Casee THT Fahmi

27
CASE REPORT SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SEPTUM DEVIASI SINISTRA Diajukan Untuk Memenuhi Per!aratan Pen"i"ikan D#kter Umum $aku%ta &e"#kteran Uni'erita Muhamma"i!ah Surakarta Pem(im(in) * &RH+ Dr+ "r+ H+ Dj#k# Sin"huakti Wi"!#"inin)rat, S-+ THT.&/ 0&1, MA+, MARS+, M+SI+, Au"i#%#)it Dr+ "r+ H+ Ian Setiaan A"ji, S-+ THT.&/ Diuun O%eh * $ahmi Mau%ana I4(a%, S+ &e" 567876689: &EPANITERAAN &/INI& I/MU PEN;A&IT THT.&/ RUMAH SA&IT UMUM DAERAH &ARANGAN;A R $A&U/ T AS &EDO&TERAN UNIVERSITAS MUHAMMADI;AH SURA&ARTA 2876 1

Transcript of Casee THT Fahmi

Page 1: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 1/27

CASE REPORT

SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SEPTUM DEVIASI SINISTRA

Diajukan Untuk Memenuhi Per!aratan Pen"i"ikan D#kter Umum $aku%ta

&e"#kteran Uni'erita Muhamma"i!ah Surakarta

Pem(im(in) *

&RH+ Dr+ "r+ H+ Dj#k# Sin"huakti Wi"!#"inin)rat, S-+ THT.&/ 0&1, MA+,

MARS+, M+SI+, Au"i#%#)it

Dr+ "r+ H+ Ian Setiaan A"ji, S-+ THT.&/

Diuun O%eh *

$ahmi Mau%ana I4(a%, S+ &e"

567876689:

&EPANITERAAN &/INI& I/MU PEN;A&IT THT.&/

RUMAH SA&IT UMUM DAERAH &ARANGAN;AR 

$A&U/TAS &EDO&TERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADI;AH SURA&ARTA

2876

1

Page 2: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 2/27

CASE REPORT

SEORANG WANITA 23 TAHUN DENGAN SEPTUM DEVIASI SINISTRA

Diajukan O%eh *

$ahmi Mau%ana I4(a%, S+&e" 567876689:

Te%ah "ietujui "an "iahkan #%eh a)ian Pr#)ram Pen"i"ikan Pr#<ei $aku%ta&e"#kteran Uni'erita Muhamma"i!ah Surakarta

Pa"a hari+++++++++++++++++++, +++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ 2876

Pem(im(in)

&RH+ Dr+ H+ Dj#k# Sin"huakti Wi"!#nin)rat, 0+++++++++++++++++++++++++++++++++1

S-+THT.&/ 0&1, MA+, MARS+, M+Si, Au"i#%#)it

Dr+ "r+ H+ Ian Setiaan A"ji, S-+THT.&/ 0+++++++++++++++++++++++++++++++++1

Diahkan &etua Pr#)ram Pr#<ei *

"r+ D+ Dei Nir%aati 0+++++++++++++++++++++++++++++++++1

2

Page 3: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 3/27

A I

PENDAHU/UAN

A+ /ATAR /A&ANG

Bentuk septum normal adalah lurus di tengah rongga hidung tetapi pada orang

dewasa biasanya septum nasi tidak lurus sempurna di tengah. Angka kejadian

septum yang benar-benar lurus hanya sedikit dijumpai, biasanya terdapat

 pembengkokan minimal atau terdapat spina pada septum. Bila kejadian ini tidak 

menimbulkan gangguan respirasi, maka tidak dikategorikan sebagai abnormal.

Deviasi yang cukup berat dapat menyebabkan obstruksi hidung yang

mengganggu fungsi hidung dan menyebabkan komplikasi atau bahkan

menimbulkan gangguan estetik wajah karena tampilan hidung menjadi

 bengkok.1,

!ejala sumbatan hidung meskipun bukan suatu gejala penyakit yang berat,

tetapi dapat menurunkan kualitas hidup dan aktivitas penderita. "enyebab

sumbatan hidung dapat bervariasi dari berbagai penyakit dan kelainan anatomis.

