HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP...

78
HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ORAL HYGIENE DI RUANG INTENSIVE RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI “Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan” Oleh : Rini Wulandari NIM. S11032 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP...

Page 1: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP

PELAKSANAAN ORAL HYGIENE DI RUANG

INTENSIVE RSUD Dr. MOEWARDI

SURAKARTA

SKRIPSI

“Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Rini Wulandari

NIM. S11032

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP

PELAKSANAAN ORAL HYGIENE DI RUANG INTENSIVE

RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Oleh :

Rini Wulandari

S11032

Telah disetujui untuk dapat dipertahankan dihadapan Tim Penguji,

Pembimbingutama

Ns. Happy Indri Hapsari, M.Kep

NIK. 201284113

Pembimbing Pendamping,

Lucky Erlandi Pranianto,S.Kep.,Ns

NIK.210490134

Page 3: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rini Wulandari

NIM : S11032

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar

akademik ( sarjana ), baik di STIkes Kusuma Husada Surakarta maupun di

perguruan tinggi lain.

2) Skripsi adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Tim

Penguji.

3) Dalam Skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya dengan norma yang berlaku di

perguruan tinggi ini.

Surakarta, 2015 Yang membuat pernyataan,

Rini Wulandari NIM. S11032

Page 4: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah mencurahkan rahmat dan hidayah Nya. Pada akhirnya penulis mampu

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Sikap Caring Perawat Terhadap

Pelaksanaan Oral Hygiene didi ruang intensiveRSUD dr. Moewardi surakarta”.

Skripsi penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh

mata ajar skripsi di Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan,

arahan, dan masukan yang sangat membangun dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang

tulus, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin,M.Kep, selaku ketua program Studi S1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ns. Happy Indri Hapsari,S.Kep,M.Kep, selaku pembimbing utama yang

telah memberikan bimbingan serta arahan selama proses pembuatan skripsi.

4. Bapak Ns.Lucky Erlandi Pranianto,S.Kep, selaku pembimbing pendamping

yang telah meberikan bimbingan, masukan dan saran dalam proses

penyusunan skripsi.

5. Semua informan yang telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian

skripsi ini.

6. Orang tuaku tercinta Bapak Mitro Miharjo, Ibu Warsini dan kakak tercinta

Siti Nurlaela,Bripda Septian Eko Pratama yang telah mendukung dan

mensyuport saya dan adik saya Joko Nurhermawan juga kakak-kakaku yang

lain yang selalu memberikan dukungan, doa, materi dan kasih sayangnya

sepanjang waktu.

7. Teman-teman seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan

2011didik,ambarwati,anisa,umi,fikres,tatikFauziahSeptiana Eka Harsanti

yang selalu mendukung dan membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

Page 5: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

v

8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material dalam

penyusunan Skripsi ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mandapat balasan yang lebih baik. Pada akhirnya penulis bersyukur pada Allah

SWT semoga skripsi ini dapat bermanfaat kepada banyak pihak dan tidak lupa

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Surakarta, Januari 2015

Penulis

Page 6: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

ABSTRAK ..................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ........................................................................ 9

2.1.1 Kebersihan Mulut ....................................................... 9

2.1.2 Perawatan kebersihan mulut terpasangnya ventilator . 10

2.1.3 ADL (activity of daily living) ..................................... 10

2.1.4 Kemampuan melaksanakan aktifitas dasar

diklasifikasikan menjadi ............................................. 11

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut 11

2.1.6 Gambaran kebersihan mulut pada pasien di ICU ....... 14

2.1.7 Cara Mengunakan Kebersihan Mulut ......................... 14

2.1.8 Dampak positif di lakukan kebersihan mulut ............. 16

2.2 Perawat .................................................................................. 17

2.2.1 Pengertian Perawat ..................................................... 17

2.2.2 Peran Dan Fungsi Perawat .......................................... 18

2.2.3 Peran Pelaksana ......................................................... 18

Page 7: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

vii

2.2.4 Peran Sebagai Pendidik ............................................... 19

2.2.5 Peran Sebagai Pengelola .............................................. 19

2.3 Carring .................................................................................... 20

2.3.1 Pengertian Caring ........................................................ 20

2.3.2 Dimensi Caring ............................................................ 21

2.3.3 Klasifikasi Perilaku Caring Perawat ............................ 22

2.3.4 Jenis-Jenis Caring ........................................................ 24

2.3.5 Pengertian sikap ........................................................... 25

2.3.6 Komponen sikap ......................................................... 25

2.3.7 Tingkatan sikap ............................................................ 26

2.3.8 Sifat Sikap .................................................................... 27

2.3.9 Ciri – ciri sikap ............................................................ 27

2.3.10 Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap .................. 28

2.3.11 Cara pengukuran sikap ................................................. 29

2.4 Kerangka Teori ...................................................................... 31

2.5 Kerangka Konsep .................................................................. 32

2.6 Hipotesis ................................................................................ 32

2.7 Keaslian Penelitian ................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian.............................................. 35

3.2 Populasi dan Sampel............................................................... 35

3.2.1 Populasi ........................................................................ 35

3.2.1 Sempel .......................................................................... 36

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 37

3.3.1 Tempat ......................................................................... 37

3.3.1 Waktu Penelitian .......................................................... 37

3.4 Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Skala

Pengukuran ............................................................................ 37

3.5 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data ......................... 38

3.5.1 Alat Penelitian ........................................................... 38

3.5.2 Cara Pengumpulan Data ............................................ 39

Page 8: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

viii

3.5.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................... 40

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ............................ 42

3.6.1 Pengolahan Data ......................................................... 42

3.6.2 Analisa Data................................................................ 44

3.7 Etika Penelitian ...................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Penelitian .............................................................. 47

4.2 Analisa Univariat .................................................................... 48

4.3 Analisa Bivariat ...................................................................... 49

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden ........................................................ 51

5.2 Karakteristik Sikap Caring ..................................................... 52

5.3 Karakteristik Oral Hygiene ..................................................... 54

5.4 Hubungan Sikap Caring Perawat Terhadap Pelaksanaan Oral

Hygiene Di Ruang Intensive .................................................. 56

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan ............................................................................. 60

6.2. Saran ....................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keaslian Penelitian ................................................................... 33

Tabel 3.1 Variabel, Definisi Operasional, dan Skala Operasional ........... 37

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Pendidikan Responden 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap Caring ............................................ 49

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kebersihan Mulut ................................... 49

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Chi Square Responden di Ruang Intensive 50

Page 10: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4 Krangka Teori 31

Gambar 2.5 Kerangka Konsep 32

Page 11: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

xi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Lembar Usulan Topik Penelitian

LAMPIRAN 2 : Lembar Pengajuan Judul Skripsi

LAMPIRAN 3 : Lembar Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

LAMPIRAN 4 :Lembar Uji Validitas Dan Reabilitas

LAMPIRAN 5 : Lembar Ethical Clearance

LAMPIRAN 6 :Permohonan Menjadi Responden

LAMPIRAN 7 : Lembar Openen Ujian Siding Skripsi Skripsi

LAMPIRAN 8 : Lembar audience Ujian Siding Skripsi Skripsi

LAMPIRAN 9 : Lembar Pengantar Penelitian

LAMPIRAN 10 :Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LAMPIRAN 11 :Jadwal Penelitian

LAMPIRAN 12 :Lembar Konsultasi

Page 12: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

xii

HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP PELAKSANAAN ORAL

HYGIENE DI RUANG INTENSIVE

RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Rini Wulandari 1,Happy Indri Hapsari2,Galih Setia Adi3

1Mahasiswa STIKes Kusuma Husada Surakarta 2Dosen STIKes Kusuma Husada Surakarta

3Dosen Stikes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Latar belakang :Salah satu hal yang mempengaruhi kebersihan mulut adalah perilaku caring. Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal esensial. Perawat melakukan aktifitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi-emosi tertentu kepada pasien atau klien.Penelitian ini untuk mengetahui hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral hygiene di ICU RSUDDr. Moewardi Surakarta. Metode :Penelitian menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di ICU RSUD Dr. Moewardi Surakarta dan tehnik pengambilan sample menggunakan totalsampling dengan jumlah respondensebanyak 30 responden. Hasil :Perawat di ICU RSUD dr. Moewardi Surakarta, memiliki sikap caringyang positif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien kritis. Uji korelasi Chi Square menunnjukkan nilai p < 0.005, sehingga ada hubungan antara sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral hygiene. Kesimpulan :Sikapcaring sangat diperlukan dalam pelayanan rumah sakit, karena caring terhadap pasien maupun keluarga pasien akan menumbuhkan bina hubungan saling percaya terhadap klien dan dapat menentukan tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan dirumah sakit.

Kata Kunci : Caring, Oral Hygiene,Sikap Dftar Pustaka : 51 (2003 – 2014)

Page 13: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

xiii

CORRELATION BETWEEN THE NURSES’ CARING BEHAVIOR AND THE

IMPLEMENTATION OF ORAL HYGIENE AT THE INTENSIVE ROOM

Dr. MOEWARDI GENERAL HOSPITAL OF SURAKARTA

Rini Wulandari 1,Happy Indri Hapsari

2,Galih Setia Adi

3

1Student of Bachelor Program in Nursing Science of Kusuma Husada Health Science College of

Surakarta 2Lecturer Bachelor Program in Nursing Science of Kusuma Husada Health Science College of

Surakarta 2Lecturer Bachelor Program in Nursing Science of Kusuma Husada Health Science College of

Surakarta

ABSTRACT

Background: One of the matterswhich affect theoral hygieneiscaring behavior.

Caring in nursing is an essentialinterpersonal process. Nurses have specific role to deliver certain emotional expressions to patients or clients. The objective of this research

is to investigate the correlation of the nurses’ caring behavior and the implementation of

oral hygiene in intensive room of Dr. Moewardi General Hospital of Surakarta.

Method: This research used the cross-sectional method at the Intensive Room of Dr.

Moewardi General hospital of Surakarta. The samples of this research consisted of 30

respondents and they were taken by using the total sampling technique.

Result: The Nurses at the Intensive Room of Dr. Moewardi General Hospital of

Surakarta had positive caring behavior in applying the nursing care to critical patients.

The Chi Square Correlation test shows that the p-value was less than 0.05, meaning that

there was a correlation between the nurses’ caring behavior and the implementation of

oral hygiene.

Conclusion: Caring behavior was needed in hospital services because caring addressed

to the patients or their families would grow up the relationship and mutual trust with the

patients and could determine the people’s satisfaction index upon the hospital services.

