PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI UNTUK PENGGERAK …
Transcript of PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI UNTUK PENGGERAK …
LAPORAN PENELITIAN
TIM PENELITI
1. Ir. I Wayan Arta Wijaya, M.Erg., MT
2. Ir. Cokorde Gde Indra Partha, M.Erg
DIBIAYAI DARI HIBAH JURUSAN
DENGAN SURAT PERJANJIAN PELAKSANAAN PENELITIAN
NOMOR : 939/ON.14.1.31/PN/2013
TANGGAL:1 Mei 2013
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2013
PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI UNTUK
PENGGERAK POMPA AIR LISTRIK ARUS DC
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
1. Judul Penelitian : PEMANFAATAN ENERGI
MATAHARI UNTUK
PENGGERAK POMPA AIR
LISTRIK ARUS DC
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. I Wayan Arta Wijaya, M.Erg., MT
b. Jenis Kelamin : L/P
c. Pangkat/Golongan/NIP. : Pembina/ IVa/196603131993031001
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Fakultas/Jurusan / Program Studi : Fakultas Teknik/Jurusan Teknik
Elektro
f. Universitas : Universitas Udayana
g. Bidang Ilmu yang diteliti : Teknik Tenaga Listrik
3. Jumlah Tim Peneliti : 2 orang
4. Lokasi Penelitian : Jimbaran Badung
5. Bila penelitian ini merupakan peningkatan kerjasama kelembagaan, sebutkan.
a. Nama Instansi : ……………………………………
b. Alamat : ……………………………………
6. Jangka Waktu Penelitian : 12 bulan
7. Biaya yang Diperlukan : Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus
ribu rupiahdengan huruf)
Badung, 20 April 2013
Ketua Peneliti,
(Ir. I Wayan Arta Wijaya, M.Erg., MT))NIP. 196603131993031001
ii
ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan utama bagi setiap makluk hidup termasuk manusia. Namun
terkadang sumber mata air berada dibawah permukiman penduduk. Untuk mengangkat air ke
permukiman penduduk diperlukan energi listrik yang besar untuk menggerakkan pompa air.
Selain sumber energi listrik yang dibutuhkan sangat besar harga pompa air sangat mahal, di
perlukan pengembangan sumber energi alternatif. Sumber energi alternatif yang memiliki
potensi sangat besar di Indonesia adalah tenaga matahari. Tiap tahun matahari mengeluarkan
energi sebesar 745 ribu triliun kWh energi matahari sampai ke bumi.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka dalam tugas akhir ini, dibuatlah suatu
penelitian tentang rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan
sumber listrik tenaga surya untuk mengetahui debit air yang bisa diangkat selama sehari.
Pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber
listrik tenaga surya menggunakan 4 buah modul panel surya. Panel surya yang digunakan
berjenis Poly-crystalline atau multi-crystalline (Si). Berdasarkan penelitian yang dilakukan
selama 7 hari daya maksimum yang di hasilkan oleh panel surya sebesar 131.68 Watt. Pompa
DC mengangkat air dari pukul 11.00-15.00 saat cuaca cerah dengan daya listrik antara 54.23 -
76.32 Watt. Debit air yang bisa diangkat oleh pompa DC adalah sebanyak 8.478 liter/menit
dengan delivery head sejauh 300 Cm. Karena pompa DC dapat bekerja secara maksimal selama
5 jam maka dalam sehari air yang bisa diangkat sebanyak 2543.4 liter.
Kata Kunci : Panel surya, Pompa DC, Debit air
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL .................................................................................... i
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN .............................................. ii
ABSTRAK ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................... . iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 2
2.1 Pengertian Pompa ................................................................................................ 2
2.2 Potensi Matahari ................................................................................................ 6
2.3 Photovoltaic ................................................................................................. 6
2.4 Regulator Tegangan .......................................................................…......... 9
2.5 Mikrokontroler ATmega8535 ........................................................................ 10
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT ....................................................................... 12
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................ 13
4.1 Tempat Dan Waktu Penelitian ........................................................................ 13
4.2 Data ............................................................................................................ 13
4.2.1 Sumber Data ................................................................................................. 13
4.2.2 Jenis Data ................................................................................................. 13
4.2.3 Analisa Data ................................................................................................. 13
4.4 Langkah Langkap Penelitian ……………….................................................. 14
4.5 Bahan ............................................................................................................. 15
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 16
5.1 Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan
Motor DC Dengan Sumber Listrik Tenaga ................................................. 16
5.2 Pengujian Dan Pembahasan Rancang Bangun Sistem
Pengangkatan Air Menggunakan Motor DC Dengan Sumber
Listrik Tenaga ...................................................................................... 19
iv
5.3 Analisa Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air
Menggunakan Motor DC Dengan Sumber Listrik Tenaga …………........ 46
BAB VI PENUTUP ................................................................................................. 48
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 49
6.2 Saran ............................................................................................................ 49
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 50
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sumber energi alternatif yang memiliki potensi yang sangat besar di tanah air
adalah energi surya / tenaga matahari. Tiap tahun matahari mengeluarkan energi sebesar 745 ribu
triliun kWh energi matahari sampai ke bumi. Didukung oleh letak geografis Indonesia pada
daerah khatulistiwa yang sangat potensial, yang mengakibatkan intensitas radiasi matahari yang
bisa dimanfaatkan cukup merata sepanjang tahun. Berdasarkan data penyinaran yang dihimpun
dari 18 lokasi di Indonesia, sumber energi surya di Indonesia memiliki intensitas rata-rata sekitar
4.8 kWh/m2/hari dan provinsi Bali memiliki intensitas rata-rata sebesar 5.263 kWh/m2/hari
(http://bugiskha.wordpress.com.2011). Hal ini sangat mungkin memanfaatkan energi matahari
sebagai energi alternatif yang dapat digunakan bagi kehidupan manusia. Keunggulan energi
matahari adalah bebas dari polusi, tersedia hampir dimana-mana dan terus menerus sepanjang
tahun. Adapun salah satu pemanfaatan energi matahari adalah sebagai pembangkit listrik untuk
penggerak pompa air.
Berdasarkan permasalahan yang muncul di masyarakat, dibuatlah suatu penelitian tentang
rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga
surya untuk mengetahui debit air yang bisa diangkat selama sehari.. Solar cell yang digunakan
dalam penelitian ini, adalah berjenis Poly-crystalline atau multi-crystalline (Si).. Karena
keluaran dari solar cell tidak stabil (konstan) regulator penyetabil tegangan agar motor DC
mendapatkan tegangan yang konstan sehingga motor DC berkerja secara optimal. Bila pompa
DC berkerja terus menerus tanpa ada air yang diangkat, maka pompa DC akan cepat mengalami
kerusakan. Sehingga di tambahkan sistem kontrol pada pompa DC yang berupa water level
control (WLC). Water level control (WLC) berfungsi untuk mengontrol ketinggian air, apabila
ketinggian air tidak memenuhi syarat maka pompa DC tidak akan bekerja (Stand by). Hal ini
berguna untuk meningkatkan masa kerja (Life time) dari pompa DC tersebut. 1.2
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dibuat suatu rumusan masalah yaitu
bagaimana caranya memanfaatkan energi matahari untuk menggerakan pompa air listrik arus
DC?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengalirkan, memindahkan dan
mensirkulasikan zat cair incompressible dengan cara menaikan tekanan dan kecepatan dari suatu
tempat ke tempat lain, atau dengan kata lain pompa adalah alat yang merubah energi mekanik
dari suatu alat penggerak (driver) menjadi energi potensial yang berupa head, sehingga zat cair
tersebut memiliki tekanan sesuai dengan head yang dimilikinya (Sularso. 2004).
Perpindahan zat cair secara mendatar, tegak lurus atau arah campuran keduanya. Pada
perpindahan zat cair yang tegak lurus harus dapat mengatasi hambatan-hambatan, seperti yang
terdapat pada pemindahan zat cair arah mandatar, yaitu adanya hambatan gesekan. Hambatan
gesekan ini akan mempengaruhi kecepatan aliran dan adanya perbedaan head antara sisi isap
(suction) dengan sisi tekan (discharge). Keluaran pompa berupa daya hidrolik (Hp) dan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Daya hidrolik Hp = Q x (hd - hs) x x g / 1000
Dimana:
Q = Debit aliran (m3/detik )
hd = Head pembuangan (dalam m)
hs = Head penghisapan (dalam m)
= Massa zat cair persatuan volume (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/detik2)
2.1.1 Pompa Berdasarkan Letak Penempatannya.
Berdasarkan letak penempatan pompa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
a. Pompa Turbin Vertikal (Vertical Turbine Pump)
Pompa turbin vertikal adalah pompa yang motor penggeraknya terletak pada bagian
diatas sumur. Pompa dihubungkan satu sama lain oleh pipa tegak yang sekaligus
melindungi poros pompa dan sekaligus sebagai pipa tekan fluida keluar.
b. Pompa Benam (Submersible Pump)
3
Pompa submerible merupakan pompa sentrifugal yang melekat ke motor listrik dan
beroperasi terendam dalam air. Motor listrik dipasang satu poros dengan impeller. Kapasitas
pompa ditentukan oleh lebarnya baling-baling impeller dan tekanan ditentukan oleh jumlah
impeller.
Pompa sentrifugal sendiri prinsip kerjanya mengubah energi kenetis (Kecepatan) cairan
menjadi energi potensial (Dinamis) melalui suatu impeller yang berputar dalam casing. Jenis
pompa submersible mempunyai tinggi minimal air yang dapat dipompa sehingga pompa tetap
terjaga untuk terbenam dan harus dipenuhi ketika bekerja agar life time pompa tersebut lama.
Pompa submersible dapat dilihat pada gambar 1 dibwah ini. (http://www.sandaipump.com.2011).
Gambar 1 Submersible Pump (Sumber http://www.swimfix.co.uk)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang cara pengoperasian pompa submersible
sebagai berikut:
1. Pompa tidak boleh diletakkan pada kedalaman lebih dari 2 meter.
2. Suhu air yang dipompakan tidak boleh lebih dari 400C.
3. Arah rotasi pompa harus benar sebab jika tidak, akan berakibat pada kapasitas pompa
yang akan berkurang dan motor akan kelebihan beban.
4. Gunakan handel pengangkat untuk mengangkat pompa dan jangan sekali-kali
mengangkat dengan menggunakan selang atau kabel powernya.
5. Apabila pompa telah bekerja pada air yang telah terkontaminasi biarkan pompa bekerja
untuk periode yang singkat di air bersih atau siram dengan air yang bersih pada seluruh
sambungan tempat pembuangan. Sebab apabila tertinggal pada pompa adalah tanah
liat, semen, dan lainya yang sejenis jika sudah kering akan berakibat pompa tidak dapat
bekerja.
4
6. Apabila pompa akan tetap dipakai untuk jangka waktu tertentu simpanlah pada gudang
yang kering.
2.1.2 Pompa Menurut Motor Penggerak
Motor listrik merupakan perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk memutar impeller pompa, fan atau
blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan,dll. Pada gambar 2 dibawah ini akan
dijelaskan pompa berdasarkan jenis motor penggerak pompa (http://shatomedia.com.2009).
