BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian -...

36
6 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572). Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Ngastiyah, 2005). Bronchopneumionia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley & Wong, 2000). Bronchopneumonia berasal dari kata broncus dan pneumonia berarti cabang tenggorokan yang merupakan lanjutan dari trachea dan pneumonia berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan (broncus) (Arif Mansjoer, 2000). Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing yang mengenai daerah bronkus dan sekitar alveoli.

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian -...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

6

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian

Bronchopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang mempunyai

pola penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di

dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya

(Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572).

Bronchopneumonia adalah suatu peradangan paru yang disebabkan oleh

bermacam-macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing

(Ngastiyah, 2005).

Bronchopneumionia adalah bronkiolus terminal yang tersumbat oleh

eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk

gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley & Wong,

2000).

Bronchopneumonia berasal dari kata broncus dan pneumonia berarti

cabang tenggorokan yang merupakan lanjutan dari trachea dan pneumonia

berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan

(broncus) (Arif Mansjoer, 2000).

Kesimpulannya bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang

disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing

yang mengenai daerah bronkus dan sekitar alveoli.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

7

B. Anatomi dan Fisiologi

(sumber ; http//www.medicastore.com)

1. Anatomi

Organ pernapasan berguna bagi transportasi gas-gas dimana organ-

organ pernapasan tersebut dibedakan menjadi bagian dimana udara

mengalir yaitu rongga hidung, pharynx, larynx, trachea, dan bagian paru-

paru yang berfungsi melakukan pertukaran gas-gas antara udara dan

darah.

a. Saluran pernapasan bagian atas, terdiri dari :

1) Hidung yang menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara

paranalis yang masuk kedalam rongga-rongga hidung dan juga

lubang-lubang naso lakrimal yang menyalurkan air mata kedalam

bagian bawah rongga nasalis kedalam hidung.

2) Parynx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar

tenggorokan sampai persambungannya dengan esophagus pada

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

8

ketinggian tulang rawan krikid maka letaknya di belakang hidung

(naso farynx), dibelakang mulut (oro larynx), dan dibelakang

farinx (farinx laryngeal).

b. Saluran pernapasan bagian bawah terdiri dari :

1) Larynx (tenggorokan) terletak di depan bagian terendah pharynx

yang memisahkan dari kolumna vertebra, berjalan dari farine-

farine sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam

trachea di bawahnya.

2) Trachea (batang tenggorokan) yang kurang lebih 9 cm

panjangnya trachea berjalan dari larynx sampai kira-kira

ketinggian vertebra torakalis ke lima dan ditempat ini bercabang

menjadi dua bronchus (bronchi).

3) Bronchus yang terbentuk dari belahan dua trachea pada

ketinggian kira-kira vertebralis torakalis kelima, mempunyai

struktur serupa dengan trachea yang dilapisi oleh jenis sel yang

sama. Cabang utama bronchus kanan dan kiri tidak simetris.

Bronchus kanan lebih pendek, lebih besar dan merupakan

lanjutan trachea dengan sudut lancip. Keanehan anatomis ini

mempunyai makna klinis yang penting. Tabung endotrachea

terletak sedemikian rupa sehingga terbentuk saluran udara paten

yang mudah masuk kedalam cabang bronchus kanan. Kalau udara

salah jalan, maka tidak dapat masuk dalam paru-paru kiri

sehingga paru-paru akan kolaps (atelektasis). Tetapi arah

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

9

bronchus kanan yang hampir vertical maka lebih mudah

memasukkan kateter untuk melakukan penghisapan yang dalam.

Juga benda asing yang terhirup lebih mudah tersangkut dalam

percabangan bronchus kanan karena arahnya vertikal. Cabang

utama broncus kanan dan kiri bercabang-cabang lagi menjadi

segmen lobus, kemudian menjadi segmen bronchus. Percabangan

ini terus menerus sampai cabang terkecil yang dinamakan

bronchioles terminalis yang merupakan cabang saluran udara

terkecil yang tidak mengandung alveolus. Bronchiolus terminal

kurang lebih bergaris tengah 1 mm. bronchiolus tidak diperkuat

oleh cincin tulang rawan, tetapi di kelilingi oleh otot polos

sehingga ukurannya dapat berubah, semua saluran udara di bawah

bronchiolus terminalis disebut saluran pengantar udara karena

fungsi utamanya adalah sebagai pengantar udara ketempat

pertukaran gas paru-paru. Di luar bronchiolus terminalis terdapat

asinus yang merupakan unit fungsional paru-paru, tempat

pertukaran gas. Asinus terdiri dari bronchiolus respiratorius, yang

kadang-kadang memiliki kantung udara kecil atau alveoli yang

berasal dari dinding mereka. Duktus alveolaris, yang seluruhnya

dibatasi oleh alveolus dan sakus alveolaris terminalis merupakan

struktur akhir paru-paru.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

10

(sumber : http//www.medicastore.com)

