena beban pada sendi

penumpu berat badan akan meningkat, sehingga dapat

memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

4) Pekerjaan

Faktor resiko di tempat kerja yang banyak menyebabkan

gangguan otot rangka terutama adalah kerja fisik berat,

penanganan dan cara pengangkatan barang, gerakan berulang,

posisi atau sikap tubuh selama bekerja, getaran, dan kerja statis.

5) Aktivitas / olahraga

Kebiasaan seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur,

mengangkat beban pada posisi yang salah dapat menimbulkan

nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa

duduk dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi,

atau seorang mahasiswa yang seringkali membungkukkan

punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang salah yaitu

berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur

yang salah seperti tidur pada kasur yang tidak menopang tulang

belakang. Kasur yang diletakkan di atas lantai lebih baik daripada

tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi mengangkat

beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil

beban merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut

diangkat setelah jongkok terlebih dahulu.

Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi

kebiasaan, beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas

dengan posisi berdiri lebih dari 1 jam dalam sehari, melakukan

aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2 jam

dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga

dalam sehari, berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula

meningkatkan resiko timbulnya nyeri pinggang.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

11

6) Kebiasaan merokok

Kebiasaan merokok, diduga karena perokok memiliki

kecenderungan untuk mengalami gangguan pada peredaran

darahnya, termasuk ke tulang belakang.

7) Abnormalitas struktur

Ketidaknormalan struktur tulang belakang seperti pada

skoliosis, lordosis, maupun kifosis, merupakan faktor resiko

untuk terjadinya LBP.

e. Gambaran Klinis

Gejala klinis berkisar antara 2 minggu sampai dengan 4 tahun.

Gejala dengan onset yang lebih cepat dihubungkan dengan riwayat

trauma. Intensitas nyeri dengan NPS (Numeric Pain Scale) >7

tercatat pada 70% kasus saat kunjungan pertama. Gejala yang

menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia)

(77,5%), dan kelemahan tungkai (7,5%). Riwayat trauma yang

signifikan dijumpai pada 82,5% kasus. Rasa baal sesuai dermatom

pada 77,5%. Tanda Lasegue positif pada 95% kasus.9

Dalam LBP bisa di manifestasikan dengan rasa nyeri yang

bermacam penyebab dan variasi rasanya. Dimana tipe – tipe tersebut

dibedakan menjadi empat tipe ras nyeri : nyeri lokal, nyeri alih, nyeri

radikuler dan yang timbul dari spasme muskuler.

Nyeri lokal disebabkan oleh sembarang proses patologis yang

menekan atau merangsang ujung – ujung saraf sensorik. Keterlibatan

struktur – struktur yang tidak mengandung ujung – ujung saraf

sensoris adalah tidak nyeri. Sebagai contoh, bagian sentral, medula

korpus vertebra dapat dihancurkan oleh tumor tanpa menimbulkan

rasa nyeri, sedangkan fraktur atau ruptur korteks dan distorsi

periosteum, membran sinoval, otot, anulus fibrosus serta ligamentum

sering memberikan nyeri yang luar biasa. Struktur – struktur yang

terakhir diinervasi oleh serabut – serabut aferen rami primer

posterior dan saraf sinuvertebralis. Meskipun keadaan nyeri sering

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

12

disertai dengan pembengkakan jaringan yang terkena, hal ini bisa

tidak tampak jika suatu struktur yang dalam dari tubuh bagian

belakang merupakan lokasi dari penyakitnya. Nyeri lokal sering

dikemukakan sebagai rasa nyeri yang stabil tetapi bisa intermiten

dengan variasi yang cukup besar menurut posisi atau aktivitas

pasien. Nyeri dapat bersifat tajam atau tumpul dan sekalipun sering

difus, rasa nyeri ini selalu terasa pas atau di dekat tulang belakang

yang sakit. Gerakan berlawanan arah secara refleks dari segmen –

segmen tulang belakang oleh otot – otot paravertebralis sering

tercatat dan dapat menyebabkan seformitas atau abnormalitas postur.

Gerakan atau sikap tertentu yang mengubah posisi jaringan yang

cedera memperberat nyeri. Tekanan yang kuat atau perkusi pada

struktur superfisial regio yang terkena biasanya menimbulkan nyeri

tekan yang merupakan gejala untuk membantu mengenali lokasi

abnormalitas.

