Caring Dalam Kehiduhan Mahasiswa Keperawatan Dengan Kakak Dan Adik Kelasnya

29
APLIKASI PERILAKU CARING DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN dengan KAKAK dan ADIK KELASNYA Disusun Oleh : Erinda Alia Dahlia 220110150050 2015 Mahdaniar Siti Zahroh 220110150123 2015 Vivi Vitriani Indriana 220110150117 2015 Adriati Ajeng Juliana 220110150093 2015 Epah Hudaepah 220110150071 2015

description

Tugas mata kuliah KDK , Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran Semester 1 tahun 2015

Transcript of Caring Dalam Kehiduhan Mahasiswa Keperawatan Dengan Kakak Dan Adik Kelasnya

APLIKASI PERILAKU CARING DALAM KEHIDUPAN MAHASISWA KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN dengan KAKAK dan

ADIK KELASNYA

Disusun Oleh :

Erinda Alia Dahlia 220110150050 2015

Mahdaniar Siti Zahroh 220110150123 2015

Vivi Vitriani Indriana 220110150117 2015

Adriati Ajeng Juliana 220110150093 2015

Epah Hudaepah 220110150071 2015

UNIVERSITAS PADJADJARANSUMEDANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami limpahkan kepada Allah SWT karena berkat karunia-

Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini disusun berdasarkan pada materi yang ada bersumber dari berbagai buku,

internet, dan pengamatan langsung pada lingkungan yang berkaitan. Materinya memuat

macam-macam hal yang menarik namun dikemas secara sederhana, dan tidak melupakan

usnsur-unsur penting di dalamnya. Oleh karena itu, makalah ini dapat menjembatani kita

menjadi insan yang cerdas intelektualnya, emosionalnya, dan spiritualnya.

Kami beranggapan bahwa makalah ini telah sempurna, oleh karena keterbatasan,

kemampuan yang kami miliki. Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak”.

Tetapi semua ini tidak terlaksana tanpa campur tangan atau bantuan pihak lain. Dengan

demikian kami mengucapkan terimakasih, terutama pada:

1. Orang tua

2. Ibu Sri Hartati selaku dosen mata kuliah konsep dasar keperawatan

3. Rekan-rekan yang telah membantu selesainya tugas ini, khususnya mahasiswa

Fkep Unpad

Agar makalah ini benar-benda bermanfaat, dianjurkan kepada para pembaca agar

membacanya dengan saksama. Bahkan juga dianjurkan untuk memperkaya wawasan dengan

membaca sumber lain yang relevan, seperti surat kabar dan internet. Jika mengalami

kesulitan, disarankan untuk berdiskusi dengan teman atau bertanya pada dosen yang

bersangkutan.

Semoga makalah ini dapat menemani kita untuk menjadi insan yang berguna bagi

nusa dan bangsa. Aamiin.

Jatinangor, September 2015

Penulis

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Bab 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang1.2 Tujuan

Bab 2 Tinjauan Teori 4

2.1 Teori Caring

Bab 3 Kasus dan Pembahasan 10

3.1 Sopan santun3.2 Senyum, Sapa, dan Salam3.3 Berbagi Materi

Bab 4 Kesimpulan dan Saran 16

Daftar Pustaka17

ii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Grigsby dan Megel (1995) menyatakan bahwa seseorang bisa meneruskan atau

mengirimkan caring kepada orang lain jika orang tersebut telah menerima perilaku caring

dari orang lain. Singkatnya, orang akan menerima dan memberi caring secara bergantian.

Caring merupakan sebuah rasa peduli, hormat serta menghargai orang lain. Caranya

dengan mencurahkan perhatian dan mengkaji kesukaan-kesukaan seseorang, juga bagaimana

seseorang berfikir, bertindak dan berperasaan (Sobel, 1989)

Bisa kita ibaratkan jika caring adalah jantung dari keperawatan. Karena, caring

memegang peran yang sangat krusial untuk kehidupan semua orang untuk mengembangkan

serta mensejahterakan kehidupan mereka untuk mencapai hasil yang positif dan maksimal

terutama untuk orang yang dirawat. Perilaku caring sendiri bukan hanya sebatas memberi

kasih sayang, perhatian, perlindungan, kehadiran, kesejahteraan, memberikan sentuhan dan

membina kedekatan dengan klien. Namun, dalam keperawatan, caring sangat diperlukan

untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya. Hingga akhirnya klien bisa

melakukan semua aktivitasnya sendiri secepat mungkin (Creasia & Parker, 2001)

