Dokumentasi pada gawat darurat
-
Upload
hafiz-al-fath -
Category
Health & Medicine
-
view
582 -
download
6
Transcript of Dokumentasi pada gawat darurat
DOKUMENTASI PADA GAWAT DARURAT
Keperawatan Gawat Darurat
• Keperawatan gawat darurat bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat, serta memerlukan pemikiran kritis tingkat tinggi. Perawat gawat darurat harus mengkaji pasien meraka dengan cepat dan merencanakan intervensi sambil berkolaborasi dengan dokter gawat darurat. Dan harus mengimplementasikan rencana pengobatan, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan merevisi perencanaan dalam parameter waktu yang sangat sempit. Hal tersebut merupakan tantangan besar bagi perawat, yang juga harus membuat catatan perawatan yang akurat melalui pendokumentasian
Karakteristik Pelayanan KeperawatanDi Unit Gawat Darurat
• Kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi: kondisiklien, jumlah klien dan keluarga yang datang
• Kecemasan tinggi/panik dari klien dan keluarga• Keterbatasan sumber daya dan waktu• Pengkajian, diagnosis, dan tindakan keperawatan
diberikan untuk seluruh usia, dengan datadasar yang sangat terbatas
• Jenis tindakan yang diberikan: tindakan yang memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggi
• Adanya saling ketergantungan yang tinggi antaraprofesi kesehatan yang bekerja di ruang gawat darurat
Proses Keperawatan
Pendekatan proses keperawatan dalam areakeperawatan gawat darurat dipengaruhi oleh :
• Waktu yang terbatas,
• Kondisi klien yang memerlukan bantuan segera,
• Kebutuhan pelayanan yang definitif di unit lain (OK, ICU),
• Informasi yang terbatas, dan
• Peran dan sumber daya petugas.
• Proses keperawatan gawat darurat berbeda dengan asuhan keperawatan yang ada di ruangan lain, karena ketika perawat melakukan pengkajian faktor waktu terbatas dan informasi yang didapat juga terbatas. Prioritasnya adalah mengkaji dan mengatasi masalah yang mengancam kehidupan. Intervensi yang dilakukan terkadang sebelum dilakukan pengkajian lengkap dan didasarkan pada pengalaman dan keputusan. Terkadang tidak selalu ada rencana perawatan tertulis. Sedangkan sifat evaluasi dalam menit, bukan jam atau hari
Primary Survey
• Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis perlukaan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. Pada penderita yang terluka parah, tetap diberikan berdasarkan prioritas. Tandavital penderita harus dinilai secara cepat dan efisien. Pengelolaan penderita berupa primary survey yang cepat dan kemudian resusitasi, secondary survey dan akhirnya terapi definitif.
• Proses ini merupakan ABC-nya trauma, dan berusaha untuk mengenali keadaan yang mengancam nyawa terlebih dahulu, dengan berpatokan pada urutan berikut :
• A : AIRWAY, menjaga airway dengan kontrol servikal
• B : BREATHING, menjaga pernafasan dengan ventilasi.
• C : CIRCULATION, dengan kontrol perdarahan
• D : DISABILITY, status neurologis
• E : EXPOSURE/ENVIRONTMENTAL CRONTROL, buka baju penderita, tetapi cegah hipotermia
Pengkajian
Berdasarkan standar praktik ENA, perawat gawat darurat harus memberlakukan triase untuk semua pasien yang masuk ke IGD dan menentukan prioritas perawatan berdasarkan kebutuhan fisik dan psikologis, dan juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi pasien sepanjang sistem tersebut.(ENA 1995)1. Proses triase•Prosses triase mencakup dokumentasi hal-hal berikut:•Waktu dan datangnya alat komunikasi•Keluhan utama•Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat•penempatan di area yang tepat,ddl
2. Wawancara triase yang idealWawancara dan dokumentasi triase yang ideal mencakup hal-hal berikut:•Nama, usia, jenis kelamin, dan cara kedatangan•Keluhan utama•Riwayat singkat•Pengobatan•Alergi•Tanggal imunisasi tetanus terakhir•Tanggal menstruasi terkhir bagi wanita usia subur (jika perlu)•Pengkajian TTV dan berat badan•Klasifikasi pasien dan tingkat keakutan
Penggunaan Diagnosis Keperawatan Di Unit Gawat Darurat
• Pasien UGD sering mengalami gejala yang dramatis dari sebab itu perawat mempunyai tantangan besar untuk menentukan diagnosis keperawatan.Berdasakan fakta bahwa diagnosis keparawatan adalah koponen dari proses keperawatan, daftar diagnosis yang disetujui north american nursing diagnosis assocation (NANDA) dan digabungkan dalam ENA core Curriculum pada 1987. Berikut contoh diagnosis keperawatan di UGD:
• Contoh : Pasien berusia 65 tahun dengan riwayat gagal jantung kongestif, menunjukkan gejala sesak nafas. Hasil pengkajian perawat adalah adanya ronchi dan mengi, kaki kardia batuk dengan sputum berbuih serta cemas dan gelisah.