Nyeri alih terdiri atas dua tipe yang diproyeksikan dari tulang

belakang ke regio yang terletak di dalam daerah dematom lumbal

serta sakral bagian atas, dan diproyeksikan dari visera pelvik dan

abdomen ke tulang belakang. Nyeri akibat penyakit – penyakit di

bagian atas vertebra lumbal biasanya dialihkan ke permukaan

anterior paha dan tungkai; nyeri yang berasal dari segmen lumbal

bawah dan sakral akan dialihkan ke regio gluteus paha posterior,

betis serta kadang – kadang kaki. Nyeri jenis ini, meskipun

berkualitas dalam, sakit dan agak difus, cenderung pada beberapa

saat untuk di proyeksi ke superfisial. Pada umumnya, nyeri alih

memiliki intensitas yang sejajar dengan nyeri lokal pada punggung.

Dengan kata lain, pergerakan yang mengubah nyeri lokal

mempunyai efek serupa pada nyeri rujukan, meskipun tidak dengan

ketepatan dan kecepatan seperti pada nyeri radikuler. Suatu

perkecualian yang penting dari hal ini adalah nyeri yang disebabkan

oleh aneurisma aorta. Anuresmia aorta yang membesar dengan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

13

perlahan – lahan dapat menimbulkan erosi pada vertebra bagian

anterolateral dan menimbulkan perasaan mengganggu yang berubah

mengikuti gerakan atau posisi berbaring.

Nyeri radikuler memiliki beberapa ciri khas nyeri alih tetapi

berbeda dalam hal intensitasnya yang lebih besar, distal,

keterbatasan pada daerah radiks saraf dan faktor – faktor yang

mencetuskannya. Mekanisme terjadinya terutama berupa distorsi,

regangan, iritasi dan kompresi radiks spinal, yang paling sering

terjadi di bagian sentral terhadap foramen intervertebralis. Sebagai

tambahan, telah diduga bahwa pada pasien dengan stenosis spinalis

pola “klaudikasio lumbal” dapat disebabkan oleh iskemia relatif

yang berhubungan dengan kompresi. Meskipun nyerinya sendiri

sering tumpul atau sakit terus berbagai pergerakan yang

meningkatkan iritasi radiks atau meregangkannya bisa sangat

memperhebat nyeri, menimbulkan suatu kualitas menusuk – nusuk.

Penjalaran nyeri hampir selalu berasal dari posisi sentral di

dekat tulang belakang hingga bagian tertentu pada ekstermitas

bawah. Batuk, bersin dan mengejan merupakan manuver pencetus

yang khas, tetapi juga karena meregangkan atau menggerakkan

tulang belakang, semua kejadian tersebut dapat pula meningkatkan

intensitas nyeri lokal. Gerakan membungkuk ke depan dengan lutut

diekstensikan atau “gerakan mengangkat lutut dalam keadaan lurus”

akan mencetuskan nyeri radikuler pada penyakit bagian bawah

vertebra lumbal yang terjadi atas dasar regangan, kompresi vena

jugularis yang menaikkan tekanan intraspinal dan dapat

menyebabkan suatu pergeseran pada posisi dari atau tekanan pada

radiks, dapat menimbulkan efek serupa. Iritasi radiks saraf lumbal

keempat serta kelima dan sakral pertama yang membentuk nervus

iskiadikus, akan menimbulkan rasa nyeri yang terutama meluas ke

bawah hingga mengenai permukaan posterior paha dan permukaan

posterior serta lateral tungkai. Secara khas, penjalaran rasa nyeri ini

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

14

yang disebut dengan istilah sciatica berhenti di daerah pergelangan

kaki dan disertai dengan perasaan kesemutan atau rasa baal

(parastesia) yang menjalar ke bagian yang lebih distal hingga

mengenai kaki. Rasa kesemutan, parastesia, dan rasa baal atau

kelaianan sensoris pada kulit, perih pada kulit, dan nyeri sepanjang

saraf tersebut juga dapat menyertai nyeri skiatika klasik. Dan pada

pemeriksaan fisik, hilangnya refleks, kelemahan, atrofi, tremor

fasikuler, dan kadang – kadang edema statis dapat terjadi jika serabut

= serabut motoris radiks anterior terkena.

Nyeri akibat spasme otot biasanya ditemukan dalam

hubungannya dengan nyeri lokal, namun dasar anatomik ataui

fisiologiknya lebih tidak jelas. Spasme otot yang berkaitan dengan

berbagai kelainan tulang belakang dapat menimbulkan distorsi yang

berarti pada sikap tubuh yang normal. Akibatkanya, tegangan kronik

pada otot bisa mengakibatkan rasa pegal atau sakit yang tumpul dan

kadang perasaan kram. Pada keadaan ini, penderita dapat mengalami

rasa kencang pada otot – otot skarospinalis serta gluteus dan lewat

palpasi memperlihatkan bahwa lokasi nyeri terletak dalam struktur

ini.

