Etiologi Penyakit Gingiva

31
ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL DAN PERIODONTAL ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTAL DAN PERIODONTAL O L E H : Aini Hariyani Nasution

description

Gingivitis

Transcript of Etiologi Penyakit Gingiva

  • ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTALDAN PERIODONTAL

    ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA ETIOLOGI PENYAKIT GINGIVA DAN PERIODONTALDAN PERIODONTAL

    OO EE ::OOLL

    EEHH

    ::

    Aini Hariyani Nasution

  • HHubungan O klusal yg M encederaiubungan O klusal yg M encederaiubungan O klusal yg M encederaiubungan O klusal yg M encederai

    Psium punya kemampuan utk meadaptasi tek. oklusal.

    Bila tek. oklusal melampaui batas adaptasi tjadi cedera

    dinamakan trauma karena oklusi (trauma from occlusion).

  • Ad. kontak yg dpt mhalangi perm. oklusal lainnya

    mencapai kontak stabil dgn banyak titik kontak.

    Ada beberapa tipe suprakontak:

    (1) suprakontak retrusif (retrusive supracontacts),

    yaitu suprakontak yg mendefleksikan mandibula

    pd penutupan ke posisi retrusi

    SS uprakontakuprakontakuprakontakuprakontak

    pd penutupan ke posisi retrusi

    (2) suprakontak interkuspal (intercuspal sprcontacts),

    yaitu suprakontak yg mhalangi penutupan

    mandibula ke posisi interkuspal (intercuspal

    position / ICP)

    Terjadinya suprakontak bisa karena beberapa sebab :

    (1) pembuatan restorasi g.t. tanpa memperhatikan

    oklusi yg baik; (2) maloklusi & malposisi gigi; (3)

    tdk digantinya gigi yg hilang

  • Gigi mengalami keausan atau atrisi (attrition) akibat

    berkontaknya gigi dengan gigi tetangganya pada

    waktu berfungsi atau pd kebiasaan parafungsi

    (bruksim).

    Dataran okusal atau insisal gigi yg mengalami atrisi

    SS udut F asetudut F asetudut F asetudut F aset

    Dataran okusal atau insisal gigi yg mengalami atrisi

    dinamakan faset (facets).

    Faset horizontal cenderung mengarahkan tekanan

    searah as vertikal gigi, yg mudah diadaptasi oleh

    periodonsium. Sebaliknya faset vertikal mengarahkan

    tekanan ke arah lateral, yang berpotensi mencederai

    periodonsium.

  • FF aktor E tiologi S istem ikaktor E tiologi S istem ikaktor E tiologi S istem ikaktor E tiologi S istem ik

    Efek nutrisi pd periodonsium:

    (1) ada defisiensi nutrisi tertentu yg menyebabkan

    perubahan pd jar. periodonsium, dikategorikan

    PP enyakit N utrisienyakit N utrisienyakit N utrisienyakit N utrisi

    perubahan pd jar. periodonsium, dikategorikan

    sbg manifestasi peny. nutrisi pd periodonsium;

    (2) tdk ada defisiensi nutrisi yg sendirian saja dpt

    menimbulkan gtis atau saku periodontal.

    Defisiensi nutrisi mpengaruhi kondisi psium,

    sehingga memperparah efek dari iritan lokal

    dan tekanan oklusal yang berlebihan.

  • Disamping menyebabkan scurvy, def. Vit. C

    dikaitkan peny. periodontal mperhebat respon ggv

    thd plak dan mperparah oedema, pembesaran, dan

    pendarahan yg tjadi akibat inflamasi

    Hipotesa mengenai mekanisme berperannya vit. C

    DDefisiensi Vit. Cefisiensi Vit. C

    Hipotesa mengenai mekanisme berperannya vit. C

    pd penyakit periodontal:

    (1) Level vitamin C mpengaruhi metabolismekolagen mpengaruhi kemampuan regenerasi

    jaringan

    (2) Defisiensi vit. C mhambat pembentukan tulang

    kehilangan tulang

  • (3) Defisiensi vitamin C permeabilitas epitelkrevikular thd dekstran tertritiasi (tritriated dextran)

    (4) Peningkatan level vitamin C meningkatkan aksi

    khemotaksis dan aksi migrasi lekosit, tanpa

    mempengaruhi aksi fagositosisnya

    (5) Level vitamin C yg optimal diperlukan utk

    memelihara integritas mikrovaskulatur periodonsium.

    (6) Penurunan level vitamin C yang drastis bisa

    mengganggu keseimbangan ekologis bakteri dalamplak sehingga meningkatkan patogenitasnya

  • PP enyakit N utrisienyakit N utrisienyakit N utrisienyakit N utrisi

    Gangguan hormonal bisa:

    (1) mpengaruhi jar. periodonsium sec. langsung,

    sbg manifestasi peny. endokrin pd periodonsium;

    (2) memodifikasi respon jaringan thd plak pd

    peny. ggv dan periodontal;

    (3) menimbulkan perubahan anatomis di r. mulut

    yg mpermudah penumpukan plak atau trauma

    karena oklusi.