Keywords: Caring, oral hygiene, behavior

References: 51 (2003 – 2014)

Page 14: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang Intensive merupakan tempat atau unit tersendiri di dalam

rumah sakit yang menangani pasien-pasien kritis karena penyakit, trauma

atau komplikasi penyakit lain yang memfokuskan diri dalam bidang

life support atau organ support yang kerap membutuhkan pemantauan

intensif. (Noviati,T (2010).Secara umum pasien dengan keadaan henti jantung

(cardiac arrest), henti nafas (respiratory arrest), hipoksemia yang tidak teratasi

dengan pemberian oksigen non invasif, gagal nafas (dengan manifestasi klinis

takipneu, penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, penurunan kesadaran

dengan GCS<8, saturasi oksigen menurun drastis), dan tindakan pembedahan

yang menggunakan anestesi umum secara medis perlu di berikan ventilator

mekanik (Sundana,2010).Ventilator mekanik merupakan alat bantu nafas

yang merupakan peralatan pada unit perawatan intensif atau Intensive Care

Unit (ICU) yang digunakan pada penderita dengan indikasi gagal nafas dan

penyakit lainnya(Sundana, 2010).

Menurut WHO pada tahun 2005 sampai 2010 pasien kritis di ruang

IntensiveAmerika Serikat mencapai 5 juta orang setiap tahunnya dan 42%

diantaranya terpasang ventilasi mekanik. Di 16 ruang Intensive Rumah Sakit

di negara-negara Asia termasuk Indonesia terdapat 1285 pasien yang

menggunakan ventilator.Sebagian besar rata-rata lama penggunaan

ventilator 3-10 hari, 575 pasien diantaranya meninggal dunia (Kollef,2010).

Page 15: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

2

2

Pada penderita yang mengalamigangguan penurunan kesadaran dapat

mengalami imobilitas fisik, gangguanmenelan makanan lewat mulut

sehingga dapatmenjadi salah satu penyebab terjadinyaperadangan selaput

lendir mulut (Stevens,2009). Penderita yang mengalami gangguanmenelan

makanan diberikan melalui selang,sehingga ludah jarang mengalami

pergantianyang memudahkan terbentuknya kolonimikroflora oral komensal,

apabila dibiarkankeadaan tersebut dapat mendorong terjadinya infeksi

rongga mulut (Marni, 2011).

Kebersihan mulut dalam kesehatan gigi dan mulut sangatlah penting.

Beberapa masalah mulut dan gigi bisa terjadi karena kurang menjaga

kebersihan mulut dan gigi.Kebersihan mulut sangat penting sebab terkait

dengan perawatan kesehatan tubuh secara keseluruhan terutama pada klien

yang mengalami penurunan kesadaran(Lehner T,2011).Perawatan rongga

mulut pada klien penurunan kesadaran penting karena mikroorganisme yang

berasal dari rongga mulut dapat menyebabkan infeksi atau penyakit di

bagian tubuh yang lain, seperti penyakit jantung (Ahmad, 2012 ).

Faktor yang menyebabkan tindakan oral hygiene yang buruk

diantaranya kurangnya pengetahuan perawat terhadap kebersihan mulut,

kurangnya motivasi perawat dalam pemenuhan kebersihan mulut yang tidak

kondusif dapat mempengaruhi perubahan perilaku kepedulian perawat

terhadap kebersihan mulut tingginya tingkat kesibukan perawat, ataupun

tidak seimbangnya beban kerja (Agus,2009). Kapasitas pasien yang

melebihi kemampuan kerja perawat dalam melaksanakan perawatan.

Page 16: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

3

Sehingga tindakan kebersihan mulut yang dianggap mudah atau tidak

penting kadang tidak terlaksana dengan baik (Marni,2012).Faktor lain

masalah kesehatan mulut yang dapat terjadi tanpa kebersihan dan perawatan

mulut yang tepat meliputi kurangnya kesadaran petugas kesehatan.Pelayanan

kesehatan mulut yang kurang dapat menyebabkan keadaan yang lebih buruk

seperti menghambat saluran pernafasan ,mulut pasien bau dan kotor (Hidayat

&Uliyah 2010).

Peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene sangat penting bagi

pasien yang mengalami penurunan kesadaran.Ketidakmampuan pasien

untuk merawat dirinya dan ketidakmampuan pasien untuk melakukan

kebersihan mulut bila dibiarkansaja dapat mengakibatkan terjadinya infeksi

rongga mulut.Oleh karena itudiperlukan peran perawat yang baik dan

sebagai pemberi pelayanan yang memadai.Dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, perawat perlu membekali diridengan pengetahuan,

sikap,kepedulian dan perilaku (Anjaswarni,T, 2012).

Salah satu hal yang mempengaruhi kebersihan mulut adalah perilaku

caring.Caring dalam keperawatan sebagai sebuah proses interpersonal

esensial.Perawat melakukan aktifitas peranyang spesifik dalam sebuah cara

dengan menyampaikan ekspresi emosi-emositertentu kepada pasien atau

klien. Aktifitas tersebut meliputimembantu, menolong, dan melayani orang

yang mempunyai kebutuhan khusus (Dwidiyanti,2007).

Perilaku caring bertujuan dan berfungsi mengubah struktur sosial,

pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yang berbeda pada suatu

Page 17: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

4

tempat dengan tempat yang lain. Dalam merawat diri sendiri dan orang lain

dalam prakteknya yang berbeda pada setiap kultur dan etik serta pada sistem

profesional care-nya(Sobirin,2006).Perilaku caring perawat berperan dalam

menentukan kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan satu elemen

yang penting dalam mengevaluasi kualitas layanan dengan mengukur sejauh

mana respon pasien setelah menerima jasa.(Juliani, Enni.2010).

Menurut penelitian Rello et al (2007) yang menyatakan bahwa

perawatan kebersihan mulut sangatlah penting bagi ruang ICU .Kebersihan

mulut berhubungan erat pada sikap,keyakinan dan pengetahuan dari

perawat.Kebersuhan mulut tanpa sikap dan pengetahuan dari perawat tidak

selalu berhasil dalam memastikan kesehatan mulut dan resiko insidensi VAP

pada pasien apalagi dengan pemasangan ventilator mekanik yang

berkepanjangan.

Sikap caringperawat terhadap tindakan kebersihan mulut belum

menjadi budaya rutin dalam keperawatan pada pasien yang akibatnya akan

berpengaruh besar dalam pembentukan sikap perawat.Pada umumnya

individu cenderung untuk memiliki sikap searah dengan sikap orang yang

dianggap penting Setiawati (2010). Kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan sendiri dan keinginan menghindari konflik

dengan orang yang dianggap penting tersebut, sehingga apabila mayoritas

dari perawat tidak melaksanakan sikap caring terhadap tindakan kebersihan

mulut maka akan sulit untuk menjadikan budaya rutinitas tindakan

keperawatan (Suryani, M. 2010).

Page 18: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

5

Dampaknya jika tidak dilakukan kebersihan mulut akan muncul

infeksi akut berupa peningkatan panas tubuh, pembengkakan pada daerah

infeksi, kelemahan, sakit menelan, kemerahan dan tidak dapat membuka

mulut. Infeksi pada rongga mulut dapat disebabkan oleh kebersihan

mulutyang buruk,ulkus pada mulut, kerusakan gigi,gingivitis

(Roeslan,2012). Infeksi lokal selain di dalam mulut juga menyebar ke

daerah kepala dan leher serta secara sistemik ke seluruh tubuh. Keadaan ini

bahkan dapat menyebabkan penyakitinfeksi di organ lain maupun kematian

akibat syok septik (Rahmayanti, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan hasil wawancara dari tujuh orang

perawat dari ruangan, dua orang menyatakan kebersihan mulut dilaksanakan

setiap hari. SOP kebersihan mulutsudah ada.Peralatan kebersihan

mulutseperti tissue,gelas kumur berisi air matang hangat,sikat gigi dan

pastanya, sarung tangan bersih, bengkok, perlak dan alasnya/handuk

kecil.Tiga orang perawat lainnya juga menyatakan bahwa pemenuhan

kebutuhan kebersihan mulutmerupakan tugas perawat yang sudah menjadi

resiko perawat dan menjadi kewajiban. Tetapi banyaknya tindakan dan

pasien yang di rawat, kebersihan mulutkadang dilaksanakan oleh keluarga

dan mahasiswa yang praktek saja.

Ketertarikan peneliti memilih lokasi di RSUD dr.Moewardi karena

RSUD dr.Moewardi adalah rumah sakit umum daerah bertaraf nasional

yang selalu memberikan pelayanan cepat,tepat,nyaman dan mudah.Pasien

yang di rujuk di rumah sakit dr.Moewardi karena keadaan kurang baik akan

Page 19: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

6

di masukkan di ruang Intensive.Dan di ruang intensive akan dilakukan

perawatan yang lebih optimal salah satunya adalah sikap perawat dalam

melakukan kebersihan mulut pasien.Berdasarkan uraian diatas peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian tentangHubungan Sikap Caring Perawat

Terhadap Pelaksanaan Oral Hygienedi ruang Intensive RSUD dr Moewardi

Surakarta.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Hubungan Sikap Caring Perawat Terhadap

Pelaksanaan Oral Hygiene di ruang Intensive RSUD dr Moewardi

Surakareta?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral hygiene di

ICU RSUD ICU RSUD dr Moewardi .

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi sikapcaring perawat terhadap pasien.

2. Mengidentifikasipelaksanaan oral hygiene terhadap pasien.

3. Menganalisis hubungan sikap caring perawat dengan

pelaksanaan kebersihan mulutPasien.

Page 20: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menjadi bahan pembanding dan menjadi sumber

informasi bagi penelitian selanjutnya tentang tindakan keperawatan

oral hygiene untuk pasien yang di rawat di ruang intensive .

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Rumah Sakit

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihak Rumah

Sakit khususnya ruangIntensive untuk tindakan keperawatan

oral hygiene pasien lebih di tingkatkan lagi terutama sikap

perawat dalam melakukan tindakan pada pasien di ruang

intensive.

2. Bagi Perawat

Diharapkan perawat dapat menambah pengetahuan baru dan

menerapkan dalam praktek lapangan saat akan melakukan

tindakan kebersihan mulut.

3. Bagi Peneliti

Menjadi pengalaman berharga bagi peneliti dan menambah

pengetahuan peneliti tentang kebersihan mulut.

Page 21: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

8

4. Bagi Peneliti Lain

Memotivasi peneliti untuk mengembangkan penelitian tentang

kebersihan mulut selanjutnya pada pasien yang yang dirawat di

ruang intensive.

5. Bagi Pembaca

Agar dapat semakin menambah wawasan dan ilmu yang dapat

berguna untuk diri sendiri dan masyarakat .

6. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan informasi yang lebih bermanfaat terutama

sikap perawat dalam melakukan tindakan.

Page 22: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Kebersihan Mulut

Kebersihan mulut adalah salah satu tindakan yang diperlukan

untuk menjaga agar mulut terhindar dari infeksi, membersihkan dan

menyegarkan mulut.Kesadaran menjaga kebersihan mulut sangat

perlu dan merupakan obat pencegah terjadinya masalah gigi dan

mulut yang paling manjur (Hamdani,2011).Kebersihan mulut adalah

tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontiunitas bibir, lidah dan

mukosa membran mulut,mencegah terjadinya infeksi rongga mulut

dan melembabkan mukosa membran mulut dan bibir (Tucker,2011).

