cok.docx
-
Upload
ziah-mahfud -
Category
Documents
-
view
249 -
download
2
Transcript of cok.docx
![Page 1: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lesi prekanker didefinisikan sebagai perubahan morfologi dari jaringan di mana
kanker cenderung terjadi, daripada di jaringan yang normal (Laporan dari WHO Meeting of
Investigators on Histological Definision of Precancerous Lesions, 1972). Juga merupakan
kondisi penyakit yang secara klinis belum menunjukkan tanda-tanda yang mengarah pada lesi
ganas namun di dalamnya sudah terjadi perubahan-perubahan patologis yngg merupakan
pertanda akan terjadinya keganasan.1
Yang termasuk lesi prekanker, yaitu leukoplakia dan eritroplakia. Leukoplakia
merupakan kelainan yang terjadi di mukosa rongga mulut. Leukoplakia bukan
merupakan salah satu jenis tumor, akan tetapi lesi ini sering meluas sehingga menjadi lesi
pre-cancer. Bercak putih ini pada membrane mukosa mulut sebenarnya hyperkeratosis yang
timbul sebagai akibat iritasi kronis pada mukosa. Eritroplakia merupakan bercak putih di
dalam bercak merah. Lesi prakanker eritroplakia berpotensi lebih besar untuk menjadi
karsinoma / keganasan daripada lesi prakanker leukoplakia, walaupun eritroplakia jarang
ditemukan. Frekuensi leukoplakia yang berubah menjadi karsinoma adalah 3% sedangkan
eritroplakia yaitu 51%. 1
Untuk menentukan diagnosis yang tepat, perlu dilakukan pemeriksaan
yang teliti baik secara klinis maupun histopatologis, karena lesi ini secara klinis
mempunyai gambaran yangserupa dengan “lichen plannus” dan “white sponge
naevus”. Berikut ini kami melampirkan sebuah kasus yang kita ambil dari jurnal.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian leukoplakia?
2. Apakah etiologi dari leukoplakia?
3. Bagaimana gambaran klinis dan klasifikasi dari leukoplakia?
4. Bagaimana penatalaksanaan dari leukoplakia?
5. Apakah definisi eritroplakia
6. Apakah etiologi dari eritroplakia?
7. Bagaimana gambaran klinis, klasifikasi dan penatalaksanaan dari
eritroplakia?
1
![Page 2: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/2.jpg)
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari leukoplakia?
2. Untuk mengetahui etiologi dari leukoplakia?
3. Untuk mengetahui gambaran klinis dan klasifikasi dari leukoplakia?
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari leukoplakia?
5. Untuk mengetahui definisi dari Eritroplakia?
6. Untuk mengetahui Etiologi dari Eritroplakia?
7. Untuk mengetahui gambaran klinis serta penatalaksanaan dari
Eritroplakia?
I.4 Manfaat
a. Dapat digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan
b. Sebagai referensi perawatan rongga mulut pasien dengan leukoplakia serta
keganansan.
c. Sebagai dasar perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
2
![Page 3: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 . LEUKOPLAKIA
2.1.1 Definisi Leukoplakia 1,4,5
Leukoplakia merupakan lesi oral precancer dengan resiko dapat menyebabkan kondisi
malignansi (keganasan). Leukoplakia merupakan suatu istilah yang digunakan pada lesi/ plak
putih yang tidak normal yang terdapat pada membran mukosa.
Mukosa rongga mulut merupakan bagian yang paling mudah mengalami
perubahan, karena lokasinya yang sering berhubungan dengan pengunyahan, sehingga sering
pula mengalami iritasi mekanik. Leukoplakia dalam perkembangannya sering mengalami
kegananasan dan untuk menyingkirkan diagnosis banding maka diperlukan biopsi dari
leukoplakia tersebut.