4) Paru merupakan organ elastik berbentuk kerucut yang terletak

dalam rongga toraks atau dada. Kedua paru-paru saling terpisah

oleh mediastinum central yang mengandung jantung dan

pembuluh-pembuluh darah besar. Setiap paru mempunyai apeks

(bagian atas paru) dan dasar. Pembuluh darah paru dan bronchial,

bronkus, saraf dan pembuluh limfe memasuki tiap paru pada

bagian hilus dan membentuk akar paru. Paru kanan lebih besar

daripada paru kiri, paru kanan dibagi menjadi tiga lobus dan paru

kiri dibagi menjadi dua lobus. Lobus-lobus tersebut dibagi lagi

menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.

Paru kanan dibagi menjadi 10 segmen sedangkan paru kiri dibagi

menjadi 10 segmen. Paru kanan mempunyai 3 buah segmen pada

lobus inferior, 2 buah segmen pada lobus medialis, dan 5 buah

segmen pada lobus superior. Paru kiri mempunyai 5 buah segmen

pada lobus inferior dan 5 buah segmen pada lobus superior. Tiap-

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

11

tiap segmen masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang

bernama lobules. Didalam lobulus, bronkhiolus ini bercabang-

cabang banyak sekali, cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap

duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara

0,2-0,3 mm. letak paru dirongga dada di bungkus oleh selaput

tipis yang bernama selaput pleura. Pleura dibagi menjadi dua : 1.)

pleura visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru

yang langsung membungkus paru. 2.) pleura parietal yaitu selaput

yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini

terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada

keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa udara) sehingga

paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan

(eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya (pleura),

menghindarkan gesekan antara paru dan dinding dada sewaktu

ada gerakan bernafas. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah

dari tekanan atmosfir, sehingga mencegah kolaps paru kalau

terserang penyakit, pleura mengalami peradangan, atau udara atau

cairan masuk ke dalam rongga pleura, menyebabkan paru

tertekan atau kolaps.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

12

2. Fisiologi

a. Pernafasan Paru (pernafasan pulmoner)

Fungsi paru adalah pertukaran gas oksigen dan

karbondioksida pada pernafasan melalui paru / pernafasan

eksternal, oksigen di pungut melalui hidung dan mulut, pada

waktu bernafas oksigen masuk melalui trachea dan pipa

bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di

dalam kapiler pulmonaris.

(sumber : http//www.medicastore.com)

Hanya satu lapisan membran yaitu membran alveoli

kapiler, memisahkan oksigen dari darah, darah menembus

darah ini dan di pungut oleh hemoglobin sel darah merah dan

dibawa ke jantung. Dari sini di pompa di dalam arteri kesemua

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

13

bagian tubuh. Darah meninggalkan paru pada tekanan oksigen

mmHg dan pada tingkatan Hb 95% jenuh oksigen.

Di dalam paru, karbondioksida salah satu buangan

metabolisme menembus membran kapiler dan kapiler darah ke

alveoli dan setelah melalui pipa bronchial dan trachea di

lepaskan keluar melalui hidung dan mulut.

Empat proses yang berhubungan dengan pernafasan

pulmoner pernafasan eksterna :

1.) Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar

udara dalam alveoli dengan udara luar.

2.) Arus darah melalui paru, darah mengandung oksigen

masuk keseluruh tubuh, karbondioksida dari seluruh tubuh

masuk paru.

3.) Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga

jumlahnya yang bisa dicapai untuk semua bagian.

4.) Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler,

karbondioksida lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.

b. Pernafasan Jaringan (pernafasan interna)

Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan

oksigen (oksihemoglobin) mengitari seluruh tubuh dan

mencapai kapiler, dimana darah bergerak sangat lambat. Sel

jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk

memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

14

sebagai gantinya hasil buangan oksidasi yaitu karbondioksida.

Perubahan- perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara

dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan eksterna dan

pernapasan interna atau penapasan jaringan.

Udara (atmosfer) yang dihirup:

Nitrogen : 79 %

Oksigen : 20 %

Karbondioksida : 0-0,4 %

Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban

atmosfer.

