Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf ·...

12
Puslitbangtan Berita Berita Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ISSN 0852-6230 No. 2 4 6 8 11 10 70 April 2019 Kebutuhan beras di Indonesia 25 tahun mendatang meningkat 38%. Hal ini tentu memerlukan terobosan peningkatan produksi, antara lain mengembangkan varietas unggul produksi tinggi. Kementerian Pertanian telah melepas varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Pengembangan paket teknologi budi daya padi “Tepat Sae-Isabela” pada lahan sawah tadah hujan di Wajo, Sulawesi Selatan, memberikan hasil 7,2 t/ha, 40% lebih tinggi dari hasil padi petani setempat. Penggunaan varietas tahan yang dikombinasikan dengan perlakuan benih dan biopestisida efektif mengendalian hama utama kedelai. Informasi lainnya yang mengisi Berita Puslitbangtan kali ini adalah rapat kerja terpadu empat Puslitbang, tokoh kita Prof Dr Sumarno yang masih produktif hingga usia senja, dan dua doktor baru BB Padi. Pengantar Redaksi Pengantar Redaksi Kebutuhan beras di Indonesia 25 tahun mendatang meningkat 38%. Hal ini tentu memerlukan terobosan peningkatan produksi, antara lain mengembangkan varietas unggul produksi tinggi. Kementerian Pertanian telah melepas varietas unggul baru padi, jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Pengembangan paket teknologi budi daya padi “Tepat Sae-Isabela” pada lahan sawah tadah hujan di Wajo, Sulawesi Selatan, memberikan hasil 7,2 t/ha, 40% lebih tinggi dari hasil padi petani setempat. Penggunaan varietas tahan yang dikombinasikan dengan perlakuan benih dan biopestisida efektif mengendalian hama utama kedelai. Informasi lainnya yang mengisi Berita Puslitbangtan kali ini adalah rapat kerja terpadu empat Puslitbang, tokoh kita Prof Dr Sumarno yang masih produktif hingga usia senja, dan dua doktor baru BB Padi. 12 Sinergitas Sumber Daya Penelitian Varietas Unggul Baru Prof Dr Sumarno, Produktif Hingga Usia Senja Pengendalian Hama Utama Kedelai Paket Teknologi Padi “Tepat-Sae Isabela” Kebutuhan Beras Indonesia 25 Tahun Mendatang Doktor Baru BB Padi Sinergitas Sumber Daya Penelitian Varietas Unggul Baru Prof Dr Sumarno, Produktif Hingga Usia Senja Pengendalian Hama Utama Kedelai Paket Teknologi Padi “Tepat-Sae Isabela” Kebutuhan Beras Indonesia 25 Tahun Mendatang Doktor Baru BB Padi 2 4 6 8 11 10 12

Transcript of Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf ·...

Page 1: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

PuslitbangtanBeritaBerita

Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan

ISSN 0852-6230No.

2

46

8

11

10

70 April 2019

Kebutuhan beras di Indonesia 25 tahun

mendatang meningkat 38%. Hal ini tentu

memerlukan terobosan peningkatan

produksi, antara lain mengembangkan

v a r i e t a s u n g g u l p r o d u k s i t i n g g i .

Kementerian Pertanian telah melepas

varietas unggul baru padi, jagung, kedelai,

k a c a n g t a n a h , d a n u b i k a y u .

Pengembangan paket teknologi budi daya

padi “Tepat Sae-Isabela” pada lahan sawah

tadah hujan di Wajo, Sulawesi Selatan,

memberikan hasil 7,2 t/ha, 40% lebih tinggi

dar i has i l padi petani setempat .

Penggunaan var ie tas tahan yang

dikombinasikan dengan perlakuan benih

dan biopestisida efektif mengendalian

hama utama kedelai.

Informasi lainnya yang mengisi Berita

Puslitbangtan kali ini adalah rapat kerja

terpadu empat Puslitbang, tokoh kita Prof

Dr Sumarno yang masih produktif hingga

usia senja, dan dua doktor baru BB Padi.

Pengantar RedaksiPengantar RedaksiKebutuhan beras di Indonesia 25 tahun

mendatang meningkat 38%. Hal ini tentu

memerlukan terobosan peningkatan

produksi, antara lain mengembangkan

v a r i e t a s u n g g u l p r o d u k s i t i n g g i .

Kementerian Pertanian telah melepas

varietas unggul baru padi, jagung, kedelai,

k a c a n g t a n a h , d a n u b i k a y u .

Pengembangan paket teknologi budi daya

padi “Tepat Sae-Isabela” pada lahan sawah

tadah hujan di Wajo, Sulawesi Selatan,

memberikan hasil 7,2 t/ha, 40% lebih tinggi

dar i has i l padi petani setempat .

Penggunaan var ie tas tahan yang

dikombinasikan dengan perlakuan benih

dan biopestisida efektif mengendalian

hama utama kedelai.

Informasi lainnya yang mengisi Berita

Puslitbangtan kali ini adalah rapat kerja

terpadu empat Puslitbang, tokoh kita Prof

Dr Sumarno yang masih produktif hingga

usia senja, dan dua doktor baru BB Padi. 12

Sinergitas Sumber Daya Penelitian

Varietas Unggul Baru

Prof Dr Sumarno, Produktif Hingga Usia Senja

Pengendalian Hama Utama Kedelai

Paket Teknologi Padi “Tepat-Sae Isabela”

Kebutuhan Beras Indonesia 25 Tahun Mendatang

Doktor Baru BB Padi

Sinergitas Sumber Daya Penelitian

Varietas Unggul Baru

Prof Dr Sumarno, Produktif Hingga Usia Senja

Pengendalian Hama Utama Kedelai

Paket Teknologi Padi “Tepat-Sae Isabela”

Kebutuhan Beras Indonesia 25 Tahun Mendatang

Doktor Baru BB Padi

2

46

8

11

10

12

Page 2: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

2 Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Penanggung Jawab: Plt. Kepala Puslitbang Tanaman Pangan, Dr Ir Hardiyanto, M.ScDewan Redaksi: Ronald T.P. Hutapea, Hermanto, Haryo Radianto, Agus W. Anggara, M. SyamTata Letak: Edi HikmatAlamat: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Jalan Merdeka 147, Bogor, 16111Telp. (0251) 8334089, 8311432, Faks. (0251) 8312755; E-mail: puslitbangtan@litbang.pertanian.go.id.www.pangan.litbang.pertanian.go.id