  • DM penyakit yg penting pd periodonsia.

    Ada dua tipe diabetes mellitus primer :

    (1) Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM/Tipe I),

    dinamakan diabetes juvenil tjadi o.k sama

    sekali tidak adanya insulin; sangat tidak stabil dan

    sulit dikontrol; ketosis dan koma; tdk didahului

    DD iabetes Mellitusiabetes Mellitus

    sulit dikontrol; ketosis dan koma; tdk didahului

    kegemukan; butuh injeksi insulin utk kontrol;

    disertai simtom klasik : polifagia, polidipsia,

    poliuria, cenderung mudah infeksi, dan anorexia.

    (2) Non-insulin-dependent-diabetes-mellitus

    (NIDDM/Tipe II) terjadi setelah usia 45 tahun;

    biasa pd orang gemuk; dpt dikontrol dgn jalan diet

    atau obat-obat hipoglikemik per oral; simtomnya

    seperti IDDM, hanya lebih ringan.

  • Beberapa hipotesa mengenai keterlibatan DM sbg

    faktor etiologi penyakit gingiva dan periodontal:

    (1) Terjadinya penebalan membran basal.

    Membran basal kapiler ggv mengalami penebalan

    lumen kapiler menyempit terganggunya

    difusi O2, pembuangan limbah metabolisme,

    migrasi PMN, dan difusi faktor-faktor serummigrasi PMN, dan difusi faktor-faktor serum

    termasuk antibodi

    (2) Perubahan biokimia.

    Level cyclic adenosine monophosphate (cAMP),

    yg mengurangi inflamasi, pada penderita DM memperparah inflamasi gingiva

  • (3) Perubahan mikrobiologis.

    level glukosa dlm cairan sulkular mpengaruhilingk. subgingival menginduksi perubahan

    kualitatif bakteri. Flora mikroba subgingival pasien

    periodontitis penderita DM berbeda dgn flora

    mikroba pasien periodontitis bukan DM. Mikroba

    dominan pd pasien periodontitis penderita DM :dominan pd pasien periodontitis penderita DM :

    spesies Capnocytophaga, Actinomyces, dan vibrio

    anaerob; Porphyromonas gingivalis, Prevotella

    intermedia, dan Aa yg biasa dijumpai pd ptis, pd

    DM hanya dijumpai sedikit; Capnocytophaga hanya

    ditemukan sedikit, sebaliknya Aa, Prevotella

    intermedia, Prevotella melaninogenica, dan

    Campylobacter rectus dijumpai banyak.

  • (4) Perubahan imunologis

    Meningkatnya kerentanan penderita DM thd

    inflamasi o.k defisiensi fungsi lekosit

    polimorfonukleus (LPN) berupa terganggunya

    khemotaksis, kelemahan daya fagositosis, atau

    terganggunya kemampuannya untuk melekat keterganggunya kemampuannya untuk melekat ke

    bakteri;

    (5) Perubahan berkaitan dengan kolagen.

    Peningkatan level glukosa menyebabkan

    berkurangnya produksi kolagen dan peningkatan

    aktivitas kolagenase pada gingiva.

  • Adult diabetic patient.

    Inflamasi ggv, perdarahan

    spontan, oedema

    Setelah pemberian terapi

    insulin tanpa terapi lokal

  • Gtis pd kehamilan disebabkan oleh plak bakteri,

    seperti pd orang yg tdk hamil.

    Kehamilan mperparah respon ggv thd plak dan

    memodifikasi gambaran klinis yang menyertainya.

    Beberapa mekanisme kehamilan berperan sebagai

    faktor etiologi peny. gingiva dan periodontal, yaitu:

    KKehamilanehamilan

    faktor etiologi peny. gingiva dan periodontal, yaitu:

    (1) Peningkatan level estradiol dan progesteron

    bakteri P.intermedia; hormon tsb digunakanbakteri sbg substitusi menadion bagi

    perkembangbiakannya

    (2) Tertekannya respon limfosit-T maternal

    (3) Dilatasi dan simpang siurnya mikrovaskulatur

    gingiva, stasis sirkulasi, dan peningkatan

    kerentanan terhadap iritasi mekanis.

  • Sebelum partus

    Sesudah partus

  • General Gingival Enlargement reg. anterior

  • Seperti tumor

  • Perubahan yang diakibatkan oleh kehamilan yang

    dikemukakan di atas bisa pula terjadi pada wanita yang

    menggunakan kontrasepsi hormonal (bentuk pil, implan,

    KKontrasepsi Hormonalontrasepsi Hormonal

    menggunakan kontrasepsi hormonal (bentuk pil, implan,

    atau suntikan) untuk jangka waktu lebih dari satu

    setengah tahun.