Nyeri lainnya yang sering tidak ditemukan asalnya kadang

digambarkan oleh pasien sebagai penyakit kronis punggung bagian

bawah. keluhan - keluhan unilateral perasaan tertarik, kram (tanpa

spasme otot tidak sadar). Nyeri robek, berdenyut – denyut, atau

memukul – mukul, atau perasaan terbakar atau dingin sulit

diinterpretasikan namun. Seperti parastesia dan rasa baal, seharusnya

selalu memberi dugaan kemungkinan penyakit saraf atau radiks.2

Karakteristik LBP dibagi dalam beberapa kelompok,

1) LBP viserogenik

Disebabkan oleh adanya proses patologik di ginjal atau

visera didaerah pelvis, serta tumor retroperitoneal. Nyeri

yang dirasakan tidak bertambah berat dengan aktivitas

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

15

tubuh, juga tidak berkurang dengan istirahat. Penderita LBP

viserogenik yang mengalami nyeri hebat akan selalu

menggeliat untuk mengurangi nyeri, sedang penderita LBP

spondilogenik akan lebih memilih berbaring diam dalam

posisi tertentu untuk menghilangkan nyerinya.

2) LBP vaskulogenik

Aneurisma atau penyakit vaskuler perifer dapat

menimbulkan nyeri punggung atau nyeri menyerupai

iskialgia. Insufisiensi arteria glutealis superior dapat

menimbulkan nyeri di daerah bokong, yang makin

memberat saat jalan dan mereda saat berdiri. Nyeri dapat

menjalar ke bawah sehingga sangat mirip dengan iskialgia,

tetapi rasa nyeri ini tidak terpengaruh oleh presipitasi

tertentu misalnya: membungkuk, mengangkat benda berat

yang mana dapat menimbulkan tekanan sepanjang columna

vertebralis. Klaudikatio intermitten nyerinya menyerupai

iskialgia yang disebabkan oleh iritasi radiks.

3) LBP neurogenik, keadaan neurogenik pada saraf yang dapat

menyebabkan nyeri punggung bawah pada:

a) Neoplasma:

Rasa nyeri timbul lebih awal dibanding gangguan

motorik, sensibilitas dan vegetatif. Rasa nyeri sering

timbul pada waktu sedang tidur sehingga

membangunkan penderita. Rasa nyeri berkurang bila

penderita berjalan.

b) Araknoiditis:

Pada keadaan ini terjadi perlengketan – perlengketan.

Nyeri timbul bila terjadi penjepitan terhadap radiks

oleh perlengketan tersebut

c) Stenosis canalis spinalis:

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

16

Penyempitan canalis spinalis disebabkan oleh proses

degenerasi discus intervertebralis dan biasanya

disertai ligamentum flavum. Gejala klinis timbulnya

gejala claudicatio intermitten disertai rasa kesemutan

dan nyeri tetap ada walaupun penderita istirahat.

4) LBP spondilogenik,yaitu:

Nyeri yang disebabkan oleh berbagai proses patologik di

columna vertebralis yang terdiri dari osteogenik,

diskogenik, miogenik dan proses patologik di artikulatio

sacro iliaka.

a) LBP osteogenik, sering disebabkan

Radang atau infeksi misalnya osteomielitis vertebral dan

spondilitis tuberculosa. Trauma yang dapat

mengakibatkan fraktur maupun spondilolistesis.

Keganasan, kongenital misalnya scoliosis lumbal, nyeri

yang timbul disebabkan oleh iritasi dan peradangan

selaput artikulasi posterior satu sisi. Metabolik misalnya

osteoporosis, osteofibrosis, alkaptonuria, hipofosfatemia

familial.

b) LBP diskogenik, disebabkan oleh :

Spondilosis, disebabkan oleh proses degenerasi yang

progresif pada discus intervertebralis, sehingga jarak

antar vertebra menyempit, menyebabkan timbulnya

osteofit, penyempitan canalis spinalis dan foramen

intervertebrale dan iritasi persendian posterior. Rasa

nyeri disebabkan oleh terjadinya osteoarthritis dan

tertekannya radiks oleh kantong duramater yang

mengakibatkan iskemi dan radang. Gejala neurologik

timbul karena gangguan pada radiks yaitu: gangguan

sensibilitas dan motorik (paresis, fasikulasi dan atrofi

otot). Nyeri akan bertambah apabila tekanan LCS

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

17

dinaikkan dengan cara penderita disuruh mengejan

(percobaan valsava) atau dengan menekan kedua vena

jugularis (percobaan Naffziger).

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) adalah keadaan dimana

nucleus pulposus keluar menonjol untuk kemudian

menekan kearah canalis spinalis melalui annulus

fibrosus yang robek. Dasar terjadinya HNP yaitu

degenerasi discus intervertebralis. Pada umumnya HNP

didahului oleh aktivitas yang berlebihan misalnya

mengangkat benda berat, mendorong barang berat. HNP

lebih banyak dialami oleh laki – laki dibanding wanita.