ISSN 0852-6230

Raker Terpadu Empat Puslitbanglingkup Badan Litbang Pertaniandiselenggarakan di Malang, Jawa

Timur, pada 3-5 April 2019 dengan tema“Konsolidasi Manajemen SDM, Program2020-2024, dan Akselerasi DiseminasiTeknologi”. Raker dibuka oleh KepalaBadan Litbang Pertanian dan dihadirioleh Sekretaris Badan, plt. Ka Puslitbang-tan, Ka Puslitbanghorti, plt Ka Puslit-bangbun, Ka Puslitbangnak. Sebagainarasumber adalah Dr Farid Bahar(Tenaga Ahli Menteri), Ir NonoRusmono, MSc (Bappenas), Ir Prakoso,MM (Ristek Dikti), Sutrisno Sipahutar, SH

(Biro Organisasi Kepegawaian Ke-menterian Pertanian), Prof Dr AhmadSuryana, Dr Haryono, dan Prof Dr A.M.Syakir. Raker terpadu ini juga diikuti oleh

Kepala Balit dan para peneliti lingkupPuslitbangtan, Puslitbanghorti, Puslit-bangbun, dan Puslitbangnak, Ko-ordinator Kebun Percobaan, danTenaga Administrasi.

Dalam sambutannya, Kepala Badan,Dr Fadjry Djufry, M.Si menekankanpentingnya membangun semangatkorporasi dan sinergitas antar-UPT ling-kup Badan Litbang Pertanian, bahkanlintas kementerian. Hal ini bertujuanuntuk memaksimalkan pemanfaatansumber daya dalam menghasilkan danmengembangkan teknologi bagi per-cepatan pembangunan pertanianuntuk kesejahteraan petani.

Menurut Ka Badan, mulai tahun2020 penelitian dilaksanakan dalamskala kawasan. Salah satu programterobosan Kementerian Pertanianadalah program SAPIRA (KawasanPertanian Sejahtera) yang dalampelaksanaannya melibatkan institusieselon-1 lingkup Kementerian Pertanian.Ke depan, teknologi yang dihasilkanBadan Litbang Pertanian harusmenyentuh langsung kebutuhan petani

Meningkatkan Sinergitas Sumber Daya Penelitiandalam Menghasilkan Teknologi untuk PetaniRapat Kerja (Raker) Terpadu Puslitbang Tanaman Pangan, Hortukultura, Perkebunan, danPeternakan menghasilkan beberapa komitmen penting, di antaranya meningkatkan sinergitassumber daya penelitian dan mempercepat hilirisasi teknologi kepada petani. Raker terpadu inidihadiri oleh lebih dari 350 pejabat dan peneliti.

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Fadjry Djufry, M.Si, menekankan pentingnya membangunsemangat korporasi dan sinergitas antar-UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dalammenghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi.

Page 3: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

3Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

dan masyarakat pertanian umumnya.Dalam upaya percepatan hilirisasiinovasi, Dr Fadjry menekankan perlunyamemperbanyak amunisi agar hilirisasidapat berjalan masif dan berkelanjutan.“Sebagai contoh, benih varietas unggulbaru harus disediakan dalam jumlahbanyak dan dibagikan kepada petani”ujarnya. Di akhir sambutannya, KepalaBadan menyampaikan apresiasi kepadapara peneliti yang telah menghasilkaninovasi dan menyerahkan penghargaankepada beberapa peneliti. Selain itu,penghargaan juga diberikan kepadatenaga administrasi dan koordinatorkebun percobaan yang telah berprestasi.Catatan penting yang dapat diliput dariRaker terpadu tersebut antara lain:1. Sinergitas dan kertepaduan prog-

ram penelitian perlu ditingkatkandan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber dayadalam menghasilkan dan mengem-bangkan teknologi pertanian.

2. Evaluasi terhadap penelitian perludilakukan secara berkelanjutanuntuk memperoleh umpan balikyang akan dijadikan acuan dalampenyusunan program penelitianselanjutnya.

3. Penelitian inovatif harus memenuhipersyaratan kebutuhan pasar danindustri, dilaksanakan secaraberkolaborasi dengan multimitrayang ditunjang oleh CorporateResearch Policy, CorporateResearch Strategy, dan CorporateResearch Program.

4. Draft Renstra Puslitbang Komoditas2020-2024 perlu segera disusun danmengacu kepada Rancangan RPJM2020-2024 (Rancangan Tekno-kratik) dan Renstra Badan LitbangPertanian 2014-2019. Renstra yangtelah disusun dapat direvisi sesuaidengan perubahan kebijakan.

5. Sesuai dengan Permentan Nomor45 tahun 2018, muatan Renstrameliputi Visi, Misi, Sasaran, ArahKebijakan; Kerangka Regulasi danKerangka Kelembagaan, TargetKinerja, Target Tujuan danKerangka Pendanaan. Renstra jugaperlu memuat beberapa topiktambahan di antaranya: (1) Succsesstory unit kerja berdasarkanoutcome mengikuti indeks kinerjautama yang baru; (2) Roadmapinvensi sampai inovasi;

6. Akselerasi diseminasi teknologipertanian 2019-2020 melalui prog-ram SAPIRA, menyesuaikan denganPedum yang sedang disusunSekretariat Jenderal KementerianPertanian.

7. Teknologi yang akan dihilirisasiharus mempunyai nilai tambah,daya saing, berorientasi ketahananpangan dan kesejahteraan petani,yang dikembangkan dalamspektrum inovasi teknologi, sosial,kelembagaan, pelayanan, pe-masaran dan diseminasi melaluikanal promosi, di antaranya: 1)teknologi informasi, 2) pihakswasta, 3 ) pemerintah daerah, 4)

eselon-1 lingkup KementerianPertanian, 5) lintas eselon-1kementerian terkait, dan 4) DewanPerwakilan Rakyat Pusat danDaerah.

