Dasar Perhitungan PBB

download Dasar Perhitungan PBB

of 21

Transcript of Dasar Perhitungan PBB

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    1/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang penting bagi pelaksanaan dan

    peningkatan pembangunan nasional untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

    rakyat, oleh sebab itu perlu peningkatan peran serta masyarakat.

    Bumi dan bangunan memberikan keuntungan dan/atau kedudukan sosial ekonomi

    yang lebih baik bagi orang/badan yang mempunyai suatu hak atasnya atau memperoleh

    manfaat darinya, oleh sebab itu wajar apabila kepada mereka diwajibkan memberikan

    sebagian dari manfaat atau kenikmatan yang diperolehnya kepada negara melalui pajak.

    PBB pada awalnya merupakan pajak pusat yang alokasi penerimaannya dialokasikan

    ke daerah-daerah dengan proporsi tertentu, namun demikian dalam perkembangannya

    berdasarkan Undang-Undang No. 2 !ahun 2""# tentang P$%$ pajak ini khususnya

    sektor perkotaan dan pedesaan menjadi sepenuhnya pajak daerah.

    PBB dikenakan terhadap objek pajak berupa tanah dan atau bangunan yang didasarkan

    pada a&as kenikmatan dan manfaat, dan dibayar setiap tahun. PBB pengenaannya

    didasarkan padaUndang-undang No. '2 tahun '#( tentang Pajak Bumi dan Bangunan

    sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.'2 tahun '##). Namun demikian

    dalam perkembangannya PBB sektor pedesaan dan perkotaan menjadi pajak daerah yangdiatur dalam Undang-Undang No.2 !ahun 2""# tentang Pajak $aerah dan %etribusi

    $aerah *P$%$+ Pasal sampai dengan Pasal ) mulai tahun 2"'".

    2. Rumusan Masalah'. pa yang menjadi dasar pengenaan PBB

    2. pa itu N0P!1P

    . Bagaimana menentukan besarnya tarif PBB terutang

    3. Manfaat dan u!uan MakalahPara peserta diskusi diharapkan mengerti tentang tata 3ara menghitung pajak bumi dan

    bangunan, yang meliputi 4 5ubjek dan 0bjek PBB, Penetapan nilai jual tanah, Penetapannilai jual bangunan, dan nilai jual objek pajak tidak kena pajak, yang sesuai dengan

    ketentuaan dalam UU No. '2 !ahun '##) dan ketentuan pendukung lainnya

    BAB II

    PEMBAHA"ANA. #$!ek PBB

    0bjek PBB adalah bumi dan/atau bangunan, dimana pengertian bumi dan/atau bangunan

    adalah sebagai berikut 4

    1

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    2/21

    Bumi adalah permukaan bumi yang meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut

    wilayah Indonesia, dan tubuh bumi yang ada dibawahnya. Bangunan, adalah kontruksi

    teknik yang di tanam atau di lekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan.

    !idak semua objek bumi dan bangunan akan dikenakan PBB, ada juga objek yang di

    ke3ualikan dari pengenaan PBB adalah apabila sebagai berikut 4

    digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum di bidang ibadah, sosial,

    kesehatan, pendidikan dan kebudayaan nasional, yang tidak dimaksud-kan untuk

    memperoleh keuntungan,

    digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengan itu,

    merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah

    penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah negara yang belum di bebani suatu

    hak, digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal

    balik,

    digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan oleh

    6enteri 1euangan.

    0bjek pajak yang digunakan oleh negara untuk penyelenggaraan pemerintahan,

    penentuan pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

    B. "u$!ek PBB

    5ubjek PBB adalah orang atau badan yang se3ara nyata mempunyai suatu hak atas

    bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau

    memperoleh manfaat atas bangunan. 6elihat pengertian subjek pajak tersebut, tidak jarang

    ada objek pajak yang diakui oleh lebih dari satu orang subjek pajak, yang berarti ada satu

    objek pajak tetapi memiliki beberapa wajib pajak.

    pabila terjadi suatu kejadian dimana satu objek pajak dimiliki/dikuasai oleh beberapa

    subjek pajak atau satu objek pajak belum diketahui dengan jelas siapa 7ajib Pajaknya,

    maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah melihat perjanjian *agreement+ antara para

    pihak yang berkepentingan terhadap objek pajak tersebut. $alam perjanjian tersebut salah

    satu pasalnya biasanya membahas siapa yang akan melakukan kewajiban pembayaran

    pajak termasuk pajak Bumi dan Bangunan. pabila dalam perjanjian tidak disebutkan atau

    memang terjadi lebih dari satu yang memanfaatkan objek pajak sehingga belum diketahui

    siapa yang menjadi wajib pajak $irektorat enderal Pajak dapat menetapkan subjek

    pajaknya *UU No '2 tahun '##) Pasal ) ayat +.

    2

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    3/21

    5urat tanda pemberitahuan atau dikenal dengan sebutan 5PP! *5urat Pembayaran

    Pajak !erhutang+ atau bukti pelunasan bukanlah bukti pemilikan hak. 5urat !agihan Pajak

    atau bukti pembayaran PBB adalah semata mata untuk kepentingan perpajakan dan tidak

    ada kaitannya dengan status atau hak pemilikan atas tanah dan/atau bangunan.

    %. Pen&la&an

    Berbi3ara masalah PBB tidak akan terlepas dari nilai properti itu sendiri. 1arena

    besarnya PBB yang akan dibayarkan oleh 7P akan tergantung pada nilainya. Penilaian

    objek PBB pedesaan dan perkotaan meliputi penilaian objek tanah dan bangunan yang

    dilakukan oleh $itjen Pajak *pemerintah daerah menurut UU No. 2 !ahun 2""#+ untuk

    menentukan N0P yang akan dijadikan sebagai dasar pengenaan pajak.

    Untuk menilai objek properti tersebut digunakan beberapa metode penilaian sebagai

    berikut4

    '. Pendekatan $ata Pasar *6arket $ata pproa3h+.

