faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

10
http://mahalenapsikologi.blog.unissula.ac.id/2012/01/13/pengaruh-kesalahan-orangtua- mendidik-anak-terhadap-perkembangan-perilaku-anak/  PENGARUH KESALAHAN ORANGTUA MENDIDIK ANAK TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK Mahalena Ristriyanti Januari 13, 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak keluar dari lingkungan keluarga, mereka mengenal lebih banyak saudara dalam lingkungan keluarganya. Ia ingin mengetahui segala sesuatu di sekitarnya sehingga bertambah  pengalamannya. Semua pengalaman baru itu akan membantu dan memengaruhi proses  perkembangannya (Mansur, 2009, hal 88 ).  Peran orangtua dalam mendidik anak sangat terlihat jelas pada keluarga, keluarga merupakan madrasah pertama bagi anak, keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar mengenal kehidupannya. Peran orangtua dalam mendidik anak tidak hanya terbatas dalam memberikan makan, minum, membelikan pakaian baru, dan tempat berteduh yang nyaman. Beberapa hal tersebut bukan berarti tidak perlu, sangat perlu namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendidik anak (www.anneahira.com/peran-orang-tua-dalam-mendidik-anak.htm ). Ratu Elizabeth II berkata, “ Aku belajar seperti proses belajarnya kera, yaitu dengan menyaksikan orangtua dan meniru mereka .” Dari orangtua kita belaja r tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip, dan nilai-nilai luhur. Semua ini kita terima dari orangtua, orang yang paling penting dalam perkembangan psikologis anak. Proses ini kemudian mengakar d alam diri lalu menjadi referensi utama dalam berinteraksi dengan diri sendiri dan orang lain (Elfiky, 2009, hal 7). Semua pengalaman yang diterima anak dari orangtua ini memberikan pengaruh yang besar sekali bagi anak.  Segala hal yang orangtua lakukan untuk mengembangkan, mendukung, serta membina perilaku anak berpengaruh pada dirinya sekarang. Tingkah laku anak akan berbaur dengan tingkah laku orangtua. Contohnya, jika orangtua adalah orang yang tempramental dan mudah marah, anak akan berhati-hati jika ingin menanyakan sesuatu terhadap orangtua. Dengan kata lain,  perkembangan anak adalah hasil siklus interaksi yang terus-menerus antara kepribadian dasarnya

Transcript of faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 1/10

http://mahalenapsikologi.blog.unissula.ac.id/2012/01/13/pengaruh-kesalahan-orangtua-

mendidik-anak-terhadap-perkembangan-perilaku-anak/  

PENGARUH KESALAHAN ORANGTUAMENDIDIK ANAK TERHADAP

PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK 

Mahalena Ristriyanti Januari 13, 2012 

BAB I 

PENDAHULUAN 

A. Latar Belakang Masalah 

Anak keluar dari lingkungan keluarga, mereka mengenal lebih banyak saudara dalam lingkungan

keluarganya. Ia ingin mengetahui segala sesuatu di sekitarnya sehingga bertambah

 pengalamannya. Semua pengalaman baru itu akan membantu dan memengaruhi proses perkembangannya (Mansur, 2009, hal 88 ). 

Peran orangtua dalam mendidik anak sangat terlihat jelas pada keluarga, keluarga merupakanmadrasah pertama bagi anak, keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar mengenal

kehidupannya. Peran orangtua dalam mendidik anak tidak hanya terbatas dalam memberikanmakan, minum, membelikan pakaian baru, dan tempat berteduh yang nyaman. Beberapa haltersebut bukan berarti tidak perlu, sangat perlu namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam mendidik anak (www.anneahira.com/peran-orang-tua-dalam-mendidik-anak.htm). 