8. Permasalahan yang dihadapi BadanLitbang Pertanian dalam penguatankemampuan peneliti antara lain:a) kecenderungan penambahanformasi untuk mengakomodasikenaikan jenjang jabatan tanpamelihat kebutuhan organisasi,b) analisis jabatan dan beban kerjabelum ditetapkan, c) penetapanformasi belum dirinci berdasarkankebutuhan, dan d) sebaran pejabatfungsional belum merata.

9. Setiap UPT wajib menyusun danmenyampaikan peta jabatan kePuslitbang masing-masing untuk di-tetapkan oleh Kementerian Per-tanian. Sebagai bahan penyusunanformasi peneliti dalam peta jabatanperlu dimasukkan target 15Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)penelitian (sesuai ketentuan LIPI)dalam rancangan Renstra BadanLitbang Pertanian. Peta jabatan darimasing-masing UK/UPT disusunberdasarkan kebutuhan organisasisaat ini dan target output yangtertuang dalam Renstra Kemen-terian Pertanian. Peta jabatan di-susun berdasarkan analisis jabatandan beban kerja. (HMT/RH)

Page 4: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

4 Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Pada tahun 2018, Puslitbangtanmelalui Balai Besar PenelitianTanaman Padi (BB-Padi), Balai

Penelitian Tanaman Serealia (Balit-sereal), dan Balai Penelitian TanamanAneka Kacang dan Ubi (Balitkabi) telahmenghasilkan tujuh varietas unggulbaru (VUB) padi, tiga jagung, tigakedelai, dua kacang tanah, dan dua ubikayu.

Padi

Tujuh VUB padi yang dihasilkan dilepasdengan nama Siliwangi Agritan,Padjadjaran Agritan, CakrabuanaAgritan, Inpara-10 BLB, Purwa, Luhur-1,dan Luhur-2. Varietas Siliwangi Agritan

adalah hasil persilangan IR40750/OM1490. Varietas unggul padi sawahirigasi ini memiliki potensi hasil 10,7 t/ha, umur 111 hari setelah semai, tahanterhadap penyakit hawar daun bakteri(HDB) strain III, rentan strain IV dan VII,tahan terhadap penyakit blas ras 033,073, dan 133. Ekosistem pengem-bangan varietas Siliwangi Agritan adalahsawah irigasi dataran rendah sampaiketinggian 600 m dpl.

Merupakan hasil persilangan Inpari5/IR66, varietas Padjadjaran Agritanmampu berproduksi 11,0 t/ha padalahan sawah irigasi dataran rendahsampai 600 mdpl. Varietas unggul iniagak tahan terhadap wereng cokelatbiotipe 1 dan 2, agak rentan biotipe 3,

agak tahan terhadap penyakit HDB strainIII, rentan strain IV dan VIII.

Varietas Cakrabuana Agritanberumur relatif genjah, 104 hari setelahsemai dengan potensi hasil 10,2 ton/ha.Varietas unggul ini merupakan hasilpersilangan iradiasi sinar Gamma Co60dosis 0,1 kGy terhadap Inpari 13, agaktahan terhadap wereng cokelat biotipe1, 2 dan 3, agak tahan terhadap HDBstrain III, rentan strain IV dan VIII, tahanpenyakit blas ras 033 dan 173, agaktahan penyakit tungro inokulumPurwakarta. Pengembangannya di-anjurkan pada lahan sawah irigasidataran rendah dan menengah sampaiketinggian 600 mdpl.

Varietas Inpara-10 BLB merupakanpadi rawa hasil persilangan Pokhali/Conde//B11578E-MR-B-17/IUF5-10.Varietas unggul ini berumur 126 haridengan potensi hasil 6,8 t/ha, dan rasanasi sedang. Agak tahan HDB patotipeIII dan VII, agak rentan patotipe IV danVIII, rentan penyakit tungro, varietasInpara-10 BLB tahan terhadap penyakitblas ras 001, 041, agak tahan ras 003,073, 133, 173, rentan ras 033, 061, 211dan 213. Toleran keracunan Fe, varietasunggul ini dianjurkan pengembangan-nya pada lahan rawa pasang surut danlebak.

Varietas Purwa merupakan padiketan yang sesuai ditanam pada lahanrawa pasang surut dan lebak, umur 121hari dan potensi hasil 6,7 t/ha. Varietasunggul ini agak toleran keracunan Fe,agak toleran salinitas dan agak tolerangenangan pada fase vegetatif.

Kementerian Pertanian kembali melepas sejumlah varietas unggul baru padi, jagung, dan kedelai.Dengan demikian pilihan petani semakin banyak untuk menanam varietas yang mereka suka ataupesanan konsumen.

Padi unggul varietas Padjadjaran Agritan dengan umur 111 hari setelah sebar (HSS), potensihasil 10,7 t/ha, tahan HDB strain III dan blas ras 033, 073, 133, tekstur nasi pulen.

Varietas Unggul Baru Padi, Jagung, Kedelai,Kacang Tanah dan Ubi Kayu

Page 5: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

5Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Keunggulan lainnya adalah tahanterhadap penyakit HDB strain II padafase generatif, agak rentan HDB strainIV dan VIII, tahan penyakit blas ras 001,041, 061, 133, agak tahan ras 003, 033,073, 213, rentan ras 173 dan 211, danagak rentan penyakit tungro.

Varietas Luhur-1 adalah padi gogounggul hasil persilangan Jatiluhur/B10580E-KN-28-1-1 yang mampuberproduksi 4,8 t/ha pada umur 124hari, tekstur nasi pulen. Varietas unggulini tahan terhadap penyakit blas ras 013,101, agak tahan ras 041, 033, dan 023.Toleran terhadap kekeringan pada fasevegetatif dan agak toleran terhadapkeracunan Al, varietas Luhur-1 sesuaidikembangkan pada lahan kering didataran menengah dan dataran tinggi(700-1.000 mdpl).

Relatif sama dengan Luhur-1,varietas Luhur-2 berdaya hasil 4,6 t/ha,umur tanaman 123 hari, tekstur nasisedang, tahan penyakit blas ras 073, 023,agak tahan blas ras 001, 013, 033, 013,173 dan 101. Daerah pengembangan-nya adalah lahan kering dataran me-nengah dan dataran tinggi (700-1.000 mdpl). Varietas Luhur-2 juga tolerankekeringan fase vegetatif dan tolerankeracunan Al.