    N0P dihitung dengan 3ara membandingkan 0bjek pajak yang sejenis dengan

    0bjek lain yang telah diketahui harga pasarnya.

    Pendekatan ini pada umumnya digunakan untuk menentukan N0P tanah, namun

    dapat juga dipakai untuk menentukan N0P bangunan.

    2. Pendekatan Biaya *8ost pproa3h+.

    Pendekatan ini digunakan untuk menentukan nilai tanah atau bangunan terutama

    untuk menentukan N0P bangunan dengan menghitung seluruh biaya yang

    dikeluarkan untuk membuat bangunan baru yang sejenis dikurangi dengan penyusutan

    phisiknya.

    . Pendekatan Pendapatan *9n3ome pproa3h+

    Pendekatan ini digunakan untuk menentukan N0P yang tidak dapat dilakukan

    berdasarkan pendekatan data pasar atau pendekatan biaya, tetapi ditentukan

    berdasarkan hasil bersih objek pajak tersebut,

    Pendekatan ini terutama digunakan untuk menentukan N0P galian tambang atau

    objek perairan.

    D. 'en&s #$!ek Pa!ak'. 0bjek Pajak Umum

    yaitu objek pajak yang memiliki kriteria konstruksi bangunan umum dengan luas

    tanah berdasarkan kriteria tertentu. 0bjek pajak umum sendiri dibedakan menjadi4. 0bjek pajak standar, kriteria untuk objek pajak ini adalah4

    3

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    4/21

    :uas tanah ; '".""" midual

    8ara penilaian ini diterapkan untuk objek pajak yang bernilai tinggi, baik objek pajak

    khusus, ataupun objek pajak umum yang telah dinilai dengan 8@ namun hasilnya

    tidak men3erminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan aplikasi program.

    Proses penghitungan nilai dilaksanakan dengan menggunakan formulir penilaian

    yang tersedia khusus untuk masing-masing jenis penggunaan. 5etiap penilaian harus

    memperhatikan tanggal penilaian yang menjadi dasar ketetapan Pajak Bumi dan

    Bangunan yaitu per ' anuari tahun pajak yang bersangkutan sebagaimana diatur dalam

    pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Nomor 2 !ahun 2""#.

    Pelaksanaan PenilaianPelaksanaan penilaian terhadap objek pajak dilakukan se3ara massal atau se3ara

    indi>idual dalam proses pelaksanaan dilakukan melalui 3ara sebagai berikut 4

    a. Penilaian tanah.

    $alam proses penentuan nilai tanah, maka pelaksanaan penilaiannya dimulai

    dengan pembuatan konsep sket/peta ?N! dan penentuan nilai indikasi rata-rata

    *N9%+ menggunakan metode perbandingan data pasar. Peta ?N! ini dibuat per satuan

    desa/kelurahan yang dituangkan dalam suatu peta dengan dibuat warna khusus yang

    membatasi setiap ?N!. Nilai bumi ditentukan terlebih dahulu melalui perbandingan

    dengan data pasar tanah di lingkungan sekitar. $ata pasar tanah tersebut dapat

    5

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    6/21

    diperoleh dari berbagai sumber seperti broker, penjual langsung, lelang, PP! dan

    lain-lain.

    '. Penghitungan nilai tanah

    N9% diketahui berdasarkan kode ?N! sebagaimana ter3antum dalam 5P0P.

    Untuk menentukan nilai objek pajak bumi, N9% di3ari dalam tabel ?N!

    berdasarkan kode ?N!, kemudian dikalikan dengan luas bumi. 8ontoh 4 jika Nilai

    9ndikasi %ata-rata *N9%+ adalah %p "".""",- dan luas tanah A '"" m2, maka

    N0P bumi A '""m2 %p "".""",- A %p ".""".""",-

    2. Penghitungan nilai bangunan

    $alam pelaksanaan perhitungan nilai bangunan, harus ditentukan besarnya nilai

    komponen bangunan menurut masing-masing karateristik objek tersebut. N0P

    bangunan ditentukan berdasarkan pada 4

    1elas/tipe/bintang dari bangunan.

    1omponen utama bangunan.

    1omponen material bangunan.

    1omponen fasilitas bangunan.

    1omponen fasilitas yang perlu disusutkan.

    Penyusutan. !ingkat penyusutan bangunan berdasarkan umur efektif, keluasan

    dan kondisi bangunan.

    1. A)a *ang men!ad& dasar )engenaan PBB +Cang menjadi dasar pengenaan PBB adalah Nilai ual 0bjek Pajak *N0P+. N0P

    ditetapkan setiap tiga tahun oleh 6enteri 1euangan, ke3uali untuk daerah tertentu

    ditetapkan setiap tahun sesuai perkembangan daerahnya. Penentuan N0P ini dilakukan

    dengan melakukan penilai terhadap objek pajak baik yang dilakukan se3ara masal atau

    indi>idual.

    9stilah N0P ini telah luas beredar di masyarakat bahwa N0P sama dengan nilai transaksi

    atau dianggap sebagai harga dasar tanah, terutama apabila terjadi pembebasan tanah atau

    apabila masyarakat menawarkan tanahnya untuk di jual dengan berpedonan pada N0P

    yang ter3antum dalam 5PP! PBB. 5e3ara tegas Undang-Undang No '2 tahun '##)

    menjelaskan yang dimaksud dengan N0P mempunyai pengertian sebagai berikut4

    Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan

    bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, !"# ditentukan melalui perbandingan harga

    dengan objek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau nilai jual objek pajak

    pengganti.