Ratu Elizabeth II berkata, “ Aku belajar seperti proses belajarnya kera, yaitu dengan

menyaksikan orangtua dan meniru mereka.” Dari orangtua kita belajar tentang kata-kata,

ekspresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip, dan nilai-nilai luhur.Semua ini kita terima dari orangtua, orang yang paling penting dalam perkembangan psikologis

anak. Proses ini kemudian mengakar dalam diri lalu menjadi referensi utama dalam berinteraksi

dengan diri sendiri dan orang lain (Elfiky, 2009, hal 7). Semua pengalaman yang diterima anak 

dari orangtua ini memberikan pengaruh yang besar sekali bagi anak. 

Segala hal yang orangtua lakukan untuk mengembangkan, mendukung, serta membina perilaku

anak berpengaruh pada dirinya sekarang. Tingkah laku anak akan berbaur dengan tingkah lakuorangtua. Contohnya, jika orangtua adalah orang yang tempramental dan mudah marah, anak 

akan berhati-hati jika ingin menanyakan sesuatu terhadap orangtua. Dengan kata lain,

 perkembangan anak adalah hasil siklus interaksi yang terus-menerus antara kepribadian dasarnya

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 2/10

dengan lingkungan sekitarnya. Setiap unsur tersebut saling mempengaruhi dan mengubah satu

sama lain (Woolfson, 2004, hal. 13).

Sebuah contoh kasus yang tidak baik dilakukan orangtua terhadap anak.

Si kecil Maria berada dipantai bersama ibunya. 

 Maria : “ Ibu, bolehkan saya bermain-main dipasir? 

 Ibu : “ Jangan sayang. Pakaianmu yang bersih akan menjadi kotor.” 

 Maria : “ Bolehkah saya bermain-main di air?” 

 Ibu : “ Tidak, Engkau akan basah dan masuk angin.” 

 Maria : “ Bolehkah saya bermain dengan anak -anak lain?” 

 Ibu : “ Tidak, Engkau akan hilang di tengah-tengah oran g banyak.” 

 Maria : “ Ibu, belikan saya es krim.” 

 Ibu : “ Tidak, Es tidak baik untuk tenggorokanmu.” 

 Maria, si kecil itu mulai menangis 

 Ibu berbalik kepada seorang wanita yang berdiri didekatnya dan berkata, 

“MasyaAllah, pernahkah anda melihat anak yang gila seperti ini???” 

(Psikologi anak.co.id/?id=order&ref1=kafe).

Mengasuh anak itu tidak semudah yang di bayangkan, walaupun anak-anak itu lahir dari darah

daging sendiri, tapi setiap anak punya karakter yang berbeda-beda. Sekali salah mendidiknya,

seumur hidup orangtua akan menanggung akibatnya. Mendidik anak bukanlah perkara sederhana,

 bila terjadi kesalahan dalam mendidik anak akan berakibat fatal, karena anak bukanlah barangmaupun jasa bila rusak biasa diperbaiki. Namun, bila kesalahan dalam mendidik anak 

dibutuhkan waktu yang lama untuk mengobatinya dan mengembalikan kelunakan hati anak.

Tentu, harus hati-hati dalam mendidik anak.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dapat di rumuskan

1.  Apa saja peran orangtua dalam mendidik anak.

2.  Kesalahan apa saja yang orangtua lakukan dalam mendidik anak.

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 3/10

3.  Bagaimana pengaruh kesalahan orangtua mendidik anak terhadap  perkembangan perilaku

anak.

BAB II 

TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Peran Orangtua

Menurut teori tabularasa (www.anneahira.com/peran-orang-tua-dalam-mendidik-anak.htm),

seorang anak dilahirkan dalam kondisi putih bersih laksana kertas. Melalui interaksi denganlingkungnnya seorang anak akan belajar hidup, baik interaksi melalui mata terhadap setiap

 peristiwa yang dilihatnya, melalui telinga berdasarkan suara yang didengar, juga melalui panca

indra lainnya. Seseorang akan beraksi dan merespon, orangtualah yang akan menentukan

coretan/lukisan hidup seorang anak.

Beberapa motivasi dasar orangtua terhadap pendidikan anaknya, meliputi:

1.  Motivasi diri sendiri untuk cinta dan sayang pada anak, cinta dan sayang ini akan

menumbuhkan sikap rela dan menerima tanggungjawab sebagai amanah dalammengabdikan hidupnya untuk anak.