2.1.2. Etiologi 1
Etiologi leukoplakia sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Tetapi beberapa studi
menjelaskan bebarapa faktor predisposisi untuk terjadinya leukoplakia meliputi,:
1. Faktor lokal
a) Faktor lokal biasanya berhubungan dengan iritasi kronis, antara lain:
a. Trauma, trauma dapat merupakan gigitan pada tepi atau akar gigi yang
tajam, iritasi dari gigi yang malposisi, pemakaian protesa yang kurang
baik, serta adanya kebiasaan yang jelek seperti menggigit-gigit jaringan
mulut, bukal, maupun lidah sehingga menyebabkan iritasi kronis pada
mulut.
b. Kemikal atau termal, iritan mekanis lokal dan berbagai iritan kimia akan
menimbulkan hiperkeratosis dengan atau tanpa disertai perubahan
displastik. Penggunaan bahan- bahan kaustik kemungkinan akan
menyebabkan terjadinya leukoplakia dan terjadinya keganasan. Bahan-
bahan kaustik tersebut antara lain alkohol dan temabakau.
b) Terjadinya iritasi pada rongga mulut tidak hanya karena asap rokok dan panas yang
terjadi pada waktu merokok, akan tetapi dapat juga disebabkan karena zat- zat
didlama tembakau yang ikut terkunyah. Sedangkan alkohol merupakan salah satu
faktor yang dapat menyebabkan terjadinya leukoplakia. Menurut sebuah studi,
penggunaan alkohol dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan iritasi mukosa.
c) c. Faktor lokal yang lain.
3
![Page 4: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/4.jpg)
d) Faktor lain yang dapat mempengaruhi adalah infeksi bakteri, penyakit periodontal
serta higienen mulut yang kurang baik, seperti kandida yang terdapat dalam preparat
histologis, leukoplakia dan sering dihubungkan dengan leukoplakia noduler.
2. Faktor sistemik
a. Penyakit sistemik
b) Penyakit sistemik yang dapat menyebabkan pembentukan leukoplakia adalah sifilis
tersier, anemia hidrofenik, dan xerostomia yang diakibatkan oleh penyakit kelenjar
saliva.
a. Bahan- bahan yang diberikan secara sistemik, misalnya alkohol, obat- obat
anti metabolit, serum antilimfosit spesifik yang mampu mempermudah
timbulnya leukoplakia.
b. Defisiensi nutrisi, defisiensi vitamin A diperkirakan dapat meningkatkan
metaplasia dan keratinisasi dari susunan epitel, terutama epitel kelenjar dan
epitel mukosa respiratorius.
2.1.3. Gambaran Klinis : 1
a. Lesi tampak kecil, berwarna putih, terlokalisir, barbatas jelas dan permukaannya
tampak melipat.
b. Sering ditemukan pada daerah alveolar, mukosa lidah, bibir, palatum lunak dan keras,
daerah dasar mulut, gingival, mukosa lipatan bukal, serta mandibular alveolar ridge.
c. Palpasi: akan terasa keras, tebal, berfisure, halus, datar atau agak menonjol. lesi ini
dapat berwarna seperti mutiara putih atau kekuningan. Pada perokok berat, warna
jaringan yang terkena berwarna putih kecoklatan.
4
![Page 5: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/5.jpg)
2.1.4. Klasifikasi dari Leukoplakia : 1,4,5
Terdapat tiga tipe leukoplakia yang dilihat dari gambaran klinisnya:
1. Homogenous leukoplakia, disebut juga leukoplakia simpleks. Berupa lesi yang
berwarna keputh- putihan, dengan permukaan rata, licin atau berkerut, dapat pula
beralur atau menjadi suatu peninggian dengan pinggiran yang jelas.