Lingkungan kampus adalah tempat transisi kesuksesan, depresi, kecemasan,

kegagalan, penggunaan alkohol dan obat-obatan berbahaya. Ketika seorang mahasiswa

menginjakan kakinya di lingkungan kampus, ia akan menghadapi beribu-ribu tantangan

sosial, akademik, dan psikologi hingga mengalami hal yang seringkali dialami seorang

pasien, yaitu rasa cemas dan stress (Dunn & Cramer, 2007 ; Story & Butts 2009)

Seluruh mahasiswa Fakultas Keperawatan harus bisa mengontrol dan menjaga dirinya

sendiri dari segala hal-hal negatif yang akan dihadapinya di kampus. Lebih pentingnya lagi,

sebagai seorang calon perawat mereka harus bisa menerapkan konsep caring dalam segala

tingkah lakunya dimanapun mereka berada, salah satunya yaitu di kampus.

Menurut Beck (2001), saat seorang mahasiswa mengalami iklim pendidikan

keperawatan yang caring, maka akan membuat mereka mudah untuk mempelajari bagaimana

bersikap caring secara profesional.

1

Mahasiswa akan membawa caring yang telah mereka tanamkan dalam dirinya sendiri

selama proses pendidikan kemudian mengubahkan menjadi caring dalam praktek

keperawatan yang sesungguhnya (Watson & Leininger, 1990 ; Story & Butts, 2009)

Sikap caring, bukan hanya berfungsi untuk menunjang profesi mereka sebagai

seorang perawat. Grigsby & Megel (1995) mengatakan, jika sikap caring akan membuat

orang yang melakukannya menjadi sosok pribadi yang kuat dan bisa mengaktualisasikan

dirinya sendiri.

Menjadi seorang perawat, berarti harus bisa memahami sikap caring, tulus serta

memahami berbagai macam hal-hal yang dirasakan oleh klien. Hingga seorang perawat

mampu memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Hal itu dapat tercapai apabila,

perawat menunjukan sikap caring-nya kepada setiap klien. Seperti, memberikan kasih

sayang, kenyamana, simpati, kepedulian, memfasilitasi, minat, keterlibatan, tindakan

instruksi kesehatan, tidakan konsltasi kesehatan, perilaku menolong, tindakan pemeliharaan

kesehatan, cinta, kesehatan, perilau protektif, berbagi, perilaku stimulasi, bantuan, penurunan

stress, dukungan, surveilands, kelembutan dan kepercayaan Leininger (Creasia & Parker,

1988 dalam buku tahun 2001)

Tentu kita mengetahui, jika suatu pekerjaan yang kita lakukan secara teratur dalam

waktu yang lama pada akhirnya akan menjadi sebuah kebiasaan bagi diri kita. Untuk itulah,

setiap mahasiswa keperawatan harus bisa menanamkan sikap caring semenjak dirinya

menginjakan kakinya di lingkungan kampus keperawatan hingga ia lulus dan terjun dalam

dunia keperawatan profesional.

Tidak ada alasan, untuk membuat perilaku caring menjadi hal yang sulit untuk

diwujudkan. Karena, dengan pelaksanaan caring, mutu asuhan keperawatan akan lebih

meningkat, image perawat akan lebih terangkat serta profesi keperawatan akan mendapat

tempat khusus di hati para pengguna jasa pelayanan kesehatan (Sartika, 2011)

Lebih pentingnya lagi, Watson (1979), menegaskan jika sikap caring yang ditunjukan

oleh seorang perawat menjadi sebuah jaminan berkualitas atau tidaknya pelayanan

keperawatan.

2

1. 2 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu :

o Menjelaskan bagaimana penerapan sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fakultas

Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak kelasnya

o Menjelasakan bagaimana sikap caringdalam kehidupan mahasiswa Fakultas

Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan adik kelasnya

o Mengevaluasi penerapan sikap caring yang terjadi diantara mahasiswa Fakultas

Keperawatan Universitas Padjadjaran dengan kakak dan adik kelasnya

3

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Caring

2.1.1 Menurut Milton Mayeroff

Berdasarkan hasil analisis mengenai makna caring dalam hubungan manusia oleh

Mayeroff (1972), disimpulkan bahwa caring merupakan sebuah proses yang memberikan

kesempatan pada seseorang (penerima atau pemberi asuhan) untuk pertumbuhan pribadi.