2.  Motivasi diri sendiri sebagai konsekuensi kedudukan orangtua terhadap keturunannya.

Konsekuensi ini meliputi tanggungjawab moral terhadap nilai religiusitas dan kecerdasananak.

Beberapa peran orangtua dalam mendidik anak yang perlu diperhatikan adalah:

1. 

Menanamkan pandangan hidup beragama

Peran orangtua dalam mendidik anak bisa dilakukan dengan memberikan penanaman beragama.

Penanaman hidup beragama ini bisa dilakukan dengan mengajak anak-anak untuk ikut serta

 pergi kemasjid bersama orangtua menjalankan ibadah dan mendengarkan ceramah agama. Bilaanak tidak pernah pergi bersama orangtua mendengarkan ceramah maupun sholat berjamaah,

maka mereka tidak akan perhatian terhadap hidup beragama.

Kedua orang tua harus berusaha mendidik anaknya berdasarkan program yang baik sehingga

mereka tidak tersesat dan menjadi orang yang baik serta berguna bagi agamanya. Untuk sampai

 pada tujuan ini orang tua memiliki tugas berat yang ada di pundaknya. Langkah pertama yang

harus dijalankan oleh kedua orang tua adalah menjaga kesehatan dan kebersihan jasmani anak-anak, kemudian baru mendidik mereka mengenai prinsip-prinsip moral dan akhlak 

Anak-anak akan menghadapi berbagai macam kesulitan dan ketidakstabilan sosial ketika berada

dalam lingkungan sosial. Jelas, mereka akan menghadapi berbagai macam karakter manusia

dengan adat istiadatnya yang berbeda-beda, bahkan mereka akan juga menghadapi berbagaimacam penyimpangan perilaku. Oleh karenanya untuk menjaga mereka dari berbagai

 penyimpangan, mereka memerlukan ciri-ciri kejiwaan dan moralitas, dan ini adalah tugas kedua

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 4/10

orang tua yang harus menyiapkan fondasinya (http://www.al-

shia.org/html/id/service/maqalat/022.htm).

1.  Tanggungjawab orangtua terhadap pendidikan anak 

Peran orangtua dalam mendidik anak lainnya yang tak kalah pentingnya adalah memberikan pendidikan lainnya yang tak kalah pentingnya adalah memberikan pendidikan yang layak bagi

anak, hal ini tidak terlepas dari motivasi orangtua dalam mendidik anak. Kedua orang tua harus

mewujudkan lingkungan keluarga yang hangat dan menghadapi anak-anaknya dengan penuhkasih sayang. Para psikolog mengatakan bahwa salah satu faktor utama kekacauan jiwa pada

anak-anak adalah ketidakharmonisan keluarga dan perselisihan rumah tangga. Oleh karenanya

ketika anak mengalami kekacauan jiwa ia akan melampiaskannya kepada penyimpangan sosial bahkan ia akan melakukan apa saja. Sebaliknya jika lingkungan keluarga penuh dengan kasih

sayang dan keakraban anak akan mampu menjaga kestabilan jiwanya. Sebagaimana anak sejak 

lahir membutuhkan makanan yang sehat ia juga membutuhkan makanan lain yaitu ketenangan

 jiwa.

Anak-anak yang tidak mendapatkan ketenangan jiwa ia akan mengalami kegelisahan, ia tidak 

 percaya diri dan akan mencari tempat lain untuk berlindung. Kewajiban kedua orang tua untuk mencegah hal tersebut adalah menjaga lingkungan keluarga tetap hangat dan harmonis. Dalam

masa yang cukup sensitif ini orang tua yang baik akan berperan sebagai teman akrab bagi

anaknya dan dengan pengalaman dan pikiran jangka panjangnya mereka menjaga anak hingga jangan sampai anak memiliki perilaku yang menyimpang.