#alah satu penyebabnya dari kelainan anatomi adalah deviasi septum nasi.1

Deviasi septum nasi memang merupakan masalah yang sering ditemukan di

masyarakat. $elainan ini ditandai dengan bengkoknya lempeng kartilago septum,

yaitu struktur yang memisahkan antara kedua nostril. Deviasi septum biasanya

disebabkan oleh trauma, walaupun terdapat beberapa kasus yang merupakan

 bawaan sejak lahir dengan deviasi septum nasi. $elainan ini dapat menyebabkan

terjadinya obstruksi nasal unilateral maupun bilateral, yang bermanifestasi

sebagai gangguan pernapasan melalui hidung, tidur mendengkur, sakit kepala,

infeksi sinus rekuren, ataupun perdarahan hidung yang rekuren.%

3

Page 4: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 4/27

+ TU5UAN PENU/ISAN

&ujuan dari penulisan case report ini adalah untuk mempelajari kasus

septum deviasi, sehingga dapat menggali gejala dan tanda yang muncul pada

 pasien, dapat menegakan diagnosis, dan dapat menentukan penatalaksanaan yang

tepat yang bisa diberikan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut

4

Page 5: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 5/27

A II

STATUS PASIEN

ANAMNESIS *

I+ IDENTITAS PASIEN *

 'ama ( 'n. )*sia ( &ahun

+enis kelamin ( "erempuan

Alamat ( $aranganyar  

"ekerjaan ( ahasiswa#tatus perkawinan ( Belum enikah

 'o. ( %%///&gl pemeriksaan ( 0 ktober 213

II+ &E/UHAN UTAMA *

4idung tersumbat.

III+ RIWA;AT PEN;A&IT SE&ARANG *

"asien mengeluh hidung terasa tersumbat sejak tahun yang lalu selain tersumbat hid

kadang terasa nyeri, keluhan dirasakan pada kedua hidung namun lebih parah atau lebih bhidung bagian kiri. $adang pasien merasa pusing. $eluhan dirasakan semakin memb

"asien pernah berobat namun tidak membaik. "asien juga mengaku jika hidungnya tidak pe

terkena trauma. "asien tidak ada keluhan pada telinga, tenggorok maupun kepala serta leher

"asien tidak mengeluhkan sakit telinganya, telinga berdengung, pendengaran berkur

&idak ada keluhan hidung tersumbat, bersin, meler, nyeri di muka dan kepala, perdarahan

gangguan penghidu. &idak ada keluhan suara serak, batuk, sulit menelan, sakit di tenggor

dan rasa mengganjal di leher.

IV+ RIWA;AT PEN;A&IT DAHU/U *

iwayat keluhan serupa diakui

iwayat hipertensi disangkal

iwayat diabetes melitus disangkal

5

Page 6: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 6/27

iwayat alergi disangkal

  iwayat trauma disangkal

 

iwayat pengobatan diakui

V+ RIWA;AT PEN;A&IT DA/AM &E/UARGA *

iwayat keluhan serupa disangkal

iwayat hipertensi disangkal

iwayat diabetes melitus disangkal

  iwayat alergi disangkal

  iwayat pengobatan diakui

PEMERI&SAAN $ISI& 071

I+ STATUS GENERA/IS

$eadaan *mum ( Baik, 5ompos entis

#uhu Badan ( %,6o5 'adi ( 7/8menit

espirasi ( 17/8menit &ekanan darah ( 112872

+antung ( DB' "aru-paru ( DB'

II+ STATUS /O&A/IS

TE/INGA* $A'A' $))

0OTOS&OPI1

  Aurikula ( oedem 9-:, masa 9-:, oedem 9-:, masa 9-:,

  4iperemis 9-: 4iperemis 9-:

 

$analis aurikularis( oedem 9-:, masa 9-:, oedem 9-:, masa 9-:,

e/ternus tragus pain 9-: tragus pain 9-:

• embran timpani ( hiperemis 9-: hiperemis 9-:

  5one of light 9-: 5one of light 9;:

• Disharge ( tidak ditemukan 9-: tidak ditemukan 9-:

6

Page 7: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 7/27

• astoid ( nyeri tekan 9-: nyeri tekan 9-:

)'< ( kanan kiri 9;8;:

=<B< ( tidak ada lateralisasi

#54=ABA4 ( sama dengan pemeriksa

PEMERI&SAAN HIDUNG /UAR 

• Deformitas 9-:

• 4ematoma 9-:

 

$repitasi 9-:

• $elainan kongenital 9-:

• &anda peradangan 9-:

HIDUNG 0RINOS&OPI ANTERIOR1

• ukosa ( pucat 9-8-:

• $onkha ( hipertrofi 9-8-:

• #eptum ( deviasi 9;: kiri

• Discharge ( tidak ditemukan

• &umor ( tidak ada 9-8-:

