DAFTARISI - kemkes.go.id
Transcript of DAFTARISI - kemkes.go.id
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang………………………………………………………. 1B. Filosofi Pelatihan…………………………………………………… 3
BAB II Peran, Fungsi dan KompetensiA. Peran…………………………………………………………………….. 4B. Fungsi……………………………………………………………………. 4C. Kompetensi…………………………………………………………… 4
BAB III TUJUAN PELATIHAN 5A. Tujuan Umum……………………………………………………….. 5B. Tujuan Khusus……………………………………………………….. 5
BAB IV STRUKTUR PROGRAM 6Struktur Program………………………………………………………… 6Garis Besar Program Pembelajaran…………………………….. 7
BAB V PROSES PEMBELAJARAN 17A. Alur Proses Pembelajaran……………..………………………. 17B. Proses Pembelajaran……………………………………………… 18
BAB VI PESERTA, FASILITATOR DAN PENDAMPING 20A. Peserta……..…………………………………………………………… 20B. Fasilitator………………………………………………………………. 20
C. Pendamping…………………………………………………………. 21BAB VII PENYELENGGARA, PENGENDALI PELATIHAN DAN
TEMPAT PENYELENGGARAAN22
A. Penyelenggara…..………………………………………………….. 22B. Pengendali Pelatihan………….….……………………………… 22C. Tempat Penyelenggaraan……..………………………………. 22
BAB VIII EVALUASI DAN SERTIFIKASI 23A. Evaluasi Pelatihan……………………………..………………….. 23B. Sertifikasi Pelatihan………………………..…………………….. 23
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional,
tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan
secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
dasar. Sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas, dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas
memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di
wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM dan
penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan fungsi UKM
diantaranya Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah Kesehatan masyarakat
dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan serta dalam UKP diantaranya lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif.
Manajemen Puskesmas mengintegrasikan sumber daya, program, pemberdayaan masyarakat,
sistem informasi Puskesmas, dan mutu dalam menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas. Agar Puskesmas mampu melakukan upaya kesehatan dengan baik dan
berkesinambungan untuk mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan
periode 5 (lima) tahunan yang dirinci ke dalam rencana tahunan. Semua rencana kegiatan harus
berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi yang akurat (evidence
based) agar dapat mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien.
Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara merata dan bermutu sesuai standar,
diwujudkan dengan bukti adanya perbaikan dan peningkatan pencapaian target indikator kesehatan
masyarakat dan perseorangan. Seperti menurunnya angka-angka kesakitan penyakit yang menjadi
prioritas untuk ditangani, menurunnya angka kematian balita, angka gizi kurang dan atau gizi buruk
balita dan maternal, menurunnya jumlah kematian maternal, teratasinya masalah-masalah kesehatan
2
masyarakat dalam wilayah kerjanya, dan lainnya. Salah satu upaya untuk menstandarkan mutu
Puskesmas dilaksanakanlah proses Akreditasi Puskesmas. Akreditasi Puskesmas merupakan salah satu
upaya dalam menjamin peningkatan mutu pelayanan Puskesmas. Dalam Standar Akreditasi Puskesmas,
dalam menjalankan fungsinya Puskesmas harus memiliki data dan informasi untuk digunakan dalam
pengambilan keputusan, baik untuk peningkatan pelayanan maupun untuk pengambilan keputusan.
Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya. Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari
Sistem Informasi Puskesmas yang diantaranya data Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial yaitu
Promosi Kesehatan; Kesehatan Lingkungan; Pelayanan Gizi KIA-KB; Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Tidak Menular; Surveilans dan Sentinel SKDR; dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular.
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang mengintegrasikan UKP dan UKM
secara berkesinambungan dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan
keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk penguatan Manajemen Puskesmas dengan
meningkatkan jangkauan dan sasaran serta mendekatkan /meningkatkan akses pelayanan kesehatan
diwilayah kerjanya dengan mengunjungi keluarga. Puskesmas tidak hanya melakukan pelayanan dalam
gedung tetapi juga diluar gedung dengan pendekatan keluarga, serta upaya menyelesaikan
permasalahan kesehatan diwilayah kerjanya.
Untuk memiliki data dan informasi yang baik, maka dibutuhkan SDM Puskesmas yang memiliki
kompetensi surveilans epidemiologi yang baik. Puskesmas berupaya untuk memiliki data dan informasi
yang baik namun beberapa Puskesmas saat ini belum memiliki SDM Jabatan Fungsional Epidemiologi
bahkan petugas Puskesmas di bagian Upaya Kesehatan Masyarakat beberapa petugas belum memiliki
kompetensi surveilans epidemiologi. Maka dari itu upaya peningkatan kompetensi petugas Upaya
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas harus dilakukan. Peningkatan kompetensi tersebut dapat dicapai
diantaranya melalui kegiatan pelatihan. Untuk mendukung kegiatan pelatihan tersebut maka
dibutuhkanlah sebuah desain pembelajaran yang tepat yaitu kurikulum.
Kurikulum pelatihan surveilans bagi petugas puskesmas atau sejenisnya sebetulnya sudah ada
dan pernah beberapa kali disusun dengan berbagai versi, baik oleh beberapa organisasi maupun oleh
instansi pelatihan termasuk BBPK Ciloto pada tahun 2008. Setelah diidentifikasi berdasarkan adanya
perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, diantaranya Permenkes Nomor
43 Tahun 2019, Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, serta
3
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang berbasis siklus kehidupan, Sustainable
Development Goals (SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, maka
dari itu diperlukan penyesuaian dan penyempurnaan kurikulum pelatihan tersebut.
Dalam merespon hal tersebut, tahun 2018 Kementerian kesehatan melalui Pusat Pelatihan
Kesehatan dan BBPK Ciloto, bekerjasama dengan unit program dan organisasi profesi Perhimpunan Ahli
Epidemiologi Indonesia (PAEI) melakukan Analisis Kebutuhan Pelatihan atau Training Need Assessment
(TNA) di 24 Provinsi (30 Puskesmas) tentang kemampuan SDM surveilans kesehatan di Puskesmas
berdasarkan Permenkes 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan. Sebagai tindak
lanjut hasil TNA tersebut, maka di kembangkanlah kurikulum ini yaitu Kurikulum Pelatihan Surveilans
Epidemiologi bagi Petugas Puskesmas.
B. Filosofi Pelatihan
Pelatihan Surveilans Kesehatan bagi Petugas Puskesmas ini dirumuskan guna menjawab tantangan
Puskesmas untuk meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelatihan diselenggarakan dengan
memperhatikan filosofi sebagai berikut:
1. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya dalam memperkuat kapasitas tenaga Puskesmas dalam
penanganan penyakit dan penguatan data surveilans epidemiologi untuk meningkatan upaya
kesehatan masyarakat (UKM).
2. Pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi)
dengan karakteristik:
a. Peserta / pembelajar dipandang tahu apa yang dibutuhkan, memiliki konsep sesuai pengalaman
dan memiliki orientasi belajar.
b. Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu memperhatikan metode dan teknik
yang dapat menciptakan suasana partisipatif.
c. Proses pembelajaran memanfaatkan pengalaman yang dimiliki peserta.
3. Proses belajar ini diharapkan selain ‘efektif’ dan ‘efisien’ juga ‘entertaining’ (3E), sehingga tidak
membosankan dan memberikan kesan mendalam bagi peserta. Proses pelatihan ini memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk saling belajar, memperoleh inspirasi dan berpeluang tumbuh
dan berkembang.
4. Evaluasi dilakukan dengan penilaian di akhir pelatihan, bagi peserta yang dinyatakan lulus akan
mendapatkan sertifikat.