    A. Pen&la&an anah

    Penilaian objek tanah dilakukan dengan 3ara menentukan/menilai harga tanah

    berdasarkan transaksi jual beli tanah yang terjadi di wilayah tersebut dengan

    mengambil harga jual rata-rata. Untuk memudahkan penentuan harga tanah untuk

    6

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    7/21

    kepentingan penetapan PBB, maka sedikitnya setiap tahun $irjen Pajak 3D. 1akanwil

    yang bersangkutan menerbitkan Nilai ual 0bjek Pajak sebagai pedoman. $alam hal

    ini 6enteri 1euangan menetapkan N0P setiap tahun sekali. Berdasarka

    penilaian/penentuan klasifikasi tanah tersebut, petugas penilai men3atumkan kelas

    tanah pada 5urat Pemberitahuan 0bjek Pajak *5P0P+.

    !anah sebagai 0bjek Pajak, se3ara periodik dinilai nilai jualnya berdasarkan

    klasifikasi tanah tersebut. 1lasifikasi penilaian tanah, didasarkan atas status dan lokasi

    tanah tersebut. 6isalnya suatu bidang tanah bersertifikat yang terletak di suatu lokasi

    strategis, nilai jualnya pasti lebih tinggi dibanding dengan suatu bidang tanah yang

    luasnya sama di lokasi lain, yang statusnya masih girik dan berada pada lokasi yang

    tidak strategis.

    B. Pen&la&an BangunanPenilaian objek bangunan dilakukab dengan 3ara menilai konstruksi bangunan yang

    meliputi antara lain 4 kontruksi landasan, kontruksi dinding dan kontruksi atap, di

    samping juga memperhatikan segi kualitas material bangunan dan luas bangunan.

    1emewahan pagar dan taman serta emplasemen yang merupakan satu kesatuan

    dengan bangunan tersebut. 6asing-masing konstruksi bangunan mempunyai 3ara-3ara

    penilaian tersendiri, di mana akhir penilaian tersebut akan merupakan klasifikasi suatu

    bangunan yang akan di3antumkan pada 5P0P sebagai bahan penetapan PBB.

    %. N'#P Untuk "ekt,r Perke$unan5ektor Perkebunan adalah 0byek PBB yang meliputi areal pengusahaan benih,

    penanaman baru, perluasan, perubahan jenis tanaman, keragaman jenis tanaman

    termasuk sarana penunjangnya. Besarnya N0P atas obyek pajak sektor perkebunan

    ditentukan sebagai berikut4

    real kebun adalah sebesar N0P berupa tanah ditambah dengan umlah 9n>estasi

    !anaman Perkebunan sesuai dengan 5tandar 9n>estasi menurut umur tanaman,

    real emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan perkebunan adalah sebesar

    N0P berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya, 0byek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai kon>ersi biaya pembangunan

    baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode

    penilaian ke dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual bangunan

    sebagaimana diatur dengan 1eputusan 6enteri 1euangan Nomor

    (2/161.")/'##

    D. N'#P Atas "ekt,r -ehutanan

    5ektor 1ehutanan adalah 0byek PBB yang meliputi areal pengusahaan hutan dan

    budidaya hutan. Besarnya N0P atas obyek pajak sektor kehutanan ditentukan sebagai

    berikut4

    7

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    8/21

    real hutan adalah sebesar N0P berupa tanah ditambah dengan umlah Biaya

    Pembangunan Eutan !anaman 9ndustri menurut umur tanaman,

    real emplasemen dan areal lainnya dalam kawasan hutan adalah sebesar N0P

    berupa tanah sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya,

    0byek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai kon>ersi biaya pembangunan

    baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode

    penilaian ke dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual bangunan

    sebagaimana diatur dengan 1eputusan 6enteri 1euangan Nomor

    (2/161.")/'##.

    E. N'#P Atas "ekt,r am$ang

    5ektor Pertambangan adalah 0byek PBB yang meliputi areal usaha penambangan

    bahan-bahan galian dari semua golongan yaitu bahan galian strategis, bahan galian

    >ital dan bahan galian lainnya.

    (. N'#P Atas "ekt,r Per&kanan

    Usaha Bidang Perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan yang memiliki

    ijin usaha untuk menangkap atau membudidayakan sumber daya ikan, termasuk

    semua jenis ikan dan biota perairan lainnya serta kegiatan menyimpan, mendinginkan

    atau mengawetkan ikan untuk tujuan komersial. Besarnya N0P atas obyek pajak

    usaha bidang perikanan laut ditentukan sebagai berikut4

    real penangkapan ikan adalah '" hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum

    tahun pajak berjalan,

    real pembudidayaan ikan adalah hasil bersih ikan dalam satu tahun sebelum

    tahun pajak berjalan,

    real emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar N0P berupa tanah sekitarnya

    dengan penyesuaian seperlunya,

    0byek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai kon>ersi biaya pembangunan

    baru setiap jenis bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode

    penilaian ke dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual bangunan

    sebagaimana diatur dengan 1eputusan 6enteri 1euangan Nomor

    (2/161.")/'##.

    5edangkan besarnya N0P atas obyek pajak usaha bidang perikanan laut ditentukan

    sebagai berikut4

    real pembudidayaan ikan darat adalah sebesar N0P berupa tanah di sekitarnya

    dengan penyesuaian seperlunya ditambah standar biaya in>estasi tambak menurut

    jenisnya,

    real emplasemen dan areal lainnya adalah sebesar N0P berupa tanah di

    sekitarnya dengan penyesuaian seperlunya,

    8

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    9/21

    0byek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai kon>ersi baru setiap jenis

    bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian ke

    dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimana

    diatur dengan 1eputusan 6enteri 1euangan Nomor (2/161.")/'##.. N'#P Atas #$!ek Pa!ak *ang Bers&fat -husus