Udara yang dihembuskan:

Nitrogen : 79 %

Oksigen : 16 %

Karbon dioksida : 4-0,4 %

Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan

mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 persen panas

badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).

c. Daya muat paru

Besarnya daya muat udara dalam paru 4500 ml - 5000 ml

(4,5 - 5 liter). Udara diproses dalam paru (inspirasi dan

ekspirasi) hanya 10 % ± 500 ml disebut juga udara pasang

surut (tidal air) yaitu yang dihirup dan yang dihembuskan pada

pernafasan biasa. Pada seorang laki-laki normal (4 - 5 liter)

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

15

dan pada seorang perempuan (3 - 4 liter). Kapasitas (h)

berkurang pada penyakit paru-paru, pada penyakit jantung

(yang menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan

otot pernafasan.

d. Pengendalian pernafasan

Mekanisme pernafasan diatur dan dikendalikan oleh dua

faktor utama yaitu kimiawi dan pengendalian saraf. Adanya

faktor tertentu, merangsang pusat pernafasan yang terletak di

dalam medulla oblongata, kalau dirangsang mengeluarkan

inpuls yang di salurkan melalui saraf spiralis ke otot

pernapasan (otot diafragma atau interkostalis).

1.) Pengendalian oleh saraf

Pusat pernafasan adalah suatu pusat otomatik dalam

medulla oblongata mengeluarkan impuls eferen ke otot

pernafasan, melalui radik saraf servikalis diantarkan ke

diafragma oleh saraf frenikus.

Impuls ini menimbulkan kontraksi ritmik pada otot

diafragma dan interkostalis yang kecepatannya kira-kira

15 kali setiap menit.

2.) Pengendalian secara kimia

Pengendalian dan pengaturan secara kimia meliputi :

frekuensi kecepatan dan dalamnya gerakan pernafasan,

pusat pernafasan dalam sumsum sangat peka sehingga

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

16

kadar alkali harus tetap dipertahankan, karbondioksida

adalah preduksi asam dan metabolisme dan bahan kimia

yang asam ini merangsang pusat pernafasan untuk

mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot

pernafasan.

e. Kecepatan pernafasan

Kecepatan pernafasan secara normal, ekspirasi akan

menyusul inspirasi dan kemudian istirahat, pada bayi ada

kalanya terbalik, inspirasi-istirahat-ekspirasi, disebut juga

pernafasan terbalik.

Kecepatan normal setiap menit berdasarkan umur :

Bayi baru lahir : 30-40 x/menit

12 bulan : 30 x/menit

2-5 tahun : 24 x/menit

Orang dewasa : 10-20 x/menit

Inspirasi atau menarik nafas adalah proses aktif yang

diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diafragma

meluaskan rongga dada dari atas sampai bawah, yaitu vertikal.

Kenaikan iga-iga dan sternum, yang ditimbulkan oleh

kontraksi otot interkostalis, meluaskan rongga dada ke kedua

sisi dari belakang ke depan. Paru yang bersifat elastis

mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan

udara ditarik masuk ke dalam saluran udara, otot interkostal

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

17

eksterna diberi peran sebagai otot tambahan hanya bila

inspirasi menjadi gerak sadar.

Pada ekspirasi, udara dipaksa oleh pengendoran otot dan

karena paru kempes kembali, disebabkan sifat elastis paru itu

gerakan ini adalah proses pasif.

Ketika pernafasan sangat kuat, gerakan dada bertambah,

otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke

atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga dibawa

bergerak dan alas nasi (cuping atau sayap hidung) dapat

kembang kempis.

f. Kebutuhan tubuh akan oksigen

Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut

oksigen dapat diatur menurut keperluan orang tergantung pada

oksigen untuk hidupnya, kalau tidak mendapatkannya selama

kurang lebih 4 menit dapat mengakibatkan kerusakan pada

otak yang tidak dapat di perbaiki dan biasanya pasien

meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya seorang

anak menutupi kepala dan mukanya dengan kantong plastik

menjadi lemas. Tetapi hanya penyediaan oksigen berkurang,

maka pasien menjadi kacau pikiran, ia menderita anoxia

serebralis. Hal ini terjadi pada orang yang bekerja dalam

ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, di dalam

tank atau ruang ketel uap, oksigen yang ada mereka habiskan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

18

dan kalau mereka tidak diberi oksigen untuk bernapas atau

tidak dipindahkan ke udara yang normal, maka mereka akan

meninggal karena anoxemia atau disingkat anoxia. Istilah lain

adalah hipoxemia atau hipoxia. Bila oksigen di dalam darah

tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan berubah

menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga, lengan dan kaki pasien

menjadi kebiru-biruan dan ia disebut menderita sianosis.

