bahan disertasi instrusi

18
PEMODELAN INTRUSI AIR LAUT DAN HIDRALIK DI ESTUARI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENJALARAN AIR LAUT KE SUNGAI BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar (Pickard, 1967). Menurut Triatmodjo (1999) bahwa muara sungai dapat diartikan sebagai estuari, yaitu bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut. Aliran air laut ke estuari disertai dengan transpor massa garam. Proses masuknya air asin ke estuari dikenal dengan intrusi air asin. Jarak intrusi air asin sangat tergantung pada karakteristik estuari, pasang surut, dan debit sungai. Semakin besar tinggi pasang surut dan semakin kecil debit sungai semakin jauh intrusi air laut atau sebaliknya. Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain 1. tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya. 2. pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut. 3. perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskan komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan Sekelilingnya. 1

description

instrusi

Transcript of bahan disertasi instrusi

PEMODELAN INTRUSI AIR LAUT DAN HIDRALIK DI ESTUARI SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PENJALARAN AIR LAUT KE SUNGAI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,

sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar (Pickard, 1967).

Menurut Triatmodjo (1999) bahwa muara sungai dapat diartikan sebagai estuari, yaitu

bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut. Aliran air laut ke estuari disertai

dengan transpor massa garam. Proses masuknya air asin ke estuari dikenal dengan intrusi

air asin. Jarak intrusi air asin sangat tergantung pada karakteristik estuari, pasang surut,

dan debit sungai. Semakin besar tinggi pasang surut dan semakin kecil debit sungai

semakin jauh intrusi air laut atau sebaliknya.

Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan menghasilkan suatu komunitas

yang khas, dengan kondisi lingkungan yang bervariasi, antara lain

1. tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang surut, yang berlawanan

menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-

ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada biotanya.

2. pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan

khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut.

3. perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskan komunitas

mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan Sekelilingnya.

4. tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasangsurut air laut, banyaknya

aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerah estuaria tersebut.

Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting antara lain :

sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang

surut (tidal circulation),

penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang bergantung pada estuaria

sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan (feeding ground) dan

sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery ground)

terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang.

Perairan estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman,

tempat penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan

dan kawasan industri (Bengen, 2004).

1

Aktifitas yang ada dalam rangka memanfaatkan potensi yang terkandung di wilayah pesisir,

seringkali saling tumpang tindih, sehingga tidak jarang pemanfaatan sumberdaya tersebut

justru menurunkan atau merusak potensi yang ada. Hal ini karena aktifitas-aktifitas tersebut,

baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kehidupan organisme di

Wilayah pesisir, melalui perubahan lingkungan di wilayah tersebut. Sebagai contoh, adanya

limbah buangan baik dari pemukiman maupun aktifitas industri, walaupun limbah ini

mungkin tidak mempengaruhi tumbuhan atau hewan utama penyusun ekosistem pesisir di

atas, namun kemungkinan akan mempengaruhi biota penyusun lainnya.Logam berat,

misalnya mungkin tidak berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan bakau (mangrove),

akan tetapi sangat berbahaya bagi kehidupan ikan dan udangudangnya (krustasea) yang

hidup di hutan tersebut (Bryan, 1976).

Pada saat ini dan di tahun mendatang perkembangan kota – kota besar sebagai

pusat pertumbuhan industri, pusat perdagangan, pelayanan dan jasa, sangat potensial

menjadikan daya tarik terjadinya urbanisasi. Di sisi lain pedesaan sebagai pusat produksi

pertanian belum memberikan prospek masa depan dalam upaya perbaikan taraf hidup

bagi kesejahteraan masyarakat pedesaan. Sebagai konsekuensi logis kecenderungan

peningkatan ledakan jumlah pertambahan penduduk dari tahun ke tahun di kota besar

seperti Kota Pontianak diPropinsi kalimantan Barat yang perkebangan penduduknya cukup

pesat, menuntut pemerintah menyediakan air bersih yang memadai (aspek kuantitas) dan

sehat (aspek kualitas) bagi seluruh penduduknya.

