energi sampah

21

Click here to load reader

Transcript of energi sampah

Page 1: energi sampah

TUGAS PENGANTAR ENERGI

ENERGI SAMPAH

OLEH

Sapta Satria (03061005094)

Marwan (03061005054)

Zulkarnain (03061005040)

Anggy Median (03061005016)

Nimrod Napitu (03061005074)

Satria Oktariadi (03061005002)

M.Datuk Sobli (03061005046)

Riki Juliansyah (03061005006)

Gregy N.P (03061005102)

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2010-2011

Page 2: energi sampah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Energi merupakan suatu kebutuhan yang dapat di kategorikan dalam

sebuah kebutuhan yang sangat penting selain tentunya kebutuhan Sandang,

Pangan, dan Papan.Energi merupakan suatu penggerak kehidupan,dimana apabila

terdapat energi,maka akan ada kehidupan. Sebaliknya apabila tidak ada energi

bisa di pastikan kehidupan itu tidak akan berjalan dengan baik dan benar.Banyak

macam dari energi-energi tersebut seperti energi angin,energi matahari,energi

panas bumi,energi air,energi dari batu bara dan sebagainya.Energi energi tersebut

pada dasarnya telah tersedia untuk manusia sehinga dalam proses pemanfaatannya

pun tergantung pada manusia itu sendiri untuk menjaankannya.Energi energi

diatas pun mempunyai kapasitas yang sangat beser hingga cukup untuk memenuhi

kebutuhan manusia dalam jangka waktu yang cukup panjang.

Tetapi sejalan dengan waktu berjalan,energi tersebut lambat laun mulai

berkurang sehingga diperkirakan untuk jangka waktu kedepan di khawatirkan

energi tersebut tidak tersedia lagi untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sehingga

dicarilah energi alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.Salah satunya

adalah energi yang di hasilkan oleh sisa pembuangan manusia itu sendiri,yaitu

energi sampah. Energi sampah merupakan energi yang di hasilkan atau didapat

kan melalui pengolahan sampah sampah baik itu sampah organik maupun sampah

sampah non organik.Energi yang dihasilkan pun apabila di kelolah secara baik

maka akan dapat memenuhi kebutuhan manusia.Pada pembahasan makalah

ini,pemakalah menyampaikan sedikit banyak cara,pemanfaatan serta penggunaan

energi yang dihasilkan dari sisa pembuangan manusia atau energi sampah.

Pada dasar nya energi sampah apabila kita bisa memanfaatkan nya dengan

baik maka energi tersebut akan selalu ada dan tidak akan habis. Karena setiap

Page 3: energi sampah

manusia itu sendiri akan senantiasa menghasilkan sampah sehingga bahan baku

utama utuk menghasilkan energi pun senantiasa tersedia.

Tetapi untuk mengolah sampah itu sendiri menjadi sebuah energi tidak lah

mudah karena banyak tahapan tahapan yang harus dilakukan. Bahkan di negara

kita sendira pengolahan sampah untuk menjadi energi belumlah dilakukan secara

maksimal.Hanya di beberapa daerah dan tempat saja yang telah memulai

memanfaatkan energi dari sampah yang telah mereka hasilkan tersebut.Sebut saja

provinsi Denpasar dan kota Bekasi yang telah mulai memanfaatkan energi sampah

mereka untuk di jadikan energi listrik sebagai energi alternatif yang mereka

pergunakan.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari energi

alternatif yaitu berupa pemanfaatan ENERGI SAMPAH yang bisa di manfaatkan

oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan mereka pada masa yang akan

datang.Dimana energi energi yang tersedia sebelumnya lambat laun akan mulai

terkurangi seiring dengan berlalunya waktu.

Page 4: energi sampah

BAB II

ENERGI SAMPAH

A. DEFINISI

Energi sampah merupakan salah satu energi alternatif yang bisa digunakan

sebagai energi pengganti yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

manusia.Energi sampah sendiri merupakan satu dari sekian banyak energi

alternatif yang sangat efisien karena mempunyai bahan baku yang selalu tersedia

dan selalu terbaharukan.Karena bahan bakar nya berasal dari sisa pembuangan

manusia itu sendiri.