(Evelyn C. Pearce, 2002)

C. Etiologi atau Predisposisi

Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia

diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai

mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas :

reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang

menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.

Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,

protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M. Nettina, 2001

: 682) antara lain:

1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.

2. Virus : Legionella pneumonia

3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

19

4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-

paru

5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada

pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal

yang terdapat dalam mulut dan karena adanya pneumocystis cranii,

Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002 : 572 dan Sandra M. Nettina,

2001 : 682).

D. Patofisiologi

Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian

atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophillus

influenzae atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran

pernafasan kemudian sebagian kuman tersebut masuk ke saluran

pernafasan bagian bawah dan menyebabkan terjadinya infeksi kuman di

tempat tersebut, sebagian lagi masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi

saluran pernafasan dengan ganbaran sebagai berikut:

1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu dilatasi

pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara kapiler

dan alveoli.

2. Ekspansi kuman melalui pembuluh darah kemudian masuk ke dalam

saluran pencernaan dan menginfeksinya mengakibatkan terjadinya

peningkatan flora normal dalam usus, peristaltik meningkat akibat usus

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

20

mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang beresiko

terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

E. Manifestasi Klinik

Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris

bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak sampai

39-40 oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak

sangat gelisah, dipsnea pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan

cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang juga

disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada

permulaan penyakit tetapi setelah beberapa hari mula-mula kering

kemudian menjadi produktif.

Pada stadium permulaan sukar di buat diagnosis dengan pemeriksaan

fisik tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping

hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya

pneumonia. Hasil pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi

yang terkena, pada perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada

auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halus atau

sedang.

(Ngastiyah, 2005)

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

21

F. Penatalaksanaan

1. Oksigen 1-2 liter per menit

2. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap

melalui selang nasogastrik dengan feeding drip

3. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin

normal dan beta agonis untuk transport muskusilier

4. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit

(Arief Mansjoer, 2000)

G. Pengkajian Fokus

1. Pengkajian fokus

a. Demografi meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.

b. Keluhan utama

Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan

mengeluh sesak nafas, disertai batuk ada secret tidak bias keluar.

c. Riwayat penyakit sekarang

Penyakit bronchitis mulai dirasakan saat penderita

mengalami batuk menetap dengan produksi sputum setiap hari

terutama pada saat bangun pagi selama minimum 3 bulan berturut-

turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun produksi sputum (hijau, putih /

kuning) dan banyak sekali.

Penderita biasanya menggunakan otot bantu pernafasan, dada

terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi nafas

krekles, warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

22

d. Riwayat penyakit dahulu

Biasanya penderita bronchopneumonia sebelumnya belum

pernah menderita kasus yang sama tetapi mereka mempunyai

riwayat penyakit yang dapat memicu terjadinya bronchopneumonia

yaitu riwayat merokok, terpaan polusi kimia dalam jangka panjang

misalnya debu / asap.

e. Riwayat penyakit keluarga

Biasanya penyakit bronchopneumonia dalam keluarga bukan

merupakan faktor keturunan tetapi kebiasaan atau pola yang tidak

sehat seperti kebiasaan merokok.

f. Pola pengkajian

1.) Pernafasan

Gejala : nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan

batuk menetap dengan produksi sputum setiap

hari (terutama pada saat bangun) selama

minimum 3 bulan berturut-turut) tiap tahun

sedikitnya 2 tahun.

Produksi sputum (hijau, putih / kuning) dan

banyak sekali

Riwayat pneumonia berulang, biasanya

terpajan pada polusi kimia / iritan pernafasan

dalam jangka panjang (misalnya rokok

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

23

sigaret), debu / asap (misalnya : asbes debu

batubara, romo katun, serbuk gergaji)

Penggunaan oksigen pada malam hari atau

terus menerus.

Tanda : lebih memilih posisi tiga titik (tripot) untuk

bernafas, penggunaan otot bantu pernafasan

(misalnya : meninggikan bahu, retraksi vaso

supra klatikula, melebarkan hidung).

Dada : dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian

diameter AP (bentuk barrel), gerakan

diafragma minimal.

Bunyi nafas : krekles lembab, kasar.

Warna : pucat dengan sianosis bibir dan dasar kuku

abu-abu keseluruhan.