    0byek Pajak 1husus adalah obyek pajak yang memiliki jenis konstruksi khusus baik

    ditinjau dari segi bentuk, material pembentuk maupun keberadaanya memiliki arti

    khusus seperti4 lapangan golf, pelabuhan laut, pelabuhan udara, jalan tol, pompa

    bensin, dan lain-lain. Besarnya N0P atas obyek pajak yang bersifat khusus

    ditentukan sebagai berikut4

    real tanah adalah sebesar N0P berupa tanah di sekitarnya dengan penyesuaian

    seperlunya,

    real perairan untuk kepentingan pelabuhan, industri, lapangan golf serta tempat

    rekreasi adalah sebesar nilai jual yang ditentukan berdasarkan korelasi garis lurus

    ke samping dengan klasifikasi N0P permukaan bumi berupa tanah sekitarnya,

    real perairan untuk kepentingan P:! adalah sebesar '" *'"F dari Easil bersih

    dalam satu tahun sebelum tahun pajak berjalan+,

    0byek Pajak berupa bangunan adalah sebesar nilai kon>ersi baru setiap jenis

    bangunan setelah dikurangi penyusutan fisik berdasarkan metode penilaian ke

    dalam klasifikasi, penggolongan dan ketentuan nilai jual bangunan sebagaimanadiatur dengan 1eputusan 6enteri 1euangan Nomor (2/161.")/'##.

    2. A)a &tu N'#P-P +

    9

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    10/21

    Pelaksanaan perhitungan pengenaan pajak PBB ditentukan berdasarkan Nilai ual 0bjek

    Pajak *N0P+ setelah dikurangi dengan N0P !idak 1ena Pajak sebagaimana diatur dalam

    1eputusan 6enteri 1euangan % 9. Nomor 4 2"'/161.")/2""" tentang Penyesuaian

    Besarnya Nilai ual 0bjek Pajak !idak 1ena Pajak 5ebagai $asar Penghitungan PBB.

    5etiap wajib pajak diberikan ' kali Nilai ual 0bjek Pajak !idak 1ena Pajak *N0P!1P+.

    pabila seorang 7ajib Pajak mempunyai lebih dari ' objek pajak, maka sesuai penjelasan

    UU PBB, yang diberikan N0P!1P hanya salah satu objek pajak yang nilainya terbesar.

    Besarnya Nilai ual 0bjek Pajak !idak 1ena Pajak *N0P!1P+ sebagaimana dimaksud

    dalam keputusan ini ditetapkan setinggi-tingginya %p '2.""".""","" untuk setiap wajib

    pajak. Batasan setinggi-tingginya %p '2.""".""","" mengandung maksud bahwa apabila

    ada $aerah !ingkat 99 atau 1abupaten / 1ota yang ingin menetapkan N0P !1Pnya

    disesuaikan dengan kondisi, lingkungan ekonominya, kurang dari %p '2.""".""","",misalnya $aerah Bekasi menetapkan %p .""".""","", 5emarang %p G.""".""","", dan

    sebagainya hal ini masih diperkenankan.

    Penetapan besarnya N0P !1P sebagaimana dimaksud dalam Peraturan tersebut di atas

    untuk setiap daerah 1abupaten / 1ota, ditetapkan oleh 1epala 1antor 7ilayah $irektorat

    enderal Pajak atas nama 6enteri 1euangan dengan mempertimbangkan pendapat

    Pemerintah $aerah setempat. 5edangkan berdasarkan UU No. 2 !ahun 2""# Pasal

    ayat *)+ besarnya N0P!1P ditentukan paling rendah adalah %p. '".""".""","" dan

    penetapannya dilakukan oleh masing-masing 1epala $aerah.

    2.1 N&la& 'ual -ena Pa!ak

    $asar perhitungan PBB adalah Nilai ual 1ena Pajak *N1P+. Berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Nomor 2( tahun 2""2 tanggal ' 6ei 2""2 !entang Penetapan Besarnya

    Nilai ual 1ena Pajak Untuk Penghitungan PBB, maka besarnya Nilai ual 1ena

    Pajak *N1P+ untuk perhitungan PBB ditentukan sebagai berikut4

    '. 5ebesar )"F dari N0P untuk4

    0bjek Pajak Perkebunan,

    0bjek Pajak 1ehutanan,

    0bjek Pajak Pertambangan,

    0bjek PBB lainnya apabila N0P = ' milyar rupiah,

    2. 5ebesar 2"F dari N0P untuk objek PBB :ainnya apabila N0P H ' 6ilyar rupiah.

    5edangkan berdasarkan UU No. 2 !ahun 2""# dalam perhitungan PBB tidak lagi

    mengenal besarnya N1P.

    3. Baga&mana Menentukan Besarn*a ar&f PBB erutang+!arif PBB berdasarkan Undang-undang No. '2 tahun '#( tentang Pajak Bumi dan

    Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.'2 tahun '##) adalah

    10

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    11/21

    tetap sebesar ".(F, sedangkan menurut UU Nomor 2 !ahun 2""# Pasal " ayat *'+ dan

    *2+ adalah paling tinggi ".F yang ditetapkan dengan Peraturan $aerah.

    Iormula Untuk 6enghitung Besarnya PBB !erutang menurut Undang-undang No. '2

    tahun '#( tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan Undang-

    undang No.'2 tahun '##) adalah sebagai berikut 4

    #BB $ % &ilyar ' (,) * + (* + !"# !"#0# 1

    #BB 2 % &ilyar ' (,) * + 3( * + !"# !"#0#1

    4tau

    5ntuk anah ' (,) * + ( * + ilai !ual anah

    5ntuk Bangunan ' (,) * + (* + ilai !ual bangunan !B0#1

    5ntuk tanah dan bangunan ' (,)* + (* + !"# sebagai dasar pengenaan

    pajak

    Iormula Untuk menghitung besarnya PBB terutang menurut UU Nomor 2 !ahun 2""#

    Pasal ' adalah sebagai berikut4

    #BB ' ma+ (,6* + !"# !"#0# 1

    8ontoh 1asus ika 7P mempunyai dua objek pajak berupa bumi dan bangunan masing-

    masing di desa dan desa B dengan nilai sebagai berikut 4

    $esa 4

    Nilai ual 0bjek Pajak Bumi %p. .""".""",""

    Nilai ual 0bjek Pajak Bangunan %p. (.""".""",""