• #inus paranasal ( nyeri tekan di daerah pipi 9-8-:

NASO$ARING 0RINOS&OPI POSTERIOR1

 

Dinding belakang ( sulit dinilai

  uara tuba eustachii ( sulit dinilai

  Adenoid ( sulit dinilai

 

&umor ( sulit dinilai

PEMERI&SAAN $ISI& 021

PEMERI&SAAN IIR DAN CAVUM ORIS

7

SD

Page 8: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 8/27

Bibir( pecah > pecah 9-:, stomatitis 9-:, ulkus 9-:, tumor 9-:, sianosis 9-:

5avum oris( trismus 9-:, mukosa hiperemis 9-:, ulkus 9-:, caries 9-:

ORO$ARING

• Arch. ?aring ( anterior hiperemis 9-:

 

ukosa faring posterior ( hiperemis 9-:,

 

&onsil (

o "embesaran ( 9-:

o =arna ( hiperemis 9-:

o $ripte ( tidak ada pelebaran

o Detritus ( tidak ada

/ARING 0/ARINGOS&OPI INDIRE&1

 

<piglotis ( sulit dinilai

  Aritenoid ( sulit dinilai

 

"lika vokalis ( sulit dinilai

 

!erak plika vokalis ( sulit dinilai

  #ubglotis ( sulit dinilai

  &umor ( sulit dinilai

&EPA/A DAN /EHER 

&EPA/A * N#rm#=e-ha%

MATA * 5A 9-8-:, #) 9-8-:

  <dema palbepbra 9-8-:/EHER *

"embesaran kelenjar limfe sub mandibula 9-8-:

"embesaran kelenjar parotis 9-:

 'yeri tekan sub mandibula 9-:

8

Page 9: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 9/27

PEMERI&SAAN PENUN5ANG

Audiometri ( tidak dilakukan

&impanometri ( tidak dilakukan

ontgen 9#"', astoid, Adenoid: (

5&-#can ( tidak dilakukan

PEMERI&SAAN /AORATORIUM

Pemerikaan An)ka Satuan Ni%ai N#rma%

4emoglobin 11,7 gr8dl 1-1

4ematokrit %2,@ %6,22-@6,22

eukosit ,%2 12%ul 3,2 > 12,2

&rombosit %@ 12%ul 132 > %22

<ritrosit 3,01 12ul @,22-3,22

5C 61,1 "f 7 > 0

54 @,1 "g 6 -%1

545 %%,7 % > %6

<osinofil %,% 2,3 > 3,2

Basofil 2,@ 2 > 1

imfosit 6,1 3> @2

onosit %,0 % > 0

!ran 3,% 32-62

5& 2%.%2 enit -7

B& 21.%2 enit 1-%

4bsAg 9rapid: 'on reaktif 'on reaktif  

9

Page 10: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 10/27

DIAGNOSIS

#eptum deviasi nasal sinistra

DIAGNOSIS ANDING

4ipertrofi ukosa

hinitis

"olip 'asi

TATA/A&SANA

A+ O-erati< 

#eptum $oreksi nasal

+ Tera-i P#t OP

)nfus 2tpm)nj. Amo/icilin 1gr87jam

)nj. #antagesik 1amp87jam)nj. As. &raneksamat 322mg87jam

10

Page 11: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 11/27

A IIITIN5AUAN PUSTA&A

ANATOMI DAN $ISIO/OGI HIDUNG

Struktur Anat#mi Hi"un)

4idung luar berbentuk piramid menonjol pada garis tengah di antara pipi

dengan bibir atas. #truktur hidung luar dapat dibedakan atas tiga bagian, yaitu yang

 paling atas berupa kubah tulang yang tak dapat digerakkan, di bawahnya terdapat

kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan, dan yang paling bawah adalah lobulus

hidung yang mudah digerakkan.@

Berikut bagian-bagiannya dari atas ke bawah (

pangkal hidung 9bridge:,

dorsum nasi, puncak hidung,

ala nasi,

kolumela, dan lubang hidung 9nares anterior :.3

11

Page 12: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 12/27

Gam(ar 7+ Anat#mi Hi"un) /uar

4idung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi

oleh kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau

menyempitkan lubang hidung. $erangka tulang terdiri dari (

&ulang hidung 9os nasal:, "rosesus frontalis os maksila, dan

"rosesus nasalis os frontal.

#edangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan

yang terletak di bagian bawah hidung, yaitu (

#epasang kartilago nasalis lateralis superior,

#epasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut juga sebagai

kartilago alar mayor, Beberapa pasang kartilago alar minor, dan

&epi anterior kartilago septum.3

12

Page 13: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 13/27

Gam(ar 2+ &eran)ka Tu%an) "an Tu%an) Raan Hi"un) /uar

ongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke

 belakang yang dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi

kanan dan kiri. ubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan

lubang bagian belakang disebut nares posterior 9koana: yang menghubungkan antara

kavum nasi dengan nasofaring.@,3

Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di

 belakang nares anterior, disebut vestibulum. Cestibulum ini dilapisi oleh kulit yang

mempunyai banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut

vibrise. &iap kavum nasi mempunyai @ buah dinding, yaitu dinding medial, lateral,

inferior dan superior.@,3

Dinding medial hidung adalah septum nasi. #eptum dibentuk oleh tulang dan

tulang rawan. Bagian tulang rawan adalah kartilago septum 9lamina kuadrangularis:

dan kolumela. #edangkan bagian tulang adalah (

lamina perpendikularis os etmoid, os vomer,

krista nasalis os maksila, dan

krista nasalis os palatina.3

13

Page 14: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 14/27

#eptum dilapisi oleh perikondrium pada bagian tulang rawan dan periosteum

 pada bagian tulang, sedangkan di luarnya dilapisi pula oleh mukosa hidung. Bagian

depan dinding lateral hidung licin, yang disebut agger nasi dan di belakangnya

terdapat konka-konka yang mengisi sebagian besar dinding lateral hidung.

Gam(ar 3+ Se-tum Nai

"ada dinding lateral terdapat @ buah konka. Eang terbesar dan letaknya paling

 bawah ialah konka inferior, kemudian yang lebih kecil ialah konka media, yang lebih

kecil lagi ialah konka superior, dan yang terkecil disebut konka suprema. $onka

suprema ini bersifat rudimenter. $onka inferior merupakan tulang tersendiri yang

melekat pada os maksila dan labirin etmoid, sedangkan konka media, superior, dan

suprema merupakan bagian dari labirin etmoid.3

Di antara konka-konka dan dinding lateral hidung terdapat rongga sempit

yang disebut meatus. &ergantung dari letak meatus, ada % meatus, yaitu meatus

inferior, medianus dan superior. eatus inferior terletak di antara konka inferior 

dengan dasar hidung dan dinding lateral rongga hidung. "ada meatus inferior terdapat

muara 9ostium: duktus nasolakrimalis.3

14

Page 15: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 15/27

eatus medius terletak di antara konka media dan dinding lateral rongga

hidung. "ada meatus medius terdapat bula etmoid, prosesus unsinatus, hiatus

semilunaris, dan infundibulum etmoid. 4iatus semilunaris merupakan suatu celah

sempit melengkung dimana terdapat muara sinus frontal, sinus maksila, dan sinus

etmoid anterior. eatus superior merupakan ruang di antara konka superior dan kona

media. "ada meatus superior terdapat muara sinus etmoid posterior dan sinus

sfenoid.@,3

Gam(ar :+ Din"in) /atera% Ca'um Nai

Dinding inferior rongga hidung merupakan dasar rongga hidung dan dibentuk 

oleh os maksila dan os palatum. Dinding superior atau atap hidung sangat sempit dan

dibentuk oleh lamina kribriformis, yang memisahkan rongga tengkorak dari rongga

hidung. amina kribriformis merupakan lempeng tulang yang berasal dari os etmoid,

tulang ini berlubang-lubang 9kribrosa8saringan: sebagai tempat masuknya serabut-

serabut saraf olfaktorius. Di bagian posterior, atap rongga hidung dibentuk oleh os

sfenoid.3

&#m-%ek Oti#meata% 0&OM1

15

Page 16: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 16/27

&#m-%ek #ti#meata% 0&OM1 meru-akan =e%ah -a"a "in"in) %atera%

hi"un) !an) "i(atai #%eh k#nka me"ia "an %amina -a-iraea+ Struktur anat#mi

-entin) !an) mem(entuk &OM a"a%ah *

prosesus unsinatus,

infundibulum etmoid, hiatus semilunaris,

bula etmoid,

agger nasi, dan resesus frontal.