2.) Sirkulasi

Gejala : pembengkakan pada ekstrimitas bawah

Tanda : peningkatan tekanan darah

Peningkatan frekuensi jantung / takikardi

berat, disritmia

Distensi vena leher (penyakit berat) edema

dependen, tidak berhubungan dengan penyakit

jantung

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

24

Bunyi jantung redup (yang berhubungan

dengan peningkatan diameter AP dada)

Warna kulit / membran mukosa : normal atau

abu-abu / sianosis kuku tubuh dan sianosis

perifer.

Pucat dapat menunjukkan anemia.

3.) Makanan / cairan

Gejala : Mual / muntah

Nafsu makan buruk / anoreksia (emfisema)

Ketidakmampuan untuk makan karena distres

pernafasan

Peningkatan berat badan menunjukkan edema.

Tanda : Turgor kulit buruk

Berkeringat

Palpitasi abdominal dapat menyebabkan

hepatomegali.

4.) Aktivitas / istirahat

Gejala : kelelahan, keletihan, malaise

Ketidakmampuan melakukan aktifitas sehari-

hari karena sulit bernafas

Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur

dalam posisi duduk tinggi

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

25

Dipsnea pada saat istirahat atau respon

terhadap aktifitas / istirahat.

Tanda : keletihan

Gelisah / insomnia

Kelemahan umum / kehilangan masa otot.

5.) Intregitas ego

Gejala : peningkatan faktor resiko

Tanda : perubahan pola hidup

Ansietas, ketakutan, peka rangsang.

6.) Hygiene

Gejala : penurunan kemampuan / peningkatan

kebutuhan melakukan aktifitas sehari-hari

Tanda : kebersihan buruk, bau badan.

7.) Keamanan

Gejala : riwayat alergi atau sensitive terhadap zat /

faktor lingkungan.

Adanya infeksi berulang.

H. Pemeriksaan Penunjang

Untuk dapat menegakkan diagnosa keperawatan dapat digunakan cara :

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Pemeriksaan darah

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

26

Pada kasus bronchopneumonia oleh bakteri akan terjadi

leukositosis (menigkatnya jumlah neutrofil) (Sandra M, Nettina,

2001 : 684).

b. Pemeiksaan sputum

Bahan pemeriksaan yang terbaik diperoleh dari batuk yang spontan

dan dalam. Digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis dan untuk

kultur serta tes sensitifitas untuk mendeteksi agen infeksius

(Barbara C, Long, 1996 : 435).

c. Analisa gas darah untuk mengevaluasi status oksigenasi dan status

asam basa (Sandra M, Nettina, 2001 : 684).

d. Kultur darah untuk mendeteksi bakterimia

e. Sampel darah, sputum, dan urin untuk tes imunologi untuk

mendeteksi antigen mikroba (Sandra M, Nettina, 2001 : 684).

2. Pemeriksaan radiologi

a. Rontgenogram thoraks

Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada

infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrate multiple seringkali

dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus (Barbara C,

Long, 1996 : 435).

b. Laringoskopi / bronkoskopi untuk menentukan apakah jalan nafas

tersumbat oleh benda padat (Sandra M, Nettina, 2001).

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

27

I. Komplikasi

Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :

1. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau

kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek

batuk hilang

2. Empyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam

rongga pleura yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.

3. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang

meradang

4. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial

5. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

(Whaley Wong, 2000)

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

28

J. Pathway

Bakteri Stafilokokus aureus,Steptococus, H. Influenzae, Klebsiella Virus Leginonella pneumonia

Jamur Aspergillus spesies, Candida albicans

Ngastiyah, 2005 Arif Mansjoer,2000 Whaley & Wong, 2000

Saluran Pernafasan Atas

Kuman berlebih di bronkus

Proses peradangan

Akumulasi sekret di bronkus

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Mukus bronkus

meningkat

Bau mulut tidak sedap

Anoreksia

Intake kurang

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Kuman terbawa di saluran

pencernaan

Infeksi saluran pencernaan

Peningkatan flora normal dalam usus

Peningkatan peristaltik usus

Malabsorbrsi

Diare

Gangguan keseimbangan

cairan dan eletrolit

Infeksi Saluran Pernafasan Bawah

Dilatasi pembuluh

darah

Eksudat plasma masuk

alveoli

Gangguan difusi dalam

plasma

Gangguan pertukaran gas

Peningkatan suhu

Septikimia

Peningkatan metabolisme

Evaporasi meningkat

Edema antara kaplier dan

alveoli

Iritasi PMN eritrosit pecah

Edema paru

Pengerasan dinding paru

Penurunan compliance

paru

Suplai O2 menurun

Hipoksia

Metabolisme anaerob

meningkat

Akumulasi asam laktat

Fatigue

Intoleransi aktivitas

Hiperventilasi

Dipsneu

Retraksi dada / nafas cuping

hidung

Gangguan pola nafas

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

29

K. Diagnosa Keperawatan

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan inflamasi

trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum

(Doenges, 1999 : 166).