Dalam analisisnya, terdapat beberapa aspek utama caring, diantaranya :

Kejujuran

Rasa percaya

Pengetahuan

Penggantian irama (belajar dari pengalaman)

Kesabaran

Harapan

Keberanian, dan

Kerendahan hati.

Mayeroff (1971), menyatakan jika seseorang merawat orang lain dalam keadaan yang

sangat berarti, akan membantu orang tersebut untuk tumbuh dan mengaktualisasikan

dirinya..... dalam konteks kehidupan manusia, caring menjadi salah satu cara untuk mengatur

nilai-nila serta aktivitas disekitarnya. Melayani orang lain dengan sikap caring, akan

membuat kehidupan orang tersebut lebih berarti.

Dapat kita lihat jika teori yang dikemukakan Mayeroff merupakan makna caring

secara luas. Ia tidak hanya melihat sikap caring yang dilakukan di tempat-tempat pelayanan

kesehatan seperti klinik atau rumah sakit. Ia juga menjabarkan berbagai macam hubungan

caring : interpersonal, personal, spiritual, keluarga terapeutik, emosional dan yang lainnya.

2.1.2 Menurut K.M.Swanson

Konsep caring menurut Swanson (1991), didasari oleh 5 asumsi. Diantaranya :

4

Maintaining belief : Membantu orang lain yang sedang mengalami sebuah peristiwa

ataupun transisi dengan cara mempertahankan iman orang tersebut agar menghadapi

masa depan yang lebih bermakna. Bertujuan untuk membantu orang lain menggapai

tujuan hidupnya dengan sikap yang penuh harapan. Seorang perawat harus bisa

memberi ketenangan kepada kliennya, memiliki sifat yang positif serta menolong

kliennya dengan tulus.

Knowing : Berusaha untuk memahami setiap peristiwa yang dialami orang lain.

Seorang perawat harus melakukan setiap tindakannya berdasarkan aturan, memahami

segala kondisi dan situasi kliennya, serta menghindari terjadinya komplikasi.

Being with : Mampu hadir untuk menemani kliennya secara emosional, berbagi

dengan klien secara tulus, hingga menciptakan kepercayaan pasien.

Doing for : Membantu orang lain untuk melakukan segala hal yang seharusnya

dilakukan oleh orang tersebut sendirian. Seorang perawat harus memberikan

perawatan yang senyaman mungkin, memberikan asuhan keperawatan yang

kompeten, bersikap protektif, serta antisipatif. Perawat juga harus merawat kliennya

dengan terampil dan kompeten seraya menjaga martabat orang tersebut.

Enabling : Memberikan fasilitas berupa informasi-informasi penting kepada kliennya

untuk membantunya melalui suatu peristiwa asing atau transisi kehidupan. Perawat

juga harus membantu kaliennya untuk mencari alternatif penyelesaian masalahnya

sehingga mempercepat proses penyembuhan kliennya.

2.1.3 Menurut Simon Roach

Roach (1995), mengemukakan 5 komponen caring, yaitu :

Kasih sayang (compassion) : Rasa peka akan kepedihan dan kesulitan orang lain yang

diekspresikan dengan cara membantu orang lain untuk tetap bertahan, Berbagi dengan

orang lain, mau berbagi tentang segala hal yang orang lain rasakan, juga mau

memberikan dukungannya secara penuh.

Kemampuan (competence) : Mempunyai keterampilan, kemampuan, energi, ilmu

pengetahuan dan motivasi yang tinggi untuk menunjang profesinya. Kemampuan

menjadi tak berarti jika tanpa kasih sayang begitupun sebaliknya. Kasih sayang akan

tak berguna jika tak diiringi dengan kemampuan.

5

Kepercayaan diri (confidence) : Kondisi dimana seseorang memiliki rasa penuh

percaya diri untuk memelihara hubungannya dengan orang lain. Kepercayaan diri

diekspresikan dengan sikap caring yang akan menumbuhkan kemampuan orang lain

dalam mengembangkan dirinya serta menceritakan kebenaran.

Sura hati (concience) : Nilai humanistik altruistik (peduli pada kesejahteraan orang

lain) menjadi standar moral dari seorang perawat yang harus dilakukan dalam

kehidupannya sehari-hari.