Mulut merupakan bagian pertama dari saluran makanan dan

bagian dari sistem pernafasan.Mulut juga merupakan gerbang

masuknya penyakit.Di dalam rongga mulut terdapat saliva yang

berfungsi sebagai pembersih mekanis dari mulut.Kesehatan gigi dan

mulut merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya

yang berperan dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas

Sember Daya Manusia (SDM) (Anjaswarni, T. 2012).

Page 23: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

10

2.1.2 Perawatan kebersihan mulut terhadap pasien terpasang ventilator

Perawatan kebersihan mulut pada pasien dengan terpasang

ventilator adalah salah satu tindakan yang tepat dilakukan oleh

perawat untuk mencegah kejadian VAP yaitu dengan di lakukan

suction.Komponen utama yang perludiperhatikan dalam

melaksanakan kebersihan mulut dengan suction adalah jenis cairan

yang digunakan ,teknik melakukan dan waktu pelaksanaanya.

Kebersihan mulut dikerjakan oleh dua orang perawat dan

dijadwalkan dua kali dalam sehari.Hal ini karenakan kebersihan

mulut dapat menyegarkan,membersihkan,dan menjaga mulut agar

tetap terhindar dari infeksi kuman (Potter & perry,2009).Tidak hanya

itu saja,kebersihan mulut dengan dilakukan suction juga mampu

mengurangi mikroorganisme dan pengumpulan organisme yang

mengalami translokasi dan kolonisasi di dalam mulut (Grap et

al,2003)

2.1.3 ADL (activity of daily living) pada Pasien dengan Ventilator

Mekanik

ADL (Activity Daily Living )adalah kegiatan melakukan

pekerjaan rutin sehari hari. ADL merupakan aktivitas pokok bagi

perawatan diri.ADL meliputi antara lain:ke

toilet,makan,berpakaian,mandi dan berpindah tempat (Guraalnik,

2009).ADL adalah keterampilan dasar dan tugas okupasional yang

harus dimiliki seseorang untuk merawatdirinya secara mandiri yang

Page 24: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

11

dikerjakan seseorang sehari-harinya. ADL pada pasien di ruang

intensif semuanya dilakukan oleh keluarga dan perawat karena

pasien tidak bisa melakukan aktivitas secara mandiri

(Sugiyarto,2009)

2.1.4 Kemampuan melaksanakan aktifitas dasar diklasifikasikan menjadi

6 tahapan menurut Miller, (2009)adalah sebagai berikut :

Skor 0: Aktivitas Mandiri

Skor 1: Aktivitas dengan menggunakan bantuan alat

Skor 2: Aktivitas dengan bantuan sebagian

Skor 3: Aktivitas dengan bantuan 1 orang

Skor 4: Aktivitas dengan bantuan 2 orang

Skor 5: Aktivitas dengan bantuan total

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan mulut

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan

kebersihan mulut (Hamdani,2011) yaitu :

a. Citra tubuh

Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan pengetahuan

individu secara sadar atau tidak sadar terhadap tubuhnya yaitu

ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek

yang kontak secara terus menerus ( anting, make up, kontak

lensa, pakaian, kursi roda) dengan tubuh.Citra tubuh

mempengaruhi cara mempertahankan higiene. Citra tubuh

Page 25: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

12

pasien dapat berubah akibat pembedahan atau penyakit fisik

makaperawat harus membuat suatu usaha ekstra untuk

meningkatkanhigiene.

b. status sosial ekonomi

Kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat

yang ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta

pendapatan.Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi

jenis dan tingkatpraktik kebersihan yang digunakan. Perawat

harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahan-

bahan yang penting seperti deodoran, sampo, pasta gigi, dan

kosmetik

c. Pengetahuan

Informasi yang telah diproses dan diorganisasikan untuk

memperoleh pemahaman, pembelajaran dan pengalaman yang

terakumulasi sehingga bisa diaplikasikan ke dalam

masalah/proses bisnis tertentu.Pengetahuan tentang pentingnya

higiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik

higiene.Dengan demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah

cukup.Pasien juga harus termotivasi untuk memelihara

perawatan diri.

Page 26: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

13

d. Kebudayaan

Kebudayaan adalah hasil karya manusia dalam usahanya

mempertahankan hidup, mengembangkan keturunan dan

meningkatkan taraf kesejahteraan dengan segala keterbatasan

kelengkapan jasmaninya serta sumber- sumber alam yang ada

disekitarnya.Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi

mempengaruhiperawatan higienis.Orang dari latar kebudayaan

yang berbeda,mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.

e. kondisi fisik

Kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran

dalam diri seseorang.Keadaan atau gambaran seseorang dalam

berfikir dengan cepat dan tepat dengan meningkatkan setiap

aktivitas yang kita kerjakan, ada yang menganggap penting

sehingga sangat menentukan seseorang dalam berprestasi.Setiap

pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang

kapanuntuk mandi, bercukur, dan melakukan perawatan

rambut.Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang

menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau

ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi. Seorang pasien

yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan

traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap.Kondisi

jantung, neurologist, paru-paru, dan metabolik yang serius dapat

Page 27: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

14

melemahkan atau menjadikan pasien tidak mampu dan

memerlukan perawat untuk melakukan perawatan higienis total.

2.1.6 Gambaran kebersihan mulut pada pasien di ruang Intensive

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebagian besar

perawat melaksanakan tindakan oral hygiene dengan tepat, hal ini di

sebabkan karena mayoritas perawat memilki pendidikan yang cukup

tinggi dan pengetahuan yang baik sehingga tindakan oral hygiene

dilakukan dengan optimal /tepat.Sedangkan tindakan oral hygiene

yang tidak tepat, ini di disebabkan karena tidak adanya motivasi

yang kuat untuk melakukan perubahan perilaku perawat terhadap

oral hygiene.Salah satu faktornya adalah tingginya tingkat kesibukan

perawat, ataupun tidak seimbangnya beban kerja.Kapasitas pasien

yang melebihi kemampuan kerja perawat dalam melaksanakan

perawatan, sehingga tindakan oral hygiene yang dianggap mudah

atau tidak penting kadang tidak terlaksana dengan baik (Suyatmi1,

Erna Kadrianti2, Darwis3, 2013).

2.1.7 Cara Mengunakan Kebersihan Mulut

Tanggungjawab perawat dalam perawatan dan cara

menggunakan kebersihan mulut pada pasien menurut Refelina,(2009

) adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab perawat dalam kebersihan mulut

Tanggung jawab perawat pada higiene mulut adalah

pemeliharaan danpencegahan.Hal ini penting khusus jika pasien

Page 28: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

15

hendak menerimaradiasi atau kemoterapi sebagai bagian dari

pengobatan medis.Perawatmembantu pasien untuk

mempertahankan higiene mulut yang baikdengan mengajarkan

teknik yang benar atau dengan menampilkanhigiene secara

aktual pada pasien lemah atau cacat.

Tujuan dari pemeliharaan gigi dan mulut meliputi supaya

mulutdan gigi tetap bersih dan tidak bau, mencegah infeksi pada

mulut,kerusakan gigi, bibir dan lidah pecah-pecah dan stomatiti,

memberikanperasaan senang dan segar pada pasien, membantu

merangsang nafsumakan dan mendidik pasien dalam kebersihan

perorangan.

b. Peralatan dan Prosedur Tindakan

1. Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus.

2. Pastikan identitas pasien.

3. Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan

tindakan kepada keluarga pasien .

4. Dekatkan alat-alat.

5. Uji adanya relfek muntah dengan menempatkan spatellidah

diatas bagian belakang lidah .

6. Inspeksi rongga mulut

7. Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur balik kepala

pasien ke arah matras bila perlu nyalakan mesin pengisap

dan sambungkan selang kateter pengisap.

Page 29: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

16

8. Tempatkan handuk wajah pasien dan bengkok di bawah

9. Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien

dengan spatel lidah dengan memasukkan tong spatel secara

cepat tetapi lembut, diantara molar belakang. Masukkan bila

pasien releks (jangan memaksa )

10. Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang

dibasahi dengan air segar. Isap sesuai kebutuhan selama

pembersihan. Bersihkan permukaan penguyah dan

permukaan dalam pertama. Bersihkan atap mulut dan

bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari

menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator

bersih dengan air dan gosok mulut untuk mencuci.

11. Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.

12. Lepaskan sarung tangan .

13. Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.

14. Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

15. Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien.

16. Periksa kembali bila diperlukan

2.1.8 Dampak positif di lakukan kebersihan mulut menurut sheinham

(2005)

1. Kualitas hidup dan kesejahteraan pasien meningkat saat pasien

berbaring di tempat tidur karena tidak dapat beraktivitas secara

mandiri.

Page 30: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

17

2. Terhindar dari kerusakan gigi di karenakan pasien tidak dapat

merawat diri saat kritis sehingga kebersihan mulut itu penting.

3. Mulut tetap bersih / tidak berbau, kebersihan mulut juga

berpegaruh pada estetika sehingga terjaganya kebersihan mulut.

4. Mencegah infeksi mulut, bibir dan lidah pecah-pecah, kebersihan

mulut juga bisa menghindarkan dari kerusakan mulut kalau tidak

di bersihan setiap hari. Jadi perawat harus sesering mungkin

dalam melakukan kebersihan mulut pada pasien.

5. Meningkatkan daya tahan tubuh, kebersihan mulut dapat

terhindar dari berbagai bakteri yang berada di mukosa sehingga

harus sering di bersihakan.

2.2 Perawat

2.2.1 Pengertian Perawat

Perawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata

nutrix yang berarti merawat atau memelihara. menurut Harlley

(2010),perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau

memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena

sakit.Perawat profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan

berwewenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri dan

atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan

kewenanganya (Mulyaningsih 2011).

Page 31: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

18

2.2.2 Peran Dan Fungsi Perawat

Fungsi perawat dalam melakukan pengkajian pada individu

sehat maupun sakit dimana segala aktifitas yang di lakukan berguna

untuk pemulihan kesehatan. Berdasarkan pengetahuan yang di miliki,

aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan

kemandirian pasien secepat. Mungkin dalam bentuk proses

keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian, identifikasi masalah

(diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Perhatian perawat profesional pada waktu menyelenggarakan

pelayanan keperawatan adalah pada pemenuhan kebutuhan dasar

manusia.Profil perawat profesional adalah gambaran dan penampilan

menyeluruh perawat dalam malakukan aktifitas keperawatan sesuai

dengan kode etik.Aktifitas keperawatan meliputi peran dan fungsi

pemberi asuhan keparawatan, praktek keperawatan, pengelola institusi

keperawatan, pendidikan klien serta kegiatan penilitian dibidang

keperawatan (Agustin, I. 2012).

2.2.3 Peran pelaksanaperawat

1. Peran perawat

Peran Perawat di Ruang Intensif menurut Depkes( 2011)

a. Mengelola Pelayanan dan asuhan keperawatan komprehensif

meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan

tindakan keperawatan serta evaluasi pada pasien Intensif .

b. Bertindak sebagai anggota tim Intensif

Page 32: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

19

c. Melaksanakan semua program perawatan, sesuai rencana

keperawatan yang disepakati oleh tim.

d. Melaksanakan re-evaluasi pasien dengan mengusulkan

program keperawatan selanjutnya bagi pasien.