$ merupakan unit fungsional yang berfungsi sebagai tempat ventilasi dan

drainase dari sinus-sinus yang letaknya di anterior, yaitu sinus maksila, sinus

frontal, dan sinus etmoidalis superior.3

Gam(ar 6+ &#m-%ek Oti#meata% 0&OM1

DEVIASI SEPTUM NASI

Bentuk septum normal ialah lurus di tengah rongga hidung, tetapi pada orang

dewasa biasanya tidak lurus sempurna di garis tengah. Deviasi septum yang ringan

tidak akan mengganggu, akan tetapi bila deviasi itu cukup berat akan menyebabkan

 penyempitan pada satu sisi hidung. Dengan demikian dapat terjadi gangguan fungsi

hidung dan menyebabkan komplikasi.

De<inii "an &%ai<ikai

16

Page 17: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 17/27

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi septum

nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh. Deviasi septum menurut

ladina dibagi atas beberapa klasifikasi berdasarkan letak deviasi, yaitu (

1. &ipe ) ( benjolan unilateral yang belum mengganggu aliran udara.

. &ipe )) ( benjolan unilateral yang sudah mengganggu aliran udara, namun

masih

 belum menunjukkan gejala klinis yang bermakna.

%. &ipe ))) ( deviasi pada konka media 9area osteomeatal dan meatus media:.@. &ipe )C ( F#G septum 9posterior ke sisi lain, dan anterior ke sisi lainnya:.

3. &ipe C ( tonjolan besar unilateral pada dasar septum, sementara di sisi lain

masih

normal.. &ipe C) ( tipe C ditambah sulkus unilateral dari kaudal-ventral, sehingga

menunjukkan rongga yang asimetri.6. &ipe C)) ( kombinasi lebih dari satu tipe, yaitu tipe )-tipe C).1,

17

Page 18: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 18/27

Gam(ar >+ &%ai<ikai De'iai Se-tum Nai Menurut M%a"ina

Bentuk-bentuk dari deformitas septum nasi berdasarkan lokasinya, yaitu (

71 S-ina "an &rita

erupakan penonjolan tajam tulang atau tulang rawan septum yang dapat

terjadi pada pertemuan vomer di bawah dengan kartilago septum dan atau os

ethmoid di atasnya. Bila memanjang dari depan ke belakang disebut krista,

dan bila sangat runcing dan pipih disebut spina. &ipe deformitas ini biasanya

merupakan hasil dari kekuatan kompresi vertikal.

21 De'iai

esi ini lebih karakteristik dengan penonjolan berbentuk H5I atau H#I yang

dapat terjadi pada bidang horisontal atau vertikal dan biasanya mengenai

kartilago maupun tulang.

31 Di%#kai

Batas bawah kartilago septum bergeser dari posisi medialnya dan menonjol ke

salah satu lubang hidung. #eptum deviasi sering disertai dengan kelainan pada

struktur sekitarnya.

:1 Sinekia

Bila deviasi atau krista septum bertemu dan melekat dengan konka di

hadapannya. Bentuk ini akan menambah beratnya obstruksi.1,

$elainan struktur akibat deviasi septum nasi dapat berupa (

71 Din"in) /atera% Hi"un)

&erdapat hipertrofi konka dan bula ethmoidalis. )ni merupakan kompensasi

yang terjadi pada sisi konkaf septum.

21 Maki%a

Daya kompresi yang menyebabkan deviasi septum biasanya asimetri dan juga

dapat mempengaruhi maksila sehingga pipi menjadi datar, pengangkatan

18

Page 19: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 19/27

lantai kavum nasi, distorsi palatum dan abnormalitas ortodonti. #inus

maksilaris sedikit lebih kecil pada sisi yang sakit.

31 Pirami" Hi"un)

Deviasi septum nasi bagian anterior sering berhubungan dengan deviasi pada

 piramid hidung.

:1 Peru(ahan Muk#a

*dara inspirasi menjadi terkonsentrasi pada daerah yang sempit menyebabkan

efek kering sehingga terjadi pembentukan krusta. "engangkatan krusta dapat

menyebabkan ulserasi dan perdarahan. apisan proteksi mukosa akan hilang

dan berkurangnya resistensi terhadap infeksi. ukosa sekitar deviasi akan

menjadi edema sebagai akibat fenomena Bernouili yang kemudian menambah

derajat obstruksi.1

+in 4 dkk membagi deviasi septum berdasarkan berat atau ringannya

keluhan (

71 Rin)an

Deviasi kurang dari setengah rongga hidung dan belum ada bagian septum

yang menyentuh dinding lateral hidung.

21 Se"an)

Deviasi kurang dari setangah rongga hidung tetapi ada sedikit bagian septum

yang menyentuh dinding lateral hidung.