Gambar 2 Bagan Jenis Pompa Berdasarkan Penggeraknya
Berdasarkan sumber energi penggeraknya motor listrik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
2.1.2.1 Motor AC
Motor arus bolak-balik (AC) menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya secara
teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik memiliki dua buah bagian dasar listrik: "stator"
dan "rotor". Stator merupakan komponen listrik statis. Rotor merupakan komponen listrik
berputar untuk memutar as motor. Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat dilengkapi
dengan penggerak frekwensi variabel untuk meningkatkan kendali kecepatan sekaligus
menurunkan dayanya. (http://shatomedia.com.2009)
2.1.2.2 Motor DC
Motor arus searah, menggunakan arus langsung yang tidak langsung (direct-
unidirectional). Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan medan
untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor DC disebut stator (bagian
yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika terjadi
5
putaran pada kumparan jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tegangan (GGL)
yang berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan bolak-
balik. Gambar motor DC dapat dilihat pada gambar 3 dibawah ini.
Gambar 3. Motor D.C Sederhana
Dari gambar 3 dapat dijelaskan sebagai berikut, catu tegangan DC dari baterai (sumber
DC) menuju ke lilitan melalui sikat yang menyentuh komutator, dua segmen yang terhubung
dengan dua ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut angker dinamo.
Angker dinamo adalah sebutan untuk komponen yang berputar di antara medan magnet.
Hubungan antara kecepatan, flux medan dan tegangan dinamo ditunjukkan dalam
persamaan berikut:
E = KΦN
T = KΦIa
Dimana:
E = Gaya elektromagnetik yang dikembangkan pada terminal dinamo (Volt)
Φ = Flux medan yang berbanding lurus dengan arus medan
N = Kecepatan dalam RPM (putaran per menit)
T = Torque elektromagnetik
Ia = Arus dinamo
K = Konstanta persamaan
6
2.2 Potensi Matahari
Indonesia merupakan daerah sekitar katulistiwa dan daerah tropis dengan luas daratan
hampir 2 juta Km2 , dikaruniai penyinaran matahari lebih dari 6 jam sehari atau 2.400 jam dalam
setahun. Pada keadaan cuaca cerah permukaan bumi menerima sekitar 1000Wh/m2 (Damastuti,
2011).
Pemanfaatan energi surya sebagai sumber energi listrik di Indonesia ditargetkan akan
mencapai 25 MW pada tahun 2020. Selain untuk memenuhi listrik pedesaan, energi surya
diharapkan juga mampu berperan sebagai salah satu sumber energi alternatif di wilayah
perkotaan,yang dimanfaatkan untuk lampu penerangan jalan, penyediaan listrik untuk rumah
peribadahan, sarana umum, sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, Puskesmas,
Posyandu, dan Rumah Bersalin, Kantor Pelayanan Umum Pemerintah, hingga untuk pompa air
(solar power supply for waterpump) yang digunakan untuk pengairan irigasi atau sumber air
bersih (Http: //www.isdm.go.id.2009)
Adapun beberapa keuntungan menggunakan energi matahari di Indonesia, antara lain
(Damastuti, 2011):
a. Sumber energi tersedia sepanjang tahun dan gratis.
b. Bebas polusi udara
c. Tidak bising.
d. Tidak memerlukan sistem transmisi yang rumit.
e. Tidak menyebabkan efek pemanasan global.
f. Dapat ditempatkan di daerah terpencil.
g. Umur pakainya panjang, kurang lebih 20 tahun.
h. Aman
i. Perawatan sangat mudah dan hampir tanpa biaya.
2.3 Photovoltaic
Photovoltaic (PV) adalah suatu sistem atau cara langsung (direct) untuk mentransfer
radiasi matahari atau energi cahaya menjadi energi listrik. Sistem photovoltaic bekerja dengan
prinsip efek photovoltaic . Efek photovoltaic adalah fenomena dimana suatu sel photovoltaic
dapat menyerap energi cahaya dan merubahnya menjadi energi listrik. Efek photovoltaic
7
didefinisikan sebagai suatu fenomena munculnya voltase listrik akibat kontak dua elektroda yang
dihubungkan dengan sistem padatan atau cairan saat diexpose di bawah energi cahaya. Energi
solar atau radiasi cahaya terdiri dari biasan foton-foton yang memiliki tingkat energi yang
berbeda-beda. Perbedaan tingkat energi dari foton cahaya inilah yang akan menentukan panjang
gelombang dari spektrum cahaya. Foton yang terserap oleh sel PV inilah yang akan memicu
timbulnya energi listrik.
Ilustrasi mekanisme sel PV secara sederhana ditunjukkan pada gambar 4 berikut ini:
Gambar 4. Skema Sederhana Sistem Sel PV.
2.3.1 Energi Listrik Dari Photovoltaic
Gambar 5 menunjukkan karakteristik I-V pada sel surya. Catat bahwa besar arus pada sel
tergantung pada intensitas penyinaran sel surya. Pada kondisi ideal, persamaan karakteristik I-V
sel surya adalah (Messenger, 2004) :
Dimana, adalah arus pada sel surya akibat photon, q = 1.6 x 10-19 coul, k = 1.38 x 10-23
J/K (konstanta Boltzman), dan T adalah temperatur sel. Sedangkan karakteristik I-V dari riil sel
surya hanya berbeda sedikit dari kondisi ideal ini. Gambar karakteristik i-v dari riil dan ideal sel
surya pada level penyinaran tertentu dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini;
8
Gambar 5 Karakteristik I-V Dari Riil Dan Ideal Sel Surya Pada Level Penyinaran Tertentu
2.3.2 Efisiensi Photovoltaic
Dalam menilai suatu PV bekerja dengan baik atau tidak, serta menentukan kualitasnya
adalah tergantung pada efisiensi yang dihasilkan oleh PV tersebut. Apabila PV memiliki efisiensi
yang baik, maka daya yang dihasilkan akan maksimal dan rugi-rugi akan semakin kecil. PV
dengan efisiensi yang tinggi dan rugi-rugi yang kecil inilah yang bisa dikatakan PV yang baik.
Efisiensi PV dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain insolasi matahari (I), luas kolektor PV
(Ac) dan daya kolektor yang dimiliki PV. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
cP IA
IV max)(
Dimana:
ηP : Efisiensi PV
(IV)max : Daya kolektor maksimum (W)
I : Insolasi matahari (W/m2)
Ac : Luas kolektor PV (m2)
Untuk memperoleh keluaran tegangan yang cukup, sel surya dirangkai seri untuk
membentuk Photovoltaic modul. Karena sistem Photovoltaic biasanya dioperasikan pada
tegangan 12 volt atau 24 volt, maka modul umumnya dirancang untuk operasi optimal pada
sistem ini. Menghubungkan sel surya secara paralel mempunyai tujuan agar tegangan modul
(Vm) sesuai dengan tegangan sistem atau tegangan baterai. Berikut merupakan gambar dari
photovoltaic (PV)
9
Gambar 6 Diagram Hubungan Sel Surya, Modul, Panel, Dan Array (Strong, 1987)
Hubungan sel-sel surya dalam modul dapat dilakukan secara seri untuk mendapatkan varian
tegangan, dan secara paralel untuk mendapatkan varian arus.
Hubungan modul-modul PV pada array juga dapat dihubungkan secara seri dan paralel.
Gambar 7 Diagram Rangkaian Modul PV Dalam Array (Strong, 1987)
2.4 Regulator Tegangan IC
Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated circuit)
mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umumnya menghasilkan
penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti pengontrol, sampling, komparator,
referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskret, sekarang semuanya
dirangkai dan dikemas dalam IC. Ada beberapa jenis IC yang menghasilkan tegangan keluaran
tetap baik positif maupun negatif, ada pula yang menghasilkan tegangan keluaran yang bisa
diatur. IC regulator tegangan tipe LM78xx (series) menghasilkan tegangan tetap positif,
sedangkan tipe LM79xx (series) menghasilkan tegangan tetap negatif.
10
Gambar 8 IC Regulator Tipe LM7812
2.5 Mikrokontroler ATmega8535
Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor
sebagai otak komputer. Namun mikrokontroler memiliki nilai tambah karena didalamnya sudah
terdapat memori dan sistem input/output dalam suatu kemasan IC. Mikrokontroler AVR (Alf and
Vegard’s RISC processor) standar memiliki arsitektur 8-bit, dimana semua instruksi dikemas
dalam kode 16- bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. Berbeda
dengan instruksi MCS-51 yang membutuhkan 12 siklus clock karena memiliki arsitektur CISC
(seperti komputer). Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR berbeda dengan
mikrokontroler seri MCS-51. AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computer),
sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex Instruction Set Computer). Mikrokontroler
AVR dapat dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx,
Keluarga ATmega, dan AT89RFxx.(http://swadexi.blogspot.com.2011)
ATmega8535 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah berbasis arsitektur RISC.
Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock, ATmega8535 mempunyai throughput
mendekati 1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATmega8535 dapat bekerja dengan kecepatan
tinggi walaupun dengan penggunaan daya rendah. Beberapa tahun terakhir, mikrokontroler
sangat banyak digunakan terutama dalam pengontrolan robot. Seiring perkembangan elektronika,
mikrokontroler dibuat semakin kompak dengan bahasa pemrograman yang juga ikut berubah.
Salah satunya adalah mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) ATmega8535 yang
menggunakan teknologi RISC (Reduce Instruction Set Computing) dimana program berjalan
lebih cepat karena hanya membutuhkan satu siklus clock untuk mengeksekusi satu instruksi
program. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas ATtiny,
keluarga AT90Sxx, keluarga ATmega, dan AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan
11
masing-masing kelas adalah memori, peripheral, dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi
yang digunakan, mereka bisa dikatakan hampir sama.
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup lengkap. Mikrokontroler
AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal, EEPROM internal, Timer/Counter,
PWM, analog comparator, dll (M.Ary Heryanto, 2008). Sehingga dengan fasilitas yang lengkap
ini memungkinkan kita belajar mikrokontroler keluarga AVR dengan lebih mudah dan efisien,
serta dapat mengembangkan kreativitas penggunaan mikrokontroler ATmega8535. Fitur-fitur
yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan Read While Write.
7. Port antarmuka SPI
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
12. Dan lain-lainnya.
12
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui unjuk kerja pompa air listrik arus
DC bila digerakan dengan energi matahari serta untuk mengetahui debit air yang bisa diangkat
oleh pompa DC selama satu hari.
3.2 Manfaat Penelitian
Dari pembahasan penelitian ini diharapkan mendapat data ilmiah yang dapat digunakan
sebagai acuan dalam perencanaan pembuatan rancang bangun sistem pengangkatan air
menggunakan penggerak motor DC dengan sumber listrik tenaga surya.
13
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 . Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Penelitian dilakukan selama 6 bulan.
4.2 Data
4.2.1 . Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari datasheet komponen alat yang
digunakan dan studi literatur yang berkaitan dengan tema pembahasan. Data yang digunakan
berupa angka-angka hasil pengujian dan pengukuran pada hardware yang dibuat secara
langsung.