Gejala pertama yang timbul yaitu rasa nyeri di

punggung bawah disertai nyeri di otot – otot sekitar lesi

dan nyeri tekan ditempat tersebut. Hal ini disebabkan

oleh spasme otot – otot tersebut dan spasme ini

menyebabkan berkurangnya lordosis lumbal dan terjadi

scoliosis. HNP sentral menimbulkan paraparesis flaksid,

parestesia dan retensi urin.

HNP lateral kebanyakan terjadi pada Lumbal 5 - Sakral

1 dan Lumbal 4 – Lumbal 5 pada HNP lateral Lumbal 5

– Sakral 1 rasa nyeri terdapat dipunggung bawah,

ditengah – tengah antara kedua bokong dan betis,

belakang tumit dan telapak kaki. Kekuatan ekstensi jari

V kaki juga berkurang dan reaksi achilles negative. Pada

HNP lateral Lumbal 4 – Lumbal 5 rasa nyeri dan nyeri

tekan didapatkan di punggung bawah, bagian lateral

bokong, tungkai bawah bagian lateral, dan di dorsum

pedis. Kekuatan ekstensi ibu jari kaki berkurang dan

refleks patella negative. Sensibilitas pada dermatom

yang sesuai dengan radiks yang terkena, menurun. Pada

tes lasegue akan dirasakan nyeri di sepanjang bagian

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

18

belakang. Percobaan valsava dan naffziger akan

memberikan hasil positif.

Spondilitis ankilosa, proses ini mulai dari sendi

sakroiliaka yang kemudian menjalar keatas, ke daerah

leher. Gejala permulaan berupa rasa kaku dipunggung

bawah waktu bangun tidur dan hilang setelah

mengadakan gerakan. Pada foto roentgen terlihat

gambaran yang mirip dengan ruas – ruas bamboo

sehingga disebut bamboo spine.

5) LBP psikogenik:

Biasanya disebabkan oleh ketegangan jiwa atau kecemasan

dan depresi atau campuran keduanya. Pada anamnesis akan

terungkap bahwa penderita mudah tersinggung, sulit tidur

atau mudah terbangun di malam hari tetapi akan sulit untuk

tidur kembali, kurang tenang atau mudah terburu – buru

tanpa alasan yang jelas, mudah terkejut dengan suara yang

cukup lirih, selalu merasa cemas atau khawatir, dan

sebagainya. Untuk dapat melakukan anamnesis ke arah

psikogenik ini, di perlukan kesebaran dan ketekunan, serta

sikap serius diseling sedikit bercanda, dengan tujuan agar

penderita secara tidak disadari akan mau mengungkapkan

segala permasalahan yang sedang dihadapi.

6) LBP miogenik dikarenakan oleh:

a) Ketegangan otot:

Sikap tegang yang berulang – ulang pada posisi yang

sama akan memendekkan otot yang akhirnya akan

menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri timbul karena

iskemia ringan pada jaringan otot, regangan yang

berlebihan pada perlekatan miofasial terhadap tulang,

serta regangan pada kapsula.

b) Spasme otot atau kejang otot:

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

19

Disebabkan oleh gerakan yang tiba – tiba dimana

jaringan otot sebelumnya dalam kondisi yang tegang

atau kaku atau kurang pemanasan. Gejalanya yaitu

adanya kontraksi otot yang disertai dengan nyeri yang

hebat. Setiap gerakan akan memperberat rasa nyeri

sekaligus menambah kontraksi.

c) Defisiensi otot, yang dapat disebabkan oleh kurang

latihan sebagai akibat dari mekanisasi yang berlebihan,

tirah baring yang terlalu lama maupun karena

imobilisasi.

d) Otot yang hipersensitif dapat menciptakan suatu daerah

yang apabila dirangsang akan menimbulkan rasa nyeri

dan menjalar ke daerah tertentu.

f. Diagnosis10, 13

1) Anamnesis

a. Letak atau lokasi nyeri, penderita diminta menunjukkan nyeri

dengan setepat – tepatnya, atau keterangan yang rinci sehingga

letaknya dapat diketahui dengan tepat.

b. Penyebaran nyeri, untuk dibedakan apakah nyeri bersifat

radikular atau nyeri acuan.

c. Sifat nyeri, misalnya seperti ditusuk – tusuk, disayat,

mendeyut, terbakar, kemeng yang terus – menerus, dan

sebagainya.

d. Pengaruh aktivitas terhadap nyeri, apa saja kegiatan oleh

penderita yang dapat menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa

sehingga penderita mempunyai sikap tertentu untuk meredakan

rasa nyeri tersebut.

e. Pengaruh posisi tubuh atau anggota tubuh, erat kaitannya

dengan aktivitas tubuh, perlu ditanyakan posisi yang

bagaimana dapat memperberat dan meredakan rasa nyeri.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