31 erat

Deviasi septum sebagian besar sudah menyentuh dinding lateral hidung.%

+in 4 dkk juga mengklasifikasikan deviasi septum menjadi @, yaitu (

71 Deviasi lokal termasuk spina, krista dan dislokasi bagian kaudal

21 engkungan deviasi tanpa deviasi yang terlokalisir 

31 engkungan deviasi dengan deviasi lokal

:1 engkungan deviasi yang berhubungan dengan deviasi hidung luar.%

19

Page 20: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 20/27

Gam(ar 9+ &%ai<ikai De'iai Se-tum Menurut 5in RH "kk 

Eti#%#)i

Deviasi septum umumnya disebabkan oleh trauma langsung dan biasanya

 berhubungan dengan kerusakan pada bagian lain hidung, seperti fraktur os nasal. "ada

sebagian pasien, tidak didapatkan riwayat trauma, sehingga !ray 9106:

menerangkannya dengan teori birth Moulding . "osisi intrauterin yang abnormal dapat

menyebabkan tekanan pada hidung dan rahang atas, sehingga dapat terjadi pergeseran

septum. Demikian pula tekanan torsi pada hidung saat kelahiran 9partus: dapat

menambah trauma pada septum.1,

?aktor risiko deviasi septum lebih besar ketika persalinan. #etelah lahir, resiko

terbesar ialah dari olahraga, misalnya olahraga kontak langsung 9tinju, karate, judo:

dan tidak menggunakan helm atau sabuk pengaman ketika berkendara.1,%

"enyebab lainnya ialah ketidakseimbangan pertumbuhan. &ulang rawan

septum nasi terus tumbuh, meskipun batas superior dan inferior telah menetap, juga

karena perbedaan pertumbuhan antara septum dan palatum. Dengan demikian

terjadilah deviasi septum.

Geja%a &%ini

!ejala yang sering timbul biasanya adalah sumbatan hidung yang unilateral

atau juga bilateral. 4al ini terjadi karena pada sisi hidung yang mengalami deviasi

20

Page 21: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 21/27

terdapat konka yang hipotrofi, sedangkan pada sisi sebelahnya terjadi konka yang

hipertrofi sebagai akibat mekanisme kompensasi. $eluhan lainnya ialah rasa nyeri di

kepala dan di sekitar mata. #elain itu, penciuman juga bisa terganggu apabila terdapat

deviasi pada bagian atas septum. Deviasi septum juga dapat menyumbat ostium sinus

sehingga merupakan faktor predisposisi terjadinya sinusitis.

+adi deviasi septum dapat menyebabkan satu atau lebih dari gejala berikut ini (

#umbatan pada salah satu atau kedua nostril $ongesti nasalis biasanya pada salah satu sisi

"erdarahan hidung 9epistaksis:

)nfeksi sinus 9sinusitis:

$adang-kadang juga nyeri pada wajah, sakit kepala, dan postnasal drip.♣ engorok saat tidur 9noisy breathing during sleep:, terutama pada bayi dan

anak.,6

"ada beberapa kasus, seseorang dengan deviasi septum yang ringan hanya

menunjukkan gejala ketika mengalami infeksi saluran pernapasan atas, seperti

common cold . Dalam hal ini, adanya infeksi respiratori akan mencetuskan terjadinya

inflamasi pada hidung dan secara perlahan-lahan menyebabkan gangguan aliran udara

di dalam hidung. $emudian terjadilah sumbatan8obstruksi yang juga terkait dengan

deviasi septum nasi. 'amun, apabila common cold  telah sembuh dan proses inflamasi

mereda, maka gejala obstruksi dari deviasi septum nasi juga akan menghilang.6

Dia)n#i

Deviasi septum biasanya sudah dapat dilihat melalui inspeksi langsung pada

 batang hidungnya. Dari pemeriksaan rinoskopi anterior, dapat dilihat penonjolan

septum ke arah deviasi jika terdapat deviasi berat, tapi pada deviasi ringan, hasil

 pemeriksaan bisa normal.1

"enting untuk pertama-tama melihat vestibulum nasi tanpa spekulum, karena

ujung spekulum dapat menutupi deviasi bagian kaudal. "emeriksaan seksama juga

dilakukan terhadap dinding lateral hidung untuk menentukan besarnya konka.