4
BAB II
PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI
A. Peran
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai petugas yang melakukan surveilans
epidemiologi di Puskesmas
B. Fungsi
Dalam melaksanakan perannya peserta memiliki fungsi melakukan surveilans epidemiologi di
Puskesmas
C. Kompetensi
1. Menjelaskan Konsep Dasar Surveilans
2. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi
3. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas
4. Melakukan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa
5. Melakukan Koordinasi Surveilans Epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan yang berada
diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan
5
BAB III
TUJUAN PELATIHAN
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat melakukan surveilans epidemiologi di Puskesmas
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:
1. Menjelaskan Konsep Dasar Surveilans
2. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi
3. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas
4. Melakukan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa
5. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan yang berada
diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan
6
BAB IV
STRUKTUR PROGRAM ( SANDWICH PROGAM)Struktur Program Pelatihan Surveilans Epidemiologi Bagi Petugas Puskesmas:
No Materi
Jam Pelajaran
JmlTAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3
T1 P1 PL offclass T2 P2
A Materi Dasar
1 1. Kebijakan Pelatihan SE bagi Petugas
Puskesmas
1 0 0 0 0 1
2 2. Kebijakan Surveilans di Puskesmas 2 0 0 0 0 2
B Materi Inti 0
1 1. Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi 2 1 0 0 0 3
2 3. Manajemen Data Surveilans Epidemiologi 3 4 4 1 4 16
3 4. Deteksi Dini KLB di wilayah Puskesmas 2 4 2 1 1 10
4 5. Penyelidikan KLB 2 3 2 0 0 7
5 6. Koordinasi Surveilans Epidemiologi 1 1 1 0 1 4
C Materi Penunjang 0
1 BLC 0 2 0 0 0 2
2 Anti Korupsi 2 0 0 0 0 2
3 RTL 1 1 0 0 1 3
Jumlah 16 16 9 2 7 50
Keterangan:
** 1 Jam Pelajaran = 45 menit
*T1= Teori (ONCLASS/ TAHAP1), P1= Penugasan (ONCLASS/ TAHAP1), PL1= Praktek Lapangan (ONCLASS/TAHAP1)
*PL = Praktek Lapangan (OFFCLASS/ TAHAP 2)
*T2 = Teori (ONCLASS/ TAHAP3 ), P2= Penugasan (ONCLASS /TAHAP3),
7
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI DASAR)
Judul Materi : Kebijakan Pelatihan Surveilans Epidemiologi bagi Petugas Puskesmas
Waktu : 1 JP (T1=1, P=0, PL=0)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan kebijakan pelatihan SE bagi petugas Puskesmas
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu/ Media Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan kebijakan dari Permenkes
Nomor 43 Tahun 2019 tentang
Puskesmas terkait dengan Tujuan Pelatihan
SE bagi petugas Puskesmas
2. Menjelaskan kebijakan Permenkes Nomor
44 Tahun 2016 Tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas Tujuan Pelatihan
SE bagi petugas Puskesmas
a. Permenkes 43 tahun 2019
tentang Puskesmas
b. Permenkes 44 tahun 2016
tentang Manajemen
Puskesmas
1
1. CTJ
2. Curah
Pendapat
1. LCD
2. Laptop
3. Whiteboard
Permenkes 43
tahun 2019
Permenkes 44
tahun 2016
8
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI DASAR)
Judul Materi : Kebijakan Surveilans di Puskesmas
Waktu : 2 JP (T1=2, P=0, PL=0)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan kebijakan surveilans kesehatan di Puskesmas
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu/ Media Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:
3. Menjelaskan pedoman surveilans kesehatan di
Puskesmas
4. Menjelaskan pentingnya data surveilans
epidemiologi bagi Manajemen Puskesmas dan
Standar Akreditasi Puskesmas
1. Pedoman Surveilans Kesehatan di
Puskesmas
c. Surveilans di Puskesmas
d. Surveilasn berbasis masyarakat
2. Pentingnya Surveilans Epidemiologi
dalam Manajemen Puskesmas dan
Standar Akreditasi Puskesmas
2
3. CTJ
4. Curah
Pendapat
4. LCD
5. Laptop
6. Whiteboard
7. Flipchart
8. Bahan Tayang
dll.
Pedoman
surveilans bagi
Puskesmas
Permenkes 45
tahun 2014
Standar
Akreditasi
Puskesmas
9
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 1)
Judul Materi : Konsep Dasar Surveilans Kesehatan
Waktu : 3 JP (T1=2, P1=1, PL0)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan konsep dasar surveilans epidemiologi
Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK)
Pokok Bahasan / Sub Pokok
BahasanMetode Alat Bantu/ Media Referensi
Setelah mengikuti materi ini,
peserta dapat:
1. Menjelaskan Atribut
Surveilans
2. Menjelaskan Konsep
Dasar Epidemiologi
1. Surveilans Epidemiologi
a. Defenisi
b. Atribut
2. Konsep DasarEpidemiologia. Epidemiologi Deskriptif
dan Analitikb. Konsep Penyebab
Penyakit (Host -Agent – Lingkungan)
c. Riwayat AlamiahPenyakit
d. Ukuran dasarepidemiologi(pengukuran penyakitdan gambaranpenyakit)
1. CTJ
2. Diskusi
kelompok
3. Curah
Pendapat
LCD
Laptop
Flipchart
Bahan Tayang
dll.
Imari, Sholah. (2011). SurveilansEpidemiologi; Prinsip, Aplikasi,Manajemen Penyelenggaraan danEvaluasi Sistem Surveilans. FETP-Kementerian Kesehatan RI – WHO.Jakarta.Gestman, B. Burt. (2003). EpidemiologyKept Simple: An Introduction toTraditional and Modern Epidemiology(2nd Ed). New Jersey: Wiley-Liss.Murti, Bhisma. (1997). Prinsip danMetode Riset Epidemiologi. CetakanPertama. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.Romaguera, R.A., German, R.R., Klauke,D.N., 2000. Evaluating Public HealthSurveilans; Principles and Practice ofPublic Health Surveillance. SecondEdition. Oxford University Press.Swarjana, I Ketut. (2016): StatistikKesehatan. Edisi 1. YogyakartaU.S. Departement of Health and HumanServices; CDC: Principles ofEpidemiology in Public Health Practice;an Introduction to AppliedEpidemiology and Biostatistics. ThirdEdition. Atlanta.
10
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 2)
Judul Materi : Manajemen Data Surveilans Epidemiologi
Waktu : 16JP (T1=3, P1=4, PL=4, T2=1, P2=4)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu melakukan manajemen data surveilans epidemiologi
Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK)
Pokok Bahasan / Sub Pokok
BahasanMetode Alat Bantu/ Media Referensi
Setelah mengikuti materi ini,
peserta dapat:
1. Melakukan pengumpulan data
2. Melakukan pengolahan data
3. Melakukan analisis data
4. Melakukan diseminasi
informasi
1. Pengumpulan data
a. Aktif
b. pasif
2. Pengolahan data
3. Analisis data
4. Diseminasi informasi
(Catatan Pelaporan Surveilans)
1. CTJ
2. Curah Pendapat
3. Diskusi kelompok
4. Latihan
Manajemen Data
5. Praktek Lapangan
LCD
Whiteboard
Laptop
Flipchart
Bahan Tayang
Data…(PISPK)
Panduan latihan
manajemen data
Panduan diskusi
kelompok
Panduan PL
Departemen Kesehatan RI. (2003). Panduan PraktisSurveilans Epidemiologi Penyakit (PEP). Edisi I.Jakarta.Herrhyanto, Nar., Gantini, Tuti. (2015). Analisis DataKuantitatif dengan Statistika Deskriptif. Cetakan 1.Bandung.Kementerian Kesehatan R.I.(2017). Buku Pedoman;Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar BiasaPenyakit Menular dan Keracunan Pangan. Edisi Revisi2017. Jakarta.Kuzma, Jan W., Bohnenblust, Stephen. (2005). BasicStatistics for the Health Sciences. Fifth Edition. McGraw-Hill. New York.Merril,R.M., Timmreck, R.M.M.T.C. (2006).Introduction to Epidemiology. Jones & BartlettLearning.Murti, Bhisma. (1997). Prinsip dan Metode RisetEpidemiologi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: GadjahMada University Press.Sabri, Luknis.,Hastono,Susanto P. (2006). StatistikKesehatan. Edisi Revisi. Jakarta.Swarjana, I Ketut. (2016): Statistik Kesehatan. Edisi 1.YogyakartaU.S. Departement of Health and Human Services;CDC: Principles of Epidemiology in Public HealthPractice ; an Introduction to Applied Epidemiologyand Biostatistics. Third Edition. Atlanta.