Perawat di ruang Intensif dituntut untuk mempunyai

keahlian dan intelektual yang lebih. Namun merawat pasien

dengan kondisi kritis juga membutuhkan kemampuan untuk

memberikan dukungan emosional, sosial, dan spiritual selain

dukungan fisik karena pasien di ruang Intensif kemungkinan lebih

merasa ketakutan, lebih kesepian, lebih bingung, dan cemas. Satu

sikap dan perilaku yang mampu menembus semua tindakan

adalah sentuhan dan caring. Dengan memberikan pelayanan yang

penuh kasih, ikhlas dan kesungguhan, maka perawat dapat

menunjukkan perhatian dan dukungan pada pasien dan keluarga.

2.2.4 Peran Sebagai Pendidik menurut Depkes( 2011)

Sebagai pendidik perawat berperan dalam medidik

individu,keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan

yang berada dibawah tanggung jawabnya. Peran ini berupa

penyuluhan kepada klien, maupun bentuk desimilasi ilmu kepada

peserta didik keperawatan.

2.2.5 Peran Sebagai Pengelola menurut Depkes( 2011)

Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung

jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan

Page 33: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

20

keperawatan sesuai dengan manajemen keperawatan dalam kerangka

paradigma keperawatan.Sebagai pengelola perawat dalam memantau

dan menjamin kualitas asuhan atau pelayanan keperawatan serta

mengorganisasi dan mengendalikan sistem pelayanan

keperawatan.Karena pengetahuan pemahaman perawat yang kurang

sehingga pelaksana perawat pengelola belum maksimal, mayoritas

posisi, lingkup kewenangan dan tanggungjawab perawat hampir tidak

berpengaruh dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

2.3 Carring

2.3.1 Pengertian Caring

Caring adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam

memberikan dukungan kepada induvidu secara utuh.Tindakan dalam

bentuk prilaku caring seharusnya diajarakan kepada manusia sejak

lahir, masa perkembangan, masa pertumbuhan, masa pertahanan

sampai dengan meninggal. Caring adalah esensi dari keperawatan

yang membedakan dengan profesi yang lain dan mendominasi serta

mempersatukan tindakan - tindakan keperawatan (Watson, 2009).

Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural

dimana perawat berinteraksi dengan klien, staf dan kelompok lain.

Prilaku caring bertujuan dan berfungsi mengubah struktur sosial,

pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yang berbeda pada

suatu tempat dengan tempat yang lain. Dalam merawat diri sendiri dan

Page 34: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

21

orang lain,dalam prakteknya yang berbeda pada setiap kultur dan etik

serta pada sistem profesional care-nya (Liu 2010).

2.3.2 DimensiCaringmenurut Leininger, 2011

Menurut Leininger 2011 ada lima asumsi yang mendasari

konsep caring. 5 konsep tersebut adalah :

a. Maintaining belief

Maintaining belief adalah mempertahankan iman dalam

kapasitas orang lain,untuk mendapatkan melalui suatu peristiwa

atau transisi dan menghadapi masa depan dengan

bermakna.Tujuannya adalah untuk memungkinkan yang lain

sehingga dalam batas-batas kehidupannya,ia mampu menemukan

makna dan mempertahankan sikap yang penuh harapan.

b. Knowing

Knowing adalah berjuang untuk memahami peristiwa

seperti yang memiliki makna dalam kehidupan yang

lain.Mengetahui melibatkan untuk menghindari asumsi tentang

makna dari suatu peristiwa dengan yang merawat,yang berpusat

pada kebutuhan lain, melakukan kajian mendalam,

mencaripetunjuk verbal dan nonverbal, dan mengikutsertakan dari

keduanya.

c. Being with

Bieng with adalah secara emosional hadir untuk yang lain

dengan menyampaikan ketersediaan berkelanjutan, perasaan

Page 35: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

22

berbagi, dan pemantauan yang peduli memberikan tidak

membebani orang dirawat.

d. Doing for

Doing for adalah melakukan untuk yang lain apa yang dia

akan melakukan untuk diri sendiri jika hal itu

mungkin.Melakukan untuk yang lain berarti memberikan

perawatan yang nyaman, protektif, dan antisipatif, serta

menjalankan tugasnya terampil dan kompeten sambil menjaga

martabat orang tersebut.

e. Enabling

Enabling adalah memfasilitasi bagian yang lain melalui

transisi kehidupan dan peristiwa asing dengan memberi informasi,

menjelaskan, mendukung, dengan fokus pada masalah yang

relevan, berfikir melalui masalah, dan menghasilkan alternatif,

sehingga meningkatkan penyembuhan pribadi klien,

pertumbuhan, dan perawatan diri.

2.3.3 Klasifikasi Perilaku Caring Perawat

Banyak penelitian mandefinisikan dan menjabarkan bentuk

nyata perilaku caring perawat. Christopher dan Hegedus (2010) dalam

penelitiannya, merangkumbeberapa literatur tentang perilaku caring

perawat,dan mengelompokan perilaku caring perawat kedalam dua

kelompok besar yaitu perilaku afektif daninstrumental.

Page 36: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

23

a. Perilaku Afektif Caring Perawat

Perilaku afektif caring perawat adalah sikap perawat yang

mencerminkan nilai-nilai caring yaitu nilai kemanusiaan, hormat,

kepedulian, empati, dan hubungan saling percaya dan membantu

(Christopher & Hegedus (2010).Perilaku caring perawat yang

termasuk kedalam perilaku afektif meliputi semua aktivitas

perawat dalam membentuk hubungan dengan pasien yang

berkualitas yang didasari hubungan saling percaya, sensitif dan

empati. Aktivitas lain yang mencerminkan perilaku afektif yaitu

memberikan dukungan terhadap pasien seperti pengawasan

pasien, memberikan kenyamanan dan menghormati privasi pasien

(Watson, 2010).

b. Perilaku Instrumental Caring Perawat

Perilaku instrumental caring perawat adalah perilaku yang

menunjukan keterampilan dan kemampuan perawat secara

kognitif dan psikomotor (Christopher & Hegedus, 2010).Aktivitas

perawat yang mencerminkan perilaku caring instrumental

diantaranya yaitu aktivitas fisik atau tindakan perawat seperti

pemberian obat-obatan, perawatan kebersihan pasien, pemenuhan

kebutuhan dasar pasien dan penggunaan alat-alat kesehatan.

Perilaku lain yang mencerminkan perilaku instrumental dari

caring perawat adalah aktivitas yang berorientasi pada

kemampuan kognitif seperti program pembelajaran, pendidikan

Page 37: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

24

kesehatan dan pemecahan masalah dengan metode asuhan

keperawatan yang sistematis

(Watson, 2010).

2.3.4 Jenis-Jenis Caring menurut Supriadi, 2009

a. Caring sebagi suatu proses

Caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan

membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan

diri.Caring sebagai suatu proses merupakan perilaku yang

membutuhkan jiwa besar dan mampu berlapang dada.

b. Caring sebagai suatu bentuk normal

Caring sebagai moral imperative ( bentuk moral ) sehingga

perawat harus terdiri dari orang-orang yang bermoral baik dan

memiliki kepedulian terhadap kesehatan pasien, yang

mempertahankan martabat dan menghargai pasien sebagai

manusia istimewa. Cara perawat melihat pasien sebagai manusia

yang mempunyai kekuatan, dan bukan hanya fisik, tapi juga

mempunyai jiwa dan kebutuhan harus menjadi bagian penting

dari perilaku caring.

c. Caring sebagai suatu affect

Caring sebagai suatu affect digambarkan sebagai suatu

emosi, perasaan belas kasih, atau empati terhadap pasien yang

mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi

Page 38: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

25

klien/pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam

diri setiap perawat agar dapat merawat pasien dengan baik.

2.3.5 Pengertian sikap

Menurut para ahli ada beberapa pengertian sikap diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap

dirinya sendiri, orang lain, objek atau isu (Azwar S dalam Wawan

& Dewi, 2011).

2. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadapsesuatu stimulus atau objek (Notoatmodjo dalam

Wawan & Dewi, 2011).

3. Thomas & Znaniecki dalam Wawan & Dewi (2011) menegaskan

bahwa sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya

kondisi internal psikologis yang murrni dari individu. Tetapi

sikap lebih merupakan proses kesadaran yang sifatnya individual.

2.3.6 Komponen sikap

Wawan & Dewi ( 2011) mengatakan bahwa ada 3 komponen yang

membentuk sikap yaitu :

1. Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang

berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan yaitu hal –

hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi

terhadap sikap.

Page 39: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

26

2. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap

objek sikap. Rasa senang merupkan hal yang positif sedangkan

rasa tidak senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini

menunjukan arah sikap, yaitu positif dan negatif.

3. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component),

yaitu komponen yang berhubungan dengan kecenderungan

bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukan

intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya kecenderungan

bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

2.3.7 Tingkatan sikap

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni ( Notoatmodjo dalam

Wawan & Dewi, 2011) :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

2. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah sesuatu indikasi sikap

karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan.Lepas pekerjaan itu benar atau

salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

Page 40: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

27

3. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah

suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak

ibu yang lain (tetangga, saudaranya, dsb).

4. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

2.3.8 Sifat Sikap

Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Wawan &

Dewi, 2011).

1. Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan obyek tertentu.

2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai obyek tertentu.

2.3.9 Ciri – ciri sikap(Wawan & Dewi, 2011).

1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan

obyeknya.

2. Sikap dapat berubah – ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang – orang bila terdapat keadaan –

keadaan dan syarat – syarat tertentu yang mempermudah sikap

pada orang itu.

Page 41: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

28

3. Sikap tidak berdiri sendiri tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan sesuatu

objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.

4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal – hal tersebut.

5. Sikap mempunyai segi – segi motivasi dan segi – segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan –

kecakapan atau pengetahuan – pengatahuan yang dimiliki orang.

2.3.10 Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap

Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek

sikap antara lain (Wawan& Dewi, 2011) :

1. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meningkatkan kesan yang kuat.

Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi tersebut menjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki

sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang

dinggap penting.

Page 42: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

29

3. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.Karena

kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individi –

individu masyarakat asuhannya.

4. Media massa

Dalam pemberitahuan surat kabar maupun radio atau

media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara obyektif cenderung dipengarui oleh sikap

penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan

lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan

tidaklah mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional

Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang

didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme ego.

2.3.11 Cara pengukuran sikap(Wawan & Dewi, 2011).

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan

sikap seseorang.Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang

Page 43: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

30

mengatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak

diungkap.Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal

yang positif mengenai obyek sikap, yaitu kalimatnya bersifat

mendukung atau memihak pada obyek sikap, pernyataan ini disebut

dengan pernyataan yang favourable.Sebaliknya pernyataan sikap

mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai obyek sikap yang

bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap obyek

sikap.pernyataan seperti ini disebut dengan pernyataan yang tidak

favourable.

Skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas

pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang

seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua

positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak

atau tidak mendukung sama sekali obyek sikap (Azwar dalam

Wawan & Dewi 2011).

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak

langsung.Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat /

pernyataan responden terhadap suatu obyek.Secara tidak langsung

dapat dilakukan dengan pernyataan - pernyataan hipotesis

kemudian ditanyakan pendapat responden melalui kuesioner

(Notoatmodjo dalam Wawan & Dewi, 2011).

Page 44: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

31

2.4 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

(Notoatmodjo 2010,Peterson. 2008, Swanson,2011, Adam, 2012)

Fakor kebersihan mulut 1. Citra tubuh

2. Praktik sosial

3. Status sosial ekonomi

4. Pengetahuan

5. Kebudayaan

6. Pilihan pribadi

7. kondisi fisik

Dimensi Sikap caring perawat 1. Maintaining belief

2. Knowing

3. Enabling

4. Doing for

5. Being with

Kebersihan mulut pada pasien yang ADL di bantu total

Quality of life meningkat

Page 45: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

32

2.5 Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terkait

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

2.6 Hipotesis

Ho : tidak ada hubungansikap caring perawat denganpelaksanaan oral

hygiene di ICU RSUD dr.Moewardi .

Ha : ada hubungansikap caring perawat denganpelaksanaan oral hygiene di

ICU RSUD dr.Moewardi.

Sikap caring perawat

Pelaksanaan Oral Hygiene

Page 46: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

33

2.7 Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengetahuan peneliti melalui penelusuran jurnal

didapatkan penelitian yang mendukung penelitian yang akan dilakukan

penulis,sebagai berikut :

Tabel 2.3 keaslian penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Suci Apriana Salam 2012

Hubungan pengetahuan perawat dengan pelaksanaan oral Hygiene pada penderita stroke di ruang perawatan rsud Labuang baji makassar

Cross Sectional Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi, dengan tehnik pengambilan sampel total sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 30 orang. Dari hasil penelitian diperoleh adahubungan antara pengetahuan (p= 0,045) dan sikap (p= 0,035) dengan peran perawat dalampelaksanaan oral hygiene pada penderita stroke.

Suyatmi 2010 Gambaran pelaksanaan tindakan oral hygiene pada pasien Stroke di rsud massenrempulu kabupaten enrekang

penelitian deskriptif dengan metode observasional.

Hasil analisa menunjukkan Sebagian besar tindakan perawat dalam memberikan oral hygiene sudah dilakukan secara tepat didukung dengan adanya data sebesar 60,0%, dan Sebagian besar pasien memiliki gigi dan mulut yang bersih, pernyataan ini didukung dengan adanya data sebesar 60,0%. Dapat disimpulkan bahwa tindakan perawat dalam memberikan oral hygiene sudah dilakukan secara tepat dan Sebagian besar pasien memiliki gigi dan mulut yang bersih.

Lindawati Farida Tampubolon

Hubungan pelaksanaan tindakan oral hygiene Dengan kejadian infeksi rongga mulut Di rsud dr. R. M.

deskriptif analitik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tindakan oral hygiene, mayoritas dalam kategori baik (71,4%), dan masih ditemukan 28,6% yang melakukan tindakan oral hygiene buruk. Berdasarkan terjadinya infeksi rongga mulut, mayoritas

Page 47: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

34

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian Hasil Penelitian

Djoelham binjai Tahun 2011

pasien mengalami infeksi ringan pada rongga mulut (42,9%), minoritas pasien mengalami infeksi berat (25,0%), dan 32,1% tidak mengalami infeksi. Ada hubungan tindakan oral hygiene dengan infeksi rongga mulut berdasarkan uji statistik Chi-Square dgn nilai signifikan 0,000 < 0,05

Page 48: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif

korelasional yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan

hubungan korelatif antar variabel (Nursalam 2011).Penelitian korelasional

biasanya dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti dapat diukur secara

serentak dari suatu kelompok subjek.

Desain pada penelitian ini adalah cross-sectional yaitu jenis penelitian

yang menekankan waktu pengukuran/observasi data variable independen

dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam 2011).Desain ini

digunakan karena peneliti ingin mengetahui sejauh mana sikap caring

perawat terhadap pelaksanaan kebersihan mulut di rumah sakit.Dengan

melakukan penilaian langsung terhadap objek yang ditelliti dengan

menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner.

3.2 Populai dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria

yang telah ditetapkan (Nursalam 2011).Apabila seseorang ingin meneliti

semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi (Arikunto 2010).Populasi dalam

Page 49: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

36

penelitian ini adalah semua perawat yang berada di ruang Intensive

rumah sakit RSUD dr Moewardi Surakarta.

2. Sampel

Sampel terdiri dari bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling. Sedangkan

sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam 2011). Teknik total sampling

juga dinilai mampu memenuhi kelengkapan dan kedalaman data didalam

realitasnya. Sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang

memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti (Nursalam, 2011).Sampel pada penelitian ini adalah perawat yang

berada di ruang Intensive RSUD dr.Moewardi Surakarta,yang berjumlah

sebanyak 30 orang dengan kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Perawat pelaksana yang melaksanakan tindakan keperawatan secara

langsung.

2. Bersedia menjadi responden.

3. Minimal telah bekerja di ruang intensive selama 1 tahun

Sedangkan untuk criteria ekslusi, sebagai berikut:

1. Perawat yang cuti

2. Perawat yang mengundurkan diri dari pertengahan penelitian

Page 50: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

37

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di ruang Intensive dr Moewardi

Surakarta.

3.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama periode 29 Maret sampai 14 April

2015.

3.4 Variabel Penelitian ,Definisi Operasional,dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 Variabel Penelitian ,Definisi Operasional,dan Skala Pengukuran Variabel Definisi Opersional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Variabel

indepeden

Sikap caring perawat

Sikap yang ditunjukan oleh perawat saat memberikan asuhan Keperawatan seperti memberi rasa nyaman, perhatian, hormat, peduli, terampil, pemeliharaan kesehatan, memberi dorongan, melindungi, kehadiran, mendukung, memberi sentuhan dan siap membantu, memenuhi kebutuhan pasien, serta mengunjungi pasien.

Kuesioner Pertanyaan sebanyak 25 item dengan pilihan jawaban menggunakan skala likert: Skor 1-4 untuk pertanyaan positif 1 : sangat tidak setuju 2 : tidak setuju 3 : setuju 4 : sangat setuju Untuk pertanyaan negatif 1 : sangat setuju 2 : setuju 3 : tidak setuju 4 : sangat tidak setuju

Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 25

1.Sikap positif (skor 51-100)

2 Sikap negatif (skor 25-50 )

Nominal

Variabel

Dependen

Pelaksanaan Oral Hygiene /kebersihan mulut

tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontiunitas bibir, lidah dan mukosa membran mulut,mencegah terjadinya infeksi rongga mulut dan melembabkan mukosa membran mulut dan bibir dengan menggunakan cairan sesuai prosedur rumah sakit.

Lembar observasi tentag pelaksanaan kebersihan mulut/oral hygiene dengan keterangan: Dilakukan =1 Tidak dilakukan =0

0=tidak dilakukan 1= dilakukan

Nominal

Page 51: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

38

3.5 Alat Penelitian dan Cara Penumpulan Data

3.5.1. Alat Penelitian

Alat penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Wiratna, 2014). Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup dimana sudah disediakan jawabannya sehingga

responden tinggal memilih (Arikunto, 2010).

1. Kuesioner A (kuesioner sikap caring perawat)

Kuesioner ini terdiri dari beberapa pertanyaan tentang

sikap. Pertanyaan untuk kuesioner terdiri dari 25 pertanyaan

dengan pilihan jawaban setuju,tidak setuju,sangat tidak

setuju,sangat setuju, untuk pertanyaan positif sebanyak 25

yaitu nomer 1, 2,3,4, 5, 6,7, 8, 10, 11,12, 13,15, 16, 17,18,19,

20, 21,22, 23,24, 25, dan negatif sebanyak 2 pertanyaan yaitu

9,14. Pertanyaan sikap terdiri dari 25 pertanyaan. Pertanyaan

sikap menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban sangat

setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Untuk

pertanyaan positif mempunyai nilai 1 untuk pilihan sangat

tidak setuju, nilai 2 jika tidak setuju, nilai 3 jika responden

setuju, nilai 4 jika responden sangat setuju, sedangkan untuk

pertanyaan negatif mempunyai nilai 1 jika responden sangat

setuju, nilai 2 jika responden setuju, nilai 3 jika responden

Page 52: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

39

tidak setuju, nilai 4 jika responden sangat tidak setuju

(Riyanto, 2013)

2. Lembar Observasi pelaksanaan kebersihan mulut

Lembar observasi ini terdiri dari pertanyaan tentang

pelaksanaan kebersihan mulut. Pertanyaan berisi tentang

apakah perawat melaksanakan kebersihan mulut atau

tidak.Dengan kategori dilakukan nilai 1 tidak dilakukan nilai 0.

3.5.2. Cara Pengumpulan Data

Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Pengajuan pengusulan proposal penelitian ke Prodi S-I

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Proposal disetujui oleh pembimbing I dan II.

3. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin kepada direktur

RSUD dr Moewardi Surakarta

4. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan wawancara,

serta mengumpulkan data yang diperlukan.

5. Peneliti berada di ruang Intensive RSUD dr Moewardi

Surakarta setiap pagi melakukan observasi tindakan kebersihan

mulut pada perawat.

6. Peneliti melakukan penelitian dengan pengumpulan

responden,memberikan kuesioner dengan menunggu kuesioner

yang di isi oleh perawat,peneliti melakukan pengisian lembar

Page 53: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

40

obervasi tentang pelaksanaan kebersihan mulut di ruang

Intensive RSUD dr Moewardi Surakarta.

7. Peneliti mengidentifikasi sampel sesuai kriteria inklusi sampel.

8. Peneliti mengisi lembar observasi, dimana perawat

menandatangani lembar observasi.

3.5.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan agar benar-benar yakin bahwa

instrumen tersebut dapat mengukur apa yang ingin diukur

(Nursalam,2011).

1. Uji Validitas

Uji validitas menggunakan rumus Pearson product

moment, setelah itu diuji dengan menggunakan uji t dan baru

dilihat penafsiran dari indeks korelasi. Untuk tα = 0,05 derajat

kebebasan. Jika nilai t hitung > t tabel berarti valid dan jika t

hitung < t tabel maka tidak valid (Nursalam, 2011).Uji

validitas dilakukan di RSUD Tugurejo, Semarang. Penelitian

ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment :

N.∑XY - ∑Y.∑Y

√{N ∑X2 – (∑X)2 }{N∑Y2 – (∑Y)2}

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

rxy =

Page 54: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

41

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrument dikatakan valid jika nilai rhitung>rtabel (0,361)

(Riwidikwo, 2010).