Jagung Hibrida dan Komposit

Satu di antara tiga varietas unggul jagungyang dihasilkan adalah jenis hibridayang dilepas dengan nama Jhana-1,umur 101 hari, tahan penyakit bulaipatogen Peronosclerospora phili-ppinensis, agak tahan bulai patogenPeronosclerospora maydis, hawar daun(Helminthosporium maydis) dan karatdaun (Puccinia polysora). Keunggulanutama jagung hibrida Jhana-1 adalahtoleran naungan dengan intensitascahaya 50% sehingga cocok dibudi-dayakan pada lahan di bawah tegakantanaman tahunan. Dalam kodisiternaungi 50%, jagung hibrida Jhana-1masih mampu berproduksi 7,8 t/ha.

Dua jagung komposit dilepasdengan nama Sinhas-1 dan Jakarin-1.Varietas Sinhas-1 berumur sedang 101hari, tahan dan agak agak tahan pe-nyakit bulai, hawar daun (Helmin-tosporium maydis), dan karat daun(Puccinia polysora). Pada kondisilingkungan dan pemeliharaanoptimum, varietas Sinhas-1 mampuberproduksi 10,7 t/ha. Varietas Jakarin-1 berumur 100 hari, tahan dan agaktahan penyakit bulai, hawar daun(Helmintosporium maydis), dan karatdaun (Puccinia polysora), potensi hasil10 t/ha.

Kedua varietas unggul baru jagungkomposit ini toleran kekeringan padafase menjelang berbunga sampai panendan toleran pemupukan N rendahsehingga cocok dibudidayakan padalahan dengan ketersediaan air rendahdan kurang subur.

Kedelai

Tiga VUB kedelai yang dihasilkan dilepasdengan nama Derek-1, Depas-1, danDepas-2. Derek-1 merupakan hasilpersilangan varietas Tanggamus denganAnjasmoro, potensi hasil 3, 6 t/ha de-ngan rata-rata 2,61 t/ha, tahan terhadaphama penggerek polong dan agak tahanpenghisap polong dan penyakit karat,rentan terhadap ulat grayak, ukuran bijisedang (12,83 g/100 biji), umur masak84 hari, polong tahan pecah, dankandungan protein biji 36,13%.

Merupakan hasil persilangan antaravarietas Burangrang x MLGG 0511,Depas-1 adaptif lahan pasang surut tipeC, potensi hasil 2,8 t/ha dengan rata-rata2,3 t/ha, tahan penyakit karat, agaktahan ulat grayak dan hama pengisappolong, ukuran biji sedang (11,93 g/100biji), umur masak 83 hari, dankandungan protein biji 39,8%.

Varietas Depas-2 adalah hasilpersilangan Grobogan x Lawit, adaptifpada lahan pasang surut tipe C, potensi

hasil 2,9 t/ha dengan rata-rata 2,0 t/ha,tahan penyakit karat, agak tahan ulatgrayak, dan agak tahan hama pengisappolong, ukuran biji sedang (11,37 g/100biji), umur masak 84 hari, dankandungan protein biji 39,74%.

Kacang Tanah

Dua varietas unggul kacang tanahdilepas dengan nama Tasia-1 dan Tasia-2. Varietas Tasia-1 merupakan hasilpersilangan antara varietas Talam-1dengan varietas lokal malang (T3),potensi hasil 4,2 t/ha dengan rata-rata2,8 t/ha polong kering, tahan penyakitlayu bakteri, agak tahan penyakit karatdan bercak daun, toleran kutu kebul.Varietas Tasia-2 dihasilkan melaluipersilangan antara varietas Talam-1dengan Takar-1, potensi hasil 4,3 t/hadengan rata-rata 2,8 t/ha polong kering,tahan penyakit layu bakteri, agak tahanpenyakit bercak daun, dan toleran kutukebul.

Ubi Kayu

Dua varietas unggul ubi kayu yangdihasilkan diberi nama Vati-1 dan Vati-2.Varietas Vati-1 adalah hasil persilanganantara tetua betina MLG 10098 dengantetua jantan MLG 10025, potensi hasil46 t/ha dengan rata-rata 37 t/ha, agaktahan hama tungau dan rentan penyakitbusuk akar/umbi (Fusarium spp.).Varietas Vati-2 dihasilkan melaluipersilangan antara tetua betina Adira-4dengan tetua jantan UJ-4, mampuberproduksi 66 t/ha dengan rata-rata 42t/ha, agak tahan hama tungau dan tahanpenyakit Fusarium spp. (HMT/RH/EH)

Page 6: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

6 Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Prof Dr Sumarno: Lugas, Tekun, Teguh akanPrinsip, dan Produktif Hingga Usia SenjaKemampuannya meraih gelar tertinggi (profesor riset) di bidang penelitian, mungkin tak begitumengherankan orang yang mengenalnya. Kecerdasan, ketekunan, dan penampilan yang agaktertutup (introvert) mendorongnya berhasil meraih prestasi itu. Tapi keberhasilannya di jajaranbirokrasi sejak menakhodai Balittan Malang, BPTP Karang Ploso, Puslitbang Tanaman Pangan,dan terakhir Ditjen Hortikultura merangkap Komisaris Utama PTPN X Jawa Timur, mungkin di luardugaan banyak orang. Pak Marno yang berpenampilan sederhana dan berbicara lugas ini, tetapproduktif di usia senjanya yang 72 tahun. Beliau masih rajin menulis buku, memberi ceramah,datang ke kantor, dan aktif dalam kegiatan FKPR (Forum Komunikasi Profesor Riset).