11
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 3)
Judul Materi : Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa
Waktu : 10 JP (T1=2, P1=4, PL=2, T2=1, P2=1)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu melaksanakan kewaspadaan dini KLB di wilayah Puskesmas
Tujuan Pembelajaran Khusus
(TPK)
Pokok Bahasan / Sub Pokok
BahasanMetode
Alat Bantu/
MediaReferensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta
dapat:
1. Menjelaskan Konsep
Kewaspadaan Dini
2. Mengkaji secara sistematis
terhadap berbagai jenis
penyakit berpotensi KLB
3. Membuat “peringatan”
kewaspadaan dini KLB di
wilayah Puskesmas untuk
jangka pendek atau jangka
Panjang
1. Konsep Kewaspadaan Dinia. Berbasis indikatorb. Berbasis kejadian
2. Kajian sistematis berbagaipenyakit potensi KLBpenyakit/keracunana. Deteksi dini kondisi
rentan (identifikasikondisi rentan KLB)
b. Pemantauan wilayahsetempat kondisi rentanKLB, penyelidikiandugaan kondisi rentanKLB)
3. Peringatan kewaspadaan diniKLB
1. CTJ
2. Curah
Pendapat
3. Diskusi
kelompok
4. Latihan
Deteksi dini
5. Praktek
Lapangan
Whiteboard
LCD
Laptop
Flipchart
Panduan
diskusi
kelompok
Matrik deteksi
dini
Panduan PL
Depkes RI. Kepmenkes Nomor 1479/SK/X/2003tentang Pedoman Penyelenggaraan SistemEpidemiologi Penyakit Menular dan PenyakitTidak Menular, 2003.Depkes RI. Permenkes Nomor949/Menkes/SK/VIII/2004, Tentang PedomanPenyelenggaraan Sistem Kewaspadaan DiniKejadian Luar Biasa (KLB), 2004.Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No.1501/MENKES/PER/X/2010 TentangJenis Penyakit Menular Yang Dapat MenimbulkanWabah Dan Upaya Penanggulangan. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2010.Kemenkes RI, Pedoman Sistem Kewaspadaan Dinidan Respon, 2012Page RM, Cole GE, Timmreck TC. BasicEpidemiological Methods and Biostatistics. APractical Guidebook. Jones and Barlett Publisher.Boston, London. 1995.Mc Mahon Brian, M.D., PhD., TrichopoulosDimitras, M.D.,M.D. 1996. Epidemiology Principles and Methods.Little Brown Company Boston, New york,Toronto, London
12
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 4)
Judul Materi : Penyelidikan Kejadian Luar Biasa
Waktu : 7 JP (T1=2 P1= 3 PL1=2)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu melakukan langkah-langkah penyelidikan KLB
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan MetodeAlat Bantu/
MediaReferensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan prinsip penyelidikan KLB
2. Melakukan penyelidikan KLB
3. Melakukan Penanggulangan KLB
1. Prinsip penyelidikan KLB
a. Defenisi KLB
b. Kriteria KLB
c. Prinsip penyelidikan KLB
2. Penyelidikan KLB
3. Penanggulangan KLB
1. CTJ
2. Diskusi kelompok
3. Praktek
Lapangan/PL-1
4. Instrumen PL-1
5. Curah Pendapat
Presentasi
LCD
Flipchart
Panduan PL
/Skenario
Alat
Kelengkapan
PE/PL-1
Modul LJJ-
Online PAEL
Modul SE
Puskesmas
Modul
Investigasi
Wabah / KLB
Terpadu
dengan
Pendekatan
One Health
Modul
Pelatihan
Jafung
Epidemiologi.
13
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 5)
Judul Materi : Koordinasi Surveilans Kesehatan
Waktu : 7 JP (T1=1, P1=1, PL=1, P2=1)
TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan unit pelayanan
kesehatan yang berada diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu/ Media Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:
1. Menjelaskan jejaring surveilans kesehatan
2. Melakukan koordinasi dengan jejaring surveilans
kesehatan
1. Defenisi Jejaring Surveilans
2. Koordinasi dengan jejaring surveilans
a. Koordinasi dengan swasta (praktek
dokter swasta, bidan swasta dan unit
pelayanan kesehatan yang berada
diwilayah kerjanya)
b. Koordinasi dengan puskesmas yang
berbatasan
1. CTJ
2. Diskusi kelompok
3. Curah Pendapat
4. Praktek Lapangan
5. Latihan koordinasi
- LCD
- Laptop
- Flipchart
- Contoh Format
Cross Notification
- Panduan PL 2
14
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI PENUNJANG 1)
Judul Materi : Building Learning Commitment (BLC)Waktu : 2 JPL (T1=0, P1=2,PL=0)Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta menyusun komitmen belajar
TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS POKOK BAHASAN DANSUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA DAN ALAT
BANTU REFERENSI
Setelah mengikuti pembelajaran, pesertamampu:1. Mengenal diri sendiri dan orang lain 1. Perkenalan, pencairan dan
pembauran
Diskusi kelompokDinamika kelompok
atau Game
Laptop, Proyektor,Whiteboard, Flipchart,Spidol
2. Membuat harapan pelatihan 2. Harapan pelatihan3. Membuat norma pelatihan 3. Norma pelatihan4. Menyusun organisasi kelas 4. Organisasi kelas
15
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI PENUNJANG 2)
Materi : Anti KorupsiWaktu : 2 JP (T = 2 ; P = 0 ; PL= 0)TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan Anti Korupsi
TUJUAN PEMBELAJARANKHUSUS (TPK)
POKOK BAHASAN DANSUB POKOK BAHASAN
METODE MEDIA DAN ALAT BANTU REFERENSI
Setelah mengikuti materi ini,peserta mampu:
1. Menjelaskan UpayaPencegahan Korupsidan PemberantasanKorupsi
2. Menjelaskan Tata CaraPelaporan DugaanPelanggaran TindakPidana Korupsi
3. Menjelasakan upayapencegahan danpemberantasankorupsi
4. Menjelaskangratifikasi
1. Upaya Pencegahan Korupsi danPemberantasan Korupsi
a. Upaya Pencegahan Korupsib. Upaya Pemberantasan Korupsi
2. Tata Cara Pelaporan Dugaan PelanggaranTindak Pidana Korupsi
3. Upaya Pencegahan dan pemberantasankorupsi
4. Gratifikasi
CTJDiskusi KelompokPenayangan video
Bahan tayang Papan dan kertas flipchart LCD projector Laptop White board Spidol Film dokumenter/ kartunanimasi
Undang-undang Nomor20 Tahun 2001 tentangPerubahan AtasUndang-undang Nomor31Tahun 1999 tentangPem berantasan TindakPidana Korupsi
Undang-undang Nomor20 Tahun 2001 tentangPerubahan AtasUndang-undang Nomor31Tahun 1999 tentangPem berantasan TindakPidana Korupsi
16
GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI PENUNJANG 3)
Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)Waktu : 3 jpl (T = 1, P1 =1, P2 = 1)Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi, peserta mampu menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan danSub Pokok Bahasan
Metode Media dan AlatBantu
Referensi
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkupRTL.
2. Menyusun RTL.
1. Pengertian dan ruang lingkup RTL.
2. Langkah-langkah penyusunan RTL.
3. Penyusunan RTL di Tahap 1 (P1)(RTL untuk Implementasi Tahap 2)
4. Penyusunan RTL di Tahap 3(RTL untuk kesinambungan SE
Ceramahtanya jawab
Diskusikelompok
Papan dankertasflipchart
Spidol
Petunjukdiskusikelompok
Pusdiklat Aparatur,StandarPenyelenggaraanPelatihan, 2012, Jakarta.