Jika hubungan antara ayah dan anak atas dasar ancaman dan paksaan maka dengan berjalannyawaktu hubungan keduanya akan merenggang. Anak-anak yang hidup dalam kondisi tertekan

dengan sendirinya mereka akan mencari pelampiasan kepada orang lain bahkan mereka akan

melarikan diri dari rumahnya. Maka kewajiban kedua orang tua di hadapan berbagai macam penyimpangan perilaku adalah meneliti dengan baik faktor-faktor yang berperan dalammenyebarluaskan serangan budaya negatif dan penyimpangan perilaku. Adanya berbagai bentuk 

 penyimpangan, orang tua bisa menjaga anaknya dengan memperkuat rasa percaya diri dan

kelayakan diri, serta kebanggaan beragama dan nasionalisme, dan juga kebebasan dankemandirian pada diri mereka dengan cara menghormati dan menghargai mereka.

B. Kesalahan Orangtua Dalam Mendidik Anak  

Harapan orangtua tentunya dapat mendidik anaknya dengan baik dan benar. Harapan itu tidak 

selamanya berjalan dengan baik, ada kalanya dan tidak sedikit orangtua yang melakukankesalahan dalam mendidik anaknya, berapa kesalahan dalam mendidik anak misalnya :

1.  1. Tidak saling percaya antara orangtua dan anak 

Banyak orangtua dan anak menderita penyakit saling tidak percaya. Orangtua tidak percayakepada anaknya karena dia selalu beranggapan bahwa anaknya masih kecil. Sikap orangtua

seperti itu akan menimbulkan jauhnya hubungan dan menambahkan pertentangan diantara

keduanya. Anak tidak mempercayai orangtuanya karena janjinya yang tak kunjung ditepati dan

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 5/10

ancamannya yang tidak pernah dilaksanakan. Akhirnya di antara keduanya tidak ada saling

keterbukaan. Anak akan melakukan kepatuhan semu, dan bapak lalai dengan amanahnya untuk 

memperlakukan anaknya dengan baik (Muhammad, 2002, hal 115).

Teori Psikoanalisa Erikson ialah mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu

tahap yang telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses yangterjadi dalam setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh terhadap “ Epigenetic Principle”

yang sudah dewasa. Erikson mengemukakan persepsinya pada saat itu bahwa pertumbuhan

 berjalan berdasarkan “ Epigenetic Principle”. Tahap perkembangan yang dilalui oleh setiapmanusia menurut Erikson salah satunya adalah Trust vs Mistrust (Kepercayaan vs Kecurigaan).

Tahap ini berlangsung pada masa oral, kira-kira terjadi pada umur 0-1 atau 1 ½ tahun. Tugas

yang harus dijalani pada tahap ini adalah menumbuhkan dan mengembangkan kepercayaan tanpa

harus menekan kemampuan untuk hadirnya suatu ketidak percayaan(http://chit.blog.com/2011/02/28/teori-psikoanalisa-yang-menggambarkan-kepribadian-menurut-

freud-dan-ericson/).

Kepercayaan ini akan terbina dengan baik apabila dorongan oralis pada bayi terpuaskan,misalnya untuk tidur dengan tenang, menyantap makanan dengan nyaman dan tepat waktu, serta

dapat membuang kotoran buang air besar atau kecil dengan sepuasnya. Tahap ini ibu memiliki peranan yang secara kualitatif sangat menentukan perkembangan kepribadian anaknya yang

masih kecil. Kepuasaan yang dirasakan oleh seorang bayi terhadap sikap yang diberikan oleh

ibunya akan menimbulkan rasa aman, dicintai, dan terlindungi. Melalui pengalaman dengan

orang dewasa tersebut bayi belajar untuk mengantungkan diri dan percaya kepada mereka. Hasildari adanya kepercayaan berupa kemampuan mempercayai lingkungan dan dirinya serta juga

mempercayai kapasitas tubuhnya dalam berespon secara tepat terhadap lingkungannya.