Uji validitas pada kuesioner sikap caring pada 30

responden, didapatkan hasil dari 30 item pernyataan, 27 item

diantaranya dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih besar

dari nilai r tabel dengan taraf signifikasi 5% (0,361).

Sedangkan 3 item pernyataan, yaitu item pernyataan no 1, 11,

13 dinyatakan tidak valid karena r hitung lebih kecil dari nilai r

tabel.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius,

mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban tertentu.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan keyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya

(Nursalam, 2011).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti

menggunakan Alpha Chronbach dengan bantuan program

Page 55: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

42

komputer SPSS. Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai

berikut :

r11 = � ����� 1- �∑σ��

σ� �

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 : Jumlah varian butir

σ2t : Varian total

Hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan, maka kuesioner

sikap caring dinyatakan reliabel. Hal ini ditunjukkan dari nilai

r hitung sikap caring = 0.963lebih besar dari nilai r tabel =

0,364 yang berarti kuesioner layak digunakan.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam

penelitian,oleh karena itu harus dilakukan dengan baik dan

benar.Kegiatan dalam proses pengolahan data menurut Hidayat 2007

adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa data (Editing)

Berfungsi untuk melengkapi kelengkapan data diantaranya

kelengkapan identitas responden, kelengkapan lembar

Page 56: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

43

kuesioner, kelengkapan pengisian kuesioner sehingga apabila

terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi segera.

2. Memberi kode (Coding )

Mengklasifikasi data responden dengan menandai masing-

masing jawaban dengan kode tertentu untuk mempermudah

pengelolaan data. Skor pernyataan sikap caring perawat

1) Sikap positif (skor 51-100)

2) Sikap negatif (skor 25-50 )

Sedangkan lembar observasi kebersihan mulut

0) Tidak Dilakukan

1) Dilakukan

3) Scoring (penilaian)

Pada tahap ini peneliti memberi nilai sesuai dengan skor

yang telah ditentukan pada lembar kuesioner yang telah diisi

oleh responden.

Kuesioner Sikap Caring :

Skor 1-4 untuk pertanyaan positif

1 : sangat tidak setuju

2 : tidak setuju

3 : setuju

4 : sangat setuju

Untuk pertanyaan negatif

1 : sangat setuju

Page 57: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

44

2 : setuju

3 : tidak setuju

4 : sangat tidak setuju

4) Data entry (memasukkan data)

Tahap ini adalah tahap pemrosesan data yang dilakukan

oleh peneliti dengan memasukkan data kuesioner ke dalam

program computer SPSS.

5) Tabulating (Tabulasi)

Tabulating meliputi memasukkan data-data hasil

penelitian ke dalam tabelsesuai kriteria yang telah ditentukan

berdasarkan kuesioner yang telah ditentukan skornya.

3.6.2. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisa yang menganalisis tiap

variabel dari hasil penelitian. Setelah dilakukan pengumpulan

data kemudian data dianalisa menggunakan statistik deskriptif

untuk disajikan dalam bentuk tabulasi, minimum, maksimum,

dan mean dengan cara memasukkan seluruh data kemudian

diolah secara statistik deskriptif untuk melaporkan hasil

dalam bentuk distribusi dari masing-masing variable

(Notoatmodjo 2005).

Page 58: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

45

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan untuk

mengetahui keterkaitan dua variabel (Wiratna, 2014). Untuk

mengetahui hubungan sikap caring perawat terhadap

pelaksanaan kebersihan mulut dilakukan uji Chi-Square. Hasil

uji Chi-Square dapat mengetahui ada tidaknya hubungan yang

bermakna secara statistik dengan menggunakan piranti lunak

komputer program SPSS (Riyanto, 2013).

pvalue > 0.05 maka H0 diterima dan H1 ditolak sehingga tidak

ada hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan

kebersihan mulut (Riyanto, 2013).

pvalue ≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga ada

hubungan hubungan sikap caring perawat terhadap pelaksanaan

kebersihan mulut (Riyanto, 2013).

3.7 Etika Penelitian

Menurut (Hidayat 2007), etika penelitian dapat dibedakan menjadi berikut:

1. Informed consent (lembar persetujuan)

Merupakan cara persetujuan antara peneliti dengan informan

dengan memberikan lembar persetujuan menjadi informan. Tujuannya

agar informan mengetahui maksud dan tujuan peneliti serta dampak

yang diteliti selama pengumpulan data.Jika informan setuju, maka

diminta untuk menandatangani lembar persetujuan.

Page 59: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

46

2. Anonimity (tanpa nama)

Merupakan masalah etika dengan tidak memberikan nama

informan pada alat bantu penelitian, cukup dengan kode yang hanya

dimengerti oleh peneliti.

3. Confidentially (kerahasiaan)

Merupakan masalah etika dengan menjamin kerahasiaan

informasi yang diberikanoleh informan.Peneliti hanya melaporkan

kelompok data tertentu saja.

4. Beneficience

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur

penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal

mungkin bagi subyek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat

populasi.

5. Non maleficience

Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek.

Page 60: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Penelitian

RSUD Dr. Moewardi merupakan salah satu rumah sakit tipe A terbesar

negeri yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di

daerah Surakarta. RSUD Dr. Moewardi terletak di jalan Kolonel Sutarto No

132 Surakarta.Ruang Intensif Care Unit (ICU) yang ada di RSUD dr.

Moewardi Surakarta. Jumlah perawat yaitu 30 orang perawat meliputi DIII

dan S1 Perawat yang bekerja di ruang ICU.Pelayanan RSDM merupakan

pelayanan yang terbaik di daerah Surakarta sebagai tempat rujukan yang tepat.

Ruang ICU memiliki 12 tempat tidur, 2 diantaranya sebagai tempat isolasi

pasien. Ruang perawat juga tersedia monitor tersendiri untuk memonitori

pasien sesuai tempat tidurnya. Perawat yang bertugas juga mempunyai skill

yang baik dalam melakukan tindakan apapun.

Peneliti di ruang ICU melakukan penjelasan kepada responden terhadap

penelitian yang dilakukan.Setelah penjelasannya selesai mengenai penelitian

tentang sikap caring, menyebar kuesioner yang telah dibuat peneliti.Peneliti

juga melakukan observasi kepada perawat terhadap pengisian kuesioner saat

perawat sedang istirahat.Peneliti setiap saat pada waktu pagi hari juga masuk

untuk melihat atau mengobservasi tindakan perawat melakukan oral hygiene.

Page 61: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

48

4.2 Analisa Univariat

4.2.1 Karekteristik responden

Data penelitian mengenai karakteristik responden meliputi jenis

kelaminpendidikan.

4.1 Disribusi Frekuensi Jenis Kelamin dan Pendidikan Responden.

No Kategori Jumlah Persentase ( % ) 1 Umur 25-30 18 60 31-35 6 20 36-40 5 16.7 >41 1 3.3

Total 30 100 2 Jenis Kelamin Laki – Laki 6 20 Perempuan 24 80

Total 30 100 3 Pendidikan S1 18 60 D3 12 40

Total 30 100

Tabel 4.1 diatas diketahui bahwa sebagian besar umur responden yaitu

25-30 sebanyak 18 responden (60%), sebagian besar jenis kelamin

responden yaitu perempuan sebanyak 24 responden (80%). Sedangkan

sebagian besar pendidikan responden yaitu D3 sebanyak 12 responden

(40%).

4.2.2 Karekteristik Sikap Caring

Data penelitian mengenai sikap caring perawat dikategorikan

menjadi 2 yaitu positif dan negatif. Distribusi frekuensi sikap caring

perawat dapat dilihat secara rincian pada tabel.

Page 62: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

49

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Sikap Caring

No Kategori Jumlah Persentase ( % ) 1 Positif 26 86.7 2 Negatif 4 13.3

Total 24 100.0

Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden memiliki sikapcaring positif sebanyak 26 responden

(86,7%) .

4.2.3 Karekteristik Kebersihan Mulut

Data penelitian mengenai pelaksanaa kebersihan mulut

dikategorikan menjadi 2 yaitu dilakukan dan tidak dilakukan.Distribusi

frekuensi kebersihan mulut dapat dilihat secara rincian pada tabel.

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Kebersihan mulut

No Kategori Jumlah Persentase ( % )

1 Dilakukan 26 86.7

2 Tidak Dilakukan 4 13.3

Total 24 100.0

Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

memiliki pelaksanaan kebersihan mulut berdasarkan angket yaitu

dilakukan tindakan kebersihan mulut yaitu 26 responden (86,7%)

Page 63: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

50

4.3 Analisa Bivariat

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sikap

caring perawat terhadap pelaksanaan kebersihan mulut di ICU RSUD Dr.

Moewardi. Karena data ini merupakan data nominal dengan nominal, maka

untuk membuktikan hipotesis yang diujikan peneliti menggunakan teknik uji

Chi – Squere yang hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Chi Square Responden di ruangIntensive Care Unit

Sikap Caring Oral Hygiene

Total Nilai p Tidak Dilakuakan

Dilakukan

Positif 0 26 26 0.000 Negatif 4 0 4 Total 4 26 30

Tabel 4.7 pada uji korelasi Chi Square menunnjukkan nilai p <

0.005, sehingga ada hubunganantara sikap caring perawat terhadap

pelaksanaan oral hygiene.

Page 64: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

51

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Hasil dari penelitian yang dilakukan di intensive RSDM Surakarta yang

berjumlah 30 responden didapatkan hasil pada penelitian berdasarkan umur

sebagian besar responden berusia 25-30 tahun. Menurut Notoatmodjo (2010)

menunjukkan bahwa usia seseorang akan mempengaruhi daya tangkap dan

pola pikir seseorang terhadap informasi yang diberikan. Semakin bertambah

usia maka daya tangkap dan pola pikir seseorang semakin berkembang. Umur

cukup terhadap tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja (Wawan & Dewi 2011). Jenis kelamin sebagian

besar perawat di ICU berjenis kelamin perempuan.Kebutuhan perawat di

intensive sangat dibutuhkan untuk tenaga perempuan karena perawat

perempuan sangat sabar dan empati terhadap pasien maupun keluarga pasien,

untuk melakukan pelayanan yang maksima (Harlay 2010).

Hasil penelitian berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar pendidikan

S1. Menurut Wawan & Dewi (2011) pendidikan berarti bimbingan yang

diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-

citatertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaanya. Pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.Hal ini, sesuai

dengan kenyataan yang ditemukan oleh peneliti sebagian besar perawat ICU

Page 65: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

52

memiliki tingkat pendidikan S1 dan juga telah melakukan pelatihan di ruang

ICU.Jadi pendidikan dan pelatihan juga mempengaruhi tingkat pengetahuan

seseoarang.

5.2 Sikap Caring

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data

bahwa sebagian besar responden memiliki sikap caring yaitu positif.Menurut

penelitian Suryani (2010) menunjukkan disalah satu rumah sakit di kota

Jakarta, menemukan hasil 53% responden menilai perilaku caring perawat

telah dilaksanakan dengan baik. Menurut Agustin (2012) dalam penelitiannya

di ruang rawat bedah dewasa sebuah RS di kota Palembang, mengemukakan

hasil yang menunjukan 51,5% pasien menilai perawat sudah caring terhadap

pasien.