B. PENGGUNAAN ENERGI SAMPAH

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan ,

pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya

mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya

dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau

keindahan.

Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.

Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan

metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.Praktek pengelolaan

sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda juga

antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah

perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari

pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri

biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.Metode pengelolaan

sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah

yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.Sampah ternyata bukan

Page 5: energi sampah

hanyadapat diolah menjadi pupuk organik semata, tetapi juga menjadi sumber

energi alternatif. Konsep sampah menjadi tenaga listrik ini sebenarnya timbul saat

adanya polemik sekitar pemanfatan sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Sampah perkotaan yang organik yang dapat dikonversi menjadi energi melalui

sejumlah proses pengolahan.

Dengan atau tanpa oksigen yang bertemperatur tinggi, sampah-sampah

diproses menghasilkan energi listrik, gas, energi panas dan dingin. pemanfaatan

biomass dari sampah sebagai sumber energi listrik seperti ini telah diakui oleh

pakar sebagai energi terbarukah yang ramah lingkungan. Penerapan biomass

dianggap telah sesuai dengan mekkanisme pembangunan bersih dan berkurangnya

jumlah emisi.

Teknologi yang dugunakan cukup sederhana, pisang-pisang dimasukan ke

dalam peti penampungan yang tertutup rapat.Pisang-pisang itu dibiarkan hingga

terdekomposisi sehingga menghasilkan gas metana.Dari gas inilah terbin

digerakan untuk pembangkit listrik.Segi menarikmya dari teknologi ini , meski

tergolong kecil namun berjaEnergi sampah tidak termasuk kedalam kelompok

energi terbarukan. Namun ini adalah energi yang tidak mungkin habis sepanjang

masa.

Bahkan cenderung meningkat dan menjadi masalah kehidupan modern.

Sebelum sampah musnah dengan sendirinya maka akan menimbulkan polusi dan

penyakit. Membakar sampah dan mengambil energi panasnya lebih

menguntungkan dibandingkan membuangnya ke TPA yang memakan biaya

pengangkutan yang tidak dapat dikatakan murah. Panas yang dihasilkan dari

pembakaran sampah di kota dapat menghasilkan listrik yang cukup besar untuk

kepentingan masyarakat.Sedangkan beberapa Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Sampah Kota Bandung yang sebelumnya menjadi lahan pembuangan akhir

sampah dengan menggunakan sistem open dumping, memiliki keterbatasan baik

lahan maupun daya tampung. TPA Cicabe, Pasir Impun, Leuwigajah, Babakan

Ciparay dan Jelekong yang berlokasi di Kota Bandung pun akhirnya dinyatakan

Page 6: energi sampah

tutup, menyusul tragedi longsornya TPA Leuwi gajah yang memakan puluhan

korban jiwa, dan ratusan orang kehilangan rumah tinggal beberapa waktu lalu.

Akibat keterbatasan lahan dan adanya musibah tersebut, maka diperlukan

penerapan teknologi yang dapat mereduksi sampah dengan cara-cara yang efisieri,

etektif dan berkesinambungan atau jangka panjang (sustain). Sementara

pengolahan sampah di Kota Bandung sampai saat ini masih menggunakan metode

open dumping, dimana sampah dari sumbernya seperti jalan, pasar, tempat

komersial dan fasilitas umum dan pemukiman, dikumpulkan di TPS-TPS, untuk

kemudian diolah di TPA, dalam hal ini TPA Sarimukti. Terlebih lagi, kata Dosen

Teknik Mesin ITB ini, semakin maju peradaban dan taraf hidup masyarakat maka

volume sampah yang dihasilkan pun akan semakin besar. Contohnya saja, volume

total sampah Kota Bandung 2.785 m3/hari. Masyarakat kawasan Bandung Timur

menghasilkan sampah 815 m3/hari, Bandung Barat 1.066 m3/hari dan Bandung

Tengah 905 m3/hari. 'Jika dilihat, taraf kehidupan masyarakat kawasan Bandung

Barat secara umum lebih baik. Itu salah satu contoh kecil. Artinya, ke depan,

peradaban masyarakat Kota Bandung akan semakin maju dan volume sampah pun

akan semakin meningkat," tandasnya. Berdasarkan hasil kajian di beberapa

negara, jenis PLTSa yang cocok untuk diterapkan di Kota Bandung adalah PLTSa

kondensor berpendingin air. Kapasitas PLTSa yang akan dibangun berkapasitas

500-700 ton/hari dengan kebutuhan air baku 20 liter per detik. Kebutuhan air baku

tersebut akan diperoleh dari air olahan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