Sebaliknya, jika seorang ibu tidak dapat memberikan kepuasan kepada bayinya, dan tidak dapat

memberikan rasa hangat dan nyaman atau jika ada hal-hal lain yang membuat ibunya berpalingdari kebutuhan-kebutuhannya demi memenuhi keinginan mereka sendiri, maka bayi akan lebihmengembangkan rasa tidak percaya, dan dia akan selalu curiga kepada orang lain. Orang yang

selalu percaya tidak akan pernah mempunyai pemikiran maupun anggapan bahwa orang lain

akan berbuat jahat padanya, dan akan memgunakan seluruh upayanya dalam mempertahankancara pandang seperti ini. Masa kecilnya anak sudah merasakan ketidakpuasan yang dapat

mengarah pada ketidakpercayaan. Mereka akan berkembang pada arah kecurigaan dan merasa

terancam terus menerus. Hal ini ditandai dengan munculnya frustasi, marah, sinis, maupun

depresi (http://yulpunya.blogspot.com/2010/11/tahap-perkembanagn-prilaku-psikososial.html).

Ini merupakan kesalahan terpenting, karena anak belajar dari orang tua banyak hal, tetapi

ternyata sering bertentangan dengan apa yang telah diajarkannya. Tindakan ini berpengaruh buruk terhadap mental dan perilaku anak. Bagaimana anak akan belajar kejujuran kalau ia

mengetahui orang tuanya berdusta? Bagaimana anak akan belajar sifat amanah, sementara ia

melihat bapaknya menipu? Bagaimana anak akan belajar akhlak baik bila orang sekitarnya suka

mengejek, berkata jelek dan berakhlak buruk?

Dampak negatif dari saling tidak percaya antara orangtua dan anak diantaranya ialah(Muhammad, 2002, hal 117-118):

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 6/10

1.  Bila anak sudah tidak mau percaya lagi dengan perkataan orangtuanya lantaran tidak ada

kejujuran dan biasa mengingkari janji, maka ketika orang tua mengingatkan perilaku

 jelek anaknya, anak tidak akan mau mendengarnya.2.  Bila telah hilang rasa percayanya kepada orangtua, biasanya anak akan mempercayai

teman atau gurunya.

3. 

Hilangnya saling percaya antara orangtua dan anak menyebabkan semakin besarnya permasalahan pada diri anak, karena tidak akan pernah lagi mendapatkan perhatian darisiapapun.

4.  Anak akan penuh dengan kecemasan dan tekanan hati yang tidak ada seorangpun bisa

menyelesaikannya.

2. Tidak percaya diri 

Banyak kita dapati para pemuda tidak mempercayai kemampuan dirinya seakan-akan kehilangan

sifat aslinya. Kita bisa lihat bagaimana mereka tidak meyakini kemampuan dirinya dalam

kehidupan sehari-hari. Setiap kali memulai suatu pekerjaan mereka selalu menunggu orang lain

memberikan pengarahan: lakukan ini, lakukan itu, dan bila mendapat kesulitan, mereka tidak mampu mencari penyelesaian (Muhammad, 2002, hal 121).

Hal ini banyak terjadi di kalangan bapak-bapak; padahal ini berpengaruh jelek terhadap masa

depan anak dan pandangannya terhadap kehidupan. Karena anak yang terdidik rendah pribadi

dan tidak percaya diri akan tumbuh jadi penakut, lemah dan tidak mampu menghadapi beban dantantangan hidup, bahkan sampai ia menjadi dewasa.

Hal ini tidak akan tercapai kecuali dengan mendidik mereka untuk memiliki rasa percaya danharga diri, namun tidak sombong dan takabur; serta senantiasa diupayakan agar anak dikenalkan

 pada hal-hal yang bernilai tinggi dan dijauhkan dari hal-hal yang bernilai rendah.

Ini adalah salah satu akibat dari (kesalahan) orangtua dalam mendidik anaknya. Terkadang hal

semacam ini kurang disadari, karena sikap orangtua tadi tentu didasari dengan pertimbangan

 bahwa apa yang dia lakukan selama ini adalah untuk kebaikan mereka (Muhammad, 2002, hal122).