20

f. Riwayat Trauma, perlu dijelaskan trauma yang tak langsung

kepada penderita misalnya mendorong mobil mogok,

memindahkan almari yang cukup berat, mencabut singkong,

dan sebagainya.

g. Proses terjadinya nyeri dan perkembangannya, bersifat akut,

perlahan, menyelinap sehingga penderita tidak tahu pasti kapan

rasa sakit mulai timbul, hilang timbul, makin lama makin

nyeri, dan sebagainya.

h. Obat – obat analgetik yang diminum, menelusuri jenis

analgetik apa saja yang pernah diminum.

i. Kemungkinan adanya proses keganasan.

j. Riwayat menstruasi, beberapa wanita saat menstruasi akan

mengalami LBP yang cukup mengganggu pekerjaan sehari –

hari. Hamil muda, dalam trimester pertama, khususnya bagi

wanita yang dapat mengalami LBP berat.

k. Kondisi mental/emosional, meskipun pada umumnya penderita

akan menolak bila kita langsung menanyakan tentang “banyak

pikiran” atau “pikiran sedang ruwet” dan sebagainya. Lebih

bijaksana apabila kita menanyakan kemungkinan adanya

ketidakseimbangan mental tadi secara tidak langsung, dengan

cara penderita secara tidak sadar mau berbicara mengenai

faktor stress yang menimpanya.

2) Pemeriksaan umum

a. Inspeksi

a.1. Observasi penderita saat berdiri, duduk, berbaring, bangun

dari berbaring.

a.2. Observasi punggung, pelvis, tungkai selama bergerak.

a.3. Observasi kurvatura yang berlebihan, pendataran arkus

lumbal, adanya angulasi, pelvis yang asimetris dan postur

tungkai yang abnormal.

b. Palpasi dan perkusi

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

21

a.1. Terlebih dulu dilakukan pada daerah sekitar yang ringan

rasa nyerinya, kemudian menuju daerah yang paling nyeri.

a.2. Raba columna vertebralis untuk menentukan

kemungkinan adanya deviasi

c. Tanda vital (vital sign)

3) Pemeriksaan neurologik

a. Motorik: menentukan kekuatan dan atrofi otot serta kontraksi

involunter.

b. Sensorik: periksa rasa raba, nyeri, suhu, rasa dalam, getar.

c. Refleks; diperiksa refleks patella dan Achilles.

4) Pemeriksaan range of movement:

Untuk memperkirakan derajat nyeri, function lesa, untuk

melihat ada tidaknya penjalaran nyeri.

5) Percobaan – percobaan:

a) Tes Lasegue

Mengangkat tungkai dalam keadaan ekstensi. Positif bila

pasien tidak dapat mengangkat tungkai kurang dari 60° dan

nyeri sepanjang nervus ischiadicus. Rasa nyeri dan terbatasnya

gerakan sering menyertai radikulopati, terutama pada herniasi

discus lumbalis / lumbo-sacralis.

b) Tes Patrick dan anti-patrick

Fleksi-abduksi-eksternal rotation-ekstensi sendi panggul.

Positif jika gerakan diluar kemauan terbatas, sering disertai

dengan rasa nyeri. Positif pada penyakit sendi panggul,

negative pada ischialgia.

c) Tes Naffziger

Dengan menekan kedua vena jugularis, maka tekanan

LCS akan meningkat, akan menyebabkan tekanan pada radiks

bertambah, timbul nyeri radikuler. Positif pada spondilitis.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

22

d) Tes Valsava

Penderita disuruh mengejan kuat maka tekanan LCS

akan meningkat, hasilnya sama dengan percobaan Naffziger.

e) Tes Prespirasi

Dengan cara minor, yaitu bagian tubuh yang akan

diperiksa dibersihkan dan dikeringkan dulu, kemudian diolesi

campuran yodium, minyak kastroli, alcohol absolute.

Kemudian bagian tersebut diolesi tepung beras. Pada bagian

yang berkeringat akan berwarna biru, yang tidak berkeringat

akan tetap berwarna putih. Tes ini untuk menunjukkan adanya

ganguan saraf otonom.

g. Pemeriksaan Penunjang10

1. Pungsi lumbal

Dapat diketahui warna cairan LCS, adanya kesan sumbatan

/ hambatan aliran LCS, jumlah sel, kadar protein, NaCl dan

glukosa. Untuk menentukan ada tidaknya sumbatan dilakukan tes

Queckenstedt yaitu pada waktu dilakukan pungsi lumbal

diperhatikan kecepatan tetesannya, kemudian kedua vena

jugularis ditekan dan diperhatikan perubahan kecepatan

tetesannya. Bila bertambah cepat dengan segera, dan waktu

tekanan dilepas kecepatan tetesan kembali seperti semula berarti

tidak ada sumbatan. Bila kecepatan bertambah dan kembalinya

terjadi secara perlahan-lahan berarti ada sumbatan tidak total. Bila

tidak ada perubahan makin lambat tetesannya berarti sumbatan

total.