Ditemui di ruang kerjanya yang disediakan olehPuslitbang Tanaman Pangan, pak Marno menerimakunjungan Tim redaksi dengan cukup hangat.”Saya

dilahirkan di Desa Wuryantoro, sekitar 15 km dari Wonogiri,”ujarnya dengan tersenyum seraya melanjutkan,” dan ayahsaya seorang petani.” Dengan lancar dia lalu bercerita tentangmasa kecilnya mulai dari SD (SR), SMP, dan SMA yang dilaluinyadengan prestasi tinggi. Pak Marno mengaku bahwa dia tekunbelajar dan termasuk aktif mengisi majalah dinding sejak SMP,baik dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Waktu di SMA,dia menaruh hormat dan kagum kepada bapak kos-nya,seorang pegawai kehutanan, yang menurutnya sangat baikdan punya putri cantik yang masih SMP. Mungkin hal itu turutberpengaruh ketika dia menyampaikan keinginannya untukmelanjutkan sekolah ke SKMA (Sekolah KehutananMenengah Atas) saat berada di Bogor. Sang Kepala Sekolahtentu terheran-heran, bagaimana mungkin seorang tamatanSMA negeri dengan nilai tinggi mau masuk sekolah yang samatingkatannya? Dengan agak terkekeh pak Marnoberkata:”Sampai saat itu saya masih sering terkagum-kagummelihat petugas kehutanan memakai seragam yang menurutsaya tampak gagah dan berwibawa”. Panggilan dari AkademiPertanian Ciawi, tak lama kemudian, menghapuskeinginannya tersebut.

Pak Marno mengaku menikmati setiap tahap dari prosesperjalanan hidup yang dilaluinya, termasuk masa kuliah diAkademi Pertanian Ciawi. Meski mengambil jurusan sosekdan penyuluhan, dia ditempatkan di unit kerja pemuliaankedelai ketika diterima di LP3 (Lembaga Pusat PenelitianPertanian—sekarang Puslitbang Tanaman Pangan). “Sayanikmati saja, karena toh waktu di akademi nilai mata pelajaranpemuliaan saya 8,5,” ujarnya dengan nada meyakinkan.

Hari pertama bekerja di LP3, Pak Marno mulai menelisiklaporan hasil penelitian sejak jaman Belanda dan membuatcatatan tersendiri untuk dapat digunakan sewaktu-waktu.Bekerja bersama Ibu Rodiah yang kemudian berhasildisuntingnya, Pak Marno rajin membuat persilangan tanpaada yang menugaskan. Beberapa tahun kemudian, beliauberperan penting menyusun risalah sebagai persyaratandalam pelepasan varietas kedelai Orba yang persilangannyadibuat oleh Alm. Pak Sadikin Somaatmadja. Pak Marno danBu Rodiah mendapat penghargaan hadiah yang cukup besardari pemerintah atas pelepasan varietas ini. “Hadiah itu kamibelikan TV dan hadiah untuk Alm Pak Sadikin sebagaipenghasil utama, tentu saja lebih besar nilainya,” ujarnyasambil tersenyum. Hasil persilangan kedelainya sendiri yangkemudian diberi nama Wilis, membuat pak Marno lebihdikenal prestasinya sebagai pemulia handal. Varietas Orbadan Wilis masih populer di sebagian kalangan petani kedelaisampai saat ini. Makalah beliau tentang pewarisan genetiksifat tahan penyakit karat pada kedelai, dipresentasikan padaSimposium Internasional di Chiang May Thailand. Saat ituusianya baru 27 tahun dengan pangkat golongan IIb.

Kemampuan bahasa Inggris Pak Marno semakinmeningkat dengan adanya tenaga ahli dari USAID, Dr RusselFreed, yang diperbantukan di pemuliaan kedelai. Nilai TOEFLyang tinggi serta kegigihan mengirimkan lamaran ke berbagaiuniversitas di luar negeri, berhasil mengantarnya studi di IowaState University, USA. Di bawah bimbingan Prof. Walter R. Fehryang dikenal keras, Pak Marno berhasil meraih gelarmasternya dalam waktu dua tahun. Thesisnya diterima secarautuh untuk diterbitkan oleh redaksi majalah ilmiah CropScience yang sangat dikenal di kalangan peneliti internasional.

Page 7: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

7Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Di universitas yang sama, Pak Marno berhasil meraih gelarPhD di bidang pemuliaan, juga dalam waktu dua tahun danmakalah disertasinya pun diterbitkan di Crop Science.

Setelah pulang ke tanah air, Pak Marno langsung bekerjadi pemuliaan kedelai, dan berhasil meraih gelar APU dalamusia 42 tahun. Tiga tahun kemudian dia memperoleh gelarprofesor riset. Ketika menjabat Dirjen Hortikultura, beliau jugadipercaya sebagai Komisaris utama PTPN X Jawa Timur yangdijalaninya selama 5,5 tahun. Pria yang berhasil melepas 16varietas kedelai selama karirnya sebagai peneliti ini, sangatmenghargai buah lokal dan cenderung tak mau menyentuhbuah impor bila disajikan di depannya. “Harusnya hotel-hotelkita menyajikan buah lokal yang begitu banyak ragamnyaseperti manggis, salak, mangga, dan duku. Bukan apel dananggur” ujarnya dengan nada agak kesal. Beliau termasukaktif menjalin kerjasama penelitian internasional. Kerja samaitu antara lain dijalin dengan ICRISAT di India; IRRI di Filipina;AVRDC di Taiwan; dan ACIAR di Australia. Dia juga pernahditugaskan sebagai Ketua TCDC/Technical Cooperation

among Developing Countries pada FAO Bangkok (tahun 1983-1988/89) sebagai ketua sub program legumes research.

Terlepas dari kelugasannya dalam berbicara dan bersikap,jauh di lubuk hatinya tersimpan rasa kasih dan simpati atassesama. Pria yang sampai usia senjanya hampir tak pernahterlihat menggunakan komputer atau laptop ini, tak pernahberpikir panjang merogoh kantongnya untuk menyumbangkepada sesama yang membutuhkan. Dia sangat setiamendampingi sang istri, baik ketika sehat maupun sakit. Saatalm. istrinya sakit, Pak Marno dengan sabar dan telaten terusmenemaninya dalam mencari berbagai alternatif pengobatansampai ke pelosok daerah dan rumah sakit. Kesetiaan ituditunjukkan dengan tetap hidup sendiri sampai saat ini meskisang istri telah berpulang beberapa tahun lalu. “Mungkinorang tak percaya bahwa kami tak pernah bertengkar sejakmenikah sampai ajal menjemputnya,” ujar pria ini denganterbata-bata dan mata berlinang. Seorang senior yang merasaagak dekat mengenalnya berujar,”Pak Marno termasuk orangyang cermat dan mudah tersentuh. Saya pernah dipinjamibuku dan ditawari kalau mau baca Reader’s Digest yang masihdikoleksinya sejak beberapa dekade lalu.” Setelah berdiamdiri sejenak, dia melanjutkan,”Saya agak kaget ketikahangatnya pemberitaan tentang Putri Diana, Pak Marno bilangdia sampai meneteskan air mata. Dia menatap saya seakanberusaha meyakinkan bahwa dia betul-betul terharu karenatragisnya kematian yang menimpa sang putri,” ujar senior inidengan wajah serius.