17
BAB V
PROSES PEMBELAJARANA. Alur Proses Pembelajaran
Diagram proses pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini adalah tahapankegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada pelatihan ini:
Pembukaan TAHAP 3TAHAP2
OFFCLASS
PraktekLapangan
TAHAP 1
Pre Test
Building Learning Commitment
Anti Korupsi
Pengetahuan danKeterampilan:1. Konsep DasarSurveilans Kesehatan
2. Manajemen DataSurveilansEpideímiologi
3. Deteksi Dini KLB diwilayah Puskesmas
4. Penyelidikan KLB5. Koordinasi SurveilansKesehatan
Metode : Tugas baca Diskusi kelompok CTJ, Curah pendapat Latihan Studi kasus dan diskusi
kasus
Wawasan
1.KebijakanPelatihan
2.KebijakanSurveilans diPuskesmas
Metode: Tugas baca Curahpendapat
ceramahtanya jawab
EVALUASI
Pengetahuan danKeterampilan:2. Manajemen DataSurveilansEpideímiologi
3. Deteksi Dini KLB diwilayah Puskesmas
5. Koordinasi SurveilansKesehatan
Metode : Diskusi (hasil PL)
EvaluasiPenyelenggaraanPenutupan Post Test RTL
18
B. Proses Pembelajaran
Secara garis besar proses pembelajaran berlangsung melalui 3 (tiga) tahap sebagai berikut:
1. Persiapan (unfreezing)
Berisi serangkaian acara atau kegiataan sebagai berikut:
a. Penerimaan peserta:
Peserta melakukan registrasi dan akan menerima bahan pembelajaran yang diperlukan (training
kit) termasuk jadwal pelatihan. Peserta juga akan memperoleh informasi tentang fasilitas
akomodasi dan konsumsi yang akan Ia terima selama pelatihan termasuk letak ruang kelas,
ruang makan, auditorium, tempat ibadah, dan informasi lain yang diperlukan.
b. Pembukaan acara pelatihan:
Peserta akan memperoleh arahan dari pimpinan atau para pejabat pemerintahan setempat.
c. Tes Awal / Pre Test:
Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang tingkat pengetahuan peserta
terhadap materi yang akan dilatihkan. Hasil pre test akan dijadikan sebagai salah satu acuan
dalam proses pembelajaran selanjutnya.
d. Penjelasan program pelatihan:
Peserta akan memperoleh penjelasan yang berkaitan dengan program pelatihan, baik teknis
maupun administratif dari penyelenggara yaitu oleh pengendali pelatihan dalam acara
“Penjelasan Program” yang akan dihadiri oleh seluruh jajaran penyelenggara pelatihan.
e. Membangun Komitmen /Building Learning Comitment (BLC)
Kegiatan ini merupakan acara pencairan (ice breaking), yang dilaksanakan pada awal pelatihan
atau setelah acara pembukaan, agar para peserta siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti
pelatihan secara total dengan penuh semangat.
2. Pembelajaran dan Pembahasan Materi Pelatihan – On Class 1 (Tahap 1)
Merupakan proses pembelajaran yang mempergunakan berbagai metode pembelajaran
interaktif dengan lima pilar sumber belajar, dan dipandu oleh fasilitator pelatihan.
Pada tahap pembelajaran On Class/TAHAP 1 ini, disampaikan sejumlah materi, yaitu:
a. Materi Dasar: merupakan materi yang menjadi dasar dari semua materi yang dibahas dalam
pelatihan (Kebijakan Pelatihan dan Kebijakan Surveilans di Puskesmas).
19
b. Materi inti: merupakan materi pokok yang berkaitan dengan inti pelatihan. Pada tahap on-
class/ Tahap 1 ini, peserta akan mempelajari 5 materi inti, yaitu materi inti 1 Konsep Dasar
Surveilans Kesehatan, Materi inti 2 Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, materi inti 3
Deteksi Dini KLB, materi inti 4 Penyelidikan KLB, dan Materi inti 5 Koordinasi Surveilans
Epidemiologi.
c. Materi penunjang dalam pembelajaran On Class 1 ini adalah pembuatan rencana PL oleh
peserta, yang akan dilaksanakan pada tahap implementasi (off-class/ Tahap2) di tempat
Puskesmas masing-masing dan Rencana Tindak Lanjut pada On Class 2.
3. Praktek Lapangan 2 – Offclass (Tahap 2)
Praktek Lapangan 2, peserta akan melakukan praktek lapangan di tempat kerja masing-masing
(Puskesmas) dengan mengimplementasikan 3 materi inti yang telah dilatihkan di kelas. Materi yang
dipraktekkan pada praktek lapangan 2 yaitu mata pelatihan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi,
Deteksi Dini KLB dan Koordinasi Surveilans Kesehatan.
4. Pembelajaran & Pembahasan Materi Pelatihan – Onclass 2 (tahap 3)
Tahap 3 merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran Tahap 1 (On Class 1) dan Tahap 2 (offclass).
Pada tahap ini, dilakukan proses sebagai berikut:
a. Pemaparan hasil Praktek Lapangan 2 dan pemberian umpan balik (feedback)
b. Refleksi dari 3 Materi Inti, mata pelatihan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, Deteksi Dini
KLB, dan Koordinasi Surveilans Kesehatan yang dilakukan pada Praktek Lapangan.
c. Peserta akan mengikuti posttest yang meliputi seluruh materi pelatihan yang telah diberikan.
d. Di akhir sesi, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut 2.
e. Evaluasi Pelatihan
Evaluasi dilakukan untuk memperoleh umpan balik dari pelatihan yang diselenggarakan, guna
perbaikan yang akan datang. Ada 3 macam evaluasi selama penyelenggaraan pelatihan, yaitu:
1) Evaluasi terhadap peserta
2) Evaluasi terhadap fasilitator/ supervisor
3) Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan
f. Penutupan
Merupakan tanda berakhirnya proses pelatihan. Saat penutupan, dilakukan penyerahan
sertifikat pelatihan kepada peserta yang dinyatakan tuntas mengikuti pelatihan.
20
BAB VI
PESERTA, FASILITATOR DAN PENDAMPINGA. Peserta
1. Jumlah
Jumlah peserta dalam tiap angkatan maksimal 30 orang
2. Kriteria
Peserta pelatihan adalah 2 (dua) orang petugas yang berasal dari Puskesmas yang sama, terdiri dari:
1) 1 orang yang memiliki tugas dan fungsi surveilans di Puskesmas
Pendidikan minimal D3 Kesehatan
Diutamakan pejabat fungsional epidemiologi atau petugas surveilans Puskesmas yang
memiliki pengalaman minimal 3 bulan
Mampu mengoperasikan komputer
2) 1 (satu) orang Penanggungjawab/ Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
di Puskesmas
B. Fasilitator
1. Fasilitator adalah widyaiswara, alumni TOT, pejabat struktural atau ahli yang memiliki kompetensi
dalam materi terkait (Epidemiolog).
2. Tugas utama fasilitator adalah memandu dan mengendalikan proses pembelajaran agar selalu
dinamis, tidak membosankan, dan peserta dapat berperan aktif, serta dapat belajar secara efektif,
efisien dan entertaining (3E).
3. Fasilitator pada mata pelatihan Materi Inti 2 Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, Materi Inti 3
Deteksi Dini di wilayah Puskesmas, Materi inti 4 Penyelidikan KLB dapat merupakan satu tim (team
teaching). Fasilitator tersebut saling mengisi dan melengkapi terutama dalam memfasilitasi diskusi
kelompok, penugasan dan latihan serta mengawal proses pembelajaran dari awal sampai akhir.
21
C. Pendamping Praktek Lapangan
1. Kriteria:
Menguasai substansi dan tujuan praktek lapangan
Terlibat dalam proses pembelajaran
2. Tugas utama:
Memberi bimbingan kepada peserta selama praktek lapangan sehingga seluruh tujuan dapat
tercapai.
Membantu jalannya praktek lapangan
Pendamping Praktek Lapangan wajib melakukan bimbingan melalui teknologi
informasi/email selama waktu Praktek Lapangan.