  • PP enyakit D arahenyakit D arahenyakit D arahenyakit D arah

    Leukemia ad. neoplasma maligna pd prekusor sel

    darah putih. Berdasarkan evolusinya, leukemia terbagi :

    (1) akut, yang bersifat fatal

    LL eukemiaeukemia

    (1) akut, yang bersifat fatal

    (2) sub-akut

    (3) kronis.

    Pd leukemia akut sel-sel leukemia menginfiltrasi ggv,

    menyebabkan pembesaran gingiva (leukemic

    gingival enlargement).

  • Anemia ad. defisiensi kuantitas maupun kualitas darah

    yg dimanifestasikan dgn berkurangnya jumlah eritrosit

    & hemoglobin. Ada 4 tipe, yaitu:

    (1) anemia makrositik hiperkromik (pernicious anemia);

    (2) anemia mikrositik hipokromik (iron def. anemia);

    AAnemianemia

    (2) anemia mikrositik hipokromik (iron def. anemia);

    (3) sickle cell anemia;

    (4) anemia normositik-normokromik (hemolytic/aplastic)

    Anemia aplastik turut berperan dlm etiologi penyakit

    gingiva dan periodontal. Pada tipe anemia ini

    kerentanan gingiva terhadap inflamasi meningkat karena

    terjadinya neutropenia

  • PP enyakit yg M elem ahkanenyakit yg M elem ahkanenyakit yg M elem ahkanenyakit yg M elem ahkan

    Mis. sifilis, nefritis kronis, dan tuberkulosa

    menjadi faktor pendorong dgn jalan melemahkan

    pertahanan periodonsium terhadap iritan lokal,

    terjadinya gingivitis dan kehilangan tulang alveolar.

    GGGG angguan P sikosom atikangguan P sikosom atikangguan P sikosom atikangguan P sikosom atik

    Ad. efek merusak sbg akibat pengaruh psikis

    terhadap kontrol organik jaringan melalui 2 cara :

    (1) kebiasaan buruk yang mencederai periodonsium;

    (2) efek langsung sistem saraf otonom terhadap

    keseimbangan jaringan yang fisiologis. Mis.

    klensing; menggigit pensil, ballpoint, atau kuku.

  • AA ID S (Infeksi H IV )ID S (Infeksi H IV )ID S (Infeksi H IV )ID S (Infeksi H IV )

    Acquired immunodeficiency syndrome (AIDS)

    ditandai dengan penurunan sistem imunitas yg

    menyolok disebabkan virus HIV menyebabkan

    gangguan terutama terhadap sel-TH, monosit,

    makrofag, dll. Meskipun limfosit B tidak terpengaruh,makrofag, dll. Meskipun limfosit B tidak terpengaruh,

    namun akibat terganggunya fungsi limfosit T akan

    menyebabkan deregulasi pada sel-B.

    Penurunan sistem imunitas pada penderita yang

    terinfeksi HIV menyebabkan peningkatan

    kerentanannya terhadap penyakit gingiva dan

    periodontal.

  • OObatbatbatbat----O batanO batanO batanO batan Beberapa jenis obat menginduksi hiperplasia gingiva non-

    inflamasi a.l :

    (1) fenitoin atau dilantin (antikonvulsan) perawatan epilepsi;

    (2) siklosporin (imunosupresif) untuk mencegah reaksi

    tubuh pada pencangkokan anggota tubuh;

    (3) nifedipin, diltiazem, dan verapamil penghambat kasium(3) nifedipin, diltiazem, dan verapamil penghambat kasium

    (calcium blocker) untuk perawatan hipertensi

    menginduksi hiperplasia gingiva bukanlah obatnya

    melainkan metabolit obat.

    Mekanisme penginduksian hiperplasia gingiva oleh obat-

    obatan tersebut di atas atau oleh metabolitnya belumlah jelas

    betul, namun terlepas dari mana yang paling berperan ada

    beberapa hipotesa yang dikemukakan:

  • phenitoin

  • siklosporin

  • (1) Pengaruh obat/metabolit secara tidak langsung.-

    Obat/metabolit menstimulasi diproduksinya IL-2 oleh

    sel-T, atau diproduksinya metabolit testosteron oleh

    fibroblas gingiva menstimulasi proliferasi dan/atau

    sintesa kolagen oleh fibroblas gingiva;

    (2) Pengaruh obat/metabolit secara langsung.

    Obat/metabolit sec. langsung menstimulasi proliferasiObat/metabolit sec. langsung menstimulasi proliferasi

    fibroblas gingiva, sintesa protein, dan produksi kolagen;

    (3) Penghambatan aktivitas kolagenase.

    Obat/metabolit mhambat aktivitas kolagenase

    penghancuran matriks akan terhambat;

    (4) Penghambatan degradasi kolagen.

    Obat/metabolit menstimulasi terbentuknya kolagenase

    fibroblastik inaktif, dengan akibat degradasi kolagen

    akan terhambat;

    (5) Faktor genetis.

  • TTEE

    RRII

    RRIIMMAA

    KKAA

    SSIIHH