Setelah pensiun pada akhir tahun 2011, Pak Marnobersama rekan peneliti lainnya menerbitkan buku yangdicetak oleh Balitbangtan, antara lain, Penyediaan TeknologiAdaptif bagi Petani (2013), Manajemen Penelitian Pertanian(2016), Perencanaan Penelitian dan Rancangan Percobaan(2017). Sejak pensiun sampai saat ini, ayah dua putra dandua putri serta kakek lima orang cucu ini masih tetap rajinsetiap hari ke kantor yang difasilitasi oleh Puslitbang TanamanPangan. Tampaknya beliau telah menerapkan saran MahatirMohammad: Tetap aktif berpikir dan terus bergerak agar takcepat pikun. Karena itu beliau tetap menjalin hubungandengan kolega dan teman yang pernah sekantor, baik melaluiWA, telpon, maupun rekreasi bersama. Beliau juga seakaningin menerapkan kata “ikhlas” dalam arti yang sesungguh-nya disertai harapan semoga apa yang dia kerjakanbermanfaat bagi orang lain, terutama peneliti, penyuluh,petani dan pembuat kebijakan. (MS/HMT/RH)

Prof (R) Dr Sumarno

Page 8: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

8 Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Kedelai yang merupakan sumberprotein yang relatif murah,sudah merupakan menu utama

bagi sebagian penduduk dalam bentuktempe dan tahu. Meski tidak merupa-kan tanaman asli tropis, komoditas inidapat beradaptasi dengan baik diberbagai daerah di Indonesia. Sayang-nya, produksi kedelai dalam negerihingga saat ini baru mampu memenuhi35-40% kebutuhan yang terus me-ningkat, sehingga kekurangannyaditutupi dari impor.

Pengembangan kedelai dihadapkankepada masalah yang beragam. Selaintidak memberikan insentif yang layakbagi petani, usahatani kedelai jugamendapatkan tantangan dari berbagaiaspek, termasuk hama yang terusberkembang. Hama utama kedelaiterutama penggerek batang tidakmudah dikendalikan dengan hanyamengandalkan satu komponen pe-ngendalian karena jenis dan sifat hamaserta stadia dan waktu menyerang yangtidak bersamaan. Hama utama lainnyadari tanaman kedelai adalah kutu kebul,pemakan daun. pengisap, penggerek,serta pemakan polong dan biji.

Badan Litbang Pertanian melaluiBalai Penelitian Tanaman Aneka Kacangdan Umbi telah merakit teknologipengendalian hama utama kedelaidengan mengintegrasikan komponenberikut:

VIRGRA, dan BeBas yang dapat diguna-kan untuk mengendalikan hama utamakedelai. Aplikasi biopestisida denganbahan aktif SBM mempengaruhi dayamakan, pertumbuhan, reproduksi,proses ganti kulit, perkawinan dankomunikasi seksual, daya tetas telur, danpembentukan kitin hama kedelai.

VIRGRA yang mengandung Sl-NPVbekerja setelah partikel virus tertelanbersama bagian tanaman yang di-makan hama. Partikel virus di usustengah mereplikasi dengan cepathingga memenuhi tubuh hama.Polihedral diproduksi dalam sel dansecara perlahan hama akan mengalamikematian. Hama yang terinfeksi akanhancur dan polihedral yang terbentukdilepaskan ke alam dan siap meng-infeksi hama lain dari spesies yang sama.

Bahan aktif Be-Bas berupa konidiacendawan berkecambah pada tubuhserangga dan menggunakan darahserangga sebagai sumber makanan.Serangga yang terinfeksi akan mati 47hari setelah aplikasi yang berbentukseperti mumi berwarna putih. Telurserangga yang terkoloni tidak menetas.

Hama utama kedelai yang dapatdikendalikan dengan kombinasivarietas toleran, perlakuan benih, danbiopestisida SBM, VIRGRA dan Be-Basadalah:

Teknologi Pengendalian Ramah LingkunganHama Utama Kedelai

Hama merupakan masalah utama dalam produksi kedelai dan petani umumnya sangatmengandalkan pestisida untuk mengatasinya. Kini telah tersedia teknologi pengendalian ramahlingkungan hama utama kedelai dengan mengintegrasikan varietas tahan, perlakuan benih, danbiopestisida. Aplikasi paket teknologi ini mampu menekan hama utama kedelai dan memberi hasilpanen yang setara dengan penggunaan pestisida.

Varietas toleran

Beberapa varietas unggul kedelai telahdiuji ketahanannya terhadap hamapenggerek batang. Dari 12 varietasunggul kedelai yang diuji, Dena-1terindikasi toleran dengan tingkatserangan dan kehilangan hasilterendah. Varietas Dena-1 juga agaktahan hingga tahan terhadap kutu kebuldibandingkan dengan varietas Anjas-moro (sangat peka), Dega-1 (pekahingga agak tahan), Gema (agak tahan),dan Devon-1 (peka hingga agak tahan).

Perlakuan benih

Varietas toleran yang dikombinasikandengan perlakuan benih (seedtreatment) menggunakan insektisidaberbahan aktif tiametoksam dosis 3 ml/kg benih dapat mengurangi seranganpenggerek batang kedelai. Tiame-toksam juga dapat menekan seranganhama lalat bibit (Ophiomyia phaseoli).Cara aplikasinya adalah mencampur-kan setiap 1 kg benih dengan 3 mltiametoksam secara merata sebelumtanam.