4.2.2. Jenis Data
Data yang digunakan dalam analisis penelitian ini adalah berupa data primer dan
sekunder. Data primer didapat dari hasil survey langsung di lapangan yang berupa hasil
pengukuran dari solar cell, hasil debit air yang dapat diangkat oleh pompa DC dan data yang
didapat dari pengukuran keluaran pada sensor tegangan, dan port mikrokontroler ATmega8535
yang digunakan. Sedangkan data sekunder yang didapatkan dari datasheet setiap komponen yang
digunakan.
4.3 Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskritif, dengan analisa perhitungan pada data yang
diperoleh dengan urutan sebagai berikut:
1. Menentukan jenis pompa DC berdasarkan debit air yang bisa diangkat sesuai dengan
kebutuhan yang di perlukan.
2. Menentukan pemasangan dan jumlah panel surya yang akan digunakan pada rancang
bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga
3. Pengukuran debit air yang bisa diangkat oleh pompa DC.
14
4. Daya total yang dibutuhkan pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan
motor DC dengan sumber listrik tenaga
4.4 Langkah Langkah Penelitian
Secara sistematik langkah-langkah penelitian dapat dilihat seperti gambar 3.1 berikut ini
:
Gambar 9 Alur Penelitian Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor DC Dengan
Sumber Listrik Tenaga Surya
15
4.5 Bahan
Dalam perancangan pembuatan rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan
motor DC dengan sumber listrik tenaga surya menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :
a. Pompa DC sebagai pengangkat air dari bak isap.
b. Mikrokontroler ATmega8535 sebagai pengolah data
c. Solar Sell sebagai sumber pembangkit energi listrik
d. Water Level Control (WLC) sebagai pengontrol ketinggian air
e. Regulator sebagai penstabil tegangan agar tegangan tetap konstan 12 volt.
f. Relay sebagai saklar otomatis pada pompa.
g. LCD sebagai penampil hasil dari pengukuran dan penanda pada Water Level
Control (WCL)
h. Komponen-komponen elektronika, kabel, PCB, timah, dan konektor.
16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor DC Dengan
Sumber Listrik Tenaga Surya
Dalam rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber
listrik tenaga surya. Daya listrik yang digunakan pada sistem perancangan tersebut bersumber
dari panel surya. Berikut merupakan diagram blok dari rancang bangun pompa air menggunakan
motor DC dengan sumber listrik tenaga surya dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ;
Gambar 4.1 Diagram Blok Hardware Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air
Menggunakan Motor DC Dengan Sumber Listrik Tenaga Surya
Pada gambar 4.1 dapat dijelaskan bahwa output dari panel surya dibebani dengan
regulator 12 Volt/10 Amp, 12 Volt/1.5 Amp, dan regulator 5 Volt/1.5 Amp. Regulator 12
Volt/10 Amp dibebani dengan pompa DC sedangkan regulator 12 Volt/1.5 Amp dibebani dengan
relay DC 12 volt yang nantinya digunakan sebagai driver relay pompa DC atau digunakan
sebagai saklar ON/OFF pada pompa DC. Regulator 5 Volt/1.5 Amp dibebani dengan sensor
tegangan, LCD dan sensor ultrasonik pada Water Level Control (WLC). Realisasi rancang
bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya
dilihat pada gambar 4.2 berikut;
17
Gambar 4.2 Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor DC Dengan Sumber Listrik
Tenaga Surya
Berdasarkan gambar 4.2 dapat dijelaskan bahwa input tegangan hanya bersumber dari
panel surya dan tidak ada sumber tegangan tambahan atau sumber cadangan lainnya. Output
tegangan dari panel surya masuk ke regulator 12 Volt, 5 Volt dan sensor tegangan pada
ATmega8535. Regulator 12 Volt terdiri dari dua sistem yaitu satu digunakan untuk supply
tegangan ke pompa DC dan yang satunya digunakan sebagai driver relay 12 Volt. Sedangkan
untuk regulator 5 Volt digunakan untuk supply tegangan ke mikrocontroller ATmega8535, LCD,
sensor ultrasonik dan sensor tegangan pada ATmega8535 yang nantinya ditampilkan pada LCD.
Sistem kerja pada sensor tegangan yaitu mengubah tegangan analog menjadi digital pada
ATmega8535 yang kemudian ditampilkan pada LCD. Sistem kerja pada ATmega8535 yaitu
mengolah data dari sensor tegangan, relay 12 Volt dan sensor ultrasonik, yang nantinya
ditampilkan pada LCD dengan menggunakan sistem 4 bit. Sedangkan untuk water level control
(WLC) menggunakan sensor ultrasonik sebagai penanda ketinggian air pada bak menampungan
dengan driver pompa menggunakan relay 12 Volt DC. Gambar komponen dari rancang bangun
18
sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya dapat
dilihat pada gambar 4.3 berikut;
Gambar 4.3 Masing-Masing Block Sistem Pada Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan
Motor DC Dengan Sumber Listrik Tenaga Surya
Keterangan gambar:
a. Input panel surya
b. Rangkain regulator 12 Volt beban Pompa
c. Rangkain regulator 12 Volt dan regulator 5 Volt
d. Rangkain sensor tegangan
e. Rangkain relay 12 Volt
f. Rangkain mikrocontroller ATmega8535
g. Rangkain LCD 2x16
h. Sensor ultrasonik
i. Pompa DC 12 Volt/5 Amp
c d f
geb
h
i
a
19
5.2 Pengujian Dan Pembahasan Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air
Menggunakan Motor DC Dengan Sumber Listrik Tenaga Surya
Pengujian dan pembahasan rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor
DC dengan sumber listrik tenaga surya dilakukan dengan menguji tiap bagian yang dibuat
meliputi:
1. Pengujian Rangkaian Panel Surya
2. Regulator 12 Volt
3. Regulator 5 Volt
4. LCD 16 x 2
5. Sensor Tegangan
6. Water Level Control (WLC)
5.2.1 Pengujian Dan Pembahasan Panel Surya
Panel surya merupakan suatu komponen yang digunakan untuk mengkonversi sinar
matahari menjadi energi listrik dengan cara melepaskan elektron bebas kedalam suatu atom.
Dalam penelitian ini panel surya merupakan sumber pembangkit listrik, yang nantinya digunakan
untuk mensupply tegangan ke rancang bangun pompa air menggunakan motor DC dengan
memakai mikrocontroller ATmega8535. Jenis panel surya yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu menggunakan material Poly-crystalline atau multi-crystalline (Si). Panel surya yang
digunakan berada di Laboratorium Work Shop Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Udayana. Rangkaian pengujian untuk tegangan dan arus panel surya dibebani dengan
tahanan 1 ohm dapat dilihat pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Rangkaian Pengukuran Tegangan Panel Surya Dengan Beban 1 Ohm
20
Pada gambar 4.4 dapat dijelaskan bahwa rangkaian yang digunakan pada panel surya
berupa rangkaian paralel dengan beban tahanan sebesar 1 Ohm. Dalam penelitian ini
menggunakan 4 buah modul panel surya, sehingga keluaran dari panel surya merupakan
tegangan dan arus full load. Rangkaian paralel digunakan karena untuk mendapatkan keluaran
arus yang lebih besar yang nantinya digunakan untuk arus starting pompa DC. Gambar diagram
blok pengukuran tegangan pada panel surya dapat dilihat pada gambar 4.5 berikut;
Gambar 4. 5 Diagram Blok Pengukuran Tegangan Panel Surya Dengan Beban 1 Ohm
Pada gambar 4.5 diagram blok pengukuran tegangan panel surya dengan beban tahanan 1
ohm dapat dijelaskan bahwa keluaran dari panel surya diukur dengan menggunakan alat ukur
tegangan yaitu Voltmeter. Untuk pengukuran arus pada keluaran panel surya dapat dilihat pada
gambar 4.6
Gambar 4. 6 Diagram Blok Pengukuran Arus Panel Surya Dengan Beban 1 Ohm
Pada gambar 4.6 diagram blok pengukuran arus panel surya dapat dijelaskan bahwa
keluaran dari panel surya dibebani dengan tahanan sebesar 1 ohm, arus yang didapatkan
merupakan arus full load (Ifl). Kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat ukur
Amperemeter, sesuai dengan gambar 4.6 diatas. Hasil pengukuran dari keluaran panel surya
dengan beban tahanan 1 Ohm dapat dilihat pada gambar 4.7 berikut;
21
(a) (b)
(c)
Gambar 4.7 Hasil Pengukuran Keluaran Panel Surya dengan Beban 1 Ohm
(a) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Panel Surya Tanpa Beban 1ohm
(b) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Panel Surya Dengan Beban 1ohm
(c) Foto Hasil Pengukuran Arus Panel Surya Dengan Beban 1ohm
Gambar 4.7 merupakan salah satu contoh hasil pengukuran keluaran dari panel surya
pada tabel 4.1. Gambar (a) merupakan hasil pengukuran tegangan panel surya tanpa beban (Vsc),
nilai tegangan yang dihasilkan sebesar 17.65 volt pada pukul 10.00. Gambar (b) merupakan
hasil pengukuran dari panel surya dengan beban tahanan sebesar 1 ohm (Vfl) yaitu dengan nilai
22
tegangan sebesar 9.00 Volt. Pada gambar (c) merupakan hasil pengukuran arus dengan beban 1
ohm pada pukul 10.00, nilai arus yang dihasilkan sebesar 8.79 Amp. Berdasarkan hasil
pengukuran tegangan dan arus pada panel surya maka dapat dihitung daya listrik yang dihasilkan
dari panel surya. Daya listrik merupakan hasil kali dari tegangan dan arus, rumus daya listrik
yaitu;
Contoh perhitungan daya listrik yang dihasilkan oleh panel surya dengan beban 1 ohm
yaitu;
= 9.00 x 8.79
= 79.11 Watt
Jadi daya listrik yang dapat dihasilkan oleh panel surya sesuai dengan perhitungan diatas
adalah sebesar 79.11 Watt. Hasil pengukuran dan perhitungan dari keluaran panel surya dengan
beban tahanan sebesar 1 Ohm dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Keluaran Dari Panel Surya Dengan Beban 1 Ohm
No Waktu
Teg Panel
Surya Tanpa
Beban (Vsc)
(Volt)
Teg Panel
Surya Beban
1 Ohm (Vfl)
(Volt)
Arus Panel
Surya Beban 1
Ohm (Ifl)
(Amp)
Daya Panel
Surya
(Watt)
Kondisi
Cuaca
1 07.00 16.30 2.03 1.83 3.71 Mendung
2 08.00 17.08 2.10 1.90 3.99 Mendung
3 09.00 17.26 8.13 7.24 58.86 Berawan
4 10.00 17.65 9.00 8.79 79.11 Berawan
5 11.00 17.81 10.90 9.81 106.92 Cerah
6 12.00 17.50 12.01 10.98 131.86 Cerah
7 13.00 17.40 11.45 10.13 115.98 Cerah
8 14.00 17.17 9.49 8.37 79.43 Cerah
9 15.00 17.39 8.03 7.89 63.35 Berawan
10 16.00 17.51 4.23 3.31 14.00 Berawan
11 17.00 17.17 1.76 1.50 2.64 Berawan
12 18.00 12.42 1.46 1.13 1.64 Mendung
Maks 17.81 12.01 10.98 131.8698
Min 12.42 1.46 1.13 1.6498
23
Jadi berdasarkan tabel 4.1 hasil pengukuran keluaran dari panel surya dengan beban 1 Ohm
diatas dapat dilihat tegangan maksimum dari panel surya sebesar 12.01 Volt pada pukul 12.00
dengan arus keluaran sebesar 10.98 Ampere dan tegangan minimum dari panel surya yaitu
sebesar 1.46 Volt dengan arus keluaran sebesar 1.13 Ampere pada pukul 18.00. Daya
maksimum dari panel surya yaitu sebesar 131.869 Watt pada pukul 12.00 dan daya minimum dari
panel surya yaitu sebesar 1.6498 Watt pada pukul 18.00. Berdasarkan hasil pengukuran panel
surya dengan beban 1 ohm, panel surya dapat bekerja secara efektif dari pukul 09.00 sampai
pukul 15.00. Pengujian dan pengukuran panel surya dengan beban 1 Ohm dilakukan selama 7
hari. Hasil rata-rata pengukuran dan perhitungan dari panel surya selama 7 hari dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut;
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Dari Panel Surya Dengan Beban 1 Ohm Selama 7 Hari.