• Diagnosa Keperawatan:– Ketidakefektifan pembersihan jalan nafas berhubungan dengan
kongeti pulmonal– Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongeti pulmonal.
Langkah- Langkah Di Unit Gawat Darurat
1. Kesiapan
Elemen penting dari perencanaan adalah kesiapan. Perawat gawat darurat harus siap diri untuk hal-hal yang tidak diharapkan, yaitu krisis yang pasti akan terjadi di lingkungan ini. Perawat harus melakukan hal berikut diawal setaiap jam yaitu dengan memeriksa brangkar, senter, alat pacu jantung ekternal, pelaratan gawat darurat pediatri, dan alat isap, mereka harus memestikan alat-alat berfungsi dengan baik.(hal ini harus di dokumentasikan untuk referensi selanjutnya)
2. Keselamatan
Salah satu standar keperawatan gawat darurat adalah bahwa perawat gawat darurat harus mempertahankan lingkungan yang aman bagi sesama staf, pasien, diri sendiri, dan orang lain yang ada di UGD tersebut
Implementasi
• Standar praktik ENA yang berkaitan dengan implementasi menyatakan,perawat gawat darurat harus mengimplementasikan rencana perawatan berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan dan diagnosis medis (ENA 1995)
Evaluasi
• Pernyataan standar ENA yang berkaitan dengan evaluasi,perawatgawat darurat harus mengevaluasi dan memodifikasi rencana perawatan berdasarkan respon pasien yang dapat diobservasi dan pencapaian tujuan pasien (ENA 1995)
Identitas Klien
Nama : …………………………………………………………….
Usia : …………………………………………………………….
Jenis Kelamin : …………………………………………………………….
Agama : …………………………………………………………….
Alamat : …………………………………………………………….
Tanggal Masuk : …………………………………………………………….
No. MR : …………………………………………………………….
Diagnosa Medis : …………………………………………………………….
Keluhan Utama :
Pengkajian Primer
Airway
Breathing
Circulation
Disability
Eksposure
Pengkajian Sekunder
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Riwayat Kesehatan Lalu :
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pengkajian Head to Toe
Kepala
Leher
Thorak
Abdomen
Ekstremitas
Integumen
Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis
Radiologi Laboratorium Darah Pemeriksaan Lain Terapi Medis
TGL./JAM SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLAN INTERVENTION EVALUATION
…………….
…………….
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
.......................................
………………………...
………………………...
………………………..
……………………….
……………………….
……………………….
………………………..
Tujuan :
……………………….............
……………………….............
………………………………
Kriteria Hasil :
………………………….…...
………………………….…...
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Intervensi :
………………………………
………………………..
………………………..
………………………..
………………………..
………………………...
………………………..
………………………..
……………………….
………………………...
…………………………
………………………..