Pendamping Praktek Lapangan dapat melakukan bimbingan baik secara daring ataupun
langsung (visitasi) ke tempat Praktek Lapangan (Puskesmas Peserta) dengan disesuaikan
anggaran pelatihan
22
BAB VII
PENYELENGGARA, PENGENDALI PELATIHAN
DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN
A. Penyelenggara dan Pengendali Pelatihan
1. Penyelenggara Pelatihan
a. Penyelenggara pelatihan adalah Institusi diklat yang terakreditasi dan memiliki sarana dan
prasarana yang memadai, serta yang memiliki SDM Diklat yang sudah memiliki sertifikat pelatihan
penyelenggaraan diklat (TOC).
b. Peran dan Tugas Penyelenggara Pelatihan:
Mempersiapkan, mengorganisasikan dan melaksanakan pelatihan dari awal sampai akhir, mulai
dari pemanggilan peserta, penyiapan ATK dan bahan, hingga evaluasi pembelajaran.
Menghubungi fasilitator/ narasumber untuk memastikan kehadiran sesuai jadwal.
Melakukan berbagai tugas kesekretariatan, termasuk administrasi keuangan, penyusunan
laporan penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi penyelenggaraan.
D. Pengendali Pelatihan
1. Widyaiswara yang telah mengikuti pelatihan Pengendali Pelatihan
2. SDM kediklatan yang telah mengikuti pelatihan Pengendali pelatihan
3. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan pelatihan, pengendali pelatihan mempunyai
peran dan tugas dalam pelatihan yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan
evaluasi.
B. Tempat Penyelenggaraan
Pelatihan ini dapat dilaksanakan di:
1. Balai Besar Pelatihan Kesehatan
2. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional
3. UPTD Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi
4. Institusi pelatihan lain yang telah terakreditasi
23
BAB VIII
EVALUASI DAN SERTIFIKASI PELATIHAN
A. Evaluasi Pelatihan
Dalam pelatihan ini ada beberapa evaluasi yang dilakukan, yaitu:
1. Evaluasi hasil belajar peserta
Evaluasi ini dilakukan terhadap peserta melalui:
Penjajagan awal / pre-test.
Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post-test)
Penilaian hasil penugasan di kelas
Penilaian hasil penugasan praktek lapangan.
2. Evaluasi terhadap fasilitator/ supervisor
Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kepuasan peserta terhadap
kemampuan fasilitator/ supervisor dalam menyampaikan materi kepada peserta, meliputi:
kemampuan penguasaan materi, pengelolaan kelas, penampilan dan beberapa indikator lain yang
dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
3. Evaluasi terhadap penyelenggara
Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap keseluruhan penyelenggaraan pelatihan, baik itu
berkenaan dengan administrasi (kesekretariatan panitia), teknis/akademis pelatihan seperti
manfaat pelatihan bagi peserta, hingga aspek pelayanan lainnya seperti akomodasi dan konsumsi.
Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas pelatihan serta menghimpun feedback
guna perbaikan pelaksanaan pelatihan di masa mendatang.
B. Sertifikasi Pelatihan
Peserta pelatihan akan menerima sertifikat pelatihan. Sertifikat pelatihan akan diberikan kepada
peserta yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Mengikuti semua tahapan pelatihan (tahap 1, tahap 2, dan tahap 3)
24
2. Tidak melanggar tata tertib selama pelatihan, berdasarkan pengamatan pengendali pelatihan,
fasilitator/supervisor dan penyelenggara pelatihan lainnya.
3. Menuntaskan semua penugasan
4. Sertifikat pelatihan bernilai 1 angka kredit
25
LAMPIRAN-LAMPIRAN
MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 1 : Atribut SurveilansMetode : Diskusi KelompokWaktu : 25 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk diisioleh setiap kelompok peserta.
2. Waktu diskusi adalah 10 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan atribut sistem surveilans yang sedang dikelolaoleh peserta saat ini
b. Peserta secara kelompok melakukan identifikasi atribut pada satu sistem surveilansyang sedang dikelola oleh peserta (memilih judul surveilans, contoh: sistem surveilansCBMS, AFP, gizi, HIV, TB, Penyakit Tidak Menular, BDB, Kusta, dll).
c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
5. Setelah diskusi, 1 kelompok menyajikan hasil aturan :a. Presentasi 10 menitb. Diskusi 5 menit
4. Identifikasi dan berikan komentar / uraikan hasil diskusi pada tabel tersebuta. Uraikan tujuan surveilans yang Saudara pilih?b. Bagaimanakah bentuk penyelenggraan surveilans tersebut?c. Apakah topik surveilans yang Saudara pilih memiliki ciri – ciri / sudah sesuai dengan
kriteria atribut surveilans dan uraikan?
FORMAT HASIL DISKUSI IDENTIFIKASI ATRIBUT SURVEILANSMODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
(Latihan1: Atribut Surveilans)
NO ITEM HASIL DISKUSI
A JUDUL SURVEILANS
B TUJUAN SURVEILANS
C BENTUKPENYELENGGARAAN
D ATRIBUT SURVEILANS
1 Kesederhanaan(Simplicity)
2 Fleksibilitas (Flexibility)
3 Akseptabilitas(Acceptability)
4 Sensitivitas (Sensitivity)
5 Nilai Prediktif Positif(Predictive Value Positive)
6 Kerepresentatifan(Representativeness)
7 Ketepatan Waktu(Timeliness)
8 Quality
9 Stability
MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 2 : Konsep Dasar Epidemiologi (Ukuran Dasar Epidemiologi)Metode : Latihan KelompokWaktu : 20 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdianalisis oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi adalah 10 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Latihan perhitungan ukuran epidemiologi, tipe kuantitas matematis dan ukuran frekuensipenyakit
b. Peserta secara kelompok melakukan perhitungan:1) Hitung proporsi penduduk laki – laki di Kecamatan A & B2) Hitung proporsi penduduk perempuan di Kecamatan A & B3) Rasio jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A & B4) Angka kematian kasar di Kecamatan A & B5) Tingkat kematian bayi (< 1 th) di Kecamatan A & B6) Tingkat kematian neonatal di Kecamatan A & B7) CFR TB paru di Kecamatan A & B8) Tingkat kematian ibu maternal di Kecamatan A & B9) Proporsi penderita stroke laki – laki di Kecamatan A & B10) Rasio penderita stroke laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A & B11) CFR penderita stroke di Kecamatan A & B12) Insiden komulatif penderita stroke di Kecamatan A & B
c. Setiap peserta dapat mengerjakan 2-3 soal perhitungan, kemudian di tuliskan dalam bentuktabel terlampir, selanjutnya aggota kelompoknya memberikan koreksinya atau tanggapannya.
d. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
4. Setelah diskusi, 1 kelompok menyajikan hasil penugasan dengan aturan :a. Presentasi 5 menitb. Diskusi 5 menit
FORMAT HASIL LATIHAN UKURAN EPIDEMIOLOGIMODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
(Latihan 2 : Perhitungan Ukuran Dasar Epidemiologi)
NO URAIAN KECAMATAN KETA B
1 Hitung proporsi penduduk laki - laki 49,0% 28,6%2 Hitung proporsi penduduk perempuan 51,0% 71,4%3 Rasio jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan 0,96 0,44 Kematian kasar 8,2 14,3 per 10.0005 Tingkat kematian bayi (< 1 th) 2,083 3,333 per 1.0006 Tingkat kematian neonatal 4,17 8,33 per 1.0007 CFR TB Paru 6,666667 13,64 %8 Tingkat kematian ibu maternal 2,083 5 per 1.0009 Proporsi penderita stroke laki - laki
53 58%
10 Rasio penderita stroke laki - laki terhadap perempuan 1,1 1,37511 CFR penderita stroke
7 11%
12 Insiden komulatif penderita stroke 3,1 2,7 per 1.000
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 1 : Pengumpulan DataMetode : Diskusi KelompokWaktu : 30 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdianalisis oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi adalah 10 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Peserta memilih satu instrumen pengumpulan data: kasus campak (format C1 Campak),keracunan pangan (format Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan), kasus difteri(format Penyelidikan Epidemiologi Difteri), kasus DBD, Keluarga Sejahtera
b. Peserta menelaah instrumen pengumpulan dan pelaporan data tersebut denganmengidentifikasi (uraikan) kualitas data yang diperlukan, sumber data, sifat data, carapengumpulan data, metode pengumpulan data, waktu pelaporan, skala data
c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.