Hari
Ke
Vfl Maks
Panel Surya
(Volt)
Vfl Min
Panel Surya
(Volt)
Ifl Maks
Panel Surya
(Amp)
Ifl Min
Panel Surya
(Amp)
Daya Maks
Panel Surya
(Watt)
Daya Min
Panel Surya
(Watt)
1 12.01 1.46 10.98 1.13 131.8698 1.6498
2 10.90 1.66 10.13 1.11 110.3157 2.4568
3 11.59 0.23 10.79 0.17 125.0561 0.0391
4 11.32 0.26 9.98 0.19 112.9736 0.0494
5 11.37 1.53 10.86 1.33 123.4782 2.142
6 11.04 1.46 9.42 1.32 102.3954 1.9272
7 11.55 1.72 10.86 0.59 125.433 1.0148
Berdasarkan tabel 4.2 hasil pengukuran keluaran dari panel surya diatas dapat dilihat
hasil keluaran tegangan menyesuaikan dengan kondisi cuaca pada saat dilakukan pengukuran
dan daya yang dihasilkannya mengikuti hasil pengukuran tegangan dan arus. Nialai maksimum
daya yang dikeluarkan dari panel surya adalah sebesar 131.8698 Watt pada hari pertama dengan
daya minimum sebesar 1.6498 Watt dan daya terendah selama 7 hari adalah sebesar 102.3954
Watt pada hari ke 6 dengan daya minimum sebesar 1.9272 Watt. Maka dapat diasumsikan bahwa
efisiensi dari panel surya masih bagus dan bisa bekerja dengan baik.
24
5.2.2 Pengujian dan Pembahasan Regulator 12 Volt Dengan Beban 1 Ohm
Regulator 12 volt merupakan komponen yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan
keluaran dari panel surya yang tidak konstan sesuai dengan catu daya yang diinginkan. Regulator
12 volt nantinya akan dibebani dengan pompa DC. Diagram blok pengujian regulator 12 volt
dapat dilihat pada gambar 4.8 berikut;
Gambar 4.8 Diagram Blok Pengukuran Tegangan Regulator 12volt Dengan Beban 1 Ohm
Pada gambar 4.8 diagram blok pengukuran tegangan regulator dapat dijelaskan bahwa
output dari panel surya dihubungkan ke input regulator 12 Volt. Pengukuran tegangan nantinya
dilakukan pada output regulator 12 Volt yang telah dibebani tahanan sebesar 1 Ohm dengan
menggunakan alat ukur yaitu Voltmeter. Diagram blok untuk pengukuran arus pada regulator 12
Volt yang dibebani tahanan sebesar 1 Ohm dapat dilihat pada gambar 4.9 berikut;
Gambar 4.9 Diagram Blok Pengukuran Arus Pada Regulator 12 Volt Degan Beban 1 Ohm.
Pada gambar 4.9 diagram blok pengukuran arus regulator 12 Volt dapat dijelaskan bahwa
keluaran dari regulator 12 Volt dibebani dengan tahanan sebesar 1 ohm, arus yang didapat
merupakan arus full load (Ifl). Pengukuran dilakukan pada keluaran regulator 12 Volt dengan
menggunakan alat ukur Amperemeter, sesuai dengan gambar diatas. Hasil pengukuran dari
keluaran regulator 12 Volt dapat dilihat pada gambar 4.10 berikut;
25
(a) (b)
(c)
Gambar 4.10 Hasil Pengukuran Regulator 12 Volt Dengan Beban 1 Ohm
(a) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Panel Surya Volt Tanpa Beban
(b) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Regulator 12 Volt Dengan Beban 1 Ohm
(c) Foto Hasil Pengukuran Arus Regulator 12 Volt Beban 1 Ohm
26
Pada gambar 4.10 dapat dilihat cara dan hasil pengukuran dari regulator 12 Volt dengan
beban tahanan sebesar 1 Ohm. Pada gambar (b) merupakan hasil pengukuran tegangan dari
regulator 12 Volt dengan nilai keluaran sebesar 11.73 Volt dan output dari panel surya dapat
dilihat pada gambar (a) dengan nilai sebesar 17.65 Volt pada pukul 10.00. Gambar (c)
merupakan hasil pengukuran arus dari regulator 12 Volt dengan arus keluaran sebesar 1.278
Amp. Daya listrik merupakan hasil kali dari tegangan dan arus. Contoh perhitungan daya listrik
yang dihasilkan oleh panel surya yaitu;
= 11.73 x 1.278
= 14.99 Watt
Jadi daya listrik yang dapat dihasilkan oleh regulator 12 Volt sesuai dengan perhitungan
diatas adalah sebesar 14.99 Watt. Hasil pengukuran dan perhitungan dari regulator 12 Volt
dengan beban 1 Ohm dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut;
Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Regulator 12 Volt Dengan Beban 1 Ohm
No Waktu
Teg Panel
Surya Tanpa
Beban (Vsc)
(Volt)
Teg Panel
Surya Beban
1 Ohm (Vfl)
(Volt)
Arus Panel
Surya
(Ifl)
(Amp)
Daya Panel
Surya
(Watt)
Teg
Regulator
12Volt (Vfl)
(Volt)
Arus
Regulator
12 Volt (Ifl)
(Amp)
Daya
Regulator
12 Volt
(Watt)
Kondisi
Cuaca
1 07.00 16.3 2.03 1.83 3.7149 11.73 1.278 14.9909 Mendung
2 08.00 17.08 2.10 1.9 3.99 11.73 1.278 14.9909 Mendung
3 09.00 17.26 8.13 7.24 58.8612 11.73 1.278 14.9909 Berawan
4 10.00 17.65 9.00 8.79 79.11 11.73 1.278 14.9909 Berawan
5 11.00 17.81 10.90 9.81 106.929 11.73 1.278 14.9909 Cerah
6 12.00 17.40 11.45 10.13 115.988 11.73 1.278 14.9909 Cerah
7 13.00 17.50 12.01 10.98 131.869 11.73 1.278 14.9909 Cerah
8 14.00 17.17 9.49 8.37 79.4313 11.73 1.278 14.9909 Cerah
9 15.00 17.39 8.03 7.89 63.3567 11.73 1.278 14.9909 Cerah
10 16.00 17.51 4.23 3.31 14.0013 11.73 1.278 14.9909 Cerah
11 17.00 17.17 1.76 1.5 2.64 11.73 1.278 14.9909 Berawan
12 18.00 12.42 1.46 1.13 1.6498 11.73 1.278 14.9909 Mendung
Maks 17.81 12.01 10.98 131.869 11.73 1.278 14.9909
Min 12.42 1.46 1.13 1.6498 11.73 1.278 14.9909
Jadi berdasarkan tabel 4.3 hasil pengukuran dan perhitungan pada regulator 12 Volt dapat dilihat
hasil pengkuran tegangan dan arus pada regulator 12 volt relatif stabil yaitu dengan nilai
27
tegangan besar 11.73 Volt dengan nilai arus sebesar 1.278 Ampere. Sedangkan untuk daya yang
dihasilkan dari regulator 12 Volt adalah sebesar 14.990 Watt. Terjadi drop tegangan sebesar 0.27
Volt pada keluaran regulator 12 Volt. Pengujian regulator 12 Volt dengan beban tahanan sebesar
1 Ohm dilakukan selama 7 hari. Hasil pengukuran dan perhitungan regulator 12 Volt dapat
dilihat pada tabel 4.4 berikut;
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Dari Regulator 12 Volt Dengan Beban 1 Ohm Selama 7 Hari.
Hari
Ke
Vfl Maks
Panel
Surya
(Volt)
Vfl Min
Panel
Surya
(Volt)
Ifl Maks
Panel
Surya
(Amp)
Ifl Min
Panel
Surya
(Amp)
Daya Maks
Panel
Surya
(Watt)
Daya Min
Panel
Surya
(Watt)
Teg
Regulator
12 Volt
(Volt)
Arus
Regulator
12 Volt
(Amp)
Daya
Regulator
12 Volt
(Watt)
1 12.01 1.46 10.98 1.13 131.869 1.6498 11.73 1.278 14.9909
2 10.9 1.66 10.13 1.11 110.315 2.4568 11.73 1.278 14.9909
3 11.59 0.23 10.79 0.17 125.056 0.0391 11.59 1.278 14.8120
4 11.32 0.26 9.98 0.19 112.973 0.0494 11.10 1.278 14.189
5 11.37 1.53 10.86 1.33 123.478 2.142 11.73 1.278 14.9909
6 11.04 1.46 9.42 1.32 102.395 1.9272 11.49 1.278 14.6884
7 11.55 1.72 10.86 0.59 125.433 1.0148 11.73 1.278 14.9909
Berdasarkan tabel 4.4 hasil pengukuran keluaran dari regulator 12 Volt beban 1 Ohm selama 7
hari relatif stabil. Apabila terjadi perubahan keluaran tegangan dari regulator 12 Volt itu
disebabkan karena adanya perubahan cuaca dari sehingga berpengaruh terhadap input dari
regulator itu sendiri. Sedangkan untuk hasil daya yang dihasilkan oleh regulator mengikuti nilai
tegangan dan arus yang di keluarkan oleh regulator tersebut. Tegangan keluaran dari regulator 12
Volt dengan beban tahanan 1 Ohm selama 7 hari mengalami perubahan nilai sedikit saja yaitu
pada hari ke 3, 4 dan 6. Dan juga perubahan nilai regulator 12 Volt dipengaruhi oleh kualitas
komponen yang tidak sama dengan data sheet pada komponen yang digunakan dan juga
dipengaruhi oleh faktor cuaca yang berubah-ubah.