…………………………
S : ……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
O :
Ttd,
( ………………. )
Nama : ……..…….…… Usia : ………...…....Jenis Kelamin : L/P No. MR : …….……………. Diagnosa Medis : ………………………
• A. IDENTITAS PASIEN• NAMA :• NO REG :• UMUR :• JENIS KELAMIN:• SUKU :• AGAMA :• PENDIDIKAN:• ALAMAT :•
• B. RIWAYAT KEPERAWATAN• a. Keluhan utama:• b. Riwayat penyakit sekarang :• c. Riwayat penyakit dahulu:• d. Riwayat kesehatan keluarga:• e. Genogram :•
• C. PENGKAJIAN PERSISTEM• a. Keadaan umum :• b. TTV : TD : mm/Hg N : x/menit S: C RR : x/menit
Breath (B1) Pergerakan dada o Simetris
o Tidak simetris
Pemakaian otot bantu nafas o Ada . Jenis :
o Tidak ada
Suara nafas o Vesikuler
o Wheezing
o Ronki
Lokasi :
Batuk o Produktif
o Tidak produktif
Sputum o Coklat
o Kental
o Berdarah
o Encer
Alat bantu nafas o Tidak ada
o Ada.Jenis:
Lain – lain
Blood (B2) Suara jantung S1 S2 S3 S4
o Tunggal
o Gallop
o Murmur
Irama jantung o Regular
o Irregular
CRT o ≤ 2 detik
o > 2 detik
JVP o Normal
o Meningkat
CVP o Ada
o Tidak ada
Nilai :
Edema o Ada
o Tidak ada
Tempat :
Lain-Lain
Brain (B3) Tingkat kesadaran o Kualitatif
o Kuantitatif (GCS)
E………………….V……………M…………………
Reaksi pupil
o Kanan
o Kiri
o Ada, diameter
o Tidak ada
o Ada, Diameter
o Tidak ada
Reflek fisiologis o Ada
o Tidak ada
Reflek patologis o Brudzinki
o Babinski
Meningeal sign o Ada
o Tidak ada
Lain-lain
Bladder (B4) Urin o Jumlah
o Warna
Kateter o Ada, hari ke…….
o Jenis…………….
o Tidak ada……
Kesulitan BAK o Ya
o Tidak
Lain-lain
Bowel (B5) Mukosa bibir o Kering
o Lembab
Lidah o Kotor
o Bersih
Keadaan gigi o Lengkap
o Gigi palsu
Nyeri telan o Ya
o Tidak
Abdomen o Distensi
o Tidak distensi
Peristaltic usus o Normal
o Menurun
o Meningkat
o Nilai :
Mual o Ya
o Tidak
Muntah o Ya
o Tidak
o Jumlah/frekuensi
hematemesis o Ya
o Tidak
o Jumlah/frekuensi
Melena o Ya
o Tidak
o Jumlah/ frekuensi
Terpasang NGT o Ya
o Tidak
Diare o Ya
o Tidak
o Jumlah/frekuensi
Konstipasi o Ya
o Tidak
o Sejak
Asites o Ya
o Tidak
Lain-lain
Bone (B6) Turgor o Baik
o Jelek
Perdarahan kulit o Ada
o Tidak ada
o Jenis
Icterus o Ya
o Tidak ada
Akral o Hangat
o ]kering
o Merah
o Dingin
o Pucat
o Basah
Pergerakan sendi o Bebas
o Terbatas
o Skala
Fraktur o Ada
o Tidak ada
o Jenis
o Lokasi
Luka o Ada
o Tidak ada
o Jenis
o Lokasi
Lain-lain
TGL./JAM SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMENT PLAN INTERVENTION EVALUATION
…………….
…………….
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
………………………
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
……………………….
................................
.......
………………………...
………………………...
………………………..
……………………….
……………………….
……………………….
………………………..
Tujuan :
……………………….............
……………………….............
………………………………
Kriteria Hasil :
………………………….…...
………………………….…...
………………………………
………………………………
………………………………
………………………………
Intervensi :
………………………………
………………………..
………………………..
………………………..
………………………..
………………………...
………………………..
………………………..
……………………….
………………………...
…………………………
………………………..
…………………………
S : ……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
……………………
O :
Ttd,
(………………. )
1. Bersifat cepat dan perlu tindakan yang tepat,
serta memerlukan pemikiran kritis tinggi.
Sehingga adanya prioritas untuk penanganan
masalah. Pengelolaan penderita berupa
primary survey yang cepat dan kemudian
resusitasi, secondary survey dan akhirnya
terapi definitif
Bersifat tumbuh terutama sebagai keperawatan
bagi orang yang telah mencapai kedewasaan
jasmani atau telah berkembang, bagi yang
berisiko atau mengalami variasi norma yang
ditentukan mengenai fungsi fisik dan yang
membutuhkan intervensi pengobatan medical
atau bedah.