21

Page 22: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 22/27

"iramid hidung, palatum, dan gigi juga diperiksa karena struktur-struktur ini sering

terjadi gangguan yang berhubungan dengan deformitas septum.1,

 'amun, diperlukan juga pemeriksaan radiologi untuk memastikan

diagnosisnya. "ada pemeriksaan ontgen kepala posisi antero-posterior tampak 

septum nasi yang bengkok. "emeriksaan nasoendoskopi dilakukan bila

memungkinkan untuk menilai deviasi septum bagian posterior atau untuk melihat

robekan mukosa. Bila dicurigai terdapat komplikasi sinus paranasal, dilakukan

 pemeriksaan J-ray sinus paranasal.1

Penata%akanaan Bila gejala tidak ada atau keluhan sangat ringan, tidak perlu dilakukan

tindakan koreksi septum. Analgesik, digunakan untuk mengurangi rasa sakit.

Dekongestan, digunakan untuk mengurangi sekresi cairan hidung.

"embedahan (

o Se-t#-%at! 0Re-#ii Se-tum1

#eptoplasty merupakan operasi pilihan 9i: pada anak-anak, 9ii: dapat

dikombinasi dengan rhinoplasty, dan 9iii: dilakukan bila terjadi dislokasi

 pada bagian caudal dari kartilago septum. perasi ini juga dapat

dikerjakan bersama dengan reseksi septum bagian tengah atau posterior.

"ada operasi ini, tulang rawan yang bengkok direposisi. 4anya bagian

yang berlebihan saja yang dikeluarkan. Dengan cara operasi ini dapat

dicegah komplikasi yang mungkin timbul pada operasi reseksi

submukosa, seperti terjadinya perforasi septum dan saddle nose. perasi

ini juga tidak berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan wajah pada

anak-anak.

o SMR 0 Sub-Mucous Resection1

"ada operasi ini, muko-perikondrium dan muko-periosteum kedua sisi

dilepaskan dari tulang rawan dan tulang septum. Bagian tulang atau

22

Page 23: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 23/27

tulang rawan dari septum kemudian diangkat, sehingga muko-

 perikondrium dan muko-periosteum sisi kiri dan kanan akan langsung

 bertemu di garis tengah.

eseksi submukosa dapat menyebabkan komplikasi, seperti terjadinya

hidung pelana 9 saddle nose: akibat turunnya puncak hidung, oleh karena

 bagian atas tulang rawan septum terlalu banyak diangkat. &indakan

operasi ini sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak karena dapat

mempengaruhi pertumbuhan wajah dan menyebabkan runtuhnya

dorsum nasi.,7,0

&#m-%ikai

Deviasi septum dapat menyumbat ostium sinus, sehingga merupakan faktor 

 predisposisi terjadinya sinusitis. #elain itu, deviasi septum juga menyebabkan ruang

hidung sempit, yang dapat membentuk polip. #edangkan komplikasi post-operasi,

diantaranya (

71 Uncontrolled Bleeding . 4al ini biasanya terjadi akibat insisi pada hidung atau

 berasal dari perdarahan pada membran mukosa.

21  Septal Hematoma. &erjadi sebagai akibat trauma saat operasi sehingga

menyebabkan pembuluh darah submukosa pecah dan terjadilah pengumpulan

darah. 4al ini umumnya terjadi segera setelah operasi dilakukan.

31  Nasal Septal Perforation. &erjadi apabila terbentuk rongga yang

menghubungkan antara kedua sisi hidung. 4al ini terjadi karena trauma dan

 perdarahan pada kedua sisi membran di hidung selama operasi.

:1  Saddle Deformity. &erjadi apabila kartilago septum terlalu banyak diangkat dari

dalam hidung.

61  Recurrence of The Deiation. Biasanya terjadi pada pasien yang memiliki

deviasi septum yang berat yang sulit untuk dilakukan perbaikan.6,7

Pr#)n#i

Deviasi septum ialah suatu keadaan dimana terjadi peralihan posisi dari

septum nasi dari letaknya yang berada di garis medial tubuh. "rognosis pada pasien

deviasi septum setelah menjalani operasi cukup baik dan pasien dalam 12-2 hari

23

Page 24: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 24/27

dapat melakukan aktivitas sebagaimana biasanya. 4anya saja pasien harus

memperhatikan perawatan setelah operasi dilakukan. &ermasuk juga pasien harus

 juga menghindari trauma pada daerah hidung.1

24

Page 25: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 25/27

&ESIMPU/AN

Deviasi septum nasi dapat berupa kelainan bawaan sejak lahir atau palingsering terjadi akibat trauma. isiko terjadinya deviasi septum meningkat pada laki-

laki karena lebih banyak terpapar dengan lingkungan dan trauma. Deviasi septum

yang ringan tidak memberikan keluhan, sedangkan yang berat dapat menyebabkan

kesulitan bernapas akibat obstruksi nasal.0

&erapi konservatif untuk obstruksi nasal dapat dilakukan dengan pemberian

obat-obatan untuk mengatasi gejala pada pasien. 'amun untuk mengkoreksi deviasi

septum, tindakan pembedahan sangat penting. &ujuannya adalah untuk mencegah

terjadinya perburukan kondisi pasien sehingga menyebabkan berbagai komplikasi.