Komitmen (commitment) : Perawat harus menjalankan setiap tugasnya dengan

konsekuen serta berkualitas.

2.1.4 Menurut Barnum dan Melleis

Barnum (1998) dan Melleis (1997), menjelaskan bahwasanya caring terdiri dari 5

konsep, diantaranya :

Caring as human traits : Caringadalah sifat atau kebiasan manusia yang didasari oleh

kepribadian, budaya atau psikologis.

Caring as moral imperactive : Caringberhubungan dengan aspek moral yang berperan

penting sebagai esensi dari keperawatan yang menjunjung tinggi martabat seseorang

sebagai manusia.

Caring as an effect : Diekspresikan dalam bentuk empati, emosional, dan mengabdi

pada pekerjaan.

Caring as an interpersonal interaction : Dalam mmeberikan asuhan, seorang

perawatn akan selalu melakukan interaksi dengan pasien beserta keluarganya.

Caring as a therapeutic intervension : Caringadalah terapi keperawatan.

2.1.5 Menurut Griffin

Griffin (1983), menggambarkan caring di dalam praktik keperawatan seperti sebuah

proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat untuk melakukan segala perannya

yang spesifik dalam satu cara untuk menyalurkan segala ekspresi emosi-emosi tertentu

kepada kliennya. Perawat harus siap untuk membantu, melayani dan menolong kliennya yang

mempunyai kebutuhan khusus.

6

2.1.6 Menurut Jean Watson

Watson dikenal karena teorinya tentang “Human Science and Human Care” atau

“Pengetahuan Manusia dan Merawat Manusia”. Dalam teorinya dijelaskan bahwa terdapat

10 faktor karatif, yang merupakan sifat dan karakter perawat yang menjelaskan bagaimana

caring bisa dimanifestasikan sebagai sebbagai esensi dan inti keperawatan. 10 faktor tersebut,

diantaranya :

Membentuk nilai humanistik (kemanusiaan) dan altruistik (mementingan kepentingan

orang lain diatas kepentingannya sendiri) : Nilai-nilai ini didapatkan melalui proses

belajar, pengalaman pribadi, proses interaksi dengan orang lain, ataupun dengan cara

memahami nilai yang ada dalam pribadi orang lain.

Menanamkan Faith- Hope (keyakinan dan harapan) : Seorang perawat harus selalu

berpikiran positif agar kliennya memiliki sikap optimis dan percaya diri hingga

membuatnya bisa lebih cepat sembuh.

Menanamkan sifat kepercayaan diri atau sensitifitas untuk diri sendiri dan orang lain :

Seorang perawat dituntut untuk bisa meningkatkan sensitifitas terhadap dirinya

sendiri dan orang lain, karena dengan hal tersebut perawat akan menjadi lebih apa

adanya dan lebih sensitif kepada kliennya. Itu juga membuat perawat jadi lebih tulus

dalam merawat pasiennya. Karena, harus kita ketahui jikajendela dari jiwa seseorang

ialan pikiran dan emosinya.

Membina hubungan Helping-Trust (saling perdaya dan saling bantu) : Saling

menerima hal yang positif dan negatif menggambarkan hubungan yang saling

percaya. Untuk mewujudkan hal ini seorang perawat dituntut untuk bersikap empati,

jujur, terbuka serta melakukan komunikasi yang efektif dengan kliennya.

Meningkatkan serta menerima ungkapan perasaan, baik yang positif ataupun yang

negatif : Perawat dituntuk untuk bisa memahami situasi apapun yang akan dialami

pasiennya entah itu disaat bahagia ataupun sedih.

Menggunakan metode ilmiah dalam menyelesaikan masalah dan mengambil

keputusan.

Meningkatkan dan memfasilitasi proses belajar mengajar yang bersifat interpersonal :

Faktor ini sangat penting untuk membedakan konsep caring dan curing. Perawat

menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan kesehatan, memberi

informasi kepada klien dengan cara pendidikan kesehatan untuk membantu klien

memenuhi kebutuhan pribadi serta alternatif penyembuhannya. Perawat harus mampu

7

memahami persespi klien dan meredakan situasi yang menegangkan sehingga proses

belajar-mengajar ini menjadi lebih efektif.