Permasalahan utama tentang kesulitan sumber air tawar seperti diatas terjadi hampir

di semua daerah estuari terlebih hampir semua kota-kota besar di Indonesia secara

geografis terletak di pantai seperti Jakarta, Surabaya ,Semarang juga Kalimantan Barat,

dalam hal pemenuhan kebutuhan air tawar masih mengandalkan air baku yang berasal dari

sungai. Tantangan dan kendala yang harus dihadapi oleh ahli persungaian dalam

pengelolaaan sungai di daerah pantai karena adanya intrusi air laut (salt intrusion) adalah

penentuan titik pengambilan air bersih yang harus bebas dari pengaruh garam

Dalam rangka kegitan pengembangan sumber daya air pada daerah pengaliran

sungai Kapuas, terutama untuk pemanfaatan sungai dalam memenuhi kebutuhan air baku

untuk keperluan sehari-hari, maka diperlukan standart kualitas air yang memnuhi syarat

teknis ini.

Pemenuhan kebutuhan air pada daerah muara sungai kapuas ini berhubungan

langsung dengan keadaan daerak kota pontianak dan sekitarnya karena air kapuas ini

menjadi sumber keperluan terutama dalam bidang air, kebutuhan air ini diperlukan dalam

2

ragka memnuhi dan mendukung berbagai sektor kegiatan yang saling terkait dan terpadu.

Untuk peningkatan swasembada pangan maupun peningkatan daerah aliran sungai Kapuas

ini. Selain itu pula diperlukan pengaturan alokasi air pada masing-masing sektor kegiatan.

Seiring perkembangan kota di wilayah aliran sungai kapuas mengakibatkan

timbulnya konflik pemakaian air baik untuk air baku, industri, penggelontoran kota maupun

untuk pertanian dan perikanan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut banyak pihak yang

telah melakukan jalan pintas berupa pengeboran atau eksploitasi air tanah guna memenuhi

kebutuhan air tersebut disamping usaha lain yakni dengan pengambilan air permukaan.

Disungai kapuas di kota Pontianak, sering dijumpai suatu permasalahan yang cukup

besar yakni bila kemarau panjang datang kurang lebih dua atau tiga bulan, maka

konsentrasi air sungai kapuas pada muara sungai akan mengalami intrusi air asin yang

cukup besar berkisar 3000 – 3500 mg/liter. Hal ini mengakibat kebutuhan air baku untuk

suplay air bersih menjadi terganggu karena air yang dikonsumsikan terkena asin sehingga

mengakibatkan air menjadi payau untuk konsumsi air ke masyarakat. Upaya yang telah

dilakukan yakni dengan mencri sumber air baku baru yang terhindar dari intrusi air asin

tersebut sehinga perlu dilakukan pengamatan secara empiris, sampai sejauh mana kiranya

rambatan air air tersebut masuk ke sungai kapuas.

Untuk mengetahui sejauh mana terjadinya intrusi air asin baik yang melalui lapisan-

lapisan air tanah maupun melaluialiran sungai, perlulah kirannya dilakukan analisa terhadap

konsidi yang ada dengan mengasumsikan besarnya debit aliran sungai maupun konsep

dasar dan teknologi yang mungin diterapkan untuk mengurangi panjangnya pengaruhi

instruksi air asin tersebut.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Estuari merupakan suatu tatanan yang unik dan komplek dimana berbagai macam

faktor ikut terlibat dalam proses fisik di dalamnya. Proses fisik ini dimaksudkan sebagai

aliran atau sirkulasi air dengan melibatkan kondisi-kondisi batas dari faktor-faktor yang

berpengaruh, serta fenomena-fenomena yang merupakan akibat yang ditimbulkannya

(Legowo, 1996).

Faktor-faktor yang berpengaruh tersebut antara lain tunggang pasang surut,

percampuran air tawar dari hulu sungai dan air asin dari laut, debit sungai, gelombang,

angin dan lainnya. Faktor-faktor pengaruh diatas menimbulkan adanya interaksi yang rumit

antara proses fisik, kimia dan biologi. Kondisi ini semakin bertambah komplek dengan

adanya kenyataan bahwa di sekitar estuari terdapat hunian penduduk yang padat sehingga

kadar pencemaran air cukup tinggi (Legowo, 1998).

3

Studi mengenai peramalan sirkulasi di estuari, para ilmuwan telah banyak

melakukan penelitian dan membuat model tentang intrusi air laut akibat pengaruh pasang

surut di estuari. Model yang dikembangkan untuk kebutuhan peramalan sirkulasi aliran di

estuari menggunakan pendekatan model fisik (physical modelling) dan model matematika

(mathematical modelling).