2. Non homogenous atau heterogenus leukoplakia
a. Eritoplakia , merupakan suatu bercak merah dengan daerah- daerah leukoplakia
yang terpisah- pisah atau tidak dapat dihapus.
b. Lesi nodular , merupakan lesi dengan sedikit penonjolan membulat, berwarna
merah dan putih sehingga tampak granula- granula atau nodul – nodul keratotik
kecil yang tersebar pada bercak-bercak atrofik dari mukosa. Saat ini lesi sudah
dianggap menjadi ganas, karena biasanya pada waktu singkat akan berubah
menjadi tumor ganas seperti karsinoma sel skuamosa (SCC), terutama lesi
terdapat di lidah dan dasar mulut.
c. Leukoplakia verukosa , merupakan lesi yang tumbuh eksofilik tidak beraturan,
leukoplakia ini berasal dari hiperkeratosis yang meluas multiple, tidak mengkilat
dan membentuk tonjolan dengan keratinisasi yang tebal, dan sering kali erosif
serta dinamakan proliferatif leukoplakia verukosa. Proliferatif leukoplakia
verukosa mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya perubahan menjadi
kegananasan yaitu karsinoma sel skuamosa atau karsinoma verukosa.
5
![Page 6: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/6.jpg)
2.1.5.Gambaran Histopatologik : 2
Pemeriksaan mikroskopis akan membantu penegakan diagnosa leukoplakia. Bila
dilakukan pemeriksaan histopatologis dan sitologis akan tampak perubahan
keratinisasi sel epitel terutama pada bagian superfisial. Perubahan epitel pada
gambaran leukoplakia dibagi menjadi 4 yaitu :
1. Hiperkeratosis
Proses ini ditandai dengan adanya suatu peningkatan yang abnormal dari
lapisan ortokeratin atau stratum korneum. Dengan adanya sejumlah ortokeratin
pada daerah yang normal, maka akan menyababkan daerah rongga mulut menjadi
tidak rata sehingga memudahkan terjadinya iritasi
2. Hiperparakeratosis
Suatu keadaan dimana lapisan granulanya terlihat menebal dan sangat
dominan , sedangkan hiperkeratosis sangat jarang ditemukan walaupun dalam
kasus- kasus yang parah.
3. Akantosis
Merupakan suatu penebalan dan perubahan yang abnormal dari lapisan
spinosum pada suatu tempat tertentu yang kemudian berlanjut disertai
pemanjangan, penebalan serta penumpukan dan penggabungan dari retepeg.
6
Proliveratif leukoplakia verukosa
![Page 7: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/7.jpg)
4. Diskeratosis atau displasia
Merupakan suatu perubahan sel dewasa ke arah kemunduran, yang mana
perubahan tersebut menandakan suatu pra-ganas. Kriteria yang digunakan untuk
mendiagnosa displasia epitel : keratinisasi sel-sel secara individu, adanya
pembentukan “epithel pearls” pada lapisan spinosum, perubahan perbandinagn
inti sel dengan sitoplasma, hilangnya polaritas dan disorientasi dari sel, adanya
hiperkromatik, adanya pembesaran intisel atau nukleus.
2.1.6. Penatalaksanaan 1,2,4
a. Menghilangkan faktor iritan, lokal, dan setiap faktor predisposisi sistemik.
Terapi topikal dengan obat anti jamur diberikan secara berkesinambungan
selama 1 sampai 2 minggu (obat kumur anti jamur), pemberian vitamin A,
meningkatkan kebersihan mulut. Terapi dengan anti fungal secara sistemik
seperti fluconazol selama beberapa bulan. Kemudian menghentikan pasien
merokok dan menghilangkan infeksi candida dari bawah dan atas gigi
tiruan serta memperbaiki kekurangan zat besi
b. Melakukan eksisi secara “chirurgis” atau pembedahan terhadap lesi yang
mempunyai ukuran kecil atau agak besar.
c. Bila lesi telah mengenai dasar mulut dan meluas, maka pada daerah yang
terkena perlu dilakukan “stripping”.
2.1.7. Diagnosa Banding 4,5
a. a.Hyperplastic candidiasis
b. Lichen planus
2.1.8. Prognosis 4,5
a. Hiperkeratosis ringan, maka prognosisnya baik.
7
![Page 8: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Diskeratosis atau ditemukan adanya sel-sel atipia maka prognosisnya kurang
baik karena diperkirakan akan berubah menjadi suatu keganasan
2.2. ERITROPLAKIA.
2.2.1. Definisi 3
Eritroplakia disefinisikan sebagai bercak merah yang tidak dapat di golongkan secara
klinis sebagai keadaan lain apapun.