Tingginya penilaian perilaku caring perawat menurut responden dalam

penelitian ini merupakan suatu keadaan positif yang dapat memicu

peningkatan kualitas pelayanan di ruang rawat inap umum RSDM

Surakarta.Sebagai pelayanan yang relatif baru dikembangkan oleh RSDM,

penilaian positif dari pasien merupakan suatu penghargaan dan pencapaian

yang cukup baik, yang perlu dipertahankan dan dikembangkan agar dapat

menciptakan citra yang baik dimata masyarakat. Seperti yang telah dibahas

pada bab sebelumnya, bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan

penerapan sikap caring oleh perawat, yaitu beban kerja, lingkungan,

pengetahuan dan pelatihan caring. Tingginya sikap caring perawat yang

Page 66: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

53

didapatkan dari hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena semua perawat

yang berdinas di ruang perawatan ICU memiliki pengetahuan tentang perilaku

caring yang baik. Didukung oleh penelitian dari Suci, Hasnah, Burhanuddin

(2013) bahwa peran perawat yang termasuk dalam kategori baik berdasarkan

hasil observasi yaitu 18 orang (60,0%) dan hanya 12 orang (46,7%) yang

peran perawat termasuk dalam kategori kurang. Perawat berperan sebagai

pelaksana pelayanan, konselor, peneliti, kolaborator dan agen perubahan

sekali dalam membantu penderita untuk makan, buang air besar/kecil,

berpakaian, mandi, gosok gigi, berjalan dari tempat tidur ke kursi dan

berkomuniksi, baik secara total maupun sebagian (Lumbantobing, 2010).

Berdasarkan penelitian Denys, Dian (2012) didapathasil penelitian yang

dilakukan di Instalasi Rawat Inap Kelas 2 dan Kelas 3A Rumah Sakit Baptis

Kediri dapat diidentifikasi bahwa sebanyak 49 responden (51%) menilai kiat

caring perawat sangat baik, sebanyak 45 responden (47%) menilai kiat caring

perawat baik, dan sebanyak 2 responden (2%) menilai kiat caring perawat

tidak baik. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa lebih dari 50%

responden menilai kiat caring perawat sangat baik.Hubungan yang terjalin

antara perawat dan pasien membutuhkan nilai-nilai yang bisa dijadikan

sebagai landasan di dalam menerapkan kiat caring perawat ketika memberikan

pelayanan asuhan keperawatan.

Sikap caring selalu diutamakan dalam melakukan tindakan terhadap

pasien.Dalam asuhan keperawatan harus mengutamakan sikap caring untuk

selalu meningkatkan kepedulian perawat dengan pasien.Meningkatkan

Page 67: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

54

kualitas asuhan keperawatan terhadap rumah sakit dan perawat dalam

melakukan pelayanan yang maksimal terhadap pasien dan keluarga pasien.

Pemberian pelayanan terhadap orang sakit dalam konsep caring

mempunyai penerapan yang diformulasikan berdasarkan ilmu

pengetahuan.Dalam penerapannya para perawat harus mampu memberikan

pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga dan masyarakat yang

membutuhkan, tanpa membeda-bedakan kondisi atau penyakitnya.Hal ini

termasuk kepada klien yang mengalami berbagai penyakit, dimana klien

mengalami kemunduran fisik yang membuat mereka menjadi tergantung pada

perawat (Zulfa, 2009).

5.3 Oral Hygiene

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan data seperti dapat

diketahui bahwa karakteristik oral hygiene sebagian besar responden

melakukan pelaksanaan oral hygiene, yaitu melakukan pelaksanaan oral

hygiene.Pengamatan peneliti menunjukan responden melakukan pelaksanaan

oral hyiene merupakan tindakan yang wajib dilakukan perawat untuk menjaga

kebersihan pasien di ruang intensive.Pentingnya melakukan tindakan oral

hygien untuk menghindari infeksi dari makanan yang tertinggal di mulut.

Penelitian Suyatmi, Erna, Darwis, (2013) menunjukkan bahwa

pelaksanaan tindakan oral hygiene pada pasien stroke di ruang interna dan

ICU RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang, sebagian besar tindakan

perawat dalam memberikan oral hygiene secara tepat sebanyak (60,0%) atau

Page 68: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

55

18 orang, kurang tepat (33,3%) atau 10 orang dan sisanya tidak tepat sebanyak

(6,7%) atau 2 orang. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan sebagian besar

perawat melaksanakan tindakan oral hygiene dengan tepat, hal ini di sebabkan

karena mayoritas perawat memilki pendidikan yang cukup tinggi dan

pengetahuan yang baik sehingga tindakan oral hygiene dilakukan dengan

optimal /tepat.Sedangkan tindakan oral hygiene yang tidak tepat, ini di

disebabkan karena tidak adanya motivasi yang kuat untuk melakukan

perubahan perilaku perawat terhadap oral hygiene.

Penelitian dari Lisa, Spence, Jane (2010)menunjukkan kesehatan mulut

secara signifikan mempengaruhi anak kesejahteraan.Oral Higienemerupakan

bagian integral dariintensif dan keperawatan kritis.Perawatan intubasi dan

ventilasi anak diPediatric Intensive Care Unit (PICU) tergantung pada tim

kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari mereka. Empat belas

artikel yang diidentifikasi sebagairelevan dengan Pediatric perawatan mulut di

PICU. Penelitian ini menyoroti hubungan antara kebersihan mulut yang buruk

di unit perawatan intensif(ICU) dan peningkatan akumulasi plak gigi,

kolonisasi bakteriorofaring, dan tingkat infeksi nosokomial yang lebih tinggi,

terutama ventilatorassociatedpneumonia. Penelitian dan audit resmi secara

lokal ditemukan bahwa ketentuanperawatan kesehatan mulut anak-anak PICU

bervariasi dan sering tidak memadai.Anak-anak di PICU perlu dibesihkan

mulutnya mereka secara teratur.Mempertahankan praktik kebersihan mulut

yang konsisten, teratur, dan standar dalamPICU juga akan menjadi contoh

terhadap pelayanan yang baik dalam kebersihan mulut bagi anak-anak dan

Page 69: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

56

keluarga mereka, mendorong danmengajar mereka tentang pentingnya dari

kebersihan mulut.Hasil penelitian menyatakan bahwa tindakan oral hygiene

perlu dilakukan untuk menjaga ADL pasien yang sedang dirunag intensif,

sehingga melakukan penatalaksanaan oral hygiene untuk menghindarkan dari

infeksi mulut.

5.4 Hubungan Sikap Caring Perawat Terhadap Pelaksanaan Oral Hygiene Di

Ruang Intensive

Analisa bivariat pada penelitian ini, yaitu menghubungkan hubungan

antara sikap caring perawat terhadap pelaksanaan kebersihan mulut. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara sikap caring perawat

terhadap pelaksanaan oral hygiene di ruang intensive RSUD dr. Moewardi

Surakarta. Hal ini menunjukkan perawat RSDM memiliki sikap caring yang

baik.

Perawat di ICU RSUD dr. Moewardi Surakarta, memiliki sikap caring

yang positif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien kritis. Hal ini

ditunjukkan dalam pengisian kuesioner sikap caring dengan menjawab benar

86,7 %, sehingga sikap caring yang positif mempengaruhi dilakukannya

pelaksanaan oral hygiene. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sikap

caring terhadap pasien dan keluarga pasien sangat baik, adapun juga tindakan

pelaksanaan oral hygiene terhadap pasien selalu dilakukan untuk menjaga

kebersihan mulut.Perawat memiliki pengetahuan yang baik dalam melakukan

caring dan pelaksanaan oral hygiene.

Page 70: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

57

Menurut penelitian Suyatmi, Erna, Darwis, (2013) menunjukkan sebagian

besar perawat melaksanakan tindakan oral hygiene dengan tepat, hal ini di

sebabkan karena mayoritas perawat memilki pendidikan yang cukup tinggi

dan pengetahuan yang baik sehingga tindakan oral hygiene dilakukan dengan

optimal atau tepat. Caring perawat adalah sikap perawat yang mencerminkan

nilai-nilai caring yaitu nilai kemanusiaan, hormat, kepedulian, empati, dan

hubungan saling percaya dan membantu (Christopher & Hegedus (2010).

Yusran (2014) menunjukkan bahwa dari 51 responden, dari 44 responden

yang memiliki kendali diribaik, responden yang memiliki caring baik

sebanyak 42 orang (95,5%). Uji chi-square diperoleh nilai p =0,015 yang

berarti p < (0,05) maka ada hubungan antara kendali diridengan caring

perawat.Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Mulyaningsih (2011) yang manyatakan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara berpikir kritis dengan perilaku caring perawat. Perawat

yang mampu berpikir kritis akan bisa mengontrol diri dengan baik sehingga

dapat memberikan pelayanan yang berkualitas terhadapa pasien salah satunya

dengan menunjukkan perilaku caring.

Penelitian dari Bagus, Anisah, Dodi (2014) bahwa perawat yang tingkat

kognitifnya kurang baik menunjukan perawat yang tingkat kognitifnya baik

menunjukan caring baik sebanyak 17 perawat (37,0%). Hasil uji statistic

menunjukkan p value=0,037, makna ada hubungan antara tingkat kognitif

perawat tentang caring dengan aplikasi praktek caring di ruang rawat inap

RSU. dr. H. Koesnadi Bondowoso.

Page 71: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

58

Suyatmi, Erna, Darwis (2013) tentang gambaran pelaksanaan tindakan

oral hygiene pada pasien menunjukkan bahwa sebagian besar tindakan

perawat dalam memberikan oral hygiene secara tepat sebanyak (60,0%).

Didukung penelitian Suci, Hasnah, Burhanuddin (2013) menunjukkan hasil

penelitian diperoleh ada hubungan antara pengetahuan (p= 0,045) dan sikap

(p= 0,035) dengan peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene pada

penderita stroke.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Eric, Bryan, Robert (2013)

menunjukkan bahwa rata – rata kolaborasi antara perawat dengan dokter

dalam pelayanan caring menunjukkan perawat dalam kategori baik

(68%).Skor skala kerja tim dihitung berdasarkan rata-rata dari tujuh item.

Skala ANOVA menunjukkan perbedaan dalam nilai skala kerja sama

timantara dokter (0.045) dan perawat (p:0.001 ). Penelitian dari Halligan

(2006) menunjukkan pengalaman perawat yang memiliki kepedulian muncul

sebagai tiga tema: keluarga dan kekerabatan hubungan, pengaruh budaya dan

agama dan perawat hubungan pasien.Perawat dikenal esensi dari keperawatan

tetapi pengaturan perawatantelah menjadi lebih beragam budaya kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian diatas maka terdapat hubungan antara

sikapcaring perawat dengan pelaksanaan oral hygiene. Orang dengan tingkat

pendidikan yang tinggi dan mempunyai pengetahuan yang luas maka akan

memerikan pelayanan yang maksimal. Sikap caring sangat diperlukan dalam

pelayanan rumah sakit, karena caring terhadap pasien maupun keluarga pasien

Page 72: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

59

akan menumbuhkan bina hubungan saling percaya terhadap klien dan dapat

menentukan tingkat kepuasan masyarakat dalam pelayanan dirumah sakit.