Menurut Legowo (1998), pada model fisik, peniruan geometri dan fenomena fisik

obyek yang akan dimodelkan dilakukan dengan cara membuat miniatur atau pengecilan

ukuran menggunakan skala tertentu bagi fenomena yang akan diamati atau berpengaruh

dominan pada proses yang diamati. Hasil pengamatan dan pengukuran pada model ini

kemudian diterjemahkan untuk memperoleh gambaran mengenai besaran-besaran yang

sesungguhnya terjadi atau akan terjadi pada prototip. Masih menurut Legowo (1998), dalam

model uji hidrolik, keunggulan model fisik dapat memberikan informasi lebih rinci pada titik-

titik pusat perhatian pada pandangan tiga dimensi,. disamping itu model fisik dapat

mempresentasikan fenomena-fenomena yang belum pasti diketahui perumusannya.

Rekomendasi penelitian model fisik khusus untuk kasus intrusi air asin (mixing),

model fisik sangat mahal karena dimensi estuari yang dimodelkan besar, sehingga

dibutuhkan model dan ruang laboratorium yang sangat besar pula. Selain itu model fisik

tidak luwes pemakaiannya karena setiap model yang dibuat hanya berlaku untuk estuari

yang bersangkutan. Disamping hal tersebut untuk membuat model pasang surut, model

intrusi air asin, angin, terutama gaya Coriolis adalah sangat sulit (Triatmodjo, 1999).

Pada model matematika, peniruan fenomena fisis pada obyek atau prototip ke dalam

model dilakukan dengan penjabaran fenomena fisis tersebut ke dalam persamaan

matematis. Persamaan matematis ini selanjutnya diselesaikan untuk memperoleh informasi

hasil pemodelan (Legowo, 1998).

Kelebihan yang menonjol model matematis dengan semakin pesatnya kemajuan

teknologi di bidang komputasi maka model numeris dirasakan tepat untuk membuat model

intrusi air asin, hal ini selain lebih cepat, memiliki sifat luwes karena program komputer

(software) yang dibuat dapat dipergunakan untuk beberapa estuari yang berbeda, hanya

dengan merubah data masukan dan kondisi batas (Triatmodjo, 1999).

Model matematika mempunyai tingkat kesesuaian yang tinggi apabila perilaku data

runtun waktu (time series) tidak terlalu kompleks dan kondisi awal (asumsi-asumasi)

terpenuhi dengan baik. Mempertimbangkan estuari merupakan tata air yang unik dan

komplek (faktor-faktor yang berpengaruh menimbulkan interaksi yang rumit). Untuk sistem

kompleks, menyertakan ketidakpastian yang cukup besar, persamaan matematika

4

memberikan diskripsi yang kurang tepat dari perilaku sistem, karena kekuranglengkapan

perilaku data dan keterbatasan penguasaan ilmu matematika yang tentunya tidak dapat

mempresentasikan semua fenomena fisis sirkulasi air di estuari ke dalam persamaan aliran

(Legowo, 1998).

Pada dekade terakhir ini, model softcomputing sebagai cabang dari ilmu kecerdasan

buatan (artificial intelligence) diperkenalkan sebagai alat peramalan seperti sistem berbasis

pengetahuan (knowledge based system), sistem pakar (expert system), logika fuzzy (fuzzy

logic), jaringan syaraf tiruan (artificial neural network) dan algoritma genetika (genetic

algorithm) (Purnomo, 2004).

Dasar pemilihan model softcomputing sebagai tool dalam pemodelan sistem,

pemodelan softcomputing sangat menguntungkan bekerja pada sistem tak linier yang cukup

sulit model matematikanya, serta fleksibilitas parameter yang dipakai yang biasa merupakan

kendala pada tool yang lain (Purnomo, 2004). Di sisi lain karakter model kotak hitam (black

box model) memiliki keterbatasan dan kelemahan mendasar dengan tidak memberikannya

petunjuk atau indikasi bagaimana fenomena proses panjang intrusi air laut di estuari terjadi

di alam (Sri Harto,1999, Suripin,2004). Guna melengkapi keterbatasan dari model

softcomputing maka pemanfaatan kelebihan model fisik yang dapat memberikan informasi

lebih rinci pada titik pusat perhatian dalam pandangan tiga dimensi sebagai dasar

pendiskripsian fenomena intrusi air laut di estuari terjadi.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh

pengaruh intrusi air asin yang terjadi di wilayah muara sungai kapuas di kota pontianak,

yang dikaitkan dengan besarnya suplai air minimum pada aliran sungai kapuas dan pola

aliran pada muara sungai (estuari).