&ingkat keberhasilan tindakan pembedahan yang diharapkan tergantung pada berat

ringannya deviasi septum nasi yang terjadi.7

#ecara umum, sebagian besar pasien dengan deviasi septum nasi lebih baik 

dilakukan tindakan septoplasty dibandingkan dengan  sub-mucous resection 9#:

karena adanya komplikasi post-#, seperti perforasi septum, perdarahan, dan

 saddle nose.6,0

25

Page 26: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 26/27

DA$TAR PUSTA&A

7+ Budiman B+, Asyari A.  Pengu!uran Sumbatan Hidung Pada Deiasi Septum

 Nasi + Bagian &elinga 4idung &enggorok Bedah $epala eher 9&4&-$: ?akultas

$edokteran *niversitas Andalas ( "adang. 7 +uli 211 ( hlm 1-6. Available at (

http(88repository.unand.ac.id816%%0818"engukuranK#umbatanK4idungK"adaKDevi

asiK#eptum.pdf  9Accessed ( 21 April 6:

2+  'iLar '=, angunkusumo <. "elainan Septum# Dalam ( #oepardi <A, )skandar 

 ', Bashiruddin +, estuti D, editor.  Bu!u $%ar &lmu "esehatan Telinga

 Hidung Tenggoro! "epala dan 'eher . <disi $eenam. 5etakan $eempat.

+akarta ( Balai "enerbit ?$*). 212 ( hlm 1-16.

3+ +in 4, ee +E, +ung =+.  Ne( Description Method and )lassification System

 for Septal Deiation+ Department of torhinolaryngology, #eoul 'ational

*niversity, 5ollege of edicine, Boramae 4ospital ( #eoul. +ournal hinology,

226M 1@ ( 6-%1. Available at ( http(88www.doctorjin.co.kr8+ournal

2"D?8322'ew2description2method2and2classification

2system2for2septal2deviationK226K2.pdf   9Accesed ( 21 April

3:

:+ 4igler "A. Hidung * $natomi dan +isiologi Terapan# Dalam ( Adams !, Boies

, 4igler "A.  Boies Bu!u $%ar Penya!it THT . <disi . 5etakan $etiga.

+akarta ( <!5. 1006 ( hlm 16%-177.

6+ #oetjipto D, angunkusumo <, =ardani #.  Hidung# Dalam ( #oepardi <A,

)skandar ', Bashiruddin +, estuti D, editor.  Bu!u $%ar &lmu "esehatan

Telinga Hidung Tenggoro! "epala dan 'eher . <disi $eenam. 5etakan $eempat.

+akarta ( Balai "enerbit ?$*). 212 ( hlm 117-1.

>+ Baumann ), Baumann 4.  $ Ne( )lassification of Septal Deiations+ Department

of tolaryngology, 4ead and 'eck #urgery, *niversity of 4eidelberg ( !ermany.

26

Page 27: Casee THT Fahmi

7/24/2019 Casee THT Fahmi

http://slidepdf.com/reader/full/casee-tht-fahmi 27/27

+ournal of hinology, 226M @3 ( 2-%. Available at (

http(88www.rhinologyjournal.com8hinologyKissues8@@KBaumann.pdf  9Accessed (

21 April 6:

9+ "ark +$, <dward ).  Deiated Septum+ &he "ractice of   arshfield 5linic,

American Academy of tolaryngology > 4ead and 'eck #urgery. 223. Available

at ( http(88www.marshfieldclinic.org8pro/y85-ent-Deviated#eptum.1.pdf 

9Accessed ( 21 April 6:

?+ Bull "D. The Nasal Septum. )n ( 'ecture Notes on Diseases of The ,ar Nose

and Throat . 'inth <dition. *#A ( Blackwell #cience td. 22 ( p. 71-73.

@+ =idjoseno-!ardjito, editor. "epala dan 'eher# Dalam ( #jamsuhidajat , =im de

+ong, editor. Bu!u $%ar &lmu Bedah# <disi . 5etakan ). +akarta ( <!5. 223 (

hlm %3-%.