Menciptakan lingkungan yang mendukung, melindungi dan meningkatkan atau

memperbaiki keadaan mental, sosial, kultural dari lingkungan spiritual : Perawat

dituntut untuk bisa menyadari bahwa lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap

keadaan kliennya. Setelah meneliti lingkungan kliennya, perawat bisa memberikan

dukungan situasional, membantu indivisu mengembangkan persepsi yang lebih akurat

dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi masalahnya.

Memebantu memenuhi kebutuhan dasar manusia : Dengan sepenuh hatinya, perawat

dituntut untuk memenuhi kebutuhan biofisik, psikososial, dan kebutuhan interpersonal

pasien.

Mengembangkan kekuatan faktor excistensial phenomenologic : Membantu kliennya

untuk memahami tentang konsep kehidupan dan kematian. Karena, hal itu dapat

membantu seseorang menemukan kekuatan atau keberaniannya untuk menghadapi

akhir hidupnya nanti.

2.2 Hubungan Antara Keperawatan dan Caring

Menurut beberapa penulis, perilaku caring dalam profesi keperawatan merupakan

sebuah bentuk cinta.

Ray (1981), “.... analisis caring secara konseptual dari perspektif berbeda diperkirakan

sebagai sebuah bentuk cinta.....”

Campbell (1984), mempersepsikan jika caring adalah sebuah bentuk dari “cinta

sedang”. Maksudnya, hubungan caring secara profesional terikat kuat oleh konvensi dan

undang-undang.

McFarlane (1976), menjabarkan keperawatan sebagai suatu proses untuk “menolong,

membantu, melayani, caring”, hal ini menunjukan bahwa caring dan keperawatan merupakan

sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa

beberapa aktivitas praktik dilakukan dalam proses caring di lingkungan keperawatan.

Griffin (1980, 1983), membagi konsep caring menjadi dua domain utama. Pertama,

konsep caring yang berkenaan dengan emosi dan sikap seorang perawat, yang kedua konsep

8

caring terfokus pada aktivitas yang dilakukan perawat saat melaksanakan fungsi

keperawatannya.

Griffin (1983), menyebutkan bahwa seorang perawat harus melakukan aktivitas peran

yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu

kepada resipien. Aktivitas tersebut menurut Griffin meliputi membantu, menolong dan

melayani orang yang mempunyai kebutuhan khusus. Proses ini dipengaruhi oleh hubungan

antara perawat dengan pasiennya. Emosi “menyukai’ dan “kasih sayang” ditawarkan secara

sementara sebagai respon afektif penting yang diekspresikan melalui hubungan ini.

9

BAB 3

KASUS dan PEMBAHASAN

3.1 Aplikasi Caring Mahasiswa Fakultas Keperawatan dengan Kakak dan Adik Kelasnya

3.1.1 Dalam Hal Sopan dan Santun

A. Gambaran Umum

Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang

berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain.  Aplikasi

caring dalam kehidupan mahasiswa fkep antara kakak dan adik kelas diantaranya

adalah Sopan dan Santun. Sopan memiliki arti beradab dalam hal tingkah laku,tutur

kata, dan berpakaian, sedangkan santun memiliki arti halus dan baik, penuh rasa belas

kasihan dan suka menolong.

Sopan dan santun dalam kehidupan mahasiswa fkep meliputi saling menyapa

dengan bahasa yang baik dan ramah, berprilaku sesuai dengan adat dan budaya

setempat yang berlaku, saling menghargai dengan memberikan penghormatan yang

pantas, dan saling membantu satu sama lainnya. Jadi sudah jelas bahwa sopan dan

santun perlu diterapkan karena merupakan bagian dari caring, tetapi dalam hal

aplikasinya masih saja ada yang belum mengaplikasikanya meskipun sebagian besar

banyak yang sudah mengaplikasikannya. Misalnya saja diawal semester perkuliahan

di Fkep antara kakak dan adik kelasnya hanya sebagian besar dari mereka yang baru

mengaplikasikannya, hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya karakter

seseorang, belum saling mengenal, dan belum beradpatsi dengan lingkungan barunya.

B. Evaluasi

Dari peristiwa yang terjadi diatas dapat kita ketahui bahwa aplikasi caring dalam

kehidupan mahasiswa Fkep sudah cukup baik, tetapi kita juga perlu meningkatkannya

kembali, karena sikap caring terutama dalam hal sopan dan santun harus diterapkan

oleh seluruh mahasiswa Fkep untuk melatih mahasiswa tersebut menjadi perawat

yang profesional dikemudian hari.