PDAM Kota Bandung yang berlokasi di Bojongsoang. Saat ini, volume sampah

Kota Bandung berkisar 2.785 m3/hari, belum dikurangi 25,44% oleh para

pemulung. Sehingga volume sampah yang benar-benar dimanfaatkan sebagai

bahan baku PLTSa hanya sekitar 2.000 m3/hari atau sekitar 450-500 ton/hari.

Sampah Kota Bandung umumnya memiliki komposisi (dalam % berat) sebagai

berikut : 42 % organik, 27 % sisa makanan, 9 % plastik bukan daur ulang, 5 %

tekstil, 3 % karet dan 14 % lain-lain, dengan kandungan air sampah segar pada

kondisi normal kering 40 % dan mencapai 70 % pada musim penghujan. "Adanya

fluktuatif kadar air sampah ini, terutama ketika tinggi, tidak akan menjadi

Page 7: energi sampah

masalah, karena pada pengolahan awal, sampah akan ditiriskan terlebih dahulu

selama kurang lebih 5 hari di dalam bunker sambil dicacah sehingga kadar air

berada pada kisaran 50-55 %," ujarnya.

Page 8: energi sampah

BAB III

TEKNOLOGI PEMANFAATAN ENERGI SAMPAH

Bagi negara lain, khususnya di belahan Uni Eropa, pengolahan sampah

dengan teknologi PLTSa bukan hal baru lagi. Bahkan pada umumnya satu negara

tidak hanya memiliki satu PLTSa, tetapi puluhan bahkan ratusan. Seperti halnya

Negara Perancis, yang kini memiliki 130 PLTSa, lalu Italic (52) dan Jerman (61

pabrik). Sedangkan di Singapura, terdapat 4 Incinerator Plant, masing-masing Ulu

Pandan Incinerator Plant berkapasitas 1.100 ton/hari, Tuas Incinerator Plant

(1.700 ton/hari), Senoko Incinerator Plant (2.400 ton/hari) dan Tuas South

Incinerator Plant (3.000 ton/hari).

Persoalan adanya perbedaan kultur atau budaya antara negara lain dengan

Indonesia, khususnya Kota Bandung yang mempengaruhi cara, kedisiplinan dan

perlakuan masyarakatnya dalam mengolah sampah, diyakini Ari menilai tidak

akan menjadi kendala, karena peran masyarakat dalam PLTSa bisa dikatakan kecil

yaitu hanya ketika proses pemilahan awal dari sumber sampah. Selanjutnya,

sampah akan diolah secara teknologi. Ari juga membantah adanya ketakutan jika

dalam proses pembangunan pabrik misalnya, terjadi penyelewengan atas spesif

ikasi instalasi pabrik yang akan menyebabkan kurang optimalnya operasional

pabrik. "Siapa bilang. Memangnya di Indonesia tidak ada pabrik berskala besar?

Kalau pabrik pupuk di Kaltim (dikerjakan secara tidak profesional sehingga) ada

masalah, dampaknya bahaya sekali, bisa ribuan orang mati karena gas beracun

yang ditimbulkannya," ujarnya.

Meski hasil kajian FS membuktikan bahwa PLTSa layak untuk diterapkan

di Kota Bandung , Ari menegaskan bukan berarti metode 3R (Reuse, Recycle,

Reduce) tidak diperlukan lagi. Di negara maju lain yang sudah menerapkan

PLTSa pun, 3R masih digunakan bahkan dikelola secara proiesional. Kalau pun

hendak menggunakan konsep 3R, harus menjadi gerakan nasional, mulai

masyarakat, produsen hingga pemerintah. Juga dimulai ketika masyarakat akan

Page 9: energi sampah

memilih barang untuk dibeli dan ini juga harus didukung oleh paraprodusen. "Kita

tidak bisa menerapkan konsep 3R kalau secara nasional tidak diberlakukan.