    Nilai ual 0bjek Pajak untuk Penghitungan Pajak 4

    Nilai ual 0bjek Pajak Bumi %p. .""".""",""

    Nilai ual 0bjek Pajak Bangunan %p. .""".""","" J

    umlah N0P %p. '.""".""",""

    N0P!1P %p. .""".""","" -

    N0P untuk Perhitungan Pajak %p. (.""".""",""

    $esa B

    Nilai ual 0bjek Pajak Bumi %p. (.""".""",""

    Nilai ual 0bjek Pajak Bangunan %p. .""".""",""

    Nilai ual 0bjek Pajak untuk Perhitungan Pajak

    Nilai ual 0bjek Pajak Bumi %p. (.""".""",""

    Nilai ual 0bjek Pajak Bangunan %p. .""".""","" J

    umlah N0P %p. ."""."",""

    N0P!1P -------------------- -

    N0P untuk perhitungan pajak %p. .""".""",""

    11

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    12/21

    8ontoh Perhitungan menurut UU No. '2 tahun '##) 4

    Batara sebagai 7P memiliki tanah seluas '.""" m per segi dengan nilai jual %p.

    ""."""/m2. $ari tanah seluas itu '.""" m2tersebut berdiri sebuah bangunan dengan luas

    )"" m2 dengan nilai jual %p. (".""",""/m2. ika ternyata diketahui dalam lampiran

    klasifikasi, penggolongan dan ketentuan Nilai ual Bumi dan Bangunan termasuk dalam

    kategori N0P bumi kelas 2) *dimana N0P per m 2 antara %p. 2G2.""","" s/d %p.

    ".""","" +, atau menurut ketentuan N0P bumi adalah %p. 2(.""",""/m2. 6aka

    besarnya pajak terutang adalah sebagai berikut 4

    Nilai ual !anah A '.""" m2 %p. 2(.""",""

    A %p. 2(.""".""",""

    Nilai ual Bangunan A )"" m2 %p. G(.""",""

    A %p. ')G.""".""",""

    N0P !anah A %p. 2(.""".""",""N0P Bangunan A %p. ')G.""".""","" J

    umlah N0P %p. )'.""".""",""

    N0P!1P %p. .""".""","" -

    N0P sebagai %p. )2.""".""",""

    $asar Pengenaan

    Pajak

    PBB !erutang A ",( F 2" F - %p. )2.""".""",""

    A %p. )2.""",""

    12

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    13/21

    /. Dasar Penag&han PBB

    $asar penagihan PBB terdiri dari tiga ma3am yaitu4

    '. 5urat Pemberitahuan Pajak !erhutang *5PP!+

    5PP! adalah surat yang digunakan oleh pemerintah untuk memberitahukan besarnyapajak yang terhutang kepada 7ajib Pajak. 5urat pemberitahuan ini diterbitkan

    berdasarkan 5urat Pemberitahuan 0bjek Pajak *5P0P+. Pajak yang terhutang harus

    dilunasi selambat-lambatnya G bulan sejak tanggal diterimanya 5PP! oleh 7ajib Pajak.

    2. 5urat !agihan Pajak *5!P+.

    5!P dapat diterbitkan karena memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut apabila4

    7ajib Pajak terlambat membayar utang pajaknya seperti ter3antum dalam 5PP!,

    yaitu melampaui batas waktu G *enam+ bulan sejak tanggal diterimanya 5PP! oleh7ajib Pajak.

    7ajib Pajak terlambat membayar utang pajaknya seperti ter3antum dalam skp, yaitu

    melampaui batas waktu ' *satu+ bulan sejak tanggal diterimanya surat keputusan

    oleh 7ajib Pajak.

    7ajib Pajak melunasi pajak yang terutang setelah lewat saat jatuh tempo

    pembayaran PBB, tetapi denda administrasi tidak dilunasi.

    5aat jatuh tempo 5!P adalah satu bulan sejak diterimanya 5!P oleh 7ajib Pajak.

    1onsekuensi jika saat jatuh tempo 5!P terlampaui adalah adanya denda administrasi

    dalam 5!P. Besarnya denda administrasi karena 7ajib Pajak terlambat membayar

    pajaknya, melampaui batas waktu jatuh tempo 5PP! adalah sebesar 2F sebulan yang

    dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran untuk jangka waktu

    paling lama 2) *dua puluh empat+ bulan.

    . 5urat 1etetapan Pajak *skp+.

    51P dapat diterbitkan karena memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut apabila4

    5urat Pemberitahuan 0bjek Pajak *5P0P+ yang disampaikan melewati " *tiga

    puluh+ hari setelah diterimanya 5P0P oleh 7ajib Pajak dan setelah ditegur se3ara

    tertulis ternyata tidak dikembalikan oleh 7ajib Pajak sebagaimana ditentukan dalam

    5urat !eguran.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lainnya ternyata jumlah pajak yang

    terutang lebih besar dari jumlah pajak berdasarkan 5P0P yang dikembalikan 7ajib

    Pajak.

    Pajak Cang terutang berdasarkan skp harus dilunasi selambat-lambatnya ' *satu+

    bulan sejak tanggal diterimanya 51P oleh 7ajib Pajak. adi, bila seorang 7ajib Pajak

    13

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    14/21

    menerima 51P pada tanggal ' 6aret 2""#, ia sudah harus melunasi PBB selambat-

    lambatnya tanggal ' maret 2""#. !anggal ' 6aret 2""# ini disebut juga tanggal

    jatuh tempo 51P.

    umlah pajak yang terutang dalam 51P yang penerbitannya disebabkan oleh

    pengembalian 5P0P :ewat " *tiga puluh+ hari setelah diterima 7ajib Pajak adalah

    sebesar pokok pajak ditambah dengan denda administrasi 2(F dihitung dari pokok

    pajak.