2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane

alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa oksigen darah,

gangguan pengiriman oksigen (Doenges, 1999 : 166).

3. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan proses inflamasi dalam

alveoli (Doenges, 1999 : 177).

4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan

kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral (Doenges, 1999 :

172).

5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan

metabolik skunder terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia yang

berhubungan dengan toksin, bakteri, bau dan rasa sputum, distensi

abdomen atau gas (Doenges, 1999 : 171).

6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk

aktifitas sehari-hari (Doenges, 1999 : 170) .

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

30

L. Fokus Intervensi dan Rasionalnya

1. Diagnosa keperawatan : Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial, pembentukan edema,

peningkatan produksi sputum

Tujuan : Mengidentifikasi / menunjukkan perilaku mencapai

bersihan jalan nafas

kriteria hasil : Menunjukkan jalan nafas paten dengan bunyi nafas

bersih, tidak ada dipsnea.

Intervensi

a. Kaji frekuensi / kedalaman pernafasan dan gerakan dada

Rasional : Takipneu, pernapasan dangkal, dan pergerakan dada

tidak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan

gerakan dinding dada dan cairan paru.

b. Auskultasi area paru, catat area penurunan / tak ada aliran udara

dan bunyi napas adventisius. Misal : krekles, mengi.

Rasional : Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi

dengan cairan. Bunyi nafas bronchial (normal pada

bronkus) dapat juga terjadi pada area konsolidasi.

Krekles, ronki, mengi terdengar inspirasi dan/ atau

ekspirasi pada respon terhadap pengumpulan cairan,

sekret kental, dan spasme jalan napas/obstruksi.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

31

c. Bantu pasien latihan napas sering. Bantu pasien mempelajari

melakukan batuk, misalnya dengan menekan dada dan batuk efektif

sementara posisi duduk tinggi.

Rasonal : Napas dalam memudahkan ekspansi maksimum

paru-paru / jalan napas lebih kecil. Batuk adalah

mekanisme pembersihan jalan napas alami,

membantu silia untuk mempertahankan jalan napas

pasien. Penekanan menurunkan ketidaknyamanan

dada dan posisi duduk memungkinkan upaya napas

lebih dalam dan lebih kuat.

d. Berikan cairan sedikitnya 1000 ml/hari (kecuali kontraindikasi).

Tawarkan air hangat daripada dingin.

Rasional : Cairan (khususnya hangat) memobilisasi dan

mengeluarkan sekret.

e. Lakukan penghisapan sesuai indikasi.

Rasional : Merangsang batuk atau pembersihan jalan napas

secara mekanik pada pasien yang tidak mampu

melakukan, Karena batuk tidak efektif atau

perubahan tingkat kesadaran.

f. Berikan obat sesuai indikasi: mukolitik, ekspektoran,

bronkodilator, analgesik.

Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan

mobilisasi secret. Analgesik diberikan untuk

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

32

memperaiki batuk dengan menurunkan

ketidaknyamanan tetapi harus digunakan secara hati-

hati, karena dapat menurunkan upaya batuk/

menekan pernapasan.

2. Diagnosa keperawatan : gangguan pertukaran gas berhubungan dengan

perubahan membrane alveolus kapiler, gangguan kapasitas pembawa

oksigen darah, gangguan pengiriman oksigen.

Tujuan : Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan

tidak ada gejala distress pernapasan

Kriteria Hasil : Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan

oksigenasi

Intervensi

a. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernapas.

Rasional : Manifestasi distress pernapasan tergantung pada /

indikasi derajat keterlibatan paru dan status

kesehatan umum.

b. Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku. Catat adanya

sianosis perifer atau sirkulasi sentral

Rasional : Sianosis kuku menunjukkan vasokonstriksi atau

respon tubuh terhadap demam / menggigil. Namun,

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

33

sianosis daun telinga, membrane mukosa, dan kulit

sekitar mulut menunjukkan hipoksemia sistemik.

c. Kaji status mental.

Rasional : Gelisah, mudah terangsang, bingung, dan somnolen

dapat menunjukkan hipoksemia/ penurunan

oksigenasi serebral.

d. Awasi frekuensi jantung/ irama.