Masyarakat pun harus konsisten, jika mau bersikap reduce, hams menolak

kantong plastik ketika berbelanja dan membawa kantong plastik sendiri dari

rumah. Mendidik seperti itu kan ga sebentar, perlu satu atau dua dua generasi.

Intinya, mulai dari diri kita sendirilah," tambahnya. Ari mencontohkan, kalau ke

supermarket masyarakat terbiasa memakai kantong plastik, padahal kantong

plastik itu sampah. Masyarakat tidak pernah menanyakan, apakah kantong yang

digunakan hasil recycle atau bukan.

Di Eropa sudah menggunakan kertas, di kita masih plastik. Jadi kebijakan

pemerintah juga harus mendukung, sehingga semua produk misalnya deterjen,

harus bio-degradable," tambahnya. Hanya saja, kata pria berkaca mata ini,

konsekuensi yang harus dihadapi jika pemerintah menggiatkan gerakan nasional

tersebut adalah produk atau barang akan menjadi mahal. "Masalahnya,

masyarakat kita siap ga dengan itu. Semuanya bisa di reduce, reuse dan recycle.

Tapi tentunya kalau kita mendesak pihak industri untuk menggunakan bahan

kimia recycle, jatuhnya jadi mahal. Jadi, tinggal bagaimana keseriusan

pemerintah. Mahal (atau} murah kan sebenarnya tergantung pemerintah, tapi yang

jelas cakupannya harus nasional," ujarnya, yang sangat yakin jika metode reduce

tidak akan mengurangi sampah melainkan hanya menunda siklusnya saja.

Pada kesempatan tersebut, Ari juga menambahkan, pengelolaan sampah pada

dasarnya mencakup 5 aspek. Yaitu mencegah pada sumbernya (pollution

prevention), mengurangi jumlah sampah (waste minimation), mendaur ulang

(recycling), mengolah yang tidak dapat didaur ulang (treatment) dan membuang

(disposal). Untuk prinsip pertama hingga ketiga, berkaitan erat dengan kultur

masyarakat sedangkan prinsip keempat dan kelima berkaitan dengan teknologi.

Limbah PLTSa

Limbah PLTSa terbagi atas lindi (air kotor) dan bau (NH3-N dan H2S)

yang dihasilkan pada awal proses penirisan sampah dan abu (bottom ash), debu

Page 10: energi sampah

terbang (fly ash) dan gas buang yang dihasilkan selama proses pembakaran.

Namun semua limbah tersebut akan diolah melalui proses yang canggih dan

sangat ketat sehingga baik limbah gas buang, cair dan padatnya, semaksimal

mungkin tidak akan merugikan apalagi membahayakan lingkungan hidup

khususnya masyarakat sekitar. Sedangkan racun dioksin, yang sempat

dikhawatirkan akan terbentuk ketika proses pembakaran sampah berlangsung,

ternyata tidak akan pernah terjadi karena dalam waktu tidak lebih dari 2 (dua)

detik akan terurai pada temperatur 850-900 derajat Celsius. Dioksin bisa

dihasilkan dari proses pembakaran senyawa yang mengandung klorin dengan

hidrokarbon pada temperatur rendah sekitar 250 derajat Celsius. "Ini

membuktikan bahwa PLTSa ramah lingkunqan. Justru dioksin itu dihasilkan dari

pembakaran sampah yang dilakukan rumah tangga karena temperaturnya kurang

dari 850 derajat Celsius," katanya.

Pengolahan lindi dan bau

Lindi akan ditampung untuk kemudian diolah sampai pada tingkat tertentu

kemudian disalurkan ke Bojongsoang untuk diolah lebih lanjut. Sedangkan bau

(NH3-N dan H2S) dan gas methan yang dihasilkan dari proses pembusukan

selama sampah ditiriskan akan disalurkan ke dalam ruang bakar (tungku) sehingga

gas terbakar dan terurai. Dengan begitu, tidak akan ada bau yang dilepaskan ke

udara.