Adanya ketidak percayaan anak terhadap kemampuan dirinya tadi disebabkan hal-hal sebagai berikut (Muhammad, 2002, hal 122-124):

1.  Terlalu banyak perintah dan larangan yang diterapkan pada anak-anak, kecil maupundewasa, bahkan terkadang sampai dalam urusan yang semestinya dia tidak dilakukan

seperti itu.

2.  Orangtua yang selalu mencela pekerjaan.

3.  Anak tidak mempunyai keberanian untuk berbicara dengan teman-temannya dikarenakantakut salah atau takut menyampaikan hal-hal yang tidak disukai orangtuanya.

3. Memukul tidak menyelesaikan masalah 

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 7/10

Banyak orang beranggapan bahwa memukul termasuk cara yang efektif dalam mendidik dan

mengingatkan anak, serta untuk menunjukkan wibawa orangtua. Sebenarnya hal itu adalah

anggapan dan pikiran yang keliru. Bila seorang pendidik belum-belum sudah menggunakan pukulan maka sesungguhnya dia telah membuang dalam dirinya kesempatan mendidik dengan

arahan dan bimbingan, mengoreksi kebiasaan-kebiasaan salah yang dilakukan (Muhammad,

2002, hal 131).

Setiap orangtua bisa saja menyiksa anak dengan menggunakan hukuman fisik agar anak 

mematuhin. Memukul tidak menyelesaikan masalah. Tidak ada riset yang menunjukkan bahwaanak yang dipukul akan berperilaku lebih baik. Bahkan sebaliknya, riset menunjukkan bahwa

anak yang dipukul pada usia 4 tahun biasanya masih harus dipukul ketika berusia 7 tahun.

Dengan kata lain dalam jangka panjang tidak akan memberikan dampak positif pada anak. Selain

itu, memukul anak memberikan contoh yang buruk dan memberikan kesan bahwa kekerasanadalah hal yang bisa diterima (Woolfson, 2004, hal. 43).

Seorang anak yang dididik dengan menggunakan kekerasan akan membawa dampak jelek 

terhadap didirinya, antara lain (Muhammad, 2002, hal 135):

1.  Pukulan akan mewariskan pada diri anak kebodohan dan kedunguan2.  Anak yang sering dipukul akan merasa rendah diri dan bloon. 

3.  Suka membangkang sebagai bentuk perlawanan terhadap orangtua.

1.  4. Kasih sayang yang berlebihan

Sebagian ayah dan ibu karena saking sayangnya kepada anak-anak, mereka tidak mau

memperbaiki karakter buruk anak-anaknya sendiri. Mereka membiarkan kenakalan anak-

anaknya tanpa sedikit pun ditanggapi dengan sikap serius. Orangtua seperti ini tidak ingin

memberi peringatan kepada anak-anak karena takut tersinggung. Semua orangtua harusmengekspresikan kasih sayang, tetapi jangan sampai tidak mendidiknya. Orangtua yang baik 

adalah yang bisa menempatkan kasih sayang dan mendidik anak pada tempatnya yang tepat.

Semua orangtua sangat menyayangi anak-anak setulusnya, namun mereka juga harus sadar 

dengan realita anak-anaknya. Orangtua harus waspada dengan perilaku negatif anak-anak dan

 jangan mencampakkan perannya sebagai pendidik. Anak-anak tidak boleh kehilangan kasihsayang orangtuanya tapi juga jangan dibiarkan bebas begitu saja. Anak-anak harus menyadari

 bahwa karena kasih sayang orangtua ingin mendidik anak-anaknya.

Kasih sayang orangtua memang penting tapi kalau terlalu berlebihan akan mendatangkan akibat

yang tidak diharapkan. Kasih sayang itu seperti air atau makanan kalau diberikan dengan ukuran

yang tepat dan dengan jumlah yang tepat maka akan memberikan hasil yang maksimal, tapi

kalau tidak demikian akan berubah menjadi sesuatu yang tidak baik. Kasih sayang yang terlalu berlebihan untuk anak-anak adalah pengkhianatan seorang ayah terhadap anaknya.