5.2.1.1 Regulator 12 Volt Yang Dibebani Dengan Pompa DC
Pompa DC merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat air dengan penggerak
motor DC. Diagram blok pengujian pompa DC dapat dilihat pada gambar 4.11 berikut;
28
Gambar 4.11 Diagram Blok Regulator 12 Volt Yang Dibebani Dengan Pompa DC
Pada gambar 4.11 dapat dijelaskan bahwa output dari regulator 12 Volt dibebani dengan
pompa DC. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui konsumsi listrik yang dibutuhkan dari
pompa DC untuk dapat bekerja secara optimal. Alat ukur yang digunakan pada regulator 12 Volt
yang dibebani pompa DC adalah Multimeter. Pengukuran tegangan pada regulator 12 volt yang
dibebani dengan pompa DC dapat dilihat pada gambar 4.12 berikut ;
Gambar 4.12 Diagram Blok Pengukuran Tegangan Pada Regulator 12 Volt Yang Dibebani Dengan Pompa
DC
Pada gambar 4.12 dapat dijelaskan bahwa output dari regulator 12 Volt dibebani dengan
pompa DC. Pengukuran tegangan regulator 12 Volt yang dibebani dengan pompa DC dilakukan
pada keluaran regulator 12 Volt dengan menggunakan alat ukur tegangan yaitu Voltmeter.
Diagram blok untuk pengukuran arus pada regulator 12 Volt yang dibebani dengan pompa DC
dapat dilihat pada gambar 4.13 berikut;
Gambar 4.13 Diagram Blok Pengukuran Arus pada Regulator 12 Volt Yang Dibebani Dengan Pompa DC
Pada gambar 4.13 diagram blok pengukuran arus regulator 12 Volt yang dibebani dengan
pompa DC dapat dijelaskan bahwa keluaran dari regulator 12 Volt langsung diukur dengan
menggunakan alat ukur arus yaitu Amperemeter. Pengukuran arus dilakukan dengan rangkaian
paralel antara beban dan Amperemeter sesuai dengan gambar 4.13. Gambar hasil pengukuran
29
dari keluaran regulator 12 Volt yang dibebani dengan pompa DC dapat dilihat pada gambar 4.14
berikut;
(a) (b)
Gambar 4.14 Hasil Pengukuran Regulator 12 Volt Yang Dibebani Dengan Pompa DC
(a) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Dari Pompa DC
(b) Foto Hasil Pengukuran Arus Dari Pompa DC
Pada gambar 4.14 merupakan salah satu contoh hasil pengukuran dari regulator 12 Volt
yang dibebani dengan pompa DC pada tabel 4.5. Gambar (b) merupakan hasil pengukuran arus
dari regulator 12 Volt yang dibebani dengan pompa DC dengan nilai sebesar 5.18 Amepere pada
pukul 9.00. Sedangkan gambar (a) merupakan hasil pengukuran dari regulator 12 Volt dengan
beban pompa DC dengan nilai sebesar 8.53 Volt. Dari hasil pengukuran dapat dihitung daya dan
drop tegangan ketika regulator 12 Volt dibebani dengan pompa DC. Contoh perhitungan untuk
drop tegangan pada regulator 12 Volt yang dibebani pompa DC sebagai berikut;
Drop tegangan pompa DC = Reg 12 Volt –Reg 12 Volt Dibebani pompa
= 11,73 – 8.53
= 3,2 Volt
Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diketahui drop tegangan sebesar 3.2 Volt.
Dengan hasil pengukuran arus dan tegangan pada regulator 12 Volt yang dibebani pompa DC
maka dapat dihitung daya listrik yang dibutuhkan agar pompa dapat bekerja. Contoh perhitungan
daya listrik yang dibutuhkan oleh pompa sebagai berikut;
30
Konsumsi Pompa DC = Tegangan Pompa DC x Arus Pompa DC
= 8.53 X 5.18
= 44.1854 Watt.
Jadi berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat diketahui konsumsi daya yang diperlukan
oleh pompa DC sebesar 44.1854 Watt, pompa telah dapat bekerja tetapi tidak optimal. Hasil
pengukuran dan perhitungan dari regulator yang dibebani pompa DC dapat dilihat pada tabel 4.5
berikut;
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Dan Pengukuran Regulator 12 Volt Yang Dibebani Pompa DC.
No Waktu
Tegangan
Regulator
12 Volt(Vsc)
(Volt)
Teg Pompa
DC
(Volt)
Arus
Pompa DC
(Amp)
Drop Teg
Pompa DC
(Volt)
Konsumsi
Daya Pompa
DC
(Watt)
Kondisi
Cuaca
Kondisi
Pompa
DC
Laju Air
Pompa
DC
1 07.00 11.73 0.47 0.32 11.26 0.152 Mendung Off Off
2 08.00 11.73 6.06 0.47 1.67 2.848 Mendung Off Off
3 09.00 11.73 8.10 4.82 1.63 39.042 Berawan On Off
4 10.00 11.73 8.53 5.18 0.99 44.185 Berawan On Off
5 11.00 11.73 10.86 6.89 0.87 74.912 Cerah On On
6 12.00 11.73 11.06 6.90 0.67 76.325 Cerah On On
7 13.00 11.73 10.92 5.91 0.81 64.613 Cerah On On
8 14.00 11.73 10.83 5.26 0.9 57.063 Cerah On On
9 15.00 11.73 10.79 5.02 0.94 54.230 Cerah On On
10 16.00 11.73 10.81 3.49 0.92 37.759 Berawan On Off
11 17.00 11.73 0.47 1.43 11.26 0.6721 Berawan Off Off
12 18.00 11.73 0.004 0.004 11.726 0.000016 Mendung Off Off
Maks 11.73 11.06 6.9 11.726 76.32506
Min 11.73 0.004 0.004 0.67 0.000016
Berdasarkan tabel 4.5 hasil perhitungan dan pengukuran regulator 12 Volt yang dibebani
pompa DC. Pada saat regulator dibebani pompa maka terjadi drop tegangan pada regulator
dengan nilai yang tidak tentu. Pompa DC dapat bekerja ketika mendapatkan supply daya listrik
sekitar 39.042-76.32 Watt. Pompa DC dapat mengangkat air dari pukul 11.00-15.00 dengan daya
listrik antara 54.23 Watt sampai 76.32 Watt. Kebutuhan tegangan pompa untuk dapat bekerja
secara optimal adalah sebesar 12 Volt dan arus sebesar 5 ampere sehingga total daya yang
31
dibutuhkan pompa adalah 60 Watt. Debit air yang bisa diangkat oleh pompa DC adalah sebanyak
8.478 liter/menit jadi selama 1 jam pompa DC dapat mengangkat air sebanyak 508.68 liter.
Karena pompa DC dapat bekerja secara maksimal selama 5 jam maka dalam sehari air yang bisa
diangkat oleh pompa DC sebanyak 2543.4 liter.
Pengujian dan Pembahasan Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm
Regulator 5 Volt merupakan penstabil tegangan keluaran dari panel surya yang tidak
stabil dengan nilai keluaran dari regulator sebesar 5 Volt dan digunakan sebagai sumber
tegangan pada komponen lainnya . Regulator 5 Volt nantinya akan digunakan sebagai sumber
tegangan untuk LCD, microkontroller ATmega8535 dan sensor ultrasonik pada water level
control (WLC). Blok diagram pengujian regulator 5 Volt dapat dilihat pada gambar 4.15 berikut;
Gambar 4.15 Diagram Blok Pengujian Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm.
Pada gambar 4.15 diagram blok pengujian regulator 5 Volt dengan beban 1 Ohm dapat
dijelaskan bahwa output dari panel surya dihubungkan ke input regulator 5 Volt. Pengukuran
nantinya dilakukan pada output regulator 5 Volt dengan menggunakan alat pengukuran yaitu
Multimeter. Pada regulator 5 Volt dilakukan pengukuran tegangan dan arus. Gambar diagram
blok pengukuran tegangan pada regulator 5 Volt dapat dilihat pada gambar 4.16 berikut;
Gambar 4.16 Diagram Blok Pengukuran Tegangan Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm.
Pada gambar 4.16 diagram blok pengukuran tegangan regulator 5 Volt dengan beban 1
Ohm dapat dijelaskan bahwa output dari panel surya dihubungkan ke input regulator 5 Volt.
Pengukuran tegangan nantinya dilakukan pada output regulator 5 Volt dengan menggunakan alat
32
ukur yaitu Voltmeter. Diagram blok untuk pengukuran arus pada regulator 5 volt dapat dilihat
pada gambar 4.17
Gambar 4.17 Diagram Blok Pengukuran Arus Pada Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm.
Pada gambar 4.17 diagram blok pengukuran arus regulator 5 Volt dapat dijelaskan bahwa
keluaran dari regulator 5 Volt langsung diukur dengan menggunakan alat ukur Amperemeter.
Keluaran dari regulator 5 Volt dibebani dengan tahanan sebesar 1 Ohm, arus yang didapat
merupakan arus full load (Ifl) sesuai dengan gambar diatas. Hasil pengukuran dari keluaran
regulator 5 Volt dapat dilihat pada gambar 4.18 berikut;
(a) (b)
33
(c)
Gambar 4. 18 Hasil Pengukuran Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm
(a) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Dari Panel Surya Beban 1 Ohm
(b) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Dari Regulator 5 Volt
(c) Foto Hasil Pengukuran Arus Regulator 5 Volt Dengan Beban 1
Ohm
Pada gambar 4.18 dapat dilihat hasil pengukuran dari regulator 5 Volt dengan beban 1
Ohm, pada gambar (a) merupakan hasil pengukuran tegangan output dari panel surya dengan
beban 1 Ohm dengan nilai keluaran sebesar 9.00 Volt pada pukul 10.00. Gambar (b) merupakan
hasil pengukuran tegangan dari regulator 5 Volt sebesar 4.92 Volt dan gambar (c) merupakan
arus keluaran dari regulator 5 Volt dengan nilai sebesar 1.265 Amp. Jadi regulator 5 Volt telah
berfungsi dengan baik yaitu sebagai penstabil tegangan dengan keluaran 4.92 Volt sesuai dengan
gambar diatas nilai yang dihasilkan dari regulator 5 Volt tidak dapat menghasilkan output sesuai
IC yang digunakan yaitu IC17805, hal ini disebabkan karena adanya penurunan kualitas
komponen yang digunakan dan terjadi drop tegangan pada regulator 5 Volt sebesar 0.08 Volt.
Maka dapat dihitung menggunakan rumus daya listrik yaitu hasil kali dari tegangan dan arus;
P = V. I
Contoh perhitungan daya listrik pada keluaran panel surya;
P = V. I
= 9.00 x 8.79
34
= 79.11 Watt
Jadi berdasarkan perhitungan diatas maka daya listrik yang dikeluarkan dari panel surya
sebesar 79.11 Watt. Sedangkan contoh perhitungan dari daya listrik pada regulator 5 volt adalah
sebagai berikut;
P = V. I
= 4.92 x 1.265
= 6.22 Watt
Hasil pengukuran dan perhitungan dari regulator 5 Volt dengan beban 1 Ohm dapat
dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini.