Rasional : Takikardia biasanya ada karena demam/ dehidrasi.

Tetapi juga dapat merupakan respon terhadap

hipoksemia.

e. Pertahankan istirahat tidur. Dorong menggunakan teknik relaksasi

dan aktivitas senggang.

Rasional : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/

konsumsi oksigen untuk memudahkan perbaikan

infeksi.

f. Tinggikan kepala dan dorong untuk sering mengubah posisi, napas

dalam dan batuk efektif.

Rasional : tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal,

meningkatkan pengeluaran sekret untuk perbaikan

ventilasi.

g. Kaji tingkat ansietas. Dorong menyatakan masalah/ perasaan.

Jawab pertanyaan dengan jujur, kunjungi dengan sering sesuai

indikasi.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

34

Rasional : Ansietas adalah manifestasi masalah psikologi

sesuai dengan respon fisiologi terhadap hipoksia.

Pemberian keyakinan dan peningkatan rasa aman

dapat menurunkan komponen psikologis, sehingga

menurunkan kebutuhan oksigen dan efek merugikan

dari respon fisiologi.

h. Berikan terapi oksigen dengan benar.

Rasional : Tujuan terapi oksigen adalah mempertahankan PaO2

diatas 60 mmHg. Oksigen diberikan dengan metode

yang memberikan pengiriman dengan tepat dalam

toleransi pasien.

i. Awasi GDA dan oksimetri nadi.

Rasional : Mengevaluasi proses penyakit dan memudahkan

terapi paru.

3. Diagnosa keperawatan : Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan

proses inflamasi dalam alveoli

Tujuan : Menunjukkan pola napas efektif dengan frekuensi

dan kedalaman dalam rentang normal dan paru jelas/

bersih

Kriteria Hasil : Partisipasi dalam aktivitas/ perilaku peningkatan

fungsi paru.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

35

Intervensi

a. Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan dan ekspansi dada. Catat

upaya pernapasan, termasuk penggunaan otot bantu/ pelebaran

nasal.

Rasional : Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan terjadi

peningkatan kerja napas. Kedalaman pernapasan

bervariasi tergantung derajat gagal napas.

b. Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas adventisius,

seperti krekels, mengi, gesekan pleural.

Rasional : Bunyi napas menurun / tidak ada bila jalan napas

obstruksi sekunder terhadap perdarahan, bekuan atau

kolaps jalan napas kecil (ateletaksis). Ronchi dan

mengi menyertai obstruksi jalan napas.

c. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi. Bantu pasien turun

dari tempat tidur dan ambulasi dini.

Rasional : Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan

memudahkan pernapasan. Pengubahan posisi dan

ambulasi meningkatkan pengisian udara segmen

paru berbeda sehingga memperbaiki difusi gas.

d. Observasi pola batuk dan karakteristik sekret.

Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk kering/

iritasi. Sputum berdarah dapat dapat diakibatkan

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

36

oleh kerusakan jaringan (infark paru) atau

antikoagulan berlebihan.

e. Dorong / bantu pasien untuk napas dalam dan latihan batuk.

Penghisapan per oral atau nasotrakeal bila diindikasikan.

Rasional : Memudahkan pengeluaran sekret. Penghisapan dapat

meningkatkan / banyaknya sputum dimana

gangguan ventilasi dan ditambah ketidaknyamanan

upaya bernapas.

f. Berikan oksigen tambahan.

Rasional : Memaksimalkan bernapas dan menurunkan kerja

napas.

g. Berikan humidifier tambahan, misalnya nebulizer.

Rasional : Memberikan kelembaban pada membran mukosa

dan membantu pengenceran sekret untuk

memudahkan pembersihan.

h. Bantu fisioterapi dada (misalnya: drainase postural dan perkusi area

yang tak sakit).

Rasional : Memudahkan upaya pernapasan dalam dan

meningkatkan drainase sekret untuk memudahkan

pembuangan.

i. Siapkan untuk bronkoskopi.

Rasional : Kadang-kadang berguna untuk membuang bekuan

darah dan membersihkan bersihan jalan napas.

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

37

4. Diagnosa keperawatan : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan

oral

Tujuan : Menunjukkan keseimbangan cairan

Kriteria Hasil : membran mukosa lembab, turgor kulit baik,

pengisian kapiler cepat, tanda vital stabil

Intervensi

a. Kaji perubahan tanda vital, peningkatan suhu tubuh, takikardia, dan

hipotensi ortostatik.