Dengan tujuannya yakni merancang desain sumber air baku guna keperluan air minum

kota pontianak dan sekitarnya.

D. LINGKUP KEGIATAN

Lingkup kegiatan dari studi air asin dan Estuari ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisa besarnya intrusi air asin yang terjadi dengan didasarkan atas teori yang

ada,serta pemodelan pada mauar sungai (estuari). mengidentifikasi masalah-masalah yang

terkait serta upaya teknologi yang mungkin dilakukan didaerah ini agar supaya resiko

terjadinya instruksi air asin menjadi minimal.

Secara garis besar kegiatan yang dilakukan sebagai berikut :

5

Mengidentifikasi permasalahan yang terkait dengan intrusi air asin;

Melakukan kajian berdasarkan teori – teori yang ada;

Menentukan besarnya debit aliran sungai yang dialirkan untuk menekan pengaruh

intrusi air asin;

Menganalisa panjang pengaruh intrusi air asin dari muara sampai ke pedalaman;

Menentukan step-step pengukuran dari kadar salinitas yang ada didalam aliran

sungai dan sejauh mana tingkat salinitas tersebut terjadi;

Pengggunaan teknologi yang mungkin, untuk memperkecil pengaruh intrusi air asin

baik secara teknis maupun non teknis;

Membuat kesimpulan hasilpenelitian.

E. PERUMUSAN MASALAH

Masalah utama yang berkaitan dengan intrusi air asin adalah sebagai berikut :

Adanya intrusi air asin yang masuk ke pedlaman atau daratan akan berinteraksi

dengan aliran air tanah terutama pada kawasan pemukiman padat dan industri yang

ada dizona pesisir sungai;

Adanya intrusi air asin yang masuk ke pedalaman atau daratan akan berinteraksi

dengan aliran sungai melalui muara-muara sungai, terutama pada daerah pertanian

dan pemukiman yang ada di sepanjang sungai;

Adanya intrusi air asin yang masuk ke pedalaman atau daratan akan berinteraksi

dengan aliran sungai akan menyebabkan air menjadi payau dan berpengaruh

terhadap sumber air baku sepanjang sungai kapuas yang berada dimuara.

Penyebab Terjadinya Masalah

Masalah terjadinya intrusi air asin disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya

adalah sebagai berikut :

Intrusi air asin yang masuk ke daratan dikarenakan terjadinya penurunan muka air

tanah sampai pada batas tertentu yang kritis, hal ini disebabkan berkurangnya

cadangan volume air tanah pada suatu periode tertentu;

Muka air tanah yang dangkal pada suatu daerah datar sepertihalnya daerah pesisir

kota pontianak;

Kondisi parit-parit atau drainase yang ada di kota pontianak mngalami penyempitan

sehingga air yang keluar terkendala sehingga menimbulkan menumpukan aliran

pada daerah sepanjang sungai kapuas.

F. Lokasi Penelitian

6

Lokasi Penelitan berada di Muara Sungai Kapuas Kapuas yang berada di Provinsi

Kalimantan Barat.

Gambar 1..Peta Orientasi wilayah Kalimantan Barat

G. Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan mengerjakan tulisan ini adalah sebagai Berikut :

Mengumpulkan data Primer maupun sekunder yang meliputi data Klimatologi, data

curah hujan, data hidrologi, Peta- peta, karekteristik DAS, data Demografi (Statistik),

Data DAS , Peraturan dan Aturan yang digunakan, Data GIS (ArcGIs Ver 9.3) dll;

Pengambilan data primer berupa data bathimetri dan salininitas dan arus di muara

dan sungai;

Pemecahan Permasalahan dan pengujian tingkat validitas dari model yang akan

dikembangkan meliputi

o Pengembangan program komputer;

o Perhitungan matematik;

o Evaluasi parameter dan sistem variabel model yang digunakan;

o Pengujian sistem masukan dan keluaran dari model yang akan

dikembangkan.