Biopestisida

Badan Litbang Pertanian melaluiBalitkabi telah menghasilkan formulabiopestisida dengan bahan aktif SBM,

Page 9: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

9Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Aplikasi kombinasi komponen pengendalian hama kedelai.

1. Penggerek batang kedelai. Varietastoleran yang dikombinasikandengan perlakuan benih meng-gunakan tiametoksam menurun-kan intensitas serangan penggerekbatang sebesar 42% dan 33% padaumur 28 HST dan 35 HST dibanding-kan dengan perlakuan pestisidakimia.

2. Kutu kebul. Aplikasi biopestisidaSBM mampu menekan separuhpopulasi kutu kebul. Populasi kutukebul yang tertangkap perangkapkuning (yellow trap) pada per-lakuan kombinasi pengendalian(18 ekor) lebih rendah dibanding-kan dengan pengendalian pestisidakimia (38 ekor) pada umur 40 HST.

Apabila kutu kebul membawavektor virus, maka risiko penularanvirus di lahan berkurang dengantertekannya populasi vektor.

3. Hama pemakan daun. Ulat grayakmemakan daun kedelai pada ber-bagai fase pertumbuhan. Peng-amatan intensitas serangan (IS) ulatgrayak hingga tanaman berumur 50HST menunjukkan pengendaliandengan cara kombinasi varietastoleran, perlakuan benih, dan bio-pestisida dapat menekan seranganulat (IS = 4%), setara denganpengendalian pestisida kimia (IS =3%). Akan tetapi, intensitas seranganhama penggulung daun denganperlakuan kombinasi lebih tinggi (IS

= 1,8%) dibandingkan denganpengendalian pestisida kimia (IS =0,4%).

4. Hama pengisap, penggerek, sertapemakan polong dan biji. Aplikasibiopestisida pada perlakuan kom-binasi menurunkan intensitasserangan hama penghisap, peng-gerek, dan pemakan polong.

Hasil biji kedelai yang diperoleh daripetak perlakuan pengendalian kom-binasi mencapai 2,2 t/ha, setara denganpetak perlakuan aplikasi biopestisidaterjadwal (2,2 t/ha), dan relatif lebihrendah dibanding perlakuan pengen-dalian dengan pestisida kimia (2,4 t/ha).(HMT/MS/RH)

Page 10: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

10 Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Sampai saat ini, lahan sawah tadahhujan belum dimanfaatkan secaraoptimal. Berbagai penelitian

menunjukkan bahwa produktivitas padipada ekosistem ini masih dapat diting-katkan melalui penerapan teknologiyang tepat.

Hasil penelitian menunjukkanfaktor utama yang menentukan ke-berhasilkan pemanfaatan lahan sawahtadah hujan untuk budi daya padiadalah penyediaan dan pengelolaan airbagi tanaman. Oleh karena itu, dalamupaya peningkatan produktivitas lahan,pemerintah telah mengeluarkan Inpres

Pengembangan Paket TeknologiBudi Daya Padi “Tepat-Sae Isabela”

Penerapan paket teknologi budi daya padi produksi tinggi spesifik agroekosistem (Tepat-Sae)dan teknologi intensifikasi benih sebar langsung (Isabela) meningkatkan hasil gabah dari 5,1 t/hamenjadi 7,2 t/ha GKG pada lahan sawah tadah hujan di Kecamatan Takkalalla, Kabupaten Wajo,Sulawesi Selatan.

Nomor 1 Tahun 2018 tentang Per-cepatan Penyediaan Embung Kecil danBangunan Penampung Air Lainnya diDesa.

Selain penyediaan air untuk peng-airan tanaman, keberhasilan peman-faatan lahan sawah tadah hujan untukpengembangan tanaman padi jugaterletak pada teknologi budi daya yangdigunakan. Badan Litbang Pertaniantelah merakit paket teknologi budi dayapadi produksi tinggi spesifik agro-ekosistem (Tepat-Sae) dan teknologiintensifikasi benih sebar langsung(Isabela) pada lahan sawah tadah

hujan. Paket teknologi budi daya padiini dikembangkan pada lahan seluas 56hektar di Kecamatan Takkalalla,Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.Varietas unggul padi spesifik lokasi yangdiintroduksikan adalah Inpari-7Lanrang, Inpari-38 Tadah Hujan Agritan,Inpari-39 Tadah Hujan Agritan, Inpari-37 Lanrang, Inpari-41 Tadah HujanAgritan, Inpari-42 Agritan GSR, danInpari-43 Agritan GSR. Hasil varietasInpari-42 Agritan GSR mencapai 7,2 t/ha GKG, lebih tinggi daripada rata-ratahasil padi pada lahan sawah tadahhujan di daerah setempat yang barumenyentuh angka 5,1 t/ha. (RH/HMT)

Budi daya padi pada lahan sawah tadah hujan dengan teknologi Tepat-Sae Isabela memberi hasil 7,2 t/ha.

Page 11: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

11Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

IRRI: Indonesia Butuh Beras 38% lebihBanyak dalam 25 Tahun MendatangDibandingkan dengan beberapa Negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, konsumsiberas per kapita Indonesia jauh lebih tinggi. Oleh karena itu program diversifikasi panganperlu tetap digalakkan sehingga ketergantungan pada beras sebagai pangan pokok bisadikurangi. Apabila hal ini terus dibiarkan, dalam 25 tahun mendatang, Indonesia membutuhkanberas 38% lebih banyak yang berarti tingkat hasil 5,1 t/ha harus ditingkatkan menjadi 6,0 t/ha.

Direktur Jendral IRRI, Dr. MatthewMorell, menyampaikan angka diatas dalam acara peresmian

kantor perwakilan IRRI-Indonesia yangbaru, di bagian selatan kantor Puslit-bangtan. Sebelumnya, kantor IRRI-Indonesia terletak di bangunan sayapbagian utara Puslitbangtan. KehadiranDirjen IRRI dan Kepala Badan LitbangPertanian, Dr Fadjri Djufri dalam acaratersebut, mengawali lokakarya“Indonesian National Consultation forRice Genetic Solutions for ClimateResilience and Value Addition in ASEANInitiative” yang diselenggarakan dikantor tersebut.