Anak-anak itu bukan mainan orangtua, tapi ia adalah manusia yang masih kecil yang harus

dididik untuk menyongsong masa depannya. Ayah dan ibu harus sadar bahwa suatu hari mereka

akan lepas dari mereka. Anak-anak juga tidak selamanya anak-anak. Mereka akan tumbuh

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 8/10

menjadi dewasa dan harus bergaul dalam kehidupan sosial. Hidup adalah seni yang sangat sulit.

Dalam kehidupan itu seseorang akan mengalami hal-hal yang menyenangkan, menyedihkan,

menyengsarakan dan membahagiakan(http://www.alhassanain.com/indonesian/book/book/family_and_community_library/family_and

 _child/mendidik_anak/040.html).

Sebagai orangtua yang baik, mereka harus mempersiapkan sesuatu untuk masa depan anak-anak 

mereka. Mereka harus dididik supaya menjadi manusia yang tangguh di hari esok. Jangan

membiarkan mereka menjadi anak-anak yang tidak berdaya, lemah dan selalu mengiba-ibauluran tangan orang lain

Akibat buruk dari kasih sayang yang berlebihan antara lain (Muhammad, 2002, hal 144):

1.  Lemahnya keyakinan dan ketawakalannya.

2.  Anak menjadi seorang yang penakut, yang tidak punya keberanian.3.  Membunuh daya kreatifitas dan memupus kemampuan untuk mengadakan pembaharuan.

4. 

Anak-anak yang selalu dimanjakan biasanya akan banyak mengalami masalah dalamkehidupan rumah tangganya.

5.  Anak-anak yang dibesarkan dalam asuhan seperti itu akan menjadi anak yang sangatrentan dengan masalah, kehilangan kepercayaan diri, tidak berani mengambil resiko,

tidak mau melakukan pekerjaan-pekerjaan yang penting dan selalu mengharapkan uluran

tangan orang lain.6.  Anak-anak itu tidak mau lagi mengembangkan diri karena merasa cukup dengan apa

yang diterimanya. Orangtuanya telah memenuhi segala keinginannya, pujian dan

segalanya menjadi gambaran semu dirinya. Si anak jadi kehilangan realitas tentang

dirinya. Ia merasa sudah sempurna.7.  Anak-anak yang selalu dimanjakan dengan segala kesenangan dan segala keinginannya

selalu dipenuhi oleh orangtua mereka, kelak kalau sudah besar akan tumbuh menjadimanusia yang sombong, suka memaksakan kehendak. Ia tidak akan pernah membuatayah-ibunya tenang. Selalu merengek-rengek agar mereka memenuhi segala

keinginannya.

8.  5. Menyerahkan tanggung jawab pendidikan anak kepada pembantu atau pengasuh. 

Kesalahan yang amat serius dan banyak terjadi di masyarakat kita adalah fenomena kesibukan

ibu dari peran utamanya merawat rumah dan anak-anak dengan hal-hal yang tentunya tak kalah penting dari pendidikan anak. Misalnya, sibuk dengan karir di luar rumah, atau sering

mengadakan kunjungan, menghadiri pertemuan, atau hanya karena malas-malasan dan tidak mau

menangani langsung urusan anak dan menyerahkan anak dalam perawatan wanita lain seperti

 pembantu, atau membawanya ke tempat pengasuhan.

Hal ini berbahaya sekali terhadap kejiwaan anak dan masa depannya, karena anak berkembang

tanpa kasih sayang. Jika anak miskin kasih sayang, ia pun akan bertindak keras terhadap anggotamasyarakatnya, akibatnya masyarakat hidup dalam kekacauan, keretakan dan kekerasan

(http://www.rumahlitha.co.cc/kesalahan-orang-tua-dalam-mendidik-anak/. 

1.  6. Membiarkan anak menjadi korban televisi 

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 9/10

Media massa mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam perilaku dan perbuatan anak, dan

media yang paling berbahaya adalah televisi. Hampir tidak ada rumah yang tidak mempunyai

televisi. Padahal pengaruhnya demikian luas terhadap anak maupun orang dewasa.