E. Waktu Pelaksanaan

7

Kota Singkawang

Pelaksanan Penelitian dilakukan di Sungai Kapuas pada Daerah Muara dan Aliaran Sungai

yang akan terkena intrusi air asin yang berada di Provinsi Kalimantan Barat, dengan lanya

waktu berkisar 3 – 4 Tahun.

F. Daftar Pustaka

Amirwandi, S (200) Analisis hubungan Hujan – Aliran Model Sacmento, Jurnal

Teknik Hidrolik, 15(23): 56-60;

Imam Suprayogi,Nadjadji Anwar, Edijatno, M Isa Irawan APLIKASI MODEL

PERAMALAN INTRUSI AIR LAUT DI ESTUARI PERIODE MUSIM KEMARAU

MENGGUNAKAN PENDEKATAN STRUKTUR ADAPTIVE NEURO FUZZY

INFERENCE SYSTEM, PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) HIMPUNAN AHLI

TEKNIK HIDRAULIK INDONESIA (HATHI) XXIV MAKASAR, 31 AGUSTUS – 2

SEPTEMBER 2007;

Legowo, S,(1998), Pengkajian Pendangkalan Muara Sungai Di Pantai Utara Pulau

Jawa Barat dan Rekayasa Pemecahannya, Laporan Akhir Riset Unggulan Terpadu

(RUT III/3) Lembaga Penelitian Institut Teknologi Bandung, Bandung.

Ippen AT, (1996). Estuary and Coastline Hydrodynamic, Mc Graw Hill Book

Company, New York.

Isnugroho, (1987), Estuary Reservoir untuk Penyediaan Air Minum Kota Industri

Gresik dan Surabaya Utara, Pekan Ilmiah Tahunan IV HATHI

Isnugroho,(1988), Penanggulangan Pengaruh Air Asin Di Muara Bengawan Solo,

Seminar Hidraulika dan Hidrologi Wilayah Pantai PAU Ilmu Teknik Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta, 7-8 Nopember 1988.

Jang, J.SR, Sun C.T dan Mizutani, E (1997). Neuro Fuzzy and Soft Computing.

Prentice Hall, London.

Kodatie,R.J (2004) Kajian Undang –undang Sumber Daya Air, semarang, 20-80;

Kodatie,R.J (1996) Pengantar Hidrogeologi, Andi Yogyakarta.

Louck, D.P, Stedingger,JR Haith DA(1981) Water Resources System Planning dan

Analysis, New Jersey, Prentice-Hall, Inc;

Linsley R.K, Franzini.J.B (1979) Water Resources Engineering, McGraw-Hill, Tokyo,

Japan.

Richard LEE, Hidrologi Hutan, Gajah Mada University press,1990

Undang-undang Otonomi Daerah Tahun 2004, Karina Surabaya

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,

8

Warren Viesman,Jr. John W, Knapp. Introduction to Hydrology, A dun Donnelly

Publisher, New York.

Ven the Chow, David R. Maidment, Larry M Mays, Applied Hydrology, McGraw-Hill,

International Edition.

Undang-undang dan PERATURAN MENTERI Kehutanan.

BIO DATA

1. Name : Hari Wibowo,S.T, MT2. Birth place and date : Pontianak, Oktober 19 th, 19713. Nip : 19711019 199702 1 0014. Position : Lektor /IIID

9

5. Address :5.1 Office : Faculty of Civil Engineering

Tanjungpura University , Pontianak Kal-BarPhone 0561-740186

5.2 Home : Jalan. Sei Raya Dalam Gg Keluarga No 50Pontianak, Kalimantan BaratPhone 0561-725461

5.3 Mail : [email protected] ,

6. Education

University Degree Year Field Of StudyTanjungpura University Sarjana 1995 Faculty of Civil

EngineeringITB Bandung MT 2001 Faculty of Civil

EngineeringWater Resource

Engineering

7. Working Experiences

Institution Period PositionFaculty Of Civil EngineeringTanjungpura University

1997 - Now Lecturer

Faculty Of Civil EngineeringPanca Bakti, Pontianak

2001 - Now Lecturer

8. Organization.

1. Member Of HATHI (Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia) , West

Kalimantan , Since 1998.