Dr. Morell mengungkapkan, dalambeberapa tahun terakhir, berbagaitantangan bermunculan, termasuk me-nurunnya sumber daya air, berkurang-nya ketersediaan tenaga kerja, sertaperubahan pola penggunaan lahan.Kondisi tersebut, selain pertumbuhanpopulasi dan dampak perubahan iklimtelah berpengaruh terhadap peranIndonesia dalam tata niaga beras dunia.

Di bagian lain, Ka Badan, menyata-kan bahwa Indonesia telah mengguna-kan bahan genetik padi yang dihasilkanoleh IRRI sebagai tetua untuk disilang-kan dengan bahan genetik domestikguna menghasilkan varietas unggul baru.Beliau juga menyinggung kerja samayang sudah berlangsung sejak lebih dari50 tahun yang lalu yang telah mem-berikan dampak positif bagi per padiannasional dan SDM peneliti Indonesia.

Selanjutnya Dr Fadjri menambah-kan “Kami telah membuka lahan baru,sekitar 250 ribu ha di Sumatera Selatan,250 ribu ha di Kalimantan Selatan, dan45 ribu ha di Sulawesi Selatan. Ke-berhasilan peningkatan produksi padinasional antara lain ditentukan oleh ke-tersediaan benih unggul yang sesuaidengan kondisi setempat.” Beliau jugamenekankan bahwa Badan LitbangPertanian bertekad untuk meningkat-kan produktivitas padi di lahan-lahansuboptimal tersebut dengan produk-tivitas yang mendekati lahan optimal.Kombinasi antara varietas ungguldengan teknologi lain yang sesuaidengan agro-ekosistem dan spesifiklokasi diyakini akan memudahkanpencapaian target tersebut.

Kerja sama Badan Litbang Pertaniandengan IRRI telah banyak menghasilkanvarietas unggul yang disukai masyarakatseperti varietas IR-64, Ciherang, danMekongga. Lebih dari 20 tahun, varietas-varietas ter-sebut berhasil meningkat-kan produksi padi nasional bahkanmengantarkan Indonesia mencapaiswasembada beras.

Peran Badan Litbang Pertaniandalam menghasilkan inovasi hinggadigunakan petani diakui oleh banyaklembaga internasional seperti IRRImaupun badan pangan dunia (FAO).Badan Litbang Pertanian juga dinilaiberhasil menyatukan peran peneliti danpenyuluh sehingga tidak ada ke-senjangan informasi terkait inovasipertanian sehingga memudahkanpetani mengadopsinya. (MS/HMT/RP)

Kepala Badan Litbang Pertanian, Dr Fadjy Djufry bersama DirectorGeneral IRRI, Dr Mathew Morell, meresmikan Kantor baru IRRI-Indonesia.

Page 12: Berita Puslitbangtan - Kementerian Pertanianpangan.litbang.pertanian.go.id/files/BP702019.pdf · dan diperkuat untuk memaksimal-kan pemanfaatan sumber daya dalam menghasilkan dan

12 Berita Puslitbangtan 70 • April 2019

Doktor Baru BB PadiDalam beberapa tahun terakhir banyak peneliti senior Balai BesarPenelitian Tanaman Padi (BB Padi) yang memasuki masa pensiun.Sebagai pengganti, sebelumnya ditugasbelajarkan beberapa penelitimuda ke program S3 di dalam dan luar negeri. Pada penghujungtahun 2018, dua di antara beberapa petugas belajar telahmenyandang gelar doktor. Keduanya diharapkan memperkuatpenelitian di BB Padi.

Estria Furry Pramudyawardani

Mengawali profesi sebagai peneliti di BBPadi pada tahun 2005 setelah me-ngantongi ijazah S1 pertanian dariUniversitas Pajajaran, wanita kelahiranBandung 25 November 1979 inimendapat kesempatan tugas belajarpada program S2 di Institut PertanianBogor (IPB) pada tahun 2008. Gelardoktor diperoleh dari kampus yangsama pada tahun 2018 dengandisertasi: QTL Mapping for Yield-RelatedTraits and Rice Quality in a Ciherang-Sub1 (Inpari-30) Backcross Population.

Sebagai pemulia tanaman, Estriabersama dengan seniornya di BB Paditelah merakit beberapa varietas unggulpadi sawah irigasi dan padi sawah tadahhujan, di antaranya dengan sifat tahanOPT utama, toleran cekaman abiotik,ultra genjah (< 90 hari) berdaya hasiltinggi, dan toleran suhu rendah padadataran tinggi.

Sebagai peneliti, mojang priangan inimenjadi pemakalah di beberapaseminar, lokakarya, dan simposiumpenelitian padi. Di antara beberapakarya tulis ilmiah yang dihasilkanbersama dengan peneliti lain, terutamadi BB Padi, terbit pada Plant Breedingand Biotechnology dan Jurnal PenelitianPertanian Tanaman Pangan.

Indria Wahyu Mulsanti

Wanita kelahiran Bogor 16 Juli 1980 inimengawali kariernya sebagai peneliti diBB Padi sejak 2008 setelah menye-lesaikan studi di IPB pada tahun 2003.Kesungguhan menekuni karier sebagaipeneliti telah mengantarkan dirinyamendapat kepercayaan untuk me-lanjutkan studi pada program S2 di IPBpada tahun 2009. Studi S3 diselesaikan

di Tokyo University of Agricultural andTechnology pada tahun 2018 dengandisertasi: Identification andcharacterization of the loci for the traitsassociated with lodging resistance inrice, using chromosome segmentsubstitution lines.

Selain peneliti di BB Padi, Indria jugapernah menjadi asisten dosen di IPBpada tahun 2002 untuk mata kuliahteknologi benih. Hingga saat ini lebihdari 30 pelatihan, seminar, lokakarya,dan simposium yang diikutinya didalam dan luar negeri. Putri bungsu darialm. Dr Sowardjo (peneliti LP Tanahyang kini BBSDLP) dan almh. Bu Sudariini memiliki pengalaman dalam pe-ngelolaan plasma nutfah dan produksibenih padi. Karya tulis ilmiah yang di-hasilkan bersama seniornya di BB Padi,terutama tentang perbenihan, terbitpada Buku Padi. (HMT/EH)