10

C. Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan DihilangkanSelain miningkatkan sikap caring dalam hal sopan dan santun kita juga perlu

memperbaikinya, karena dengan begitu kita dapat pula meningkatkan tali

persaudaraan, keakraban, dan kerukunan antara kakak dan adik kelasnya di dalam

kehidupan mahasiswa Fkep. Dalam meningkatkan hal tersebut kita juga perlu

menghilangkan karakter yang tidak baik seperti sifat egois, apatis, malu atau segan

dalam memulainya.

3.1.2 Dalam Hal Senyum, Sapa dan Salam

A. Gambaran Umum

Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas,

khususnya dalam hal senyum, sapa, dan salam, mengalami perkembangan yang cukup

baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring

dalam hal senyum salam dan sapa masih terlihat sangat kurang, baik itu antara adik

kepada kakak kelas, maupun sebaliknya kakak kepada adik kelas. Hal itu terjadi karena

banyak faktor, di antaranya yaitu belum terjadi saling mengenal di antara kakak dengan

adik kelasnya, adik kelas masih beradaptasi dengan lingkungan barunya, adik kelas masih

mencari tahu siapa saja warga atau civitas akademika yang berada dalam lingkungan

barunya kini, begitupun kakak kelas yang baru melihat dan mengenali wajah-wajah adik

kelasnya yang baru. Namun, seiring berjalannya waktu, mulai terjadi peningkatan

interaksi antara adik dengan kakak kelas, meskipun pada awalnya interaksi tersebut

didasari oleh tuntutan tugas, namun pada akhirnya interaksi tersebut memberikan dampak

yang positif bagi adik maupun kakak kelas. Dengan adanya interkasi tersebut maka

terjadi saling mengenal antara kakak dengan adik kelasnya. Setelah saling mengenal,

mereka saling berkomunikasi dan bertukar informasi, baik secara langsung ketika

bertemu maupun secara tidak langsung melalui alat komunikasi.

Hampir semua mahasiswa Fkep sudah menunjukan sikap caring dalam hal senyum,

sapa dan salam ketika mereka bertemu secara langsung. Baik dari adik kelas kepada kakak

kelas, maupun sebaliknya dari kakak kelas pada adik kelas. Mereka akan dengan hangat

memberikan senyum, dan memberikan salam kepada kakak maupun adik kelasnya.

Bahkan, apabila sudah saling mengenal nama, mereka akan saling menyapa dengan

menyebutkan nama orang yang mereka sapa. Seperti contoh sapaan yang sering digunakan

ketika mereka saling berpapasan di antaranya adalah : “Assalamu’alaikum Kang, Teh!”,

11

“Punten Kang, Teh!”, “Selamat pagi Kang, Teh!”, “Duluan Kang, Teh” dll. Jika mereka

bertemu dengan jarak yang agak jauh sekalipun, mereka tetap saling menyapa dengan

saling memberikan senyum atau lambaian tangan sebagai bentuk sapaan, meskipun tanpa

memberikan salam atau menyapa nama.

Namun, sikap ini lebih banyak ditunjukkan oleh adik kelas kepada kakak

kelasnya, dibanding kakak kelas kepada adik kelas. Hal ini kemungkinan terjadi karena

dari segi usia mereka lebih tinggi dibanding adik kelasnya, sehingga masih ada beberapa

di antara kakak kelas yang memiliki keinginan untuk lebih dihormati oleh adik kelasnya,

baik itu dengan cara diberikan senyum, disapa, atau diberikan salam terlebih dahulu oleh

adik kelasnya. Namun dari sisi lain juga, hal ini dilakukan oleh kakak kelas untuk menilai

sejauh mana adik-adik kelasnya menerapkan sikap caring dalam hal senyum, sapa, dan

salam di kehidupan sehari-harinya.

B. Evaluasi

Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep

dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada

beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu

ditingkatkan yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam, dan sapa kepada

siapapun tanpa harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal atau tidak

dengan kita.

C. Hal yang Perlu Dipertahankan, Diperbaiki, dan Dihilangkan

Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep

dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,

diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya

yaitu : sikap saling memberi senyum, salam, dan sapa yang sudah diaplikasikan oleh

adik kelas kepada kakak kelas maupun sebaliknya dari kakak kelas kepada adik

kelasnya, baik ketika mereka berpapasan secara langsung dengan jarak dekat, maupun

ketika bertemu dengan jarak yang agak jauh. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki

yaitu sikap untuk berani memberikan senyum, salam, dan sapa kepada siapapun tanpa

harus melihat dia siapa, tingkat berapa, fakultas mana, kenal atau tidak dengan kita.