4. Setelah diskusi, kelompok menyajikan hasil aturan :a. Presentasi 10 menitb. Diskusi 10 menit
FORMAT HASIL DISKUSI PENGUMPULAN DATAMODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI
(Latihan1: Pengumpulan Data)
NO ITEM HASIL DISKUSI
1 Judul / nama instrumen
2 Kualitas data yangdiperlukan
3 Sumber data
4 Sifat data
5 Cara pengumpulan data
6 Metode pengumpulan data
7 Waktu pelaporan
8 Skala data
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 2 : Pengolahan DataMetode : Latihan KelompokWaktu : 70 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdilakukan pengolahan data oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi, entry data dan pengolahan adalah 40 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Melakukan pengolahan data dan penyajian data berdasarkan data set yang diberikan:(Kasus Campak, DBD, difteri) dan data Keluarga Sejahtera yang di bawa oleh peserta.
b. Peserta melakukan langkah – langkah pengolahan data (editing, koding, tabulating)sesuai data set nya dan dilakukan entry data pada programmicrosoft excel.
c. Peserta membuat penyajian dari data yang telah dientry dalam bentuk: teks, tabel,grafik ataupun peta sesuai dengan karakteristik datanya.
4. Setelah mengerjakan latihan pengolahan data, kelompok menyajikan hasil dengan aturan :a. Presentasi 10 menit yang berisi:
1) Hasil langkah pengolahan data dan hasil entry data.2) Hasil Penyajian Data
b. Diskusi 10 menit
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 3 : Analisis DataMetode : Latihan KelompokWaktu : 90 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdianalisis oleh setiap peserta.
2. Waktu diskusi membuat analisis dan interpretasi data adalah 45 menit3. Fasilitator menginstruksikan kelompok dengan tugas :
a. Membuat analisis deskriptif dari data set yang sebelumnya telah dikerjakan pada latihan2 (Pengolahan Data).
b. Peserta membuat analisis deskriptif:1) Sebaran data2) Analisis deskriptif terhadap variabel epidemiologi, membuat trend kasus, pola
minimum – maksimum sesuai dengan analisis datanya.c. Peserta membuat interpretasi dan kesimpulan data berdasarkan hasil analisis data
tersebut.
4. Setelah mengerjakan latihan membuat analisis dan interpretasi data, kelompok menyajikanhasil dengan aturan :a. Presentasi 10 menit yang berisi:
1) Hasil analisis deskriptif.2) Hasil interpretasi data.
b. Diskusi 10 menit
FORMAT HASIL ANALISISMODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI
(Latihan 3: Analisis Data)
NO ITEM HASIL
1 Tema
2 Analisis Sebaran Data
3 Analisis deskriptif terhadapvariabel epidemiologi orang
Analisis deskriptif terhadapvariabel epidemiologiwaktu (tren, polamaksimum – minimum)
4 Analisis deskriptif terhadapvariabel epidemiologitempat
5 Interpretasi hubungan antarvariabel epidemiologi
6 Interpretasi denganmembandingkan data hasilanalisis dengan tren datasebelumnya atau refrensilainnya.
7 Kesimpulan
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Latihan 4 : Desiminasi Data SurveilansMetode : Latihan KelompokWaktu : 35 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuktugas desiminasi data surveilans.
2. Waktu diskusi membuat analisis dan interpretasi data adalah 15 menit3. Fasilitator menginstruksikan kelompok dengan tugas :
a. Identifikasi tahapan penyampaian informasi dari desiminasi data surveilansberdasarkan hasil latihan 1-3 (manajemen data surveilans epidemiologi).
b. Hasil identifikasi tahapan penyampaian informasi / desiminasi data surveilans di catatatsesuai format terlampir.
c. Membuat desiminasi data surveilans yang akan di sampaikan kepada unit – unit yangterkait.
4. Setelah mengerjakan latihan membuat analisis dan interpretasi data, kelompok menyajikanhasil dengan aturan :a. Presentasi 10 menit yang berisi:
1) Hasil identifikasi tahapan penyampaian informasi / desiminasi data surveilans .2) Desiminasi data surveilans yang akan disampaikan kepada unit dan jejaring
surveilans.b. Diskusi 10 menit
FORMAT HASIL IDENTIFIKASITAHAPAN PENYAMPAIAN INFORMASI / DESIMINASI DATA SURVEILANS
MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI(Latihan 4: Desiminasi Data Surveilans)
NO TAHAPAN HASIL
1 Informasi apa yang disampaikan?
2 Siapa yang akan menerimainformasi?
3 Informasi akan disampaikandengan apa?
4 Bagaimana caranya informasiakan disampaikan?
5 Apa yang akan dilakukan olehpenerima informasi? (Dampak)
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
Latihan 1 : Konsep Kewaspadaan DiniMetode : Diskusi dan latihan KelompokWaktu : 60 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan kesempatankepada peserta untuk mengambil nomor undian untuk tugas yang akan diberikan.
2. Nomor undian terdiri dari 2 nomor, yaitu: nomor 1 untuk tugas SKDR dan nomor2 untuk tugas laporan bulanan / STP.
3. Instrumen yang diperlukan yaitu: aplikasi SKDR dan laporan bulanan STPpuskesmas.
4. Waktu diskusi adalah 10 menit, waktu mengerjakan tugas : 30 menit dan waktupresentasi 20 menit.
5. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :a) Mempelajari dan mengamati sesuai dengan tugas yang di dapat yaitu :
laporan mingguan SKDR ataupun laporan bulanan STPb) Buat alert / sinyal KLB berdasarkan laporan mingguan ataupun laporan bulanan STP.c) Lakukan verifikasi melalui computer tablet/smartphone anda untuk setiap
peringatan dini yang munculd) Apakah alert menunjukan kemungkinan adanya KLB.e) Buat pola penyakit berdasarkan laporan bulanan / data STP.
6. Presentasikan hasil kerja kelompak, 3 kelompok menyajikan dengan aturan :a. Presentasi 5 menitb. Diskusi 5 menit
FORMAT HASIL DISKUSI KONSEP KEWASPADAAN DINIMODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
(Latihan1: Konsep Kewaspadaan Dini)
NO ITEM HASIL DISKUSI KETA Identifikasi Alert
1. Sumber Data2. Jenis Alert3. Tanggal / MingguAlert
4. Lokasi Alert5. Temuan Dilapangan6. Rencana TindakLanjut
7. Status Verifikasi (Ya/ Tidak)
8. KLB (Ya / Tidak)9. Respon < 24 Jam(Ya / Tidak)
B Pola Penyakit
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
Latihan 2 : Membuat Pola Minimum Maksimum PenyakitMetode : LatihanWaktu : 60 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok..2. Peserta memilih satu jenis penyakit berdasarkan data yang dibawa oleh peserta,
untuk dibuatkan pola minimum dan maksimum penyakit.3. Peserta membuat kesimpulan berdasarkan data pola minimum dan maksimum
yang telah dibuatnya.4. Waktu pengerjaan sebanyak 30 menit5. Seluruh kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dengan waktu :
a. Presentasi: 5 menitb. Tanggapan : 5 menit
MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
Latihan 3 : Membuat Matriks Deteksi Dini KLBMetode : Diskusi KelompokWaktu : 60 Menit
Instruksi:
1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar matrikspenugasan deteksi dini KLB.
2. Waktu diskusi dan pengerjaan adalah 30 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :
a. Peserta menggunakan hasil latihan 1 atupun 2b. Peserta mengisi matrik yang telah diberikan.
4. Setelah diskusi, kelompok menyajikan hasil aturan :a. Presentasi 10 menitb. Diskusi 5 menit
FORMATMATRIKS DETEKSI DINIMODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA
(Latihan 3: Matriks Deteksi Dini KLB)
MATRIKS DETEKSI DINI KASUS …………………………..