2. Pengkajian harus memberlakukan triase,
menentukan prioritas perawatan berdasarkan
kebutuahan fisik dan psikologis, dan juga faktor-
faktor lain yang mempengaruhi pasien sepanjang
system tersebut.
Pengkajian berkesinambungan.
3. Mempunyai tantangan yang besar untuk
menentukan diagnose keperawatan.
Terminologi diagnose keperawatan dalam
perbincangan akan dibatasi sampai hasil akhir
dari data analisa.
4. Perencanaan harus merumuskan askep yang
komprehensif dan berkolaborasi dalam
perumusan keseluruh rencana perawatan
pasien.
Perencanaan harus tertulis pada status pasien,
perencanaan mencakup diagnose keperawatan,
hasil diharapkan, dan kegiatan keperawatan
diterminologi dan mencantumkan petunjuk
yang jelas.
5. Mengimplementasikan rencana perawatan
berdasarkan data pegkajian, diagnosis
keperawata, dan diagnosis medis.
Mengimplementasikan berdasarkan
pemantauan dan hubungan kerja.
6. Mengevaluasi dan memodifikasi rencana
perawatan berdasarkan respon pasien yang
dapat diobservasi dan pencapaian tujuan
pasien.
Berdasarkan revisi dan proses dinamis yang
memerlukan pengkajian yang
berkesinambungan.
7. Riwayat keperawatan terbagi
menjadi pengkajian primer dan
penkajian sekunder.
Pengkajian persistem seperti
keadaan umur
CONTOH DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PENGKAJIANData Biografi• Identitas pasien• Nama : Tn.M• Umur : 75 tahun• Jenis kelamin : laki - laki• Agama : Islam• Alamat : Sumpiuh - sumpiuh• No RM : 192.623• Tanggal masuk RS : 28 Juni 2011• Diagnosa medis : Astma• Kategori TRIASE : ○ Merah ○ Kuning ○Hijau ○ Hitam
Primary Survey
• Airway : Jalan nafas tidak efektif, suara nafas mengi.
• Breathing : Terdengar nafas mengi, tidak ada retraksi dinding dada, tampak pengguanaan ototbantu pernafasan. RR 32 x/menit
• Circulation : Akral hangat, TD : 170/100 mmhg, Nadi 90 x/menit, tidak ada sianosis, konjungtivaan anemis, CRT: <2 detik.
• Disability : Kesadaran compos mentis, GCS : 15 (E4 V5 M6)
• Exposure : Tidak ada oedema, tidak ada jejas
Secondary survey
• Keluhan utama
• Sesak nafas
• Riwayat penyakit sekarang
• Pasien baru datang Pkl. 09.00 Wib dengan keluhan sesak nafas sejak tadi pagi, batuk, makan dan minum sedikit, tidak mual dan muntah, tidak bisa tidur sejak semalam,BAB dan BAK lancar dengan TD : 170/100 mmHg, Nadi 90 x/menit, Suhu 36,6 C, RR : 32 x/menit, terdengar suara nafas Mengi.
• Riwayat penyakit dahulu
• Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat Astma rutin kontrol ke poli penyakit dalam, darianggota keluarga tidak ada riwayat menular maupun keturunan.
Pemeriksaan fisik
• a. Kepala : Bentuk mesocepal
Rambut : rambut beruban tapi bersih tidak kotor
Mata : Tidak ada edema palpebra, pupil anisokor kanan 2 mm dankiri 2 mm, ada reaksi cahaya, konjungtiva ananemis seklera an ikterik
• Hidung : Simetris, tidak ada sekret, nafas cepat, tidak ada polip.