Table 4.6 Hasil Pengukuran Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm
No Waktu
Teg Panel
SuryaTanpa
Beban
(Vsc)
(Volt)
Teg Panel
Surya Beban
1 Ohm
(Vfl)
(Volt)
Arus Panel
Surya
Beban 1
Ohm (Ifl)
(Amp)
Daya
Panel
Surya
(Watt)
Tegangan
Regulator
5 Volt
(Vfl)
(Volt)
Arus
Regulator
5 Volt
(Ifl)
(Amp)
Daya
Regulator
5 Volt
(Watt)
Kondisi
Cuaca
1 07.00 16.30 2.03 1.83 3.71 4.92 1.265 6.2238 Mendung
2 08.00 17.08 2.10 1.90 3.99 4.92 1.265 6.2238 Mendung
3 09.00 17.26 8.13 7.24 58.86 4.92 1.265 6.2238 Berawan
4 10.00 17.65 9.00 8.79 79.11 4.92 1.265 6.2238 Berawan
5 11.00 17.81 10.90 9.81 106.92 4.92 1.265 6.2238 Cerah
6 12.00 17.50 12.01 10.98 131.86 4.92 1.265 6.2238 Cerah
7 13.00 17.40 11.45 10.13 115.98 4.92 1.265 6.2238 Cerah
8 14.00 17.17 9.49 8.37 79.43 4.92 1.265 6.2238 Cerah
9 15.00 17.39 8.03 7.89 63.35 4.92 1.265 6.2238 Cerah
10 16.00 17.51 4.23 3.31 14.00 4.92 1.265 6.2238 Cerah
11 17.00 17.17 1.76 1.50 2.64 4.92 1.265 6.2238 Berawan
12 18.00 12.42 1.46 1.13 1.64 4.92 1.265 6.2238 Mendung
Rata-Rata 16.88833 6.715833 6.073333 55.1285 4.92 1.265 6.2238
Jadi berdasarkan tabel 4.7 hasil pengukuran dan perhitungan tegangan, arus dan daya pada
regulator 5 Volt diatas dapat dilihat tegangan regulator 5 volt relatif stabil yaitu dengan nilai
tegangan besar 4.92 Volt dengan nilai arus sebesar 1.265 Amp. Daya yang didapat dari keluaran
regulator 5 Volt adalah sebesar 6.2238 Watt. Pada regulator 5 Volt terjadi drop tegangan yaitu
35
sebesar 0.08 Volt dan regulator 5 Volt telah bekerja secara stabil sesuai dengan hasil pengukuran
diatas.
Pengujian regulator 5 Volt dilakukan selama 7 hari. Hasil pengukuran dan perhitungan
regulator 5 Volt dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut;
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Regulator 5 Volt Dengan Beban 1 Ohm Selama 7 Hari.
Hari
Ke
Vfl Maks
Panel
Surya
(Volt)
Vfl Min
Panel
Surya
(Volt)
Ifl Maks
Panel
Surya
(Amp)
Ifl Min
Panel
Surya
(Amp)
Daya Maks
Panel
Surya
(Watt)
Daya Min
Panel
Surya
(Watt)
Teg
Regulator
5 Volt (Vfl)
(Volt)
Arus
Regulator
5 Volt (Ifl)
(Amp)
Daya
Regulator
12 Volt
(Watt)
1 12.01 1.46 10.98 1.13 131.869 1.6498 4.92 1.265 6.2238
2 10.9 1.66 10.13 1.11 110.315 2.4568 4.92 1.265 6.2238
3 11.59 0.23 10.79 0.17 125.056 0.0391 4.92 1.265 6.2238
4 11.32 0.26 9.98 0.19 112.973 0.0494 4.825 1.265 6.1036
5 11.37 1.53 10.86 1.33 123.478 2.142 4.92 1.265 6.2238
6 11.04 1.46 9.42 1.32 102.395 1.9272 4.92 1.265 6.2238
7 11.55 1.72 10.86 0.59 125.433 1.0148 4.92 1.167 5.7461
Berdasarkan tabel 4.7 hasil pengukuran keluaran dari regulator 5 Volt dengan beban 1
Ohm selama 7 hari dapat dilihat keluaran tegangan relatif konstan, pada saat dilakukan
pengukuran dan daya yang dihasilkan pun mengikuti hasil pengukuran tegangan dan arus.
Tegangan keluaran dari regulator 5 Volt selama 7 hari konstan dan tidak terjadi perubahan yang
besar. Kecuali pada hari ke 4 terjadi penurunan tegangan yaitu menjadi 4.825 Volt dengan daya
sebesar 6.10 36 Watt dan ke 7 terjadi penurunan arus menjadi 1.167 Amp dengan daya sebesar
5.7461Watt mengalami sedikit berubahan di sebebabkan karena kondisi cuaca yang tidak baik.
Perubahan nilai dipengaruhi oleh kualitas komponen yang tidak sama dengan data sheet pada
komponen yang digunakan dan juga dipengaruhi oleh faktor cuaca yang berubah-ubah.
5.2.3.1 Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Sistem Control Mikrocontroller
ATmega8535
Mikrocontroller ATmega8535 merupakan komponen yang digunakan sebagai control dan
pengolahan data pada sistem rancang bangun pompa air menggunakan motor DC dengan sumber
listrik tenaga surya. Karena ATmega8535 memerlukan daya listrik untuk dapat bekerja maka
perlu dihitung berapa konsumsi daya listrik yang diperlukan untuk ATmega8535 dapat bekerja
36
secara optimal. Dari data pengukuran konsumsi daya listrik yang didapat pada ATmega8535
nantinya dijadikan acuan untuk mengetahui berapa total konsumsi listrik yang diperlukan untuk
sistem dari rancang bangun pompa air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga
surya. Diagram blok pengukuran tegangan ATmega8535 dapat dilihat pada gambar 4.19 berikut;
Gambar 4.19 Diagram Blok Pengukuran Tegangan Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan
Mikrocontroller ATmega8535
Pada gambar 4.19 diagram blok pengukuran tegangan pada regulator 5 Volt yang
dibebani dengan mikrocontroller ATmega8535. Pengukuran tegangan dilakukan pada keluaran
regulator 5 Volt dengan menggunakan alat ukur tegangan yaitu Voltmeter. Diagram blok untuk
pengukuran arus pada regulator 5 Volt yang dibebani dengan mikrocontroller ATmega8535
dapat dilihat pada gambar 4.20 berikut;
Gambar 4.20 Diagram Blok Pengukuran Arus Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Mikrocontroller
ATmega8535
Pada gambar 4.20 diagram blok pengukuran arus regulator 5 Volt yang dibebani dengan
mikrocontroller ATmega8535 dapat dijelaskan bahwa keluaran dari regulator 5 Volt langsung
diukur dengan menggunakan alat ukur arus yaitu Amperemeter dengan dengan rangkaian paralel
pada beban sesuai dengan gambar 4.20. Gambar hasil pengukuran dari keluaran regulator 5 volt
yang dibebani dengan mikrocontroller ATmega8535 dapat dilihat pada gambar 4.21 berikut;
37
(a) (b)
(c)
Gambar 4.21 Hasil Pengukuran Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Mikrocontroller Atmega8535
(a) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Dari Regulator 5 Volt Beban 1 Ohm
(b) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Pada Mikrocontroller Atmega8535
(c) Foto Hasil Pengukuran Arus Pada Mikrocontroller Atmega8535
Pada gambar 4.21 dapat dijelaskan bahwa hasil pengukuran tegangan dari regulator 5 Volt
yang dibebani dengan mikrocontroller ATmega8535. Gambar (b) merupakan hasil pengukuran
tegangan dari regulator 5 Volt yang dibebani dengan mikrocontroller ATmega8535
menunjukkan nilai sebesar 4.92 Volt. Gambar (a) merupakan hasil pengukuran tegangan dari
regulator 5 Volt dengan beban dengan 1 Ohm sebesar 4.92 Volt. Sedangkan gambar (c)
38
merupakan hasil pengukuran arus pada ATmega8535 dengan nilai sebesar 0.006 Amp. Dapat
dilihat tidak terjadi drop tegangan pada regulator 5 Volt karena tegangan yang diperlukan oleh
mikrocontroller ATmega8535 sebesar 4.92 Volt sama seperti keluaran regulator 5 Volt. ketika
dibebani dengan mikrocontroller ATmega8535. Konsumsi daya listrik diperlukan oleh
mikrocontroller ATmega8535 adalah hasil kali dari tegangan dengan arus pada beban control.
Contoh perhitungan konsumsi daya listrik pada mikrocontroller ATmega8535 dapat dilihat
sebagai berikut;
Daya Listrik Sistem Control = Tegangan ATmega8535 x Arus ATmega8535
= 4.92 x 0.006
= 0.02952 Watt.
Jadi konsumsi daya listrik yang diperlukan oleh mikrocontroller ATmega8535 adalah
sebesar 0.029 Watt. Hasil pengukuran dan perhitungan arus, tegangan dan daya pada regulator 5
Volt yang dibebani mikrocontroller ATmega8535 dapat dilihat pada tebel 4.8 berikut;
Tabel 4.8 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Regulator 5 Volt Yang Dibebani Mikrocontroller ATmega8535
No Waktu
V.fl
Regulator
5 Volt
(Volt)
I.fl
Regulator
5 Volt
(Amp)
Tegangan
Beban
Control
(Volt)
Arus
Beban
Control
(Amp)
Drop
Tegangan
Beban
Control
(Volt )
Konsumsi
Daya
Beban
Control
(Watt)
Kondisi
Cuaca
Kondisi
Control
(On/Off)
1 07.00 0.90 0.01 0.01 0.001 0.00 0.001 Mendung Off
2 08.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Mendung On
3 09.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Berawan On
4 10.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Berawan On
5 11.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Cerah On
6 12.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Cerah On
7 13.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Cerah On
8 14.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Cerah On
9 15.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Cerah On
10 16.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Cerah On
11 17.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Berawan On
12 16.00 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295 Mendung On
Maks 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.0295
Min 0.9 0.01 0.01 0.001 0 0.001
39
Berdasarkan tabel 4.8 hasil pengukuran dan perhitungan pada regulator 5 Volt yang dibebani
mikrocontroller ATmega8535 dapat dilihat konsumsi daya listrik untuk sistem kontrol
mempunyai tegangan dan arus yang konstan yaitu tegangan sebesar 4.92 Volt sedangkan arus
sebesar 0.006 Amp dan daya listrik yang diperlukan oleh mikrocontroller ATmega8535 sebesar
0.029 Watt. Pada regulator 5 Volt yang dibebani mikrocontroller ATmega8535 tidak terjadi drop
tegangan. Pengujian dan pengukuran regulator 5 Volt yang dibebani mikrocontroller
ATmega8535 dilakukan selama 7 hari. Hasil pengukuran dan perhitungan regulator 5 Volt
dengan beban mikrocontroller ATmega8535 dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut;
Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Rata-Rata Regulator 5 Volt Beban Control Selama 7 Hari.
Hari Ke
Vfl Regulator
5 Volt
(Volt)
Ifl Regulator
5 Volt
(Amp)
Tegangan
Beban Control
(Volt)
Arus Beban
Control
(Amp)
Drop
Tegangan
Beban
Control(Volt )
Konsumsi
daya beban
Control
(Watt)
Kondisi Sistem
Control
1 4.585 1.1604 4.5108 0.0055 0 0.0271 On
2 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.02952 On
3 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.02952 On
4 4.825 1.265 4.823333 0.006 0.001667 0.02894 On
5 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.02952 On
6 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.02952 On
7 4.92 1.265 4.92 0.006 0 0.02952 On
Berdasarkan tabel 4.9 hasil pengukuran dan perhitungan dapat dilihat bahwa hasil pengukuran
pada arus, tegangan dan konsumsi daya pada regulator 5 Volt yang dibebani mikrocontroller
ATmega8535 konstan. Dengan nilai arus sebesar 0.006 Amp, tegangan sebesar 4.92 Volt dan
konsumsi daya sebesar 0.02952 Watt. Pada hari ke 1 dan 4 terjadi penurunan tegangan sehingga
terjadi perubahan sedikit pada hasil rata-rata keluaran regulator 5 Volt disebabkan karena
terjadinya penurunan tegangan pada input tegangan regulator 5 Volt sehingga hasil keluaran dari
regulator 5 Volt pun mengalami penurunan tegangan. Nilai minimum yang bisa distabilkan pada
regulator 5 Volt adalah sebesar 6 Volt, apabila kurang dari itu maka tegangan keluaran akan
mengalami penurunan.