Rasional : Peningkatan suhu meningkatakan laju metabolik dan

kehilangan cairan melalui evaporasi. TD ortostatik

berubah dan peningkatan takikardia menunjukkan

kekurangan cairan sistemik.

b. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa.

Rasional : Indikator langsung keadekuatan volumne cairan,

meskipun membran mukosa mulut mungkin kering

karena napas mulut dan oksigen tambahan.

c. Catat laporan mual dan muntah.

Rasional : Adanya gejala ini menurunkan masukan oral.

d. Pantau masukan dan haluaran. Catat warna, karakteristik urin.

Hitung keseimbangan cairan. Waspadai kehilangan yang tak

tampak. Ukur berat badan sesuai indikasi.

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

38

Rasional : Memberikan informasi tentang keadekuatan volume

cairan dan kebutuhan penggantian.

e. Tekankan cairan setidaknya 1000 ml/hari atau sesuai kondisi

individual.

Rasional : Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan

resiko dehidrasi

f. Beri obat sesuai indikasi, misalnya: antipiretik, antiemetik.

Rasional : Berguna menurunkan kehilangan cairan.

g. Berikan cairan tambahan IV sesuai keperluan.

Rasional : Pada adanya penurunan masukan / banyak

kehilangan. Penggunaan perenteral dapat

memperbaiki / mencegah kekurangan.

5. Diagnosa keperawatan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penigkatan kebutuhan metabolik sekunder

terhadap demam dan proses infeksi, anoreksia, distensi abdomen

Tujuan : Pemenuhan nutrisi mencukupi kebutuhan

Kriteria Hasil : Menunjukkan peningkatan nafsu makan,

mempertahankan / meningkatkan berat badan

Intervensi

a. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual / muntah, misalnya:

sputum banyak, pengobatan, dispnea berat, nyeri.

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

39

Rasional : Pilihan intervensi tergantung pada penyebab

masalah.

b. Berikan wadah tertutup untuk sputum dan buang sesering mungkin.

Berikan / bantu kebersihan mulut setelah muntah, drainase postural

dan sebelum makan.

Rasional : Menghilangkan tanda bahaya, rasa, bau dari

lingkungan pasien dan dapat menurunkan mual.

c. Jadwalkan pengobatan pernapasan sedikitnya 1 jam sebelum

makan.

Rasional : Menurunkan efek mual yang berhubungan dengan

pengobatan.

d. Auskultasi bunyi usus. Observasi / palpasi abdomen.

Rasional : Bunyi usus mungkin menurun / tidak ada bila proses

infeksi berat / memanjang. Distensi abdomen terjadi

sebagai akibat menelan udara atau menunjukkan

pengaruh toksin bakteri pada saluran GI.

e. Berikan makan porsi kecil dan sering, termasuk makanan kering

dan makanan yang menarik untuk pasien.

Rasional : Meningkatkan masukan walaupun nafsu makan

mungkin lambat untuk kembali.

f. Evaluasi status nutrisi umum, ukur berat badan dasar.

Rasional : Adanya kondisi kronis (seperti PPOM atau

alkoholisme) atau keterbatasan keuangan dapat

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

40

menimbulkan malnutrisi, rendahnya tahanan

terhadap infeksi, dan / atau lambatnya respon

terhadap terapi.

6. Diagnosa keperawatan : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

insufisiensi oksigen untuk aktivitas hidup sehari-hari

Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas

Kriteria Hasil : tidak ada dipsneu, kelemahan berlebih, dan tanda

vital dalam rentang normal

Intervensi

a. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dipsneu,

peningkatan kelemahan, dan perubahan tanda vital selama dan

setelah aktivitas.

Rasional : Menetapkan kebutuhan / kemampuan pasien dan

memudahkan dalam pemilihan intervensi.

b. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut

sesuai indikasi. Dorong penggunaan manajemen stress dan

pengalihan yang tepat.

Rasional : Menurunkan stress dan rangsang berlebih.

c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan

pentingnya keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk

menurunkan kebutuhan metabolik, menghemat

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/109/jtptunimus-gdl-windicandr... · ... (atelektasis). ... Secara umun individu yang terserang

41

energi untuk penyembuhan. Pembatasan aktivitas

ditentukan dengan respon individual pasien terhadap

aktivitas dan perbaikan kegagalan pernapasan

d. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat / tidur.

Rasional : Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur

di kursi, atau menundukkan ke depan meja atau

bantal.

e. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan

peningkatan aktivitas selama fase penyembuhan.

Rasional : Menurunkan keletihan dan membantu keseimbangan

suplai dan kebutuhan oksigen.