Juga yang harus diperbaiki juga dari segi niat dalam melakukan sikap caring ini,

12

jangan sampai niatnya hanya ingin sekedar dipuji atau hanya untuk mencari aman

agar tidak dianggap tidak sopan oleh orang lain, namun seharusnya niatkan sikap

caring yang kita lakukan ini sebagai ibadah, dan bentuk kesungguhan kita untuk

menanamkan dan menerapkan budaya caring agar tertanam kuat dalam kepribadian

kita sebagai modal utama untuk menjadi perawat di masa yang akan datang.

Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu sikap senioritas, merasa lebih ingin

dihormati, sehingga enggan untuk memberikan senyum, salam dan sapa terlebih

dahulu kepada orang lain terutama adik kelas.

3.1.3 Dalam Hal Berbagi Materi

A. Gambaran Umum

Sikap caring dalam kehidupan mahasiswa Fkep dengan kakak dan adik kelas,

khususnya dalam hal berbagi materi, berbagi informasi serta meminjamkan buku

mengalami perkembangan yang cukup baik dari awal tahun ajaran baru hingga saat

ini. Di awal tahun ajaran baru, sikap caring dalam hal berbagi materi, berbagi

informasi serta meminjamkan buku masih terlihat sangat kurang atau bahkan tidak

ada. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, diantaranya belum saling mengenalnya

antara adik kelas dan kakak kelas, adik kelas masih terlihat sangat canggung di

lingkungan barunya; terlihat canggung kepada kakak tingkat nya; serta kepada seluruh

civitas akademika. Tetapi setelah adanya tahapan-tahapan proses penerimaan

mahasiswa baru, dari sana sangat terlihat perbedaannya, banyak sekali manfaat yang

bisa kita ambil dari tahapan-tahapan tersebut. Disana ditekankan agar adik kelas bisa

bersosialisasi, bergabung dengan kaka kelasnya itu mengakibatkan banyak hal,

diantaranya bisa menjadi lebih dekat satu sama lain, bisa saling sharing entah itu

pengalaman, berbagi materi, berbagi informasi dll.

Dengan beberapa penekanan yang mengharuskan kita untuk lebih mengenal

seluruh civitas akademika didalam Fakultas Keperawatan ini diantaranya adik kelas

harus mencari dan berkenalan serta bersilaturahmi dengan kakak kelas yang memiliki

nomor NPM yang sama, hal itu secara tidak langsung bahwa adik kelas memiliki

kakak masing-masing, disana bisa saling berbagi hal apapun layaknya seperti adik dan

kakak. Tidak sedikit kakak kelas yang berbagi informasi mengenai perkuliahan,

bahkan banyak yang menawarkan buku-buku yang adik kelasnya butuhkan, kakak

kelas banyak yang memberi materi-materi perkuliahan yang dosennya ajarkan kepada

13

mereka saat kakak kelas berada di posisi yang sama dengan adik kelasnya. Hal itu

sangat bermanfaat terutama adik kelas yang memang baru memasuki masa

perkuliahan mereka sangat membutuhkan hal-hal seperti itu, mereka butuh kakak

yang bisa membantu dan membimbing mereka.

Adik kelas sangat membutuhkan hal-hal seperti materi-materi perkuliahan,

buku serta informasi seputar perkuliahan yang menunjang pembelajaran mereka saat

dikelas yang kebanyakan dari mereka tidak terlalu memahami apa yang dosen

jelaskan saat dikelas. Mereka membutuhkan pengetahuan yang lebih untuk

menunjang pembelajaran mereka kedepannya. Hal itu biasanya disebabkan oleh

mereka yang belum siap mengalami dunia perkuliahan ataupun mereka yang memang

sulit memahami materi yang diberikan karena beberapa hal, contohnya dosen yang

menerangkan terlalu cepat dll. Oleh karena itu, mereka akhirnya mencari materi-

materi yang mereka butuhkan untuk quis, uts, uas, sgd ataupun yang lainnya.