2. Foto rontgen

Dapat diidentifikasikan adanya fraktur corpus vertebra,

arkus atau prosesus spinosus, dislokasi vertebra, spondilolistesis,

bamboo spine, destruksi vertebra, osteofit, ruang antar vertebra

menyempit, scoliosis, hiperlordosis, penyempitan foramen antar

vertebra, dan sudut ferguson lebih dari 30°.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

23

3. Elektroneuromiografi (ENMG)

Dapat dilihat adanya fibrilasi serta dapat pula dihitung

kecepatan hantar sarf tepi dan latensi distal, juga dapat diketahui

adanya serabut otot yang mengalami kelainan. Tujuan ENMG

yaitu untuk mengetahui radiks yang terkena dan melihat ada

tidaknya polineuropati.

4. Scan Tomografik

Dapat dilihat adanya Hernia Nucleus Pulposus, neoplasma,

penyempitan canalis spinalis, penjepitan radiks dan kelainan

vertebra.

h. Penatalaksanaan

1) Terapi konservatif

Rehat baring, penderita harus tetap berbaring ditempat

tidur selama beberapa hari dengan tempat tidur dari papan dan

ditutup selembar busa tipis. Tirah baring ini bermanfaat untuk

nyeri punggung bawah mekanik akut, fraktur dan HNP.

2) Medikamentosa

Obat – obat simptomatik yaitu: analgetika, kortikosteroid,

AINS. Obat – obat kausal: anti tuberculosis, antibiotic,

nukleolisis misalnya khimopapain, kolagenase (untuk HNP).

3) Fisioterapi

Biasanya dalam bentuk diatermi misalnya pada HNP,

trauma mekanik akut, serta traksi pelvis misalnya untuk

relaksasi otot dan mengurangi lordosis.

4) Terapi operatif

Jika tindakan konservatif tidak memberikan hasil yang

nyata atau terhadap kasus fraktur yang langsung mengakibatkan

defisit neurologik.

i. Pencegahan7

Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya Low Back Pain dan

cara mengurangi nyeri apabila LBP telah terjadi, diantaranya adalah

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

24

1) Latihan Punggung Setiap Hari

Dimana latihan ini bisa dilakukan sehari – hari dengan gerakan

– gerakan ringan, tekniknya adalah

a). Sikap dasar terlentang, gunanya untuk menguatkan otot

gluteus maksimus, mencegah hiperlordorsis lumbal.

Tekniknya menekan punggung anda pada alas sambil

menegangkan otot perut dan kedua otot gluteus maksimus,

pertahankan selama 5 – 10 hitungan.

b). Lutut ke dada, gunanya untuk meregangkan otot punggung

yang tegang dan spasme. Tekniknya adalah tarik lutut ke

dada bergantian semaksimal mungkin tanpa menimbulkan

rasa sakit, dipertahankan 5 – 10 detik, lakukan juga dengan

kedua lutut.

c). Meregangkan otot bagian lateral, gunanya untuk

meregangkan otot lateral tubuh yang tegang. Tekniknya

adalah dengan tangan di bawah kepala dan siku menempel

pada alas, paha kanan disilangkan ke paha kiri kemudian

tarik kesamping kanan dan kiri sejauh mungkin, lakukan

juga dengan meyilangkan paha kiri di atas paha kanan.

d). Straight Leg Raising, gunanya untuk meregangkan dan

menguatkan otot hamstring dan gluteus. Tekniknya adalah

satu lutut kanan di tekut, kaku kiri dinaikkan ke atas tanpa

bantuan lengan dan tangan, pertahankan 5 – 10 detik, ulangi

sebaliknya.

e). Sit Up, gunanya untuk menguatkan otot perut dan punggung

bawah. Tekniknya adalah pelan – pelan menaikkan kepala

dan leher sehingga dagu menyentuh dada, diterukan dengan

mengangkat punggung bagian sampai kedua tangan

mencapai lutut (tangan diluruskan), sedangkan punggung

bagian tengah dan bawah tetap menempel pada dasar.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

25

f). Hidung ke lutut, gunanya menguatkan otot perut dan

meregangkan otot iliopsoas. Tekniknya adalah dengan

posisi menekuk, lutut secara bergantian ditarik sampai ke

hidung, pertahankan 5 – 10 detik, lakukan pada lutut

satunya.

g). Gerakan gunting, gunanya untuk meregangkan dan

menguatkan otot hamstring, punggung, gluteus dan

abdomen. Tekniknya adalah kedua tangan di belakang

kepala, tarik kedua tungkai ke atas kemudian kedua kaki

disilangkan, tungkai ditarik ke muka belakang bergantian,

lakukan 10 kali, kemudian ke samping kanan dan samping

kiri.

h). Hipertekstensi sendi paha, gunanya untuk menguatkan otot

gluteus dan punggung bawah serta meregangkan otot

fleksor paha. Tekniknya adalah dengan posisi tengkurap,

tungka ditarik keatas, ulangi pada kaku sebelahnya.