Banyak orang tua yang tidak menaruh perhatian bahwa anak mereka kecanduan menonton

televisi. Padahal ini sangat berpengaruh terhadap akhlak, fitrah dan pendidikan mereka. Merekadapat mengingat materinya dengan cara yang lebih baik maka akal pikiran mereka menelan

 begitu saja nilai-nilai yang rendah itu. Oleh karena itu, anak-anak harus dilindungi dan diawasi

dari perangkat yang dapat merusak ini (http://www.rumahlitha.co.cc/kesalahan-orang-tua-dalam-mendidik-anak/).

BAB III 

KESIMPULAN 

Menurut pembahasan diatas telah disimpulkan bahwa orangtua pada umumnya menjadi model

utama bagi anak, jika orangtua melakukan hal-hal yang salah dalam mendidik anak, maka anak akan memiliki perilaku yang salah. Orangtua harus mengerti apa perannya dalam mendidik anak,supaya dalam perkembangan perilaku anak tidak menyimpang. Anak yang nakal dan tidak baik 

akan menjadi sorotan untuk masyarakat, teman, dan gurunya. Orang lain pasti beranggapan

 bahwa anak menjadi seperti itu, karena kesalahan orangtua dalam mendidiknya.

Anak merupakan anggota keluarga yang bisa mengukur isi hati ayah-ibu nya. Anak juga perlu

merasakan bahwa orang tua mempunyai peran- leader, supervisor, motivator dan educator.Orang tua harus tegas dan berwibawa di hadapan anak. Orang tua perlu meluangkan waktu

 bersama anak minimal setengah jam di sela-sela kesibukannya. Kenali kemampuan anak, baik 

kemampuan kognitif, keterampilan fisik, perkembangan emosi, caranya berinteraksi dengan

orang lain, juga masalah-masalah khusus yang dihadapinya Orang tua perlu menjadi modeldalam bergaul, beribadah, berkarya dan belajar. Beberapa kebiasaan yang bisa menjadi kesalahan

dalam mendidik perlu untuk ditinggalkan.

Berikan pujian dan hadiah atas tindakan-tindakan positif yang baik dari anak. Saat akan

memberikan hadiah, pastikan dalam bentuk yang tepat dan benar-benar disukai anak. Ajarkan

nilai-nilai penting dalam kehidupan, seperti sopan santun, tolong-menolong, berbagi, salingmengasihi, dan toleransi. Ketika membuat aturan di dalam keluarga, pastikan aturannya cukup

 jelas dan fleksibel, juga terdapat kesepakatan di antara keluarga. Jika orangtua ada

ketidaksepakatan, pastikan tidak bertengkar di depan anak. Jika ada konsekuensi, beritahukan

dan sepakai sejak awal. Hal-hal semacam ini akan membantu mendorong anak untuk mandiri.

Orangtua tentunya tidak ingin anaknya memiliki perilaku nakal dan tidak baik, semua orangtua

ingin melihat anaknya baik, oleh sebab itu disarankan untuk orangtua dan para pendidik, supayaanak diberi contoh yang baik. Jika orangtua dan pendidik saja tidak baik bagaimana nanti anak 

dan murid-muridnya, bekalilah anak ilmu agama yang kuat, ajari mereka bersikap dan

 berperilaku yang baik menurut agama, perhatikanlah anak supaya tidak salah berteman.Orangtua yang mendidik anaknya dengan baik dan memberikan contoh tepat maka anak tersebut

akan tumbuh menjadi anak yang baik dan memiliki perilaku yang positif.

7/27/2019 faktor masalah tingkah laku kanak-kanak

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-masalah-tingkah-laku-kanak-kanak 10/10

 

About Mahalena Ristriyanti

~♥~Jika ingin mendapatkan yang baik..jadikan dirimu Baik pula.. jika Ingin mendapatkan yang

Soleh..jadikan dirimu Solehah.. jika ingin mendapatkan imam yg baik..jadilah makmum yang baik pula.. jangan terlalu sibuk menuntut.. Tapi jadilah apa yang kau tuntut...~♥~