Kebanyakan dari mereka pun akhirnya meminta kepada kaka tingkat yang memang

dalam kenyataannya mereka telah melewati tahap ini, mereka pun lebih

berpengalaman sehingga mereka tau lebih awal dan mereka pasti mempunyai

beberapa referensi yang mereka dapatkan ditahapan sebagai adik kelas pada saat itu.

B. Evaluasi

Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep

dengan kakak dan adik kelasnya, secara umum sudah baik. Namun masih ada

beberapa hal yang masih perlu ditingkatkan. Adapun hal yang masih perlu

ditingkatkan yaitu semua kakak kelas bisa membantu serta membimbing adik

kelasnya, karena belum semua kakak kelas melakukan hal caring seperi berbagi

materi; cinformasi; serta buku, masih ada beberapa yang belum menerapkan hal

tersebut.

C. Apa yang perlu dipertahankan

Dari gambaran sikap caring yang telah diaplikasikan oleh mahasiswa Fkep

dengan kakak dan adik kelasnya, ada beberapa hal yang perlu dipertahankan,

diperbaiki, juga dihilangkan. Adapun hal yang perlu dipertahankan di antaranya sikap

saling berbagi mengenai materi, buku ataupun informasi yang sudah diterapkan oleh

kakak kelas terhadap adik kelasnya, dalam hal ini belum adanya timbal balik yang

terlihat dari adik kelas terhadap kakak kelas nya dalam hal berbagi materi

14

perkuliahan. Hal ini disebabkan adik kelas yang masih baru memasuki ranah

perkuliahan. Adapun hal yang masih perlu diperbaiki yaitu belum semua kakak kelas

dapat berbagi hal tersebut, masih ada beberapa yang terkadang sulit untuk berbagi

terutama dalam hal materi. Sedangkan hal yang perlu dihilangkan yaitu untuk tidak

mempunyai rasa “rugi” dalam diri kakak kelas untuk berbagi materi, buku, serta

informasi. Dan juga rasa pilih kasih dalam artian kakak kelas hanya berbagi kepada

adik kelas yang memang telah mereka kenal sebelumnya.

15

BAB 4

KESIMPULAN dan SARAN

4.1 Kesimpulan

Sikap caring yang diterapkan di lingkungan Fakultas Keperawatan Universitas

Padjadjaran antar Kakak dan Adik kelas mengalami kemajuan dalam waktu kurang lebih 1

bulan ini. Diantaranya bisa dilihat ketika saling sapa dengan ramah dan penuh sopan

santunnya satu dengan yang lainnya tanpa ada rasa keterpaksaan dan merambah pada

pengenalan pribadi masing-masing. Selain itu, dengan mengenal maka dapat menimbulkan

rasa caring dan akhirnya mereka bisa saling membagi pengalaman mereka satu sama lain.

Angkatan atas pun dengan senang hati membantu adik kelasnya dalam hal materi

pembelajaran hingga buku-buku apa saja yang diperlukan selama perkuliahan.

4.2 Saran

Sikap caring merupakan salah satu aspek penting yang harus dimiliki di dalam

kepribadian seorang perawat. Alangkah lebih baik apabila penanaman dan penerapan sikap

ini lebih digalakkan, khususnya di lingkungan Fkep, dengan tujuan seluruh civitas akademika

di dalamnya, terkhusus para mahasiswa Fkep, terbiasa untuk menerapkan perilaku caring,

bahkan lama kelamaan akan semakin melekat sebagai jati diri para mahasiswa, sehingga di

masa yang akan datang nanti, ketika mahasiswa terjun di dunia keperawatan yang sebenarnya

sebagai seorang perawat, mereka tidak akan merasa asing, terpaksa, atau perlu usaha yang

keras lagi untuk mengaplikasikan perilaku caring.

16

DAFTAR PUSTAKA

Basford, Lynn. 2006. Teori dan Praktik Keperawatan : pendekatan integral pada asuhan

pasien. Edisi ke 1. Diterjemahkan oleh: Agung Waluyo. Jakarta: EGC

Batubara, Nurlailan. 2015. Studi Fenomenologi : Karakteristik Caring Dosen Keperawatan

di Fakultas Keperawatan Universitas Swasta Kota Medan. Universitas Sumatera Utara

Morrison, Paul. 2008. Caring and Communicating : hubungan interpersonal dalam

keperawatan. Edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Widyawati. Jakarta: EGC

repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

repository.usu.ac.id/bitstream/.../5/Chapter%20I.pdf

17