2.2.2. Etiologi 4
a) Tidak diketahui.
b) Tetapi mungkin disebabkan oleh kebiasaan merokok, arus elektrogalvanik, iritasi
kronik, kandidiasis.
2.2.3. Gambaran Klinis : 3,4,5
a. Dapat terjadi di setiap tempat di dalam mulut tetapi paling sering didalam lipatan
mucobucal mandibula, orofaring dan dasar mulut.
b. Lesi merah dengan diameter kurang dari 1.5 cm tapi diameter lebih dari 4 cm pernah
terlihat, lunak, bergelombang, dengan batas jelas, berkelok-kelok atau lurus.
c. Menurut Shafer dan Waldron (1975), hanya 8% dari 64 eritroplakia rongga mulut
yang terletak di mukosa bukal. Pada pasien dengan lichen planus dan eritroplakia
yang muncul bergantian, mukosa bukal ialah tempat favorit serangan.
8
![Page 9: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/9.jpg)
2.2.4. Klasifikasi dari Eritroplakia : 3
1. Bentuk homogen yang tampaknya merah merata
2. Eritroleukoplakia → mempunyai bercak-bercak merah yang bercampur dengan
beberapa daerah leukoplakia.
3. Bercak leukoplakia → mengandung bintik-bintik atau granula-granula putih yang
menyebar di seluruh lesinya.
2.2.5. Gambaran Histopatologik : 2
a. Daerah kemerahan dalam mulut (eritroplakia) bisa terjadi jika lapisan mulut menipis
dan pembuluh darah terlihat lebih jelas daripada biasanya. Daerah kemerahan maupun
daerah keputihan bisa merupakan non-kanker (jinak), prekanker maupun kanker
(ganas).
b. Gambaran histologi menunjukkan keadaan serius dari lesi ini, 10% dinyatakan
displasia dan karsinoma. Ada 50% invasi karsinoma, 40% karsinoma in situ atau
displasia berat, dan 9% displasia sedang dan ringan.
2.2.6. Diagnosa Banding 3,5,4
a. Lichen planus
b. Kandidiasis erythematosus (atropik)
c. Stomatitis kontak
2.2.7. Penatalaksanaan 3,5,4
Tergantung dari diagnosis histologis yang dilakukan. Bila hasil biopsi menunjukkan
adanya displasia maka dianjurkan untuk melakukan eksisi total. Bila masih dalam kasus
ringan maka penyebab dari eritroplakia dihilangkan.
2.2.8. Prognosis 3,5,4
Eritroplakia adalah salah satu tanda yang lebih buruk perkembangan kanker
dibandingkan dengan leukoplakia
9
![Page 10: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/10.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
10
![Page 11: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/11.jpg)
BAB IV
PENUTUP
11
![Page 12: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/12.jpg)
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
1. Azfar Rahat S, MD. April 2008. Proliferative Verrucous Leukoplakia. University of
Pennsylvania Health System.
2. Hartanto H, Darmaniah N, Wulandari N (Ed). Buku Ajar Patologi Robbins, Ed.7, Vol.2. Jakarta: EGC, 2004; 892-99
3. Langlais, Robert.1994.Kelainan Rongga Mulut yang Lazim.Hipokrates:Jakarta
4. Burket. Lesi merah dan lesi putih pada mukosa mulut. Dalam Ilmu Penyakit Mulut,
Diagnosis dan terapi. Alih Bahasa : Drg. P. P. Sianita Kurniawan. Edisi kedelapan. 1994:
299-316
5. Hasibuan S. Deteksi Dini dan Diagnosis Kanker Rongga Mulut. USU Digital Library.
2004
12
![Page 13: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/13.jpg)
13
![Page 14: cok.docx](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022061514/5695d1771a28ab9b0296a72f/html5/thumbnails/14.jpg)
14