    5edangkan jumlah pajak yang terutang dalam 51P yang penerbitannya disebabkan

    oleh hasil pemeriksaan atau keterangan lainnya, adalah selisish pajak yang terutang

    berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lainnya dengan pajak yang terutang

    berdasarkan 5P0P ditambah denda administrasinya 2(F dari selisih pajak yang

    terutang.

    0. Hak a!&$ Pa!ak Menga!ukan -e$eratan

    Eal yang mendasari pengajuan keberatan oleh 7ajib Pajak adalah4

    '. 7ajib Pajak merasa bahwa besarnya pajak terutang pada 5PP! atau 51P tidak sesuai

    dengan keadaan objek pajak yang sebenarnya. Eal ini terjadi karena ada beberapa

    kesalahan seperti4

    kesalahan pada luas tanah/luas bangunan,

    kesalahan klasifikasi tanah dan atau bangunan,

    kesalahan pada penetapan/pengenaan pajak terutang,

    2. !erdapat perbedaan penafsiran mengenai peraturan perundang-undangan tentang

    pajak *PBB+ antara 7ajib Pajak dengan aparat, misalnya4

    Penetapan 5ubjek Pajak sebagai 7ajib Pajak,

    0bjek Pajak yang tidak dikenakan PBB.

    2. 5yarat formal pengajuan keberatan adalah sebagai berikut4

    $iajukan se3ara tertulis dalam bahasa 9ndonesia dan diajukan kepada 1epala 1PP

    Pratama yang menerbitkan 5PP!/51P dengan melampirkan 5PP!/51P *asli/Ioto

    3opy+ dan surat kuasa dalam hal dikuasakan pada pihak lain.

    $iajukan masing-masing setiap tahun dengan alasan yang jelas dan men3antumkan

    besarnya PBB menurut perhitungan 7ajib Pajak.

    $iajukan dalam jangka waktu paling lama bulan terhitung sejak tanggal

    diterimanya 5PP!/51P oleh 7ajib Pajak, ke3uali dapat menunjukkan alasan diluar

    kekuasaannya.

    7P dapat memperkuat alasan keberatannya dengan 3ara melampirkan bukti

    pendukung antar lain 4

    14

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    15/21

    Ioto 8opy 1artu !anda Penduduk, 1artu 1eluarga, atau bukti identitas 7P

    lainnya.

    Ioto 8opy bukti pelunasan PBB tahun terakhir.

    Ioto 8opy bukti pemilikan hak atas tanah/sertifikat K

    Ioto 8opy bukti surat ukur/gambar situasiK Ioto 8opy kte jual beli / segelK

    Ioto 8opy surat Penunjukan 1a>elingK

    Ioto 8opy 9jin 6endirikan BangunanK

    Ioto 8opy 9jin Penggunaan Bangunan K

    5urat keterangan :urah / 1epala $esaK

    Ioto 3opy bukti resmi lainnya.

    . Hak a!&$ Pa!ak Menga!ukan Band&ng

    7ajib Pajak yang tidak atau belum puas terhadap 1eputusan atas penolakan keberatan

    yang diajukannya, maka dapat mengajukan banding kepada badan peradilan pajak. dapun

    syarat pengajuan banding adalah sebagai berikut4

    $iajukan dalam jangka waktu bulan sejak keputusan atas keberatan,

    !ertulis dalam bahasa 9ndonesia dengan alasan yang jelas,

    $ilampiri surat keputusan atas keberatan.

    . Hak a!&$ Pa!ak Menga!ukan Pengurangan

    Pengurangan atau pemberian keringanan pajak terutang dapat diberikan kepada 7ajib

    Pajak dalam hal4

    '+ 7ajib Pajak orang pribadi atau badan karena kondisi tertentu objek pajak yang ada

    hubungannya dengan subjek pajak dan atau karena sebab-sebab tertentu lainnya.

    Besarnya pengurangan yang diperbolehkan adalah setinggi-tingginya (F,

    berdasarkan pertimbangan yang wajar dan objektif dengan mengingat penghasilan

    7ajib Pajak dan besar PBB-nya.

    2+ 7ajib Pajak orang pribadi dalam hal objek pajak terkena ben3ana alam seperti

    gempa bumi, banjir, tanah longsor, gunung meletus dan sebagainya serta sebab-

    sebab lain yang luar biasa seperti kebakaran, kekeringan, wabah penyakit dan hama

    tanaman. Pengurangan atas hal seperti tersebut dapat diberikan pengurangan

    sampai dengan '"" F dari besarnya pajak terutang, berdasarkan pertimbangan

    yang wajar dan objektif dengan mengingat persentase kerusakan.

    + 7ajib Pajak anggota @eteran pejuang kemerdekaan dan @eteran pembela

    kemerdekaan termasuk janda /dudanya. Pemberian pengurangan ditetapkan sebesar

    (F, tetapi apabila permohonan pengurangan diajukan oleh janda/duda >eteran

    15

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    16/21

    yang telah kawin/menikah lagi, maka besarnya persentase pengurangan yang dapat

    diberikan ialah maimal (F *bisa lebih rendah dari (F+.

    Pemberian keputusan atas permohonan pengurangan selambat-lambatnya G" hari

    sejak tanggal diterimanya permohonan pengurangan, apabila lewat G" hari dan

    keputusan belum diterbitkan, maka permohonan pengurangan dianggap diterima.

    Pengurangan untuk masing-masing wilayah $aerah !k.99 kabupaten atau 1ota, hanya

    diberikan untuk satu objek pajak yang dimiliki, dikuasai dan atau dimanfaatkan 7ajib

    Pajak.

    $alam hal 7ajib Pajak orang pribadi memiliki, menguasai dan atau memanfaatkan

    lebih dari satu objek pajak, maka objek pajak yang dapat diajukan permohonan

    pengurangan adalah objek pajak yang menjadi tempat domosili 7ajib Pajak.