2) Memberikan edukasi

a) Jangan memakai sepatu dengan hak tinggi

b) Jangan berdiri waktu lama, selingi dengan jongkok

c) Berdiri dengan satu kaki diletakkan lebih tinggi untuk

mengurangi hiperlordosis lumbal

d) Bila mengambil sesuatu di tanah atau mengangkat benda

berat, jangan langsung membungkuk, tapi regangkan kedua

kaki lalu tekuklah lutut dan punggung tetap tegak dan

angkatlah barang tersebut sedekat mungkin dengan tubuh

e) Waktu berjalan, berjalannya dengan posisi tegak, rileks dan

jangan tergesa – gesa

f) Waktu duduk, pilihlah tempat duduk yang, dengan kriteria

busa jangan terlalu lunak, punggung kursi berbentuk huruf

S, bila duduk seluruh punggung harus sebanyak mungkin

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

26

kontak dengan kursi, bila duduk dalam waktu lama,

letakkan satu kaki lebih tinggi dari yang satunya

g) Waktu tidur, punggung dalam keadaan mendatar (kurangi

pemakain alas kasur yang memakai alas dari per)

h) Saat olahraga, sebaiknya olahraga renang dan jogging.

B. Buruh Pabrik

Buruh pabrik adalah orang yang bekerja dibagian industri suatu pabrik.

Dari hasil wawancara dengan PT. Djarum Megawon didapatkan jumlah buruh

sebanyak 854 orang, data ini selalu dipantau setiap harinya dan jumlah

karyawan tersebut didata pada tanggal 22 Agustus 2013. Rata – rata usia

buruh pabrik ini adalah 70% 30 tahun yang merupakan pegawai baru bekerja

sekitar 15 tahun dan 30% diatas 40 tahun yang mana sudah lebih lama massa

kerjanya yakni sudah diatas 15 tahun. Jadi rata – rata lama kerja buruh pabrik

rokok ini adalah sekitar 15 tahun. Terdapat beberapa bagian pekerjaan yakni

karwayaan bulanan, karyawan mingguan dan harian, dan karyawan borong.

Pembagian ini berdasarkan oleh upah gaji yang mereka terima.

Pada bagian karyawan bulanan terdapat sekitar 4 sampai 5 orang

menjabat sebagai kepala bagian dan wakil kepala bagian, tugas mereka

mengatur kinerja – kinerja pegawai, ada foremen yang mengawasi sistematis

pekerjaan para pegawai, dan yang terakhir adalah bagian kasir tentu saja yang

mengatur sistem keuangan di produksi pabrik. Pada karyawan bagian

mingguan dan harian dibagi menjadi beberapa golongan dan golongan

tersebut dikelompokkan lagi menjadi 4 kelompok yakni golongan koordinator

dan golongan petugas kiriman rokok masuk ke kelompok 1, golongan

pengurus, golongan pembantu kantor dan golongan quality control masuk ke

kelompok 2, golongan gudang masuk kelompok 3 dan yang terakhir golongan

pelaksanaan masuk ke kelompok 4.

Pada karyawan bagian borongan dibagi menjadi giling, bathil, dan

yang terakhir pak dan pres. Pada bagian ini tidak diatur untuk jam kerjanya,

berbeda dengan karyawan bulanan dan mingguan harian yang diatur dengan

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

27

batas kerja 7 jam perharinya. Bagian giling tugas mereka adalah dimulai dari

memasukaan tembakau kedalam kertas yang sudah dipotong – potong

kemudian dilinting menjadi sebuah rokok dan diserahkan kepada bagian

bathil. Bagian ini bekerja dari jam 6 pagi hingga jam 1 siang, meskipun tidak

ada batasan waktu mereka bisa bekerja melebihi batas jam itu. Dan setelah

rokok yang sudah dilinting tadi diserahkan pada bagian selanjutnya yaitu

bagian bathil. Pada bagian bathil rokok tadi dipangkas ujung – ujungnya agar

lebih rapi dengan memiliki panjang yang sama satu sama lain, setelah itu

diikat menjadi 1 ikat lalu diserahkan ke bagian pak dan pres. Bagian ini juga

mengambil bahan – bahan tembakau yang ditaruh dalam wadah kemudian

diserahkan ke bagian giling untuk diproses seperti awal tadi. Pada bagian

giling dan bathil memiliki kesamaan, adalah mereka sama-sama bekerja

dengan massa waktu 7 jam perhari.