40
5.2.3.2 Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Liquid Cristal Display (LCD LMB162AFC)
Liquid Cristal Display (LCD) merupakan komponen yang digunakan untuk menampilkan
data pada sistem rancang bangun pompa air menggunakan motor DC dengan sumber listrik
tenaga surya baik hasil pengukuran maupun output sensor. Karena Liquid Cristal Display (LCD)
memerlukan daya listrik untuk dapat bekerja maka perlu dihitung berapa konsumsi daya listrik
yang diperlukan untuk Liquid Cristal Display (LCD) dapat bekerja secara optimal. Dari data
pengukuran konsumsi daya listrik yang didapat pada Liquid Cristal Display (LCD) nantinya
dijadikan acuan untuk mengetahui berapa total konsumsi listrik yang diperlukan untuk sistem
dari rancang bangun pompa air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya.
Diagram blok pengukuran tegangan Liquid Cristal Display (LCD) dapat dilihat pada gambar
4.22 berikut;
Gambar 4.22 Diagram Blok Pengukuran Tegangan Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Liquid Cristal
Display (LCD)
Pada gambar 4.22 dapat dijelaskan bahwa diagram blok pengukuran tegangan regulator 5
Volt yang dibebani dengan Liquid Cristal Display (LCD). Pengukuran tegangan dilakukan pada
keluaran regulator 5 Volt dengan menggunakan alat ukur tegangan yaitu Voltmeter. Diagram
blok untuk pengukuran arus pada regulator 5 volt yang dibebani dengan Liquid Cristal Display
(LCD) dapat dilihat pada gambar 4.23 berikut;
Gambar 4.23 Diagram Blok Pengukuran Arus Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Liquid Cristal
Display (LCD)
41
Pada gambar 4.23 diagram blok pengukuran arus regulator 5 Volt yang dibebani dengan
Liquid Cristal Display (LCD) dapat dijelaskan bahwa keluaran dari regulator 5 Volt langsung
diukur dengan menggunakan alat ukur arus yaitu Amperemeter dengan rangkaian paralel pada
beban sesuai dengan gambar 4.22 diatas. Gambar hasil pengukuran dari keluaran regulator 5 volt
yang dibebani dengan Liquid Cristal Display (LCD) dapat dilihat pada gambar 4.24 berikut;
(a) (b)
(c)
Gambar 4.24 Hasil Pengukuran Regulator 5 Volt Yang Dibebani Dengan Liquid Cristal Display (LCD)
(a) Foto Hasil Pengukuran Tegangan Dari Regulator 5 Volt Beban 1 Ohm
(b) Foto Hasil Pengukuran Tegangan pada Liquid Cristal Display (LCD)
(c) Foto Hasil Pengukuran Arus pada Liquid Cristal Display (LCD)
42
Pada gambar 4.24 dapat dijelaskan bahwa hasil pengukuran tegangan dari regulator 5 Volt
yang dibebani dengan Liquid Cristal Display (LCD). Gambar (b) merupakan hasil pengukuran
tegangan dari regulator 5 Volt yang dibebani dengan Liquid Cristal Display (LCD)
menunjukkan nilai sebesar 4.90 Volt. Gambar (a) merupakan hasil pengukuran tegangan dari
regulator 5 Volt tanpa beban dengan nilai sebesar 4.92 Volt. Sedangkan gambar (c) merupakan
hasil pengukuran arus pada Liquid Cristal Display (LCD) dengan nilai sebesar 0.040 Amp.
Dapat dilihat terjadi drop tegangan pada regulator 5 Volt ketika dibebani dengan Liquid Cristal
Display (LCD). Contoh perhitungan drop tegangan pada sistem LCD dapat dilihat sebagai
berikut ;
Drop Tegangan LCD = Tegangan Regulator – Tegangan Regulator Yang Dibebani LCD
= 4.92 – 4.90
= 0.02 Volt
Jadi berdasarkan perhitungan diatas terjadi drop tegangan sebesar 0.02 Volt. Hasil
perhitungan drop tegangan diatas digunakan untuk mengetahui berapa drop tegangan pada
regulator 5 Volt bila dibebani dengan Liquid Cristal Display (LCD). Konsumsi daya listrik
diperlukan oleh Liquid Cristal Display (LCD) adalah hasil kali dari tegangan dengan arus pada
LCD. Contoh perhitungan konsumsi daya listrik pada Liquid Cristal Display (LCD) dapat
dilihat sebagai berikut;
Daya Listrik Sistem LCD = Tegangan LCD x Arus LCD
= 4.90 x 0.040
= 0.196 Watt.
Jadi konsumsi daya listrik yang diperlukan oleh Liquid Cristal Display (LCD) adalah
sebesar 0.196 Watt. Hasil pengukuran dan perhitungan arus, tegangan dan daya pada regulator 5
Volt yang dibebani Liquid Cristal Display (LCD) dapat dilihat pada tebel 4.10 dibawah ini.
43
Tabel 4.10 Hasil Pengukuran dan Perhitungan Regulator 5 Volt Yang Dibebani Liquid Cristal Display (LCD)
No Waktu
Tegangan
Regulator
5 Volt
(Volt)
Ifl
Regulator
5 Volt
(Amp)
Tegangan
Beban
LCD
(Volt)
Arus
Beban
LCD
(Amp)
Drop
Tegangan
Beban
LCD
(Volt )
Konsumsi
Daya
Beban
LCD
(Watt)
Kondisi
Cuaca
Kondisi
Control
(On/Off)
1 07.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Mendung On
2 08.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Mendung On
3 09.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Berawan On
4 10.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Berawan On
5 11.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Cerah On
6 12.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Cerah On
7 13.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Cerah On
8 14.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Cerah On
9 15.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Cerah On
10 16.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Cerah On
11 17.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Berawan On
12 18.00 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 Mendung On
Maks 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196
Min 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196
Berdasarkan tabel 4.10 hasil pengukuran dan perhitungan pada regulator 5 Volt yang
dibebani Liquid Cristal Display (LCD) dapat dilihat konsumsi daya listrik untuk sistem LCD
mempunyai tegangan dan arus yang konstan yaitu tegangan sebesar 4.90 Volt sedangkan arus
sebesar 0.040 Amp dan daya listrik yang diperlukan oleh Liquid Cristal Display (LCD) sebesar
0.196 Watt. Pada regulator 5 volt yang dibebani Liquid Cristal Display (LCD) terjadi drop
tegangan, maksimum drop tegangan adalah sebesar 0.02 Volt dengan nilai rata-rata drop
tegangan sebesar 0.1104 Volt. Pengujian dan pengukuran regulator 5 Volt yang dibebani Liquid
Cristal Display (LCD) dilakukan selama 7 hari. Hasil pengukuran dan perhitungan regulator 5
Volt dengan beban Liquid Cristal Display (LCD) dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut;
44
Tabel 4.11 Hasil Pengukuran Rata-Rata Regulator 5 Volt dengan Beban LCD Selama 7 Hari.
Hari
Ke
Tegangan
Regulator 5
Volt
(Volt)
Ifl Regulator
5 Volt
(Amp)
Tegangan
Beban LCD
(Volt)
Arus Beban
LCD
(Amp)
Drop
Tegangan
Beban LCD
(Volt )
Konsumsi
daya beban
LCD
(Watt)
Kondisi Sistem
LCD
1 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 On
2 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 On
3 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 On
4 4.92 1.265 4.805 0.04 0.115 0.1922 On
5 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 On
6 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 On
7 4.92 1.265 4.9 0.04 0.02 0.196 On
Berdasarkan tabel 4.11 hasil pengukuran dan perhitungan dapat dilihat bahwa hasil
pengukuran pada arus, tegangan dan konsumsi daya pada regulator 5 Volt yang dibebani Liquid
Cristal Display (LCD) konstan. Dengan nilai arus sebesar 0.040 Ampere, tegangan sebesar 4.90
Volt dan konsumsi daya sebesar 0.196 Watt. Dan pada hari ke 4 terjadi drop tegangan sebesar
0.115 Volt karena keluaran dari panel surya kurang dari 5 Volt.
Berdasarkan gambar 4.30 hasil tampilan water level control (WCL) pada LCD maka
dapat dijelaskan bahwa jarak air ke sensor ultrasonik sejauh 82 cm, artinya air di dalam bak
penampungan berada di bawah. Bak penampungan air (tandon) berbentuk tabung, dengan tinggi
tabung yaitu 90 cm dan diameter tabung 60 cm. Karena bak penampungan air bentuknya berupa
tabung maka digunakan rumus silinder untuk mengetahui berapa liter air yang terdapat didalam
bak penampungan dengan mengguanakan rumus volume tabung yaitu sebagai berikut;
=
Ket:
V = Volume (Liter/M3)
= Konstanta (3.14)
r = Jari-jari ligkaran (Meter)
d = Diameter (Meter)
t = Tinggi tabung (Meter)
45
Berdasarkan rumus volume tabung diatas maka dapat dihitung berapa liter air yang berada
dalam bak penampungan air atau tandon. Contoh perhitungan volume air didalam bak
penampung, ketika sensor menunjukkan jarak air dari permukaan ke sensor sejauh 70 cm dan
diameter tabung sebesar 60 cm maka dapat dihitung volume air di dalam bak penampungan air
(tandon) dengan menggunakan rumus diatas;
Dik : d = 60 cm , r = 30 cm
t = t0 – t1
= 80 cm – 70 cm
= 10 cm
= 3.14
Dit : Volume air di dalam bak penampungan …?
Jawab : V =
=
= 28.260 mililiter
= 28.26 liter.
Berdasarkan contoh hasil perhitungan ketinggian air didalam bak penampungan atau
tandon diatas maka dapat dibuat suatu tabel hasil pengukuran dan perhitungan volume air dalam
bak penampungan. Hasil pengukuran dan perhitungan volume air dapat dilihat pada tabel 4.12
berikut;
Tabel 4.12 Hasil Pengukuran Dan Perhitungan Volume Air Di Dalam Tandon Dengan Diameter 60 Cm
No
Jarak Air Ke
Sensor
(Cm)
Volume Air
Dalam Tandon
(Liter)
Kondisi Pompa
DC
On/Off
1 85 14.130 On
2 80 28.26 On
3 70 56.52 On
4 60 84.78 On
5 50 113.04 On
6 40 141.30 On
7 30 169.56 On
8 20 197.82 On
9 10 226.08 On
10 5 0 Off
46
Jadi berdasarkan tabel 4.12 hasil pengukuran dan perhitungan pada tabel diatas dapat
dijelaskan bahwa bak penampungan berbentuk tabung dengan diameter 60 cm dan tinggi tabung
90 cm. Ketika jarak air ke sensor ultrasonik sejauh 85 cm itu berarti bahwa sedang berisi air
dengan tinggi 5 cm. Dengan demikian pompa DC dalam kondisi On karena telah disetting ketika
air berada lebih dari 80 cm maka pompa DC akan berkerja dan sebaliknya ketika jarak air ke
sensor sejauh 10 cm maka pompa tidak akan bekerja atau dalam kondisi Off. Apabila air terus
berkurang dari tandon tetapi belum menunjukkan jarak lebih dari 80 cm maka pompa DC tidak
akan berkerja. Demikianlah prinsip kerja dari Water Level Control (WLC) dengan sensor
ultrasonik bekerja.