Pengolahan abu, debu terbang dan gas buang

Sisa pembakaran berupa abu dan debu terbang sebesar 20% dari berat atau

5 % dari volume akan diuji kandungan bahan berbahaya dan beracunnya (B3) di

laboratorium, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1999 Tentang

Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, untuk ditentukan apakah bisa

diolah untuk dimanfaatkan atau tidak. Jika dari hasil uji diketahui aman dan bisa

dimanfaatkan, maka abu akan digunakan sebagai material untuk membuat jalan

dan debu terbang akan dimanfaatkan sebagai bahan campuran bagi material

bangunan. Misalnya campuran semen atau batako. Sebaliknya, jika dari hasil uji

Page 11: energi sampah

laboratorium diketahui tidak aman untuk dimanfaatkan, maka abu dan debu

terbang akan diproses sesuai dengan ketentuanyang berlaku.

Direncanakan pada lokasi PLTSa akan dibangun penampungan abu dengan

kapasitas 1.400 m3 yang mampu menampung abu yang dihasilkan selama 14 hari

beroperasi dan silo penampungan debu dengan kapasitas 5.500 m3 yang mampu

menampung debu terbang yang dihasilkan selama 5 tahun beroperasi.

Mekanisme pengolahan sampah dari sampah basah, organik dan an-

organik menjadi energi yang dapat di gunakan manusia.

Proses pemisahan bahan baku.

- Sampah yang telah terkumpul di tempat pembuangan akhir sampah di

angkut menggunakan truk ke PLTSa.

- Sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik, an-organik dan

sampah basah.

- Sampah yang telah diangkut ke PLTSa tersebut di simpan dan di tampung

didalam sebuah bungker.

- Bungker tersebut berda di dalam tanah.

Page 12: energi sampah

Proses pengolahan sampah tersebut

- Sampah yang telah disimpan di dalam bungker tersebut di lapukkan

selama minimal satu minggu.

- Bungker tersebut mempunyai teknologi yang sangat tinggi sehingga dapat

meredam bau busuk yang biasa dikeluarkan sampah.

- Pada saat proses pembakaran, polusi yang di hasilkan sangatlah tipis atau

bisa di katakan tidak ada.

- Hal tersebut di karenakan pembakarannya menggunakan suhu di atas 8500.

Skema sederhana PLTSa :

BAB IV

Page 13: energi sampah

KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan sumber energi

yang berasal dari sampah dapat kita rasakan secara terus menerus karena

ketersediaan sumber energi sampah ini selalu bisa ditemukan sebagai sumber

cadangan baru. Oleh karena itu pemanfaatan teknologi alternatif sangat penting

untuk menghasilkan energi yamg dibutuhkan itu.

Tenaga energi sampah merupakan salah satu sumber energi yang cukup

menjanjikan untuk dijadikan energi alternatif dalam upaya memenuhi kebutuhan

energi yang terus meningkat.

Proses energi sampah terbagi sebagai berikut :

Proses pemisahan bahan baku.

- Sampah yang telah terkumpul di tempat pembuangan akhir sampah di

angkut menggunakan truk ke PLTSa.

- Sampah tersebut dipisahkan antara sampah organik, an-organik dan

sampah basah.

- Sampah yang telah diangkut ke PLTSa tersebut di simpan dan di tampung

didalam sebuah bungker.

- Bungker tersebut berda di dalam tanah.

Proses pengolahan sampah tersebut

- Sampah yang telah disimpan di dalam bungker tersebut di lapukkan

selama minimal satu minggu.

- Bungker tersebut mempunyai teknologi yang sangat tinggi sehingga dapat

meredam bau busuk yang biasa dikeluarkan sampah.

- Pada saat proses pembakaran, polusi yang di hasilkan sangatlah tipis atau

bisa di katakan tidak ada.

- Hal tersebut di karenakan pembakarannya menggunakan suhu di atas 850o.

Page 14: energi sampah

Indonesia merupakan salah satu negara yang mungkin bisa untuk

menerapkan sistem pembangkit listrik tenaga sampah, karena Indonesia adalah

negara yang mempunyai limbah- limbah sampah rumah tangga yang cukup tinggi

yang bisa dimanfaatkan kembali untuk sumber energi sampah ini.

Page 15: energi sampah

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bandung.go.id/?fa=berita.detail&id=849

http://2003.mesinunila.org/

http://www.londonwaste.co.uk/

http://joindeklab.files.wordpress.com