Pada bagian giling mereka memiliki posisi bekerja dengan duduk terus

– menerus dengan posisi yang sama, tetapi mereka dipersilahkan istirahat

dengan waktu yang tidak ditentukan agar mereka bisa meregangkan otot –

otot bila mengalami pegal – pegal. Namun bila mereka beristirahat terlalu

lama bisa berakibat dengan hasil upah gaji yang mereka terima karena mereka

sudah dituntut sehari harus memenuhi jumlah batang rokok dari peraturannya

yakni 585 batang per jam per orang dan sehari 4000 batang, oleh sebab itu

hanya beberapa dari mereka yang sering beristirat sehingga mereka lebih

sering duduk lama dengan posisi yang sama untuk menyelesaikan pekerjaan

gilingnya lebih cepat. Berbeda dengan bagian giling, bagian bathil hanya

memiliki kesamaan posisi bekerja yakni duduk. Massa duduk pada saat

mereka bekerja lebih cepat yakni sekitar 4 jam, sisanya digunakan untuk

melakukan pekerjaan lebih cepat dan ada fase dimana harus mengambil

bahan tembakau dan disitu mereka lebih sering berdiri dan berjalan – jalan

dengan frekuensi lebih dari 12 kali dibandingkan dengan bagian giling yang

hanya duduk menunggu orderan tembakau dari bagian bathil.

Bagian yang terakhir pada karyawan borong adalah bagian pak dan

pres. Bagian ini adalah bagian yang paling tercepat mengerjaan

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

28

pekerjaannnya dan hanya membutuhkan waktu 6 jam bekerja saja. Pekerjaan

dimulai dari jam 8 pagi hingga jam 3 sore, karena menunggu orderan dari

bagian bathil sehingga rokok – rokok tadi bisa di kemas dalam kemasaannya.

Aktifitas pekerjaannya juga sama dengan bagian giling dan bathil tapi lebih

sering berdiri dan berjalan daripada bagian bathil untuk mengantarkan rokok

yang sudah dikemas untuk dirapikan kedalam kardus, sehingga massa duduk

yang digunakan lebih sedikit daripa bagian giling dan bagian bathil.

C. Hubungan Antara Usia, Masa Kerja dan Durasi Kerja Pekerjan Dengan

Kejadian Low Back Pain

Dari teori yang didapatkan penelitian ini mengarah pada karyawan

borongan karena memiliki beberapa faktor resiko terkena LBP, salah satunya

usia para pekerja yang rata – rata pada usia 30 tahun, dengan masa kerja

sudah mendekati 15 tahun serta posisi duduk lama saat bekerja yang

berdurasi lebih dari 6 jam. Dengan posisi duduk yang lama dan posisi yang

sama merupakan salah satu faktor resiko terjadinya LBP. Sebenarnya pihak

PT Djarum sendiri sudah melakukan tindakan preventif untuk para buruhnya

agar tidak sering mengalami pegal – pegal pada otot saat bekerja dengan cara

setiap pagi sebelum memulai bekerja ada senam pagi yang bertujuan untuk

meregangkan otot – otot dan melakukan beberapa gerakan pemanasan,

kemudian saat bekerja setiap 1 jam sekali diberikan pengumuman untuk

merubah posisi duduk dan menggerakaan badan agar melemaskan otot – otot

yang kaku saat bekerja, dan yang terakhir para buruh disediakan minuman

seperti teh hangat dan air putih yang boleh diminum bebas beberapa kali saat

mereka bekerja agar tidak terjadi dehidrasi dan kelelahan.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Low Back Paindigilib.unimus.ac.id/files/disk1/152/jtptunimus-gdl-disktawinz... · menyertai LBP meliputi iskialgia (95%), rasa baal (hipostesia) (77,5%), dan

29

D. Kerangka Konsep

Gambar 2.4. Skema Kerangka Konsep

E. Kerangka Teori

Gambar 2.5. Skema Kerangka Teori

F. Hipotesis

Ada hubungan antara usia, masa kerja dan durasi kerja pada pekerjaan

karyawan borong terhadap kejadaan Low Back Pain pada buruh pabrik rokok

di PT. Djarum Kota Kudus.

Pekerjaan Low Back Pain

Pekerjaan

- Usia - Masa kerja - durasi saat bekerja

bekerja perhari

- Belum pernah menderita LBP sebelumnya;

Low Back Pain

Terasa nyeri sendi pada bagian lumbo-sacral, otot gluteal, paha dan sering kali pada ekstremitas bawah

- Asupan makanan dan minumaan saat bekerja

- Olahraga - Riwayat

penyakit dan trauma sebelumnya