5.3 Analisa Rancang Bangun Sistem Pengangkatan Air Menggunakan Motor DC
Dengan Sumber Listrik Tenaga Surya
Pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber
listrik tenaga surya menggunakan 4 buah modul panel surya. Panel surya yang digunakan adalah
berjenis Poly-crystalline atau multi-crystalline (Si) yang berada di laboratorium work shop
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana. Pengukuran pada rancang bangun
sistem pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya dilakukan
setiap 1 jam sekali dari pukul 07.00-18.00 untuk mengetahui keluaran dari panel surya dengan
alat ukur Multimeter. Panel surya dibebani dengan regulator 12 Volt/ 10 Amp, regulator 12 Volt/
1.5 Amp dan regulator 5 Volt/ 1.5 Amp. Regulator 12 Volt/ 10 Amp menggunakan IC7812 dan 4
buah transistor 2N3055 dengan output tegangan sebesar 11.73 Volt yang dibebani dengan pompa
DC. Sedangkan regulator 12 Volt/ 1.5 Amp menggunakan IC7812 dengan output tegangan
sebesar 11.73 dan arus sebesar 1.278 Amp yang dibebani dengan relay DC 12 Volt digunakan
untuk driver relay pompa DC. Regulator 5 Volt/ 1.5 Amp menggunakan IC7805 dengan output
tegangan sebesar 4.92 Volt dan arus sebesar 1.265 Amp. Regulator 5 Volt dibedani dengan
microkontroller ATmega8535, LCD dan sensor ultrasonik HY- SRF05. Pada sistem control
menggunakan mikrocontroller ATmega8535, dengan kebutuhan tegangan sebesar 4.92 Volt dan
arus sebesar 0.006 Amp jadi konsumsi daya sebesar 0.0295 Watt. Pada LCD ditampilkan hasil
pengukuran tegangan dan jarak air ke sensor ultrasonik. Dengan konsumsi daya listrik sebesar
0.196 Watt, tegangan sebesar 4.90 Volt dan arus sebesar 0.040 Amp. Water level control (WLC)
menggunakan sensor ultrasonik jenis HY- SRF05 sebagai sensor pada penanda ketinggian air
47
dengan jarak yang bisa di deteksi oleh sensor ultrasonik HY- SRF05 adalah sejauh 300 cm
dengan persentase kesalahan pengukuran sebesar 0.33% sampai 0.66% atau sekitar 1-2 cm. Bak
penampungan air (tandon) menggunakan drum dengan tinggi 90 cm dan diameter 60 cm.
Berdasarkan hasil penelitian rancang bangun pompa air menggunakan motor DC dengan
sumber listrik tenaga surya diatas, pompa DC dapat bekerja ketika mendapatkan supply daya
listrik sebesar 39.042-76.32 Watt (Tabel 4.5) dari pukul 09.00-16.00. Pompa DC dapat
mengangkat air ketika mendapatkan supply daya listrik sebesar 54.23-76.32 Watt pada pukul
11.00-15.00 dengan delivery head pompa setinggi 300 cm. Pompa DC akan dapat mengangkat
air apabila daya yang dibutuhkan oleh pompa DC terpenuhi dengan tegangan maksimum
sebesar 12 Volt. Aplikasi pompa DC digunakan pada saat musim kemarau dengan pemakaian
pada pagi hingga sore hari dengan sistem tandon yang nantinya air yang ditampung pada tandon
dapat digunakan pada malam hari sedangkan untuk malam hari sistem pompa DC tidak dapat
bekerja atau pada kondisi Off. Total konsumsi daya listrik untuk rancang bangun sistem
pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya adalah sebesar
61.128 Watt. Debit air yang bisa diangkat oleh pompa DC adalah sebanyak 8.478 liter/menit jadi
selama 1 jam pompa DC dapat mengangkat air sebanyak 508.68 liter. Karena pompa DC dapat
bekerja secara maksimal selama 5 jam maka dalam sehari air yang bisa diangkat oleh pompa DC
sebanyak 2543.4 liter. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Propinsi Bali tahun 2010 dengan
jumlah penduduk di Bali sebanyak 3.146.999 jiwa dan jumlah penduduk di kabupaten Gianyar
sebanyak 469.777 jiwa maka dapat diasumsikan kebutuhan air perorang di kabupaten Gianyar
sebanyak 100-150 liter perhari (Standar Kebutuhan Air Domestik Dari Departemen Pemukiman
Dan Prasarana Wilayah Tahun 2003 Dan SNI Tahun 2002). Karena kebutuhan air perorang
sebanyak 100-150 liter/hari maka dengan untuk rancang bangun sistem pengangkatan air
menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya sudah dapat memenuhi kebutuhan
untuk 15 orang dalam satu kepala keluarga (KK).
48
BAB V
PENUTUP
6.1 Simpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan
berupa :
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama 7 hari pada rancang bangun sistem
pengangkatan air menggunakan motor DC dengan sumber listrik tenaga surya didapatkan
daya maksimum dari 4 buah modul panel surya adalah sebesar 131.86 Watt.
2. Debit air yang bisa diangkat oleh pompa DC adalah sebanyak 8.478 liter/menit dengan
delivery head sejauh 300 Cm. Jadi selama 1 jam pompa DC dapat mengangkat air sebanyak
508.68 liter. Karena pompa DC dapat bekerja secara maksimal selama 5 jam dengan
kondisi cuaca cerah maka dalam sehari air yang bisa diangkat oleh pompa DC sebanyak
2543.4 liter.
3. Total konsumsi daya listrik rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor
DC dengan sumber listrik tenaga surya adalah sebesar 61.128 Watt.
6.2 Saran
1. Perlu adanya perbaikan pada rancangan regulator 12 Volt, karena pada rancangan regulator
12 volt ini tegangan dibawah 12 volt masih bisa melewati sistem regulator sehingga pompa
masih bisa bekerja sehingga dapat merusak pompa itu sendiri. Seharusnya tegangan yang
dibawah 12 volt tidak dapat melewati sistem regulator sehingga pompa tidak bekerja dan
pada menambah life time dari pompa tersebut.
2. Perlu ditambahkan sumber penyimpan energi listrik (Baterai) yang nantinya bisa digunakan
untuk menyimpan energi listrik yang lebih pada waktu siang hari dan dapat dipergunakan
pada saat malam hari dan kondisi cuaca mendung.
3. Untuk mendapatkan Maksimum peak sun hour per day dari panel surya perlu ditambahkan
sistem tracker pada rancang bangun sistem pengangkatan air menggunakan motor DC
dengan sumber listrik tenaga surya.
49
DAFTAR PUSTAKA
Azzahratunnisa. 2009. Jenis Jenis Motor DC. http://azzahratunnisa.wordpress.com (diakses
pada 6 April 2012)
Badan Standarisari Nasional, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL), Jakarta, BSN,
2000
Castaner, L., Markvart, T. 2003. Practical Handbook of Photovoltaic : Fundamentals and
Applications. UK
Damastuti, A,P, 2011. Pembangkit Listrik Tenaga Surya, http://www.panelsurya.com (diakses
pada 5 April 2012)
Dwita Ariyanti.2011. Makalah Motor Arus DC (Direct Current), Sampit, Kalimantan Tengah.
Indonesia, http://dwitaariyanti.blogspot.com (diakses pada 7 April 2012)
Halim, A. 2001. Photovoltaic Power System: Harapan dan Kenyataan. ISTECH.
Konversi ITB .2008. Motor Dc Tipe Tipe Belitan. http://konversi.wordpress.com (diakses pada
7 April 2012)
Lorenzo, E. 1994. Solar Electricity, Engineering of Photovoltaic Systems. Institute of Solar
Energy, Polytechnic of Madrid.
Messenger, R A., Ventre, J. 2004. Photovoltaic Systems Engineering Second Edition. CRC
Press LLC
SHATOMEDIA ONLINE.2009. Jenis-Jenis Motor DC. http://shatomedia.com (diakses pada 5
April 2012)
Strong, S J. 1987. The Solar Electric House, A Designed Manual for Home-Scale Photovoltaic
Power. Pennsylvania, Rodale Press.
Sularso. 2004. Pompa Dan Komperesor : Pemilihan, Pemakaian Dan Pemeliharaan.
Bandung: PT Pradnya Paramita.
.2006. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2006 Tentang Sasaran Kebijakan
Energy Nasional,
.2008. Reaksi Fusi Matahari. http://bukucatatan-part1.blogspot.com. (Sabtu, 3 Oktober
2011)
.2008.Cara Kerja Relay DC .http://yosmedia.blogspot.com. (Sabtu, 1 Januari 2012)
50
.2009. Cara Kerja Motor Arus Searah (DC) Dan Motor Bolak Balik (AC).
http://konversi.wordpress.com. (Senin, 8 September2011)
. 2009. Kinerja Sektor ESDM Tahun 2009. Http: //www.isdm.go.id. Minggu, 31
Januari 2012.
.2010. Seulas Teori Relay dan Rangkaian Penggerak Relay.
http://depokinstruments.com. (Sabtu, 1 Januari 2012 )
.2010. Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga, dan Jumlah Penduduk Hasil Sensus
Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Bali. http://bali.bps.go.id/bali2.rss (diakses
pada 10/1/2012)
.2010.Mikrokontroler: Tutorial Tentang Mikrokontroler Dan Elektronika
http://atmelmikrokontroler.wordpress.com (diakses 18/11/2012)
.2010. Berbagi Ilmu Berbagi Rejeki: Mikrokontroler ATMEGA8535
http://swadexi.blogspot.com/search/label/Adsense (diakses 19/11/2012)
.2011. Letak Astronomi Dan Geografi Indonesia, http://bugiskha.wordpress.com
(diakses pada 2 Mei 2012)
.Centrifugal Pumps: Basic Concepts of Operation, Maintenance, and Troubleshooting
(Part-1). Http://www.cheresource.com. (Senin, 08 September 2011.)
.2011. Konsepsi Kebutuhan Air: Batasan Dan Cara Perhitungannya.
http://younggeomorphologys.wordpress.com. (diakses 10/1/2012)
.2011. Link sukses: Regulator Tegangan DC.http://www.linksukses.com (diakses
19/5/2012)
.2011. PT SANDAI JAYA INDAH JSI .http://www.sandaipump.com (diakses
22/7/2012)
. 2011. Submersible Pump.http://cahyaworlds.blogspot.com (26/5/2012)