Page 73: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

60

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Sikap Caring dengankategoripositifterdapat 26 responden (86.7%)

dankategorinegativeterdapat 4 responden (13.3%).

2. Pelaksanaan oral hygieneperawatterdapat 26 orang (86.7%)

dikatakanmelakukantindakanoral hygienedanterdapat 4 responden (13.3%)

untukcriteriatidakmelakukantindakanoral hygiene.

3. Ada hubungan Sikap caring perawat terhadap pelaksanaan oral hygiene di

ruang intensiveRSUD dr.Moewardi Surakarta.

6.2 Saran

1. UntukRumahSakit

Darihasilpenelitianbahwasikapcaringperawatadahubungandenganp

elaksanaanoral hygienesehinggarumahsakitbiasmenjalankan SOP

pelayanandenganbaikdandiruang intensive

dapatmeningkatkanketrampilanatautindakandalamkeperawatan.

2. Institusipendidikan

Hasilpenelitianinimemberikanilmu yang terhadapsikap caring

padapasiensaatmelakukanpelayananatauimplementasiterhadappasien.

Page 74: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

61

3. Untukpenelitiselanjutnya

Untukdapatmenggaliinformasi yang lebihdalam,

makapenelitidisarankanuntukmenambahrespondententangsikapcaring,

agar penelitimendapatgambaran yang lebihbaikdanmenambah variable

pengetahuan, motivasiterhadapsikapcaring.

4. Untukparaprofesikesehatan (perawat).

Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadiacuanuntukmeningkatka

nkualitasprofesionalismedalammemberikanpelayanankepadapasienkritisun

tukdapatmeningkatkansikapcaringdankemampuanpelaksanaanoral

hygiene.

Page 75: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

DAFTAR PUSTAKA

Agus riyanto.(2013). Statistik Deskriptif.Yogyakarta : Nuha Medika

Agus, (2009).Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku Perawat Dalam Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Penderita Stroke. http://xxx hendri.blogspot.com/2009/08/hubungan-pengetahuan-dan-sikapdengan.

Diakses 30 Desember 2014 Agustin, I. (2012).:Perilaku Caring Perawat dan hubungannya dengan Kepuasan

klien di Instalasi rawat inap bedah dewasa RS Dr. Muhammad Hoesin

Palembang tahun 2012.Tesis.Palembang,Indonesia.Diunduhtanggal 22/3/2012.

Ahmad.A.S. (2012) Perawatan Gigi dan Mulut.Jakarta : Prestasi Pustaka. Anjaswarni, T. (2012).Tesis: Analisis Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku

Caring Perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang

Tahun 2012. Program Pasca Sarjana, Fakultas Ilmu Keperawatan,Universitas Indonesia.

Arikunto, S. (2010), Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta:

PTRineka Cipta. Azwar.(2011). Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Edisi II. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar. Bagus Setyo Prabowo, Anisah Ardiana, Dodi Wijaya. (2014). Hubungan tingkat

kognitif perawat tentang caring dengan aplikasi praktek caring di ruang rawat inap RSU dr. H.Koesnadi Bondowoso. e-Jurnal Pustaka

Kesehatan, 2. (1).

Brown, L.C. (2011). Caring in action: the patien care facilitator role.International Journal Human Caring.

Christopher, K.A. & Hegedus, K. (2010).Oncology patients’ and oncology nurses’ perceptions of nurse caring behaviours.European jurnal ofoncology Nursing 4 (4),196-204

Denys Yanuar Wicaksono ,Dian Prawesti. (2012).Kiat Keperawatan (Caring) Dalam Meningkatkan Mutu Asuhan Keperawatan.Jurnal STIKES, 5, (2).

Eric J. T. Bryan S.J. Robert L. H. (2013).Discrepant attitudes about teamwork among critical care nurses and physicians.Crit Care Med, 31 (3).

Halligan, Phil.(2006). Caring for patients of Islamic denomination: critical care

nurses’experiences in Saudi Arabia.Journal of Clinical Nursing 15, 1565–1573

Page 76: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

Hamdani.(2011). Studi diskriptif peran perawat dalam pelaksanaan oral hygiene

pada penderita stroke.http://www.medicastore.com.Diakses 30 Desember 2014.

Hastono, S.P. & Sabri, L. (2010).Statistik Kesehatan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Hidayat, A.A.A. dan Uliyah, M( 2007). Kebutuhan Dasar Manusia, Buku Saku

Praktikum. Jakarta: EGC

Juliani, Enni. (2010).: Hubungan Beban Kerja Perawat Pelaksana Dengan Pelaksanaan Perilaku Caring Menurut Persepsi Klien di Irna Lantai

Jantung Rumah Sakit Husada Jakarta.Tesis.Universitas IndonesiaKeperawatan, Universitas Indonesia.

Kollef MH( 2010). Journal of Prevention of hospital-associated pneumonia and

ventilator-associated pneumonia.;32:1396–1405.

Koswara, D. (2012).:Hubungan Antara Pengetahuan Caring Dengan Sikap Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSUD

Tasikmalaya.Tesis,UniversitasIndonesia.

Lehner T.,( 2011). Imunologi Pada Penyakit Mulut. Alih bahasa: Ratna Farida, NG Suryadhana. Jakarta : EGC.

Leininger,(2010). Tesis :Perilaku Caring Perawat dan hubungannya dengan

Kepuasan klien di Instalasi rawat inap bedah dewasa RS Dr. Muhammad

Hoesin Palembang tahun 2010. Lisa J. Spence, D. Jane K.M,. (2010). Oral Hygiene Care in the Pediatric Intensive

Care Unit: Practice Recommendations. Pediatric Nursing, 36 (2). Liu, J., Mok, E., & Wong, T. (2010).Caring In Nursing; Investigating The

Meaning of Caring From The Perspective of Cancer Patients in Beijing. China Journal of Clinical Nursing.15,188-196.2010.Blackwell

Publishing Ltd. Marni. 2012. Skripsi. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perawat dalam

Pelaksanaan Oral Hygiene Pada Pasien Stroke Di Ruang Wijaya

Kusumah RSUD Kota Bekasi Tahun 2012 Mulyaningsih (2011).Hubungan Berfikir Kritis dengan Perilaku caring Perawat

di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

Page 77: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

Mulyaningsih.(2011). Tesis: Hubungan Berfikir Kritis dengan Perilaku caring Perawat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Program Pascasarjana,Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.

Narayani.(2008).Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Terhadap Sikap

Keluarga Dalam Pemberian Perawatan Activities Daily Living (ADL)

Pada Lansia Di Rumah Desa Tanjungrejo Margoyoso Pati.Surakarta :Skripsi

Notoadmodjo .(2003).Metodologi Penelitian Kesehatan Jakarta PT Rineka Cipta Notoatmodjo.( 2010) .Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Perilaku

Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam.(2011). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu

keperawatanpedoman skripsi, tesis, dan instrumen penelitian

keperawatan. Jakarta: SalembaMedika. Rahmayanti,E.(2010).Jurnal pelaksanaan oral hygiene terhadap Infeksi Pada

Rongga Mulut Pasien Stroke ,Diakses tanggal 19 Desember 2014 . Refelina.W. (2009).Penyakit Kronis, Tindakan, Pencegahan, Pengobatan Secara

Medis, Maupun Tradisional.Bee Media Indonesia, Jakarta. Rello et al.(2007).Prevension of zero rate posible.associated pnemonia.American

Journal of respiratory and critical care medicine.

Roeslan Boedi Oetomo (2012), Respon Imun di Dlam Rongga Mulut, Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi, Scientific Journal in Dentistry No.49 Tahun 17, September 2012.

Setiadi.(2013). Konsep dan praktik penulisan riset keperawatan.(Edisi 2). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiawati.(2010). Tesis: Analisis factor-faktor yang berhubungan denga kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat pelaksana di instalasi

rawat inap pusat medic RS Imanuel Bandung. Program pascasarjana. FIK UI.

Sobirin, C. (2006). Hubungan bebean kerja dan motivasi dengan penerapan

perilaku caring perawat pelaksana di BRSUD unit swadana

Kabupaten Subang.Program Pasca sarjana FIK UI.

Stevens, P.J.M, dkk .( 2009).Ilmu Keperawatan, jilid 3 edisi 4Jakarta: EGC Subang.Program Pasca sarjana FIK UI.

Page 78: HUBUNGAN SIKAP CARING PERAWAT TERHADAP …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-riniwuland... · sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama ... 2.5 Kerangka

Suci A, S., Hasnah N., Burhanuddin B. (2013).Hubungan pengetahuan dan sikap dengan pelaksanaan oral hygiene pada penderita stroke di ruang perawatan rsudLabuang Baji Makassar.ISSN, 2 (5), 2302-1721.

Sundana K. (2010) Ventilator Pendekatan Praktis di Unit Perawatan Kritis Edisi 1.

Bandung: CICU RSHS.

Supriadi, D. (2009). Tesis: Hubungan Karakteristik Pekerjaan denganPelaksanaan

Perilaku Caring oleh Perawat pelaksana di Ruang RawatInap RS Islam

Samarinda. Program Pasca Sarjana, Fakultas IlmuKeperawatan,

Universitas Indonesia.

Suryani, M. (2010). Tesis: Hubungan lingkungan kerja dengan perilaku caring

perawat di RS PGI Jakarta.Program Pascasarjana FIK UI

Suyatmi, Erna Kadrianti, Darwis. (2013). Gambaran pelaksanaan tindakan oral hygiene pada pasien stroke di RSUD Massenrempulu Kabupaten Enrekang. ISSN, 2 (5), 2302-1721

Tucker (2011), Patient Care Standart; Nursing Process Diagnosis and Outcome, alih bahasa Yasmin et al,volume 3, EGC, Jakarta.

V. Wiratna Sujarweni. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan.Yogyakarta :

Gava Media Watson. (2009). Assesing & Measuring Caring in Nursing and Health Sciences.

Canada: Siger Publishing Company. Wawan, A & Dewi M. 2011.Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan

Prilaku Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika Wolf, Z.B., & Miller, P.A. (2010).Relationship between nurse caring and patient

satisfaction in patients undergoing invasive cardiac

procedures.JournalMedsur Nursing, 12(6), 391-396.

Wolf, Z.B., dkk. (2009). Relationship Between Nurse Caring and Patients satisfaction. Journal of MEDSURG Nursing, April 2010 .vol7 No.2

Yusran, Haskas. (2014). Self control dan caring perawat dalam penatalaksanaanpenyakit infeksi dan non infeksi di RSUD Labuang BajiMakassar. Journal of medical surgical nursing, ISSN: 2356-1092.

Zulfa, F. (2009).Caring kunci sukses perawatan mengamalkan ilmu. Semarang: Hasani