    1emudian dalam hal 7ajib Pajak yang memiliki, menguasai dan atau memanfaatkanlebih dari satu objek pajak adalah 7ajib Pajak badan, maka objek pajak yang dapat

    diajukan permohonan pengurangan adalah salah satu objek pajak yang dimiliki,

    dikuasai dan atau dimanfaatkan 7ajib Pajak.

    Persyaratan permohonan pengurangan wajib diajukan oleh 7P ke 1PP Pratama

    dengan ketentuan sebagai berikut4

    $iajukan se3ara tertulis dalam Bahasa 9ndonesia kepada 1epala 1PP Pratama

    dengan men3antumkan persentase pengurangan yg dimohonkan,

    Untuk 51P hanya diberikan atas pokok pajak, $iajukan dalam jangka waktu bln sejak terima 5PP!/51P atau sejak ben3ana,

    $apat kolektif * 1et. s/d %p'"".""",- +,

    1olektif selambatnya tgl '" anuari *utk pengajuan sebelum 5PP! terbit+.

    tas pengenaan PBB terhadap perguruan tinggi swasta berdasarkan 5urat Ldaran

    $irjen Pajak Nomor4 5L-'"/P.G/'##(, apabila memenuhi salah satu kriteria berikut

    ini4

    5PP dan pungutan lain A/M 2 juta / tahun,

    :uas bangunan A/M 2.""" m2,

    :antai bangunan A/M ) lantai, :uas !anah A/M 2".""" m2,

    umlah mahasiswa A/M .""" orang.

    6aka terhadap PBB tersebut akan dikenakan ("F dari yang seharusnya.

    $emikian pula untuk rumah sakit swasta institusi pelayanan sosial masyarakat *95P6+

    berdasarkan 1eputusan 6enteri 1euangan Nomor4 #G/161.")/'## tanggal 2"

    gustus '## apabila memenuhi salah satu kriteria minimal 2(F dari jumlah tempat

    tidur diperuntukkan bagi pasien tidak mampu dan sisa hasil usaha di rein>estasikan

    lagi untuk rumah sakit maka terhadap PBB yang terhutang tersebut akan dikenakan

    ("F dari yang seharusnya.

    16

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    17/21

    Bagi rumah sakit swasta pemodal yang bukan merupakan rumah sakit swasta tetap

    dikenakan PBB sepenuhnya. 1emudian atas bumi dan atau bangunan yang

    dikuasai/dimiliki/ dimanfaatkan oleh rumah sakit tetapi se3ara nyata tidak

    dimanfaatkan untuk pelayanan kesehatan se3ara langsung dan terletak di luar

    lingkungan rumah sakit, tetap dikenakan PBB sepenuhnya sesuai ketentuan yang

    berlaku.

    4. Hak a!&$ Pa!ak Menga!ukan Pem$etulan

    pabila terjadi salah tulis, salah hitung atau kekeliruan dalam penerapan perundang-

    undangan perpajakan yang terdapat dalam 5PP!, 51P maupun 5!P dapat dibetulkan baik

    atas permintaan 7P maupun tidak. Pembetulan dapat dilakukan tanpa batas waktu akan

    tetapi apabila pembetulan tersebut mengakibatkan jumlah pajak terutang bertambah besar,

    maka pembetulan tersebut hanya dapat dilakukan apabila hak untuk menetapkan pajak

    belum kedaluwarsa *'" tahun+. Easil proses pembetulan berupa sama, lebih ke3il atau

    lebih besar dari pajak terutang.

    5. Hak a!&$ Pa!ak Menga!ukan Pem$atalan

    $alam hal objek pajak tidak ada, atau hak dari subjek pajak terhadap objek pajak batal

    karena putusan pengadilan, atau objek pajak berubah peruntukan menjadi fasilitas umum

    atau fasilitas sosial atau bukti tertentu lainnya, maka dapat dilakukan pembatalan atas

    5PP!, 51P maupun 5!P.

    16.Dalu7arsa PBB

    $asar hukum terhadap daluarsa PBB adalah sebagai berikut4

    Pasal 2 UU PBB,

    Pasal ' ayat *'+ UU 1UP 2""" dan 2"",

    Pasal 99 angka ' dan angka 2 UU 1UP 2"".

    Berdasarkan aturan tersebut pajak PBB mempunyai 2*dua+ jenis daluwarsa yaitu 4

    '. $aluwarsa Penetapan

    Penetapan pajak menjadi daluwarsa setelah lewat waktu yang ditentukan. Namun

    demikian apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang

    terutang tidak dibayar atau kurang bayar atau wajib pajak dikenai hukuman karena

    tindak pidana perpajakan, maka $irjen Pajak dapat menerbitkan 51P ditambah sanksi

    administrasi berupa bunga sebesar )F dari pajak yang belum dibayar.2. $aluwarsa Penagihan

    17

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    18/21

    Eak untuk melakukan penagihan pajak termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya

    penagihan menjadi daluwarsa setelah masa tertentu terhitung sejak saat terutangnya

    pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak yang

    bersangkutan. Namun daluwarsa penagihan ini juga menjadi tertangguh apabila 4

    diterbitkan 5urat !egoran atau 5urat Paksa,

    ada pengakuan hutang dari 7P,

    diterbitkan 5urat 1etetapan Pajak 1urang Bayar / 1B !ambahan.

    7aktu daluarsa penetapan PBB ditentukan berdasarkan kriteria sebagai berikut ini4

    Untuk !ahun Pajak 2""2 dan sebelumnya, daluwarsa '" *sepuluh+ tahun sejak

    berakhirnya !ahun Pajak,

    Untuk !ahun Pajak 2"" sampai dengan !ahun Pajak 2"", daluwarsa pada

    akhir !ahun Pajak 2"',

    Untuk !ahun Pajak 2"" dan seterusnya, daluwarsa ( *lima+ tahun sejak

    berakhirnya !ahun Pajak.