9. Short Course/ Workshop/Seminar

1. Mengikuti kegiatan Forum Komunikasi Mahasiswa Teknik Sipil (FKMTSI) VI di

yogyakarta 10 – 16 Oktober 1993

2. Mengikuti Kegiatan PIMNAS ( Pameran Ilmiah Nasional) di ITB bandung tahun

1994.

3. Seminar Sehari Persatuan Insiyur Indonesia Dan Himpunan Ahli Teknik Hidraulik

Indonesia Cabang Kalimnatan Barat, Tema Peranan Teknologi Dalam Menyongsong

PJP II, 13 September 1994, Di Pontianak.

4. Mengikuti perlombaan Test Beton di tingkat propinsi Kalimantan Barat. Tahun 1994

10

5. Seminar Sehari Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia Cabang Kalimnatan

Barat, Tema Peran Teknik Hidraulik Dalam menunjang Sektor Stategis

Pembangunan Daerah, 14 Oktober 1995, Di Pontianak.

6. Mengikuti Kongres VI dan Pertemuan Ilmiah Tahunan XV ( HATHI) di Bandung

tanggal 10-12 Desember 1998. Tema Tantangan Dan Peluang Teknik Hidraulik

Abad XXI.

7. Mengikuti Kegiatan Seminar On Sedimen Transport Modelling, tanggal 5-6 februari

1999 di ITB, Bandung.

8. Mengikuti Kegiatan Seminar sehari TATA AIR PERKOTAAN DI INDONESIA

MENGHADAPI MILENIUM KETIGA , tanggal 4 desember 1999 di Bandung.

9. Mengikuti Pertemuan Ilmiah Tahunan XVII ( HATHI) di Pontianak tanggal 18 - 19

Oktober 2000 .

10. Mengikuti Kegiatan HEDS SEMINAR ON SCIENCE AND TECHNOLOGY 2001

(HEDS SST 2001) Di Brastagi, 17 –18 Juli 2001.

10. Publications

Model Analitik Satu Garis Untuk Perubahan Garis Pantai Pada Struktur

Pantai.

Penerapan Model Analitik Satu Garis Pada Perubahan garis Pantai Pada

Struktur Pantai ( Menggunakan Program Matchad 8.0).

Penambahan Data Hidrologi Dengan Menggunakan metode Markov Chain.

11. Research Experience.

1. Sistem Penanganan Drainase Pada Kawasan Jalan Podomoro Pontianak, 1 Juli 1998.

2. Litoral Transport in the Estuary Padang Tikar,Kalimantan Barat, 8 May 2000;

3. Kajian Turbin MDCF untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro, 2001

4. Model Matematika Geometri Sungai Berdasarkan Data Debit Aliran, 2003;

5. Penentuan Distribusi Kecepatan Pada Saluran Terbuka,2003

6. Studi Perubahan Bentuk Dasar Saluran Alluvial terhdap Nilai Koefisien Kekasaran,

2004

7. Analisis Aliran Potensial (Potensial Flows) dengan Menggunakan Metode Beda

Hingga (Finite Diference),2006

11

8. Pengolahan dan Potensi Air Tanah Lapisan Gambut Daerah Pontianak Sebagai

Alternatif Penyedia Air Bersih Masyarakat, 2006

9. Optimasi Tata Guna Lahan DAS Berdasarkan Model Hidrograf Satuan Sintetis US

SCS Sebagai Upaya Pelestarian Sumberdaya Air ( Study Kasus Daerah Aliran

Sungai Mempawah Kalimantan Barat), 2007

10. Studi Potensi Dan Kualitas Airtanah Daerah Kota Pontianak Sebagai Alternatif

Penyedia Air Bersih Masyarakat, 2007;

11. Pemodelan Air Tanah pada Daerah Gambut dengan Kajian pada daerah Sungai

Kakap,2009

12. Pengunaan Metode IRAP dalam Penentuan Prioritas Program Pembangunan Infra

Struktur , 2009

13. Penentuan laju Infiltrasi pada lahan Gambut (studi kasus di Sei raya Dalam),2009

Pontianak, April ,22, 2010

Hari Wibowo,ST.MT

NIP. 19711019 199702 1 001

12