• Mulut : Lidah bersih, tidak terdapat sekret di mulut, membran mukosa kering
• Telinga : Simetris, tidak ada serumen
•
• b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
• c. Thorak : I : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada
P : Tidak ada pembesaran kelenjar pleura
P : -
A : Simetris, Suara nafas mengi
• d. Abdomen : I : Datar
P : tidak teraba adanya massa
P :Tidak kembung, bunyi abdomen timpani
A : peristaltik usus 10 kali/menit
• e. Ekstremitas : Tidak ada edema, kekuatan otot kedua tangan dan kaki 5
• f. Kulit : Kulit teraba hangat tidak tampak kemerahan
• g. Vital sign : TD: 170/100 mmHg, Nadi 90 kali/menit, Suhu 36,6ºC, RR 32 kali/menit.
• d. Abdomen : I : Datar
P : tidak teraba adanya massa
P :Tidak kembung, bunyi abdomen timpani
A : peristaltik usus 10 kali/menit
• e. Ekstremitas : Tidak ada edema, kekuatan otot kedua tangan dan kaki 5
• f. Kulit : Kulit teraba hangat tidak tampak kemerahan
• g. Vital sign : TD: 170/100 mmHg, Nadi 90 kali/menit, Suhu 36,6ºC, RR 32 kali/menit.
Data fokus Pathway Etiologi Problem
DS: pasien mengatakan sesaknafasDO:· RR 32x/m reguler· Tampak penggunan ototbantu pernafasan.· Bunyi nafas mengi· TD: 170/100mmHg· N: 90x/menit· Batuk
Alergen, non alergen genetik, psikologis
↓Reaksi anti gen
↓Mediator kimia dilepas
↓Kontraksi otot polos
↓Bronkospasme
↓
Ketidakefektifan bersihan jlnnafas
Bronkospasme Ketidakefektifanbersihan jalannafas
Analisa Data
Diagnosa Keperawatan
• 1.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan bronkospasme.
Intervensi Keperawatan
• Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan Bronkospasme
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan bersihan jalan nafas kembali efektif dengan kriteria hasil : bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal, batuk berkurang, ekspansi paru mengembang.NIC :• 1. Berikan Posisi Semifoler• 2. Beri oksigenasi• 3. pantau kecepatan, irama, kedalaman ekspirasi• 4. auskultasi bunyi nafas• 5. berikan tindakan nabulizer sesuai program• 6. kolaborasi dengan pemberian therapy sesuai advis dokter.
Implementasi Keperawatan
DX TGL/JM ACTION RESPON KLIEN
1. 28/06/11
Jm 09.00
Jm 09.05
Jm 09.10
Jm 09.15
Jm 09.35
Jm 09.40
Jm 09.43
Jm 09.50
Jm 10.00
-Menerima klien
-Memposisikan klien semifoler
-Memberikan O2 tambahan 3
liter/menit
-Mengukur pernafasan Klien
-Memberikan Nebulezer (Ventolin
+ pulmicot)
-Mengukur Pernafasan klien
-Memberikan O2 3 liter/menit
-Memasang infus RL 20 tpm
-Mengukur TTV
-Evaluasi tindakan
-Memindahkan klien ke bangsal
-klien terlihat sesak
-klien terlihat lebih nyaman
-Klien masih terlihat sesak
-RR 32 x/menit,klien msh
sesek
-Nebuleser masuk klien
terlihat menghirup nebu
-RR 28 x/menit
-O2 masuk klien nampak lbh
tenang
-infus terpasang, klien
terlihat menahan sakit
-TD:170/100 mmHg,
N:90x/mnt, RR:28 x/mnt, S:
36,5 C
-sesak berkurang
-klien nampak lebih nyaman
di bangsal
Evaluasi
Tgl/jam No.DX Evaluasi ttd
28 /06/11
09.50 wib 1
S : klien mengatakan sesak nafas
berkurang
O : CM, cukup, sesak berkurang, batuk (+),
terpasang O2 3 lpm per nasal kanul, suara
Mengi berkurang, TD : 170/90 mmHg, N :
90x/mnt, RR :28 x/mnt, infus RL 20
tpm,Nebulezer masuk.
A : Masalah ketidakefektifan jalan
nafas teratasi sebagian
P : Pertahankan intervensi
-Monitor Respiratori & status O2
-ajarkan batuk efektif
-Kolaborasi dg pemberian Bronkodilator.
No.RM : 192623Nama klien : Tn.MUmur : 75 tahunJenis kelamin : laki – laki