No Despkripsi Kasus KondisiLapanganSaat Ini
Kesimpulan
ADA TIDAKA GAMBARAN KASUS
1 GAMBARAN KLINIS
2 ETIOLOGI
3 MASA INKUBASI4 SUMBER PENULARAN
5 CARA PENULARAN
6 EPIDEMIOLOGI
7 KEWASPADAAN DINI
B FAKTOR RESIKO1 LINGKUNGAN2 VECTOR3 SOSIAL4 IMUNISASI
LampiranCONTOH MATRIKS DETEKSI DINI KLB
1. MATRIKS DETEKSI DINI KASUS ANTRAKS
No Deskripsi kasusKondisi lapangan
saat ini KesimpulanAda Tidak
A Gambaran kasus
1 Gambaran klinisAntraks Kulit rasa gatal tanpa disertai
rasa sakit, yang dalamwaktu 2-3 hari membesarmenjadi vesikel berisicairan kemerahan,kemudian haemoragikdan menjadi jaringannekrotik berbentuk ulserayang ditutupi kerakberwarna hitam, keringyang disebut Eschar(patognomonik)
Antraks SaluranPencernaan
rasa sakit perut hebat,mual, muntah, tidak nafsumakan, demam,konstipasi, gastroenteritisakut yang kadang-kadangdisertai darah,hematemesis
Antraks Paru-paru tanda-tanda bronchitisdalam waktu 2-4 harigejala semakinberkembang dengangangguan respirasi berat,demam, sianosis, dispneu,stridor, keringatberlebihan, detak jantungmeningkat, nadi lemahdan cepat. Kematianbiasanya terjadi 2-3 harisetelah gejala klinistimbul.
AntraksMeningitis
lesi primer yangberkembang menjadimeningitis hemoragik dankematian dapat terjadiantara 1-6 hari.Gambaran klinisnya miripdengan meningitispurulenta akut yaitudemam, nyeri kepalahebat, kejang-kejangumum, penurunankesadaran dan kakukuduk
2Etiologi Bacillus anthracis, Basil
Antraks dapat keluar daribangkai hewan dan suhuluar di atas 20°C,kelembaban tinggi basiltersebut cepat berubahmenjadi spora yang tahanhidup selama bertahun-tahun. Bila suhu rendahmaka basil antraks akanmembentuk spora secaraperlahan - lahan
3 Masa inkubasiAntraks Kulit Adakah laporan kasus
pada manusia miripantraks kulit 5 hariterakhir
Antraks SaluranPencernaan
Adakah laporan kasuspada manusia miripantraks Pencernaan 5 hariterakhir
Antraks Paru-paru Adakah laporan kasuspada manusia miripantraks paru-paru 5 hariterakhir
AntraksMeningitis
Adakah laporan kasuspada manusia miripantraks meningitis 6 hariterakhir
4 Sumber penularan1. Pemotongan hewan,peternak kambing, sapi dll2. Pekerja padapemotongan hewan,peternakan kambing, sapidll
5 Cara Penularan1. Sanitasi yang baik padatempat pemotonganhewan, peternakkambing, sapi dll2. Pekerja menggunakanAPD pada pemotonganhewan, peternakankambing, sapi dll
6 Epidemiologi1. Pemotongan hewan,peternak kambing, sapi dll2. Pekerja padapemotongan hewan,peternakan kambing, sapidll
7 Kewaspadaan dini1. Kelengkapan LaporanSKDR > 90%2. Ketepatan LaporanSKDR > 80%3. Kelengkapan LaporanSTP > 90%4. Ketepatan Laporan STP> 80%5. Laporan kematianhewan herbivora,kambing, sapi dll
B Faktor resiko
1 Lingkungan1. Kelembaban tinggi2. Perubahan musim (dariKemarau ke penghujan)
2 Vektor-
3 Sosial1. Pasar hewan2. Peternakan hewanherbivora3. Perayaan denganmenggunakan hewanherbivora (Idul adha dll)
4 Imunisasi-
1
KUNCI PEGANGAN FASILITATOR
LATIHAN POKOK BAHASAN 1
Contoh kasus terjadinya KLB di Puskesmas
Peserta dibagi 4 kelompok
Setiap kelompok mengkaji kasus berbeda
Apakah kasus tersebut merupakan KLB atau bukan ?
Sebutkan kriteria kerja KLB apa saja yang ada dalam salah satu kasus
yang diangkat setiap kelompok hingga ditetapkan menjadi KLB
Kasus 1 :
Pada hari ini, di Poliklinik Puskesmas ditemukan 3 anak berobat yang
didiagnosis dokter sebagai penderita campak (belum ada konfirmasi
pemeriksaan Laboratorium). Satu anak diantaranya dirawat inap di Puskesmas
karena sesak nafas berat. Ketiga anak tersebut berasal dari Desa Sumbermulya
Petugas Imunisasi menginformasikan kalau Desa Kawula memiliki cakupan
imunisasi campak rendah rata-rata 40 % selama 5 tahun terakhir ini.
2
Kata kunci Jawaban :
Langkah Puskesmas dan Dinas Kesehatan
Memastikan luas dan beratnya masalah kesehatan yang terjadi :Memastikan
adanya peningkatan kasus campak berdasarkan banyaknya kasus-kasus
campak yang berobat ke Puskesmas atau Puskesmas Pembantu atau
Puskesmas keliling, akhir-akhir ini. Kasus campak bisa diagnosis campak, atau
indikasi campak dengan ditemukannya banyak kasus sesak nafas, dsb
1. Mewawancarai orang-orang yang datang dari desa yang dicurigai ke
Puskesmas tentang adanya banyak kasus campak atau dugaan campak
2. Mengontak kepala desa, guru, atau masyarakat di desa yang dicurigai
3. Jika ada indikasi KLB, kirim petugas surveilans dan dokter untuk melakukan
penyelidikan KLB dan upaya penanggulangan, terutama memberikan
pelayanan pengobatan
4. Jika masih ada keraguan pada situasi di Desa tersebut, kirim tim untuk
melakukan penyelidikan KLB. Prinsip yang harus dipegang teguh : anggap
situasi itu KLB, sampai dinyatakan bukan. KLB harus ditanggulangi.
Kasus 2:
3
Dinkes Kab.Margoparung mendapatkan informasi dari Ka.Puskesmas Sukasuka,
bahwa dalam waktu 24 jam menerima kunjungan pasien diare yang awalnya 5
kasus menjadi 30 kasus. Semua penderita berasal dari Kp.Sukasari Desa
sukamanah, mengeluhkan gejala diare, cair,mules dan muntah-muntah setelah
menghadiri hajatan di rumah pamiodongdesa di Kampung tersebut. Sebagai
petugas Surveilans yang kompeten, bagaimana sdr memberikan gambaran
kejadian tersebut , diskusikan dalam kelompok .
Kata kunci Jawaban :
Adanya dugaan KLB keracunan pangan
Gejala yang sama dalam periode waktu yang sama
Jumlah penderita
Uraikan kriteria kerja yang mana
Kasus 3:
Di Barak pengungsian gempa terjadi peningkatan kejadian kesakitan. Dalam
sejak periode minggu kedua menempati barak peningkatan kasus terjadi
sangat signifikan, dari 12 orang di minggu sebelumnya menjadi 31 orang
penderita, Gejala kesakitan di duga penemonia. Petugas menduga ini adalah
KLB. Apakah Kriteria kerja yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB
pnemonia di barak pengungsian ini sesuai dengan Permenkes nomor 1501
tahun 2010 :
Kata kunci Jawaban :
proporsi pneumonia berobat dalam seminggu ini meningkat lebih dari 2,5
kali dibandingkan proporsi pneumonia dalam seminggu sebelumnya
4
Kasus 4:
Berdasarkan wawancara semua penduduk di daerah yang diduga terjadi KLB
ditemukan peningkatan sangat tajam jumlah anak yang menderita demam
menggigil dalam 5 hari terakhir dibandingkan keadaan hari-hari sebelumnya.
Apakah Kriteria kerja KLB yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB
Kata kunci Jawaban :
adalah terjadinya peningkatan jumlah kasus yang bermakna secara
epidemiologi,
5
LATIHAN POKOK BAHASAN 2
Latihan 1
Pada KLB keracunan, kegiatan manakah yang menjadi bagian pentingdari upaya penanggulangannya ?
Kata kunci jawaban
Melaksanakan upaya pengobatan dengan cepat, penyelidikan
epidemiologi dan penanggulangan sumber-sumber keracunan
yang dicurigai. Surveilans tetap berjalan sebagaimana mestinya.