    11.Rest&tus& PBB

    5ebab-sebab terjadinya restitusi 4

    '. Pajak yang dibayar lebih besar dari pajak terutang karena4

    . Permohonan pengurangan dikabulkan,

    B. Permohonan keberatan dikabulkan,

    8. Permohonan banding dikabulkan,

    $. Perobahan peraturan.

    2. Pajak yang dibayar seharusnya tidak terutang, misalnya pembayaran PBB atas rumah

    ibadah.

    Permohonan restitusi harus diajukan dalam bahasa 9ndonesia dengan dilampiri

    beberapa data pendukung sebagai berikut4

    fotokopi 5PP!/51P,

    fotokopi 51 Pengurangan/ 1eberatan/ Banding,

    fotokopi 5!!5 *bukti bayar+.

    1PP Pratama akan melakukan Penelitian/ Pemeriksaan dari permohonan restitusi yang

    diterima. $ari hasil pemeriksaan kemudian dikeluarkan keputusan berupa 4

    5urat 1eputusan 1elebihan Pembayaran PBB *511P PBB+ apabila Pajak

    yang telah dibayar lebih besar dari Pajak !erutang,

    5urat Pemberitahuan *5Pb+ apabila Pajak yang telah dibayar sama dengan

    Pajak !erutang,

    51P apabila Pajak yang telah dibayar kurang dari Pajak !erutang.

    Proses sampai dengan keluarnya 5urat 1eputusan harus selesai paling lama '2 bulan,

    setelah lewat waktu harus diterbitkan 511P PBB. 1emudian dalam waktu satu bulan

    setelah 511P PBB harus diterbitkan 5urat Perintah 6embayar 1elebihan

    18

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    19/21

    Pembayaran PBB *5P61P PBB+. pabila lebih dari satu bulan dari penerbitan

    5P61P PBB wajib pajak belum menerima restitusi maka 7P berhak mendapat

    imbalan bunga sebesar 2F per bulan dan apabila 7P mempunyai hutang pajak

    lainnya maka restitusi yang akan diterimanya lebih dahulu diperhitungkan dengan

    hutang pajak lainnya tersebut.

    1ompensasi PBB

    1elebihan pembayaran pajak yang diterima oleh 7P tidak hanya dapat diterima

    melalui 3ara pemindah bukuan *restitusi+ namun juga dapat pula dialihkan untuk

    pembayaran lainnya *kompensasi+. Pengalihan pembayaran tersebut dapat dilakukan

    untuk4

    ketetapan PBB tahun yang akan datang,

    hutang PBB atas nama 7P lain,

    hutang PBB atas nama 7P lain untuk tahun yang akan datang.Pemberian 9mbalan Bunga

    5ebab-sebab pemberian imbalan bunga dan besarnya imbalan bunga dapat terjadi bila4

    '. 1eterlambatan penerbitan 511P PBB dimana bunga diberikan 2F per bulan

    terhitung sejak berakhirnya '2 bulan setelah permohonan restitusi diterima sampai

    dengan terbitnya 511P PBB.

    2. 1eterlambatan penerbitan 5P61P PBB dimana bunga diberikan 2F per bulan

    terhitung dari sejak berakhir ' bulan dari terbitnya 511P PBB sampai dengan

    terbitnya 5P61P PBB.

    . 1elebihan pembayaran PBB karena permohonan keberatan/banding diterima

    sebagian atau seluruhnya, dimana bunga diberikan 2F per bulan maksimum 2)

    bulan yang terhitung dari sejak pembayaran PBB sampai dengan terbitnya 5urat

    1eputusan 1eberatan/Putusan banding.

    ). 1elebihan pembayaran sanksi administrasi karena pengurangan/penghapusan

    sebagai akibat diterbitkannya keputusan keberatan/banding, dimana bunga

    diberikan 2F per bulan maksimum 2) bulan yang terhitung dari sejak pembayaran

    sampai dengan terbitnya 1eputusan Pengurangan/ Penghapusan 5anksidministrasi.

    19

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    20/21

    BAB III

    PENUUPA. -es&m)ulan

    PBB merupakan pajak yang bersifat kebendaan artinya besarnya pajak terutang

    ditentukan oleh keadaan objek. 0bjek PBB terdiri dari dua hal yaitu bumi yang

    merupakan permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya dan bangunan

    adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan se3ara tetap pada tanah dan/atau

    perairan. 5ubjek PBB adalah orang atau badan yang se3ara nyata mempunyai suatu hak

    atas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai,

    dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.

    5ebelum objek pajak dikenakan PBB terlebih dahulu harus didaftarkan menggunakan

    sarana berupa 5urat Pemberitahuan 0bjek Pajak *5P0P+ untuk objek berupa tanah dan

    :ampiran 5urat Pemberitahuan 0bjek Pajak *:5P0P+ jika ada bangunannya.

    $asar Pengenaan PBB adalah Nilai ual 0bjek Pajak *N0P+. Besarnya Nilai ual

    0bjek Pajak !idak 1ena Pajak *N0P!1P+ ditetapkan setinggi-tingginya %p.

    '2.""".""",- untuk setiap wajib pajak, sedangkan berdasarkan UU No. 2 !ahun 2""#

    Pasal ayat *)+ besarnya N0P!1P ditentukan paling rendah adalah %p. '".""".""",-

    $asar perhitungan PBB adalah Nilai ual 1ena Pajak *N1P+. Besarnya N1P adalah

    )"F dari N0P untuk objek P serta objek PBB lainnya apabila N0P = ' milyar

    rupiah dan sebesar 2"F dari N0P untuk objek PBB :ainnya apabila N0P H ' 6ilyar

    rupiah.

    !arif PBB Undang-undang No.'2 tahun '##) adalah flat sebesar ".(F, sedangkan

    menurut UU Nomor 2 !ahun 2""# Pasal " ayat *'+ dan *2+ adalah paling tinggi ".F

    yang ditetapkan dengan Peraturan $aerah.

    20

  • 7/24/2019 Dasar Perhitungan PBB

    21/21

    DA(AR PU"A-A

    21