Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 1
-
Upload
leo-sutrisno -
Category
Documents
-
view
241 -
download
0
Transcript of Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 1
-
8/14/2019 Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 1
1/4
Diagnose dan remediasi kesulitan belajar 1: Pendahuluan
Leo Sutrisno
Dalam beberapa pertemuan dengan sejumlah guru yang sedang mengikuti kegiatan PLPG
2008 yang lalu, diperoleh sejumlah saran tentang tulisan yang disajikan secara berseri diPontianak Post. Salah satu di antaranya menyarankan agar disajikan tulisan tentang
kegiatan remedial. Karena, sejak diterapkannya kurikulum baru yang menggunakan
pendekatan belajar tuntas kegiatan remedial harus dilaksanakan oleh setiap guru.
Pendekatan belajar tuntas menggunakan prinsip: Jika materi A merupakan prasyarat
untuk mempelajari materi B maka hanya siswa yang telah menguasai materi A secara
tuntas baru dibolehkan mempelajari materi B. Kriteria yang digunakan oleh para guruuntuk menetapkan ketuntasan belajar siswa saat ini Standar Kompetensi Minimum, yang
dinyatakan dilai bentuk skor (nilai). Mereka yang memeliki nilai kurang dari (nilai)
Standar Kompetensi Minimum itu diwajibkan mengikuti kegiatan remedial, yaitu dengan
cara mengikuti tes ulang beberapa kali hingga mencapai nilai stadar kopmpetensiminimum tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan remedial seperti ini bertujuan unutk
meningkatkan nilai agar mencapai nilai standar.
Dalam tulisan berseri ke depan dengan tema diagnose dan remediasi kesulitan belajar
bukan arti seperti itu. Tetapi, hal itu berupa kegiatan yang bertujuan membantu para siswa
dalam mengatasi kesulitan belajar yang mereka alami dengan fokus mengubah konsepsisiswa agar menjadi konsisten dengan konsepsi para ilmuwan.
Dipahami, dalam proses pembelajaran, para siswa aktif mengkonstruksi pengetahuannyasendiri (aktif menyusun konsepsinya sendiri) melalui interaksi dengan para guru dan
teman-temannya dengan cara membuat hubungan (link). Hasilnya berupa konsepsinya(Baca: pengetahuannya) sendiri tentang materi yang sedang dipelajari. Sudah barangtentu ada konsepsi mereka yang sudah konsisten dengan konsepsinya para inuwan, tetapi
juga ada yang berbeda dengan konsepsi ilmuwan. Konsepsi siswa yang berbeda dari
konsepsi para ilmuwan disebut miskonsepsi.
Fokus dari remeiasi yang ada dalam seri tulisan ini adalah memperbaiki miskonsepsi
yang dimiliki para siswa agar menjadi konsisten dengan konsepsi ilmuwan. Sedangkan
diagnosenya merupakan kegiatan menggali miskonsepsi para siswa. Kegiatan diagnoseini sering dilakukan dengan cara mengadakan tes diagnostik. Gambar 1 menyajikan alur
kegiatan itu. Diawali dengan melakukan asesmen kepada siswa setelah selesai mengikuti
proses pembelajaran untuk menentukan para iswa yang telah tuntas dan yang belum.Mereka yang belum tuntas diberi tes diagnostik unutk menemukan miskonsepsi mereka.
Berdasarkan miskonsepsi yang ditemukan disusun kegiatan remediasi unutk
membongkar miskonsepsi mereka dan bersedia menerima konsepsi ilmuwan.
-
8/14/2019 Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 1
2/4
Mencermati diagram alur yang tersaji pada Gambar 1 itu, terlihat bahwa kegiatan
remediasi tidak serta merta menghasilkan nilai siswa sedemikian ruoa sehinggamencapai standar kompetensi minimum. Kegiatan remediasi mendobrak miskonsepsi.
Siharapkan setelah tidak mis lagi, siswa yang bersangkutan tidak lagi mengalami
kesulitan dalam mengikuti asesmen hasil belajar. Dengan begitu, diharapkan hasilasesmennya menunjukkan bahwa siswa yang bersangkutan telah memenuhi standar
kompetensi minimum.
Tulisan-tulisan berikutnya akan menyajikan tes diagnostik (bentuk pilihan ganda) diikuti
bentuk remediasi yang dapat dilakukan. Sampai jumpa!
Pembelajaran
materi A
Asesmen
yaTuntas ?
Pembelajaran
materi B
Tes diagnostik
Remediasi
belum
Gambar 1
Miskonsepsi
Program remediasi
-
8/14/2019 Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 1
3/4
-
8/14/2019 Diagnostik Dan Remediasi Kesulitan Belajar 1
4/4