Keempat kegiatan dilaksanakan segera dan dilakukan saling
mendukung satu sama lain
Latihan 2
Di Puskesmas Pandanwangi terjadi peningkatan kunjungan pasien
yang datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan sejak tanggal 1
Desember 2017 dengan gejala yang sama yaitu demam, dan bercak
kemerahan . Tim surveilans puskesmas lalu melakukan penyelidikan
epidemiologi dan memastikan telah terjadi KLB dengan dugaan
sementara sebagai kasus campak.
Bagaimana pendapat sdr tentang kejadian ini ? Jelaskan jawaban
saudara, Bagaimana Tim dapat memastikan kejadian ini sebagai KLB
campak ?
Kata kunci jawaban
Telah terjadi KLB demam dengan bercak kemerahan, timmenduga pasien yang berobat tersebut sebagai kasus campak,
Dengan memastikan peningkatan jumlah orang yang berobat kefasilitas pelayanan kesehatan antara tanggal 1 Desember 2017sampai saat penyelidikan dengan gejala yang sama yaitu demam,
6
dan bercak kemerahan
Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium untukmemastikan sebagai kasus campak.
Latihan 3
Sesudah hajatan dirumah Ketua RW Sukasari , 10 tamu dibawa ke
Rumah Sakit karena tiba-tiba mual, muntah dan lemes. Ternyata di
Rumah sakit juga sudah dirawat 22 orang yang sudah pulang dari
hajatan yang sama. Hasil analisis riwayat makan rame-rame sebelum
sakit, hanya acara hajatan Ketua RW Sukasari ini, sehingga dilakukan
wawancara terhadap jenis makanan yang dimakan pengunjung
hajatan yang menjadi korban keracunan
Jika sumber keracunan hanya berasal dari satu jenis makanan saja,
jenis makanan manakah yang masih diduga kuat sebagai sumber
keracunan. Menu hajatan tersebut terdiri dari Mie goreng, Sambel
goreng krecek, Gado-gado dan Lemper.
a. Dari 20 korban yang diwawancara, 10 korbannya saja makan Mie
Goreng
b. Dari semua korban , ada 12 korban yang tidak makan dengan
sambal goreng krecek .
c. Dari 10 korban yang sempat diwawancara, ternyata hanya satu
orang yang tidak makan gado gado
d. Dari wawancara semua korban, hanya ada 12 korban yang tidak
makan lemper
7
Kata kunci jawaban
Makanan yang di duga kuat sebagai sumber keracunan adalah
Gado-gado
Langkah-langkah menentukan ‘makanan” sebagai sumberkeracunan :
a. Menentukan jenis makanan yang dimakan pada acara hajatan .b. Menguji makanan dengan banyaknya kasus ‘tidak makan’
makanan yang disajikanc. Menguji makanan dengan pengujian Contoh Pangand. Menguji makanan dengan analisis deskriptif makanane. Menguji makanan dengan analisis analitik
8
LATIHAN POKOK BAHASAN 3
Latihan 1
Pada KLB keracunan makanan , kegiatan –kegiatan apa yang menjadi bagian
penting dari upaya penanggulangannya ? Jelaskan jawaban saudara.
Kata kunci jawaban
Melaksanakan upaya pengobatan dengan cepat,
Penyelidikan epidemiologi dan
Penanggulangan sumber-sumber keracunan yang dicurigai.
Surveilans tetap berjalan sebagaimana mestinya. Keempat kegiatan
dilaksanakan segera dan dilakukan saling mendukung satu sama lain
Latihan 2
Di Kecamatan Sukamulia, Kotabara, selama sebulan ini ditemukan 12
penderita tifus perut dengan kematian 6 orang. Padahal biasanya di
Kecamatan tersebut terdapat sekitar 15-18 kasus perbulan dengan kematian
<2 orang perbulan. Bagaimana sdr menyatakan kondisi masalah kesehatan
diwilayah tersebut ? Apakah sudah dapat dinyatakan sebagai KLB ? Apa yang
kemudian dilakukan oleh petugas ?
Kata kunci jawaban
Keadaan ini seperti ini tepat dinyatakan sebagai sudah KLB , denganmeningkatnya jumlah kematian selama sebulan ini.
Tindakan penanggulangan segera dilaksanakan
Latihan 3
Di Wilayah Puskesmas Bukit hijau, telah terjadi kenaikan kasus Diare, KLB diare
9
Jakarta, November 2018
ini merupakan keadaan darurat, karena banyaknya korban dalam waktu yang
singkat , petugas surveilans langsung turun kelapangan tanpa menyusun
rencana penyelidikan ,karena membuat proposal penyelidikan dengan metode
penyelidikan tidak dimungkinkan dan buang-buang waktu.
Bagaimana pendapat sdr tentang rencana metode penyelidikan epidemiologi
pada kondisi seperti ini ? Jelaskan jawaban sdr !
Kata kunci jawaban
Rencana metode penyelidikan epidemiologi tetap dibuat sesuai kebutuhan
sebelum kelapangan.
Paling tidak rencana penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk :
a) Mengetahui gambaran epidemiologi KLB;
b) Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam penyakit KLB;
c) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit
KLB termasuk sumber dan cara penularan penyakitnya;
d) Menentukan cara penanggulangan KLB.
MODUL INTI 5: KOORDINASI SURVEILANS
Latihan 1 : Jejaring SurveilansMetode : Diskusi KelompokWaktu : 15 Menit
LATIHAN MATERI 1
INSTRUKSI:
1) Peserta secara kelompok melakukan identifikasi jejaring surveilans di unit kerjanya
2) Dengan menggunakan data latihan Materi Inti 2. Manajemen Data, Peserta
mengidentifikasi data surveilans yang akan dikoordinasikan dengan jejaring
surveilansnya.
Mengidentifikasi jejaring surveilans epidemiologi di wilayah kerjanya
dan mengidentifikasi data surveilans yang akan dikoordinasikan
dengan unit jejaring surveilansnya.
Latihan 2 : KoordinasiMetode : Bermain PeranWaktu : 30 Menit
Latihan Materi 2
(Campak, DBD, Keracunan makanan)
INSTRUKSI: Skenario Bermain peran
Koordinasi dilakukan oleh pa Agung, petugas surveilans puskesmas Sukasari dengan ibu Rosa bidan
praktek swasta, pa Amir seorang dokter praktek swasta dan pa Budi pengelola klinik swasta yang berada
di wilayah kerja puskesmas Sukasari. Pertemuan dilakukan saat kegiatan lokakarya mini (Lokmin) bulanan
puskesmas yang juga dihadiri oleh para karyawan puskemas. Pada surat undangan pertemuan lokmin,
jejaring puskesmas diminta untuk membawa laporan kunjungan pasien penderita campak atau penyakit
lainnya. Laporan jejaring puskesmas terkait 17 macam penyakit yang berpotensi menimbulkan
KLB/Wabah selama ini tidak pernah disampaikan kepada puskesmas. Pada saat lokmin ini dibuat
kesepakatan pelaporan terutama penyakit yang mungkin terjadi di wilayah puskesmas.
Di wilayah kerja saudara banyak terdapat bidan praktek swasta, praktek dokter swasta
dan klinik swasta.
Coba anda membuat dalam rangka pertukaran informasi data-data yang terkait dengan
surveilans dan bagaimana caranya.
Latihan 3 : Koordinasi Cross NotifikasiMetode : Diskusi KelompokWaktu : 15 Menit
LATIHAN MATERI 3
Ada 1 kasus penderita difteri usia sekolah dasar (8 tahun) berobat ke
puskesmas saudara, sedangkan tempat tinggal penderita termasuk wilayah
puskesmas B yang berbatasan langsung dengan wilayah kerja puskesmas
saudara dari wilayah kabupaten yang berbeda. Berdasarkan hasil penelurusan
kontak erat kasus, didapatkan data bahwa kontak erat kasus ada yang tinggal
di wilayah puskesmas B dan ada juga yang tinggal diwilayah puskesmas
saudara yang berbatasan langsung dalam wilayah kabupaten yang berbeda,
apa yang akan anda lakukan sebagai petugas surveilans bila menemui kasus
tersebut?
(bagaimana membuat Crossnotification?)